PROSIDING - cvsupyanhussin.files.wordpress.com · makassar 2018. ii ii prosiding ... nilai-nilai...

PROSIDINGSeminar Antarbangsa Arkeologi, Sejarah, Bahasa, dan Budaya di Alam Melayu (ASBAM) ke-7Volume 2

INTEGRASI NUSA MARITIM DAN PENGUATAN JALINAN KEBINEKAAN ALAM MELAYU

DI ASIA TENGGARA

Lombok, Nusa Tenggara Barat, 28-29 Juli 2018

Fakultas Ilmu Budaya Universitas HasanuddinMakassar

2018

iiii

PROSIDINGSeminar Antarbangsa

Arkeologi, Sejarah, Bahasa, dan Budaya di Alam Melayu (ASBAM) ke-7

Volume 2

Panitia Pelaksana:Prof. Dr. Abd. Rasyid Asba, M.A. (Ketua)

Dr. Muhlis Hadrawi, M.Hum. (Sekretaris)

Reviewer:Prof. Dr. Akin Duli, M.A.

Prof. Dr. Abd. Rasyid Asba, M.A.Dr. Fathu Rahman, M.Hum.

Dr. Muhlis Hadrawi, M.Hum.Dr. Andi Muh. Akhmar, M.Hum.Dr. Muhammad Hasyim, M.Si.

Dr. Inriati Lewa, M.HumDr. Rosmawati, M.Si.

Drs. Iwan Sumantri, M.Hum., M.Si.Dias Pradadimara, M.A.

Dr. Nelmawarni, M.A.Ismail Suardi Wekke, Ph.D.

Prof. Madya Dr. Zuliskandar RamliMohd Rohaizat Abdul Wahab

Muhamad Shafiq Mohd AliRos Mahwati Ahmad Zakaria

Prof. Dr. Sufyan Hussein

Editor:Akin Duli

Zuliskandar Ramli Abd. Rasyid Asba Muhlis Hadrawi

Andi Muhammad AkhmarMuhamad Shafiq Mohd Ali

iii iii

PROSIDINGSeminar Antarbangsa Arkeologi, Sejarah, Bahasa, dan Budaya di Alam Melayu (ASBAM) ke-7Volume 2


DI ASIA TENGGARA


Editor: Akin Duli

Zuliskandar Ramli Abd. Rasyid Asba Muhlis Hadrawi

Andi Muhammad AkhmarMuhamad Shafiq Mohd Ali

Fakultas Ilmu Budaya Universitas HasanuddinMakassar

2018

iviv

xviii + 844 hal; 21 x 29,7 cm ISBN:

PROSIDING Seminar Antarbangsa Arkeologi, Sejarah, Bahasa, dan Budaya di Alam Melayu (ASBAM) ke-7Volume 2


DI ASIA TENGGARA


Copyright @ 2018 Fakultas Ilmu Budaya Universitas HasanudinAll Right ReservedHak Cipta Dilindungi Undang Undang

Penyunting : Akin Duli dkkDesain Sampul : Masagena @rtTata Letak : Masagena @rtPenerbit : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanudin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Indonesia Telp. 0411-587223, Fax. 0411-587233 Email: [email protected] : Pertama, 2018

ix

DAFTAR ISI

Sambutan Dekan ~ vPrakata ~ viiDaftar Isi ~ xi

ARKEOLOGI

KEPENTINGAN MELESTARIKAN TAPAK WARISAN DAN SEJARAH DI LEMBAH KINTA, PERAKAdnan Jusoh, Yunus Sauman@Sabin dan Muhammad Termizi Hasni ~ 1

BUDAYA MICROLITH DAN MAROS POINT DI SITUS GUA PANNINGNGE, KABUPATEN MAROS, INDONESIA Akin Duli, Iwan Sumantri, A. Ahmar, dan M. Nur ~ 15

BUDAYA PENGUBURAN BANGKA-BANGKA DI KABUPATEN MAMASA, PROVINSI SULAWESI BARAT, REKONSTRUKSI NILAI DAN PEMANFAATANAkin Duli, Rosmawati, dan M. Nur ~ 17

TEMUAN SITUS PRASEJARAH BARU DI KECAMATAN BONTOCANI, KABUPATEN BONE, PROVINSI SULAWESI SELATAN, INDONESIACheeryll Fhariza Oxisia Ramadhani, Arini, Andoni, Sofyan Setia Budi, Ardhi Ramadhan, Siswandi, Sirajuddin, Abdul Ghiffari Usman, dan Alwisrah ~ 21

HUBUNGAN SOSIAL PADA POLA TATA LETAK RUANG DI WILAYAH KUASSAYYAYANG BERKARAKTER MARITIMErni Erawati dan Inriati Lewa ~ 59

NILAI-NILAI BUDAYA DAN INKUIRI DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BANTAENG (Cultural Values And Inkuiri In Developing Education And Culture Aspects Of Bantaeng Regency)Hasanuddin ~ 75

KEUTAMAAN PAREWA BESSI LUWU: Berdasarkan pemindaian X-Ray Fluorescene Iwan Sumantri , Asri Jaya , Amrullah Amir , Andi Muhammad Akhmar , Zuliskandar Ramli , Dian Cahyadi , Adhi Agus Oktaviana , Shinatria Adhityatama , Satriadi , dan Burhan Kadir ~ 85

SERAMIK TIMUR TENGAH YANG DIJUMPAI DI TAPAK CANDI KAMPUNG BARU, KOTA KUALA MUDA, KEDAHJunko Mori dan Zuliskandar Ramli ~ 101

x

PENGENALAN SITUS ARKEOLOGI KEPADA PELAJAR PEMINATAN PARIWISATA DALAM UPAYA PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN CAGAR BUDAYA DI KALANGAN GENERASI MUDAKhadijah Thahir Muda, Rosmawati, M.Nur, dan Yusriana ~ 107

LUKISAN PRASEJARAH BERCORAK BUDAYA MARITIM DI SULAWESI SELATAN, INDONESIAMuhammad Nur , Anwar Thosibo, dan Erni Erawati Lewa ~ 113

KAJIAN TERHADAP TEMBIKAR TANAH DI TAPAK PRASEJARAH GUA JAYA, HULU KELANTANNur Sarahah Mohd Supia, Zuliskandar Ramli, dan Azimah Hussin ~

PERKEMBANGAN SUNGAI MAS, KEDAH DARI ABAD KE-5 MASIHI HINGGA ABAD KE-10 MASIHINuratikah Abu Bakar & Zuliskandar Ramli ~ 127

TEKNOLOGI ALAT LITIK HOABINHIAN DI GUA CHAWAN, HULU KELANTANNurul Noorain Ahkemal Binti Ismail dan Zuliskandar Ramli ~ 145

BIODIVERSITY IN THE SRIVIJAYA PERIODRetno Purwanti ~ 157

DECORATION CORAKS IN THREE OLDEST MOSQUES IN MALACCA ARE AS A SYMBOL OF THE UNIVERSALITY OF ISLAM IN THE LOCAL COMMUNITY SETTINGRos Mahwati Ahmad Zakaria, Zuliskandar Ramli, Adnan Mohd Jusoh, dan Siti Nor Azhani Mohd Tohar ~ 163

ARSITEKTUR MAKAM PADA SITUS KOMPLEKS MAKAM LA TENRIRUWA SEBAGAI BUKTI AWAL PERADABAN ISLAMDI KABUPATEN BANTAENGRosmawati, Iwan Sumantri, dan Andi Muhammad Akhmar ~ 171

PEMINDAHAN BATU MEGALITIK DI NEGERI SEMBILAN KE KOMPLEKS SEJARAH PENGKLAN KEMPASSiti Salina Binti Masdey dan Zuliskandar Ramli ~ 183

KEPELBAGAIAN ALAT LITIK DI GUA LUBANG KELAWAR BATU TAMBAH, HULU KELANTANWan Noor Shamimi Wan Azhar dan Zuliskandar Ramli ~ 191

RAGAM HIAS PADA MAKAM-MAKAM MELAYU DI SULAWESI SELATAN: PENANDA IDENTITAS BUDAYA MELAYU DAN IMPLEMENTASI AJARAN ISLAMYadi Mulyadi ~ 203

TEKNOLOGI PERKAPALAN DAN ILMU PELAYARAN BANGSA MELAYU BERDASARKAN DATA ARKEOLOGI DAN SUMBER BERTULISZuliskandar Ramli, Mohd Rohaizat Abdul Wahab, dan Yunus Sauman ~ 213

ANALISIS TEMBIKAR TANAH ZAMAN PRASEJARAH DAN PROTO SEJARAH DI KEDAHZuraidah Hassan dan Zuliskandar Ramli ~ 229

xi

BUDAYA

ENCULTURATION OF HADRAMAUT IDENTITY IN AL-HABIB ALI BIN MUHAMMAD AL HABSYIHAUL TRADITION Aan Nur Cahyo, Mugijatna, dan Warto ~ 245

IDENTITAS DAN ETNISITAS (MELAYU) DALAM “SOLILOKUI PARA PENUNGGU HUTAN”Agus Sri Danardana ~ 253

KONSEP JIWA DALAM KEPERCAYAAN ORANG TEMIARAmir Ahmad, Hamid Mohd Isa, dan Mokhtar Saidin ~ 263

IMAJINASI MASYARAKAT TERHADAP RITUAL MATTOMPANG ARAJANG BONE; KAJIAN MEDIATISASIAndi Muhammad Akhmar, Iwan Sumantri, Dafirah, dan Burhan Kadir ~ 271

VIMAGE OF MAMAK MINANGKABAU IN THE WOMEN’S PERSPECTIVE AUTHOR;Study of Literary AnthropologyArmini Arbain ~ 289

FILM TERJEMAHAAN: PEMBENTUKKAN PERSEKITARAN BARU SEBAGAI MEKANISMA MODIFIKASIAyu Haswida bt Abu Bakar ~ 299

CULTURAL FORMS OF BUGINESE,MAKASSARESE, AND TORAJANESEIN STARTING OF PLANTINGRITUAL SPEECHIN SOUTH SULAWESIBusdamayanti ~ 309

RITUAL ADDINGING-DINGING DALAM MASYARAKAT TENRO - SELAYAR SULAWESI SELATANDafirah, H.Bahar Akkase Teng, dan Pammuda ~ 319

CULTURAL TRANSFORMATION OF THE BOURGEOISIE IN THE UPPER SLOPE MERAPI, BOYOLALI, CENTRAL JAVA FROM THE AGRARIAN TO INDUSTRIALIST SOCIETY (Multiculturalism Study)Dyah Kemala Firdausi, Mei Latipah, Arum Sariwati, Ari Kusmiatun ~ 327

PANTANG LARANG SUKU KEDAYAN DI BRUNEI DARUSSALAM KETIKA HAMIL DAN DI BRUNEI:ANALISIS BERDASARKAN TEORI RELEVAN DALAM KONSEP RANGKA RUJUK SILANG (RRS)Ernie Zahdina Bte Haji Md Seruddin ~ 335

SITI NURBAYA: IKONISASI WISATA SASTRA DI KOTA PADANGDr. Ferdinal ~ 347

KONSEP MALLISE’ PADA PESTA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT BUGIS DI SULAWESI SELATANFirman Saleh, Bachriani, Sumarlin Rengko HR, dan Nur Asriani ~ 353

xii

WOMEN BEHAVIOR TO THEIR DAUGHTERS AS REFLECTION IN “PRIDE AND PREJUDICE” AND “LITTLE WOMEN”Fitri Arniati ~ 359

PROTECTING NATIONAL IDENTITY BASED ON THE VALUE OF NATION LOCAL WISDOMHabibi, Titis Srimuda Pitana, dan Susanto ~ 365

WORLD VIEW MASYARAKAT ORANG ASLI DAN PELESTARIAN ALAM SEKITARHaliza Abdul Rahman ~

BRANDING DARUL MURSYID AS A SCIENTIFIC MADRASAH IN SOUTHEAST ASIA: HOPE AND CHALLENGEHallen, Martin Kustati, Nelmawarni, Warnis, Hetti Waluwati Triana ~ 387

DETERMINAN FAKTOR RISIKO PTM PADA JEMAAH HAJI INDONESIAHamdan, Maman A. Majid Binfas, Rustika, dan Hermawan Saputra ~ 395

LABU ACU: AN INNOVATION FOR COMMERCIALIZATION OF MALAYSIAN POTTERY HERITAGEHamdzun Haron, Siti Maryam Ali Yasin, Norhasliyana Hazlin Zainal Amri, Narimah Abdul Mutalib ~ 405

PERANAN GENDER TERHADAP PELUPUSAN E-SISA SECARA LESTARI DALAM KALANGAN KOMUNITI DI NEGERI SELANGOR, MALAYSIA GENDER’S ROLE IN E-WASTE DISPOSAL AMONG SELANGOR STATE, MALAYSIA COMMUNITYHanifah Mahat, Mohmadisa Hashim, Nasir Nayan, Yazid Saleh, dan Saiyidatina Balkhis Norkhaidi ~ 413

KETERLIBATAN WARGA EMAS DALAM KURSUS SEPANJANG HAYAT DI KOLEJ KOMUNITI NEGERI PERAKHaslinda Bt. Abdul Hamida, Mas Azlina Bt. Mohd Aliasa dan Rosni Bt. Hamata ~ 423

BENTUK-BENTUK RITUAL DALAM UPACARA ADAT DI DESA BALANGLOEHj. Indarwati, S.S., M.Hum. dan Nurul Fitrah Yani, S.S., M.Hum ~ 429

PENGHURAIAN LARANGAN MENYENGUTUKAN ALLAH DENGAN SESUATU SECARA BERMATEMATIKIsmail Bin Mohd ~ 437

MEMBACA ORANG WANA DITENGAH PERUBAHAN: KEHIDUPAN ORANG WANA KETIKA MENETAP DI WAWOSOLO DAN MARISA, CAGAR ALAM MOROWALI, KABUPATEN MOROWALI UTARA, SULAWESI TENGAH, INDONESIA Iwan Sumantria, Fardi Ali Syahdarb, Yohanis Kasminb, Dias Pradadimarac, dan Tasrifin Taharad, ~ 445

PENGARUH KUALITI PENYAMPAIAN PEMINDAHAN TEKNOLOGI TERHADAP AMALAN PERTANIAN BAIK PEKEBUN KECIL Izzurazlia Ibrahim, Abd Hair Awang, dan Azima Abdul Manaf ~ 453

xiii

PELANCONGAN MAKANAN: TAHAP KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP KEMUDAHAN DAN PERKHIDMATAN GERAI MAKANAN LAUT DI KOTA KINABALU, SABAHJabil Mapjabil, Johan Johnes, Noorziah Mohd Salleh dan Rosmiza MZ ~ 461

PELANCONGAN KEMBARA (BACKPACKER) : SUATU TINJAUAN KONSEPTUAL DAN KERELEVANANNYA DI MALAYSIAJohan Johnes dan Jabil Mapjabil ~ 473

HUBUNGAN KEMAMPUAN RE-ORGANISASI DAN PLASTISITAS JARINGAN SARAF TERHADAP POTENSI TERAPIJumraini ~ 481

PENERAPAN PENDIDIKAN MULTIBUDAYA DI DALAM PELAKSANAAN PROSES PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN (PnP) DI KOLEJ KOMUNITI MALAYSIAKhairul Aznam bin Ismail dan Mohamad Haslan bin Samsudin ~ 491

SELF-PROFESSIONAL DEVELOPMENT DOSEN DI PTAI: SEBUAH KENISCAYAAN DALAM MENGHADAPI PENDIDIKAN GLOBALMartin Kustati, Zulvia Trinova, Hallen, Ulfatmi, Nelmawarni, Hetti Waluati Triana, Warnis, dan Wanda Fitri ~ 505

MELESTARIKAN TARIAN DABUS DALAM KALANGAN PELAJAR TVET: SATU TINJAUAN LITERATURMohd Lukman B. Daud, Marzuki B. Ahmad, Nor Hasiah Bt. Mohd Said, dan Aznur Anuar B.Ab Azid ~ 513

KAJIAN KOMPARATIF PADA BURUNG DAN ALAT HIASAN PERAHU TRADISIONAL MELAYU DI PANTAI TIMUR SEMENANJUNG MALAYSIAMohd Rohaizat Abdul Wahab, Zuliskandar Ramli dan Chong Leong Puan ~ 519

FILSAFAT ORANG BUGIS DALAM “PAPPASENG KAJAOLALIDDONG” H.Muhammad Bahar Akkase Teng ~ 531

SENSITIVE CULTURAL CONNECTION WITH THE RELATIONSHIP BETWEEN ETHNIC IN MAKASSARMuhammad Basir ~ 541

INTERNALISASI NILAI KESENIAN DONGKREK GUNA MEMPERKOKOH KETAHANAN BUDAYA (STUDI PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA KABUPATEN MADIUN)Muhammad Hanif, Yudi Hartono, dan Anjar Mukti Wibowo ~ 547

BRANDING KOPI TORAJA SEBAGAI DESTINASI WISATA DUNIA:MEMBANGUN DAYA SAING GLOBAL DAERAH PARIWISATA BERBASIS IDENTITASMuhammad Hasyim, Andi Muhammad Akhmar, Prasuri Kuswarini, dan Masdiana ~ 559

KESEDARAN PELAJAR PRA UNIVERSITI TERHADAP KONSERVASI ALAM SEKITAR DI MALAYSIANasir Nayan, Hanifah Mahat, Yazid Saleh, Mohmadisa Hashim, Koh Liew See dan Muhaini Surateman ~ 571

xiv

BUDAYA INTEGRASI TEKNOLOGI DALAM E-PEMBELAJARAN MELALUI MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC)Nor Hafiza Haron, Supyan Hussin, Mohd Hafidzan Yusof, Roslinda Murad ~ 585

PENGKOMERSILAN SENI KRAF NEGERI PERAK: LABU SAYONG DAN TEKAT BENANG EMASNor Halina Binti Noordin, Norhafinas Binti Abd Latib dan Nor Hasiah Binti Mohd Said ~ 593

ELEMEN-ELEMEN PELBAGAI BUDAYA DALAM KURIKULUM STANDARD PENDIDIKAN ISLAM SEKOLAH RENDAH: SATU ANALISIS KUALITATIFNoraini Binti Omar, Musliha Binti Ismail, SyafiqahNabilah Binti Razali ~ 603

RELASI GENDER DALAM KALANGAN MASYARAKAT DI MALAYSIA DAN INDONESIA BERDASARKAN KARYA SASTERANorhayati Ab.Rahman ~ 613

PERSOALAN MULTIKULTURASLIME DALAM TIGA KARYA PENULIS PEREMPUAN INDONESIA Novi Diah Haryanti ~ 623

KEARIFAN EKOLOGIS DALAM MITOS DI SEPUTAR OBJEK WISATA: KAJIAN EKOKRITIK SASTRANovi Siti Kussuji Indrasuti ~ 635

KESAN KAEDAH PENGAJARAN KONKRIT, GAMBAR, ABSTRAK (KGA) KE ATAS PENCAPAIAN PELAJAR KOLEJ KOMUNITI MALAYSIANur Alyani Mohamed, Nor Azman Jamaludin & Mohd Shahidi Mohd Saad ~ 641

MENUMBUHKAN SEMANGAT NASIONALISME DAN KARAKTER KEBANGSAAN MELALUI KARYA SASTRANurweni Saptawuryandari ~ 651

PENGEMBANGAN AGROEKOWISATA BERBASIS NILAI-NILAI KEARIFAN LINGKUNGAN DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT ASLI DI PAPUAPawennari Hijjang, Ahmad Ismail, dan Usman Idris ~ 657

NILAI KEARIFAN LOKAL MELALUI EKOWISATA DAYAK LOKSADO DARI TANAH BANJARRissari Yayuk ~ 667

REPRESENTASI MITOSDAN IDEOLOGI MANUSIA TORAJA DALAMTEKS RITUALUPACARA ADAT RAMBU SOLO’Rita Tanduk ~ 673

IDENTITY OF MALAYSIA IN ANIMATION’S PRE-PRODUCTIONRizuan bin Zainal, Mohd Asyiek Bin Mat Desa, dan Mohd Fadzil bin Ibrahim ~ 681

A DISCOURSE OF THEATER PERFORMANCE IN IMPROVING NATIONALISM IN SURAKARTARoni Desi Tarwanto, Dwi Susanto, dan Wakit Abdullah ~ 691

xv

INOVASI DALAM PENDIDIKAN MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BUDAYARoslinda Murad, Supyan Hussin, Syazreen Zakaria, Md Hanafizah Yaacob, dan Nor Hafiza Haron ~ 697

REKA BENTUK TENGKOLOK WARISAN KESULTANAN PERAK DARUL RIDZUAN: REKA BENTUK YANG TIDAK DIGUNA PAKAISalina Abdul Manan, Zulina Binti Kamarulzaman, Noor Hashimah bInti Alli, Hamdzun Haron, dan Zuliskandar Ramli ~ 703

BUDAYA KEPEMIMPIN MELAYU DARI PERSPEKTIF PRINSIP KEPIMPINAN PENDEKATAN PENGURUSAN Dr. Sara Binti Beden ~ 709

INSPIRASI MOTIF TEMBIKAR MELAYU TRADISI DALAM REKAANDEKORASI PRODUK HIDANGAN SERAMIKSiti Maryam Ali Yasin, Hamdzun Haron, Zuliskandar Ramli, Mohamad Noorman Masrek, Norhasliyana Hazlin Zainal Amri dan Suhaimi Tular ~ 719

KONVENSI BERPANTANG DALAM BIDANG PERBIDANAN DI MALAYSIASiti Rohani Binti Rahmad dan Nur Afni Binti Abu Hassan ~ 725

ANALISIS POTENSI DESA GUMANANO SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BUDAYA KABUPATEN BUTON TENGAHSitti Hermina, SST.Par., M.Hum. dan Irma magara, S.Pd., M.Si. ~739

BARAZANJI SEBAGAIPEMELIHARAAN SIKLUS KEHIDUPAN Sitti Wahidah Masnani ~ 747

ORANG OCU WITH HISTORICAL ECLIPTIC LEADING MATRILINEAL (The Worth Of Women In Local Wisdoms Values, Cultural Anthropology View Point)Syafrizal ~ 757

NAMA-NAMA TEMPAT EKOWISATA DI BANDUNG BARAT: KAJIAN TOPONIMIASusi Machdalena, Ypsi Soeria Soemantri, dan Sri Rijati ~ 761

INSTILLING NATIONALISM AND NATIONAL CHARACTERS THROUGH LITERATURETitiek Suyatmi ~ 767

FEMINISME PADA MASYARAKAT MATRILINEAL DIMINANGKABAU:Gerakan Penyadaran Kesetaraan dan Keadilan GenderdalamLintasan Sejarah dan KekinianWarnis; Nelmawarni, Martin Kustati, Hallen, Hetti Waluati Triana ~ 773

EKSISTENSI NILAI-NILAI BUDAYA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM NYANYIAN RAKYAT BATOMBE DI NAGARI ABAIKECAMATAN SANGIR BATANG HARI KABUPATEN SOLOK SELATANWisman dan Primi Ovarianti ~ 783

xvi

MT. TANGKUBAN PERAHU IN THE LEGEND OF A “FORBIDDEN LOVE”:AN ECOTOURISM DESTINATIONYpsi Soeria Soemantri dan Susi Machdalena ~ 793

MEMBUDAYAKAN AMALAN MENGURUS SUMBER KEWANGAN DALAM KALANGAN PEKEBUN KECIL MELAYUZaimah, R., Sarmila, M.S, Novel Lyndon, dan Mohd Yusof Hussain ~ 797

TOLERANSI DALAM MASYARAKAT SILANG BUDAYA DI KAWASAN RUKUN TETANGGA PULAU PINANGZaleha Embong ~ 805

585

BUDAYA INTEGRASI TEKNOLOGI DALAM E-PEMBELAJARAN MELALUI MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC)

Nor Hafiza Haron1, Supyan Hussin2, Mohd Hafidzan Yusof 3, Roslinda Murad 4

ABSTRAK E-Pembelajaran adalah kaedah pembelajaran atas talian yang sedang pesat membangun dalam era pembelajaran abad ke 21. Budaya pembelajaran atas talian menjadi trend terkini terutama di rantau Asia Tenggara. Lebih sedekad yang lalu, Open Education atau Open Educational Resources (OER) telah bertapak disetiap penjuru didunia dengan membawa bersama inovasi dan teknologi dalam pendidikan yang berfokus kepada atas talian. Antara projek-projek Open Educational Resources (OER) adalah seperti laman portal, pangkalan data, Massive Open Online Courses (MOOC), Open Courseware(OCW), open textbook (e-book) dan tutorial. Seiring dengan perkembangan teknologi global, pendidikan dapat diperluaskan dengan menerapkan unsur pembelajaran sepanjang hayat yang memberi peluang kemudahan akses kepada setiap individu secara meluas.Sejajar dengan itu, makalah ini diwujudkan atas salah satu budaya integrasi teknologi dalam pembelajaran atas talian iaitu melalui teknologi MOOC. Dengan bantuan ICT, pembelajaran atas talian dapat mewujudkan interaksi, komunikasi sosial dan penghayatan dalam pembelajaran di antara pengajar dan pensyarah melalui jarak jauh atau distance learning. Kertas kerja ini akan membincangkan tentang integrasi teknologi dan kaedah pembelajaran baharu melalui teknologi MOOC. Kajian literatur teknologi MOOC dalam e-pembelajaran akan didiskusi dengan lebih lanjut untuk melihat perkembangan awal teknologi ini sehinggalah ia diperkatakan sebagai platfom yang tidak asing lagi dikalangan pengajar dan pensyarah dalam era pembelajaran abad ke 21. Hasil kajian ini juga akan membincangkan kepelbagaian kaedah pengajaran/pembelajaran dalam teknologi MOOC.

Katakunci: e-Pembelajaran, budaya integrasi teknologi, pembelajaran abad ke-21, MOOC.

Pengenalan

Globalisasi ialah satu ideologi perubahan budaya, sosial, dan politik yang dicetuskan oleh kemajuan pesat Information and Communcation Technology (ICT). Dalam konteks ini, globalisasi menyebabkan wujudnya konsep dunia tanpa sempadan, konsep liberalisasi maklumat,

konsep pembelajaran global, konsep perubahan global dan sebagainya (Gunalan, 2012). Perubahan ini memberikan kesan sama ada positif dan juga negatif kepada masyarakat di negara membangun. ICT memberi kesan yang besar ke atas anjakan perubahan sistem dan pengurusan pendidikan di negara-negara membangun di Asia Tenggara khususnya di Malaysia. Dengan penubuhan MSC, wawasan ICT ialah memacu Malaysia menjadi negara yang berdaya maju dan kompetitif sesuai dengan cabaran globalisasi dan era teknologi maklumat. Revolusi maklumat yang berlaku disebabkan kemajuan ICT memberi cabaran baharu kepada profesion pendidikan, di samping kemajuan yang berlaku ini perlu dimanfaatkan untuk mempertingkatkan martabat profesion ini.

Dalam era ledakan maklumat, teknologi maklumat dan komunikasi atau ICT amat penting. Teknologi ini telah menguasai global dengan berleluasa. Hampir setiap saat manusia menggunakan teknologi ini dan dengan teknologi jugalah menyebabkan kita boleh menguasai dan mengawal hampir setiap perkara di hujung jari sahaja. Kemajuan ICT ini telah mendatangkan banyak manfaat kepada individu, masyarakat dan negara. Sesuatu perkara yang dicipta atau diwujudkan tentu sekali mendatangkan kebaikan serta keburukan. Perkara yang baik tentu sekali lebih mendatangkan faedah atau kepentingan kepada pengguna. Begitu jugalah dengan ICT. Kewujudan teknologi maklumat ini telah memudahkan segala urusan tidak kira dalam apa jua bidang sperti bidang pentadbiran, pengurusan, penyiaran dan media, telekomunikasi, perhubungan dan segala bidang yang ada. Bidang pendidikan turut tidak ketinggalan. Kewujudan ICT telah membantu dalam sistem pengajaran dan pembelajaran (P&P). Sistem pendidikan di sekolah dimajukan oleh ICT sekaligus mewujudkan sekolah bestari. Pelajar mendapatkan maklumat dari seluruh dunia melalui Internet untuk melakukan kerja atau projek-

586

Prosiding Seminar Antarbangsa Ke-7 Arkeologi, Sejarah dan Budaya di Alam Melayu

projek di sekolah. Pelajar akan belajar mengikut kemampuan mereka serta melahirkan generasi yang celik komputer. Pendidikan di sekolah atau di institusi lebih bercirikan pendidikan jarak jauh. Peluang pendidikan menjadi lebih luas, selain menjimatkan kos. Pelajar pintar dan celik. Melalui integrasi ICT beberapa perubahan dan pendekatan proses pengajaran dan pembelajaran berlaku. Antaranya ialah perubahan fokus daripada pengajaran berpusatkan guru/pensyarah kepada pengajaran yang berpusatkan pelajar. Dalam hal ini pelajar menjadi fokus kepada aktiviti pembelajaran yang berorientasikan kepada proses penerokaan dan penemuan berdasarkan kepada teori konstruktivisme (Rusmini Ku Ahmad, 2012).

1.0 Budaya Integrasi Teknologi Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagai mana juga budaya, merupakan bahagian yang tidak dapat dipisahkan daripada diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetik. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeza budaya dan menyesuaikan perbezaan-perbezaannya, ia membuktikan bahawa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup yang menyeluruh. Tambahan pula budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku dan cara komunikasi sesebuah masyarakat. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Dalam aspek teknologi, ciri-ciri budaya yang dimiliki sememangnya bersifat menyeluruh dan berkembang iaitu merangkumi sesebuah kelompok manusia yang menerima perubahan (inovation) untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup dalam sesebuah masyarakat. Dalam aspek pendidikan, budaya integrasi teknologi terutama penggunaan ICT dapat membantu proses pembelajaran samada secara langsung atau tidak langsung terutama dalam era pembelajaran abad ke-21.

1.1 e-Pembelajaran

“The acquisition of knowledge and skills through mediated information and instruction, encompassing all technologies and other forms of learning at a distance.”

USDLA – http://www.usdla.org/

E-Pembelajaran adalah terma yang selalu didengari dan digunapakai dalam era pembelajaran masakini. Ia merupakan satu konsep atau kaedah pembelajaran yang semakin popular di negara-negara maju. Kini, e-Pembelajaran bukan sesuatu yang asing seperti yang diperkatakan oleh Faizah Eliza Abdul Talib (2013) dimana hampir semua unversiti di Malaysia sudah pun mengintegrasikan aspek e-Pembelajaran dalam pengajaran dan pembelajaran di institusi masing-masing. Secara asalnya, idea penggunaan komputer untuk membantu melatih manusia bermula pada era tahun 80 an dengan istilah Computer-based traning (CBT). Terdapat pelbagai istilah telah berkembang seiring dengan perkembangan e-Pembelajaran termasuklah : Latihan Berasaskan Komputer (CBT), Digital Educational Collaboration (DEC), Latihan Berasaskan Internet (IBT), Pendidikan On-Line, Technology-enhanced Learning (TEL), Latihan Maya atau Pendidikan Maya dan Latihan Berasaskan Web (WBT).

Semenjak kemunculan Internet dan pelbagai media digital, idea ini terus berkembang dengan pesat dengan penggunaan medium yang sesuai terutama dalam bidang pendidikan sehingga ia dikenali dengan nama e-Pembelajaran. e-Pembelajaran membawa maksud yang luas. Hal ini kerana secara perkataan dasarnya adalah ‘belajar’ yang membawa maksud ingin tahu. Namun begitu, secara konsepnya, e-Pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan, memperoleh, menguasai maklumat atau pengetahuan dan kemahiran, memahami dan mencapai hasil pembelajaran dengan menggunakan teknologi seperti yang telah disebutkan oleh Supyan Hussin (2013). Supyan juga telah mengklasifikasikan perkembangan e-Pembelajaran kepada tiga fasa. Fasa pertama ialah pembelajaran secara elektronik iaitu dengan menggunakan alat-alat elektronik seperti radio, pemacu suara, televisyen, projektor, CD, DVD dan satelit. Manakala fasa kedua dan ketiga e-pembelajaran adalah berfokus kepada perkataan ‘e’.

587

Integrasi Nusa Maritim dan Penguatan Jalinan Kebhinekaan Alam Melayu di Asia Tenggara

Ini bermaksud perkataan ‘e’ di hadapan ialah merujuk kepada penggunaan teknologi seperti Internet, pembelajaran berasakan web, blog, forum dan chat.

Bermula pada tahun 2000, proses pembelajaran telah dapat memanfaatkan teknologi baru iaitu dengan adanya telefon pintar maka penggunaan SMS (khidmat pesanan ringkas), MMS (khidmat pesanan multimedia), 3G serta 4G (sistem komunikasi global dengan perkhidmatan berasaskan web) dapat direalisasikan sedemikin rupa, Faizah Eliza Abdul Talib (2013). Setelah hampir 20 tahun, teknologi ini semakin berkembang dan tidak akan lenyap begitu sahaja. Hal ini kerana ada lagi teknologi terbaru dan terkini seperti penggunaan telefon pintar dalam e-Pembelajaran seperti mobile learning, penggunaan aplikasi Telegram dan sebagainya dimana ia termasuk dalam pengklasifikasian fasa ketiga seperti yang telah dijelaskan oleh Supyan Hussin (2013). Supyan juga telah mengatakan telefon bimbit atau telefon pintar merupakan peranti yang begitu popular dan sinonim dengan pelajar. Maka tidak hairanlah e-pembelajaran semakin mendapat tempat dikalangan pelajar di institusi-institusi pengajian tinggi masakini.

3.0 Open Eductional Resources (OER), MOOCLebih sedekad yang lalu, Open Education atau Open Educational Resources (OER) telah bertapak disetiap penjuru didunia dengan membawa bersama inovasi dan teknologi dalam pendidikan yang berfokus kepada atas talian. Antara projek-projek Open Educational Resources (OER) adalah seperti laman portal, pangkalan data, Massive Open Online Courses (MOOC), Open Courseware (OCW), open textbook (e-book) dan tutorial. Seiring dengan perkembangan teknologi global, pendidikan dapat diperluaskan dengan menerapkan unsur pembelajaran sepanjang hayat yang memberi peluang kemudahan akses kepada setiap individu secara meluas. Salah satu teknologi terkini yang menawarkan pendidikan sepanjang hayat yang bersifat terbuka dan besar-besaran adalah kursus yang dinamakan Massive Open Online Courses atau lebih ringkas dipanggil MOOC (Sa nchez-Vera dan Prendes-Espinosa, 2015). Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia (2011) turut menyarankan pembelajaran terbuka ini diintegrasikan dalam dasar e-pembelajaran negara bagi Institusi Pengajian Tinggi. Malahan Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM, 2015) dalam Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia 2015– 2025 turut menggalakkan Institusi Pengajian Tinggi di Malaysia menerapkan pembelajaran sepanjang hayat bagi mendapatkan nilai kehidupan yang lebih bermakna. Di samping itu juga, pembelajaran dalam talian bertahap global turut ingin diterapkan dalam pendidikan di negara kita bagi memanfaatkan penggunaan akses internet kepada sesuatu yang lebih berilmiah serta menawarkan pembelajaran yang pelbagai sesuai dengan kecenderungan setiap individu (KPM, 2015).

Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia (PPPN) 2015-2025 telah mendokumentasikan 10 lonjakan yang dijangka dapat menjana penggunaan teknologi dalam arus perdana negara-negara maju di peringkat global (https://www.mohe.gov.my/en/pppm-pt). Perkembangan demi perkembangan dalam era teknologi moden secara tidak langsung turut memberi kesan dan perubahan terhadap sistem pengajaran dan pembelajaran khususnya di peringkat pengajian tinggi. Penggunaan MOOC merupakan satu kaedah yang mula diperkenalkan sebagai salah satu pendekatan dalam pengajaran dan pembelajaran yang paling terkini selaras dengan anjakan paradigma yang terkandung dalam PPPN.

3.1 Kelebihan e-Pembelajaran Kaedah e-Pembelajaran dapat mengurangkan kos dimana pelajar tidak perlu pergi ke kelas, mencari penginapan ataupun merada jauh dari pekerjaan mereka apabila menghadiri kelas atas talian. Tambahan pula, kelas ini juga kurang mahal berbanding belajar di dalam bilik kuliah. Pelajar yang menghadiri ePembelajaran mempunyai kelebihan iaitu maklumat sentiasa dikemas kini dengan lebih kerap berbanding kelas biasa. Hal ini adalah kerana bahan bagi kelas biasa, bahan kursus perlu dikemaskini dan pengajar perlu dilatih mengenai proses/prosedur/teknologi yang mana akan memakan masa yang agak lama.

Bagi sesetengah pelajar, e-Pembelajaran adalah jauh lebih berkesan kerana mereka boleh menghadiri kelas pada waktu mereka sendiri tanpa perlu terikat dengan jadual waktu yang ketat. Sebahagian daripada

588


kita percaya bahawa kelas seperti ini berkesan untuk satu jangka masa yang panjang dan pelajar dapat menyimpan maklumat dengan lebih lama. Secara umumnya, kelas secara jarak jauh lebih pendek berbanding kelas biasa kerana pelajar boleh menghabiskan satu modul dalam satu-satu kelas dan pada waktu yang ditetapkan mereka sendiri. Apabila mereka sudah menghabiskan satu modul dalam satu jam, mereka boleh bergerak ke modul seterusnya. Dengan ini kelas kelihatan mudah dan lebih pendek.

Bagi sesetengah kelas latihan, persekitaran tertentu perlu diwujudkan. Misalnya memuwujudkan Bilik Operasi dan makmal uji kaji. Walaubagaimanapun, dalam kursus audio visual, semua kemudahan ini tidak diperlukan. Persekitaran dalam talian membenarkan pelajar untuk “melihat” dan mendengar bagaimana sesuatu prosedur atau proses itu berlangsung tanpa perlu meninggalkan rumah atau pejabat. Ini akan mengurangkan kos bahan sesebuah kursus. Manakala, kursus yang seragam dapat dibentuk, walaupun setiap tenaga pengajar dilatih untuk membentangkan bahan dengan baik, namun setiap pengajar pasti mempunyai cara yang berbeza dalam pembentangan masing-masing (ada yang baik, ada yang sederhana dan ada yang tidak begitu baik). Kursus e-Pembelajaran memastikan setiap bahan dibentangkan dengan cara yang sama dan tepat kepada semua pelajar. Dengan kaedah yang tiada had dan sempadan, terdapat banyak cara bagaimana bahan kursus yang berbeza boleh dibentangkan kepada pelajar dengan pelbagai teknik pembelajaran secara elektronik. Dengan menggunakan audio, video, grafik dan animasi, adalah lebih mudah untuk menyampaikan beberapa komponen kepada para pelajar.

3.2 Ciri-ciri dan Kerangka e-PembelajaranCiri-ciri dan komponen persekitaran dalam e-Pembelajaran boleh ditunjukkan dalam Jadual 1 pada mukasurat 7. Di antara ciri-ciri dan komponennya adalah seperti penggunaan yang mudah, interaktiviti, kepelbagaian kepakaran, pembelajaran kolaboratif dan keaslian. Ciri-ciri dan komponen ini menjadikan persekitaran e-Pembelajaran lebih kondusif untuk memenuhi keperluan e-Pembelajaran tersebut.

Jadual 1: Sebahagian ciri dan komponen dalam e-Pembelajaran

Features Components Relationship to Open, Flexible & Distributed Learning Environment

Mudah penggu-

naan

Sistem navigasi yang piawai, antaramuka peng-guna yang selalu digunakan, enjin carian dan pautan

Boleh menjangkakan keperluan pelajar membenarkan pelajar meneroka dan menemui sumber mengikut keperluan mereka

Interak-tiviti

Internet tools, hyperlinks,browsers, servers,authoring program,instructional design

Pelajar dapat berinteraksi antara satu sama lain, atau dengan pemimbing, atau dengan pembimbing atas talian, pakar dapat bertindak sebagai fasilatator- memberi sokongan, maklumaba-las dan panduan melalui synchronous (conferencing tools) & asynchronous communications (e-mail)

Multiple Expertise

Internet & WWW Dapat menjemput kepakaran dari luar institusi yang terdiri dari pelbagai bidang untuk memberi ceramah, bengkel dsb–

kebaikan :pelajar dapat ilmu pengetahuan tambahan

Collab-orative

Learning

Internet tools, instructional design etc

Menyediakan medium untuk perbualan, perbincangan, menu-kar dan berkongsi idea. Menyediakan platfom untuk pelajar bekerja dan belajar secara berpasukan

Pelajar dapat meningkatkan kemahiran komunikasi, pemikiran kritis, pemimpin, interpersonal dan koperatif melalui pelbagai pandangan dan pengalaman ahli kolaberatif

Keaslian /Authen-

ticity

Internet & WWW, instruc-tional designs, etc

Boleh direka bentuk untuk mengalakkan pembelajaran persekitaran yang sebenar dengan mengutarakan masalah dunia nyata serta isu yang relevan kepada pelajar. Dengan ini, ianya dapat menghapuskan tembok yang memisahkan bilik darjah dan dunia nyata

589


Menurut Badrul Khan (2005), untuk menghasilkan persekitaran pembelajaran yang bermakna dan efektif, pereka bentuk haruslah mempertimbangkan lapan dimensi yang saling berkait dan bergantung antara satu sama lain seperti yang dapat ditunjukkan dalam Rajah 1 seperti di bawah.

Rajah 1 : Kerangka e-PembelajaranSumber: Badrul Khan (2005), Managing E-Learning Strategies, Information Science Publishing

Jadual 2 : Dimensi e-Pembelajaran dari Kerangka Badrul KhanDimensi E-Pembe-

lajaran Deskripsi

Institusi Berkaitan dengan isu-isu pentadbiran, akademik & perkhidmatan pelajar yang berkait dengan e-Pembelajaran

Pengurusan Merujuk kepada penyelenggaraan persekitaran pembelajaran dan pengagihan mak-lumat

Teknologi Mengenalpasti isu yang berkaitan teknologi infrastruktur perancangan, perkakasan dan perisian

Pedagogi Merujuk kepada proses pengajaran & pembelajaran – mengambil kira isu-isu seperti analisis kandungan, pelajar, matlamat, media, pendekatan reka bentuk, organisasi dan strategi pembelajaran.

Etika Berhubung dengan pengaruh politik dan sosial, perbezaan budaya dan geografi serta perbezaan pelajar, jurang digital, etika dan isu perundangan

Rekabentuk anta-ramuka

Merujuk kepada paparan program e-Pembelajaran :- meliputi reka bentuk setiap muka & halaman utama, reka bentuk kandungan, navigasi, capaian dan ujian pengunaan.

Sokongan Sumber Mengenal pasti sokongan dan sumber atas talian yang diperlukan untuk pembelajaran yang efektif

590


Penilaian Termasuk penilaian ke atas pelajar dan juga penilaian terhadap persekitaran e-Pembe-lajaran dan arahannya

4.0 PerbincanganMassive Open Online Course (MOOC) atau lebih dikenali sebagai Kursus Terbuka atas Talian Secara Besar-Besaran adalah kursus dalam talian yang boleh dicapai melalui web dan menawarkan penyertaan tanpa had. Menurut Educause (2014), sebuah kursus dalam talian terbuka secara besar-besaran MOOC adalah model untuk menyampaikan kandungan pembelajaran secara dalam talian kepada sesiapa sahaja yang ingin mengikuti kursus, tanpa batasan kehadiran. MOOC menggabungkan kedua-dua bahan kursus tradisional dan moden untuk pembelajaran seperti video, bacaan, projek, tugasan dan lain-lain.

Selain itu, pelajar juga boleh menyertai forum pengguna interaktif yang biasanya disediakan oleh MOOC dan forum interaktif ini membantu membina komuniti untuk profesor, pensyarah dan pelajar. MOOC adalah perkembangan baru yang mula berkembang pada tahun 2012. Selain itu, apa yang terbaik tentang MOOC ini adalah bahawa mereka tidak selalu membawa kepada kelayakan rasmi dan tidak ada syarat kemasukan. Walaupun begitu, kursus yang ditawarkan diiktiraf di peringkat antarabangsa kerana kebanyakan kursus ini ditawarkan oleh universiti dan institusi terkemuka dari seluruh dunia seperti Harvard, Yale dan Stanford dan universiti terkemuka lain di AS, UK, Eropah dan Asia. Semua universiti dan institusi terkenal ini menyediakan kursus yang terbaik untuk pelajar tersebut mempelajarinya dalam talian yang boleh dicapai melalui web.

MOOC menawarkan kursus peringkat universiti tanpa keperluan untuk menyelesaikan dan keseluruhan program pengajian seperti yang mereka lakukan dalam suasana pembelajaran di institusi pendidikan tinggi. Pelajar MOOC adalah kebanyakan pelajar bebas dan mereka mampu belajar secara bebas dan memilih kursus dari mana-mana institusi yang boleh didapati dalam talian. Selain itu, MOOC kebanyakannya berasaskan video dan interaksi kebanyakannya dilakukan melalui rakan sebaya dan perbincangan kumpulan atau kolaborasi kumpulan yang akan merangsang maklum balas automatik menerusi penilaian seperti kuiz dan peperiksaan dalam talian. Di samping itu, MOOC sesuai bagi mereka yang gemar membahagikan masa antara kerja dan pengajian kerana MOOC memberikan mereka untuk belajar di peringkat mereka sendiri tidak seperti belajar di institusi pendidikan tinggi biasa.

Terdapat banyak sebab mengapa seseorang harus mempertimbangkan untuk menjadi sebahagian daripada MOOC. Salah satu sebabnya adalah bahawa kebanyakan kursus adalah percuma. Selain itu, video kuliah kebanyakannya sangat pendek yang mendapat lurus ke titik dan pelajar mempunyai kuasa untuk berhenti seketika, bermain, mundur dalam kes jika mereka terlepas apa-apa maklumat berharga yang tidak dapat mereka lakukan dalam kuliah biasa. Malah, proses pembelajaran boleh digabungkan dengan kajian atau pekerjaan seseorang kerana pembelajaran melalui MOOC adalah sangat mudah kerana pengguna adalah orang yang mengawal kadar pembelajarannya.

Kebanyakan universiti awam di Malaysia telah menggabung jalinkan kaedah e-Pembelajaran mereka secara pembelajaran teradun atau blended learning dengan menggunakan MOOC (Mohd Amin 2016). Pembelajaran teradun atau ‘pembelajaran hibrid,’ adalah pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran dalam talian dan pertemuan bersemuka untuk tujuan meningkatkan kesan pembelajaran. Flipped learning atau ‘pengajaran terbalik’ juga merupakan bentuk pembelajaran teradun, kerana kandungan kursus dipindahkan daripada dalam kelas kepada format dalam talian yang membolehkan masa dan kaedah dalam kelas menjadi lebih interaktif. Pembelajaran teradun dapat mengambil banyak bentuk berdasarkan matlamat dan cabaran pengajaran/pembelajaran. Sebagai contoh, anda mahu pelajar membangunkan keupayaan untuk menyatakan pandangan mereka pada topik kursus, jadi anda membuat keputusan untuk mengadakan perbincangan atau perdebatan dalam kelas. Oleh kerana ini memerlukan

591


lebih banyak masa, kandungan biasanya dihantar melalui kuliah mungkin disediakan kepada pelajar melalui video (yang sudah ada atau membuat sendiri menggunakan teknologi ini) dan dimuatnaik dalam MOOC.

5.0 Kesimpulane-Pembelajaran merupakan pembelajaran jarak jauh dan secara atas talian dimana kandungan pembelajaran dapat dicapai melalui web. Manakala, kursus dalam talian terbuka secara besar-besaran (MOOCs) adalah salah satu trend yang paling menonjol dalam pendidikan tinggi dalam beberapa tahun kebelakangan ini. Ia mewakili kandungan pembelajaran yang bersifat global, bebas, pembelajaran berasaskan video, mengandungi set soalan masalah dan forum yang difokuskan melalui platform dalam talian kepada jumlah peserta yang ramai. Dengan keupayaan atau fleksibiliti masa dan tempat, MOOCs mengumpulkan para sarjana dan pelajar di seluruh dunia. MOOCs adalah trend terkini dalam bidang pendidikan jarak jauh malahan ia sudah menjadi sebahagian budaya integrasi teknologi yang semakin popular dan dianggap penting serta telah menunjukkan keperluan kajian dalam bidang penyelidikannya.

RUJUKAN

Abdul Rahim Mohd Saad (2001). Teknologi maklumat dan komunikasi: Keperluan pertimbangan semula program pendidikan tinggi. Kertas kerja dibentang di Seminar Dinamika Perubahan Pengurusan Menuju Era pada 20 & 21 September 2001. [22 Jun 2018]

Abd. Rahim Abd. Rashid. (2005). “Profesionalisme Keguruan Prospek dan Cabaran.”Kuala Lumpur: Dewan Ba-hasa dan Pustaka. [22 Jun 2018]

Badrul Khan (2005), Managing E-Learning Strategies, Information Science Publishing.

Blog Online Resources. 2017. http://www.drhasanah.com/2016/02/dari-satu-learning-management-system.html [1 November 2017]

Berita Harian Online Resources. 2017. https://www.bharian.com.my/node/153113 [1 November 2017]

Educational Online Resources. 2018 http://www.unesco.org/new/en/communication-and-information/access-to-knowledge/open-educational-resources/what-are-open-educational-resources-oers/.[30 Mac 2018]

Gunalan a/l raja girudran. 2015. Integrasi ICT Dalam Pengajaran Dan Pembelajaran Di Sekolah [22 Jun 2018]

Mohamed Amin Embi, 2013. Open Educational Resources in Malaysian Higher Learning Institutions.

Mohamed Amin Embi, 2011, E-Learning in Malaysian Higher Education Institution. Trends, Status and Chal-lenges.

Meltem Huri Baturay. 2015 An overview of the world of MOOCs Social and Behavioral Sciences 174 ( 2015 ) 427 – 4332016 Available online at www.sciencedirect.com [22 Jun 2018]

Norizan Abdul Razak, Abd Ghafur Ahmad. 2008 Policy and Implementation of E-learnng at Institutions of Higher Learning: Pusat Pembangunan Akademik Universiti Kebangsaan Malaysia Bangi.

Norazah Nordin, Helmi Norman,Mohamed Amin Embi. 2016. Technology Acceptance of Massive Open Online Courses in Malaysia, Malaysian Journal of Distance Education 17(2), 1-16

Thulasimani Munohsamy 2014 Integrasi Teknologi Maklumat dan Komunikasi dalam Pendidikan, Journal IPA Bil.23, Institut Teknologi Brunei [22 Jun 2018]

Online Sources https://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/05/25/budaya-dan-teknologi/[22 Jun 2018]

Supyan Hussin, Mohd Radzi Manap, Zaini Amir & Pramela Krish. 2012. Mobile Learning Readiness among Ma-

592


laysian Students at Higher Learning Institutes.[19 Mac 2018]

Supyan Hussin. 2013 Emerging Trends on E-Learning Practices, supyan-e-learning-2013.pdf.[12 Mac 2018]

Zainal Abidin Sayadi, Irwan Mahazir Ismail, Azli Nawawi, Mohamad Md. Som, Mohd Hamim Sanusi, Hemmy Abd Jalal, Muhammad Nur Arif Nordin & Nur Atiqah Safa’ Sarif. 2017 Modul Penyediaan Massive Open Online Course (Mooc) – Platform Open Learning, Penerbit UTHM [22 Jun 2018]

PROSIDING - cvsupyanhussin.files.wordpress.com · makassar 2018. ii ii prosiding ... nilai-nilai...

Documents

Transcript of PROSIDING - cvsupyanhussin.files.wordpress.com · makassar 2018. ii ii prosiding ... nilai-nilai...