Prospek Pengembangan Tanaman Pinangpustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/wr341124.pdf · dan...

2
1 0 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian B iji pinang telah dimanfaatkan sejak ratusan tahun lalu untuk menyirih atau menginang. Budaya mengonsumsi pinang ditemukan pada masyarakat di Papua, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Sumatera Barat. Secara empiris, biji pinang da- pat mengatasi berbagai jenis penya- kit. Senyawa yang dominan pada biji pinang adalah tanin dan alkaloid. Kandungan tanin sekitar 15% dan alkaloid 0,3-0,6%. Kandungan se- nyawa fenol pada biji pinang dapat menetralisasi senyawa-senyawa senobiotik pemicu kanker, seperti formalin. Manfaat lainnya adalah untuk mengatur pencernaan dan mencegah kantuk, bahan kosmetik dan pelangsing, bahan baku obat, dan sebagai antidepresi. Daerah Sebaran Pusat penyebaran tanaman pinang di Indonesia berada di Pulau Suma- tera. Pada tahun 2011, area ta- naman pinang di pulau ini mencapai 95.536 ha, dengan produksi 59.108 ton. Selain di Sumatera, tanaman pinang juga banyak di- jumpai di Nusa Tenggara Timur, de- ngan area 42.388 ha dan produksi biji pinang kering 7.273 ton. Area tanaman pinang di Indo- nesia meningkat setiap tahun. Pada tahun 2007, area tanaman pinang tercatat 125.609 ha dengan pro- duksi biji pinang kering 56.646 ton. Pada tahun 2011 luas areanya meningkat menjadi 147.890 ha, dengan produksi 69.881 ton. Prospek Pengembangan Tanaman Pinang Luas area tanaman pinang di Indonesia pada tahun 2011 ditaksir 147.890 ha, dengan produksi 69.881 ton dan produktivitas rata-rata 743 kg/ha. Petani umumnya menanam pinang secara tradisional sebagai tanaman batas kebun atau tanaman pagar. Pengolahan buah pinang menjadi biji pinang kering pun masih secara tradisional. Peningkatan produksi dan produktivitas biji pinang akan membuka lapangan kerja di pedesaan serta meningkatkan pendapatan petani dan ekspor. Tanaman pinang tumbuh di antara kelapa dan tanaman lain di lahan pasang surut Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Dengan demikian, dalam jangka waktu lima tahun area tanaman pinang bertambah 22.281 ha atau meningkat 3,55% setiap tahun. Tanaman pinang seluruhnya merupakan tanaman perkebunan rakyat. Jumlah keluarga yang ter- libat dalam budi daya tanaman pinang mencapai 305.445 KK. Ekspor biji pinang pada tahun 2009 mencapai 197.197 ton dengan nilai US$92,58 juta. Budi Daya dan Panen Petani umumnya menanam pinang secara tradisional sebagai tanaman pagar atau pembatas kebun. Peme- liharaan tanaman hanya sebatas membersihkan gulma di sekitar pohon, tanpa pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Bahan tanaman diperoleh dari biji tanpa diseleksi. Kebiasaan ini telah berlangsung sejak lama dan belum ada kemajuan teknologi yang berarti. Seiring makin berkembangnya permintaan biji pinang kering dan harga yang makin membaik, per- hatian petani dan pemerintah pun makin meningkat pada beberapa tahun terakhir. Pemerintah telah membuat program untuk mening- katkan produksi dan produktivitas pinang melalui perluasan, rehabili- tasi, intensifikasi, dan peremajaan. Untuk menyediakan benih yang berkualitas, dilakukan seleksi blok penghasil tinggi dan seleksi pohon induk sebagai sumber benih ber- mutu. Di Provinsi Jambi, program penyediaan benih sumber pinang telah dimulai sejak tahun 2011.

Transcript of Prospek Pengembangan Tanaman Pinangpustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/wr341124.pdf · dan...

Page 1: Prospek Pengembangan Tanaman Pinangpustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/wr341124.pdf · dan pelangsing, bahan baku obat, dan sebagai antidepresi. Daerah Sebaran Pusat penyebaran

1 0 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

B iji pinang telah dimanfaatkansejak ratusan tahun lalu untuk

menyirih atau menginang. Budayamengonsumsi pinang ditemukanpada masyarakat di Papua, NusaTenggara Timur, Kalimantan,Nanggroe Aceh Darussalam, danSumatera Barat.

Secara empiris, biji pinang da-pat mengatasi berbagai jenis penya-kit. Senyaw a yang dominan padabiji pinang adalah tanin dan alkaloid.Kandungan tanin sekitar 15% danalkaloid 0,3-0,6%. Kandungan se-nyaw a fenol pada biji pinang dapatmenetralisasi senyaw a-senyawasenobiotik pemicu kanker, sepertiformalin. Manfaat lainnya adalahuntuk mengatur pencernaan danmencegah kantuk, bahan kosmetikdan pelangsing, bahan baku obat,dan sebagai antidepresi.

Daerah Sebaran

Pusat penyebaran tanaman pinangdi Indonesia berada di Pulau Suma-tera. Pada tahun 2011, area ta-naman pinang di pulau ini mencapai95 .536 ha, dengan produksi59. 108 ton. Selain di Sumatera,tanaman pinang juga banyak di-jumpai di Nusa Tenggara Timur, de-ngan area 42 .388 ha dan produksibiji pinang kering 7.273 ton.

Area tanaman pinang di Indo-nesia meningkat setiap tahun. Padatahun 2007, area tanaman pinangtercatat 125 .609 ha dengan pro-duksi biji pinang kering 56.646 ton.Pada tahun 2011 luas areanyameningkat menjadi 147.890 ha,dengan produksi 69.881 ton.

Prospek PengembanganTanaman PinangLuas area tanaman pinang di Indonesia pada tahun 2011 ditaksir147.890 ha, dengan produksi 69.881 ton dan produktivitas rata-rata743 kg/ha. Petani umumnya menanam pinang secara tradisional sebagaitanaman batas kebun atau tanaman pagar. Pengolahan buah pinangmenjadi biji pinang kering pun masih secara tradisional. Peningkatanproduksi dan produktivitas biji pinang akan membuka lapangan kerja dipedesaan serta meningkatkan pendapatan petani dan ekspor.

Tanaman pinang tumbuh di antara kelapa dan tanaman la in di lahan pasang surutKabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi.

Dengan demikian, dalam jangkawaktu lima tahun area tanamanpinang bertambah 22 .281 ha ataumeningkat 3,55% setiap tahun.

Tanaman pinang seluruhnyamerupakan tanaman perkebunanrakyat. Jumlah keluarga yang ter-libat dalam budi daya tanamanpinang mencapai 305.445 KK.Ekspor biji pinang pada tahun 2009mencapai 197. 197 ton dengan nilaiUS$92,58 juta.

Budi Daya dan Panen

Petani umumnya menanam pinangsecara tradisional sebagai tanaman

pagar atau pembatas kebun. Peme-liharaan tanaman hanya sebatasmembersihkan gulma di sekitarpohon, tanpa pemupukan danpengendalian hama dan penyakit.Bahan tanaman diperoleh dari bijitanpa diseleksi. Kebiasaan ini telahberlangsung sejak lama dan belumada kemajuan teknologi yangb e r a r t i .

Seiring makin berkembangnyapermintaan biji pinang kering danharga yang makin membaik, per-hatian petani dan pemerintah punmakin meningkat pada beberapatahun terakhir. Pemerintah telahmembuat program untuk mening-katkan produksi dan produktivitaspinang melalui perluasan, rehabili-tasi, intensifikasi, dan peremajaan.Untuk menyediakan benih yangberkualitas, dilakukan seleksi blokpenghasil tinggi dan seleksi pohoninduk sebagai sumber benih ber-mutu. Di Provinsi Jambi, programpenyediaan benih sumber pinangtelah dimulai sejak tahun 2011.

Page 2: Prospek Pengembangan Tanaman Pinangpustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/wr341124.pdf · dan pelangsing, bahan baku obat, dan sebagai antidepresi. Daerah Sebaran Pusat penyebaran

1 1Volume 34 Nomor 1, 2012 1 1

Selanjutnya melalui penelitian kerjasama dengan Balai Penelitian Ta-naman Palma yang berada diManado akan dilepas varietasunggul lokal pinang asal Jambi. DiJambi, petani telah menanampinang dalam bentuk populasi,meskipun masih bercampur dengantanaman lain seperti kelapa sawit,kelapa, kakao, kopi, pisang, dantanaman hortikultura lainnya.

Panen biji pinang dapat dila-kukan setiap bulan setelah buahcukup matang, ditandai denganberubahnya warna kulit buah darihijau menjadi kemerahan atauoranye. Buah dipanen denganmenggunakan bambu, yang padabagian ujungnya diikatkan sabituntuk memotong tandan buah.Buah hasil panen dimasukkan kedalam karung lalu dibaw a pulang kerumah untuk diproses.

Buah pinang dibelah meng-gunakan alat pemotong tradisional,berupa pisau yang dikombinasikandengan kayu sebagai tempat du-dukan pisau. Setelah dibelah, buahdijemur di atas karung atau tikarselama tiga hari, jika cuaca cerah.Belahan buah pinang yang telahkering lalu dicungkil bijinya denganalat pencungkil dari besi. Biji pinangkering lalu dijual ke pedagangpengumpul di tingkat desa, ataudisimpan sebagai cadangan untukmencukupi kebutuhan hidup sehari-h a r i .

Dalam mengolah buah pinangmenjadi biji pinang kering, petanimenghadapi masalah pada alatpemotong biji pinang. Petani meng-inginkan alat pemotong buah pinangyang lebih cepat dan aman.

Pedagang pengumpul di tingkatdesa hingga provinsi belum melaku-kan perlakuan tambahan untukmeningkatkan mutu biji pinang. Bijipinang yang diekspor sebagianbesar (66,20%) termasuk mutu IIdan hanya sebagian kecil (23,80%)yang termasuk mutu I. Oleh karenaitu, diperlukan perbaikan teknologipengolahan buah pinang, mulai daritingkat petani, pedagang pengum-pul hingga tingkat eksportir, agarmutu biji pinang meningkat dan

Prospek Peningkatan Produksi danP r o d u kt i v i t a s

Tanaman pinang di Indonesia masihmerupakan komoditas perkebunansampingan. Oleh karena itu, prog-ram pengembangan tanamanpinang cukup melalui peremajaandan intensifikasi untuk meningkat-kan produksi dan produktivitas.Pengolahan biji pinang tidak perludilakukan dalam industri, seperti diChina dan India, tetapi cukupdengan memberi bantuan mesinpemotong biji pinang kepada petanidan meningkatkan kualitas bijikering dengan memperbaiki prosespengolahan, sehingga dapat ber-saing di pasar internasional (HengkyN o v a r i a n t o ) .

Informasi lebih lanjut hubungi:

Balai Penelitian Tanaman PalmaJalan Bethesda Il, MapangetKotak Pos 1004 Manado 95001T e l e p o n : (0431) 812430F a k s i m i l e : (0431) 812017E - m a i l :b a l i t k a @ l i t b a n g . d e p t a n . g o . i db a l i t k a @ i n d o s a t . n e t . i d

harganya lebih tinggi. Pengolahanharus menggunakan teknologi yanglebih baik dan secara mekanis,termasuk pengeringan biji.

Harga biji pinang kering ditingkat petani berkisar antaraRp3.000-Rp6.600/kg pada tahun2000-2009. Di Jambi, pada tahun2011 harga biji pinang kering ber-kisar antara Rp7.500- Rp10.000/kg. Menurut petani, pendapatandari usaha tani pinang sangatmembantu ekonomi keluarga.

Biji pinang kering merupakankomoditas ekspor Pulau Sumateradengan pusat perdagangan diMedan. Provinsi lain yang mem-produksi biji pinang untuk eksporadalah Nusa Tenggara Timur, yangdikirim melalui Surabaya.

Biji pinang kering diekspor keIndia, Pakistan, dan Bangladesh,dalam bentuk biji pinang belah atauutuh. Pada tahun 2008, volumeekspor pinang mencapai 182 .972ton, dengan nilai ekspor US$106 ,33juta. Pada tahun 2009, volumeekspor pinang meningkat menjadi197. 197 ton, tetapi nilainya turunmenjadi US$92 ,58 juta.

Belahan buah pinang kering dicungkil bij inya.