Proposal Tak

21
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK “TERAPI MUSIK DAN TEBAK GAMBAR” A. Latar Belakang Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif. Wisma Sago, wisma Selasih dan wisma gunung tigo adalah beberapa wisma yang terdapat di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin. Lansia yang berada di wisma sago, wisma selasih dan wisma gunung tigo pada umumnya adalah menderita penyakit pada sistem pernapasan, kardiovaskuler, perkemihan, pencernaan, endokrin, muskoleskletal, integumen, dan penglihatan. Sebagian besar lansia di wisma tersebut, aktivitasnya terbatas dan sebagian ada yang dibantu. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu lansia dihabiskan dengan melakukan kegiatan yang tesedia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin dan ada sebagian yang hanya didalam kamar saja. Panti Sosial Tresna Werdha Sabai

description

proposal tak

Transcript of Proposal Tak

Page 1: Proposal Tak

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“TERAPI MUSIK DAN TEBAK GAMBAR”

A. Latar Belakang

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah

keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok

digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi

yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat

lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang

maladaptif. Wisma Sago, wisma Selasih dan wisma gunung tigo adalah beberapa

wisma yang terdapat di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin.

Lansia yang berada di wisma sago, wisma selasih dan wisma gunung tigo pada

umumnya adalah menderita penyakit pada sistem pernapasan, kardiovaskuler,

perkemihan, pencernaan, endokrin, muskoleskletal, integumen, dan penglihatan.

Sebagian besar lansia di wisma tersebut, aktivitasnya terbatas dan sebagian ada

yang dibantu. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu lansia dihabiskan

dengan melakukan kegiatan yang tesedia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai

Nan Aluih Sicincin dan ada sebagian yang hanya didalam kamar saja. Panti Sosial

Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin sering mengadakan kegiatan setiap

harinya seperti hari selasa dan kamis diadakan senam lansia dan pada hari rabu

diadakan wirid keagamaan, sehingga lansia bisa melakukan kegiatan yang ingin

dilakukan.

Berdasarkan hasil survei di lapangan, sebanyak 8 orang di wisma sago,

wisma selasih sebanyak 4 orang, sedangkan di wisma gunung tigo sebanyak 6

orang. Diantara 18 orang tersbut diantaranya banyak yang menderita gangguan

pada muskuloskeletal, gangguan pendengaran, dan gangguan penglihatan. Maka

dengan data yang ada kami mahasiswa akan melakukan terapi aktivitas kelompok

(TAK) yaitu terapi musik dan tebak gambar.

Page 2: Proposal Tak

B. Topik

Stimulasi sensoris, fungsi pendengaran dan kemampuan mengingat.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Lansia dapat berespon terhadap stimulus yang diberikan oleh

mahasiswa yaitu musik.

b. Lansia dapat melatih kemampuan megingat.

2. Tujuan Khusus

a. Lansia mampu memberi respons terhadap musik yang didengar.

b. Lansia mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan

musik.

c. Lansia mampu melatih kemampuan mengingat.

Page 3: Proposal Tak

D. Landasan Teori

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

kehidupan manusia. Proses menua merupakan adalah proses sepanjang hidup,

tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak

pertumbuhan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti

seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua.

Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikilogis. Memasuki

usia tua berarti mengalami kemunduran dimana salah satunya seperti

pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk.

Penurunan sensori-persepsi dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang mana

salah satunya bisa berakibat depresi. Dimana seperti kita ketahui gangguan

sensori persepsi seperti penglihatan kurang jelas, pendengaran kurang jelas,

dan persepsi mereka dalam menilai dirinya sendiri yang kurang baik. Biasanya

mereka akan beranggapan merasa tidak berguna dan gampang putus asa,

sampai menyebutkan kata mati. Sebaliknya dengan mereka yang mempunyai

penglihatan kurang jelas dan pendengaran kurang jelas juga memicu klien

untuk depresi, yang mana mereka merasa dengan kondisi mereka yang seperti

sekarang selalu merepotkan orang lain dan tidak berguna dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari.

Jadi secara teori depresi merupakan perasaan sedih, ketidakberdayaan,

dan pesimis, yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa

serangan yang ditujukan kepada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam.

Page 4: Proposal Tak

Gejala yang terjadi umumnya : pandangan kosong, kurang atau hilangnya

perhatian pada diri, orang lain, atau lingkungan, inisiatif menurun,

ketidakmampuan berkonsentrasi, aktivitas menurun, kurangnya nafsu makan,

mengeluh tidak enak badan, dan kehilangan semangat, sedih, atau cepat lelah

sepanjang waktu, dan mungkin susah tidur di malam hari.

Terapi disini diartikan sebagai suatu aktifitas yang digunakan di dalam

kelompok seperti membaca puisi, seni, musik, menari dan literature.

Aktivitas disini diartikan sebagai stimulus dan persepsi. Stimulus yang

disediakan : baca artikel/majalah, buku/puisi, menonton acara TV (ini

merupakan stimulus yang disediakan) : stimulus dari pengalaman masa lalu

yang menghasilkan proses persepsi lansia yang maladaptif atau destruktif,

misalnya kemarahan, kebencian, putus hubungan, pandangan negatif pada

orang,dan halusinasi. Kemudian dilatih persepsi lansia terhadap stimulus.

Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu

dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart

dan Laraia, 2001). Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya

berhubungan dengan orang lain serta mengubah prilaku yang obstruktif dan

maladaptif. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan

saling membantu satu sama lainnya untuk menemukan cara menyelesaikan

masalah.

Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika lansia ditemui dalam

rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.

Page 5: Proposal Tak

Fokus dari terapi kelompok adalah membuat perubahan sadar diri,

peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya.

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat kepada sekelompok lansia yang mempunyai masalah

keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi dan kelompok

digunakan sebagai target asuhan.

Dengan TAK itu sendiri memerlukan psikoterapi dengan sejumlah pasien

dengan waktu yang sama , manfaat terapi aktivitas kelompok adalah agar

lansia dapat kembali belajar bagaimana cara bersosialisasi karena kelompok

ini berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan membantu satu sama

lain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh

paparan stimulus kepadanya.

E. Lansia

1. Kriteria

- Lansia yang berada di Wisma Cempaka.

2. Proses seleksi

- Lansia yang termasuk dalam katagori lansia mandiri

dan lansia dengan alat bantu (kursi roda)

F. Pengorganisasian

1. Waktu

a. Hari / tanggal : Rabu, 23 Mei 2012

b. Jam : 09.30-10.15 WIB

Page 6: Proposal Tak

c. Acara : 45 menit

- Fase Orientasi : 10 menit

- Fase Kerja : 30 menit

K

- Fase Terminasi : 5 menit

d. Tempat : Wisma Cempaka

e. Jumlah pasien : 22 orang

2. Tim terapis

a. Leader

- Membuka jalannya kegiatan

- Memperkenalkan diri

- Menganalisa dan observasi pola

komunikasi dalam kelompok

- Menetapkan tujuan dan peraturan

kelompok

- Membacakan tujuan dan peraturan

kelompok sebelum kegiatan dimulai

- Motivasi kelompok untuk aktif.

- Memberi reinforcement positif

- Menyimpulkan keseluruhan aktivitas

kelompok

b. Penyaji

Page 7: Proposal Tak

- Memaparkan materi yang ingin disampaikan

- Memperagakan relaksasi progresif

c. Co leader

- Membantu tugas leader

- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader

- Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang

menyimpang

- Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu

kegiatan

- Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang

baik

K

d. Fasilitator

- Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok

- Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau

tidak aktif selama TAK berlangsung

- Menjadi role model selama acara berlangsung

- Menyiapkan alat/media

e. Observer

- Ikut serta sebagai anggota kelompok

- Mengawasi jalannya kegiatan

- Menilai setiap jalannya kegiatan

Page 8: Proposal Tak

3. Metode dan media

a. Metode

- Diskusi

- Sharing persepsi

- Mengekspresikan perasaan

- Mendengarkan musik

b. Media

- Alat tulis

- Laptop

- LCD

K KK FK KK K

F K K K CL

L KF KK

K K O

F K K K F K K K F K

L

CLOKF

c. Setting

Keterangan :

: Leader

: Co leader

Page 9: Proposal Tak

: Observer

: Fasilitator

: Lansia

G. Proses Pelaksanaan

1. Orientasi

Pada saat ini terapis melakukan :

a. Memberi salam terapeutik : salam mulai dari

terapis, perkenalan nama dan panggilan terapis.

b. Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan lansia saat

ini dan terapis menanyakan tentang sejak kapan

lansia mulai tinggal di Wisma Cempaka merasakan

penurunan daya ingat dan fungsi pendengaran.

c. Kontrak :

1) Menjelaskan tujuan kegiatan

2) Menjelaskan aturan main tersebut

- Jika ada lansia yang akan meninggalkan kelompok harus minta

ijin kepada terapis

- Lama kegiatan 45 menit

- Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

- Jika peserta merasa kurang jelas dengan penjelaskan leader,

dapat menanyakan kepada leader dengan menunjuk tangan

terlebih dahulu.

Page 10: Proposal Tak

- Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung.

2. Kerja

a. Terapis mengajak lansia untuk saling

memperkenalkan diri (nama, dan nama panggilan)

dimulai secara berurutan searah jarum jam.

b. Setiap lansia selesai memperkenalkan diri, terapis

mengajak semua lansia untuk bertepuk tangan.

c. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu,

lansia boleh tepuk tangan atau boleh menari sesuai

dengan irama lagu. Setelah lagu selesai lansia

akan diminta menceritakan isi dari lagu tersebut

dan perasaan lansia setelah mendengar lagu.

d. Terapis memutar lagu, lansia mendengar, boleh

berjoget atau tepuk tangan (kira-kira 15 menit).

Musik yang diputar boleh diulang beberapa kali.

Terapis mengobservasi respons lansia terhadap

musik

e. Secara bergiliran, lansia diminta menceritakan isi

lagu/mengungkapkan perasaannya selama

dirawat/pengalaman hidup. Sampai semua lansia

mendapatkan giliran.

f. Terapis memberikan pujian, setiap lansia selesai

Page 11: Proposal Tak

menceritakan perasaannya, dan mengajak lansia

bertepuk tangan.

g. Terapis dan lansia bernyanyi bersama.

3. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1) Mahasiswa menanyakan perasaan lansia setelah

mengikuti kegiatan

2) Memberikan pujian atas keberhasilan lansia.

b. Rencana Tindak lanjut

Terapis meminta lansia untuk mengulang hal yang sama dengan salah

satu teman yang berada di Wisma Cempaka, menganjurkan klien untuk

mendengarkan musik yang disukai dan bermakna dalam

kehidupannya.

c. Kontrak yang akan datang

Terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia untuk

melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di Sasana Tresna Werdha.

4. Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan lansia

sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensoris mendengar

musik, kemampuan lansia yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan,

respons terhadap musik, pendengaran, memberi pendapat tentang musik

Page 12: Proposal Tak

yang didengar, dan perasaan saat mendengar musik. Formulir evaluasi

sebagai berikut.

Terapi Musik dan Eksplorasi Perasaan

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai

akhir

2. Memberi respons (ikut

bernyanyi/menari/menggerakan

tangan-kaki-dagu sesuai irama

3. Memberi pendapat tentang musik

yang didengar

4. Menjelaskan perasaan setelah

mendengar lagu

Petunjuk :

Untuk tiap lansia, semua aspek di nilai dengan memberi tanda √ (check list) jika

ditemukan pada lansia atau tanda “X” jika tidak ditemukan kemampuan yang

ditemukan. Jika mendapatkan nilai > 2 berarti lansia aktif, jika nilai ≤ 2 berarti

lansia tidak aktif.

a. Evaluasi struktur

Sebelum melakukan kegiatan kami mengumpulkan referensi setelah itu

penulis membaca serta menganalisa kegiatan yang baik untuk lansia di

Wisma Cempaka serta berdiskusi dengan penanggung jawab ruangan.

Page 13: Proposal Tak

Kemudian kami membuat proposal kegiatan dengan proses pengkoreksian

atau konsul dengan dosen pembimbing. Setelah di ACC, kami melakukan

persiapan untuk pelaksanaan kegiatan kepada lansia di Wisma Cempaka.

Kegiatan dilaksanakan dengan beranggotakan 12 orang yaitu sebagai leader :

M. Khafi Ikhlas Pambudi, Penyaji: Fitriyani dan Astri Astuti, Co leader : Luci

Anna dan Indah Nufrita, Fasilitator : Maya Rodianna, Martina Riska, Sapto

Nuryatdi, Nofita Nuryani, Dito Lutfiabri, dan Febi Gagas Pradipta, dan

Observer : Febri Siswo Rinanto. Dosen pembimbing : Ns. Chandra, Skep.

Setelah kegiatan selesai dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan

mengevaluasi kegiatan.

b. Evaluasi proses

TAK yang dilakukan di Wisma Cempaka berhasil dilakukan dimana jumlah

mahasisiwa yang melakukan TAK berjumlah 12 orang dan pasien yang hadir

22 orang. Acara di mulai dengan salam pembuka, penjelasan topik yang akan

dilakukan dalam TAK hari ini, dimulai dari leader, co leader, fasilitator, dan

observer serta pendokumentasiannya. Peserta aktif dalam mengikuti kegiatan,

80% lansia dapat mengikuti kegiatan sampai selesai, leader dan co leader

dapat mengarahkan peserta untuk aktif melaksanakan kegiatan, fasilitator

dapat memotivasi peserta untuk aktif menyelesaikan kegiatan, observer dapat

melaporkan jalannya kegiatan.

c. Evaluasi hasil

Target yang ingin kami capai dalam kegiatan aktivitas kelompok (TAK) yang

Page 14: Proposal Tak

dilakukan pada hari Selasa, 22 Mei 2012 pukul 09.30 – 10.15 WIB di Wisma

Cempaka. Target yang ingin kami capai dalam pengembangan kemampuan

lansia untuk melakukan TAK ini sekitar 80 %. Dengan kriteria hasil :

1) Kemampuan verbal

a) Lansia mampu mengekspresikan isi lagu yang didengar :

80 %

b) Lansia mampu menceritakan pengalaman yang

menyenangkan : 80%

c) Lansia mampu mengungkapkan perasaan selama dirawat di

wisma : 80%

2) Kemampuan non verbal

a) Lansia terlihat menggerakkan kaki/tangan/dagu

sesuai irama lagu : 80%

b) Kontak mata

: 80 %

c) Duduk dengan rapi

: 80 %

d) Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

: 80 %

fLayoutInCell1fAllowOverlap1fBehindDocument1fHidden0fLayoutInCell1

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Page 15: Proposal Tak

“TERAPI MUSIK DAN EKSPLORASI PERASAAN”

DI WISMA CEMPAKA SASANA TRESNA WERDHA KARYA RIA

PEMBANGUNAN CIBUBUR

OLEH :

KELOMPOK III & IV

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

2012