Ken Dean Lawadinata Leadership

31
Kepemimpinan Dalam Bisnis Semester Gasal 2013-2014 Page 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kaskus (Kasak-Kusuk) merupakan forum online terbesar di Indonesia. Kaskus didirikan oleh tiga pemuda asal Indonesia yang kuliah di Seattle, Amerika Serikat, yakni Andrew Darwis, Ronald Stephanus, dan Budi Dharmawan. Andrew Darwis yang pertama kali menemukan ide untuk menciptakan Kaskus pada 1999 hanya bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah di kampusnya, Art Institute of Seattle, AS. Setelah itu, Andrew tidak ingin situs yang ditujukan sebagai ajang diskusi antar mahasiswa Indonesia yang ada di Seattle dan AS berhenti. Akhirnya, Andre memutuskan untuk mengelola Kaskus secara serius. Berawal dari sebuah situs sederhana untuk memenuhi tugas kuliah, Kaskus saat ini semakin berkembang. Kaskus dari yang hanya beranggotakan 300 ribu anggota pada 2008 menjadi 5,6 juta anggota pada 2013 ini dan di dalamnya terdapat sekitar 400 komunitas. Setiap harinya terdapat sekitar 3000 thread di bagian Forum dan 10.000 thread baru di Forum Jual Beli (FJB), serta terdapat 30 juta kunjungan tiap bulannya. Sehingga Kaskus bisa disebut sebagai The Largest Indonesian Community. Kaskus tidak otomatis berkembang pesat. Ada banyak kegagalan demi kegagalan yang dialami para founder Kaskus. Kaskus pernah mengalami pelbagai kesulitan, bahkan sempat ditipu. Dua minggu kaskus mati total, seluruh data hilang tak berbekas. Selain itu, Kaskus pernah hampir ditutup karena dianggap

description

The leadership style of Kaskus' CEO..

Transcript of Ken Dean Lawadinata Leadership

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kaskus (Kasak-Kusuk) merupakan forum online terbesar di Indonesia.

Kaskus didirikan oleh tiga pemuda asal Indonesia yang kuliah di Seattle, Amerika

Serikat, yakni Andrew Darwis, Ronald Stephanus, dan Budi Dharmawan. Andrew

Darwis yang pertama kali menemukan ide untuk menciptakan Kaskus pada 1999

hanya bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah di kampusnya, Art Institute of

Seattle, AS. Setelah itu, Andrew tidak ingin situs yang ditujukan sebagai ajang

diskusi antar mahasiswa Indonesia yang ada di Seattle dan AS berhenti. Akhirnya,

Andre memutuskan untuk mengelola Kaskus secara serius.

Berawal dari sebuah situs sederhana untuk memenuhi tugas kuliah, Kaskus

saat ini semakin berkembang. Kaskus dari yang hanya beranggotakan 300 ribu

anggota pada 2008 menjadi 5,6 juta anggota pada 2013 ini dan di dalamnya

terdapat sekitar 400 komunitas. Setiap harinya terdapat sekitar 3000 thread di

bagian Forum dan 10.000 thread baru di Forum Jual Beli (FJB), serta terdapat 30

juta kunjungan tiap bulannya. Sehingga Kaskus bisa disebut sebagai The Largest

Indonesian Community.

Kaskus tidak otomatis berkembang pesat. Ada banyak kegagalan demi

kegagalan yang dialami para founder Kaskus. Kaskus pernah mengalami pelbagai

kesulitan, bahkan sempat ditipu. Dua minggu kaskus mati total, seluruh data

hilang tak berbekas. Selain itu, Kaskus pernah hampir ditutup karena dianggap

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 2

sebagai situs porno. Dalam keadaan yang sangat sulit tersebut, Andrew Darwis

dan Ken Dean Lawadinata tidak patah arang. Akhirnya, Andrew dan Ken

menemukan ide kreatif untuk mempromosikan situs forum itu. Mereka berdua

mencetak baju yang bertuliskan Kaskus, lalu meminta artis untuk memakai baju

itu. Kemudian, mereka memfoto artis yang memakai baju bertuliskan Kaskus tadi

ke dalam situs mereka.

Nama Andrew Darwis memang lebih dikenal dikalangan Kaskuser

(sebutan pengguna Kaskus) daripada Ken Dean. Namun kesuksesan Kaskus

sekarang ini tidak terlepas dari pengaruh Ken Dean Lawadinata didalam

mengelola Kaskus hingga menjadi komunitas online yang sangat besar. Ken

meyakinkan sepupunya sekaligus pendiri Kaskus, Andrew Darwis, untuk serius

mengembangkan bisnis online berbasis komunitas. Ken juga yang meyakinkan

Andrew untuk membawa Kaskus ke Indonesia. Ketika membawa Kaskus ke

Indonesia, mereka sama sekali tidak mengetahui seluk beluk bisnis online di

Indonesia dan jaringannya. Mereka sempat jatuh bangun dan tertipu.

Tahun 2008, Ken bersama Andrew mengelola Kaskus secara profesional,

Kaskus kemudian resmi menjadi sebuah perusahaan profesional dengan nama PT

Darta Media Indonesia. Ken dan Andrew berbagi peran dalam mengelola Kaskus,

Ken sebagai CEO dan Andrew sebagai Chief Technology Officer (CTO). Kaskus

yang dikelola secara profesional akhirnya membuahkan hasil. Investor mulai

tertarik untuk menanamkan modalnya pada Kaskus dan perusahaan-perusahaan

besar mulai tertarik untuk beriklan di Kaskus. Pada awal 2011, Kaskus

mendapatkan pendanaan dari Global Digital Prima (GDP) Venture yang dipimpin

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 3

Martin Hartono, sebagai anak perusahaan Djarum. Berkat investasi dari GDP

tersebut, pertumbuhan Kaskus sangat pesat, trafik, dan pemasukan naik tiga kali

lipat.

Ken berani meninggalkan "zona nyaman" dengan memilih berjuang dan

membuktikan impian sukses pilihannya sendiri. Begitu yakin dengan passion-nya,

sehingga Ken nekad meninggalkan dua hal besar dalam hidupnya: pendidikan dan

kesempatan untuk duduk sebagai eksekutif di grup perusahaan milik ayahnya.

Kuliah yang sudah masuk semester enam di Seattle University harus Ken

tinggalkan, demi mengembangkan Kaskus. Dia juga merupakan investor pertama

yang menyuntikkan dana untuk pengembangan Kaskus dari uang hasil hutangnya.

Ken Dean Lawadinata lahir 6 Januari 1986. Meski usianya muda, namun

dia memiliki naluri bisnis yang kuat. Dia menjabat sebagai CEO Kaskus pada usia

22 tahun. Menurut Ken, kunci keberhasilan Kaskus karena dia dan Andrew tak

membangun tembok pemisah dengan karyawan. Komunikasi di perusahaan

terbangun baik di seluruh jajaran. Karyawan pun tak akan menemui kesulitan

menemui Ken untuk berdiskusi. Dampaknya pun sangat positif, gagasan dan ide

kreatif mudah mengalir. Karyawan merasa betah dan nyaman, tidak merasa

tertekan dalam bekerja. Hal itu terlihat dari kecilnya perpindahan karyawan ke

luar perusahaan. Kini, Ken pun mulai mendelegasikan tugas-tugas penting

operasional perusahaan ke bawahannya. Sedangkan dia dan Andrew lebih

berkonsentrasi kepada menciptakan peluang dan rencana strategis bagi

perusahaan.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 4

Menurut Ken Dean Lawadinata, yang dibutuhkan oleh seseorang untuk

menjadi sukses adalah menjadi dirinya sendiri. Ini sudah dibuktikan oleh Ken

yang meski tidak melanjutkan kuliahnya, bisa membangun perusahaan sebesar

Kaskus dan menghidupi dirinya lebih dari cukup. “Menjadi seorang entrepreneur

harus bisa menemukan passion serta mau mengejarnya” (Ken Dean Lawadinata).

Namun bukan berarti kuliah itu tidak penting. Dengan kuliah, dapat membuka

jaringan. Ken juga kenal Andrew Darwis (founder Kaskus) saat masih kuliah,

yang tidak lain adalah sepupunya sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Seperti apa karakteristik kepemimpinan Ken Dean Lawadinata?

2. Apa kelebihan dan kelemahan Ken Dean Lawadinata?

3. Pembelajaran apakah yang dapat dipetik dari kepemimpinan Ken Dean

Lawadinata? Serta perubahan apa saja yang di butuhkan untuk

mengembangkan pribadi?

4. Bagaimana rencana mengembangkan kepemimpinan pribadi agar

menjadi seorang leader yang efektif?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui karakteristik kepemimpinan Ken Dean Lawadinata

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari Ken Dean

Lawadinata

3. Untuk mengetahui pembelajaran yang dapat dipetik dari Ken Dean

Lawadinata serta perubahan yang dibutuhkan untuk mengembangkan

diri pribadi

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 5

4. Untuk mengetahui rencana mengembangkan kepemimpinan pribadi

agar menjadi seorang leader yang efektif.

1.4. Manfaat

1. Bagi Pembaca : dapat mengetahui serta memahami bagaimana model

kepemimpinan dari Ken Dean Lawadinata

2. Bagi Mahasiswa : dapat merefleksikan secara pribadi bagaimana

kepemimpinan Ken Dean Lawadinata terhadap diri sendiri dan cara

untuk meningkatkan potensi diri untuk menjadi leader yang efektif

3. Bagi Dosen : memenuhi rencana pembelajaran di silabus dan

meningkatkan usaha untuk mengembangkan leadership mahasiswa

yang mengikuti perkuliahan kepemimpinan dalam bisnis.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Power and Influence

2.1.1 Power

Power atau kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang

lain. Power tidak sama dengan authority. Authority adalah kekuasaan yang

diberikan oleh pimpinan tertinggi kepada seseorang sedangkan power

adalah kekuasaan yang dimiliki oleh pimpinan yang didasarkan kepada

kepribadian, kegiatan dan situasi.

French dan Raven (1960) mengidentifikasi ada lima bentuk

kekuasaan yang dirasakan mungkin dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu

1. Reward Power

Merupakan pematuhan yang dicapai berdasarkan kemampuan

untuk membagikan imbalan yang dipandang oleh bawahan sebagai

sesuatu berharga. Bawahan akan patuh terhadap pemimpin dengan

tujuan untuk mendapatkan reward atau penghargaan. jenis kekuasaan

ini didasarkan pada gagasan bahwa kita sebagai masyarakat lebih rentan

untuk melakukan hal-hal dan melakukannya dengan baik ketika kita

mendapatkan sesuatu dari hal tersebut. Dalam konteks organisasi,

insentive dapat berupa gaji dan kenaikan pangkat.

2. Coercive Power

Merupakan suatu kekuatan untuk memaksa seseorang untuk

melakukan sesuatu yang mungkin melawan kehendak mereka. Jadi

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 7

bawahan akan patuh terhadap peraturan tersebut untuk menghindari

hukuman. Tujuan utama dari coercive power ini adalah kepatuhan.

3. Legitimate Power

Merupakan suatu kekuasaan sah atau resmi yang diterima oleh

seseorang sebagai hasil dari pelimpahan wewenang dalam suatu

organisasi sehingga bawahan atau orang lain akan patuh karena mereka

percaya bahwa pemimpin memiliki kewajiban untuk melaksanakan

perintah tersebut.

4. Expert Power

Yaitu kekuasasan yang didasarkan atas ketrampilan khusus,

keahlian atau pengetahuan yang dimiliki oleh pemimpin dimana para

pengikutnya menganggap bahwa orang itu mempunyai keahlian yang

relevan dan yakin keahliannya itu melebihi keahlian mereka sendiri.

5. Referent Power

Yaitu suatu kekuasaan yang didasarkan atas daya tarik seseorang,

seorang pemimpin dikagumi oleh para pengikutnya karena memiliki

suatu ciri khas, bentuk kekuasaan ini secara populer dinamakan

kharisma. Pemimpin yang memiliki daya kharisma yang tinggi dapat

meningkatkan semangat dan menarik pengikutnya untuk melakukan

sesuatu, pemimpin yang demikian tidak hanya diterima secara mutlak

namun diikuti sepenuhnya.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 8

2.1.2 Influence

Suatu metode yang dikembangkan oleh peneliti yang bernama

Gary Yukl (1992), professor di University at Albany, Amerika.

Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dapat disebut dengan

kekuasaan. Selain menggunakan kekuasaan, ada berbagai cara yang

dapat digunakan oleh orang yang berada dalam organisasi untuk

mempengaruhi orang lain. Taktik-taktik mempengaruhi adalah cara-

cara yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk mempengaruhi

orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat atau

bawahannya.

Ada sebelas jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi yaitu:

1. Rational Persuasion, terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain

dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar

orang lain tertarik.

2. Inspirational Appeal, terjadi jika seseorang mempengaruhi orang

lain dengan menggunakan suatu permintaan untuk membangkitkan

antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan

memberikan penjelasan yang menarik tentang nilai-nilai yang

diinginkan, kebutuhan, harapan, dan aspirasinya.

3. Consultation, terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain

dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk

berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana atau perubahan yang

akan dilaksanakan.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 9

4. Collaboration, terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain

dengan cara mengajak bekerja sama, misalnya dengan menyediakan

sumber daya yang dibutuhkan / memfasilitasi.

5. Apprising, terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan

cara menjelaskan apa manfaat pribadi bagi orang tersebut apabila

menurutinya.

6. Exchange, terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan

memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang

dijadikan target.

7. Integratiation, terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain

dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, memberikan

pujian, atau sikap bersahabat dalam memohon sesuatu.

8. Legitimating, terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain

dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan

mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan

atau aturan.

9. Personal Appeal, terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain

atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman

atau karena dianggap loyal.

10. Pressure, terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan

menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-

ulang dalam meminta sesuatu.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 10

11. Coalition, terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari

orang lain untuk membujuk atau sebagai alasan agar orang yang

dijadikan target setuju.

2.2 Managerial Traits and Skills

2.2.1 Traits

Menurut Yukl (2010), traits merupakan berbagai atribut individual,

termasuk aspek pesonalitas, temperamen, motif, dan nilai-nilai. Jadi traits

akan berhubungan dengan sifat dan kepribadian dari seorang pemimpin.

Karakter yang harus dimiliki oleh seseorang untuk menjadi leader yang

efektif menurut Judith R. Gordon mencakup kemampuan yang istimewa

dalam (1) Kemampuan Intelektual (2) Kematangan Pribadi (3) Pendidikan

(4) Status Sosial dan Ekonomi (5) “Human Relations” (6) Motivasi

Intrinsik dan (7) Dorongan untuk maju (achievement drive).

2.2.2 Skills

Keahlian ini berfungsi untuk bekerja dengan gagasan-gagasan dan

konsep-konsep. Jika keahlian teknis bicara tentang kerja dengan benda,

keahlian manusia bicara tentang kerja dengan manusia, maka

keahlian konseptual bicara tentang kerja dengan ide atau gagasan. Skills

approach adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengetahuan

dan kompetensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai seperangkat

tujuan. Berikut klasifikasi Managerial Skills:

1. Technical Skill

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 11

Keahlian ini merupakan pengetahuan mengenai kemahiran atas jenis

pekerjaan tertentu. Keahlian ini meliputi kompetensi di area spesialisasi

tertentu, kemampuan analitis, dan kemampuan menggunakan alat dan

teknik yang tepat.

2. Conceptual Skill

Adalah kemampuan untuk melihat organisasi secara keseluruhan,

termasuk kemampuan untuk mengenali bagaimana berbagai fungsi

organisasi tergantung satu sama lain, bagaimana pengaruh yang terjadi

akibat perubahan pada suatu bagian terhadap fungsi-fungsi yang lain,

bagaimana visualisasi hubungan organisasi yang dipimpinnya dengan

organisasi lain, dengan kekuatan poliik, sosial, ekonomi dan negara secara

keseluruhan.

3. Human Skill

Adalah keahlian yang bersangkutan dengan kemampuan untuk bekerja

efektif sebagai anggota kelompok, mampu mengupayakan kerja sama di

dalam organisasi yang dipimpinnya serta mampu mengadakan hubungan

efektif dengan manusia maupun dengan organisasi lainnya.

2.3 Leadership Style

2.3.1 Charismatic Leadership

Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir

motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi,

dan gaya mereka dalam diri bawahannya (Ivancevich, dkk, 2007:209).

pemimpin karismatik mampu memainkan peran penting dalam

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 12

menciptakan perubahan. Individu yang menyandang kualitas-kualitas

pahlawan memiliki karisma.

2.3.2 Transformational Leadership

Pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk

mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka dan memiliki

kemampuan memengaruhi yang luar biasa.

2.3.3 Transactional Leadership

Tipe pemimpin yang seperti ini mengarahkan atau memotivasi para

pengikutnya pada tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas

peran dan tugas mereka. Pemimpin Transaksional menjanjikan dan

memberikan penghargaan kepada bawahannya yang berkinerja baik, serta

mengancam dan mendisiplinkan bawahannya yang berkinerja buruk.

2.4 Developing Leadership Skills

Dalam meningkatkan kompetensi kepemimpinan, muncul teknik-

teknik baru dan penyempurnaan dari teknik lama seperti yang

dikemukakan Fulmer dan Vincere (1996) bahwa pengembangan

kepemimpinan adalah bisnis bernilai miliaran dolar di Amerika Serikat.

Kompetensi kepemimpinan dapat dikembangkan dalam berbagai cara,

termasuk (1) pelatihan formal, (2) kegiatan pembangunan, dan (3) kegiatan

self-help. Namun yang dicantumkan dalam landasan teori ini hanya

mengenai kegiatan pembangunan (Developmental Activities)

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 13

Developmental Activities

Sejumlah aktivitas dapat digunakan untuk memfasilitasi

pembelajaran keterampilan yang relevan dari pengalaman kerja.

Aktivitas perkembangan ini dapat digunakan untuk menambah informal

coaching oleh bos atau rekan kerja, dan sebagian besar dapat digunakan

bersamaan dengan program pelatihan formal.

1. Mentoring

Dengan mentoring ini karyawan dapat mengurangi stress ketika

menghadapi tugas-tugas yang sulit. Dengan mentoring ini

karyawan dapat mengurangi stress ketika menghadapi tugas-tugas

yang sulit.

2. Outdoor Challenge Programs

Outdoor challenge programs melibatkan aktifitas fisik yang

dilakukan oleh suatu kelompok di luar ruangan (Galagan, 1987 ).

Program-programnya meliputi berbagai aktifitas fisik yang

menantang yang membutuhkan rasa saling percaya antar anggota

kelompok. Tujuan dilakukannya program ini adalah untuk

pertumbuhan pribadi dan juga untuk membangun sebuah tim. Bisa

juga ditujukan untuk meningkatkan rasa percaya diri, self-control,

risk-taking, dan kemampuan untuk give and receive trust.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 14

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1. Karakteristik Kepemimpinan Ken Dean Lawadinata

3.1.1. Power & Influence

3.1.1.1. Power

Secara khusus, Ken Dean memiliki bentuk power yang

menonjol, yaitu expert power dan referent power.

1. Expert Power

Karena Ken diusianya yang masih muda memiliki naluri

bisnis yang kuat, sehingga dia mampu meyakinkan founder

Kaskus sekaligus sepupunya sendiri, yakni Andrew Darwis

untuk serius mengembangkan bisnis online berbasis

komunitas, bahkan Ken menyarankan Andrew untuk

membawa Kaskus ke Indonesia. Saat itu mereka masih

belum mengetahui seluk-beluk bisnis online di Indonesia.

Namun dengan keyakinannya, Ken berani

menginvestasikan dananya pada Kaskus dan dia menjadi

investor pertama Kaskus. Setelah itu mereka berbagi peran

untuk mengelola Kaskus, Ken sebagai Chief Executive

Officer (CEO) dan Andrew sebagai Chief Technology

Officer (CTO). Pembagian peran ini sangat tepat, karena

Ken memiliki keahlian untuk menjalankan bisnis,

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 15

sedangkan Andrew memiliki keahlian dibidang

teknologinya.

2. Referent Power

Ken Dean sejak awal bergabung dengan Kaskus sudah

menetapkan untuk tidak membeda-bedakan antara

pimpinan dan karyawan. Tidak ada tembok pemisah

diantara mereka. Sehingga komunikasi di seluruh jajaran

dapat terjalin dengan baik. Dengan budaya kerja seperti itu,

karyawan akan lebih produktif dalam bekerja. Karyawan

merasa betah dan nyaman, tidak merasa tertekan dalam

melaksanakan pekerjaannya. Hal itu terlihat dari kecilnya

perpindahan karyawan ke luar perusahaan.

3.1.1.2. Influence

Ken Dean Lawadinata dalam mempengaruhi bawahannya

menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Rational Persuasion

Ken Dean mendelegasikan tugas-tugas penting operasional

perusahaan kepada bawahannya, dengan alasan bahwa

Kaskus butuh regenerasi dan segenap jajaran manajerial

Kaskus bertanggungjawab untuk mencetak kader-kader

baru yang siap memimpin Kaskus.

2. Inspirational Appeal

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 16

Ken Dean yang memiliki passion dalam bisnis online

senantiasa berusaha untuk menjalankan bisnisnya

berdasarkan passion-nya tersebut, hal ini terlihat dari cara

merekrut karyawannya, dimana karyawan yang bekerja di

Kaskus memang memiliki passion dalam bidang bisnis

online. Sehingga dengan adanya keselarasan passion

diantara karyawan dan manajerial Kaskus, akan lebih

mudah dalam menentukan arah perusahaan.

3. Consultation

Ken Dean selalu menyediakan waktu untuk berdiskusi

dengan karyawan. Karyawan tak akan menemui kesulitan

untuk menemui dirinya. Sehingga akan memudahkan

dalam membentuk gagasan dan ide-ide kreatif.

4. Personal Appeal

Ken Dean menganggap semua orang yang terlibat dalam

mengelola Kaskus adalah temannya sendiri. Karena

dianggap sebagai teman, maka Ken selalu berusaha untuk

menjalin komunikasi yang baik terhadap karyawannya.

Kaskus sendiri pada dasarnya adalah sebuah komunitas

yang kemudian dikemas menjadi bisnis online, sehingga

semangat berkomunitas tersebut senantiasa melekat pada

stakeholder Kaskus. Semua stakeholder Kaskus juga

sangat loyal terhadap forum Kasak-Kusuk ini.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 17

3.1.2 Managerial Traits and Skills

3.1.2.1. Traits

Ken adalah pribadi yang extrovert, mudah bargaul dan

bergaya casual dalam bekerja. Namun dia fokus dalam

bertutur kata dan kritis. Satu hal yang sangat melekat pada

pribadi Ken Dean Lawadinata adalah tekadnya yang kuat.

Keputusannya untuk tidak menamatkan kuliahnya di Seattle

University, AS. dan rela melepas kedudukan yang cukup

penting dalam meneruskan bisnis keluarganya, kadang sulit

untuk diterima dengan akal sehat. Namun dia berhasil

membuktikan bahwa dia mampu meraih kesuksesan dalam

membangun bisnis yang didasari atas dasar passion. Ken

memiliki obsesi yang tinggi, dia ingin Kaskus bisa memiliki

platform yang dibutuhkan dan merubah taraf hidup

masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukannya adalah

dengan menyediakan forum jual beli (FJB) di Kaskus, untuk

mewadahi masyarakat yang ingin jualan secara online.

3.1.2.2. Skills

Ken Dean Lawadinata memiliki kemampuan dari segi

human skills. Ken Dean yang sejak masa kuliahnya pandai

bergaul dan mudah akrab dengan teman-temannya, juga

mempengaruhi gaya kerjanya. Dia menganggap semua

karyawan sebagai temannya, sehingga dia dengan mudah

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 18

menjalin komunikasi dengan karyawannya. Dia juga

meluangkan waktunya setiap akhir pekan untuk santai

bersama karyawannya (biasa disebut sebagai teman), dengan

bermain futsal dan game. Kegiatan tersebut dapat

meningkatkan keakraban diantara karyawan dan manajerial

Kaskus.

3.1.3. Leadership Style

Ken Dean Lawadinata memiliki dua gaya kepemimpinan, yaitu

charismatic leadership dan transformational leadership, namun yang

lebih menonjol adalah transformational leadership.

3.1.3.1. Charismatic Leadership

Ken sejak semula memang menanamkan persamaan derajat

antara pimpinan dan bawahan. Ken tidak segan-segan untuk

menyebut karyawannya sebagai teman. Dalam mendelegasikan

tugas kepada bawahan, dikomunikasikan layaknya seorang

teman. Sehingga karyawan tidak merasa tertekan dalam

bekerja, alhasil karyawannya merasa betah dan nyaman.

Budaya kerja seperti ini menyebabkan karyawan Kaskus

sangat loyal terhadap Kaskus. Apalagi aset utama Kaskus tidak

nampak secara fisik, melainkan berupa komunitas. Komunitas

yang didasari semangat pertemanan sangat mempengaruhi

budaya kerja di Kaskus, yang menjunjung tinggi semangat

pertemanan.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 19

3.1.3.2. Transformational Leadership

Ken Dean senantiasa melibatkan karyawannya dalam

melaksanakan tugas-tugas yang penting. Tujuannya agar

tercipta kader-kader yang siap memimpin Kaskus kedepannya.

Perusahaan seperti Kaskus memang membutuhkan orang-

orang yang kreatif, sehingga perlu dilakukannya regenerasi.

3.1.4. Developing Leadership Skills

Ken Dean Lawadinata sebagai CEO Kaskus senantiasa

mengembangkan kemampuan kepemimpinan bawahannya, namun

bukan dalam bentuk program pelatihan formal. Berikut ini beberapa

Developmental Activities yang dilakukan oleh Ken Dean:

3.1.4.1. Outdor Challenge Programs

Ken setiap akhir pekan selalu mengadakan olahraga santai

bersama karyawannya, salah satunya dengan bermain futsal.

Olahraga santai tidak hanya untuk have fun saja, tetapi

sebagai upaya untuk mengakrabkan diri dengan karyawan

atau mempererat rasa kekeluargaan, mengembangkan skill

karyawan, menumbuhkan rasa percaya diri, serta secara tidak

langsung merupakan upaya untuk melatih leadership melalui

peran-peran yang ada dalam setiap jenis olahraga. Selain

olahraga, Ken juga rutin bermain game bersama teman-

temannya. Game tidak selalu berkonotasi negatif, ada nilai-

nilai kepemimpinan dan strategi pengambilan keputusan

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 20

dalam setiap game. Olahraga santai dan bermain game juga

merupakan salah satu upaya untuk mengurangi stress. Pada

umumnya perusahaan-perusahaan IT (Information &

Technology) yang senantiasa menuntut kreativitas, biasanya

sangat menghindari terjadinya stress dikalangan

karyawannya, karena kalau sudah stress akan berdampak

terhadap produktivitas dan kreativitasnya.

3.2. Kelebihan dan Kelemahan Ken Dean Lawadinata

3.2.1. Kelebihan Ken Dean Lawadinata

Memiliki keberanian yang sangat besar atau biasanya disebut

“bonek (bondo nekad)”. Ken Dean berani meninggalkan “zona

nyaman”. Dia hanya ingin membangun bisnis yang didasari

dengan passion di bidang teknologi.

Memiliki passion yang besar disatu bidang, dengan demikian

membantu dirinya untuk fokus hanya pada satu bidang yang

disukainya. Fokus disatu bidang dan dijalankan secara sungguh-

sungguh akan menghasilkan hasil yang optimal.

Memiliki naluri bisnis yang kuat. Ken dapat membuktikan

bahwa kunci kesuksesan seseorang bukan ditentukan oleh

pendidikan semata. Dia yang tidak sampai menamatkan

kuliahnya di Seattle University, Amerika Serikat, namun

memiliki naluri bisnis yang kuat.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 21

Mau belajar dan bekerja keras. Bagi Ken belajar hal baru tidak

harus melalui pendidikan formal. Banyak hal didalam kehidupan

yang dapat membantu proses pembelajaran seseorang. Ken juga

banyak belajar sebelum mengembangkan perusahaan Kaskus.

Apalagi pada saat itu dia belum mengetahui seluk-beluk bisnis

online di Indonesia. Berkat kemauan belajar dan kerja kerasnya,

dia telah sukses mengembangkan Kaskus dari yang semula

hanya berupa situs forum online sederhana tempat mahasiswa/I

Indonesia yang kuliah di Amerika untuk bertukar pikiran,

hingga menjadi forum online terbesar di Indonesia dan tentunya

menghasilkan profit.

3.2.2. Kelemahan Ken Dean Lawadinata

Ken tidak terlalu memprioritaskan pendidikannya, namun lebih

memprioritaskan passion-nya. Jika seseorang terinspirasi dari

sosok Ken Dean Lawadinata, bukan berarti orang tersebut harus

meninggalkan pendidikannya atau menganggap pendidikan

tidak penting, karena setiap orang mungkin tidak seberuntung

Ken atau tidak se-nekad Ken. Ken juga menegaskan dalam buku

biografinya, bahwa kuliah juga sangat penting, karena dengan

kuliah, kita bisa membangun jaringan.

Terlalu nekad juga tidak baik. Ken nekad membawa Kaskus ke

Indonesia disaat dia sama sekali tidak mengetahui seluk beluk

bisnis online di Indonesia dan jaringannya. Tidak semua bisnis

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 22

dapat dijalankan hanya dengan bermodalkan nekad (bondo

nekad) saja. Perlu untuk mengetahui seluk beluk pasar atau

target pasarnya. Sehingga dapat meminimalkan risiko kegagalan

di pasar.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 23

BAB 4

REFLEKSI DIRI

4.1. Pembelajaran yang dapat dipetik

Ken Dean Lawadinata dan kisah suksesnya bersama Kaskus sangat

menginspirasi saya terutama dalam hal:

1. Untuk menjadi sukses harus dipersiapkan sejak dini. Ken Dean diusianya

yang masih muda telah memiliki jiwa bisnis dan naluri bisnis yang kuat.

Ken Dean saat berusia 22 tahun telah menjabat sebagai Chief Executive

Officer (CEO) Kaskus yang memiliki tanggung jawab besar untuk

menahkodai Kaskus.

2. Ken berani meninggalkan "zona nyaman" dengan memilih berjuang dan

membuktikan impian sukses pilihannya sendiri. Dia tidak

menggantungkan hidupnya kepada orangtuanya, padahal ayahnya telah

mempersiapkan dia untuk menduduki posisi eksekutif di grup perusahaan

milik ayahnya. Dia berani untuk memulai usaha dari nol.

3. Konsisten terhadap bidang bisnis yang menjadi passion-nya. Ken berani

meninggalkan kuliahnya yang sudah masuk semester 6 dan rela

melepaskan kedudukan penting untuk meneruskan usaha keluarga, hanya

demi mengembangkan usaha yang sesuai dengan passion-nya dan

akhirnya Ken dapat membuktikannya dengan menjadi CEO Kaskus.

4. Menurut Ken untuk menjadi seorang entrepreneur, harus punya

diferensiasi. “Jangan mau sama dengan orang lain dan jadilah diri Anda

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 24

sendiri. Setiap orang memiliki kondisi unik dan kelebihan khas yang

membuat mereka mampu menciptakan ladang masa depan sesuai visi

masing-masing”.

5. Ken tidak pernah membeda-bedakan antara pimpinan dan karyawan,

sehingga dia bisa menyatu dengan karyawannya, bahkan menganggap

karyawan sebagai teman.

6. Ken memiliki tekad yang kuat. Tekad sangat diperlukan dalam

berwirausaha, kadang seseorang memiliki ide bisnis yang sangat bagus,

namun tidak berani take action untuk merealisasikan ide-ide tersebut,

sehingga pada akhirnya ide tersebut tidak menghasilkan apa-apa.

4.2. Perubahan yang dibutuhkan secara pribadi

1. Saat ini saya merasa menjadi „korban‟ orangtua, karena saya merasa

kuliah di jurusan Akuntansi – Universitas Surabaya ini tidak sesuai

dengan passion saya. Passion saya sebenarnya dibidang IT (Information

& Technology) dan fotografi, tetapi saya terpaksa memilih jurusan

Akuntansi karena menuruti keinginan orangtua. Sehingga prestasi

akademis saya di jurusan Akuntansi tidak terlalu baik. Setelah saya

membaca kisah sukses Ken Dean Lawadinata, saya menjadi termotivasi

karena mengetahui bahwa ternyata Ken yang tidak sampai menamatkan

kuliahnya bisa sukses mengembangkan usaha yang sesuai passion-nya.

Jadi saya langsung berpikir bahwa saya harus segera menamatkan kuliah

saya, setelah itu akan berusaha menekuni bidang pekerjaan yang sesuai

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 25

passion saya tersebut. Saya juga akan berfokus untuk mengembangkan

bakat-bakat saya agar berguna dalam pekerjaan saya nantinya.

2. Saya sering menemukan ide-ide bisnis yang berhubungan dengan IT

(Information & Technology), bahkan saya berkeinginan untuk

membangun startup bisnis di bidang IT (Information & Technology) atau

fotografi, misalnya membuat aplikasi mobile untuk smartphone, namun

seringkali saya bingung harus memulai darimana. Saya terkesan sekali

dengan Ken Dean yang memiliki keberanian untuk memulai

mengembangkan bisnis sesuai dengan passion-nya. Saya akan mencoba

mengolah kembali ide-ide bisnis saya, jika memang cukup rasional untuk

direalisasikan, maka saya akan mencoba merealisasikannya.

3. Saya seringkali tidak konsisten untuk menekuni hobi dan bakat saya. Saya

cepat bosan, sehingga sering ganti-ganti hobi. Akibatnya saya menjadi

tidak fokus mendalami hobi dan bakat saya. Sampai saat ini hobi dan

bakat saya yang masih bertahan adalah dibidang IT (Information &

Technology) dan fotografi. Saya akan berusaha mendalami dan mengasah

bakat saya tersebut.

4. Saya harus lebih percaya diri, karena selama ini kurangnya rasa percaya

diri telah menghambat saya untuk maju.

5. Saya harus lebih tegas dalam mengambil keputusan, karena selama ini

saya sering dianggap remeh karena saya tidak dapat bertindak tegas.

6. Saya harus lebih komunikatif. Selama ini saya sering merasa kesulitan

untuk memulai komunikasi dengan orang lain. Seringkali orang lain yang

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 26

memulai percakapan dengan saya. Saya baru bisa memulai komunikasi

apabila saya menjumpai orang-orang yang memiliki hobi atau bakat yang

sama dengan saya.

Itulah kekurangan-kekurangan pada diri saya yang harus segera saya

benahi selagi saya masih kuliah di semester akhir, agar nantinya saya siap untuk

memasuki dunia kerja.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 27

BAB 5

ACTION PLAN PRIBADI

Rencana pengembangan Leadership AGAR menjadi leader yang efektif

ini akan saya buat dengan tiga pembagian waktu (jangka pendek, jangka

menengah, dan jangka panjang.

1. Jangka Pendek (3-6 bulan)

Saya harus fokus mengasah dan mengembangkan hobi dan

bakat saya. Saya akan berusaha dengan hobi dan bakat ini dapat

mendatangkan penghasilan.

Sebelum lulus kuliah, saya harus mencoba kerja sambilan. Saya

kumpulkan uang hasil kerjanya untuk dijadikan modal usaha

setelah lulus kuliah atau akan diinvestasikan.

Selagi kuliah, saya harus memperluas channel saya dan belajar

untuk lebih komunikatif. Relasi yang semakin luas diharapkan

dapat bermanfaat saat menjalani dunia bisnis yang

sesungguhnya, misalnya kerjasama bisnis.

Saya harus lebih menghargai waktu dan harus menggunakan

waktu saya dengan semaksimal mungkin sebagai bentuk rasa

syukur atas waktu yang disediakan oleh Tuhan.

Berlatih kepemimpinan melalui organisasi mahasiswa

(ormawa).

Mengolah kembali ide-ide bisnis yang kira-kira potensial untuk

dikembangkan menjadi sebuah startup bisnis.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 28

2. Jangka menengah (6 bulan – 2 tahun)

Setelah lulus kuliah, harus segera mendapatkan pekerjaan tetap.

Saya akan mencoba melamar pekerjaan yang sesuai dengan

passion saya.

Saya harus lebih mandiri, karena berurusan dengan dunia kerja,

bukan lagi lingkungan perkuliahan. Karena dalam dunia kerja

tanggung jawabnya lebih besar.

Harus lebih tegas dalam mengambil keputusan dan sebelum

mengambil keputusan harus dipertimbangkan secara matang.

Mengikuti pelatihan-pelatihan kerja dan seminar tentang

leadership untuk menambah wawasan dalam hal kepemimpinan.

Mengikuti program studi lanjutan, salah satunya adalah dengan

mengikuti PPA (Program Profesi Akuntansi).

3. Jangka panjang (>2 tahun)

Saya sebenarnya tidak begitu suka bekerja sebagai karyawan, karena

semuanya serba dibatasi oleh atasan. Saya ingin membuka usaha sendiri

dalam bidang IT (Information & Technology) atau dibidang fotografi.

Saya akan mempergunakan uang yang saya dapat saat bekerja di

perusahaan orang sebagai modal untuk membuka usaha sendiri. Karena

bagi saya tidak ada pekerjaan yang lebih menyenangkan, selain bekerja

sesuai dengan passion. Saya akan berusaha menerapkan setiap teori dan

konsep leadership yang baik pada usaha yang saya dirikan.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 29

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Endah, Alberthiene. 2013. Ken & Kaskus : Cerita Sukses di Usia Muda. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Yukl, G. 2010. Leadership in Organizations, 7th

ed. Prentice-Hall : Upper Saddle

River, NJ

Website:

Panji, Aditya. 2013. “Ken & Kaskus”, Kisah Nekat Membangun Kaskus.

(http://tekno.kompas.com/read/2013/06/29/1351248/.Ken.dan.Kaskus.Kisa

h.Nekat.Membangun.Kaskus ). Diakses pada tanggal 30 Desember 2013.

Prayogi, Gesit. 2013. Ken Dean, Tinggalkan Kuliah Hingga Sukses Bangun

Kaskus. (http://techno.okezone.com/read/2013/06/21/363/825475/ken-

dean-tinggalkan-kuliah-hingga-sukses-bangun-kaskus ). Diakses pada

tanggal 30 Desember 2013.

Qohhar, Yusuf. 2013. Biografi dan Profil Ken Dean Lawadinata, CEO Kaskus.

(http://www.zonahibur.com/2012/11/biografi-dan-profil-ken-dean-

lawadinata.html ). Diakses pada tanggal 30 Desember 2013.

Rinaldi, Denoan. 2013. “Ken & Kaskus”, Mau Jadi Apa Lo? .

(http://swa.co.id/business-strategy/ken-kaskus-mau-jadi-apa-lo ). Diakses

pada tanggal 30 Desember 2013.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 30

Salam, Darus. 2013. CEO Kaskus : Menjadi Entrepreneur Butuh Diferensiasi.

(http://www.the-marketeers.com/archives/ceo-kaskus-menjadi-

entrepreneur-butuh-diferensiasi.html#.UsS1DPs2eSp ). Diakses pada

tanggal 30 Desember 2013.

Suhartadi, Imam. 2013. Ken Dean Lawadinata, Menjalani Takdir Hidup.

(http://www.investor.co.id/profil/ken-dean-lawadinata-menjalani-takdir-

hidup/70282 ). Diakses pada tanggal 30 Desember 2013.

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Semester Gasal 2013-2014 Page 31