Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

29
PROSES PERSALINAN PADA IBU HAMIL “H” UMUR 26 TAHUN PRIMIGRAVIDA YANG RUTIN MENGIKUTI SENAM HAMIL SELAMA KEHAMILAN TRIMESTER KETIGA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diantara prediktor kondisi kesehatan di Indonesia, tingkat kematian ibu dapat dikatakan paling memprihatinkan. Angka kematian ibu (AKI) 307 kematian per 100. 000 kelahiran hidup (kh) pada SDKI 2002-2003. Berdasarkan RPJMN 2010-2014 Keputusan Presiden No. 5 tahun 2010, Indonesia menargetkan penurunan AKI menjadi 118 per 100. 000 kh. Angka kematian ibu melahirkan, tidak mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir. Target Millennium Development Goals (MDG’s) tahun 2015 yaitu AKI menjadi 102 kematian per 100. 000 kh, namun perbandingan angka kematian ibu saat ini masih 228 jiwa per 100. 000 kh, sama seperti tahun 2007 (SDKI, 2007). Kematian ibu dapat dicegah hingga 22%, yaitu melalui antenatal care yang teratur, mendeteksi dini adanya komplikasi dalam kehamilan, hidup secara sehat dengan pemenuhan gizi yang seimbang, pelaksanaan inisiasi menyusui dini dalam persalinan, serta pelaksanaan senam hamil selama trimester tiga, Salah satu kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan

description

PROSES PERSALINAN PADA IBU HAMIL “H” UMUR 26 TAHUN PRIMIGRAVIDA YANG RUTIN MENGIKUTI SENAM HAMIL SELAMA KEHAMILAN TRIMESTER KETIGA

Transcript of Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

Page 1: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

PROSES PERSALINAN PADA IBU HAMIL “H” UMUR 26 TAHUN PRIMIGRAVIDA YANG RUTIN MENGIKUTI SENAM

HAMIL SELAMA KEHAMILAN TRIMESTER KETIGA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diantara prediktor kondisi kesehatan di Indonesia, tingkat kematian

ibu dapat dikatakan paling memprihatinkan. Angka kematian ibu (AKI) 307

kematian per 100. 000 kelahiran hidup (kh) pada SDKI 2002-2003.

Berdasarkan RPJMN 2010-2014 Keputusan Presiden No. 5 tahun 2010,

Indonesia menargetkan penurunan AKI menjadi 118 per 100. 000 kh. Angka

kematian ibu melahirkan, tidak mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir.

Target Millennium Development Goals (MDG’s) tahun 2015 yaitu AKI

menjadi 102 kematian per 100. 000 kh, namun perbandingan angka kematian

ibu saat ini masih 228 jiwa per 100. 000 kh, sama seperti tahun 2007 (SDKI,

2007).

Kematian ibu dapat dicegah hingga 22%, yaitu melalui antenatal care

yang teratur, mendeteksi dini adanya komplikasi dalam kehamilan, hidup

secara sehat dengan pemenuhan gizi yang seimbang, pelaksanaan inisiasi

menyusui dini dalam persalinan, serta pelaksanaan senam hamil selama

trimester tiga, Salah satu kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan yang

bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan mental ibu hamil adalah senam

hamil. Sangat penting bagi wanita untuk mempertahankan atau memperbaiki

kondisi fisiknya bila ia ingin kehamilan yang terbaik dan untuk menghadapi

stres yang dialami tubuhnya karena perkembangan janin. Wanita yang

mengikuti senam hamil terbukti menjalani masa persalinan yang lebih pendek

dan sedikit intervensi serta masa pemulihan yang lebih cepat (Clapp, 2000).

Menurut Bobak, dkk (2004), tahap-tahap persalinan dibagi menjadi

empat tahap, yaitu: kala I berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang

teratur sampai dilatasi serviks lengkap, kala II berlangsung sejak dilatasi

serviks lengkap sampai janin lahir, kala III berlangsung sejak janin lahir

Page 2: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

sampai plasenta lahir, dan kala IV merupakan periode observasi pasca

persalinan yang ditetapkan berlangsung kira-kira dua jam setelah plasenta

lahir. Dalam mempersiapkan proses persalinan ini, di dalam kelas antenatal

biasanya diberikan pembelajaran tentang koping selama persalinan mengenai

pernapasan dan efek berbagai tehnik pernafasan pada persalinan (Brayshaw,

2008).

Dewasa ini, fenomena yang terjadi di masyarakat tidak sesuai dengan

harapan, terdapat kesenjangan yang signifikan dengan kenyataan yang terjadi

di lapangan. Kesadaran masyarakat dalam memeriksakan diri dan mengikuti

program kelas ibu hamil masih terbilang rendah. Seperti yang kita ketahui,

ibu hamil merasa lebih malas dan lebih mudah mengantuk terutama ketika

pagi hari. Kondisi ini sangat wajar, terutama jika ibu memanjakan tubuhnya

dengan menikmati tidur-tiduran, tanpa diimbangi dengan jenis olahraga yang

memang cocok untuk ibu yang sedang mengandung. Jika kondisi ini

dilanjutkan hingga akhir masa kehamilan, dapat memberikan efek negatif

untuk janin.

Selain itu, informasi rancu yang beredar di tengah masyarakat

semakin meningkatkan jumlah masyarakat yang takut menghadapi proses

persalinan normal karena rasa nyeri yang tidak tertahankan sehingga

masyarakat awam mulai beralih ke persalinan sesar. Padahal dampak negatif

yang ditimbulkan oleh persalinan sesar kepada ibu dan janin lebih banyak

dibandingkan persalinan normal dan memerlukan proses penyembuhan serta

pemulihan kesehatan yang lebih lama. Terutama bagi ibu primigravida,

kehamilan dan persalinan merupakan hal yang baru bagi mereka, apalagi bila

ibu pernah mendengar trauma atau kegagalan dalam menghadapi perubahan

yang terjadi selama kehamilan dan persalinan. Oleh karena itu, antenatal care

yang dilakukan oleh ibu hamil dari trimester pertama hingga menjelang

persalinan diharapkan meningkat. Sehingga ibu bisa mendapatkan informasi

tentang kehamilan dan persalinan dari petugas kesehatan (Bowo, 2008).

Dari uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian seberapa

jauh pengaruh senam hamil terhadap perjalanan proses persalinan kala I, kala

II, kala III dan kala IV sehingga penelitian ini dapat memberikan masukan

Page 3: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

kepada tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu

ketika proses persalinan, dengan memperhatikan perawatan selama masa

kehamilannya.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan senam hamil trimester tiga

dengan proses persalinan normal ?”

C. Pembatasan Masalah Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan pada ibu “H” yang rutin melaksanakan senam

hamil selama kehamilan trimester III yaitu umur kehamilan 28-40

minggu.

2. Studi tentang kemajuan persalinan mulai dilakukan apabila ibu sudah

merasakan tanda dan gejala persalinan.

3. Studi tentang kala satu persalinan dilakukan sejak terjadinya kontraksi

uterus yang teratur hingga serviks membuka lengkap 10 cm.

4. Studi tentang kala dua persalinan dilakukan apabila pembukaan serviks

sudah lengkap sampai lahirnya bayi.

5. Studi tentang kala tiga persalinan dilakukan setelah lahirnya bayi sampai

lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

6. Studi tentang kala empat persalinan mulai dilakukan setelah plasenta

lahir hingga 2 jam.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui proses persalinan pada ibu “H” yang rutin melakukan senam

hamil selama trimester III.

2. Tujuan khusus

Mengetahui proses persalinan kala I, kala II, kala III dan kala IV pada ibu

“H” yang rutin senam hamil selama trimester III.

E. Manfaat Penelitian

Page 4: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

1. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

kepada bidan dan tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kebidanan

serta memberikan masukan yang berarti bagi ibu “H” dalam

meningkatkan pengetahuan tentang senam hamil khususnya melalui

perspektif motivasi.

2. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber

atau bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan kebidanan, khususnya yang terkait dengan pengaruh senam

hamil terhadap proses persalinan.

BAB II

Page 5: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Persalinan

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan

pengeluaran hasil konsepsi (Wahyuningsih, 2007). Persalinan merupakan

serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup

bulan atau yang hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta

dan selaput janin dari tubuh ibu.

Tanda dan gejala persalinan:

a. Adanya penipisan dan pembukaan serviks;

b. Kekuatan kontraksi semakin lama akan bertambah kuat

menyebabkan perubahan serviks (frekuensi minimal dua kali dalam

10 menit);

c. Adanya pengeluaran cairan lendir bercampur darah melalui vagina

(JNPK-KR, 2008).

Tahap-tahap persalinan menurut Bobak, dkk (2004) ada empat

tahap yaitu kala I berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur

sampai dilatasi serviks lengkap, kala II berlangsung sejak dilatasi serviks

lengkap sampai janin lahir, kala III berlangsung sejak janin lahir sampai

plasenta lahir, dan kala IV merupakan periode observasi pasca persalinan

yang ditetapkan berlangsung kira-kira dua jam setelah plasenta lahir.

Persiapkan proses persalinan dalam kelas antenatal biasanya

diberikan pembelajaran tentang koping selama persalinan mengenai

pernapasan dan efek berbagai tehnik pernafasan pada persalinan.

a. Pernafasan saat persalinan

Pernafasan dikendalikan secara otomatis oleh pusat

pernafasan di otak dan dapat dikendalikan oleh kendali volunter.

Faktor lain yang mempengaruhi pusat pernafasan adalah ketakutan,

kecemasan, rasa gembira yang meluap, marah, frustasi serta rasa

nyeri. Kebanyakan dari gejala ini akan muncul saat persalinan

berbarengan dengan timbulnya kontraksi uterus yang kuat, kondisi

Page 6: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

yang menggunakan oksigen dan menghasilkan karbondioksida yang

berlebihan.

Jika hal ini terjadi, pusat pernapasan akan bereaksi lebih

sensitif saat persalinan. Diantara kedua fase pernafasan, ekspirasi

yang lebih merupakan gerakan relaksasi. Menarik nafas dalam dan

perlahan saat persalinan memfasilitasi ventilasi alveolar, yang dapat

meningkatkan asupan (Stradling, 1984).

Tehnik ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan nafas

yang pelan dan cepat. Tehnik relaksasi dan pernafasan merupakan

hal yang sangat erat kaitannya, kedua metode ini dapat mencegah

hiperventilasi saat persalinan dan melatih tehnik relaksasi sebagai

tehnik pilihan dalam posisi yang tepat dan nyaman akan

meningkatkan kewaspadaan dalam pernapasan alamiah.

b. Posisi nyaman selama persalinan kala satu

Selama kala satu, ibu perlu menghemat energinya dan

membiarkan dilatasi serviks terus berlanjut, tanpa berupaya menahan

kontraksi. Untuk mencapai tujuan ini, pasangan memerlukan

beberapa keterampilan koping untuk membantu mereka melewati

masa yang lama, berkepanjangan bahkan sering menimbulkan fase

frustasi selama persalinan. Banyak ibu yang merasa senang untuk

tetap bergerak selama kala satu.

Ibu dapat dianjurkan untuk menerima reaksi kontraksi secara

positif, memilih posisi yang nyaman menurut ibu, bahu dan tangan

dalam posisi rileks, mengingatkan ibu untuk bernafas dengan irama

pernafasan yang alamiah selama kontraksi dan memberi tanda

peredaan pada akhir kontraksi. Pada akhir kala satu bila ada

dorongan mengejan dini sebaiknya ibu mengadaptasi pola

pernafasan ringan sampai akhir kala satu. Reaksi berdasarkan insting

adalah menarik napas dalam, menahannya dan mengejan. Perubahan

posisi adalah cara paling efektif untuk menghindari mengejan dini

(Brayshaw, 2003).

c. Posisi selama kala dua persalinan

Page 7: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

Pada kelas antenatal, dapat diuji coba terlebih dahulu tentang

memilih posisi selama kala II persalinan. Posisi jongkok merupakan

posisi yang menguntungkan untuk persalinan karena pintu atas

panggul 1 cm lebih besar pada diameter transversum dan 2 cm lebih

besar pada diameter anteroposterior, mengakibatkan peningkatan

sebesar 28% pada area tersebut dibandingkan dengan posisi

telentang.

Gupta dan Nikodem (2001) menunjukkan beberapa manfaat

yang didapat dari memilih postur tubuh yang tegak selama kala dua

antara lain : waktu proses kala dua lebih singkat, penggunaan alat

bantu persalinan dapat dikurangi, berkurangnya risiko episiotomi,

berkurangnya risiko robekan perinium derajat dua, berkurangnya

keluhan nyeri hebat, insiden pola denyut jantung abnormal lebih

sedikit. Diantara kontraksi, ibu akan merasakan manfaat dari

relaksasi cepat dan total yang akan memulihkan sirkulasi dan

pernapasannya ke arah normal (Brayshaw, 2003)

Dalam setiap persalinan pada dasarnya penolong persalinan harus

mampu memenuhi kebutuhan dasar ibu bersalin. Terdapat lima

kebutuhan seorang wanita dalam persalinan (Pusdiknakes. WHO.

JHPIEGO, 2003) yaitu:

a. Asuhan fisik dan psikologis, yakni asuhan yang diberikan oleh

tenaga kesehatan (dokter atau bidan) yang berlandaskan pada ASI

b. Kehadiran seorang pendamping secara terus-menerus

c. Penerimaan atas sikap dan prilakunya

d. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.

e. Pengurangan rasa sakit.

Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan

(Mander. 2003). Nyeri saat persalinan ini ditunjukan dengan kuat oleh

sistem saraf pusat, dimana sistem saraf inilah yang bertanggung jawab

untuk mengendalikannya. Akan tetapi, dikatakan pula bahwa faktor

psikologis dan juga fisik berperan dalam sensasi nyeri. (Mander. 2003)

Page 8: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

Penelitian yang dilakukan oleh Djumiati (2002) menunjukkan

terdapat perbedaan rasa nyeri pada kala I persalinan antara ibu yang

melakukan senam hamil dengan ibu yang tidak melakukan senam hamil

(P < 0, 05). Ibu yang melakukan senam hamil pada anak pertama rasa

nyeri kala I persalinan dapat berkurang 8 (delapan) kali dibandingkan

dengan ibu yang bersalin yang tidak melakukan senam hamil.

a. Penatalaksanaan fisiologis kala satu:

1) Fase laten pada kala satu persalinan:

a) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.

b) Berlangsung hingga serviks menbuka kurang dari 4cm.

c) Pada umumnya fase laten berlangsung hamper atau hingga

8 jam.

2) Fase aktif pada kala satu persalinan:

a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap (kontraksi dianggap adekuat atau memadai jika

terjadi tiga kali atau lebih, dan berlangsung selama 40 detik

atau lebih).

b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap

atua 10cm, akan terjadi dengan kecepatan 1 cm per jam

( pada nulipara/ primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2

cm (multipara).

c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

b. Penatalaksanaan fisiologis kala dua:

Pada penataalaksanaan fsikologi kala dua, ibu memegang

kendali dan mengatur saat meneran. Penolong persalinan hanya

memberikan bimbingan tentang cara meneran yang efektif dan

benar. Sebagian besar daya dorong untuk melahirkan bayi,

dihasilkan dari kontraksi uterus. Meneran hanya menambah daya

kontraksi untuk mengeluarkan bayi.

Penelitian Artal dkk (1999) menyatakan bahwa persalinan

lebih singkat pada wanita yang melakukan senam hamil

Page 9: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

dibandingkan yang tidak melakukan senam hamil, dengan

perbandingan 233 banding 302 menit. Hal ini berarti lama persalinan

kala II nya juga bermakna lebih singkat dari pada yang tidak

melakukan senam hamil.

Manfaat lainnya menurut penelitian Hatch, mengungkapkan

bahwa ibu hamil yang melakukan senam hamil sekitar 3-5 jam setiap

minggunya mempunyai peluang lebih kecil untuk melahirkan dini

(prematur) dibandingkan yang tidak melakukan senam hamil

(Kurnia, 2009).

c. Penatalaksanaan fsiologi kala tiga :

Pada kala tiga persalinan otot terus berkontraksi mengikuti

penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan

ukuran ini mengakibatkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan

plasenta. Karena tepat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan

ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan melipat, menebal

dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan

turun kebawah uterus atau kedalam vagina.

d. Penatalaksanaan fsiologi kala empat :

1) Lakukan rangsangan taktil (masase uterus) untuk merangsang

uterus berkontraksi baik dan kuat.

2) Evaluasi tinggi fundus dengan melakukan jari tangan anda

secara melintang dengan pusat sebagi patokan. Umumnya,

fundus uteri setinggi atau beberapa jari dibawah pusat sebagai

contoh, hasil pemeriksaan ditulis “dua jari dibawah pusat”.

3) Perkiraan kehilangan darah secara keseluruhan.

4) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau

episiotomi) perineum.

5) Evaluasi keadaan umum ibu

6) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan

kala empat dibagian belakang partograf, segera setelah asuhan

diberikan atau setelah penilaian dilakukan.

Page 10: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

2. Senam Hamil

Menurut Sitorus (2001) senam hamil merupakan senam yang

diberikan kepada ibu hamil bila masa kehamilannya diatas 22 minggu

sampai saat akan melahirkan dengan tujuan untuk mempersiapkan fisik

dan mental ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan, dengan

harapan proses persalinan yang dihadapi dapat berjalan dengan aman dan

lancar. Senam hamil harus secara rutin dilakukan 2 kali dalam satu

minggu. Menurut Mandriwati (2007) senam hamil adalah latihan fisik

berupa beberapa gerakan tertentu yang dilakukan khusus untuk

meningkatkan kesehatan ibu hamil.

Wanita hamil yang menjalani olahraga secara teratur sesuai

kebutuhannya selama kehamilan, proses persalinannya akan berjalan

lancar dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu akan jarang

mengalami keluhan-keluhan yang biasa terjadi pada ibu hamil seperti

sakit punggung (Murbikin, 2008).

a. Syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan senam hamil:

1) Sebelum melakukan latihan harus dilakukan pemeriksaan

kesehatan dan minta nasehat dokter atau bidan

2) Latihan baru bisa dimulai setelah umur kehamilan 22 minggu

3) Latihan harus dilakukan secara teratur dan disiplin dalam batas-

batas kemampuan fisik ibu

4) Latihan sebaiknya dilakukan atas pengawasan tenaga kesehatan

yang kompeten ( Mandriwati, 2007)

b. Pedoman keselamatan untuk senam antenatal:

1) Boleh melanjutkan semua bentuk senam dalam kehamilan yang

sudah terbiasa dilakukan oleh seorang wanita.

2) Minum yang cukup sebelum, selama dan setelah melakukan

senam adalah sangat penting, wanita hendaknya mengkonsumsi

satu sampai dua liter air dalam sehari.

3) Senam aerobik pada bagian kaki terbatas sampai 20-30 menit

bagi wanita yang merasa kurang fit dan 30 -45 menit bagi

wanita yang merasa lebih fit.

Page 11: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

4) Hindari senam telentang dengan kaki lurus, melompat atau

menyentak, pengangkatan kaki secara lurus dan situp penuh.

5) Jangan meregangkan otot hingga melampaui resistensi

maksimum oleh karena efek hormonal dari kehamilan atas

relaksasi ligamen.

6) Warming up dan cooling down harus secara berangsur-angsur.

7) Bangkit dari lantai hendaknya secara berangsur-angsur untuk

menghindari hipotensi orthostatis (Pusdiknakes, 2003).

c. Tujuan senam hamil:

1) Memberi dorongan serta melatih jasmani dan rohani dari ibu

secara bertahap agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan

tenang, sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar dan

mudah.

2) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding

perut, ligamen-ligamen, otot dasar panggul yang berhubungan

dengan persalinan.

3) Membentuk sikap tubuh. Sikap tubuh yang baik selama

kehamilan dan bersalin dapat mengatasi keluhan-keluhan umum

pada wanita hamil, mengharapkan letak janin yang normal,

mengurangi sesak nafas akibat bertambah besarnya perut.

4) Memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna dengan memberi

latihan kontraksi dan relaksasi. Relaksasi yang sempurna

dibutuhkan selama hamil dan persalinan.

5) Menguasai tehnik-tehnik pernafasan yang mempunyai peran

penting dalam persalinan dan selama hamil untuk mempercepat

relaksasi tubuh yang diatasi dengan nafas dalam, selain itu juga

untuk mengatasi rasa nyeri pada saat his.

6) Untuk memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna sehari-hari,

juga untuk memperoleh sikap tubuh yang relaks dan ketenangan

selama melahirkan (Mandriwati, 2007).

d. Manfaat senam hamil:

1) Memperbaiki sirkulasi darah

2) Mengurangi pembengkakan

Page 12: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

3) Memperbaiki keseimbangan otot

4) Mengurangi risiko gangguan gastrointestinal

5) Mengurangi kram atau kejang kaki

6) Menguatkan otot perut

7) Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan

8) Dapat membantu dalam metabolisme tubuh selama kehamilan,

membantu fungsi jantung sehingga para ibu hamil akan merasa

lebih sehat dan tidak merasa sesak nafas.

9) Membantu mengendorkan ketegangan dan perasaan cemas.

10) Mencegah terjadinya kelainan letak (Pedoman Singkat

Perawatan Ibu, Bayi dan Balita, 2008)

e. Kontraindikasi senam hamil:

1) Penyakit miokardial aktif

2) Kelainan jantung

3) Tromboflebitis

4) Emboli paru

5) Isoimunisasi akut

6) Rentan kelahiran prematur

7) Perdarahan pervaginam

8) Ada tanda kelainan pada janin (Mandriwati, 2007)

f. Tanda peringatan untuk menghentikan latihan saat hamil:

1) Dispnea

2) Perdarahan pervaginam

3) Pusing

4) Kelemahan otot

5) Persalinan premature

6) Penurunan gerakan janin

7) Keluar air amnion

g. Gerakan senam hamil yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

1) Gerakan pengencangan abdomen dengan tehnik tidur telentang

atau miring, lutut ditekuk, tangan diperut. Saat mengeluarkan

nafas, tarik otot-otot abdomen hingga paru-paru kempis

Page 13: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

2) Gerakan pemiringan panggul. Tidur telentang, lutut ditekuk.

Gulingkan panggul dengan meratakan punggung bawah ke

lantai sambil meniadakan rongga. Susutkan otot abdomen pada

saat mengeluarkan nafas dan kencangkan bokong. Tahan selama

3 hitungan yang panjang kemudian lepaskan.

3) Goyang panggul. Latihan ketiga adalah variasi dari latihan

kedua. Posisi merangkak, tarik masuk perut dan bokong, tekan

dengan punggung bagian bawah sambil membuat gerakan

punggung kucing yang bundar. Jangan biarkan tulang punggung

menegndur. Miringkan panggul ke samping bolak-balik.

4) Senam kegel untuk dasar panggul. Lakukan minimal seratus kali

sehari. Untuk menghubungkan set otot ini, lakukan gerakan

seolah-olah anda sedang buang air kecil kemudian

menghentikan alirannya di tengah-tengah.

5) Gerakan menekuk. Pada latihan selanjutnya ada tiga gerakan,

yaitu :

a) Tidur telentang, lutut dinaikkan

b) Panggul dimiringkan ke belakang sambil memegang kedua

sisinya. Dekatkan dagu ke dada, hembuskan nafas,

bungkukkan badan ke depan 450. Tahan dalam posisi

tersebut sambil terus bernafas. Perlahan kembali ke posisi

semula.

c) Lekukkan kaki secara diagonal, ini merupakan variasi lain.

Gerakan ini dilakukan terutama jika ada pemisahan otot-

otot rektum. Caranya sama seperti gerakan sebelumnya

tetapi pada lekukan ke depan tegakkan miring dengan

lengan terbentang ke arah lutu yang berlawanan.

6) Bridging atau mempertemukan (untuk postur, abdomen,

kenyamanan) latihan ini bertujuan untuk kenyamanan dan

memperbaiki postur tubuh. Langkah dalam melakukan tehnik

tersebut adalah sebagai berikut:

Page 14: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

a) Tidur telentang dengan kaki diatas bangku yang rendah,

diujung tempat tidur atau diatas meja

b) Susutkan dinding perut, secara perlahan naikkan pinggul

dari lantai sehingga badan dan kaki berada dalam satu garis

lurus. Jangan melengkungkan badan ke belakang dan ingat

untuk bernafas.

c) Variasi senam yang bisa dilakukan adalah adalah lutut

menekuk dan kaki di atas lantai, dengan urutan satu lutut

menekuk dan lainnya lurus sejajar dengan paha tidak lebih

tinggi, kemudian hembuskan nafas saat anda mengangkat

kaki.

7) Gerakan kaki menekuk dan meregang. Tehnik pada latihan ini

adalah kaki dinaikkan atau kaki pada lutut. Tekukkan

pergelangan, sedapat mungkin naikkan jari kaki, kemudian

arahkan ke bawah sambil menekukkan kaki. Kemudian putar

pergelangan dengan lingkaran yang besar dan perlahan, mula-

mula ke satu arah kemudian kearah yang berlawanan.

8) Gerakan pergelangan otot betis. Tehnik latihan ini adalah

dengan posisi berdiri, sandarkan tubuh kedepan kearah dinding

dengan satu kaki dibelakang, kaki rata di lantai. Secara perlahan

bongkokkan lutut kedepan, bernafas perlahan saat otot

meregang.

9) Gerakan bahu memutar dan lengan merentang. Tehnik latihan

ini dilakukan dengan duduk, angkat tangan, tekuk, siku, lalu

letakkan tangan di bahu. Angkat lengan dan putarkan lengan

dengan lingkaran kedua arah. Kemudian angkat lengan lurus

tinggi di atas kepala, dan secara bergantian angkat masing-

masing semakin tinggi dan semakin tinggi. Latihan ini juga bisa

dilakukan sambil berdiri (Asrinah. dkk, 2010)

B. Rangkuman / Landasan Teori

Berdasarkan kajian teori di atas maka dapat disimpulkan, kehamilan

merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis yang dialami wanita.

Page 15: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

Umumnya, setelah umur kehamilan 40 minggu jika tidak ada penyulit dan

penyakit penyerta, wanita hamil akan mengalami persalinan yaitu rangkaian

proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi. Untuk

meningkatkan derajat kesehatan ibu, pemerintah mencanangkan program

asuhan antenatal. Program ini merupakan upaya preventif pelayanan

kesehatan obstetrik, untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui

serangkaian kegiatan pelatihan rutin selama kehamilan seperti kelas senam

hamil. Senam hamil dimulai setelah umur kehamilan 22 minggu dan minimal

dilakukan sekali seminggu selama 30-60 menit. Senam hamil bukan

merupakan keharusan namun dengan melakukan senam hamil akan memberi

banyak manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan.

Senam hamil merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan selama

kehamilan yang sangat bermanfaat untuk ibu hamil. Manfaat gerak badan

selama hamil adalah sirkulasi darah menjadi baik, mengurangi nyeri

pinggang, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik, dan tidur lebih

nyenyak (Saminem, 2009). Senam hamil diperlukan untuk memperoleh

ketenangan dan relaksasi serta menurunkan ketegangan (Mochtar, 1998).

Dampak ibu yang tidak melakukan senam hamil lebih rentan mengalami

ketegangan jiwa dan fisik yang menyebabkan otot dan persendian kaku.

Manfaat senam hamil rutin tidak hanya untuk kenyamanan ibu selama

kehamilan, namun juga memberikan banyak manfaat dalam persalinan.

Manfaat senam hamil selama kala I dapat menurunkan insidensi partus lama,

mengurangi rasa sakit dan menurunkan kecemasan ibu dalam menghadapi

proses persalinan karena latihan senam hamil yang rutin dapat mempengaruhi

elastisitas otot dan ligamen yang ada di panggul, mengatur tehnik pernafasan

serta memperbaiki sikap tubuh. Manfaat senam hamil selama kala II dapat

membantu ibu menjalani persalinan yang normal dengan lama persalinan

yang normal pula, karena pada senam hamil ibu telah dibimbing cara

mengejan dan mengatur napas, mengatur kontraksi dan relaksasi serta melatih

kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar panggul sehingga memudahkan

proses persalinan. Selama persalinan kala III dan kala IV latihan senam hamil

sangat bermanfaat dalam mencegah perdarahan berlebihan, karena dapat

Page 16: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

meningkatkan kemampuan mengkoordinasikan kekuatan kontraksi otot

rahim.

C. Kerangka Konsep

Senam hamil

Faktor IBU :

1. Passage

2. Power

3. Psikologis

4. Posisi

Kelancaran proses persalinan :

1. Kala I

2. Kala II

3. Kala III

4. Kala IV

Faktor lain yang mempengaruhi proses persalinan :

1. Penolong

2. Passanger

Keterangan :

: dianalisis

: tidak dianalisis

Gambar 1.

Hubungan Antara Keteraturan Senam Hamil

dengan Kelancaran Proses Persalinan

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana proses persalinan kala I, kala II, kala III, dan kala IV pada ibu

hamil yang rutin mengikuti senam hamil selama trimester III ?

Page 17: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam studi kasus ini adalah

penelitian deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan

tujuan utama untuk membuat deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan,

baik yang berupa faktor resiko maupun efek atau hasil secara objektif. Dalam

penelitian ini, peneliti hanya menggambarkan tentang proses persalinan pada

ibu “H” yang rutin melakukan senam hamil selama kehamilan trimester III.

Berdasarkan waktu dari penelitian, penelitian studi kasus ini menggunakan

jenis penelitian longitudinal, yaitu penelitian yang dilakukan secara

berkesinambungan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian studi kasus ini adalah desain multi kasus, dimana

peneliti mengkaji kasus kebidanan komprehensif yaitu kehamilan dan

persalinan.

C. Pendekatan Subyek

Metode pendekatan subyek yang akan digunakan dalam studi kasus

ini adalah metode prospektif, dimana peneliti melihat dan mengobservasi

secara langsung perubahan yang terjadi pada ibu “H” yang rutin melakukan

senam hamil selama trimester III, serta melihat dan mengobservasi secara

langsung proses persalinan pada ibu “H”.

D. Subyek Penelitian

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah subyek tunggal,

meneliti satu subyek penelitian yaitu ibu “H”.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Pembantu Dauh Puri,

Jalan Pulau Buru 38, Kelurahan Dauh Puri, Kecamatan Denpasar Barat, Kota

Denpasar, Propinsi Bali. Dengan pertimbangan di puskesmas ini sudah

Page 18: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

melaksanakan kegiatan senam hamil rutin sebagai program unggulan dalam

kelas antenatal.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

antara lain dengan:

1. Wawancara mendalam, dilakukan kepada ibu “H” untuk menggali lebih

dalam mengenai perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah ibu “H”

mengikuti senam hamil, kesiapan menghadapi proses persalinan, dan

peningkatan derajat kesehatan ibu “H”.

2. Observasi partisipatif, dilakukan di Puskesmas Pembantu Dauh Puri yang

meliputi pengamatan terhadap kegiatan senam hamil yang dilakukan ibu

“H”.

3. Studi dokumentasi, didapatkan dari buku KIA ibu “H” mengenai

perkembangan kesehatan ibu “H” dan keluhan ibu “H” selama kehamilan

dan lembar partograf untuk memantau kemajuan persalinan ibu “H”.

4. Pemeriksaan klinik, meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital (nadi,

respirasi, tekanan darah), kesehatan ibu terkait keluhan yang dialami ibu

serta kemajuan proses persalinan (penurunan bagian terbawah janin,

dilatasi servik, pendataran servik, peningkatan intensitas, frekuensi dan

durasi his).

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian

ini:

1. Lembar observasi untuk mengobservasi kegiatan senam hamil.

2. Pedoman wawancara sesuai dengan keteraturan ibu mengikuti senam

hamil dan kesiapan dalam menghadapi persalinan.

3. Lembar partograf untuk mencatat kemajuan persalinan

4. Alat-alat medis, meliputi :

5. Termometer untuk mengukur suhu tubuh ibu “H”.

6. Tensimeter untuk mengukur tekanan darah ibu “H”.

7. Miteline untuk mengukur tinggi fundus uteri ibu “H”.

Page 19: Proses Persalinan Pada Ibu Hamil

8. Stetoskop untuk mendengarkan adanya aliran darah pada pembuluh arteri

saat mengukur tekanan darah ibu “H”.

9. Partus set dan heacting set untuk memberikan asuhan saat persalinan.

H. Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan adalah analisis data kualitatif, yaitu

data yg dihimpun berdasarkan cara-cara yg melihat proses suatu subjek

penelitian yang dinyatakan secara verbal.

I. Teknik Penyajian Data

Teknik penyajian data yang digunakan adalah dengan penyajian data

secara naratif karena hampir seluruh data dalam penelitian ini berbentuk

pemaparan.