Proses Manajemen Strategik -DPD RI

35
Mata Kuliah MANAJEMEN STRATEGIK UNTUK SEKTOR PUBLIK Dosen : Drs.Agung Pramono PROSES MANAJEMEN STRATEGIK DI DALAM INSTITUSI DEWAN PERWAKILAN DAERAH ( DPD ) R I PERIODE 2004 – 2009 ( Evaluasi Rencana Strategis DPD – RI 2004 – 2009 ) ( Revisi ) Nyoman Rudana, SE NPM 08.D.040 JUNI 2008 Magister Administrasi Publik Manajemen Pembangunan Daerah STIA LAN Jakarta

Transcript of Proses Manajemen Strategik -DPD RI

Page 1: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

Mata KuliahMANAJEMEN STRATEGIK UNTUK SEKTOR PUBLIK

Dosen : Drs.Agung Pramono

PROSES MANAJEMEN STRATEGIK DI DALAMINSTITUSI DEWAN PERWAKILAN DAERAH ( DPD ) R I

PERIODE 2004 – 2009( Evaluasi Rencana Strategis DPD – RI 2004 – 2009 )

( Revisi )

Nyoman Rudana, SE NPM 08.D.040

JUNI 2008

Magister Administrasi Publik Manajemen Pembangunan Daerah STIA LAN Jakarta

Page 2: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

DAFTAR ISI

HalamanI. Pendahuluan 3

II. Sekilas DPD RI 4 1. Keangggotaan DPD RI 4 2. Fungsi, Tugas dan Wewenang DPD – RI

4

3. Hak dan Kewajiban Anggota DPD RI

5

4. Alat Kelengkapan Anggota DPD RI

6

5. Penyerapan Aspirasi Masyarakat

8

6. Proses Penyaluran Aspirasi Masyarakat

8

III. Proses Manajemen Strategik di Institusi DPD RI

1. Bagan Proses Manajemen Strategik

9

2. Kesepakatan

10

3. Mandat

10

4. Visi DPD RI

11

5. Misi DPD RI

11

6. Analisa Stakeholder

11

7. Analisa TOWS

1

Page 3: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

a. Analisa Lingkungan Eksternal

13

b. Analisa Lingkungan Internal

14

c. Matriks Analisa Lingkungan Eksternal dan Internal

16

8. Matriks Penentuan Strategi Dasar dengan TOWS

18

9. Analisa Strategi Dasar ( Key Strategic Issues )

19

10. Pengembangan Strategi

20

VII. Daftar Pustaka

24

2

Page 4: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

I. PENDAHULUAN

Sejalan dengan tuntutan demokrasi guna memenuhi rasa keadilan masyarakat di

daerah, memperluas serta meningkatkan semangat dan kapasitas partisipasi

daerah dalam kehidupan nasional, maka dalam rangka pembaharuan konstitusi,

MPR membentuk sebuah lembaga perwakilan baru yaitu Dewan Perwakilan

Daerah ( DPD ) RI. Pembentukan ini dilakukan melalui perubahan ketiga UUD

1945 pada bulan Nopember 2001.

Ada beberapa argumen rasional mengenai pentingnya keberadaan DPD-RI

sebagai representasi daerah di tingkat pusat, yaitu :

1. agar keterkaitan antara keterwakilan penduduk dengan ruang ( daerah ) dan

adanya penyebaran penduduk Indonesia yang tidak merata dis etiap wilayah

( 60% penduduk tinggal di sekitar 10% wilayah Indonesia ) – tercermin dalam

sistem perwakilan dan proses legislasi.

2. Dalam rangka mewujudkan mekanisme checks and balances, dimana

mekanisme ini dianut oleh negara demokratis untuk menghindarkan diri dari

dominasi salah satu lembaga dalam pembuatan Undang – Undang , sehingga

UU yang dihasilkan menjadi lebih baik.

3. Adanya keadilan dalam kebijakan pembangunan antara Jawa dan luar Jawa

secara berkesinambungan. Jika representasi politik hanya berupa

keterwakilan penduduk di DPR – RI dapat dipastikan arah pembangunan akan

cenderung memusat di pulau Jawa. Oleh sebab itu penyeimbang wajib

diberlakukan dengan mekanisme representasi daerah lewat lembaga DPD –

RI.

Namun demikian proses pembentukan lembaga DPD – RI yang ideal belum dapat

terlaksana

Gagasan dasar pembentukan DPD – RI adalah keinginan untuk lebih

mengakomodasi aspirasi daerah dan sekaligus memberikan peran yang lebih

besar kepada daerah dalam proses pengambilan keputusan politik untuk hal – hal

terutama yang berkaitan langsung dengan kepentingan daerah. Dengan adanya

DPD – RI , maka Indonesia tidak lagi menjadi negara dengan sistem legislasi

unikameral, melainkan memasuki barisan negara – negara demokrasi yang

3

Page 5: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

menerapkan sistem bikameral dalam lembaga perwakilannya. Walaupun sistem

bikameral berbeda penerapannya antara negara yang satu dengan lainnya,

namun semua berpijak di atas landasan yaitu memaksimalkan keterwakilan

( representation) dan membangun sistem checks and balances dalam lembaga

perwakilans erta membuka peluang pembahasan yang berlapis ( redundancy )

untuk memperluas dan memperdalam proses pengambilan keputusan –

keputusan politik yang berdampak besar bagi rakyat. Namun sistem bikameral

di Indonesia termasuk lemah, berdasarkan kewenangan legislasi yang

dimilikinya.

Oleh sebab itu, DPD-RI, khususnya melalui Panitia Ad Hoc ( PAH ) 1 dan

Kelompok DPD di MPR, terus memperjuangkan amandemen UUD 45 khususnya

pasal 22 yang menyangkut fungsi, tugas dan wewenang DPD – RI, demi

tercapainya penguatan fungsi DPD agar aspirasi masyarakat daerah dapat

diperjuangkan dengan semestinya.

II. SEKILAS DPD – RI

1. Keanggotaan DPD – RI

Keanggotaan DPD RI untuk pertama kalinya dipilih pada Pemilihan Umum

Tahun 2004, tepatnya di bulan April., yaitu berjumlah 128 orang yangb terdiri

atas 4 orang dari setiap provinsi pada sebanyak 32 provinsi. Propinsi Sulawesi

Barat sebagai provinsi termuda yang secara resmi berdiri pada bulan Juli 2004,

belum terwakili secara tersendiri tetapi masih diwakili oleh anggota dari

provinsi asalnya (sebelum pemekaran wilayah provinsi tersebut, yaitu Provinsi

Sulawesi Selatan) dan baru akan terwakili melalui Pemilihan Umum legislative

2009 yang akan datang.

DPD RI memiliki kekhasan karena anggotanya merupakan wakil-wakil daerah

dari setiap propinsi dan tidak ada pengelompokan anggota (semacam fraksi di

DPR RI). Anggota DPD RI merupakan orang-orang independen yang bukan

berasal dari partai politik, tetapi berasal dari berbagai latar belakang misalnya

sebagai pengacara, guru, ulama, pengusaha, tokoh organisasi kemasyarakatan

atau Lembaga Swadaya Masyarakat, serta beberapa anggota DPD RI dengan

latar belakang birokrat seperti mantan menteri, gubernur, bupati/walikota dan

4

Page 6: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

lain-lain.

2. Fungsi, Tugas dan Wewenang DPD – RI

Fungsi, tugas, dan wewenang DPD sebagaimana tercantum dalam Pasal 22D

UUD 1945 adalah mencakup :

a. Fungsi Legislasi

Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan

dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan

pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam

dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan

perimbangan keuangan pusat dan daerah.

b. Fungsi Pertimbangan

Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undangundang

yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah;

pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber

daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan

pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran

pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang

yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.

c. Fungsi Pengawasan

Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas

pelaksanaan undang-undang mengenai: otonomi daerah,

pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat

dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi

lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak,

pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu

kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk

ditindaklanjuti.

5

Page 7: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

d. Anggota Dewan Perwakilan Daerah dapat diberhentikan dari

jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam undang-

undang.

3. Hak dan Kewajiban Anggota DPD – RI

Sesuai dengan ketentuan Pasal 49 dan 50 Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD bahwa

anggota DPD mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:

Hak anggota DPD RI :

1. Menyampaikan usul dan pendapat

2. Memilih dan dipilih

3. Membela diri

4. Imunitas

5. Protokoler

6. Keuangan dan administratif

Kewajiban anggota DPD RI :

1. Mengamalkan Pancasila;

2. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 dan menaati segala perturan perundang-undangan.

3. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

4. Mempertahankan dan memelihara kerukukan nasional dan keutuhan Negara

kesatuan Republik Indonesia.

5. Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.

6. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi

masyarakat dan daerah.

7. Mendahulukan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi, kelompok

dan golongan.

8. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih

dan daerah pemilihannya.

9. Menaati kode etik dan Peraturan tata Tertib DPD

10.Menjaga etika dan norma adapt daerah yang diwakilinya.

6

Page 8: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

Berkenaan dengan kewajiban tersebut, hal itu mempertegas fungsi politik

Anggota DPD RI yang meliputi representasi, legislasi dan pengawasan yang

dicirikan oleh sifat mandatnya dari rakyat pemilih yaitu sifat “otoritatif” atau

mandate rakyat kepada anggota; di samping itu ciri sifat ikatan atau “binding”

yaitu ciri melekatnya pemikiran dan langkah kerja Anggota DPD RI yang

semata-mata didasarkan pada kepentingan dan keberpihakan pada rakyat

daerah

4. Alat Kelengkapan DPD RI

Alat kelengkapan DPD RI terdiri dari Pimpinan DPD RI, merupakan kesatuan

yang bersifat kolektif yang terdiri dari satu orang ketua dan dua orang wakil

ketua, Pimpinan DPD RI mencerminkan wilayah barat, tengah dan timur

Indonesia yang dipilih dari dan oleh Anggota DPD RI dalam Sidang Paripurna.

Pimpinan DPD RI mempunyai tugas antara lain memimpin siding, menyusun

rencana kerja, menjadi juru bicara DPD RI, serta melaksanakan dan

memasyarakatkan putusan DPD RI. Untuk periode 2004 – 2009, DPD RI

dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. H. Ginandjar Kartasasmita sebagai Ketua yang juga

merupakan anggota DPD – RI propinsi Jawa barat dan La Ode Ida, PhD yang

mewakili propinsi Sulawesi Tenggara dan H. Irman Gusman, SE, MBA yang

merupakan anggota DPD – Ri dari Sumatra Barat, sebagai Wakil Ketua.

DPD RI memiliki empat Panitia Ad Hoc yang ruang lingkup tugasnya mencakup

bidang legislasi, pertimbangan dan pengawasan. Seluruh anggota, kecuali

Pimpinan DPD RI, wajib bergabung ke dalam salah satu Panitia Ad Hoc ( PAH ).

Ruang lingkup tugas keempat Panitia Ad Hoc tersebut meliputi:

Panitia Ad Hoc I : Otonomi Daerah; Hubungan Pusat dan Daerah;

Pembentukan, Pemekaran dan Penggabungan Daerah.

Panitia Ad Hoc II : Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Ekonomi

lainnya

Panitia Ad Hoc III : Pendidikan dan Agama.

Panitia Ad Hoc IV : RAPBN, Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah,

Memberikan Pertimbangan Hasil Pemeriksaan Keuangan Negara dan Pemilihan

Anggota BPK, serta Pajak.

7

Page 9: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

DPD RI juga memiliki alat kelengkapan yang secara fungsional mendukung

pelaksanaan tugas DPD RI, Yakni:

1. Badan Kehormatan ( BK ) yang bertugas antara lain menegakkan Peraturan

Tata Tertib dan Kode Etik Anggota DPD RI;

2. Panitia Musyawarah ( Panmus ) yang bertugas antara lain menyusun agenda

persidangan DPD RI;

3. Pantia Perancang Undang-Undang ( PPUU ) yang bertugas antara lain

merencanakan dan menyusun program Legislasi DPD RI;

4. Panitia Urusan Rumah Tangga ( PURT ) yang bertugas antara lain

membantu Pimpinan DPD RI dalam menentukan kebijakan

kerumahtanggaan DPD RI;

5. Panitia Kerja Sama Antar Lembaga Perwakilan ( PKALP ) yang bertugas

antara lain membina, mengembangkan dan meningkatkan hubungan

persahabatan dan kerjasama antara DPD RI dengan lembaga Negara

sejenis, baik secara bilateral maupun multilateral.

Apabila dipandang perlu DPD RI dapat membentuk alat kelengkapan berupa

Panitia Khusus yang bersifat sementara dengan tugas tertentu yang diberikan

oleh Sidang Paripurna. Di samping alat kelengkapan tersebut DPD RI

membentuk Kelompok Anggota DPD di MPR RI yang bertugas antara lain

mengkoordinasikan kegiatan anggota DPD RI dan meningkatkan kemampuan

kinerja DPD RI dalam lingkup sebagai Anggota MPR RI.

5. Penyerapan Aspirasi Masyarakat

Sebagai alat artikulasi kepentingan daerah maka penyerapan aspirasi

merupakan kegiatan Anggota DPD RI yang paling penting. Dalam

pelaksanaannya, penyerapan aspirasi masyarakat ini bisa dilakukan dalam dua

bentuk, yaitu secara langsung maupun tak langsung. Penyerapan aspirasi

secara langsung dilakukan dalam berbagai kegiatan di daerah melalui dialog

tatap muka, seminar atau lokakarya. Kegiatan yang dilakukan pada saat

kunjungan kerja, baik pada masa sidang maupun ketika anggota DPD RI

memasuki masa kegiatan di daerah pemilihannya masing-masing (reses) pada

8

Page 10: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

intinya bertujuan untuk menyerap, menghimpun, dan menampung aspirasi

masyarakat daerah.

Aspirasi masyarakat daerah harus diserap sebanyak-banyaknya setelah itu

kemudian dipilah ke dalam tingkat prioritas persoalan, mulai dari persoalan

yang paling urgen, yang harus segera ditindaklanjuti melalui mekanisme

konstitusional sampai hal-hal yang lebih bersifat sekunder. Persolan-persoalan

tersebut juga dapat dikategorikan berdasarkan tugas dan wewenang apakah

merupakan subyek yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas legislatif

ataukah merupakan subyek yang menjadi kompetensi lembaga eksekutif.

Sementara itu, mekanisme penyerapan aspirasi secara tidak langsung

dilakukan melalui konsultasi dengan lembaga pemerintahan local

(DPRD/Pemda). Dalam hal ini, DPD RI menampung aspirasi yang sudah

disalurkan ke DPRD/Pemda. Mekanisme ini sebenarnya bisa dilakukan setiap

saat dan tidak perlu menunggu reses ataupun kunjungan kerja. Model

penyerapan tak langsung ini di samping lebih efisien juga dapat menguatkan

kemitraan di daerah

6. Proses Penyaluran Aspirasi Masyarakat

Setelah para wakil daerah melakukan proses penyerapan aspirasi, tentu realisasi

kongkret atau tindak lanjut atas berbagai persoalan daerah atau permasalahan rakyat

di daerah sebagaimana dimaksud akan ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Untuk itu

aspirasi yang masuk harus mendapat perhatian serius dan diproses sesuai dengan

mekanisme yang telah ditetapkan. Dalam hal ini ada tahapan yang meliputi:

a. Menyusun laporan hasil kunjungan kerja dalam bentuk resume aspirasi masyarakat

yang telah

dipisahkan berdasarkan persoalan masing-masing.

b. Melakukan identifikasi persoalan sehingga menjadi jelas dan spesifik.

c. Melakukan pemilahan atau kategorisasi berdasarkan tugas, kewenangan lembaga

legislatif dan eksekutif. Persoalan yang diluar kewenangan DPD RI selanjutnya

disampaikan melalui mekanisme rapat kerja di daerah yang disarakan atas

skala prioritas persoalan.

9

Page 11: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

Analisis Lingkungan Eksternal:(pemda, DPRD, masyarakat)

Analisis LingkunganInternal ( S – W )

Kesepa-katan

Mandat

Visi/Misi

Isu-isu Strategik

(KSIs)

Pengem-bangan Strategi

Filo-sofi

Imple -mentasi

Eva-luasi

d. Persoalan yang menjadi kewenangan DPD RI kemudian dibawa ke Pusat untuk

disusun bersama-sama anggota DPD RI provinsi masing-masing dan dipilah

berdasarkan wilayah kerja PAH untuk dibawa kepada Sidang Paripurna. Laporan

yang disampaikan pada paripurna kemudian disalurkan kepada PAH berdasarkan

wilayah kerja masing-masing untuk dibahas bersama dengan pemerintah, dalam hal

ini menteri atau LPND yang relevan dengan masing-masing persoalan.

e. Terkait dengan masukan dari berbagai kalangan masyarakat mengenai peran ideal

DPD ke depan dan peningkatan peran DPD RI dalam menjembatani hubungan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang konstruktif dan sinergis, maka Kelompok

DPD di MPR RI akan menyampaikan masukan tersebut kepada Pimpinan MPR RI

untuk dapat diproses lebih lanjut.

III. PROSES MANAJEMEN STRATEGIK DI INSTITUSI DPD – RI

Proses Manajemen Strategik di lingkungan institusi DPD – Ri diuraikan berdasarkan bagan di bawah ini :

1. Bagan Proses Manajemen Strategik

10

Page 12: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

2. Kesepakatan

Acuan kesepakatan yang dipergunakan adalah Rencana Kerja Strategis DPD –

RI 2004 – 2009 yang disusun berdasarkan Keputusan DPD – RI no 30 / DPD /

2005, dengan persetujuan Sidang Paripurna ke – 16 DPD-RI Masa Sidang IV

Tahun Sidang 2005 – 2006 tanggal 13 Juli 2006. Tujuan utama dari penerbitan

Renstra ini adalah :

a. Bahan sosialisasi yang memeprjelas keberadaan DPD-RI kepada

masyarakat luas.

b. Memastikan bahwa prioritas DPD- RI dapat dipahami dan memperoleh

dukungan dari masyarakat yang akan menerima manfaatnya.

c. Sebagai acuan pokok semua kebijakan dan tindakan politik yang akan

ditempuh oleh DPD-RI dalam masa bakti 2004 – 2009.

d. Sebuah pemetaan prioritas bidang yang perlu diperkut dan sebuah blueprint

agar koordinasi dukungan eksternal kepada DPD – RI oleh lembaga pemberi

bantuan nasional dan internasional dapat berjalan efisien.

3. Mandat

Latar belakang pembentukan DPD RI sebagaimana tercantum dalam, lampiran

Keputusan MPR Nomor 4/MPR/2004 tentang Laporan Badan Pekerja MPR RI

mengenai Hasil Kajian Komisi Konstitusi tentang Perubahan UUD 1945,

menegaskan bahwa keberadaan DPD RI dalam struktur ketatanegaraan, Indonesia

itu antara lain dimaksudkan untuk memperkuat ikatan daerah-daerah dalam

wadah Negara Kesatuan. Republik Indonesia dan memperteguh persatuan

kebangsaan seluruh daerah-daerah; meningkatkan agregasi dan akomodasi

aspirasi dan kepentingan daerah-daerah dalam perumusan kebijakan

nasional berkaitan dengan negara dan daerah-daerah; dan mendorong

percepatan demokrasi, pernbangunan dan kemajuan daerah-daerah secara

serasi dan seimbang.

Sedangkan secara konstitusional, pengaturan fungsi, tugas dan wewenang DPD

RI diatur dalam beberapa pasal UUD 45 hasil amandemen ketiga bulan

Nopember 2001 yaitu :

11

Page 13: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

Pasal 2 ayat 1 :

MPR terdiri atas anggota – anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui

pemilu dan diatur lebih lanjut di dalam UU.

Pasal 22 C : mengenai pemilihan anggota DPD

Pasal 22 D : mengenai fungsi pengawasan dan fungsi anggaran

Pasal 22 E ( ayat 2, 3 , 4 ) : mengenai Pemilu legislatif

Pasal 23 E ayat 2 mengenai hasil pemeriksaan keuangan

Pasal 23 F ayat 1 mengenai pemilihan anggota BPK

4. Visi DPD – RI

Rumusan visi DPD – Riyang disepakati pada Lokakarya Perencanaan Strategis

DPD – RI, 30 Agustus – 1 September 2005 adalah sebagai berikut :

Terwujudnya DPD – RI sebagai lembaga legislative yang kuat dan efektif dalam

memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah menuju masyarakat Indonesia

yang bermartabat, sejahtera, dan berkeadilan dalam wadah NKRI.

5. Misi DPD RI

1) Memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah untuk mewujudkan

pemerataan pembangunan, kesejahteraan rakyat dalam rangka

memperkukuh keutuhan NKRI secara berkesinambungan.

2) Mendorong perhatian yang lebih besar dari pemerintah pusat terhadap isu –

isu penting di daerah

3) Memperjuangkan penguatan peran DPD – RI sebagai salah satu badan

legislatif dengan fungsi dan kewenangan penuh untuk mengajukan usul,

membahas, memebrikan pertimbangan dan melakukan pengawasan atas

pelaksanaan undang – undang terutama yang menyangkut kepentingan

daerah

4) Meningkatkan fungsi dan wewenang DPD – RI untuk memeprkuat sistem

checks and balances melalui amandemen UUD 1945.

5) Mengembangkan pola hubungan dan kerjasama yang sinergis dan strategis

dengan pemangku kepentingan utama di daerah dan pusat.

12

Page 14: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

6. Analisa Stakeholder

Yang merupakan stakeholder / pemangku kepentingan dari DPD – RI adalah :

a. DPD RI

Merupakan stakeholder utama dalam paper yang dibahas ini.

Kepentingannya memperjuangkan aspirasi dari masyarakat di daerah

pemilihannya.

b. Masyarakat di daerah

Masyarakat di daerah pemilihannya merupakan stakeholder terpenting

bagi DPD mengingat DPD RI dipilih langsung oleh rakyat dan merupakan

wakil legislatif dari rakyat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat di

tingkat pusat melalui perumusan UU. Kepentingannya :

Memperoleh manfaat dari aspirasi yang disalurkannya yaitu dengan

digolkannya berbagai kebijakan yang menyangkut kepentingan rakyat di

daerah.

c. Pemerintah Daerah ( gubernur, walikota, bupati ).

Merupakan eksekutif di daerah, yang bertugas menjalankan roda

pemerintahan di daerah. Pemda tingkat II ( bupati, walikota ) berperan

besar di era otonomi daerah dalam menentukan kebijakan pembangunan

di wilayahnya.

Kepentingan :

Turunnya anggaran sesuai prioritas pembangunan di daerahnya, dimana

pemda memberi masukan kepada DPD-RI mengenai isu – isu strategis di

daerah yang menjadi prioritasnya.

d. DPRD tingkat I dan II

Merupakan institusi legislatif di daerah yang bertugas membuat dan

mengesahkan anggaran di daerah.

Kepentingan :

Membuat anggaran bersama pemerintah daerah dan mengesahkannya

dengan membuat prioritas kepada isu – isu strategis di daerahnya.

13

Page 15: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

Keberadaan DPD RI sebagai lembaga legislatif baru dengan kemampuan

anggota yang beragam serta minimnya interaksi sebagian anggotanya dengan

politik, ditambah dengan kurang jelasnya aturan pelaksanaan mengenai

seharusnya interaksi antara DPD – RI dengan pemerintah daerah dan DPRD –

RI, menyebabkan analisa stakeholder sulit dilakukan. Namun mengingat

bahwa DPD – RI merupakan wakil rakyat yang memperjuangkan aspirasi

rakyat di tingkat pusat, maka masyarakatlah yang menjadi stakeholder

terpenting dari DPD – RI.

Konflik Kepentingan antar stakeholder :

DPD – RI dan masyarakat :

DPD RI sebagai lembaga legislatif baru berupaya memperjuangkan aspirasi

rakyat di daerahnya namun tidak selalu nampak hasilnya karena hasilnya

dalam bentuk RUU yang nantinya dipertimbangakn oleh DPR-RI. Masyarakat

merasa DPD RI tidak berbuat apa – apa karena hasilnya tidak nyata.

DPD – RI dan Pemda Propinsi / kabupaten /kota :

DPD Ri sesuai Panitia Ad Hocnya berkunjung ke daerah untuk mendengar

aspirasi baik dari masyarakat maupun meminta masukan dari pemda. Salah

satu fungsinya adalah jua menindak lanjuti hasil audit BPK dalam hal

keuangan daerah ( realisasi APBD ), seperti yang dilakukan oleh PAH IV, yang

membidangi APBN dan BPK. Dalam hal ini pema seringkali merasa kurang

nyaman dengan kehadiran DPD RI yang menginventarisir dan melakukan

cross check atas hasil temuan BPK tsb khususnya bagi pemda yang banyak

melakukan penyimpangan dalam pelaporan realisasi APBDnya.

DPD RI dan DPRD :

DPD merasa fungsinya di daerah tidak sekuat DPRD, yang berwenang

mengesahkan APBD dan membuat pemda mempunyai ketergantungan yang

tinggi dengan DPRD.

DPRD menganggap DPD kurang mewakili daerah karena usulan mengenai

prioritas anggaran yang diusulkan ke DPR belum tentu nampak hasilnya dari

transfer dana pemerintah pusat ke daerah.

14

Page 16: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

Pemda Propinsi /kabupaten, kotamadya dengan DPRD :

Pemda mempunyai ketergantungan yang tinggi dengan DPRD karena DPRD

lah yang melakukan pengesahan anggaran ( APBD ) sedangkan DPRD

seringkali berbelit – belit dan seringkali mengulur waktu dalam pengesahan

anggaran sehingga menyebabkan pemda terlambat dalam mengirim APBD

nya ke pusat. Hal ini mengakibatkan lambatnya transfer dana dari pusat ke

daerah.

Stakeholder utama dalam hal ini adalah DPD RI.

15

Page 17: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

7. Analisa TOWS

a. Analisa Lingkungan Eksternal ( Opportunities and Threats )

Opportunities ( Peluang )

1. Partisipasi rakyat yang semakin meluas dalam memberikan aspirasi dengan

adanya DPD – RI terutama yang terkait dengan masalah dan kepentingan

pembangunan daerah mereka.

2. Terbukanya peluang untuk bersinergi antara DPD – DPR RI di masa mendatang,

dimana pada periode kedua DPD RI, keanggotaan DPD RI sudah bisa diisi oleh

caleg dari partai politik. Bila kedua institusi legislatif ini bisa saling mengisi,

maka fungsi check and balances akan berjalan baik dan pada akhirnya

meningkatkan kepercayaan rakyat terhadap kedua institusi ini.

3. Banyak dukungan dari senat manca negara terhadap keberadaan DPD RI.

Dukungan tersebut ditindaklanjuti dengan diundangnya DPD-RI untuk

menghadiri berbagai seminar dan workshop dimana DPD RI dapat

memperkenalkan eksistensinya sebagai lembaga legislatif yang baru berdiri

kepada institusi legilslatif dunia dan belajar lebih banyak mengenai berbagai

hal menyangkut perannya sebagai senat.

4. Sebagai lembaga perwakilan daerah, DPD – RI berkesempatan untuk

membangun kerjasama yang lebih baik antar berbagai instansi pemerintahan di

daerah dalam rangka meningkatkan kekuatan tawar menawar mereka terhadap

pemerintah pusat. Melalui penyerapan aspirasi daerah, para stakeholder di

daerah berkesempatan untuk menyuarakan kebutuhan dan kepentingannya

kepada para wakil rakyat di lembaga legislatif di tingkat pusat.

5. Kerjasama yang baik dengan pemda juga dapat mempermudah DPD – RI

menjalankan fungsi check and balances termasuk dalam menindak lanjuti

temuan BPK terkait pertanggung jawaban keuangan daerah.

Ancaman ( Threats )

1. DPD – RI masih kurang dikenal masyarakat karena sebagai lembaga legislatif

baru, sosialisasi dianggap masih kurang. Banyak orang yang menganggap

bahwa anggota DPD – RI adalah anggota partai politik, sehingga terkesan

kurang pro – rakyat.

16

Page 18: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

2. DPR – RI tentunya akan mempersulit jalan DPD – RI dalam mengusulkan

amandemen UUD 45, mengingat DPD – RI dapat menjadi oposisi bagi DPR – RI

dalam rangka fungsi check and balancesnya terhadap DPR – RI.

3. Fungsi check and balances mau tidak mau menyebabkan DPR – RI terlibat

dalam fungsi pengawasan jalannya otonomi daerah. Salah satu fungsinya dalam

menindak lanjuti temuan BPK di daerah menyebabkan para pemimpin daerah

terancam / kurang nyaman dengan kunjungan anggota DPD – RI ke daerah.

4. Masyarakat masih belum melihat hasil yang nyata dari peran dan kiprah DPD –

RI periode pertama ini, karena terbatasnya kewenangan DPD –RI. Misalnya

dalam mengawal RUU menjadi UU, DPD – RI hanya bertindak mengusulkan

RUU dan memberikan pertimbangan kepada DPR – RI dan tidak dapat

mengawal RUU tsb sampai menjadi UU.

b. Analisa Lingkungan Internal ( Strengths and Weaknesses )

Strengths ( Kekuatan ) :

01. Anggota DPD – RI hasil pemilu 2004 secara de facto memiliki basis

legitimasi dan dukungan politik yang cukup kuat karena dipilih langsung

oleh rakyat.

02. Jumlah anggota DPD – RI yang sama untuk semua daerah yang

diwakilinya, yaitu empat orang dari setiap propinsi , tanpa mempedulikan

jumlah penduduk daerahnya, menjadikan semua daerah sama pentingnya

untuk diperjuangkan oleh DPD – RI.

03. Anggota DPD periode I merupakan individu non partai, sehingga bebas

dari conflict of interest dari partai politik.

04. DPD – RI selaras dengan perannya sesuai pasal 22 D UUD 1945,

mempunyai mandat yang jelas dalam fungsi legislasi, pertimbangan dan

pengawasan, untuk memperbaiki kerangka hukum untuk desentralisasi

agar memenuhi kebutuhan dan kepentingan daerah secara lebih efektif

dan untuk memastikan bahwa kinerja eksekutif dalam menerapkan

desentralisasi berjalan efektif, terbuka dan akuntabel. Misalnya dengan

mengawasi kinerja pemerintah dalam peningkatan pendidikan, penyediaan

akses pelayanan kesehatan, pembangunan infrastruktur di daerah yang

paling memerlukan.

17

Page 19: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

05. DPD – RI bekerjasama dengan pemda setempat juga bertugas mengajukan

rekomendasi alokasi anggaran untuk meningkatkan kemampuan

pemerintah dalam upaya pencapaian sasaran – sasaran pembangunan

dalam bidang pendidikan.

Weaknesses ( Kelemahan ) :

01. Keberadaan DPD yang nisbi dan serba tanggung sebagai suatu lembaga

legislatif. Gagasan dasar pembentukan suatu lembaga pengimbang ( check

and balances ) kekuasaan, baik di lingkungan lembaga legislatif sendiri

( DPR dan MPR RI ) maupun lembaga eksekutif ( pemerintah ), belum

sepenuhnya berfungsi secara optimal dan efektif.

02. Peran DPD – RI yang terbatas menyebabkan DPD – RI tidak bisa melakukan

follow up terhadap usulan RUU yang dibuatnya setelah sampai ke tangan

DPR – RI, karena DPD-RI hanya berhak mengusulkan dan memberikan

pertimbangan, tanpa bsia memperjuangkan RUU tsb sampai disahkan

menjadi UU.

03. Sebagian besar anggotanya merupakan orang – orang baru dalam dunia

politik yang belum memiliki pengalaman nyata dalam praktik – praktik

sistem politik Indonesia selama ini.

04.Walaupun DPD – RI dinyatakan mewakili daerah, belum terdapat ketentuan

yang jelas yang mengatur hubungan kerjasama antara anggota DPD – RI

dan pemerintah daerah dan DPRD, termasuk dengan masyarakat daerah

yang mereka wakili.

05. Belum terbangunnya sistem pendukung yang andal dengan segenap

kelengkapan sarana dan prasarananya, terutama sistem informasi

manajemen dan pangkalan data, atau ketersediaan tenaga ahli,

mengakibatkan belum optimalnya kinerja DPD –RI sebagai suatu lembaga

politik.

06.Pada tingkat operasional, struktur organisasi dan mekanisme kerja internal

DPD RI sendiri masih belum mantap. Masih sering terjadi kekaburan

sistem koordinasi antara Sekretariat Jendral DPD-RI dan Sekretariat

jendral DPR – RI dan MPR – RI.

18

Page 20: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

07.Kurangnya pemahaman anggota DPD – RI terhadap teknologi khususnya

internet menyebabkan banyak fasilitas gratis yang bsia dimanfaatkan di

internet seperti pembuatan blog dan jejaring sosial seperti facebook,

misalnya, tidak dimanfaatkan dengan baik sebagai sarana untuk

mensosialisasikan kegiatannya kepada konstituen di daerah dan

mensosialisasikan keberadaan dan fungsi DPD RI kepada masyarakat luas.

19

Page 21: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

c. Matrix Analisa Lingkungan Eksternal dan Internal

Rating :

0 – 1 : kurang penting

> 1 – 2 : cukup penting

>2 – 3 : penting

> 3 – 4 : sangat penting

Matriks Analisa Lingkungan Eksternal

( EFAS =External Strategic Factor Summaries )

NO FAKTOR EKSTERNALBOBO

T RATING

SKOR KOMENTAR

( B x R )

             Opportunities ( Peluang ) :        

1Partisipasi masyarakat yang makin aktif dalam

0.10 4

0.40

- Mempermudah DPD RI mendapatkan isu

  memberikan aspirasi      strategik di daerah untuk dibawa ke tingkat

        pusat

2Sinergi dengan DPR --> meningkatkan fungsi

0.15 4

0.60

- Membantu menciptakan pemerintahan

  check & balances       yang bersih

3Dukungan senat LN terhadap penguatan fungsi DPD

0.10 3

0.30

- Meningkatkan kepabilitas anggota DPD

 --> ditindaklanjuti dengan asistensi /workshop        

4Kerjasama dengan pemda memperkuat posisi

0.15 3

0.45

- Sinergi dalam memperjuangkan anggaran

  tawar menawar di tingkat pusat.        

5Kerjasama yang membaik dengan instansi pemda

0.15 4

0.60

- Meningkatkan peran DPD sebagai wakil

 mempermudah DPD menjalankan fungsi check &       rakyat di daerah

  balances          TOTAL      2.35    Threats ( Ancaman ) :                 

1Sosialisasi kurang, masyarakat masih banyak yang

0.05 3

0.15

- Perlu sosialisasi termasuk dengan meman-

 menganggap anggota DPD-RI periode I sebagai      

faatkan situs social networking ( facebook,

  anggota parpol       blog ).

2DPR RI masih menganggap DPD sebagai oposisi

0.10 3

0.30 - Perlu kerjasama lebih baik

3Fungsi check and balances menyebabkan pemda

0.10 3

0.30 - Perlu kerjasama yang lebih baik

 kurang nyaman dengan kunjungan anggota DPD RI        

4 Masyarakat di daerah belum melihat hasil 4 - Perlu sosialisasi mengenai fungsi

20

Page 22: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

kerja DPD 0.10 0.40 DPD

  TOTAL 1.00    1.15  

Matriks Analisa Lingkungan Internal

( IFAS =Internal Strategic Factor Summaries )

NO FAKTOR INTERNALBOBO

TRATIN

G SKOR KOMENTAR( B x R )

             Strengths ( Kekuatan )    

1Anggota DPD periode I dipilih langsung oleh rakyat

0.05 3

0.15

- Kepercayaan rakyat harus dijaga

  -->legitimasi politik kuat    

2 Jumlah anggota DPD 4 orang per propinsi --> 0.05 3

0.15

- Meningkatkan kepercayaan rakyat,

  Keterwakilan setiap daerah sama pentingnya  khususnya di wilayah Indonesia Timur

3DPD periode I non partai --> bebas conflict of interest

0.05 3

0.15

- Netralitas harus dipertahankan

4 Fungsi legislasi, pertimbangan, pengawasan --> 0.15 4

0.60

- Harus diperkuat dengan amandemen

  mendorong desentralisasi   UUD 45

5 Mengajukan alokasi anggaran untuk mendorong 0.10 3

0.30

- Perlu peningkatan fungsi DPD-RI

  pembangunan daerah   untuk menjalankan fungsi tsb   TOTAL      1.35           Weaknesses ( Kelemahan )    

1Keberadaan DPD serba tanggung -->fungsi serba

0.10 4 0.40

- Perlu diperkuat dengan amandemen

  tanggung   UUD 45

2 Tidak bisa mengawal RUU sampai menjadi UU 0.15 4 0.60

- Merupakan kelemahan dasar -->

     Perlu penguatan fungsi dan wewenang DPD-RI

3Sebagian besar anggota DPD RI kurang pengalaman

0.10 3 0.30

- Perlu workshop dan pengalaman politik

  dalam bidang politik   di dalam dan luar negeri.

4Kurang jelasnya aturan yang mengatur hubungan

0.05 3 0.15

- Harus dibuat aturan yang jelas

  antara DPD dengan pemda dan DPRD    

5Sistem pendukung ( tenaga ahli, data base ) kurang

0.05 3 0.15 - Perlu anggaran

6Koordinasi internal dalam DPD RI masih belum baik

0.10 3 0.30

- Perlu dibuat aturan yang lebih jelas

7Anggota DPD-RI banyak yang masih buta teknologi

0.05 3 0.15

- Perlu sosialisasi teknologi internet

 sehingga belum bisa memanfaatkan internet untuk  

dan tenaga untuk mengoperasikannya

  sosialisasi    

21

Page 23: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

  TOTAL 1.00    2.05  

8. Matrix Penentuan Strategi Dasar dengan TOWS

IFAS STRENGTHS ( S ) WEAKNESSES ( W )

  Skor : 1.35 Skor : 2.05       1. Anggota DPD periode I dipilih langsung 1. Keberadaan DPD serba tanggung   oleh rakyat -->legitimasi politik kuat 2. Tidak bisa mengawal RUU sampai  2. Jumlah anggota DPD 4 orang per menjadi UU  propinsi 3. Sebagian besar anggota DPD RI kurang   3. DPD periode I non partai pengalaman politik  --> no conflict of interest 4. Kurang jelasnya aturan yang mengatur   4. Fungsi legislasi, pertimbangan, hubungan antara DPD dengan pemda   pengawasan -->dorong desentralisasi dan DPRD dan Pemda  5. Mengajukan alokasi anggaran 5. Sistem pendukung ( tenaga ahli, data   untuk mendorong pembangunan daerah base ) kurang  6. Koordinasi internal DPD RI belum baik  7. Anggota DPD-RI banyak yang masih   buta internet sehingga tidak bisa menggu-  nakannya utk sosialisasi

EFAS   OPPORTUNITIES ( O ) STRATEGI O - S STRATEGI O - W

Skor : 2.35 Skor : 3.70 Skor : 4.40     

1. Partisipasi masyarakat yang 1. Memperjuangkan penguatan fungsi dan kewenangan DPD-RI melalui 1. Penyempurnaan manajemen dan

makin aktif memberikan aspirasi Amandemen UUD 45 agar dapat mekanisme kerja internal untuk mening-2. Sinergi dengan DPR-->tingkatkan mewakili daerah sesuai fungsinya katkan kinerja DPD-RIfungsi check & balances 2. Mendorong terciptanya otonomi daerah 2. Bekerjasama dengan pihak pemda dan

3. Dukungan senat LN terhadap dan perimbangan kekuasaan pusat – daerah DPRD untuk merumuskan aturan mengenai

penguatan fungsi DPD 3. Pengawasan untuk meningkatkan koordinasi dan mengusulkannya kepada DPR-RI

4. Kerjasama dengan pemda memper- pencegahan dan pemberantasan 3. Menyewa staf ahli untuk meningkatkan kuat tawar menawar di tingkat pusat. kourpsi Konerja dancitra DPD-RI5. Kerjasama yang membaik dengan 4. Melakukan fungsi check and balanceinstansi pemda dengan membuat pertimbangan RAPBN

22

Page 24: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

     THREATS ( T ) STRATEGI T - S STRATEGI T - W

Skor : 1.15 Skor : 2.50 Skor : 3.30     1. Sosialisasi kurang, masyarakat 1 Tetap teguh melaksanakan fungsinya 1. Melalui penyerapan aspirasi rakyat, DPD-anggap anggota DPD-RI periode I dalam pengawasan APBN dan BPK RI merekomendasi anggaran kepada DPR-RIsebagai anggota parpol 2 Mendorong pembahasan mengenai isu untuk pelayanan dasar bagi masyarakat2. DPR RI masih menganggap DPD Perlindungan terhadap hak adat dan Khususnya di bidang pendidikan dan

sebagai oposisi Budaya lokal kesehatan3. Fungsi check and balances membuat 3. Melakukan upaya dalam penghayatanpemda kurang nyaman dengan kunjungan anggota DPD-RI

dan meningkatkan kerukunan umat beragama di Indonesia

4. Masyarakat di daerah belum melihat hasil kerja DPD, terutama dalam ,hal yang dianggap kurang berdampakEkonomi seperti Agama5. Pengaruh parpol dalam DPD RI periode 2 -->potensi conflict of interest  

9. Alternatif Strategi Dasar ( Key Strategic Issues ) :

Berdasarkan pencapaian skornya, maka prioritas strategi adalah sebagai

berikut :

1 ) Strategi O – W ( skor : 4.40 )

Mengisi/menangkap peluang dengan membenahi kelemahan.

01. Penyempurnaan manajemen dan mekanisme kerja internal ke arah peningkatan

kinerja DPD – RI.

02. Pengembangan pola kepemimpinan yang efektif, yaitu kepemimpinan yang terbuka,

demokratis akuntabel, visioner dan profesional serta bersifat kolegial.

03. Pengadaan tenaga – tenaga ahli untuk meningkatkan kinerja dan citra DPD - RI

2) Strategi O – S ( skor : 3.70 )

23

Page 25: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

Mengisi/menangkap peluang melalui pemanfaatan kekuatan/ potensi.

01. Penguatan fungsi dan kewenangan DPD-RI melalui amandemen UUD 45

02. Otonomi dan perimbangan kekuasaan pusat - daerah dalam rangka pemerataan

pembangunan

ekonomi dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat di

daerah

03. Peningkatan efektivitas upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.

04. Pertimbangan dalam Usulan RAPBN.

3) Strategi T – W ( skor : 3.30 )

Menghadapi ancaman dengan membenahi kelemahan

01. Rekomendasi anggaran kepada DPR – RI demi perwujudan hak – hak rakyat di

daerah atas pelayanan sosial dasar dalam bidang pendidikan dan kesehatan.

4) Strategi T – S ( skor : 2.50 )

Menghadapi ancaman melalui pemanfaatan kekuatan/potensi

01. Pengawasan pelaksanaan APBN.

02. Perlindungan dan pemajuan hak – hak adat dan budaya lokal.

03. Peghayatan dan pengamalan nilai – nilai agama yang mampu menjawab persoalan

bangsa.

10.Pengembangan Strategi

Bila melihat dari skornya, maka strategi pengembangan yang diambil adalah strategi

O-W, namun karena DPD RI bukan perusahaan swasta, maka perlu dipertimbangkan

strategi – strategi di kuadran lain.

Oleh sebab itu strategi pengembangan yang diambil adalah :

01. Penyempurnaan manajemen dan mekanisme kerja internal ke arah peningkatan

kinerja DPD-RI (O-W)

02. Pengembangan pola kepemimpinan yang efektif (O-W )

03. Pengadaan tenaga – tenaga ahli untuk meningkatkan kinerja dan citra DPD – RI

( O-W ).

04. Memperjuangkan penguatan fungsi dan kewenangan DPD RI melalui amandemen

UUD 45 agar dapat mewakili daerahs esuai fungsinya.

Strategi ini dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :

24

Page 26: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

01. Penyempurnaan manajemen dan mekanisme kerja internal ke arah

peningkatan

kinerja DPD – RI.

Tujuan Strategis:

1. Untuk menunjukkan bahwa meski dengan wewenang legislatif yang terbatas DPD RI

dapat memainkan peran yang positif untuk meningkatkan kualitas hidup di daerah.

2. Peran positif tersebut terdiri dari mengusulkan undang undang barn,

memberikan saran untuk perbaikan undang undang dan meningkatkan pelayanan ke

daerah dengan mengawasi kinerja eksekutif.

3. Dengan menunjukkan kemampuannya dalam membuat dampak positif terhadap

demokrasi Indonesia, menggalang dukungan masyarakat untuk tugas legislatif yang

lebih lugs dengan melakukan amandemen terhadap undang undang dasar dan undang

undang yang terkait.

Sasaran Pencapaian:

1. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pencapaian DPD RI,

dukungan masyarakat Indonesia dapat dimobilisasi untuk melakukan revisi pasal-pasal

dalam UUD 1945 dan undang-undang yang menyangkut fungsi dan wewenang DPD RI.

2. Dengan memastikan bahwa MPR RI melakukan amandemen atas ketentuan yang ada di

UUD 1945 yang mengatur fungsi dasar dan wewenang DPD RI dan DPR RI melakukan

revisi atas undang undang.

Indikator Pencapaian :

1. Anggota memahami tata tertib dan kode etik yang telah disempurnakan

2. Peningkatan sosialisasi DPD-RI

3. Peningkatan kinerja DPD-RI dengan adanya produk inisiatif RUU

4. Produk DPD – RI dapat berpengaruh besar bagi DPR-Ri sehingga tercipta desakan

amandemen UUD 1945

5. Parpol mulai menaruh perhatian terhadap DPD-RI

6. Meningkatnya legitimasi anggota DPD terpilih atau yang dipilih kembali dalam Pemilu.

02. Pengembangan pola kepemimpinan yang efektif

Tujuan Strategis:

Berkembangnya pola kepemimpinan DPD yang demokratis, terbuka dan bertanggung

gugat, memiliki kemampuan visioner dan profesionai, setts bersifat kolegial.

25

Page 27: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

Sasaran Pencapaian:

Berlakuknya suatu pola kepemimpinan DPD yang demokratis, terbuka dan bertanggung

gugat, berkualitas, memiliki kemampuan visioner dan profesional serta bersifat

kolegial.

Indikator Pencapaian ( Milestones ) :

1. Kesamaan persepsi ke dalam dan keluar

2. Solidaritas kepemimpinan

3. Hubungan yang harmonis baik horisontal maupun vertikal

4. Produktivitas,iklim dan etos kerja yang membaik

5. Partisipasi anggota meningkat

6. Umpan balik terespon dan terkelola dengan baik.

03. Pengadaan tenaga – tenaga ahli untuk meningkatkan kinerja dan citra DPD –

RI

Tujuan Strategik

Tersedianya tenaga-tenaga ahli pengkaji dan peneliti tetap DPD sebagai sistem

penclukung yang menentukan dalam peningkatan kinerja dan citra diri DPD RI.

Sasaran Pencapaian:

1. Tersedianya tenaga-tenaga All pengkaji dan peneliti yang dibutuhkan

minimal untuk jajaran pimpinan clan semua badan kelengkapan organisasi DPD

2. Telah bekerjanya tenaga-tenaga ahli tersebut secara efektif sebagai tenaga

perbantuan tetap, di

bawah koordinasi teknis Sekretariat jenderal

3. Tersedianya alokasi anggaran khusus APBN maupun APBD untuk rekruitmen dan

pengadaan tenaga-tenaga ahli bagi setiap anggota DPD

Indikator Pencapaian ( Milestones ) :

Tersedianya hasil analisis / riset,dan kajian kritis atas isu – isu strategis, analisis,

kajian, draft/ naskah RUU, masukan dll yang berkaitan dengan dan mendukung

kerja PAH ( Panitia Ad Hoc ).

04.Penguatan fungsi dan kewenangan DPD-RI melalui amandemen UUD 45

Tujuan Strategis:

26

Page 28: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

4. Untuk menunjukkan bahwa meski dengan wewenang legislatif yang terbatas DPD RI

dapat memainkan peran yang positif untuk meningkatkan kualitas hidup di daerah.

5. Peran positif tersebut terdiri dari mengusulkan undang undang barn,

memberikan saran untuk perbaikan undang undang dan meningkatkan pelayanan

ke daerah dengan mengawasi kinerja eksekutif.

6. Dengan menunjukkan kemampuannya dalam membuat dampak positif terhadap

demokrasi Indonesia, menggalang dukungan masyarakat untuk tugas legislatif yang

lebih lugs dengan melakukan amandemen terhadap undang undang dasar dan

undang undang yang terkait.

Sasaran Pencapaian:

1. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pencapaian DPD RI,

dukungan masyarakat Indonesia dapat dimobilisasi untuk melakukan revisi pasal-

pasal dalam UUD 1945 dan undang-undang yang menyangkut fungsi dan wewenang

DPD RI.

2. Dengan memastikan bahwa MPR RI melakukan amandemen atas ketentuan yang

ada di UUD 1945 yang mengatur fungsi dasar dan wewenang DPD RI dan DPR RI

melakukan revisi atas undang undang.

Indikator Pencapaian

1. DPD RI mencapai sasaran strategik nya sesuai dengan Renstra.

2. DPD RI meningkatkan kesadaran masyarakat akan hasil yang telah dicapainya

3. Pasal 22D Amendemen Ketiga UUD 1945 telah direvisi yang semakin memperkuat

fungsi dan kewenangan DPD setara dengan DPR.

4. Undang-Undang Nomor 22Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR,

DPD, dan DPRD telah direvisi yang menegaskan adanya kesetaraan status, fungsi,

dan kewenangan antara DPR dengan DPD dalam MPR-

5. Alternatifnya, undang undang baru dikeluarkan oleh DPR RI yang secara khusus

mengatur fungsi, susunan dan wewenang DPD RI.

6. Revisi berbagai undang-undang terkait, misalnya undang-undang tentang Pemilihan

Umum, sesuai dengan hasil revisi UUD 1945 dan Undang-Undang 22 Tahun 2003 tersebut

di atas.

27

Page 29: Proses Manajemen Strategik -DPD RI

VII. DAFTAR PUSTAKA

1. Maulana, Agus, DR, MSM, Slide Presentasi Bahan Kuliah Manajemen Strategik Sektor

Publik ( Identifikasi Mandat )

2. DPD-RI, 2008. Kerja Politik Untuk Kesejahteraan Masyarakat dan Daerah –

Rencana Kerja Strategis Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia 2004 –

2009.

3. Rangkuti, Freddy, Oktober 1997. Analisis SWOT : Teknis Membedah Kasus

Bisnis. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

4. Sekretariat Jendral DPD – RI, Agustus 2008. Hasil – Hasil pelaksanaan Tugas

Konstitusional Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

5. Sekretariat Jendral DPD – RI, Desember 2006. Sekilas Mengenal dan

Memahami Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

6. Sekretariat Jendral DPD – RI, 2008. Jejak Langkah PAH II – Jalan Panjang

Menyuarakan Aspirasi Daerah.

7. Kelompok DPD di MPR RI, Pebruari 2006, Untuk apa DPD RI.

8. Kelompok DPD di MPR RI, Desember 2006, Bikameral Bukan Federal.

9. Kelompok DPD di MPR RI , Pebruari 2009. Jalan Berliku Amandemen

Komprehensif.

10.Kelompok DPD di MPR RI, Agustus 2007, Dinamika Politik Amandemen.

28