Proses Healing Dan Repair Setelah Terapi Periodontal
-
Upload
fildza-hasnamudhia -
Category
Documents
-
view
222 -
download
9
Transcript of Proses Healing Dan Repair Setelah Terapi Periodontal
Proses Healing dan Repair setelah Terapi Periodontal
Pada jaringan periodontal, proses healing dipengaruhi oleh faktor lokal dan faktor sistemik.
Faktor Lokal
Kondisi sistemik yang mengganggu proses repair dapat mengurangi keefektifan perawatan
periodontal local dan harus diatasi sebelum atau selama prosedur lokal. Namun, faktor lokal, seperti
mikroorganisme plak merupakan faktor yang paling umum terjadi dalam menghalangi proses healing
setelah treatment periodontal.
Healing dapat tertunda dengan (1) manipulasi jaringan yang berlebihan selama perawatan (2) trauma
pada jaringan (3) adanya benda asing pada tubuh dan (4) adanya prosedur perawatan berulang yang
dapat mengganggu aktivitas selular dalam proses healing. Suplai darah yang adekuat dibutuhkan
untuk meningkatkan aktivitas selularselama proses healing. Jika suplay darah erganggu atau tidak
cukup maka area nekrosis akan berkembang dan akan menunda proses healing.
Healing dapat ditingkatkan dengan proses debridement (menghilangkan jaringan nekrotik atau
jaringan terdegenerasi), imobilisasi area healing, dan tekanan pada luka.
Faktor Sistemik
Efek kondisi sistemik pada proses healing telah diamati pada eksperimen dengan hewan namun
kurang terdefinisikan dalam manusia. Kapasitas healing berkurang seiring bertambahnya usia, hal ini
kemungkinan karena perubahan vaskular yang biasa terjadi pada proses penuaan sehingga
menghasilkan pengurangan sirkulasi darah. Healing juga tertunda pada pasien dengan infeksi
menyeluruh dan pasien dengan diabetes dan penyakit yang melemahkan lainnya.
Proses healing juga terganggu oleh asupan makanan yang tidak mencukupi; kondisi tubuh yang
kekurangan nutrisi dan kekurangan vitamin C, protein dan nutrisi lainnya. Namun, kebutuhan nutrisi
pada jaringan healing pada luka kecil, seperti yang terjadi pada prosedur surgikal periodontal dapat
diatasi dengan diet yang seimbang.
Healing juga dipengaruhi oleh hormon. Glukokortikoids yang teradministrasi secara sistematis
seperti kortisone menghambat proses repair dengan menekan reaksi inflamasiatau dengan
menghambat pertumbuhan fibroblas, produksi kolage, dan pembentukkan sel endotelium. Stress
sistemik, thryoidektomi, testosteron, dan adrenokortikotropic (ACTH) dan juga dosis yang besar dari
estrogen dapat menekan pembentukkan jaringan granulasi dan mengganggu proses healing.
Healing setelah Perawatan Periodontal
1. Regenerasi
Menurut Melcher regenerasi adalah proses penyembuhan yang terjadi secara proses biologis
dimana truktur dan fungsi tulang kembali seperti semula. Regenerasi merupakan pembaruan
alamiah dari struktur, dihasilkan oleh pertumbuhan dan diferensiasi dari sel-sel yang baru dan
substansi interseluler untuk membentuk jaringan yang baru. Regenerasi terjadi melalui
pertumbuhan jaringan dengan tipe yang sama dengan jaringan yang telah dan sedang dirusak
atau dari prekursornya. Pada jaringan periodontal, epitelium gingiva digantikan dengan
epitelium, dan jaringan ikat dasar dan ligamen periodontal digantikan dari jaringan ikat.
Tulang dan sementum digantikan oleh jaringan ikat , yang merupakan perukorsor dari
keduanya. Sementara itu sel-sel jaringan ikat yang belum terdiferensiasi akan berkembang
menjadi osteoblas dan cementoblasyang akan mementuk tulang dan sementum.
Regenerasi dari jaringan periodontal merupakan proses fisiologis yang bersifat kontinyu. Jika
dalam kondisi normal, sel-sel baru dan jaringan-jaringan akan secara langsung terbentuk
untuk menggantikan sel-sel yang matang dan mati, hal ini dapat disebut dengan wear dan tear
repair. Contohnya yaitu: (1) aktivitas mitotik dalam epitelium gingiva dan jaringan ikat
ligamen periodontal (2) pembentukkan tulang baru (3) deposisi yang kontinyu dari
sementum.
Regenerasi juga tetap berlangsung selama penyakit periodontal yang destruktif. Kebanyakan
penyakit gingiva dan periodontal merupakan proses inflamasi kronis dan merupakan lesi
healing. Regenerasi tersebut merupakan bagian dari healing. Namun, bakteri dan produk
bakteri dapat memperpanjang proses penyakit tersebut, sepanjang eksudat inflamasi
dihasilkan, maka hal tersebut merupakan injury bagi sel-sel dan jaringan regenerasi, yang
dapat mencegah penyempurnaan proses healing.
Dengan mengeluarkan plak bakteri dan membuat kondisi untuk mencegah adanya formasi
baru dari plak, maka perawatan periodontal dapat meremove segala rintangan atau hambatan
untuk regenerasi.
2. Repair
Menurut Melcher, repair adalah penyembuhan yang ditandai dengan adanya jaringan baru
dimana struktur dan fungsi tidak kembali seperti semula. Proses repair secara sederhana
mengembalikan kontinuitas marginal gingiva yang rusak dan membentuk kembali sulkus
gingiva normal pada ketinggian sejajar akar sebagai dasar dari pocket periodontal yang sudah
ada sebelumnya. Proses yang disebut dengan healing oleh jaringan parut (healing by scar) ini,
menghentikan kerusakan tulang namun tidak menghasilkan perlekatan gingiva dan ketinggian
tulang. Proses ini melibatkan regenerasi dan mobilisasi epitel dan jaringan ikat ke area yang
mengalami kerusakan dan meningkatkan divisi mitosis lokal untuk memberikan jumlah sel
yang cukup untuk regenerasi dan repair.
Untuk mendapatkan kembali perlekatan gingiva atau perlekatan apparatus yang sejajar
dengan akar maka diperlukan terapi dengan material dan teknik yang khusus. Jika hal itu
semua tidak digunakan atau tidak berhasil, maka jaringan hanya mengalami proses repair
yang melibatkan regenerasi jaringan untuk membentuk kembali attachment apparatus namun
tidak terjadi perlekatan kembali dari gingiva atau terbentuknya ketinggian tulang normal.
3. Perlekatan Baru
Menurut Isidor, perlekatan baru adalah penyembuhan yang ditandai dengan perlekatan baru
jaringan ikat ke permukaan akar yang diawali dengan penyakit periodontal. Perlekatan baru
merupakan proses perlekatan serat ligamen periodontal baru kedalam sementum baru dan
perlekatan epitelium gingiva ke permukaan gigi yang sebelumnya gundul karena penyakit.
Perlekatan gingiva atau ligamen periodontal ke area gigi yang hilang saat preparasi gigi
merupakan perlekatan kembali dan bukan perlekatan baru. Perlekatan kembali merujuk
kepada proses repair dalam area akar yang sebelumnya tidak terbentuk pocket, contohnya
seperti pada tindakan bedah, trauma pada sementum, fraktur akar, atau pada perawatan
periodontal.
Sementara itu adaptasi epitel harus dibedakan dengan perlekatan baru. Adaptasi epitel adalah
aposisi tertutup dari epitelium gingiva ke permukaan gigi, dengan tidak adanya perlekatan
serat gingiva (gingiva fiber). Pocket tidak secara sempurna hilang, walaupun akses probe
sudah tidak dapat dilakukan.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa sulcus yang dibatasi oleh epitel yang panjang dan
tipis ini, dapat resisten terhadap penyakit seperti perlekatan jaringan ikat yang sesungguhnya.
Tidak adanya perdarahan dan sekresi saat probing, tidak adanya tanda-tanda keradangan
secara klinis, tidak adanya plak yang tampak dipermukaan akar memberikan anggapan bahwa
sulkus yang dalam berada dalam keadaan tidak aktif dan tidakakan menyebabkan kehilangan
perlekatan lebih lanjut. Dalam kondisi ini, kedalaman poket 4-5 mm sesudah perawatan dapat
diterima.
Rekontruksi Periodontal
Rekonstruksi periodontal mengarah kepadaproses regenerasi sel dan serat dan pembentukkan
kembail struktur periodontal yang hilang yang menghasilkan:
1. Tercapainya level perlekatan
2. Terbentuknya serat ligament periodontal yang baru
3. Posisi tulang alveolar yang secara siknifikan lebih kearah koronal jika dibandingkan
sebelum perawatan.
Teknik untuk mendapatkan hasil ini telah menjadi tujuan dan impian perawatan periodontal
yang ideal selama berabad-abad. Sejak 1970 an penelitian yang dilakukan telah mendekatkan
kita pada hasil yang ideal. Melcher menyatakan bahwa regenerasi ligament periodontal adalah
kunci keberhasilan dari rekonstruksi periodontal, karena ia menyediakan penghubung antara
tulang alveolar dengan sementum, dan karena regenerasi ligament periodontal mengandung
sel-sel yang dapat membentuk dan melakukan remodeling ketiga jaringan ikat alveolar yang
merupakan bagian dari periodonsium.
Selama tahap penyembuhan poket periodontal, daerah tersebut di invasi oleh sel-sel dari
empat sumber yang berbeda : epitel oral, jaringan ikat gingiva, tulang dan ligament
periodontal.
Hasil akhir dari penyembuhan poket periodontal tergantung pada urutan tahapan yang terjadi
selama penyembuhan. Jika epitel berproliferasi sepanjang permukaan gigi sebelum jaringan
lain tiba, hasilnya akan menjadi long juntional epithelium. Jika sel-sel dari jaringan ikat
gingiva yang pertama mengisi daerah tersebut, maka yang terbentuk adalah jaringan fiber
parallel terhadap permukaan gigi dan remodeling atau pembentukkan kembali tulang alveolar
tanpa adanya perlekatan ke sementum. Jika sel- sel tulang yang datang lebih dulu, maka yang
terbentuk adalah resorpsi akar dan ankilosis. Yang terakhir, hanya jika sel-sel dari ligament
periodontal berproliferasi kearah koronal barulah akan terbentuk ligament periodontal dan
sementum yang baru.
Secara umum, respon jaringan dan hasil klinis setelah perawatan periodontal dapat terlihat
dalam bagan berikut ini:
Referensi:
Newman, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. 11th Edition. Chapter 35.
Saunders
Riani. Evaluasi Radiografistinggi dan Densitas Tulang Alveolar pada Terapi
Periodontitis dengan Allografi dibandingkan Xenograft [Internet]. Tersedia di
lontar.ui.ac.id/file?file=digital/...Evaluasi%20radiografistinggi...pdf. Diakses pada
tanggal 24 Februari 2014.