Protein

download Protein

of 7

Transcript of Protein

PROTEIN Protein terdapat dalam setiap sel hidup dan hampir separuh dari berat kering sebuah sel berupa protein. Setelah air, protein merupakan unsur yang terdapat dalam jumlah besar di dalam tubuh kita. Protein melaksanakan banyak fungsi fisiologik yang penting. Namun, tidak bisa dikatakan bahwa protein lebih penting daripada nutrien lainnya karena tanpa nutrien yang lain, protein tidak bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh tubuh.1 Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terbentuk dari asam-asam amino yang dirangkaikan oleh ikatan peptida. Karena asam-asam amino bukan hanya tersusun dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen tetapi juga dari nitrogen, maka protein merupakan sumber nitrogen bagi tubuh (16% protein merupakan nitrogen). Dengan demikian, setiap gram nitrogen mempresentasikan 6,25 gram protein, satu gram protein sendiri akan menghasilkan 4 kcal atau 16 kJ bila dioksidas sebagai bahan bakar.1 Jenis Protein Berdasarkan fungsinya, protein dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) Protein lengkap (complete protein) yang berfungsi untuk pertumbuhan, penggantian jaringan yang rusak, dan untuk keperluan lain seperti pembentukan enzim, hormon, antibodi, serta energi jika diperlukan. Telur dan susu merupakan contoh protein lengkap yang mengandung seluruh asam amino sesinsial dengan jumlah yang mencukupi kebutuhn bagi pertumbuhan. (2) Protein setengah lengkap (half-complete protein) juga memiliki semua fungsi diatas kecuali fungsi untuk pertumbuhan karena asam-asam amino yang dikandungnya tidak cukup bagi pembentukan jaringan tubuh yang baru. Contohnya adalah makanan sumber protein hewani lainnya diluar telur dan susu seperti daging, ikan, serta ayam. (3) Protein tidak lengkap (incomplete protein) yang umumnya merupakan jenis-jenis makanan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan dan biji-bijian atau sereal. Jenis protein ini tidak dapat digunakan untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan rusak karena jenis-jenis asam amino esensialnya tidak lengkap. Karena itu, makanan yang proteinnya tergolong tidak lengkap harus dikombinasikan untuk memberikan semua asam amino esensial yang diperlukan bagi pertumbuhan dan penggantian jaringan rusak.1 Disamping berdasarkan fungsinya, protein juga dapat dipilah berdasarkan jenis asam amino yang dikandungnya. Ada delapan jenis asam amino esensial yang harus ada dalam makanan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan penggantian jaringan rusak,

kedelapan tersebut adalah fenil alanin, valin, treonin, metionin, triptofan, isoleusin, leusin, dan lisin. Sementara asam-asam amino lainnya seperti glutamin, glutation, asam glutamat, arginin, dan sebagainya merupakan golongan asam amino nonesensial kendati asam amino seperti glutamin dan arginin kadang-kadang digolongkan sebagai conditionally essential amino acids. Asam amino nonesensial sama pentingnya seperti asam amino esensial, perbedaannya adalah asam amino nonesensial dapat dibuat di dalam tubuh kita sendiri, sementara asam amino esensial hanya dapat diperoleh tubuh dari makanan sehari-hari karena tubuh tidak mampu membuatnya.1 Berdasarkan sumbernya, protein dapat digolongkan atas dua bagian yaitu: 1. Protein hewani : merupakan protein yang berasal dari pangan hewani, seperti daging susu, telur, dan ikan. Protein ini mempunyai bentuk struktur menyerupai struktur asam amino dalam tubuh manusia, dan susunan asam amino-nya lebih komplit, dan nilai cerna relatif lebih baik daripada protein nabati. Protein ini sangat sangat penting artinya pada pembentukan jaringan dan sel-sel otak saat janin masih berusia dua bulan sampai anak berusia dua tahun. Oleh sebab itu para ibu yang sedang hamail dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi terutama yang banyak mengandung protein hewani. 2. Protein nabati : merupakan protein yang bersumber dari tumbuhan seperti; padi-padian, sayur-sayuran, kacang-kacangan dan buahbuahan. Protein ini mutunya tidak sebaik bila dibandingkan dengan protein hewani, sebagai contoh; gandum kekurangan asam amino lysine, nasi kekurangan lysine dan thrionine, jagung kekurangan tryptophan dan lysine sedangkan kacang-kacangan kekurangan tryptohan dan lysine sedangkan kacang-kacangan kekurangan methionine. Oleh sebab itu perlu ada suplemen/sumbangan dari pangan hewani dan keanekaragaman bahan pangan untuk melengkapi kekurngan tersebut agar pembentukan protein dalam tubuh dapat terjadi secara sempurna.5 Fungsi Protein Ada delapan kategori fungsi protein yang terdiri atas:1,5 (1) Membangun jaringan tubuh yang baru Protein diperlukan untuk anabolisme karena unsur gizi ini merupakan konstituen semua sel dan jaringan tubuh. Pembangunan jaringan yang baru dibutuhkan pada pertumbuhan (masa bayi, kanak-kanak, remaja, dan kehamilan) disamping pada saat kesembuhan (luka atau penyakit). (2) Memperbaiki jaringan tubuh

Katabolisme yang terus berlangsung pada semua protein tubuh memerlukan resintesis protein yang baru dari asam-asam amino. (3) Menghasilkan senyawa esensial Asam amino dan protein merupakan konstituen hormon, enzim, dan sekret tubuh lainnya. (4) Mengatur tekanan osmotik Protein plasma (albumin) menjaga keberadaan air dalam plasma darah dan dengan demikian akan mempertahankan volume darah serta mencegah penimbunan cairan dalam jaringan (edema) atau rongga tubuh (asites, hidrotoraks, dan lain-lain). (5) Mengatur keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa Protein plasma merupakan zat aktif osmotik dan buffer (pendapar). (6) Menghasilkan pertahanan tubuh Antibodi seperti imunoglobulin dibentuk dari protein seperti glutamin, arginin, dan glutation. (7) Menghasilkan mekanisme transportasi Protein dapat melarutkan zat lemak untuk diangkut dalam darah, misalnya lipoprotein yang membawa kolesterol. (8) Menghasilkan energi Setelah nitrogen dikeluarkan, kerangka karbonnya dapat dioksidasi untuk memberikan 4 kcal per gram protein. Namun penggunaan protein sebagai sumber energi hanya terjadi jika asupan karbohidrat serta lemak/minyak sebagai sumber energi tidak mencukupi, asupan protein melebihi kebutuhan, dan asam amino esensial untuk sintesis protein tidak terdapat. Kebutuhan protein pada orang dewasa bervariasi berdasarkan pada status nutrisi, keadaan penyakit, dan kondisi klinis. Kebutuhan protein diekspresikan sebagai gram per kilogram berat badan. Metabolisme protein tergantung pada fungsi ginjal dan hati, sehingga kebutuhan akan berubah selama kondisi penyakit yang mempengaruhi kedua sistem organ ini. Setelah dimetabolisme, protein diekskresikan sebagai senyawa-senyawa mengandung nitrogen termasuk urea. Mengukur jumlah nitrogen yang diekskresikan dalam urin selama 24 jam merupakan metode alternatif untuk menentukan kecukupan dukungan nutrisi khusus.3 Pemberian nutrisi pada kondisi sakit bisa menjamin kecukupan energi dan nitrogen, namun harus dihindari overfeeding seperti uremia, dehidrasi hipertonik, steatosis hati, gagal nafas hiperkarbia, hiperglisemia, koma non-ketotik hiperosmolar dan hiperlipidemia. Pada

pasien sakit kritis tujuan pemberian nutrisi adalah menunjang metabolik, bukan untuk pemenuhan kebutuhannya saat itu.4 Recommended Dietary Allowance (RDA) untuk protein adalah 0,8 gram/kgBB/hari atau kurang lebih 10% dari total kebutuhan kalori. Para ahli merekomendasikan pemberian 150 kkal untuk setiap gram nitrogen (6,25 gram protein setara dengan 1 gram nitrogen). Kebutuhan ini didasarkan pada kebutuhan minimal yang dibutuhkan untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen. Dalam sehari kebutuhan nitrogen untuk kebanyakan populasi di ICU direkomendasikan sebesar 0,15-0,2 gram/kgBB/hari, ini sebanding dengan 1-1,25 gram/kgBB/hari. Banyaknya gradasi hiperkatabolik yang dialami pasien seperti luka bakar luas, dapat diberikan nitrogen sampai dengan 0,3 gram/kgbb/hari.4 Kepustakaan lain menyebutkan rata-rata kebutuhan protein dewasa muda sebesar 0,75 gr/kgBB/hari. Namun selama sakit kritis kebutuhan meningkat menjadi 1,2-1,5 gr/kgBB/hari. Pada beberapa penyakit tertentu, asupan protein harus dikontrol, misalnya kegagalan hati akut dan pasien uremia, asupan protein dibatasi sebesar 0,5 gr/kgBB/hari. Kebutuhan protein pada pasien sakit kritis bisa mencapai 1,5-2 gr/kgBB/hari, seperti pada keadaan kehilangan protein dari fistula pencernaan, luka bakar, dan inflamasi yang tidak terkontrol.4 Sebagai contoh pada penderita penyakit ginjal, perlunya dibatasi pemberian protein untuk mengurangi kerja berlebih dari ginjal. Menurut The National Kidney Foundation merekomendasikan intake protein sebesar 0,6-0,75gr/kgBB/hari. Protein dapat ditingkatkan menjadi 1,2-1,3 gr/kgBB/hari pada pasien dengan dialisis. Untuk mencegah terjadinya malnutrisi, energi dapat ditingkatkan. Pada luka bakar, pemberian adekuat protein penting dalam proses penyembuhan pada semua stage. Pemberian protein yang direkomendasikan sebesar 1,25-1,5 gr/kgBB/hari. Tetapi perlu diperhatikan fungsi liver dan ginjal pada pasien tersebut.3 Pada pasien dengan keganasan, pemberian protein dapat membantu memodulasi perubahan metabolisme yang terjadi, sehingga dapat mengurangi turunnya berat badan (weight loss). Beberapa penelitian menunjukkan pemberian suplemen arginin, glutamin, dan HMB (beta-hydroxy-beta-methylbutyrate) membantu mengurangi pemecahan protein, bisa diberikan pada pasien dengan wasting disease (kanker, HIV).2

Berikut adalah beberapa kebutuhan protein sesuai dengan kondisi dan penyakit:6

Tabel........., Kebutuhan Protein pada Berbagai Penyakit

No 1

Tindakan/penyakit Prabedah dan pascabedah

Kebutuhan Protein Bagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah (