PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B....

149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI INDONESIA PASCA ASEAN-CHINA FREE TRADE AGREEMENT (ACFTA) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta oleh : ELIZA SINTA SURYANI F 0107008 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B....

Page 1: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI INDONESIA PASCA

ASEAN-CHINA FREE TRADE AGREEMENT (ACFTA)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

oleh :

ELIZA SINTA SURYANI

F 0107008

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

(alam nasyrah:6-8)

“LEBIH CEPAT LEBIH BAIK”

(penulis)

“Maka Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?”

(QS Ar Rahman)

“Orang yang mudah tersenyum dalam menjalani hidup ini bukan saja orang yang paling mampu membahagiakan diri sendiri; Tetapi juga orang yang mampu bertaubat,

orang yang sanggup memikul tanggungjawab, orang yang paling tangguh menghadapi kesulitan dan memecahkan persoalan,

serta orang yang paling dapat menciptakan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain”

(La Tahzan)

Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis, dan sporadis.

Namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain

holistic yang sempurna.

Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apa

pun yang terjadi karena kebetulan.

Ini fakta penciptaan yang tak terbantahkan.

Diinterpretasikan dari pemikiran agung Harun Yahya

Dalam buku Sang Pemimpi-Andrea Hirata

Page 5: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

I dedicate this research for

“ MY LOVELY FAMILY”

Thanks Allah to give me a lovable family

And moreover give me a chance’s to be a part of them

Karya ini dipersembahkan kepada:

♥ Mas Haryo Hadisaputro

♥ Saudara-saudaraku

♥ Sahabat-sahabatku

♥ Almamaterku UNS

Page 6: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikkum Wr. Wb.

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillahirrabil’alamiin. Puji syukur

penulis panjatkan atas Kehadirat Illahi Rabbi, Allah S.W.T yang telah memberikan

rahmat dan ridho-Nya serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam yang selalu tercurah kepada

Rasulullah uswah hasannah kita, keluarga, sahabat, serta orang-orang yang senantiasa

meneruskan risalah perjuangan hingga akhir kelak. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas

Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan hingga terselesaikannya penyusunan

skripsi ini tidak terlepas dari peran dan bantuan berbagai pihak baik secara moril

maupun materiil. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan ketulusan yang

mendalam penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun tidak

langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas

Ekonomi UNS

2. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Page 7: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

3. Dwi Prasetyani, S.E,M.Si, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu,

tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan yang berarti

dalam penyusunan skripsi ini

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan bimbingan,

arahan, dan pelayanan kepada penulis

5. Semua pihak dari Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM) lantai 8 Badan

Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang tak

bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaan,ilmu, serta

pengetahuan baru yang sangat bermanfaat

6. Bapak Ragimun (Peneliti pada Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan

Kebijakan Fiskal), terimakasih untuk bantuan data, pemikiran dll yang berkaitan

dengan skripsi ini

7. Mamaa, Mamaa, Mamaa dan Bapak yang amat sangat kusayangi. Terimakasih

untuk senantiasa mencurahkan semua kasih sayangmu, untuk air mata yang selalu

engkau teteskan dan tiada lelah bagimu untuk selalu menengadahkan kedua

tanganmu untuk mendoakan yang terbaik untukku serta untuk pengorbanan yang

begitu besar yang tak akan mungkin dapat terbalaskan oleh anandamu ini

8. Kakakku Ervani Setya Susanti, terima kasih untuk segala macam bantuan,

dukungan, kasih sayang, serta untuk menjadi tauladan yang baik untukku, untuk

adik-adikmu

Page 8: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

9. Adikku tersayang Rizky Indra Nugroho yang selalu kurindukan, kamu adalah

motivasi bagiku, tanpa melihatmu mungkin aku tidak akan semangat

menyelesaikan skripsi ini dan mungkin tak akan sekuat dan setegar sekarang

10. Mas Haryo Hadisaputro tentu saja, atas semangatnya setiap hari yang berarti

sekali, yang bisa membuat jarak 500 km serasa menjadi 5 km saja. The last

person on earth I want to be with, the person I can’t be without

11. Untuk teman-teman seperjuangan jurusan Ekonomi Pembangunan kelas B

angkatan 2007, terima kasih untuk kekompakan serta kebersamaan yang hangat

selama ini, ada banyak cinta kutemukan disitu

12. Anne, Andien, Aniend, Desta, Diana, terima kasih untuk selalu menjadi sahabat

untukku, sahabat terbaik

13. WISMONER’s para penghuni kos Wisma putri NITA, terima kasih telah mengisi

hari-hariku dan menjadi teman dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih jauh dari

sempurna, seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, namun upaya mencari

gading yang tak retak telah penulis usahakan.

Semoga Allah S.W.T meridhoi semua bantuan yang telah diberikan kepada

penulis dan semoga karya yang sederhana ini dapat member manfaat,amin.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Surakarta, April 2011

Eliza Sinta Suryani

Page 9: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRACT ...................................................................................................... ii

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ........................................................................................ 13

1. Teori Perdagangan Internasional ........................................................ 13

Page 10: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

2. Perjanjian Internasional ..................................................................... 19

3. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................... 24

4. Penetrasi Ekonomi Regional dan Internasional .................................. 28

5. Percepatan Ekonomi Kawasan Asia Timur (Asian Miracle) ............... 29

6. Teori Investasi ................................................................................... 30

7. Penanaman Modal Asing ................................................................... 33

8. Peranan Investasi dalam Pembangunan .............................................. 38

9. Perkembangan Kebijakan Perdagangan Indonesia ............................. 40

10. Keunggulan Komparasi (Comparative Advantage) ............................ 42

11. Analisis Daya Saing Produk Ekspor .................................................. 44

12. Proses Terjadinya ACFTA ................................................................. 47

B. Studi Terdahulu ....................................................................................... 49

C. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 54

B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 54

C. Definisi Operasional Variabel .................................................................. 54

1. Variabel Penelitian ............................................................................ 54

2. Definisi Operasional ......................................................................... 55

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 55

E. Metode Analisis Data .............................................................................. 56

1. Analisis SWOT ................................................................................. 57

2. Gravity Model ................................................................................... 60

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ACFTA ....................................................................... 72

B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah ACFTA

................................................................................................................. 75

Page 11: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

C. Optimalisasi Investasi China ke Indonesia ............................................... 81

D. Kekuatan, Kelemahan, Peluang serta Ancaman Investasi China ke Indonesia

Setelah Pembentukan ACFTA ................................................................. 86

1. Kekuatan ............................................................................................ 86

2. Kelemahan ......................................................................................... 86

3. Peluang .............................................................................................. 87

4. Ancaman ............................................................................................ 91

E. Potensi Perekonomian dan Perdagangan Indonesia-China ........................ 93

F. Strategi Pengembangan Investasi China ke Indonesia .............................. 98

G. Perkembangan Perekonomian Indonesia-China ....................................... 109

H. Hasil Analisis Data .................................................................................. 111

1. Pemilihan Model (Metode Zarembaka) .............................................. 111

2. Hasil Regresi Variabel Independen terhadap Variabel Dependen ....... 114

3. Interpretasi Ekonomi ......................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 128

LAMPIRAN

Page 12: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Proyeksi IMF atas Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara ................................. 8

Tabel 2.1

Perkembangan Kebijakan Perdagangan Indonesia ................................................. 41

Tabel 4.1

Perkembangan Realisasi Investasi China ke Indonesia 2002-2007 (juta US$) ........ 77

Tabel 4.2

Ekspor Migas dan Nonmigas ke China tahun 2002-2007 (juta US$) ...................... 79

Tabel 4.3

Perbandingan Perdagangan Indonesia-China terhadap Indonesia-Dunia (Persen) tahun

2002-2007 ............................................................................................................. 82

Tabel 4.4

Rata-rata Perdagangan Indonesia Sebelum dan Era ACFTA (US$) 2002-2007 ...... 83

Tabel 4.5

Perkembangan Realisasi Investasi (Proyek)China dan Dunia di Indonesia 2002-2007

.............................................................................................................................. 84

Tabel 4.6

Matriks Penetapan Strategi Berdasarkan Analisis SWOT .................................. . 100

Tabel 4.7

Perkembangan PDB China dan Indonesia (Milyar Dollar) ................................... 109

Tabel 4.8

Perkembangan Ekspor Indonesia ke China (Juta Dollar) ..................................... 110

Tabel 4.9

Perkembangan Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Berdasarkan Negara Tujuan 2007-

2009 .................................................................................................................... 111

Tabel 4.10

Uji Zarembaka .................................................................................................... 112

Page 13: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Tabel 4.11

Uji Zarembaka .................................................................................................... 112

Tabel 4.12

Hasil Regresi Model ........................................................................................... 114

Tabel 4.13

Hasil Uji Korelasi Parsial .................................................................................... 119

Tabel 4.14

Hasil Uji LM-ARCH ........................................................................................... 120

Tabel 4.15

Hasil Uji Breusch-Godfrey .................................................................................. 121

Page 14: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Kurva Marginal Efficiency of Investment ............................................................... 32

Gambar 2.2

Teori Diamond ...................................................................................................... 43

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 53

Gambar 3.1

Kerangka Analisis SWOT ..................................................................................... 58

Gambar 3.2

Matriks Model Analisis SWOT ............................................................................. 60

Gambar 3.3

Daerah Kritis Uji F ............................................................................................... 69

Gambar 3.4

Daerah Kritis Uji t ................................................................................................. 70

Gambar 4.1

Total Perdagangan Indonesia-China dan Indonesia-Dunia 2002-2007 ................... 78

Gambar 4.2

Ekspor Migas dan Nonmigas ke China (Juta US$) 2002-2007 ............................... 80

Page 15: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah perekonomian merupakan masalah yang tidak ada batasnya. Oleh

karena itu dalam jangka pendek pemerintah harus dapat menjaga kondisi

perekonomian agar tetap stabil dan pemerintah dituntut untuk selalu dapat membantu

menciptakan iklim usaha yang kondusif atau mendukung semua pihak, sedangkan

dalam jangka panjang pemerintah harus berusaha mencapai tujuan bersama yaitu

kemakmuran, kesejahteraan masyarakat serta mengatasi masalah pertumbuhan

ekonomi. Namun, dalam kenyataannya usaha pemerintah tidak berjalan sesuai dengan

yang direncanakan, banyak masalah-masalah yang muncul dan pemerintah harus siap

untuk memecahkannya. Beberapa masalah perekonomian yang dihadapi Indonesia

antara lain pengangguran. Meskipun banyak jenis pengangguran yang muncul dalam

perekonomian Indonesia, namun secara umum pengangguran akan memberikan

dampak buruk bagi kegiatan ekonomi Negara. Pengangguran akan menyebabkan

perekonomian berada di kondisi bawah kapasitas penuh, suatu kapasitas yang

diharapkan. Pengangguran juga akan menyebabkan beban angkatan kerja yang benar-

benar produktif menjadi semakin berat, di samping secara sosial pengangguran akan

menimbulkan kecenderungan masalah-masalah kriminalitas dan masalah sosial

lainnya (www.elearning.gunadarma.ac.id/.../perekonomian_indonesia/bab8-masalah-

pokok-perekonomian_indonesia.pdf)

Page 16: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Indonesia merupakan salah satu dari 3 negara Asia, disamping China dan

India yang tetap tumbuh positif saat negara lain terpuruk akibat krisis finansial

global. Jumlah penduduk yang tinggi pada ketiga negara tersebut membuat

perekonomian tidak terpuruk atas berkurangnya permintaan dari negara lain karena

permintaan domestik yang terjaga, yang utamanya didorong oleh konsumsi

masyarakat yang tetap tinggi. Di samping itu pemerintah juga memberikan dorongan

pada perekonomian melalui peningkatan stimulus dalam mempercepat proses

pemulihan perekonomian, terutama pemerintah China, dan kebijakan moneter juga

dilakukan ketiga negara tersebut untuk meminimalisir volatilitas yang tinggi pada sisi

finansial pada saat terjadi krisis finansial global (Bary, 2009). Cashmore (2009)

menjelaskan bahwa China dan India merupakan dua negara yang akan memimpin

produksi di Asia. Namun di sisi lain, dua negara tersebut tidak kaya akan sumber

daya alam, sehingga tanpa bantuan sumber daya alam negara lain, akan menghambat

proses produksinya. Sedangkan Indonesia merupakan negara penghasil komoditas

dan kaya akan sumber daya alam dengan letak geografis yang cukup dekat dengan

China dan India, yaitu hanya sekitar 3.200 km. Ini merupakan suatu prestasi dan

optimisme bagi masa depan perekonomian Indonesia (Bary,2009).

Perkembangan ekonomi dunia khususnya di bidang perdagangan internasional

telah memasuki fase perkembangan perdagangan bebas. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya jumlah Free Trade Agreement (FTA) baik secara multilateral, regional,

maupun bilateral. Secara kumulatif sampai tahun 2009 telah terdapat 450 FTA yang

telah dinotifikasi, seperti di Benua Amerika terdapat sebuah kerja sama NAFTA yaitu

Page 17: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

bentuk kerja sama regional antara Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Eropa

terdapat kerja sama ekonomi yang lebih luas dengan terbentuknya sebuah kawasan

ekonomi yaitu European Union (EU) di kawasan Eropa, Association of South East

Asian Nation (ASEAN) di kawasan Asia Tenggara (Andri Gilang Nugraha,2010).

ASEAN yang merupakan salah satu bentuk kerja sama regional adalah sebuah

bentuk kekuatan baru di benua Asia, karena menjadi salah satu kawasan dengan

jumlah potensi pasar terbesar di dunia. Hal ini tentunya menarik minat negara-negara

lain yang ingin mengembangkan potensi kerja sama mereka di wilayah Asia. Dengan

terwujudnya bentuk kerja sama ASEAN+1, ASEAN+3 atau ASEAN+6, ditambah

dengan rencana besar dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC)

yang membawa kerja sama ekonomi ke arah yang lebih luas yaitu dalam satu

kerangka komunitas ASEAN. Salah satu negara besar yang menunjukan komitmen

kerja samanya sebagai mitra ASEAN adalah Republik Rakyat China (RRC), yang

secara konkrit diimplementasikan dalam perjanjian kerja sama perdagangan bebas

antara ASEAN dengan RRC (Andri Gilang Nugraha, 2010).

Pada tahun 1991, para pemimpin negara anggota ASEAN sepakat untuk

membentuk kawasan perdagangan bebas ASEAN. Kemudian pada tahun 1996, RRC

secara resmi menjadi dialog partner serta mitra strategis bagi ASEAN, dan pada

bulan November tahun 2000 bertepatan dengan diadakannya KTT ASEAN-RRC,

seluruh kepala negara menyepakati gagasan pembentukan ACFTA yang dilanjutkan

dengan pembentukan ASEAN-RRCEconomic Expert Group pada bulan Maret 2001.

Kerja sama dengan RRC tidak dipungkiri merupakan potensi pengembangan pasar

Page 18: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

yang sangat besar bagi kurang lebih 1,3 milyar penduduk RRC yang merupakan

potensi market di negara dengan potensi dengan populasi terpadat di dunia. Potensi

sebagai FTA terbesar di dunia secara populasi dan terbesar ketiga dunia secara

ekonomi tersebut membuat kepala negara sepakat untuk menandatangani Framework

Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between ASEAN and the PRC

pada bulan November tahun 2002, dalam hal ini Republik Indonesia diwakili oleh

Presiden Megawati Soekarnoputri. Selama dua tahun perundingan berjalan, akhirnya

kesepakatan ACFTA pun disepakati dan ditandai dengan penandatanganan

Agreement on Trade in Goods pada tahun 2004, Indonesia pada waktu itu diwakili

oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. ACFTA merupakan salah satu bentuk

kerja sama liberalisasi ekonomi yang telah dilakukan Indonesia selama 10 tahun

terakhir. Awal Januari 2010 mulai pemberlakuan ACFTA, dimana terjadi perang

mutu, harga, kuantitas dan kualitas akan suatu pelayanan barang dan jasa serta

industri pasar global China.

Perkembangan ekonomi dunia khususnya bidang perdagangan internasional

saat ini telah mencapai tahap perdagangan bebas. Mulai 1 Januari 2010 Indonesia

harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEAN dan

China. Pembukaan pasar ini merupakan perwujudan dari perjanjian bebas antara

ASEAN (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Brunei Darussalam)

dengan China, yang disebut dengan Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA).

Seperti halnya hubungan Indonesia dengan China yang telah terjalin sejak berabad-

abad lamanya, khususnya hubungan dalam hal ekonomi dan perdagangan. Produk-

Page 19: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

produk impor dari ASEAN dan China akan lebih mudah masuk ke Indonesia dan

lebih murah karena adanya pengurangan tarif dan penghapusan tarif, serta tarif akan

menjadi nol persen dalam jangka waktu tiga tahun (Dewitari, dkk:2009). Dalam

hubungannya tersebut Indonesia dan China tidak selalu mengalami kondisi atau

keadaan yang mulus, hal tersebut dikarenakan perbedaan yang berbeda pula antara

Indonesia dan China dari segi perbedaan sosial dan politik. Saat ini China merupakan

Negara industri yang mendekati Negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan,

sehingga Indonesia harus dapat mencari peluang atas perkembangan perekonomian

dan industrialisasi China tersebut yang tentunya akan sangat membutuhkan banyak

bahan industri seperti Crude Palm Oil (CPO), karet, kayu, dan bahan mentah lainnya.

Adapun sektor lain yang dibutuhkan China saat ini antara lain dari sektor energi,

pangan, tambang, dan produk pertanian lainnya.

Jumlah penduduk China yang sangat tinggi menjadikan tingkat konsumsi

dalam negerinyapun tinggi serta dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi negara

China yang dalam dekade terakhir sangat cepat (pertumbuhan ekonomi China rata-

rata di atas 8%). Hal tersebut merupakan tantangan dan peluang bagi Indonesia untuk

menetapkan strategi hubungannya ke depan untuk memasarkan berbagai sumber

dayanya untuk memenuhi kebutuhan Negara China. Dengan pesatnya pertumbuhan

ekonomi China tersebut merupakan peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan

peluang ini. Namun, sampai saat ini Indonesia belum dapat memanfaatkan secara

optimal peluang tersebut.

Page 20: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Sejak berlaku secara aktif tertanggal 1 Juli 2004, Asean-China Free Trade

Agreement (ACFTA) berpengaruh secara signifikan dalam menguntungkan ekonomi,

perdagangan dan investasi intra regional serta akan menjadi tonggak bagi hubungan

Asean-China di masa datang, khususnya Indonesia.

Menurut teori perdagangan internasional, perdagangan antar negara yang

tanpa hambatan berpeluang memberi manfaat bagi masing-masing negara melalui

spesifikasi produksi komoditas yang diunggulkan masing-masing negara tersebut.

Namun dalam faktanya perdagangan bebas dapat pula menimbulkan dampak negatif,

diantaranya adalah eksploitasi terhadap negara berkembang, rusaknya industri lokal,

keamanan barang menjadi lebih rendah dan sebagainya.

Terkait dengan perdagangan bebas, kesepakatan Asean-China FTA juga dapat

menimbulkan dampak baik positif maupun negatif. Dampak positif dari perjanjian

ACFTA tersebut dapat dinikmati langsung oleh sektor yang produknya diekspor ke

China, sementara dampak negatif dirasakan oleh produsen dalam negeri yang

produknya sejenis dengan produk impor China, yang dipasarkan di dalam negeri dan

memiliki tingkat daya saing yang relatif kurang kompetitif.

Pasar domestik terbilang besar dan akan terus berkembang yang didorong

oleh populasi Indonesia dan China diproyeksikan akan terus bertambah ke depan.

Konsumsi masyarakat akan terus menopang perekonomian dengan tingkat

pertumbuhan ekonomi cukup tinggi di saat permintaan dari luar negeri mengalami

penurunan. Dengan kata lain, perdagangan antara Indonesia-China dapat

dipertimbangkan sebagai sumber pertumbuhan yang signifikan di masa depan. Dalam

Page 21: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

World Economic Outlook edisi Oktober 2009, IMF memproyeksikan pertumbuhan

ekonomi China dan Indonesia masing-masing mencapai 8,5% dan 4%.

Pada beberapa tahun ke depan, pertumbuhan ekonomi China diproyeksikan

tetap tinggi oleh IMF. Pertumbuhan ekonomi China diramalkan akan mencapai 9%

pada 2010, kemudian meningkat menjadi 9,7-9,8% pada tahun 2011 sampai dengan

tahun 2013, namun pada tahun 2014 diproyeksikan mengalami sedikit perlambatan

yaitu menjadi 9,5%. Di lain pihak, proyeksi pertumbuhan ekonomi negara maju

diperkirakan akan tetap rendah walaupun diperkirakan telah mengalami pertumbuhan

normal setelah adanya pemulihan ekonomi pasca krisis finansial global (Bary,2009).

Tabel 1.1menunjukan pertumbuhan yang negatif untuk Jepang dan Amerika

Serikat pada 2009, sedangkan China dan India menunjukan pertumbuhan yang positif

dan relatif tinggi. Amerika Serikat diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,5% pada

tahun 2010 dan kemudian akan mencapai angka pertumbuhan sekitar 2,1-2,8% pada

tahun 2011 sampai pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.sedangkan Jepang

diperkirakan tumbuh sebesar 1,7% pada tahun 2010 dan kemudian mengalami

percepatan menjadi 2,4% pada 2011 sebelum akhirnya mengalami perlambatan

secara gradual hingga mencapai 1,8% pada tahun 2014.

Page 22: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Tabel 1.1

Proyeksi IMF atas Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Indonesia 6,1 4,0 4,8 5,0 5,5 6,0 6,3

China 9,0 8,5 9,0 9,7 9,8 9,8 9,5

India 7,3 5,4 6,4 7,3 7,6 8,0 8,1

AS 0,4 -2,7 1,5 2,8 2,6 2,5 2,1

Jepang -0,7 -5,4 1,7 2,4 2,3 2,0 1,8

Malaysia 4,6 -3,6 2,5 4,1 5,5 6,0 6,0

Singapura 1,1 -3,3 4,1 4,3 4,2 4,6 4,6 Dalam % yoy

Sumber: IMF, World Economic Outlook, Oktober 2009

Di negara kawasan ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Singapura,

pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih baik dari AS dan Jepang, namun lebih

rendah dibandingkan Indonesia, China dan India. Malaysia diperkirakan akan

mengalami percepatan pertumbuhan menjadi 2,5% pada tahun 2010, kemudian akan

mencapai 6% pada tahun 2013 dan 2014. Sementara itu, Singapura yang juga

termasuk negara maju, pertumbuhan ekonominya akan menjadi 4,1% pada tahun

2010 dan kemudian akan semakin cepat hingga mencapai 4,6% pada tahun 2014

(Bary, 2009).

Dengan berlakunya ACFTA berbagai pengamat memprediksi bahwa produk-

produk yang ekspornya akan meningkat adalah kelompok produk pertanian, antara

lain kelapa sawit, karet dan kopi. Sedangkan produk yang diprediksi terkena dampak

negatif adalah produk yang pasarnya di dalam negeri, seperti garmen, elektronoik,

sektor makanan, industri baja/besi, dan produk holtikultura (Ragimun, 2009).

Kekhawatiran terhadap membanjirnya produk dari China pasca implementasi

Page 23: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

ACFTA timbul karena selain produk China dikenal murah harganya, produk China

juga sudah banyak beredar di Indonesia sebelum implementasi ACFTA.

Penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi. Dengan posisi

semacam itu, investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan

pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi

rendahnya pertumbuhan ekonomi, mencerminkan marak lesunya pembangunan.

Dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa berusaha

menciptakan iklim yang dapat meningkatkan investasi. Sasaran yang dituju bukan

hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tetapi juga investor asing.

Peningkatan iklim investasi di Indonesia dimulai dengan diundangkannya

Undang-Undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan

Undang-Undang No.6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN). Pemberlakuan kedua undang-undang ini menyusul munculnya rezim orde

baru yang memegang tampuk pemerintahan. Sebelumnya, dalam pemerintahan orde

lama, Indonesia sempat menentang hadirnya investasi dari luar negeri. Pada waktu itu

tertanam keyakinan bahwa modal asing hanya akan menggerogoti kedaulatan negara.

Kedua undang-undang tersebut kemudian dilengkapi dan disempurnakan pada tahun

1970.UU No.1 Tahun 1967 tentang PMA disempurnakan dengan UU No.11 Tahun

1970.UU No.6 Tahun 1968 tentang PMDN disempurnakan dengan UU No.12 Tahun

1970.

Perbaikan iklim penanaman modal tidak henti-hentinya dilakukan pemerintah,

terutama sejak awal Pelita IV atau tepatnya tahun 1984. Melalui berbagai paket

Page 24: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi dilakukan penyederhanaan mekanisme

perijinan, penyederhanaan tata cara impor barang modal, pelunakan syarat-syarat

investasi, serta perangsangan investasi untuk sektor-sektor dan di daerah tertentu.

Dewasa ini kesempatan berinvestasi di Indonesia semakin terbuka, terutama bagi

penanaman modal asing. Di samping dalam rangka menarik investasi langsung,

keterbukaan ini sejalan pula dengan era perdagangan bebas yang akan dihadapi mulai

tahun 2020 kelak (Dumairy,Perekonomian Indonesia,Erlangga,1997,hal.132).

Semenjak diberlakukannya Undang-Undang No.1 Tahun 1967 yang

disempurnakan dengan Undang-Undang No.11 Tahun 1970 tentang PMA dan

Undang-Undang No.6 Tahun 1968 yang disempurnakan dengan Undang-Undang

No.12 Tahun 1970 tentang PMDN, investasi cenderung terus meningkat dari waktu

ke waktu. Walaupun demikian, pada tahun-tahun tertentu sempat juga terjadi

penurunan. Kecenderungan peningkatan bukan hanya berlangsung pada investasi oleh

kalangan masyarakat atau sektor swasta baik PMDN maupun PMA, namun juga

penanaman modal oleh pemerintah. Ini berarti pembentukan modal domestik bruto

meningkat dari tahun ke tahun.

Penanaman modal oleh dunia usaha meningkat pesat terutama dalam

dasawarsa 1980-an sesudah pemerintah meluncurkan sejumlah paket kebijakan

deregulasi dan debirokratisasi. Dalam dasawarsa 1970-an bagian terbesar dari

penanaman modal dalam negeri berasal dari sektor pemerintah. Keadaan tersebut

sekarang telah berbalik. Selama paruh pertama dasawarsa 1990-an sebagian besar

investasi domestik berasal dari dunia usaha dan masyarakat. Investasi oleh

Page 25: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

pemerintah sendiri juga tetap bertambah sejalan dengan meningkatnya kebutuhan

akan sarana dan prasarana serta pelayanan dasar lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan menganalisis kondisi investasi

China ke Indonesia setelah ditandatanganinya perjanjian perdagangan antara

ASEAN-China serta menganalisis prospek perdagangan antara Indonesia dan China,

dimana Indonesia merupakan anggota ASEAN. Oleh karena itu diangkat judul

“Prospek Perdagangan dan Investasi di Indonesia Pasca ASEAN-China Free

Trade Agreement (ACFTA)”.

B. Rumusan Masalah

Setelah lebih dari lima tahun ditandatanganinya perjanjian ACFTA maka tentu

mempunyai banyak harapan terjadinya peningkatan investasi China ke Indonesia

serta peningkatan ekonomi perdagangan kedua belah pihak pada umumnya. Oleh

karena itu dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peluang ACFTA terhadap jumlah investasi China ke Indonesia ?

2. Apakah strategi yang harus dilakukan Indonesia untuk meningkatkan investasi

China ke Indonesia ?

3. Bagaimana prospek perdagangan Indonesia-China setelah Asean-China Free

Trade Agreement (ACFTA) ?

Page 26: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peluang ACFTA terhadap jumlah investasi China ke

Indonesia

2. Untuk menganalisis strategi yang tepat bagi Indonesia untuk meningkatkan

tingkat investasi China ke Indonesia pasca ACFTA

3. Untuk mengetahui prospek perdagangan Indonesia-China pasca ACFTA.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis

Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam perkuliahan di

lapangan

2. Bagi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dapat menjadi masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuankhususnya

bagi pengembangan ilmu ekonomi pembangunan

3. Bagi Pembaca

Dapat dijadikan bahan pembanding bagi pembaca yang tertarik untuk meneliti

hal yang sama.

Page 27: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan penduduk

suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.

Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan

individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara, atau pemerintah suatu

negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara perdagangan

internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP.

1.1 Teori Klasik

a. Absolute Advantage dari Adam Smith

Teori absolute advantage lebih mendasarkan pada besaran atau

variabel riil sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory)

perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan

perhatiannya pada variabel riil seperti nilai suatu barang diukur dengan

banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang.

Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan maka akan semakin tinggi

nilai barang tersebut (Labor Theory of Value).

Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan

teori nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini sangat sederhana karena

Page 28: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta

merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya, tenaga kerja

itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga

kerja tidak bebas.

b. Comparative Advantage dari JS Mill

Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan

kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki keunggulan komparatif

terbesar dan mengimpor barang yang tidak memiliki keunggulan komparatif.

Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya

tenaga kerja yang digunkan untuk memproduksi barang tersebut.

1.2 Comparative Cost dari David Ricardo

a. Cost Comparative Advantage (Labor Eficiency)

Menurut teori ini suatu negara akan memperoleh manfaat dari

perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan

mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi lebih efisien

serta mengimpor barang dimana negara tersebut tidak dapat memproduksi

barang tersebut secara efisien.

b. Production Comparative Advantage (Labor Productifity)

Menurut teori ini suatu negara akan memperoleh manfaat dari

perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan

mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi lebih efisien

Page 29: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

serta mengimpor barang dimana negara tersebut tidak dapat memproduksi

barang tersebut secara efisien.

Teori ini mencoba melihat keuntungan atau kerugian dalam

perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan asumsi :

1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan

oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan

barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang

dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk

memproduksinya.

2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang

dengan barang

3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain

dalam hal pemasaran

4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala

produksi tidak berpengaruh.

1.3 Teori Modern

Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan bahwa negara-negara

cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor

produksi yang relatif melimpah secara intensif.

Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan

dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan

Page 30: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan dalam faktor

produksi. Dasar dari keunggulan komparatif adalah :

1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di

dalam suatu negara

2. Faktor intensity, yaitu faktor teknologi yang digunakan dalam

proses produksi, baik laborintensity maupun capital intensity.

a. The Proportional Factors Theory

Teori modern Heckscher-Ohlin (H-O) menggunakan dua kurva,

pertama adalah kurva isocost, yaitu kurva yang menggambarkan total biaya

produksi yang sama, kedua adalah kurva isoquant, yaitu kurva yang

menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi

mikro, kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada

suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang

maksimal atau dengan biaya yang minimal akan diperoleh sejumlah produk

tertentu.

Analisis teori H-O :

1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh

jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing

negara

2. Comparative advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki

masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi

faktor produksi yang dimilikinya

Page 31: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi

produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut

memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk

memproduksinya

Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang

tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit

dan mahal untuk memproduksinya.

Kelemahan teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi

yang dimiliki masing-masing negara relatifsama maka harga barang yang

sejenis akan sama pula, sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.

b. Paradoks Leontief

Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output

matriks, melalui studi empiris yang dilakukannya pada tahun 1953,

menemukan fakta mengenai struktur perdagangan luar negeri (ekspor-

impor).

Berdasarkan penelitian lebih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi

perdagangan ternyata paradoks Leontief tersebut dapat terjadi karena empat

sebab utama, yaitu :

1. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan

2. Tarif dan non tarif barrier

3. Perbedaan dalam skill dan human capital

4. Perbedaan dalam faktor sumber daya alam.

Page 32: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Kelebihan teori ini adalah apabila suatu negara memiliki banyak

tenaga kerja terdidik, maka ekspornya akan lebih banyak.

c. Teori Opportunity Cost

Opportunity cost digambarkan sebagai Production Possibility Curve

(PPC) yang menunjukan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan

suatu negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment.

Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asumsi tentang

opportunity cost yang digunakan yaitu PPC constant cost dan PPC

increasing cost.

d. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/OD)

Teori offer curve diperkenalkan oleh dua ekonom Inggris yaitu

Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan kurva yang menunjukan

kesediaan suatu negara untuk menawarkan atau menukarkan suatu barang

dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.

Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing negara akan

memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai

tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Permintaan dan penawaran pada faktor

produksi akan menentukan harga faktor produksi tersebut dan dengan

pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya

semua itu akan bermuara pada penentuan comparative advantage dan pola

perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia

Page 33: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat

bersaing di pasar internasional.

2. Perjanjian Internasional

2.1 Definisi Perjanjian Internasional

Ada beberapa definisi tentang perjanjian internasional, antara lain :

a. Definisi dari G. Schwarzenberger

“Treaties are agreements between subject of International Law

creating binding obligations in International Law. They may be

bilateral (i.e.concluded between contracting parties).” (George.., A

Manual..,1984,26).

Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa perjanjian internasional

yaitu suatu persetujuan antara subjek-subjek hukum internasional yang

menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum

internasional. Persetujuan tersebut dapat berbentuk multilateral maupun

bilateral.

b. Definisi dari Oppenheim-Lauterpacht

“International treaties are agreements of contractual charter between

states, creating legal rights and obligations between the parties.”

(Oppenheim..,International..,London, hal.877).

Ditegaskan bahwa perjanjian adalah suatu persetujuan antar negara,

yang menimbulkan hak dan kewajiban diantara para pihak.

Page 34: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

c. Definisi dari Mochtar Kusumaatmadja

“Perjanjian internasional adalah suatu perjanjian yang diadakan antara

anggota masyarakat bangsa-bangsa yang bertujuan untuk

mengakibatkan akibat-akibat hukum tertentu.” (Mochtar,

Pengantar..,Bandung 1996, hal.38).

Berdasarkan definisi tersebut bahwa subjek hukum internasional yang

mengadakan perjanjian adalah anggota masyarakat bangsa-bangsa, termasuk

lembaga-lembaga internasional dan negara-negara. Dari definisi ini dapat

ditarik persamaan mengenai cirri-ciri perjanjian internasional bahwa pihak-

pihak yang mengadakan perjanjian saling menyetujui antara pihak-pihak yang

dapat menimbulkan hak dan kewajiban dalam bidang internasional.

d. Penggolongan atau Klasifikasi Perjanjian Internasional

Hukum internasional tidak mengenal penggolongan atau klasifikasi

secara formal, tetapi ada beberapa perincian mengenai perjanjian

internasional, yaitu :

a) Klasifikasi perjanjian dilihat dari segi pihak-pihak yang mengadakan

perjanjian (Mochtar..,Pengantar..,1996, Bandung, hal. 11) yaitu :

1. Perjanjian antar negara, merupakan jenis perjanjian yang

jumlahnya banyak, hal ini dapat dimaklumi karena negara

merupakan subjek hukum paling utama

2. Perjanjian antar negara dengan subjek hukum internasional

lainnya, seperti negara dengan organisasi internasional

Page 35: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3. Perjanjian antara subjek hukum internasional selain negara satu

sama lain, misalnya negara-negara yang tergabung dalam ACP

(African, Carriban and Pasific) dengan MEE.

b) Klasifikasi perjanjian berdasarkan pihak yang membuatnya.

Penggolongan ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Perjanjian bilateral, yaitu suatu perjanjian yang diadakan oleh dua

pihak (negara) saja yang mengatur soal-soal khusus yang

menyangkut kepentingan kedua belah pihak. Misalnya mengenai

perjanjian batas negara.

2. Perjanjian multilateral, yaitu suatu perjanjian yang diadakan

banyak pihak (negara) yang pada umumnya merupakan perjanjian

terbuka (open verdrag) dimana hal-hal yang diaturnya pun

biasanya menyangkut kepentingan umum yang tidak terbatas pada

kepentingan pihak-pihak yang mengadakan perjanjian tetapi juga

menyangkut kepentingan yang bukan peserta perjanjian itu sendiri.

Perjanjian ini digolongkan pada perjanjian “law making treaties”

atau perjanjian yang membentuk hukum

(Mochtar..,Pengantar..,1996, Bandung, hal. 115).

3. Klasifikasi perjanjian ditinjau dari bentuknya (Sam Suhaidi..,

Sejarah.., Bandung, 1968, hal. 250-251).

a. Perjanjian antar kepala negara (head of state form). Pihak

peserta dari perjanjian tersebut “High Contracting State

Page 36: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

(pihak peserta Agung)”. Dalam praktek pihak yang

mewakili negara dapat diwakilkan kepada MENLU atau

Duta Besar maupun pejabat yang ditunjuk sebagai kuasa

penuh (full powers)

b. Perjanjian antar Pemerintah (inter-Government form).

Perjanjian ini juga sering ditunjuk MENLU atau Duta

Besar atau wakil berkuasa penuh. Pihak peserta perjanjian

ini tetap disebut “contracting state” walaupun perjanjian itu

dinamakan “inter-governmental”.

c. Perjanjian antar negara (inter-state form) pejabat yang

mewakilinya dapat ditunjuk MENLU atau Duta Besar atau

wakil berkuasa penuh (full powers).

4. Perjanjian dilihat dari proses/tahap pembentukannya

Perjanjian ini didasarkan atas dua golongan (Mochtar, Pengantar,

Bandung, 1996, hal. 112-113) :

a. Perjanjian yang dilakukan melalui tiga tahap

pembentukannya, yaitu perundingan, penandatanganan dan

ratifikasi serta biasanya diadakan untuk hal-hal yang

dianggap penting sehingga memerlukan persetujuan dari

badan legislative (Dewan Perwakilan Rakyat). Perjanjian

ini dapat disebut perjanjian internasional atau traktat

Page 37: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

b. Perjanjian yang melewati dua tahap pembentukan, yaitu

perundingan dan penandatanganan, diadakan untuk hal-hal

yang tidak begitu penting dan memerlukan penyelesaian

yang cepat, seperti perjanjian perdagangan yang berjangka

pendek. Untuk golongan ini dinamakan persetujuan atau

agreement.

5. Klasifikasi perjanjian dilihat dari sifat pelaksanaannya

Penggolongan ini dapat dibedakan atas dua macam (Sam

Suhaidi..,Sejarah..,Bandung, 1968, hal. 256) :

a. Dispositive treaties (perjanjian yang menentukan) yang

maksud tujuannya dianggap sudah selesai atau sudah

tercapai dengan pelaksanaan perjanjian itu. Contoh

perjanjian tapal batas.

b. Executory treaties (perjanjian yang dilaksanakan), adalah

perjanjian yang pelaksanaannya tidak sekaligus, melainkan

dilanjutkan terus menerus selama jangka waktu perjanjian

tersebut. Contoh perjanjian perdagangan.

6. Klasifikasi dari segi struktur

Penggolongan dari segi struktur dibedakan atas :

a. Law making treaties, merupakan perjanjian internasional

yang mengandung kaedah-kaedah hukum yang dapat

berlaku secara universal bagi anggota-anggota masyarakat

Page 38: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

bangsa-bangsa, oleh karena itu jenis perjanjian ini

dikategorikan sebagai sumber langsung dari hukum

internasional, yang terbuka bagi pihak lain yang

sebelumnya tidak turut serta dalam perjanjian.

b. Treaty contracts (perjanjian yang bersifat kontrak), dengan

ini dimaksudkan perjanjian dalam hukum perdata hanya

mengikat pihak-pihak yang mengadakan perjanjian-

perjanjian. Legal effect dari treaty contracts ini hanya

menyangkut pihak-pihak yang mengadakannya, dan

tertutup bagi pihak ketiga. Oleh karena itu treaty contract

tidak melahirkan aturan-aturan hukum yang berlaku umum,

sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai perjanjian yang

membentuk hukum (law making treaties). Contoh

perjanjian Ekstradisi Indonesia-Malaysia.

3. Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Sadono Sukirno (1996:33), pertumbuhan dan pembangunan

ekonomi memiliki definisi yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi yaitu, proses

kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang.

Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan

pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi

biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat

Page 39: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan

ekonomi yaitu, usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan

mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman

modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan

ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.

Pembangunan ekonomi didefinisikan dalam beberapa pengertian dengan

menggunakan bahasa berbeda oleh para ahli, namun mempunyai maksud yang

tetap sama. Menurut Adam Smith, pembangunan ekonomi merupakan proses

perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi

(Suryana,2002:55). Todaro (dalam Lepi T.Tarmidi,1992:11) mengartikan

pembangunan sebagai suatu proses multidimensional yang menyangkut

perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat,

kelembagaan nasional maupun percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan

ketidakmerataan dan kemiskinan dari kemiskinan mutlak. Pembangunan

ekonomi menurut Irawan (2002:5) adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan

perkapita. Prof. Meier (dalam Adisasmita, 2002:205) mendefinisikan

pembanguna ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam

suatu jangka waktu yang panjang. Sadono Sukirno (1985:13) mendefinisikan

pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan

perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi

tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu

Page 40: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

perubahan yang terjadi secara terus menerus melalui serangkaian kombinasi

proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya peningkatan

pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka panjang.

Menurut Schumpeter (dalam Suryana, 2000:5), pembangunan ekonomi bukan

merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang

spontan dan tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh

perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan. Pembangunan

ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.

Pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah

sedangkan pendapatan nasional yaitu nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa

yang diciptakan dalam suatu perekonomian dalam waktu satu tahun.

Pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita dari masa ke

masa dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dan juga

perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah. Dalam pengertian

pembangunan ekonomi yang menjadi pedoman adalah sebagai suatu proses yang

menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat

dalam jangka panjang.

Sementara itu pertumbuhan ekonomi menurut Simon Kuznets (dalam

Jhingan, 2000:57), adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu

negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada

penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi dan

penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini

Page 41: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

mempunyai tiga komponen, pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa

terlihat dari meningkatnya secara terus menerus persediaan barang, kedua,

teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan

derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada

penduduk, ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan

adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang

dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.

Dengan bahasa lain, Boediono (1999:8), menyebutkan bahwa pertumbuhan

ekonomi adalah kenaikan output dalam jangka panjang. Pengertian tersebut

mencakup tiga aspek, yaitu proses, output perkapita dan jangka panjang. Jadi,

pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bukan gambaran ekonomi atau

hasil pada saat itu. Boediono (1999,1-2) menyebutkan lebih lanjut bahwa

pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan “output perkapita”.

Dalam pengertian ini, teori tersebut harus mencakup mengenai pertumbuhan

GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk, sebab hanya apabila kedua

aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita dapat dijelaskan.

Kemudian aspek yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif

jangka panjang, yaitu apabila selama dalam jangka waktu yang cukup panjang

tersebut output perkapita menunjukan kecenderungan yang meningkat.

Page 42: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

4. Penetrasi Ekonomi Regional dan Internasional

Karakteristik pertumbuhan ekonomi modern mempunyai kaitan erat

dengan peranan negara-negara maju. Karakteristik yang pertama, berkaitan

langsung dengan sejarah dan kecenderungan negara-negara kaya untuk secara

terus menerus berusaha untuk merambah dan merentangkan ekonominya ke

negara-negara lainnya. Langkah ini dilakukan guna memperoleh sumber pasokan

produk primer dan bahan baku, tenaga kerja yang murah dan lokasi pemasaran

yang sangat menguntungkan bagi produk-produk manufaktur mereka. Perluasan

aktivitas tersebut dimungkinkan oleh adanya kemajuan teknologi modern yang

begitu pesat, khususnya dalam bidang transportasi dan komunikasi (Ragimun,

dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan: 2009:Volume 13 No.2).

Kegiatan perambahan yang giat dilakukan oleh negara-negara maju

tersebut membawa pengaruh besar berupa terintegrasinya perekonomian dunia.

Langkah-langkah tersebut membuka kemungkinan ke arah dominasi politik dan

ekonomi oleh negara-negara berkembang (Todaro:103).

Negara-negara modern baru seperti Korea Selatan juga melakukan

manuever tersebut, yaitu dengan mengimpor bahan baku dan mengekspor

barang-barang manufaktur. China dengan kekuatan baru akan menyusul

melakukan penetrasi ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia. Oleh karena

itu Indonesia perlu bersiap diri menetapkan strategi untuk menghadapi kekuatan

ekonomi baru tersebut.

Page 43: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Menurut Faisal Basri (2007), pertumbuhan ekonomi China dan India

sangat cepat dibandingkan Negara Asia lainnya, Jepang, China dan India

termasuk tiga besar di kawasan Asia. Produk Domestik Bruto (PDB) China saat

ini mencapai 31% dengan pertumbuhan ekonominya sekitar 8,9% pertahun.

Alasan yang mendukung pesatnya investasi di China, antara lain, infrastruktur

China yang lebih bagus dibandingkan negara lain, misalnya dari segi sarana

transportasi.

5. Percepatan Ekonomi Kawasan Asia Timur (Asian Miracle)

Kawasan Perdagangan Bebas antara Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia

Tenggara (ASEAN) dan China (ACFTA) yang berlaku efektif mulai 1 Juli 2004

secara signifikan menguntungkan ekonomi dan perdagangan intra-regional serta

akan menjadi tonggak bagi hubungan ekonomi ASEAN-China di masa depan.

Sekjen ASEAN Ong Keng Yong mengatakan bahwa pembentukan

ACFTA itu dimaksudkan sebagai tonggak kerja sama antara kedua wilayah juga

akan menciptkan kawasan dengan 1,7 miliar konsumen, suatu kawasan dengan

produk domestik bruto (PDB) sekitar US$ 2,0 triliun dan total perdagangan

setiap tahunnya mencapai nilai US$ 1,23 triliun.

Penghapusan rintangan perdagangan antara ASEAN dan China akan

membantu meurunkan biaya, meningkatkan volume perdagangan dan

meningkatkan efisiensi ekonomi. ACFTA tersebut akan menjamin stabilitas di

Asia Timur dan memberikan kesempatan baik negara anggota ASEAN maupun

Page 44: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

China untuk mempunyai peranan lebih besar dalam perdagangan internasional

yang memberikan keuntungan bersama. Termasuk meningkatkan kerjasama

antara ASEAN dan China di bidang lain.

Semua anggota ASEAN berharap mendapatkan manfaat dari ACFTA,

namun, manfaat yang akan didapatkan tergantung dari kesiapan sektor swasta di

setiap negara untuk mengeksploitasi berbagai kesempatan dalam ACFTA.

Berdasarkan ACFTA, negara anggota ASEAN dan China terbebas dari pajak atas

7.000 kategori komoditi dan memberikan status bebas bea bagi semua komoditi

tersebut dalam perdagangan bilateral pada tahun 2010.

6. Teori Investasi

a. Teori konvensional (klasik)

Teori konvensional (klasik) tentang investasi pada pokoknya didasarkan

atas teori produktivitas batas (Marginal Productivity) dari faktor produksi modal.

Menurut teori ini besarnya kapital yang akan diinvestasikan dalam proses

produksi ditentukan oleh produktivitas marginalnya dibandingkan dengan tingkat

bunga. Sehingga investasi itu akan terus dilakukan bilamana produktifitas batas

dari investasi itu masih lebih tinggi daripada tingkat yang akan diterimanya bila

seandainya modal itu dipinjamkan dan tidak diinvestasikan (Sobri, 1984 : 140).

Teori klasik dapat disederhanakan sebagai berikut:

1. Suatu investasi akan dijalankan bilamana pendapatan dari investasi itu

lebih besar dari tingkat bunga. Dalam membandingkan antara

Page 45: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pendapatan riil investasi (I) dengan tingkat suku bunga, maka

tidaklah boleh dilupakan bahwa untuk barang-barang modal

umumnya mempunyai masa penggunaan yang panjang (durable) dan

tidak hanya sekali pakai. Sehingga pendapatan dari investasi adalah

terdiri dari jumlah-jumlah pendapatan yang akan diterima setiap

akhir tahun, selama penggunaan barang modal itu dalam produksi.

(Sobri, 1984 : 141).

2. Investasi dalam suatu barang modal adalah menguntungkan bilamana

biaya (ongkos) plus bunga, lebih kecil dari hasil pendapatan yang

diharapkan dari investasi.

b. Teori J.M Keynes

Masalah investasi, baik penentuan jumlah maupun kesempatan untuk

melakukan investasi, oleh Keynes didasarkan atas konsep Marginal Efficiency

Of Invesment (MEI), yaitu bahwa investasi itu dijalankan oleh seorang

pengusaha bilamana MEI masih lebih tinggi daripada tingkat bunga. Jelaslah

investasi ditentukan oleh faktor-faktor lain diluar interest rate, (Sobri,

1984:143). Secara grafis maka MEI itu digambarkan sebagai suatu kurva yang

menurun. Kurva ini menggambarkan jumlah investasi yang akan terlaksana

pada setiap bunga. Menurunnya kurva MEI ini antara lain disebabkan oleh

dua hal yaitu :

1. Bahwa semakin banyak jumlah investasi yang terlaksana dalam

masyarakat, makin rendahlah efisiensi marginal investasi itu. Sebab

Page 46: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

makin banyak investasi yang terlaksana dalam berbagai lapangan

ekonomi, maka semakin sengitlah persaingan para investor sehingga

MEI itu menurun.

2. Biaya semakin banyak investasi dilakukan, maka ongkos dari barang

modal menjadi lebih tinggi. Dari grafik MEI ini dapatlah dinyatakan

bahwa semakin rendah pendapatan maka banyaklah investasi yang

dijalankan. (Sobri, 1987 : 144).

Gambar 2.1 :Kurva Marginal Effisiensi of invesment

Menurut teori Keynes tentang investasi, jelas bahwa pertimbangan

pokok untuk terlaksananya investasi adalah faktor efisien marginal itu sendiri.

Efisiensi marginal dari investasi ini sangat penting tergantung dari perkiraan-

perkiraan dan perhitungan pengusaha terhadap perkembangan situasi ekonomi

masa depan. Sebab tingkat MEI tidak dapat ditentukan secara pasti.

Pandangan kedepan bagi pengusaha sangat dipengaruhi oleh berbagai

faktor ekonomis maupun faktor-faktor psikologis. Menghubungkan antara

Tingkat Pengembalian Modal

Y

MEI

Investasi

Page 47: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pengusaha dengan kemungkinan untuk mengadakan investasi perlulah

diketahui tentang keberanian ber-entrepreneur seorang pengusaha yang tidak

dimiliki semua pengusaha yang lain (Sobri, 1984 : 144).

Melihat kondisi Indonesia yang demikian, maka meningkatnya modal

sangat berperan penting untuk meningkatkan perekonomian. Oleh karenan itu,

pemerintah dan swasta berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

perhimpunan dana yang diarahkan pada kegiatan ekonomi produksi yaitu

dengan menambah penanaman modal dalam negeri maupun penanaman

modal asing. Pemasukan modal asing sangat diperlukan untuk mempercepat

pembangunan ekonomi. Modal asing dalam industrialisasi pembangunan

ekonomi dapat menciptakan kesempatan kerja. Modal asing juga membantu

memodernisasi masyarakat dan memperkuat sektor negara maupun sektor

swasta. Penggunaan modal asing yang demikian penting untuk mempercepat

pembangunan ekonomi negara-negara terbelakang (Jhingan, 2000 : 483).

7. Penanaman Modal Asing

a. Pengertian Penanaman Modal Asing

Istilah penanaman modal asing berasal dari bahasa Inggris yaitu

investment. Penanaman modal asing atau investasi seringkali dipergunakan

dalam arti yang berbeda-beda. Perbedaan penggunaan istilah investasi terletak

pada cakupan makna yang dimaksudkan.

Page 48: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Pandji Anoraga dalam Komaruddin, investasi dijelaskan dalam tiga

pengertian, yaitu :

1. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau surat

penyertaan lainnya

2. Suatu tindakan membeli barang modal

3. Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan

pendapatan di masa yang akan datang (Pandji Anoraga,

Perusahaan Multinasional Penanaman Modal Asing, Dunia

Pustaka Jaya, 1995, hal:47)

Istilah itu masih merupakan istilah dalam bentuk penjelasan tentang

investasi dan belum dihubungkan dengan istilah investasi asing.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal

Asing pada Pasal 1 menyebutkan bahwa :

“Pengertian Penanaman Modal Asing di dalam Undang-Undang ini

hanyalah penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan

menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-Undang di

Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung,

menanggung resiko dari penanaman modal tersebut.”

Ismail Sunny dan Rudioro Rochmat berpendapat perumusan Pasal 1

Undang-Undang No.1 Tahun 1967 tersebut mengandung tiga unsur pokok,

yaitu :

1. Penanaman secara langsung

2. Penggunaan modal untuk menjalankan perusahaan

Page 49: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3. Resiko yang ditanggung pemilik modal (Ismail Sunny dan

Rudioro, Rochmat, Tinjauan dan Pembahasan Undang-Undang

Penanaman Modal Asing dan Kredit Luar Negeri, Pradnya

Paramitha, Jakarta, 1972, hal.35).

Menurut G. Kartasapoetra dkk, dari pengertian yang terdapat dalam

Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No.1 Tahun 1967 dapat ditarik

beberapa hal penting, yaitu :

1. Undang-undang jelas tidak mengatur perihal kredit atau pinjaman

modal melainkan mengatur tentang penanaman modal (asing),

dengan demikian hubungannya dengan kemungkinan

pembangunan-pembangunan perusahaan di tanah air dalam rangka

menunjang pembangunan

2. Dengan demikian memberi kemungkinan perusahaan tersebut

dijalankan dengan modal asing sepenuhnya (direct investment),

join venture, atau joint enterprise.

3. Direct Investment, dalam hal ini bukan hanya modal, tetapi

kekuasaan dan pengambilan keputusan dilakukan oleh pihak asing,

sepanjang segala sesuatunya memperoleh persetujuan dari

pemerintah Indonesia dan sejauh mana kebijaksanaannya tidak

melanggar hukum dan ketertiban umum yang berlaku di Indonesia

4. Joint Investment, dalam hal ini bukan hanya modal asing, tetapi

kekuasaan dan pengambilan keputusan dilakukan oleh pihak asing,

Page 50: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

sepanjang segala sesuatunya memperoleh persetujuan dari

pemerintah Indonesia dan sejauh mana kebijaksanaannya tidak

melanggar hukum dan ketertiban umum yang berlaku di Indonesia

5. Joint Enterprise, merupakan suatu kerjasama antara perusahaan

nasional dengan perusahaan asing (bentuk kerjasama antar

perusahaan). Bentuk kerjasama ini sangat disukai pemerintah

maupun oleh pemilik modal asing

6. Berbeda dengan kredit yang resiko penggunaannya ditanggung

oleh peminjam, sedangkan dalam penanaman modal asing resiko

penggunannya menjadi tanggungan penanaman modal (G.

Kartasapoetra,et.al, Manajemen Penanaman Modal Asing, Bina

Aksara, Cet.l. Medan, 1985,hal.90)

Berdasarkan pengertian penanaman modal asing tersebut, maka bentuk

dari modal asing adalah sangat luas, yaitu tidak hanya berbentuk valuta asing

saja tetapi juga meliputi :

1. Alat-alat perlengkapan tetap yang diperlukan untuk menjalankan

perusahaan, yang dalam hal ini merupakanalat-alat perlengkapan

yang serba mutakhir yang dimasukkan oleh penanaman ke

Indonesia

2. Keuntungan yang diperoleh perusahaan yang bersangkutan selama

operasinya di Indonesia dan yang merupakan bagian yang tidak

ditransfer ke luar negeri, tetapi oleh penanam dipergunakan

Page 51: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

kembali di Indonesia dengan maksud menambah kekuatan

modalnya (lihat Pasal 2 Undang-undang No.1 Tahun 1967 Tentang

Penanaman Modal Asing).

Mengenai peraturan kepemilikan Modal Asing seperti yang diatur

dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 dan dihubungkan dengan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 dapat terjadi sebagai berikut :

1. Seluruh modal asing, artinya tidak bercampur dengan modal

nasional (Pasal 1 dan 2 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967).

2. Sebagian modal asing dan sebagian lagi modal nasional (Joint

Venture, Pasal 23 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967).

Jadi yang dimaksud dengan modal asing adalah:

1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari

kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah

digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia

2. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan orang

asing dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar negeri ke

wilayah Indonesia selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari

devisa Indonesia

3. Keuntungan perusahaan yang berdasarkan Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1967 boleh ditransfer, namun digunakan untuk

membiayai perusahaan di Indonesia.

Page 52: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Di dalam penjelasan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 oleh

pembuat Undang-undang ditegaskan bahwa kredit luar negeri tidak termasuk

dalam objek Undang-undang Penanaman Modal Asing ini.

Modal asing yang ditanam di Indonesia dalam suatu perusahaan

sebagai suatu kesatuan perusahaan tersendiri yang berstatus Perseroan

Terbatas (PT).

a. Bentuk-bentuk Penanaman Modal Asing

Pada umumnya dalam kegiatan PMA di Indonesia dapat dilakukan

dalam dua bentuk, yaitu :

1. Oleh pihak asing (perorangan atau badan hukum), ke dalam suatu

perusahaan yang seratus persen diusahakan oleh pihak asing

2. Dengan menggabungkan modal asing tersebut dengan modal

nasional.

8. Peranan Investasi dalam Pembangunan

Perekonomian antar negara semakin berkaitan erat, keadaan ekonomi

di sebuah negara dengan cepat dan mudah merambah ke negara-negara lain.

Dalam situasi seperti sekarang, keunggulan bisnis dan perekonomian bukan

lagi berdasarkan pada strategi keunggulan komparatif (comparative

advantage) melainkan strategi keunggulan kompetitif (competitive

advantage). Globalisasi mengubah struktur perekonomian dunia secara

fundamental. Inteterdependensi (saling ketergantungan) perekonomian negara

Page 53: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

semakin erat, kerataan interdependensi ini bukan saja berlangsung antara

negara maju, tetapi juga antara negara berkembang dengan negara maju.

Ekspor merupakan salah satu sumber devisa yang sangat dibutuhkan

oleh negara atau daerah yang perekonomiannya bersifat terbuka seperti di

Indonesia, karena ekspor secara luas ke berbagai negara memungkinkan

peningkatan jumlah produksi yang mendorong pertumbuhan ekonomi

sehingga diharapkan dapat memberikan andil yang besar terhadap

pertumbuhan dan stabilitas perekonomiannya. Apalagi Indonesia yang baru

saja bangkit dari keterpurukan akibat dari krisis ekonomi dan krisis

multidimensional senantiasa berupaya untuk mengembangkan ekspornya

untuk menopang pemulihan ekonomi melalui peningkatan pertumbuhan

ekonomi melalui masuknya investasi yang didukung pula dengan jaminan

pemerataan, stabilitas serta kepastian hukum.

Berdasarkan sumber modal yang akan digunakan untuk pembangunan,

usaha pengerahan modal (investasi) untuk pembangunan dapat dibedakan

kepada pengerahan modal dalam negeri dan pengerahan modal luar negeri.

Modal yang berasal dari dalam negeri biasanya berasal dari tiga sumber, yaitu

tabungan sukarela masyarakat, tabungan pemerintah dan tabungan paksa.

Hampir semua negara berkembang merasakan bahwa tabungan masyarakat

dan tabungan pemerintah tidak cukup untuk membiayai program yang

direncanakan dan untuk mencapai tingkat pertumbuhan tertentu. Kekurangan

tersebut dapat dipenuhi dari modal luar negeri.

Page 54: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Investasi dari luar negeri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

bantuan luar negeri dan penanaman modal asing. Bantuan dari luar negeri

dapat bersumber dari pemerintah, badan-badan internasional atau pihak

swasta. Manfaat dari adanya investasi asing atau luar negeri ini

memungkinkan suatu negara mencapai target-target pembangunan. Maka

apabila modal yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan yang

direncanakan adalah lebih besar daripada modal yang dapat dikerahkan di

dalam negeri, usaha pengerahan modal (investasi) dari luar negeri perlu

dilakukan. Manfaat lain investasi luar negeri adalah diikuti oleh pemasukan

teknologi modern dan pengaliran tenaga-tenaga ahli. Faktor ini dapat

mempercepat proses modernisasi di sektor-sektor yang menerima modal asing

tersebut dan mengisi tenaga-tenaga ahli yang diperlukan. Dengan demikian

modal luar negeri bukan hanya akan mengatasi masalah kekurangan modal

untuk membiayai pembangunan, tetapi juga dapat mempertinggi efisiensi

pelaksanaan pembangunan (Faishol:2008).

9. Perkembangan Kebijakan Perdagangan Indonesia

Sejak terbentuknya World Trade Organization (WTO) tahun 1995,

perkembangan perdagangan dunia mengalami perkembangan yang sangat

pesat. Jaringan produksi mendunia dan China muncul sebagai kekuatan

produksi dan perdagangan yang menakjubkan. Perubahan pola dunia

perdagangan ini ikut mempengaruhi kinerja perdagangan Indonesia.

Page 55: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Lingkungan perdagangan internasional yang berubah sangat cepat

dimana kekuatan globalisasi perdagangan dan aliran modal sangat kuat, maka

kebijakan yang ditempuh sebaiknya harus tetap memperhatikan kepentingan

domestik. Keberhasilan reformasi dan deregulasi perdagangan sangat

ditentukan oleh faktor penekanan pada kompetisi dan pendekatan yang

gradual.

Secara ringkas perkembangan kebijakan perdagangan Indonesia dapat

dilihat sebagai berikut :

Tabel 2.1

Perkembangan Kebijakan Perdagangan Indonesia

Periode Kebijakan

1948 – 1966 Ekonomi nasionalis, nasionalisasi perusahaan

Belanda

1967 – 1973 Sedikit liberalisasi perdagangan

1974 – 1981 Substitusi impor, booming komoditas primer dan

minyak

1982 – sekarang Liberalisasi perdagangan dan orientasi ekspor Sumber : Nurhemi, Kerjasama Perdagangan Internasional, 2007, diolah.

Pada era pasca kemerdekaan tahun 1948 sampai dengan tahun 1966

banyak dilakukan nasionalisasi aset-aset Belanda oleh presiden Soekarno,

perkembangan investasi dan perekonomian relatif belum sepenuhnya bagus,

memasuki tahun 1967 sampai dengan tahun 1974, periode ini banyak ditandai

dengan perubahan orde maka terjadi perubahan perekonomian Indonesia lebih

terbuka yang berorientasi pada perekonoian dan perdagangan bebas.

Memasuki periode 1974 sampai dengan 1981, era ini ditandai booming

beberapa komoditas primer, seperti kayu, karet dan lain-lain serta komoditas

Page 56: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

minyak dan gas di Indonesia. Pada periode yang sama Indonesia banyak

mengimpor barang modal. Sedangkan pada orde yang sama tahun 1982

sampai sekarang masih menerapkan perekonomian terbuka dan liberalisasi

perdagangan dengan senantiasa mengedepankan orientasi ekspor nonmigas.

10. Keunggulan Komparasi ( Comparative Advantage )

Michael Porter dalam bukunya The Competitive Advantage of Nations

(1998) mengembangkan sebuah model yang membantu kita menjawab

pertanyaan mengapa sebuah negara lebih kompetitif dibandingkan dengan

negara lain dan mengapa sejumlah perusahaan yang berlokasi di negara-

negara tertentu lebih kompetitif daripada sejumlah perusahaan negara lain.

Model ini menyatakan bahwa lokasi pusat kegiatan (national home base)

perusahaan-perusahaan sangat berpengaruh terhadap daya kompetisi

perusahaan-perusaah tersebut di persaingan internasioanl. Home base ini

menyediakan faktor-faktor dasar yang dapat mendorong ataupun sebaliknya

menghambat daya kompetisi perusahaan. Porter membedakan empat faktor

dasar :

1. Faktor kondisi

2. Faktor Permintaan Domestik

3. Faktor Industri Pendukung, dan

4. Faktor strategi, struktur dan persaingan.

Page 57: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Keempat faktor ini saling berkaitan dan secara visual seperti bentuk

diamond, sehingga dikenal dengan teori diamond, dan dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 2.2

Teori Diamond

Sumber : Porter, 1998

Faktor-faktor ini umumnya merupakan kondisi awal dan dasar yang

dimiliki oleh suatu negara. Negara tersebut dapat mengembangkan industri-

industri tertentu dengan memanfaatkan kondisi dasar ini secara optimal.

Dalam kaitan ini, kita kemudian mengenal istilah negara dengan biaya

produksi rendah (low cost countries). Faktor permintaan domestik adalah hal-

hal yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan

suatu negara. Mereka berpengaruh terhadap kecepatan dan arah dari inovasi

dan pengembangan produk.

Strategi, struktur

dan persaingan

Faktor Kondisi Kondisi

Permintaan

Domestik

Industri Pemasok

dan Pendukung

Page 58: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Faktor industri-industri pendukung adalah keberadaan ataupun

ketiadaan industri-industri pemasok dan pendukung yang kompetitif dalam

persaingan internasional. Industri pemasok yang kompetitif secara

internasional akan memperkuat inovasi dan internasionalisasi industri utama

pada fase perkembangan berikutnya. Industri pendukung adalah industri yang

dapat memanfaatkan kegiatan bisnis tertentu secara bersama-sama dengan

industri utama.

Faktor strategi, struktur dan persaingan usaha merujuk pada kondisi

yang berpengaruh terhadap hal-hal yang terkait dengan bagaimana

perusahaan-perusahaan di suatu negara.

Teori diamond dapat digunakan dalam berbagai tataran. Dalam

tataran nasional, pemerintah dapat merumuskan strategi untuk memperkuat

keunggulan kompetitif negara yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan-

perusahaan nasional negara tersebut dalam kancah persaingan internasional.

Menurut Porter, pemerintah dapat memperkuat keunggulan kompetitif dengan

melakukan standarisasi kualitas produk nasional, menyusun mutu baku

lingkungan dan keuangan serta mendorong kerjasama vertikal antara pemasok

dan pembeli di pasar domestik.

11. Analisis Daya Saing Produk Ekspor

Tingkat daya saing komoditas ekspor suatu negara atau industri dapat

dianalisis dengan berbagai macam metode atau diukur dengan sejumlah

Page 59: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

indikator. Salah satu caranya adalah dengan Revealed Comparative

Advantage, Constant Market Share dan Real Effective Exchange Rate.

Disamping itu, seperti halnya laporan tahunan dari World Economic Forum

(WEF) melalui Global Competitiveness Index dapat juga menjadi ukuran daya

saing suatu negara setiap tahunnya. GCI adalah indeks gabungan dari

sejumlah indikator ekonomi yang telah teruji secara empiris memiliki korelasi

positif dengan pertumbuhan ekonomi (PDB) untuk jangka menengah dan

panjang. Secara teoritis juga memiliki korelasi positif dengan kinerja atau

tingkat daya saing ekspor (Tambunan:2000:90).

Globalisasi pada dasarnya adalah fenomena yang mendorong

perusahaan di tingkat mikro ekonomi untuk meningkatkan efisiensi agar

mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional.

Dengan globalisasi yang menyatukan pasar dan kompetisi investasi

internasional meningkatkan tantangan sekaligus peluang bagi semua

perusahaan baik kecil, menengah maupun besar.

Daya saing adalah kemampuan perusahaan, industri, daerah, negara

atau antar daerah untuk menghasilkan faktor pendapatan dan faktor pekerjaan

yang relatif tinggi dan berkesinambungan untuk menghadapi persaingan

internasional. Oleh karena daya saing industri merupakan fenomena di tingkat

mikro perusahaan, maka kebijakan pembangunan industri nasional didahului

dengan mengkaji sektor industri secara utuh sebagai dasar pengukurannya.

Page 60: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Untuk melihat lebih detail komoditas Indonesia yang bersaing dengan

negara-negara lain di pasar dunia dapat diukur dari Revealed Comparative

Advantage (RCA) masing-masing produk ekspor (Balassa, 1965). Perhitungan

RCA ini menggunakan data yang dikelompokkan dalam Standard Industrial

Trade Classification (SITC) 2 digit. Nilai RCA yang lebih besar dari 1

menunjukan daya saing yang kuat. Semakin tinggi komoditi, maka semakin

tangguh daya saing produk tersebut, sehingga disarankan untuk terus

dikembangkan dengan melakukan spesialisasi pada komoditi tersebut.

Perhitungan RCA digunakan rumusan sebagai berikut :

RCA =

Dimana :

X= ekspor atau nilai ekspor

i= jenis komoditi

a= Negara asal

w= dunia (world)

Bila RCA < 1 atau sampai mendekati 0, maka daya saingnya lemah.

Bila RCA > 1 maka daya saingnya kuat, semakin tinggi RCA, semakin tinggi

daya saingnya.

Salah satu indikator yang dapat menunjukan perubahan keunggulan

komparatif adalah RCA index. Indeks ini menunjukan perbandingan antara

pangsa ekspor komoditas atau sekelompok komoditas suatu negara terhadap

Page 61: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

pangsa ekspor komoditas tersebut dari seluruh dunia. Dengan kata lain

indeks RCA menunjukan keunggulan komparatif atau daya saing ekspor dari

suatu negara dalam suatu komoditas terhadap dunia.

Jika nilai indeks RCA dari suatu negara untuk komoditas tertentu lebih

besar dari 1, berarti negara yang bersangkutan mempunyai keunggulan

komparatif di atas rata-rata dunia dalam komoditas tersebut. Sebaliknya, bila

lebih kecil dari 1 berarti keunggulan komparatifnya untuk komoditas tersebut

rendah atau di bawah rata-rata dunia.

12. Proses Terjadinya ACFTA

Pada tahun 2001, pada pertemuan China dan ASEAN di Bandar Sri

Begawan, Brunei Darussalam, China menawarkan sebuah proposal Asean-

China Freee Trade Agreement untuk jangka waktu 10 tahun ke depan. Dalam

prosesnya, negoisasi tersebut akan berlanjut melalui tahapan-tahapan. Satu

tahun berikutnya, yaitu tahun 2002, pemimpin ASEAN dan China siap untuk

menandatangani kerangka perjanjian Comprehensive Economic Cooperation

(CEC), yang di dalamnya terdapat pula diskusi mengenai Free Trade

Agreement (FTA). Tidak diragukan lagi bahwa proposal yang ditawarkan oleh

China sangat menarik karena China dan ASEAN sama-sama melihat

kemungkinan besar akan pertumbuhan ekonomi yang lebih signifikan dengan

perjanjian tersebut. Inisiatif untuk bekerjasama dalam pengembangan

ekonomi datang dari China (Dewitari, dkk:2009).

Page 62: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Perkembangan ekonomi China tampaknya tidak terbendung untuk

menjadi perekonomian terbesar di dunia dalam dua atau tiga dekade ke depan.

Harga produk yang murah dan jenis produk yang bervariasi serta dukungan

penuh pemerintah China membuat produk dari negara lain sulit untuk bersaing.

Pemerintah Amerika Serikat pun pada mulanya berupaya melindungi

perekonomian dalam negerinya dan berusaha menekan China, antara lain untuk

membiarkan mata uang renminbi menguat dan mengurangi surplus perdagangan.

Dalam perkembangannya, AS harus realistis bahwa China tidak dapat lagi

ditekan dan lebih baik bekerjasama dalam memulihkan perekonomian dunia dari

krisis global (Kompas:3 Februari 2010).

Kerangka persetujuan CEC berisi tiga elemen yaitu liberalisasi, fasilitas,

dan kerjasama ekonomi. Elemen liberalisasi meliputi perdagangan, servis atau

jasa dan investasi. Dalam liberalisasi, persetujuan juga menyediakan ketentuan

untuk pemeliharaan dan fleksibilitas dalam Early Harvest Program yang

mencakup binatang yang masih hidup; ikan; produk-produk binatang lainnya;

pohon; sayuran dan buah-buahan. Produk-produk yang termasuk dalam program

ini dibagi menjadi tiga kategori dan akan dikenakan pengurangan tarif serta

penghapusan tarif, tarif akan menjadi nol persen dalam jangka waktu tiga tahun

(Dewitari, dkk:2009).

ACFTA dirancang oleh para kepala Negara atau pemerintahan ASEAN

dan China pada pertemuan puncak ASEAN dan Republik Rakyat China 6

November 2001 lalu. Inisiatif tersebut kemudian dikukuhkan menjadi

Page 63: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

“ Persetujuan Kerangka Kerja Mengenai Kerjasama Ekonomi Menyeluruh

antara Negara-negara Anggota ASEAN dan RRC” yang ditandatangani di Pnom

Penh, Kamboja tanggal 4 November 2004. Kemudian pada tanggal 6 Oktober

protokol perubahan persetujuan tersebut ditandatangani oleh Menteri-menteri

Ekonomi ASEAN-RRC (Suara Merdeka:26 Januari 2010).

B. Studi Terdahulu

Tang Yihong dan Wang Weiwei (2006) melakukan riset tentang

potensi perdagangan antara China dengan ASEAN setelah ASEAN-China

Free Trade Agreement. Riset tersebut dilakukan di China dengan

mengaplikasikan model Export Similiarty Index untuk menunjukan potensi

dagang China terhadap pasar ASEAN dengan membandingkan dengan enam

anggota ASEAN (ASEAN 6). Hasil riset menunjukan bahwa kompetisi di

beberapa level industri di pasar ASEAN dan potensi perdagangan bilateral

masih belum pasti. Dengan menghitung faktor ukuran negara, jarak, integrasi

negara,dll ACFTA mempunyai efek yang signifikan secara positif pada

jumlah perdagangan bilateral. Dalam penelitian ini menggunakan gravity

modeldan panel data untuk mengujinya.

Donghyun Park, Innwon Park, Gemma Esther B. Estrada (2008) dalam

risetnya tentang prospek ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA)

dengan menggunakan analisis kualitatif. Riset tersebut dilakukan di China.

Hubungan ekonomi dan perdagangan antara ASEAN dengan China sudah

Page 64: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

terjalin sejak lama, ASEAN merupakan kompetitor yang baik bagi China

begitupun sebaliknya.ACFTA yang berlaku secara efektif sejak 2010 dibentuk

untuk mempermudah perdagangan antar keduanya (ASEAN dan China).

Dalam riset ini menggunakan analisis kualitatif, apakah dengan ACFTA akan

mendatangkan manfaat bagi keduanya. Hasil analisis menunjukan optimisme

bahwa ACFTA mempunyai prospek yang baik sebagai sarana untuk

memperkuat perekonomian dan hubungan ekonomi antara ASEAN dan China.

Menurut Wong dan Chan (2003), pada jenis barang dan jasa tertentu juga

akan terjadi kompetisi antara China dan Asean walaupun secara menyeluruh

perdagangan antara China dan Asean saling mendukung perekonomian

masing-masing. Wong dan Chan juga berpendapat bahwa untuk membuat

perdagangan bebas antara China dan Asean, diperlukan perubahan struktur

ekspor agar lebih bersifat komplementer, yakni Asean dikonsentrasikan dalam

mengekspor barang-barang komoditas primer untuk mendukung produksi

China atas barang-barangnya yang mengalami peningkatan permintaan di

sektor industri dan sektor jasa. Berdasarkan hal tersebut, diantara negara

Asean, Indonesia merupakan negara yang paling memenuhi kualifikasi

sebagai pemasok komoditas primer, sehingga dapat dikatakan paling

berpotensi menjadi mitra China. Di sisi lain, China dan Asean berpotensi

untuk berkompetisi dalam hal memperoleh investasi dari negara-negara lain di

dunia, sedangkan potensi terjadinya investasi antar negara tersebut (Asean dan

China) relatif kecil.

Page 65: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Dalam tulisannya, Vanzetti dkk (2005) mencantumkan perjanjian regional

ASEAN+3 di dalam salah satu skenario perdagangan internasional Indonesia

di masa depan. ASEAN+3 yang dimaksud adalah negara-negara ASEAN

termasuk Indonesia bersama tiga Negara lain yaitu China, Jepang dan Korea

Selatan. Skenario tersebut juga termasuk salah satu skenario yang

dikelompokan sebagai percepatan liberalisasi perdagangan internasional

Indonesia. Indonesia dapat memperoleh benefit dari impor barang-barang

konsumsi dengan harga yang relatif rendah dari China. Namun barang ekspor

Indonesia juga akan berkompetisi dengan China pada produk-produk yang

menggunakan tenaga kerja secara intensif.

Dalam penelitiannya, Pakasa Bary (2009) menyebutkan bahwa Indonesia,

India dan China mempunyai potensi besar untuk memimpin pertumbuhan

ekonomi Asia dan dunia. Hal ini ditinjau dari tingginya produksi China dan

India, dan tingginya tingkat produksi barang-barang input dan sumber energi

dari Indonesia. Selain itu, populasi tiga negara yang sangat tinggi mampu

membuat tiga negara tersebut menjaga aktivitas perekonomian dengan hanya

ditopang oleh permintaan domestik yang dengan kata lain mengurangi

kerentanan terhadap adanya guncangan pada perekonomian dunia. Tiga

negara tersebut juga memiliki kemampuan untuk memasok barang-barang

dengan harga yang relatif rendah, yang salah satunya didukung oleh biaya

tenaga kerja yang rendah. Hasil estimasi melalui gravity model menunjukan

adanya sensitifitas yang tinggi antara ekspor Indonesia ke China dan India

Page 66: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dengan kondisi perekonomian secara umum di kedua negara tersebut.

Peningkatan produksi dan pendapatan di China dan India akan secara

signifikan meningkatkan ekspor Indonesia ke negara tersebut. Dalam hal ini,

peningkatan produksi di India lebih sensitif meningkatkan ekspor Indonesia

ke India, yang secara implisit menunjukan peluang pengembangan ekspor ke

negara tersebut masih terbuka lebar.

C. Kerangka Pemikiran

ACFTA merupakan kerjasama regional yang dilakukan antara ASEAN

dan China. Sejak diberlakukannya ACFTA pada Juli 2004 dan berlaku aktif

mulai 1 Januari 2010, ACFTA membawa dampak baik negatif maupun positif

bagi perekonomian Indonesia, khususnya pada sektor investasi dan

perdagangan bilateral di Indonesia (ekspor dan impor). Investasi merupakan

salah satu indikator penting yang sangat berpengaruh terhadap variabel-

variabel yang menentukan sumber pembiayaan untuk pembangunan negara.

Sementara itu, sumber dana untuk pembangunan dapat berasal dari dua

sumber, yaitu sumber dana luar negeri dan dalam negeri. Dana dari luar negeri

yaitu berupa utang luar negeri dan penanaman modal asing yang merupakan

stok kapital atau tambahan modal dan diperlukan pemerintah guna membiayai

pembangunan-pembangunan yang dilakukan pemerintah dengan tujuan

mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dana dari luar negeri ini

digunakan untuk memacu meningkatnya investasi dalam negeri dan dapat

Page 67: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

memicu kenaikan sumber daya ekonomi yang lebih besar sehingga dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, perdagangan internasional

adalah perdagangan yang dilakukan penduduk suatu negara dengan penduduk

negara lain atas dasar kesepakatan bersama.

Banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia dan jumlah perdagangan

yang dilakukan Indonesia ke luar negeri tergantung dari pendapatan perkapita

suatu negara.

Dalam hal ini, akan dilihat hubungan antara ACFTA dengan

perekonomian di Indonesia, khususnya pada sektor investasi dan perdagangan

Indonesia, serta melihat hubungan pendapatan perkapita China terhadap

jumlah ekspor Indonesia. Mengingat banyaknya variabel yang berhubungan

dengan investasi dan ekspor Indonesia, maka untuk mempermudah dalam

pemahaman ini, digambarkan suatu kerangka pemikiran yang sistematis,

sebagai berikut :

Gambar 2.3 : Kerangka Pemikiran

Prospek

Perdagangan

Indonesia-China

ACFTA Peluang Investasi

China ke Indonesia

Strategi Peningkatan

Investasi China ke

Indonesia

Gravity Model SWOT S-O

S-T

W-O

W-T

Page 68: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

menerangkan peluang ACFTA terhadap investasi China ke Indonesia serta

untuk menerangkan hubungan antara tingkat produksi Indonesia dan China

terhadap jumlah ekspor Indonesia untuk mengetahui prospek perdagangan

Indonesia dan China.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan diperoleh dari

Statatistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia dari BI, Biro Pusat Statistik

(BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Kebijakan

Fiskal (BKF) dan dari sumber-sumber lainnya yang lebih relevan.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua fungsi variabel, yaitu variabel

dependen dan variabel independen. Ekspor Indonesia berfungsi sebagai

variabel dependen. Sedangkan yang berfungsi sebagai variabel independen

adalah pendapatan perkapita Indonesia dan pendapatan perkapita China.

Page 69: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

2. Definisi Operasional

Pengertian dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah, sebagai berikut :

1. ACFTA merupakan perwujudan dari perdagangan bebas antara Negara

anggota ASEAN dengan China. Dengan adanya kesepakatan ini, mulai 1

Januari 2010 Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas

kepada Negara-negara anggota ASEAN dan China.

2. Investasi merupakan salah satu modal yang dapat digunakan untuk

pembangunan. Dalam hal ini investasi berkaitan dengan penanaman modal

asing Negara-negara ASEAN dan China ke Indonesia. Selain mengatasi

masalah kurangnya modal untuk pembangunan, investasi juga dapat

meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan pembangunan karena diikuti

oleh pemasukan teknologi modern dan pengaliran tenaga-tenaga ahli.

3. Ekspor merupakan pengeluaran penduduk negara lain terhadap barang-

barang yang dihasilkan dalam negeri.

4. Pendapatan Perkapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan teknik

kepustakaan, yaitu teknik yang dilakukan dengan mencari literatur-litaratur

yang diperlukan yang berhubungan dengan data dan teori di dalam penelitian

ini. Studi kepustakaan ini menggunakan data Produk Domestik Bruto

Page 70: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Indonesia yang bersumber dari BPS, data nilai ekspor Indonesia ke China

yang diperoleh melalui CEIC, Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian

Keuangan RI, melalui internet dan berbagai sumber-sumber pendukung.

.

E. Metode Analisis Data

Model analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimanakah

peluang ACFTA terhadap pertumbuhan investasi China ke Indonesia. Jadi

analisis data-data tersebut dapat digunakan untuk mengetahui peluang

ACFTA terhadap tingkat investasi China ke Indonesia yang kemudian

digunakan untuk menentukan strategi peningkatan investasi. Model analisis

yang kedua digunakan untuk mengetahui prospek perdagangan antara

Indonesia-China pasca perjanjian ACFTA yaitu dengan melihat pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen.

Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis hubungan dan

peluang antar variabel berupa pendekatan teori ekonomi, teori statistika, dan

teori ekonometrika.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis SWOT dan Gravity Model. Alat analisis SWOT

digunakan untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan

investasi China ke Indonesia setelah terbentuknya ACFTA serta dapat

Page 71: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

menentukan strategi pengembangan yang dapat mendorong investasi China ke

Indonesia. Gravity model digunakan untuk melihat arus perdagangan bilateral.

1. Analisis SWOT

Analisa SWOT adalah suatu cara untuk menganalisis faktor internal

dan eksternal menjadi langkah-langkah strategi dalam pengoptimalan usaha

yang lebih menguntungkan. Dalam menganalisis faktor-faktor internal dan

eksternal akan ditemukan aspek-aspek yang menjadi kekuatan (strength),

kelemahan (weakness), kesempatan (opportunities) dan yang menjadi

ancaman (threats) sebuah organisasi. Dengan begitu akan dapat ditentukan

berbagai kemungkinan alternatif strategi yang dapat dijalankan. (Freddy

Rangkuty, 2005:19).

Definisi lain dari analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi

dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini

menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan yang kemudian

dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.

Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar, yaitu :

a. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan

dari suatu masalah

b. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan

kelemahan dari suatu masalah

Page 72: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

c. Opportunity (O), adalah suatu situasi atau kondisi diluar masalah

dan memberikan peluang berkembang bagi suatu permasalahan di

masa depan

d. Threat (T), adalah suatu situasi atau kondisi yang merupakan

ancaman di masa depan.

Berikut merupakan representasi grafis dari kerangka SWOT :

Gambar 3.1

Kerangka Analisis SWOT

Analisis SWOT mempunyai diagram yang terdiri dari 4 kuadran,

yaitu:

Kuadran 1 : merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Organisasi

memiliki kekuatan dan peluang sehingga dapat memanfaatkan

peluang yang ada. Strategi yang dapat diterapkan adalah

dengan cara mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

Page 73: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus

diterapkan adalah menggunakan peluang jangka panjang.

Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar,

tetapi di lain pihak, perusahaan tersebut menghadapi

kendala/kelemahan internal. Focus strateginya adalah dengan

meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan, sehingga

dapat merubah peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

perusahaan mengalami berbagai ancaman dan kelemahan

internal.

Keterangan kombinasi dari Matriks SWOT adalah sebagai berikut :

a. Strategi S-O

Yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk

merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi S-T

Yaitu strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki

untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi W-O

Yaitu strategi yang memanfaatkan peluang yang ada dengan

meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi W-T

Page 74: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Yaitu strategi yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Gambar 3.2

Matriks Model Analisis SWOT

2. Gravity Model

Model gravity merupakan model ekonomi yang telah seringkali

digunakan untuk menjelaskan hubungan perdagangan antarnegara. Gravity

model didasarkan atas teori Sir Isaac Newton tentang gravitasi. Model ini

memperkirakan bahwa volume perdagangan antara dua Negara berhubungan

Page 75: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

lurus dengan pendapatan masing-masing Negara tersebut dan berhubungan

terbalik dengan hambatan perdagangan antarnegara.

Gravity model sangat populer karena kesuksesannya dalam

menjelaskan variasi empiris pada data yang ada, namun model ini juga banyak

dikritisi karena landasan teori ekonomi yang tidak kuat.

Meskipun demikian, beberapa penelitian menjelaskan bahwa gravity

model dapat diperoleh melalui landasan beberapa teori ekonomi tentang

perdagangan internasional yang telah secara umum digunakan, yang bahkan

teori tersebut secara prinsip sangat berbeda satu sama lain. Salah satunya

dibuktikan oleh Evenett dan Keller (2002), yang membuktikan bahwa teori

Heckscher-Ohlin dapat menjelaskan kesuksesan gravity model secara empiris.

Bentuk gravity model yang paling sederhana adalah sebagai berikut :

Xij =

Dimana

Xij = ekspor dari Negara i ke Negara j

Yi = pendapatan Negara i

Yj = pendapatan Negara j

Dij = jarak antara Negara i dan Negara j.

Beberapa penelitian menerapkan formulasi sedikit berbeda dengan

persamaan aslinya untuk mempermudah estimasi dengan menggunakan

Page 76: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

minimal satu titik data dengan nilai ekspor nol. Misalnya dengan mengganti

bentuk Xij menjadi (1+Xij) seperti yang dilakukan oleh Wall (2000).

Beberapa literatur juga mengemukakan alternatif bentuk fungsional

dari gravity model, salah satunya Sanso dkk (1993). Misalnya dengan

menggunakan kombinasi PDB per kapita dan jumlah populasi atau dengan

menggunakan kombinasi PDB per kapita dan PDB suatu Negara. Literatur

yang sama juga menemukan bahwa bentuk log linier dari gravity model yang

digunakan secara statistik sedikit tidak cocok dengan data yang digunakannya.

Salah satu temuan penting oleh Anderson dan Van Wincoop (2003)

ketika merekonstruksi gravity model sesuai dengan teori adalah bahwa

terdapat biaya perdagangan relatif antarnegara yang patut diperhitungkan

dalam gravity model. Hal ini antara lain mengindikasikan bahwa metode

estimasi dengan fixed effect lebih baik karena dapat menjelaskan perbedaan

resistensi antarhubungan bilateral yang berimplikasi pada variasi nilai ekspor

impor. Walaupun demikian, resiko bias antar observasi time series tetap ada

karena resistensi perdagangan secara relatif dapat berubah sepanjang waktu.

Penelitian ini menggunakan data Produk Domestik Bruto Indonesia

yang bersumber dari BPS, data nilai ekspor Indonesia ke China yang

diperoleh dari CEIC, dan data Produk Domestik Bruto China yang diperoleh

dari IMF-IFS. Series yang digunakan adalah triwulanan, sejak triwulan I

tahun 1999 sampai dengan triwulan IV tahun 2008. Data ekspor China ke

Indonesia tidak diikutsertakan sebab selain keterbatasan data, konteks

Page 77: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

penelitian ini lebih mengacu pada prospek pertumbuhan Indonesia karena

adanya peluang perdagangan dengan China, namun tidak sebaliknya.

Model yang digunakan mengasumsikan bahwa peluang PDB

Indonesia adalah sama baik untuk persamaan gravitasi China. Dari model

tersebut, estimasi dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu common

intercept dan fixed effect melalui regresi data panel.

Dengan kata lain, spesifikasi model yang akan diestimasi adalah

sebagai berikut :

Model IA

Xij = eαYiYj

βj

Model IB

Xij = = eαj

YiYjβj

Dimana

Xij = ekspor dari Negara I ke Negara j

Yi = pendapatan Negara i

Yj = pendapatan Negara j

α,â,dan ê merupakan parameter. Huruf kecil j pada masing-masing parameter

menjelaskan sensitivitas spesifik pada masing-masing cross-section, i

mewakili Indonesia, sedangkan j mewakili China. Selain itu, untuk efisiensi

dalam hal degrees of freedom, variabel jarak (D) yang telah dijelaskan

sebelumnya tidak diikutsertakan dalam estimasi mengingat hal ini

dimungkinkan karena jarak Indonesia (Jakarta) ke China (Beijing) sekitar

Page 78: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

5.100 km telah diwakili oleh parameter α. Estimasi data panel dilakukan pada

model-model tersebut dengan mengubah bentuk model tersebut menjadi

bentuk log linier.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya lebih

dari satu hubungan linear pasti di antara beberapa atau semua variabel

independen dari model regresi (Gujarati, 1995: 320). Salah satu asumsi model

klasik yang menjelaskan ada tidaknya hubungan antara beberapa atau semua

variabel dalam model regresi. Jika dalam model terdapat multikolinearitas,

maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien

tidak dapat diukur dengan ketepatan tinggi.

Salah satu metode untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas

adalah menggunakan pengujian dengan metode Klein. Metode ini

membandingkan nilai koefisien korelasi setiap variabel penjelas (r2xi, xj)

dengan nilai koefisien determinasi (R2y,xi,xj,…xn). Jika R

2y,xi,xj,…xn < r

2xi, xj,

maka terjadi masalah multikoliearitas dalam model, sedangkan jika nilai

R2y,xi,xj,…xn > r

2xi, xj, maka tidak terjadi masalah multikolinearitas.

Page 79: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

b. Heteroskedastisitas

Asumsi dari model regresi linier klasik adalah kesalahan pengganggu

mempunyai varians yang sama. Apabila asumsi tersebut tidak terpenuhi maka

akan terjadi heteroskedastisitas yaitu suatu keadaan dimana varians dari

kesalahan pengganggu tidak sama untuk semua nilai variabel bebas. Terdapat

beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas

dalam model empiris yaitu uji Park, uji Glejser, uji White, dan uji Breusch-

Pagan-Godfrey. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini akan

menggunakan uji White.

Dalam uji white ditawarkan dua jenis pengujian, yaitu: White

Heteroscedasticity (no cross term) dan White Heteroscedasticity (cross term).

Untuk penelitian ini digunakan pengujian White Heteroscedasticity (no cross

term) disebabkan banyak menggunakan variabel bebas. Jika nilai probabilitas

dari semua variabel lebih besar nilai taraf signifikansi 5%, maka pada model

tersebut tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya, Jika nilai

probabilitas dari semua variabel kurang atau lebih kecil dari nilai taraf

signifikansi 5%, maka pada model tersebut terdapat masalah heteroskedastisitas

(Insukindro et al., 2003: 201).

c. Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana kesalahan variabel

pengganggu pada suatu periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan

Page 80: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

pengganggu periode lain. Asumsi ini untuk menegaskan bahwa nilai variabel

dependen hanya diterangkan (secara sistematis) oleh variabel independen dan

bukan oleh variabel gangguan (Gujarati, 1995: 401).

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

autokorelasi yaitu, uji d Durbin-Watson, uji Lagrange Multiplier (LM Test), uji

Breusch-Godfrey, uji ARCH. Dalam penelitian ini untuk menguji ada tidaknya

autokerelasi adalah dengan uji Lagrange Multiplier Test yakni berupa regresi

atas semua variabel bebas dalam persamaan regresi VECM tersebut dan

variabel lag t dari nilai residual regresi VECM. Langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut:

1) Melakukan regresi variabel independen dengan menempatkan nilai residual

dari hasil regresi OLS sebagai variabel dependennya.

2) Memasukkan nilai R² hasil regresi OLS ke dalam rumus (n- 1)R², dimana n

adalah jumlah observasi.

3) Membandingkan nilai R2 dari hasil regresi tersebut dengan nilai X² dalam

tabel statistik Chi Square. Kriterianya adalah, jika:

a) Apabila nilai (n-1) R2 > nilai tabel X² berarti tidak terjadi masalah

autokorelasi.

b) Apabila nilai (n-1) R2 < nilai tabel X² berarti terjadi masalah

autokorelasi.

Page 81: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

4. Uji Statistik

Proses analisa yang akan dilakukan melalui pengujian variabel-variabel

independen yang meliputi uji t (uji individu), uji F (uji bersama-sama), dan uji R2

(uji koefisien determinasi).

a. Koefisien Determinasi (R2)

Nilai R2 untuk mengetahui berapa persen variasi variabel dependen

dapat dijelaskan oleh variabel independen. Uji ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi, yang ditunjukkan

oleh besarnya koefisien daterminasi (R2) antara nol dan satu (0<R

2<1). Jika

koefisien daterminan 0, artinya variabel independen tidak mempengaruhi

variabel dependen, atau dengan kata lain model tersebut tidak menjelaskan

sedikitpun variasi dalam variabel tidak bebas. Sedangkan jika koefisien

determinan mendekati 1, artinya variabel independen semakin mempengaruhi

variabel dependen, atau dengan kata lain model dikatakan lebih baik apabila

koefisien determinasinya mendekati nilai 1.

b. Uji F

Uji F ini merupakan pengujian bersama-sama variabel independen yang

dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependen secara signifikan. Langkah-langkah pengujian

adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995: 134):

Page 82: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

1) Menentukan Hipotesis

a) H0 : 1 = 2 = 3 = 4 = 0

Berarti semua variabel independen secara individu tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

b) Ha : 1 2 3 4 0

Berarti semua variabel independen secara individu berpengaruh

terhadap variabel dependen.

2) Melakukan penghitungan nilai F sebagai berikut:

a) Nilai F tabel = F α;K-1;N-K. ......................................................(3.2)

Keterangan:

N = jumlah sampel/data

K = banyaknya parameter

b) Nilai F hitung = KN.R1

1KR2

2

..........................................(3.3)

Keterangan:

2R = koefisien determinan

N = jumlah observasi atau sampel

K = banyaknya variabel

Page 83: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Ho diterima Ho ditolak

F ( ; K-1; N-K)

3) Kriteria pengujian

Gambar 3.3 Daerah Kritis Uji F.

4) Kesimpulan

a) Apabila nilai F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen secara signifikan.

b) Apabila nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

variabel independen secara bersama-sama mampu mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

c. Uji t

Uji t ini merupakan merupakan pengujian variabel-variabel independen

secara individu, dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh masing-

masing variabel independen dalam mempengaruhi perubahan variabel

dependen, dengan beranggapan variabel independen lain tetap atau konstan.

Langkah-langkah pengujian t test adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995: 119):

1) Menentukan Hipotesisnya

a) Ho : 1 = 0

Page 84: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70 Ho ditolak

Ho diterima

- KN;t 2α KN;t 2α

Ho ditolak

Berarti suatu variabel independen secara individu tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

b) Ha : 1 0

Berarti suatu variabel independen secara individu berpengaruh

terhadap variabel dependen.

2) Melakukan penghitungan nilai t sebagai berikut:

a) Nilai t tabel = t α/2;N – K .....................................................(3.4)

Keterangan:

= derajat signifikansi

N = jumlah sampel (banyaknya observasi)

K = banyaknya parameter

b) Nilai t hitung = i

i

Se.........................................................(3.5)

Keterangan:

i = koefisien regresi

Se ( i) = standard error koefisien regresi

3) Kriteria pengujian

Gambar 3.4 Daerah Kritis Uji t.

Page 85: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

4) Kesimpulan

a) Apabila nilai –t tabel < t hitung < +t tabel, maka Ho diterima. Artinya

variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen

secara signifikan.

b) Apabila nilai t hitung > +t tabel atau t hitung < - t tabel, maka Ho ditolak.

Artinya variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan.

Page 86: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Asean China Free Trade Agreement (ACFTA)

Para kepala negara anggota ASEAN dan China pada tanggal 4 November

2004 di Phnom Penh, Kamboja telah menandatangani Framework Agreement on

Comprehensive Economic Co-operation between The Association of Southeast Asian

Nations and The People’s Republic of China (ACFTA). Tujuan dari Framework

Agreement on ACFTA tersebut adalah :

e. Memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan,dan

investasi kedua pihak

f. Merealisasikan perdagangan barang, jasa dan investasi

g. Mencari area baru dan mengembangkan kerjasama ekonomi yang saling

menguntungkan kedua pihak

h. Memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dengan Negara baru

anggota ASEAN dan menjembatani gap yang ada di kedua belah pihak.

Selain itu, kedua pihak juga menyepakati untuk memperkuat dan

meningkatkan kerjasama ekonomi melalui :

a. Penghapusan tarif dan hambatan non tarif dalam perdagangan barang

b. Liberalisasi secara progresif perdagangan jasa

c. Membangun regim investasi yang kompetitif dan terbuka dalam kerangka

ASEAN China FTA.

Page 87: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Dalam hal penurunan dan penghapusan tarif perdagangan barang, telah

disepakati tiga skenario yaitu :

1. Early Harvest Programme (EHP), tujuannya adalah mempercepat

implementasi penurunan tarif produk dimana program penurunan tarif bea

masuk dilakukan secara bertahap dan efektif dimulai pada 1 Januari 2004

bagi produk EHP dan menjadi 0% pada 1 Januari 2006.

2. Normal Track Programme

3. Sensitive and Highly Sensitive

Cakupan produk yang masuk dalam EHP adalah produk yang masuk dalam

Chapter 01 s/d 08 yaitu : Hewan hidup (01), daging dan produk daging dikonsumsi

(02), Ikan (03), Dairy produk/ produk susu (04), Produk hewan lainnya (05),

Tumbuhan (06), Sayuran dikonsumsi kecuali jagung manis (07), dan buah-buahan

dikonsumsi (08). Jumlah kelompok EHP meliputi 530 pos tarif (HS 10 digit).

Sementara produk-produk spesifik yang ditentukan melalui kesepakatan bilateral,

antara lain kopi, minyak kelapa (CPO), Bubuk Kakao (HS 1806.10.00.00), barang

dari karet dan perabotan.

Pada Normal Track Programme penurunan tarif bea masuk dimulai sejak

tanggal 20 Juli 2005, yang menjadi 0% pada tahun 2010, dengan fleksibilitas pada

produk-produk yang akan menjadi 0% pada tahun 2012. Adapun produk-produk

dalam kelompok Sensitive, akan dilakukan penurunan tarif mulai tahun 2012, dengan

penjadwalan bahwa maksimum tarif bea masuk 20% pada tahun 2012 dan akan

menjadi 0-5% pada tahun 2020.

Page 88: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Untuk mendapatkan preferensi penurunan tarif dengan menggunakan ketiga

skenario tersebut disepakati Pengaturan Surat Keterangan Asal Barang (SKA) atau

Rules of Origin (ROO) dengan ketentuan kandungan lokal ACFTA sebesar 40% yang

secara operasional menggunakan SKA Form E. Penurunan dan penghapusan tarif bea

masuk dalam ACFTA dilakukan melalui proses bertahap atas seluruh produk, hal ini

dimaksudkan untuk tetap menjaga kepentingan perlindungan terhadap produk

Indonesia yang dianggap belum mampu untuk bersaing dengan produk negara peserta

FTA.

Industri yang masuk dalam kategori penghasil produk sensitif lebih

mendorong peningkatan impor dengan menggunakan skema aturan Perjanjian

Perdagangan Bebas ASEAN-China dibandingkan skema aturan importasi normal.

Walaupun skema perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) membutuhkan

dokumen khusus, skema insentif bea masuk dalam aturan ACFTA dinilai lebih

menguntungkan. Namun, perlu diwaspadai karena komposisi impor produk industri

Indonesia dari China terhadap total impor mencapai 91,7%, sedangkan komposisi

ekspor produk industri Indonesia ke China dibandingkan total ekspor Indonesia ke

China hanya mencapai 51,3%. Impor produk elektronika dengan skema aturan

importasi normal (Most Favorable Nation/MFN) meningkat rata-rata 2,3% per bulan,

sedangkan skema ACFTA sebesar 11,9%. Impor furnitur dengan skema MFN

meningkat rata-rata 6,9% per bulan, sedangkan dengan skema ACFTA 18%. Impor

logam dan barang logam dengan skema MFN bertambah rata-rata 15,6%, sedangkan

dengan skema ACFTA sebesar 14,8% (Kompas, Kamis, 24 Maret 2011).

Page 89: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dan Sesudah ACFTA

Perjanjian kerjasama ekonomi antara ASEAN – China (ACFTA)

ditandatangani pada tanggal 4 November 2004 di Phnom Penh, Kamboja oleh para

Kepala Negara ASEAN dan RRC.

Kerjasama ekonomi dan perdaganagan kedua belah pihak akan mempengaruhi

kedua kawasan tersebut. Demikian juga bagi Indonesia, di masa mendatang akan

semakin dipengaruhi hubungan ekonomi internasional, yang berupa kesepakatan

ekonomi bilateral, regional dan multilateral serta konvensi dan perjanjian

internasional. Perkembangan ekonomi dan perdaganagan dengan China yang

mempunyai pertumbuhan tinggi dan menjadi kekuatan baru akan sangat

mempengaruhi perdagangan dan investasi bagi Indonesia. Negara-negara tersebut

mulai menuju sebagai negara yang mempunyai keunggulan komparasi dalam produk-

produk tertentu. Produk-produk mereka telah masuk di berbagai negara di dunia ini

termasuk Indonesia. Struktur perekonomiannya mulai meninggalkan sektor pertanian

menuju industrialisasi dan mulai banyak menanamkan modalnya di berbagai negara.

Perkembangan ekonomi perdagangan Indonesia dan China banyak mengalami

pasang surut. Naik turun hubungan ekonomi dagang kedua negara karena dipengaruhi

beberapa permasalahan seperti faktor social ekonomi dan politik. Sejak Negara China

merubah haluan menjadi negara terbuka maka Indonesia mempunyai kepentingan

ekonomi dan perdagangan pada negara China. Jalinan ekonomi dan perdagangan ini

kemudian diimplementasikan melalui bentuk kerjasama ekonomi baik bilateral

Page 90: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

maupun regional. Salah satu diantaranya adalah kerjasama regional Asean dengan

China. Tentu saja perkembangan China yang sangat pesat saat ini menjadi peluang

dan tantangan khususnya bagi Indonesia dan negara-negara Asean lainnya.

Terjadinya krisis finansial global sejak akhir tahun 2008 yang berlanjut pada

2009 mengakibatkan banyak negara mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi.

Demikian juga pertumbuhan ekonomi China selama tahun 2008 ini tercatat menurun

hanya mencapai 8% atau menurun dibanding tahun lalu.

China merupakan tujuan utama kedua ekspor Indonesia ke pasar internasional,

menggeser posisi Amerika Serikat yang sekarang berada di urutan ketiga. Total

volume perdagangan bilateral Indonesia-China hingga akhir tahun 2007 menembus

angka $ 25,01 milyar atau melampaui target yang ditetapkan sebesar $ 20 milyar.

Namun, pada periode itu, Indonesia mencatatkan defisit sebesar $ 210 juta.

Dari sisi investasi, China mempunyai kontribusi sekitar 0,3% dari total

investasi asing (Foreign Direct Investment/FDI) setiap tahunnya pada Indonesia.

Perkembangan realisasi investasi China ke Indonesia sebelum dan sesudah

ditandatanganinya Asean China Free Trade Agreement (ACFTA) dapat dilihat pada

Tabel 4.1 sebagai berikut :

Page 91: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 4.1

Perkembangan Realisasi Investasi China ke Indonesia 2002-2007

(juta US$)

Negara Sebelum ACFTA Sesudah ACFTA

2002 2003 2004 Rata-rata 2005 2006 2007 2008

Rata-rata

Asean 299,2 464,1 916,2 559,8 2.250 926,7 330,5 1855,7 2,265,2

China 6 83,2 8,1 32,43 37,3 31,5 28,9 139,6 59,33

Jepang 432,3 738,2 1.041,3 737,3 1.144,3 908,2 210,4 1365,4 890,23

Amerika 60,3 148,4 78,3 95,67 88,6 65,8 123,5 151,3 112,6

Total

dunia 3091,2 5450,6 4601,3 4381 8914,6 5976,9 3.706 14871,4 10026,1

% Inv.China ke Ind 0,002 0,015 0,002 0,01 0,004 0,005 0,001 0,009 0,005

Sumber : BKPM, 2008

*) di luar investasi sektor minyak dan gas bumi, data terakhir sampai dengan 31 Mei 2007

Secara umum investasi negara-negara Asean, Jepang, Amerika Serikat lebih

tinggi dibandingkan dengan investasi China ke Indonesia. Sebelum perjanjian

ACFTA, investasi negara-negara Asean ke Indonesia dengan rata-rata 559,83 juta

US$ dan sesudah perjanjian ACFTA dengan nilai rata-rata 1.169,07 juta US$.

Sedangkan rata-rata investasi China ke Indonesia sebesar 32,43 juta US$ sebelum

perjanjian ACFTA dan menurun menjadi sebesar 24,53 juta US$.

Hal tersebut dapat dikatakan juga bahwa presentase investasi China ke

Indonesia dibandingkan dengan total investasi dunia ke Indonesia masih sangat kecil,

sesudah perjanjian ACFTA hanya rata-rata sebesar 0,004 sedangkan sebelumnya rata-

ratanya sebesar 0,01.

Page 92: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Dari tabel 4.1 terlihat peningkatan investasi China ke Indonesia setelah

dibukanya perdagangan bebas ACFTA, justru mengalami penurunan dari rata-rata

32,43 juta US$ menjadi 24,52 juta US$.

Apabila dilihat dari sisi perdagangan, dari Gambar 4.1 dapat dibandingkan

total perdagangan Indonesia-China dengan total perdagangan Indonesia-Dunia. Total

perdagangan Indonesia-China selama tahun 2002-2007 selalu mengalami peningkatan

walaupun nilainya tidak lebih dari US$ 20.000. Oleh karena itu dapat dikatakan

bahwa proporsi China dalam perdagangan internasional bagi Indonesia masih relatif

kecil.

Gambar 4.1

Total Perdagangan Indonesia-China dan Indonesia-Dunia tahun 2002-

2007

Sumber : BKPM, 2008, diolah

Berkaitan dengan perdagangan China Indonesia dapat ditunjukkan bahwa

nilai ekspor Indonesia ke China banyak didominasi oleh ekspor migas. Sementara

Page 93: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

jika dibandingkan peningkatan pertumbuhan beberapa komoditi nonmigas lainnya

seperti hasil pertanian dan perkebunan, hasil perikanan, kayu olahan, tekstil, dan

beberapa komoditas lainnya ternyata masih kecil. Hampir setengah dari total ekspor

Indonesia ke China adalah sektor migas. Hal ini juga menunjukan kontribusi ekspor

dari sektor nonmigas relatif belum berhasil.

Tabel 4.2

Ekspor Migas dan Nonmigas ke China tahun 2002-2007 (juta US$)

PORSI

2002 2003 2004 2005 2006 2007*

Ekpor 10,74 13,16 13,6 20,01 20,43 21,55

- Migas 5,87 7,22 7,46 14,05 13,56 14,35

- Non

Migas 4,87 5,94 6,14 5,96 6,87 7,20

Impor 13,51 17,52 15,98 18,71 19,05 20,35

- Migas 5,04 8,15 6,33 7,40 5,98 3,40

- Non

Migas 8,47 9,37 9,65 11,31 13,07 16,95

Neraca

Perdag. 2,77 4,36 2,38 -1,3 -1,38 -1,2

- Migas -0,83 0,93 -1,13 6,65 0,49 10,95

- Non

Migas 3,6 3,43 3,51 5,35 6,2 9,75

Total Perd. 24,25 30,68 29,58 38,72 39,48 41,9

- Migas 10,91 15,37 13,79 21,48 19,54 17,75

- Non

Migas 13,34 15,31 15,79 17,24 19,94 24,15

Sumber: BKPM, 2008

Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.2, ekspor sektor migas selalu

meningkat, demikian juga ekspor sektor nonmigas.

Page 94: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Gambar 4.2

Ekspor Migas dan Nonmigas ke China ( Juta US$ ) tahun 2002-2007

Sumber : BKPM, 2008, diolah

Namun, pada tahun 2010 data terbaru menunjukan ekspor nonmigas Indonesia

ke China meningkat tajam dari US$ 8,9 milyar pada 2009 menjadi US$ 14,1 milyar

pada 2010. Hal itu menunjukan bahwa setahun pelaksanaan ACFTA Indonesia

membukukan pertumbuhan ekspor nonmigas ke China sebesar 58,4%. Sementara itu,

impor nonmigas Indonesia dari China juga meningkat pesat, dari US$ 13,5 milyar

tahun 2009 menjadi US$ 19,7 milyar pada 2010 dengan laju pertumbuhan sebesar

45,9%.

Page 95: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Masalah dalam hal ini terdapat pada defisit perdagangan Indonesia dengan

China, mengingat neraca perdagangan Indonesia dengan China hingga tahun 2007

selalu surplus. Namun, pada kenyataannya defisit perdagangan nonmigas Indonesia

dengan China naik setelah pemberlakuan ACFTA, yakni dari US$ 4,6 milyar tahun

2009 menjadi US$ 5,6 milyar (Faisal Basri dalam Kompas, Senin, 11 April 2011).

C. Optimalisasi Investasi China ke Indonesia

Sudah hampir lima tahun sejak tahun 2004 sampai saat ini kerjasama ekonomi

negara-negara Asean dengan China dalam bentuk Asean China Free Trade

Agreement (ACFTA) berlangsung. Kerjasama ini tentu mempunyai tujuan yang

sangat ideal mengingat China sebagai negara yang mempunyai tingkat pertumbuhan

ekonomi tertinggi di dunia sekarang ini. Dengan penduduk 1,2 milyar ditambah

dengan penduduk Asean sekitar 500 juta maka menjadi sekitar 1,7 milyar penduduk

di kawasan ini. Penduduk yang sangat besar ini tentu menjadi pasar empuk produk

dan jasa kedua belah pihak. Tujuan lainnya adalah meliberalisasi perdagangan barang

dan jasa melalui pengurangan atau penghapusan tarif serta mengembangkan

kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Termasuk

memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif kedua belah pihak.

Hubungan perdagangan bilateral Indonesia China sendiri sebetulnya cukup

bagus. Setelah pelaksanaan ACFTA, Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan

China. Kalau dibandingkan surplus perdagangan sebelum penandatanganan

perjanjian ini rata-rata hanya mencapai US$ 608 pertahun, tetapi setelah pelaksanaan

Page 96: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

perjanjian naik menjadi US$ 1.160 pertahun atau hampir dua kali lipat. Demikian

juga kita mencatat peningkatan share perdagangan Indonesia-China terhadap total

perdagangan semua negara dengan Indonesia pada era pelaksanaan ACFTA. Rata-

rata share total perdagangan Indonesia-China terhadap total perdagangan semua

negara dengan Indonesia sebelum ACFTA 6,87%, meningkat menjadi 9,40% pada

masa ACFTA. Atau bisa dikatakan telah menjadi pergeseran share sebesar 2,29% dan

impor sebesar 2,81% beralih ke China pada era pelaksanaan ACFTA.

Tabel 4.3

Perbandingan Perdagangan Indonesia-China terhadap

Indonesia-Dunia (Persen) tahun 2002-2007

ACFTA

Sebelum Sesudah Perubahan

Ekspor 5,91 8,20 2,29

Impor 8,55 11,37 2,81

Neraca Perdag. 2,27 3,15 0,88

Total Perdag. 6,87 9,40 2,53 Sumber : BPS,2008 diolah

Dari sisi ekspor, rata-rata ekspor pada pasca ACFTA juga mengalami

kenaikan berarti dibanding sebelum pelaksanaan ACFTA. Sebelum pelaksanaan

ACFTA rata-rata ekspor pertahun hanya mencapai US$ 3.770 pertahun, kemudian

naik menjadi US$ 7.940 pertahun pasca ACFTA. Ekspor migas sebelum pelaksanaan

ACFTA rata-rata hanya sebesar US$ 954 pertahun, naik menjadi US$ 2.794 pertahun

pasca ACFTA atau naik hampir tiga kali lipat. Di sisi lain, ekspor nonmigas sebelum

pelaksanaan ACFTA sebesar US$ 2.815 pertahun, kemudian naik menjadi US$ 5.146

pertahun pada era pelaksanaan ACFTA.

Page 97: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel 4.4

Rata-rata Perdagangan Indonesia Sebelum dan Era ACFTA (US$) tahun

2002-2007

Komponen Sebelum Era ACFTA

Ekpor 3,770.07 7,940.79

- Migas 954.70 2,794.38

- Nonmigas 2,815.37 5,146.41

Impor 3,162.06 6,780.98

- Migas 563.98 1,001.87

- Nonmigas 2,598.08 5,779.11

Neraca Perdag. 608.01 1,159.81

- Migas 390.72 1,792.51

- Nonmigas 217.29 -632.70

Total Perd. 6,932.13 14,721.78

- Migas 1,518.68 3,796.25

- Nonmigas 5,413.45 10,925.53 Sumber : BPS, 2008 diolah

Hal yang menarik diamati adalah pertumbuhan ekspor nonmigas lebih rendah

dibanding pertumbuhan ekspor migas ke China. Hal inilah yang perlu diperhatikan

pemerintah. Ini berarti kita belum berhasil meningkatkan ekspor nonmigas ke China

baik dari segi jumlah maupun nilai ekspor itu sendiri.

Apabila dilihat dari sisi impor, rata-rata impor sebelum pelaksanaan ACFTA

sebesar US$ 3.162 pertahun, naik menjadi US$ 6.780 pertahun pada pelaksanaan

ACFTA. Impor migas sebelum pelaksanaan ACFTA rata-rata sebesar US$ 563

pertahun, naik menjadi US$ 1.001 pertahun pada pelaksanaan ACFTA. Sementara

itu, impor nonmigas sebelum pelaksanaan ACFTA sebesar US$ 2.598 pertahun,

menjadi US$ 5.779 pada era pelaksanaan ACFTA. Sedangkan pertumbuhan impor

migas lebih rendah dibanding pertumbuhan impor nonmigas.

Page 98: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Menurut data BKPM, perkembangan realisasi investasi China ke Indonesia

sebelum dan sesudah ditandatanganinya Asean China Free Trade Agreement

(ACFTA) dapat dilihat dari realisasi investasi China ke Indonesia. Rata-rata jumlah

investasi yang masuk pada era pelaksanaan ACFTA sebanyak US$ 14,67 proyek

pertahun, hampir dua kali lipat dibandingkan jumlah investasi sebelum pelaksanaan

ACFTA yang rata-rata hanya sebesar US$ 7,67 pertahun. Namun demikian, dari nilai

investasi tidak terjadi peningkatan yang signifikan. Rata-rata realisasi investasi China

di Indonesia pada era ACFTA sebesar US$ 35,17, tidak jauh berbeda dibanding

sebelum pelaksanaan ACFTA yang besarnya US$ 32,43.

Tabel 4.5

Perkembangan Realisasi Investasi (proyek) China dan Dunia di Indonesia

2002-2007

2002 2003 2004 2005 2006 2007

China

- Jml. Proyek -Cina 5 12 6 11 11 22

- Invest. Cina (Juta

US$) 6,00

83,20 8,10

45,10

31,50 28,90

Dunia

-Jml. Proyek -Dunia 442 569 547 908 867 983

- Investasi - Dunia

(Juta US$)

3.082,60

5.445,30

4.572,10

8.916,90

5.977,00

10.349,60

Prosentase (Cina thd

Total)

-Jml. Proyek 1,1% 2,1% 1,1% 1,2% 1,3% 2,2%

- Investasi 0,2% 1,5% 0,2% 0,5% 0,5% 0,3%

Sumber : BKPM, 2008, diolah

Kalau dilihat dampak ditandatanganinya perjanjian justru belum mempunyai

pengaruh besar terhadap arus iklim investasi China ke Indonesia walaupun terjadi

kenaikan. Justru investasi Negara-negara Asean, Jepang ataupun Amerika Serikat

Page 99: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan investasi China ke Indonesia. Dari data BKPM

menunjukan bahwa sebelum perjanjian ACFTA investasi Negara-negara Asean ke

Indonesia 18 kali lipat dengan rata-rata US$ 559,83 juta dan 33 kali lipat sesudah

perjanjian ACFTA dengan nilai rata-rata US$ 1.169,07 juta. Sedangkan rata-rata

investasi China ke Indonesia sendiri hanya sebesar US$ 32,43 juta sebelum perjanjian

ACFTA dan menjadi rata-rata hanya sebesar US$ 32,57 juta pasca ACFTA.

Demikian juga presentase investasi China ke Indonesia dibandingkan dengan

total investasi dunia ke Indonesia masih kecil, sesudah perjanjian ACFTA hanya rata-

rata sebesar 0,006% sedangkan sebelumnya juga rata-rata sebesar 0,006%. Dengan

melihat kondisi ini, semestinya pemerintah lebih agresif dan lebih kreatif untuk

mendorong masuknya investor China ke Indonesia.

Membentuk sebuah forum yang mengakomodir semua kepentingan dengan

jalan mengundang sebanyak mungkin investor china ke Indonesia untuk

menanamkan modalnya adalah salah satu cara yang dapat dilakukan. Tentu saja

forum ini menjembatani antara investor China dengan Indonesia.

Langkah yang dapat ditempuh, bisa saja dengan segera merealisasikan forum

investasi pemerintah ousat, swasta serta pemda-pemda. Sebetulnya masih banyak

sektor yang dapat ditawarkan kepada mereka terutama sektor energi, industri,

infrastruktur, pertanian, kehutanan maupun kelautan.

Hal lain yang dianggap penting adalah kesiapan infrastruktur serta dunia

usaha kita dalam menangkap peluang yang masih terbuka lebar untuk merealisasikan

dan mengeksploitasi berbagai kegiatan yang ada dalam perjanjian ACFTA tersebut.

Page 100: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Oleh karena itu, jangan sampai peluang ini hanya banyak dimanfaatkan oleh Negara-

negara Asean lainnya, seperti Singapura, Malaysia atau Thailand.

D. Kekuatan, Kelemahan, Peluang serta Ancaman Investasi China ke

Indonesia Setelah Pembentukan ACFTA

1. Kekuatan

Peningkatan investasi China ke Indonesia akan dapat dicapai karena

Indonesia mempunyai banyak keunggulan, antara lain stabilitas ekonomi yang relatif

baik, pemerintahan yang stabil, termasuk masalah sosial politik yang cukup kondusif,

yang berarti risk country Indonesia semakin menurun.

Kekuatan utama lainnya adalah bahwa Indonesia mempunyai sumber-

sumber daya alam yang melimpah termasuk sumber energi yang melimpah seperti

batu bara, minyak dan gas bumi, kemudian sumber daya manusia di Indonesia yang

terbilang murah. Dengan berbagai kekuatan ini diharapkan investor China akan

tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

2. Kelemahan

Infrastruktur untuk mendukung dan mendorong peningkatan investasi di

Indonesia masih belum memadai. Infrastruktur yang dimaksud terkait dengan

investasi lunak (soft infrastructure) seperti pelayanan, iklim usaha, komunikasi,

kepastian hukum, undang-undang, dan lain-lain. Demikian juga infrastruktur keras

(hard infrastructure) seperti sarana transportasi, sarana komunikasi, pelabuhan, jalan,

dan lain-lain.

Page 101: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Pelayanan dan birokrasi di Indonesia yang belum optimal merupakan

kelemahan lain bagi Indonesia. Beberapa keputusan pemerintah pusat dan pemerintah

daerah masih belum sinkron dalam mengambil kebijakan mengenai investasi,

termasuk banyaknya pungutan yang menimbulkan biaya tinggi (high cost).

Isu tingginya korupsi di Indonesia juga menjadi pertimbangan bagi

investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

3. Peluang

Ditinjau dari neraca perdagangan antara Indonesia dan RRT selama

periode 1999-2007, Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan nilai 1,1

milyar pada akhir tahun 2007. Namun dua tahun berturut-turut terjadi defisit

perdagangan masing-masing sebesar 3,6 milyar dan 2,5 milyar pada tahun 2008

dan 2009 dengan nilai defisit perdagangan pada tahun 2009 yang menurun

disbanding tahun 2008. Defisit yang muncul pada kedua tahun tersebut apabila

ditinjau dari komposisi impor Indonesia dari China jumlah barang modal dan

bahan baku penolong dari China meningkat pesat dengan pertumbuhan rata-rata

tahunan masing-masing sebesar 51,4% dan 26,0%. Hal ini merupakan indikasi

bahwa terjadi added value atau proses produksi terdapat kebutuhan industri

domestik, yang tentunya menghasilkan hasil produk yang lebih murah dan

efisien. Selain itu, ditinjau dari struktur ekspor non migas menurut Negara tujuan

peranan China sebagai Negara tujuan ekspor semakin meningkat dibandingkan

dengan dominasi pangsa ekspor ke Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang.Hal

ini menggambarkan diversifikasi pasar tujuan ekspor ketika krisis ekonomi

Page 102: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

global melanda Amerika Serikat dan wilayah Uni Eropa, yang dapat menopang

keadaan ekonomi Indonesia di teritori pertumbuhan positif. Dengan terbuka

luasnya pasar China, dimana hampir 80% lebih tarif yang menggunakan skema

ACFTA telah mencapai zero percent, hal ini membuka peluang baik dari segi

penetrasi pasar produk Indonesia ke China, maupun terbuka lebarnya sumber

bahan baku (material) yang dibutuhkan sektor industri dalam negeri sehingga

dapat bersaing secara kompetitif mengingat Indonesia bukanlah Negara tujuan

ekspor maupun impor utama bagi China. Dari segi investasi maupun penanaman

modal hal ini membawa pengaruh yang cukup baik, mengingat kebijakan

pemerintah China yang berencana merestrukturisasi perekonomian mereka

dengan melakukan ekspansi dan investasi di luar negeri.Hal ini membawa

Indonesia sebagai pasar potensial yang dapat menarik investor China untuk

membuka perusahaan sebagai basis produksi dan menanamkan modal mereka di

Indonesia.Indonesia mempunyai peluang cukup besar untuk meningkatkan

investasi dari China.Hal ini didukung peningkatan volume maupun komoditas

yang dapat di ekspor ke Negara China sebagai kekuatan ekonomi baru. Selama

ini tercatat sebesar 7,2% ekspor nonmigas Indonesia adalah ke China. Memasok

kebutuhan (raw materials, barang industri, tenaga kerja) untuk Negara China

adalah peluang paling utama.Faktor peluang utama lainnya adalah keunggulan

Indonesia karena mempunyai sumber-sumber yang melimpah. Dengan berbagai

peluang ini tentu investor China akan tertarik untuk menanamkan modalnya di

Indonesia.

Page 103: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Demikian juga jumlah penduduk China yang lebih dari 1,3 milyar jiwa

sangat mempengaruhi permintaan komoditi ekspor unggulan Indonesia.

Dampaknya harga komoditi seperti bahan pangan akan cenderung tinggi karena

permintaan juga tinggi, dan bagi Indonesia dapat menyediakan sumber daya alam

tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka karena Indonesia memiliki

keunggulan sumber daya alam yang melimpah.

Adapun cara yang ditempuh adalah mencari niche (pasar khusus)

Kawasan Perdagangan Bebas antara Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara

(ASEAN) dan China (ACFTA) yang secara signifikan menguntungkan ekonomi

dan perdagangan intra regional serta akan menjadi tonggak bagi hubungan

ekonomi ASEAN-China di masa mendatang.

Pembentukan ACFTA itu akan menciptakan kawasan dengan 1,7 milyar

konsumen, suatu kawasan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar US$ 2,0

trilyun dan total perdagangan setiap tahunnya mencapai nilai US$ 1,23 trilyun.

Penghapusan rintangan perdagangan antara ASEAN dan China akan membantu

menurunkan biaya, meningkatkan volume perdagangan dan meningkatkan

efisiensi ekonomi.

ACFTA tersebut akan menjamin stabilitas di Asia Timur dan

memberikan kesempatan baik Negara anggota ASEAN maupun China untuk

mempunyai peranan lebih besar dalam perdagangan internasional yang

memberikan keuntungan bersama. Semua anggota ASEAN mengharapkan

manfaat dari ACFTA namun tingkat manfaat tersebut akan tergantung pada

Page 104: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

kesiapan sektor swasta di setiap Negara untuk mengeksploitasi berbagai

kesempatan dalam ACFTA.

Berdasarkan ACFTA, Negara-negara anggota ASEAN dan China

terbebas dari pajak atas 7.000 kategori komoditi mulai 1 Juli 2004 dan

memberikan status bebas bea bagi semua komoditi tersebut dalam perdagangan

bilateral pada 2010. Dilihat sebagai antisipasi banyaknya pengembangan di

Negara China sebagai tujuan investasi paling menarik di kawasan

Asia.Tujuannya adalah menjadikan China tidak sebagai saingan tetapi lebih

menjadikannya sebagai mitra kerjasama dan meningkatkan kualitas produk kita

yang berasal dari sumber alam (natural resources).

Untuk bisa melepaskan diri dari ketergantungan ekonomi dua kekuatan

ekonomi dunia yang baru itu, Indonesia harus meningkatkan daya saingnya di

pasar dunia dan menciptakan pasar khusus (niche) bagi produk Indonesia.Posisi

Indonesia mengenai daya saing pada tahun 2008-2009 menurut World Economic

Forum (WEF) adalah di urutan 55 sedangkan China berada di urutan 30.Tiga

Negara anggota Asean lainnya justru lebih baik, Singapura urutan 5, Malaysia

21, dan Thailand 34.

Saat ini dengan membanjirnya barang-barang produk China akan

membuat persaingan beberapa Negara di kawasan Asia Tenggara sebagai Negara

industri baru, sehingga mendorong memproduksi dan menonjolkan produk-

produk yang mempunyai keunggulan komparasi.

Page 105: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Antisipasi jangka panjang untuk menghadapi dampak pertumbuhan

ekonomi China adalah Indonesia bersama Negara-negara Asean lainnya

membentuk kekuatan ekonomi regional.Ini dapat dilakukan dengan terus

melanjutkan kesepakatan-kesepakatan bersama dalam dunia perdagangan untuk

menstabilkan kawasan ini.Di samping itu, terus dijaga kemungkinan penggunaan

mata uang tunggal (single currency) di kawasan asean.

Pada umumnya, pertumbuhan ekonomi yang pesat suatu Negara akan

mengangkat golongan menengah ke atas menjadi golongan atas. Golongan ini

tentu memerlukan tempat-tempat wisata di luar negeri.Oleh karena itu, Indonesia

dapat menangkap peluang membanjirnya wisatawan dari Negara-negara tersebut

melalui peningkatan kualitas layanan daerah wisata (tourism area) maupun

banyaknya tempat wisata.

4. Ancaman

Saat ini dengan membanjirnya produk China akan membuat persaingan

beberapa negara di kawasan Asia Tenggara sebagai negara industri baru,

sehingga mendorong untuk memproduksi dan menonjolkan produk-produk yang

memiliki keunggulan komparasi.

Peningkatan daya saing Indonesia dapat terlihat dari banyaknya investasi

yang masuk. Untuk itu, pemerintah melakukan reformasi sistem pemerintahan.

Lima hal yang merupakan hambatan peningkatan investasi China ke Indonesia

antara lain, diperlukan tenaga kerja yang murah, peningkatan layanan pabean

yang cepat, peningkatan efisiensi jasa pendukung yang tinggi terutama terkait

Page 106: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

masalah telekomunikasi dan transportasi, serta kepastian hukum, demikian juga

layanan pemerintah.

Tantangan terberat Indonesia sebenarnya lebih kepada faktor di dalam

negeri yaitu pembenahan sektor pendukung industri dan pertanian seperti

kesiapan energi, kualitas tenaga kerja, sistem perbankan baik dari segi suku

bunga pinjaman, pembiayaan dan lain-lain, agar dapat mendorong pertumbuhan

industri.

Salah satu faktor penghambat yang sangat mengkhawatirkan di Indonesia

muncul dari kebebasan berinvestasi dimana skor kebebasan berinvestasi di

Indonesia lebih rendah 18,8 poin dibandingkan rata-rata dunia. Selain itu

hambatan juga muncul dari sisi kebebasan dalam bisnis dan kebebasan

korupsi.Keunggulan kebebasan ekonomi signifikan dari segi besarnya

pemerintah.

Faktor-faktor penghambat bisnis lainnya adalah inflasi, etika kerja dari

tenaga kerja buruk, pemerintahan yang tidak stabil, tingginya kriminalitas,

regulasi valas, akses ke keuangan, tarif pajak, regulasi tenaga kerja restriktif,

kebijakan yang tidak stabil, kualitas SDM buruk, korupsi, regulasi perpajakan,

infrastruktur buruk dan birokrasi tidak efisien. (WEF,2005)

Page 107: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

E. Potensi Perekonomian dan Perdagangan Indonesia-China

Saat ini Indonesia merupakan negara pengekspor batu bara terbesar dan juga

sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan permintaan yang relatif

besar dari negara-negara maju dan negara-negara di kawasan Asia. Indonesia dapat

menghasilkan komoditas primer dengan biaya marginal yang rendah yang didukung

oleh persediaan alam yang besar, luas geografis yang besar, kondisi iklim dan cuaca

yang mendukung, serta biaya tenaga kerja yang relatif rendah. Di sisi lain China tidak

memiliki keunggulan dalam memasok komoditas primer, namun China

membutuhkan pasokan energi dalam jumlah besar untuk mendukung pertumbuhan

industrinya yang tinggi. Dengan letak geografis yang cukup berdekatan, Indonesia

akan menjadi negara potensial bagi China untuk memenuhi kebutuhan sumber daya

alam dan energi dalam mengusung pertumbuhan produksi barang industri di China.

Banyak negara-negara Asia seperti Vietnam, Myanmar, India termasuk China

sebagai negara yang memiliki biaya tenaga kerja rendah. Negara-negara ini akan

dapat menekan biaya marginal produksi barang industrinya, sehingga akan membuat

barang-barang produksi China semakin kompetitif di mata dunia. Pada kondisi pasca

krisis keuangan global seperti ini, kompetitifnya produk dari sisi harga akan sangat

diperhatikan oleh konsumen, sehingga walaupun secara relatif rendah dari sisi

penggunaan teknologi terkini dibandingkan negara-negara maju, barang industri dari

China dalam waktu dekat akan semakin menjadi preferensi konsumen secara global.

Pada konteks investasi dan finansial, membaiknya arus dana ke negara

berkembang sejalan dengan pemulihan perekonomian dunia setelah terjadinya krisis

Page 108: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

finansial global, yang akan berpotensi untuk berperan sebagai pendukung kapital

terhadap kedua negara tersebut. Dukungan tersebut dapat berupa investasi secara

langsung maupun melalui kredit perbankan. Produksi barang-barang akan meningkat

serta infrastruktur perdagangan seperti pelabuhan, jalan, serta rel kereta api pada akan

memperlancar aktifitas ekonomi dan produksi serta meningkatkan nilai tambah kedua

negara tersebut.

Data indikator perekonomian global juga menunjukan bahwa mulai triwulan

II 2009 dana dan investasi mulai mengalir kembali ke emerging markets yang

menjanjikan return lebih besar. Hal ini termasuk Indonesia dan China. Meningkatnya

arus dana dan investasi ke negara berkembang di Asia ini antara lain terlihat dari

terapresiasinya nilai tukar mata uang dan indeks saham di negara-negara tersebut. Di

Indonesia, nilai tukar terapresiasi menjadi sekitar Rp 9.400 per US$ pada bulan

Desember 2009 dari sebelumnya Rp 11.000 per US$ pada awal tahun 2009.

Meskipun Indonesia dan China mempunyai potensi besar untuk memimpin

pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia, data menunjukan masih adanya hal-hal pada

perekonomian domestik yang dapat menjadi hambatan serius. Dari sisi kebebasan

perekonomian, Indonesia dan China secara umum masih berada di bawah rata-rata

dunia. Indonesia dan China tercatat masing-masing menduduki ranking 131,132 pada

2009 index of economic freedom. China tidak mengalami perubahan skor dari

penilaian tahun sebelumnya, sementara Indonesia untuk keseluruhan kebebasan

ekonomi mengalami peningkatan dari tahun 2008 yaitu sebesar 0,2 (The Heritage

Foundation dan Wall Street Journal).

Page 109: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Pada negara China secara umum permasalahan terletak pada regulasi yang

dipandang tidak transparan. Aspek yang paling mengkhawatirkan adalah

permasalahan property rights dan kebebasan dalam hal finansial. Di sisi finansial,

sistem finansial di China dikontrol secara ketat oleh pemerintah, kredit sebagian besar

diberikan kepada badan usaha yang dimiliki oleh negara. Kemudian, permasalahan

investasi juga tinggi di China. Investor menghadapi penegakan hukum yang tidak

transparan dan tidak konsisten, serta sistem hukum yang tidak dapat menjamin

penjatuhan sanksi dalam kontrak.

Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan China dalam hal kebebasan

perdagangan dan kebebasan fiskal yang juga relatif lebih baik dibandingkan rata-rata

dunia. Namun, kebebasan dalam menjalankan bisnis patut lebih diperhatikan di

Indonesia mengingat proses perizinan yang masih berbelit-belit. Selain itu, penutupan

usaha juga dinilai cukup sulit dan membutuhkan banyak biaya. Kebebasan

berinvestasi di Indonesia juga masih rendah. Adanya korupsi dan regulasi yang

kontradiktif dan tidak transparan dalam kegiatan investasi menjadi salah satu

penyebab rendahnya nilai Indonesia dalam hal kebebasan berinvestasi.

Dibandingkan China kebebasan dalam kaitannya dengan masalah tenaga kerja

di Indonesia sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya kebijakan yang restriktif

terhadap tenaga kerja yang justru menghambat produktivitas. Biaya yang besar untuk

memecat karyawan justru dinilai menyebabkan adanya disinsentif untuk penambahan

tenaga kerja apabila diperlukan, sehingga perekonomian akan sulit memanfaatkan

adanya peluang peningkatan produksi.

Page 110: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Mengingat konteks potensi pertumbuhan Indonesia-China sangat terkait

dengan perdagangan internasional antar kedua Negara, pertumbuhan kedua negara

tersebut tentu membutuhkan dukungan kebijakan berkaitan dengan perdagangan

internasional dan hubungan antar negara yang baik. Pada beberapa tahun terkhir,

telah terjadi perkembangan kondisi perdagangan internasional yang pada umumnya

semakin mengarah pada meningkatnya intensitas perdagangan.

Dalam perdagangan internasional pada umumnya digunakan mata uang yang

diterima oleh bayak negara di dunia, yaitu Dolar AS. Hal ini tentu memberikan

tekanan permintaan pada mata uang tersebut dan juga sangat menyulitkan jika terjadi

perubahan nilai mata uang Dolar AS sehubungan dengan pergerakan masif arus dana

di seluruh dunia mengingat mata uang tersebut merupakan mata uang save haven. Hal

ini terjadi pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009 dimana terjadi fenomena flight

to quality akibat berkurangnya risk appetite investor secara global menyusul

terjadinya krisis finansial global. Berkaitan dengan hal tersebut pada tanggal 23

Maret 2009, telah ditandatangani kerja sama Bilateral Currency Swap Arrangement

(BCSA) Rupiah/Yuan. Kerja sama ini dapat memfasilitasi transaksi perdagangan dan

investasi bilateral antara Indonesia dan China serta menyediakan likuiditas di pasar

keuangan dengan tidak mengurangi ketergantungan pada Dolar.

Namun pemerintah menangkap peluang risiko yang bisa muncul dari nilai

tukar yuan yang saat ini terus melemah terhadap rupiah. Pelemahan yuan tersebut

merupakan salah satu penyebab turunnya daya saing produk Indonesia terhadap

barang China, tetapi tidak mudah meminta Pemerintah China untuk menyeimbangkan

Page 111: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

masalah nilai tukar tersebut. Sementara ini, Indonesia berlindung pada perjanjian

pertukaran mata uang bilateral (Bilateral Curency Swap Arrangement/BCSA) dengan

China, walaupun perjanjian tersebut belum diaktifkan. Hingga akhir 2010, ekspor

Indonesia ke China nilainya US$ 49,2 milyar sedangkan impor dari China ke

Indonesia nilainya US$ 52 milyar. Neraca perdagangan Indonesia berdasarkan

catatan China defisit sekitar US$ 2,8 milyar, sedangkan menurut catatan Indonesia,

defisit yang dialami mencapai US$ 5 milyar sampai US$ 7 milyar. Nilai tukar yuan

yang terus melemah menyebabkan barang-barang produksi Indonesia tidak sanggup

bersaing bahkan di pasar sendiri (Mari Elka Pangestu dalam Kompas, Selasa, 19

April 2011).

Di sisi lain, pada Butir-Butir Pemikiran Perdagangan Indonesia 2009-2014

yang dirilis oleh KADIN (2008), secara umum dijelaskan bahwa kebijakan

perdagangan bebas yang dilakukan beberapa dasawarsa terakhir dirasakan telah

memberikan dampak negatif bagi kesejahteraan masyarakat, sehingga perlu

membangun nasionalisme demi menghadapi perdagangan bebas yang merupakan

keniscayaan di masa depan sebagai konsekuensi dari perjanjian perdagangan

internasional ACFTA.

Pembukaan akses pasar bagi barang-barang yang menjadi keunggulan

Indonesia akan lebih ditekankan dengan dukungan ekspor dengan mengoptimalkan

produksi dalam negeri, terutama yang terkait dengan ekspor UKM. Kebijakan atas

impor juga lebih ditekankan demi kepentingan nasional terutama yang mendukung

keberlangsungan produksi di dalam negeri. Dalam hal regulasi, RUU perdagangan

Page 112: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

juga akan dituntaskan untuk memberikan pedoman yang lebih jelas bagi pengusaha di

dalam perdagangan. Peningkatan daya saing akan diawali dengan peningkatan daya

saing di dalam negeri melalui penguatan pelaku industry dan dengan menyediakan

iklim usaha yang kondusif. Selain itu, dorongan untuk kegemaran akan produk

Indonesia juga akan dilakukan. Aspek yang sedikit “protektif” ini muncul seiring

dengan adanya defisit perdagangan Indonesia di tahun 2008 dengan China setelah

zona perdagangan bebas antar Indonesia dengan China diterapkan, setelah pada tahun

2007 Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan China. Namun, defisit

perdagangan ini dapat terjadi karena harga komoditas primer memang mengalami

kejatuhan mendalam pada tahun 2008 akibat krisis finansial global. Sedangkan harga

barang jadi seperti Indonesia yang mengimpor dari China tidak mengalami banyak

perubahan. Dengan kata lain, kemungkinan besar defisit tersebut hanya bersifat

temporer. Kendati demikian, aspek nasionalisme harus diterapkan dalam menghadapi

perdagangan bebas agar Indonesia memperoleh manfaat positif dari perubahan iklim

perdagangan internasional menjadi lebih bebas, yang hampir merupakan suatu

keniscayaan pada era globalisasi ini.

F. Strategi Pengembangan Investasi China ke Indonesia

Berbagai langkah telah ditempuh pemerintah sebagai upaya menyikapi

pemberlakuan penuh ACFTA diantaranya dengan mengirimkan surat kepada

Sekretaris Jendral ASEAN pada tanggal 31 Desember 2009 yang menyatakan bahwa

Indonesia tetap pada komitmennya yaitu pemerintah akan tetap melanjutkan

Page 113: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

implementasi ACFTA karena dinilai tetap ada benefit bersih dari pelaksanaan

perjanjian tersebut, namun terdapat beberapa sektor yang bermasalah khususnya pada

sector usaha kecil menengah, untuk itu akan dilakukan pembahasan dan pendekatan.

Mengingat permasalahan yang dihadapi lintas sektor, maka di bawah koordinasi

Kementerian Koordinator Perekonomian telah dibentuk Tim Koordinasi

Penanggulangan Hambatan Perdagangan dan Industri pada tanggal yang sama untuk

melakukan pembahasan bersama berbagai usaha di Tanah Air. Pembahasan sektoral

ini bertujuan untuk memetakan kondisi masing-masing sektor secara akurat,

mengidentifikasikan masalah secara jelas, dan menyusun rekomendasi kebijakan

yang tepat untuk mengatasi masalah yang dihadapi sektor yang bersangkutan. Tim

teknis yang dibentuk fokus kepada penguatan daya saing global, pengamanan pasar

domestik, serta penguatan ekspor. Berkaitan dengan sector yang bermasalah, akan

dilakukan pendekatan menggunakan Protocol Bilateral (Agreed Minutes) yang

disepakati di Yogyakarta pada April 2010. Tujuan dari kesepakatan tersebut yaitu,

menjaga supaya perdagangan bilateral tumbuh dan seimbang. Perjanjian tersebut juga

menindaklanjuti langkah-langkah seperti peningkatan investasi dan kerjasama di

industry olahan, barang penolong dan modal, kerja sama untuk pembiayaan investasi

dan perdagangan serta hubungan bussines to bussines diantara asosiasi terkait (Mari

Elka Pangestu dalam Kompas, Selasa, 19 April 2011).

Secara matriks strategi dalam menghadapi ACFTA digambarkan sebagai

berikut :

Page 114: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Tabel 4.6

Matriks Penetapan Strategi Berdasarkan Analisis SWOT

Objek/Sasaran Analisis

ACFTA

Opportunity/Peluang

- Meningkatkan

permintaan komoditi ekspor

unggulan Indonesia ke China

(raw materials)

- Meningkatkan jumlah

investasi yang masuk ke

Indonesia

Threats/Ancaman

- Produk olahan

Indonesia tidak dapat

bersaing dengan produk

China

- Kualitas produk

yang tidak memenuhi

syarat ekspor

- Munculnya

pesaing baru dalam investasi dan perdagangan

internasional

Strength/Kekuatan

- Indonesia kaya akan

SDA

- Tenaga Kerja yang

murah

- Kondisi iklim dan cuaca

yang mendukung

- Luas geografis Indonesia

besar

S-O Strategy

-mengoptimalkan ekspor

unggulan Indonesia ke China

khususnya sektor pendukung

industri dan pertanian

- mengoptimalkan peluang pasar

China dan ASEAN

- promosi pariwisata,

perdagangan dan investasi - meminimalisir kerusakan alam

- menciptakan tenaga kerja yang

terdidik

S-T Strategy - Meningkatkan

daya saing ekspor

Indonesia secara global

- Penataan lahan dan

kawasan industry

- Membangun

Kawasan Ekonomi Khusus

- Peningkatan pengawasan ketentuan

impor dan ekspor

- Menerapkan Early

Warning System untuk

pemantauan dini terhadap

kemungkinan terjadinya

lonjakan impor

- Pengawasan awal

terhadap kepatuhan SNI

Weakness/Kelemahan

- Kualitas SDM buruk

- Tingginya kriminalitas - Regulasi valas

- Akses keuangan susah

- Pemerintahan yang tidak stabil

- Kebijakan pemerintah yang tidak

stabil

- Tingginya korupsi

- Inflasi

- Regulasi perpajakan

- Infrastruktur buruk dan birokrasi

yang tidak efisien

- Kurangnya komunikasi yang

baik antara kreditur dan debitur

W-O Strategy

- Pembenahan infrastruktur

- Menciptakan iklim investasi yang kondusif

- Perluasan akses pembiayaan

dan dan pengurangan biaya

bunga

- Pemberian insentif (pajak/non

pajak)

- Perbaikan pelayanan publik

dan penyederhanaan peraturan

- Pembenahan sistem logistik

- Peningkatan kapasitas

ketenagakerjaan

- Menerapkan IRU (Investment Relation Programe)

W-T Strategy

- Membuka akses

pasar untuk barang-barang yang menjadi keunggulan

Indonesia

- Mengoptimalkan

produk dalam negeri yang

terkait dengan ekspor

UKM

- Lebih menekankan

kebijakan impor yang

mendukung

keberlangsungan produksi

dalam negeri

- Membuat RUU perdagangan

Page 115: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

1. Penguatan daya saing global

Upaya dalam penguatan daya saing global dilakukan dari sisi :

a. Isu domestik yang meliputi :

a) Penataan lahan dan kawasan industri

b) Pembenahan infrastruktur dan energi

c) Pemberian insentif (pajak maupun non pajak lainnya)

d) Membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

e) Perluasan akses pembiayaan dan pengurangan biaya bunga

(KUR, Kredit Ketahanan Pangan dan Energi, modal

ventura, keuangan syariah, anjak piutang, Lembaga

Pembiayaan Ekspor Indonesia, dll)

f) Pembenahan sistem logistik

g) Perbaikan pelayanan publik (NSW, PTSP/SPIPISE,dll) dan

penyederhanaan peraturan

h) Peningkatan kapasitas ketenagakerjaan

b. Pengawasan di border yang meliputi :

a) Peningkatan pengawasan ketentuan impor dan ekspor

dalam pelaksanaan FTA

b) Menerapkan Early Warning Sistem untuk pemantauan dini

terhadap kemungkinan terjadinya lonjakan impor

- Mensosialisasikan cinta produk dalam negeri

Page 116: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

c) Pengetatan kawasan dari penggunaan Surat Keterangan

Asal barang (SKA) dari Negara mitra FTA

d) Pengawasan awal terhadap kepatuhan SNI, label,

ingredient, kadaluarsa, kesehatan, lingkungan, security, dll

e) Penerapan instrumen perdagangan yang diperbolehkan

WTO (safe guard measures) terhadap industri yang

mengalami kerugian yang serius (seriously injury) akibat

dari takanan impor (import surges)

f) Penerapan instrumen anti dumping dan countervailing

duties atas importasi yang unfair

2. Pengamanan pasar domestik

a. Peredaran barang di pasar lokal

b. Task Force pengawasan peredaran barang yang tidak sesuai

dengan adanya ketentuan perlindungan konsumen dan industry

c. Kewajiban penggunaan label dan manual berbahasa Indonesia

d. Promosi penggunaan produk dalam negeri

e. Mengawasi efektivitas promosi penggunaan produk dalam negeri

(Inpres No. 2 tahun 2009)

f. Menggalakan program 100% Cinta Indonesia dan Industri Kreatif.

3. Penguatan Ekspor

a. Mengoptimalkan peluang pasar China dan ASEAN

b. Penguatan peran perwakilan luar negeri (ATDAG/TPC)

Page 117: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

c. Promosi pariwisata, perdagangan dan investasi (TTI)

d. Penanggulanan masalah dan kasus ekspor

e. Pengawasan SKA Indonesia

f. Peningkatan peran LPEI dalam mendukung pembiayaan ekspor .

Munculnya pesaing baru dalam investasi dan perdagangan internasional

seperti China, Vietnam maupun India memberikan pelajaran serta strategi guna

menarik investor ke Indonesia. Ada beberapa sarana dan prasarana yang sangat

diperlukan guna menarik investor menanamkan investasinya di Indonesia.

Revitalisasi sarana dan prasarana tersebut antara lain :

1.Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur merupakan kunci utama dalam keberhasilan

pembangunan ekonomi dan perdagangan nasional, sekaligus mampu menciptakan

dan mendorong tersedianya lapangan kerja yang luas bagi masyarakat serta

menciptakan multiplier effect. Dampaknya pada ekonomipun sangat luas.

Indonesia perlu meningkatkan alokasi dana guna pembangunan

infrastrukturnya. Sebagai perbandingan saja, China membelanjakan 6,9% dari

GDPnya untuk membangun infrastruktur, bandingkan dengan Negara berkembang

lainnya yang rata-rata membelanjakan sekitar 6,3% (low income) dan 3,6% (middle

income). Sementara kondisi Indonesia saat ini sudah jauh menurun ke angka sekitar

2% dari GDP. Kita berharap melalui pembangunan infrastruktur yang dicanangkan

pemerintahan sekarang dapat kembali pada tingkat 5% GDP, sama halnya dengan

kondisi sebelum krisis.

Page 118: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Di samping itu segera merealisasikan pernyataan dan kesepakatan bersama

antara Negara-negara Asean dengan China terkait dengan kerjasama transportasi yang

tertuang dalam rencana strategis “ Asean China Maritime Transport Agreement “. Hal

ini penting karena fungsi pelabuhan sebagai penghubung utama dalam rantai

pergerakan logistic regional maupun internasional. Selain itu untuk mempercepat

pengembangan pelabuhan dan memenuhi kebutuhan untuk peningkatan

perekonomian, perlu dibentuk mekanisme koordinasi pelabuhan Asean-China, agar

terwujud implementasi yang efektif pada aktifitas kerjasama bidang-bidang yang

relevan. Dengan begitu minat investasi ke tanah air akan meningkat.

2.Iklim Investasi

Investasi dipercaya sebagai stimulan perekonomian. Sedangkan untuk

meningkatkan investasi dari China ke Indonesia sangat diperlukan iklim investasi

yang kondusif. Menurut Stern (2002), mendefinisikan iklim investasi sebagai semua

kebijakan, kelembagaan dan lingkungan baik yang sedang berlangsung maupun yang

diharapkan terjadi di masa mendatang, yang bisa mempengaruhi tingkat

pengembangan dan risiko suatu investasi.

Lingkungan bisnis yang sehat diperlukan tidak hanya untuk menarik investor

dari dalam dan luar negeri, tetapi juga agar perusahaan yang sudah ada tetap memilih

lokasi di Indonesia. Berbagai survei membuktikan, faktor utama yang mempengaruhi

lingkungan bisnis adalah tenaga kerja dan produktivitas, perekonomian daerah,

infrastruktur fisik, kodisi sosial politik dan institusi (Kuncoro, 2006).

Page 119: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Alasan utama mengapa investor masih menghindari untuk melakukan bisnis

di Indonesia adalah ketidakstabilan ekonomi makro, ketidakpastian kebijakan,

korupsi (oleh pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat),

perizinan usaha dan regulasi pasar tenaga kerja (World Bank, 2004).

Untuk itu, diperlikan perbaikan iklim investasi dan mengembalikan

kepercayaan dunia bisnis. Lemahnya perencanaan dan koordinasi peraturan

perundangan, baik tingkat vertikal (antara pemerintah pusat-provinsi-kabupaten/kota)

dan pada tingkat horizontal (antara kementerian dan badan lainnya) masih banyak

terjadi. Reformasi mendasar berkaitan dengan perbaikan iklim bisnis dan investasi di

Indonesia yang sangat diperlukan antara lain reformasi kelembagaan dan reformasi

birokrat atau para pejabat.

Reformasi kelembagaan, reformasi ini terutama dalam bidang pelayanan

investasi. Baik dalam hal prosedur aplikasi, terlebih dahulu investor harus

mendapatkan beberapa persetujuan, perizinan dan “lampu hijau” dari Badan

Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau BKPMD sebagai tahap awal. Demikian

juga terhadap perizinan dan implementasi proyek investasi sering tertunda karena

untuk melakukan bisnis di Indonesia butuh 168 hari dengan biaya yang dapat

mencapai rata-rata 14,5% dari rata-rata pendapatan. Koordinasi antar tingkatan

pemerintahan, baik vertikal maupun horizontal adalah sesuatu hal yang sangat

penting.

Tiga hal utama yang diinginkan investor dan pengusaha antara lain

penyederhanaan sistem dan perizinan, penurunan berbagai pungutan yang tumpang

Page 120: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

tindih, serta transparasi biaya perizinan. Tumpang tindih peraturan pusat dan daerah,

yang tidak hanya menghambat arus barang dan jasa tetapi juga menciptakan iklim

bisnis yang tidak sehat. Salah satu bentuk nyata yang perlu dilakukan adalah

deregulasi, harmonisasi dan sinkronisasi berbagai peraturan antara pusat dan daerah.

Reformasi peraturan dapat dimulai oleh pemerintah pusat atau pemerintah

daerah. Beberapa masalah pengawasan yang muncul dengan sistem saat ini adalah :

a. Tidak semua perda diserahkan kepada pemerintah pusta

b. Proses review peraturan daerah (perda) dinilai lambat karena

dibebankan kepada pemerintah pusat

c. Banyak pemerintah daerah mengabaikan aturan mengenai perda

bermasalah.

Oleh karena itu, agenda yang perlu dilakukan adalah pemerintah provinsi

diberi kepercayaan dan wewenang untuk :

a. Mengkaji semua perda dari pemda kabupaten/kota di wilayahnya

b. Bekerjasama dengan pemerintah pusat dan provinsi lain dalam

mengembangkan prosedur dan standar pengkajian perda.

Reformasi para birokrat dan pejabat di pusat maupun daerah yang masih

berperilaku “harus dilayani” dan belum menjadi fasilitator bagi dunia bisnis. Ini

merupakan tantangan perbaikan terhadap kinerja pemerintah.

Guna meningkatkan kegiatan ekspor impor, beberapa institusi yang perlu

dibenahi antara lain lembaga yang mengurusi jalan raya, pelabuhan, bea cukai, serta

Page 121: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

kepolisian. Dengan perbaikan kinerja seperti ini, diharapkan akan terjadi perubahan

iklim investasi.

Oleh karena itu pelajaran berharga yang dapat dipetik adalah menggerakan

dan mengerahkan instrument ekonomi dalam bentuk regulasi baik fiskal maupun

moneter untuk menciptakan iklim usaha yang sehat. Satu hal penting adalah

mengubah paradigm usaha yang lebih agresif dan kompetitif dengan terus

meningkatkan efisiensi. Termasuk terus melanjutkan pengembangan infrastruktur

yang mendukung pengembangan dunia usaha. Demikian juga secara bertahap

mengurangi biaya produksi (cost of production) bagi dunia usaha Indonesia.

3.Efektifitas Implementasi Investment Relation Program

Investment Relation Program adalah salah satu program yang memegang

peranan penting dalam menciptakan komunikasi yang lebih baik antara kreditur dan

debitur. Sementara Investor Relations adalah pengelolaan aliran informasi keuangan,

pemasaran dan strategi antara Negara/perusahaan dengan investor dalam rangka

membangun kepercayaan antara pihak-pihak yang terlibat terutama dalam pasar

modal. Efektifitas suatu investor relations akan tercermin dari berhasilnya

membangun image yang positif dari suatu Negara/perusahaan serta validnya penilaian

pasar yang dibuat sehingga dapat menurunkan cost of capital di suatu

perusahaan/Negara.

Oleh karena itu dengan pemikiran tersebut maka kemudian dibentukalah

Investor Relation unit (IRU) pada tahun 2006 diharapkan akan meningkatkan image

Page 122: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

yang baik terhadap iklim investasi di Indonesia. IRU didirikan bertujuan untuk

membangun strategi komunikasi yang aktif dan proaktif dengan pasar pada umumnya

secara rutin dan intensif. Termasuk diharapkan dengan pengusaha/pemerintah China

pula. Tujuan lainnya adalah terciptanya komunikasi dua arah antara IRU dengan

investor guna mendukung pengambilan kebijakan yang berorientasi pada

kesinambungan pembangunan ekonomi jangka panjang yang akan menempatkan

posisi Indonesia pada tingkat rating yang baik (investment grade).

Dampak sovereign rating yang naik, investor akan percaya bahwa

berinvestasi di Indonesia mempunyai resiko kecil (less risky). Investor akan

menanamkan modalnya di Indonesia, membangun pabrik-pabrik di berbagai daerah

di Indonesia. Efeknya, tenaga kerja di daerah akan terserap, pendapatan perkapitapun

akan naik, demikian pula daya beli (purchasing power) akan naik. Positifnya lagi,

semakin banyak perusahaan-perusahaan, infrastruktur seperti jembatan atau jalan,

pelabuhan akan semakin baik.

Efektivitas IRU juga akan ditentukan oleh koordinasi yang baik seluruh

anggota yang terdiri dari kementerian terkait, baik Kementerian Keuangan, Bank

Indonesia, Menko Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Badan Koordinasi

Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, Biro Pusat

Statistik dan Perusahaan Pengelola Aset.

G. Perkembangan Perekonomian Indonesia-China

Page 123: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

PDB Negara China sejak tahun 2000mengalami peningkatan setiap tahun,

dengan tendensi percepatan pertumbuhan sepanjang waktu.Secara triwulanan PDB

China mempunyai pola musiman yang signifikan.Pertumbuhan yang robust pada

China juga tercermin dari kondisi ketika krisis finansial global terjadi pada triwulan

IV tahun 2008 dimana pertumbuhan tahunan tidak mengalami perlambatan.

Tabel 4.7

Perkembangan PDB China dan Indonesia (Milyar Dolar)

Tahun China Indonesia

2000 1,198.48 165.521

2001 1,324.81 160.657

2002 1,453.83 195.593

2003 1,640.96 234.834

2004 1,931.65 257.005

2005 2,256.92 285.856

2006 2,712.92 364.35

2007 3,494.24 432.232

2008 4,519.95 511.489

2009 4,984.73 539.377 Sumber :IMF,2009

Tabel 4.8

Perkembangan Ekspor Indonesia ke China (Juta Dolar)

Ekpor Cina 2,902.95 3,802.53 4,604.73 6,662.35 8,343.57 8,816.46

- Migas 710.99 985.81 1,167.31 2,702.59 2,876.96 2,803.59

- Non Migas 2,191.96 2,816.72 3,437.43 3,959.76 5,466.61 6,012.87

Impor 2,427.37 2,957.47 4,101.33 5,842.86 6,636.90 7,863.19

- Migas 328.78 620.12 743.04 1,291.59 1,134.91 579.10

- Non Migas 2,098.59 2,337.35 3,358.30 4,551.27 5,501.98 7,284.09

Neraca Perd. 475.58 845.06 503.40 819.49 1,706.68 953.27

- Migas 382.21 365.69 424.27 1,411.00 1,742.05 2,224.49

- Non Migas 93.37 479.38 79.13 -591.51 -35.37 -1,271.23

Total Perd. RI-Cina 5,330.32 6,760.00 8,706.06 12,505.22 14,980.47 16,679.64

- Migas 1,039.76 1,605.93 1,910.34 3,994.18 4,011.87 3,382.69

- Non Migas 4,290.56 5,154.07 6,795.72 8,511.03 10,968.59 13,296.96

2006 2007* Nop2004 20052002 2003

Sumber : CEIC,2007

Page 124: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Nilai ekspor Indonesia ke China mengalami peningkatan yang berkelanjutan

sejak tahun 2002 dengan nilai kumulatif per tahun sebesar 15-45%, sepanjang periode

2002-2007. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008 sempat menurunkan

nilai ekspor ke China dengan cukup dalam.Namun, hal ini lebih signifikan terjadi

pada nilai ekspor ke Negara tujuan lainnya.

Jika dilihat proporsi nilai ekspor berdasarkan Negara tujuan, nilai ekspor non

migas dengan tujuan Jepang dan Amerika Serikat mengalami penurunan dari tahun ke

tahun. Proporsi ekspor dengan tujuan AS dan Jepang pada Semester I 2007 masing-

masing sebesar 11,98% dan 15,52%, menurun menjadi masing-masing sebesar

11,50% dan 11,91% pada semester I 2008. Pada semester I 2009, nilai tersebut

kembali menurun menjadi masing-masing sebesar 11,24% dan 11,58%.

Hal ini berbeda dengan China dan India. Pada semester I 2007, proporsi

ekspor nonmigas dengan tujuan China dan India masing-masing sebesar 7,36% dan

5,23%, kemudian meningkat menjadi masing-masing sebesar 8,02% dan 6,05% pada

semester I 2008. Pada semester I 2009, nilai tersebut kembali mengalami peningkatan

menjadi masing-masing sebesar 8,39% dan 7,65%.

Tabel 4.9

Perkembangan Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Berdasarkan Negara

Tujuan 2007-2009

Page 125: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Milliar Dollar Persentase* Milliar Dollar Persentase* Milliar Dollar Persentase*

AS 5,38 11,98% 6,2 11,50% 4,82 11,24%

Singapura 4,22 9,39% 5,17 9,6% 4,34 10,12%

Malaysia 2,03 4,51% 3,17 5,88% 2,29 5,34%

India 2,35 5,23% 3,26 6,05% 3,28 7,65%

Jepang 6,97 15,52% 6,42 11,91% 4,96 11,58%

China 3,3 7,36% 4,32 8,02% 3,59 8,39%

semester I 2007 Semester I 2008 Semester I 2009

Negara

Sumber : Ditjen Bea dan Cukai via Bank Indonesia

*persentase terhadap total

H. Hasil Analisis Data

Dalam penelitian ini variable independen adalah pendapatan perkapita

Indonesia dan pendapatan perkapita China yang mempengaruhi variabel dependen

yaitu ekspor Indonesia. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing

variable independen terhadap variabel dependen, maka digunakan alat analisis regresi

berganda.

1. Pemilihan Model (Metode Zarembaka)

Metode Zarembaka digunakan untuk menguji atau menentukan bentuk model

regresi yang akan digunakan dalam analisis regresi. Dalam uji Zarembaka apabila

RSS hitung > X2 tabel, maka bentuk yang paling tepat adalah log-linear sedangkan

apabila RSS hitung < X2 tabel, maka bentuk yang tepat adalah linear. Hasil uji

Zarembaka adalah sebagai berikut :

i. Mencari RSS1

Tabel 4.10 Uji Zarembaka

Dependent Variable: MTB Method: Least Squares Date: 04/20/11 Time: 20:09

Page 126: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Sample: 2002 2009 Included observations: 8

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.124552 0.402924 0.309121 0.7697 YI -0.000359 0.001536 -0.233947 0.8243 YJ 0.000373 4.83E-05 7.720030 0.0006

R-squared 0.931060 Mean dependent var 1.117612 Adjusted R-squared 0.903484 S.D. dependent var 0.518628 S.E. of regression 0.161123 Akaike info criterion -0.533307 Sum squared resid 0.129802 Schwarz criterion -0.503516 Log likelihood 5.133227 F-statistic 33.76325 Durbin-Watson stat 0.784500 Prob(F-statistic) 0.001248

Sumber: Print Out eviews 3.0, 2011

Dari table 4.7 dapat dilihat nilai Sum squared resid sebesar 0,129802 (RSS1=

0,129802).

ii. Mencari RSS2

Tabel 4.11 Uji Zarembaka

Dependent Variable: LMTB Method: Least Squares Date: 04/20/11 Time: 20:09 Sample: 2002 2009 Included observations: 8

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -8.832001 2.340312 -3.773856 0.0130 LYI 0.018211 0.330090 0.055168 0.9581 LYJ 1.109690 0.138530 8.010455 0.0005

R-squared 0.933479 Mean dependent var 2.02E-07 Adjusted R-squared 0.906870 S.D. dependent var 0.526364 S.E. of regression 0.160632 Akaike info criterion -0.539409 Sum squared resid 0.129013 Schwarz criterion -0.509618 Log likelihood 5.157635 F-statistic 35.08189 Durbin-Watson stat 0.773088 Prob(F-statistic) 0.001141

Sumber: Print Out eviews 3.0, 2011

Dari table 4.8 dapat dilihat nilai Sum squared resid sebesar 0,160632 (RSS2=

0,160632).

Page 127: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Setelah mendapatkan nilai RSS1 dan RSS2 kemudian kita menghitung

besarnya RSS hitung dengan rumus sebagai berikut :

1

2T

2

1

RSS

RSSxLn ……………………………………..(4.1)

0,129802

0,1606328

2

1xLn

= 4* Ln 0,993922

= 4* -0,0061

= -0,02439 (menggunakan harga mutlak = 0,02439).

Setelah melakukan perhitungan tersebut didapat bahwa RSS hitung sebesar

0,02439 dan X2

tabel sebesar 15,5073, maka dapat disimpulkan bahwa RSS

hitung< X2

atau 0,02439<15,5073, sehingga model yang paling layak

digunakan adalah model linear. Model regresi linear yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

X = β0 + β1 Yi + β2 Yj + μi …………………..(4.2)

Dimana :

X = Ekspor Indonesia

Yi = Pendapatan perkapita Indonesia

Yj = Pendapatan perkapita China

Page 128: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

β0 = Koefisien Intersep

β1 = Koefisien Pendapatan perkapita Indonesia

β2 = Koefisien Pendapatan perkapita China

μi = Varian pengganggu

2. Hasil Regresi Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

Tabel 4.12 Hasil Regresi Model

Dependent Variable: EKSPOR Method: Least Squares Date: 04/20/11 Time: 19:57 Sample: 2002 2009 Included observations: 8

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 823.6806 2664.593 0.309121 0.7697 YI -2.376959 10.16026 -0.233947 0.8243 YJ 2.463829 0.319148 7.720030 0.0006

R-squared 0.931060 Mean dependent var 7390.929 Adjusted R-squared 0.903484 S.D. dependent var 3429.758 S.E. of regression 1065.526 Akaike info criterion 17.06032 Sum squared resid 5676730. Schwarz criterion 17.09011 Log likelihood -65.24129 F-statistic 33.76325 Durbin-Watson stat 0.784500 Prob(F-statistic) 0.001248

Sumber: Print Out eviews 3.0, 2011

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut :

Ekspor = 823.6806 + -2.376959Yi + 2.463829Yj …………………………………….(4.3)

Page 129: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Dari hasil regresi diatas akan dilakukan uji statistik yang meliputi uji t (uji

tiap-tiap individu variabel), uji F (secara bersama-sama) dan Uji R2 (Koefisien

Determinasi). Selain itu akan dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi

multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi.

1. Uji Statistik

1. Uji t

Uji ini digunakan untuk melihat apakah secara individu variabel individu

berpengaruh terhadap variable dependen. Pengujian ini diawali dengan

hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa secara individu variabel

independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen pada tingkat

kepercayaan tertentu.

Apabila Ho = thitung < ttabel (berarti variabel independen tersebut secara

signifikan tidak berbeda dengan nol)

H1 = thitung ≥ ttabel (berarti variabel independen tersebut secara

signifikan berbeda dengan nol)

Atau dengan melihat tingkat signifikansi pada tabel hasil regresi linier,

jika nilai signifikansinya < 0,05 berarti variabel tersebut signifikan pada taraf

5%.

nilai signifikansinya > 0,05 berarti variabel tersebut tidak signifikan pada

taraf 5%.

Page 130: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Uji t yang digunakan dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

(1) Pengaruh Variabel pendapatan perkapita Indonesia

a. Hipotesis statistik

H0 = β1 ≥ 0 , pendapatan perkapita Indonesia tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap ekspor Indonesia

H1 = β1 < 0, pendapatan perkapita Indonesia berpengaruh secara

signifikan terhadap ekspor Indonesia.

b. Menentukan derajat signifikan β = 0,05

c. Perhitungan uji t

Nilai t hitung = -0,233947

Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 6 = 2,447

d. Kesimpulan = t hitung < t tabel atau -0,233947<2,447

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai thitung (-0,233947) lebih

kecil dari ttabel (2,447) dan probabilitasnya sebesar 0,0006 dengan

tingkat signifikasi 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Kesimpulannya pendapatan perkapita Indonesia tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap ekspor Indonesia.

(2) Pengaruh Variabel pendapatan perkapita China

a. Hipotesis statistik

Page 131: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

H0 = β1 ≥ 0 , pendapatan perkapita China tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap ekspor Indonesia

H1 = β1 < 0, pendapatan perkapita China berpengaruh secara

signifikan terhadap ekspor Indonesia.

b. Menentukan derajat signifikan β = 0,05

c. Perhitungan uji t

Nilai t hitung = 7,720030

Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 6 = 2,447

d. Kesimpulan = t hitung < t tabel atau 7,720030>2,447

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai thitung (7,720030) lebih

besar dari ttabel (2,447) dan probabilitasnya sebesar 0.8243 dengan

tingkat signifikasi 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Kesimpulannya pendapatan perkapita China mempunyai pengaruh

signifikan terhadap ekspor Indonesia.

2. Uji F

Uji F digunakan untuk melihat secara keseluruhan apakah seluruh

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai Fhitung

yang diperoleh dari regresi linear sebesar 33.76325 dengan nilai

probabilitasnya 0.001248. Menggunakan derajat signifikan 5% maka

Page 132: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

diperoleh Ftabel sebesar 5,14 maka Fhitung lebih besar dari Ftabel , yaitu

33.76325 > 5,14, serta nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05.

Hal ini berarti secara bersama-sama variabel pendapatan perkapita

Indonesia, pendapatan perkapita China berpengaruh terhadap besar kecilnya

ekspor Indonesia.

3. Uji R2

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar

variasi perubahan variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel

independen serta dapat digunakan untuk menunjukkan seberapa tepat garis

regresi yangdiperoleh. Besarnya nilai Adjusted R Squared yang diperoleh

dari regresi linear sebesar 0,903484. Artinya sekitar 90,3484% variasi

variabel dependen (ekspor Indonesia) dapat dijelaskan oleh variabel

independen (variabel pendapatan perkapita Indonesia dan variabel

pendapatan perkapita China). Sisanya sebanyak 9,6516% dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.

4. Koefisien Korelasi

Uji ini digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan (kuat lemahnya)

antara variabel dependen dengan variabel independen. Dari hasil regresi

linear diperoleh (Adjusted R Squared) sebesar 0,903484, hal ini menunjukkan

koefisien korelasi (r) adalah 0,903484. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen sangat kuat.

Page 133: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

2. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat adanya hubungan di antara

variabel-variabel independen dalam model regresi (Gujarati dan Porter, 2009).

Uji multikoliniearitas digunakan untuk mengetahui terjadi tidaknya korelasi

diantara variabel independen dalam proses regresi. Jika dalam model terdapat

multikoliniearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standart yang

besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi.

Untuk menguji masalah multikoliniearitas, dilakukan pengujian dengan

metode korelasi parsial, yaitu membandingkan antara nilai R2 regresi awal

dengan R2 pada regresi antar variabel bebas. Jika nilai R

2 regresi awal lebih

tinggi dari R2 pada regresi antar variabel bebas, maka dalam model empirik

tidak terdapat multikolinearitas, dan sebaliknya.

Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi Parsial

Persamaan Regresi Nilai R2

Ekspor f Yi Yj 0,931060

Yi f Yj 0,099700

Yj f Yi 0,099700

Sumber: Print Out eviews 3.0, 2011

Page 134: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Dari tabel diatas terlihat bahwa semua regresi antar variabel independen

menghasilkan nilai R2 lebih kecil dari nilai R

2 persamaan awal, sehingga

dapat disimpulkan model terbebas dari masalah multikolinearitas.

2. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana sebaran atau varian faktor

penganggu tidak konstan sepanjang observasi. Heteroskedastisitas terjadi jika

muncul gangguan dalam fungsi regresi yang tidak sama sehingga penaksir

OLS tidak efisien baik dalam sampel kecil ataupun besar (tetapi masih tetap

tidak bisa dan konsisten).

Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan Uji

LM ARCH. Jika regresi tersebut menghasilkan probabilitas di atas 0,05 maka

variabel bebas tersebut tidak signifikan pada tingkat = 5%. Dari hasil

tersebut dapat dikatakan bahwa pada tingkat = 5% semua koefisien regresi

tidak signifikan yang berarti tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

Tabel 4.14 Hasil Uji LM-ARCH

ARCH Test:

F-statistic 0.159050 Probability 0.706495 Obs*R-squared 0.215806 Probability 0.642255

Sumber: Print Out eviews 3.0, 2011

Dari tabel 4.11 terlihat nilai Obs*R-squared sebesar 0,215806, sedangkan

nilai X2

tabel dengan df 1 dan α=5% adalah 3,84. Karena nilai Obs*R-squared

Page 135: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

< X2

tabel maka dapat disimpulkan model terbebas dari masalah

heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Breusch-Godfrey

(BG-Test) untuk menguji ada tidaknya autokorelasi. Hasil uji BG dapat dilihat

pada tabel 4.12 berikut :

Tabel 4.15 Hasil Uji Breusch-Godfrey

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 5.404181 Probability 0.080720 Obs*R-squared 4.597258 Probability 0.072023

Sumber : Print Out eviews 3.0, 2011

Dari hasil uji di atas, diketahui bahwa nilai probabilitas lebih besar dari

probabilitas 0,05. Maka hipotesa yang menyatakan pada model tidak terdapat

autokorelasi tidak ditolak. Berarti model empirik lolos dari masalah

autokorelasi.

3. Interpretasi Ekonomi

1. Pengaruh Pendapatan Perkapita Indonesia terhadap Ekspor

Indonesia

Berdasarkan regresi linear berganda yang sebelumnya telah dilakukan

dapat diketahui t statistik dari variabel pendapatan perkapita Indonesia sebesar

-0,233947 dan t tabel sebesar 2,447. Sehingga dapat disimpulkan pada taraf

Page 136: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

5% variabel pendapatan perkapita Indonesia tidak mempunyai pengaruh

terhadap besarnya jumlah ekspor Indonesia. Berubahnya pendapatan perkapita

Indonesia tidak akan berpengaruh terhadap jumlah ekspor Indonesia, karena

meningkatnya jumlah pendapatan perkapita justru akan meningkatkan

konsumsi masyarakat, terutama konsumsi atas barang-barang impor yang

dengan harga yang murah.

2. Pengaruh Pendapatan Perkapita China terhadap Ekspor Indonesia

Berdasarkan regresi linear berganda yang sebelumnya telah dilakukan

dapat diketahui t statistik dari variabel pendapatan perkapita China sebesar

7,7200300 dan t tabel sebesar 2,447. Sehingga dapat disimpulkan pada taraf

5% variabel pendapatan perkapita China mempunyai pengaruh terhadap

besarnya jumlah ekspor Indonesia. China saat ini merupakan negara industri

yang sedang beralih ke negara maju, sehingga meninkatnya pendapatan

perkapita China akan meningkatkan jumlah ekspor Indonesia ke China karena

Indonesia menyediakan bahan baku terutama bahan mentah untuk proses

produksi di China. Dengan kata lain, meningkatnya pendapatan perkapita

China akan digunakan untuk belanja barang produktif, bukan konsumtif.

Page 137: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini akan disajikan beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan

hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya. Berdasarkan hasil

dari penelitian dan analisa data yang dilakukan, maka dapat diambil suatu kesimpulan

dan memberikan saran sebagaiberikut :

A. Kesimpulan

1. Pertumbuhan perdagangan China Indonesia mengalami peningkatan pasca

ACFTA. Rata-rata share total perdagangan Indonesia-China terhadap total

perdagangan semua negara dengan Indonesia sebelum ACFTA 6,87%,

meningkat menjadi 9,40% pada pasca ACFTA. Rata-rata ekspor sesudah

ACFTA juga mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya. Sebelum

ACFTA rata-rata ekspor per tahunhanya mencapai US$ 3.770, kemudian

naik menjadi US$ 7.940 per tahun pascaACFTA. Namun dari sisi jumlah

investasi China ke Indonesia masih relatif kecil. Investasi China ke

Indonesia dibandingkan dengan total investasi dunia ke Indonesia sesudah

perjanjian ACFTA rata-rata hanya sebesar 0,006%, sama seperti sebelum

ACFTA dengan rata-rata 0,006%. Dengan kata lain, peluang Indonesia

untuk peningkatan investasi dari China masih relatif kecil.

2. Beberapa strategi yang perlu ditingkatkan untuk menumbuhkan investasi

adalah perbaikan infrastruktur, menciptakan iklim usaha yang kondusif,

Page 138: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

meningkatkan efisiensi produk dan daya saing usaha serta mendorong

pengusaha Indonesia untuk lebih kreatif dan agresif. Termasuk

mengefektifkan lembaga-lembaga, forum komunikasi maupun Investor

Relation Program dalam rangka meningkatkan minat berinvestasi di

Indonesia. Secara umum Indonesia dan China mempunyai potensi besar

untuk memimpin pertumbuhan ekonomi Asia dan dunia. Hal ini ditinjau

dari tingginya tingkat produksi China dan tingginya tingkat produksi

barang-barang input dan sumber energi dari Indonesia. Selain itu, populasi

Indonesia dan China yang sangat tinggi mampu membuat dua negara

tersebut menjaga aktivitas perekonomian dengan hanya ditopang oleh

permintaan domestik yang dengan kata lain mengurangi kerentanan

terhadap adanya guncangan pada perekonomian dunia. Indonesia dan

China juga memiliki kemampuan memasok barang-barang dengan harga

yang relatif rendah, yang salah satunya didukung oleh biaya tenagakerja

yang murah.

3. Hasil estimasi melalui gravity model menunjukan adanya sensitivitas yang

tinggi antara ekspor Indonesia ke China dengan kondisi perekonomian

secara umum di negara tersebut. Peningkatan produksi dan pendapatan di

China akan sangat signifikan meningkatkan ekspor Indonesia ke negara

tersebut. Peningkatan produksi dan pendapatan di China secara signifikan

meningkatkan ekspor Indonesia ke China.

Page 139: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Pada kondisi ini, jumlah ekspor ke China sangat signifikan dan mampu

mempertahankan nilai ekspor Indonesia dari kejatuhan yang lebih dalam

pasca krisis finansial global. Ekspor ke China saat ini menjadi suatu

keharusan untuk memberikan stimulus pada pembangunan ekonomi di

saat permintaan dari Negara maju masih rendah.

B. Saran

1. Kebijakan peningkatan pembangunan dan perbaikan infrastruktur sebagai

elemenmen dasar untuk menarik investasi asing adalah mutlak harus

dilakukan. Pemerintah seyogyanya kembali mengambil langkah kebijakan

menerapkan pembangunan infrastruktur yang besarnya lebih dari 5% dari

GDP karena selama ini hanya sekitar 2% dari GDP.

2. Perlu semakin banyak ditingkatkan komunikasi dengan pengusaha-

pengusaha China sebagai upaya peningkatan investasi melalui berbagai

forum dialog atau komunikasi termasuk menjajagi perdagangan langsung

dengan China karena selama ini masih banyak melalui negara ketiga

seperti Singapura. Reformasi birokrasi harus terus dilakukan guna

menciptakan iklim investasi yang kondusif. Beberapa lembaga yang terus

dilakukan revitalisasi perbaikan kinerjanya antara lain adalah lembaga-

lembaga yang menangani ekspor impor, pabean, pelabuhan, jalan raya dan

kepolisian. Demikian juga lembaga-lembaga yang meberikan perizinan

serta memperbaiki kinerja Pemerintah Daerah. Indonesia dan China juga

harus memberi perhatian lebih untuk melakukan reformasi atas

Page 140: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

permasalahan transparasi dan konsistensi regulasi, kemudahan dalam hal

memulai bisnis, dan hal-hal lain terkait property right.

3. Pada kondisi saat ini, jumlah ekspor ke China sangat signifikan dan

mampu mempertahankan nilai ekspor Indonesia dari kejatuhan yang lebih

dalam pasca krisis finansial global. Ekspor ke China menjadi suatu

keharusan saat ini untuk memberikan stimulus pada pertumbuhan

ekonomi di saat permintaan dari Negara maju masih rendah. Oleh karena

itu, hubungan bilateral antara Indonesia perlu lebih ditingkatkan. Terlepas

dari berbagai potensi yang ada, untuk memaksimalkan potensi

perdagangan dan pertumbuhan ekonomi pada Indonesia dan China, masih

perlu melakukan pembenahan dalam berbagai aspek yang menyangkut

perekonomian. Secara umum, Indonesia dan China harus membenahi

mekanisme ACFTA yang masih menyulitkan kegiatan perdagangan

khususnya perdagangan lokal, permasalahan korupsi yang masih cukup

tinggi dan membebani perekonomian, serta kejelasan dan kemudahan

dalam menjalankan bisnis secara umum. Khusus untuk pemerintah

Indonesia, pemerintah hendaknya menyelesaikan permasalahan di dalam

negeri terkait dengan peningkatan daya saing, dari persaingan tidak sehat,

dan melakukan promosi ekspor. Kemudian perlu adanya koordinasi atau

kerja sama antar kementerian yang berkaitan, tidak hanya menyangkut

Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian saja, dalam

rangka meningkatkan daya saing produk Indonesia. Pengamanan pasar

Page 141: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

dalam negeri sangat perlu dilakukan, seperti mengoptimalkan Standar

Nasional Indonesia (SNI), labelisasi Bahasa Indonesia, mengoptimalkan

proses antidumping/safeguard/countervailing duty, serta meningkatkan

pengawasan di pelabuhan impor dari penyelundupan. Selain itu, dalam

upaya meningkatkan daya saing, Indonesia perlu memperhatikan

ketersediaan gas untuk industri, memecahkan masalah tingginya biaya

bahan baku dan logistik di dalam negeri, pemberian intensif fiskal, dan

ketersediaan bahan baku.

Page 142: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, James E., dan Eric van Wincoop, Gravity with Gravitas : A Solution to the

Border Puzzle, The America Economic Review, vol 93, No.1, 2003

Arifin, Syamsul, Ediana Rae, Dian dan Joseph PR. Charles, Kerja Sama

Perdagangan Internasional, Peluang dan Tantangan bagi

Indonesia, Penerbit PT Elex media Komputindo, Jakarta, 2007

Baasir, Faisal, Indonesia Pasca Krisis, Catatan Politik dan Ekonomi 2003-2004,

Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2004

Balassa, Bella, Revealed Comparative Advantage Revisited : An analysis of Relative

Shares of the Industrial Countries, The Manchester School of

Economic & Social Studies, 1977, vol 45, issue 4, pp.327-44

Bary, Pakasa, Prospek Perekonomian Indonesia Pascakrisis Finansial Global : Isu

Segitiga Pertumbuhan Baru, Masyarakat Indonesia, Edisi khusus

„issue 2009‟, 2009

Bary Pakasa, Prospek Perdagangan Indonesia, Cina, dan India : Analisis Gravity

Model, 2009

Cashmore, Nicholas, Chindonesia : The New Golden Triangle, Strategy Outlook,

Hongkong : CLSA Asia Pasific Market, 2009

David S. Rubin, Richard I. Levin, Statistic for Management, Seventh Edition, An

Imprint of Pearson Education, new Delhi, India, 2006

International Monetary Fund. 2009b. Regional Outlook May 2009: Asia and the

Pasific. Washington D.C.: International Monetary Fund

International Monetary Fund. 2009. World Economic Outlook October 2009:

Sustaining the Recovery. Washington D.C.: International Monetary

Fund

Kuncoro, Mudrajat, Ekonometrika Industri Indonesia Menuju Negara Industri baru

2030, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2007

Mankiw, N. Gregory, Teori Makro Ekonomi, edisi kelima, Harvard University,

Penerbit Erlangga, 2003

Page 143: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Rahardja Prathama, Manurung Mandala, Teori Makroekonomi Suatu Pengantar, edisi

ketiga, LPFEUI, 2005

Subiyanto, Heru dan Riphat, Singgih, Kebijakan Fiskal, Pemikiran, Konsep dan

Implementasi, Penerbit Buku Kompas, 2004

Salvatore, Dominick, Ekonomi Internasional, Teori dan Soal-Soal, Penerbit

Erlangga, Jakarta, 1992

Tambunan, Tulus, Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran, Teori dan

Temuan Empiris, LP3ES, Jakarta, 2000

Todaro, P, Michael, dan Smith C. Stephen, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga,

Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, 2006

http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional diakses pada tanggal 7 Februari

2011 pukul 12:55 WIB

http://murtiningsih.blog.uns.ac.id/2009/10/07/teori-perdagangan-internasional/ diakses

pada tanggal 7 Februari 2011 pukul 12:55 WIB

http://library.usu.ac.id/download/fh/hukuminter-Rosmi5.pdf diakses pada tanggal 7

Februari 2011 pukul 15:05

http://www.ekonomi.lipi.go.id/informasi/buletin/Framejournal.asp 7 feb 21.04 diakses

pada tanggal 7 Februari pukul 15:55 WIB

http://elasq.wordpress.com/2010/08/03/pengertian-pertumbuhan-ekonomi-menurut/

diakses pada tanggal 9 Februari pukul 11:00 WIB

http://ronawajah.wordpress.com/2010/01/24/acfta-dan-kesiapan-sumberdaya-manusia/

diakses pada tanggal 9 Februari pukul 13:59 WIB

http://islamkuno.com/2009/03/29/metode-analisis-swot/ diakses pada tanggal 16

Februari pukul 17:39 WIB

http://www.goongbusiness.com/in/article-bebas/165-swot-analysis.html diakses pada

tanggal 16 Februari pukul 17:39 WIB

Page 144: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

http://www.maxi-pedia.com/SWOT+analysis+matrix+method+model diakses pada tanggal

16 Februari pukul 17:39 WIB

Kompas, Kamis, 24 Maret 2011

Kompas, Senin, 11 April 2011

Kompas, Selasa, 19 April 2011

Page 145: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

LAMPIRAN

Page 146: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

Page 147: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Lampiran 1 Data Penelitian

Tahun X YI YJ

2002 2902.95 195.593 1453.83

2003 3802.53 234.834 1640.96

2004 4604.73 257.005 1931.65

2005 6662.35 285.856 2256.92

2006 8343.57 157.05 2712.92

2007 9675.5 187.005 3494.24

2008 11636.5 222.272 4519.95

2009 11499.3 192.955 4984.73

Lampiran 2 Hasil Regresi Linear

Dependent Variable: X Method: Least Squares Date: 04/20/11 Time: 19:57 Sample: 2002 2009 Included observations: 8

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 823.6806 2664.593 0.309121 0.7697 YI -2.376959 10.16026 -0.233947 0.8243 YJ 2.463829 0.319148 7.720030 0.0006

R-squared 0.931060 Mean dependent var 7390.929 Adjusted R-squared 0.903484 S.D. dependent var 3429.758 S.E. of regression 1065.526 Akaike info criterion 17.06032 Sum squared resid 5676730. Schwarz criterion 17.09011 Log likelihood -65.24129 F-statistic 33.76325 Durbin-Watson stat 0.784500 Prob(F-statistic) 0.001248

Lampiran 3 Hasil Regresi MTB

Dependent Variable: MTB Method: Least Squares Date: 04/20/11 Time: 20:09 Sample: 2002 2009 Included observations: 8

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.124552 0.402924 0.309121 0.7697 YI -0.000359 0.001536 -0.233947 0.8243 YJ 0.000373 4.83E-05 7.720030 0.0006

R-squared 0.931060 Mean dependent var 1.117612 Adjusted R-squared 0.903484 S.D. dependent var 0.518628 S.E. of regression 0.161123 Akaike info criterion -0.533307

Page 148: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Sum squared resid 0.129802 Schwarz criterion -0.503516 Log likelihood 5.133227 F-statistic 33.76325 Durbin-Watson stat 0.784500 Prob(F-statistic) 0.001248

Lampiran 4 Hasil Regresi Yi

Dependent Variable: YI Method: Least Squares Date: 04/20/11 Time: 20:22 Sample: 2002 2009 Included observations: 8

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 245.0801 38.10964 6.430922 0.0007 YJ -0.009918 0.012168 -0.815133 0.4461

R-squared 0.099700 Mean dependent var 216.5712 Adjusted R-squared -0.050351 S.D. dependent var 41.77499 S.E. of regression 42.81377 Akaike info criterion 10.56391 Sum squared resid 10998.11 Schwarz criterion 10.58377 Log likelihood -40.25566 F-statistic 0.664442 Durbin-Watson stat 2.081159 Prob(F-statistic) 0.446138

Lampiran 5 Hasil Regresi Yj

Dependent Variable: YJ Method: Least Squares Date: 04/20/11 Time: 20:22 Sample: 2002 2009 Included observations: 8

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5051.412 2713.872 1.861330 0.1120 YI -10.05218 12.33195 -0.815133 0.4461

R-squared 0.099700 Mean dependent var 2874.400 Adjusted R-squared -0.050351 S.D. dependent var 1329.933 S.E. of regression 1363.004 Akaike info criterion 17.48509 Sum squared resid 11146672 Schwarz criterion 17.50495 Log likelihood -67.94035 F-statistic 0.664442 Durbin-Watson stat 0.429699 Prob(F-statistic) 0.446138

Lampiran 6 Hasil Uji Heterokedastisitas

ARCH Test:

F-statistic 0.159050 Probability 0.706495 Obs*R-squared 0.215806 Probability 0.642255

Test Equation:

Page 149: PROSPEK PERDAGANGAN DAN INVESTASI DI  · PDF fileA. Gambaran Umum ACFTA ..... 72 B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dean Sesudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 04/20/11 Time: 20:23 Sample(adjusted): 2003 2009 Included observations: 7 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 774594.7 376897.6 2.055186 0.0950 RESID^2(-1) -0.188616 0.472946 -0.398811 0.7065

R-squared 0.030829 Mean dependent var 657099.5 Adjusted R-squared -0.163005 S.D. dependent var 576689.9 S.E. of regression 621917.9 Akaike info criterion 29.75396 Sum squared resid 1.93E+12 Schwarz criterion 29.73851 Log likelihood -102.1389 F-statistic 0.159050 Durbin-Watson stat 1.924696 Prob(F-statistic) 0.706495

Lampiran 7 Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 5.404181 Probability 0.080720 Obs*R-squared 4.597258 Probability 0.072023

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 04/20/11 Time: 20:34

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2604.247 2242.748 -1.161186 0.3101 YI 15.45845 9.955098 1.552818 0.1954 YJ -0.330926 0.272798 -1.213083 0.2918

RESID(-1) 1.447656 0.622731 2.324689 0.0807

R-squared 0.574657 Mean dependent var 1.79E-12 Adjusted R-squared 0.255650 S.D. dependent var 900.5339 S.E. of regression 776.9420 Akaike info criterion 16.45546 Sum squared resid 2414556. Schwarz criterion 16.49518 Log likelihood -61.82185 F-statistic 1.801394 Durbin-Watson stat 2.082634 Prob(F-statistic) 0.286439