Protection Motivation Theory

4
PROTECTION MOTIVATION THEORY Protection Motivation Theory (PMT): Teori ini dikembangkan oleh Rogers (1975) yang berdasarkan apa yang dikerjakan oleh Lazarus (1966) dan Leventhal (1970). Teori ini telah digunakan dalam penelitian dengan dua bentuk, yaitu: 1. PMT digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengembangkan dan mengevaluasi komunikasi yang persuasif; 2. PMT digunakan untuk model sosial kognisi untuk memprediksi perilaku sehat. Teori ini mengatakan bahwa peringatan yang menakutkan (fear appeals) mungkin efektif untuk merubah sikap dan perilaku (Hovlan et al., 1953). Ketakutan dapat menjadi tenaga penggerak yang memotivasi perilaku trial and error. Jika seseorang menerima informasi yang menakutkan, maka seseorang akan termotivasi untuk menurunkan kondisi emosional yang tidak menyenangkan. Jika informasi juga mengandung saran untuk berperilaku tertentu, mengikuti saran merupakan salah satu cara untuk menurunkan ancaman. Jika saran untuk berperilaku dapat menurunkan ketakutan, maka perilaku tersebut akan diperkuat dan kemungkinan untuk melakukan perilaku di masa yang akan datang akan meningkat. Tetapi jika saran tersebut tidak menurunkan ketakutan atau tidak ada saran untuk melakukan perilaku, pilihan coping maladaptif, seperti menghindar atau menyangkal, akan digunakan untuk menurunkan tingkat ketakutan. Menurut PMT, seseorang berkeinginan melakukan sesuatu karena memiliki motivasi untuk melindungi (protection motivation) dirinya. Motivasi untuk melindungi diri bergantung pada empat faktor, yaitu: (1) perceived severity, (2) perceived vulnerability, (3) perceived response efficacy, dan (4) Percieved self-efficacy. 1) The perceived severity (tingkat keparahan), dari kejadian yang menakutkan, misalnya serangan jantung. 2) The perceived vulnerability (tingkat kerentanan), misalnya kerentanan seseorang terkena serangan jantung.

Transcript of Protection Motivation Theory

Page 1: Protection Motivation Theory

PROTECTION MOTIVATION THEORY

Protection Motivation Theory (PMT): Teori ini dikembangkan oleh Rogers (1975) yang berdasarkan apa yang dikerjakan oleh Lazarus (1966) dan Leventhal (1970). Teori ini telah digunakan dalam penelitian dengan dua bentuk, yaitu:

1. PMT digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengembangkan dan mengevaluasi komunikasi yang persuasif;

2. PMT digunakan untuk model sosial kognisi untuk memprediksi perilaku sehat.

Teori ini mengatakan bahwa peringatan yang menakutkan (fear appeals) mungkin efektif untuk merubah sikap dan perilaku (Hovlan et al., 1953). Ketakutan dapat menjadi tenaga penggerak yang memotivasi perilaku trial and error. Jika seseorang menerima informasi yang menakutkan, maka seseorang akan termotivasi untuk menurunkan kondisi emosional yang tidak menyenangkan. Jika informasi juga mengandung saran untuk berperilaku tertentu, mengikuti saran merupakan salah satu cara untuk menurunkan ancaman. Jika saran untuk berperilaku dapat menurunkan ketakutan, maka perilaku tersebut akan diperkuat dan kemungkinan untuk melakukan perilaku di masa yang akan datang akan meningkat. Tetapi jika saran tersebut tidak menurunkan ketakutan atau tidak ada saran untuk melakukan perilaku, pilihan coping maladaptif, seperti menghindar atau menyangkal, akan digunakan untuk menurunkan tingkat ketakutan.

Menurut PMT, seseorang berkeinginan melakukan sesuatu karena memiliki motivasi untuk melindungi (protection motivation) dirinya. Motivasi untuk melindungi diri bergantung pada empat faktor, yaitu: (1) perceived severity, (2) perceived vulnerability, (3) perceived response efficacy, dan (4) Percieved self-efficacy.1) The perceived severity (tingkat keparahan), dari kejadian yang menakutkan, misalnya serangan jantung.2) The perceived vulnerability (tingkat kerentanan), misalnya kerentanan seseorang terkena serangan jantung.3) The perceived response efficacy (tingkat kemanjuran respon).4) The perceived self-efficacy, tingkat kepercayaan diri terhadap satu kemampuan untuk melakukan perilaku pencegahan yang direkomendasikan.

Teori ini mengatakan bahwa apakah kita melakukan penyelesaian yang adaptif atau maladaptif diperoleh dari hasil dua penilaian, yaitu proses penilaian ancaman (process of threat appraisal) dan proses penilaian penyelesaian (process of coping appraisal). Penilaian ini dilakukan untuk melakukan perilaku yang dapat mengurangi ancaman. Kedua penilaian ini merupakan hasil dari keinginan untuk melakukan respon yang adaptif (protection motivation) atau yang maladaptif. Respon maladaptif ialah dimana seseorang melakukan perilaku beresiko yang dapat menyebabkan konsekuensi negatif (contohnya merokok) dan absence of behavior yang dapat menyebabkan konsekuensi negatif (contohnya tidak menghadiri pemeriksaan kanker payudara dan kehilangan kesempatan untuk mendeteksi tumor lebih awal).

Page 2: Protection Motivation Theory

Ruang Lingkup dan AplikasiProtection Motivation Theory dapat digunakan untuk mempengaruhi dan memperkirakan berbagai macam perilaku. Tentunya, teori ini dapat digunakan dalam perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Ciri utama dari aplikasi sampai saat ini adalah mengurangi penggunaan alkohol, meningkatkan gaya hidup yang sehat, meningkatkan diagnosis perilaku kesehatan dan mencegah penyakit.

Contoh :Dengan menggunakan teori ini, Stainback and Rogers (1983) mencoba

untuk menelusuri bagaimana penggunaan alkohol dapat dikurangi. Mereka menggunakan pesan persuasif untuk mendeskripsikan konsekuensi yang tidak enak dari minuman keras bagi murid SMP. Mereka menggunakan dua kelompok, dimana kelompok yang memiliki ketakutan yang tinggi menerima pesan yang menggambarkan akibat yang parah dan kemungkinan kejadian yang tinggi. Kelompok yang memiliki ketakutan yang rendah menerima pesan yang menggambarkan akibat yang tidak parah dan kemungkinan kejadian yang rendah. Hasil studi ini menunjukkan bahwa kelompok dengan ketakutan yang tinggi dinilai dari konsekuensi keparahan dan konsekuensi kemungkinan untuk mengkonsumsi minuman keras lebih besar daripada kelompok dengan ketakutan yang rendah. Secara tidak langsung, setelah paparan informasi, kelompok dengan ketakutan yang tinggi menghasilkan keinginan yang kuat untuk tetap tidak mengkonsumsi alkohol dari pada kelompok dengan ketakutan yang rendah (Boer, 1996).

Page 3: Protection Motivation Theory

Daftar Pustaka

Boer, H., & Seydel, E.R. (1996). Protection motivation theory. In M. Connor and P. Norman (Eds.) Predicting Health Behavior. Buckingham: Open University Press.

Hovland, C. I., Janis, I. L., and Kelley, H. H. 1953. Communication and Persuasion: Psychological Studies of Obvious Change. New Haven, CT: Yale University Press.

Lazarus, R.S. (1966). Psychological Stress and the Coping Process. New York: McGraw-Hill.

Leventhal, H. (1970). Findings and theory in the study of fear communications. In L.

Rogers, R. W. (1975). A protection motivation theory of fear appeals and attitude change. Journal of Psychology, 91,93-114.

Rogers, R.W. (1983). Cognitive and physiological processes in fear appeals and attitude change: A revised theory of protection motivation. In J. Cacioppo & R. Petty (Eds.), Social Psychophysiology. New York: Guilford Press.

Stainback, R.D. & Rogers, R.W. (1983). Identifying effective components of alcohol abuse prevention programs: effects of fear appeals, message style and source expertise, International Journal of Addictions, 18, 393-405.