PROSES PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN BER DASARKAN …repository.uinjambi.ac.id/2450/1/SKRIPSI-IRWAN...
Transcript of PROSES PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN BER DASARKAN …repository.uinjambi.ac.id/2450/1/SKRIPSI-IRWAN...
PROSES PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN BER DASARKAN
PERATURAN DAERAH NO 6 TAHUN 2008
(Studi di Kecamatan Pamenang Selatan Kabupaten Merangin)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Syariah
Oleh:
IRWAN DEFRIYANTO
SIP.110179
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
v
MOTTO
Artinya: Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan
kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang,
menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu
menyembah. (QS. Al-Anbiyaa’: 21 ayat 73) 1
1 Al-Anbiyaa’ (21): 73
vi
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap proses pemekaran wilayah Kecamatan
Bedasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008.
Sebagai tujuan antaranya untuk mengetahui proses pemekaran wilayah
Kecamatan dan kendala yang ada dalam proses pemekaran wilayah Kecamatan
Bedasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008. Skripsi
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut: (1) Proses pemekaran wilayah
Kecamatan Pemenang Selatan telah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Merangin Nomor 6 Tahun 2008, ini didasari dengan Pelayanan Administrasi yang
mendukung, Infrastruktur yang tercukupi, keadaan Ekonomi masyarakat yang
membaik, Sosial budaya, Politik dan juga Agama telah memenuhi persyaratan
yang mencangkupi, di mana di dalamnya terdapat 19 desa. Sedangkan lokasi Ibu
Kota Kecamatan Pamenang Selatan berada di Kecamatan Pamenang Selatan
karena dinilai memiliki aksesibilitas, keterjangkauan, posisi geografis, dan
infrastruktur yang relatif memadai. (2) Kendala yang ada dalam proses pemekaran
wilayah Kecamatan Pamenang Selatan Bedasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Merangin Nomor 6 Tahun 2008, diantaranya; Kurangnya Transparansi
Pembangunan, di mana pemerintah Kecamatan Pamenang Selatan masih belum
mempublikasikan perencanaan pembangunan dan juga pelaporan pembangunan
agar dapat diakses oleh masyarakat dan Minimnya Partisipasi Masyarakat, di
mana minimnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan Kecamatan
Pamenang Selatan.
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil ‘alamin
Puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan sehingga
saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh strata 1 (S1) Shalawat
beserta salam tidak lupa pula kukirimkan kepada junjunganku Muhammad
Rasulullah SAW
“Pengetahuan yang benar tidak diukur dari sebanyak anda menghafal dan
seberapa banyak yang mampu anda jelaskan, melainkan pengetahuan yang benar
adalah ekspresi keshalehan (melindungi dari pada apa yang Allah SWT larang dan
bertindak atas apa yang Allah SWT amanatkan) R.A. Abu Na’iam”
Kuibaratkan karya kecilku ini bak serantai mawar yang wanginya akan tetap
teringat sepanjang hayat, meski kelak raganya akan lekang terlengser waktu, dan
kupersembahkan mawar ini untuk:
Ayahku terhebat Sugiarto, ilmu yang kauberikan dan mendidikku dengan titik-
titik dan berubah menjadi kalimat sehingga kupergunakan untuk mencari ridho
dijalan Allah SWT
Ibuku terindah Rubiatun yang mengasuhku dan memberikan warna pelangi di
dalam hidupku hingga kujelajahi dunia yang begitu luas
Serta teman-temanku yang telah menginspirasiku dalam langkah gelap dan terang
hidupku
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat rahmat, hidayahnya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini
penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya
kejalan yang benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Imam, Islam
dan amal nyata yang shalih likulli zaman wa makan.
Skripsi ini diberi judul “Proses Pemekaran Wilayah Kecamatan
Bedasarkan Peraturan Daerah No 6 Tahun 2008 Studi di Kecamatan
Pamenang Selatan Kabupaten Merangin” merupakan suatu kajian terhadap
Komunikasi Kepemimpinan yang diperuntukkan untuk komunikasi
kepemimpinan terhadap sebagai abdi masyarakat. Dan inilah yang diketengahkan
dalam skripsi ini.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:
ix
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph. D selaku wakil rektor I Bidang Akademik
dan Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd selaku wakil
rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu
Dr. Hj. Fadillah, M. Pd, selaku wakil rektor III Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
4. Bapak H. Hermanto Harun, M. HI., Ph. D, selaku Wakil Dekan I, Bidang
Akademik, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S. Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan II,
Bidang Adminitrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Ibu Dr. Yuliatin,
S. Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
5. Ibu Mustiah, S. Ag., M. Sy selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan di
Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
6. Ibu Tri Endah Karya Lestriyani, S. IP., M. IP selaku Sekretaris jurusan Ilmu
Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
7. Drs. H. Maulana Yusuf, M. Ag selaku Pembimbing I dan Ibu Tri Endah
Karya Lestriyani, S. IP., M. IP selaku Pembimbing II skripsi ini di Fakultas
Syariah UIN STS Jambi.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah UIN STS Jambi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
ix
9. Bapak dan Ibu karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas Syariah UIN
STS Jambi.
10. Sahabat-sahabatku jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2011.
11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
kita mohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, Oktober 2018
Penulis,
Irwan Defriyanto
SIP. 110179
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................... iv
MOTTO ..................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 4
C. Batasan Masalah.................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ....................... 5
E. Kerangka Teori.................................................................... 6
F. Tinjauan Pustaka ................................................................. 18
BAB II METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitan .............................................. 22
B. Pendekatan Penelitian ......................................................... 22
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 23
D. Unit Analisis ....................................................................... 23
E. Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 25
F. Teknik Analisis Data ........................................................... 26
G. Sistematika Penulisan ......................................................... 28
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Jambi ................ 29
B. Struktur Organisasi .............................................................. 33
C. Sarana dan Prasarana ........................................................... 34
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Proses Pemekaran Wilayah Kecamatan Bedasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6
Tahun 2008 .......................................................................... 39
B. Kendala Yang Ada Dalam Proses Pemekaran Wilayah
Kecamatan Bedasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Merangin Nomor 6 Tahun 2008 ........................................... 64
xii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………….……... 71
B. Saran-Saran..............…...……………………............……... 72
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
STS : Sulthan Thaha Saifuddin
SWT : Subhanahu Wata’ala
SAW : Shallallahu Alaihi Wasallam
SDM : Sumber Daya Manusia
UIN : Universitas Islam Negeri
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Indikator Syarat Teknis Pemekaran Kecamatan…… 51
Tabel 4.3 Jarak antar desa dengan Ibu Kota Kecamatan
Pamenang Selatan dan Kabupaten Merangin….
52
Tabel 4.3 Banyaknya sekolah di Kecamatan Pamenang
selatan per desa………………………………….
52
Tabel 4.4 Jumlah tempat ibadah di Kecamatan Pamenang
selatan terdapat…………………………………
53
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aspek yang sangat penting dari pelaksanaan otonomi daerah saat ini
adalah terkait dengan pemekaran dan penggabungan wilayah. Pemekaran dan
penggabungan wilayah ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antara
pemerintah daerah dan masyarakat dan percepataan pembangunan daerah. Melalui
interaksi yang lebih intensif antara masyarakat dan pemerintah daerah baru, maka
masyarakat akan memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajibannya secara lebih
baik sebagai warga negara. Semangat otonomi daerah itu sendiri salah satunya
bermuara kepada keinginan daerah untuk memekarkan diri. Berbagai perubahan
mendasar terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana
dikemukakan di atas mencakup pula perubahan mengenai kedudukan kecamatan
dan camat.1 Adanya perubahan otonomi daerah sampai dengan tingkat kecamatan
memberikan pilihan-pilihan strategis bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan
dan mengeluarkan kebijakan pemekaran di sejumlah kecamatan dengan
menggabungkan desa-desa yang berada didalam lingkup pemerintahan kecamatan
yang bersangkutan.2
Pemekaran Kecamatan saat ini dianggap mendesak mengingat jauhnya
rentang kendali yang tersebar disebuah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, tidak
1Laila Sabeita El Fitri, Irwan Noor, Suwondo, “Pemekaran Kecamatan Dalam
Peningkatan Pelayanan Kependudukan”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.3, hlm. 116 2Okti Selvia, “Pengaruh Pemekaran Kecamatan Terhadap Pemberian Pelayanan Di
Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi (Studi Kasus Seksi Pemerintahan)”, FISIP
universitas Riau, Kampus Bina Widya Km.12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 2009, HLM. 82
1
2
sedikit Bupati/Walikota yang mengambil kebijakan untuk melakukan pemekaran
kecamatan dengan maksud untuk mempercepat pembangunan daerah.3 Tidak
hanya sampai disana, tentunya kebijakan ini diambil harus ada tindak lanjut dari
terbentuknya kecamatan yang baru yaitu penempatan lokasi pusat pemerintahan
kecamatan sehingga mampu memaksimalisasikan pelayanan umum kepada
masyarakat yang berkepentingan. Kecamatan yang terlalu banyak memiliki desa
akan menjadikan proses penyelenggaraan pemerintahan menjadi tidak efektif dan
efisien4
Pemekaran kecamatan merupakan wujud nyata dari adanya otonomi
daerah. Pemekaran kecamatan merupakan suatu proses pemecahan dari satu
kecamatan menjadi lebih dari satu kecamatan sebagai upaya kesejahteraan
masyarakat. Suatu daerah dapat dimekarakan jika memenuhi instrumen
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang
Kecamatan. Dalam ketentuan Pasal 1 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2008 disebutkan bahwa : Pembentukan kecamatan adalah pemberian status
pada wilayah tertentu sebagai kecamatan di wilayah Kabupaten/Kota. Selanjutnya
dalam Pasal 2 ayat (1) disebutkan bahwa : Pembentukan kecamatan dapat berupa
3Robi Anggara, “Studi Evaluasi Pemekaran Daerah”, Building and Reinventing
Decentralized Governance Project Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bekerjasama
dengan United Nation Development Program, 2017, hlm. 73 4Robi Cahyadi Kurniawan dan Pairulsyah. (2012). Studi Pemekaran Kecamatan Pubian
Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, 3 (2), hal:
498-508
3
pemekaran 1 (satu) kecamatan menjadi 2 (dua) kecamatan atau lebih, dan/atau
penyatuan wilayah desa dan/atau kelurahan dari beberapa kecamatan5.
Dalam usaha mendorong perkembangan wilayah, suatu daerah dituntut
untuk dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, dengan menggali potensi-
potensi sumber daya yang dimiliki guna pembiayaan daerah serta mengefektifkan
pelaksanaan pembangunan daerah, yang pada akhirnya dapat dikembangkan
sebagai sektor ekonomi basis dan ekonomi unggulan yang memiliki daya saing
dalam persaingan ekonomi global. Daerah pemekaran dituntut untuk mampu
merintis dan mengembangkan kemampuan untuk membangun dengan melakukan
langkah-langkah terobosan. Tantangan bagi daerah hasil pemekaran adalah
kemampuan untuk mendanai dan mengelola keuangan sendiri. Untuk itu, dalam
waktu dua tahun, Kabupaten/Kota baru harus mampu melepaskan ketergantungan
keuangan dari daerah induk dan provinsi, sehingga tidak lagi menjadi beban bagi
pemerintah daerah induk dan provinsi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, pembentukan daerah pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat6. Pembentukan daerah dapat berupa pemekaran dari satu daerah
menjadi dua atau lebih. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008
dijelaskan ada beberapa syarat yang harus di penuhi agar suatu kecamatan dapat
dimekarkan menjadi dua kecamatan atau lebih. Syarat tersebut yaitu kelayakan
5 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008, tentang Kecamatan. Jakarta: Pemerintah
Republik Indonesia 6 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta:
Pemerintah Republik Indonesia
4
administratif, kelayakan fisik kewilayahan, dan kelayakan teknis. Adapun
indicator yang harus terpenuhi yaitu jumlah penduduk, luas wilayah, rentang
kendali, aktivitas prekonomian, dan ketersediaan sarana prasarana
Berdasarkan hal tersebut di atas maka Kecmatan Pamenang sebagai
Kecamatan Induk pada tahun 2008 dimekarkan menjadi beberapa kecamatan baru.
Pemekaran Kecamatan Pamenang Selatan ini tertuang dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Merangin Nomor 6 tahun 2008 Tentang Pembentukan Kecamatan
Renah Pamenang, Pamenang Selatan, Margo Tabir, Tabir Lintas, Tabir Barat, Dan
Tiang Pumping. Proses pemekaran Kecamatan Pamenang Selatan ini perlu di teliti
untuk mngetahui alasan yang mendasari pemekaran kecamatan.
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk menyusun skripsi dengan judul: “Proses Pemekaran Wilayah Kecamatan
Bedasarkan Peraturan Daerah No 6 Tahun 2008 Studi di Kecamatan Pamenang
Selatan Kabupaten Merangin”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana proses pemekaran wilayah Kecamatan Bedasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008?
2. Apa saja kendala yang ada dalam proses pemekaran wilayah Kecamatan
Bedasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008?
5
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah proses pemekaran Kecamatan
Pamenang selatan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6
Tahun 2008. Penelitian ini akan menggali informasi tentang apa yang mendasari
dan penyebab terjadinya pemekaran Kecamatan Pemenang Selatan di Kabupaten
Merangin. Penelitian ini juga mengkaji tentang syarat- syarat yang harus dipenuhi
dalam pemekaran wilayah kecamatan. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015 di
Kecamatan Pamenang Selatan Kabupaten Merangin.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui proses pemekaran wilayah Kecamatan Bedasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008.
b. Untuk mengetahui kendala yang ada dalam proses pemekaran wilayah
Kecamatan Bedasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6
Tahun 2008.
2. Kegunaan
Penelitian mengenai proses pemekaran Kecamatan Pamenang selatan
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008, ini
diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:
a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam hal ini proses pemekaran
Kecamatan Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu
6
pengalaman dan wawasan bagi penulis sendiri terhadap proses pemekaran
Kecamatan Pamenang selatan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Merangin Nomor 6 Tahun 2008.
b. Menjadi bahan bacaan yang menarik bagi siapapun yang akan membacanya.
c. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu
(S1) di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Siafuddin
Jambi.
d. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk Fakultas Syari’ah khususnya
jurusan Ilmu Pemerintahan, dan dosen-dosen Fakultas Syari’ah lainnya.
e. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan
praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan
bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Pemekaran
Istilah pemekaran secara etimologis berasal dari kata asalnya, yaitu mekar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti : (1) Berkembang menjadi
terbuka (2) Menjadi besar dan gembung (3) menjadi tambah luas, besar,
ramai, bagus (4) Mulai timbul dan berkembang. Definisi pemekaran daerah dari
Kamus Besar Bahasa Indonesia itu, masih menjadi perdebatan, karena dirasakan
tidak relevan dengan makna pemekaran daerah yang kenyataannya malah terjadi
penyempitan wilayah atau menjadikan wilayah menjadi kecil dari sebelumnya
karena seringkali pemekaran daerah itu bukan penggabungan dua atau lebih
7
daerah otonom yang membentuk daerah otonom baru. Akan tetapi, pemecahan
daerah otonom menjadi dua atau lebih daerah otonom baru.
Sementara itu Menurut Okti Selvia Pemekaran kecamatan adalah adalah
suatu kecamatan dimekarkan menjadi lebih dari satu kecamatan, kecamatan yang
dimekarkan mendapat kewenangan dari bupati/walikota dan lebih bernuansa pada
peningkatan bidang pelayanan, bidang pemerintahan dan bidang pembangunan.7
Itu artinya dengan pemekaran desa akan berdampak pada pembangunan
infrastuktur. Hal ini dikuatkan dengan pendapatnya yang menyatakan bahwa
pembangunan infrastruktur desa yang dimekarkan mempunyai dampak positif
terhadap wilayah tersebut antara lain yaitu adanya (1) Rentang kendali pelayanan
pemerintah menjadi mudah terjangkau, (2) Peningkatan pembangunan ekonomi
dengan penurunan tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan dan tingkat
kesehatan gizi buruk, (3) Peningkatan kesejahteraan, (4) Peningkatan kualitas
sumber daya manusia, (5) Pengembangan wilayah distrik, dan (6) Pemahaman
pendidikan politik. Sementara dampak negatif dari pemekaran desa antara lain
yaitu adanya (1) Peningkatan konflik sosial masyarakat, (2) Persaingan elit politik
desa menjadi tidak sehat, (3) Peluang korupsi, kolusi dan nepotisme sangat tinggi,
dan (4) Lebih dominan kepentingan pusat dari pada kepentingan mensejahterakan
masyarakat lokal.
Keberhasilan peningkatan kesejahteraan pemekaran desa dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat
tersebut dapat dilakukan dengan memalui beberapa tahapan, yang antara lain
7 Okti Selvia, “Pengaruh Pemekaran Kecamatan Terhadap Pemberian Pelayanan Di
Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi (Studi Kasus Seksi Pemerintahan)”, FISIP
universitas Riau, Kampus Bina Widya Km.12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 2009, HLM. 82
8
adalah (1) Peningkatan pelayanan kepada masyarakat, (2) Percepatan
pertumbuhan kehidupan masyarakat, (3) Percepatan pelaksanaan pembangunan
infrastruktur, (4) Percepatan pembangunan ekonomi, (5) Percepatan pengelolaan
potensi desa, (6) Peningkatan keamanan dan ketertiban, dan (7) Peningkatan
hubungan yang serasi terhadap pemerintah pusat.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, ada tiga kriteria
harus dipenuhi dalam rencana dan usul pemekaran desa yakni syarat administratif,
teknis dan kewilayahan.8 Secara administratif pemekaran antara lain ialah
persetujuan dari DPRD, Bupati/Walikota dan Gubernur serta rekomendasi
Menteri Dalam Negeri. Sementara syarat teknis antara lain ialah kemampuan
ekonomi, sosial, budaya, sosial politik, kependudukan, luas desa, pertahanan dan
keamanan. Sedangkan persyaratan kewilayahan antara lain adalah minimal 5
(lima) desa untuk pembentukan kecamatan, minimal4 (empat) kecamatan untuk
pembentukan kabupaten/ kota, dan minimal 5 (lima) kabupaten/ kota untuk
pembentukan provinsi, serta didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana
pemerintahaan.
Berdasarkan ketentuan tersebut nyatalah bahwa tujuan pemekaran adalah
untuk melancarkan pembangunan yang tersebar diseluruh dan membina kestabilan
politik dan kesatuan bangsa. Dengan kata lain, bertujuan untuk menjamin
perkembangan dan pembangunan desa yang dilaksanakan dengan azas
dekonsentrasi. Lebih terperinci tujuan pembangunan tersebut seperti dijelaskan
dalam Undang-Undang No 32 tahun 2004 adalah (1) Mempercepat laju
8 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, tentang pemekaran desa yakni
9
pertumbuhan pembangunan infrastruktur, (2) Upaya pemerataan pembangunan
infrastruktur dan hasil-hasilnya, (3) Upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat, (4) Mempertinggi daya guna dan hasil, guna
penyelenggaraan pemerintah di desa, (5) Meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pemerintahan dan pembangunan infastruktur, serta (6) Terbinanya stabilitas
politik dan kesatuan bangsa.
2. Syarat-Syarat Pemekaran
Pemekaran wilayah dipandang sebagai sebuah terobosan untuk
mempercepat pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kemudahan
memperoleh pelayanan bagi masyarakat. Pemekaran wilayah juga merupakan
bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam
memperpendek rentang kendali pemerintah sehingga meningkatkan efektifitas
penyelenggaraan pemerintah dan pengelolaan pembangunan.
Melihat sisi positif pemekaran daerah adalah untuk menyelesaikan
masalah ketertinggalan suatu daerah. Hanya yang pasti, dengan pemekaran daerah
mempunyai peluang untuk lebih diperhatikan dan keluar dari ketertinggalan.
Bagaimana tidak, dengan menjadi daerah otonom maka pembangunan daerah
lebih maju dan pelayanan masyarakat menjadi lebih dekat dan memiliki anggaran
yang dikelola sendiri yang dapat digunakan untuk membangun daerah tersebut.
Pemekaran Kecamatan harus melalui proses yang sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku dan tentunya memerlukan waktu. Pemerintah Provinsi
maupun Kabupaten/Kota dimana terdapat Wilayah Kecamatan yang akan
imekarkan tentunya sangat memahami aspirasi masyarakat untuk mendapatkan
10
pelayanan pemerintah, pembangunan, dan kemasyarakatan secara lebih optimal.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 dalam pasal 2
dikatakan bahwa Kecamatan dibentuk di wilayah Kabupaten/Kota dengan
Peraturan Daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Pembentukan
Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pemekaran 1 (satu)
Kecamatan menjadi 2 (dua) Kecamatan atau lebih, dan atau penyatuan wilayah
desa atau Kelurahan dari beberapa Kecamatan.
Pembentukan Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 harus
memenuhi syarat administratif, teknis serta fisik kewilayahan.
1. penyelenggaraan pemerintahan
a. Batas usia penyelenggaraan pemerintahan minimal 5 (lima) tahun.
b. Batas usia penyelenggaraan pemerintahan desa atau Kelurahan yang akan
dibentuk menjadi Kecamatan minimal 5 (lima) tahun.
c. Keputusan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan forum komunikasi
kelurahan diseluruh wilayah Kecamatan baik yang menjadi calon cakupan
wilayah Kecamatan baru maupun Kecamatan induk tentang persetujuan
pembentukan Kecamatan.
d. Keputusan kepala Desa dan keputusan Lurah di seluruh wilayah Kecamatan
baik yang akan menjadi cakupan wilayah Kecamatan baru maupun Kecamatan
induk tentang persetujuan pembentukan Kecamatan.
e. Rekomendasi Gubernur
2. Persyaratan teknis meliputi :
a. Jumlah penduduk.
11
b. Luas wilayah.
c. Rentang kendali penyelenggaraan pelayanan pemerintahan dan aktivitas
perekonomian, dan
d. Ketersediaan sarana dan prasarana.
3. Persyaratan fisik kewilayahan meliputi cakupan wilayah lokasi calon Ibukota,
sarana dan prasarana pemerintahan serta rencana tata ruang kewilayahan.9
Persyaratan diatas, diharapkan daerah yang baru dibentuk dapat tumbuh
berkembang dan mampu menyelenggarakan otonomi daerahnya dalam rangka
meningkatkan pelayanan dan pembangunan yang optimal guna mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
3. Tujuan Pemekaran
Pemekaran wilayah atau kecamatan adalah suatu proses membagi satu
daerah administratif (daerah otonom) yang sudah ada menjadi dua atau lebih
daerah otonom yang baru berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daearah hasil amandemen Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1999. Landasan pelaksanaannya
didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2008 tentang Kecamatan.
Pemekaran wilayah pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dan pemerataan pembangunan demi kesejahteraan masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai strategi dan kebijakan
dilaksanakan. Dalam konteks hubungan antara pemerintah pusat dan daerah.
9 Agustina, “Evaluasi Pemekaran Desa Kudung Kecamatan Lingga Timur Kabupaten
Lingga Tahun 2014”, Skripsi: Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Maritim Raja Haji Tanjungpinang, 2015, hlm. 22
12
Dalam kenyataannya untuk memberikan dampak yang positif dalam setiap
kebijakan baru yang akan diimplementasikan kepada masyarakat, pemerintah dan
pihak terkait harus mampu memberikan yang terbaik kepada masyarakat dalam
hal meningkatkan pembangunan demi terwujudnya kesejahteraan masayarakat.
Pemekaran dapat diharapkan mengurangi berbagai permasalahan yang ada salah
satunya adalah di bidang pembangunan infrastruktur. Adapun proses pengelolaan
infrastruktur antara lain seperti Perencanaan dan penetapan program (planning
and programming); Perancangan (design); Konstruksi (pembangunan); Operasi
dan pemeliharaan serta Pemantauan dan evaluasi. Sementara sumber daya
infrastruktur yang biasa disebut dengan 5M yakniMan (manusia); Materials
bahan); Machines (peralatan/mesin); Methods (cara kerja/metode) serta Money
(modal/kapital).10
Menurut kelompok bidang Keahlian Manajemen Rekayasa Konstruksi
ITB (2001), “Infrastruktur (prasarana) adalah bangunan atau fasilitas fisik yang
dikembangkan untuk mendukung pencapaian tujuan sosial dan ekonomi suatu
masyarakat atau komunitas”. Menurut Grigg dalam Harmantyo (2011), terdapat
enam kategori besar akan kelompok infrastruktur yang antara lain (1) Kelompok
jalan (jalan, jalan raya, jembatan); (2) Kelompok pelayanan transportasi (transit,
jalan rel, pelabuhan, Bandar udara); (3) Kelompok air (air bersih, air kotor, semua
sistem air, termasuk jalan air); (4) Kelompok manajemen limbah (sistem
manajemen limbah padat); (5) Kelompok bangunan dan fasilitas olahraga dan
10 Syaifulloh, “Implementasi Pemekaran Desa Gading Kencana Dalam Peningkatan
Sosial Ekonomi Masyarakat”, Skripsi: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung
Bandar Lampung, 2017, hlm. 4
13
kesehatan; (6) Kelompok produksi dan distribusi energi (listrik, telekomunikasi
dan gas).
Upaya meningkatkan jaringan jalan maka pertumbuhan yang tinggi dan
sekaligus mempercepat pemerataan, baik antar sektor, antar golongan ekonomi
maupun antar desa. Dalam perspektif jangka panjang, perluasan jaringan jalan
yang dilakukan secara imultan dengan pembangunan infrastruktur lain seperti
irigasi, air bersih, perlistrikan, komunikasi, transportasi, penyediaan tenga kerja
terdidik, menjadi penentu dalam meningkatnya daya saing.11 Ketersediaan
pelayanan infrastruktur juga memainkan peranan yang penting dalam
pembangunan desa. Infrastruktur tidak saja iperlukan untuk mendukung roda
kegiatan ekonomi tetapi juga untuk mendukung kegiatan pemerintah yang bersifat
administratif, kegiatan pelayanan publik, serta menjadi satu instrument untuk
meningkatkan lalu lintas informasi serta kegiatan lainnya.
Indikator yang digunakan untuk mempresentasikan kualitas infrastruktur
adalah persentase jalan dalam kondisi baik, terhadap total panjang ruas jalan.
Jalan memang merupakan salah satu komponen mendasar dalam infrastruktur.
Salah satu pendukung pengembangan kegiatan sosial, ekonomi, budaya, politik
dan pertahanan serta keamanan rakyat adalah pembangunan jaringan jalan.
Dengan pembangunan jaringan jalan akan memperlancar pemasaran hasil
produksi barang dan jasa. Peningkatan kualitas sumber daya manusia serta tingkat
kemajuan teknologi akan disesuaikan dengan perkembangan ekonomi. Pelestarian
11 Sapri, “Dampak Pemekaran Kecamatan Dalam Pembangunan Sarana Dan Prasarana Di
Kecamatan Beutong Ateuh Banggala Kabupaten Nagan Raya”, Skripsi: Kementerian Pendidikan
Dan Kebudayaan Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Teuku Umar, 2014, hlm. 22
14
lingkungan hidup juga akan disesuaikan dengan perkembangan ekonomi rakyat.
Jaringan jalan yang terbangun dan terawat akan memudahkan transportasi, yang
kan memudahkan informasi sehingga memudahkan informasi politik hubungan
antara pemerintah desa terhadap pemerintah desa maupun pemerintah pusat.
Kondisi ini akan berimbas pada sistem keamanan wilayah maupun
masyarakatnya.
4. Pengaturan Penyelenggaraan Kecamatan
Pengaturan penyelenggaraan kecamatan baik dari sisi pembentukan,
kedudukan, tugas dan fungsinya secara legalistik diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Sebagai perangkat daerah, Camat mendapatkan pelimpahan
kewenangan yang bermakna urusan pelayanan masyarakat. Selain itu kecamatan
juga akan mengemban penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan. Camat
dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh pegawai kecamatan dan bertanggung
jawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah kabupaten/kota6.
Pertanggungjawaban Camat kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah
adalah pertanggungjawaban administratif. Pengertian melalui bukan berarti Camat
merupakan bawahan langsung Sekretaris Daerah, karena secara struktural Camat
berada langsung di bawah bupati/walikota. Camat juga berperan sebagai kepala
wilayah (wilayah kerja, namun tidak memiliki daerah dalam arti daerah
kewenangan), karena melaksanakan tugas umum pemerintahan di wilayah
kecamatan, khususnya tugas-tugas atributif dalam bidang koordinasi
pemerintahan terhadap seluruh instansi pemerintah di wilayah kecamatan,
penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban, penegakan peraturan perundang-
15
undangan, pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan,
serta pelaksanaan tugas pemerintahan lainnya yang belum dilaksanakan oleh
pemerintahan desa/kelurahan dan/atau instansi pemerintah lainnya di wilayah
kecamatan. Oleh karena itu, kedudukan camat berbeda dengan kepala instansi
pemerintahan lainnya di kecamatan, karena penyelenggaraan tugas instansi
pemerintahan lainnya di kecamatan harus berada dalam koordinasi Camat.
Camat sebagai perangkat daerah juga mempunyai kekhususan
dibandingkan dengan perangkat daerah lainnya dalam pelaksanaan tugas pokok
dan fungsinya untuk mendukung pelaksanaan asas desentralisasi. Kekhususan
tersebut yaitu adanya suatu kewajiban mengintegrasikan nilai-nilai sosio kultural,
menciptakan stabilitas dalam dinamika politik, ekonomi dan budaya,
mengupayakan terwujudnya ketenteraman dan ketertiban wilayah sebagai
perwujudan kesejahteraan rakyat serta masyarakat dalam kerangka membangun
integritas kesatuan wilayah7. Dalam hal ini, fungsi utama camat selain
mernberikan pelayanan kepada masyarakat, juga melakukan tugas-tugas
pembinaan wilayah.
Secara filosofis, kecamatan yang dipimpin oleh Camat perlu diperkuat dari
aspek sarana prasarana, sistem administrasi, keuangan dan kewenangan bidang
pemerintahan dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan sebagai
ciri pemerintahan kewilayahan yang memegang posisi strategis dalam hubungan
dengan pelaksanaan kegiatan pemerintahan kabupaten/kota yang dipimpin oleh
bupati/walikota. Sehubungan dengan itu, Camat melaksanakan kewenangan
pemerintahan dari 2 (dua) sumber yakni: pertama, bidang kewenangan dalam
16
lingkup tugas umum pemerintahan; dan kedua, kewenangan bidang pemerintahan
yang dilimpahkan oleh bupati/walikota dalam rangka pelaksanaan otonomi
daerah8. Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik di wilayah kecamatan,
dimungkinkan adanya kebijakan pemekaran wilayah/daerah di setiap kecamatan.
Pemekaran suatu daerah atau wilayah sejatinya ditujukan dalam rangka
menyelesaikan ketertinggalan, pamekaran dilaksanakan dalam rangka
menyelesaikan ketertinggalan dan keterjangkauan pelayanan publik. Terdapat
beberapa syarat dalam pemekaran sebuah daerah diantaranya kewilayahan; jumlah
penduduk; pendapatan dan lain sebagainya sebagaimana di atur dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004. Semua itu di atur sedemikian rupa dalam sebuah
itikad bahwa dilaksanakannya pamekaran agar daerah dapat maju dan dapat lebih
mensejahterakan rakyatnya. Begitupula dengan pemekaran yang dilakukan di
level kecamatan seperti yang akan dilakukan di Kecamatan Pamenang Selatan
Kabupaten Merangin, yang tentunya harus berdasarkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan12.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan
dinyatakan secara tegas bahwa pamekaran kecamatan adalah juga pembentukan
kecamatan karena pembentukan kecamatan dapat berupa pemekaran satu
kecamatan menjadi dua kecamatan atau lebih; dan/atau penyatuan wilayah desa
dan/atau kelurahan dari beberapa kecamatan. Dalam pasal 3 PP tersebut juga
dinyatakan bahwa untuk melaksanakan pamekaran kecamatan harus memenuhi
beberapa persyaratan, yakni : administratif; teknis, dan; fisik kewilayahan.
12 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008, tentang Kecamatan. Jakarta: Pemerintah
Republik Indonesia
17
Dalam pasal 4 PP No. 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan dinyatakan
secara tegas bahwa syarat administratif pembentukan kecamatan meliputi:
a. Batas usia penyelenggaraan pemerintahan minimal 5 (lima) tahun;
b. Batas usia penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan yang akan
dibentuk menjadi kecamatan minimal 5 (lima) tahun;
c. Keputusan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau nama lain untuk Desa
dan Forum Komunikasi Kelurahan atau nama lain untuk kelurahan di seluruh
wilayah kecamata baik yang menjadi calon cakupan wilayah kecamatan baru
maupun kecamatan induk tentang persetujuan pembentukan kecamatan;
d. Keputusan Kepala Desa atau nama lain untuk desa dan Keputusan Lurah atau
nama lain untuk kelurahan di seluruh wilayah kecamatan baik yang akan
menjadi cakupan wilayah kecamatan baru maupun kecamatan induk tentang
persetujuan pembentukan kecamatan;
Dalam pasal 5 PP No. 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan dinyatakan
secara tegas bahwa syarat fisik kewilayahan terbentuknya kecamatan adalah
meliputi cakupan wilayah, lokasi calon ibukota, sarana dan prasarana
pemerintahan. Pasal 6 PP tersebut menegaskan bahwa :
a. Cakupan wilayah untuk daerah kabupaten paling sedikit terdiri atas 10 desa /
kelurahan dan untuk daerah kota paling sedikit terdiri atas 5 desa/kelurahan.
b. Lokasi calon ibukota memperhatikan aspek tata ruang, ketersediaan fasilitas,
aksesibilitas, kondisi dan letak geografis, kependudukan, sosial ekonomi,
sosial politik, dan sosial budaya.
18
c. Sarana dan prasarana pemerintahan meliputi bangunan dan lahan untuk kantor
camat yang dapat digunakan untuk memberikan
Dalam pasal 7 PP No. 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan dinyatakan
secara tegas bahwa persyaratan pembentukan kecamatan harus memenuhi
persyaratan teknis yang meliputi:
a. Jumlah Penduduk;
b. Luas Wilayah;
c. Rentang Kendali Penyelenggaraan Pelayanan Pemerintahan;
d. Aktivitas Perekonomian;
e. Ketersediaan Sarana Dan Prasarana.
F. Tinjaun Pustaka
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya penelitian
yang dilakukan Fitri L. S, Noor I, Suwondo dari Universitas Brawijaya,
Malang dengan judul “Pemekaran Kecamatan dalam Peningkatan Pelayanan
Kependudukan (Studi Pada Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri)”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pemekaran Kecamatan
Gampengrejo sudah memenuhi kriteria persyaratan yang telah berhasil
memekarkan Kecamatan Gampengrejo menjadi Kecamatan Gampengrejo dan
Kecamatan Ngasem. Peningkatan pelayanan kependudukan setelah
pelaksanaan pemekaran kecamatan dalam kepengurusan surat kependudukan
seperti Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, dan Akta Kelahiran menjadi
lebih baik. Setelah pelaksanaan pemekaran kecamatan, jarak yang ditempuh
dari desa ke kantor kecamatan lebih dekat masyarakat untuk mengurus surat
19
keterangan kependudukan lebih pendek. Setelah pelaksanaan pemekaran
kecamatan yang diikuti dengan diberlakukan program Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan, masyarakat akan merasakan peningkatan
pelayanan yang mudah di kemudian hari. Masyarakat akan mendapat
kemudahan dalam mengurus administrasi kependudukan, karena program
Sistem informasi Administrasi Kependudukan akan menjadikan semua
masyarakat tertib administrasi dan tidak ada lagi identitas ganda13.
Peneltian serupa juga dilakukan oleh Agus Subagyo dari Universitas
Jenderal Akhmad Yani dengan judul “Analisis Kelayakan Pemekaran
Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa berdasarkan analisis kelayakan administratif, kecamatan
Pangalengan, telah memenuhi syarat administratif untuk dimekarkan.
Berdasarkan analisis kelayakan fisik kewilayahan, yang mempersyaratkan
cakupan wilayah kecamatan baru untuk daerah kabupaten paling sedikit terdiri
atas 10 desa, maka dapat dikatakan bahwa kecamatan Pangalengan belum
memenuhi syarat untuk dimekarkan. Alasannya, jumlah seluruh desa yang ada
di wilayah Kecamatan Pangalengan baru mencapai 13 desa, sehingga masih
kurang minimal 7 desa lagi agar dapat dimekarkan. Berdasarkan analisis
kelayakan teknis, yang mempersyaratkan adanya penghitungan data kuantitatif
terhadap potensi yang ada di kecamatan Pangalengan, maka dapat ditegaskan
bahwa Kecamatan Pangalengan telah memenuhi syarat untuk dimekarkan,
13 Fitri, L., Noor, I., dan Suwondo. (2013). Pemekaran Kecamatan Dalam Peningkatan
Pelayanan Kependudukan (Studi pada Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri). Jurnal
Administrasi Publik (JAP), 1 (3), hal:115-124
20
karena total seluruh indikator yang mencapai 367 atau dalam kategori
mampu14
Penelitian yang dilakukan Kurniawan, R. C dari Universitas Lampung
dengan judul “Studi Pemekaran Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung
Tengah”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di tinjau dari indicator
jumlah penduduk, luas wilayah, rentang kendali, aktivitas prekonomian, dan
ketersediaan sarana prasarana Kecamatan Pubian dinilai mampu dan layak
direkomendasikan untuk dimekarkan15.
Penelitian yang dilakukan Kurniawan, Y dari Universitas Brawijaya,
dengan judul “Upaya yang dilakukan pemerintah kota batu dalam hal
pemekaran wilayah Kecamatan Di Kota Batu berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2008 tentang kecamatan”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor apa saja yang melatar belakangi pemerintah Kota
Batu melakukan pemekaran, usaha apa saja yang dilakukan pemerintah kota
batu dalam melakukan pemekaran wilayah kecamatannya, dan hambatan apa
saja yang ditemui dalam prosesnya. Faktor yang mendasari adalah, adanya
ketimpangan di wilayah kecamatannya. Upaya yang dilakukan Pemerintah
Kota Batu adalah, melakukan pengkajian wilayah dan survey, kemudian
melakukan perencanaan pembangunan dan mempersiapkan segala sarana
prasarana bagi daearah baru hasil pemekaran wilayah. Hambatan yang ditemui
14 Agus Subagyo. (2012). Analisis kelayakan pemekaran Kecamatan pangalengan
kabupaten bandung. Artikel ilmiah tidak diterbitkan. Universitas Jendral Akhmad Yani 15 Yuda Kurniawan. (2013). Upaya yang dilakukan pemerintah kota batu dalam hal
pemekaran wilayah kecamatan di kota batu berdasarkan peraturan pemerintah No. 19 tahun 2008
tentang kecamatan (Studi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Batu). Artikel Ilmiah
tidak diterbitkan. Universitas Brawijaya
21
adalah adanya hambatan baik dari internal pemerintahan maupun eksternal
pemerintahan yang meliputi wilayah dan kondisi dari masyarakat dan
wilayahnya16.
Penelitian ini memiliki kedudukan yang hampir sama dengan beberapa
penelitian sebelumnya, akan tetapi penelitian ini lebih di fokuskan pada proses
pemekaran Kecamatan Pamenang Selatan berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008. Penelitian ini akan menggali
informasi tentang apa yang mendasari dan penyebab terjadinya pemekaran
Kecamatan Pemenang Selatan di Kabupaten Merangin. Penelitian ini juga
mengkaji tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemekaran wilayah
kecamatan.
16 Robi Cahyadi Kurniawan dan Pairulsyah. (2012). Studi Pemekaran Kecamatan Pubian
Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, 3 (2), hal:
498-508
22
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini tentang proses pemekaran Kecamatan Pamenang selatan
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008.
Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya penelitian, yaitu bulan
Desember 2017. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
1. Berlangsungnya pemekaran yang ada di Kecamatan Pamenang selatan
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008.
2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai
keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.17
Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam
rangka mengetahui penelitian ini tentang proses pemekaran Kecamatan Pamenang
selatan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008.
Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “Metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
17Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 22.
22
23
instrumen kunci.18 Itu artinya kualitatif adalah suatu rencana dan cara yang akan
digunakan peneliti untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang penulis ambil dari informasi di lapangan melalui observasi dan
wawancara di lokasi penelitian. Sumber data penelitian ini terdiri dari, manusia,
situasi/ peristiwa, dan dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan
orang yang bisa memberikan data melalui wawancara. Sumber data yang
berbentuk suasana/ peristiwa berupa suasana yang bergerak ataupun lisan,
meliputi ruangan, suasana, dan proses. Adapun sumber data dalam penelitian ini
adalah peristiwa atau kejadian, dimana dalam penelitian ini peristiwa dijadikan
sumber data adalah penelitian ini tentang proses pemekaran Kecamatan Pamenang
selatan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008.
D. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.
Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun
organisasi swasta atau sekelompok orang.19 Unit analisis juga menjelaskan kapan
18Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 9. 19Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS
Jambi, (2012), hlm. 62.
24
waktu (tahun berapa, atau bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian
tidak secara jelas menggambarkan mengenai batasan waktu tersebut. Dalam
penelitian ini, unit analisisnya adalah proses pemekaran Kecamatan Pamenang
selatan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008.
Penetapan unit analisis tersebut, karena penelitian yang dilakukan tidak
menggunakan popupasi dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-
dokumen dari Teluk Kepayang Pulau Indah.
Dalam penelitian ini informan ditentukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan pertimbangan
informasi.20 Penentuan unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai
pada taraf kelebihan artinya bahwa dengan menggunakan informan selanjutnya
boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru.21 Informan adalah
orang yang memberi atau orang yang menjadi sumber data dalam penelitian
(narasumber). Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh
peneliti dan diperkirakan orang yang menjadi informan ini menguasai dan
memahami data, informasi, ataupun fakta dari objek penelitian. Informan dalam
penelitian ini dipilih berdasarkan kewenangan dan keilmuan yang terkait dengan
penelitian ini, mereka diantaranya:
1. Kepala kantor Kecamatan Pamenang Selatan
2. Pegawai kantor Kecamatan Pamenang Selatan
3. Masyarakat Kecamatan Pamenang Selatan
20Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan
Kuantitatif, (Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipayung, 2009), hlm. 79. 21 Sugiyono, Op.Cit., hlm.85.
25
E. Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi
Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dalam
penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih observasi
partisipan. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung
terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh Kecamatan Pamenang selatan berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi
terstruktur (semistructure interview) dimana pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Alat-alat yang digunakan penulis
dalam wawancara adalah buku catatan, laptop, dan camera karena penulis
menggunakan wawancara catatan lapangan. Dalam skripsi ini, penulis
menggunakan metode wawancara yang dilakukan kepada subyek dengan
menggunakan dokumntasi catatan lapangan.
3. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
dari arsip dan dokumen baik yang berada di Kecamatan Pamenang selatan
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008, yang
26
ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Dalam hal ini dokumentasi
diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti.
Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data mengenai sejarah, visi-
misi, profil, serta bukti-bukti pelaksanaan Kecamatan Pamenang selatan
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Aktivitas analisis
data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu
diverifikasi.
1. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis di lapangan.22 Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai
dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus,
menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi
yang tidak relevan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui catatan lapangan
dan wawancara, kemudian data tersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga akan
memberikan gambaran yang jelas kepada penulis.
22Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.
143.
27
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyusunan sekumpulan informasi dari reduksi
data yang kemudian disajikan dalam laporan yang sistematis dan mudah
dipahami. Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Penyajian
data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-
masing. Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan
maupun dari sumber pustaka. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks
yang bersifat naratif.
3. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam
penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan
penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan
lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik
kesimpulan Kecamatan Pamenang selatan berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008.
28
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam
penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya
menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran
tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Batsan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori,
Kerangka Pemikiran, Tinjauan Pustaka.
BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan
Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan
Alat Analisis Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah
Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana.
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang
pembahasan dan hasil penelitian.
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan
Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.
29
BAB III
GAMBARAN UMUM KECAMATAN PAMENANG SELATAN
A. Aspek Geografis
1. Wilayah Kecamatan Pamenang Selatan
Kecamatan Pamenang Selatan memiliki luas wilayah 167,47 Km2.
Wilayah Kecamatan Pamenang Selatan berada pada ketinggian 62 m di Atas
permukaan laut.
Gambar 3. 1
Peta Wilayah Kecamatan Pamenang Selatan
(Sumber: BPS Kabupaten Merangin 2015)23
Batas-batas Kecamatan Pamenang Selatan:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Renah Pamenang
23 Badan Pusat Statistic Kabupaten Merangin. (2015). Pamenang Selatan Dalam Angka
Tahun 2015. Merangin; BPS Kabupaten Merangin.
29
30
b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Renah Pamenang dan
Kabupaten Sarolangun
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tiang Pumpung
Wilayah Kecamatan Pamenang Selatan diambil dari sebagian wilayah
Kecamatan Pamenang dan sebagian wilayah Kecamatan Muaro Siau yang
terdiri dari 4 Desa yaitu Desa Tanjung Benuang, Tambang Emas, Pulau
Bayur, dan Selango. Batas wilayah desa/kelurahan pada kecamatan selatan
ditunjukkan pada table 3.1
Tabel 3.1
Batas wilayah desa pada Kecamatan Pamenang Selatan
B. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Pamenang Selatan pada saat dibentuk
adalah 8.029 jiwa. Berdasarkan data pada tahun 2014 jumlah penduduk
31
Kecamatan Pamenang Selatan adalah 10.354 jiwa. Grafik pertumbuhan
penduduk dari tahun 2011-2014 ditunjukkan pada gambar 3.2.
Gambar 3.2
Grafik Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan
Pamenang Selatan 2011-2014
(Sumber: BPS Kabupaten Merangin 2015)24
24 Badan Pusat Statistic Kabupaten Merangin. (2015). Pamenang Selatan Dalam Angka
Tahun 2015. Merangin; BPS Kabupaten Merangin.
32
Gambar 3.3
Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tiap Desa di
Kecamatan Pamenang Selatan 2014
Gambar 3.4
Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Usia di
Kecamatan Pamenang Selatan 2014
(Sumber: BPS Kabupaten Merangin 2015)
33
C. Struktur Pemerintahan Kecamatan Pamenang Selatan
Pada awal pendirian Kecamatan Pamenang Selatan di pimpin oleh
Suryatin, S.Pd yang memimpin selama periode Juni 2008 – Oktober 2008.
Beberapa nama camat yang pernah menjabat di kecamatan Pemanang selatan
titujukkan pada Tabel 3.2
Tabel 3.2.
Nama Camat yang pernah menjabat di Kecamatan Pamenang Selatan
(Sumber: BPS Kabupaten Merangin 2015)25
Nama pejabat struktural di lingkungan kantor camat pamenang
selatan pada tahun 2015 terdapat pada table 3.3. Struktur organisa dan tata
kerja pemerintahan Kecamatan Pamenang selatan selangkapnya terdapat
pada lampiran 1.
25 Badan Pusat Statistic Kabupaten Merangin. (2015). Pamenang Selatan Dalam Angka
Tahun 2015. Merangin; BPS Kabupaten Merangin.
34
Tabel 3.3.
Nama pejabat struktural di lingkungan kantor camat pamenang selatan
(Sumber: BPS Kabupaten Merangin 2015)26
D. Sarana dan Prasarana
Saat ini Kecamatan Pamenang selatan telah memiliki sarana dan
prasarana yang cukup memadai untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Salah satu sarana yang cukup vital yaitu kantor camat. Kantor
Kecamatan Pamenang selatan yang terletak di Kecamatan Pamenang
Selatan saat ini telah menempati gedung baru sehingga diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.
26 Badan Pusat Statistic Kabupaten Merangin. (2015). Pamenang Selatan Dalam Angka
Tahun 2015. Merangin; BPS Kabupaten Merangin.
35
Gambar 3.4
Kantor Kecamatan Pamenang Selatan
Sarana dan prasarana lain yang menunjang yaitu sarana pendidikan, sarana
ibadah, sarana kesehatan dan pusat perekonomian juga mulai di bangun
sejak tahun 2009 pasca pemekaran Kecamatan Pamenang selatan. Jumlah
sekolah TK, jumlah murid, dan jumlah guru terdapat pada table 3.4
Table 3.4
Jumlah sekolah TK, jumlah murid, dan jumlah guru
36
Table 3.5
Jumlah sekolah SD/MI, jumlah murid, dan jumlah guru
Table 3.6
Jumlah sekolah SMP/MTs, jumlah murid, dan jumlah guru
37
Table 3.7
Jumlah sekolah SMA/SMK/MA, jumlah murid, dan jumlah guru
Table 3.8
Jumlah sarana kesehatan di Kecamatan Pamenang selatan
38
Tabel 3.9
Jumlah tenaga kesehatan di Kecamatan Pamenang selatan
Tabel. 3. 10
Jumlah Pasar di di Kecamatan Pamenang selatan
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Proses Pemekaran Wilayah Kecamatan Bedasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008
Berdasarkan penelitian dilapangan secara umum dampak program
pemekaran Kecamatan Pemenang Selatan bedasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008 cukup berjalan baik. Ini didasari
karena adanya beberapa indikator yang menunjukkan bahwa dalam pemekaran
kecamatan terhadap pemerataan penduduk dapat memberikan dampak yang
positif kepada masyarakat, dengan mempertimbangkan perkembangan regional
terutama di Kabupaten, Kota dan desa, maka suatu kebijakan pemerintah untuk
percepatan dan pemerataan pembangunan daerah sebagai suatu langkah strategis
yang sudah sangat mendesak.
Adapun tujuan percepatan dan pemerataan pembangunan daerah di
Kecamatan Pemenang Selatan adalah untuk: 1. Memberikan dan menjamin
pemenuhan hak dan kesempatan kepada setiap masyarakat dan untuk mewujudkan
keadilan agar setara dengan daerah lainnya. 2. Memberdayakan masyarakat
melalui pembukaan atau peningkatan akses dalam berbagai bidang sehingga
mereka mampu menjaga harkat dan martabat sebagaimana masyarakat lainnya. 3.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat, termasuk pada kesehatan, pendidikan, dan lapangan pekerjaan. 4.
Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana. 5. Mempercepat terciptanya
39
40
keseimbangan pembangunan daerah pasca pemekaran dengan daerah lainnya,
sehingga terjadi harmonisasi kehidupan antar masyarakat.
Dengan adanya pemekaran wilayah ternyata membawa dampak bagi
masyarakat dan pemerintah. Salah satu dampak yang terjadi tersebut adalah di
bidang pembangunan seperti, pembangunan jembatan, kantor pemerintahan, pasar
dll. Pembangunan secara global disebutkan sebagai suatu proses yang terencana
dalam upaya pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial guna peningkatan kualitas
hidup manusia. Dengan adanya pemekaran Kecamatan Pemenang Selatan ini
diharapkan akan membantu percepatan dan pemerataan pembangunan secara
menyeluruh. Pemekaran Kecamatan di wilayah Kabupaten Merangin Propinsi
Jambi berpedoman pada Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah dan dipertegas dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri
No.4 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Kecamatan. Tujuan
dilakukannya pemekaran Kecamatan di Kabupaten Merangin yaitu untuk
percepatan pembangunan daerah. Pemekaran Kecamatan Kabupaten Merangin
tertuang dalam PERDA Kabupaten Merangin Nomor 6 tahun 2008 Tentang
Pembentukan Kecamatan Renah Pamenang, Pamenang Selatan, Margo Tabir,
Tabir Lintas, Tabir Barat, Dan Tiang Pumping.27
Proses Pembentukan Kecamatan Pamenang Selatan didasarkan atas
aspirasi masyarakat di Kecamatan Pamenang. Alasan masyarakat Kecamatan
Pamenang menginginkan dilakukan pemekaran adalah:
27 Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 tahun 2008 Tentang Pembentukan
Kecamatan Renah Pamenang, Pamenang Selatan, Margo Tabir, Tabir Lintas, Tabir Barat, Dan
Tiang Pumping. Merangin: Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin
41
a. Kecamatan Pamenang memiliki wilayah yang sangat luas. Jumlah desa
yang ada di Kecamatan Pamenang sebanyak 19 desa telah memenuhi
syarat untuk dimekarkan.
b. Jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk di Kecamatan Pamenang
relative besar dan sudah memenuhi syarat untuk dimekarkan
c. Ada beberapa desa yang memiliki jarak terlalu jauh untuk mencapai kantor
pelayanan pemerintah di kecamatan pamenang.
d. Untuk meningkatkan pelayanan masyarakat.
e. Untuk percepatan dan pemerataan pembangunan daerah.
Aspirasi masyarakat ini kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah
Kabupaten Merangin dengan membentuk tim teknis yang bertugas untuk
meneliti dan mengkaji layak atau tidaknya Kecamatan Pamenang Selatan
untuk dimekarkan. Setelah dibentuk tim teknis, upaya selanjutnya yang
dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Merangin adalah melakukan pengkajian
wilayah dan survey di Kecamatan Pamenang Selatan. Dari sana kemudian
diperoleh gambaran tentang rancang bangun mengenai akan dikembangkan
seperti apa nantinya daerah yang sudah dipecah. Pada pasal 3 Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan bahwa pembentukan
kecamatan sebagaimana dimaksud harus memenuhi syarat administratif,
teknis, dan fisik kewilayahan. Sesuai dengan tujuan dan maksud pemekaran
ini antara lain: pertama, Peningkatan penyelenggaraan pemerintah yaitu
seluruh aktivitas aparatur pemerintahan dalam menjalankan tugas-tugas
pelayanan kepada masyarakat guna untuk upaya percepatan dan pemerataan
42
pembangunan di Kecamatan Pemenang Selatan melalui pendekatan birokrasi
pemerintahan kepada masyarakat.
Kedua, peningkatan keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan.
Terlibatnya masyarakat dalam pembangunan adalah kegiatan yang membangun
seperti, pembangunan sarana jalan, sarana ibadah, sosial, budaya dan
perekonomian Kecamatan Pemenang Selatan. Pemekaran secara umum akan
memberikan dampak yang baik untuk perkembangan masyarakat, hal ini dapat
dilihat dari perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan pembangunan. Percepatan
dan pemerataan di Kecamatan Pemenang Selatan mulai dirasakan oleh masyarakat
pasca pemekaran Kecamatan Pemenang Selatan mengatakan:
“Alhamdulillah dampaknya ya saya dan keluarga senang, karena sekarang
pembagian beras raskin sudah tepat waktu gak kayak dulu yang harus
nunggu giliran karena per 20 kepala keluarga jadi gak setiap bulan
dapatnya. Kebetulan saya gak punya sawah, jadi beras beli terus kalau ada
beras raskin kan bisa mengurangi beban saya sedikit gitu.28 Saya sangat
bersyukur karena pembangunan jembatan penghubung Kecamatan
Pemenang Selatan itu sangat membantu saya karena kebetulan saya
berjualan di pasar juga jadi jembatan itu sangat membantu mempercepat
perjalanan saya. ya intinya pemekaran itu berdampak positif buat saya dan
keluarga semua Alhamdulillah.29
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dampak pemekaran
terhadap percepatan dan pemerataan pembangunan di Kecamatan Pemenang
Selatan. Tentu menurutnya pemekaran Kecamatan memberikan dampak positif
dan mempermudah segala urusannya. Peneliti mengambil kesimpulan sesuai
dengan hasil wawancara dan observasi tentang dampak pemekaran Kecamatan
28 Wawancara bersama bapak Solihin sebagai masyarakat yang di wawancara pada
tanggal 21 September 2018 29 Wawancara bersama bapak Nur Arifin sebagai masyarakat yang di wawancara pada
tanggal 21 September 2018
43
Pemenang Selatan terhadap percepatan dan pemerataan pembangunan sebagai
berikut:
1. Pelayanan Administrasi
Pelayanan administrasi oleh aparatur pemerintahan di Kecamatan
Pemenang Selatan terhadap masyarakat terjadi perubahan yang sangat mendasar,
hal ini diakibatkan tersediannya aparatur pegawai yang melayani masyarakat
dengan semakin terfokusnya pelayanan administrasi pada Kecamatan Pemenang
Selatan. Sebagaimana yang disampaikan Bapak Darwanto sebagai Kepala
Kecamatan Pemenang Selatan, sebagai berikut:
Dalam penyelenggaraan pemerintah kami harus menjalaninya selama 5
tahun, dan itu dilakukan atas intruksi dari kabupate. Selain itu juga kita
dituntut dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan visi dan misi
kecamatan, karena pemimpin kami terus berupaya dalam meningkatkan
memeprhatikan sistem pelayanan di sini, karena dengan pelayanan yang
baik maka masyarakat secara luas akan mendapatkan dampak yang positif
dari kinerja pelayanan di sini.30
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa perwujudan desentralisasi
fiskal melalui pembesaran alokasi subbsidi dari pemerintah pusat yang bersifat
block garnt, pengaturan pembagian sumbersumber pendapatan daerah, pemberian
keleluasaan kepada daerah untuk menetapkan prioritas pembangunan, serta
optimalisasi upaya pemberdayaan masyarakat melalui lembaga-lembaga swadaya
pembangunan yang ada. Jika dilihat lebih jauh penerapan kebijakan pemekaran
Kecamatan yang terjadi di Kecamatan Pemenang Selatan pasca pemekaran
sekarang ini, cukup memberikan dampak positif. Melalui pemekaran Kecamatan
30 Wawancara bersama bapak Darwanto sebagai Kepala Kecamatan Pemenang Selatan
pada tanggal 25 September 2018
44
yang menyebabkan adanya sistem desentralisasi. Pemerintah daerah diberi
wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur daerahnya, karena dinilai
pemerintahan daerah lebih mengetahui kondisi daerahnya masing-masing.
Disamping itu dengan diterapkannya sistem desentralisasi diharapkan biaya
birokrasi yang lebih efisien. Syarat administratif pembentukan kecamatan meliputi
: Batas usia penyelenggaraan pemerintahan minimal 5 (lima) tahun, batas usia
penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan yang akan dibentuk
menjadi kecamatan minimal 5 (lima) tahun dan keputusan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) atau nama lain untuk desa dan Forum Komunikasi
Kelurahan atau nama lain untuk kelurahan di seluruh wilayah kecamata baik yang
menjadi calon cakupan wilayah kecamatan baru maupun kecamatan induk tentang
persetujuan pembentukan kecamatan, keputusan kepala desa atau nama lain untuk
desa dan keputusan lurah atau nama lain untuk kelurahan di seluruh wilayah
kecamatan baik yang akan menjadi cakupan wilayah kecamatan baru maupun
kecamatan induk tentang persetujuan pembentukan kecamatan.
Rekomendasi gubernur berdasarkan ketentuan tersebut, dapat dikatakan
bahwa Kecamatan Pamenang telah memenuhi syarat administratif untuk
dimekarkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan, antara lain:Usia penyelenggaraan
pemerintahan Kecamatan Pamenang yang telah berjalan selama puluhan tahun,
padahal syarat usia penyelenggaraan pemerintahan atas kecamatan yang akan
dimekarkan adalah minimal 5 tahun. Kecamatan Pamenang berdiri sejak tahun
1985, sehingga sampai dengan saat ini, usia penyelenggaraan pemerintahan
mencapai kurang lebih 31 tahun, usia penyelenggaraan pemerintahan desa yang
45
ada di Kecamatan Pamenang telah berjalan selama puluhan tahun. 19 Desa yang
ada di wilayah Kecamatan Pamenang semuanya telah berada di atas 5 tahun usia
penyelenggaraan pemerintahandan berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua
BPD dan Kepala Desa di seluruh wilayah kecamatan Pamenang, menunjukkan
bahwa semuanya telah menyetujui adanya rencana pemekaran Kecamatan
Pamenang Selatan. Hal ini merupakan beberapa pertimbangan mengapa
pemekaran Kecamatan Pemenang Selatan harus dilakukan. Sebagaimana dapat
dilihat sebagai berikut:
Pelayanan telah mengalami peningkatan karena kami dituntut melakukan
perkerjaan dengan berdasarkan peraturan yang benar, dengan pengaturan
yang terukur dan juga cara kerja pegawai di sini dapat memberikan
perkembangan yang baik, sehingga terselenggaranya pelayanan
administrasi yang dilakukan pegawai dapat dirasakan oleh masyarakat.31
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa profesionalisme pegawai
sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan pegawai yang tercermin melalui
perilakunya sehari-hari dalam organisasi. Tingkat kemampuan pegawai yang
tinggi akan lebih cepat mengarah kepada pencapaian tujuan organisasi yang telah
direncanakan sebelumnya, sebaliknya apabila tingkat kemampuan pegawai rendah
kecenderungan tujuan organisasi yang akan dicapai akan lambat bahkan
menyimpang dari rencana semula. Dan istilah kemampuan dapat juga
dipergunakan untuk menunjukkan apa yang akan dapat dikerjakan oleh seseorang,
bukan apa yang telah dikerjakan oleh seseorang. Selain itu pula kedisiplinan
menjadi prioritas yang terus dikedepankan dalam memberikan pelayanan di
31 Wawancara bersama Bapak Abdul Gofur sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang
Selatan pada 30 September 2018
46
Kecamatan Pemenang Selatan sebagaimana yang disampaikan oleh masyarakat
pasca pemekaran Kecamatan Pemenang Selatan mengatakan:
Sekarang saya rasa sudah ada perkembangan dalam pelaksanaan
pelayanan, soalnya ketika saya meu mengurus surat di kecamatan saya
tidak perlu menunggu dan mengantri lagi dengan lama dana bahkan satu
minggu, namun sekarang telah mengalami perubahan dalam hal
pelayanan, dikerjakan dengan cepat dan juga bisa ditunggu selesainya.32
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dengan disiplin yang tinggi
akan menyebabkan Kecamatan Pemenang Selatan akan semakin membaik, ini
dikarenakan peran serta pemimpin yang mengedepankan peraturan yang ketat,
sehingga tidak ada pegawai dan pekerja yang berani melanggar perjanjian,
bilamana ada yang melanggar maka akan dikenakan sangsi, teguran, peringatan
dan pemecatan bila diperukan. Kesiapan pegawai dalam pelaksanaan pelayanan
pengurusan surat izin yaitu disiplin dalam memulai dan menyelesaikan pelayanan
sudah baik. Hal ini bisa dilihat dari pendapat masyarakat yang menyatakan
pegawai selalu datang ke kantor tepat waktu. Hal ini diharapkan mampu
memberikan kualitas pelayanan yang baik demi meningkatkan kepuasan pada
masyarakat
2. Infrastruktur
Dalam sudut pandang ekonomi kontribusi infrastruktur dalam
pembangunan adalah untuk mengatasi masalah-masalah pembangunan yang
meliputi kesenjangan, pengangguran, dan kemiskinan sebagai berikut.
Infrastruktur sebagai sarana prasarana yang mempermudah aksesibilitas dari satu
tempat ke tempat lain, akan memberikan kemudahan dalam distribusi
32 Wawancara bersama bapak Nur Arifin sebagai masyarakat yang di wawancara pada
tanggal 21 September 2018
47
pembangunan fasilitas-fasilitas lainnya. Sehingga, percepatan dan pemerataan
pembangunan dalam hal apapun menjadi lebih mudah. Hal ini mempermudah
penyelesaian masalah pengangguran dan kemiskinan. Sebagaimana yang
disampaikan Bapak Jamiun sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang Selatan,
sebagai berikut:
Kami terus melakukan pemerhatian kepada pengengguran di Kecamatan
Pemenang Selatan, karena dengan berkuranggnya pengangguran yang ada
otomatis akan mengikis kemiskinan yang ada, dengan memberikan
kegiatan-kegiatan kerajinan dan usaha mandiri juga sangat membantu
mereka menjadi pribadi yang terampil. Selain itu juga kami selalu
melakukan pembangunan yang berprogres, agar memudahkan segala
urusan antar desa dan bisa meningkatkan perekonomian di sini.33
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa ketika akses mudah,
insentif untuk membangun usaha meningkat karena kemungkinan untuk sukses
lebih besar. Adanya usaha-usaha baru menciptakan lapangan pekerjaan sehingga
pengangguran terkurangi. Terakhir, ketika kesenjangan dan pengangguran
teratasi, maka kemiskinan dapat berangsur menurun. Singkatnya, infrastruktur
sangat berpengaruh dan berperan penting dalam percepatan dan pemerataan suatu
daerah. Dalam rangka memperlancar penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan
dan kegiatan masyarakat perlu didukung dengan pembangunan infrastruktur yang
memadai. Salah satunya pembangunan bidang sarana dan prasarana jalan.
Sebagaimana yang disampaikan Ibu Suhairanti Jamiun sebagai pegawai di
Kecamatan Pemenang Selatan, sebagai berikut:
Dalam perbaikan perekonomian di Kecamatan Pemenang Selatan maka
kami terus berupaya membangun sarana dan prasarana agar semuanya
33 Wawancara bersama bapak Jamiun sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang Selatan
pada tanggal 25 September 2018
48
dapat berajalan dengan baik, sehingga masyarakat dapat mudah dalam
melakukan aktivitasnya dan juga mendapatkan pelayanan dengan baik.34
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dengan sarana jalan yang
memadai, niscaya penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan kepentingan
masyarakat dapat dilaksanakan secara efektif. Disisi lain dapat memudahkan
aksesbilitas penduduk dalam segala bentuk kegiatan yang menyangkut kehidupan
masyarakat. Jalan merupakan prasarana yang sangat vital untuk menunjang
kelancaran sarana transportasi sekaligus sebagai penggerak perekonomian
masyarakat serta sebagai jalur arteri bagi transportasi lokal, karena itu sudah
selayaknya pembangunan sarana jalan dan jembatan mendapat perhatian yang
lebih besar, sehingga harapan masyarakat untuk mendapatkan kemudahan akses
dapat diwujudkan. Sesuai dengan fungsinya, kondisi jalan sangat mempengaruhi
kelancaran hubungan antar kampung, maupun antar wilayah kecamatan.
Sebagaimana yang disampaikan Bapak Abdul Gofur sebagai pegawai di
Kecamatan Pemenang Selatan, sebagai berikut:
iya, pembangunan infrastruktur jalan lintas masuk kompeks rumah warga
dalam Kecamatan Pemenang Selatan dan jembatan penghubung
Kecamatan Pemenang Selatan dan Kecamatan Pemenang Selatan yang
juga semakin mengalami percepatan pembangunan yang pesat di
Kecamatan Pemenang Selatan. Pembangunan jalan dan jembatan yang
banyak melibatkan masyarakat dalam pembangunannya terutama bagi
masyarakat yang bekerja sebagai tukang dan buruh bangunan, sehingga
secara langsung pembangunan infrastruktur itu memberikan dampak
positif yaitu berupa penyerapan tenaga kerja dan hasilnya akan dirasakan
oleh masyarakat luas. Saya sebagai sekretaris Kecamatan Pemenang
Selatan berterimakasih atas kesabaran dan doa masyarakat untuk semua
kendala-kendala yang terjadi sebelum pemekaran dan saat ini dapat
34 Wawancara bersama Ibu Suhairanti sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang Selatan
pada tanggal 25 September 2018
49
dirasakan oleh masyarakat atas percepatan pembangunan yang terjadi
termasuk pembangunan pasar dan kantor peratin.35
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa di Kecamatan Pemenang
Selatan terhadap percepatan dan pemerataan pembangunan berdampak positif
bagi masyarakat yang bekerja sebagai buruh dan kuli bangunan di daerah itu
karena dengan adanya pembangunan jembatan dan pembangunan-pembangunan
lainnya pasca pemekaran Kecamatan Pemenang Selatan tentu memberikan
keuntungan bagi masyarakat untuk menambah pengahasilan mereka sehari-hari.
Sebagaimana yang disampaikan Bapak Pendi Setiawan sebagai masyarakat di
Kecamatan Pemenang Selatan, sebagai berikut:
Dampak yang terjadi pasca pemekaran jujur saya sebagai masyarakat
benar merasakan banyak kemudahan baik dari pembangunan jalan, dan
pembangunan lainnya, ya sudah membaik dari sebelumya, ada
pembangunan yang dilakukan pemerintah Kecamatan Pemenang Selatan,
sehingga kami juga terbantu dalam pembangunannya menjadi tukang di
sana.36
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dampak pemekaran
wilayah Kecamatan Pemenang Selatan terhadap pecepatan dan pemerataan
pembangunan beliau bersyukur dengan adanya pemekaran kecamatan dapat
mempermudah dan memperlancar urusan nya dan sangat dirasakan oleh beliau
dan keluarga. Pembangunan yang dilaksanakan setelah terjadinya pemekaran
Kecamatan Pemenang Selatan sangat membantu masyarakat, dibidang sarana
jalan lalu lintas, pembangunan infrastruktur pembangunan kantor Kecamatan
35 Wawancara bersama Bapak Abdul Gofur sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang
Selatan pada 30 September 2018 36 Wawancara bersama Bapak Pendi Setiawan sebagai masyarakat di Kecamatan
Pemenang Selatan pada tanggal 30 September 2018
50
Pemenang Selatan, pembangunan pasar, pembangunan sarana jalan menuju
masing-masing desa di Kecamatan Pemenang Selatan, dan pembangunan
jembatan penghubung antara satu desa ke desa lain. Sebagaimana yang
disampaikan Bapak Jamiun sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang Selatan,
sebagai berikut:
Saya sebagai sekretaris Kecamatan Pemenang Selatan yang sudah lama
tinggal dan menetap di Kecamatan Pemenang Selatan ini sangat puas
dengan semua pembangunan yang akhirakhir ini dilakukan di Kecamatan
Pemenang Selatan, apalagi pasca pemekaran Desa terjadi bukan hanya
dalam pembangunan infrastruktur saja tetapi tersedianya lapangan
pekerjaan yang tersedia juga berpengaruh. Karena yang saya syukuri
adalah banyaknya anak-anak yang lulus sekolah dan tidak kuliah sudah
dapat bekerja di Kecamatan Pemenang Selatan mereka sendiri tanpa jauh
dari orang tua. Intinya saya bersyukur sekali dengan adanya pemekaran
Desa ini.37
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pembangunan infratruktur
juga memberikan dampak baik terhadap generasi muda yang memiliki cita-cita
tinggi sehingga setelah lulus sekolah mampu meiliki penghasilan sendiri dan tidak
menjadi pengangguran. Karena memang sebagian dari anak-anak yang lulus
Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena
keadaan orang tua yang hidup hanya cukup untuk sehari-hari. Disamping itu,
DAK untuk daerah seyogyanya lebih diarahkan kepada pembangunan
infrastruktur ini, sehingga dapat membuka keterisolasian antar daerah dan akan
mempercepat terjadinya aliran produksi dalam Provinsi.
Persyaratan teknis meliputi jumlah penduduk, luas wilayah, rentang
kendali penyelenggaraan pelayanan pemerintahan, aktivitas perekonomian, dan
37 Wawancara bersama bapak Jamiun sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang Selatan
pada tanggal 25 September 2018
51
ketersediaan sarana dan prasarana. Indicator syarat teknis ini ditunjukkan pada
table 4.1. Berdasarkn data-data arsip BAPPEDA Kabupaten Merangin, dapat
disimpulkan bahwa Kecamatan Pamenang telah memenuhi syarat teknis untuk
dimekarkan. Jumlah penduduk Kecamatan Pamenang Selatan pada saat dibentuk
adalah 8.029 jiwa. Berdasarkan data pada tahun 2014 jumlah penduduk
Kecamatan Pamenang Selatan mengalami peningkatan menjadi 10.354 jiwa.
Kecamatan Pamenang Selatan memiliki luas wilayah 167,47 Km2. Batas-batas
Kecamatan Pamenang Selatan: Sebelah Utara Berbatasan Dengan Kecamatan
Renah Pamenang, sebelah Timur Berbatasan Dengan Kecamatan Renah
Pamenang dan Kabupaten Sarolangun, sebelah Selatan Berbatasan Dengan
Kabupaten Sarolangun dan sebelah Barat Berbatasan Dengan Kecamatan Tiang
Pumpung.
Tabel 4.1
Indikator Syarat Teknis Pemekaran Kecamatan
No Faktor Indicator
1 Penduduk Jumlah Penduduk
2 Luas Daerah 1. Luas wilayah keseluruhan
2. Luas wilayah efektif yang dapat dimanfaatkan
3 Rentang Kendali 1. Rata-rata jarak desa ke pusat pemerintahan
kecamatan
2. Rata-rata waktu perjalanan ke pusat
pemerintahan kecamatan
4 Aktivitas
Perekonomian
1. Jumlah bank
2. Lembaga keuangan non bank
3. Kelompok pertokoan
4. Jumlah pasar
5 Ketersediaan
Sarana dan
Prasarana
1. Rasio SD per penduduk usia SD
2. Rasio SLTP per penduduk usia SLTP
3. Rasio SLTA per penduduk usia SLTA
4. Rasio tenaga medis per Penduduk
5. Rasio fasilitas kesehatan per Penduduk
6. Persentase rumah tangga yang mempunyai
kendaraan bermotor atau perahu atau perahu
52
No Faktor Indicator
motor atau kapal motor
7. Persentase pelanggan listrik terhadap jumlah
rumah tangga
8. Rasio penjang jalan terhadap jumlah kendaraan
9. Rasio sarana peribadatan per Penduduk
10. Rasio fasilitas lapangan olahraga per penduduk
11. Jumlah balai pertemuan
Ditinjau dari aspek rentang kendali, jarak antar desa ke ibu kota
Kecamatan Pamenang selatan cukup terjangkau sehingga dapat
mempermudah pelayanan masyarakat. Jarak antar desa ke ibu kota
Kecamatan Pamenang selatan dan kabupaten merangin ditunjukkan pada
table 4.2.
Tabel. 4.2
Jarak antar desa dengan Ibu Kota Kecamatan Pamenang Selatan dan
Kabupaten Merangin
Desa Jarak ke ibu kota
Kecamatan (km)
Jarak ke ibu kota
Kabupaten (km)
Tanjung
Benuang
5 36
Tambang Emas 0 30
Pulau Bayur 18 48
Selango 13 43
(Sumber: BPS Kabupaten Merangin 2009)38
Ditinjau dari aktifitas perekonomian, pada saat dibentuk kecamtan
pamenang selatan belum terdapat bank baik bank milik pemerintah maupun milik
swasta. Sedangkan lembaga keuangan non bank yang terdapat di Kecamatan
Pamenang selatan yaitu 2 KUD dan 10 KSP. Jumlah pasar pada awal dibentuk
Kecamatan Pamenang selatan yaitu 1 pasar permanen yang terletak di Kecamatan
38 Badan Pusat Statistic Kabupaten Merangin. (2009). Pamenang Selatan Dalam Angka
Tahun 2009. Merangin; BPS Kabupaten Merangin.
53
Pamenang Selatan yang sekaligus menjadi pasar kecamatan dan 1 pasar tidak
permanen di Desa Tanjung Benuang. Dengan adanya Koperasi dan pasar ini
aktifitas perekonomian di Kecamatan Pamenang selatan dapat berjalan dengan
lancar.
Ditinjau dari ketersediaan saranan dan prasarana di Kecamatan Pamenang
selatan sudah terdapat sarana pendidikan, peribadatan, dan dan sarana kesehatan
yang cukup memadai. Sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Pamenang
selatan yaitu mulai dari TK, SD, SMP, dan Pondok pesantren. Banyaknya sekolah
di Kecamatan Pamenang selatan per desa ditunjukkan pada table 4.3.
Table 4.3
Banyaknya sekolah di Kecamatan Pamenang selatan per desa
Desa TK SD/MI SMP/MTS SMA/SMK/MA PONPES
Tanjung Benuang 1 2 1 - -
Tambang Emas 3 3 2 - 1
Pulau Bayur 1 2 2 - -
Selango - 1 - - -
(Sumber: BPS Kabupaten Merangin 2009)39
Sarana peribadatan di Kecamatan Pamenang selatan juga sudah cukup
memadai bagi pemeluk agama yang ada. Jumlah tempat ibadah di Kecamatan
Pamenang selatan terdapat pada table 4.4. Sarana kesehatan dan tenaga medis di
Kecamatan Pamenang selatan sudah ada meskipun jumlahnya masih sangat
minim. Di Kecamatan Pamenang selatan terdapat 4 puskesmas pembantu dan 13
posyandu yang tersebar di 4 Desa. Sedangkan tenaga medis yang terdapat di
39 Ibid
54
Kecamatan Pamenang selatan yaitu 1 orang dokter umum, 4 orang bidan desa, 1
orang mantri kesehatan dan 1 orang tenaga kesehatan lainnya.
Table 4.4
Jumlah tempat ibadah di Kecamatan Pamenang selatan terdapat pada
Desa Masjid Surau Gereja Pura Wihara
Tanjung Benuang 4 17 - - -
Tambang Emas 5 22 1 - -
Pulau Bayur 2 1 - - -
Selango 1 3 - - -
(Sumber: BPS Kabupaten Merangin 2009)40
Pembangunan infrastruktur juga akan berdampak kepada ketertarikan
investor untuk menanamkan modalnya di daerah itu, walaupun kebanyakan
investor tersebut sebenarnya lebih mendambakan iklim investasi yang kondusif
daripa pada sekedar pemotongan pajak, buruh murah, atau kesediaan SDA.
Dengan kata lain, Stabilitas politik di tingkat Nasional dan Daerah akan
menentukan betah tidaknya investor untuk menanamkan modalnya. Pembangunan
berbasis Kecamatan ini diharapkan tidak saja akan mampu mengurangi
kesenjangan di antara Kecamatan, lebih dari itu pembangunan berbasis klaster ini
mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru yang pada gilirannya dapat
mengurangi jumlah pengangguran. Pemerataan pembangunan di tiap klaster akan
diupayakan dengan memperhatikan secara cermat karakteristik masing-masing
satuan wilayah pengembangan.
Otonomi daerah sebagai komitmen dan kebijakan politik nasional
merupakan langkah strategis yang diharapkan akan mempercepat pertumbuhan
40 Ibid
55
dan pemerataan pembangunan daerah, disamping menciptakan keseimbangan
pembangunan antar daerah di Indonesia. Kebijakan pembangunan yang
sentralistis pada masa lalu dampaknya sudah diketahui, yaitu adanya ketimpangan
antar daerah. Namun demikian pembangunan daerah tidak akan terjadi dengan
begitu saja. Tanpa proses-proses pelaksanaan pemerintahan yang akuntebel yang
dilakukan oleh para penyelenggara pemerintahan di daerah, yaitu pihak Legislatif
dan Eksekutif di daerah.
3. Ekonomi
Perwujudan desentralisasi melalui pembesaran alokasi subsidi banyak
sekali keuntungan dimana pemerintah daerah akan mudah untuk mengelola
sumber daya alam yang dimilikinya, dengan demikian apabila sumber daya alam
yang dimiliki telah dikelola secara maksimal maka pendapatan daerah dan
pendapatan masyarakat akan meningkat. Pelaksanaan desentralisasi mempunyai
dua efek yang sangat berlawanan terhadap pengelolaan sumber daya alam
tergantung dari pendekatan dan penerapannya. Kecamatan Pemenang Selatan,
sebagai berikut:
Kecamatan Pemenang Selatan memberikan banyak sekali lapangan
pekerjaan yaitu selain masyarakat yang memang bekerja sebagai pejabat
pemerintahan juga hasil yang dapat di kelola adalah hasil perkebunan,
petani dan pariwisata. Hasil perkebunan yaitu karet tetapi kendala besar
masyarakat adalah kebun yang jauh dari rumah menyebabkan masyarakat
lebih banyak tidak mengurus kebun dan memiliki pekerjaan lain.
Masyarakat Kecamatan Pemenang Selatan juga menggeluti pekejaan
sebagai tambang emas hasil tidak terlalu banyak tetapi menguntungkan
bagi masyarakat setempat. Sebagian besar masyarakat adalah berpropesi
sebagai petani padi, karena terletak di perbatasan persawahan yang lebar.
56
Di bagian pariwisata air terjun alam yang asri memiliki keindahan yang
luar biasa.41
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa memang kondisi ekonomi
Kecamatan Pemenang Selatan sudah mulai membaik dan juga akan bernilai tinggi
apabila semua bidang yang ada di gali dan terus didukung oleh pemerintahan.
Namun demikian pembangunan daerah tidak akan terjadi dengan begitu saja.
Tanpa proses-proses pelaksanaan pemerintahan yang akuntebel yang dilakukan
oleh para penyelenggara pemerintahan di daerah, yaitu pihak Legislatif dan
Eksekutif di daerah. Kebijakan otonomi daerah memiliki implikasi sejumlah
kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah, terutama sebelas (11) kewenangan
yang wajib sebagaimana dijelaskan dalam perundang-undangan: 1. Pertahanan; 2.
Pertanian; 3. Pendidikan dan Kebudayaan; 4. Tenaga kerja; 5. Kesehatan; 6.
Lingkungan Hidup; 7. Pekerjaan umum; 8. Perhubungan; 9. Perdagangan dan
industri; 10. Penanaman modal; 11. Koperasi. Kesebelasan wewenang tersebut
merupakan modal dasar yang sangat penting untuk pembangunan daerah
Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah diperlukan
kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab di daerah secara
propesional dan berkeadilan, jauh dari praktik-praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme serta adanya perimbangan antara keuangan pemerintah pusat dan
daerah. Sebagaimana yang disampaikan Bapak Pendi Setiawan sebagai
masyarakat di Kecamatan Pemenang Selatan, sebagai berikut:
Masih ada beberapa oknum di Kecamatan itu yang nakal, seperti meminta
bayaran dalam proses administrasi atau lainnya. Kan saya ada kakak ipar
41 Wawancara bersama Bapak Abdul Gofur sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang
Selatan pada 30 September 2018
57
di Kecamatan, katanya permainan uang masih ada sampai saat ini,
program-program yang dijalankan terkadang tidak sesuai dengan
anggaran, besarnya anggaran yang diajukan namun tidak sesuai dengan
pekerjaan yang dijalankan.42
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa suberdaya yang masih
kurang professional dapat mempengaruhi kinerja yang dilakukan dalam
pembangunan di Kecamatan Pemenang Selatan, baik ekonomi maupun
infrastruktur, untuk itu dituntut dalam pengerjaannya sesuai dengan prosedur yang
benar dan juga anggaran yang sesuai dengan perancangannya.
4. Sosial budaya
Perkembangan sosial budaya juga semakin meningkat dan mengalami
kemajuan dari sebelumnya dengan diadakannya pesta-pesta adat yang memang
lahir sebelum adanya pemekaran Kecamatan Pemenang Selatan namun
perbedaannya adalah banyaknya masyarakat yang bukan asli Kecamatan
Pemenang Selatan ikut serta dalam pesta adat yang terlaksana sekarang ini. Kerja
adat dan pengaturan kehidupan sehari-hari di perbaiki sehingga konflik antar suku
masyarakat di Kecamatan Pemenang Selatan tertata dengan baik sesuai dengan
adat istiadat dan kebiasaan leluhurnya, sehingga setiap perselisihan paham di
upayakan akan dimusyawarahkan para petua lembaga adat, dan jika tidak
terpecahkan selanjutnya diserahkan kepada pihak yang berwajib. Sebagaimana
yang disampaikan Ibu Verawati sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang
Selatan, sebagai berikut:
Alhamdulilah, sejauh ini masalah adan dan budaya telah berjalan baik dan
saling manjaga satu sama lain. Adat budaya yang ada di Kecamatan
42 Wawancara bersama Bapak Pendi Setiawan sebagai masyarakat di Kecamatan
Pemenang Selatan pada tanggal 30 September 2018
58
Pemenang Selatan ini sangat kental sejak zaman nenek moyang bapak
dulu. Kecamatan Pemenang Selatan ini mayoritas adalah Asli Saroalngun
dan sebagian pendatang mereka bisa menyesuaikan dengan adat disini.
Alhamdulillah untuk Kecamatan Pemenang Selatan semua kegiatan sudah
berjalan dengan baik seperti gotong royong, pengajian, pernikahan dan
hidup ditengah masyarakat.43
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kegiatan gotong royong
pada umumnya dilakukan dengan dikepalai oleh masyarakat dan bekerjasama
dengan lembaga adat karena kegiatan gotong royong akan lebih terarah dan
mudah terlaksana. Untuk kegiatan lain seperti pengajian itu dilaksanakan pada
malam jum’at untuk bapak-bapak dan malam selasa untuk ibi-ibu. Antusias yang
luar biasa yang diberikan oleh kepala Kecamatan Pemenang Selatan dalam
pelaksanaan acara rutin yang di dukung oleh pemerintah dan dijalankan oleh para
orang penting dalam Kecamatan Pemenang Selatan juga memberikan motivasi
baik untuk pemuda-pemudi dalam mengikuti acara Adat yang lahir sejak zaman
nenek moyang itu.
5. Politik
Politik adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat
diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat kearah
kehidupan bersama yang harmonis. Usaha untuk menggapai hidup yang lebih baik
ini menyangkut berbagai macam kegiatan yang antara lain menyangkut proses
penentuan tujuan itu. Masyarakat mengambil keputusan mengenai apakah yang
menjadi tujuan dari sistem politik itu dan hal ini menyangkut pilihan antara
beberapa alternatif serta urutan prioritas dan tujuan-tujuan yang telah ditentukan
43 Wawancara bersama Ibu Verawati sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang Selatan
pada tanggal 25 September 2018
59
itu. Dalam segi politik di Kecamatan Pemenang Selatan yang sesuai dengan hasil
observasi dan wawancara kepada masyarakat termasuk tokoh adat dan sekretaris
Kecamatan Pemenang Selatan mengatakan hal yang sama dan tidak jauh berbeda
dengan hasil sebelumnya Kecamatan Pemenang Selatan, sebagai berikut:
iya, jadi mengenai politik di Kecamatan Pemenang Selatan ini tidak terlalu
dominan dan panas ketika adanya pemilihan-pemilihan umum baik tingkat
Kecamatan Pemenang Selatan, kabupaten/kota serta provinsi. Tetapi
memang pasca pemekaran wilayah dinamika politik, memang mengalami
perkembangan yang sangat segnifikan. Jadi jelas bukan pemekaran
Kecamatan Pemenang Selatan juga berdampak baik bagi politik yang ada
di Kecamatan Pemenang Selatan, tapi memang keadaan ini belum begitu
baik layak nya Kecamatan Pemenang Selatan lain yang sudah memiliki
struktur dan sistem yang baik. Tapi bapak yakin seiring berjalannya waktu
semua masalah yang ada dapat di atasi secara baik.44
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa seiring dengan perubahan
dinamika politik dan sisitem politik di Indonesia yang lebih demokratis,
memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme
politik yang di pandang lebih demokratis. Sebagaimana yang disampaikan Bapak
Jamiun sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang Selatan, sebagai berikut:
Siapa saja bisa menjadi pemimpin di Kecamatan Pemenang Selatan ini
tidak menutup kemungkinan orang biasa pun bisa asalkan memenuhi
syarat yang memang di tentukan. Tidak masalah ia lahir dari kalangan
yang seperti apa karena yang kita butuhkan kedepan adalah pemimpin
yang baik, jujur, dan bertanggung jawab.45
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa jabatan sebagai pemimpin
Kecamatan Pemenang Selatan dapat diberikan kepada siapaun asalkan memenuhi
44 Wawancara bersama Bapak Abdul Gofur sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang
Selatan pada 30 September 2018 45 Wawancara bersama bapak Jamiun sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang Selatan
pada tanggal 25 September 2018
60
syarat yang sudah di berlakukan. Jabatan peratin tidak harus dari kalangan elit,
anak pejabat, bahkan tidak membedakan status sosial satu dengan yang lain baik
suku, ras dan agama. Siapa saja berhak menjadi pemimpin, karena yang
masyarakat butuhkan adalah sosok pemimpin yang baik, jujur dan bertanggung
jawab penuh atas urusan masyarakat nya dan tidak menutup kemungkinan bahwa
tetap mendahulukan kepentingan masyarakat nya daripada kepentingan pribadi.
6. Agama
Tujuan agama adalah memberikan petunjuk pada manusia, sehingga
dengan kekuatan petunjuk agama akan menyampaikannya menuju ke-haribaan
Ilahi. Jika demikian, maka agama adalah perantara dalam membantu tugas
manusia untuk merealisasikan tujuan mulianya. Dengan dasar ini, tidaklah
mungkin digambarkan bahwa bagaimana mungkin ketika agama muncul manusia
menjadikan tebusan dan pengorbanan pada dirinya. Jika seandainya manusia tidak
berpegang pada prinsip agama, tidak menjadikan kesempurnaan kekuatan ruh
agama.
Dalam segi agama masyarakat Kecamatan Pemenang Selatan selalu
mengutamakan halhal yang berlandaskan agama karena menurut mereka agama
bukanlah formal saja yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di
lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara
beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada
umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika
berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya.
Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain
61
agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan
tetapi hanya mengenai hal-hal yang mudah dan nampak dalam lingkungan
masyarakatnya. Tetapi mayarakat Kecamatan Pemenang Selatan adalah
masyarakat yang beragama Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara
ini mengikuti cara beragama nenek moyang, leluhur, atau orang-orang dari
angkatan sebelumnya. Pemeluk cara agama tradisional pada umumnya kuat dalam
beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan, dan
tidak berminat bertukar agama. Terlebih lagi masyarakat Kecamatan Pemenang
Selatan sangat menjujung tinggi Adat Istiadat yang menggunakan cara-cara yang
juga diajarkan oleh agama terlebih agama islam karena masyarakat yang
mayoritas agama islam seperti, berpakaian sopan, bertutur kata sopan kepada
sesamanya, sangat hormat kepada yang lebih tua dan itu ajaran-ajaran yang
diwariskan oleh para leluhurnya. Sebagaimana yang disampaikan Bapak Jamiun
sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang Selatan, sebagai berikut:
Agama yang masyarakat anut di Kecamatan Pemenang Selatan itu
mayoritas beragama islam dan mayoritas juga bersuku lampung sai batin,
yang dimana adat istiadat yang masyarakat sangat junjung tinggi. Bukan
hanya ajaran agama islam saja yang mengharuskan untuk menutup aurat
bagi perempuan tapi memang dari nenek moyang kami dulu juga
mengajarkan itu, selain itu juga agama mengajarkan untuk bebicara sopan
kepada yang lebih tua.46
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan yang terjadi di
Kecamatan Pemenang Selatan juga berdampak terhadap agama yang berkaitan
dengan adat istiadat yang ada di Kecamatan Pemenang Selatan dan untuk
46 Wawancara bersama bapak Jamiun sebagai pegawai di Kecamatan Pemenang Selatan
pada tanggal 25 September 2018
62
memberikan kesempurnaan terhadap agama masyarakat yang meneruskan adat
nenek moyang terdahulu percaya bahwa agama dan adat yang ada harus
berkesinambungan/ beriringan satu dengan yang lain tanpa harus dipisahkan.
Terlihat bahwa tujuan keduanya adalah sama dan jalan akhir keduanya sama.
Pendekatan pembangunan daerah yang dilakukan secara nyata dan didukung
dengan komitmen serta konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan diharapkan sejumlah masalah jangka pendek dan menengah yang
sedang dihadapi Kecamatan Pemenang Selatan dapat dipecahkan. Sudah tentu,
konsistensi dan komitmen pemerintah untuk mewujudkan seluruh program dan
kegiatan yang telah ditetapkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan sangat
dibutuhkan; berorientasi pada masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
sesuai dengan adat dan budaya masyarakat, berwawasan lingkungan, tidak
diskriminatif, kemitraan, berbasis pemerintahan yang bersih and anggaran
berbasis kinerja
Dari sudut pandang pembangunan, kemajuan dan ketersediaan teknologi
baru dapat kita lihat dari sisi, bagaimana akibat kemajuan suatu daerah bagi upaya
meningkatkan kehidupan sebagian besar masyarakat yang selama ini telah tinggal
dan menetap di daerah yang terbelakang dibandingkan dengan masyarakat yang
hidup di daerah maju. Kecamatan Pemenang Selatan yang didalamnya terdapat
tokoh adat dan juga sebagai tokoh agama yang terkenal memberikan motivasi baik
terhadap sesamanya, motivasi yang diberikan tokoh adat serta agama tersebut
memang dapat diterima masyarakat. Percepatan dan pemerataan pembangunan
akan berjalan baik apabila semua pihak yang barsangkutan dapat saling menerima
63
dan tidak merasa terbebani dengan adanya pembangunan-pembangun yang
pemerintah berikan. Masyarakat bukan menolak adanya pembangunan Kecamatan
Pemenang Selatan demi percepatan dan pemerataan pembangunan namun
masyarakat sangat menunggu dan pasti menerima dengan semua kebjikan-
kebijakan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat terlebih yang dibutuhkan
masyarakat untuk terus maju dan berkembang.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat enam dampak
program pemekaran kecamatan terhadap pemerataan penduduk di Kecamatan
Pemenang Selatan, diantaranya; Pelayanan Administrasi, di mana semakin
terfokusnya pelayanan administrasi, Infrastruktur, di mana sebagai sarana
prasarana dapat mempermudah aksesibilitas dari satu desa ke desa lain, Ekonomi,
di mana pemerintah daerah mudah untuk mengelola sumber daya alam yang
dimilikinya, Sosial budaya, di mana bukan hanya masyarakat asli Kecamatan
Pemenang Selatan ikut serta dalam pesta adat, Politik, di mana peraturan-
peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa
masyarakat kearah kehidupan bersama yang harmonis, Agama, di mana dapat
membantu menciptakan kerukunan hidup beragama.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pemekaran
wilayah Kecamatan Pemenang Selatan telah berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008, ini didasari dengan Pelayanan
Administrasi yang mendukung, Infrastruktur yang tercukupi, keadaan Ekonomi
masyarakat yang membaik, Sosial budaya, Politik dan juga Agama telah
memenuhi persyaratan yang mencangkupi, di mana di dalamnya terdapat 19 desa.
64
Sedangkan lokasi Ibu Kota Kecamatan Pamenang Selatan berada di Kecamatan
Pamenang Selatan karena dinilai memiliki aksesibilitas, keterjangkauan, posisi
geografis, dan infrastruktur yang relatif memadai.
B. Kendala Yang Ada Dalam Proses Pemekaran Wilayah Kecamatan
Bedasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun
2008
1. Kurangnya Transparansi Pembangunan
Dalam prinsip transparansi seharusnya seluruh proses pemerintahan,
lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang
berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti
dan dipantau. Keterbukaan dalam melakukan segala kegiatan organisasi dapat
berupa keterbukaan informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah
kecamatan. Bentuk transparansi yang dilakukan oleh pegawai kecamatan
Pamenang Selatan masih tergolong rendah, karena dalam pemantauan penulis
dalam kinerja dan kegiatan dilakukan oleh pemerintah Kecamatan Pamenang
Selatan tidak begitu sering melibatkan dan mengundang masyarakat dalam proses
pengadaan barang jasa berjalan, hanya BPD setempat dan pegawai kecamatan itu
sendiri yang terlibat dan masyarakat hanya melihat hasil dari pembangunan
kecamatan itu sendiri. Bapak Darwanto sebagai Kepala Kecamatan Pemenang
sebagai berikut:
Masih ada beberapa pembangunan yang tidak sesuai dengan harapan
masyarakat atau rencana awal dalam pembangunan jalan dan lain-lain.
Tentu itu semua terkendala dalam masalah anggaran, kalau anggaran yang
turun dari pusat bisa diminimalisir dengan sebaik-baiknya tentu akan jauh
lebih baik. Jadi terkadang kerjanya pun tidak begitu baik. Untuk
keterbukaan memang masih kurang. Maunya ada terobosan baru dalam
65
pemberitahuan segala informasi pembangunan kecamatan kalau mau
menjadi kelurahan.47
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kinerja yang dilakukan
pemerintah Kecamatan Pamenang Selatan masih belum sepenuhnya seperti
keinginan masyarakat. Karena masyarakat sebenarnya mengharapkan keterbukaan
informasi terkait pembangunan yang dilakukan pemerintah Kecamatan Pamenang
Selatan, agar masyarakat tidak berprasangka yang tidak baik kepada pegawai
kecamatan Pamenang Selatan. Berdasarkan hasil observasi penulis bahwa
masyarakat mengakui dalam hal administrasi dan surat menyurat sangat cepat,
namun ada beberapa keinginan masyarakat terkait pembangunan jalan yang ada di
Kecamatan Pamenang Selatan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak
Damiri selaku masyarakat Kecamatan Pamenang Selatan, sebagai berikut:
Kendalanya itu masih tertutup. Kalau masalah surat menyurat atau ngurus
yang lainnya, cepat Mas, saya senang kalau masalah surat atau acara-
syukuran gitu pasti didukung, tapi kalau untuk pembangunan belum
sepenuhnya bagus mas, soalnya kami kan sebagai pengguna saja. Jadi
kami tidak tahu berapa anggaran dan berapa pemasukan atau pengeluaran,
kalau ada informasi kan mungkin kita tidak berprasangka yang tidak-
tidak.48
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, masih terbatasnya
informasi terkait pembangunan dan juga anggaran yang dikelola Kecamatan
Pamenang Selatan dalam membangun kecamatan masih belum maksimal, karena
masyarakat tidak dapat mengakses anggaran dan rancangan pembangunan
Kecamatan Pamenang Selatan. Namun, dalam hal surat menyurat pemerintah
Kecamatan Pamenang Selatan sangat mengutamakan keperluan masyarakat,
47 Wawancara . Bapak Darwanto sebagai Kepala Kecamatan Pemenang, di kantor
Kecamatan Pamenang Selatan, 30 September 2018 48 Wawancara bersama Bapak Damiri selaku Kecamatan Pamenang, di desa Tambang
Emas, 30 September 2018
66
sehingga masyarakat merasa terbantu dan menyukai kinerja dalam surat-
menyurat. Sebagaimana yang Bapak Kuswanto selaku masyarakat Kecamatan
Pamenang Selatan, sebagai berikut:
Banyak kendala yang kita hadapi saat ini, salah satunya maslah
pembangunan ini mas, masih banyak jalan yang rusak dan agak lambat
diperbaikinya, tapi secara menyeluruh sudah bagus dan dapat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat. Terus juga kami tidak tahu gimana dan apa
yang akan dilakukan untuk pembangunan jalan, soalnya di lorong
belakang itu kan kurang penerangan, banyak anak muda yang kumpul di
sana. Mereka ngapain saja kita tidak tahu, tapi kalau terang dan jalannya
bagus kan bisa lebih baik kedepannya. 49
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, dalam
pembangunan yang merata dan adanya keterbukaan yang dilakukan pemerintah
Kecamatan Pamenang Selatan merupakan harapan masyarakat, dengan adanya
keterbukaan maka akan meminimalisir perasangka yang tidak baik terhadap
pemerintah kecamatan. Hasil observasi penulis menemukan bahwa dengan
berbagai cara yang dilakukan pemerintah Kecamatan Pamenang Selatan agar
terbentuk transparansi yang diharapkan masyarakat, dengan melibatkan sebagian
masyarakat untuk ikut bekerja dalam pembangunan kecamatan, memang masih
tergolong jarang dan itu pun tidak semua masyarakat yang terlibat, namun dengan
mengajak beberapa masyarakat akan menjadi perubahan yang maksimal untuk
Kecamatan Pamenang Selatan, karena dalam transparansi dibutuhkan akuntabel
yang menyeluruh. Dari hasil observasi penulis menemukan bahwa perlu dilakukan
akuntabel yang terukur, di mana harus mempublikasikan seluruh aktivitas kepada
masyarakat dan seluruh aktivitas yang dipublikasikan kepada masyarakat harus
49 Wawancara bersama Bapak Kuswanto selaku masyarakat desa Tambang Emas, di desa
Tambang Emas, 30 September 2018
67
dapat dipertanggungjawabkan, di mana dalam perjalanan penerapan transparansi
akan ada beberapa kendala yang muncul dari perbedaan pemahaman dan cara
pandang masyarakat terhadap satu proses pembangunan yang akan dilaksanakan.
Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara bersama Ibu Rusmini selaku kaur
pemerintahan Kecamatan Pamenang Selatan sebagai berikut:
Untuk mencapai kebrhasilan kecamatan harus ada keterbukaan itu
seharusnya ada keterbukaan dalam segala anggaran dan habis digunakan
untuk pembangunan apa saja, namun yang terjadi masih saja ada
ketertutupan. Kalau kami yang hanya pegawai kecamatan yang ikut kepala
kecamatan saja Mas, hanya bisa memberikan masukan semampu kami saja
dan keputusannya ada pada kepala kecamatan. Namun untuk
pembangunan kami terus berupaya mengupayakan keterbukaan kepada
semua perangkat dan masyarakat yang ada. Kalau ada yang nanya tentu
kami akan jelaskan. 50
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, tercapainya
pemerintahan yang baik maka diperlukan sistem transparansi yang baik, pada
dasarnya selain transparansi dengan cara mengundang masyarakat pada saat
musyawarah atau saat mengurus surat di kantor Kecamatan Pamenang Selatan.
Untuk itu keterbukaan sangatlah penting, karena keterbukaan informasi publik
diperuntukkan untuk memperkuat penyelenggaraan pemerintahan kecamatan,
khususnya mengembang-kan partisipasi masyarakat.
2. Minimnya Partisipasi Masyarakat
Partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat dalam perkembangan dan
pembangunan suatu kecamatan, baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi
persebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi, mengawasi dan berbicara
50 Wawancara Ibu Rusmini selaku pegawai Kecamatan Pemenang, 30 September 2018
68
serta berpartisipasi secara konstruktif dalam segala kegiatan di kecamatan
tersebut. Namun, bila suatu masyarakat tidak begitu terlibat dalam perkembangan
suatu kecamatan maka akan terjadi ketidakselerasian antara pegawai kecamatan
dan masyarakat. Minimnya partisipasi masyarakat di Kecamatan Pamenang
Selatan yang ikut serta dalam pembangunan merupakan kendala pegawai
kecamatan Pamenang Selatan dalam berupaya merubah kecamatan menjadi
kelurahan, setempat seperti infrastruktur jalan, pendidikan dan mushola.
Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis Bapak Darwanto sebagai
Kepala Kecamatan Pemenang, sebagai berikut:
Sebenarnya kita berupaya mengajak partisipasi masyarakat dalam hal
pembangunan kecamatan, seperti; jalan yang menjadi pusat mata
pencarian masyarakat. Demi harapan agar ada kerjasama antara
masyarakat dan pegawai pemerintahan dalam membangun kecamatan ini
lebih baik lagi, namun mereka terkadang memiliki kegiatan masing-
masing untuk mencari nafkah keluarganya.51
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, bentuk partisipasi
masyarakat di Kecamatan Pamenang Selatan masih tergolong rendah, namun
dilain hal pegawai kecamatan terus berupaya merangkul masyarakat dalam bentuk
pembangunan jalan. Berdasarkan hasil observasi penulis menemukan bahwa
pembangunan kecamatan terutama jalan merupakan akses penting di daerah
tersebut, sehingga pemerintah kecamatan mengajak partisipasi masyarakat dalam
pembangunannya dan juga perawatannya. Meskipun masih ditemui hanya beberpa
masyarakat yang ikut serta dalam pembangunan kecamatan, karena masih terdapat
unsur kekeluargaan. Bapak Yogi Pratama selaku pegawai di Kecamatan
51 Wawancara bersama Bapak Darwanto sebagai Kepala Kecamatan Pemenang, 30
September 2018
69
Pamenang Selatan menambahkan, dengan adanya partisipasi masyarakat sangat
membantu pembangunan kecamatan. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara
sebagai berikut:
Seandainya peran serta masyarakat ada, tentu semuanya akan cepat dalam
hal pembangunan. Makanya kami terus berupaya mengajak masyarakat
untuk berpartisipasi dalam pembangunan kecamatan, agar pemerintahan
berjalan dengan baik. Terlepas dari peran serta masyarakat kami juga
merangkul mahasiswa untuk menjalankan sistem pemerintahan yang baik,
karena dengan adanya mereka dapat memberikan masukan yang positif
untuk kemajuan pemerintahan ini. 52
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, perlu adanya
dukungan dari masyarakat dalam mencapai pembangunan yang baik, pegawai
kecamatan juga bekerja sama dengan mahasiswa untuk memberikan masukan.
Maka diperlukan dukungan yang tinggi dari masyarakat serta partiipasi dalam
pembangunan kecamatan. Penulis menemukan bahwa dalam proses pembanguan
jalan, gedung, pemukiman, mushola, sarana pendidikan, pengairan, dan bentuk
pembangunan lainnya yang dilaksanakan di daerah sekitar Kecamatan Pamenang
Selatan masih mengandalkan beberapa orang saja, minimnya partisipasi
masyarakat dalam melaksanakan pembangunan, terutama selokan jalan,
sedangkan ini merupakan hal yang penting dalam kelancaran air ketika hujan
turun. Karena tanpa adanya bantuan dan partisipasi langsung dari masyarakat,
pembangunan tidak akan berjalan dengan baik dan tidak akan sesuai dengan
harapan dari masyarakat.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kendala yang ada dalam
proses pemekaran wilayah Kecamatan Pamenang Selatan Bedasarkan Peraturan
52 Wawancara bersama Bapak Yogi Pratama selaku pegawai di Kecamatan Pamenang
Selatan, 30 September 2018
70
Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008, diantaranya; Kurangnya
Transparansi Pembangunan, di mana pemerintah Kecamatan Pamenang Selatan
masih belum mempublikasikan perencanaan pembangunan dan juga pelaporan
pembangunan agar dapat diakses oleh masyarakat dan Minimnya Partisipasi
Masyarakat, di mana minimnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan
Kecamatan Pamenang Selatan.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang proses pemekaran
wilayah Kecamatan Bedasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6
Tahun 2008, secara umum cukup berjalan baik, untuk itu secara khusus dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pemekaran wilayah Kecamatan Pemenang Selatan telah berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008, ini didasari
dengan Pelayanan Administrasi yang mendukung, Infrastruktur yang tercukupi,
keadaan Ekonomi masyarakat yang membaik, Sosial budaya, Politik dan juga
Agama telah memenuhi persyaratan yang mencangkupi, di mana di dalamnya
terdapat 19 desa. Sedangkan lokasi Ibu Kota Kecamatan Pamenang Selatan
berada di Kecamatan Pamenang Selatan karena dinilai memiliki aksesibilitas,
keterjangkauan, posisi geografis, dan infrastruktur yang relatif memadai.
2. Kendala yang ada dalam proses pemekaran wilayah Kecamatan Pamenang
Selatan Bedasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun
2008, diantaranya; Kurangnya Transparansi Pembangunan, di mana
pemerintah Kecamatan Pamenang Selatan masih belum mempublikasikan
perencanaan pembangunan dan juga pelaporan pembangunan agar dapat
diakses oleh masyarakat dan Minimnya Partisipasi Masyarakat, di mana
71
72
minimnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan Kecamatan Pamenang
Selatan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disajikan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya para pengurus ikut dalam segala kegiatan dan pelatihan yang
diberikan oleh pembicara demi menmbah ilmu pengetahun dalam mengelola
koperasi lebih baik lagi.
2. Hendaknya semua anggota turut serta dalam segala kegiatan dan memberikan
pengertiannya untuk menabung dan juga membayar pinjaman secara rutin.
3. Hendaknya pemangku kebijakan di Kecamatan Pamenang Selatan terus
melakukan bimbingan dan pengawasan secara rutin agar para pegawai
Kecamatan Kecamatan Pamenang Selatan dapat selalu terpokus pada tujuan
dan Kecamatan Kecamatan Pamenang Selatan.
73
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Amal, Ichlasul, Regional and central government in indonesia politics, west
Sumatra and south Sulawesi 1949-1979. Jakarta: Gajah Mada University
press, 1992.
Badan Pusat Statistic Kabupaten Merangi, Pamenang Selatan Dalam Angka
Tahun 2009. Merangin; BPS Kabupaten Merangin, 2009.
Badan Pusat Statistic Kabupaten Merangin, Pamenang Selatan Dalam Angka
Tahun 2015. Merangin; BPS Kabupaten Merangin, 2015.
Huda. Ni’matul, Otonomi Daerah. Cet. Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009.
Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah. Cet. Pertama. Jakarta: Balai Pustaka,
2007.
Kaho, Josef Riwu, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia,
Jakarta, Rajawali, 1988.
Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan
Kuantitatif, Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipayung, 2009.
Muluk, Khairul M.R, Desentralisasi dan Pemerintahan Daerah. Malang,
Bayumedia, 2007.
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS
Jambi, 2012.
Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011.
B. Jurnal
Agus Subagyo, Analisis kelayakan pemekaran Kecamatan pangalengan
kabupaten bandung. Artikel ilmiah tidak diterbitkan. Universitas Jendral
Akhmad Yani, 2012.
74
Laila Sabeita El Fitri, Irwan Noor, Suwondo. (2013). Pemekaran Kecamatan
Dalam Peningkatan Pelayanan Kependudukan (Studi pada Kecamatan
Gampengrejo Kabupaten Kediri). Jurnal Administrasi Publik (JAP), 1 (3),
hal:115-124
Okti Selvia, “Pengaruh Pemekaran Kecamatan Terhadap Pemberian Pelayanan
Di Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi (Studi Kasus
Seksi Pemerintahan)”, FISIP universitas Riau, Kampus Bina Widya
Km.12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 2009, HLM..
Robi Cahyadi Kurniawan dan Pairulsyah. (2012). Studi Pemekaran Kecamatan
Pubian Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
dan Pembangunan, 3 (2), hal: 498-508
Richo Mery Antonio, Antikowati & Warah Atikah.(2013). Kajian Yuridis
Pemekaran Wilayah Kecamatan Dikabupaten Bondowoso Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Artikel Ilmiah tidak diterbitkan. Universitas Jember
Robi Anggara, “Studi Evaluasi Pemekaran Daerah”, Building and Reinventing
Decentralized Governance Project Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Bekerjasama dengan United Nation Development Program,
2017, hlm. 73
Simatupang, Sumadi., Rangkuti, Ridwan., Sihombing, Marlon. (2006). Dampak
pemekaran kecamatan terhadap percepatan pembangunan masyarakat di
kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun. Jurnal studi
pembangunan 1(2) hal: 42-51
Yuda Kurniawan. (2013). Upaya yang dilakukan pemerintah kota batu dalam hal
pemekaran wilayah kecamatan di kota batu berdasarkan peraturan
pemerintah no. 19 tahun 2008 tentang kecamatan (Studi di Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Batu). Artikel Ilmiah tidak
diterbitkan. Universitas Brawijaya.
C. Lainnya
Keputusan Menteri Dalam Negeri No.4 Tahun 2000, tentang Pedoman
Pembentukan Kecamatan. Jakarta: Kementrian Dalam Negeri
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008, tentang Kecamatan. Jakarta:
Pemerintah Republik Indonesia
75
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta:
Pemerintah Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta:
Pemerintah Republik Indonesia.
Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 tahun 2008 Tentang
Pembentukan Kecamatan Renah Pamenang, Pamenang Selatan, Margo
Tabir, Tabir Lintas, Tabir Barat, Dan Tiang Pumping. Merangin:
Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin.
Lampiran: I
INSTRUMEN WAWANCARA.
Dalam melaksanakan wawancara peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan
yang telah disusun secara terarah dan sistematis sebagai upaya memperoleh informasi
dan data yang obyektif. Peneliti melakukan wawancara kepada pegawai Kecamatan
Pamenang Selatan.
Adapun Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan dalam wawancara sebagai
berikut :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kecamatan Pamenang Selatan?
2. Bagaimana perkembangan yang dicapai Kecamatan Pamenang Selatan?
3. Apa Visi dan Misi Kecamatan Pamenang Selatan?
4. Bagaimana keadaan struktur organisasi Kecamatan Pamenang Selatan?
5. Bagaimana keadaan pekerja Kecamatan Pamenang Selatan?
a. Latar belakang pendidikan
b. Alamat
c. Usaha yang dilakukan untuk peningkatan profesionalisme
6. Bagaimana keadaan masyarakat Kecamatan Pamenang Selatan?
a. Jumlah
b. Keadaan
7. Bagaimana proses pemekaran wilayah Kecamatan Bedasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008?
8. Apa saja kendala yang ada dalam proses pemekaran wilayah Kecamatan
Bedasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008?
9. Apa saja upaya dalam megatasi kendala yang ada dalam proses pemekaran
wilayah Kecamatan Pamenang Selatan Bedasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008?
10. Bagaimana capaian kedepannya di Kecamatan Pamenang Selatan Bedasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 6 Tahun 2008?