Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi...
Transcript of Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi...
Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Padjadjaran
Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Padjadjaran
Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Padjadjaran
i
Daftar Isi
RACE FOR THE SURFACE :
KUPAS TUNTAS OSSEOINTEGRASI VS INFEKSI PASCA
PEMASANGAN IMPLAN DENTAL
Achmad Syawqie Yazid*, Nadia Greviana**, Nanan Nur’aeny
1-10
KARAKTERISASI MOLEKULER Enterococcus faecalis ISOLAT
KLINIS PENDERITA INFEKSI SALURAN AKAR GIGI PRIMER
DENGAN LESI PERIAPIKAL
Zaki Mubarak
11-17
PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI MOLAR KEDUA
MANDIBULA PADA LANSIA DENGAN FOLLOW UP CROWN PFM
Gede Astika Andhi Yasa, Adhita Dharsono
18-30
APLIKASI FIBER POST PASCA PERAWATAN EKSTIRPASI VITAL
PADA GIGI INSISIF SENTRAL RAHANG ATAS
Wijoyo Sastro S, Dudi Aripin
31-39
RESTORASI MAHKOTA METAL PORSELEN DENGAN PASAK
FIBER PADA GIGI PREMOLAR KEDUA KIRI RAHANG ATAS
PASCA PERAWATAN SALURAN AKAR
R Nuni Maharani, Milly Armillia
40-47
PERAWATAN ENDODONTIK INTENSIONAL PADA PULPITIS
REVERSIBEL GIGI PREMOLAR KEDUA KIRI RAHANG ATAS
DENGAN PROSEDUR ONE VISIT
Ika Destina Ulfa, Irmaleny Satifil
48-55
PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL UNTUK
REHABILITASI ESTETIK
An-Nissa Kusumadewi, Anita, Lisda Damayanti
56-63
PEMAHAMAN TERHADAP SINDROM GIGI RETAK
DAN CARA MENYIKAPINYA
Seto Pramudita, Erna Kurnikasari
64-70
VESTIBULOPLASTI UNTUK MENDUKUNG KEBERHASILAN
PERAWATAN JARINGAN PERIODONTAL
Firlina Azrini, Ina Hendiani
71-83
KERUSAKAN JARINGAN PERIODONTAL AKIBAT
PENYALAHGUNAAN ORTHODONTIC ELASTIC BAND
Suci Amalia Lubis, Yanti Rusyanti
84-93
TERAPI KEDARURATAN PENYAKIT PERIODONTAL
Tisye Chandra Rini, Yanti Rusyanti
94-105
COMPOUND ODONTOMA PADA PENDEKATAN LABIAL DAN
PALATAL DENGAN TEKNIK EKSTIRPASI
Idawati Muhajir, Agus Nurwiadh
106-113
ii
PREVALENSI DISC DISPLACEMENT WITH REDUCTION DI
KLINIK PPDGS PROSTODONSIA RSGM UNIVERSITAS
PADJADJARAN TAHUN 2010-2015
Fauziah Kautsara, Taufik Sumarsongko, Deddy Firman
114-122
PEMBUATAN GIGI TIRUAN LENGKAP LINGGIR DATAR
DENGAN TEKNIK PENCETAKAN PIEZOGRAFI
Taufik Sumarsongko
123-134
GAMBARAN MULTILOKULER LUAS PADA SUATU KISTA
DENTIGEROUS
Sabella Trinolaurig, Irsan Kurniawan, Seto Adiantoro, Endang
Syamsudin
135-141
PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DITINJAU DARI ASPEK
KEPUASAN MASYARAKAT
Andriani Harsanti
142-150
OSTEORADIONEKROSIS PADA MANDIBULA BILATERAL
PASKA RADIOTERAPI KARSINOMA NASOFARING
Arismunandar, Endang Syamsudin, Melita Sylvyana
151-160
DIRECT RETAINER UNGKITAN KELAS 1 DAN 2 GIGI TIRUAN
KERANGKA LOGAM BERUJUNG BEBAS RAHANG BAWAH
Lisda Damayanti, Kartissa Pangesti
161-171
STUDI PENDAHULUAN PREVALENSI KELAINAN GIGI DAN LESI
MULUT PADA ANAK SEKOLAH DASAR ALAM PELOPOR
BANDUNG
Indah Suasani Wahyuni, Wahyu Hidayat, Nanan Nuraeny, Prima
Andisetyanto, Yuliawati Zenab
172-180
ASPEK HUKUM PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED
CONSENT) DALAM PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI
Anggra Yudha Ramadianto
181-189
BERBAGAI INDEKS PENILAIAN STATUS KESEHATAN RONGGA
MULUT
Fidya Meditia Putri
190-193
GAMBARAN PERILAKU PASIEN DALAM MERAWAT GIGI
TIRUAN LANDASAN AKRILIK DI RSGM UNPAD
Carla Inggrita, Deddy Firman, Taufik Sumarsongko
194-202
PENATALAKSANAAN KASUS DISC DISPLACEMENT WITH
REDUCTION SENDI TEMPOROMANDIBULA DENGAN
INTERMITTEN LOCKING
Silvani Sona, Rasmi Rikmasari
203-211
PENGARUH SIWAK TERHADAP KESEHATAN RONGGA MULUT
Hamdatun Rakhmania, Agam Ferry, Riani Setiadhi
212-219
iii
PENCEGAHAN DAN TATALAKSANA MUKOSITIS ORAL AKIBAT
EFEK SAMPING RADIOTERAPI
Rita Wardhani, Agam Ferry, Tenny Setiani Dewi
220-229
TATALAKSANA LESI ORAL PADA ANAK LAKI-LAKI USIA 9
TAHUN
Fatima Siti Maulidya Bachrudin, Aisyah Putri Rezeki, Wahyu Hidayat,
Prima Andisetyanto, Yuliawati Zenab, Indah Suasani Wahyuni
230-239
PERAWATAN ORAL LICHEN PLANUS PADA PASIEN DENGAN
DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI
Wahyu Hidayat, Nanan Nur’aeny, Indah Suasani Wahyuni
240-244
TATALAKSANA INFEKSI HERPES ZOSTER OROFASIAL
DISERTAI BELL’S PALSY DAN OTITIS MEDIA SUPURATIF
KRONIS
Ummi Pratiwi, Riani Setiadhi
245-254
MANIFESTASI DAN TATA LAKSANA LESI MULUT
TERKAIT DIABETES MELLITUS
Nanan Nur’aeny, Wahyu Hidayat, Indah Suasani Wahyuni
255-264
PERLEKATAN KEMBALI FRAGMEN FRAKTUR GIGI ANTERIOR
SECARA ADHESIF (ADHESIVE REATTACHMENT)
Zuleika, Irmaleny Satifil
265-275
RESTORASI KOMPOSIT DIREK GIGI MOLAR PERTAMA BAWAH
KANAN MENGGUNAKAN STAMP TECHNIQUE DENGAN CLEAR
MATRIX
Erawita Agradaria Sapuherni, Rahmi Alma Farah Adang
276-283
PENATALAKSANAAN KASUS LESI ABFRAKSI PADA GIGI
ANTERIOR
Nana Nurjanah, Milly Armilia
284-288
REPOSISI GIGI INSISIVUS ATAS KANAN AKIBAT TRAUMA
PADA PASIEN USIA 14 TAHUN
Wening Prabandari, Irmaleny Satifil
289-296
RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PASCA PERAWATAN
SALURAN AKAR PADA GIGI MOLAR KEDUA RAHANG BAWAH
Yully Dhamayanti, Hendra Dian Adhita Dharsono
297-303
RESTORASI KLAS I KOMPOSIT DIREK PADA GIGI MOLAR
KEDUA BAWAH DENGAN MENGGUNAKAN MICROBRUSH
STAMP TECHNIQUE
Sally Yumanta, Hendra Dian Adhita Dharsono
304-308
PENYEMBUHAN LESI PERIAPIKAL YANG MELUAS PADA GIGI
GERAHAM BAWAH KANAN DENGAN PERAWATAN SALURAN
AKAR KONVENSIONAL
Mirza Aryanto
309-314
iv
ALL ABOUT BLEACHING
Irmaleny Satifil
315-324
RESTORASI KOMPOSIT DIREK PADA FRAKTUR MAHKOTA
KELAS IV DENGAN TEKNIK LAYERING MENGGUNAKAN
MATRIKS PALATAL
Raissa Indiwina, Rahmi Alma Farah Adang
325-332
REHABILITASI ESTETIK PADA EMPAT GIGI ANTERIOR
RAHANG ATAS DENGAN
RESTORASI DIREK KOMPOSIT
Anna Muryani, Diani Prisinda
333-341
PERIODONTALLY ACCELERATED OSTEOGENIC ORTHODONTIC
(PAOO): TEKNIK PEMBEDAHAN PERIODONTAL UNTUK
MEMPERCEPAT PERGERAKAN GIGI PADA PERAWATAN
ORTODONTIK
Chandra Andi Bawono, Prajna Metta, Ira Komara
342-351
DETEKSI DINI KANKER PADA GINGIVA
Sulistiawati, Agus Susanto
352-359
DETEKSI LESI KANDIDIASIS ORAL PADA PASIEN USIA LANJUT
DENGAN KOMPLIKASI SISTEMIK
Aulia Hardianti, Rizki Agustina, Milda Ernawati, Aisyah Putri Rezeki,
Fitria Mailiza, Nanan Nur’aeny, Irna Sufiawati
360-368
GAMBARAN NILAI AMBANG KECAP RASA MANIS DAN KADAR
GLUKOSA DARAH PADA WANITA MENOPAUSE
Pelangi Yumita Sari Parlinto , Sri Tjahajawati, Nani Murniati
369-375
PIGMENTASI ORAL PADA PASIEN HIV/AIDS
Akhyar Dyni Zakyah, Selvi Anggun Septialinisa, Ardena Maulidia
Hamdani, Wahyu Hidayat, Nanan Nur’aeny
376-382
HERPES ASSOCIATED ERYTHEMA MULTIFORME (HAEM)
Ina Sarah Addawiah, Putu Evia F, Restya Fabria R, Ummi Pratiwi,
Nanan Nur’aeny, Irna Sufiawati
383-391
KETINGGIAN TULANG ALVEOLAR PENDERITA
TUBERKULOSIS MELALUI RADIOGRAFI PANORAMIK
Astrid Widhowaty S, R Nurianingsih, Lusi Epsilawati
392-399
DESKRIPSI KETINGGIAN TULANG KORTIKAL MANDIBULA
PADA PENDERITA TUBERKULOSIS MENGGUNAKAN
PANORAMIK RADIOGRAFI
Diandra Amalia Suyudi, Ria Noerianingsih, Lusi Epsilawati
400-405
ULASAN OSTEOMIELITIS PADA RAHANG MELALUI METODE
ZURICH
Lusi Epsilawati, Hendra Polii, Muhammad Sutria Haris
406-414
v
DESKRIPSI POLA TRABEKULA TULANG MANDIBULA PADA
PENDERITA TUBERCULOSIS MENGGUNAKAN RADIOGRAFI
PANORAMIK
Nadhira Cindy, Azhari, Lusi Epsilawati
415-422
EVALUASI KEBERHASILAN PERAWATAN MAHKOTA PASAK
SECARA RADIOGRAFI PERIAPIKAL
Deddy Firman, Ria Noerianingsih Firman
423-432
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGALAMAN
KARIES ANAK PADA SISWA TK A DI KECAMATAN SUKASARI
Aqmarina Prallia Minasita, Anne Agustina Suwargiani, Sri Susilawati
433-440
KEPUASAN PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL BUKAN PENERIMA BANTUAN IURAN DI
PELAYANAN PRIMER POLI GIGI PUSKESMAS PUTER DAN
PUSKESMAS BANJARAN NAMBO
Mukhammad Andyka Fitrianto Samodra Putra, Anne Agustina
Suwargiani, Asty Samiaty Setiawan
441-450
BERBAGAI TEKNIK PREPARASI PADA GIGI SULUNG
Faizal Hasan, Meirina Gartika
451-458
PERBEDAAN SUDUT KONDILUS PASIEN MALOKLUSI KELAS I
DAN II SKELETAL DENGAN MENGGUNAKAN RADIOGRAFI
SEFALOMETRI
Gilang A. Suwandi, Belly Sam, Farina Pramanik
459-467
DESKRIPSI POSISI IMPAKSI GIGI MOLAR KETIGA TERHADAP
KANALIS MANDIBULA MELALUI RADIOGRAF PANORAMIK
DIGITAL
Carabella Dewi Sarindra Hutajulu, Ria N. Firman, Farina Pramanik
468-475
GAMBARAN UKURAN SINUS MAKSILARIS BERDASARKAN
JENIS KELAMIN DAN USIA PADA RADIOGRAF PANORAMIK
Annisa Cahyani, Azhari, Farina Pramanik
476-483
GAMBARAN DENSITAS TULANG ALVEOLAR KERANGKA
MANUSIA PAWON MENGGUNAKAN RADIOGRAF CBCT 3D
Moch. Iqbal Fauzan, Suhardjo Sitam, Farina Pramanik
484-489
DEPIGMENTASI GINGIVA PADA PASIEN SMOKER’S MELANOSIS
Widia Hafsyah Sumarlina Ritonga, Indra Mustika 490-495
Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 484
GAMBARAN DENSITAS TULANG ALVEOLAR KERANGKA MANUSIA
PAWON MENGGUNAKAN RADIOGRAF CBCT 3D
Moch. Iqbal Fauzan*, Suhardjo Sitam**, Farina Pramanik** *Mahasiswa PPDG Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran **Staf Pengajar Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Densitas pada tulang alveolar Manusia Pawon dapat menggambarkan rekaman
hidup atau perilaku pada masa lalu seperti pola makan dan budaya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran densitas tulang alveolar kerangka
Manusia Pawon menggunakan radiograf CBCT 3D.Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif dan sampelnya berupa data sekunder tiga maksila dan
tiga mandibula Manusia Pawon. Penelitian ini dilakukan menggunakan software Ez
Implant, kemudian hasil penelitian tersebut dicatat, dikumpulkan, dan disajikan
dalam bentuk tabel. Hasil penelitian rata-rata densitas maksila tulang alveolar
Manusia Pawon sebesar 618 HU, sedangkan rata-rata densitas tulang alveolar
mandibula sebesar 708 HU, dan rata-rata regio nilai densitas tertinggi pada regio
posterior kiri mandibula sebesar 713 HU. Simpulan penelitian ini menunjukkan
bahwa secara deskriptif nilai densitas tulang alveolar rahang bawah cenderung lebih
tinggi dari nilai densitas tulang alveolar rahang atas dan regio posterior kiri rahang
bawah merupakan regio densitas tertinggi dari Manusia Pawon .
Kata kunci : Densitas, tulang alveolar, manusia Pawon, radiografi CBCT 3D
ABSTRACT
Density of alveolar bone in Pawon Man can illustrated recording of life or behavior
in the past as diet and culture. The aim of the study was to determine the density of
alveolar bone of Pawon man using radiograph CBCT 3D.This research’s method
was descriptive and samples were obtained from secondary datas of three
maxillaries and three mandibulars of Pawon Man. This research was conducted
using software Ez Implant, then the results were recorded, collected, and presented
in tabular form.The result showed that the average density of alveolar bone in
maxillary anterior was 709 HU and in maxillary posterior was 622 HU and the
average density of alveolar bone in maxilla was 618 HU, while the average density
of alveolar bone in mandibular anterior was 601 HU and mandibular posterior was
711 HU with total average density of alveolar bone in mandibular was 708 HU, and
the region with the highest average density was left posterior region of mandible
with 713 HU. In conclusions, descriptively, the density of alveolar bone in mandible
tended to be higher than in maxilla and the left posterior region of mandible has
the highest value density of Pawon Man.
Keywords : Density, alveolar bone, Pawon man, radiograph CBCT 3D
Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 485
PENDAHULUAN
Gua Pawon merupakan Gua yang ditemukan di kawasan bukit gamping
(karst) Gunung Masigit, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten
Bandung.1 Eksavasi Gua Pawon dilakukan tahun 2003, 2004 dan 2013. Hasil proses
penggalian yang telah dilakukan tersebut, ditemukan salah satunya tiga maksila
(rahang atas) dan tiga mandibula (rahang bawah) dari kerangka manusia Gua
Pawon. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran membandingkan gigi
geraham manusia Pawon yang ditemukan dengan manusia sunda modern dan juga
melihat resorbsi tulang rahangnya.2
Resorbsi pada tulang rahang tersebut tentunya berkaitan dengan densitas
tulang. Densitas tulang didefinisikan sebagai massa per unit volume,3 sedangkan
tulang merupakan suatu organ yang dapat berubah akibat beberapa faktor, meliputi
hormon, vitamin, dan pengaruh mekanis. Perkembangan selanjutnya, penelitian
terhadap maksila dan mandibula kerangka Manusia Pawon belum memperoleh
deskripsi yang jelas mengenai analisa ketebalan, struktur dan densitas pada tulang
alveolar Manusia Pawon.
Tulang alveolar terdiri dari tulang trabekula atau yang disebut dengan tulang
cancellous atau tulang spongiosa yang merupakan bagian pendukung tulang
alveolar dengan struktur seperti spons dan berongga-rongga. Tulang trabekula
terletak diantara lapisan tulang kortikal di kedua rahang.4 Tulang alveolar
merupakan salah satu aspek yang dapat menggambarkan rekaman hidup atau
perilaku pada masa lalu yang terkait dengan berbagai hal seperti budaya, pola
makan, gaya hidup, dan lingkungan. Selain itu, dalam penelitian Mavropoulos
terdapat hubungan antara pola makan dan daya kunyah terhadap struktur dari tulang
alveolar.5
Gambaran densitas tulang alveolar dapat dilakukan menggunakan berbagai
macam teknik radiografi, salah satu diantaranya menggunakan radiograf Cone
Beam Computed Tomography 3D (CBCT 3D). CBCT 3D ini dapat
menginterpretasikan berbagai macam kondisi yang di antaranya antara lain
pengukuran jarak dan luas suatu area, densitas, pengukuran jarak dari suatu irisan
ke irisan lainnya, gambaran tekstur permukaan, gambaran pola struktur 3 dimensi
dan pengukuran volume dari objek yang ditampilkan.6 Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran densitas tulang alveolar kerangka Manusia Pawon
menggunakan radiograf CBCT 3D.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini termasuk pada penelitian deskriptif yaitu dengan
mendeskripsikan hasil gambaran densitas tulang alveolar kerangka Manusia Pawon
menggunakan radiograf CBCT 3D.
Populasi penelitian ini diperoleh dari 6 arsip gambaran radiograf CBCT 3D
Manusia Pawon, dengan kode Pawon 1 sebanyak 1 arsip rahang atas dan 1 arsip
rahang bawah, Pawon 2 sebanyak 1 arsip rahang atas dan 1 arsip rahang bawah,
Pawon 4 sebanyak 1 arsip rahang bawah dan Pawon 5 sebanyak 1 arsip rahang atas.
Sampel dikumpulkan dengan teknik purposive sampling.
Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 486
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Komputer
Digunakan untuk membuka dan menjalankan aplikasi EZ-Implant.
2. CD
Digunakan untuk menyimpan aplikasi EZ-Implant.
3. Software EZ-Implant
Digunakan untuk mengolah dan memperoleh data sekunder CBCT 3D.
4. Alat tulis
Digunakan untuk mencatat hasil penelitian.
Prosedur penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Mengajukan surat izin penelitian ke bagian Radiologi Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Padjadjaran dan Balai Arkeolog Bandung.
2. Mengumpulkan data berupa gambaran radiofgrafi CBCT 3D maksila dan
mandibula kerangka manusia Pawon .
3. Melakukan pengambilan sampel, menyeleksi arsip sesuai kriteria.
4. Data arsip gambaran CBCT 3D dibuka menggunakan program EZ-Implant.
5. Sejajarkan setiap bagian (sagital dan coronal) dengan sumbu panjang gigi.
6. Melakukan pengukuran pada setiap trabekula antar gigi.
7. Geserkan Central Axis Pointer ke arah tulang alveolar diantara dua gigi
8. Lihat aspek coronal.
9. Lakukan pengukuran densitas menggunakan fitur Profile dengan panjang
pengukuran 5 mm.
10. Lakukan pengukuran pada seluruh tulang alveolar antar gigi.
11. Lakukan hal yang sama pada aspek sagittal.
12. Setelah mendapatkan nilai densitas, kemudian dicatat pada tabel dan diukur
nilai rata-ratanya.
13. Evaluasi data.
HASIL
Temuan sisa makanan hasil ekskavasi yang dilakukan oleh tim peneliti dari
balai Arkeologi Bandung tahun 2003-2013 diantaranya terdiri dari kelompok
moluska air tawar, mamalia, reptilia, dan avesta.2 Tidak ditemukannya wadah untuk
menyimpan makanan sehingga diduga kuat manusia pawon memiliki kebiasaan
langsung mengkonsumsi hewan buruanya, hal ini juga dapat ditunjang dengan
berbagai tinggalan artefaktual lainnya yang terkait dengan aktivitas perburuan yang
mereka lakukan di masa lalu.
Hasil dari pengukuran yang dilakukan pada Manusia Pawon menunjukan
nilai densitas Manusia Pawon 1 sebesar 676 HU, Pawon 2 sebesar 655 HU, Pawon
4 sebesar 716 HU dan pawon 5 sebesar 603 HU. Hasil dari pengukuran lainya pada
densitas tulang trabekula maksila dan mandibula Manusia Pawon tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata densitas tulang trabekula mandibula lebih besar dari
pada tulang trabekula maksila dengan nilai densitas mandibula sebesar 708 HU dan
maksila sebesar 628 HU.
Hasil dari pengukuran maksila Manusia Pawon menunjukkan bahwa densitas
tulang trabekula yang paling tinggi untuk maksila Manusia Pawon terletak pada
Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 487
regio posterior sebelah kiri (regio antar gigi 26-27) dengan nilai densitas sebesar
822 HU, sedangkan densitas tulang trabekula mandibula Manusia Pawon yang
paling tinggi terletak pada regio kiri posterior (regio antar gigi 34-35) dengan nilai
densitas sebesar 839 HU.
Hasil penelitian terhadap enam gambaran radiografi rahang Manusia Pawon
menunjukkan data sebagai berikut:
Tabel 1. Rata-rata Densitas Tulang Trabekula Maksila dan Mandibula
Manusia Pawon
No Sampel Rata-rata Aspek per Rahang
C S Rata-Rata
1 Pawon1 Maksila 645 793 719
2 Pawon2 Maksila 516 552 534
3 Pawon5 Maksila 640 567 603
Rata-rata Aspek Keseluruhan
Rata-rata Densitas Tulang Trabekula Maksila (HU) 618
No Sampel Rata-rata Aspek per Rahang
C S Rata-Rata
1 Pawon1 Mandibula 631 635 633
2 Pawon2 Mandibua 769 785 777
3 Pawon4 Mandibula 746 686 716
Rata-rata Aspek Keseluruhan
Rata-rata Densitas Tulang Trabekula Mandibula (HU) 708
Keterangan : C = Aspek Coronal
S = Aspek Sagittal
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tulang trabekula maksila
Manusia Pawon memiliki rata-rata densitas sebesar 618 HU, sedangkan untuk
tulang tabekula mandibula Manusia Pawon memiliki rata-rata densitas sebesar 710
HU.
Tabel 2. Rata-rata Densitas Tulang Trabekula Maksila dan Mandibula
Berdasarkan Regio Manusia Pawon
Maksila Mandibula
Anterior 709 HU 601 HU
Posterior 622 HU 711 HU
Kiri 660 HU 714 HU
Kanan 636 HU 667 HU
Rata-Rata 618 HU 708 HU
Tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata densitas tulang trabekula mandibula
Manusia Pawon lebih besar dibandingkan dengan maksila.
Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 488
PEMBAHASAN
Manusia Pawon memiliki rahang sebagian besar dengan densitas yang
tinggi. Dapat dugaan Manusia Pawon sering memakan makanan yang keras dan
bertekstur kasar disebabkan pengolahan makanan yang masih sangat sederhana dan
bahkan tidak diolah namun hasil buruan tersebut langsung di konsumsi sehingga
mempengaruhi pada densitas tulang rahangnya.
Temuan sisa makanan hasil ekskavasi yang dilakukan oleh tim peneliti dari
balai Arkeologi Bandung tahun 2003-2013 diantaranya terdiri dari kelompok
moluska air tawar, mamalia, reptilia, dan avesta.2 Tidak ditemukannya wadah untuk
menyimpan makanan sehingga diduga kuat manusia pawon memiliki kebiasaan
langsung mengkonsumsi hewan buruanya, hal ini juga dapat ditunjang dengan
berbagai tinggalan artefaktual lainnya yang terkait dengan aktivitas perburuan yang
mereka lakukan di masa lalu.
Hasil dari pengukuran yang dilakukan pada Manusia Pawon menunjukan
nilai densitas Manusia Pawon 1 sebesar 676 HU, Pawon 2 sebesar 655 HU, Pawon
4 sebesar 716 HU dan pawon 5 sebesar 603 HU. Hasil dari pengukuran lainya pada
densitas tulang trabekula maksila dan mandibula Manusia Pawon tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata densitas tulang trabekula mandibula lebih besar dari
pada tulang trabekula maksila dengan nilai densitas mandibula sebesar 708 HU dan
maksila sebesar 618 HU. Data penelitian ini menunjukkan bahwasanya mandibula
Manusia Pawon diduga memiliki beban kunyah yang lebih besar dibandingkan
dengan maksilanya, sesuai dengan posisi maksila yang merupakan bagian dari
tulang tengkorak sedangkan tulang mandibula merupakan tulang yang tumbuh
sendiri tanpa ada hubungnya dengan tulang tengkorak dan merupakan tulang satu-
satunya yang bergerak.
Hasil dari pengukuran maksila Manusia Pawon menunjukkan bahwa densitas
tulang trabekula yang paling tinggiuntuk maksila Manusia Pawon terletak pada
regio posterior sebelah kiri (regio antar gigi 26-27) dengan nilai densitas sebesar
822 HU, sedangkan densitas tulang trabekula mandibula Manusia Pawonyang
paling tinggi terletak pada regio kiri posterior (regio antar gigi 34-35) dengan nilai
densitas sebesar 839 HU. Data penelitian ini menunjukkan bahwasanya beban
kunyah dan kekerasan tekstur makanan yang di alami oleh Manusia Pawon
merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
struktur rahangnya, sehingga hasil penelitian menunjukan bahwa Manusia Pawon
diduga lebih terbiasa menggunakan gigi regio posterior sebelah kiri untuk
mengunyah makanan.
SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara deskriptif densitas tulang alveolar
rahang bawah cenderung lebih tinggi dari densitas rahang atas dan regio kiri
posterior rahang bawah merupakan regio densitas tertinggi pada Manusia pawon.
Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 489
DAFTAR PUSTAKA
1. Yondri, Lutfi. Kubur Prasejarah Temuan Dari Gua Pawon Desa Gunung
Masigit, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat : Sumbangan Data Bagi
Kehidupan Prasejarah di Sekitar Tepian Danau Bandung Purba. Tesis Magister
pada FIPB Universitas Indonesia: tidak diterbitkan. 2005.
2. Yondri, Lutfi. Penggalian Arkeolog (Ekskavasi) di Gua Pawon Desa Gunung
Masigit, Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Laporan hasil Penelitian Prasejarah pada Bali Arkeologi Bandung: tidak
diterbitkan. 2010.
3. Kingsmill, V. J, A. Boyde. Variation in the Apparent Density of Human
Mandibular Bone with Age and Dental Status. 1998. 192:233-244
4. White, S.C and Pharoah, M.J. Oral Radiology Principles and Interpretation. 6th
ed. St. Louis Elsevier. 2009. pp78-83.
5. Mavropoulos, A;Odman, A; Amman, P; and Kiliardis, S. Rehabilitation of
masticatory function improves the alveolar bone architecture of the mandible in
adult rats. Bone. 2005. 47(3), pp.687-92.
6. Oscandar F.Radiologi Kedokteran Gigi : Aplikasi CBCT 3D. Jakarta : EGC.
2012.
Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Padjadjaran
Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Padjadjaran
Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Padjadjaran