Bagian Ody - Prinsip Mekanik Dalam Kontrol Kekuatan Orthodontic
-
Upload
fildza-hasnamudhia -
Category
Documents
-
view
48 -
download
0
Transcript of Bagian Ody - Prinsip Mekanik Dalam Kontrol Kekuatan Orthodontic
PRINSIP MEKANIK DALAM KONTROL GAYA ORTHODONTIC
Biomekanika adalah studi tentang mekanika yang diterapkan pada sistem biologis
(Philips, 2000). Biomekanika itu menggunakan hukum – hukum fisika dan konsep teknik
untuk mendeskripsikan gerakan yanng dialami oleh berbagai segmen tubuh dan gaya –
gaya pada bagian tubuh selama melakukan aktivitas. (Frankel, 1980)
DESIGN FACTORS IN ORTHODONTIC APPLIANCES
A. Kontak Dua Titik (Two-Point Contact) Untuk Kontrol Posisi Akar
1. Definisi Istilah
Sebelum membahas mengenai posisi akar, penting untuk dimengerti mengenai
beberapa istilah fisika dasar:
Gaya (Force)
Gaya yang dimaksud adalah beban yang diberikan pada suatu objek yang dapat
menggerakkan objek tersebut ke posisi yang berbeda dalam suatu ruang. Gaya, walaupun
didefinisikan dalam Newton (massa x kecepatan gravitasi), seringkali diukur dalam unit
berat yaitu gram atau ons, dimana 1.0 N = 100 gram (nilai sebenarnya adalah sekitar 97
dan 98 gram).
Pusat Resistensi (Center of Resistence)
Pusat resistensi merupakan sebuah titik dimana resistensi pergerakan dapat
dipusatkan untuk analisis matematik. Sebuah objek yang berada dalam ruang bebas, pusat
resistensinya sama dengan pusat massanya. Pusat resistensi gigi adalah di perkiraan titik
tengah dari bagian akar yang tertanam, yaitu di sekitar pertengahan antara apikal akar dan
puncak tulang alveolar.
Momentum (Moment)
Merupakan sebuah ukuran dari kecenderungan untuk merotasi suatu objek
mengelilingi suatu titik. Sebuah momentum dihasilkan dari aksi gaya dalam suatu jarak.
Secara perhitungan, momentum dihasilkan dari gaya dikali jarak tegak lurus dari titik
aplikasi gaya ke pusat resistensi, diukur dalam unit gram-milimeter. Jika garis aksi dari
gaya yang teraplikasi tidak melewati pusat resistensi, momentum terjadi. Tidak hanya
gaya akan cenderung mentranslasi objek, memindahkan ke posisi yang berbeda, tapi juga
cenderung merotasi objek tersebut mengelilingi pusat resistensi. Hal inilah yang terjadi
ketika gaya diaplikasikan pada mahkota gigi. Tidak hanya gigi bergerak mengikuti arah
gaya, tapi juga terrotasi mengelilingi pusat resistensi—oleh karena inilah gigi tipping saat
bergerak.
Couple
Merupakan dua gaya yang sama besarnya, namun arahnya berlawanan. Hasil dari
pengaplikasian dua gaya dalam cara ini adalah momentum murni (F1 = -F2). Couple akan
menghasilkan rotasi murni, memutarkan objek mengitari pusat resistensinya. Kombinasi
dari gaya dan couple dapat mengubah cara sebuah objek berotasi ketika dipindahkan.
Pusat Rotasi (Center of Rotation)
Merupakan titik di sekitar rotasi terjadi ketika sebuah objek dipindahkan. Ketika
dua gaya diaplikasikan bersamaan pada sebuah objek, pusat rotasi dapat dikontrol dan
dibuat di lokasi yang diinginkan. Aplikasi dari gaya dan couple pada mahkota gigi
merupakan mekanisme dari bodily movement gigi, bahkan perpindahan yang lebih besar
pada akar dibandingkan mahkota dapat dihasilkan.
2. Gaya, Momentum, dan Couples dalam Pergerakan Gigi
Pada kasus insisivus central maksila yang protrusive, jika gaya 50 gram
diaplikasikan pada gigi tersebut dengan pegas pada alat removable, sistem gaya akan
terbentuk, termasuk momentum 750 gram-mm (seperti pada gambar 9-18). Hasilnya
mahkota akan ditarik lebih dari apikal akar, yang mungkin benar-benar berlawanan
arahnya. Gaya akan cenderung untuk memindahkan seluruh bagian dari objek, meskipun
orientasinya akan berubah lewat rotasi serentak disekitar pusat resistensi. Jika inklinasi
gigi ingin dipertahankan saat penarikan tersebut, maka momentum yang secara tidak
sengaja terbentuk ketika gaya diaplikasikan pada mahkota harus diatasi.
Satu cara untuk menurunkan besar momentum adalah dengan mengaplikasikan
gaya lebih dekat dengan pusat resistensi. Dalam orthodontics, pengaplikasian gaya
langsung pada akar tidak dilakukan dalam prakteknya, namun efek yang sama bisa
didapatkan dengan membuat perlekatan yang kaku atau rigid yang diproyeksikan ke atas
dari mahkota (gambar 9-19). Kemudian gaya dapat diaplikasikan pada perlekatan
tersebut sehingga garis kerjanya dapat mendekati atau melalui pusat resistensi. Jika
perlekatan yang dibuat benar-benar kaku, efeknya akan mengurangi bahkan
mengeliminasi lengan momentum dan, tentu saja, tipping. Sulit untuk membuat
lengannya cukup panjang untuk benar-benar mengeliminasi tipping, prosedur ini
hanyalah solusi parsial yang terbaik, namun juga menciptakan masalah dengan
kebersihan mulut.
Cara lain untuk mengontrol atau mengeliminasi tipping adalah dengan membuat
sebuah momentum kedua dengan arah berlawanan dengan momentum yang pertama. Jika
momentum penyeimbang dapat dibuat sama besarnya dengan momentum yang dihasilkan
dari alat, gigi akan tetap tegak dan bergerak seluruhnya (bodily movement).
Bagaimanapun juga, momentum hanya dapat dihasilkan dengan pengaplikasian gaya
dalam suatu jarak, sehingga gaya yang kedua harus diaplikasikan pada mahkota gigi pula.
Pada kasus insisivus central yang protrusive, kecenderungan insisivus untuk
miring atau tip saat ditarik dapat dikontrol dengan pengaplikasian gaya kedua pada
permukaan lingual dari gigi, bisa dengan penggunaan pegas alat removable yang
mendorong ke luar dari tepi lingual dekat tepi insisal (seperti pada gambar 9-18). Solusi
orthodontic biasanya adalah fixed attachment pada gigi, dibuat agar gaya bisa
diaplikasikan pada dua titik. Dengan kawat bulat di bracket slots, pegas bantu mungkin
dibutuhkan untuk menghasilkan couple yang memutar.
Kawat persegi panjang yang pas pada bracket slot persegi panjang pada gigi biasa
digunakan karena seluruh sistem gaya dapat dihasilkan dengan satu kawat. Harus
diperhatikan bahwa dengan pendekatan ini, kontak dua titik adalah tepi-tepi berlawanan
dari kawat persegi panjang. Jika kawat persegi panjang digunakan untuk menarik
insisivus central secara keseluruhan, gaya penarikannya haruslah kecil, tapi gaya
pemutarbalik pada bracket haruslah besar untuk menurunkan momentum.
3. Rasio Mc/Mf dan Kontrol Posisi Akar
Kontrol posisi akar selama pergerakan membutuhkan baik gaya untuk
memindahkan gigi dengan arah yang diharapkan dan couple untuk menghasilkan
momentum penyeimbang untuk mengontrol posisi akar. Semakin besar gaya, semakin
besar pula gerakan penyeimbang yang ada untuk mencegah tipping. Cara paling mudah
untuk mengetahui bagaimana pergerakan suatu gigi adalah dengan mempertimbangkan
perbandingan antara momentum yang dihasilkan ketika gaya diaplikasikan pada mahkota
gigi, yang disebut momentum gaya (Mf), dan momentum penyeimbang yang dibuat oleh
couple dalam bracket, yang disebut momentum couple (Mc).
Mf ditentukan dengan besarnya gaya dan jarak dari titik pengaplikasian gaya ke
pusat resistensi. Pada kebanyakan gigi, jarak ini adalah sekitar 8—10 mm, sehingga M f
merupakan 8—10 dikalikan dengan gaya. Dengan kata lain, jika 100 gram gaya
digunakan untuk menggerakkan sebuah gigi, momentum penyeimbang sekitar 800—
1000 gm-mm akan dibutuhkan untuk menghasilkan bodily movement. Hubungan antara
gaya dan couple penyeimbang tersebut sering diekspresikan sebagai perbandingan
“moment-to-force”. Perbandingan moment-to-force 1—7 menghasilkan tipping
terkontrol, 8—1 menghasilkan bodily movement, dan bila lebih besar lagi menghasilkan
gaya memutar (torque). Namun, perbandingan Mc/Mf lebih dengan tepat menggambarkan
bagaimana gigi akan bereaksi, karena jarak antara titik aplikasi gaya ke pusat resistensi
gigi dapat bervariasi tergantung panjang akar, jumlah tulang alveolar, atau titik aplikasi
gaya berbeda dengan kondisi biasanya.
Pada kasus sebelumnya, jika gaya 50 gram digunakan untuk menarik insisivus
central yang protrusive, momentum 500 gm-mm dibutuhkan untuk menjaganya dari
tipping saat mahkota bergerak ke lingual. Momentum sebesar ini dalam batasan 18 mil
(0.45 mm) dapat dihasilkan dan membutuhkan gaya kebalikan sebesar 1100 gram,
berasal dari pemutaran kawat. Gaya-gaya ini di dalam bracket hanya menghasilkan
momentum murni, sehingga ligamen periodontal tidak merasakan gaya yang besar.
B. Bracket Sempit dan Lebar dalam Sistem Alat Tetap (Fixed)
Kontrol posisi akar dengan alat orthodontic terutama dibutuhkan dalam dua
situasi, yaitu ketika akar gigi butuh diputar (torqued) ke fasial atau lingual dan ketika
pergerakan mesiodistal akar dibutuhkan untuk kesejajaran gigi yang sesuai. Kunci dari
dimensi terletak pada kawat; momentum dibuat di bracket dan lebar bracket menentukan
panjang lengan momentum. Semakin lebar bracket, semakin mudah untuk menciptakan
momentum yang dibutuhkan untuk membawa akar bersama di site ekstraksi atau untuk
mengontrol posisi mesiodistal akar.
Pada kasus penarikan akar dari gigi kaninus ke site ekstraksi premolar pertama
dengan gaya penarikan atau retraksi sebesar 100 gram dan jarak bracket ke pusat
resistensi adalam 10 gram, 1000 gm-mm momentm akan dibutuhkan. Jika bracket pada
gigi ini selebar 1 mm, 1000 gram gaya akan dibutuhkan pada tiap sudut bracket, namun
jika bracket selebar 4 mm, hanya diperlukan 250 gram gaya di tiap sudut.
Pengikatan (binding) kawat di sudut bracket dipengaruhi oleh gaya bracket yang
berkotak dengan kawat dan sudut kontak antara kawat dan bracket, seperti pada gambar
di atas.
Disamping keuntungan-keuntungannya, semakin lebar bracket pada gigi, semakin
kecil jangkauan interbracket diantara gigi yang bersebelahan, dan menyebabkan semakin
pendek panjang efektif segmen kawat. Pengurangan jangkauan segmen kawat seperti ini
menurunkan sifat pegas dari kawat dan jarak kerjanya. Oleh karena itu, penggunaan
bracket yang sangat lebar merupakan suatu kontraindikasi. Lebar maksimum wide
bracket sekitar setengah dari lebar gigi dan bracket yang lebih sempit memiliki
kentungan ketika gigi malaligned karena jangkauan intrabracket yang lebih besar
memberikan kekuatan pegas lebih untuk tiap kawat.
C. Efek Ukuran Slot Bracket pada Sistem Edgewise
Penggunaan kawat persegi panjang dalam slot bracket dicetuskan oleh Edward
Angle di akhir 1920 dengan mekanisme lengkung edgewise. Alat yang asli didesain
untuk penggunaan kawat emas, dan ukuran slot bracket 22 x 28 mil didesain untuk
memuat kawat persegi panjang dengan dimensi yang kira-kira sama. Tujuan utama dari
desain alat adalam torque yang efisien.
Setelah kawat baja menggantikan emas, kalkulasi yang digunakan Angle tidak
lagi valid karena kawat baja yang ukurannya sama, jauh lebih kaku. Alternatifnya adalah
mendesain ulang alat edgewise namun dioptimalkan ukuran slot bracketnya untuk baja.
Pengurangan ukuran slot dari 22 menjadi 18 mil didasarkan pada tujuan ini. Walaupun
ukuran slot lebih kecil, kawat baja full-dimension tetap memproduksi gaya yang sedikit
lebih besar dari sistem original edgewise. Torque yang baik juga dapat dihasilkan dengan
kawat baja dan 18 mil bracket edgewise.
Pada sisi lain, menggunakan kawat terlalu kecil di bracket edgewise dapat
menurunkan komponen friction dari resistensi untuk menggeser gigi di sepanjang kawat,
sehingga menjadi pertimbangan yang penting pula saat pergantian emas menjadi baja.
Pada prakteknya, menggeser gigi sepanjang kawat membutuhkan clearance paling tidak
2 mil untuk meminimisasi friction, semakin banyak clearance semakin baik. Kekuatan
yang lebih besar dari kawat 18 mil dibandingkan dngan kawat 16 mil merupakan salah
satu kelebihannya dalam menggeser gigi. Kawat 18 mil akan memberikan clearance yang
sempurna di dalam 22-slot bracket namun dapat fit dengan rapat di 18-slot bracket. Untuk
itu, 22-slot bracket yang asli memiliki beberapa keunggulan selama penutupan ruang
namun menjadi suatu kerugian saat torque dibutuhkan nantinya.
Pada situasi ini, dibutuhkan kawat titanium. Jika kawat baja harus digunakan,
sistem slot 18 mil mempunyai keuntungan yang banyak dibandingkan ukurang slot
bracket yang lebih besar. Kawat Ni-Yo sistem slot-nya memiliki springback yang
semurna dan resistan terhadap deformasi permanen, sehingga dapat mengatasi beberapa
keterbatasan alignment dari kawat baja dengan slot bracket selebar 22 mil. Selain itu NiTi
persegi panjang dan kawat beta-Ti menyediakan keuntungan dibandingkan baja dalam
menyelesaikan fase perawatan dan control torque. Singkatnya, kawat titanium sangatlah
membantu dalam mengatasi masalah yang berhbungan dengan penggunaan berkelanjutan
dari ukuran slot edgwewise asli yang berkelanjutan.
ANCHORAGE
Anchorage adalah suatu tempat perlawanan (resistance) dimana kekuatan
dihasilkan untuk menggerakkan gigi. Anchor berarti sauh (jangkar). Pembagian
penjangkaran :Menurut sumbernya (letaknya) dikenal dua sumber utama :
1. Intraoral anchorageIntraoral anchorage dapat berupa :
a. Tooth Borne Anchorage
Tempat perlawanan diletakkan pada gigi di dalam mulut, dibagi menjadi:
• Intramaxillary Anchorage
Tempat perlawanan diletakkan pada gigi dalam satu rahang dipakai untuk
menggerakkan gigi dalam rahang yang sama.Menurut sifatnya intramaxillary
anchorage dibagi menjadi :
← - Simple Anchorage Gigi anchorage mempunyai
daya tahan (resistance) lebih besar dari gigi yang
digerakkan (satu gigi dipakai untuk menggerakkan
satu gigi).
← - Compound AnchorageBeberapa gigi digabung
untuk menggerakkan satu gigi.
← - Stationary AnchorageSama seperti simple
anchorage tetapi alat dibentuk sedemikian rupa
sehingga gigi anchorage dapat bergerak secara
bodily. Occipital anchorage dapat dipakai sebagai
alat untuk membentuk stationary anchorage, atau
suatu alat dengan pemakaian buccal tube dapat
mencegah gigi anchorage bergerak secara tilting
akan tetapi memungkinkan bergerak secara bodily.
← - Reciprocal AnchorageBila kekuatan ortodontik
yang dikenakan pada gigi atau gigi-gigi akan
didistribusikan sama kuat pada kedua belah sisi,
sehingga gigi atau gigi-gigi akan bergerak sama pada
kedua sisi.
- Reciprokal anchorage dapat digunakan pada gigi-gigi dalam satu rahang atau
dapat pada kedua rahang yang saling berlawanan
• Intermaxillary Anchorage
Anchorage pada satu rahang dipakai untuk menggerakkan gigi pada rahang
yang berlawanan
b. Tissue Borne Anchorage
Anchorage yang diletakkan pada jaringan lunak dalam mulut, dapat pada mukosa
palatum atau pada otot-otot perioral.
2. Extraoral Anchorage
Sistem penjangkaran yang diletakkan diluar mulut. Dapat berupa :
• Occipital anchorage Anchorage diletakkan di daerah occipital
• Cervical anchorage Anchorage diletakkan pada tengkuk.
PRINSIP AKSI REAKSI
Alat orthodontik adalah suatu sistem yang menyimpan dan mengasilkan gaya
melawan gigi, otot, atau tulang, dan menciptakan reaksi didalam ligamen periodontal dan
tulang alveolar yang menyebabkan pergerakan gigi atau mengubah morfologi dan
pertumbuhan tulang. Kesimpulannya, dalam alat orthodontik terdapat 2 prinsip dasar,
yaitu yang berhubungan dengan gaya orthodontik dan pergerakan gigi sebagai akibat dari
gaya tersebut.
Sumber: Profitt, Contemporary Orthodontics,5th ed, 2013.