Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’
description
Transcript of Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’
Kegiatan Belajar 2
Prosedur dan Teknik Pengajaran Aswat dan Maharah al-Istima’
A. Pengajaran Aswat Arabiyah
Bunyi bahasa adalah komponen bahasa yang pertama kali dihadapi oleh pelajar
bahasa baru, karena itulah bunyi bahasa harus diajarkan dengan cara yang benar, yang
memudahkan para siswa untuk mengatasi problem bunyi bahasa yang mereka hadapi.
Karena itu pekerjaan pertama yang harus dituntaskan oleh guru bahasa Arab adalah
mengatasi kesulitan siswa dalam mengucapkan bunyi-bunyi bahasa Arab, seperti
mengucapkan bunyi mad, bunyi syiddah, alif lam syamsiyyah dan qamariyyah, bunyi-
bunyi yang sifat hurufnya memiliki kemiripan, bunyi-bunyi yang makhrajnya berdekatan,
bunyi tanwin, huruf mad dan layyin, dan sebagainya.
Kesulitan-kesulitan tersebut akan dihadapi oleh siswa karena karakter sistem bunyi
bahasa Arab dalam beberapa hal memang berbeda dengan bahasa lainnya, dan bisa juga
timbul karena pengaruh dari bahasa Ibu siswa. Dengan kenyataan demikian, pengajaran
bunyi bahasa akan menjadi bertambah penting ketika guru berhadapan dengan beberapa
bunyi yang menyulitkan siswa.
Karena itu langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru sebelum mengajarkan
bunyi adalah mengetahui dengan persis bunyi-bunyi yang dapat menyulitkan siswa
tersebut, baik berdasarkan bacaan atau pengalaman dan penelaahan guru sendiri.
Pengetahuan seperti itu akan dimiliki oleh guru kalau dia sudah mengetahui sistem tata
bunyi bahasa Arab kemudian membandingkannya dengan sistem tata bunyi bahasa bahasa
Indonesia, ditambah sistem tata bunyi bahasa daerah yang menjadi bahasa ibu siswa. Yaitu
dengan melakukan studi perbandingan sistem bunyi antar bahasa yang dinamakan dengan
istilah "Studi Kontrastif” atau "Analisis Kontrastif”.
Setelah melakukan studi tersebut, diharapkan guru bisa:
a. Mengidentifikasi/mengetahui persamaan bunyi antara bahasa Arab dan bahasa
Indonesia/bahasa pembelajar.
b. Mengidentifikasi/mengetahui bunyi-bunyi bahasa Arab yang tidak terdapat dalam
bahasa Indonesia/bahasa pembelajar.
c. Mengidentifikasi/mengetahui bunyi-bunyi bahasa Indonesia/bahasa ibu yang tidak
terdapat dalam bahasa Arab
307
d. Memprediksi kesulitan-kesulitan dalam pengucapan bunyi bahasa yang mungkin
dialami siswa.
e. Menjelaskan sebab-sebab kesulitan pengucapan bahasa Arab yang dialami para
siswa. Dengan mengetahui perbedaan antara kedua bahasa tersebut guru bisa
mengetahui bagaimana pengaruh suatu bahasa terhadap bahasa lainnya.
Setelah mengidentifikasi bunyi-bunyi yang diduga kuat akan menyulitkan siswa,
maka langkah selanjutya adalah mengidentifikasi pada bagian mana kesulitan-kesulitan
tersebut akan muncul, karena tidak mengajarkan bunyi terpisah dari materi kebahasaan
yang lain. Dalam sistem pengajaran bahsaa terpadu (nazhariyah al-wahdah/all in one
system) persoalan pengajaran bunyi terkait erat dengan kosakata pokok yang terdapat
dalam materi hiwar atau materi qira‘ah. Jika letak kesulitan sudah bisa diidentifikasi
dengan jelas, maka guru perlu melakukan serangkaian tindakan dalam program
pembelajaran untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.
Berikut ini adalah uraian tentang langkah-langkah pengajaran aswat 'arabiyyah yang
bisa dipertimbangkan penggunaannya oleh guru dengan melihat kondisi ril di kelasnya.
Langkah-langkah tersebut adalah :
1. Penyajian model pelafalan
Cara yang paling efektif dalam mengajarkan bunyi bahasa Arab yang sulit kepada
siswa adalah dengan mencontohkan pelafalan setiap bunyi yang kemudian diikuti oleh
siswa. Selain dalam bentuk bunyi tunggal, contoh pelafalan tersebut sebaiknya diberikan
dalam bentuk kata bermakna dimana huruf yang dicontohkan berada di awal, di tengah dan
di akhir kata. Contoh:
ص- ص- ص- ص-صوف – صار – صيف – صدر – صوم – صياد- أصغى – حصة – انتصر – أصدقاء – قصور – مصير-�الص – رصاص – لص-��ربص – خ��ريص –ت��وص – ح� .... هلم مخص
جراTeknik lain yang efektif untuk mencontohkan pelafalan bunyi bahasa adalah dengan
menggunakan pasangan minimal (tsuna’iyyah sugra/minimal pair), yaitu dua kata yang
berbeda maknanya karena perbedaan satu huruf saja, apakah di awal, di tengah, atau di
akhir.
Latihan membedakan bunyi bahasa dengan pasangan minimal dapat dilakukan
dengan cara guru melafalkan pasangan minimal dengan jelas sementara siswa menyimak
308
dan memperhatikan gerak bibir dan mulut guru mereka supaya terlihat dengan jelas
perbedaan kedua kata tersebut. Contoh-contoh pasangan minimal yang dapat membantu
garu menggunakan teknik ini adalah.
�رة��رة – س��مة/ ص��مة – بس��د/ بص��د – فس��حوب/ فص� - مس / ص�ريع – س�ريع يص�ير – يس�ير/ - نص�ب نس�ب/ مص�حوب
�ورة/ م�ص – مس/ صيف – سيف��ورة – س��اد/ ص��اد – س� / ص ه�ام/حجم – هجم/ يص�وم – يسوم/ صام – سام/ صار – سار
�ل – منهل/مناحي – مناهي/نزح – نزه/حام –� /انتحى – انتهى/منح�اره/ساحر – ساهر/نحر – نهر/محموم – مهموم��ارح – ف��ام/ف� – هم�ل/بحت – بهت/سفح – سفه/حمام��ل – أهم��د/أحم��اد – ه��اح/ح� – ف
حمل – مل/ ناحية – ناهية/فاهKegiatan memberikan model pelafalan kepada siswa juga bisa dilakukan dengan
menulis lambang bunyi yang dicontohkan. Teknik ini tentunya bisa dilakukan kalau guru
mengajarkan kemahiran menyimak bunyi bahasa dengan kemahiran membaca lambang
bahasa.
Dengan tsuna’iyyah sugra kegiatan ini bisa dilakukan dengan membedakan dua
huruf yang berbeda dalam tsuna’iyyah sugra dengan warna yang berbeda, sehingga ketika
guru melafalkan setiap kata siswa bisa dengan gampang mengidentifikasi bunyi yang
berbeda tersebut dari warna tulisan yang berbeda.
2. Pemberian Latihan/Drill
Setelah memberikan contoh pelafalan, guru memberikan beberapa bentuk dril untuk
membiasakan siswa melafalkan bunyi-bunyi yang sudah dicontohkan pelafalannya pada
tahapan sebelumnya. Di antara bentuk dril yang bisa digunakan oleh guru adalah:
1. Latihan menirukan dan mengulangi, dengan cara:
- para siswa meniru/mengulangi secara bersama-sama
- para siswa meniru/mengulangi secara berkelompok (berdasarkan tempat duduk, jenis
kelamin atau pertimbangan lainnya)
- para siswa meniru/mengulangi atau mengulang perorangan
2. Latihan membedakan bunyi bahasa
Latihan membedakan bunyi bahasa dapat divariasikan menjadi:
a) Menentukan satu dari tiga bunyi.
Contoh:
Tentukan apakah bunyi shad [ص] diucapkan pertama, kedua, atau ketiga!
309
ش – ش – ( ص4 ش – ص – ( س1ص – س – ( ش5 س – ش – ( ص2س – س – ( ص6ص – س – ( س3
b) Menentukan salah satu dari dua bunyi dalam sebuah kalimat
Contoh: Tentukan apakah bunyi [ص] atau yang [س] ada dalam setiap kata
berikut! .
( الفصل5/ ( السح�اب4/ ( الصدف3/ ( سرير2/ صالح(1 ( السفح10/ ( الصورة9/ الصرة (8/ ( السور7/ السائر(6
c) Menyimak dan mengulangi tsuna’iyyah sugra (buku tertutup)
d) Membaca dan mengulang tsuna’iyyah sugra (buku terbuka)
d) Membaca bebas, artinya guru memerintahkan para siswa untuk membaca huruf, kata,
atau kalimat yang mengandung bunyi yang sulit tanpa memberikan contoh pelafalan
terlebih dahulu.
3. Praktik penggunaan bunyi bahasa
Maksud kegiatan ini adalah guru menggunakan bunyi-bunyi yang sudah dipelajari
oleh siswa dalam kegiatan berbahasa sebenarnya, baik yang komplek maupun yang
sederhana, seperti dengan cara menyebut nama siswa dalam kelas, menyebut suatu benda
yang ada di dalam atau di luar kelas, atau menyebut nama anggota badan yang
menggunakan bunyi-bunyi yang sudah dilatihkan.
B. Pengajaran Maharah al-Istima’
Pengajaran bunyi bahasa adalah kegiatan yang paling mendasar untuk
mengembangkan kemampuan menyimak, sebelum siswa menguasai sistem bunyi bahasa
Arab, tidak akan mungkin guru bisa mengembangkan kemampuan menyimak dalam
artinya yang substansial, yakni dalam arti memahami isi atau kandungan makna dari suatu
bahan simakan.
Para siswa mungkin tidak tahu tentang apa yang dilakukan oleh seorang pendengar
yang baik, karena itu adalah menjadi tanggung jawab guru untuk member tahu siswa
bagaimana caranya menjadi penyimak yang baik, guru juga harus menciptakan lingkungan
dalam kelas yang bisa mendorong para siswa untuk belajar menyimak. Sebagaimana guru
juga perlu menciptakan dan mengembangkan situasi kelas yang dapat mendukung para
siswa untuk belajar menyimak dan terlibat aktif dalam kegiatan menyimak.
310
Dalam pengajaran bahasa Arab sistem terpadu (nazhariyyah al-wahdah/all in one
system), pengajaran menyimak dapat langsung digabungkan dengan kegiatan pengajaran
yang lain. Misalnya ketika guru mengajarkan kosakata baru, mengajarkan struktur kalimat,
mengajarkan kitabah, dan lebih-lebih lagi ketika mengajarkan materi hiwar (untuk kalam)
dan al-qira’ah. Artinya dalam mengajarkan materi-materi tersebut guru harus selalu
memperhatikan bunyi-bunyi yang menyulitkan siswa, mencontohkan pelafalan yang benar,
dan memulai kegiatan pembelajaran untuk materi apapun dengan kegiatan menyimakkan
bunyi-bunyi bahasa Arab. Penggunaan bahasa Arab dengan proporsi yang besar dalam
kelas akan sangat mendukung berkembangnya kemampuan menyimak siswa.
Sementara dalam pengajaran bahasa Arab yang dikhususkan untuk pelajaran
menyimak (nazhariyah al-wahdah/separated system), sudah menjadi tugas pokok yang
harus dilaksanakan oleh para guru bahasa untuk melakukan serangkaian kegiatan dalam
tiga fase pengajaran menyimak, yaitu; kegiatan pada fase sebelum menyimak, selagi
menyimak, dan setelah menyimak.
1. Kegiatan Pramenyimak
Pada tahap ini, guru perlu menyadari bahwa para siswa mempunyai pengalaman
yang berbeda dalam aktivitas menyimak yang berakibat pada perbedaan pengetahuan dan
latar belakang yang dapat mempengaruhi proses memahami makna bahan simakan.
Kepercayaan dan sikap siswa terhadap bahan simakan juga akan mempengaruhi
pemahaman mereka terhadap maknanya.
Sebelum kegiatan menyimak dimulai, guru hendaknya berusaha membangkitkan
semangat siswa untuk memahami topik yang akan mereka dengarkan. Kegiatan ini
hendaknya juga diarahkan untuk mendiagnosa apa telah mereka ketahui tentang topik, agar
guru bisa menetapkan pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh siswa (schemata), dan
untuk menetapkan tujuan berikutnya.
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru dengan baik untuk
"mempersiapkan" para siswa agar menjadi penyimak yang baik:
a. Berdayakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa
Setelah memberikan uraian pengantar sekitar topik bahan simakan, guru memberi para
siswa kesempatan untuk mengajukan beberapa pertanyaan yang relevan dengan topik.
Jika cara ini tidak berhasil, gurulah yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada para
311
siswa. Situasi ini dapat digunakan untuk menentukan apa sebenarnya informasi dalam
teks simakan yang para siswa benar-benar ingin ketahui.
b. Bangun pengetahuan awal siswa
Informasi tentang pembicara, topik dari bahan yang disajikan dan tujuan dari presentasi
juga akan sangat bermanfaat bagi para siswa untuk memahami bahan-bahan simakan.
Kosa kata yang relatif tidak familiar dengan para siswa yang digunakan dalam bahan
simakan perlu diperkenalkan kepada para siswa. Penjelasan singkat tentang
permasalahan yang mungkin timbul terkait dengan tatabahasa seperti zaman fi’il, pola
syarat dan jawab syarat, juga akan banyak menolong para siswa memahami teks
simakan.
c. Jelaskan tugas siswa selama kegiatan menyimak
Guru hendaknya menjelaskan apa yang harus dilaksanakan selama kegiatan menyimak
berlangsung seperti:
1) Para siswa harus menyiapkan diri secara fisik;
2) Para siswa harus sudah menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan seperti buku
tulis, pena, pensil atau yang lainnya;
3) Para siswa harus duduk dengan nyaman.
4) Para siswa harus merperhatikan dengan penuh bahan simakan.
5) Para siswa tidak boleh melakukan kegiatan lain yang dapat mengganggu mereka
seperti membaca atau berbicara dengan sesama siswa.
d. Gambarkan dengan jelas tujuan kegiatan menyimak
Para siswa hendaknya mengetahui mengapa mereka perlu menyimak, apa yang harus
dikuasai dan bagaimana cara mencapainya. Apakah siswa menyimak agar mampu
memahami kandungan teks simakan ataukah mereka mendengarkan agar mampu
menanggapi secara fisik? Apakah mereka menyimak agar mampu mengidentifikasi
bunyi kata-kata atau bunyi ungkapan atau bunyi kalimat yang diperdengarkan dan
sebagainya.
e. Gunakan panduan menyimak
Beberapa pertanyaan dasar yang terkait dengan kandungan suatu teks simakan
hendaknya sudah ada dalam benak siswa sebelum mereka menyimak. Artinya mereka
sudah punya prediksi awal tentang hal-hal yang akan (atau mungkin) muncul dalam
bahan simakan, sehingga mereka mempunyai prediksi titik fokus dalam kegiatan
menyimak.
312
Ketika bahan simakan yang akan digunakan oleh guru berisi sebuah percakapan antara
beberapa orang, pertanyaan-pertanyaan berikut bisa memandu siswa untuk memahami
isi bahan simakan secara teratur, misalnya:
1) Apa topik utama dari percakapan yang ada dalam teks simakan?
2) Apa yang akan dilakukan oleh para tokoh dalam teks simakan?
3) Siapa saja tokoh yang ada dalam teks simakan?
4) Apa profesi para tokoh dalam teks simakan?
5) Di mana percakapan tersebut berlangsung?
6) Apa hubungan antarpara tokoh dalam teks simakan?
7) Bagaiman alur percakapannya, siapa berbicara kepada siapa?
8) Kapan percakapan itu berlangsung?
9) Apa saja penanda transisi yang digunakan oleh para tokoh (pertama-tama, yang
kedua, setelah itu, sebaliknya; bagaimanapun, oleh karena itu, sebagai
konsekwensinya, akibatnya; dan sebagainya.
2. Kegiatan ketika Menyimak
Dalam kegiatan fase ini, para siswa perlu: (a) didorong untuk memahami implikasi
dari tingkat kecepatan dalam kegiatan menyimak. Para siswa harus didorong untuk
memanfaatkan masa senjang untuk memproses pesan dengan aktif; (b) memiliki komentar
mental terhadap teks simakan; dan (c) mengingat, atau mencatat kata kunci.
Lebih-lebih lagi para siswa harus diberi beberapa latihan untuk membuat
kesimpulan. Guru harus mengusahakan agar para siswa memperhatikan makna yang
tersirat dan tersurat dalam setiap kalimat, di antaranya dengan memperhatikan nada
pembicaraan dalam bahan simakan. Dalam kegiatan mendengar tingkat lanjut,
dimungkinkan untuk menggunakan strategi membuat catatan pokok selama kegiatan
menyimak.
3. Kegiatan Pascamenyimak
Ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru kepada para siswa pada tahap akhir
dari kegiatan menyimak. Secara umum para siswa harus diarahkan untuk menanggapi apa
yang sudah mereka simak, baik dalam rangka untuk memperjelas makna yang ada dalam
teks simakan atau memperluas wawasan mereka, maupun untuk mengevaluasi tingkat
penguasaan siswa terhadap bahan simakan.
313
Para guru hendaknya merencanakan kegiatan pascamenyimak untuk mengecek ulang
seberapa jauh para siswa sudah mampu memahami isi teks simakan, untuk
mengembangkan keterampilan berbahasa mereka yang lain (berbicara, membaca, dan
menulis), dan untuk memeriksa apakah para siswa mengalami kesulitan di dalam
memahami teks simakan. Kegiatan pascamenyimak menjadi penting karena para siswa
masih mengalami kesulitan karena penguasaan mereka yang lemah terhadap unsur-unsur
bahasa (kosa kata dan struktur).
Ada beberapa contoh kegiatan setelah menyimak atau kegiatan lanjutan setelah
kegiatan menyimak selesai.
a. memberikan serangkaian pertanyaan untuk menguji pemahaman para siswa terhadap
teks simakan.
b. Meminta para siswa untuk menceritakan ulang apa yang telah mereka simak.
c. Meminta para siswa untuk mendiskusikan apa yang telah mereka simak, baik secara
berpasangan atau secara berkelompok.
d. Meminta para siswa itu untuk meringkas atau membuat out-line dari apa yang sudah
mereka simak
e. Para siswa diminta untuk mengidentifikasi gambar orang tertentu jika apa yang telah
mereka simak terkait dengan gambaran tentang seseorang.
f. Para siswa diminta melakukan serangkain tindakan yang diminta dalam bahan
simakan.
g. Para siswa bisa diminta untuk menyatakan penilaian atau evaluasi pribadi mereka
tentang teks simakan yang sudah mereka pelajari. Tidak ada ukuran benar atau salah
dalam kegiatan ini karena ia hanya bertujuan untuk mengetahui perasaan, pendapat atau
sikap siswa.
C. Prinsip-Prinsip Peningkatan Kemampuan Menyimak
Proses menyimak tidak hanya terbatas pada kepentingan untuk mengidentifikasi
lambang-lambang bunyi lisan, kemampuan itu hanyalah satu bagian kecil dari kemahiran
menyimak. Lebih jauh dari itu adalah bisa menangkap isi atau pesan serta makna yang
disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Guru memerlukan citra
yang menyeluruh tentang apa yang dilakukannya untuk membantu para pembelajarnya
meningkatkan kemampuan menyimak (Ur, 1988: 33). Di bawah ini ada beberapa panduan
314
untuk guru dalam membantu para pembelajar meningkatkan kemampuan menyimak
mereka.
a. Kemampuan menyimak akan meningkat melalui interaksi dalam bahasa Arab,
karenanya jadikanlah bahasa Arab sebagai bahasa kelas. Beri kesempatan para
pembelajar untuk saling bertukar pikiran atau ide dengan menggunakan bahasa Arab.
b. Kenalkan kepada para siswa para penutur bahasa Arab secara pribadi atau melalui
video dan kaset rekaman. Perlihatkan kepada mereka perbedaan tipe-tipe pembicara
dan situasi pembicaraan. Dorong mereka untuk memahami segala sesuatu penting bagi
mereka pada saat menyimak.
c. Dorong para pembelajar untuk mandiri, mencari kesempatan menyimak di luar kelas
atas inisiatif sendiri.
d. Kemampuan menyimak akan meningkat melalui pemusatan perhatian pada makna dan
upaya mempelajari bahan yang penting dan baru dalam bahasa sasaran.
e. Kemampuan akan menyimak meningkat melalui kegiatan pemahaman. Dengan
memusatkan perhatian pada tujuan-tujuan khusus menyimak, para pembelajar memiliki
kesempatan untuk menilai dan merevisi apa yang telah mereka capai.
f. Kemampuan menyimak meningkat melalui perhatian terhadap kecermatan dan analisis
bentuk. Dengan belajar memahami bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat pada saat
melakukan aktivitas yang berorientasi pada makna, para pembelajar dapat memperoleh
kemajuan. Dengan belajar mendengarkan bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat,
mereka memperoleh keyakinan dalam memahami bahan simakan.
g. Rancang aktivitas menyimak yang melibatkan para pembelajar secara pribadi. Rancang
tujuan untuk setiap aktivitas. Beri mereka umpan balik yang jelas. Siapkan review yang
sistematis terhadap rekaman dan aktivitas untuk membantu mengkonsolidasi hasil
ingatan dan pembelajaran mereka.
h. Lebih berfokuslah pada pengajaran daripada pada evaluasi. Selama kegiatan menyimak
berlangsung, lebih baik memberikan pujian kepada para pembelajar yang mencoba
mengajukan ide yang masuk akal daripada kepada yang hanya mampu ‘menjawab
dengan benar’. Catatlah terus apa yang telah mereka raih selama belajar menyimak.
i. Carilah cara yang efektif untuk memanfaatkan rekaman audio atau video yang sejalan
dengan buku teks yang Anda gunakan.
315
D. Beberapa Teknik Alternatif Pengajaran Aswat dan Maharah al-Istima’
Disamping teknik-teknik pengajaran bunyi bahasa dan kemahiran menyimak yang
sudah dijelas sebelumnya, teknik-teknik berikut dapat dimanfaatkan oleh guru bahasa Arab
untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa.
1. Dengar-ulang-ucap
Model ucapan yang akan diperdengarkan dipersiapkan secara cermat oleh guru. Isi
model ucapan dapat berupa fonem, kata, kalimat, ungkapan, kata-kata mutiara,
semboyan dan puisi-puisi pendek. Model itu dapat dibacakan atau berupa rekaman.
Model ini disimak dan ditiru oleh siswa.
2. Dengar-tulis (dikte)
Dengar-Tulis (Dikte) mirip dengan Dengar-Ulang Ucap. Model ucapan yang
digunakan dalam Dengar-Ulang Ucap dapat digunakan dalam Dengar- Tulis. Dengar-
Ulang Ucap menuntut reaksi bersifat lisan, Dengar-Tulis menuntut reaksi bersifat
tulisan. Jadi sudah melibatkan kemahiran lain selain kemahiran menyimak.
3. Dengar-kerjakan
Model ucapan berisi kalimat-kalimat perintah. Siswa yang menyimak isi ucapan
mereaksi sesuai dengan instruksi. Reaksi biasanya dalam bentuk perbuatan.
4. Dengar-terka
Guru menyusun deskripsi sesuatu benda tanpa menyebutkan nama bendanya. Deskripsi
dibacakan atau diputar rekamannya kepada siswa. Siswa menyimak teks lisan
dengan saksama, kemudian menerka isinya.
5. Memperluas kalimat
Guru menyebutkan sebuah kalimat. Siswa mengucapkan kembali kalimat tersebut.
Kembali guru mengulangi mengucapkan kalimat tadi. Kemudian guru mengucapkan
kata atau kelompok kata lain. Siswa melengkapi kalimat tadi dengan kelompok kata
yang disebutkan terakhir o1eh guru. Hasilnya adalah kalimat yang diperluas.
6. Menemukan benda
Guru mengumpulkan sejumlah benda. Benda-benda tersebut sebaiknya sudah pernah
dikenal oleh para siswanya. Benda-benda itu dimasukkan ke dalam sebuah kotak
terbuka. Kemudian guru menyebutkan nama sesuatu benda. Siswa mencari benda yang
316
baru diucapkan guru. Bila bendanya sudah ditemukan, kemudian ditunjukkan kepada
guru.
7. Bisik berantai
Guru membisikkan suatu kalimat kepada siswa yang paling depan atau pertama. Siswa
tersebut menyampaikan kalimat tadi dengan cara membisikkannya ke telinga siswa
berikutnya. Demikian seterusnya sampai siswa terakhir. Siswa terakhir mengucapkan
kalimat tadi dengan suara nyaring. Atau boleh juga siswa terakhir menuliskan kalimat
tersebut di papan tulis. Guru mencocokkan kalimat yang ditulis siswa dengan kalimat
yang dibisikkan.
8. Menyelesaikan cerita
Misalnya dengan cara kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok
beranggotakan 3-4 orang. Guru memanggil anggota kelompok pertama, misalnya
kelompok 1, maju ke depan kelas. Yang bersangkutan disuruh bercerita, judul bebas
kadang-kadang juga ditentukan oleh guru. Setelah yang bersangkutan bercerita.
misalnya baru seperempat bagian isi dipersilakan guru untuk duduk, Cerita tersebut
dilanjutkan oleh anggota kedua. Anggota ketiga maju melanjutkan cerita itu. Bagian
terakhir cerita diselesaikan oleh anggota keempat. Setiap siswa harus mendengar cerita
dari kelompok sebelumnya untuk mampu melanjutkan cerita dengan baik. Di sini
keterampilan menyimak berkembang menjadi keterampilan berbicara.
9. Identifikasi kata kunci
Setiap kalimat, paragraf ataupun wacana selalu memiliki sejumlah kata kunci yang
dapat mengungkapkan isi keseluruhan kalimat, paragraf atau wacana. Menyimak isi
kalimat yang panjang atau paragraf dan wacana yang pendek-pendek tidak perlu
menangkap semua kata-katanya. Cukup diingat beberapa kata kunci yang merupakan
inti pembicaraan. Melalui perakitan kata kunci menjadi kalimat-kalimat utuh kita
sampai pada isi singkat bahan simakan.
10. Identifikasi kalimat topik
Setiap paragraf mengandung minimal dua unsur. Pertama ialah kalimat topik, kedua
ialah kalimat pengembang. Posisi kalimat topik mungkin di bagian depan, di bagian
akhir paragraf. Bahkan sekali-sekali ditemukan juga kalimat topik di tengah-tengah
paragraf. Memahami paragraf ataupun wacana yang dilisankan berarti mencari dan
memahami kalimat topik setiap paragraf.
317
11. Menyingkat/merangkum
Menyimak bahan simakan yang agak panjang dapat dilakukan melalui penyingkatan.
Menyingkat/merangkum berarti merangkum bahan yang panjang menjadi sesedikit
mungkin. Namun yang sedikit itu dapat mewakili atau menjelaskan yang panjang.
12. Parafrase
Suatu cara yang biasa digunakan orang dalam memahami isi sebuah teks simakan ialah
dengan cara mengutarakan isi simakan dengan kata-kata sendiri. Bahan simakan yang
sudah direkam atau dibacakan guru diperdengarkan kepada siswa. Mereka menyimak
isinya lalu mengutarakannya kembali dengan bahasa sendiri.
13. Menjawab pertanyaan
Cara lain untuk mengajarkan cara menyimak yang efektif ialah melalui latihan
menjawab pertanyaan, apa, siapa, mengapa, di mana, mana, dan bilamana yang
diajukan kepada bahan simakan. Untuk memantapkan pemahaman melaksanakan cara
ini maka latihan diadakan bertahap, satu demi satu dan terakhir semuanya sekaligus.
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
mengerjakan latihan berikut ini!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Apa manfaat yang bisa diambil guru dengan melakukan studi kontrastif antara bahasa
Arab dan bahasa Indonesia
2. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah pengajaran al-aswat?
3. Apa saja yang dilakukan pada kegiatan pramenyimak?
4. Sebutkan beberapa teknik pengajaran aswat dan maharah al-istima’?
Kunci Jawaban Latihan1. Setelah melakukan studi kontrastif, guru diharapkan bisa:
a. mengidentifikasi/mengetahui persamaan bunyi antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia/bahasa pembelajar.
b. mengidentifikasi/mengetahui bunyi-bunyi bahasa Arab yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia/bahasa pembelajar.
318
c. mengidentifikasi/mengetahui bunyi-bunyi bahasa Indonesia/bahasa ibu yang tidak terdapat dalam bahasa Arab
d. memprediksi kesulitan-kesulitan dalam pengucapan bunyi bahasa yang mungkin dialami siswa.
e. menjelaskan sebab-sebab kesulitan pengucapan bahasa Arab yang dialami para siswa. Dengan mengetahui perbedaan antara kedua bahasa tersebut guru bisa mengetahui bagaimana pengaruh suatu bahasa terhadap bahasa lainnya.
2. Langkah-langkah pengajaran aswat adalah (a) Penyajian model pelafalan, yaitu mencontohkan pelafalan setiap bunyi yang kemudian diikuti setiap siswa. (b) Pemberian latihan/drill, yaitu memberikan beberapa bentuk drill untuk membiasakan siswa melafalkan bunyi-bunyi yang sudah dicontohkan pelafalannya. (c) Praktik penggunaan bunyi bahasa, yaitu menggunakan bunyi-bunyi yang sudah dipelajari oleh siswa dalam kegiatan berbahasa sebenarnya, baik yang komplek maupun yang sederhana.
3. Kegiatan yang dilakukan pramenyimak oleh guru adalah berusaha membangkitkan semangat siswa untuk memahami topik yang akan didengarkan, guru berusaha menyadari bahwa para siswa mempunyai pengalaman yang berbeda dalam aktifitas menyimak.
4. Teknik-teknik berikut bisa digunakan dalam pengajaran maharah al-itima’ yaitu: dengar-ulang ucap, dengar-tulis, dengar-kerjakan, dengar-terka, memperluas kalimat, menemukan benda, bisik berantai, menyelesaikan cerita, identifikasi kata kunci, identifikasi kalimat topik, menyingkat/merangkum, parafrase, dan menjawab pertanyaan
Ringkasan
Ilmu aswat adalah ilmu yang mempelajari bunyi. Bunyi yang dipelajari adalah
bunyi bahasa, yaitu komponen yang pertama kali dihadapi oleh pelajar bahasa baru, karena
itulah bunyi bahasa harus diajarkan dengan benar. Bunyi bahasa Arab dan bahasa
Indonesia mempunyai karakteristik berbeda. Oleh karenanya guru harus memahami kedua
karakteristik ini, agar memudahkan siswa dalam menyerap apa yang diajarkan. Langkah-
langkah pengajaran aswat diantaranya: penyajian model pelafalan, pemberian latihan/drill,
dan praktik penggunaan bahasa.
Pengajaran bunyi bahasa adalah kegiatan yang paling mendasar untuk
mengembangkan kemampuan menyimak. Fase pengajaran menyimak mencakup tiga
kegiatan pokok, diantaranya kegiatan pramenyimak, kegiatan ketika menyimak, dan
kegiatan pascamenyimak. Adapun teknik yang dapat dimanfaatkan oleh guru bahasa Arab
untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa diantaranya: dengar-ulang ucap,
dengar-tulis (dikte), dengar-kerjakan, dengar-terka, memperluas kalimat, menemukan
benda, bisik berantai, menyelesaikan cerita, identifikasi kata kunci, identifikasi kalimat
topik, menyingkat/merangkum, paraphrase, dan menjawab pertanyaan.
319
Tes Formatif 2
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan!1) Padanan istilah dari 'ilm aswat adalah …
A. Fonetik B. Fonologi C. 'Ilm Dilalah D. 'Ilm Bayan
2) Dibawah ini manfaat yang bisa diambil guru setelah melakukan studi kontrastif antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia, kecuali …A. Mengidentifikasi/mengetahui bunyi-bunyi bahasa Arab yang tidak terdapat dalam
bahasa IndonesiaB. Mengidentifikasi/mengetahui persamaan bunyi antara bahasa Arab dan bahasa
IndonesiaC. Mengidentifikasi/mengetahui karakteristik lingkungan antara bahasa Arab dan
bahasa Indonesia D. Memprediksi kesulitan-kesulitan dalam pengucapan bunyi bahasa yang mungkin
dialami siswa
3) Guru memerintahkan para siswa untuk membaca huruf, kata atau kalimat yang mengandung bunyi yang sulit tanpa memberikan contoh pelafalan terlebih dahulu merupakan pengertian dari membaca ...A. nyaring B. dalam hati B. terarah D. bebas
4) Yang termasuk kegiatan pramenyimak adalah …A. Siswa didorong untuk memahami implikasi dari tingkat kecepatan dalam
kegiatan menyimakB. Siswa dituntut memiliki komentar mental terhadap teks simakanC. Memberdayakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa D. Mengingat atau mencatat kata kunci yang ada dalam bahan simakan
5) Kegiatan yang bisa dilakukan guru pascamenyimak adalah …A. Mereview pelajaran sebelumnya yang terkait dengan proses meyimakB. Meminta siswa untuk menceritakan ulang apa yang telah mereka simakC. Menggambarkan dengan jelas tujuan dan manfaat kegiatan menyimak D. Memberdayakan pengetahuan dan pemahaman yang sudah dimiliki siswa
6) Dibawah ini panduan untuk guru dalam membantu para pembelajar untuk meningkatkan kemampuan menyimak, kecuali …A. Memberikan pertanyaan tertulis untuk teks pemahamanB. Menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa kelasC. Mengenalkan penutur bahasa Arab kepada para siswa melalui video atau rekamanD. Memberi kesempatan menyimak di luar atas inisiatif sendiri
7) Teknik yang paling efektif untuk mengajarkan penguasaan fonem sebagai bentuk aswat adalah …
320
A. Dengar-ulang ucap B. Dengar-tulis (dikte)C. Dengar-kerjakan D. Dengar-terka
8) Cara melatih keterampilan menyimak dimana siswa diminta untuk mengutarakan kembali isi simakan dengan kata-kata sendiri disebut ..A. paraphrase B. menyalin C. meringkas D. menjelaskan
9) Selama berlangsungnya kegiatan menyimak, siswa disarankan untuk melakukan hal-hal berikut, kecuali …A. mempersiapkan diri secara fisikB. duduk dengan nyaman dan tenangC. menceritakan langsung pesan dalam simakanD. tidak melakukan kegiatan selain menyimak
10) Di antara teknik mengajarkan keterampilan menyimak berikut yang juga berkaitan dengan keterampilan bebicara adalah …
A. identifikasi kalimat topik B. melanjutkan ceritaC. menemukan benda D. membuat ringkasan
Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di
bagian akhir Modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di
bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = _________________________________ X 100%
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 - 79 % = cukup
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Modul selanjutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah
80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum Anda
kuasai.
321
322