Proses Persalinan Pada Ibu Hamil
-
Upload
cholif-lespa-triono -
Category
Documents
-
view
24 -
download
0
description
Transcript of Proses Persalinan Pada Ibu Hamil
PROSES PERSALINAN PADA IBU HAMIL “H” UMUR 26 TAHUN PRIMIGRAVIDA YANG RUTIN MENGIKUTI SENAM
HAMIL SELAMA KEHAMILAN TRIMESTER KETIGA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Diantara prediktor kondisi kesehatan di Indonesia, tingkat kematian
ibu dapat dikatakan paling memprihatinkan. Angka kematian ibu (AKI) 307
kematian per 100. 000 kelahiran hidup (kh) pada SDKI 2002-2003.
Berdasarkan RPJMN 2010-2014 Keputusan Presiden No. 5 tahun 2010,
Indonesia menargetkan penurunan AKI menjadi 118 per 100. 000 kh. Angka
kematian ibu melahirkan, tidak mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir.
Target Millennium Development Goals (MDG’s) tahun 2015 yaitu AKI
menjadi 102 kematian per 100. 000 kh, namun perbandingan angka kematian
ibu saat ini masih 228 jiwa per 100. 000 kh, sama seperti tahun 2007 (SDKI,
2007).
Kematian ibu dapat dicegah hingga 22%, yaitu melalui antenatal care
yang teratur, mendeteksi dini adanya komplikasi dalam kehamilan, hidup
secara sehat dengan pemenuhan gizi yang seimbang, pelaksanaan inisiasi
menyusui dini dalam persalinan, serta pelaksanaan senam hamil selama
trimester tiga, Salah satu kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan yang
bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan mental ibu hamil adalah senam
hamil. Sangat penting bagi wanita untuk mempertahankan atau memperbaiki
kondisi fisiknya bila ia ingin kehamilan yang terbaik dan untuk menghadapi
stres yang dialami tubuhnya karena perkembangan janin. Wanita yang
mengikuti senam hamil terbukti menjalani masa persalinan yang lebih pendek
dan sedikit intervensi serta masa pemulihan yang lebih cepat (Clapp, 2000).
Menurut Bobak, dkk (2004), tahap-tahap persalinan dibagi menjadi
empat tahap, yaitu: kala I berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang
teratur sampai dilatasi serviks lengkap, kala II berlangsung sejak dilatasi
serviks lengkap sampai janin lahir, kala III berlangsung sejak janin lahir
sampai plasenta lahir, dan kala IV merupakan periode observasi pasca
persalinan yang ditetapkan berlangsung kira-kira dua jam setelah plasenta
lahir. Dalam mempersiapkan proses persalinan ini, di dalam kelas antenatal
biasanya diberikan pembelajaran tentang koping selama persalinan mengenai
pernapasan dan efek berbagai tehnik pernafasan pada persalinan (Brayshaw,
2008).
Dewasa ini, fenomena yang terjadi di masyarakat tidak sesuai dengan
harapan, terdapat kesenjangan yang signifikan dengan kenyataan yang terjadi
di lapangan. Kesadaran masyarakat dalam memeriksakan diri dan mengikuti
program kelas ibu hamil masih terbilang rendah. Seperti yang kita ketahui,
ibu hamil merasa lebih malas dan lebih mudah mengantuk terutama ketika
pagi hari. Kondisi ini sangat wajar, terutama jika ibu memanjakan tubuhnya
dengan menikmati tidur-tiduran, tanpa diimbangi dengan jenis olahraga yang
memang cocok untuk ibu yang sedang mengandung. Jika kondisi ini
dilanjutkan hingga akhir masa kehamilan, dapat memberikan efek negatif
untuk janin.
Selain itu, informasi rancu yang beredar di tengah masyarakat
semakin meningkatkan jumlah masyarakat yang takut menghadapi proses
persalinan normal karena rasa nyeri yang tidak tertahankan sehingga
masyarakat awam mulai beralih ke persalinan sesar. Padahal dampak negatif
yang ditimbulkan oleh persalinan sesar kepada ibu dan janin lebih banyak
dibandingkan persalinan normal dan memerlukan proses penyembuhan serta
pemulihan kesehatan yang lebih lama. Terutama bagi ibu primigravida,
kehamilan dan persalinan merupakan hal yang baru bagi mereka, apalagi bila
ibu pernah mendengar trauma atau kegagalan dalam menghadapi perubahan
yang terjadi selama kehamilan dan persalinan. Oleh karena itu, antenatal care
yang dilakukan oleh ibu hamil dari trimester pertama hingga menjelang
persalinan diharapkan meningkat. Sehingga ibu bisa mendapatkan informasi
tentang kehamilan dan persalinan dari petugas kesehatan (Bowo, 2008).
Dari uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian seberapa
jauh pengaruh senam hamil terhadap perjalanan proses persalinan kala I, kala
II, kala III dan kala IV sehingga penelitian ini dapat memberikan masukan
kepada tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu
ketika proses persalinan, dengan memperhatikan perawatan selama masa
kehamilannya.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan senam hamil trimester tiga
dengan proses persalinan normal ?”
C. Pembatasan Masalah Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan pada ibu “H” yang rutin melaksanakan senam
hamil selama kehamilan trimester III yaitu umur kehamilan 28-40
minggu.
2. Studi tentang kemajuan persalinan mulai dilakukan apabila ibu sudah
merasakan tanda dan gejala persalinan.
3. Studi tentang kala satu persalinan dilakukan sejak terjadinya kontraksi
uterus yang teratur hingga serviks membuka lengkap 10 cm.
4. Studi tentang kala dua persalinan dilakukan apabila pembukaan serviks
sudah lengkap sampai lahirnya bayi.
5. Studi tentang kala tiga persalinan dilakukan setelah lahirnya bayi sampai
lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
6. Studi tentang kala empat persalinan mulai dilakukan setelah plasenta
lahir hingga 2 jam.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui proses persalinan pada ibu “H” yang rutin melakukan senam
hamil selama trimester III.
2. Tujuan khusus
Mengetahui proses persalinan kala I, kala II, kala III dan kala IV pada ibu
“H” yang rutin senam hamil selama trimester III.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
kepada bidan dan tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kebidanan
serta memberikan masukan yang berarti bagi ibu “H” dalam
meningkatkan pengetahuan tentang senam hamil khususnya melalui
perspektif motivasi.
2. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
atau bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan kebidanan, khususnya yang terkait dengan pengaruh senam
hamil terhadap proses persalinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Persalinan
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi (Wahyuningsih, 2007). Persalinan merupakan
serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau yang hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu.
Tanda dan gejala persalinan:
a. Adanya penipisan dan pembukaan serviks;
b. Kekuatan kontraksi semakin lama akan bertambah kuat
menyebabkan perubahan serviks (frekuensi minimal dua kali dalam
10 menit);
c. Adanya pengeluaran cairan lendir bercampur darah melalui vagina
(JNPK-KR, 2008).
Tahap-tahap persalinan menurut Bobak, dkk (2004) ada empat
tahap yaitu kala I berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur
sampai dilatasi serviks lengkap, kala II berlangsung sejak dilatasi serviks
lengkap sampai janin lahir, kala III berlangsung sejak janin lahir sampai
plasenta lahir, dan kala IV merupakan periode observasi pasca persalinan
yang ditetapkan berlangsung kira-kira dua jam setelah plasenta lahir.
Persiapkan proses persalinan dalam kelas antenatal biasanya
diberikan pembelajaran tentang koping selama persalinan mengenai
pernapasan dan efek berbagai tehnik pernafasan pada persalinan.
a. Pernafasan saat persalinan
Pernafasan dikendalikan secara otomatis oleh pusat
pernafasan di otak dan dapat dikendalikan oleh kendali volunter.
Faktor lain yang mempengaruhi pusat pernafasan adalah ketakutan,
kecemasan, rasa gembira yang meluap, marah, frustasi serta rasa
nyeri. Kebanyakan dari gejala ini akan muncul saat persalinan
berbarengan dengan timbulnya kontraksi uterus yang kuat, kondisi
yang menggunakan oksigen dan menghasilkan karbondioksida yang
berlebihan.
Jika hal ini terjadi, pusat pernapasan akan bereaksi lebih
sensitif saat persalinan. Diantara kedua fase pernafasan, ekspirasi
yang lebih merupakan gerakan relaksasi. Menarik nafas dalam dan
perlahan saat persalinan memfasilitasi ventilasi alveolar, yang dapat
meningkatkan asupan (Stradling, 1984).
Tehnik ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan nafas
yang pelan dan cepat. Tehnik relaksasi dan pernafasan merupakan
hal yang sangat erat kaitannya, kedua metode ini dapat mencegah
hiperventilasi saat persalinan dan melatih tehnik relaksasi sebagai
tehnik pilihan dalam posisi yang tepat dan nyaman akan
meningkatkan kewaspadaan dalam pernapasan alamiah.
b. Posisi nyaman selama persalinan kala satu
Selama kala satu, ibu perlu menghemat energinya dan
membiarkan dilatasi serviks terus berlanjut, tanpa berupaya menahan
kontraksi. Untuk mencapai tujuan ini, pasangan memerlukan
beberapa keterampilan koping untuk membantu mereka melewati
masa yang lama, berkepanjangan bahkan sering menimbulkan fase
frustasi selama persalinan. Banyak ibu yang merasa senang untuk
tetap bergerak selama kala satu.
Ibu dapat dianjurkan untuk menerima reaksi kontraksi secara
positif, memilih posisi yang nyaman menurut ibu, bahu dan tangan
dalam posisi rileks, mengingatkan ibu untuk bernafas dengan irama
pernafasan yang alamiah selama kontraksi dan memberi tanda
peredaan pada akhir kontraksi. Pada akhir kala satu bila ada
dorongan mengejan dini sebaiknya ibu mengadaptasi pola
pernafasan ringan sampai akhir kala satu. Reaksi berdasarkan insting
adalah menarik napas dalam, menahannya dan mengejan. Perubahan
posisi adalah cara paling efektif untuk menghindari mengejan dini
(Brayshaw, 2003).
c. Posisi selama kala dua persalinan
Pada kelas antenatal, dapat diuji coba terlebih dahulu tentang
memilih posisi selama kala II persalinan. Posisi jongkok merupakan
posisi yang menguntungkan untuk persalinan karena pintu atas
panggul 1 cm lebih besar pada diameter transversum dan 2 cm lebih
besar pada diameter anteroposterior, mengakibatkan peningkatan
sebesar 28% pada area tersebut dibandingkan dengan posisi
telentang.
Gupta dan Nikodem (2001) menunjukkan beberapa manfaat
yang didapat dari memilih postur tubuh yang tegak selama kala dua
antara lain : waktu proses kala dua lebih singkat, penggunaan alat
bantu persalinan dapat dikurangi, berkurangnya risiko episiotomi,
berkurangnya risiko robekan perinium derajat dua, berkurangnya
keluhan nyeri hebat, insiden pola denyut jantung abnormal lebih
sedikit. Diantara kontraksi, ibu akan merasakan manfaat dari
relaksasi cepat dan total yang akan memulihkan sirkulasi dan
pernapasannya ke arah normal (Brayshaw, 2003)
Dalam setiap persalinan pada dasarnya penolong persalinan harus
mampu memenuhi kebutuhan dasar ibu bersalin. Terdapat lima
kebutuhan seorang wanita dalam persalinan (Pusdiknakes. WHO.
JHPIEGO, 2003) yaitu:
a. Asuhan fisik dan psikologis, yakni asuhan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan (dokter atau bidan) yang berlandaskan pada ASI
b. Kehadiran seorang pendamping secara terus-menerus
c. Penerimaan atas sikap dan prilakunya
d. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.
e. Pengurangan rasa sakit.
Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan
(Mander. 2003). Nyeri saat persalinan ini ditunjukan dengan kuat oleh
sistem saraf pusat, dimana sistem saraf inilah yang bertanggung jawab
untuk mengendalikannya. Akan tetapi, dikatakan pula bahwa faktor
psikologis dan juga fisik berperan dalam sensasi nyeri. (Mander. 2003)
Penelitian yang dilakukan oleh Djumiati (2002) menunjukkan
terdapat perbedaan rasa nyeri pada kala I persalinan antara ibu yang
melakukan senam hamil dengan ibu yang tidak melakukan senam hamil
(P < 0, 05). Ibu yang melakukan senam hamil pada anak pertama rasa
nyeri kala I persalinan dapat berkurang 8 (delapan) kali dibandingkan
dengan ibu yang bersalin yang tidak melakukan senam hamil.
a. Penatalaksanaan fisiologis kala satu:
1) Fase laten pada kala satu persalinan:
a) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
b) Berlangsung hingga serviks menbuka kurang dari 4cm.
c) Pada umumnya fase laten berlangsung hamper atau hingga
8 jam.
2) Fase aktif pada kala satu persalinan:
a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggap adekuat atau memadai jika
terjadi tiga kali atau lebih, dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih).
b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap
atua 10cm, akan terjadi dengan kecepatan 1 cm per jam
( pada nulipara/ primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2
cm (multipara).
c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
b. Penatalaksanaan fisiologis kala dua:
Pada penataalaksanaan fsikologi kala dua, ibu memegang
kendali dan mengatur saat meneran. Penolong persalinan hanya
memberikan bimbingan tentang cara meneran yang efektif dan
benar. Sebagian besar daya dorong untuk melahirkan bayi,
dihasilkan dari kontraksi uterus. Meneran hanya menambah daya
kontraksi untuk mengeluarkan bayi.
Penelitian Artal dkk (1999) menyatakan bahwa persalinan
lebih singkat pada wanita yang melakukan senam hamil
dibandingkan yang tidak melakukan senam hamil, dengan
perbandingan 233 banding 302 menit. Hal ini berarti lama persalinan
kala II nya juga bermakna lebih singkat dari pada yang tidak
melakukan senam hamil.
Manfaat lainnya menurut penelitian Hatch, mengungkapkan
bahwa ibu hamil yang melakukan senam hamil sekitar 3-5 jam setiap
minggunya mempunyai peluang lebih kecil untuk melahirkan dini
(prematur) dibandingkan yang tidak melakukan senam hamil
(Kurnia, 2009).
c. Penatalaksanaan fsiologi kala tiga :
Pada kala tiga persalinan otot terus berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan
ukuran ini mengakibatkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan
plasenta. Karena tepat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan
ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan melipat, menebal
dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan
turun kebawah uterus atau kedalam vagina.
d. Penatalaksanaan fsiologi kala empat :
1) Lakukan rangsangan taktil (masase uterus) untuk merangsang
uterus berkontraksi baik dan kuat.
2) Evaluasi tinggi fundus dengan melakukan jari tangan anda
secara melintang dengan pusat sebagi patokan. Umumnya,
fundus uteri setinggi atau beberapa jari dibawah pusat sebagai
contoh, hasil pemeriksaan ditulis “dua jari dibawah pusat”.
3) Perkiraan kehilangan darah secara keseluruhan.
4) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau
episiotomi) perineum.
5) Evaluasi keadaan umum ibu
6) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan
kala empat dibagian belakang partograf, segera setelah asuhan
diberikan atau setelah penilaian dilakukan.
2. Senam Hamil
Menurut Sitorus (2001) senam hamil merupakan senam yang
diberikan kepada ibu hamil bila masa kehamilannya diatas 22 minggu
sampai saat akan melahirkan dengan tujuan untuk mempersiapkan fisik
dan mental ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan, dengan
harapan proses persalinan yang dihadapi dapat berjalan dengan aman dan
lancar. Senam hamil harus secara rutin dilakukan 2 kali dalam satu
minggu. Menurut Mandriwati (2007) senam hamil adalah latihan fisik
berupa beberapa gerakan tertentu yang dilakukan khusus untuk
meningkatkan kesehatan ibu hamil.
Wanita hamil yang menjalani olahraga secara teratur sesuai
kebutuhannya selama kehamilan, proses persalinannya akan berjalan
lancar dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu akan jarang
mengalami keluhan-keluhan yang biasa terjadi pada ibu hamil seperti
sakit punggung (Murbikin, 2008).
a. Syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan senam hamil:
1) Sebelum melakukan latihan harus dilakukan pemeriksaan
kesehatan dan minta nasehat dokter atau bidan
2) Latihan baru bisa dimulai setelah umur kehamilan 22 minggu
3) Latihan harus dilakukan secara teratur dan disiplin dalam batas-
batas kemampuan fisik ibu
4) Latihan sebaiknya dilakukan atas pengawasan tenaga kesehatan
yang kompeten ( Mandriwati, 2007)
b. Pedoman keselamatan untuk senam antenatal:
1) Boleh melanjutkan semua bentuk senam dalam kehamilan yang
sudah terbiasa dilakukan oleh seorang wanita.
2) Minum yang cukup sebelum, selama dan setelah melakukan
senam adalah sangat penting, wanita hendaknya mengkonsumsi
satu sampai dua liter air dalam sehari.
3) Senam aerobik pada bagian kaki terbatas sampai 20-30 menit
bagi wanita yang merasa kurang fit dan 30 -45 menit bagi
wanita yang merasa lebih fit.
4) Hindari senam telentang dengan kaki lurus, melompat atau
menyentak, pengangkatan kaki secara lurus dan situp penuh.
5) Jangan meregangkan otot hingga melampaui resistensi
maksimum oleh karena efek hormonal dari kehamilan atas
relaksasi ligamen.
6) Warming up dan cooling down harus secara berangsur-angsur.
7) Bangkit dari lantai hendaknya secara berangsur-angsur untuk
menghindari hipotensi orthostatis (Pusdiknakes, 2003).
c. Tujuan senam hamil:
1) Memberi dorongan serta melatih jasmani dan rohani dari ibu
secara bertahap agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan
tenang, sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar dan
mudah.
2) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding
perut, ligamen-ligamen, otot dasar panggul yang berhubungan
dengan persalinan.
3) Membentuk sikap tubuh. Sikap tubuh yang baik selama
kehamilan dan bersalin dapat mengatasi keluhan-keluhan umum
pada wanita hamil, mengharapkan letak janin yang normal,
mengurangi sesak nafas akibat bertambah besarnya perut.
4) Memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna dengan memberi
latihan kontraksi dan relaksasi. Relaksasi yang sempurna
dibutuhkan selama hamil dan persalinan.
5) Menguasai tehnik-tehnik pernafasan yang mempunyai peran
penting dalam persalinan dan selama hamil untuk mempercepat
relaksasi tubuh yang diatasi dengan nafas dalam, selain itu juga
untuk mengatasi rasa nyeri pada saat his.
6) Untuk memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna sehari-hari,
juga untuk memperoleh sikap tubuh yang relaks dan ketenangan
selama melahirkan (Mandriwati, 2007).
d. Manfaat senam hamil:
1) Memperbaiki sirkulasi darah
2) Mengurangi pembengkakan
3) Memperbaiki keseimbangan otot
4) Mengurangi risiko gangguan gastrointestinal
5) Mengurangi kram atau kejang kaki
6) Menguatkan otot perut
7) Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
8) Dapat membantu dalam metabolisme tubuh selama kehamilan,
membantu fungsi jantung sehingga para ibu hamil akan merasa
lebih sehat dan tidak merasa sesak nafas.
9) Membantu mengendorkan ketegangan dan perasaan cemas.
10) Mencegah terjadinya kelainan letak (Pedoman Singkat
Perawatan Ibu, Bayi dan Balita, 2008)
e. Kontraindikasi senam hamil:
1) Penyakit miokardial aktif
2) Kelainan jantung
3) Tromboflebitis
4) Emboli paru
5) Isoimunisasi akut
6) Rentan kelahiran prematur
7) Perdarahan pervaginam
8) Ada tanda kelainan pada janin (Mandriwati, 2007)
f. Tanda peringatan untuk menghentikan latihan saat hamil:
1) Dispnea
2) Perdarahan pervaginam
3) Pusing
4) Kelemahan otot
5) Persalinan premature
6) Penurunan gerakan janin
7) Keluar air amnion
g. Gerakan senam hamil yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
1) Gerakan pengencangan abdomen dengan tehnik tidur telentang
atau miring, lutut ditekuk, tangan diperut. Saat mengeluarkan
nafas, tarik otot-otot abdomen hingga paru-paru kempis
2) Gerakan pemiringan panggul. Tidur telentang, lutut ditekuk.
Gulingkan panggul dengan meratakan punggung bawah ke
lantai sambil meniadakan rongga. Susutkan otot abdomen pada
saat mengeluarkan nafas dan kencangkan bokong. Tahan selama
3 hitungan yang panjang kemudian lepaskan.
3) Goyang panggul. Latihan ketiga adalah variasi dari latihan
kedua. Posisi merangkak, tarik masuk perut dan bokong, tekan
dengan punggung bagian bawah sambil membuat gerakan
punggung kucing yang bundar. Jangan biarkan tulang punggung
menegndur. Miringkan panggul ke samping bolak-balik.
4) Senam kegel untuk dasar panggul. Lakukan minimal seratus kali
sehari. Untuk menghubungkan set otot ini, lakukan gerakan
seolah-olah anda sedang buang air kecil kemudian
menghentikan alirannya di tengah-tengah.
5) Gerakan menekuk. Pada latihan selanjutnya ada tiga gerakan,
yaitu :
a) Tidur telentang, lutut dinaikkan
b) Panggul dimiringkan ke belakang sambil memegang kedua
sisinya. Dekatkan dagu ke dada, hembuskan nafas,
bungkukkan badan ke depan 450. Tahan dalam posisi
tersebut sambil terus bernafas. Perlahan kembali ke posisi
semula.
c) Lekukkan kaki secara diagonal, ini merupakan variasi lain.
Gerakan ini dilakukan terutama jika ada pemisahan otot-
otot rektum. Caranya sama seperti gerakan sebelumnya
tetapi pada lekukan ke depan tegakkan miring dengan
lengan terbentang ke arah lutu yang berlawanan.
6) Bridging atau mempertemukan (untuk postur, abdomen,
kenyamanan) latihan ini bertujuan untuk kenyamanan dan
memperbaiki postur tubuh. Langkah dalam melakukan tehnik
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Tidur telentang dengan kaki diatas bangku yang rendah,
diujung tempat tidur atau diatas meja
b) Susutkan dinding perut, secara perlahan naikkan pinggul
dari lantai sehingga badan dan kaki berada dalam satu garis
lurus. Jangan melengkungkan badan ke belakang dan ingat
untuk bernafas.
c) Variasi senam yang bisa dilakukan adalah adalah lutut
menekuk dan kaki di atas lantai, dengan urutan satu lutut
menekuk dan lainnya lurus sejajar dengan paha tidak lebih
tinggi, kemudian hembuskan nafas saat anda mengangkat
kaki.
7) Gerakan kaki menekuk dan meregang. Tehnik pada latihan ini
adalah kaki dinaikkan atau kaki pada lutut. Tekukkan
pergelangan, sedapat mungkin naikkan jari kaki, kemudian
arahkan ke bawah sambil menekukkan kaki. Kemudian putar
pergelangan dengan lingkaran yang besar dan perlahan, mula-
mula ke satu arah kemudian kearah yang berlawanan.
8) Gerakan pergelangan otot betis. Tehnik latihan ini adalah
dengan posisi berdiri, sandarkan tubuh kedepan kearah dinding
dengan satu kaki dibelakang, kaki rata di lantai. Secara perlahan
bongkokkan lutut kedepan, bernafas perlahan saat otot
meregang.
9) Gerakan bahu memutar dan lengan merentang. Tehnik latihan
ini dilakukan dengan duduk, angkat tangan, tekuk, siku, lalu
letakkan tangan di bahu. Angkat lengan dan putarkan lengan
dengan lingkaran kedua arah. Kemudian angkat lengan lurus
tinggi di atas kepala, dan secara bergantian angkat masing-
masing semakin tinggi dan semakin tinggi. Latihan ini juga bisa
dilakukan sambil berdiri (Asrinah. dkk, 2010)
B. Rangkuman / Landasan Teori
Berdasarkan kajian teori di atas maka dapat disimpulkan, kehamilan
merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis yang dialami wanita.
Umumnya, setelah umur kehamilan 40 minggu jika tidak ada penyulit dan
penyakit penyerta, wanita hamil akan mengalami persalinan yaitu rangkaian
proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi. Untuk
meningkatkan derajat kesehatan ibu, pemerintah mencanangkan program
asuhan antenatal. Program ini merupakan upaya preventif pelayanan
kesehatan obstetrik, untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pelatihan rutin selama kehamilan seperti kelas senam
hamil. Senam hamil dimulai setelah umur kehamilan 22 minggu dan minimal
dilakukan sekali seminggu selama 30-60 menit. Senam hamil bukan
merupakan keharusan namun dengan melakukan senam hamil akan memberi
banyak manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan.
Senam hamil merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan selama
kehamilan yang sangat bermanfaat untuk ibu hamil. Manfaat gerak badan
selama hamil adalah sirkulasi darah menjadi baik, mengurangi nyeri
pinggang, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik, dan tidur lebih
nyenyak (Saminem, 2009). Senam hamil diperlukan untuk memperoleh
ketenangan dan relaksasi serta menurunkan ketegangan (Mochtar, 1998).
Dampak ibu yang tidak melakukan senam hamil lebih rentan mengalami
ketegangan jiwa dan fisik yang menyebabkan otot dan persendian kaku.
Manfaat senam hamil rutin tidak hanya untuk kenyamanan ibu selama
kehamilan, namun juga memberikan banyak manfaat dalam persalinan.
Manfaat senam hamil selama kala I dapat menurunkan insidensi partus lama,
mengurangi rasa sakit dan menurunkan kecemasan ibu dalam menghadapi
proses persalinan karena latihan senam hamil yang rutin dapat mempengaruhi
elastisitas otot dan ligamen yang ada di panggul, mengatur tehnik pernafasan
serta memperbaiki sikap tubuh. Manfaat senam hamil selama kala II dapat
membantu ibu menjalani persalinan yang normal dengan lama persalinan
yang normal pula, karena pada senam hamil ibu telah dibimbing cara
mengejan dan mengatur napas, mengatur kontraksi dan relaksasi serta melatih
kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar panggul sehingga memudahkan
proses persalinan. Selama persalinan kala III dan kala IV latihan senam hamil
sangat bermanfaat dalam mencegah perdarahan berlebihan, karena dapat
meningkatkan kemampuan mengkoordinasikan kekuatan kontraksi otot
rahim.
C. Kerangka Konsep
Senam hamil
Faktor IBU :
1. Passage
2. Power
3. Psikologis
4. Posisi
Kelancaran proses persalinan :
1. Kala I
2. Kala II
3. Kala III
4. Kala IV
Faktor lain yang mempengaruhi proses persalinan :
1. Penolong
2. Passanger
Keterangan :
: dianalisis
: tidak dianalisis
Gambar 1.
Hubungan Antara Keteraturan Senam Hamil
dengan Kelancaran Proses Persalinan
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana proses persalinan kala I, kala II, kala III, dan kala IV pada ibu
hamil yang rutin mengikuti senam hamil selama trimester III ?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam studi kasus ini adalah
penelitian deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan
tujuan utama untuk membuat deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan,
baik yang berupa faktor resiko maupun efek atau hasil secara objektif. Dalam
penelitian ini, peneliti hanya menggambarkan tentang proses persalinan pada
ibu “H” yang rutin melakukan senam hamil selama kehamilan trimester III.
Berdasarkan waktu dari penelitian, penelitian studi kasus ini menggunakan
jenis penelitian longitudinal, yaitu penelitian yang dilakukan secara
berkesinambungan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian studi kasus ini adalah desain multi kasus, dimana
peneliti mengkaji kasus kebidanan komprehensif yaitu kehamilan dan
persalinan.
C. Pendekatan Subyek
Metode pendekatan subyek yang akan digunakan dalam studi kasus
ini adalah metode prospektif, dimana peneliti melihat dan mengobservasi
secara langsung perubahan yang terjadi pada ibu “H” yang rutin melakukan
senam hamil selama trimester III, serta melihat dan mengobservasi secara
langsung proses persalinan pada ibu “H”.
D. Subyek Penelitian
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah subyek tunggal,
meneliti satu subyek penelitian yaitu ibu “H”.
E. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Pembantu Dauh Puri,
Jalan Pulau Buru 38, Kelurahan Dauh Puri, Kecamatan Denpasar Barat, Kota
Denpasar, Propinsi Bali. Dengan pertimbangan di puskesmas ini sudah
melaksanakan kegiatan senam hamil rutin sebagai program unggulan dalam
kelas antenatal.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
antara lain dengan:
1. Wawancara mendalam, dilakukan kepada ibu “H” untuk menggali lebih
dalam mengenai perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah ibu “H”
mengikuti senam hamil, kesiapan menghadapi proses persalinan, dan
peningkatan derajat kesehatan ibu “H”.
2. Observasi partisipatif, dilakukan di Puskesmas Pembantu Dauh Puri yang
meliputi pengamatan terhadap kegiatan senam hamil yang dilakukan ibu
“H”.
3. Studi dokumentasi, didapatkan dari buku KIA ibu “H” mengenai
perkembangan kesehatan ibu “H” dan keluhan ibu “H” selama kehamilan
dan lembar partograf untuk memantau kemajuan persalinan ibu “H”.
4. Pemeriksaan klinik, meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital (nadi,
respirasi, tekanan darah), kesehatan ibu terkait keluhan yang dialami ibu
serta kemajuan proses persalinan (penurunan bagian terbawah janin,
dilatasi servik, pendataran servik, peningkatan intensitas, frekuensi dan
durasi his).
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian
ini:
1. Lembar observasi untuk mengobservasi kegiatan senam hamil.
2. Pedoman wawancara sesuai dengan keteraturan ibu mengikuti senam
hamil dan kesiapan dalam menghadapi persalinan.
3. Lembar partograf untuk mencatat kemajuan persalinan
4. Alat-alat medis, meliputi :
5. Termometer untuk mengukur suhu tubuh ibu “H”.
6. Tensimeter untuk mengukur tekanan darah ibu “H”.
7. Miteline untuk mengukur tinggi fundus uteri ibu “H”.
8. Stetoskop untuk mendengarkan adanya aliran darah pada pembuluh arteri
saat mengukur tekanan darah ibu “H”.
9. Partus set dan heacting set untuk memberikan asuhan saat persalinan.
H. Analisis Data
Analisis data yang akan digunakan adalah analisis data kualitatif, yaitu
data yg dihimpun berdasarkan cara-cara yg melihat proses suatu subjek
penelitian yang dinyatakan secara verbal.
I. Teknik Penyajian Data
Teknik penyajian data yang digunakan adalah dengan penyajian data
secara naratif karena hampir seluruh data dalam penelitian ini berbentuk
pemaparan.