Proposal_Teknis_dan_Tanggapan_terhadap_TOR.docx

62
1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah, rahmat, dan nikmat sehat walaafiat-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan pertama untuk mata kuliah Skripsi Proyek, yaitu Proposal Teknis dan Tanggapan Terhadap TOR dari Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Buatan Pekanbaru Riau. Proposal ini merupakan tanggapan dari konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja atau TOR yang diberikan oleh Pemberi Tugas atau owner. Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu Kami dalam proses penyusunan Proposal Teknis dan Tanggapan Terhadap TOR. Kami sadar kami memiliki keterbatasan dalam pemahaman mengenai penyusunan Proposal Teknis dan Tanggapan Terhadap TOR. Oleh karena itu masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dari laporan ini. Kami mengharapkan tanggapan dan koreksi untuk proses perbaikan agar kami dapat menyusun Proposal Teknis dan Tanggapan Terhadap TOR lebih baik lagi dalam waktu yang akan datang. Depok, 1 Maret 2013 Universitas Indonesia

Transcript of Proposal_Teknis_dan_Tanggapan_terhadap_TOR.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah, rahmat, dan nikmat sehat walaafiat-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan pertama untuk mata kuliah Skripsi Proyek, yaitu Proposal Teknis dan Tanggapan Terhadap TOR dari Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Buatan Pekanbaru Riau. Proposal ini merupakan tanggapan dari konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja atau TOR yang diberikan oleh Pemberi Tugas atau owner. Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu Kami dalam proses penyusunan Proposal Teknis dan Tanggapan Terhadap TOR. Kami sadar kami memiliki keterbatasan dalam pemahaman mengenai penyusunan Proposal Teknis dan Tanggapan Terhadap TOR. Oleh karena itu masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dari laporan ini. Kami mengharapkan tanggapan dan koreksi untuk proses perbaikan agar kami dapat menyusun Proposal Teknis dan Tanggapan Terhadap TOR lebih baik lagi dalam waktu yang akan datang.

Depok, 1 Maret 2013

Tim Konsultan

DAFTAR ISI

BAB 1 PEMAHAMAN TERHADAP TOR11.1Latar Belakang11.2Tujuan dan Sasaran11.2.1Tujuan11.2.2Sasaran21.3Lingkup Pekerjaan dan Perencanaan21.3.1Pekerjaan Persiapan21.3.2Koordinasi DED21.3.3Koordinasi Manajemen Konstruksi21.3.4Lingkup Kegiatan Teknis DED31.4Keluaran, Hasil, dan Sistem Pelaporan31.4.1Indikator Keluaran31.4.2Data Penunjang41.4.3Keluaran yang Diharapkan41.4.4Kegiatan Pelaporan4BAB 2 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP TOR62.1Tanggapan terhadap KAK62.1.1Latar Belakang62.1.2Tujuan dan Sasaran62.1.3Keluaran, Hasil, dan Sistem Pelaporan62.1.4Lingkup Pekerjaan dan Perencanaan72.2Saran terhadap KAK7BAB 3 METODOLOGI103.1Umum103.2Data Penunjang103.2.1Data Primer103.2.2Data Sekunder103.3Material dan Alat113.3.1Peralatan Survey113.3.2Peralatan Administrasi113.3.3Perangkat Lunak113.4Metode Pengumpulan Data123.4.1Survey Pendahuluan123.4.2Survey Topografi123.4.3Survey Geoteknik dan Geologi133.4.4Survey Transportasi133.5Metode Analisis133.6Standar dan Kriteria Desain143.6.1Standar Desain143.6.2Kriteria Desain143.7Proses Perencanaan dan Perancangan153.8Metode Konstruksi163.8.1Metode Konstruksi Pemancangan Tiang Pancang163.8.2Metode Konstruksi Jembatan173.9Sistem Struktur213.9.1Pemilihan Jenis Pondasi213.9.2Pemilihan Jenis Jembatan24BAB 4 PROGRAM KERJA254.1Tahap Pendahuluan254.2Tahap Pengumpulan Data254.3Tahap Pra-Rancangan264.4Tahap Rencana Detail (DED)264.5Tahap Akhir27BAB 5 JADWAL PELAKSANAAN DAN PERENCANAAN28BAB 6 KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN PERSONIL296.1Struktur Organisasi296.2Kualifikasi Tenaga Ahli dan Pendukung296.2.1Kualifikasi Tenaga Ahli296.2.2Kualifikasi Tenaga Pendukung306.3Uraian Pekerjaan316.3.1Uraian Pekerjaan Tenaga Ahli316.3.2Uraian Pekerjaan Tenaga Pendukung33BAB 7 JADWAL PENUGASAN PERSONIL357.1Jadwal Penugasan Tenaga Ahli357.2Jadwal Penugasan Tenaga Pendukung35BAB 8 RANCANGAN ANGGARAN BIAYA378.1Biaya Langsung Personil378.2Biaya Langsung Non Personil388.3Total Biaya Pekerjaan39

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Pengerjaan Proses Perencanaan dan Perancangan16Gambar 3.2 Ilustrasi Metode Full Temporary Support18Gambar 3.3 Ilustrasi Metode Semi Temporary Support19Gambar 3.4 Ilustrasi Metode Full Cantilever20Gambar 3.5 Ilustrasi Metode Semi Cantilever20Gambar 4.1 Klasifikasi jenis pondasi21Gambar 7.1 Struktur Organisasi Personil29

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Bar Chart Jadwal Perencanaan Proyek28Tabel 7.1 Jumlah Klasifikasi Tenaga Ahli35Tabel 7.2 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli35Tabel 7.3 Jumlah Klasifikasi Tenaga Pendukung35Tabel 7.4 Jadwal Penugasan Tenaga Pendukung36Tabel 8.1 Rincian Biaya Langsung Personil37Tabel 8.2 Rincian Biaya Langsung Non Personil38Tabel 8.3 Total Biaya Pekerjaan40

i

Universitas Indonesia

PEMAHAMAN TERHADAP TOR

Latar BelakangTransportasi darat merupakan salah satu pilihan sistem transportasi yang efektif untuk menghubungkan suatu kawasan dengan kawasan lain. Untuk daerah terpencil yang jauh dari Ibu Kota, transportasi darat berupa kereta api menjadi pilihan utama dalam melakukan perjalanan karena aksesnya yang mudah dan durasi perjalanan yang cepat dibanding dengan moda transportasi darat lainnya. Pengembangan sistem kereta api di beberapa lokasi dirasa perlu untuk memperluas jaringan transportasi kereta api untuk memudahkan masyarakat yang berdomisili di lokasi-lokasi tersebut.Selain itu, pengembangan jalur kereta api sangat dibutuhkan untuk percepatan laju kegiatan ekonomi di daerah tersebut karena memudahkan akses suatu daerah ke daerah lain. Laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat tentunya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal. Untuk itu, perlu diadakan perluasan jalur kereta api di daerah-daerah, seperti di Pekan Baru, Riau.Untuk mendukung pekerjaan Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau, diperlukan Detailed Engineering Design (DED) yang melingkupi teknis awal lokasi proyek, gambar layout proyek, serta desain dari konstruksi dan fasilitas lainnya secara detail dan lengkap sebagai acuan kerja untuk kontraktor dalam proses konstruksi.

Tujuan dan SasaranTujuanAdapun tujuan dari dibuatnya perancangan Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau adalah untuk:Memberikan kesimpulan teknis terhadap alternatif sistem jembatan, ramp, dan pondasi sehingga didapatkan desain rinci yang meliputi: analisa desain dan kalkulasi, gambar desain, bill of material, dan spesifikasi perkerjaan.Mendukung pelaksanaan konstruksi pembangunan serta untuk mengkoordinasikan dalam pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau.

SasaranAdapun sasaran dari dibuatnya perancangan Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau adalah untuk:Tersusunnya desain rinci dan spesifikasi teknis yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dokumen teknis dalam pelaksanaan tender dan pelaksanaan konstruksi.Terkoordinasinya pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau.

Lingkup Pekerjaan dan PerencanaanLingkup pekerjaan Detailed Engineering Design terdiri dari survey dan desain. Adapun pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain:Pekerjaan PersiapanPersiapaan kantor di lapanganPengumpulan dan review data, informasi, dokumen, dan peraturan terkaitPenyusunan rencana kerjaPenyusunan Laporan PendahuluanKoordinasi DEDMenyiapkan segala kebutuhan data dan informasi yang terkait proses perencanaanMengkoordinasikan hubungan pekerjaan antara pihak konsultan dengan pihak pengguna jasaPengaturan jadwal pelaksanaan yang telah disepakatiMengkoordinasikan segala yang tertulis di dalam DED dan waktu yang telah ditetapkan untuk percepatan pembangunanMembuat laporan tahapan kemajuan pekerjaanKoordinasi Manajemen KonstruksiPersiapan ruang rapat, ruang audio visual, dan ruang dokumentasiPenyediaan operator dan petugasFasilitasi kegiatan rapat/diskusi dan pembahasan secara berkala serta dalam menerima pihak-pihak yang berkaitan dengan pembangunan proyekMelakukan pemeriksaan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan data-data dokumenLingkup Kegiatan Teknis DEDEngineering SurveySurvey quarry material, yaitu tanah untuk reklamasi, tanah dan batu untuk timbunan, pasir dan batu split untuk material beton. Survey yang dilakukan antara lain lokasi quarry, mutu material, perijinan untuk pengambilan material.Pengeboran tanah untuk penyelidikan tanah. Pengeboran dilakukan di darat dan di sungai, masing-masing minimal tiga titik dengan kedalaman bor 35 meter dan setengahnya dilakukan dengan mata bor diamond bitSurvey kondisi eksisting dan lingkungan sekitar jembatanDetail DesignPembuatan gambar-gambar desain, yaitu gambar layout dan gambar detail desain konstruksiPembuatan laporan detail desain, yang melingkupi detail desain untuk struktur atas, struktur bawah, dinding penahan tanah, serta perbaikan tanah, cut and fill, sistem drainase, dan sistem ramp jembatanPembuatan spesifikasi teknis (RKS)Melakukan dan melaporkan hasil perhitungan volume pekerjaan (Bill o Quantity)Membuat rencana anggaran biaya (RAB)Menentukan spesifikasi desain

Keluaran, Hasil, dan Sistem PelaporanIndikator KeluaranIndikator keluaran dari kegiatan perencanaan Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau adalah dokumen Detailed Engineering Design (DED) dari Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau.

Data PenunjangData penunjang adalah data yang berkaitan dengan produk-produk kebijakan, produk tenis, dan perencanaan. Data penunjang yang dimaksud adalah informasi, dokumen, produk rencana, peta-peta, peraturan perundangan yang berkaitan dengan produk rencana. Standar-standar yang digunakan dalam proses perencanaan ini adalah update terakhir.Daftar peraturan yang digunakan tidak terbatas kepada:SNIASTMAISCACIAWSASCEBritish StandardTechnical Standards for Bridges

Keluaran yang DiharapkanBerdasarkan survey akan data teknis dan proses pengolahan data-data tersebut, konsultan diharapkan dapat memberikan keputusan teknis dalam proses perencanaan, hal-hal yang harus dibuat oleh konsultan dalam kegiatan ini adalah:Laporan Detail DesignGambar Detail DesignSpesifikasi Teknis (RKS)Perhitungan Volume Pekerjaan (BOQ)Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Kegiatan PelaporanUntuk menghasilkan dokumen Detailed Engineering Design (DED) pada Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau seperti yang dijelaskan sebelumnya, konsultan perencana harus melakukan lima kali laporan kepada owner masing-masing dikerjakan dalam kurun waktu kurang lebih selama dua bulan. Laporan tersebut adalah:Laporan teknis dan tanggapan terhadap TORLaporan PendahuluanLaporan AntaraLaporan Draft AkhirLaporan Akhir

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP TOR

Tanggapan terhadap KAKLatar BelakangTransportasi darat merupakan salah satu pilihan sistem transportasi yang efektif untuk menghubungkan suatu kawasan dengan kawasan lain. Untuk daerah terpencil yang jauh dari Ibu Kota, transportasi darat berupa kereta api menjadi pilihan utama dalam melakukan perjalanan karena aksesnya yang mudah dan durasi perjalanan yang cepat dibanding dengan moda transportasi darat lainnya. Pengembangan sistem kereta api di beberapa lokasi dirasa perlu untuk memperluas jaringan transportasi kereta api untuk memudahkan masyarakat yang berdomisili di lokasi-lokasi tersebut.Selain itu, pengembangan jalur kereta api sangat dibutuhkan untuk percepatan laju kegiatan ekonomi di daerah tersebut karena memudahkan akses suatu daerah ke daerah lain. Laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat tentunya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal. Untuk itu, perlu diadakan perluasan jalur kereta api di daerah-daerah, seperti di Pekan Baru, Riau.Berdasarkan fakta yang melatarbelakangi proyek pembangunan Jembatan Rel Kereta Api Pertamina Pekanbaru ini, maka kami sebagai konsultan perencana menyetujui latar belakang proyek pembangunan ini. Setelah menelaah KAK yang sudah diberikan kepada konsultan, ada beberapa hal yang harus diperjelas oleh konsultan dengan dokumen ini agar tidak terjadi kerancuan dalam perencanaan.

Tujuan dan SasaranSecara garis besar, kami sebagai konsultan perencana dalam proyek ini telah setuju dengan tujuan dan sasaran yang dijelaskan oleh Pemberi Tugas yang terdapat dalam Kerangka Acuan Kerja atau TOR.

Keluaran, Hasil, dan Sistem PelaporanMenurut kami, sistem pelaporan yang dilakukan secara berprogress dari proposal teknis dan tanggapan terhadap TOR, laporan pendahuluan, laporan antara, laporan draft akhir, dan lapporan akhir sudah baik. Namun, konsultan masih belum mendapatkan penjelasan yang jelas mengenai pengertian, konten, serta perbedaan dari kelima laporan tersebut.

Lingkup Pekerjaan dan PerencanaanPenjabaran mengenai lingkup pekerjaan sudah cukup menjelaskan tahap-tahap pekerjaan yang harus dilakukan dalam menyusun Detailed Engineering Desain (DED). Sesuai dengan penjelasan lingkup pekerjaan yang telah tertera pada Kerangka Acuan Kerja tersebut, maka konsultan perencana dalam melaksanakan kegiatan dan supervisi pada Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Buatan Pekanbaru Riau ini akan berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang berlaku sekaligus memenuhi kriteria dan nilai-nilai yang ingin dicapai sesuai permintaan dari owner. Dalam KAK dinyatakan pemilik dari jembatan ini adalah PT. Pertamina (Persero). Namum owner tidak menjelaskan dengan rinci fungsi dari jembatan kereta ini, apakah untuk mengangkut kereta penumpang atau untuk kereta bermuatan produk migas.Untuk pekerjaan perencanaan yang sudah dijelaskan dalam TOR sudah mencukupi dan kami pahami. Semua kegiatan survey yang dijelaskan dalam TOR kami perinci sehingga survey yang harus dilakukan untuk perencanaan DED adalah survey pendahuluan, survey topografi, survey transportasi, dan survey geoteknik. Perincian rencana survey akan dibahas pada bab III Metodologi.Lingkup perencanaan yang dilakukan oleh konsultan, yaitu perencanaan geometri dan alinemen jalan kereta api, penentuan lebar dan bentang jembatan, pemilihan jenis jembatan, perencanaan abutment, perencanaan pilar atau pier, perencanaan pondasi, dan perencanaan drainase.

Saran terhadap KAKKerangka Acuan Kerja yang diberikan owner sudah baik dalam menjelaskan gambaran umum mengenai Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau, mulai dari latar belakang, maksud dan tujuan, masukan dan keluaran, lingkup pekerjaan, dan kebutuhan tenaga ahli. Namun ada beberapa hal yang perlu dilengkapi dalam KAK, sehingga penjabaran proyek menjadi lebih jelas dan terarah.Menurut penulis, proyek ini bukan hanya dilatar belakangi oleh kebutuhan moda transportasi darat yang efektif di daerah tersebut. Keberadaan jurang atau sungai yang memotong jalur kereta memaksa perencana jalur kereta api untuk menyediakan struktur jembatan agar jalur kereta api dapat tersambungkan. Sedangkan tujuan dan maksud dari proyek ini sudah terdeskripsi dari KAK yang diberikan oleh owner.Dalam KAK, tidak terlampir dengan jelas dimana Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau ini dibangun. Di dalam judul KAK dikatakan bahwa lokasi proyek adalah di Pekan Baru, Riau. Namun, dalam peta kontur, daerah yang digambarkan adalah Prupuk dan Patuguruan, dimana dua lokasi itu terletak dalam wilayah Jawa Tengah. Peruntukan jalan kereta api juga tidak terdapat dalam KAK. Hal ini penting untuk diketahui karena peruntukan kereta api, apakah itu untuk penumpang atau barang atau keduanya akan mempengaruhi pembebanan pada jembatan. Jenis barang yang diangkut juga turut mempengaruhi pembebanan, dimana benda jenis cair akan memiliki beban yang lebih besar. Selain itu, perlu juga diketahui apakah jalur kereta api ini digunakan secara private atau public karena hal ini mempengaruhi frekuensi kereta api yang lewat di atas jembatan.Tidak semua data penunjang yang telah disebutkan dalam KAK dibutuhkan dalam proses perencanaan jembatan. Karena struktur jembatan yang digunakan merupakan jembatan rangka baja, maka SNI tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung tidak digunakan. Begitu pula SNI perencanaan gedung tidak digunakan karena struktur pada proyek ini merupakan struktur jembatan.Dalam KAK tidak disebutkan data-data teknis yang diperlukan oleh konsultan untuk melakukan proses perencanaan. Menurut kami, data-data yang diperlukan tersebut adalah data sondir tanah (NSPT), data gempa dan angin yang terjadi di wilayah Pekan Baru, Riau, serta peta kontur. Data sondir tanah diperlukan dalam proses perencanaan pondasi dalam untuk mensupport pilar jembatan, data gempa dan angin digunakan sebagai pembebanan pada jembatan sehingga didapatkan jembatan dengan struktur yang tahan terhadap dua beban tersebut. Beban angin merupakan beban yang perlu diperhatikan mengingat lokasi jembatan di daerah dengan kecepatan angin yang besar. Sedangkan peta kontur diperlukan untuk perhitungan volume cut and fill.Dalam KAK juga ada beberapa data yang seharusnya tidak diperlukan dalam proses perencanaan, seperti data kecepatan aliran air dan debit air. Hal ini disebabkan oleh ketiga hal ini tidak memiliki hubungan yang berarti terhadap kekuatan dari struktur jembatan.Kebutuhan tenaga kerja yang dipakai selama proses perencanaan yang disebutkan dalam KAK terlalu banyak dan hanya akan menyebabkan pemborosan biaya perencanaan. Tenaga ahli yang diperlukan hanya sebatas team leader, ahli struktur, ahli geoteknik, ahli transportasi, ahli lingkungan, dan ahli hukum. Ahli transportasi hanya dipekerjakan paruh waktu karena hanya untuk berkonsultasi dalam perencanaan rel. Begitupula juga untuk ahli lingkungan yang diperlukan hanya sebatas konsultasi mengenai metode kerja apa yang harus dihindari untuk melakukan program ramah lingkungan dan ahli hukum yang diperlukan pada awal masa perencanaan saja untuk proses pemahaman kontrak dengan owner.Tenaga pendukung yang dibutuhkan hanya terbatas pada surveyor, drafter, sekretaris, bendahara, supir, dan pramubakti. Pekerjaan ahli sistem komunikasi, database, dan desain komunikasi visual dapat diambil alih oleh sekretaris. Hal ini dilakukan untuk mengurangi keborosan tenaga kerja.

METODOLOGI

UmumSecara umum, lingkup pekerjaan perencanaan Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau adalah menentukan dimensi, letak, dan jumlah pondasi dalam, jenis pondasi, jenis jembatan, dimensi dan bentuk dari jembatan rangka baja, letak drainase, alinemen vertikal dan horizontal dari trase jalur kereta api, metode konstruksi, serta anggaran biaya. Oleh karena itu beberapa disiplin ilmu terkait dan terintergrasi dalam proyek ini, yaitu struktur jembatan, geoteknik, transportasi, dan manajemen konstruksi.Dalam rangka melaksanakan lingkup kerja yang telah disebutkan di atas, metodologi yang dilakukan oleh konsultan adalah survey. Secara garis besar, survey yang dilakukan terdiri dari empat macam, yaitu survey pendahuluan, survey topografi, survey geologi dan geoteknik, serta survey transportasi atau lalu lintas.

Data PenunjangData PrimerData primer adalah data yang didapatkan secara langsung oleh konsultan perencana tanpa adanya perantara. Dalam proses perencanaan proyek ini, tidak terdapat data primer karena data-data tersebut langsung diberikan oleh owner.

Data SekunderData sekunder adalah data yang didapatkan secara tidak langsung oleh konsultan perencana. Dalam proses perencanaan proyek ini, data-data sekunder tersebut adalah:Beban lalu lintas penumpang kereta api, sesuai Peraturan Kereta ApiData N-SPT tanah berdasarkan survey yang sebelumnya dilakukan oleh ownerData gempa di wilayah Pekan Baru, Riau, sesuai dengan SNI Gempa 2010Data angin di wilayah Pekan Baru, RiauKecepatan rencana kereta, direncanakan oleh ownerData hujan di wilayah Pekan Baru, RiauBeban jembatanPeta kontur

Material dan AlatAdapun material dan alat yang diperlukan selama proses perencanaan proyek adalah:

Peralatan SurveyKameraTheodolitAlat sipat datarPatokStatifGPS PortableRambuAlat sondirAlat mesin borAlat transportasi darat (mobil)

Peralatan AdministrasiKomputerPrinterMesin foto copyMesin faxTeleponGenset

Perangkat LunakMicrosoft office (Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Power Point)Microsoft ProjectAutoCadSAP 2000

Metode Pengumpulan DataSeperti yang telah disebutkan di atas, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah survey, yang dibedakan menjadi survey pendahuluan, survey topografi, survey geologi dan geoteknik, dan survey transportasi dan lalu lintas.

Survey PendahuluanSurvey pendahuluan adalah kegiatan pengumpulan data sekunder untuk dipergunakan dalam pelaksanaan detail survey dan pengumpulan data lainnya untuk melengkapi data survey dalam rangka kebutuhan perencanaan. Adapun lingkup pekerjaan survey pendahuluan, yaitu:Berkoordinasi dengan instansi terkait di daerah dilakukannya proyekMengumpulkan peta topografiMengumpulkan data harga satuan untuk bahan dan upahMengumpulkan data curah hujan dari stasiun hujan terdekatMengumpulkan data lokasi sumber material yang bertempat didaerah tersebutMengumpulkan data yang berkaitan dengan pembuatan drainaseMenentukan titik-titik sebagai titik referensi penentuan konturMenentukan lokasi untuk keperluan tes, misalnya untuk tes sondirMempelajari site jembatan yang akan dibangunMendokumentasikan keadaan lapanganMenyusun laporan survey pendahuluan

Survey TopografiSurvey topografi merupakan mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang lokasi rencana proyek jembatan dalam rangka pembuatan peta topografi site. Adapun lingkup pekerjaan survey topografi terdiri dari pemasangan patok, pengukuran titik kontrol vertikal dan horizontal, pengukuran situasi, serta penggambaran peta kontur hasil dari pengukuran.

Survey Geoteknik dan GeologiSurvey geoteknik dan geologi dilakukan untuk melakukan pemetaan mengenai penyebaran kondisi tanag/batuan dasar, baik ketebalan tanah tersebut maupun stabilitas tanah. Selain itu survey ini juga untuk menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan sebagai bahan jalan dan struktur. Adapun lingkup pekerjaan survey ini, yaitu:Survey lokasi quarry materialPenyelidikan lapangan untuk memeriksa sifat tanahPemboran mesinPengujian batu gamping untuk material timbunanMelakukan tes sondirSetelah mengambil sample-sample tanah dan batuan dari lapangan, selanjutnya dilakukan pengetesan laboratorium, dimana dilakukan pengecekan sample tanah terhadap kadar air, batas susut, batas plastis, batas cair, analisa saringan, berat jenis, berat isi, direct shear, swelling, pemadatan, dan permeabilitas.

Survey TransportasiSurvey transportasi dilakukan untuk mengetahui kondisi lalu lintas dan kecepatan rencana dari lalu lintas yang melalui jembatan. Dalam hal ini survey dilakukan hanya sebatas pengumpulan data mengenai beban lalu lintas kereta api penumpang yang telah ditentukan dalam peraturan serta mengetahui frekuensi kereta api yang melewati jembatan.

Metode AnalisisSetelah proses pengumpulan data dengan serangkaian survey yang dilakukan oleh konsultan perencana, dimulai dari survey pendahuluan, survey topografi, survey geoteknik, dan survey lalu lintas, seluruh data tersebut dianalisa dan diolah dalam proses perencanaan proyek. Data-data tersebut diolah dengan bantuan software dan berdasarkan peraturan yang berlaku.Untuk perancangan jembatan, perhitungan dikerjakan berdasarkan SNI Perancangan Struktur Jembatan Baja dengan bantuan software SAP 2000. Struktur jembatan ini juga didesain tahan terhadap pembebanan gempa dimana beban gempa yang dimasukan berdasarkan SNI Gempa 2010. Sedangkan beban-beban yang dipikul oleh jembatan ditentukan berdasarkan peraturan kereta api dan peraturan pembebanan kereta api AREMA.

Standar dan Kriteria DesainStandar DesainAdapun peraturan dan standar yang dipakai dalam perencanaan Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Rangka Baja adalah:RSNI T-02-2005 Pembebanan untuk JembatanRSNI T-03-2005 Perencanaan Struktur Baja untuk JembatanSNI 03-2833-200x Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk JembatanPeraturan Dinas No. 10 Peraturan Perencanaan Konstruksi Jalan RelAREMA Manual for Railway EngineeringSNI DT-91-0006-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan TanahSNI DT-91-0007-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah PondasiSNI DT-91-0008-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton

Kriteria DesainKriteria desain yang akan dibahas ini mengenai tiga jenis perencanaan, yaitu perencanaan geometri dan alinemen jalan, penentuan bentang dan lebar jembatan, dan pemilihan bentuk struktur. Adapun kriteria desain tersebut adalah:Perencanaan Geometri dan Alinemen JalanKendala alinemen horizontal dan vertikalKendala geoteknikProfil topografiKendala di bawah lintasan atau sungai/lautKebutuhan tinggi bebas vertikalPenentuan Bentang dan Lebar JembatanProfil topografiTeknologi konstruksi (kemudahan dalam pelaksanaan)Faktor ekonomisKebutuhan lalu lintas berdasarkan survey lalu lintasPrediksi lalu lintas masa depanKemungkinan dan kemudahan pelebaran jembatan pada masa yang akan datangPemilihan Bentuk Struktur JembatanKendala geometriKendala material dan kesediaannyaKecepatan pelaksanaanPemeliharaan jembatanBiaya konstruksi

Proses Perencanaan dan PerancanganProses perencanaan dan perancangan jembatan ini dibagi menjadi lima tahapan besar, yaitu tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data, tahap pra-rancangan, tahap rencana detail, dan tahap akhir. Rangkaian aktivitas ini didahului oleh pemberian TOR oleh pihak owner. TOR ini akan ditanggapi oleh konsultan dalam proposal teknis. Jika konsultan berhasil memenangkan tender, maka pekerjaan yang selanjutnya dilakukan dimulai dari tahap pendahuluan yang disebutkan di atas.

Gambar 3.1 Alur Pengerjaan Proses Perencanaan dan Perancangan

Metode KonstruksiMetode konstruksi yang dibahas pada sub bab ini adalah metode konstruksi pemasangan jembatan dan metode pemasangan tiang pancang.

Metode Konstruksi Pemancangan Tiang PancangBerbagai Metode kerja dapat dilakukan untuk melakukan pemancangan Tiang pancang ini. pemancangan dilakukan dengan menggunakan Pile Drive Hammer dan dapat juga dengan menggunakan alat Dynamic Penetration Hammer. Adapun metode pelaksanaan pemancangan tiang pancang adalah sebagai berikut : Surveyor melakukan pengukuran dilapangan untuk menentukan titik-titik pemancangan sesuai dengan gambar, Kemudian menggunakan alat Theodolit untuk mengecek ketegakan pemancangan. Pengecekan ketegakan dapat juga dilakukan secara manual dengan menggunakan Lot bandul besi yang di gantung dari atas sisi tiang pancang.Tiang Pancang diangkat tegak lurus, kemudian posisi ujung drive Hamer dinaikkan dan topi paal dimasukkan pada kepala tiang pancang.Ketegakan Posisi tiang pancang di kontrol dengan menggunakan 2 (dua) buah Theodolit yang dipasang dari dua arah dan melakukan kontrol setiap 2 meter pemancangan. Pemancangan dilakukan sampai pada kedalaman yang ditentukan.Tiang Pancang yang tersisa diatas elevasi rencana dikelupas ujung betonnya, sehingga tersisa tulangan yang berfungsi sebagai stik besi untuk dihubungkan dengan Pile Cap pada bangunan gedung atau abudmen untuk Jembatan.Kesalahan yang terjadi pada saat pemancangan dikarenakan ketidak akuratan mutu beton tiang pancang, ketidaktegakan tiang pancang dan juga pada saat pengangkatan tidak pada titik angkatnya sehingga tiang bisa patah.

Metode Konstruksi JembatanMetode konstruksi jembatan rangka baja dapat digolongkan menjadi dua golongan metode umum, yaitu metode pendukung sementara (temporary support) dan metode cantiliver. Kedua metode tersebut dapat diperinci lagi menjadi 4 metode, yaitu metode full temporary support, metode semi temporary support, metode full cantilever, dan metode semi cantilever.

Metode Full Temporary SupportMetode full temporary support digunakan untuk kondisi bentang utama jembatan sangat panjang dan kondisi lembah di bawah bentang tidak terlalu dalam sehingga memungkinkan untuk membangun tiang-tiang perancah untuk menyangga jembatan. Tiang perancah menyangga tiap buhul sambungan di rangka bawah jembatan. Metode ini dapat digunakan apabila sungai yang berada di bawah jembatan tidak digunakan untuk transportasi air.

Gambar 3.2 Ilustrasi Metode Full Temporary Support

Metode Semi Temporary SupportMetode semi temporary support digunakan untuk kondisi bentang utama jembatan sangat panjang dan kondisi lembah/sungai dibawahnya tidak memungkinkan untuk pembuatan perancah. Tiang perancah dipasang hanya pada titik-titik dimana perancah dapat dipasang seperti pada bagian lembah yang belum terlalu dalam yang biasanya terletak pada ujung jembatan, di dekat abutmen. Tidak semua titik buhul pada rangka bawah jembata diberi perancah. Pembangunan dengan metode ini dapat mengganggu kondisi lalu lintas perairan di sungai di bawah jembatan. Maka apabila berencana menggunakan metode ini pastika terlebih dahulu kondisi lalu lintas perairan di sungai.

Gambar 3.3 Ilustrasi Metode Semi Temporary Support

Metode Full CantileverMetode full cantilever adalah metode pelaksanaan jembatan rangka dengan menggunakan pemberat (counter weight) pada bagian ujung jembatan yang belum terpasang. Pada tahapan awal, rangka jembatan dibuat di darat dan ketika pembuatan rangka selesai, pada ujung rangka dipasang counter weight untuk penyeimbang ketika ereksi. Jembatan yang sudah selesai dibuat, kemudian diluncurkan dengan menggunakan launcher. Metode ini dapat dikerjakan untuk jembatan yang memiliki bentang tidak terlalu panjang. Metode ini juga tidak menggunakan perancah sehingga tidak mengganggu lalu lintas perairan di bawah jembatan.

Gambar 3.4 Ilustrasi Metode Full Cantilever

Metode Semi CantileverMetode semi cantilever menggabungkan keunggulan dari metode full cantilever dan metode temporary support. Metode semi cantilever ini dapat digunakan untuk jembatan dengan bentangan panjang tanpa harus mengganggu lalu lintas perairan di sungai di bawah jembatan karena metode ini meminimalisir penggunaan perancah.

Gambar 3.5 Ilustrasi Metode Semi Cantilever

Sistem StrukturPemilihan Jenis PondasiPondasi jembatan didesain agar bisa menahan gaya yang bekerja di atas. Terdapat beberapa alternatif jenis pondasi yang dapat digunakan. Secara garis besar, pondasi terdiri dari dua, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu pondasi tapak dan pondasi lajur. Sedangkan pondasi dalam dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu pondasi tiang pancang, pondasi tiang bor, dan pondasi sumuran.

Gambar 3.6 Klasifikasi jenis pondasi

Penentuan jenis dan kedalaman pondasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara umum, faktor yang paling mempengaruhi adalah kondisi lapangan tanah dan kebutuhan daya dukung tanah untuk struktur bawah serta batasan penurunan pondasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis dan kedalaman pondasi antara lain:Pembebanan dari struktur jembatanDaya dukung pondasi yang dibutuhkanDaya dukung dan sifat kompresibilitas tanah dan batuanPenurunan yang diijinkan dari struktur atasTersedianya alat berat dan material pondasiStabilitas tanah yang mendukung pondasiKedalaman permukaan air tanahPerilaku aliran air tanahPerilaku aliran air sungai serta potensi gerusan dan sedimentasiPotensi penggalian atau pengerukan di masa yang akan datangPondasi dangkal biasanya digunakan untuk pondasi pada bangunan rumah. Karena kapasitas beban yang dapat dipikul oleh pondasi dangkal tidak terlalu besar, maka pondasi dangkal ini tidak dapat digunakan untuk pondasi pada jembatan. Sehingga, alternatif pemilihan jembatan berkurang menjadi tiga, yaitu pondasi tiang pancang, pondasi tiang bor, dan pondasi sumuran.Tiang pancang adalah jenis pondasi dalam yang bahannya telah dicetak terlebih dahulu sebelum dipancangkan. Sedangkan tiang bor adalah jenis pondasi dalam yang merupakan pengecoran beton ke dalam lubang pondasi yang telah dibuat dan diberikan penulangan. Kelebihan tiang pancang dibandingkan dengan tiang bor adalah:Lebih mudah dikerjakanMudah dalam melakukan quality control karena materialnya yang precast, sehingga dapat dilakukan pengetesan sebelum dipancangProsedur pengerjaannya tidak dipengaruhi oleh keberadaan air tanahMemberikan daya dukung tanah yang lebih besar karena proses pemancangannya yang ditumbuk sehingga keadaan tanahnya akan lebih padatDaya dukung pondasinya dapat dihitung berdasarkan rumus pondasi tiangNamun, adapun kekurangan dari metode tiang pancang dibandingkan dengan tiang bor adalah:Kedalaman tiang terbatas, sesuai dengan panjang tiang yang diproduksi oleh pabrikMenimbulkan kegaduhan dan getaran yang dapat mengganggu kenyamana sekitarPemancangan akan sulit jika dimensi pondasi terlalu besarMenimbulkan kesulitan jika panjang pondasi tidak sesuai dengan kedalaman yang diinginkan. Jika terlalu panjang, sulit dalam pemotongan dan jika terlalu pendek, sulit dalam penyambunganSebaliknya, kelebihan dari pondasi jenis tiang bor antara lain:Kedalam tiang bor dapat disesuaikan dengan rencana, tidak terpaku pada ukuran tiang pancang yang diproduksi dipabrikTidak menimbulkan getaran dan kegaduhanDimensi dari tiang bor tidak mempengaruhi kesulitan metode pengerjaanSedangkan kekurangan dari pondasi bor dibandingkan dengan pondasi tiang adalah:Sulit untuk melakukan quality control karena keberadaan produk pondasi setelah proses pengecoran tertanam dalam tanah, sehingga tidak dapat dilakukan pengetesanSangat terpengaruh oleh keberadaan air tanah yang akan menyulitkan proses pengecoranUkuran pondasi menjadi mengecil karena lubang galian dapat terisi kembali oleh tanah akibat dari terdorongnya disekitar lubang galian borDari penjabaran karakteristik serta kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh tiang pancang dan tiang bor, jenis pondasi dalam yang cocok digunakan untuk proyek jembatan ini adalah pondasi tiang pancang. Hal ini diakibatkan metode konstruksinya lebih mudah karena proses pemancangan tiang tidak dipengaruhi oleh keberadaan air tanah, seperti halnya pada pondasi tiang bor. Mengingat bahwa lokasi tanah yang dipancang pondasi merupakan daerah di sebelah sungai, maka tanah tersebut tercelup oleh muka air, sehingga pondasi bor pile sulit untuk dilakukan. Karena lokasi proyek yang jauh dari aktivitas masyarakat publik, pemilihan tiang pancang juga tidak merugikan akibat kebisingan dan getaran yang ditimbulkannya. Sebaliknya, tiang pancang memiliki beberapa keuntungan karena dapat dilakukan pengetesan, mudah dalam quality control, dan memiliki daya dukung tanah yang lebih besar karena tanah di sekitarnya akan mengalami proses pemadatan akibat keberadaan tiang pancang yang ditumbuk.Terdapat satu alternatif pemilihan jenis pondasi, yaitu pondasi sumuran. Pondasi sumuran dapat digunakan jika akses ke dalam site proyek tidak memungkinkan alat berat untuk pemancangan tiang atau pengeboran tiang serta pengangkutan tiang precast untuk masuk ke dalam area proyek. Hal ini diakibatkan pondasi sumuran tidak memerlukan alat berat dalam proses pengerjaannya. Namun, metode konstruksinya lebih lama, rumit ,dan berbahaya karenana prosesnya dilakukan secara manual. Selama keadaan lapangan memungkinkan untuk mobilisasi alat berat untuk tiang pancang, tidak penting untuk mengambil alternatif jenis pondasi sumuran yang akan dikerjakan. Oleh karena itu, dengan analisa teori pendukung ini, perencana mengambil keputusan sementara jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi dalam tiang pancang.

Pemilihan Jenis JembatanTerdapat beberapa alternatif jenis jembatan yang dapat digunakan untuk Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau. Adapun jenis-jenis tersebut antara lain tipe slab, girder, truss, arch, cable stayed, dan suspension. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, sehingga diperlukan analisa dalam memilih tipe jembatan yang cocok digunakan untuk proyek ini.Untuk jembatan dengan bentang pendek seperti jembatan yang didesain pada proyek, cocok digunakan slab, rangka batang, atau girder. Namun, tipe jembatan slab dengan bentang sebesar 25 meter akan membutuhkan tebal pelat yang sangat tebal sehingga tidak feasible untuk dilakukan.Jembatan jalan kereta api biasanya menggunakan jembatan dengan tipe rangka batang dan girder, namun tipe rangka batang lebih konvensional dan mudah dalam proses perencanaan dibandingkan dengan tipe girder. Oleh karena itu, konsultan perencana memilih rangka baja sebagai tipe jembatan yang dibangun.

PROGRAM KERJA

Proses perencanaan Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau dilakukan selama 4 (empat) bulan kalender. Untuk dapat bekerja dengan koordinasi yang baik, konsultan perencana membuat program kerja yang terdiri dari daftar pekerjaan yang yang tersusun sesuai dengan waktu pengerjaannya. Program kerja perencanaan ini terdiri dari lima tahap, yaitu tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data, tahap pra-rancangan, tahap rancangan detail, dan tahap akhir.

Tahap PendahuluanTahap pendahuluan dimulai dari keluarnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari owner. Dalam tahapan ini, dimulai pekerjaan-pekerjaan awal serta survey pendahuluan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah:Administrasi ProyekStudi LiteraturMobilisasi PersonilPenyusunan Rencana KerjaPersiapan Fasilitas di LapanganSurvey PendahuluanLaporan Survey Pendahuluan Tahap Pengumpulan DataTahap pengumpulan data secara garis besar adalah dilakukannya survey-survey lapangan, seperti survey geoteknik dan survey topografi. Selain itu dalam tahapan ini dilakukan penentuan alternative desain. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah:Survey GeoteknikSurvey TopografiSurvey Lalu LintasLaporan Hasil Survey Geoteknik, Topografi, dan Lalu LintasKompilasi Data Hasil SurveyPemilihan Alternatif DesainHal yang perlu ditentukan dalam tahapan ini adalah bentang jembatan, bentuk struktur atas, bentuk struktur bawah, material yang digunakan, dan metode konstruksi secara garis besar, seperti jenis pondasi tiang yang digunakan.

Tahap Pra-RancanganDalam tahapan ini telah dimulai proses perancangan awal. Adapun hal-hal yang direncanakan dalam tahapan ini adalah:Rencana Geometrik JalanFinalisasi Bentang JembatanFinalisasi Material Struktur AtasPrakiraan Dimensi Struktur Atas JembatanPerhitungan Pondasi JembatanEstimasi BiayaPenyusunan Spesifikasi Umum

Tahap Rencana Detail (DED)Dalam tahapan ini dilakukan proses perencanaan secara lebih detail lagi. Hasil dari tahapan ini akan disusun dalam laporan akhir untuk tahapan berikutnya. Adapun perencanaan detail yang dilakukan dalam tahapan ini adalah:Analisa Struktur Gravitasi dan DinamisPerencanaan Dimensi dan Pembesian Struktur Atas dan BawahPerencanaan Detail Metode KonstruksiPerencanaan Detail Fasilitas/Bangunan PelengkapPenyusunan Spesifikasi KhususRincian Volume dan RABPembuatan Gambar Kerja dan Detail KhususDetailed Engineering Design (DED) yang dihasilkan dalam tahapan ini akan digunakan sebagai pedoman bagi pelaksana konstruksi dalam melakukan proses konstruksi.

Tahap AkhirDalam tahapan ini, konsultan perencana menyusun laporan akhir dari hasil perbaikan laporan-laporan yang telah dikerjakan pada tahapan sebelumnya. Kemudian, laporan akhir ini diserahkan kepada owner.

JADWAL PELAKSANAAN DAN PERENCANAAN

Adapun rencana pelaksanaan dan perencanaan dijabarkan dalam barchart yang tertera di bawah ini.

Tabel 5.1 Bar Chart Jadwal Perencanaan ProyekNoAgenda kegiatan PerencanaanMinggu ke-

123456789101112131415

1Persiapan

2Survei Lapangan

2a-survei topografi dan pemetaan

2b-survei lokasi material

2c-survei harga material

2d-survei geoteknik dan geologi

2e-survei transportasi

3Konsultasi, rapat

4Kompilasi data dan analisis

4a-perencanaan geometri dan alinemen jalan rel

4b-penentuan dimensi lebar dan bentang jembatan

4c-penentuan jenis konstruksi rangka baja

4d-perencanaan abutment

4e-perencaan pondasi

4f-perencanaan drainase

5Penggambaran DED

6Pemasukan Laporan

6a-Proposal teknis

6b-Laporan Pendahuluan

6c-Laporan Antara

6d-Draft laporan akhir

6e-Laporan akhir

KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN PERSONIL

Dalam proses perencanaan Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau diperlukan tenaga ahli dan tenaga pendukung yang berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu sampai terbentuknya Detailed Engineering Design (DED) proyek tersebut. Adapun tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan, jumlah, dan uraian pekerjaannya akan dijelaskan pada bab ini.

Struktur Organisasi

Gambar 6.1 Struktur Organisasi Personil

Kualifikasi Tenaga Ahli dan PendukungKualifikasi Tenaga AhliTeam LeaderTeam leader adalah 1 (satu) orang Sarjana Teknik Sipil dan Magister Manajemen Konstruksi dengan pendidikan minimal S2 yang berpengalaman selama 12 tahun dalam bidang manajemen konstruksi dan memiliki SKA Madya Perencana Teknik Sipil.Ahli StrukturAhli struktur adalah 2 (dua) orang Sarjana Teknik Sipil dengan pendidikan minimal S1 yang berpengalaman selama 10 tahun dalam bidang konstruksi atau struktur dan memiliki SKA Madya Perencanan Teknik Sipil.Ahli GeoteknikAhli geoteknik adalah 1 (satu) orang Sarjana Teknik Sipil dengan pendidikan minimal S1 yang berpengalaman selama 10 tahun dalam bidang geoteknik dan memiliki SKA Survey dan Pemetaan Teristris.Ahli TransportasiAhli transportasi adalah 1 (satu) orang Sarjana Teknik Sipil dengan pendidikan minimal S1 yang berpengalaman selama 10 tahun dalam bidang transportasi dan memiliki SKA Madya Perencana Teknik Sipil.Ahli Quantity/Cost EngineerAhli Cost Engineer adalah 1 (satu) orang Sarjana Teknik Sipil dengan pendidikan minimal S1 yang berpengalaman selama 5 tahun dalam bidang manajemen konstruksi dan memiliki SKA Madya Perencana Teknik Sipil.Ahli LingkunganAhli lingkungan adalah 1 (satu) orang Sarjana Teknik Sipil dengan pendidikan minimal S1 yang berpengalaman selama 5 tahun dalam bidang lingkungan dan memiliki SKA Madya Perencana Teknik Lingkungan.Ahli HukumAhli hukum adalah 1 (satu) orang Sarjana Teknik Sipil dengan pendidikan minimal S1 yang berpengalaman selama 5 tahun dalam bidang hukum.

Kualifikasi Tenaga PendukungSurveyorSurveyor adalah 2 (dua) orang dengan kualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya D3 di bidang ilmu teknik sipil yang memiliki pengalaman kerja selama 5 tahun di bidang pekerjaan surveyor.DrafterDrafter adalah 2 (dua) orang dengan kualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya D3 di bidang teknik sipil yang memiliki pengalaman kerja selama 5 tahun di bidang pekerjaan drafter.SekretarisSekretaris adalah 1 (satu) orang dengan kualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya D3 di bidang ilmu informatika yang memiliki pengalaman kerja selama 5 tahun di bidang pekerjaan sekretaris.BendaharaBendahara adalah 1 (satu) orang dengan kualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya D3 yang memiliki pengalaman kerja selama 5 tahun di bidang pekerjaan Keuangan.

Uraian PekerjaanUraian Pekerjaan Tenaga AhliUraian Pekerjaan Team LeaderBertanggung jawab terhadap keseluruhan proses pembuatan Detailed Engineering Design (DED)Bertanggung jawab atas proses pengendalian timMerekrut anggota tim untuk perencanaan proyekMenyusun struktur organisasi konsultanMenyiapkan program kerja konsultanMelakukan komunikasi secara aktif dengan Pemberi TugasBerkoordinasi dengan ahli struktur, ahli geoteknik, ahli transportasi, ahli cost engineer, ahli lingkungan, dan ahli hukumMenjaga kemajuan pekerjaan perencanaan sesuai dengan schedule rencanaMelakukan penjelasan teknis dan melakukan pengawasan secara berkalaBerkoordinasi dengan direksi perusahaan konsultanUraian Pekerjaan Ahli StrukturMembantu team leader di bidang struktur/konstruksiMembantu team leader dalam proses perencanaan strukturMenghadiri rapat-rapat koordinasi pelaksanaanMemberikan solusi terkait perubahan yang terjadi pada proses perencanaan konstruksiMenyusun spesifikasi bahan sesuai dengan hasil perencanaan bagian strukturMelakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam bidang strukturBertanggung jawab atas perhitungan strukturUraian Pekerjaan Ahli GeoteknikMembantu team leader di bidang geoteknikMelakukan penyelidikan tanah dan material untuk kebutuhan proses perencanaanMenghadiri rapat-rapat koordinasi pelaksanaanMemberikan solusi terkait perubahan yang terjadi pada proses perencanaan konstruksiMenyusun spesifikasi bahan sesuai dengan hasil perencanaan bagian pondasiMelakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam bidang geoteknikBertanggung jawab terhadap survey dan laboratorium penyelidikan tanahMenyusun hasil tes laboratorium hasil penyelidikan tanahBertanggung jawab terhadap dalam pelaporan penyelidikan tanahUraian Pekerjaan Ahli TransportasiMembantu team leader di bidang transportasiMembantu team leader dalam proses perencanaan alinement vertikal dan horizontal rel kereta apiMenghadiri rapat-rapat koordinasi pelaksanaanMemberikan solusi terkait perubahan yang terjadi pada proses perencanaan konstruksiMenyusun spesifikasi bahan sesuai dengan hasil perencanaan bagian transportasiMelakukan perencanaan drainaseUraian Pekerjaan Ahli Quantity/Cost EngineerMembantu team leader di bidang quantityMenghadiri rapat-rapat koordinasi pelaksanaanMelakukan evaluasi produk konstruksi dan bahan-bahanMencari daftar harga satuan barang dan upah tenaga kerjaMenyusun perhitungan volume pekerjaan (Bill of Quantity)Menyusun Rancangan Anggaran Biaya (RAB) perencanaan proyek secara keseluruhanUraian Pekerjaan Ahli LingkunganMembantu team leader di bidang lingkunganMemberikan solusi terkait perubahan yang terjadi pada proses perencanaan konstruksiMenghadiri rapat-rapat koordinasi pelaksanaanMemberikan konsultasi terkait perencanaan jembatan ramah lingkunganMengikuti rapat penjelasan pekerjaanUraian Pekerjaan Ahli HukumMemahami dokumen kontrak konsultan perencana dengan ownerMenghadiri rapat-rapat koordinasi yang berkaitan dengan bidang hukum dalam konstruksi

Uraian Pekerjaan Tenaga PendukungUraian Pekerjaan SurveyorMelakukan survey topografiMengumpulkan data-data penunjang untuk proses perencanaan proyekMenganalisa data yang diperoleh dari hasil surveyUraian Pekerjaan DrafterMembuat gambar-gambar detail rencanaMendokumentasikan gambar-gambar kerja tersebutUraian Pekerjaan SekretarisMendokumentasikan surat masukMenyusun surat keluar yang diperlukan dalam administrasi proyekMembantu team leader dalam penyusunan laporan akhirUraian Pekerjaan BendaharaBertanggungjawab atas keluarnya uang untuk suatu kegiatanMemegang seluruh dana yang dialokasikan untuk proses perencanaan proyek

JADWAL PENUGASAN PERSONIL

Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Tabel 7.1 Jumlah Klasifikasi Tenaga AhliNoPersonilJumlahJabatanKegiatanOrang/Bulan

1Team Leader1Team LeaderPenuh waktu1

2Ahli Struktur2AnggotaPenuh waktu2

3Ahli Geoteknik1AnggotaParuh waktu0,5

4Ahli Transportasi1AnggotaParuh waktu0,5

5Ahli Cost Engineer1AnggotaParuh waktu0,5

6Ahli Lingkungan1AnggotaPenuh waktu1

7Ahli Hukum1AnggotaParuh waktu0,25

Tabel 7.2 Jadwal Penugasan Tenaga AhliNoPersonilBulan 1Bulan 2Bulan 3Bulan 4

1234123412341234

1Team Leader

2Ahli Struktur

3Ahli Geoteknik

4Ahli Transportasi

5Ahli Cost Engineer

6Ahli Lingkungan

7Ahli Hukum

Jadwal Penugasan Tenaga Pendukung

Tabel 7.3 Jumlah Klasifikasi Tenaga PendukungNoPersonilJumlahJabatanKegiatanOrang/Bulan

1Surveyor2AnggotaParuh waktu1

2Drafter2AnggotaParuh waktu2

3Sekretaris1AnggotaPenuh waktu1

4Bendahara1AnggotaPenuh waktu1

Tabel 7.4 Jadwal Penugasan Tenaga PendukungNoPersonilBulan 1Bulan 2Bulan 3Bulan 4

1234123412341234

1Surveyor

2Drafter

3Sekretaris

4Bendahara

RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

Biaya Langsung PersonilBiaya langsung personil adalah harga upah untuk tenaga ahli dan tenaga pendukung yang bekerja dalam proses perencanaan. Besarnya harga upah ini merupakan hasil kali man/month dengan billing rate. Billing rate merupakan harga satuan upah untuk kualifikasi tertentu dengan pengalaman kerja dan pendidikan terakhir tertentu. Besaran nilai ini mengacu pada Pedoman Standar Minimal INKINDO (Ikatan Nasional Konsultan Indonesia) 2011. Total biaya langsung personil adalah sebesar Rp 568.487.500. Rincian biaya tersebut dijabarkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 8.1 Rincian Biaya Langsung PersonilNO.BIDANG PENUGASANKualifikasi Bln Bln Bln Bln Jml Billing Rate JUMLAH

1234Mmo( Rp. )(RP.)

ATENAGA AHLI

1Penanggung jawab proyek S2 - 12 thn 1,0 1,0 1,0 1,0 4,0 37.200.000,00 148.800.000,00

2Ahli Struktur S1 - 10 thn 2,0 2,0 2,0 2,0 8,0 23.850.000,00 190.800.000,00

3Ahli Pondasi/Geoteknik S1 - 10 thn 0,5 0,5 -- 1,0 23.850.000,00 23.850.000,00

4Ahli Transportasi S1 - 10 thn 0,5 0,5 -- 1,0 23.850.000,00 23.850.000,00

5Ahli Cost Engineer S1 - 5 thn -- 0,5 0,5 1,0 16.350.000,00 16.350.000,00

6Ahli Lingkungan S1 - 5 thn 1,0 --- 1,0 16.350.000,00 16.350.000,00

7Ahli Hukum S1 - 5thn 0,25 --- 0,3 16.350.000,00 4.087.500,00

JUMLAH BIAYA PROFESSIONAL STAFF 424.087.500,00

NO.BIDANG PENUGASANJUMLAHKualifikasi Bln Bln Bln Bln Jml Billing Rate JUMLAH

PERSONIL1233Mmo( Rp. )(RP.)

BTENAGA PENDUKUNG

1Surveyor2orang D3-5 Thn 1,0 1,0 2,0 6.700.000,00 26.800.000,00

2Drafter2orang D3-5 Thn 1,0 1,0 1,0 3,0 7.200.000,00 43.200.000,00

3Sekretaris (satu Bendahara)2orang D3-5 Thn 2,0 2,0 2,0 2,0 8,0 4.650.000,00 74.400.000,00

JUMLAH BIAYA SUPPORTING STAFF144.400.000,00

TOTAL BIAYA LANGSUNG PERSONIL568.487.500,00

Biaya Langsung Non PersonilBiaya langsung non personil adalah biaya yang dikeluarkan untuk proses perencanaan diluar biaya upah para personil. Yang termasuk di dalam biaya langsung non personil adalah biaya survey atau pengumpulan data, biaya pengujian tanah, biaya fasilitas dan peralatan kantor, biaya rapat dan presentasi, serta biaya produksi atau penggandaan pelaporan. Total biaya langsung non personil adalah Rp 138.305.000. Adapun rincian biaya langsung non personil dijabarkan dalam tabel di bawah.

Tabel 8.2 Rincian Biaya Langsung Non PersonilNO. KETERANGANVOLUME &HARGA SATUANJUMLAH BIAYA

SATUANRp.Rp.

A.Survey dan Pengumpulan data

1Pengukuran & pemetaan di lapangan1Ls 5.000.000,00 5.000.000,00

2Pengadaan data dan literatur1Ls 5.000.000,00 5.000.000,00

Sub Total A 10.000.000,00

B.Soil Test (Pengujian Tanah)

1Pengujian & pengambilan tanah di lapangan1Ls 25.000.000,00 25.000.000,00

(Bor dalam, sondir, hand boring, dll)

2Pengujian sample di laboratorium1Ls 15.000.000,00 15.000.000,00

(Engineering lab dll)

Sub Total B 40.000.000,00

C.Fasilitas dan Peralatan Kantor

1Biaya listrik/Komunikasi telepon/fax/internet1LSx4bln 1.200.000,00 4.800.000,00

2Biaya ATK habis pakai1LSx4bln 5.700.000,00 22.800.000,00

3Sewa kendaraan roda 4 (incl OM)1Unitx6hr 680.000,00 4.080.000,00

Sub Total C 31.680.000,00

D.Biaya Rapat & Presentasi

1Penggandaan materi20setx5kali 50.000,00 5.000.000,00

Sub Total D 5.000.000,00

E.Produksi/Penggandaan Pelaporan

1Laporan Konsep (A3)5Set 200.000,00 1.000.000,00

2Laporan Pra Rancangan (A3)5Set 200.000,00 1.000.000,00

3Laporan Pengembangan Rancangan (A3)5Set 200.000,00 1.000.000,00

4Laporan Rancangan Detail (A3)5Set 350.000,00 1.750.000,00

5Dokumen Lelang :

aGambar kerja (kalkir A1)5Set 5.000.000,00 25.000.000,00

bReproduksi (Blue print) gambar kerja A15Set 4.000.000,00 20.000.000,00

cDokumen Rencana Kerja & Syarat5Set 150.000,00 750.000,00

dDokumen Bill Of Quantity5Set 100.000,00 500.000,00

eDokumen Rencana Anggaran Biaya5Set 100.000,00 500.000,00

6Back up data (softcopy/CD-ROM)5Set 25.000,00 125.000,00

Sub Total E 51.625.000,00

TOTAL BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL 138.305.000,00

Total Biaya PekerjaanTotal biaya proses perencanaan merupakan jumlah dari biaya langsung personil ditambah dengan biaya langsung non personil. Total biaya pekerjaan perencanaan untuk proyek ini adalah sebesar Rp 777.471.750. Adapun rincian biaya nya dijabarkan dalam tabel di bawah.

Tabel 8.3 Total Biaya PekerjaanNo.URAIANJUMLAH

IBIAYA LANGSUNG PERSONIL (REMUNERASI)

AProfessional (Tenaga Ahli) 424.087.500,00

BSupporting Staff 144.400.000,00

JUMLAH I 568.487.500,00

IIBIAYA LANGSUNG NON PERSONIL

ASurvey dan Pengumpulan data 10.000.000,00

BSoil Test (Pengujian Tanah) 40.000.000,00

CFasilitas dan Peralatan Kantor 31.680.000,00

DBiaya Rapat & Presentasi 5.000.000,00

EProduksi/Penggandaan Pelaporan 51.625.000,00

JUMLAH II 138.305.000,00

TOTAL I & II 706.792.500,00

PPN 10% 70.679.250,00

TOTAL BIAYA PEKERJAAN 777.471.750,00