PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL...

14
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta 1007 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten STUDI PENDAHULUAN BATUAN MAFIK DAN ULTRAMAFIK SEKUEN OFIOLIT JALUR SUNGAI MEDANA DAN JALUR SUNGAI LOKIDANG- PARAKANSUBAH, KARANGSAMBUNG, KEBUMEN, JAWA TENGAH Fahmi Adiyatma M 1* , Nugroho Imam Setiawan 1 , Chusni Ansori 2 , Kardo Polarman R. Silitonga 1 1 Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jln. Grafika No.2 Bulaksumur, Yogyakarta 2 Balai Informasi dan Konservasi Kebumian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Karangsambung Jln. Karangsambung Km.19, Kebumen *Corresponding Author: [email protected] ABSTRAK. Daerah penelitian merupakan hasil dari adanya aktifitas tektonik yang terjadi sebanyak dua kali periode yaitu Oligosen awal - Miosen Awal dan Miosen Akhir - Kuarter yang menghasilkan busur magmatik. Salah satu produk dari adanya aktifitas tektonik ini yaitu munculnya intrusi di Gunung Gajah. Banyaknya batuan yang tersingkap pada daerah penelitian sehingga memicu peneliti untuk melakukan penilitian dengan tujuan tahap yang lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik, petrogenesis dan proses pelapukan pada intrusi batuan basalt Gunung Gajah serta struktur pengontrolnya. Peneliti menggunakan metode geological mapping dengan luasan daerah 4 km² serta metode analisis petrografi. Berdasarkan hasil geological mapping daerah penilitian terusun atas lava, intrusi andesit, batugamping kristalin Jongrangan dan endapan vulkanik Gunung Gajah. Kehadiran intrusi membentuk karakteristik columnar joint rebah dengan bentuk prisma dengan tingkat pelapukan sedang-kuat. Proses pelapukan dikontrol oleh struktur geologi berarah Utara Selatan berdasarkan data DEM-SRTM sehingga memicu air permukaan menyusup kedalam batuan melalui bidang-bidang lemah, keadaan topografi yang sangat curam dan keadaaan batuan yang banyak terkekarkan menjadi faktor utama pelapukan. Sehingga tingkat pelapukan pada daerah penilitian secara keseluruhan adalah lemah sedang. Analisis petrografi menunjukan karakteristik batuan intrusi memiliki struktur skoria, tekstur holokristalin, subhedral, inequigranural, forfiritik dengan masa dasar plagioklas, komposisi terdiri dari plagioklas 40%, piroksen 45%, olivin 7%, opak 3% dan sisanya adalah rongga hasil pelepasan gas sebesar 5% dengan penamaan batuan andesit-basaltis. Maka karakteristik intrusi yang hadir merupakan bagian dari gunungapi purba Gajah yang berkomposisi basal-intermediet dan keluar melalui rekahan pada leher vulkanik dengan membentuk struktur columnar joint rebah dan mengintrusi lava di atasnya yang telah keluar lebih dahulu. Tingkat pelapukan yang lemah sampai sedang, namun dibeberapa lokasi memiliki tingkat pelapukan yang kuat serta kontrol struktur yang dominan sehingga dapat menjadi kajian dan pertimbangan jika dilakukannya pembangunan pada daerah penilitian. Kata kunci: Intrusi, Geological mapping, petrogafi, Gunung-Gajah. I. PENDAHULUAN Karangsambung merupakan salah satu dari dua daerah di pulau Jawa yang memiliki daerah dengan keterdapatan zona melange (Asikin, 1974). Zona melange Karangsambung merupakan zona yang terdiri dari batuan campur aduk yang berada pada zona penunjaman lempeng purba (Asikin, 1974). Pada daerah Karangsambung

Transcript of PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL...

Page 1: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1007 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

STUDI PENDAHULUAN BATUAN MAFIK DAN ULTRAMAFIK SEKUEN

OFIOLIT JALUR SUNGAI MEDANA DAN JALUR SUNGAI LOKIDANG-

PARAKANSUBAH, KARANGSAMBUNG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

Fahmi Adiyatma M1*, Nugroho Imam Setiawan1, Chusni Ansori2, Kardo Polarman R. Silitonga1

1Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jln. Grafika No.2 Bulaksumur,

Yogyakarta

2Balai Informasi dan Konservasi Kebumian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Karangsambung

Jln. Karangsambung Km.19, Kebumen

*Corresponding Author: [email protected]

ABSTRAK. Daerah penelitian merupakan hasil dari adanya aktifitas tektonik yang terjadi

sebanyak dua kali periode yaitu Oligosen awal - Miosen Awal dan Miosen Akhir - Kuarter yang

menghasilkan busur magmatik. Salah satu produk dari adanya aktifitas tektonik ini yaitu

munculnya intrusi di Gunung Gajah. Banyaknya batuan yang tersingkap pada daerah penelitian

sehingga memicu peneliti untuk melakukan penilitian dengan tujuan tahap yang lebih lanjut

untuk mengetahui karakteristik, petrogenesis dan proses pelapukan pada intrusi batuan basalt

Gunung Gajah serta struktur pengontrolnya. Peneliti menggunakan metode geological mapping

dengan luasan daerah 4 km² serta metode analisis petrografi. Berdasarkan hasil geological

mapping daerah penilitian terusun atas lava, intrusi andesit, batugamping kristalin Jongrangan

dan endapan vulkanik Gunung Gajah. Kehadiran intrusi membentuk karakteristik columnar joint

rebah dengan bentuk prisma dengan tingkat pelapukan sedang-kuat. Proses pelapukan dikontrol

oleh struktur geologi berarah Utara – Selatan berdasarkan data DEM-SRTM sehingga memicu air

permukaan menyusup kedalam batuan melalui bidang-bidang lemah, keadaan topografi yang

sangat curam dan keadaaan batuan yang banyak terkekarkan menjadi faktor utama pelapukan.

Sehingga tingkat pelapukan pada daerah penilitian secara keseluruhan adalah lemah – sedang.

Analisis petrografi menunjukan karakteristik batuan intrusi memiliki struktur skoria, tekstur

holokristalin, subhedral, inequigranural, forfiritik dengan masa dasar plagioklas, komposisi

terdiri dari plagioklas 40%, piroksen 45%, olivin 7%, opak 3% dan sisanya adalah rongga hasil

pelepasan gas sebesar 5% dengan penamaan batuan andesit-basaltis. Maka karakteristik intrusi

yang hadir merupakan bagian dari gunungapi purba Gajah yang berkomposisi basal-intermediet

dan keluar melalui rekahan pada leher vulkanik dengan membentuk struktur columnar joint rebah

dan mengintrusi lava di atasnya yang telah keluar lebih dahulu. Tingkat pelapukan yang lemah

sampai sedang, namun dibeberapa lokasi memiliki tingkat pelapukan yang kuat serta kontrol

struktur yang dominan sehingga dapat menjadi kajian dan pertimbangan jika dilakukannya

pembangunan pada daerah penilitian.

Kata kunci: Intrusi, Geological mapping, petrogafi, Gunung-Gajah.

I. PENDAHULUAN

Karangsambung merupakan salah satu dari dua daerah di pulau Jawa yang

memiliki daerah dengan keterdapatan zona melange (Asikin, 1974). Zona melange

Karangsambung merupakan zona yang terdiri dari batuan campur aduk yang berada

pada zona penunjaman lempeng purba (Asikin, 1974). Pada daerah Karangsambung

Page 2: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1008 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

juga ditemukan batuan sekuen ofiolit yang merupakan bagian dari zona melange

Karangsambung dan juga merupakan penyusun lantai samudra yang menunjam di

masa lalu (Suparka, 1988). Sekuen ofiolit di Karangsambung tersingkap di beberapa

tempat dengan kondisi yang cukup segar di beberapa lokasi dan mudah untuk diakses

seperti pada jalur Sungai Medana dan jalur Sungai Lokidang-Sungai Parakansubah

sehingga ketiga sungai tersebut dipilih menjadi lokasi penelitian (Gambar 1). Sekuen

ofiolit adalah sekuen batuan penyusun kerak samudra yang tersusun secara lengkap

dari bawah ke atas meliputi batuan ultramafik (dunit, peridotit, hazburgit), gabbro

berlapis, foliasi gabbro, gabbro, plagiogranit, komplek batuan dike, basalt berstruktur

lava bantal pada dibagian paling atas tersusun oleh sedimen laut dalam (Boudier dan

Nicolas, 1985 dalam Winter, 2013). Namun pada kenyataanya sekuen ofiolit dapat

ditemukan secara tidak lengkap, terpisah-pisah ataupun mengalami proses

metamorfisme (Penrose Field Conference, 1972 dalam Suparka, 1988). Pemahaman

mengenai karakteristik sekuen ofiolit daerah penelitian dapat digunakan untuk

membantu rekonstruksi sejarah geologi dan tatanan tektonik daerah penelitian pada

zaman Kapur.

II. GEOLOGI REGIONAL

Daerah Karangsambung secara fisiografis termasuk ke dalam Zona Pegunungan

Serayu Selatan (van Bemmelen, 1949). Secara stratigrafi batuan yang terdapat di

Karangsambung terdiri dari batuan dengan umur Kapur hingga Kuarter (Asikin, dkk.,

1992; Prasetyadi, 2007). Berdasarkan penyebaran batuan, daerah penelitian tersusun oleh

batuan yang termasuk dalam Komplek Melange Luk Ulo (Asikin, 1974). Berdasarkan

Prasetyadi (2007), Komplek Melange Luk Ulo terdiri dari blok-blok berbagai ukuran dari

batuan sedimen pelagishemipelagis, batuan beku basaltis, dan batuan metamorf yang

tercampur secara tektonik dalam matrik batuan pelitik. Pada bagian utara ditemukan

blok-blok batuan metamorf yang terdiri dari batuan metamorf yaitu filit, sekis kuarsa-

mika, marmer, eklogit dan sekis biru (sekis glaukofan). Pada bagian selatan dari batuan

metamorf ini, terdapat himpunan batuan mafik-ultramafik yang terdiri dari basal

berstruktur bantal, retas-retas diabas, gabro dan peridotit terserpentinkan.

Umur dari Komplek Melange Luk Ulo berdasarkan penelitian terhadap sampel

sekis mika dan filit yaitu berkisar 85–117 Jtl (Ketner dkk, 1976). Berdasarkan sampel

batuan metamorf tekanan tinggi/temperatur rendah yaitu epidot amfibolit dengan

metode penanggalan Rb/Sr diketahui bahwa batuan metamorf ini memiliki umur

berkisar 117–119 Jtl (Hoffmann dkk, 2019). Dari hasil penanggalan dengan metode K-Ar

terhadap sampel batuan ultramafik, didapatkan umur batuan yaitu berkisar 67–85 Jtl

(Suparka, 1988). Komponen batuan sedimen (rijang) dan massa dasar silikaan

berdasarkan fosil radiolarian menunjukkan kisaran umur Kapur Tengah - Akhir (Wakita

dkk, 1994).

III. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan melakukan studi literatur dari peneliti-peneliti

terdahulu dan dilakukan pengamatan metode lintasan secara sistematis pada jalur

sungai dengan memperhatikan keterjangkauan medan yang dihadapi di lapangan.

Page 3: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1009 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Pengambilan sampel batuan dilakukan dengan metode spot sampling sepanjang sungai

dengan dasar pertimbangan penentuan STA yaitu perubahan litologi dan pengambilan

sampel batuan berdasarkan tingkat kesegaran batuan serta kerapatan antar stasiun titik

amat dengan jarak maksimal yaitu 250 meter (Gambar 2). Pada jalur Sungai Medana

diambil 1 sampel rijang dan 3 sampel batuan mafik-ultramafik. Sementara pada jalur

Sungai Lokidang-Parakansubah diambil 1 sampel rijang, 1 sampel batuan metamorf dan

6 sampel batuan mafik-ultramafik.

Sampel-sampel yang diperoleh tersebut kemudian dilakukan analisis petrografi

untuk mengetahui komposisi, struktur dan tekstur batuan. Preparasi sampel sayatan

tipis dilakukan di Laboratorium Pusat Geologi Departemen Teknik Geologi Fakultas

Teknik UGM. Pengamatan petrografi dilakukan di Laboratorium Geologi Optik

Departemen Teknik Geologi UGM. Dari pengamatan tersebut akan diketahui

nomenklatur batuan berdasarkan komposisi mineral dalam batuan dengan

menggunakan standar penamaan IUGS untuk batuan beku dan diketahui petrogenesa

batuan yang dilihat dari struktur dan tekstur sayatan tipis batuan.

IV. DATA DAN ANALISIS

IV.1. Observasi Lapangan

Singkapan batuan yang diamati pada jalur Sungai Medana dari hilir ke hulu

terdiri dari batuan rijang, basalt, breksi polimik, diabas, gabbro, klinopiroksenit,

batulempung hitam dan batuan breksi termetamorf. Kontak antar batuan dapat dilihat

pada sayatan lintasan jalur sungai (Gambar 3.A). Rijang tersebar di bagian hilir (selatan)

sungai dan ditemukan dalam bentuk bongkahan yang berkondisi segar dengan geometri

tinggi ±3 meter dan lebar ±3 meter. Rijang berwarna merah kecoklatan dengan struktur

berlapis (Gambar 4.1). Basalt berwarna abu-abu kehitaman dengan struktur bantal dan

permukaan yang memiliki banyak rekahan (Gambar 4.2). Secara megaskopis basalt

memilki ukuran mineral ≤1 mm, tekstur holokristalin, porfiroafanitik, hipidiomorfik dan

terdiri dari fenokris plagioklas dan massa dasar mineral mafik. Diabas memiliki warna

abu-abu kehijauan dengan ukuran mineral 0.5 – 1 mm, struktur jointing dengan rekahan

yang telah terisi urat kalsit, tekstur faneritik, tekstur khusus subofitik, holokristalin dan

memiliki komposisi utama plagioklas dan piroksen serta terdapat mineral sekunder

berupa klorit dengan intensitas alterasi lemah-sedang. Gabbro memiliki warna abuabu

kehitaman dengan ukuran mineral 1–4 mm, struktur jointing dengan rekahan yang telah

terisi urat kuarsa dan kalsit, tekstur faneritik, holokristalin, hipidiomorfik. Komposisi

utama yaitu plagioklas, piroksen dan olivin (Gambar 4.3). Klinopiroksenit memiliki

warna hitam kehijauan dengan ukuran mineral 1–4 mm, struktur jointing dengan

rekahan yang telah terisi urat kuarsa. Tekstur holokristalin, faneritik, hipidiomorfik.

Komposisi utama yaitu piroksen, olivin dan plagioklas (Gambar 4.4). Batulempung

hitam berwarna hitam, struktur berlapis dan jointing dengan tingkat konsolidasi tinggi.

Breksi termetamorf berwarna abu-abu kehijauan dengan ukuran butir fragmen 2–4 cm

dan matriks 0.5–1 cm, fragmen dan matriks telah mengalami deformasi yang merubah

bentuk butir menjadi lebih pipih, komposisi fragmen yaitu kuarsa (Gambar 4.5).

Kehadiran batulempung dan breksi termetamorf di bagian utara kemudian dianggap

menjadi batas utara dari sekuen ofiolit pada Sungai Medana.

Page 4: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1010 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Pada jalur Sungai Lokidang dan Parakansubah dari hilir ke hulu terdiri dari

batuan breksi polemik, basalt, diabas, gabbro, klinopiroksenit, serpentinit, filit grafit dan

gneiss. Kontak antar litologi pada jalur lintasan sungai dapat dilihat pada Gambar 3B.

Breksi berwarna coklat kekuning-kuningan dengan struktur masif, ukuran fragmen

bongkah dan matriks kerikil hingga krakal, sortasi buruk, kemas terbuka, bentuk butir

subangular, komposisi fragmen antara lain basalt, diabas dan rijang, serta batulempung

yang tertanam kedalam matriks berupa lempung hitam. Berdasarkan genesanya, breksi

merupakan batuan sedimen yang dapat terbentuk pada lingkungan pengendapan

dengan arus yang kuat ataupun pada zona campur aduk pada zona subduksi atau

dikenal sebagai olisostrom. Selain itu, breksi juga dapat terbentuk akibat proses

vukanisme maupun hidrothermal. Dilihat dari kontak antar fragmen, tidak ditemukan

adanya imbrikasi sehingga breksi bukan merupakan produk sedimen fluvial. Matrik

merupakan lempung hitam dengan kondisi yang tidak mengalami alterasi hidrothermal

yang kuat, maka diinterpretasikan breksi bukan merupakan hasil aktivitas vulkanik.

Breksi tersebut kemudian diinterpretasikan sebagai hasil rombakan batuan (olistolith)

yang tertanam pada lempung hitam sebagai olisostrom. Sehingga batuan ini bukan

merupakan bagian dari sekuen ofiolit, melainkan bagian dari zona melange

Karangsambung. Basalt berwarna hitam dengan struktur pillow lava dan memiliki

banyak rekahan yang telah terisi urat kalsit maupun kuarsa, ukuran kristal ≤1 mm,

tekstur porfiroafanitik, holokristalin, fenokris terdiri dari plagioklas dan massa dasar

terdiri dari mineral mafik (Gambar 4.6). Diabas berwarna abu-abu, struktur jointing

dengan kalsit sebagai pengisi urat (Gambar 4.7). Ukuran kristal 1–2 mm, tekstur

porfiroafanitik, holokristalin, hipidiomorfik. Komposisi utama terdiri dari plagioklas dan

piroksen sebagai fenokris dan mineral mafik sebagai massa dasar. Gabbro berwarna abu-

abu kehijauan, dengan struktur masif, jointing, maupun membentuk perlapisan. Tekstur

faneritik dengan ukuran kristal 4–12 mm, holokristalin, hipidiomorfik, dengan komposisi

utama yaitu plagioklas, piroksen dan olivin (Gambar 4.8). Klinopiroksenit berwarna

hitam kehijauan, struktur masif, ukuran kristal 2–3 mm, holokristalin, hipidiomorfik

granular, dengan mineral penyusun berupa olivin, piroksen, plagioklas dan hornblende

sebagai mineral aksesori. Bersamaan dengan peridotit, hadir pula serpentinit yang

memiliki warna hijau dengan dengan komposisi mineral berupa serpentin dan klorit

(Gambar 4.9).

Struktur geologi yang ditemukan pada dua jalur sungai yaitu sesar geser sinistral

dengan arah relatif utara N15-20oW dengan kemiringan 80-85o dan N150E dengan

kemiringan 85o. Struktur-struktur ini merupakan kontak antara batuan sehingga batuan

mengalami breksiasi dan juga perulangan. Berdasarkan data persebaran batuan dan data

struktur geologi kemudian dibuat rekonstruksi sekuen ofiolit pada dua jalur sungai

(Gambar 4.10). Pada jalur Sungai Medana, batuan ultramafik dijumpai dalam geometri

yang tidak cukup tebal dan tidak mengalami serpentinisasi. Sedangkan pada jalur

Sungai Lokidang-Parakansubah, proses serpentinisasi telah mengubah batuan ultramafik

sehingga menghasilkan serpentinit dengan geometri yang tebal dan hampir menyeluruh

sehingga batuan ultramafik hanya ditemukan dibeberapa titik diantara batuan

serpentinit tersebut.

IV.2. Analisis Sayatan Tipis

Page 5: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1011 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Hasil sayatan tipis disajikan dalam Tabel 1. Secara mikroskopis rijang memiliki

ukuran butir halus ≤0.1 mm yang tersusun oleh cangkang silika radiolaria yang

berbentuk bundar dan urat kuarsa (Gambar 5a). Basalt memiliki ukuran mineral <0.1–1

mm (fenokris 1 mm) dengan tekstur porfiroafanitik, holokristalin, tekstur khusus yaitu

intergranular, komposisi mineral yang yaitu klinopiroksen (30%), labradorit (30%),

ortopiroksen (5%), olivin (5%), dan mineral sekunder klorit (20%) yang menggantikan

piroksen dan kuarsa (5%) sebagai pengisi urat. Dijumpai di kedua jalur sungai dengan

karakteristik yang serupa (Gambar 5b).

Diabas memiliki ukuran mineral <1–2 mm (fenokris 1–2 mm, massadasar <1 mm),

tekstur porfiroafanitik dengan tekstur khusus yaitu subofitik dimana plagioklas tumbuh

diatas piroksen dan keduanya memiliki ukuran relatif tidak jauh berbeda. Komposisi

mineral terdiri dari klinopiroksen (25%), bitownit (25%) dan labradorit (25%), olivin

(5%). Mineral sekunder antara lain kalsit (5%) sebagai pengisi urat, klorit menggantikan

piroksen (10%), dan mineral lempung (5%) menggantikan plagioklas. Dijumpai di kedua

jalur sungai dengan karakteristik yang serupa (Gambar 5c).

Gabbro memiliki ukuran mineral 1–12 mm, tekstur faneritik, holokristalin,

hipidioblastik. Komposisi bitownit (20%), labradorit (18%), klinopiroksen (22%),

ortopiroksen (7%) dan mineral sekunder berupa klorit (6%), kalsit sebagai pengisi urat

(3%), magnetit sebagai mineral aksesori (4%). Dijumpai di kedua jalur sungai dengan

karakteristik pada jalur Lokidang–Parakansubah dan memiliki perlapisan (Gambar 5d).

Klinopiroksenit terserpentinisasi, ukuran mineral 2–3 mm, tekstur berdasarkan

derajat kristalisasi holokristalin, faneritik, hipidioblastik. Komposisi mineral

klinopiroksen (75%), serpentin (22%), dan olivin (3%) (Gambar 4e).

Serpentinit memiliki ukuran kristal 0.1–0.4 mm, tekstur relict, tekstur

berdasarkan bentuk mineral nematoblastik. Tekstur berdasarkan hubungan antar

mineral xenoblastik. Tekstur khusus batuan mesh texture. Mineral penyusun terdiri dari

mineral grup serpentin (krisotil dan antigorit) sebanyak 90%, kromit (5%) dan

orthopiroksen (5%). Hanya dijumpai pada jalur Lokidang–Parakansubah (Gambar 5f).

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi lapangan, ditinjau dari himpunan penyusun batuan

daerah penelitian. Himpunan batuan daerah penelitian termasuk kedalam kategori suatu

sekuen ofiolit dikarenakan memiliki setidaknya 4 batuan penyusun sekuen ofiolit yaitu

(1) rijang yang merupakan batuan sedimen laut dalam, (2) basalt dengan struktur lava

bantal yang merupakan batuan basaltik, (3) diabas dan gabbro yang termasuk kedalam

batuan gabbroik dan (4) klinopiroksenit yang termasuk kedalam batuan ultramafik

walaupun telah mengalami serpentinisasi sebagian dan seluruhnya. Walaupun termasuk

sebagai suatu sekuen ofiolit, jika dilihat dari struktur singkapan dapat dikategorikan

sebagai sekuen ofiolit yang tidak lengkap karena ketidakhadiran batuan dike berlapis

(sheeted dike) sebagaimana dibandingkan dengan sekuen ofiolit Semail, Oman yang

dikategorikan sebagai suatu sekuen ofiolit yang lengkap.

Berdasarkan hasil observasi lapangan dan sayatan tipis dapat dilihat adanya

kehadiran mineral sekunder pada batuan. Pada batuan basalt, diabas dan gabbro

dijumpai kehadiran klorit yang menggantikan piroksen. Pada batuan basalt dan diabas

Page 6: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1012 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

dijumpai kehadiran mineral lempung yang menggantikan plagioklas. Pada batuan

ultramafik dijumpai kehadiran serpentin pada batuan klinopiroksenit yang

menggantikan mineral olivin maupun piroksen. Selain itu, pada batuan serpentinit juga

dijumpai tekstur-tekstur sisa batuan sebelumnya. Sehingga dengan adanya kehadiran-

kehadiran mineral sekunder ini dapat diketahui bahwa sekuen ofiolit daerah penelitian

telah mengalami proses metamorfisme dan atau metasomatisme. Proses metamorfisme

diduga bertanggungjawab terhadap kehadiran mineral-mineral sekunder tersebut

dikarenakan kondisi batuan dilapangan yang cenderung segar dan kompak serta tidak

ditemukannya pelapukan membola yang menjadi ciri khas dari proses pelapukan.

Kehadiran diabas yang melimpah dan batuan breksi pada bagian hilir yang

kemudian dianggap sebagai bagian atas dari sekuen ofiolit berdasarkan Nicholas (1989)

dikategorikan kedalam sekuen ofiolit Tipe Lherzolit. Hal ini diperkuat oleh kehadiran

gabbro berlapis dengan geometri yang cukup tipis (15 meter). Sekuen ofiolit dengan Tipe

Lherzolit dapat terbentuk dengan kondisi pemekaran kerak samudra yang lambat

sehingga derajat pelelehan batuan akan semakin rendah. Selain itu sekuen ofiolit Tipe

Lherzolit ini memiliki afinitas magma thoelitik ataupun alkalin. Berdasarkan kehadiran

batuan ultramafik didaerah penelitian yaitu klinopiroksenit terserpentinisasi maka

diketahui bahwa magma asal yang membentuk sekuen ofiolit daerah penelitian memiliki

kandungan silika yang cukup banyak sehingga tidak ditemukan batuan peridotit

maupun dunit.

Kehadiran batuan metamorf ataupun metasedimen pada bagian utara jalur

sekuen ofiolit, menggambarkan bahwa batuan metamorf tersebut merupakan dasar bagi

sekuen ofiolit selama pengangkatan ke permukaan. Batuan metamorf yang memiliki

protolith batuan pelitik ini mengalami penambahan tekanan dan temperatur yang

signifikan sehingga mengalami kompaksi dan juga penjajaran mineral.

VI. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai batuan

daerah penelitian yaitu batuan daerah penelitian termasuk kedalam himpunan batuan

penyusun sekuen ofiolit dengan kondisi yang tidak lengkap dan telah mengalami

metamorfisme. Sekuen ofiolit daerah penelitian termasuk kedalam sekuen ofiolit Tipe

Lherzolit dan memiliki magma asal yang kaya akan silika. Penelitian ini merupakan

studi awal mengenai sekuen ofiolit dearah penelitian sehingga masih diperlukan analisis

tambahan seperti analisis geokimia terhadap unsur utama maupun unsur jejak agar

dapat menguatkan hasil penelitian tahap awal ini.

ACKNOWLEDGEMENT

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Nugroho Imam Setiawan, S.T., M.T.,

D.Sc. dan Ir. Chusni Ansori, M.T. selaku pembimbing penelitian ini. Penulis juga

berterimakasih kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Karangsambung yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat bekerjasama dalam penelitian ini. Penulis

juga berterimakasih kepada Kardo Polarman selaku partner dalam penelitian ini serta

kepada Departemen Teknik Geologi UGM atas batuan dalam preparasi dan analisis

sampel yang telah dilakukan. Penelitian ini didanai dari hibah penelitian Dosen Teknik

Page 7: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1013 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Geologi UGM 2019 dengan nomor kontrak 238q/H1.17TGL/PL/2019 dan Rekonsiliasi

Tugas Akhir (RTA) UGM tahun 2019 dengan nomor kontrak 3365/UN1/DITLIT/DIT-

LIT/LT/2019.

DAFTAR PUSTAKA

Asikin S., Handono, A., Busono, H., dan Gafoer, S., 1992, Peta Geologi Lembar Kebumen, Jawa,

Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Badan Koordinasi Survey Dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), 2001, Peta Rupabumi

Digital Indonesia Lembar 1408-134 Karangsambung: Badan Koordinasi Survey Dan

Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), skala 1 : 25.000, 1 lembar.

Hoffmann, J., Brocker, M., Setiawan, N.I., Klemed, R., Berndt, J., Maulana, A., dan Baier, H., 2019,

Age constraints on high-pressure/low-temperature metamorphism and sedimentation in

the Luk Ulo Complex (Java, Indonesia). Lithos 324-325. hal.747-762 .

Ketner, K. B., Kastowo, S. M., Modjo, S., Naeser, C.W., Obradovich, J.D., Robinson, K., Suptandar,

T., dan Wikarno, 1976, Pre-Eocene Rocks of Java, Indonesia. Journal Research U.S

Geology Survey vol. 4, h.605-614.

Nicholas, A., 1989. Structures Of Ophiolites and Dynamics of Oceanic Lithosphere, Dordrecht:

Kluwer Academic Publishers.

Prasetyadi, C. 2007. Evolusi Tektonik Paleogen Jawa Bagian Timur [disertasi Doktor, tidak

terpublikasi]: Bandung, Institut Teknologi Bandung, hal.247-260 dan 309-311.

Suparka, M. A., 1988, Studi petrologi dan pola kimia komplek ofiolit Karangsambung utara Luh

Ulo, Jawa Tengah, Disertasi, Institut Teknologi Bandung, tidak dipublikasikan, 181 hal.

Wakita, K., Munasri., Bambang, W., 1994, Cretaceous Radiolarians from the Luk-Ulo Melange

Complex in the Karangsambung Area, Central Java, Indonesia, Journal of Southeast

Asian Earth Sciences vol. 9, no,1/2, hal 29-43.

Winter, J.D. 2014. Principles of Igneous and Metamorphic Petrology, Second Edition. London:

Pearson Education Ltd.

van Bemmelen, R.W., 1949. The Geology of Indonesia Vol 1A. Amsterdam: Government Printing

Office, The Hague.

Page 8: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1014 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Tabel 1. Komposisi mineral dan penamaan batuan di setiap lokasi berdasarkan kandungan

mineral.

Page 9: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1015 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian. Lokasi penelitian secara administratif terletak di Kabupaten

Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah (BAKOSURTANAL, 2001)

Page 10: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1016 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 2. Peta STA Sungai Lokidang dan Parakansubah

Page 11: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1017 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 3. Penampang jalur stratigrafi Sungai Medana (A) dan Lokidan-Parakansubah (B).

Page 12: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1018 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 4. Kenampakan singkapan daerah penelitian jalur Sungai Medana; (1) Batu rijang berlapis

STA 26, (2) Singkapan pillow lava STA 5, (3) Singkapan gabbro STA 18, (4) Singkapan

klinopiroksenit STA 19, (5) Singkapan breksi termetamorfisme STA 24.

Page 13: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1019 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 4 (lanjutan). Kenampakan singkapan daerah penelitian jalur Sungai Lokidang –

Parakansubah; (6) Basalt STA 5 Sungai Lokidang, (7) Singkapan diabas STA 14 Sungai Lokidang, (8)

Singkapan gabbro berlapis STA 18 Sungai Lokidang, (9) Singkapan klinopiroksenit dan serpentinit

STA 19 pada sungai Parakansubah.

Page 14: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 12. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F023UNP TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1020 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 4. Kenampakan sayatan petrografi (polarisasi silang); a) STA 16 Rijang pada Sungai

Parakansubah dengan radiolaria dan urat kuarsa (Qz); b) STA 3 Intergranular basalt Sungai

Medana dengan mineral klinopiroksen(Cpx), labradorit(Lab), ortopiroksen(Opx), klorit(Chl), dan

kuarsa(Qz); c) STA 11 Diabas pada Sungai Parakansubah dengan mineral klinopiroksen(Cpx),

labradorit(Lab), ortopiroksen(Opx), klorit(Chl); d) STA 24 Gabbro pada Sungai Lokidang dengan

mineral klinopiroksen(Cpx), plagioklas(Plg), ortopiroksen(Opx), klorit(Chl), dan mineral

opak(Opq); e) STA 18A Klinopiroksenit terserpentinisasi pada Sungai Parakansubah dengan

minereal klinopiroksen(Cpx) dan antigorit(Atg); f) STA 18B Serpentinit pada Sungai Parakansubah

dengan mineral antigorit(Atg), krisotil(Ctl), dan kromit(Chr).