Proses Healing Dan Repair Setelah Terapi Periodontal

8
Proses Healing dan Repair setelah Terapi Periodontal Pada jaringan periodontal, proses healing dipengaruhi oleh faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor Lokal Kondisi sistemik yang mengganggu proses repair dapat mengurangi keefektifan perawatan periodontal local dan harus diatasi sebelum atau selama prosedur lokal. Namun, faktor lokal, seperti mikroorganisme plak merupakan faktor yang paling umum terjadi dalam menghalangi proses healing setelah treatment periodontal. Healing dapat tertunda dengan (1) manipulasi jaringan yang berlebihan selama perawatan (2) trauma pada jaringan (3) adanya benda asing pada tubuh dan (4) adanya prosedur perawatan berulang yang dapat mengganggu aktivitas selular dalam proses healing. Suplai darah yang adekuat dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas selularselama proses healing. Jika suplay darah erganggu atau tidak cukup maka area nekrosis akan berkembang dan akan menunda proses healing. Healing dapat ditingkatkan dengan proses debridement (menghilangkan jaringan nekrotik atau jaringan terdegenerasi), imobilisasi area healing, dan tekanan pada luka. Faktor Sistemik Efek kondisi sistemik pada proses healing telah diamati pada eksperimen dengan hewan namun kurang terdefinisikan dalam manusia. Kapasitas healing berkurang seiring bertambahnya usia, hal ini kemungkinan karena perubahan vaskular yang biasa terjadi pada proses penuaan sehingga menghasilkan pengurangan sirkulasi darah. Healing juga tertunda pada pasien dengan infeksi menyeluruh dan pasien dengan diabetes dan penyakit yang melemahkan lainnya.

Transcript of Proses Healing Dan Repair Setelah Terapi Periodontal

Page 1: Proses Healing Dan Repair Setelah Terapi Periodontal

Proses Healing dan Repair setelah Terapi Periodontal

Pada jaringan periodontal, proses healing dipengaruhi oleh faktor lokal dan faktor sistemik.

Faktor Lokal

Kondisi sistemik yang mengganggu proses repair dapat mengurangi keefektifan perawatan

periodontal local dan harus diatasi sebelum atau selama prosedur lokal. Namun, faktor lokal, seperti

mikroorganisme plak merupakan faktor yang paling umum terjadi dalam menghalangi proses healing

setelah treatment periodontal.

Healing dapat tertunda dengan (1) manipulasi jaringan yang berlebihan selama perawatan (2) trauma

pada jaringan (3) adanya benda asing pada tubuh dan (4) adanya prosedur perawatan berulang yang

dapat mengganggu aktivitas selular dalam proses healing. Suplai darah yang adekuat dibutuhkan

untuk meningkatkan aktivitas selularselama proses healing. Jika suplay darah erganggu atau tidak

cukup maka area nekrosis akan berkembang dan akan menunda proses healing.

Healing dapat ditingkatkan dengan proses debridement (menghilangkan jaringan nekrotik atau

jaringan terdegenerasi), imobilisasi area healing, dan tekanan pada luka.

Faktor Sistemik

Efek kondisi sistemik pada proses healing telah diamati pada eksperimen dengan hewan namun

kurang terdefinisikan dalam manusia. Kapasitas healing berkurang seiring bertambahnya usia, hal ini

kemungkinan karena perubahan vaskular yang biasa terjadi pada proses penuaan sehingga

menghasilkan pengurangan sirkulasi darah. Healing juga tertunda pada pasien dengan infeksi

menyeluruh dan pasien dengan diabetes dan penyakit yang melemahkan lainnya.

Proses healing juga terganggu oleh asupan makanan yang tidak mencukupi; kondisi tubuh yang

kekurangan nutrisi dan kekurangan vitamin C, protein dan nutrisi lainnya. Namun, kebutuhan nutrisi

pada jaringan healing pada luka kecil, seperti yang terjadi pada prosedur surgikal periodontal dapat

diatasi dengan diet yang seimbang.

Healing juga dipengaruhi oleh hormon. Glukokortikoids yang teradministrasi secara sistematis

seperti kortisone menghambat proses repair dengan menekan reaksi inflamasiatau dengan

menghambat pertumbuhan fibroblas, produksi kolage, dan pembentukkan sel endotelium. Stress

sistemik, thryoidektomi, testosteron, dan adrenokortikotropic (ACTH) dan juga dosis yang besar dari

estrogen dapat menekan pembentukkan jaringan granulasi dan mengganggu proses healing.

Page 2: Proses Healing Dan Repair Setelah Terapi Periodontal

Healing setelah Perawatan Periodontal

1. Regenerasi

Menurut Melcher regenerasi adalah proses penyembuhan yang terjadi secara proses biologis

dimana truktur dan fungsi tulang kembali seperti semula. Regenerasi merupakan pembaruan

alamiah dari struktur, dihasilkan oleh pertumbuhan dan diferensiasi dari sel-sel yang baru dan

substansi interseluler untuk membentuk jaringan yang baru. Regenerasi terjadi melalui

pertumbuhan jaringan dengan tipe yang sama dengan jaringan yang telah dan sedang dirusak

atau dari prekursornya. Pada jaringan periodontal, epitelium gingiva digantikan dengan

epitelium, dan jaringan ikat dasar dan ligamen periodontal digantikan dari jaringan ikat.

Tulang dan sementum digantikan oleh jaringan ikat , yang merupakan perukorsor dari

keduanya. Sementara itu sel-sel jaringan ikat yang belum terdiferensiasi akan berkembang

menjadi osteoblas dan cementoblasyang akan mementuk tulang dan sementum.

Regenerasi dari jaringan periodontal merupakan proses fisiologis yang bersifat kontinyu. Jika

dalam kondisi normal, sel-sel baru dan jaringan-jaringan akan secara langsung terbentuk

untuk menggantikan sel-sel yang matang dan mati, hal ini dapat disebut dengan wear dan tear

repair. Contohnya yaitu: (1) aktivitas mitotik dalam epitelium gingiva dan jaringan ikat

ligamen periodontal (2) pembentukkan tulang baru (3) deposisi yang kontinyu dari

sementum.

Regenerasi juga tetap berlangsung selama penyakit periodontal yang destruktif. Kebanyakan

penyakit gingiva dan periodontal merupakan proses inflamasi kronis dan merupakan lesi

healing. Regenerasi tersebut merupakan bagian dari healing. Namun, bakteri dan produk

bakteri dapat memperpanjang proses penyakit tersebut, sepanjang eksudat inflamasi

dihasilkan, maka hal tersebut merupakan injury bagi sel-sel dan jaringan regenerasi, yang

dapat mencegah penyempurnaan proses healing.

Dengan mengeluarkan plak bakteri dan membuat kondisi untuk mencegah adanya formasi

baru dari plak, maka perawatan periodontal dapat meremove segala rintangan atau hambatan

untuk regenerasi.

2. Repair

Menurut Melcher, repair adalah penyembuhan yang ditandai dengan adanya jaringan baru

dimana struktur dan fungsi tidak kembali seperti semula. Proses repair secara sederhana

mengembalikan kontinuitas marginal gingiva yang rusak dan membentuk kembali sulkus

gingiva normal pada ketinggian sejajar akar sebagai dasar dari pocket periodontal yang sudah

ada sebelumnya. Proses yang disebut dengan healing oleh jaringan parut (healing by scar) ini,

menghentikan kerusakan tulang namun tidak menghasilkan perlekatan gingiva dan ketinggian

tulang. Proses ini melibatkan regenerasi dan mobilisasi epitel dan jaringan ikat ke area yang

Page 3: Proses Healing Dan Repair Setelah Terapi Periodontal

mengalami kerusakan dan meningkatkan divisi mitosis lokal untuk memberikan jumlah sel

yang cukup untuk regenerasi dan repair.

Untuk mendapatkan kembali perlekatan gingiva atau perlekatan apparatus yang sejajar

dengan akar maka diperlukan terapi dengan material dan teknik yang khusus. Jika hal itu

semua tidak digunakan atau tidak berhasil, maka jaringan hanya mengalami proses repair

yang melibatkan regenerasi jaringan untuk membentuk kembali attachment apparatus namun

tidak terjadi perlekatan kembali dari gingiva atau terbentuknya ketinggian tulang normal.

3. Perlekatan Baru

Menurut Isidor, perlekatan baru adalah penyembuhan yang ditandai dengan perlekatan baru

jaringan ikat ke permukaan akar yang diawali dengan penyakit periodontal. Perlekatan baru

merupakan proses perlekatan serat ligamen periodontal baru kedalam sementum baru dan

perlekatan epitelium gingiva ke permukaan gigi yang sebelumnya gundul karena penyakit.

Perlekatan gingiva atau ligamen periodontal ke area gigi yang hilang saat preparasi gigi

merupakan perlekatan kembali dan bukan perlekatan baru. Perlekatan kembali merujuk

kepada proses repair dalam area akar yang sebelumnya tidak terbentuk pocket, contohnya

seperti pada tindakan bedah, trauma pada sementum, fraktur akar, atau pada perawatan

periodontal.

Sementara itu adaptasi epitel harus dibedakan dengan perlekatan baru. Adaptasi epitel adalah

aposisi tertutup dari epitelium gingiva ke permukaan gigi, dengan tidak adanya perlekatan

serat gingiva (gingiva fiber). Pocket tidak secara sempurna hilang, walaupun akses probe

sudah tidak dapat dilakukan.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa sulcus yang dibatasi oleh epitel yang panjang dan

tipis ini, dapat resisten terhadap penyakit seperti perlekatan jaringan ikat yang sesungguhnya.

Page 4: Proses Healing Dan Repair Setelah Terapi Periodontal

Tidak adanya perdarahan dan sekresi saat probing, tidak adanya tanda-tanda keradangan

secara klinis, tidak adanya plak yang tampak dipermukaan akar memberikan anggapan bahwa

sulkus yang dalam berada dalam keadaan tidak aktif dan tidakakan menyebabkan kehilangan

perlekatan lebih lanjut. Dalam kondisi ini, kedalaman poket 4-5 mm sesudah perawatan dapat

diterima.

Rekontruksi Periodontal

Rekonstruksi periodontal mengarah kepadaproses regenerasi sel dan serat dan pembentukkan

kembail struktur periodontal yang hilang yang menghasilkan:

1. Tercapainya level perlekatan

2. Terbentuknya serat ligament periodontal yang baru

3. Posisi tulang alveolar yang secara siknifikan lebih kearah koronal jika dibandingkan

sebelum perawatan.

Teknik untuk mendapatkan hasil ini telah menjadi tujuan dan impian perawatan periodontal

yang ideal selama berabad-abad. Sejak 1970 an penelitian yang dilakukan telah mendekatkan

kita pada hasil yang ideal. Melcher menyatakan bahwa regenerasi ligament periodontal adalah

kunci keberhasilan dari rekonstruksi periodontal, karena ia menyediakan penghubung antara

tulang alveolar dengan sementum, dan karena regenerasi ligament periodontal mengandung

sel-sel yang dapat membentuk dan melakukan remodeling ketiga jaringan ikat alveolar yang

merupakan bagian dari periodonsium.

Selama tahap penyembuhan poket periodontal, daerah tersebut di invasi oleh sel-sel dari

empat sumber yang berbeda : epitel oral, jaringan ikat gingiva, tulang dan ligament

periodontal.

Hasil akhir dari penyembuhan poket periodontal tergantung pada urutan tahapan yang terjadi

selama penyembuhan. Jika epitel berproliferasi sepanjang permukaan gigi sebelum jaringan

Page 5: Proses Healing Dan Repair Setelah Terapi Periodontal

lain tiba, hasilnya akan menjadi long juntional epithelium. Jika sel-sel dari jaringan ikat

gingiva yang pertama mengisi daerah tersebut, maka yang terbentuk adalah jaringan fiber

parallel terhadap permukaan gigi dan remodeling atau pembentukkan kembali tulang alveolar

tanpa adanya perlekatan ke sementum. Jika sel- sel tulang yang datang lebih dulu, maka yang

terbentuk adalah resorpsi akar dan ankilosis. Yang terakhir, hanya jika sel-sel dari ligament

periodontal berproliferasi kearah koronal barulah akan terbentuk ligament periodontal dan

sementum yang baru.

Secara umum, respon jaringan dan hasil klinis setelah perawatan periodontal dapat terlihat

dalam bagan berikut ini:

Referensi:

Newman, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. 11th Edition. Chapter 35.

Saunders

Riani. Evaluasi Radiografistinggi dan Densitas Tulang Alveolar pada Terapi

Periodontitis dengan Allografi dibandingkan Xenograft [Internet]. Tersedia di

lontar.ui.ac.id/file?file=digital/...Evaluasi%20radiografistinggi...pdf. Diakses pada

tanggal 24 Februari 2014.