Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

26
1 PROSES PENYUSUNAN PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kondisi pengelolaan persampahan di berbagai kota di Indonesia terlihat masih belum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari tingkat pelayanan yang persampahan yang masih mengalami peningkatan dan penurunan. Tingkat pelayanan persampahan pada tahun 2000 hanya mencapai 40% menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang pernah mencapai 50%. Namun, tingkat pelayanan ini terlihat mengalami peningkatan kembali hingga mencapai 56% setelah tahun 2000 tersebut. Kondisi ini tentu membutuhkan perhatian yang serius agar dapat menghindari terjadinya penurunan kinerja tingkat pelayanan persampahan. Diharapkan, tingkat pelayanan dapat terus meningkat di kemudian hari. Bila dilihat dari sistem pengelolaan persampahan yang diterapkan, pada umumnya berbagai kota di Indonesia masih menggunakan paradigma lama kumpul-angkut- buang. Pada kenyataannya, penerapakan paradigma lama ini memberikan dampak negatif karena sampah tidak dikelola dan tidak ada upaya pengurangan timbulan sampah. Akibatnya, tempat pembuangan akhir (landfill) menjadi cepat penuh. Padahal kondisi saat ini, mencari lokasi baru untuk landfill sangat sulit & umumnya selalu ditolak oleh masyarakat. Permasalahan lainnya yang muncul adalah terkait dengan pencemaran air leachate dan potensi timbulan gas di landfill yang terus mengalami peningkatan karena jumlah sampah juga terus mengalami peningkatan. Konsep pengelolaan sampah dengan menggunakan paradigma lama ini sudah saatnya diganti dengan paradigma baru yang menerapkan pengelolaan sampah terpadu. Pengelolaan sampah terpadu ini tidak hanya mengolah sampah tetapi sudah termasuk didalamnya pengurangan sampah sehingga dapat membantu mengurangi beban TPA. Selain itu, adanya pengurangan sampah juga dapat

description

Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

Transcript of Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

Page 1: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

1

PROSES PENYUSUNAN PERENCANAANSISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

I. Pendahuluan1.1. Latar Belakang

Kondisi pengelolaan persampahan di berbagai kota di Indonesia terlihat masihbelum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari tingkat pelayanan yangpersampahan yang masih mengalami peningkatan dan penurunan. Tingkatpelayanan persampahan pada tahun 2000 hanya mencapai 40% menurun jikadibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang pernah mencapai 50%.Namun, tingkat pelayanan ini terlihat mengalami peningkatan kembali hinggamencapai 56% setelah tahun 2000 tersebut. Kondisi ini tentu membutuhkanperhatian yang serius agar dapat menghindari terjadinya penurunan kinerja tingkatpelayanan persampahan. Diharapkan, tingkat pelayanan dapat terus meningkat dikemudian hari.

Bila dilihat dari sistem pengelolaan persampahan yang diterapkan, pada umumnyaberbagai kota di Indonesia masih menggunakan paradigma lama kumpul-angkut-buang. Pada kenyataannya, penerapakan paradigma lama ini memberikan dampaknegatif karena sampah tidak dikelola dan tidak ada upaya pengurangan timbulansampah. Akibatnya, tempat pembuangan akhir (landfill) menjadi cepat penuh.Padahal kondisi saat ini, mencari lokasi baru untuk landfill sangat sulit & umumnyaselalu ditolak oleh masyarakat. Permasalahan lainnya yang muncul adalah terkaitdengan pencemaran air leachate dan potensi timbulan gas di landfill yang terusmengalami peningkatan karena jumlah sampah juga terus mengalami peningkatan.

Konsep pengelolaan sampah dengan menggunakan paradigma lama ini sudahsaatnya diganti dengan paradigma baru yang menerapkan pengelolaan sampahterpadu. Pengelolaan sampah terpadu ini tidak hanya mengolah sampah tetapisudah termasuk didalamnya pengurangan sampah sehingga dapat membantumengurangi beban TPA. Selain itu, adanya pengurangan sampah juga dapat

Page 2: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

2

membantu mengurangi tidak hanya peralatan yang digunakan seperti peralatanpengumpulan dan pengangkutan tetapi juga biaya operasional.

1.2. Tahapan penyusunan Perencanaan Sistem PengelolaanPersampahan

Sistem pengelolaan persampahan perlu direncanakan dengan sebaik mungkin untukmendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Didalam penyusunan perencanaan, iniperlu diperhatikan bagaimana kondisi yang ada serta peraturan perundang-undangan dan kebijakan bidang persampahan yang terkait. Tahapan penyusunanperencanaan sistem pengelolaan persampahan ini dapat dilihat pada Gambar 1berikut di bawah ini.

Gambar 1. Tahapan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan

II. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam proses penyusunan studirencana induk sistem pengelolaan persampahan, karena tingkat keakuratan datamenjadi kunci dalam memproyeksikan rencana pengembangan jangka panjang.Metode pengumpulan data dapat dilakukan secara primer (dengan melakukanpenelitian atau analisa langsung dilapangan) atau sekunder (dengan menggunakan

KondisiEksisting

Kondisi Yangdiinginkan

PotensiMasalah

Kriteria disain

Peraturan Perundang-undangan & KebijakanBidang Persampahan

PerencanaanPengembangan Sistem

PengelolaanPersampahan & Tahap

Pelaksanaan

Pengumpulan Data

Page 3: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

3

data atau hasil penelitian yang sudah ada). Dalam menyusun studi rencana induksistem pengelolaan persampahan, diperlukan data yang meliputi :- Data kondisi kota dan rencana pengembangan kota- Data kondisi pengelolaan persampahan yang ada- Permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem pengelolaan persamhan

2.1 Data Kota dan Rencana Pengembangan Kota

Data kota sebagai wilayah studi diperlukan untuk mendapatkan gambaran kondisifisik kota dan sarana prasarana kota, sosial ekonomi masyarakat dan kemampuankeuangan daerah, masalah kependudukan, tingkat kerawanan sanitasi dankesehatan masyarakat. Kondisi ini menjadi acuan untuk skenario peningkatan sistempengelolaan persampahan jangka panjang.

A. Gambaran wilayah studi

Gambaran umum wilayah studi dapat menjelaskan posisi kota/kabupaten secaraumum baik batas wilayah, kordinat, iklim/cuaca, trade mark kota bila ada (contohkota pelajar, kota bunga, kota hujan dan lain-lain). Penggambaran ini jugadilengkapi dengan peta.

B. Kondisi fisik kota

Kondisi fisik suatu kota pada umumnya dapat digambarkan dengan data yangmeliputi antara lain :- Topografi (kondisi kemiringan lahan)- Geologi (kondisi tanah dan batuan)- Hidrologi (kondisi air tanah dan sungai yang melintasi kota/kabupaten

bersangkutan, baik kuantitas maupun kualitas)

C. Prasarana kota

Prasarana kota perlu diidentifikasi untuk mengenali sumber sampah sebagai targetdaerah pelayanan, pada umumnya dapat digambarkan dengan data yang meliputi : Jaringan jalan, meliputi jalan arteri/protokol, kolektor, jalan lingkungan

(dilengkapi peta jaringan jalan)

Page 4: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

4

Perumahan, meliputi perumahan komplek dan non komplek baik yang teratur ,tidak teratur, maupun perumahan kumuh

Fasilitas komersial, meliputi pertokoan, pasar, hotel, restauran, salon, bioskop,kawasan wisata, kawasan industri dan lain-lain

Fasilitas umum, meliputi perkantoran, fasilitas pendidikan (universitas, sekolah,dll), fasilitas kesehatan (RS, apotik, puskesmas dll)

Fasilitas sosial, meliputi rumah ibadah, panti sosial dll Ruang terbuka hijau/hutan kota, meliputi taman kota, hutan kota, perkebunan,

persawahan dan lahan-lahan pertanian

Data tersebut perlu dilengkapi dengan peta tata guna lahan.

D. Kependudukan

Data kependudukan diperlukan untuk mengidentifikasi daerah pelayanan,menghitung tingkat pelayanan dan lain-lain, meliputi : Jumlah penduduk kota, per kecamatan dan per kelurahan Kepadatan penduduk rata-rata dan kepadatan di daerah terbangun

Data tersebut perlu dilengkapi dengan peta kepadatan penduduk yang dapatdibedakan untuk daerah dengan kepadatan > 100 jiwa/ha, 50 – 100 jiwa / ha dandaerah dengan kepadatan < 50 jiwa/ha

E. Kondisi sosial ekonomi masyarakat

Data kondisi sosial masyarakat diperlukan untuk menentukan kualitas pengelolaansampah dan perhitungan tarif retribusi dikaitkan dengan kemampuan membayarmasyarakat. Data yang diperlukan adalah :

Mata pencaharian masyarakat Penghasilan masyarakat yang dinyatakan dengan data income/kk/bulan Strata ekonomi yang dapat menggambarkan prosentase kelompok

masyarakat berpenghasilan tinggi, menengah dan rendah

Page 5: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

5

F. Tingkat kesehatan masyarakat

Data tingkat kesehatan masyarakat diperlukan sebagai upaya untuk meningkatkankualitas pelayanan persampahan di kawasan rawan sanitasi yang pada umumnyamemiliki tingkat kesehatan yang rendah. Data penyakit yang diperlukan padaumumnya yang berkaitan dengan buruknya kondisi sanitasi lingkungan dan airbersih seperti diare, tipus, disentri dan ISPA (akibat proses pembakaran sampahsecara terbuka)

G. Rencana pengembangan kota

Data rencana pengembangan kota diperlukan untuk memberikan gambaranpengembangan kota dalam kurun waktu perencanaan yang akan digunakan sebagaiacuan untuk analisa pengembangan kebutuhan pelayanan persampahan jangkapanjang. Data rencana pengembangan kota yang dibutuhkan meliputi :

Rencana pengembangan wilayah Rencana pengembangan jaringan jalan Rencana pengembangan fasilitas kota Proyeksi penduduk

Data tersebut perlu dilengkapi dengan peta pengembangan wilayah, jaringan jalandan lain-lain.

2.2. Data Kondisi Pengelolaan Persampahan

Untuk mendapatkan gambaran kondisi pengelolaan persampahan yang ada diwilayah studi, diperlukan data pengelolaan persampahan baik untuk aspek teknis,kelembagaan, pembiayaan, peraturan dan peran serta masyarakat/swasta.

A. Tingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan merupakan gambaran indikator secara kuantitatif terhadapkondisi pengelolaan sampah suatu kota. Data tingkat pelayanan dapat diketahui daribeberapa hal, yaitu :

Page 6: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

6

Dihitung dari prosentase perbandingan jumlah penduduk yang mendapatkanakses pelayanan sampah secara terpusat (dikumpulkan dari sumber sampaike TPA) dan jumlah penduduk total kota

Dihitung dari prosentase perbandingan jumlah sampah yang diangkut keTPA dan jumlah sampah total

B. Sistem Pengelolaan

Untuk memudahkan pengolahan data atau analisis suatu kondisi pengelolaanpersampahan suatu kota, data sistem pengelolaan persampahan dapatdikelompokkan dalam 5 kelompok yaitu data yang berkaitan dengan aspek teknis,institusi/kelembagaan, pembiayaan, peraturan dan data yang berkaitan denganaspek peran serta masyarakat/swasta

1). Aspek Institusi

Data yang diperlukan adalah : Bentuk institusi yang mengelola sampah, dapat berupa Perusahaan Daerah,

dibawah Dinas PU/Dinas Kebersihan/Dinas Lingkungan Hidup /Sub Dinas,seksi, sub seksi atau UPTD

Struktur organisasi Tata laksana kerja, internal (dilingkungan Dinas) atau eksternal (antar

instansi dan atau dengan pihak masyarakat) SDM, meliputi jumlah SDM yang terlibat dalam pengelolaan sampah (staf

dan petugas lapangan), tingkat pendidikan dan kursus atau pelatihan yangpernah diikuti baik di dalam maupun di luar negeri.

2). Aspek Teknis

Data teknis penanganan sampah yang diperlukan adalah :a. Daerah pelayanan, menggambarkan cakupan pelayanan (luas, wilayah

pelayanan). Daerah pelayanan ini harus dipetakan secara memadai.b. Sumber sampah, menggambarkan jumlah sumber-sumber penghasil sampah

baik dari perumahan (perumahan teratur, tidak teratur dan perumahankumuh) maupun non perumahan yang meliputi fasilitas komersial (sepertipasar, pertokoan, hotel, restauran, dll), fasilitas umum (seperti perkantoran,

Page 7: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

7

sekolah, RS, puskesmas, taman, jalan, dll) dan fasilitas sosial (tempat ibadah,panti sosial, dll).

c. Timbulan sampah (lt/orang/hari, m3/hari atau ton/hari), data timbulansampah sebaiknya dilakukan secara primer, yaitu dengan cara analisistimbulan sampah dengan metode yang representatif (jumlah sample danwaktu pengambilan sampel 8 hari berturut-turut) sesuai SNI No....tentangMetode Sampling Timbulan Sampah

d. Komposisi dan karakteristik sampah, meliputi komposisi organik, kertas,plastik, logam, kaca, dan lain-lain. Untuk data karakteristik sampah perludiketahui berat jenis sampah, kadar air, nilai kalor, dan lain-lain. Data ini jugasebaiknya dilakukan secara primer.

e. Pola penanganan sampah dari sumber sampai TPA, untuk mengetahui aliransampah dari setiap sumber sampah yang ke TPS, TPST, transfer depo, SPAdan TPA (atau bahkan ke TPA liar).

f. Pewadahan (jenis wadah yang umum digunakan)g. Pengumpulan (metode pengumpulan baik komunal mapun individual, sarana

yang digunakan, jumlah sarana pengumpulan, dll)h. Pemindahan skala kawasan (metode pemindahan baik TPS, container,

transfer depo, jumlah prasarana pemindahan, lokasi, dll) dan skala kota(transfer station atau stasiun peralihan antara, jumlah SPA, lokasi SPA)

i. 3R skala kawasan (lokasi, jumlah, metode 3R dan kondisi operasi, jumlahpengurangan/ pemanfaatan sampah, dll) dan 3R skala kota (lokasi, jumlahpengurangan/pemanfaatan sampah, fasilitas dan kondisi operasi, dll)

j. Pengangkutan (jumlah truck, jenis truck, frekuensi atau ritasi truck, ruteangkutan, dll)

k. Pembuangan akhir (lokasi, luas, fasilitas TPA, kondisi operasi danpemanfaatan lahan pasca TPA).

Data lokasi TPA yang diperlukan adalah :- luas,- jarak dari daerah pelayanan,- jarak dari permukiman terdekat,- jarak dari airport,- jarak dari badan air/mata air,- jenis tanah,- porositas tanah (K),

Page 8: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

8

- kemiringan lahan,- muka air tanah,- elevasi muka air tanah,- daya dukung tanah dan lain-lain,

Data fasilitas TPA yang diperlukan meliputi : ketersediaan fasilitas umum (jalan masuk, saluran drainase, pos jaga/kantor

dan pagar), fasilitas perlindungan lingkungan (lapisan dasar kedap air, jaringan

pengumpul leachate, instalasi pengolahan leachate, ventilasi gas, tanahpenutup, buffer zone, sumur uji dll),

fasilitas operasional (alat berat, dump truck tanah, jembatan timbang) dan fasilitas penunjang seperti air bersih, bengkel dan lain-lain.

Data kondisi operasi TPA yang perlu diketahui adalah :- sistem pencatatan jumlah sampah yang masuk ke TPA secara harian

(m3/hari atau ton/hari),- sistem sel penimbunan sampah,- tinggi timbunan,- penutupan tanah yang dilakukan,- pemadatan sampah- oprasional alat berat- lama waktu penutupan tanah,- kepadatan lalat,- ada tidaknya kebakaran/ asap di TPA,- hasil proses pengolahan leachate (data kualitas influen dan efluen leachate),- kegiatan pemulung (jumlah pemulung, jumlah sampah yang dapat dikurangi

dari aktifitas pemulung dan lain-lain).

Data pemanfaatan lahan pasca TPA (TPA lama yang sudah tidak terpakai) yangperlu diketahui adalah :

- lokasi,- fungsi baru (bangunan, lahan terbuka, atau dibiarkan terbuka tanpa

penanganan apapun)

Data tersebut dilengkapi dengan peta dan gambar teknis.

Page 9: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

9

3). Aspek Pembiayaan

Data pembiayaan untuk pengelolaan sampah yang diperlukan adalah : Data APBD total dalam 3 tahun terakhir Biaya pengelolaan (APBD) khusus untuk pengelolaan sampah dalam 3 tahun

terakhir Tarif retribusi sesuai Perda yang masih berlaku Biaya penerimaan retribusi 3 tahun terakhir Prosedur penarikan retribusi Biaya pengelolaan sampah berbasis masyarakat (3R) yang ada

4). Aspek Peraturan

Data peraturan yang dibutuhkan adalah : Jenis peraturan yang ada sesuai Perda, pada umumnya meliputi Perda yang

mengatur pembentukan institusi pengelola sampah, Perda yang mengaturketentuan umum penanganan sampah dan Perda yang mengatur tentangretribusi.

Kelengkapan materi Perda yang ada Penerapan Perda terutama yang berkaitan dengan sanksi atas pelanggaran

yang dilakukan

5). Aspek Peran serta masyarakat dan swasta

Data kondisi peran serta masyarakat dalam bidang persampahan yang dibutuhkanadalah :

Tingkat kesadaran masyarakat dalam pola penanganan sampah baik secaraumum maupun dalam kegiatan 3R pada skala sumber dan kawasan

Program penyuluhan dan edukasi yang ada serta pelaksanaannya Peran swasta dalam penanganan sampah yang ada

Page 10: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

10

2.3. Permasalahan

A. Masalah TeknisDiperlukan identifikasi gambaran masalah teknis dalam pengelolaan persampahan,meliputi :

Masalah yang melatar belakangi rendahnya cakupan pelayanan Masalah data dasar timbulan dan komposisi / karakteristik sampah yang

tidak dilakukan secara primer dan berkala (sesuai dengan SNI tentangPengukuran Timbulan dan Komposisi Sampah)

Masalah keterbatasan prasarana dan sarana persampahan Masalah efisiensi pola penanganan sampah yang masih rendah Masalah 3R yang masih belum dilakukan secara memadai Masalah keterbatasan lahan TPA Masalah lokasi TPA yang tidak memenuhi persyaratan (sesuai SNI tentang

Tata Cara pemilihan Lokasi TPA) Masalah terbatasnya prasarana dan sarana TPA penyebab pencemaran

lingkungan terutama yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan sepertilapisan dasar TPA, jaringan pengumpul leachate, pengolahan leachate,ventilasi gas, buffer zone, penutupan tanah dan lain-lain

Masalah pengoperasian TPA yang cenderung dilakukan secara open dumpingdan menjadi penyebab terjadinya pencemaran lingkungan maupunkecelakaan kerja

Masalah pengelolaan TPA yang cenderung dilakukan secara “apa adanya”

B. Masalah Non TeknisDiperlukan identifikasi gambaran masalah non teknis dalam pengelolaanpersampahan, meliputi :

Masalah kelembagaan terutama yang berkaitan dengan bentuk institusidalam kapasitas sebagai operator dan regulator, struktur organisasi yangtugasnya tidak fokus menangani masalah persampahan dan keterbatasanSDM yang ahli dibidang persampahan

Masalah lemahnya kordinasi antar instansi yang berkaitan dengan masalahpersampahan serta sulitnya melaksanakan kerja sama antar kota untukmelaksankan pola regional

Page 11: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

11

Masalah keterbatasan biaya untuk investasi maupun biayaoperasi/pemeliharaan yang sering menimbulkan masalah teknis dancenderung mencemari lingkungan

Masalah rendahnya penerimaan retribusi dan tingginya subsidi APBD yangdikhawatirkan dapat menghambat keberlanjutan pengelolaan persampahan

Masalah sulitnya melakukan penerapan Perda terutama sanksi ataspelanggaran persampahan

Masalah rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam pola penanganansampah yang baik dan benar terutama dalam program 3R

Masalah terbatasnya program kampanye dan edukasi bidang persampahanbagi upaya peningkatan kesadaran masyarat

Masalah iklim investasi yang belum kondusif bagi pihak swasta sebagaioperator persampahan

C. Permasalahan UtamaDari berbagai permasalahan yang ada baik teknis maupun non teknis, perlu ditariksuatu garis permasalahan utama untuk mendapatkan gambaran prioritas solusipenanganannya. Permasalahan utama, dapat dinilai dari tingkat urgensi dandampak yang ditimbulkan serta berulang selalu terjadi

D. Target PenangananUntuk merencanakan penanganan persampahan jangka panjang, perlu ditetapkansuatu target yang realistis dan aplikatif dengan mengacu pada target nasional,kesepakatan MDGs, target propinsi dan kota/kabupaten. Secara umum targetpersampahan nasional adalah :

Cakupan pelayanan 70% pada tahun 2015 Pengurangan volume sampah melalui program 3R sebesar 20% pada tahun

2010 Peningkatan kualitas TPA (tempat pemrosesan akhir) menjadi minimal

controlled landfill (kota sedang dan kecil) dan sanitary landfill (kota besardan metropolitan) pada tahun 2012

Page 12: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

12

III. Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan

3.1. Umum (berbagai kebijakan dan strategi nasional, daerah, rencanatata ruang)

Merencanakan suatu pengembangan sistem pengelolaan persampahan memerlukanstrategi yang terstruktur dan tapat sasaran. Strategi pengembangan persampahandan untuk jangka panjang perlu mengacu pada strategi nasional (Permen PU No21/PRT/M/2006) dan daerah serta rencana tata ruang yang berlaku. Secara garisbesar, strategi tersebut meliputi :

a. Strategi Teknis- Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan berdasarkan kriteria kebutuhan

pengembangan- Peningkatan kegiatan 3R untuk skala sumber dan kawasan pada lokasi-lokasi

prioritas dan memenuhi kriteria- Rehabilitasi TPA menjadi minimal controlled landfill- Mengembangkan pola pelayanan regional 2 atau lebih kota kabupaten yang

berdekatanb. Strategi Peningkatan Kelembagaan

- Peningkatan organisasi sesuai dengan peraturan yang berlaku (PP 38/2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antar Pemerintah, PemerintahDaerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, PP 50/2007 tentang TataCara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah, PP 23/2005 tentang PengelolaanKeuangan Badan Layanan Umum dan lain-lain)

- Pemisahan fungsi operator dan regulator- Peningkatan kualitas SDM melalui training- Rekruitmen SDM untuk jangka panjang sesuai dengan kualifikasi bidang

keahlian persampahan/manajemenc. Strategi Peningkatan Pembiayaan

- Peningkatan prioritas alokasi dana untuk investasi maupun biaya pengelolaanpersampahan

- Pola pembiayaan mengarah pada Badan Layanan Umum- Peningkatan sistem tarif yang mengarah pada pola cost recovery- Penerapan pola insentif dan disinsentif

Page 13: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

13

d. Strategi Peningkatan Pengaturan- Penyempurnaan berbagai produk hukum yang realistis dan aplikatif- Sosialisasi produk hukum kepada para stakeholders terutama masyarakat- Penerapan ketentuan hukum terutama penerapan sanksi atas pelanggaran

secara bertahape. Strategi Peningkatan Peran Serta Masyarakat

- Sosialisasi- Edukasi- Uji coba dan pendampingan- Penerapan Insentif dan disinsentif untuk program 3R (reduce, reuse dan

recycle)

3.2. Tujuan dan Target Penanganan

A. Jangka PendekTujuan dan target penanganan sampah jangka pendek sangat tergantung padapermasalahan masing-masing wilayah perencanaan yang membutuhkanpenanganan mendesak

B. Jangka MenengahTujuan dan target penanganan sampah jangka menengah sangat tergantung padapermasalahan masing-masing wilayah perencanaan yang membutuhkanpenanganan untuk jangka waktu 5 tahun

C. Jangka PanjangTujuan dan target penanganan sampah jangka panjang sangat tergantung padapermasalahan persampahan masing-masing wilayah perencanaan yangmembutuhkan penanganan untuk jangka waktu 10 tahun

3.3. Kriteria Perencanaan

Kriteria baik secara teknis maupun manajemen pengelolaan persampahan sebagaiacuan perencanaan jangka panjang (rencana induk) dapat dilihat pada bab III .

Page 14: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

14

3.4. Strategi Pengembangan Pelayanan

1. Perkiraan Timbulan SampahTimbulan sampah perlu diketahui secara lebih memadai sebagai dasar perencanaankebutuhan prasarana dan sarana persampahan baik untuk jangka pendek,menengah maupun jangka panjang. Perkiraan atau proyeksi timbulan sampahdapat diketahui setelah data eksisting diketahui (data primer, melalui samplinganalisa timbulan sampah, SNI No 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan DanPengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan), berdasarkan hasilpenelitian Bank Dunia (Sandra Couintru, 1990). Peningkatan laju timbulan sampahuntuk negara berkembang adalah 4 % per-tahun. Namun dapat juga digunakanangka yang berbeda untuk sumber sampah yang berbeda, misal peningkatan lajutimbulan untuk sampah perumahan adalah 1-2 %/ tahun dan 2-4 %/ tahun untuksumber sampah komersial.

2. Sistem Pengembangan pengelolaan Yang Akan ditingkatkanMerencanakan sistem pengembangan pengelolaan persampahan perlumemperhatikan masalah disetiap wilayah pelayanan, baik yang menyangkut aspekorganisasi, teknis, pembiayaan, pengaturan maupun masalah yang berkaitandengan aspek peran serta masyarakat dan dunia usaha. Sehingga solusi yangditawarkan akan efektif menyelesaikan permasalahan persampahan dalam jangkapendek, jangka menengah dan jangka panjang.

3. Sistem PelayananSistem pelayanan persampahan lebih difokuskan pada aspek teknis yang meliputi :

Penentuan daerah pelayanan dalam kurun waktu perencanaan didasarkanpada daerah pelayanan eksisting, rencana pengembangan kota, rencanawilayah strategis, kepadatan penduduk dan wilayah kumuh/DAS

Pola pelayanan yang akan diterapkan pada daerah perencanaan seperti polapenanganan sampah untuk perumahan, fasilitas komersial , fasilitas umum(perkantoran, jalan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan) dan fasilitassosial. Pola pelayanan tersebut meliputi pewadahan, pengumpulan,pemindahan, 3R, pengangkutan dan pemrosesan akhir (penggantipembuangan akhir) yang sesuai dengan karakteristik wilayah pelayanannya.

Page 15: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

15

3.5. Strategi Pembiayaan

1. Strategi InvestasiInvestasi untuk pengadaan prasarana dan sarana persampahan perlumemperhatikan kebutuhan pelayanan secara teknis dan sesuai dengan kemampuandaerah dan masyarakat. Selain itu potensi swasta untuk investasi bidangpersampahan juga perlu digali secara lebih memadai. Investasi yang dapatditawarkan kepada pihak swasta adalah:

Pengangkutan sampah Transfer station Pengolahan sampah skala kota (ITF, intermediate treatment facilities) Tempat Pembuangan Akhir Pemanfaatan gas landfill melalui mekanisme CDM Dan lain-lain

2. Strategi Operasi dan PemeliharaanKeberhasilan pengelolaan sampah pada dasarnya sangat tergantung padaketersediaan dana O/P yang memadai. Strategi untuk penyediaan dana O/P dapatberupa :

Penyediaan dana O/P dari APBD sesuai kebutuhan Kontribusi dana O/P masyarakat berupa pengelolaan sampah mandiri

berbasis masyarakat skala kawasan (didahului dengan program kampanye/sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat)

Peran swasta dalam penyediaan dana O/P berupa kontrak manajemen, BOO,BOT dan lain-lain sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku

IV. Rencana Pengembangan Pengelolaan Persampahan

4.1. Rencana Daerah Pelayanan

Rencana pengembangan daerah pelayanan harus didasarkan pada rencanapertumbuhan kota , daerah yang saat ini sudah mendapatkan pelayanan sertakriteria yang berlaku.

Pengembangan merupakan “rumah tumbuh” Kriteria pengembangan daerah pelayanan seperti yang sudah dijelaskan

pada bab terdahulu

Page 16: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

16

Dilengkapi dengan peta daerah pelayanan

4.2. Proyeksi Kebutuhan Pelayanan

Jangka Pendek Tahun .... (Dengan periode 1-2 tahun)

Tabel 1. Tabel Proyeksi Kebutuhan Pelayanan Jangka PendekNo Kota Jml

PddkKepadatan Pddk (Jiwa/ha),

%Hotel Kantor Toko Bioskop Pasar

> 100 50 - 100 > 501 Kec. A

- Kel. 1- Kel. 2- Kel. 3

2 Kec. A- Kel. 1- Kel. 2- Kel. 3

3 Kec. A- Kel. 1- Kel. 2- Kel. 3Total

Catatan : Prosentase kepadatan penduduk(> 100 jiwa/ha, 50 – 100 jiwa/ha dan < 50

jiwa/ha) harus dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk pada tahundimaksud untuk setiap kelurahan

Proyeksi fasilitas kota harus dihitung sesuai dengan rencana pengembangankota pada tahun dimaksud (jangka pendek)

Page 17: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

17

Jangka Menengah Tahun ........ (Dengan periode 5 tahun)

Tabel 2. Tabel Proyeksi Kebutuhan Pelayanan Jangka MenengahNo Kota Jml

PddkKepadatan Pddk

(Jiwa/ha), %Hotel Kantor Toko Bioskop Pasar

> 100 50 - 100 > 50

1 Kec. A- Kel. 1- Kel. 2- Kel. 3

2 Kec. A- Kel. 1- Kel. 2- Kel. 3

3 Kec. A- Kel. 1- Kel. 2- Kel. 3Total

Catatan :- Prosentase kepadatan penduduk(> 100 jiwa/ha, 50 – 100 jiwa/ha dan < 50 jiwa/ha) harus

dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk pada tahun dimaksud untuk setiapkelurahan

- Proyeksi fasilitas kota harus dihitung sesuai dengan rencana pengembangan kota padatahun dimaksud (jangka menengah)

Page 18: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

18

Jangka Panjang (Dengan periode 10 tahun)

Tabel 3. Tabel Proyeksi Kebutuhan Pelayanan Jangka PanjangNo Kota Jml

PddkKepadatan Pddk

(Jiwa/ha), %Hotel Kantor Toko Bioskop Pasar

> 100 50 - 100 > 50

1 Kec. A- Kel. 1- Kel. 2- Kel. 3

2 Kec. A- Kel. 1- Kel. 2- Kel. 3

3 Kec. A- Kel. 1- Kel. 2Total

Catatan :- Prosentase kepadatan penduduk(> 100 jiwa/ha, 50 – 100 jiwa/ha dan <

50 jiwa/ha) harus dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk padatahun dimaksud untuk setiap kelurahan

- Proyeksi fasilitas kota harus dihitung sesuai dengan rencanapengembangan kota pada tahun dimaksud (jangka panjang)

4.3. Rencana pengembangan Secara Teknis

Rencana pengembangan

Alternatif rencana pengembangan penanganan sampah jangka panjang perlumemperhatikan beberapa hal yang sudah disampaikan pada bab terdahulu sepertikondisi kota, kemampuan daerah dan masyarakat serta NSPK yang ada. Alternatifyang perlu dikaji adalah berkaitan dengan :

skenario alokasi lahan TPA (lokal, regional) skenario transfer station skenario pengurangan sampah melalui program 3R skenario lain sesuai dengan kondisi dan kebijakan lokal

Page 19: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

19

Alternatif 1

Rencana pengembangan penanganan sampah jangka panjang berdasarkan skenario:

optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana yang ada dan penyiapanlokasi TPA baru (lokal)

tanpa pengurangan sampah

Berdasarkan skenario tersebut, maka rencana yang perlu disiapkan adalah : Pengembangan daerah pelayanan sesuai dengan kebijakan dan kriteria yang

berlaku Perencanaan kebutuhan prasarana dan sarana persampahan sesuai dengan

tingkat pelayanan yang direncanakan Perencanaan pola penanganan sampah dari sumber sampai TPA Perencanaan rute pengangkutan sampah Revitalisasi TPA Pemilihan lokasi TPA baru berdasarkan rencana tata ruang kota/kabupaten Pembangunan TPA baru dengan metode sanitary landfill

Alternatif 2Rencana pengembangan penanganan sampah jangka panjang berdasarkan skenario:

optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana yang ada penyiapan lokasi TPA baru (regional) pengurangan sampah minimal 20 %

Berdasarkan skenario tersebut, maka rencana yang perlu disiapkan adalah : Pengembangan daerah pelayanan sesuai dengan kebijakan dan kriteria yang

berlaku Perencanaan kebutuhan prasarana dan sarana persampahan sesuai dengan

tingkat pelayanan yang direncanakan Perencanaan pola penanganan sampah dari sumber sampai TPA Revitalisasi TPA untuk jangka pendek Pemilihan lokasi TPA baru (regional) berdasarkan rencana tata ruang wilayah

provinsi

Page 20: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

20

Perencanaan pola transfer (transfer station) untuk jarak angkutan ke TPA >20 km

Pembangunan TPA baru dengan metode sanitary landfill Penyiapan program 3R dengan target minimal 20% dan secara bertahap

ditingkatkan sesuai dengan kesiapan masyarakat Pendampingan kepada masyarakat untuk 3R berbasis masyarakat

Evaluasi Alternatif Sistem

Berdasarkan alternatif tersebut diatas perlu dievaluasi alternatif sistem penanganansampah yang paling sesuai dengan kondisi wilayah perencanaan. Evaluasi harusmempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

Undang-Undang Pengelolaan Sampah yang mensyaratkan ketentuan antaralain pengurangan sampah melalui program 3R untuk semua kawasan dalamwaktu 1 tahun, menutup TPA open dumping paling lama 5 tahun danmelaksanakan pemantauan lingkungan terhadap TPA yang telah ditutupselama 20 tahun

PP 16/2005 yang mensyaratkan ketentuan perlindungan air baku melaluipenyediaan prasarana dan sarana persampahan yang memadai.

Kebijakan Nasional Persampahan, yang mengedepankan pengurangansampah di sumber, peningkatan kualitas TPA menjadi sanitary landfill (kotabesar dan metropolitan) dan controlled landfill (kota sedang dan kecil)

Komitmen internasional yang telah diratifikasi oleh Pemerintah seperti KyotoProtocol untuk pengurangan emisi gas rumah kaca melalui mekanisme CDM,MDGs untuk meningkatkan akses pelayanan persampahan pada tahun 2015

Efisiensi dan efektivitas proses penanganan sampah NSPK (norma, standar, pedoman dan kriteria) bidang persampahan yang

berlaku Kemampuan organisasi daerah, kapasitas SDM dan pembiayaan untuk

menyelenggarakan kegiatan penanganan persampahan

Pemilihan Prioritas

Berdasarkan hasil evaluasi alternatif sistem penanganan sampah, perlu dilakukanpemilihan prioritas program atau kegiatan persampahan sesuai dengan kebutuhan.Prioritas terbut dipertimbangkan melalui penapisan sebagai berikut :

Page 21: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

21

Urutan sifat urgensi seperti adanya kasus pencemaran atau kecelakaan diTPA uang memerlukan tindakan mendesak. Rencana kegiatan diurutkansesuai dengan tingkat prioritas

Prioritas kegiatan akan diuraikan dalam tahap mendesak, jangka menengahdan jangka panjang

4.4. Rencana Pengembangan Kelembagaan

Kebutuhan pengembangan organisasi pengelola sampah secara umum harusdidasarkan pada kompleksitas permasalahan persampahan yang dihadapi olehpemerintah kab/kota dengan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.Acuan peraturan dan perundangan yang berkaitan dengan masalah kelembagaanadalah :

UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antar Pemerintah,

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota PP 41/2007 tentang Struktur Organisasi Dinas Daerah PP 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Makin komplek skala pelayanan, diperlukan suatu organisasi yang lebih memadaidan untuk menjamin terlaksananya pola pelaksanaan dan pengawasan yang baik,diperlukan pemisahan peran operator dan regulator. Rencana pengembanganorganisasi pengelola sampah meliputi :

Bentuk Institusi, Struktur Organisasi, SDM, Tata Laksana Kerja, Pola Kerjasama Antar Kota,

4.5 Rencana Pengembangan Peraturan

Dukungan peraturan merupakan hal penting dalam menjalankan proses pengelolaansampah dan harus memuat ketentuan hukum berdasarkan peraturan perundanganbidang persampahan yang berlaku (UU, PP), kebijakan nasional dan provinsi sertaNSPK (norma, standar, pedoman dan kriteria) bidang persampahan. Rencana

Page 22: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

22

pengembangan peraturan daerah, perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Jenis Perda terdiri dari Perda Pembentukan Institusi, Perda KetentuanPenanganan Persampahan dan Perda Retribusi

Substansi materi Perda harus cukup menyeluruh, tegas dan dapatdiimplementasikan untuk jangka panjang (20 tahun)

Penerapan Perda perlu didahului dengan sosialisasi, uji coba dikawasantertentu dan penerapan secara menyeluruh. Selain itu juga diperlukankesiapan aparat dari mulai kepolisian, kejaksaan dan kehakiman untukpenerapan sanksi atas pelanggaran yang terjadi.

Evaluasi Perda perlu dilakukan setiap 5 tahun untuk menguji tingkatkelayakannya.

4.6 Rencana Pendanaan

Rencana pembiayaan untuk pengembangan sistem pengelolaan persampahanjangka panjang, meliputi :

Biaya Investasi, perhitungannya didasarkan pada kebutuhan pengadaanlahan (TPA, TPST dan lain-lain) dan prasarana/sarana persampahan(pewadahan, pengumpulan, pemindahan, 3R, pengangkutan danpemrosesan akhir sampah)

Biaya Operasi dan Pemeliharaan, perhitungannya didasarkan padakebutuhan alternatif pengoperasian seluruh kegiatan penanganan sampahdari sumber sampai TPA (tempat pemrosesan akhir) sampah untuk jangkapanjang

Indikasi retribusi sampah, perhitungannya didasarkan pada indikasi biayasatuan penanganan sampah (Rp/m3 atau Rp/kapita/tahun dan lain-lain)

4.7 Rencana Pengembangan PSM dan Swasta

Peningkatan peran serta masyarakat dalam sistem pengelolaan sampah mempunyaifungsi penting sebagai fondasi bangunan pengelolaan sampah. Pelaksanaanprogram tidak akan berhasil tanpa kesadaran masyarakat yang cukup memadai.Rencana peningkatan peran masyarakat perlu dilakukan secara berjenjang, mulaidari fase pengenalan (1-3 tahun) sampai pada fase melaksanakan (5-10 tahun).Rencana peningkatan PSM, meliputi :

Page 23: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

23

Penyusunan program penyuluhan/kampanye Pelaksanaan Penyuluhan/kampanye Internalisasi penanganan sampah ke kurikulum sekolah Uji coba program 3R berbasis masyarakat Replikasi pengembangan kegiatan 3R berbasis masyarakat untuk mencapai

target yang telah ditentukan selama 20 tahun masa perencanaan (10 –30)%

V. Rencana Tahapan Pelaksanaan

Untuk melaksanakan rencana kegiatan tersebut diatas, diperlukan pentahapanpelaksanaan dengan mempertimbangkan urgensi masalah yang dihadapi,kemampuan daerah dan masyarakat. Masalah penutupan TPA open dumping danpenyediaan fasilitas pemilahan sampah di kawasan permukiman, fasilitas komersial,fasilitas umum dan lain-lain perlu dilakukan pada tahap awal sesuai dengan amanatUU No 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah.

5.1. Rencana Jangka PendekRencana peningkatan pengelolaan sampah jangka pendek (1-2 tahun) merupakantahap pelaksanaan yang bersifat mendesak dan dapat dijadikan fondasi untukpentahapan selanjutnya. Sebagai contoh :

Menyiapkan kebijakan pengelolaan sampah kota/kabupaten yang mengacupada kebijakan nasional, propinsi dan NSPK yang berlaku

Peningkatan kelembagaan terutama SDM sebagai dasar untuk peningkatankinerja operasional penanganan sampah

Penyiapan dan atau penyempurnaan PERDA yang sesuai dengan NSPK danUU No 18/2008

Perencanaan detail penanganan persampahan (penutupan TPA opendumping / revitalisasi TPA, program 3R)

Penyusunan AMDAL atau UKL/UPL atau kajian lingkungan sesuai kebutuhan Kampanye dan edukasi sebagai dasar untuk penyiapan masyarakat dalam

partisipasi program 3R Penyediaan prasarana dan sarana untuk mengatasi masalah persampahan

yang bersifat mendesak (bin pemilahan sampah, peningkatan TPA, dll) Penyiapan peningkatan tarif (iuran dan retribusi)

Page 24: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

24

5.2. Rencana Jangka MenengahRencana Rencana peningkatan pengelolaan sampah jangka menengah (5 tahun)merupakan tahap pelaksanaan lima tahun yang didasarkan pada hasil kajiansebelumnya dengan mempertimbangkan tahap mendesak yang telah dilakukan.Sebagai contoh : Melanjutkan peningkatan kelembagaan (pemisahan operator dan regulator) dan

pelatihan SDM yang menerus disesuaikan dengan kebijakan nasional, propinsidan NSPK terbaru

Pelaksanaan law enforcement (Perda) didahului dengan sosialisasi dan uji cobaselama 1 tahun

Peningkatan cakupan pelayanan sesuai perencanaan Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana persampahan sesuai dengan

perencanaan Pelaksanaan revitalisasi TPA sesuai dengan perencanaan Pelaksanaan pemantauan kualitas lingkungan TPA Pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dg 3R di beberapa

kawasan Kampanye dan edukasi yang menerus Pelaksanaan peningkatan retribusi baik melalui perbaikan tarif maupun

mekanisme penarikannya Merintis kerjasama dengan pihak swasta (pengangkutan dan atau TPA/CDM)

5.3. Rencana Jangka Panjang

Rencana Rencana peningkatan pengelolaan sampah jangka panjang (20 tahun)merupakan tahap pelaksanaan yang bersifat menyeluruh denganmempertimbangkan hasil pencapaian tahap sebelumnya. Sebagai contoh :

Peningkatan kelembagaan (peran operator dan regulator) dan pelatihan SDMyang menerus disesuaikan dengan kebijakan nasional, propinsi dan NSPKterbaru

Review atau penyempurnaan Perda yang sesuai dengan NSPK dan kondisiterkini yang berkembang di daerah

Peningkatan cakupan pelayanan sesuai dengan target perencanaan Peningkatan prasarana dan sarana sesuai cakupan pelayanan serta

penggantian peralatan yang sudah habis umur teknisnya Pelaksanaan peningkatan kinerja TPA sesuai dengan kebutuhan

Page 25: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

25

Pemilhan lokasi TPA baru sebagai persiapan penutupan TPA lama yangsudah penuh (sesuai dengan kebutuhan) disertai studi kelayakan dan AMDALatau UKL/UPL

Penutupan TPA lama (jika diperlukan) dan pemantauan kualitas TPA yangtelah ditutup selama 20 tahun secara berkala

Pembangunan TPA baru sesuai NSPK Pembangunan TPST skala kota (sesuai kebutuhan) Replikasi 3R sesuai dengan target pengurangan sampah Kampanye dan edukasi sebagai dasar untuk penyiapan masyarakat dalam

partisipasi program 3R Meningkatkan pola kerjasama dengan pihak swasta dan CDM

5.4. Rencana Program

Rencana program peningkatan pengelolaan persampahan jangka pendek,menengah dan jangka panjang dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4. Tabel Rencana ProgramNo Aspek

PengelolaanJangka Pendek Jangka

MenengahJangka Panjang

1 Kelembagaan2 Teknis3 Pembiayaan4 Peraturan5 PSM6 Swasta

Page 26: Proses penyusunan perencanaan sistem pengelolaan persampahan

26

5.5 Rencana Pembiayaan

Tabel 5. Tabel Rencana PembiayaanNo Komponen

KegiatanBiaya (JangkaPendek)

Biaya (JangkaMenengah)

Biaya (JangkaPanjang)

Investasi O/M Investasi O/M Investasi O/M

RetribusiPerhitungan retribusi perlu dibuat berdasarkan perkiraan biaya investasi dan O/Muntuk jangka menengah dan jangka panjang

Biaya SatuanDiperlukan estmasi biaya satuan penanganan sampah berdasarkan kebutuhan biayainvestasi dan O/M, meliputi :

- Rp../kapita/tahun- Rp../m3 atau Rp../ton- Biaya pengumpulan/ton- Biaya pengangkutan/ton- Biaya pengolahan/ton- Biaya TPA/ton

5.6 Sosialisasi

Dokumen Perencanaan Pengelolaan Persampahan harus disosialisasikan secara lebihmemadai baik kepada pihak eksekutif, legislatif maupun masyarakat umum, dengantujuan untuk mendapatkan dukungan semua pihak agar proses pelaksanaannyadapat berjalan seperti yang diharapkan.