Proposal Tak

17
PROPOSAL TAK TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI A. TOPIK Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Sesi 1 : Identifikasi hal positif pada diri B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Peserta TAK mampu meningkatkan hubungan interpersonal anggota kelompok, berkomunikasi, mampu berinteraksi maupun berespon terhadap stimulasi yang diberikan. 2. Tujuan Khusus a. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan b. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya. C. LANDASAN TEORI Konsep diri termasuk persepsi individu akan sifat kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai – nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginan (Stuart dan Sundeen dalam keliat, 1992).

Transcript of Proposal Tak

Page 1: Proposal Tak

PROPOSAL TAK

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI

A. TOPIK

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Sesi 1 : Identifikasi hal positif pada diri

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Peserta TAK mampu meningkatkan hubungan interpersonal

anggota kelompok, berkomunikasi, mampu berinteraksi maupun berespon

terhadap stimulasi yang diberikan.

2. Tujuan Khusus

a. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak

menyenangkan

b. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya.

C. LANDASAN TEORI

Konsep diri termasuk persepsi individu akan sifat kemampuannya, interaksi

dengan orang lain dan lingkungan, nilai – nilai yang berkaitan dengan pengalaman

dan objek, tujuan serta keinginan (Stuart dan Sundeen dalam keliat, 1992).

Harga diri merupakan suatu nilai yang terhormat atau rasa hormat yang

dimiliki seseorang terhadap diri mereka sendiri. Hal ini menjadi suatu ukuran

yang berharga bahwa mereka memiliki sesuatu dalam bentuk kemampuan dan

patut dipertimbangkan (Townsend, 2005). Harga diri rendah adalah menolak

dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada

kehidupannya sendiri (Yoedhas, 2010).

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah

diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yg negatif terhadap diri sendiri atau

kemampuan diri. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang

negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,

merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).

Page 2: Proposal Tak

Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri

atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung

diekspresikan (Townsend, 1998 ). Gangguan harga diri rendah adalah penilaian

negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara

langsung maupun tidak langsung (Schult & Videbeck, 1998).

Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental

karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain terutama kesehatan

jiwa (Mirzal, 2009). Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan

tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu

yang lama (NANDA, 2005). Individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan

merasa lebih rendah dari orang lain (Depkes RI, 2000).

Harga diri rendah kronik merupakan suatu keadaan yang maladaptif dari

konsep diri, dimana perasaan tentang diri atau evaluasi diri yang negatif dan

dipertahankan dalam waktu yang lama. Termasuk didalam harga diri rendah ini

evaluasi diri yang negatif dan dihubungkan dengan perasaan lemah, tidak

tertolong, tidak ada harapan, ketakutan, merasa sedih, sensitif, tidak sempurna,

rasa bersalah dan tidak adekuat. Harga diri rendah kronik juga merupakan suatu

komponen utama dari depresi yang ditunjukkan dengan perilaku sebagai

terhukum dan tidak mempunyai rasa (Stuart & Laraia, 2005).

Beberapa penelitian menunjukkan depresi yang diakibatkan karena harga diri

rendah, yang salah satunya mempunyai hasil 15.600 siswa sekolah di Amerika,

tingkat 6 sampai dengan 10 menunjukkan harga diri rendah yang diakibatkan

karena sering dilakukan pengintimidasian/pengejekan berakibat menimbulkan

resiko depresi pada usia dewasa (Kendree, 2001).

Penyebab lain dari masalah harga diri rendah diperkirakan juga sebagai akibat

dari masa lalu yang kurang menyenangkan, misalnya terlibat napza. Berdasarkan

hasil dari overview dinyatakan bahwa pecandu napza biasanya memiliki konsep

diri yang negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang

terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan mengekspresikan emosinya

secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan cenderung depresi. (Shives, 1998).

Page 3: Proposal Tak

Terapi keperawatan yang dapat diberikan pada klien sendiri bisa dalam

bentuk terapi kognitif. Terapi ini bertujuan untuk merubah pikiran negatif yang

dialami oleh klien dengan harga diri rendah kronis ke arah berpikir yang positif.

Pada keluarga terapi yang diperlukan dapat berupa triangle terapy yang bertujuan

untuk membantu keluarga dalam mengungkapkan perasaan mengenai

permasalahan yang dialami oleh anggota keluarga sehingga diharapkan keluarga

dapat mempertahankan situasi yang mendukung pada pengembalian fungsi hidup

klien. Pada masyarakat juga perlu dilakukan terapi psikoedukasi yang bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah harga diri rendah

kronis yang merupakan salah satu bagian dari masalah gangguan jiwa di

masyarakat.

Page 4: Proposal Tak

D. KLIEN

1. Kriteria

Klien yang sehat fisik

Klien yang harga diri rendah

Klien yang memiliki perasaan negatif pada dirinya

2. Proses seleksi

Berdasarkan observasi klien sehari-hari

Berdasarkan informasi dan diskusi dengan perawat ruangan mengenai

prilaku klien sehari-hari

Hasil diskusi kelompok

Berdasarkan asuhan keperawatan

Adanya kesepakatan dengan klien

E. PENGORGANISASIAN

1. Waktu

a. Hari / tanggal :

b. Jam :

c. Acara : 45 menit

Pembukaan : 5 menit

Perkenalan pada klien : 2 menit

Perkenalan TAK : 5 menit

Persiapan : 10 menit

Permasalahan : 20 menit

Penutup : 3 menit

d. Tempat :

e. Jumlah pasien :

2. Tim terapis

a. Leader

Bertugas :

Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok

Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok

Menetapkan jalannya tata tertib

Page 5: Proposal Tak

Menjelaskan tujuan diskusi

Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi pada

kelompok terapi diskusi tersebut .

Kontrak waktu

Menimpulkan hasil kegiatan

Menutup acara

b. Co leader

Bertugas :

Mendampingi leader jika terjadi bloking

Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan

Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah

c. Observer

Bertugas :

Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir

Mencatat semua aktifitas dalam terapi aktifitas kelompok

Mengobservasi perilaku pasien

d. Fasilitator

Bertugas :

Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus

dilakukan

Mendampingi peserta TAK

Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok

Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan

e. Anggota

Bertugas :

Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi

3. Metode dan media

a. Metode

Diskusi dan tanya jawab

Bermain peran

b. Alat :

Page 6: Proposal Tak

Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK

Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK

Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK

Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK

c. Setting

Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih

Ruangan nyaman dan tenang

Keterangan :

L : Leader

Co L : Co Leader

Obs : Observer

F : Fasilitator

K : Klien

Page 7: Proposal Tak

F. PEMBAGIAN TUGAS

Leader : Asep Ferry Firmansyah

Co Leader :

Observer :

Fasilitator :

G. PROSES PELAKSANAAN

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep

diri : harga diri rendah

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dan terapis pada klien

Perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama )

Menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan nama )

b. Evaluasi / validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu bercakap-cakap tentang hal

positif diri sendiri.

Terapis menjelaskan aturan main berikut

1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta

izin kepada terapis

2) Lama kegiatan 45 menit

3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta

memakai papan nama

b. Terapis membagikan kertas dan spidol pada klien

c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak menyenangkan

Page 8: Proposal Tak

d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien

e. Terapis membagikan kertas yang kedua

f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri :

kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasa dilakukan dirumah dan

dirumah sakit

g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis secara

bergiliran sampai semua klien mendapatkan bergiliran.

h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

Terapis memberikan pujian kepada kelompok

b. Tindak lanjut

Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis

c. Kontrak yang akan datang

Menyepakati TAK yang akan datang yaitu melatih hal positif diri yang

dapat diterapkan di rumah sakit dan di rumah.

Menyepakati waktu dan tempat

H. EVALUASI DAN DOKUMENTASI

1. Evaluasi

Evaluasi dilakukan ssat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap

kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan

TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi harga diri rendah Sesi 1, kemampuan

klien yang diharapkan adalah menuliskan pengalaman yang tidak

menyenangkan dan aspek positif (kemampuan) yang dimiliki. Formulir

evaluasi sebagai berikut :

Sesi 1

Stimulasi persepsi : Harga Diri Rendah

Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri

sendiri

No Nama Klien Menulis pengalaman yang tidak menyenangkan

Page 9: Proposal Tak

Menulis hal positif diri sendiri

1

2

3

4

5

PetunjPetunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman

yang tidak menyenangkan dan aspek positif dari diri sendiri. Beri tanda (Ö) jika

klien mamapu dan (x) jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi

Page 10: Proposal Tak

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulasi persepsi :

harga diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak

menyenangkan, mengalami kesulitan menyebutkan hal positif dirinya dan

tingkatkan reinforcement (pujian).

STRATEGI PELAKSANAAN

Pertemuan : I (satu)

Hari / tanggal : Senin, 14 Mei 2012

Nama Klien : Bpk A, Ibu B, Bpk C, Ibu D, ibu E

Ruangan : 403

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien

Data Subyektif :

ü klien mengatakan belum pernah mengikuti terapi aktivitas kelompok

Data Obyektif :

ü Klien terlihat ragu-ragu saat membicarakan TAK

Page 11: Proposal Tak

2. Diagnosa Keperawatan :

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan

b. klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya

B. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Orientasi

a. Salam Terapeutik

“selamat pagi, Bapak – ibu ?”

b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan bapak – ibu pagi ini ?”

“apakah bapak dan ibu masih ingat dengan saya dan janji kita kemarin, yaitu

tentang kegiatan terapi kelompok dari kami”

c. Kontrak

ü “bapak dan ibu, perkenalkan kami dari mahasiswa STIKes Wira Medika PPNI

Bali hari ini akan melaksanakan TAK yaitu melatih positif pada diri.

ü “kita akan melaksanakan TAK ini selama 45 menit di ruang ini yaitu di

ruangan 403”

ü “tujuan dilaksanakan TAK ini yaitu supaya bapak dan ibu dapat bercakap-

cakap tentang hal positif diri sendiri yang ada di dalam diri bapak dan ibu

sekalian”

ü “ jika bapak atau ibu ingin meninggalkan tempat ini, bapak atau ibu harus

meminta izin kepada saya, tetapi saya berharap bapak dan ibu mengikuti kegiatan

ini dari awal sampai selesai”

2. Tahap kerja

Page 12: Proposal Tak

ü “baiklah bapak dan ibu kegiatan ini kita mulai”

ü “kami akan membagiakan kertas pertama dan spidol, bapak dan ibu coba

tuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan”

ü “bagus sekali bapak dan ibu sudah mengisi kertas yang kami bagikan. dan

sekarang kami akan membagikan kertas yang kedua. di kertas yang kedua ini

bapak dan ibu tuliskan hal positif tentang bapak dan ibu miliki dan kemampuan

yang bapak dan ibu miliki”

ü “karena bapak dan ibu sudah selesai menulis hal positif yang bapak atau ibu

miliki, mari kita mulai untuk membacakan hal positif yang sudah bapak dan ibu

tulis, dimulai dari Bapak A, silahkan bapak. kemudian sekarang Ibu B, silahkan

dibacakan ibu. Lanjut ke Bapak C, kemudian Ibu D dan yang terakhir Ibu E”

ü terimakasih bapak dan ibu karena sudah membacakan hal positif yang bapak

dan ibu miliki, dan semua yang bapak dan ibu bacakan itu sangat bagus”

3. Tahap terminasi

a. Evaluasi

“bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah mengikuti kegiatan ini?”

b. Tindak lanjut

“mungkin dari bapak dan ibu masih banyak memiliki hal yang positif yang belum

ditulis, untuk itu sekarang bapak dan ibu boleh menulisnya”

c. Kontrak yang akan datang

“bapak dan ibu sekalian nanti akan ada kegiatan aktifitas kelompok seperti ini lagi

dengan kegiatan yaitu melatih hal positif diri yang dapat diterapkan dirumah sakit

dan di rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: Proposal Tak

Hartono,Yudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta : Salemba

Medika

Isaacs, Ann.2004. Panduan Belajar : keperawatan kesehatan jiwa dan

psikiatrik. Jakarta : EGC

Keliat, Budi Anna.2004. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok.

Jakarta : EGC

Keliat, Budi Anna. 2007. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.

Jakarta : EGC

Purwaningsih, wahyu dan Ina Karlina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa.

Jogjakarta : NUHA MEDIKA

Riyadi, Sujono.2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu