Proposal studio proses perencanaan

25
A. Latar Belakang Dalam masyarakat Indonesia yang sedang berkembang menuju masyarakat yang adil dan makmur, pencapaian tujuan pembangunan tidak dapat dilepaskan dari perencanaan, yaitu program tindakan yang menuju ke kesejahteraan masyarakat. Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan, berkelanjutan, sejak dari tahap survei sampai pada tahap pengamatan. Perencanaan, dalam hal ini perencanaan fisik yang berkaitan dengan penataan ruang merupakan bagian atau alat organisasi masyarakat dan pengawasan atau kontrol penggunaan tanah. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Otonomi Daerah, sebuah kabupaten/kota diharapkan mampu untuk mengembangkan dan merencanakan wilayahnya sendiri dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Akan tetapi, pembangunan di sebuah kabupaten/kota tidak hanya sekedar untuk mengejar targetnya dalam lingkup “kacamata” masing-masing saja tetapi memerlukan sebuah produk penataan ruang yang bisa dijadikan pedoman untuk menangani berbagai masalah lokal, lintas wilayah, dan yang mampu memperkecil kesenjangan antar wilayah yang disusun dengan mengutamakan peran masyarakat secara intensif. Melibatkan masyarakat dalam penataan ruang menjadi sangat relevan dalam rangka menciptakan wilayahnya, yaitu tata ruang yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan menciptakan lingkungan yang asri. Hal-hal inilah yang akan menjadi tugas dan tanggung jawab sebagai ahli Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota yang harus selalu kritis dalam perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah. Sebagai kelompok bidang keahlian perencanaan dan pengembangan wilayah hal- hal tersebut perlu kami pahami dan pelajari dengan seksama guna menghasilkan sebuah perencanaan yang ideal. Kami diharuskan untuk 1

description

proposal ini bisa membantu anda dalam menyusun proposal untuk pembuatan laporan pendahuluan ,antara dan akhir dalam proses perencanaan.. semoga proposal ini berguna

Transcript of Proposal studio proses perencanaan

A. Latar BelakangDalam masyarakat Indonesia yang sedang berkembang menuju masyarakat yang adil dan makmur, pencapaian tujuan pembangunan tidak dapat dilepaskan dari perencanaan, yaitu program tindakan yang menuju ke kesejahteraan masyarakat. Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan, berkelanjutan, sejak dari tahap survei sampai pada tahap pengamatan. Perencanaan, dalam hal ini perencanaan fisik yang berkaitan dengan penataan ruang merupakan bagian atau alat organisasi masyarakat dan pengawasan atau kontrol penggunaan tanah. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Otonomi Daerah, sebuah kabupaten/kota diharapkan mampu untuk mengembangkan dan merencanakan wilayahnya sendiri dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Akan tetapi, pembangunan di sebuah kabupaten/kota tidak hanya sekedar untuk mengejar targetnya dalam lingkup kacamata masing-masing saja tetapi memerlukan sebuah produk penataan ruang yang bisa dijadikan pedoman untuk menangani berbagai masalah lokal, lintas wilayah, dan yang mampu memperkecil kesenjangan antar wilayah yang disusun dengan mengutamakan peran masyarakat secara intensif. Melibatkan masyarakat dalam penataan ruang menjadi sangat relevan dalam rangka menciptakan wilayahnya, yaitu tata ruang yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan menciptakan lingkungan yang asri. Hal-hal inilah yang akan menjadi tugas dan tanggung jawab sebagai ahli Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota yang harus selalu kritis dalam perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah. Sebagai kelompok bidang keahlian perencanaan dan pengembangan wilayah hal-hal tersebut perlu kami pahami dan pelajari dengan seksama guna menghasilkan sebuah perencanaan yang ideal. Kami diharuskan untuk meneliti, mempelajari serta turun langsung ke lapangan untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah kami dapat, dan untuk sampai kepada penentuan alternatif rencana dan penyusunan kebijaksanaan pelaksanaan, kami juga harus melalui beberapa tahap kegiatan dalam proses perencanaan. Yang paling penting dalam tahap kegiatan ini adalah wilayah yang akan menjadi tempat pengamatan kami. Di sini kami ditugaskan untuk meneliti wilayah Kecamatan Ponjong yang merupakan kecamatan yang terletak di paling timur Kabupaten Gunungkidul. Sejarah, potensi dan permasalahan yang ada di Kecamatan Ponjong sangat menarik perhatian kami, karena dari data sementara yang diperoleh, kecamatan ini layak untuk dikembangkan baik pada Kecamatan Ponjong khususnya dan Kabupaten Gunungkidul umumnya yang merupakan wilayah kabupaten terluas dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan memiliki potensi wisata alam yang sangat besar untuk dilestarikan dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.

B. Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan pada studi ini adalah1. MaksudStudi proses perencanaan ini bermaksud untuk meneliti dan survei potensi dan masalah yang ada di Kecamatan Ponjong yang akan dikembangkan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang dimiliki.2. TujuanTujuan dari studio proses perencanaan ini adalah untuk mengidentifikasi potensi dan masalah di Kecamatan Ponjong yang mencakup :a. Fisik dasarb. Fisik terbangun :1) Penggunaan lahan2) Penyediaan kebutuhan sarana dan prasarana3) Sistem transportasic. Demografi / kependudukan, sosial dan budayad. Perekonomiane. Menyusun rekomendasi penanganan masalah dan potensi Kecamatan Ponjong

C. Lingkup Kegiatan1. Lingkup WilayahKabupaten Gunungkidul adalah sebuah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang ibukotanya Wonosari dengan luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten ini sebelah utara berbatasan dengan dengan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri dan mempunyai letak geografis 110O 21' sampai 110O 50' BT 7O 46' sampai 8O 09' LS. Kabupaten ini terdiri dari 18 kecamatan dan 144 desa. Berikut kecamatan beserta desa-desanya :a. Kecamatan Wonosari, yang terdiri dari 14 desa yaitu : Wunung, Mulo, Duwet, Wareng, Pulutan, Siraman, Karangrejek, Baleharjo, Selang, Wonosari, Kepek, Piyaman, Karangtengah, Gari.b. Kecamatan Patuk yang terdiri dari 11 desa yaitu : Semoya, Pengkok, Beji, Bunder, Nglegi, Putat, Salam, Patuk, Ngoro-oro. Nglanggeran, Terbah.c. Kecamatan Saotosari yang terdiri dari 7 desa yaitu : Kerambilsawit, Kanigoro, Planjan, Monggol, Kepek, Ngloro, jetis.d. Kecamatan Gedangsari yang terdiri dari 7 desa yaitu : Ngalang, Hargomulyo, Mertelu, Tegalrejo, Watugajah, sampan, Serut.e. Kecamatan Panggang yang terdiri dari 6 desa yaitu : Giriharjo, Giriwungu, Girikarto, Girimulyo, Girisekar, Girisuko.f. Kecamatan Ponjong yang terdiri dari 11 desa yaitu : Gombang, Sidorejo, Bedoyo, Karangasem, Ponjong, Genjahan, Sumber giri, Kenteng, Tambakromo, Sawahan, Umbulrejo.g. Kecamatan Paliyan yang terdiri dari 7 desa yaitu : Sodo, Pampang, Grogol, Karangduwet, Karangasem, Mulusan, Giring.h. Kecamatan Semanu yang terdiri dari 5 desa yaitu : Pacarejo, Candirejo, Dadapayu, Ngeposari, Semanu.i. Kecamatan Tanjungsari yang terdiri dari 5 desa yaitu : Kemadang, Kemiri, Banjarejo, Ngestirejo, Hargosari.j. Kecamatan Karangmojo, merupakan wilayah penyangga ibu kota kabupaten yang mempunyai letak strategis penghubung antara ibu kota kabupaten dengan wilayah kecamatan Ngawen, Semin dan Ponjong, dan merupakan jalur utama untuk masuk kota Wonosari dari arah Klaten Jawa Tengah.k. Kecamatan Purwosari yang terdiri dari 5 desa yaitu : Giripurwo, Girijati, giriasi, Giricahyo, Giritirto.l. Kecamatan Rongkop yang terdiri dari 8 desa yaitu : Melikan , Bohol, Pringombo, Botodayakan, petir, Semugih, Karangwuni, Pucanganom.m. Kecamatan Ngawen yang terdiri dari 6 desa yaitu : Watusigar, Beji, Kampung, Jurangjero, Sambirejo, n. Kecamatan Girisubo yang terdiri dari 8 desa yaitu : balongan, jepitu, karangawen, nglindur, jerukwudel, tileng, pucung, songbanyu.o. Kecamatan Semin yang terdiri dari 10 desa yaitu : Kalitekuk, Kemejing, Semin, Pundungsari, Karangsari, Rejosari, Bulurejo, Bendung, Sumberejo, Candirejo.p. Kecamatan Tepus yang terdiri dari 5 desa yaitu : Sidoharjo, Tepus, Purwodadi, Giripanggung, Sumberwungu.q. Kecamatan Nglipar yang terdirir dari 7 desa yaitu : Kedung Keris, Nglipar, Pengkol, Kedungpoh, Katongan, Pilangrejo, Natah.r. Kecamatan Payen yang terdiri dari 13 desa yaitu : Banyusoco, Plembutan, Bleberan, Getas, Dengok, Ngunut, Playen, Ngawu, Bandung, Logandeng, Gading, Banaran, Ngleri.

1

2. Lingkup MateriDalam penelitian ini kami mengindetifikasi tinjauan pengembangan wilayah perencanaan berdasarkan kebijakan pembangunan daerah, kondisi eksisting wilayah perencanaan (fisik dasar, kependudukan, ekonomi, sarana dan prasarana), proyeksi perkembangan wilayah perencanaan potensi, masalah, prospek perkembangan, arahan pembangunan wilayah. Untuk mendapatkan hasil yang baik maka kami melakukan identifikasi dan analisis dengan rincian sebagai berikut :a. Identifikasi kondisi kecamatan1) Kondisi fisik dasar kecamatana) Letak geografis dan batasan administrasi Kecamatan Ponjongb) Kondisi topografi dan kemiringan lahanc) Kondisi geologi dan jenis tanahd) Kondisi hidrologi e) Kondisi klimatologi2) Kondisi fisik binaan kecamatana) Penggunaan lahanb) Kondisi sistem transportasic) Kondisi prasarana kecamatand) Kondisi sarana/fasilitas kecamatan3) Kondisi kependudukan kecamatana) Kondisi jumlah dan perkembangan penduduk (5 tahun terakhir)b) Kondisi kepadatan (brutto dan netto) dan distribusi pendudukc) Kondisi karakteristik pendudukd) Kondisi sosial budaya dan adat istiadat4) Kondisi perekonomian kecamatana) PDRB kecamatanb) Distribusi penduduk menurut tingkat kesejahteraan c) Jumlah penduduk miskind) Kegiatan industri Rumah Tangga (jenis, jumlah dan persebarannya)b. Analisis potensi dan masalah kecamatan1) Analisis kondisi fisik dasar Kecamatan Ponjong a) Analisis kondisi topografi dan kemiringan lahan b) Analisis kondisi geologi dan jenis tanah c) Analisis kondisi hidrologi d) Analisis kondisi klimatologie) Potensi dan masalah fisik dasar Kecamatan Ponjong2) Analisis kondisi fisik binaan dasar kecamatana) Analisis kondisi penggunaan lahanb) Analisis kondisi sistem transportasic) Analisis kondisi prasarana kecamatand) Analisis kondisi sarana/fasilitas kecamatan3) Analisis kependudukan di Kecamatan Ponjonga) Analisi kecenderungan perkembangan dan proyeksi jumlah pendudukb) Analisis kondisi kepadatan (brutto dan netto) dan distribusi pendudukc) Analisis kondisi karakteristik pendudukd) Analisis kondisi sosial budaya dan adat istiadat Kecamatan Ponjong4) Analisis perekonomian kecamatana) Analisis PDRB kecamatanb) Analisis sektor basis dan non basisc) Analisis distribusi penduduk menurut tingkat kesejahteraan d) Analisis jumlah penduduk miskin e) Analisis prospek industri Rumah Tangga5) Hasil ringkasan potensi dan masalah kawasan

D. Gambaran Umum Wilayah1. Letak WilayahKecamatan Ponjong, merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, yang terletak di bagian paling timur kabupaten Gunungkidul. Secara geografis di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Semin, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Wonogiri, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Rongkop dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Semanu dan Kecamatan Karangmojo.2. Luas WilayahKecamatan Ponjong mempunyai luas wilayah 451,0000 Ha. Dari luas itu terdiri dari 105,5000 Ha areal pemukiman, 34,6750 Ha areal bangunan umum, 163,3110 Ha areal persawahan, 100,2430 Ha areal ladang tegalan, 2,9210 Ha areal perkebunan rakyat, 4,5100 Ha areal padang rumput, 25,500 Ha areal hutan , 2,1400 Ha areal sarana dan prasarana olah raga, 7,6250 Ha areal perikanan air tawar dan 5,0000 Ha merupakan daerah tangkapan air (catchmant area).Desa-desa di Kecamatan Ponjong semuanya merupakan desa swakarya. Dengan perincian sebagai berikut:Tabel 1Keterangan Desa di Kecamatan PonjongDesaDusunRWRT

Gombang91127

Sidorejo191990

Bedoyo9934

Karang Asem9936

Ponjong111146

Genjahan111258

Sumber Giri111145

Kenteng9931

Tambakromo111156

Sawahan101044

Umbulrejo101052

Total119120519

Sumber : http://www.gunungkidulkab.go.id

3. Tata Guna LahanKecamatan Ponjong memiliki daerah seluas 451,000 Ha, dengan penggunaan lahan bervariasi. Penggunaan lahan tersebut meliputi untuk lahan persawahan, perkebunan, hutan rakyat, perumahan dan perkantoran. Luas lahan persawahan adalah 163,3110 Ha, luas tegalan 100,2430 Ha, luas padang rumput 4,5100 Ha dan luas hutan rakyat 2,9210 Ha. Kecamatan Ponjong merupakan lumbung pangan di daerah Gunungkidul sebab sebagian besar dari Kecamatan Ponjong merupakan areal persawahan yang menghasilkan bahan pangang berupa beras. Sebagaian besar masyarakat Kecamatan Ponjong bermata pencaharian sebagai petani. Dari monografi 2001 luas areal persawahan lebih luas dibandingkan luas lahan untuk kepentingan yang lain. Luas desa dirinci menurut penggunaan lahan di Kecamatan Ponjong :

Tabel 2Penggunaan Lahan di Kecamatan PonjongDesaTanah SawahTanah KeringBangunanHutan RakyatHutan NegaraLain-lainJumlah

Gombang-433100--108641

Sidorejo-875396--551315

Bedoyo-77193--126990

Karang Asem-59896--198792

Ponjong32324184--87627

Genjahan14937256--21463

Sumber Giri51848242--671208

Kenteng-606120--185911

Tambakromo99871141--331144

Sawahan132700115--24973

Umbulrejo161689264--2711385

Total62467511960--117510449

Sumber : http://www.gunungkidulkab.go.id

4. Kondisi HidrologiSumber air Kecamatan Ponjong adalah air tanah dan air hujan atau air sungai. Untuk memenuhi kebutuhan air minum menggunakan sumber air tanah yang dibuat sumur-sumur pompa, sedangkan untuk keperluan irigasi menggunakan air sungai. Sungai yang dipakai untuk memenuhi keperluan irigasi adalah Sungai Umbulrejo melalui Bendung Simo.5. Potensi WilayahKecamatan Ponjong memiliki potensi alam yang sangat menarik antara lain: bahan galian kapur atau pertambangan batu kapur yang terletak di beberapa desa seperti, Desa Kenteng, Desa Gombang, Desa Sidorejo, Desa Bedoyo dan Desa Karangasem. Ada juga beberapa tempat wisata yang menarik seperti Goa Wisata Saptorenggo yang terletak di Desa Sawahan, Goa Paesan yang terletak di Desa Tabakromo, Goa Lawa di desa Umbulrejo dan Kolam Renang Gunung Kendil. 6. Sarana dan Prasarana Tranportasi merupakan sarana utama dalam menghubungkan dua daerah dalam pengembangan perekonomian daerah. Jaringan jalan di Kecamatan Ponjong belum memenuhi standar dan banyak yang mengalami kerusakan pada badan jalan, salah satunya adalah menyempurnakan fasilitas jaringan jalan menuju beberapa obyek wisata seperti Kolam Renang Gunung Kendil, Goa Wisata Saptorenggi di Desa Sawahan dan beberapa tempat obyek wisata lainnya. Drainase sudah ada kurang kontrol dari pemerintahan setempat sehingga mengalami kerusakan yaitu air tersumbat, dan mengakibatkan pembuangan sampah tidak pada tempatnya.

E. Tahapan Pelaksanaan KegiatanPada tahap ini dilakukan tahapan-tahapan guna memperoleh data-data yang lengkap sehingga dapat mendukung penyusunan data studi. Tahapan ini meliputi beberapa proses kegiatan antara lain :1. PersiapanTahap awal dari kegiatan studi dimana proses pembuatan proposal Studio Proses Perencanaan di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul serta pembuatan surat perijinan dari Sekolah Tinggi Teknologi Nasional di Yogyakarta. 2.SurveiTahapan pengambilan data yang akan digunakan dalam mengidentifikasi dan menganalisis Kecamatan Ponjong menggunakan metode survei yang dilakukan secara :a. PrimerSurvei ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan, melihat berbagai potensi dan masalah yang ada serta dengan wawancara dan menyebarkan questioner pada masyarakat.b. SekunderPada survey ini dilakukan dengan mencari data dari Badan Pusat Statistik (BPS), BAPPEDA, KIMPRASWIL serta kantor kelurahan yang berada di wilayah studi.

3.Kompilasi DataDalam pelaksanaan kegiatan studi identifikasi potensi dan masalah di Kecamatan Ponjong memerlukan data-data yang dapat mendukung kegiatan tersebut, antara lain :a. Kondisi Fisik Dasar Kecamatan PonjongKebutuhan data mencakup data-data letak geografis dan batasan administrasi Kecamatan Ponjong, kondisi topografi dan kemiringan lahan, kondisi geologi dan jenis tanah, kondisi hidrologi, kondisi klimatologib. Kondisi Kependudukan Kecamatan PonjongMencakup data-data kondisi jumlah dan perkembangan penduduk (5 tahun terakhir), kondisi kepadatan (brutto dan netto) dan distribusi penduduk, kondisi rumah tangga (jumlah kk dan rata-rata anggota kk), kondisi karakteristik penduduk, karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin, karakteristik penduduk menurut tingkat pendidikan, karakteristik penduduk menurut mata pencaharian, karakteristik penduduk menurut agama, kondisi sosial budaya dan adat istiadat Kecamatan Ponjongc. Kondisi Perekonomian Kecamatan PonjongMencakup data-data PDRB Kecamatan Ponjong, distribusi penduduk menurut tingkat kesejahteraan, jumlah penduduk miskin, kegiatan industri rumah tangga (jenis, jumlah dan persebarannya).d. Kondisi Sarana dan Prasarana Kecamatan PonjongKondisi sarana mencakup data-data kondisi fasilitas permukiman/hunian, kondisi fasilitas pendidikan, kondisi fasilitas peribadatan, kondisi fasilitas kesehatan, kondisi fasilitas perdagangan, kondisi fasilitas perkantoran, kondisi fasilitas rekreasi dan olahraga, kondisi fasilitas pemakaman. Sedangkan kondisi prasarana mencakup data-data kondisi sistem penyediaan air bersih, kondisi sistem penyediaan jaringan listrik, kondisi sistem penyediaan jaringan telepon, kondisi sistem pembuangan air hujan (saluran drainase), kondisi sistem pembuangan air limbah dan sanitasi lingkungan, kondisi sistem persampahan.

4. AnalisisPada tahapan ini semua data dan informasi yang didapat dari hasil survei lapangan dianalisis oleh tim kerja terkait potensi dan masalah yang ada di kawasan studi. Semua aspek yang menyangkut tentang kondisi fisik dasar, kondisi kependudukan dan sosial budaya, kondisi perekonomian, serta kondisi sarana dan prasarana dianalisis secara menyeluruh sehingga dapat mengidentifikasikan potensi, masalah, dan prospek pengembangan di Kecamatan Ponjong.Metode analisis hasil survey akan dilakukan dengan perhitungan-perhitungan pada tiap-tiap aspek data sebagai berikut:a. Kependudukan Jumlah PendudukUntuk proyeksi jumlah penduduk lima tahun yang akan datang, digunakan rumus:

Sumber : Modul Teknik Analisis Regional, 2000Dimana:Pn= Jumlah penduduk tahun n.Po= Jumlah penduduk tahun awal.r= Angka rata-rata pertumbuhan penduduk.n = Selisih tahun.

Y = Jumlah penduduk tahun awal Jumlah penduduk tahun akhir Jumlah penduduk tahun akhir

Sumber : Modul Teknik Analisis Regional, 2000

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok UmurJumlah penduduk menurut kelompok umur dapat dirumuskan sebagai berikut:

Sumber : Modul Teknik Analisis Regional, 2000Dimana:Pxn= Jumlah penduduk kelompok umur x pada tahun n.Xo= Jumlsh penduduk kelompok umur pada tahun awal.Po= Jumlah mula-mula penduduk.Pn= Jumlah penduduk tahun n.b. Ekonomi Perhitungan Perkembangan (Growth)

Produksi tahun sekarang - produksi tahun sebelumnyaProduksi tahun sebelumnya

Sumber : Modul Teknik Analisis Regional, 2000

Perhitungan perkembangan

x 100%

Sumber : Modul Teknik Analisis Regional, 2000Keterangan: A = Jumlah ProduksiB = Jumlah Total Produksi

c. FasilitasDalam perhitungan aspek fasilitas menggunakan eksisting dan standar PU untuk pendidikan, kesehatan dan fasilitas umum. Fasilitas Hunian

Jumlah PendudukDaya Tampung 1 rumah

Sumber : Modul Teknik Analisis Regional, 2000

Fasilitas Pendidikan

Jumlah penduduk berdasarkan usia sekolahDaya Tampung per kelas

Sumber : Modul Teknik Analisis Regional, 2000

F. Organisasi Pelaksanaan KegiatanKegiatan studio ini merupakan kegiatan yang bersifat multidisplin. Mengingat identifikasi potensi, masalah, dan prospek pengembangan merupakan kegiatan yang membutuhkan kerjasama antar kelompok dan mampu teroganisir dengan baik. Untuk itu, kegiatan studio ini menghendaki pembagian tugas setiap anggota kelompok kerja sebagai berikut :

BAGAN ORGANISASI KELOMPOK

KOORDINATORNicodemos Fernandes De lima

BENDAHARAMaria Zephora NahakSEKRETARISNoncy Antonia AbanitKONSEPTORMuhammad Irfan

SURVEI LAPANGANHyronimus Doni MeranPERLENGKAPANDaniel T. PareiraKOMPILASI DATAA.M Dhimas SaputraPEMETAANRiswan Muhamad