PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI...

88
PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh DEWI AMBARSARI NIM. E1106064 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI...

Page 1: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

i

PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM

YANG BERKEADILAN

DI KABUPATEN SUKOHARJO

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh

DEWI AMBARSARI

NIM. E1106064

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM

YANG BERKEADILAN

DI KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh :

DEWI AMBARSARI

NIM. E1106064

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, April 2010

Dosen Pembimbing,

PIUS TRIWAHYUDI, S.H.,Msi

NIP. 195602121985031004

ii

Page 3: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM

YANG BERKEADILAN

DI KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh

DEWI AMBARSARI

NIM. E1106064

Telah diterima dan dipertahankan dihadapan

Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas HukumUniversitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 22 April 2010

DEWAN PENGUJI

1. Lego Karjoko, S.H M.H : ...............................................

Ketua

2. Purwono Sungkowo Raharjo,S.H :...............................................

Sekretaris

3. Pius Triwahyudi, S.H., Msi : ...............................................

Anggota Mengetahui

Dekan

( Muhammad Yamin, S.H., M.Hum)

NIP. 196109301986011001

iii

Page 4: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

iv

PERNYATAAN

Nama : Dewi Ambarsari

Nim : E1106064

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum ( skripsi ) berjudul :

PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI

KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang

bukan karya saya dalam penulisan hukum ( skripsi ) ini diberi tanda citasi dan

ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan

saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa

pencabutan penulisan hukum ( skripsi ) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan

hukum ( skripsi ) ini.

Surakarta, Maret 2010

Yang membuat pernyataan

Dewi Ambarsari

E1106064

iv

Page 5: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

v

ABSTRAK

Dewi Ambarsari E1106064. PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang apakah proses dalam penyusunan upah minimum bagi pekerja di Kabupen Sukoharjo sudah sesuai dengan perundang – undangan dan juga Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ), hal – hal atau mekanisme yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo dalam penyusunan upah minimum yang berkeadilan.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif bersifat deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data sekunder yang digunakan mencakup bahan primer, sekunder dan tersier. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi kepustakaan dan cyber media. Kemudian data tersebut dimintakan penjelasan dan konfirmasi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo. Teknik analisis data yang digunakan yaitu silogisme deduksi dan interprestasi. Upah merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupannya. Untuk itu pelaksanaan fungsi perencanaan, pembinaan dan pengawasan yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo dalam melakukan tugasnya untuk proses penyusunan upah minimum diharapkan dapat menyusun dan memberikan usulan atau pendapat dalam hal menentukan nilai upah haruslah memperhatikan Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) di Kabupaten Sukoharjo dan melakukan mekanisme penyusunan upah harus sesuai dengan perundang – undangan yang beralaku sehingga dapat terciptanya upah yang berkeadilan di Kabupaten Sukoharjo.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah upah merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pekerjaan. Lembaga Tripartite yang terdiri dari unsur pekerja, pengusaha dan difasilitasi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo berperan dalam melakukan penyusunan upah minimum melalui mekanisme dalam survei Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) yang dilakukan didaerah tersebut. Dalam melakukan penyusunan dan memberikan usulan tersebut sudah sesuai dengan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER-17/MEN/VIII/2005 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Hidup Layak. Dengan adanya kesesuaian terhadap Undang – Undang dan Kebutuhan Hidup Layak maka sudah terciptanya upah yang berkeadilan bagi pekerja di Kabupaten Sukoharjo. Kata Kunci : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo, Upah

Minimum, Kebutuhan Hidup Layak ( KHL )

v

Page 6: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

vi

ABSTRACT Dewi Ambarsari E1106064. THE FAIR MINIMUM WAGE ESTABLISHMENT PROCESS IN REGENCY SUKOHARJO. Law Faculty Sebelas Maret University. This research aims to find out whether or not the process of establishing the fair minimum wage for the labors in Regency Sukoharjo has been consistent with the legislation and with the Reasonable Living Needs (KHL), the mechanism the Labor and Transmigration Office of Regency Sukoharjo undertakes in establishing the fair minimum wage. This study belongs to a normative law research that is descriptive in nature. The type of data employed was secondary data. The data source employed includes the primary, secondary and tertiary materials. Techniques of collecting data employed were literary study and cyber media. Then the data was consulted and confirmed with the Labor and Transmigration Office of Regency Sukoharjo. Techniques of analyzing data used were deduction syllogism and interpretation. Wage is a very important thing for the labors to meet their life needs. For that reason, the implementation of planning, establishing and overseeing functions the Labor and Transmigration Office of Regency Sukoharjo does in undertaking its task of establishing the minimum wage is expected to be able to arrange and propose opinion in determining the wage that takes into account the Reasonable Living Need (KHL) in Regency Sukoharjo and in undertaking the mechanism of wage establishment should be consistent with the legislation prevailing so that the fair minimum wage will be achieved in Regency Sukoharjo. The conclusion of research is that wage is a very important thing in the employment field. Tripartite Institution consisting of labors, employers elements and facilitated by the Labor and Transmigration Office (Regency Sukoharjo) contribute to the establishment of minimum wage through the mechanism in the survey of reasonable living needs (KHL) conducted in that area. In establishing and giving the conclusion, it has been consistent with the Act No.13 of 2003 (/f. about the Labors and Ministerial Regulation of Labor and Transmigration Number PER-17/MEN/VIII/2005 about the Component and Implementation of Reasonable Living Stage. With the compatibility to the Legislation and Reasonable living needs, the fair minimum wage has been established for the labors in Regency Sukoharjo. Keywords: Labor and Transmigration Office of Regency Sukoharjo, Minimum Wage, Reasonable Living Needs (KHL)

vi

Page 7: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat - Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum yang

berjudul “PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG

BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO”

Penulisan hukum ini membahas tentang Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo dalam melakukan proses penyusunan upah

minimum yang berkeadilan di Kabupaten Sukoharjo. Penulisan Hukum ini

diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan akademis untuk memperoleh

gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan, petunjuk, bantuan,

maupun saran – saran dari berbagai pihak penulis tidak akan mudah

menyelesaikan penulisan hukum ini. Sehubungan dengan terselesaikannya

penulisan hukum ini maka penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

tak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syamsul Hadi, SP.Kj. selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret yang telah memberi kesempatan menuntut ilmu di Universitas ini.

2. Bapak Muhammad Yamin, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret.

3. Ibu Dr. I. Gusti Ayu Ketut RH, S.H., M.M. selaku Ketua Bagian Hukum

Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

4. Bapak Pius Triwahyudi, S.H., M.Si. selaku pembimbing yang telah

menyediakan waktu dan memberikan ilmu untuk memberikan bimbingan

dan arahan bagi tersusunya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Sugiyanto, MM selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo yang telah memberi informasi dalam

menyelesaikan penulisan hukum ini.

6. Ibu Indah Kartikasari selaku Kepala Seksi Hubungan Industrial dan

Perselisihan Ketenagakerjaan yang telah memberi informasi dalam

menyelesaikan penulisan hukum ini.

vii

Page 8: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

viii

7. Bapak Ibu dosen dan PPH Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan

ilmu dan pengetahuan pada penulis selama masa perkuliahan.

8. Ayah Yohanes Sutino dan Ibu Murdiningsih tercinta, yang telah

memberikan kasih sayang, semangat dan memberikan segalanya yang

penulis butuhkan.

9. Kakanda Adhi Nugroho, SH dan Krisnawati Handayani, SH yang telah

memberikan semangat kepada penulis.

10. Keponakanku tersayang Yeheskiel Bintang Adi Putra yang selalu

memberikan keceriaan bagi penulis.

11. Seseorang yang telah mengajari arti cinta dan arti hidup senang dan sedih

bagi penulis.

12. Sahabat-sahabat karib di FH UNS antara lain Puput, Susi, Nindya, Ira,

Dewi Pertiwi, Eka, Indri, Putri, Ika, Winda, Zheny, Galuh, Dian Ndutz,

Dian Pertiwi, Tyaz, Ucuphz, Nazrul, Adi, Pak Api, Yanuar (Pak Ndutz),

Adit, Raynaldi....atas persaudaraan dan persahabatan yang sangat berkesan

dan menyenangkan terlebih atas dorongan semangat bagi penulis untuk

selalu kuat dalam menjalani hidup ini.

13. Seluruh teman-teman angkatan 2006 Fakultas Hukum UNS yang tidak

dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan

hukum ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini masih jauh dari

sempurna. Maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis

harapkan dan semoga penulisan hukum ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis

viii

Page 9: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… iii

HALAMAN PERNYATAAN……………………………........................... iv

ABSTRAK………………………………………………………................. v

ABSTRACT..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR……………………………………………………… vii

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ix

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Perumusan Masalah…….……………………………………. 6

C. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 6

D. Manfaat Penelitian……………………………………………. 7

E. Metode Penelitian…………………………………………….. 8

F. Sistematika Penulisan Hukum……………………………….. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori ………………………………………………. 15

1. Tinjauan Umum tentang Ketenagakerjaan.......................... 15

2. Tinjauan Umum tentang Pengawasan Ketenagakerjaan…. 16

3. Tinjauan Umum Tentang Upah ………………………..... 17

4. Tinjauan Umum Tentang Upah Minimum......................... 22

5. Tinjauan Umum Tentang Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi....................................................................... 26

6. Tinjauan Umum Tentang Keadilan .................................... 28

B. Kerangka Pemikiran …………………………………………. 34

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo.………………………………….. ………………. . 36

ix

Page 10: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

x

B. Struktur Organisansi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Sukoharjo................................................................. 39

C. Mekanisme yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi dalam proses penyusunan upah minimum yang

berkeadilan di Kabupaten

Sukoharjo................................................................................ 54

D. Pendapat dari lembaga tripartite Kabupaten Sukoharjo

mengenai Upah Minimum yang berkeadilan sudah

sesuai dengan Perundang – undangan dan ketentuan

Kebutuhan Hidup Layak ( KHL )........................................... 65

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………… 69

B. Saran……………………………………………………………... 70

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 71

LAMPIRAN

x

Page 11: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Ijin Penelitian

Lampiran II Bagan Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Sukoharjo

Lampiran III Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia Nomor : PER-17/MEN/VIII/2005 tentang

Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian

Kebutuhan Hidup layak.

Lampiran IV Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor : 561.4/106/2009

tentang Upah Minimum pada 35 ( Tiga Puluh Lima )

Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa tengah Tahun 2010.

xi

Page 12: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang besar dan Indonesia juga merupakan

salah satu Negara berkembang. Dimana dalam proses perkembangan tersebut

banyak pembangunan yang dilakukan disegala bidang. Pembangunan disegala

bidang dilakukan secara terarah, terencana dan terpadu berdasar Pancasila dan

UUD 1945 khususnya di bidang ekonomi, pemerintah memberikan

kesempatan yang luas bagi perkembangan perindustrian. Masuknya dan

berkembangnya perindustrian tersebut dapat membantu pemerintah khususnya

adanya pemasukkan bagi Negara serta mengurangi angka pengangguran.

Dalam dunia ketenagakerjaan terdapat pekerja atau sering disebut buruh dan

pengusaha. Keduanya mempunyai atau mengadakan suatu hubungan kerja,

yang pada dasarnya merupakan hubungan yang mengatur atau memuat hak

dan kewajiban antara pekerja atau buruh dan pengusaha dengan takaran hak

dan kewajiban masing – masing seimbang.

Menurut Pasal 1 UU No. 13 Tahun 2003, yang dimaksud hubungan

kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja atau buruh

berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan dan perintah.

Secara umum, pengertian upah yaitu suatu penerimaan sebagai imbalan dari

pengusaha kepada tenaga kerja untuk sesuatu pekerjaan yang telah atau akan

dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang ditetapkan menurut

suatu perjanjian atau peraturan perundang – undangan dan dibayarkan atas

dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dan tenaga kerja, termasuk

tunjangan baik untuk tenaga kerja sendiri maupun keluarganya. Dengan

terjadinya perjanjian kerja maka menimbulkan hubungan kerja antara buruh

dengan majikan/pengusaha yang berisi hak – hak dan kewajiban – kewajiban

bagi masing–masing pihak. Hak dari pihak yang satu merupakan kewajiban

bagi pihak lainnya, demikian juga sebaliknya kewajiban pihak yang satu

merupakan hak bagi pihak lainnya. Adapun kewajiban yang utama bagi

1

Page 13: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

2

majikan / pengusaha adalah membayar upah. (F.X Djumialdji. 2001:39).

Kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang sejak dulu selalu labour

surplus membuat pemerintah harus menempuh kebijakan upah minimum.

Kebijakan upah minimum tersebut dimaksudkan sebagai jaring pengaman

sosial (social safety net) untuk menjaga agar tingkat upah pekerja pada level

bawah tidak jatuh ke tingkat yang sangat rendah karena rendahnya posisi

tawar tenaga kerja di pasar kerja. Agar pekerja pada level bawah tersebut

masih dapat hidup wajar dan terpenuhi kebutuhan gizinya, maka dalam

penetapan upah minimum mempertimbangkan standar kehidupan pekerja.

Pada pertama kali upah minimum ditetapkan secara normatif tahun 1985,

standar kebutuhan hidup pekerja yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan

penetapan upah minimum adalah Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) yang

sekarang berganti nama dengan Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ). Standar

KFM digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam penetapan upah

minimum sampai tahun 1995. Seiring dengan perkembangan pola konsumsi

masyarakat, maka pada tahun 1995 standar KFM menjadi KHM (Kebutuhan

Hidup Minimum) sekarang disebut dengan Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ).

One complicating factor is possible monopsony in the labor market,

whereby the individual employer has some market power in determining

wages paid. Thus it is at least theoretically possible that the minimum

wage may boost employment. Though single employer market power is

unlikely to exist in most labor markets in the sense of the traditional

'company town,' asymmetric information, imperfect mobility, and the

'personal' element of the labor transaction give some degree of wage-

setting power to most firms. ( William M. Boal and Michael R. Ransom,

"Monopsony in the Labor Market", Journal of Economic Literature, V.35,

March, pgs.86-112 ) diakses pada tanggal 5 April 2010.

Permasalahan upah yang timbul hampir sama di setiap negara, akan

tetapi cara penanggulangan dan pengaturannya berbeda antar negara. Pekerja,

pengusaha, pemerintah pada umumnya mempunyai kepentingan yang sama

atas sistem dan kebijakan pengupahan. Pekerja dan keluarganya sangat

tergantung pada upah yang diterima untuk dapat memenuhi kebutuhan

Page 14: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

3

sandang, pangan, perumahan dan kebutuhan lainnya. Oleh sebab itu para

pekerja/buruh dan serikat pekerja atau serikat buruh selalu mengharapkan

upah yang lebih besar untuk meningkatkan taraf hidupnya. Di lain pihak, para

pengusaha dan pemberi kerja melihat upah sebagai bagian dari biaya yang

harus dikeluarkan, sehingga pengusaha akan meningkatkan upah secara hati-

hati dan akurat. Pemerintah menetapkan kebijakan upah tidak hanya bertujuan

untuk menjamin standar kehidupan yang layak bagi pekerja serta

meningkatkan produktivitas dan daya beli, akan tetapi juga untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja, serta menahan laju

inflasi.

Perdebatan tersebut sebenarnya juga didasari oleh pemahaman yang tidak

terlalu sama mengenai konsepsi tentang upah baik dikalangan buruh

maupun pengusaha. Kalangan asosiasi pengusaha sebagai pihak pemberi

upah memang siap dengan konsep upah yang memadukan antara

konpensasi terhadap kerja yang dilakukan oleh buruh dalam suatu

hubungan kerja dan usaha untuk memberikan kesejahteraan bagi buruh

( Hendarmin. Jurnal Analisis Sosial. 2002 ) diakses pada tanggal 5 April

2010.

Di beberapa negara, upah ditetapkan melalui hasil perundingan antara

pengusaha dan pekerja yang bersangkutan dan berlaku secara individual. Di

beberapa negara lainnya, upah ditetapkan melalui perundingan bersama di

tingkat perusahaan dan diberlakukan untuk seluruh pekerja di perusahaan

tersebut. Di negara-negara berkembang dimana perundingan bersama untuk

menetapkan sistem pengupahan belum seperti yang diharapkan. Sebagai

contoh di Indonesia, kondisi pasar kerja yang timpang sebagai akibat

penawaran tenaga kerja (supply labour) jauh melebihi jumlah lapangan kerja

produktif yang tersedia (demand labour) tidak hanya menyebabkan tingginya

angka pengangguran dan setengah pengangguran, akan tetapi juga

menyebabkan relatif tingginya jumlah tenaga kerja yang bekerja pada usaha-

usaha ekonomi informal (sektor marginal). Hal ini menyebabkan lemahnya

posisi pekerja dalam hubungan kerja terutama dalam perundingan upah dan

Page 15: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

4

syarat-syarat kerja lainnya. Dalam rangka perlindungan tenaga kerja dan

menjaga kelangsungan usaha, pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan,

diantaranya kebijakan upah minimum.

Dalam hubungan ketenagakerjaan banyak pihak – pihak yang terkait

didalamnya antara lain Dinas Tenaga kerja, Serikat Buruh, Pengusaha, Buruh

atau tenaga kerja. Dalam hal hubungan kerja pihak – pihak yang terkait

melaksanakan tugas dan fungsinya masing – masing. Tiap – tiap pihak

tersebut saling memberikan pendapat dalam penentuan upah yang ada di

daerah – daerahnya. Dalam keadaan sekarang ini banyak terjadi masalah –

masalah yang menyangkut pekerja/buruh dan demo juga pemberontakan

pekerja/buruh terhadap pengusaha atau atasannya. Hal tersebut menunjukkkan

tidak harmonisnya hubungan antara pekerja/buruh dengan pengusaha. Hal –

hal tersebut terjadi bisa karena pembayaran upah yang tidak sesuai dengan

patokan upah minimum daerah setempat atau juga pembayaran upah yang

terlambat. Dari hal – hal tersebut maka perlu adanya proses penyusunan upah

minimum yang berkeadilan yang dilandaskan dengan keadaan sekitar

masyarakat didaerah yang bersangkutan.

Pengupahan termasuk salah satu aspek penting dalam perlindungan

pekerja/buruh. Hal ini secara tegas diamanatkan pada Pasal 88 ayat ( 1 )

Undang – undang Nomor 13 Tahun 2003, bahwa setiap pekerja atau buruh

berhak memperoleh penghasilan yag memenuhi penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan. Maka penyusunan upah minimum harus berkeadilan dan

maksud dari penghidupan yang layak, dimana pendapatan pekerja atau buruh

dari hasil pekerjaannya mampu untuk mememuhi kebutuhan hidup

pekerja/buruh dan keluarganya secara wajar, yang meliputi makanan dan

minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi dan jaminan

hari tua dan tabungan.

“...no self-respecting economist would claim that increases in the

minimum wage increase employment. Such a claim, if seriously advanced,

becomes equivalent to a denial that there is even minimum scientific

content in economics, and that, in consequence, economists can do nothing

Page 16: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

5

but write as advocates for ideological interests. Fortunately, only a handful

of economists are willing to throw over the teaching of two centuries; we

have not yet become a bevy of camp-following whores” ( James M.

Buchanan "Minimum wage addendum". Wall Street Journal: pp. A20.

1996-04-25 ) diakses pada tanggal 5 April 2010.

Dengan berpegang teguh dalam Undang – undang Dasar 1945 pasal 27

ayat ( 2 ) telah menentukan landasan hukum sebagai berikut : “ tiap – tiap

warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan ”. Dengan demikian maka upah yang harus diterima oleh buruh

atau para tenaga kerja kita atas jasa – jasa yang dijualnya haruslah berupa

upah yang wajar.

Dalam pasal 3 Undang – undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan menegaskan bahwa pembangunan ketenagakerjaan

diselenggarakan atas asas keterpaduan melaui koordinasi fungsional lintas

sektoral pusat dan daerah. Dalam hal ini pemerintah daerah melaui Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi di daerah melakukan pengawasan dan juga

melakukan proses penyusunan upah minimum yang mendasarkan pada

beberapa hal dan juga syarat – syarat yang harus diperhatikan pada saat

proses penyusunan upah minimum tersebut. Proses penyusunan upah yang

baik dan berkeadilan akan membuat kesejahteraan pekerja atau buruh

terlaksana dengan baik dan akan membuat hubungan pekerja/buruh dan

pengusaha menjadi harmonis dan berjalan secara lancar. Dalam menentukan

upah minimum yang melibatkan beberapa pihak, maka masih ada juga

permasalahan yang muncul yaitu antara para pihak apakah sudah setuju semua

tentang besarnya upah minimum yang ditetapkan.

Dewasa ini masalah mengenai upah sangatlah kompleks yang biasa

terjadi karena tidak adanya keadilan dalam perundingan – perundingan yang

dilakukan sehingga hasil dari perundingan tersebut terkadang menguntungkan

salah satu pihak dan merugikan pihak lain. Maka dari itu dalam proses

penyusunan upah harus mencakup dan melihat semua pihak bukan hanya

salah satu pihak saja.

Page 17: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

6

Dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo sebagai salah satu pihak yang terlibat maka salah satu tugasnya

melakukan proses penyusunan upah minimum Kabupaten ( UMK ) bagi

pekerja di Kabupaten Sukoharjo. Bertitik tolak dari hal tersebut, penulis

tertarik untuk membuat penulisan hukum yang berjudul

“PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN

DI KABUPATEN SUKOHARJO.”

B. Rumusan Masalah

Setiap penelitian ilmiah yang akan dilakukan selalu berangkat dari

masalah. Rumusan masalah dimaksudkan untuk penegasan masalah – masalah

yang akan diteliti sehingga memudahkan dalam pekerjaan serta pencapaian

sasaran. Perumusan masalah dalam suatu penelitian diperlukan untuk

memfokuskan masalah agar dapat dipecahkan secara sistematis. Cara ini dapat

memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pemahaman terhadap

permasalahan serta mencapai tujuan yang dikehendaki. ( Sugiyono, 2004 : 25 )

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

membahas permasalahan tersebut dengan menitikberatkan pada perumusan

masalah berikut ini :

1. Apa mekanisme yang telah dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo dalam proses penyusunan upah

minimum yang berkeadilan di Kabupaten di Sukoharjo sudah sesuai

dengan per undang – undangan dan ketentuan kebutuhan hidup layak?

2. Apakah pendapat atau usulan dari lembaga tripartite di Kabupaten

Sukoharjo mengenai upah saja sudah sesuai dengan per undang –

undangan dan ketentuan kebutuhan hidup layak dan apa kendala – kendala

yang dihadapi dalam proses penyusunan upah minimum tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam suatu penelitian diperlukan untuk memberi arah dalam

melangkah sesuai dengan maksud penelitian. Berdasarkan permasalahan yang

Page 18: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

7

telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui mekanisme yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo dalam proses penyusunan

upah minimum yang berkeadilan di Kabupaten di Sukoharjo

b. Untuk mengetahui apakah pendapat atau usulan dari lembaga

tripartite di Kabupaten Sukoharjo mengenai upah minimum sudah

sesuai dengan ketentuan hidup layak bagi para pekerja dan apa

kendala – kendala yang dihadapi dalam proses penyusunan upah

minimum.

2. Tujuan Subyektif

a. Menambah pengetahuan penulis mengenai proses penusunan upah

minimum yang berkeadilan di Kabupaten Sukoharjo dan juga

menerapkan ilmu dan teori – teori hukum yang telah penulis

peroleh agar dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri

khususnya dan masyarakat pada umunya.

b. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di

bidang Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain :

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan sumbangan pikiran dalam pengembangan ilmu

hukum pada umumnya dan Hukum Administrasi Negara pada

khususnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literature dan

bahan – bahan informasi ilmiah dalam proses penyusunan upah

minimum yang berkeadilan di Kabupaten Sukoharjo.

Page 19: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

8

2. Manfaat Praktis

a. Dengan penulisan skripsi ini diharapkan dapat meningkatkan dan

mengembangkan keemampuan penulis dalam bidang hukum

sebagai bekal untuk terjun ke dalam masyarakat nantinya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak – pihak

yang terkait dengan masalah yang diteliti.

E. Metode Penelitian

Dalam meneliti suatu masalah atau mencari data mengenai suatu

masalah, diperlukan metode penelitian yang baik dan teratur. Metode

penelitian yang bersifat ilmiah yaitu metode penelitian yang sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti.

Metodologi adalah pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang

disesuaikan dengan objek studi yang bersangkutan. Dengan kata lain

metodologi itu menjelaskan tata cara dan langkah yang akan ditempuh untuk

mencapai tujuan penelitian (koentjaraningrat 1981:61).

Metode penelitian adalah cara yang teratur dan terpikir secara runtut

dan bai dengan menggunakan metode ilmiah yang bertujuan untuk

menemukan, mengembangkan maupun guna menguji kebenaran maupun

ketidakbenaran dari suatu pengetahuan, gejala atau hipotesa.

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah berdasarkan pada

metode, sistematis dan pemikiran tertentu yang bertujuan mempelajari suatu

atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisa. Adapun

metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau

penulisan hukum kepustakaan. Yaitu penelitian hukum yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder, yaitu data yang

diperoleh dari hasil penelitian dan kajian bahan-bahan pustaka. Bahan-

bahan tersebut disusun secara sistematis, dikaji kemudian ditarik suatu

Page 20: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

9

kesimpulan dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti. (Soerjono

Soekanto dan Sri Mamudji, 2006: 13-14).

Dalam peneletian ini, penulis menggunakan penelitian hukum

normative yang bersifat preskriptif, yaitu maka penelitian ini mempelajari

tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep

hukum dan norma-norma hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 22).

2. Pendekatan

Pendekatan penelitian dalam penulisan hukum ini adalah dengan

menggunakan pendekatan perundang-undangan ( statute approach ).

Pendekatan tersebut melakukan pengkajian peraturan perundang –

undangan yang berhubungan dengan tema sentral penelitian. Suatu

penelitian normatif tentu harus menggunakan pendekatan perundang –

undangan, karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang

menjadi focus sekaligus tema sentral suatu penelitian. Untuk itu penelitian

harus melihat hukum sebagai system tertutup yang mempunyai sifat – sifat

sebagai berikut :

a. Comprehensive artinya norma – norma hukum yang ada didalamnya

terkait antara satu dengan yang lain secara logis.

b. All – inclusive bahwa kumpulan norma hukum tersebut cukup mampu

menampung permasalahan hukum yang ada kekurangan hukum.

c. Systematic bahwa disamping bertautan antara satu dengan yang lain,

norma – norma hukum tersebut juga tersusun secara hierarkis.

( Haryono, op.cit., hlm 3 )

( Johnny Ibrahim. 2006 : 302 - 303 )

3. Sifat Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis bersifat preskriptif. Sebagai

penelitian yang bersifat preskriptif, maka penelitian ini mempelajari tujuan

hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum

dan norma-norma hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 22). Disini

Page 21: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

10

adalah memberikan saran bagaimana seharusnya penyusunan upah

minimum yang berkeadilan.

4. Jenis Data

Berkaitan dengan jenis penelitian yang dilakukan penulis yang

merupakan penelitian normatif, maka jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jenis data sekunder. Data sekunder adalah data yang

diperoleh melalui study kepustakaan. Data sekunder didapat dari sejumlah

keterangan atau fakta-fakta yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu

melalui study kepustakaan yang terdiri dari dokumen-dokumen, buku-

buku literatur, laporan hasil penelitian, peraturan perundang-undangan dan

lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

5. Sumber Data

Sumber data adalah tempat dimana penelitian ini diperoleh.

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, yaitu

tempat dimana dimana diperoleh data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini, meliputi :

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang bersifat mengikat

(Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2006: 13). Yang menjadi bahan

hukum primer dalam penelitian hukum ini adalah Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia 1945 dan Undang-Undang No. 13 tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan, Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981,

SKB 4 Menteri, Peraturan Mennakertrans Nomor 17 Tahun 2005.

b. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer (Soerjono Soekanto dan Sri

Mamudji, 2006: 13). Yang digunakan dalam penelitian hukum ini antara

lain buku-buku terkait, karya ilmiah, makalah, artikel dan lain

sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Dalam

Page 22: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

11

bahan hukum sekunder ini meneliti misalnya dokumen – dokumen,

notulensi, naskah – naskah mengenai Upah Minimum Kabupaten.

c. Bahan hukum tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder primer (Soerjono

Soekanto dan Sri Mamudji, 2006: 13). Bahan hukum tersier seperti

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum, Kamus Politik, dan

Ensiklopedi.

6. Teknik Pengumpulan Data

Suatu penelitian pasti membutuhkan data yang lengkap, dalam hal

ini dimaksudkan agar data yang terkumpul benar – benar memiliki nilai

validita dan reabilitas yang cukup tinggi. Didalam penelitian lazimnya

dikenal paling sedikit tiga jenis teknik pengumpulan data yaitu : studi

dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara

atau interview.( Soerjono Soekanto, 2006 : 21 ). Dalam penulisan hukum

ini menggunakan studi dokumen atau bahan pustaka, wawancara dan

diklarifikasi dengan Ibu Indah Kartikasari selaku Kepala Seksi Hubungan

Industrial dan Perselisihan Ketenagakerjaan dan juga dicari dalam cyber

media.

.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil

penelitian menjadi suatu laporan. Di dalam sebuah penelitian hukum

normatif, pengelolaan data hakekatnya merupakan kegiatan untuk

mengadakan sistematika terhadap bahan hukum tertulis. Sistematika

berarti membuat klasifikasi terhadap bahan hukum tertulis tersebut untuk

memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi (Soerjono Soekanto dan

Sri Mamudji, 1986: 251-252). Dalam penelitian hukum ini permasalahan

hukum dianalis dengan metode silogisme dan interpretasi. Cara

pengolahan bahan hukum dilakukan secara deduktif yakni menarik

Page 23: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

12

kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umumterhadap

permasalahan yang bersifat umum yang dihadapi.

Metode interprestasi atau menurut Soedikno Mertokusumo

merupakan salah satu metode penemuan hukum yang memberikan

penjelasan gambling tentang teks Undang – Undang, agar ruang lingkup

kaidah dalam undang – undang tersebut dapat diterapkan pada peristiwa

hukum tertentu. Tujuan akhir penjelasan dan penafsiran aturan tersebut

untuk merealisasikan fungsi agar hukum positif itu berlaku. ( Johnny

Ibrahim. 2006 : 219 ).

Interpretasi yang digunakan adalah interpretasi gramatikal yang

mempunyai arti merumuskan suatu aturan perundang – undangan atau

suatu perjanjian seharusnya menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh

masyarakat yang menjadi pengaturan hukum tersebut, atau para pihak

yang terkait dengan pembuatan suatu teks perjanjian. Oleh karena itu

penafsiran undang – undang pada dasarnya merupakan penjelasan dari segi

bahasa yang digunakan, maka menjadi jelas bahwa pembuatan suatu

aturan hukum harus terikat pada bahasa. Dalam hal ini interpretasi

gramatikal merupakan upaya yang tepat untuk mencoba memahami suatu

teks aturan perundang – undangan ataupun suatu teks perjanjian, tentu saja

pemahaman tersebut berdasarkan bahasa dan susunan kata – kata yang

digunakan. ( Johnny Ibrahim.2006 : 220 ).

F. Sistematika Skripsi

Untuk memberi gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika

penulisan hukum yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan hukum

maka penulis menggunakan sistematika penulisan hukum. Adapun sistematika

penulisan hukum ini terdiri dari bab – bab yang tiap – tiap bab terdiri dari sub

– sub bagian yang mempunyai hubungan satu sama lain yang tidak dapat

terpisahkan. Dan dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap

keseluruhan hasil penelitian ini. Adapun sistematika dalam penulisan hukum

ini terdiri dari 4 ( empat ) bab, yaitu :

Page 24: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

13

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan dan mengambarkan mengenai

latar belakang masalah dari hal yang mendorong penulis untuk mengambil

pokok masalah tersebut. Latar belakang ini yang mendororong penulis untuk

mengadakan penelitian. Pada bab ini berisikan mengenai perumusan masalah

yang diangkat untuk diteliti, tujuan penelitian yang merupakan tujuan penulis

dalam melakukan penelitian dan dalam menulis skripsi ini, manfaat penelitian

merupakan suatu hal yang bermanfaat yang diambil dari hasil penelitian ini,

metode penelitian ( metode penelitian terdiri dari jenis penelitian, pendekatan,

sifat penelitian, jenis data, sumber data, teknik analisi data dan juga

sistematika penulisan hukum ).

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan mengenai kajian pustaka berkenaan

dengan judul dan masalah yang diteliti yang memberikan landasan atau

kerangka teori. Teori – teori kepustakaan ini dapat membantu dan mendukung

penulis dalam menjawab perumusan masalah yang sudah diangkat. Dalam bab

ini terdiri dari : Tinjauan Umum tentang Ketenagakerjaan, Tinjauan Umum

Tentang Pengawasan Ketenagakerjaan, Tinjauan Umum tentang Upah,

Tinjauan Umum Tentang Upah Minimum, Tinjauan Umum tentang Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo, Tinjauan Umum

Tentang Keadilan dan juga mengenai kerangka pemikiran.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi mengenai bagaimana peranan Dinas Tenaga

Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo dalam hal mengenai penetapan

upah minimum yang berkeadilan. Dan juga berisi mengenai laporan hasil

penelitian yang diperoleh yang disertai dengan pembahasan yang dikaitkan

dengan permasalahan, kerangka teori, kerangka pemikiran, dengan teknik

analis data yang telah ditentukan dalam metode penelitian Dalam bab ini berisi

hasi penelitian dan pembahasannya, yang merupakan bagian pokok dari

Page 25: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

14

keseluruhan penulisan skripsi yang membahas menguraikan dan menganalisa

rumusan permasalahan penelitian. Disini akan dibahas mengenai apakah

mekanisme yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo dalam proses penyusunan upah minimum yang berkeadilan di

Kabupaten di Sukoharjo sudah sesuai dengan per undang - undangan dan

mengenai pendapat atau usulan dari lembaga tripartite di Kabupaten

Sukoharjo mengenai upah saja sudah sesuai dengan per undang – undangan

ketentuan kebutuhan hidup layak dan apa kendala – kendala yang dihadapi

dalam proses penyusunan upah minimum tersebut .

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini terbagi menjadi dua bagian yaitu simpulan dan saran

yang ditujukan kepada pihak – pihak yang terkait dengan permasalahan

penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 26: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum tentang Ketenagakerjaan

Menurut Undang – Undang nomor 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan, Hubungan Kerja adalah hubungan antara pengusaha

dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai

unsur pekerjaan, upah, dan perintah.

hubungan kerja pasti ada pihak – pihak, yaitu :

Pengusaha adalah

a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang

menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;

b. Orang perseorang, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri

sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;

c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di

Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima

upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Dalam berjalannya hubungan kerja maka muncul berbagai hal yang

menyangkut mengenai pekerja dan pengusaha adanya hak dan kewajiban

yang muncul diantara keduanya. Salah satu yang paling penting yaitu

mengenai upah.

Dalam hubungan kerja muncul beberapa unsure, antara lain :

1) Adanya serangkaian peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis.

2) Peraturan tersebut mengenai suatu kejadikan.

3) Adanya orang( buruh/pekerja ) yang bekerja pada pihak lain

( majikan )

4) Adanya upah

15

Page 27: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

16

2. Tinjauan Umum Tentang Pengawasan Ketenagakerjaan

Pengawasan ketenagakerjaan dilakukan untuk menjamin

terlaksananya Peraturan Ketenagakerjaan, maka perlu ada suatu system

pengawasan guna mengawasi pelaksanaan perundang – undangan

ketenagakerjaan. Tugas tersebut menjadi tanggungjawab Pemerintah,

dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja untuk melaksanakannya. ( Darwan

Prinst. 2000 )

Pengawasan pemburuhan adalah suatu institute yang sangat

penting dalam penyelenggaraan Undang – Undang dan Peraturan –

Peraturan Perburuhan. Penjelasan UU No. 23 Tahun 1948 tentang

Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 ). Berdasar pada ketentuan Pasal 1

UU No. 23 tahun 1948 ditentukan sebagai berikut :

1) Pengawasan Perburuhan diadakan guna :

a) Mengawasi berlakunya Undang – Undang dan Peraturan – Peraturan

Perburuhan Khususnya;

b) Mengumpulkan bahan – bahan keterangan tentang soal – soal

hubungan kerja dan keadaan perburuhan dalam arti yang seluas –

luasnya guna membuat Undang – Undang dan Peraturan Perburuhan ;

c) Menjalankan pekerjaan lain – lainnya yang diserahkan kepadanya

dengan Undang – Undang atau peraturan atau peraturan lainnya.

2) Menteri yang diserahi urusan perburuhan mengadakan laporan

tahunan tentang pekerjaan pengawasan perburuhan.

Pengertian pengawasan ketenagakerjaan berdasar ketentuan pasal 1

ayat 32 UU no. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah kegiatan

mengawasi dan menegakkan pelaksanaan peraturan perundang – undangan

di bidang ketenagakerjaan.

Pengawasan ketenagakerjaan dilakukan oleh pegawai pengawas

ketenagakerjaan yang mempunyai kompetensi dan idependen guna

menjamin pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

( pasal 176 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan )

Page 28: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

17

Berdasarkan pada ketentuan Pasal 1 huruf d Peraturan Menteri

Tenaga Kerja No : Per.03/MEN/1984 tentang Pengawasan

Ketenagakerjaan Terpadu adalah suatu system pengawasan pelaksanaan

peraturan perundang – undangan yang merupakan rangkaian kegiatan :

a) Penyusunan rencana;

b) Pemeriksaan diperusahaan atau tempat kerja;

c) Penindakan korektif baik secara preventif maupun secara represif;

d) Pelaporan hasil pemeriksaan.

Yang bertugas mengadakan pengawasan ketenagakerjaan adalah

Menteri Tenaga Kerja atau Pegawai Dinas Tenaga Kerja yang ditunjuk

olehnya. Hal – hal tersebut dapat dilihat dalam pasal 178 dan pasal 179

Undang – Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Guna keperluan pengawasan ketenagakerjaan ini, maka pihak

pengusaha maupun pihak tenaga kerja wajib memberikan keterangan

sejelas – jelasnya, baik keterangan lisan maupun keterangan tertulis yang

dipandang perlu guna memperoleh pendapat yang pasti tentang hubungan

kerja dan keadaan ketenagakerjaan pada umumnya diperusahaan ini pada

waktu itu dan pada waktu lampau.

Pegawai pengawas berhak menanyai pekerja dengan tidak dihadiri

pihak ketiga, akan tetapi pihak pegawai pengawas dalam menjalankan

tugasnya tersebut diwajibkan berhubungan dengan organisasi pekerja yang

bersangkutan.

3. Tinjauan Umum Tentang Upah

1) Pengertian Upah

Upah memegang peranan penting dan memberikan ciri khas suatu

hubungan disebut hubungan kerja, bahwa dapat dikatakan upah

merupakan tujuan utama dari seorang pekerja melakukan pekerjaan

pada orang atau badan hukum lain. Karena itulah pemerintah turut

serta dalam menangani masalah pengupahan ini melalui berbagai

kebijakan yang dituangkan dalam peraturan perundang – undangan.

Page 29: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

18

Pengertian secara umum, upah adalah pembayaran yang diterima

buruh selama melakukan pekerjaan atau dipandang melakukan

pekerjaan. pengertian upah menurutbPasal 1 huruf a Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 adalah suatu penerimaan sebagai

imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk sesuatu pekerjaan

yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk

uang ditetapkan menurut suatu perjanjian atau peraturan perundang –

undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara

pengusaha dan tenaga kerj, termasuk tunjangan baik untuk tenaga kerja

sendiri maupun keluarga.

Sedangkan dalam Pasal 1 angka 30 Undang – Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Upah yaitu hak pekerja/buruh

yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari

pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan

dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau

peraturan perundang – undangan, termasuk tunjangan bagi

pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang

telah atau akan dilakukan.

Dari uraian diatas jelas upah diberikan dalam bentuk uang, namun

secara normatif masih ada kelonggaran bahwa upah dapat diberikan

dalam bentuk lain berdasarkan perjanjian atau peraturan perundangan,

dengan batasan nilainya tidak boleh melebihi Dua Puluh Lima Persen

dari nilai upah yang seharusnya diterima ( Pasal 12 Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 ). ( Abdul Khakim. 2003: Hal. 75 ).

Dalam menetapkan besar kecilnya upah, ada teori – teori yang

perlu diperhatikan yaitu teori yang dipergunakan sebagai dasar untuk

menetapkan upah, antara lain :

a) Teori Upah Normal, oleh David Ricardo.

Menurut teori ini, upah ditetapkan dengan berpedoman kepada

biaya – biaya yang diperlukan untuk mengongkosi segala

keperluan hidup buruh / tenaga kerja.

Page 30: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

19

Dengan teori ini menegaskan kepada buruh, bahwa sejumlah uang

yang diterimanya sebagai upah itu adalah sewajarnya demikian,

karena memang demikian saja kemampuannya majikan.

b) Teori Undang – Undang Upah Besi, oleh Lassale.

Menurut teori ini upah normal di atas hanya memenangkan

majikan saja, sebab kalau teori itu yang dianut mudah saja majikan

itu akan mengatakan cuma itu kemampuanya tanpa berfikir

bagaimana susahnya buruh itu.

Oleh karena itu menurut teori ini, buruh harus berusaha

menentangnya ( menentang teori upah normal itu ) agar ia dapat

mencapai kesejahteraan hidup.

c) Teori Dana Upah, oleh Stuart Mill Senior.

Menurut teori dana upah buruh tidak perlu menentang seperti yang

disarankan oleh teori Undang – undang Upah Besi karena upah

yang diterimanya itu sebetulnya adalah bedasarkan kepada besar

kecilnya jumlah dana yang ada pada masyarakat. Jika dana ini

jumlahnya besar maka akan besar pula upah yang diterima buruh,

sebaliknya kalau dana itu berurang maka jumlah upah yang akan

diterima buruhpun akan berkurang pula.

Menurut teori ini yang dipersoalkan sebetulnya bukanlah

berapa besarnya upah yang diterima buruh, melainkan sampai

seberapa jauhnya upah tersebut mampu mencukupi segala

keperluan hidup buruh beserta keluarganya. Karenanya menurut

teori ini dianjurkan, bahwa khusus untuk menunjang keperluan

hidup buruh yang besar tanggungannya disediakan dana khusus

oleh majikan/ negara yang disebut dana anak – anak.

( Asikin, Zainal / Wahab, Agusfiar H. 2002 : 69 )

2) Komponen Upah

Pemberian uang yang tidak dalam bentuk uang dibenarkan asal

tidak melebihi 25% dari nilai upah yang seharusnya diterima. Imbalan

/ penghasilan yang diterima oleh buruh tidak selama disebut sebagai

Page 31: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

20

upah, karena bisa jadi imbalan tersebut bukan termasuk dalam

komponen upah. Dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja

No. 07/MEN/1990 tentang Pengelompokan Komponen Upah dan

pendapatan Non Upah disebutkan bahwa :

a) Termasuk Komponen Upah adalah :

(1) Upah Pokok; merupakan imbalan dasar yang dibayarkan

kepada buruh menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang

besarnya ditetapkan berdasarkan perjanjian;

(2) Tunjangan tetap; suatu pembayaran yang teratur berkaitan

dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk buruh dan

keluarganya yang dibayarkan bersamaan dengan upah pokok

seperti tunjangan anak, tunjangan kesehatan, tunjangan

perumahan, tunjangan kemahalan. Tunjangan makan,

tunjangan transport dapat dimasukkan dalam tunjangan pokok

asalkan tidak dikaitkan dengan kehadiran buruh, dengan kata

lain tunjangna tersebut diberikan tanpa mengindahkan

kehadiran buruh dan diberikan bersamaan dengan dibayarnya

upah pokok;

(3) Tunjangan tidak tetap; suatu pembayaran yang secara langsung

maupun tidak langsung berkaita dengan buruh dan diberikan

secara tidak tetap bagi buruh dan keluarganya serta dibayarkan

tidak bersamaan dengan pembayaran upah pokok

b) tidak termasuk Komponen Upah :

(1) Fasilitas; kenikmatan dalam bentuk nyata/natura karena hal –

hal yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan

kesejahteraan buruh, seperti fasilitas kendaraanantar jemput,

pemberian makanan secara cuma – cuma, sarana ibadah,

tempat penitipan bayi, koperasi, kantin dan sejenisnya;

(2) Bonus; pembayaran yang diterima buruh dari hasil keuntungan

perusahaan atau karena buruh berprestasi melebihi target

produksi yang normal atau karena peningkatan produktivitas;

Page 32: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

21

(3) Tunjangan Hari Raya, dan pembagian keuntungan lainnya.

( Lalu Husni.2000:109-110 ).

3) Pembayaran Upah

Dalam pembayaran upah Ketentuan tersebut diatas merupakan

pelaksanaan Konvensi ILO ( Organisasi Perburuhan Internasional )

Nomor 100 Tahun 1951 mengenai pengupahan laki – laki dan wanita

untuk pekerjaan yan sama nilainya dan telah diratifikasi oleh

pemerintah Indonesia dengan Undang – Undang No. 80 Tahun 1957

( LNRI Tahun 1957 Nomor 171 ).

Adapun isi pokok dari Konvensi ILO No 100 adalah sebagai

berikut :

a) Yang dimaksud istilah “pengupahan” meliputi upah atau gaji biasa,

pokok atau minimum dan pendapatan – pendapatan tambahan

apapun juga yang harus dibayar secara tunai atau dengan barang

oleh – oleh majikan kepada buruh berhubung dengan barang oleh

majikan kepada buruh berhubung dengan pekerjaan buruh.

b) Istilah “pengupahan yang sama bagi buruh laki – laki dan wanita

untuk pekerjaan yang sama nilainya” dimaksu nilai pengupahan

yang diadakan tanpa diskriminasi berdasarkan jenis kelamin.

c) Pemerintah harus menjamin pelaksanaan pengupahan yang sama

antara buruh laki – laki dan wanita untuk pekerjaan yang sama

nilainya.

d) Pemerintah harus menjamin pelaksanaan pengupahan yang sama

antara buruh laki – laki dan wanita dengan jalan :

(1) Dimuat dalam peraturan perundangan nasional ( lihat PP No. 8

Tahun 1981 )

(2) Mendirikan badan penetapan upah.

(3) Membuat perjanjian perburuhan atau dengan cara lain.

Pada setiap pembayaran upah, seluruh jumlah harus

dibayarkan. (F.X Djumialdji.2001: 44-45 )

Page 33: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

22

4) Dasar Hukum Perlindungan Upah :

a) Undang – Undang Nomor 80 Tahun 1957 tentang Persetujuan

Konvensi Internasional Labour Organization ( ILO ) nomor 100

mengenai Pengupahan Bagi Pekerja Laki – laki dan wanita untuk

pekerjaan yang sama nilainya.

b) Undang – undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

( pasal 88 ayat 1 )

c) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan

Upah ( Pasal 1 huruf a )

d) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-01/MEN/1999 tentang

Upah Minimum jo. Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor KEP-226/MEN/2000 tentang perubahan

Pasal 1, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 20 dan Pasal 21

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-01/MEN/1999

tentang Upah Minimum.

e) Surat Edaran Menteri Tenaga dan Transmigrasi Nomor SE-

01/MEN/1982 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 atahun 1981. ( Abdul Khakim.2003. Pengantar Hukum

Ketenagakerjaan Indonesia. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Hal

81,82 )

4. Tinjauan Umum tentang Upah Minimum

Upah Pokok Minimum

Upah Pokok Minimum sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1989 yang telah diubah dengan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1996 jo. Peraturan Menteri

Tenaga Kerja No. 03/MEN/1997 tentang Upah minimum disebutkan Upah

Minimum adalah upah pokok sudah termasuk didalamnya tunjangan –

tunjangan yang bersifat tetap.

Beberapa jenis Upah Pokok Minimum adalah sebagai berikut :

1) Upah Minimum Sub Sektoral Regional

Page 34: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

23

Adalah upah minimum yang berlaku untuk semua perusahaan pada

sub sector tertentu dalam daerah tertentu;

2) Upah Minimum Sektoral Regional

Adalah upah minimum yang berlaku untuk semua perusahaan pada

sector tertentu dalam daerah tertentu;

3) Upah Minimum Regional

Adalah upah minimum yang berlaku untuk semua perusahaan

dalam daerah tertentu. Upah Minimum Regional ( UMR ) di tiap –

tiap daerah besarnya berbeda – beda. Besarnya UMR didasarkan

pada indeksbutuhan pisik minimum, perluasan kesempatan kerja,

upah pada umumnya yang berlaku secara regional, kelangsungan

dan perkembangan perusahaan, tingkat perkembangan

perekonomian regional dan nasional

Pengertian Upah Minimum, sesuai Pasal 1 ayat ( 1 ) Peraturan

Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-01/MEN/1999 yaitu upah bulanan

terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap.

Berdasarkan Peraturan Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-

226/MEN/2000 jangkauan wilayah berlakunya upah minimum meliputi :

a. Upah Minimum Provinsi ( UMP ) berlaku diseluruh kabupaten/kota

dalam 1 ( satu ) wilayah propinsi;

b. Upah Minimum Kabupaten / Kota ( UMK ) berlaku dalam 1 ( satu )

wilayah Kabupaten/ Kota.

Penetapan upah minimum dilakukan dengan mempertimbangkan

( Pasal 6 Per Menaker Nomor PER-01/MEN/1999 ), yaitu :

a. Kebutuhan Hidup Minimum ( KHM )

b. Indeks Harga Konsumen ( IHK )

c. Kemampuan, perkembangan dan kelangsungan perusahaan

d. Upah pada umumnya yang berlaku didaerah tertentu dan antar

daerah.

e. Kondisi pasar kerja

Page 35: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

24

f. Tingkat perkembangan perekonomian dan pendapatan perkapita.

( Abdul Khakim. Ibid. Hal. 75,76,77 ).

Pertimbangan – pertimbangan tersebut menjadi titik ukur

penetapan nilai rupiah upah minimum didaerah yang bersangkutan. Oleh

karena itu upah minimum yang sudah sesuai dengan hal – hal tersebut

akan membuat daerah tersebut berkembang dan ekonomi daerah semakin

meningkat. Kesejahteraan pekerja/ buruh akan terpenuhi sehingga

hubungan pengusaha dan pekerja berjalan selaras dan seimbang sesuai

dengan hak dan kewajiban masing – masing.

Pemerintah memutuskan penentuan UMP berdasarkan

rekomendasi dewan pengupahan daerah dengan memperhatikan kebutuhan

hidup layak pekerja, produktivitas, dan pertumbuhan ekonomi daerah

( http://kontan.co.id/../penetapan_upah_minimum_kembali ke Undang -

undang ) . Penetapan Upah minimum harus sesuai dengan Kebutuhan

Hidup Layak ( KHL ) maksudnya Didalam menenetapkan upah minimum

regional ( UMR ) maupun upah minimum provinsi harus disesuaikan

dengan Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) dahulu disebut dengan

Kebutuhan Hidup Minimum ( KHM ). Perkembangan teknologi dan sosial

ekonomi yang cukup pesat menimbulkan pemikiran, kebutuhan hidup

pekerja berdasarkan kondisi “minimum” perlu diubah menjadi kebutuhan

hidup layak. Kebutuhan hidup layak dapat meningkatkann produktivitas

kerja dan produktivitas perusahaan yang pada akhirnya dapat

meningkatkan produktivitas nasional.

Pengupahan termasuk sebagai salah satu aspek penting dalam

perlindungan pekerja/buruh. Hal ini secara tegas terlihat pada pasal 88 ayat

( 1 ) Undang-undang nomor 13 Tahun 2003, bahwa setiap pekerja buruh

berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak

bagi kemanusiaan. Kebutuhan Hidup Layak yang dimaksud dalam

Permenakertrans No 17 Tahun 2005 itu adalah standar kebutuhan yang

harus dipenuhi oleh seseorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup

layak baik secara fisik, nonfisik maupun sosial untuk kebutuhan satu

Page 36: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

25

bulan. Komponen Kebutuhan Hidup Layak adalah kebutuhan dasar yang

meliputi pangan (makanan dan minuman) dengan nilai kalori 3.000 Kal

per hari, papan (perumahan dan fasilitas termasuk biaya sewa kamar),

sandang, pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan tabungan.

Adapun regulasi tentang Kebutuhan Hidup Layak itu sendiri sudah

dituangkan oleh pemerintah pusat melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi RI Nomor PER-17/MEN/VIII/2005 tentang Komponen

dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak. Untuk

memperjelas pengertian dari Kebutuhan Hidup Layak tersebut,

Depnakertrans juga telah menyususun pedoman survei dan pengolahan

data Kebutuhan Hidup Layak yang hasilnya bisa dijadikan dasar

pertimbangan dalam penetapan upah minimum sebuah daerah.

Terbitnya Peraturan Mennakertrans Nomor 17 Tahun 2005 tentang

Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak

(KHL), secara otomatis mendongkrak upah minimum yang berlaku selama

ini. Kendati diatur Permennakertrans, penentuan upah minimum ini masih

melalui proses berliku dan panjang. Yang Pasalnya, pemerintah kabupaten

maupun kota dalam menetapkan upah minimum provinsi (UMP) tak hanya

mengacu pada KHL, tetapi juga ada komponen lain, seperti kemampuan

perusahaan dan biaya hidup setempat.

Pokok-pokok pikiran yang mendasari perumusan komponen KHL

adalah sebagai berikut

a) Perlunya keseimbangan gizi antara karbohidrat dan protein

b) Semakin banyaknya angkatan kerja wanita yang memasuki pasar kerja,

sehingga perlu mengakomodir kebutuhan khusus pekerja wanita.

c) Kondisi masyarakat Indonesia yang religius, sehingga perlu

mengakomodir kebutuhan perlengkapan ibadah yang juga memerlukan

biaya.

Page 37: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

26

d) Perlunya menambahkan beberapa jenis kebutuhan yang secara riil

digunakan oleh masyarakat pada semua lapisan.

Upah minimum biasanya ditentukan oleh pemerintah dan ini

kadang – kadang setiap tahunnya berubah sesuai dengan tujuan

ditetapkannya upah minimum itu. Tujuan utama adanya penentuan upah

minimum:

a) Untuk Menonjolkan arti dan peranan tenaga kerja/buruh sebagai sub

system dalam suatu hubungan kerja;

b) Untuk melindungi kelompok kerja dari adanya system pengupahan yang

sangat rendah dan secara materiil kurang memuaskan;

c) Untuk mendorong kemungkinan diberikannya upah yang sesuai dengan

nilai pekerjaan yang dilakukan;

d) Untuk mengusahakan terjaminnya ketenangan dan kedamaian kerja

dalam perusahaan;

e) Mengusahakan adanya dorongan peningkatan dalam standar hidup

secara normal.

( Asikin, Zainal/ Wahab, Agusfiar H 2002 : 71 )

5. Tinjauan Umum Tentang Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

Dalam melaksanakan pemerintahan dari pusat hingga daerah,

pemerintah pusat dalam menjalankan tugasnya memerlukan bantuan –

bantuan dari aparat – aparat negara yag berada di suatu daerah. Dalam hal

penetapan dan proses penyusunan upah, pemerintah di bantu dengan Dinas

Tenaga Kerja Dan Transmigrasi di Kabupaten Sukoharjo.

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat ( 1 ) Peraturan Daerah Kabupaten

Sukoharjo No. 19 Tahun 2001 dinyatakan bahwa Dinas Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi merupakan unsur pelaksana pemerintah kabupaten yang

dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggung

jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah

melaksanakan kewenangan di bidang tenaga kerja dan mobilitas

Page 38: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

27

penduduk. Selain adanya tugas pokok, Dinas tersebut mempunyai fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis dalam lingkup tenaga kerja dan mobilitas

penduduk;

2) Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum;

3) Pembinaan terhadap UPTD dalam lingkup tenaga kerja dan mobilitas

penduduk.

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi maka dibentuk unit Pelaksana Teknis Daerah

( UPTD/BLK ).

Didalam SKB 4 menteri dalam pasal 2, menjelaskan :

1) Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan :

a) Konsolidasi unsur pekerja/buruh dan pengusaha melalui forum

LKS tripartit nasional dan daerah serta dewan pengupahan nasional

dan daerah agar merumuskan rekomendasi penetapan upah

minimum yang mendukung kelangsungan berusaha dan

ketenangan bekerja dengan senantiasa memperhatikan kemampuan

dunia usaha khususnya usaha padat karya dan pertumbuhan

ekonomi nasional.

b) Upaya mendorong komunikasi bipartit yang efektif antar unsur

pekerja/buruh dan pengusaha di perusahaan.

c) Upaya meningkatkan efektivitas mediasi penyelesaian perselisihan

hubungan industrial secara cepat dan berkeadilan serta pencegahan

terjadinya pemutusan hubungan kerja.

2) Menteri Dalam Negeri melakukan

a) Upaya agar gubernur dan bupati/walikota dalam menetapkan

segala kebijakan ketenagakerjaan di wilayahnya mendukung

kelangsungan berusaha dan ketenangan bekerja, termasuk

meningkatkan komunikasi yang efektif dalam lembaga kerjasama

tripartit daerah, dan dewan pengupahan daerah.

b) Upaya agar gubernur dalam menetapkan upah minimum da segala

kebijakan ketenagakerjaan di wilayahnya mendukung

Page 39: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

28

kelangsungan berusaha dan ketengakerjaan dengan senantiasa

memperhatikan kemampuan dunia usaha khususnya usaha padat

karya dan pertumbuhan ekonomi nasional.

c) Upaya gubernur dan bupati/walikota mengoptimalkan peran,

fungsi dan pelaksanaan tugas pejabat fungsional ketenagakerjaan

dan lembaga-lembaga ketenagakerjaan lainnya.

Maka dari itu peranan Dinas Tenaga Kerja itu penting dalam proses

penyusunan upah minimum di daerah tersebut. Pihak Dinas Tenaga

Kerja dalam memainkan perananya itu selalu akan bersifat membina,

membimbing dan mengayomi mereka yang terlibat dan terkait dalam

hubungan kerja, baik pihak buruh, pengusaha serta kehadiran serikat

sekerja dalam perusahaan, dengan tujuan dan usahanya itu agar dapat

menciptakan suatu perusahaan yang stabil dan lancer dan selalu terdapat

keharmonisan dalam perusahaan tersebut.

Dalam terjadinya suatu kemelut dalam perusahaan, akibat tidakan

salah satu pihak yang tidak dapat diterima oleh pihak lainnya, atau

perselisihan yang timbul, dalam hal ini pihak Dinas Tenaga Kerja akan

memainnkan pula peranannya demi masing – masing pihak dan

kepentingan masing – masing pihak, secara teratur dan penuh rasa

keadilan dan kemanusiaan. ( G. Kartasapoetra, R.G. Kartasapoetra,

Ir.A.G. Kartasapoetra 1994 : 83 )

6. Tinjauan Umum Tentang Keadilan

Pengupahan suatu hal yang sangat penting bagi pekerja sehingga

proses dalam penentuan besarnya upah sangat penting untuk dibahas.

Dalam penentuan upah syarat utama yang diutamakan yaitu besarnya upah

yang sudah sesuai dengan keadilan atau belum.

Bagi pekerja dalam menerima upah sangatlah dibutuhkan dengan

yang namanya keadilan. Keadilan banyak mempunyai arti yang bermacam

– macam dan mempunyai ukuran yang berbeda – beda. Istilah keadilan

berasal dari kata “ adil ”yang artinya tidak memihak, sepatutnya, dan tidak

Page 40: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

29

sewenang – wenang. Maka dari itu dalam proses penetapan upah harus

sesuai dengan keadilan bagi pekerja. Dalam literatur keadilan mempunyai

banyak pengertian sesuai dengan teori – teori dan pengertian tentang

keadilan yang dikemukakan para ahli. Teori – teori yang mengkaji

masalah keadilan secara mendalam telah dilakukan sejak jaman Yunani

Kuno. Konsep keadilan pada masa itu, berasal dari pemikiran

Kata “keadilan” dalam bahasa Inggris adalah “justice” yang berasal

dari bahasa latin “iustitia”. Kata “justice” memiliki tiga macam makna

yang berbeda yaitu :

(1) secara atributif berarti suatu kualitas yang adil atau fair (sinonimnya

justness),

(2) sebagai tindakan berarti tindakan menjalankan hukum atau tindakan

yang menentukan hak dan ganjaran atau hukuman (sinonimnya

judicature), dan

(3) orang, yaitu pejabat publik yang berhak menentukan persyaratan

sebelum suatu perkara di bawa ke pengadilan (sinonimnya judge, jurist,

magistrate).

(http://www.bartleby.com/61/83/PO398300.html) diakses pada tanggal 16

November 2009.

Salah satu diantara teori keadilan yang dimaksud antara lain teori

keadilan dari Plato yang menekankan pada harmoni atau keselarasan.

Dagi Plato keadilan tidak dihubungkan langsung dengan hukum.

Baginya keadilan dan tata hukum merupakan subtansi umum dari suatu

masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya.

Dalam konsep Plato dikenal adanya keadilan individual dan

keadilan dalam negara. Plato melihat bahwa keadilan timbul karena

penyesuaian yang memberi tempat yang selaras kepada bagian – bagian

yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam suatu

masyarakat bilamana setiap anggota melakukan secara baik menurut

kemampuannya fungsi yang sesuai atau selaras baginya.

Dalam teori keadilan menurut Plato ini menjelaskan fungsi

Page 41: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

30

penguasa ialah membagi bagikan fungsi – fungsi dalam negara kepada

masing – masing orang sesuai dengan asas keserasian. Pembagian kerja

sesuai dengan bakat, bidang keahlian dan ketrampilan setiap orang itulah

yang disebut dengan keadilan. Konsepsi keadilan Plato yang demikian

ini dirumuskan dalam ungkapan “ giving Each man his due ” yaitu

memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya maka untuk

itu hukum perlu ditegakkan dan undang – undang perlu di buat.

Plato memandangsuatu masalah yang memerlukan pengaturan

dengan undang – undang harus mencerminkan rasa keadilan sebab bagi

Plato hukum dan Undang – undang bukan semata – mata untuk

memelihara ketertiban dan menjaga stabilitas negara, melainkan yang

paling pokok dari undang – undang adalah untuk membimbing

masyarakat mencapai keutamaan, sehingga layak menjadi warga negara

dari negara yang ideal. Jadi hukum dan undang – undang bersangkut erat

dengan kehidupan moral dari setiap warga masyarakat.

Pembahasan yang lebih rinci mengenai konsep keadilan

dikemukakan oleh Aristoteles. Aristoteles membedakan keadilan

menjadi keadilan distributif dan keadilan komutatif. Keadilan distributif

adalah keadilan yang menuntut bahwa setiap orang mendapat apa yang

menjadi haknya secara proposional. Jadi keadilan distributif berkenaan

dengan penentuan hak dan pembagian hak yang adil dalam hubungan

dalam masyarakat dengan negara, dalam arti apa yang seharusnya

diberikan negara kepada warganya. Keadilan distributif merupakan tugas

dari pemerintah kepada warganya untuk menentukan apa yang dapat

dituntut oleh wargannya.

Sedangkan keadilan komutatif menyangkut mengenai masalah

penentuan hak yang adil diantara beberapa manusia pribadi yang setara,

baik diatara manusia pribadi fisik maupun antara pribadi non fisik.

Keadilan komutatif bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat

dan kesejahteraan umum, sebab disini dituntut adanya kesamaan dan

yang dinilai adil ialah apabila setiap orang dinilai sama oleh karena itu

Page 42: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

31

sifatnya mutlak. Konsep keadilan Plato berdasar pada aliran filsafat

idealisme, sedangkan konsep keadilan Aristoteles bertolak dari aliran

filsafat realisme.

( Bahder Johan Nasution. 2004 : 48 – 55 )

Konsep keadilan menurut Bangsa Indonesia tertuang dalam

Pancasila yang merupakan Filsafat bangsa. Keadilan dapat dijelaskan

dalam 2 arti :

1) Keadilan Dalam Arti Umum

Keadilan sering diartikan sebagai ssuatu sikap dan karakter.

Sikap dan karakter yang membuat orang melakukan perbuatan dan

berharap atas keadilan adalah keadilan, sedangkan sikap dan

karakter yang membuat orang bertindak dan berharap ketidakadilan

adalah ketidakadilan.

Pembentukan sikap dan karakter berasal dari pengamatan

terhadap obyek tertentu yang bersisi ganda. Hal ini bisa berlaku

dua dalil, yaitu jika kondisi “baik” diketahui, maka kondisi buruk

juga diketahui dan kondisi “baik” diketahui dari sesuatu yang

berada dalam kondisi “baik”. Untuk mengetahui apa itu keadilan

dan ketidakadilan dengan jernih, diperlukan pengetahuan yang

jernih tentang salah satu sisinya untuk menentukan secara jernih

pula sisi yang lain. Jika satu sisi ambigu, maka sisi yang lain juga

ambigu.

Secara umum dikatakan bahwa orang yang tidak adil adalah orang

yang tidak patuh terhadap hukum (unlawful, lawless) dan orang

yang tidak fair (unfair), maka orang yang adil adalah orang yang

patuh terhadap hukum (law-abiding) dan fair. Karena tindakan

memenuhi/mematuhi hukum adalah adil, maka semua tindakan

pembuatan hukum oleh legislatif sesuai dengan aturan yang ada

adalah adil. Tujuan pembuatan hukum adalah untuk mencapai

kemajuan kebahagiaan masyarakat. Maka, semua tindakan yang

cenderung untuk memproduksi dan mempertahankan kebahagiaan

Page 43: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

32

masyarakat adalah adil.

Dengan demikian keadilan bisa disamakan dengan nilai-

nilai dasar sosial. Keadilan yang lengkap bukan hanya mencapai

kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi juga kebahagian orang lain.

Keadilan yang dimaknai sebagai tindakan pemenuhan kebahagiaan

diri sendiri dan orang lain, adalah keadilan sebagai sebuah nilai-

nilai. Keadilan dan tata nilai dalam hal ini adalah sama tetapi

memiliki esensi yang berbeda. Sebagai hubungan seseorang

dengan orang lain adalah keadilan, namun sebagai suatu sikap

khusus tanpa kualifikasi adalah nilai. Ketidakadilan dalam

hubungan sosial terkait erat dengan keserakahan sebagai ciri utama

tindakan yang tidak fair.

Keadilan sebagai bagian dari nilai sosial memiliki makna

yang amat luas, bahkan pada suatu titik bisa bertentangan dengan

hukum sebagai salah satu tata nilai sosial. Suatu kejahatan yang

dilakukan adalah suatu kesalahan. Namun apabila hal tersebut

bukan merupakan keserakahan tidak bisa disebut menimbulkan

ketidakadilan. Sebaliknya suatu tindakan yang bukan merupakan

kejahatan dapat menimbulkan ketidak adilan.

2) Keadilan Dalam Arti Khusus

Keadilan dalam arti khusus terkait dengan beberapa

pengertian berikut ini, yaitu:

a. Sesuatu yang terwujud dalam pembagian penghargaan atau

uang atau hal lainnya kepada mereka yang memiliki bagian

haknya.

b. Perbaikan suatu bagian dalam transaksi

Arti khusus lain dari keadilan adalah sebagai perbaikan

(rectification). Perbaikan muncul karena adanya hubungan

antara orang dengan orang yang dilakukan secara sukarela.

Hubungan tersebut adalah sebuah keadilan apabila masing-

Page 44: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

33

masing memperoleh bagian sampai titik tengah (intermediate),

atau suatu persamaan berdasarkan prinsip timbal balik

(reciprocity).

Keadilan sosial ini tidak saja menjadi landasan dalam

kehidupan berbangsa, tetapi sekaligus menjadipedoman

pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai dengan hukum.

Keadilan sosial merupakan langkah yang menentukan untuk

mencapai Indonesia yang adil dan makmur. Dalam lapangan

hukum ketenagakerjaan terlihat dalam pasal 27 ayat 2 UUD 1945

dapat ditarik kepada pembentuk Undang – Undang diberi tugas

untuk membentuk hukum yang mengatur bagaimana

mewujudkan cita hukum tersebut. Misalnya dalam menentukan

upah minimu dengan mencari suatu kriteria sebagai pangkal tolak

upah minimum itu. Tolok ukur yang digunakan adalah prinsip

adil atau tidak adil menurut hukum sehingga jelas maksud yang

dikehendaki dari penetapan tersebut. Tegasnya nilai dasar dari

hukum yang berisi keadilan sosial sebagai tujuan hukum harus

merupakan landasan dari pembentukan hukum nasional.

Page 45: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

34

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan bentuk suatu konsep atau alur dari

suatu penelitian yang didasarkan pada permasalahan yang akan diteliti yang

dimana nantinya diharapkan dapat menjadikan mengarah pada suatu hipotesis

atau jawaban sementara sehingga dapat tercapainya paparan permasalan dan

alternative solusinya, serta hasil penelitian seperti yang diharapkan.

FAKTA HUKUM

Penyusunan Upah Minimum di

Kabupaten Sukoharjo : 1. mekanisme yang telah dilakukan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo dalam penyusunan upah minimum.

2.pendapat atau usulan dari lembaga

PREMIS MINOR

PERISTIWA HUKUM

§ mekanisme yang telah dilakukan

Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Kabupaten Sukoharjo dalam penyusunan upah minimum.

§ pendapat atau usulan dari lembaga tripartite di Kabupaten Sukoharjo mengenai upah minimum

KESIMPULAN

Hasil yang diperoleh adalah upah yang sudah ditetapkan

tersebut sudah sesuai atau tidak dengan perundang –

undangan dan Kebutuhan Hidup Layak yang sudah

PREMIS MAYOR

PERATURAN PERUNDANG –

UNDANGAN

1. Undang – Undang Dasar 1945. 2. UU No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan. 3. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun

1981 tentang Upah. 4. SKB 4 Menteri. 5. PeraturanMennakertrans Nomor 17

Tahun 2005 tentang Komponen

INTERPRETASI

Page 46: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

35

Keterangan :

Didalam kerangka pikiran dapat dilihat antara premis mayor yaitu

peraturan perundang – undangan dengan fakta hukum saling melakukan proses

timbal balik. Dalam proses timbal balik tersebut dengan menggunakan intepretasi

garamatikal dan dengan menyesuaikan dengan aturan – aturan yang ada dalam

Undang – undang dan peraturan yang mengatur mengenai pengupahan agar

supaya para buruh dapat mengetahui dengan jelas mengenai proses penyusunan

yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sukoharjo dan juga Mencoba

menerapkan dan menyesuaikan antara keadaan dengan berlakunya undang –

undang tersebut apakah sudah sesuai atau belum.

Setelah itu antara premis mayor dengan fakta hukum ditarik dan akan

diterapkan yang akan menjadi premis minor yaitu peristiwa hukum yang

didalamnya akan dilakukan penerapan dan penyesuaian dengan peraturan

perundang – undangan dalam proses menyusun dan menentukan upah minimum

Di Kabupaten Sukoharjo. Setelah itu ditarik kesimpulan upah yang sudah

ditetapkan tersebut sudah sesuai atau tidak dengan perundang – undangan dan

Kebutuhan Hidup Layak yang sudah disetujui bersama dan juga apakah sudah

sesuai sebagai upah yang adil bagi para pekerja di Kabupaten Sukoharjo.

Pemerintah sebagai pokok dari segala kegiatan melakukan pembinaan dan

pengawasan mengenai dan menentukan suatu patokan upah minimum di

Kabupaten Sukoharjo. Maka dengan itu pemerintah melalui Dinas Tenaga

Kabupaten Sukoharjo turut serta dalam menentukan upah minimum tersebut

bersama dengan pihak – pihak yang berpengaruh antara lain Serikat Buruh, Dinas

Tenaga Kerja, pengusaha dan buruh/ pekerja itu sendiri. Didalam pemerintah

daerah seorang Kepala Daerah dibantu oleh berbagai lembaga teknis daerah dan

perangkat daerah, salah satunya adalah Dinas Tenaga Kerja. Dinas Tenaga Kerja

mempunyai berbagai tugas dan fungsi dalam pemerintahan salah satunya

menangani masalah pengupahan atau upah, sehingga Dinas ini melakukan

pengawasan terhadap ketenagakerjaan yan juga meliputi mengenai proses

penyusunan upah minimum di Kabupaten Sukoharjo.

Page 47: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

36

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Sukoharjo terletak di jalan Abutholib Sastrotenoyo No. 03

Sukoharjo. Letak strategis lokasi penelitian yaitu di Kabupaten Sukoharjo,

Kabupaten Sukoharjo merupakan Kabupaten terkecil kedua di Propinsi

Jawa Tengah.

Kabupaten Sukoharjo mempunyai luas daerah 446,666 km2.dan

terletak antara 703211711 – 70 491 3211 Lintang Selatan dan 110 421 06, 7911

- 1100 5 T33.711 Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Sukoharjo berbatasan

dengan :

Batas sebelah utara : Kota Surakarta dn Kabupaten Karanganyar

Batas sebelah timur : Kabupaten Karanganyar

Batas sebelah selatan : Gunung Kidul Jogyakarta dan Kab. Wonogiri

Batas sebelah barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten

2. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo.

Sejarah berdirinya Dinas Tenaga Kerja Sukoharjo tidak lepas dari

sejarah berdirinya Dinas Tenaga Kerja Surakarta dikarenakan sebelum

adanya otonomi daerah merupakan wilayah kerja dari Dinas Tenaga Kerja

Surakarta.

Sebelum adanya otonomi daerah Dinas Tenaga Kerja Sukoharjo

adalah daerah yang masuk dalam wilayah kerja dan Dinas Tenaga Kerja

Surakarta. Sehingga pada praktek kerjanya Dinas Tenaga Kerja Sukoharjo

adalah diistilahkan sebagai anak cabang Dinas Tenaga Kerja Surakarta

sampai pada akhirnya dikarenakan adanya otonomi daerah yang memuat

tentang kewenangan setiap daerah untuk mengelola sendiri perangkat

36

Page 48: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

37

daerah, maka pada tahun 2000 Dinas Tenaga Kerja Sukoharjo lepas dari

wilayah kerja Dinas Tenaga Kerja Surakarta.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi

sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2000 Nomor 54, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3952 ) dan juga Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84

Tahun 2000 tentang pedoman Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 165 ).

Pada Dinas Tenaga Kerja Sukoharjo tidak terjadi pemisahan Ditjen

transmigrasi sebagaimana halnya pada Dinas Tenaga Kerja Surakarta,

sehingga sampai pada saat ini dari yang namanya Dinas Tenaga Kerja

Sukoharjo menjadi Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk berubah

lagi menjadi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ( Disnakertrans )

3. Dasar Hukum, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Visi Misi Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo.

a. Dasar Hukum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 46

Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas pokok, Fungsi dan Uraian

Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Sukoharjo dan juga berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo.

b. Kedudukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo

merupakan unsur pelaksana pemerintah kabupaten yang dipimpin oleh

seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati melalui Sekretaris daerah.

Page 49: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

38

c. Tugas Pokok Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo.

Berdasarkan ketentuan pasal 31 Peraturan Daerah Kabupaten

Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo dinyatakan bahwa Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan

di bidang tenaga kerja dan transmigrasi.

Ketentuan mengenai penjabaran tugas pokok Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi seperti yang dimaksud diatas diatur dengan

Peraturan Bupati.

d. Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo.

Berdasarkan ketentuan pasal 32 Peraturan Daerah Kabupaten

Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo dan untuk melaksanakan tugas

pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi menyelenggarakan fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang tenaga kerja dan

transmigrasi;

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang tenaga kerja dan transmigrasi;

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang tenaga kerja dan

transmigrasi.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi maka dibentuklah Unit Pelaksana Teknis daerah

( UPTD ) yang merupakan unsure pelaksana teknis operasional dalam

bidang pelatihan kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Page 50: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

39

e. Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo.

Visi : Terwujudnya manusia karya yang berkualitas, sejahtera, dan

mandiri.

Misi :

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas penempatan Tenaga Kerja baik

Dalam Negeri dan Luar Negeri.

2. Pembinaan dan Perlindungan Tenaga Kerja yang dikelola secara

terpadu.

3. Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui pelatihan dan

ketrampilan kerja.

4. Pemberdayaan, Penataan, Persebaran dan Integrasi Bangsa melalui

Proses Perpindahan Penduduk.

5. peningkatan Pelayanan masyarakat dengan melalui peningkatan

sarana dan prasarana dinas.

B. Struktur Organisansi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Sukoharjo.

Struktur Organisasi berdasarkan dasar hukum berdirinya Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo dan berdasarkan pasal 2 Perda Nomor 46

Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas pokok, Fungsi dan Uraian Tugas

Jabatan Struktural Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo.

Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo, terdiri atas :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, terdiri atas :

a. Sub Bagian Program;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Page 51: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

40

c. Bidang Penempatan Perluasan dan Pelatihan Kerja, terdiri atas :

a. Seksi Penempatan Tenaga Kerja;

b. Seksi Perluasan Kesempatan Kerja;

c. Seksi Pelatihan Kerja dan Produktivitas.

d. Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, terdiri

atas :

a. Seksi Hubungan Industrial dan Perselisihan Ketenagakerjaan;

b. Seksi Pengawasan Norma Kerja;

c. Seksi Pengawasan Norma Keselamatan dan Kecelakaan Kerja.

e. Bidang Ketransmigrasian, terdiri atas :

a. Seksi Pendaftaran, Seleksi dan Penempatan;

b. Seksi Kerjasama Antar Daerah;

c. Seksi Mobilitas Penduduk.

f. UPTD;

g. Kelompok Jabatan Fugsional

Keterangan :

1. Kepala Dinas

Berdasarkan Pasal 3 ayat ( 1 ) Peraturan Daerah Nomor 46 Tahun

2008 tentang Penjabaran Tugas pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan

Struktural Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo, yang menyatakan bahwa Disnakertrans dipimpin oleh seorang

Kepala Dinas.

Tugas pokok seorang Kepala Dinas melaksanakan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang tenaga kerja

dan transmigrasi.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Dinas

mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang tenaga kerja dan transmigrasi;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

tenaga kerja dan transmigrasi;

Page 52: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

41

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tenaga kerja dan

transmigrasi;

d. Pengoordinasian, fasilitasi dan pembinaan kegiatan dibidang tenaga

kerja dan transmigrasi;

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan keiatan di bidang

btenaga kerja da transmigrasi;

f. Pengelolaan tata usaha.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Dinas

mempunyai tugas :

a. Merumuskan kebijakan Bupati di bidang tenaga kerja dan transmigrasi

berdasarkan wewenang dan peraturan perundang – undagan yang

berlaku;

b. Merumuskan program kegiatan Disnakertrans berdasarkan peraturan

perundang – undangan yang berlaku;

c. Mengkoordinasikan kegiatan di bidang tenaga kerja dan transmigrasi

berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku;

d. Mengarahkan tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya baik lisan

maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas;

e. Melaksanakan koordinasi dengan intansi yang terkait untuk kelancaran

pelaksanaan tugas;

f. Mengendalikan seluruh kegiatan bidang tenaga kerja dan transmigrasi

sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku;

g. Membina pelaksanaan kegiatan di bidang tenaga kerja dan

transmigrasi berdasarkan peraturan perundang – undangan yang

berlaku;

h. Memberikan rekomendasi dan/atau perizinan di bidang tenaga kerja

dan transmigrasi sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang

berlaku;

i. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang tenaga kerja dan

transmigrasi;

Page 53: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

42

j. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja

pelaksanaan tugas bawahan,

k. Membuat laporan pelaksaan tugas kepada pejabat yang berwenag;

l. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

masukan pengambilan kebijakan di bidang tenaga kerja dan

transmigrasi guna kelancaran pelaksaan tugas; dan

m. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

2. Sekretariat

Berdasarkan pasal 4 ayat ( 1 ) Peraturan Daerah Nomor 46 Tahun

2008 tentang Penjabaran Tugas pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan

Struktural Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo, yang menyatakan bahwa sekretarian dipimpin oleh seorang

sekretaris.

Tugas pokok seorang sekretaris adalah melaksanakan kebijakan,

mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan perencanaan,

monitoring, evaluasi, keuangan, kepegawaian dan umum.

Untuk melaksanakan tugas pokok sekretariat mempunyai fungsi,

antara lain :

a. Pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan

Dinas dan Sekretariat; dan

b. Pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian, umum dan rumah

tangga.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut sekretaris

mempunyai tugas :

a. Menyusun program kegiatan secretariat berdasarkan peraturan

perundang – undangan yang berlaku;

b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar

pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

Page 54: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

43

c. Membagi tugas kepda bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,

memberikan arahan dan petunjuk guna peningkatan kelancaran

pelaksanaan tugas;

d. Melaksanakan koordinasi dengan seluruh Kepala Bidang di

lingkungan Disnakertrans untuk mendapatkan masukan, informasi

guna mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang

optimal;

e. Menyiapkan konsep kebijakan Kepala Disnakertrans di bidang

kesekretariatan;

f. Menyiapkan rumusan kebijakan strategis program kegiatan dalam

rangka penyusunan anggaran pendapatan dan belanja Dinas;

g. Melaksanakan pelayanan pengelolaan kegiatan administrasi umum,

kepegawaian, keuangan, kearsipan, perpustakaan dan perlengkapan

rumah tangga sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna kelancaran

tugas;

h. Melaksanakan koordinasi dalam rangka penyusunan laporan

keterangan pertanggungjawaban Bupati, laporan penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan laporan akuntabilitas kinerja iuntansi

pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

i. Melaksanakan bimbingan teknis fungsi – fungsi pelayanan

administrasi perkantoran sesuai pedoman

Sekretariat, terdiri atas :

a. Sub Bagian Program ( pasal 5 ) : dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,

pembinaan, pengendalian kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan.

b. Sub Bagian Keuangan ( pasal 6 ) : dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Page 55: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

44

Sekretaris dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,

pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi keuangan dan

pelaporan pertanggungjawaban keuangan.

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ( pasal 7 ) : dipimpin oleh

seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas sekretaris dalam penyiapan bahan

perumusan, kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan

administrasi umum, organisasi dan tata laksana, pengurusan rumah

tangga, perlengkapan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan, serta

pengelolaan administrasi kepegawaian.

3. Bidang Penempatan Perluasan dan Pelatihan Kerja.

Berdasarkan pasal 8 ayat ( 1 ) Peraturan Daerah Nomor 46 Tahun

2008 tentang Penjabaran Tugas pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan

Struktural Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo, yang menyatakan bahwa Bidang Penempatan, Perluasan dan

Pelatihan Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Bidang.

Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Disnakertras

dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan

mengendalikan kegiatan di bidang penempatan, perluasan dan pelatihan

kerja.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Bidang Penempatan, Perluasan dan Pelatihan Kerja mempunyai

fungsi:

a. Perumusan petunjuk teknis kegiatan penempatan, perluasan dan

pelatihan kerja;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan pelatihan kerja, perizinan

lembaga pelatihan, sertifikasi kompetensi dan akreditasi lembaga

pelatihan kerja;

Page 56: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

45

c. Pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan kerja, dan pengukuhan

produktifitas;dan

d. Pemantauan dan pengendalian kegiatan penempatan, perluasan dan

pelatihan kerja

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana

dimaksud diatas Kepala Bidang Penempatan, Perluasan dan Pelatihan

mempunyai tugas:

a. Menyusun program kegiatan Bidang Penempatan, Perluasan dan

Pelatihan Kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar

pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,

memberikan arahan dan petunjuk guna meningkatkan kelancaran

pelaksanaan tugas;

d. Melaksanakan koordinasi dengan seluruh Kepala Bidang dan

Sekretaris di lingkungan Disnakertras untuk mendapatkan masukan,

informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil

kerja yang optimal;

e. Merumuskan kebijakan Kepala Disnakertras di bidang penempatan,

perluasan dan pelatihan kerja;

f. Membina pelaksanaan kegiatan operasional penempatan, perluasan dan

pelatihan kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

g. Menyelenggarakan kegiatan operasional di bidang penempatan,

perluasan dan pelatihan kerja berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

Page 57: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

46

h. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang penempatan,

perluasan dan pelatihan kerja;

i. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja

bawahan;

j. Membuat laporan pelaksanaan tugas pejabat yang berwenang;

k. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

masukan pengambilan kebijakan di bidang Penempatan, Perluasan dan

Pelatihan Kerja guna kelancaran pelaksanaan tugas;dan

l. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

Bidang Penempatan Perluasan dan Pelatihan Kerja, terdiri dari :

a. Seksi Penempatan Tenaga Kerja ( pasal 9 ) : dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Kepala bidang Penempatan, Perluasan dan Pelatihan Kerja dalam

penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,

pengendalian dan pemberian pembinaan kegiatan penempatan tenaga

kerja

b. Seksi Perluasan Kesempatan Kerja ( pasal 10 ) : dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Kepala Bidang Penempatan, Perluasan dan Pelatihan Kerja

dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,

pengendalian dan peemberian pembinaan kegiatan bidang perluasan

kesempatan kerja.

c. Seksi Pelatihan Kerja dan Produktifitas ( pasal 11 ) : dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Kepala Bidang Penempatan, Perluasan dan Pelatihan

Kerja dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,

Page 58: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

47

pembinaan, pengendalian kegiatan bidang pelatihan kerja dan

produktifitas.

4. Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan.

Berdasarkan pasal 12 ayat ( 1 ) Peraturan Daerah Nomor 46 Tahun

2008 tentang Penjabaran Tugas pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan

Struktural Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo, yang menyatakan bahwa Bidang Penempatan, Perluasan dan

Pelatihan Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Bidang.

Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Disnakertrans

dalam dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan membina dan

mengendalikan kegiatan di bidang hubungan industrial dan pengawasan

ketenagakerjaan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas ,

Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan

mempunyai fungsi:

a. Perumusan petunjuk teknis kegiatan hubungan industrial dan

pengawasan ketenagakerjaan;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan hubungan industrial dan

pengawasan ketenagakerjaan;

c. Pembinaan hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan;dan

d. Pemantauan dan pengendalian kegiatan hubungan industrial dan

pengawasan ketenagakerjaan.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana

dimaksud diatas Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan

Ketenagakerjaan mempunyai tugas:

a. Menyusun program kegiatan bidang hubungan industrial dan

pengawasan ketenagakerjaan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

Page 59: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

48

b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar

pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,

memberikan arahan dan petunjuk guna meningkatkan kelancaran

pelaksanaan tugas;

d. Melaksanakan koordinasi dengan seluruh Kepala Bidang dan

Sekretaris di lingkungan Disnakertrans untuk mendapatkan masukan,

informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil

kerja yang optimal;

e. Merumuskan kebijakan Kepala Disnakertrans di bidang hubungan

industrial dan pengawasan ketenagakerjaan;

f. Membina pelaksanaan kegiatan operasional di hubungan industrial da

n pengawasan ketenagakerjaan dan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

g. Menyelenggarakan kegiatan operasional di bidang hubungan industrial

dan pengawasan ketenagakerjaan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yan berlaku

h. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang hubungan

industrial dan pengawasan ketenagakerjaan

i. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja

pelaksanaan tugas bawahan

j. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang

k. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai

masukan pengambilan kebijakan di bidang Hubungan Industrial dan

Pengawasan Ketenagakerjaan guna kelancaran pelaksanaan tugas;dan

l. Melaksanakan tugas kedinasan lin sesuai dengan perintah atasan

Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, terdiri

atas:

Page 60: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

49

a. Seksi Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan

( pasal 13 ) : dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Hubungan

Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan dalam penyiapan bahan

perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan

pemberian pembinaan hubungan industrial dan pengawasan

ketenagakerjaan. Seksi ini mengurusi masalah pengupahan bagi

pekerja.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada

ayat (1) Kepala Seksi Hubungan Industrial dan Pengawasan

Ketenagakerjaan mempunyai tugas:

1) Menyusun program kegiatan Seksi Hubungan Industrial Dan

Pengawasan Ketenagakerjaan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan

agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku

3) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,

memberikan arahan dan petunjuk guna meningkatkan kelancaran

pelaksanaan tugas;dan

4) Melaksanakan koordinasi dengan semua Kepala Sub Bagian,

kepala Seksi dan kepala UPTD di lingkungan Disnakertrans untuk

mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi

permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

5) Memberikan pembinaan kepada pekerja, pengusaha dalam rangka

penyelesaian hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

6) Melaksanakan perantaraan perselisihan hubungan industrial dan

penyelesaian pemutusan hubungan kerja sesuai dengan peraturan-

perundang-undangan yang berlaku

Page 61: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

50

7) Melaksanakan identifikasi dan pembinaan organisasi pengusaha

serta memantau pelaksanaan kesejahteraan pekerja di perusahaan

sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

8) Melaksanakan fasilitasi penyusunan dan pengesahan peraturan

perusahaan, pendaftaran perjanjian kerja bersama, perjanjian kerja

antara perusahaan pemberi jasa pekerja dengan perusahaan

penyedia jasa pekerja dan penerbitan ijin operasional perusahaan

penyedia jasa pekerja dan penerbitan izin operasional perusahaan

penyedia jasa pekerja, dan pencatatan perjanjian kerja waktu

tertentu

9) Melaksanaka pencabutan ijin operasional perusahaan penyedia jasa

pekerja;

10) Melaksanakan pencegahan dan fasilitasi penyelesaian penyelesaian

prosedur perselisihan hubungan industry, mogok kerja dan

penutupan perusahaan;

11) Melaksanakan pembinaan dan pembentukan lembaga kerjasama

Bipartit dan Tripartit;

12) Melaksanakan pencatatan dan verifikasi Serikat Pekerja dan/atau

Serikat Buruh;

13) Melaksanakan koordinasi penelitian, perumusan dan pengusulan

penetapan pengupahan;

14) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja

pelaksanaan tugas bawahan;

15) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang

berwenang;

16) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai

bahan masukan pengambilan kebijakan di bidang Hubungan

Page 62: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

51

Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan guna kelancaran

pelaksanaan tugas;dan

17) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

b. Seksi Pengawasan Norma Kerja ( Pasal 14 ) : dipimpin oleh seorang

kepala seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan

Ketenagakerjaan dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,

koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian pembinaan

kegiatan kegiatan pengawasan norma kerja.

c. Seksi Pengawasan Norma Keselamatan dan Kecelakaan Kerja ( Pasal

15 ) : dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Hubungan

Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan dalam penyiapan bahan

perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian norma

keselamatan dan kesehatan kerja.

5. Bidang Ketransmigrasian.

Berdasarkan pasal 16 ayat ( 1 ) Peraturan Daerah Nomor 46 Tahun

2008 tentang Penjabaran Tugas pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan

Struktural Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo, yang menyatakan bahwa Bidang Penempatan, Perluasan dan

Pelatihan Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Bidang.

Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam

merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan

kegiatan di bidang ketransmigrasian.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Bidang ketransmigrasian mempunyai fungsi:

a. Perumusan petunjuk teknis kegiatan pendataan dan penyiapan

transmigrasi, penempatan transmigrasi dan penanganan mobilitas

penduduk;

Page 63: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

52

b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan pendataan dan penyiapan

transmigrasi, penempatan transmigrasi dan penanganan mobilitas

penduduk;dan

c. Pemantauan dan pengendalian kegiatan pendataan dan penyiapan

transmigrasi, penempatan transmigrasi dan mobilitas penduduk;

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana kepala

bidang ketransmigrasian mempunyai tugas:

a. Menyusun program kegiatan bidang ketransmigrasian berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar

pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,

memberikan arahan dan petunjuk guna meningkatkan kelancaran

pelaksanaan tugas;

d. Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang dan Sekretaris di

lingkungan Disnakertrans untuk mendapatkan masukan, informasi

serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang

optimal;

e. Merumuskan kebijakan Kepala Disnakertrans di bidang pendataan dan

penyiapan, penempatan dan penanganan masalah transmigrasi;

f. Membina pelaksanaan kegiatan operasional pendataan dan penyiapan;

penempatan dan penanganan masalah transmigrasi;

g. Menyelenggarakan kegiatan operasional di bidang pendataan dan

penyiapan, penempatan dan penanganan masalah transmigrasi;

h. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang pendataan

dan penyiapan, penempatan dan penanganan masalah transmigrasi;

i. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja

pelaksanaan tugas bawahan;

Page 64: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

53

j. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang;

k. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

masukan pengambilan kebijaksanaan di bidang ketranssmigrasian guna

kelancaran pelaksanaan;dan

l. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

Bidang Ketransmigrasian, terdiri atas :

a. Seksi Pendaftaran, Seleksi dan Penempatan ( pasal 17 ) : Seksi

Pendaftaran, Seleksi dan penempatan dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Kepala Bidang Ketransmigrasian dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian

pembinaan kegiatan pendaftaran, seleksi dan penempatan transmigrasi.

b. Seksi Kerjasama Antar Daerah ( pasal 18 ) : dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Kepala Bidang Ketransmigrasian dalam penyiapan bahan

perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan

pemberian pembinaan kegiatan kerjasama antar daerah.

c. Seksi Mobilitas Penduduk ( pasal 19 ) : dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Kepala Bidang Ketransmigrasian dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian

pembinaan kegiatan bidang mobilitas penduduk.

6. UPTD

UPTD adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas.

7. Kelompok Jabatan Fugsional ( Pasal 20 )

Kelompok Jabatan mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam

menunjang tugas pokok Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kelompok

Jabatan Fungsional terdiri sejumlah pejabat fungsional yang terbagi dalam

berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya.

Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

Page 65: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

54

beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan

peraturan perundang – undangan yang berlaku. Pembinaan terhadap

pejabat fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang –

undangan.

C. Mekanisme yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

dalam proses penyusunan upah minimum yang berkeadilan di Kabupaten

Sukoharjo.

Upah merupakan salah satu unsur penting dalam dunia kerja. Dengan

adanya upah pekerja dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.

Dalam penentuan upah minimum dilakukan banyak cara untuk mencapai yang

namanya keadilan bagi semua pihak. Upah yang berkeadilan merupakan upah

yang diharapkan oleh semua pihak yaitu upah yang bisa digunakan untuk

mencukupi dan memenuhi segala kebutuhan hidupnya.

Dalam penentuan upah minimum Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi

berpedoman pada Pasal 27 ayat ( 2 ) Undang – Undang Dasar 1945, telah

menentukan landasan hukum sebagai berikut :“ Tiap – tiap warga negara

berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan ” . Dan

juga telihat dalam pasal 88 ayat ( 1 ) Undang – undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan, yang berbunyi : “ Setiap Pekerja / buruh berhak

memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan ”.Dalam hal menentukan suatu pengupahan perlu adanya

mekanisme yang dilakukan.

Mekanisme menurut ketentuan normatif adalah suatu hal tata cara yang

dilakukan dalam menemukan suatu tujuan yang ada. Mekanisme dilakukan

berdasarkan adanya aturan atau undang – undang yang telah disepakati

bersama. Sehingga dalam menjalankan mekanisme tidak mungkin keluar jalur

dari yang diharapkan dan tidak ada penyalahgunaan dalam melaksanakan

mekanisme tersebut.

Mekanisme juga dapat diartikan alur kerja atau tata cara, langkah, cara

kerja yang ditempuh dalam pelaksanaan pemberian suatu pertimbangan dan

Page 66: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

55

langkah – langkah dalam menerapkan suatu cara. Suatu pemerintah dapat

dikatakan sudah melakukan mekanisme dengan baik apabila pemerintahan itu

melaksanakan mekanisme sesuai dengan Undang – Undang yang berlaku dan

semuanya bertujuan hanya untuk kesejahteraan masyarakat.

Mekanisme pengupahan di Indonesia ada 3 macam, antara lain :

1. Upah minimum jaring pengaman (ditetapkan tripartit)

2. Upah secara bipartit (dirundingkan antara SB dan pengusaha)

3. Upah secara individual (khusus untuk profesional atau konsultan)

Keterangan :

1. Upah minimum jaring pengaman adalah upah terendah yg diterima buruh

lajang, kurang dari 1 thn. Upah proteksi sbg tanggung jawab negara

terhadap warganya. Ditetapkan di setiap propinsi/kabupaten/kota.

Mekanisme pengupahan ini dilakukan oleh anggota tripartite.

2. Sistem Pengupahan secara Bipartit (perundingan melalui PKB)

Contoh:

- Bila margin keuntungan 10 % maka upah naik 10 %

- Bila rugi 10 %, maka upah bisa tidak naik, atau bisa turun. Tetapi tdk

boleh dibawah Upah Minimum yang ditetapkan Dewan Pengupahan

Regional

a. Dewan Pengupahan Regional (bertugas merumuskan upah sebagai jaring

pengaman di tingkat propinsi, melakukan survey)

Komposisi dewan pengupahan : bisa unsur tripartit atau tripartit plus, atau

lembaga pengupahan independen.

Upah ini meliputi untuk ; sektor informal, buruh lepas, PRT, perusahaan

dgn buruh > 10 orang.

b. Dewan Pengupahan Nasional

Merumuskan kebijakan dan sistem pengupahan nasional,

perubahan komponen upah, skala upah, mengumumkan upah jaring

pengaman yg dibuat propinsi. Dan dilakukan oleh kelembagaan tripartit

plus.

Page 67: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

56

c. Periode Penetapan Upah dilakukan 2 tahun sekali (sesuai dengan periode

PKB)

3. Pengupahan individual ditetapkan sendiri antara seorang buruh dengan

managemen.

Dalam proses pentusunan Upah Minimum perlu adanya mekanisme

yang dilakukan disuatu pemerintahan. Di Kabupaten Sukoharjo mekanisme

tersebut dilakukan dan difasilitasi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

yang termasuk dalam tugas dan fungsi Dinas tersebut. Maka Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo yang menangani masalah proses

penyusunan upah minimum ini masuk dalam Bidang Hubungan Industrial dan

Pengawasan Ketenagakerjaan yang khususnya di Seksi Hubungan Industrial

dan Pengawasan Ketenagakerjaan.

Berdasarkan Berdasarkan pasal 13 ayat ( 2 ) Peraturan Daerah Nomor

46 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas pokok, Fungsi dan Uraian Tugas

Jabatan Struktural Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo khusunya pada Seksi Hubungan Industrial dan Pengawasan

Ketenagakerjaan, pada huruf m yang berbunyi :“ Melaksanakan koordinasi

penelitian, perumusan dan pengusulan penetapan pengupahan ”. Peranan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo dalam melakukan

pengawasan terhadap pemberian upah minimum Kabupaten bagi pekerja di

Kabupaten Sukoharjo yaitu dengan memberikan perlindungan bagi tenaga

kerja dalam hal penerimaan upah yang adil sehingga tercipta ketenangan

bekerja dan hubungan industrial yang harmonis antara pekerja dan pengusaha,

serta mengawasi ditaatinya peraturan perundang – undangan di bidang

Ketenagakerjaan.

Mekanisme yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

di Kabupaten Sukoharjo ini ditarik dari 1 tahun terakhir yaitu pada tahun

2009. Dasar hukum mekanisme yang dilakukan oleh dilakukan Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo, terdiri dari :

1. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pada

pasal 88 ayat ( 4 ) dan pasal 89 ayat ( 2 ) dan ( 3 );

Page 68: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

57

2. Dikuatkan dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor PER-17/MEN/VIII/2005 tentang Komponen dan Pelaksanaan

Tahapan Pencapaian Hidup Layak.

Mekanisme yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Sukoharjo sangat memperhatikan kepentingan pekerja didaerah

tersebut. Seperti yang terlihat dalam Pasal 88 Undang – Undang Nomor 13

Tahun 2003 Tentang ketenagakerjaan, dalam menentukan besarnya suatu

penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja /

buruh. Dan dalam Pemerintah menetapkan upah minimum didasarkan pada

kebutuhan hidup layak ( KHL ) dan dengan memperhatikan produktivitas dan

pertumbuhan ekonomi.

Mekanisme yang diambil pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam

mewujudkan upah yang layak dan pekerja dapat terlindungi maka lembaga

tripartite Kabupaten Sukoharjo melakukan survey Kebutuhan Hidup Layak

( KHL ) untuk mendapatkan nilai pencapaian Kebutuhan Hidup Layak.

Mekanisme yang dilakukan pada tahun 2009, antara lain sebagai berikut :

h. Survei Kebutuhan Hidup Layak ( KHL )

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor PER-

17/MEN/VIII/2005 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan

Pencapaian Hidup Layak pada pasal 3 ayat ( 1 ) yang dikatakan : “ Nilai

KHL diperoleh melaui survey harga ”, survey harga tersebut biasanya

disebut dengan seuvei Kebutuhan Hidup Layak.

Survey Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) dilakukan setiap bulan

yang dilakukan oleh tim survey yang sudah dibentuk oleh Dewan

pengupahan. Sesuai dengan pedoman survey harga penetapan nilai

kebutuhan hidup layak yang merupakan lampiran dari Peraturan

Pemerintah Nomor PER-17/MEN/VIII/2005 tentang Komponen dan

Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Hidup Layak, Kriteria Pasar yang

digunakan untuk survey harga adalah merupakan pasar tradisional yang

menjual barang secara eceran, bukan pasar induk atau pasar swalayan atau

Page 69: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

58

sejenisnya, bangunan fisik pasar yang relative besar, terletak didaerah kota

( ibukota kecamatan ), komoditas / barang yang dijual beragam, banyak

pembeli, waktu keramaian berbelanja relative panjang ( bukan pasar

krempyeng ). Di Kabupaten Sukoharjo pasar yang sudah sesuai dengan

criteria dalam pedoman tersebut yang digunakan untuk melakukan survey

yaitu Pasar Sukoharjo dan Pasar Kartasura.

Survey tersebut dilakukan pada bulan Januari sampai bulan agustus

sebelum puasa karena pada bulan puasa harga – harga barang semua akan

naik, sehingga apabila dilakukan survey akan mendapat hasil yang belum

sesuai.

Waktu Survei :

a. Survei dilakukan setiap bulan pad minggu I ( Pertama )

b. Khusus untuk kelompok I ( Kelompok Makanan dan Minuman )

survey dilakukan pada pukul 07.00 s/d 11.00 WIB.

c. Waktu survei ( tiap bulan ) ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak

terpengaruh oleh fluktuasi harga akibat perubahan kondisi pasar

( misalnya antara lain saat menjelang bulan puasa dan hari raya

keagamaan ) Minuman ) survey dilakukan pada pukul 07.00 s/d 11.00

WIB.

d. Waktu survei ( tiap bulan ) ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak

terpengaruh oleh fluktuasi harga akibat perubahan kondisi pasar

( misalnya antara lain saat menjelang bulan puasa dan hari raya

keagamaan )

Responden

Responden yang dipilih adalah :

a. Pedagang yang menjual barang – barang kebutuhan secara eceran,

b. Untuk jenis – jenis barang tertentu dimungkinkan memilih responden

yang tidak berlokasi di pasar tradisional, seperti meja atau kursi,

almari, dipan atau tempat tidur, sewa kamar, dan pendidikan, penyedia

jasa seperti tukang cuku atau salon, listrik, air, rekreasi dan angkutan

umum ( transport ).

Page 70: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

59

c. Pedagang atau penjual atau responden pada tempat yang tetap atau

permanent atau tidak berpindah – pindah.

d. Pedagang atau penjual atau responden yang mudah diwawancarai,

jujur dan tetap atau tidak berganti – ganti.

e. Jumlah pedagang atau penjual atau responden yang di survey terdiri

dari 3 ( tiga ) pedagang atau penjual atau responden untuk setiap jenis

atau item barang.

i. Tim survei terdiri dari lembaga tripartite yaitu Pemerintah, Pengusaha dan

Pekerja.

Tim survey dibentuk oleh Dewan Pengupahan Provinsi dan/tau

Kabupaten atau Kota, yang terdiri dari unsure :

Pengusaha : APINDO

Pekerja : SPN ( Serikat Pekerja Nasional ) dan SPTSK

( Serikat Pekerja Tekstil Sandang Kulit )

Pemerintah : BPS ( Badan Pusat Statistik ), Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, Deperindag, bagian Perekonomian Sekertaris

daerah.

Dalam melaksanakan survey ada pedoman – pedoman yang harus

diperhatikan, antara lain :

1) Tim Survei

a) Dibentuk oleh Ketua Dewan Pengupahan atau Bupati atau

Walikota.

b) Anggota tim berasal dari anggota Dewan Pengupahan.

c) Tim terdiri dari unsure tripartite yang diketuai oleh anggota Dewan

Pengupahan dari BPS.

d) Daerah yang belum membentuk Dewan Pengupahan, Bupati atau

Walikota membentuk tim survei terdiri unsure tripartite diketuai

oleh BPS.

e) Tim survei dapat membentuk tim pencacah harga apabila sangat

diperlukan.

Page 71: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

60

f) Tim pencacah harga berada dibawah koordinasi dan tanggung

jawab tim survey.

g) Tim pencacah harga terdiri dari unsure tripartite, dan tidak harus

dari anggota Dewan Pengupahan.

2) Tugas dan tanggung jawab Tim Survei :

a) Melakukan survey harga kebutuhan hidup layak.

b) Membentuk tim pencacah apabila dipandang sangat perlu.

c) Melakukan pelatihan survey kepada tim pencacah sebelum

dilakukan kegiatan survei harga kebutuhan hidup layak.

d) Melakukan koordinasi pelaksanaan survei.

e) Menerima laporan pelaksanaan survey ( form 1 ) dari tim pencacah

f) Melakukan verifikasi terhadap hasil survei apabila di perlukan.

g) Mengolah data dari tim pencacah ( form 1 )untuyk dimasukkan

dalam format KHL ( form 2 )

h) Melaporkan dan mempertanggung jawabkan hasil survei ( form 1

dan form 2 ) kepada Dewan Pengupahan.

3) Syarat, Tugas dan Tanggung Jawab Tim Pencacah Harga

a) Telah mengikuti pelatihan survei KHL.

b) Melakukan survei harga kebutuhan hidup layak dan selanjutnya

dimasukkan dalam form 1.

c) Melaporkan dan mempertanggung jawabkan hasil survey ( form 1 )

kepada tim survey.

j. Direkap dengan form atau Blangko tersendiri , hasil KHL yang

bersangkutan bulan yang bersangkutan.

Untuk pengisian form atau blanko tersebut sudah disediakan dan

blanko tersebut dibuat oleh pemerintah yang juga merupakan lampiran dari

Peraturan Pemerintah Nomor PER-17/MEN/VIII/2005 tentang Komponen

dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Hidup Layak.

Page 72: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

61

Formulir Survei KHL, ada 2 jenis formulir :

1) Form 1 diisi oleh tim pencacah harga dan/atau tim survey.

2) Form 2 diisi oleh tim survei sebagai rekapitulasi dari hasil survei

form 1.

Setelah pengisian form selesai maka dilakukan pengolahan data

yang dilakukan dengan beberapa tahap, antara lain :

1) Tahap Pertama adalah mengisi kolom – kolom rata – rata dan kolom

penyesuaian satuan pada lembaran kuisioner, kolom rata – rata

merupakan rata – rata dari harga 2 ( tiga ) responden. Sedangkan

kolom penyesuaian satuan adalah untuk beberapa jenis barang

kebutuhan yang satuannya tidak sama.

2) Tahap Kedua adalah mengolah data dari lembar kuisioner untuk

dimasukan ke lembar form isian KHL. Angka yang terdapat pada

kolom rata – rata dilembr kuisioner dimasukan kekolom harga pada

lembar form isian KHL.

3) Tahap Ketiga adalah pengelolaan data untuk mendapatkan angka nilai

sebualn pada form isian KHLK ( kolom terakhir ).

4) Tahap ke empat adalah menghitung jumlah nilai komponen kelompok

I s/d kelompok VII.

Setelah itu ditarik suatu nilai yaitu sebagai nilai Kebutuhan Hidup

Layak sebagai angka yang akan diajukan sebagai usulan dalam gubernur

menetapkan upah minimum Kabupaten Sukoharjo. Besarnya nilai yang

dicapai Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) pada tahun 2009 yang akan

dijadikan Patokan dalam penetapan upah minimum pada tahun 2010 oleh

Gubernur, dikabupaten Sukoharjo nilai Kebutuhan Hidup Layak itu

sebesar Rp. 769.500,00 ( tujuh ratus enam puluh sembilan ribu lima ratus

rupiah ).

k. Hasil survey yang dilakukan dari bulan januari sampai agustus yang

setelah itu diprediksikan sampai bulan desember yang sebesar

Rp. 769.500,00. Untuk ditetapkan nilai Kebutuhan Hidup Layak ( KHL )

Page 73: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

62

disepakati maka hasil survei dibawa dan di bahas dirapat di dewan

pengupahan atau angka tersebut dibawa di Dewan Pengupahan. Setelah itu

Dewan pengupahan menyepakati angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL)

sebesar Rp. 769.500,00.

l. Dewan Pengupahan melakukan rundingan tentang usulan Upah Minimum

Kabupaten dalam melakukan rundingan tersebut ternyata sangat berjalan

alot dan rumit karena masing – masing mempunyai usulan besaran nilai

Upah Minimum Kabupaten yang berbeda – beda dari unsure pengusaha

Rp. 745.110,00 ( 98 % ) dan dari unsure pekerja Rp. 769.500,00 ( 100 % )

terhadap pencapaian Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ). Dan akhinya yang

diambil Bupati sebagai angka atau nilai Kebutuhan Hidup Layak adalah

angka yang lebih tinggi bagi para pekerja yaitu Rp. 769.500,00 ( tujuh

ratus enam puluh sembilan ribu lima ratus rupiah ).

Apabila sepakat maka akan di rapatkan oleh Dewan Pengupahan

daerah dengan Dewan Pengupahan Gubernur. Namun dikarenakan tidak

tercapai sepakat satu angka usulan Upah Minimum Kabupaten ( UMK )

maka kemudian Dewan Pengupahan yang difasilitasi oleh Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi menyampaikan permohonan kepada Bupati

memberikan untuk memberikan rekomendasi angka yang akan diusulkan

sebagai Upah Minimum Kabupaten ( UMK ) Kabupaten Sukoharjo untuk

tahun 2010 kepada Gubernur Jawa Tengah. Besar nilai rekomendasi dari

Bupati sebesar Rp. 769.500,00 ( tujuh ratus enam puluh sembilan ribu lima

ratus rupiah ) dan sesuai dengan nilai Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ).

m. Setelah itu hasilnya di ajukan ke Gubernur lalu Gubernur mengesahkan

dan menetapkan angka sebesar Rp. 769.500,00 ( tujuh ratus enam puluh

sembilan ribu lima ratus rupiah ). Sesuai dengan pasal 89 ayat ( 3 )

Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Gubernur dalam menetapkan Upah Minimum dengan memperhatikan

rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau Bupati/Walikota.

Sehingga Gubernur menetapkan angka sebesar Rp. 769.500,00 ( tujuh

ratus enam puluh sembilan ribu lima ratus rupiah ) tersebut sebagai nilai

Page 74: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

63

Upah Minimum Kabupaten ( UMK ) Kabupaten Sukoharjo untuk tahun

2010.

Mekanisme yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Sukoharjo sudah sesuai dengan mekanisme ketentuan normatif

karena mekanisme tersebut dilakukan dengan berpedoman Undang – Undang

dan mekanisme yang dilakukan sudah sesuai dengan mekanisme pengupahan

Upah minimum jaring pengaman adalah upah terendah yg diterima buruh

lajang, kurang dari 1 tahun dan di Kabupaten Sukoharjo ini selain mekanisme

nya sudah sesuai Upah Minimum disini sudah mencapai standar yang

berkeadilan dan sudah sesuai dengan Perundang - undangan. Upah proteksi

sebagai tanggung jawab negara terhadap warganya dan ditetapkan di setiap

propinsi/kabupaten/kota. Mekanisme pengupahan ini dilakukan oleh anggota

tripartite. Hal tersebut telah sesuai dengan yang dilakukan oleh Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo.

Berdasarkan pasal 88 ayat ( 1 ) Undang - Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan kata penghidupan yang layak dimaksudkan

dimana jumlah pendapatan pekerja dari hasil pekerjaannya mampu untuk

memenuhi kebutuhan hidup pekerja dan keluarganya secara wajar, yang

meliputi makanan dan minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan,

rekreasi dan jaminan hari tua. Berdasarkan hal tersebut sangat terlihat jelas

bahwa pekerja yang juga warga negara berhak mendapat upah yang wajar dan

upah yang adil untuk kelangsungan hidupnya dan keluarganya. Hal tersebut

juga sesuai dengan pasal 89 ayat ( 2 ) Undang – Undang Nomor 13 tahun

2003, yang berbunyi : “ upah minimum yang sebagaimana dimaksud dalam

ayat ( 1 ) diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak ”.

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor :

PER – 17 / MEN / VIII / 2005 Komponen dan Pelaksanaan Tahapan

Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak, dalam pasal 1 ayat ( 1 ), yang di

maksud dengan Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) adalah standar kebutuhan

yang harus dipenuhi oleh seorang pekerja / buruh lajang untuk dapat hidup

Page 75: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

64

layak baik secara fisik, non fisik dan sosial, untuk kebutuhan 1 ( satu ) bulan.

Kabupaten Sukoharjo merupakan wilayah yang banyak mempunyai

pekerja. Maka dari perlu adanya penetapan upah yang harus dilakukan oleh

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Mekanisme yang dilakukan

Dinas Tenaga Kerja yang dan Transmigrasi sebagai salah satu dari anggota

lembaga tripartite yang mewakili pemerintah adalah salah satunya dengan cara

melakukan survei kebutuhan hidup layak ( KHL ) yang dilakukan guna untuk

mengetahui nilai atau prosentase besarnya kebutuhan hidup layak ( KHL ) di

Kabupaten Sukoharjo yang selanjutnya dapat digunakan dalam pertimbangan

penetapan upah minimum bagi pekerja di Kabupaten Sukoharjo.

Maka dari itu pemberian upah terhadap pekerja harus sesuai dengan

ukuran Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) di Kabupaten Sukoharjo. Dengan itu

Kabupaten Sukoharjo melakukan proses mekanisme pengupahan didaerah

tersebut. Berdasarkan pada Pasal 4 ayat ( 5 ) Peraturan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi RI Nomor PER-17/MEN/VIII/2005 tentang Komponen dan

Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak, yang berbunyi :

“ Dalam hal Gubernur menetapkan upah minimum Provinsi , maka penetapan

upah minimum didasarkan pada nila KHL Kabupaten/ Kota terendah di

Provinsi yang bersangkutan dengan mempertimbangkan produktivitas,

pertumbuhan ekonomi dan usaha yang paling tidak mampu ( marginal )”.

Walaupun begitu namun disejumlah daerah termasuk Kabupaten Sukoharjo

yang selalu menjadi patokan dan ditonjolkan dan paling berpengaruh adalah

dengan penetapan nilai Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ). Apabila Upah

minimum dapat dikatakan adil bagi pekerja apabila Upah Minimum

Kabupaten tersebut sesuai dengan nilai Kebutuhan Hidup Layak didaerah

tersebut, dan Kabupaten Sukoharjo telah sesuai dengan nilai Kebutuhan Hidup

Layak ( KHL ) dan sudah tercapainya keadilan bagi para pekerja.

Page 76: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

65

D. Pendapat dari lembaga tripartite Kabupaten Sukoharjo mengenai

Upah Minimum yang berkeadilan sudah sesuai dengan Perundang –

undangan dan ketentuan Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ).

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo yang

diwakili oleh Seksi Hubungan dan Pengawasan Ketenagakerjaan merupakan

salah satu bagian lembaga tripartite yang memberikan pendapat atau usulan

mengenahi pengupahan. Berdasarkan pasal 13 ayat ( 2 ) Peraturan Daerah

Nomor 46 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas pokok, Fungsi dan Uraian

Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Sukoharjo khusunya pada Seksi Hubungan Industrial dan

Pengawasan Ketenagakerjaan, pada huruf m yang berbunyi :“ Melaksanakan

koordinasi penelitian, perumusan dan pengusulan penetapan pengupahan ”.

Bedasarkan hal tersebut Seksi Hubungan dan Pengawasan

Ketenagakerjaan berkewajiban untuk memberikan usulan dan pendapat dalam

penentuan pengupahan di Kabupaten Sukoharjo. Hal tersebut dilakukan

dengan cara melakukan survey harga di 2 pasar yaitu Pasar Sukoharjo dan

Pasar Kartasura. Survey dilakukan dengan cara berpedoman pada Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER-17/MEN/VIII/2005

tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup

Layak.

Setelah melakukan survey harga pasar dan yang digunakan untuk

mengukur besarnya pencapaian besarnya nilai Kebutuhan Hidup Layak

( KHL ) di Kabupaten Sukoharjo yang merupakan salah satu hal yang sangat

berpengaruh dalam memberikan pendapat dalam menentukan upah minimum.

Hasil dari survey pasar di tentukan nilai Rp. 769.500,00 sebagai pencapaian

nilai Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) di Kabupaten Sukoharjo.

Parameter yang digunakan dalam penetapan upah minimum didasarkan

pada Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) didaerah tersebut. Berdasarkan

pasal 89 ayat ( 2 ) yang berbunyi: “Upah minimum sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak”. Maka

terlihat dari hasil survey harga dan hasil angka yang sudah ditetapkan sebagai

Page 77: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

66

angka Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) sebesar Rp. 769.500,00 dan angka

yang diambil untuk mengusulkan upah minimum juga sesuai dengan angka

tersebut maka parameter dalam penetapan upah minimum sudah sesuai dengan

pencapaian nilai Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ).

Dari data pada 1 tahun terakhir yaitu pada tahun 2009, data yang ada

besarnya nilai KHL Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp. 769.500,00 dan usulan

dari lembaga tripartite antara lain dari unsure pengusaha Rp. 745.110,00

( 98 % ) dan dari unsure pekerja Rp. 769.500,00 ( 100 % ) terhadap

pencapaian Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ), dengan adanya perbedaan

usulan tersebut maka diwakili oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

memohon Bupati untuk memberikan rekomendasi dan yang direkomendasikan

Bupati kepada Gubernur sebesar Rp. 769.500,00, dapat dilihat :

Nilai Jumlah Dalam Rupiah (Rp) Pencapaian terhadap

KHL ( % )

KHL Kabupaten Sukoharjo Rp. 769.500,00

UMK Kabupaten Sukoharjo Rp. 769.500,00 100 %

Dengan melihat tabel diatas Usulan dari lembaga tripartite untuk

penetapan Upah Minimum Kabupaten adalah 100 % dari pencapaian nilai

Kebutuhan Hidup Layak Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2009 yang akan

digunakan untuk salah satu pertimbangan dalam penetapan Upah Minimum

Kabupaten ( UMK ) pada tahun 2010. Sejalan dengan itu pada tahun 2009 dan

2010 ini antara nilai pencapaian Kebutuhan Hidup Layak dengan Upah

Minimum Kabupaten yang sudah ditetapkan nilainya sama dan 100%

pencapaian nilai Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) di Sukoharjo.

Di Jawa Tengah penentuan upah yang sesuai 100% KHL adalah di 2

daerah yaitu Kabupaten Sukoharjo dan Salatiga, dan pada tahun 2010 ini

adalah pertama kalinya terjadi di Kabupaten Sukoharjo adanya Upah

Minimum Kabupaten yang sesuai dan bahkan 100% dari pencapaian nilai

Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) karena pada tahun – tahun sebelumnya

besarnya nilai upah minimum kabupaten dengan pencapaian nilai Kebutuhan

Page 78: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

67

Hidup Layak ( KHL ) tidak sama dan tidak 100% dari Kebutuhan Hidup

Layak ( KHL ). Maka dengan itu dapat dikatakan usulan dari lembaga

tripartite yang difasilitasi dan diwakili oleh Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo sudah sesuai dengan Kebutuhan Hidup

Layak ( KHL ) karena dalam memberikan rekomendasi Bupati menggunakan

nilai Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) sebagai patokan dan Gubernur juga

menetapkan nilai tersebut sebagai nilai Upah Minimum Kabupaten Sukoharjo.

Dengan berpedoman dan sesuai pada pasal tersebut Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi selalu melaksanakan tugasnya sesuai dengan

Perundangan – undangan dan apabila ada ketentuan yang tidak sesuai maka

dapat dikenai sanksi. Sebelum memberikan pendapat atau usulan, Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan berbagai mekanisme yang akan

digunakan sebagai Patokan atau prosentase dalam memberikan usulan. Salah

satunya survey Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) yang kemudian akan ditarik

kesimpulan yaitu memilih suatu angka yang dapat menjadi tolok ukur untuk

dalam perumusan. Sehingga pendapat yang diajukan sudah sesuai dengan

Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) di Kabupaten Sukoharjo dan sesuai dengan

Perundang – Undangan.

Dalam teori keadilan menurut Aristoteles dalam ajarannya tentang

Keadilan distributif. Keadilan distributif adalah keadilan yang menuntut

bahwa setiap orang mendapat apa yang menjadi haknya secara proposional.

Jadi keadilan distributif berkenaan dengan penentuan hak dan pembagian hak

yang adil dalam hubungan dalam masyarakat dengan negara, dalam arti apa

yang seharusnya diberikan negara kepada warganya. Keadilan distributif

merupakan tugas dari pemerintah kepada warganya untuk menentukan apa

yang dapat dituntut oleh wargannya. Disini Kabupaten Sukoharjo sudah dapat

memberikan keadilan bagi pekerjanya, karena nilai Upah Minimum

Kabupaten sudah 100% dari pencapaian nilai Kebutuhan Hidup Layak

( KHL ) yang ada didaerah tersebut. Maka dari itu dapat dikatakan Usulan dari

lembaga tripartite sudah berkeadilan dan sesuai dengan Perundang –

Undangan yang berlaku.

Page 79: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

68

Kendala – kendala yang di hadapi :

1. Masing – masing dari 2 unsur antara pengusaha ( Apindo ) dan pekerja

sangat bertolak belakang;

Dalam penentuan upah minimum antara 2 unsur tersebut bertolak

belakang. Maksudnya dari pihak pengusaha ( Apindo ) memberikan usulan

upah minimum ditekan serendah mungkin sedangkan dari pihak pekerja

upah minimum diharapkan setinggiu mungkin. Hal tersebut menyulitkan

dalam penentuan suatu upah minimum.

2. Tidak adanya kesepakatan dari lembaga tripartite.

Lembaga tripartite mengusulkan nilai atau ukuran masing – masing

yang berbeda. Dan dalam menentukan ukuran nilai upah minimum tidak

ada kesepakatan bersama yang dapat diambil. Sehingga Bupati harus

mengeluarkan rekomendasi untuk itu.

Page 80: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

69

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hal – hal yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka

penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Mekanisme yang telah dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Sukoharjo dalam proses penyusunan upah minimum yang

berkeadilan di Kabupaten di Sukoharjo telah sesuai dengan per undang –

undangan dan ketentuan kebutuhan hidup layak. Mekanisme yang

dilakukan dengan jalan melakukan survey nilai Kebutuhan Hidup Layak

di Kabupaten Sukohjarjo sudah sesuai dengan mekanisme menurut

ketentuan normatif dan pelaksanaanya juga dilakukan berdasar dan

berpatokan dengan Undang – Undang No 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan dan juga sesuai dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Nomor PER-17/MEN/VIII/2005 tentang Komponen dan

Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ).

2. Pendapat atau usulan dari lembaga tripartite di Kabupaten Sukoharjo

mengenai upah minimum telah sesuai dengan per undang – undangan dan

ketentuan kebutuhan hidup layak. Dapat di lihat Parameter yang

digunakan dalam penetapan upah minimum didasarkan pada Kebutuhan

Hidup Layak ( KHL ) didaerah yang bersangkutan. Hal tersebut dilihat

dari besarnya Upah Minimum Kabupaten di Sukoharjo telah sesuai dan

menggunakan 100% dari pencapaian nilai Kebutuhan Hidup Layak

( KHL ) di Kabupaten Sukoharjo. Dilihat dari data pada 1 tahun terakhir

yaitu pada tahun 2009, data yang ada besarnya nilai KHL Kabupaten

Sukoharjo sebesar Rp. 769.500,00 dan usulan dari lembaga tripartite yang

direkomendasikan Bupati kepada Gubernur dan yang disetujui Gubernur

adalah sebesar Rp. 769.500,00 dan angka tersebut yang ditetapkan sebagai

besarnya Upah Minimum Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 2010.

Maka dengan itu Pendapat dari lembaga tripartite Kabupaten

69

Page 81: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

70

Sukoharjo mengenai Upah Minimum yang berkeadilan sudah sesuai

dengan Perundang – undangan dan ketentuan Kebutuhan Hidup Layak

( KHL ) dan upah minimum yang berkeadilan sudah terwujud dan

terlaksana.

Kendala – kendala yang di hadapi :

3. Masing – masing dari 2 unsur antara pengusaha ( Apindo ) dan pekerja

sangat bertolak belakang;

4. Tidak adanya kesepakatan dari lembaga tripartite.

B. Saran

1. Sebagai intitusi yang bersifat penting atau berperan dan juga aktif, Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Bidang Hubungan Industrial dan

Pengawasan Ketenagakerjaan yang meliputi juga mengenai pengupahan.

Maka dengan itu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi hendaknya lebih

serius, teliti dan proaktif dalam usaha meningkatkan pengawasan dan lebih

baik dalam melakukan mekanisme Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ).

2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo harus selalu

melaksanakan tugas dengan baik dan sesuai dengan perundang – undangan

sehingga tercipta suasana yang adil dalam segala hal. Dan juga dengan

adanya kendala yang muncul hendaknya untuk lebih meningkatkan

program kerja yang lebih baik lagi, sosialisasi dan penetapan nilai

Kebutuhan Hidup Layak diperbaharui kembali.

Page 82: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

71

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abdul Rachmad Budiono.1997. Hukum Perburuhan Di Indonesia. Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada.

Asikin, Zainal / Wahab, Agusfiar H. 2002. Dasar – Dasar Hukum Perburuhan.

Jakarta : PT raja Grafindo Persada.

Abdul Khakim.2003. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Bandung :

PT. Citra Aditya Bakti

Bahder Johan Nasution. 2004. Hukum Ketenagakerjaan – Kebebasan berserikat

bagi pekerja. Bandung : Mandar Maju. ( diambil mengenai teori keadilan )

Darwan Prinst. 2000. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Bandung : PT. Citra

Aditya Bakti

F.X Djumialdji. 2001. Perjanjian Kerja. Jakarta : Bumi Aksara.

G Kartasapoetra, R.G. Kartasapoetra.A.G. Kartasapoetra.1994. Hukum

Perburuhan Indonesia Berlandaskan Pancasila. Jakarta : Sinar Grafika.

Hendarmin, Ari. 2002. “Kesejahteraan Buruh dan Kelangsungan Usaha : Upah

Minimum dari Sisi pandang Pengusaha” dalam Jurnal Analisis Sosial vol.7

no.1 Februari 2002. Bandung : AKATIGA.

James M. Buchanan. "Minimum wage addendum". Wall Street Journal: pp. A20.

1996-04-25.

Johnny Ibrahim. 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Jawa

Timur : Bayumedia.

Lalu Husni. 2000. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada.

Peter Mahmud Masduki.2008. Penelitian Hukum. Jakarta : Sinar Grafika

Soerjono Soekanto.2006. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : Universitas

Indonesia Press.

Soerjono Soekanto, Sri Mamudji. 2006. Penelitian Hukum Normatif ( Suatu

tinjauan singkat ). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

71

Page 83: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

72

William M. Boal and Michael R. Ransom, "Monopsony in the Labor Market",

Journal of Economic Literature, V.35, March, pgs.86-112

Peraturan Perundang – Undangan :

Undang – Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945

Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

UU No. 23 Tahun 1948 tentang Pengawasan Perburuhan

PP Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan upah

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo.

Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 46 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas

Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabnupaten Sukoharjo.

Peraturan Mentri Tenana Kerja dan Transmigrasi Nomor PER – 17/MEN/VIII/

2005 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan

Hidup Layak (KHL).

Putusan 4 SKB itu berdasarkan aturan PER.16/MEN/X/2008, 49/2008, 922.1/M-

IND/10/2008 dan 39/M-DAG/PER/10/2008 per tanggal 22 Oktober 2008.

Internet :

http://kontan.co.id/../penetapan_upah_minimum_kembali ke Undang - undang

diakses tanggal 03 oktober 2009.

(http://www.bartleby.com/61/83/PO398300.html) diakses pada tanggal 16 November

2009.

LAMPIRAN

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH

NOMOR 561.4/108/2009

TENTANG

Page 84: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

73

UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA

DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH,

Menimbang :

a. bahwa guna meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan untuk mendorong peningkatan produksi, produktifitas kerja, peran Pekerja/Buruh dalam pelaksanaan proses produksi dan kelangsungan pertumbuhan perusahaan/dunia usaha serta berdasarkan Rekomendasi Bupati/Walikota se Jawa Tengah, perlu ditetapkan besarnya Upah Minimum pada 35 (tiga puluh lima) Kabupaten/Kota;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan sesuai hasil koordinasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Propinsi Jawa Tengah, perlu menetapkan Keputusan Gubernur tentang Upah Minimum Pada 35 (tiga puluh lima) Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Tengah Tahun 2010;

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4279);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

Page 85: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

74

5. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 4 Seri E Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 10);

6. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 6 Seri D Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 12);

7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.01/Men/1999 tentang Upah Minimum sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-226/Men/2000 tentang Perubahan Pasal 1, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 20 dan Pasal 21 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-01/MEN/1999 tentang Upah Minimum;

8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor PER-17/MEN/VIII/2005 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak (KHL);

9. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 65 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi Dan Kependudukan Propinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Propinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 65);

10. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/22/2009 tentang Pembentukan Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Tengah Masa Bhakti 2009-2012;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERTAMA :

Upah Minimum Pada 35 (Tiga puluh lima) Kabupaten/Kota Di Propinsi

Jawa Tengah Tahun 2010, yang daftarnya sebagaimana tercantum dalam

Lampiran Keputusan ini.

Page 86: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

75

KEDUA :

Upah Minimum sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA adalah

upah bulanan terendah, terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap.

KETIGA :

Upah Minimum hanya berlaku bagi Pekerja/Buruh dengan tingkat paling

rendah yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun.

KEEMPAT :

Pengusaha yang tidak mampu melaksanakan ketentuan upah minimum

sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, dapat mengajukan

penangguhan upah minimum kepada Gubernur Jawa Tengah atau pejabat

yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

paling lama 10 (sepuluh) hari sebelum berlakunya Keputusan ini.

KELIMA :

Pengusaha yang telah memberikan upah lebih tinggi dari ketentuan upah

minimum sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, dilarang

mengurangi atau menurunkan besarnya upah yang telah diberikan.

KEENAM :

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan kependudukan Provinsi Jawa

Tengah Membentuk Tim Pemantau pelaksanaan upah minimum.

KETUJUH :

Page 87: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

76

Pada saat Keputusan ini mulai berlaku, maka Keputusan Gubernur Provinsi

Jawa Tengah Nomor 561.4/52/2008 tanggal 20 November 2008 tentang Upah

Minimum Pada 35 (Tiga Puluh Lima) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2009 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Page 88: PROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG … filePROSES PENYUSUNAN UPAH MINIMUM YANG BERKEADILAN DI KABUPATEN SUKOHARJO adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya

77

KEDELAPAN :

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2010.

Ditetapkan di Semarang

pada tanggal 17 November 2009

GUBERNUR JAWA TENGAH

ttd.

BIBIT WALUYO