PROSPEK PEMANFAATAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C" DARI DAERAH GUNUNGAPI UNTUK BAHAN BANGUNAN
-
Upload
dio-ngapokin -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of PROSPEK PEMANFAATAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C" DARI DAERAH GUNUNGAPI UNTUK BAHAN BANGUNAN
-
8/18/2019 PROSPEK PEMANFAATAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C" DARI DAERAH GUNUNGAPI UNTUK BAHAN BANGUNAN
1/11
JLP. Vol. 18. No. 54, Th. 2004 48
____________________________________________________________*) Ahli Peneliti Madya - Bidang Pengendalian Sedimen
**) Teknisi Penelitian dan Perekayasaan
***) Calon Peneliti
PROSPEK PEMANFAATAN BAHAN GALIANGOLONGAN "C" DARI DAERAH GUNUNGAPI
UNTUK BAHAN BANGUNAN
Oleh :
Agus Sumaryono*), Suprijatin**), F. Tata Yunita***), dan
Oriza Andamari***)
ABSTRACT
Indonesia is a famous country in the world which has a lot of volcanoes. The number of volcanoes is 129, which spread along the archipelago. A great number of victims and injures, the damages of infrastructures and environments,
loss of properties and others occurred during and after the eruption. Besides the occurrence of damages, lost of life and
properties, there is still a positive effect where the material deposits can be mined and utilized as the construction
matarials. The volcanic materials can be utilized as the construction materials when they ful fil the standards andconditions quantitatively and qualitatively.
In order to understand how far the volcanic materials can be utilized as construction materials, a research had been
carried out by surveying and investigating the deposits of volcanic materials in the lahar pockets around the area of
Merapi, Kelud and Semeru Volcanoes. The research was conducted by both field and laboratory tests, carrying out surveys at the volcanic material deposits, transportation roads from the site to the markets or consumers and tocalculate the volume of material deposits. The results of research activities proved that the available material deposits
for mining in Merapi, Kelud and Semeru volcanoes is little, large up to very large, and large respectively. The
condition of access roads for transportations of mining materials in Merapi, Kelud and Semeru volcanic area is good,
fair up to good, and poor up to fair respectively. From the quality of volcanic materials to be used as constructionmaterials in Merapi, Kelud and Semeru volcanoes area, it can be concluded that the volcanic material deposits in
Merapi, Kelud and Semeru volcanoes area is feasibly mined, possibly mined partly with some treated actions, and possibly mined with some treated actions, respectively.
Key words: construction materials, lahar pockets, and volcanic deposit materials.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kegiatan gunungapi di Indonesia seringmenimbulkan bencana yang membawa korban jiwa danluka-luka, kerusakan prasarana dan lingkungan,kerugian harta benda dan lain-lain, dalam jumlah yangcukup besar. Untuk menanggulangi bencana alam akibatkegiatan gunungapi, pemerintah telah membuat bangunan pengendali aliran lahar yang terdiri dari bendung penahan sedimen, bendung pengendali dasarsungai, kantong lahar, tanggul, krib dan lain-lain.Pengendalian aliran lahar dilakukan dengan menahan,mengalirkan, mengarahkan serta mengurangi kecepatandan debit aliran sedimen. Dari bangunan pengendalisedimen tersebut, kantong lahar merupakan bangunan pengendali sedimen dengan kapasitas yang paling besar.
Sedimen yang tertampung dalam kantong lahar biasanya ditambang oleh penduduk setempat untuk
digunakan sebagai bahan bangunan.
Mengingat kebutuhan akan bahan bangunan makinlama makin besar, maka penambangan bahan galiangolongan ”C” di daerah gunungapi menjadi sangat penting untuk mendapat perhatian. Penggalian yang berlebihan dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan bangunan sungai dan kerusakan lingkungan disekitarnya. Sebagai contoh, di daerah G. Merapi telahterjadi kerusakan bangunan sungai seperti tanggul, bendung penahan sedimen dan kantong lahar, akibat penambangan yang tidak terkendali. Di sisi lain bahangalian golongan ”C” di daerah G. Kelud dan G. Semeru potensinya masih cukup besar, tetapi belum dilakukan penambangan secara intensif, karena adanya beberapakendala seperti kualitas bahan yang kurang, terbatasnya jalan akses menuju ke lokasi kantong lahar, jarak lokasi penambangan dengan pasar atau konsumen yang cukup
jauh, telah dimanfaatkannya kantong lahar untuk lahan pertanian, dan lain-lain.
Atas dasar pemikiran tersebut di atas dilakukan
-
8/18/2019 PROSPEK PEMANFAATAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C" DARI DAERAH GUNUNGAPI UNTUK BAHAN BANGUNAN
2/11
JLP. Vol. 18. No. 54, Th. 2004 49
penelitian untuk mengetahui prospek dari penambangan bahan galian golongan ”C” di daerah gunungapi. HasilPenelitan ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintahdaerah atau instansi yang terkait dengan kegiatan penambangan dan pengelolaan sungai serta bangunansungai, agar penambangan bahan galian golongan ”C”dapat dikendalikan sehingga kelestarian sungai, bangunan sungai dan lingkungan dapat terjaga. Selainitu pemanfaat an bahan galian golongan ”C” akan dapatlebih efektif dan efisien ditinjau dari beberapa aspekseperti kualitas bahan, ketersediaan bahan dantransportasi bahan.
2.
Maksud dan Tujuan
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui prospek pemanfaatan bahan galian golongan "C" darikantong lahar di daerah gunungapi, untuk digunakansebagai bahan bangunan.
Adapun tujuannya adalah agar pemanfaatan bahangalian golongan ”C” untuk bahan bangunan dapatdilakukan secara efektif dan efisien, serta kelestariansungai dan lingkungan di sekitarnya bisa tetap terjaga.
METODE PENELITIANDalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
sebagai berikut:
? Melakukan observasi lapangan pada kantong lahar-
kantong lahar di wilayah gunungapi meliputi G.
Merapi, G. Kelud dan G. Sem eru.
? Menetapkan permasalahan yang menyangkut
penambangan bahan galian golongan ”C” dan
menentukan tujuan yang akan dicapai.
? Menyusun hipotesis hasil penelitian yang terkaitdengan dapat tidaknya bahan galian golongan ”C”dimanfaatkan untuk bahan bangunan.
? Menyusun rancangan penelitian meliputi program,anggaran, tenaga ahli, peralatan yang digunakan,sarana dan prasarana penelitian.
? Melaksanakan pengujian laboratorium terhadapcontoh bahan galian golongan ”C” yang diambil dari
lapangan.
? Melakukan pengamatan lapangan serta pengumpulandata primer dan sekunder.
? Melakukan analisis dan interpretasi hasil kegiatan
lapangan dan kegiatan laboratorium serta hasil studi
pustaka.
? Merumuskan kesimpulan dan menyusun laporan
hasil penelitian.
HIPOTESISDari hasil observasi pendahuluan di lapangan,
hipotesis yang perlu dibuktikan kebenarannya dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:1) Bahan galian golongan ”C” yang berasal dari daerah
gunungapi dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan dengan beberapa persyaratan tertent u yang
harus dipenuhi.
2) Pada beberapa lokasi di daerah gunungapi bahangalian golongan ”C” tidak layak ditambang karena beberapa kondisi yang tidak memungkinkan.
LANDASAN TEORI
1.
Persyaratan Bahan
Bahan galian golongan “C” yang akan digunakan
sebagai bahan bangunan harus memenuhi syarat kualitas
tertentu antara lain: gradasi butiran, berat jenis, berat isi,
kekerasan, keausan, kadar bahan organik, kadar lumpurserta kuat tekan (beton dan mortar). Untuk mengetahui
apakah bahan galian golongan “C” memenuhi syaratkualitas atau tidak untuk digunakan sebagai bahan
bangunan, perlu dilakukan pengujian laboratorium
terhadap sifat -sifat bahan tersebut serta pengujian betondan mortar dengan berpedoman pada SNI (Standar Nasional Indonesia) yang berlaku.
2. Ketersediaan Bahan
Deposit bahan galian golongan “C” yang tersedia
volumenya harus memadai agar penambangan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kelestariansungai, tidak mengakibatkan terjadinya kerusakan
bangunan sungai seperti bendung, tanggul, kantonglahar, bendung penahan sedimen dan bangunan lainnya,serta tidak mengganggu kelestarian lingkungan di
sekitarnya.
3. Ketersedian Jalan Akses
Persyaratan yang diperlukan untuk mengangkut bahan galian golongan “C” dari lokasi penambangan
menuju ke pasar atau konsumen antara lain:
ketersediaan jalan akses yang memadai agar transportasi bahan galian tidak terhambat atau mengakibatkan
gangguan terhadap pengguna jalan lain, dan jarak
transportasinya tidak terlalu jauh.
KEGIATAN PENELITIAN
Dalam penelit ian ini , kegiatan yang dilaksanakanadalah sebagai berikut :
1. Studi Pustaka dan Pengumpulan Data Sekunder
Studi pustaka meliputi penelaahan terhadap hasil penelitian, studi dan laporan lain yang berkaitan dengan
kegiatan penambangan bahan galian golongan “C”
(terutam a di daerah gunungapi) yang pernahdilaksanakan. Pengumpulan data sekunder meliputi
pengumpulan peta topografi, peta geologi, peta
pengukuran, kegiatan penambangan, hasil ujilaboratorium yang pernah dilakukan, pemanfaatan
bangunan sungai (terutama yang ad a kegiatan penambangan), dan data lain yang terkait.
2.
Observasi dan Penelitian Lapangan
Observasi lapangan dimaksudkan untuk mengetahuikondisi nyata di lapangan agar dapat memperbaiki
-
8/18/2019 PROSPEK PEMANFAATAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C" DARI DAERAH GUNUNGAPI UNTUK BAHAN BANGUNAN
3/11
JLP. Vol. 18. No. 54, Th. 2004 50
hipotesis yang perlu dibuktikan, merancang program penelitian dan menentukan langkah-langkah yang akan
ditempuh dalam kegiatan penelitian ini. Sedangkan
penyelidikan lapangan dimaksudkan untukmengumpulkan data primer yang diperlukan.Penyelidikan lapangan dilaksanakan dengan melakukan
pengukuran pada sungai-sungai yang berpotensi untuk
ditambang, wawancara dengan penduduk setempat yangterlibat dalam kegiatan penambangan, menghitung
volume deposit bahan galian golongan “C”, melakukansurvei pada jalan -jalan akses, dan mengamati kegiatan
penambangan serta pengambilan contoh bahan untuk
pengujian laboratorium.
3. Pengujian Laboratorium
Pengujian laboratorium dimaksudkan untukmengetahui kualitas bahan galian golongan “C” sebagai
bahan bangunan, apakah memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam SNI. Pengujian laboratorium meliputiuji sifat -sifat bahan seperti berat jenis, berat isi, gradasi
butiran, keausan, kekerasan, kadar lumpur dan kadar
organik. Selain itu pengujian dilakukan denganmembuat benda uji beton dan mortar untuk uji kuattekan.
HASIL-HASIL KEGIATAN1. Kegiatan Lapangan
a.
Pengukuran Lapangan
Pengukuran volume endapan di lapangan dilakukan
pada kantong lahar yang berpotensi untuk ditambang.
Pengukuran dilakukan pada 3 lokasi di daerah G.Merapi, 5 lokasi di daerah G. Kelud dan 3 lokasi di
daerah G. Semeru. Hasil pengukuran dapat dilihat padatabel 1.1, tabel 1.2 dan tabel 1.3.
Tabel 1.1 Kapasitas Rencana dan Volume Terisi Kantong Lahar di Daerah G. Merapi
No. Nama Kantong Lahar Nama Sungai Kapasitas Rencana ( m3 )
Volume terisi
( m3
)
1 K.L. Putih Putih 8.296.000 171.431
2 K.L. Batang Batang 2.028.400 -
3 K.L. Bebeng/Krasak Bebeng 19.510.000 655.000
Tabel 1.2 Kapasitas Rencana dan Volume terisi Kantong Lahar di Daerah G. Kelud
No. Nama Kantong Lahar Nama Sungai Kapasitas Rencana ( m3 )Volume terisi
( m3 )
1 K.L. Tejo Semut 3.000.000 83.700
2 K.L.Pasir Harjo Putih 13.000.000 12.250.000
3 K.L.Salam/Ir.Sutoyo Badak/Termas 11.990.000 11.990.000
4 K.L. Pulo Ngobo 3.450.000 3.450.000
5 K.L. Badas Konto 2.500.000 1.500.000
Tabel 1.3 Kapasitas Rencana dan Volume Terisi Kantong Lahar di Daerah G. Semeru
No. Nama Kantong Lahar Nama Sungai Kapasitas Rencana ( m3 )
Volume terisi( m
3 )
1 K.L. Leprak Leprak 956.000 956.000
2 K.L. Jugosari Regoyo -Rejali 1.026.000 1.026.000
3 K.L. Bago Rejali 1.807.000 1.807.000
-
8/18/2019 PROSPEK PEMANFAATAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C" DARI DAERAH GUNUNGAPI UNTUK BAHAN BANGUNAN
4/11
JLP. Vol. 18. No. 54, Th. 2004 51
b. Survei Jalan Akses
Survei jalan akses dilakukan pada jalan-jalan yang
digunakan oleh penduduk dan perusahaan penambangan
untuk mengangkut bahan galian dari lokasi
penambangan ke pasar, depo pasir atau konsumen.
Survei ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah jalan
akses yang ada layak digunakan atau tidak. Selain itu
perlu diketahui alternatif jalan akses lain ataukemungkinan memperbaiki/meningkatkan kondisi jalan
akses yang ada, agar dapat digunakan untuk transportasi
bahan galian tanpa terjadi hambatan dan tidak
mengganggu lingkungan di sekitarnya. Hasil survei
dapat dilihat pada tabel 2.1.
c. Pengambilan Contoh Bahan Galian
Golongan “C”
Contoh bahan galian berupa pasir dan kerikil diambil
dari beberapa tempat untuk diuji di laboratorium
meliputi uji berat jenis, berat isi, keausan, gradasi
butiran, kandungan organik, dan kandungan lumpur.
Pengambilan contoh bahan galian dari beberapa lokasi
dapat dilihat pada tabel 3.1.
2. egiatan Laboratorium
Pengujian bahan galian yang diambil dari kantonglahar di daerah G. Merapi, G. Kelud dan G. Semeru
dilakukan di Laboratorium Bahan, Balai Sabo,
Yogyakarta meliputi:
a.
Uji Berat Isi
Untuk mengetahui berat isi bahan galian dilakukan pengujian dengan menggunakan SNI 03-4804-1998
“Metode Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara dalamAgregat”. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.1.
b. Uji Berat Jenis
Untuk mengetahui berat jenis pasir dilakukan
pengujian dengan menggunakan SNI 03-1970-1990“Metode Pengujian Berat Jenis Tanah”. Hasil pengujian
dapat dilihat pada tabel 4.2.
c. Uji Gradasi Butiran
Untuk menggambar kurva distribusi pembagian
butir pasir dilakukan pengujian dengan menggunakan
SNI 03-1968-1990 “Metode Pengujian tentang AnalisisSaringan Agregat Halus dan Kasar”. Contoh hasil pengujian berupa grafik pembagian ukuran butiran
dapat dilihat pada gambar 1.1. Diameter butir 50% lolossaringan untuk masing-masing lokasi pengambilan bahan uji dapat dilihat pada t abel 4.3.
Tabel 2.1 Hasil Survei Jalan Akses pada Lokasi Penambangan di Daerah G. Merapi, G. Kelud dan G. Semeru
Hasil survei pada lokasi penambangan
No.G. Merapi
Kondisi
Jalan AksesG. Ke lud
Kondisi
Jalan AksesG. Semeru Kondisi Jalan Akses
1. K. Sat Baik K. Semut Baik K. Mujur (dekat
jembatan KA)
Baik
2. K. Bebeng Baik K. Putih Baik K. Mujur Klerek Kurang3. K. Termas Kurang K. Regoyo Baik
4. K. Ngobo Sedang K. Besuk Sat Sedang
5. K. Konto Baik K. Bago/Rejali Baik
6. K. Glidik Kurang
Tabel 3.1 Lokasi Pengambilan Contoh Bahan Galian Golongan “C”
G. Merapi G. Kelud G. Semeru
Nama
SungaiLokasi
Nama
SungaiLokasi Nama Sungai Lokasi
K. Sat Endapan awan panas K. Semut Kantong lahar K. Mujur Klerek Dam Klerek KD. Pdn
Wangi
K. Putih Kantong lahar K. Regoyo Channel works
K. Termas Kantong lahar K. Besuk sat Dam BS 1
K. Ngobo Kantong lahar K. Bago/Rejali Dam 6b
K. Bebeng Endapan awan panas
K. Konto Kantong lahar K. Glidik Channel works
-
8/18/2019 PROSPEK PEMANFAATAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C" DARI DAERAH GUNUNGAPI UNTUK BAHAN BANGUNAN
5/11
-
8/18/2019 PROSPEK PEMANFAATAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C" DARI DAERAH GUNUNGAPI UNTUK BAHAN BANGUNAN
6/11
JLP. Vol. 18. No. 54, Th. 2004 53
0
20
40
60
80
100
0.010.1110100
Diameter (mm)
%
L o l o s
Gambar 1.1 Kurva Pembagian Butir Pasir pada Kantong Lahar Tejo, K. Semut, G. Kelud
Tabel 4.3 Diameter Butir 50% Lolos Saringan untuk Butiran Pasir dari daerah G. Merapi, G. Kelud dan G.
Semeru
Lokasi D50 (mm) Lokasi D50 (mm) Lokasi D50 (mm)Gn. Merapi Gn. Kelud Gn. Semeru
K. Sat 0.60 K. Semut K. Glidik
K. Krasak - KL. Tejo 2,03 - KL. Tempur Sari 0,48
KL. Bebeng 1.50 K. Putih K. Mujur
- KL. Pasir Harjo 0,70 - Jemb. KA 2,90
K. Termas - Klerek 1,10
- KL. Salam 0,40 K. Rejali
K. Ngobo - KL. Bago 0,40
- KL. Pulo 0,42 K. Regoyo
- KL. Pulo Kanan 0,09 - KL. Jugosari 0,60
K. Konto K. Besuk Sat 0,80
- KL.Badas 0,38
- Alur K. Konto 0,12
d. Uji Aus Kerikil
Untuk mengetahui kekerasan kerikil dilakukan pengujian dengan menggunakan SNI 03-2417-1991“Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin
Abrasi Los Angeles” . Hasil pengujian dapat dilihat
pada tabel 4.4.
e.
Uji Kandungan Bahan Organik
Untuk mengetahui kandungan bahan organik dalam pasir dilakukan pengujian dengan menggunakan SNI
03-2816-1992 ”Metode Pengujian Kotoran Organik
dalam Pasir untuk Campuran Mortar dan Beton”. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.5.
f. Uji Kandungan Lumpur
Untuk mengetahui kandungan lumpur dalam pasirdilakukan pengujian dengan menggunakan SNI 03-4142-1996 “Metode Pengujian Jumlah Bahan Dalam
Agregat Yang Lolos Saringan No. 200 (0,075 mm)”.
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.6.
g. Uji Kuat Tekan Beton
Untuk mengetahui kuat tekan beton dilakukan pengujian dengan menggunakan SNI 03-1974-1990“Metode Pengujian Kuat Tekan Beton”. Uji kuat tekan
beton dilakukan dengan berbagai perbandingan berat
campuran yang biasa digunakan di lapangan antara lain:1PC:2Ps:3Kr dan 1PC:3Ps:5Kr. Hasil pengujian dapat
dilihat pada tabel 4.7.
h. Uji Kuat Tekan Mortar
Untuk mengetahui kuat tekan mortar dilakukan
pengujian dengan menggunakan SK SNI M-111-1990-03 “Metode Pengujian Kuat Tekan Mortar Semen
Portland”. Uji kuat tekan mortar dilakukan dengan
perbandingan berat campuran portland cement , kapurdan pasir yang biasa digunakan di lapangan yaitu: 1PC :3Kp : 10Ps, 1PC : 3Kp : 12Ps, 1PC : 2Kp : 10Ps dan
1PC : 2Kp : 12Ps. Hasil pengujian dapat dilihat pada
tabel 4.8.
-
8/18/2019 PROSPEK PEMANFAATAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C" DARI DAERAH GUNUNGAPI UNTUK BAHAN BANGUNAN
7/11
JLP. Vol. 18. No. 54, Th. 2004 54
Tabel 4.4 Hasil Uji Keausan Kerikil dari Daerah G. Merapi, G. Kelud dan G. Semeru
Lokasi
PengambilanContoh
Angka Aus Kerikil
Lokasi
PengambilanContoh
Angka Aus Kerikil
Lokasi
PengambilanContoh
Angka Aus Kerikil
G. Merapi Gradasi B Gradasi C G. Kelud Gradasi B Gradasi C G. Semeru Gradasi B Gradasi C
K. Sat K. Semut K. Mujur
a. S1 (Lereng) 76,79% 64,49% - DD3 / S1 57,73% 43,39% a. Dam Klerek
c. S2 (Alur) - - - KG1 41,28% 30,97%
K. Putih b. KD P. Wangi
K. Bebeng - DD3 / P1 62,87% 41,78% - KD2 40,68% -
- B1 69,91% 51,34%
K. Termas K. Besuk Sat
- DD4/ T1 (alur) 64,14% - - BS1 43,59% 33,05%
K. Ngobo K. Glidik
- Pl1 (Bantaran) 57,58% 44,62% - TS2 - -
- Pl2 (Bantaran) - -
K. Rejali
K. Konto - KD6b - -
- Sawah - -
- Alur - - K. Regoyo
- Rg1 - -
Tabel 4.5 Hasil Uji Kandungan Bahan Organik dalam Pasir dari daerah G. Merapi, G. Kelud dan G. Semeru
G. MerapiKand. Bahan
OrganikG. Kelud
Kand.BahanOrganik
G. Semeru Kand. Bahan Organik
K. Sat K. Semut K. Mujur
a. S1 (Lereng) 3,5% - 4,0% - DD3 / S1 4,5% - 5,0% a. Dam Klerek
c. S2 (Alur) - - KG1 < 3,0%
K. Putih b. KD Pdn. Wangi
K. Bebeng - DD3 / P1 4,5% - 5,0% - KD2 < 3,0%
- B1 4,5% - 5,0%
K. Termas K. Besuk Sat
- DD4/ T1 ( alur ) > 5,0% - BS1 < 3,0%
- DD4/ T2 (sawah) > 5,0%
K. Glidik
K. Ngobo - TS2 < 3,0%
- Pl1 (Bantaran) > 5,0%
- Pl2 (Bantaran) > 5,0% K. Rejali
- KD6b < 3,0%
K. Konto
- Sawah > 5,0% K. Regoyo
- Alur 4,5% - 5,0% - Rg1 < 3,0%
-
8/18/2019 PROSPEK PEMANFAATAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C" DARI DAERAH GUNUNGAPI UNTUK BAHAN BANGUNAN
8/11
JLP. Vol. 18. No. 54, Th. 2004 55
Tabel 4.6 Hasil Uji Kandungan Lumpur dalam Pasir dari daerah G. Merapi, G. Kelud dan G. Semeru
Lokasi Pengambilan
Contoh
(G.Merapi)
KandunganLumpur
Lokasi Pengambilan
Contoh
(G.Kelud)
KandunganLumpur
Lokasi Pengambilan
Contoh
(G.Semeru)
KandunganLumpur
K. Sat K. Semut K. Mujur
a. S1 (Lereng) 1,40% - DD3 / S1 - a. Dam Klerek
c. S2 (Alur) 1,20% - KG1 3,30%
K. Putih b. KD Pdn. Wangi
K. Bebeng - DD3 / P1 - - KD2 2,60%
- B1 0,80%
K. Termas K. Besuk Sat
- DD4/ T1 (alur) ) 3,31% - BS1 5,80%
- DD4/ T2 (sawah) 12,90%
K. Glidik
K. Ngobo 29,90% - T S2 0,70%
- Pl1 (Bantaran) -
- Pl2 (Bantaran) 47,90% K. Rejali
- KD6b 0,90%
K. Konto 2,89%
- Sawah 8,90% K. Regoyo
- Alur - - Rg1 4,90%
Tabel 4.7 Hasil Uji Kuat Tekan Beton (kPa) dengan Menggunakan Pasir dari daerah G. Merapi, G. Kelud danG. Semeru
G. Merapi G. Kelud G. Semeru
Lokasi PC: Ps: Kr Lokasi PC : Ps : Kr Lokasi PC : Ps : Kr
1:2:3 1:3:5 1:2:3 1:3:5 1:2:3 1:3:5
K. Sat 33.065 23.967 K. Putih 30.846 19.140 K. Mjr. Jemb. KA - -
K. Bebeng 34.397 31.512 K. Semut 26.519 27.739 K. Mujur Klerek 34.397 34.175
K. Termas 20.416 20.194 K. Regoyo 31.734 25.298
K. Ngobo 33.731 26.408 K. Besuk Sat 24.633 32.622
K. Bago/Rejali 33.065 29.848
K. Glidik 29.515 26.408
Keterangan: PC : Semen Portland
Ps : Pasir
Kr : Kerikil
-
8/18/2019 PROSPEK PEMANFAATAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C" DARI DAERAH GUNUNGAPI UNTUK BAHAN BANGUNAN
9/11
JLP. Vol. 18. No. 54, Th. 2004 56
Tabel 4.8 Hasil Uji Kuat Tekan Mortar (kPa) dengan Menggunakan Pasir dari daerah G. Merapi, G. Keluddan G. Semeru
No. Lokasi 1PC:3Kp:10Ps 1PC:3Kp:12Ps 1PC:2Kp:10Ps 1PC:2Kp:12Ps
A Gn. Merapi
1 K. Sat 2.829 2.554 2.946 2.538
2 K. Bebeng 2.023 2.169 3.006 2.349
B Gn. Kelud
1 K. Putih 1.089 852 1.198 765
2 K. Semut 2.344 1.581 1.949 1.674
3 K. Termas 1.259 939 1.303 977
4 K. Ngobo 1.616 1.571 1.671 1.416
C Gn. Semeru
1 K. Mujur Jemb. KA 1732 1719 2464 1708
2 K. Mujur Klerek 1557 2080 2837 2031
3 K. Regoyo 1675 1584 2181 1986
4 K. Besuk Sat 1830 1238 2547 2689
5 K. Bago/Rejali 1588 1763 2571 2476
6 K. Glidik 1868 1212 2024 1321
Keterangan : PC : Semen Portland
Kp : KapurPs : Pasir
PEMBAHASAN
1. Kegiatan Lapangan
Dari hasil pengukuran di lapangan yang tercantum
pada tabel 1.1 ternyata volume endapan sedimen pada
kantong-kantong lahar di daerah G. Merapi sangat
sedikit dibandingkan dengan kapasitas tampungan
sedimen. Kondisi ini menunjukkan bahwa ketersediaan
bahan galian tidak memadai untuk ditambang.Sedangkan tabel 1.2 dan 1.3 menunjukkan bahwa
volume endapan sedimen dalam kantong-kantong lahar
di daerah G. Kelud dan G. Semeru sama dengan
masing-masing kapasitas kantong lahar, kecuali
Kantong Lahar Badas. Hal ini menujukkan bahwa
potensi bahan galian di daerah G. Kelud dan G. Semeru
memadai untuk ditambang.
Jalan akses untuk mencapai lokasi penambangan di
daerah G. Merapi pada umumnya dalam kondisi baik,
dapat dilalui dengan mudah. Selain itu jarak tempuh ke
pasar atau konsumen di kota-kota besar seperti
Yogyakarta, Magelang dan Semarang tidak terlalu jauh
dan kondisiya baik. Di daerah G. Kelud kondisi jalanakses sebagian besar dalam keadaan baik, kecuali
Kantong Lahar K. Termas dan K. Ngobo masing-
masing jalan akses kondisinya kurang dan sedang.
Sedang jarak tempuh ke Surabaya, Malang, Mojokerto
dan Kediri relatif agak jauh . Untuk daerah G. Semeru
kondisi jalan akses separuhnya baik, dan sisanya dalam
kondisi sedang dan kurang. Jarak tempuh ke pasar dan
konsumen di Surabaya, Pasuruan dan Probolinggo
relatif agak jauh.
2. Kegiatan Laboratorium
a. Hasil Uji Berat Isi
Hasil uji berat isi pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa
berat isi bahan galian lebih dari 15 kN/m 3 kecuali di
Kantong K. Ngobo P12 dan Kantong K. Konto (sawah)
berat isi bahan kurang dari 15 kN/m3. Data inimenunjukkan bahwa pada umumnya angka pori dari
bahan galian cukup kecil, kecuali pada lokasi P12 dan
sawah angka porinya lebih besar, kemungkinan karena
gradasinya seragam.
b. Hasil Uji Berat Jenis
Hasil uji berat jenis seperti tercantum pada tabel 4.2
menunjukkan bahwa berat jenis bahan galian antara2,60 sampai 2,70. Data ini membuktikan bahwa bahan
galian berupa pasir kuarsa memenuhi syarat untuk
bahan bangunan.
c. Hasil Uji Gradasi Butiran
Dari hasil uji gradasi butiran ternyata semua kurva pembagian butir menunjukkan kurva-S landai, contoh pada gambar 1.1. Data ini menunjukkan bahwa gradasi
butiran tidak seragam (well-graded ) sehingga bahangalian dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
Sedangkan diameter butir rata-rata (D50) bervariasi
mulai dari 0,09 mm sampai dengan 2,90 mm. Perbedaanyang mencolok antara D50 di satu lokasi dengan lokasi
-
8/18/2019 PROSPEK PEMANFAATAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C" DARI DAERAH GUNUNGAPI UNTUK BAHAN BANGUNAN
10/11
JLP. Vol. 18. No. 54, Th. 2004 57
lainnya disebabkan karena perbedaan kemiringan dasarsungai yang mengakibatkan perbedaan gaya seret aliranyang mengangkut sedimen. Untuk pemakaian bahan
galian sebagai bahan bangunan harus memperhatikan
persyaratan gradasi butiran.
d. Hasil Uji Keausan Kerikil
Dari hasil uji keausan kerikil ternyata bahan galian
dari daerah G. Merapi Gradasi-C menunjukkan angka
aus lebih dari 50% dan bahan dari G. Kelud dan G.Semeru Gradasi-C angka aus kerikil lebih kecil dari50%, di mana bahan dari G. Semeru memiliki angka aus
paling kecil yaitu 30,97% dan 33,05%. Dari data di atas
dapat disimpulkan bahwa kerikil dari G. Merapisebaiknya tidak digunakan untuk bahan bangunan
struktural seperti perkerasan jalan atau beton; sedangkan
kerikil dari G. Semeru sangat baik untuk digunakansebagai bahan bangunan struktural. Lihat tabel 4.4.
e. Hasil Uji Kandungan Bahan Organik
Pasir dari G. Merapi dan G. Kelud mempunyai
kandungan bahan organik lebih besar daripada 3% dan pasir dari G. Semeru kandungan bahan organiknyakurang dari 3%. Dengan demikian pasir dari G. Merapi
dan G. Kelud dapat digunakan untuk bahan bangunan
struktural, tetapi nilai kuat tekan yang dihasilkan tidakdapat optimal. Sebaiknya diambil pasir yang lebih
dalam di mana kandungan organiknya lebih sedikitdengan melakukan pengupasan pada permukaannya.
Pasir dari G. Semeru dapat digunakan untuk bahan
bangunan struktural, karena kandungan bahanorganiknya kurang dari 3%. Lihat tabel 4.5
f.
Hasil Uji Kandungan Lumpur
Hasil uji kandungan lumpur untuk pasir dari G.Merapi dan G. Semeru menunjukkan angka kurang dari
5%, sehingga pasir dapat langsung digunakan tanpa
dicuci. Kandungan lumpur pada pasir dari G. Keludsebagian besar lebih dari 5%, sehingga bila akan
digunakan perlu dicuci lebih dulu. Lihat tabel 4.6.
g. Hasil Uji Kuat Tekan Beton
Dari hasil uji kuat tekan beton dengan perbandingancampuran 1PC:2Ps:3Kr dan 1PC:3Ps:5Kr, bila
dibandingkan dengan syarat mutu beton tipe K125,
K175 dan K225, ternyata pasir dari G. Merapi
menunjukkan hasil baik dan baik sekali untuk K. Satdan K. Bebeng. Demikian pula uji kuat tekan beton
dengan bahan pasir dari G. Semeru menunjukkan hasil
baik dan baik sekali. Sedangkan untuk G. Kelud bervariasi dari kurang, sedang, baik dan baik sekali.
Lihat tabel 4 .7.
h. Hasil Uji Kuat Tekan Mortar
Dari hasil uji kuat tekan mortar dengan berbagai
perbandingan campuran, sebagian besar kuat tekanmortar lebih besar dari 1500 kPa, hanya di beberapa
lokasi kuat tekan mortar kurang dari 1500 kPa. Untuk
pasir dari G. Merapi hasil-hasil uji di semua lokasi baik,
untuk G. Kelud pasir yang baik hanya dari K. Semut,sedangkan yang lain kurang baik dan sedang. Hasil ujiterhadap bahan pasir dari G. Semeru sebagian besar
menunjukkan hasil baik, dan hanya dua lokasi
menunjukkan hasil sedang. Lihat tabel 4.8.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:1)
Ketersediaan bahan galian golongan “C” di daerah
G. Merapi sangat kurang, dan di daerah G. Keludserta G. Semeru masih cukup besar untuk
ditambang.
2) Kualitas bahan galian golongan “C” di G. Merapidan G. Semeru pada umumnya cukup baik untukdigunakan sebagai bahan bangunan, sedangkan
bahan galian dari G. Kelud pada umumnya kurang
dan sedang, kecuali bahan dari K. Putih cukup baik.3) Dari hasil uji kuat tekan baik beton maupun mortar ,
ternyata bahan galian dari G. Merapi dan G. Semeru
menunjukkan hasil baik, sedangkan dari G. Kelud bervariasi dari kurang, sedang, sampai baik.
4) Jalan akses menuju ke lokasi penambangan di daerahG. Merapi cukup baik, sedangkan untuk daerah G.Kelud dan G. Semeru sebagian baik dan sisanya
kurang baik dan sedang.
5) Daerah G. Merapi, lokasi di K. Sat tidak layakditambang dan di K. Bebeng dapat ditambangdengan perbaikan kualitas bahan. Daerah G. Kelud,
lokasi di K. Putih layak ditambang sedangkan lokasidi K. Semut tidak layak ditambang, dan lokasi
lainnya dapat ditambang dengan beberapa perbaikan
jalan akses dan perbaikan kualitas. Daerah G.Semeru, lokasi di K. Mujur dan K. Rejali Bago layak
ditambang, sedangkan sungai-sungai lainnya dapatditambang dengan perbaikan jalan akses dan perbaikan kualitas bahan.
2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan,
disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1)
Kegiatan penambangan di daerah G. Merapi pada
beberapa lokasi yang tidak layak ditambang perlu
dihentikan, sedangkan pada lokasi lainnya perludiawasi dan dikendalikan agar kegiatan penambangan tidak mengakibatkan kerusakan
bangunan sungai dan lingkungan di sekitarnya.
2)
Karena deposit material di daerah G. Kelud cukup besar, kegiataan penambangan perlu digalakkan agar
ketersediaan tempat untuk menampung materialletusan gunungapi cukup besar, mengingat pada
waktu meletus G. Kelud memuntahkan bahan
piroklastik dengan volume mencapai puluhan juta bahkan lebih dari 100.000.000 m3, tetapi harusdengan selalu memperhatikan kegiatan pertanian di
-
8/18/2019 PROSPEK PEMANFAATAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C" DARI DAERAH GUNUNGAPI UNTUK BAHAN BANGUNAN
11/11
JLP. Vol. 18. No. 54, Th. 2004 58
dalam kantong lahar yang dilakukan oleh penduduksetempat.
3) Pada umunya kegiatan pertanian di dalam kantong
lahar G. Semeru belum seintensif di daerah G.Kelud, sehingga kegiatan penambangan perludipromosikan agar di dalam kantong lahar tersedia
tempat yang cukup untuk menampung aliran lahar
pada musim hujan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kepada beberapa pihak terutama Pemimpin Proyek
Penanggulangan Banjir Lahar G. Merapi, G. Kelud dan
G. Semeru beserta staf, yang telah membantu dalamkegiatan penelitian ini terutama untuk pengumpulan
data, survei lapangan, diskusi-diskusi teknis dan saran-saran yang disampaikan kami mengucapkan terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Agus Sumaryono, dkk, 1993, Penelitian Abrasi
Beton Pada Mercu Pelimpah Bendung PenahanSedimen , Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pengairan No. 23 Th. 7 Kw. 1, ISSN 0215 – 1111,Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan,
Bandung.
2.
Agus Sumaryono, dkk, 2000, Ketahanan Beton
Terhadap Gaya Bentur, Abrasi dan Tekan Serta
Prospek Penerapannya Untuk Perkuatan Mercu
Bangunan Sabo, Jurnal Penelitian danPengembangan Pengairan No. 44 Th. 14 Kw. 4,
ISSN 0215 – 1111, Pusat Penelitian danPengembangan Teknologi Sumber Daya Air,
Bandung.
3.
Balitbang Kimbangwil, 2000, Direktori SNI Bidang
Pemukiman dan Pengembangan Wilayah, Badan
Litbang, Departemen Permukiman danPengembangan Wilayah, Jakarta.
4. Ditjen BM, 1978, Manual Pemeriksaan Bahan
Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta
5. DPMB, 1977, Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan,
Jakarta.
6.
Hardiyatmo, H.C., 1992, Mekanika Tanah 1, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
7.
Wesley, L.D., 1977, Mekanika Tanah, BadanPenerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.