Isi Proposal studio proses perencanaan

25
A. Latar Belakang Dalam masyarakat Indonesia yang sedang berkembang menuju masyarakat yang adil dan makmur, pencapaian tujuan pembangunan tidak dapat dilepaskan dari perencanaan, yaitu program tindakan yang menuju ke kesejahteraan masyarakat. Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan, berkelanjutan, sejak dari tahap survei sampai pada tahap pengamatan. Perencanaan, dalam hal ini perencanaan fisik yang berkaitan dengan penataan ruang merupakan bagian atau alat organisasi masyarakat dan pengawasan atau kontrol penggunaan tanah. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Otonomi Daerah, sebuah kabupaten/kota diharapkan mampu untuk mengembangkan dan merencanakan wilayahnya sendiri dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Akan tetapi, pembangunan di sebuah kabupaten/kota tidak hanya sekedar untuk mengejar targetnya dalam lingkup “kacamata” masing-masing saja tetapi memerlukan sebuah produk penataan ruang yang bisa dijadikan pedoman untuk menangani berbagai masalah lokal, lintas wilayah, dan yang mampu memperkecil kesenjangan antar wilayah yang disusun dengan mengutamakan peran masyarakat secara intensif. Melibatkan masyarakat dalam penataan ruang menjadi sangat relevan dalam rangka menciptakan wilayahnya, yaitu tata ruang yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan menciptakan lingkungan yang asri. Hal-hal inilah yang akan menjadi tugas dan tanggung jawab sebagai ahli Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota yang harus selalu kritis dalam perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah. Sebagai kelompok bidang keahlian perencanaan dan pengembangan wilayah hal- hal tersebut perlu kami pahami dan pelajari dengan seksama guna menghasilkan sebuah perencanaan yang ideal. Kami diharuskan untuk 1

description

menjelaskan tentang tata cara mendapatkan data dan desain survei serta membantu untuk menyusun laporan perencanaan.

Transcript of Isi Proposal studio proses perencanaan

Page 1: Isi Proposal studio proses perencanaan

A. Latar Belakang

Dalam masyarakat Indonesia yang sedang berkembang menuju masyarakat yang

adil dan makmur, pencapaian tujuan pembangunan tidak dapat dilepaskan dari

perencanaan, yaitu program tindakan yang menuju ke kesejahteraan masyarakat.

Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan, berkelanjutan, sejak

dari tahap survei sampai pada tahap pengamatan. Perencanaan, dalam hal ini

perencanaan fisik yang berkaitan dengan penataan ruang merupakan bagian atau alat

organisasi masyarakat dan pengawasan atau kontrol penggunaan tanah.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Otonomi Daerah, sebuah

kabupaten/kota diharapkan mampu untuk mengembangkan dan merencanakan

wilayahnya sendiri dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Akan

tetapi, pembangunan di sebuah kabupaten/kota tidak hanya sekedar untuk mengejar

targetnya dalam lingkup “kacamata” masing-masing saja tetapi memerlukan sebuah

produk penataan ruang yang bisa dijadikan pedoman untuk menangani berbagai masalah

lokal, lintas wilayah, dan yang mampu memperkecil kesenjangan antar wilayah yang

disusun dengan mengutamakan peran masyarakat secara intensif. Melibatkan

masyarakat dalam penataan ruang menjadi sangat relevan dalam rangka menciptakan

wilayahnya, yaitu tata ruang yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan

menciptakan lingkungan yang asri.

Hal-hal inilah yang akan menjadi tugas dan tanggung jawab sebagai ahli Teknik

Perencanaan Wilayah dan Kota yang harus selalu kritis dalam perkembangan dan

pertumbuhan suatu wilayah. Sebagai kelompok bidang keahlian perencanaan dan

pengembangan wilayah hal-hal tersebut perlu kami pahami dan pelajari dengan seksama

guna menghasilkan sebuah perencanaan yang ideal. Kami diharuskan untuk meneliti,

mempelajari serta turun langsung ke lapangan untuk mengaplikasikan teori-teori yang

telah kami dapat, dan untuk sampai kepada penentuan alternatif rencana dan

penyusunan kebijaksanaan pelaksanaan, kami juga harus melalui beberapa tahap

kegiatan dalam proses perencanaan. Yang paling penting dalam tahap kegiatan ini

adalah wilayah yang akan menjadi tempat pengamatan kami.

Di sini kami ditugaskan untuk meneliti wilayah Kecamatan Ponjong yang

merupakan kecamatan yang terletak di paling timur Kabupaten Gunungkidul. Sejarah,

potensi dan permasalahan yang ada di Kecamatan Ponjong sangat menarik perhatian

kami, karena dari data sementara yang diperoleh, kecamatan ini layak untuk

dikembangkan baik pada Kecamatan Ponjong khususnya dan Kabupaten Gunungkidul

umumnya yang merupakan wilayah kabupaten terluas dari Propinsi Daerah Istimewa

1

Page 2: Isi Proposal studio proses perencanaan

Yogyakarta, dan memiliki potensi wisata alam yang sangat besar untuk dilestarikan dan

dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan pada studi ini adalah

1. Maksud

Studi proses perencanaan ini bermaksud untuk meneliti dan survei potensi dan

masalah yang ada di Kecamatan Ponjong yang akan dikembangkan sesuai

dengan potensi dan sumber daya yang dimiliki.

2. Tujuan

Tujuan dari studio proses perencanaan ini adalah untuk mengidentifikasi potensi

dan masalah di Kecamatan Ponjong yang mencakup :

a. Fisik dasar

b. Fisik terbangun :

1) Penggunaan lahan

2) Penyediaan kebutuhan sarana dan prasarana

3) Sistem transportasi

c. Demografi / kependudukan, sosial dan budaya

d. Perekonomian

e. Menyusun rekomendasi penanganan masalah dan potensi Kecamatan

Ponjong

2

Page 3: Isi Proposal studio proses perencanaan

C. Lingkup Kegiatan

1. Lingkup Wilayah

Kabupaten Gunungkidul adalah sebuah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta yang ibukotanya Wonosari dengan luas wilayah Kabupaten Gunungkidul

1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta Kabupaten ini sebelah utara berbatasan dengan dengan Kabupaten Klaten

dan Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan

Samudera Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Kabupaten

Sleman, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri dan mempunyai letak

geografis 110O 21' sampai 110O 50' BT 7O 46' sampai 8O 09' LS. Kabupaten ini terdiri dari

18 kecamatan dan 144 desa. Berikut kecamatan beserta desa-desanya :

a. Kecamatan Wonosari, yang terdiri dari 14 desa yaitu : Wunung, Mulo, Duwet,

Wareng, Pulutan, Siraman, Karangrejek, Baleharjo, Selang, Wonosari, Kepek,

Piyaman, Karangtengah, Gari.

b. Kecamatan Patuk yang terdiri dari 11 desa yaitu : Semoya, Pengkok, Beji,

Bunder, Nglegi, Putat, Salam, Patuk, Ngoro-oro. Nglanggeran, Terbah.

c. Kecamatan Saotosari yang terdiri dari 7 desa yaitu : Kerambilsawit, Kanigoro,

Planjan, Monggol, Kepek, Ngloro, jetis.

d. Kecamatan Gedangsari yang terdiri dari 7 desa yaitu : Ngalang, Hargomulyo,

Mertelu, Tegalrejo, Watugajah, sampan, Serut.

e. Kecamatan Panggang yang terdiri dari 6 desa yaitu : Giriharjo, Giriwungu,

Girikarto, Girimulyo, Girisekar, Girisuko.

f. Kecamatan Ponjong yang terdiri dari 11 desa yaitu : Gombang, Sidorejo,

Bedoyo, Karangasem, Ponjong, Genjahan, Sumber giri, Kenteng,

Tambakromo, Sawahan, Umbulrejo.

g. Kecamatan Paliyan yang terdiri dari 7 desa yaitu : Sodo, Pampang, Grogol,

Karangduwet, Karangasem, Mulusan, Giring.

h. Kecamatan Semanu yang terdiri dari 5 desa yaitu : Pacarejo, Candirejo,

Dadapayu, Ngeposari, Semanu.

i. Kecamatan Tanjungsari yang terdiri dari 5 desa yaitu : Kemadang, Kemiri,

Banjarejo, Ngestirejo, Hargosari.

j. Kecamatan Karangmojo, merupakan wilayah penyangga ibu kota kabupaten

yang mempunyai letak strategis penghubung antara ibu kota kabupaten dengan

wilayah kecamatan Ngawen, Semin dan Ponjong, dan merupakan jalur utama

untuk masuk kota Wonosari dari arah Klaten Jawa Tengah.

3

Page 4: Isi Proposal studio proses perencanaan

k. Kecamatan Purwosari yang terdiri dari 5 desa yaitu : Giripurwo, Girijati, giriasi,

Giricahyo, Giritirto.

l. Kecamatan Rongkop yang terdiri dari 8 desa yaitu : Melikan , Bohol,

Pringombo, Botodayakan, petir, Semugih, Karangwuni, Pucanganom.

m. Kecamatan Ngawen yang terdiri dari 6 desa yaitu : Watusigar, Beji, Kampung,

Jurangjero, Sambirejo,

n. Kecamatan Girisubo yang terdiri dari 8 desa yaitu : balongan, jepitu,

karangawen, nglindur, jerukwudel, tileng, pucung, songbanyu.

o. Kecamatan Semin yang terdiri dari 10 desa yaitu : Kalitekuk, Kemejing, Semin,

Pundungsari, Karangsari, Rejosari, Bulurejo, Bendung, Sumberejo, Candirejo.

p. Kecamatan Tepus yang terdiri dari 5 desa yaitu : Sidoharjo, Tepus, Purwodadi,

Giripanggung, Sumberwungu.

q. Kecamatan Nglipar yang terdirir dari 7 desa yaitu : Kedung Keris, Nglipar,

Pengkol, Kedungpoh, Katongan, Pilangrejo, Natah.

r. Kecamatan Payen yang terdiri dari 13 desa yaitu : Banyusoco, Plembutan,

Bleberan, Getas, Dengok, Ngunut, Playen, Ngawu, Bandung, Logandeng,

Gading, Banaran, Ngleri.

4

Page 5: Isi Proposal studio proses perencanaan

5

Page 6: Isi Proposal studio proses perencanaan

2. Lingkup Materi

Dalam penelitian ini kami mengindetifikasi tinjauan pengembangan wilayah

perencanaan berdasarkan kebijakan pembangunan daerah, kondisi eksisting wilayah

perencanaan (fisik dasar, kependudukan, ekonomi, sarana dan prasarana), proyeksi

perkembangan wilayah perencanaan potensi, masalah, prospek perkembangan, arahan

pembangunan wilayah. Untuk mendapatkan hasil yang baik maka kami melakukan

identifikasi dan analisis dengan rincian sebagai berikut :

a. Identifikasi kondisi kecamatan

1) Kondisi fisik dasar kecamatan

a) Letak geografis dan batasan administrasi Kecamatan Ponjong

b) Kondisi topografi dan kemiringan lahan

c) Kondisi geologi dan jenis tanah

d) Kondisi hidrologi

e) Kondisi klimatologi

2) Kondisi fisik binaan kecamatan

a) Penggunaan lahan

b) Kondisi sistem transportasi

c) Kondisi prasarana kecamatan

d) Kondisi sarana/fasilitas kecamatan

3) Kondisi kependudukan kecamatan

a) Kondisi jumlah dan perkembangan penduduk (5 tahun terakhir)

b) Kondisi kepadatan (brutto dan netto) dan distribusi penduduk

c) Kondisi karakteristik penduduk

d) Kondisi sosial budaya dan adat istiadat

4) Kondisi perekonomian kecamatan

a) PDRB kecamatan

b) Distribusi penduduk menurut tingkat kesejahteraan

c) Jumlah penduduk miskin

d) Kegiatan industri Rumah Tangga (jenis, jumlah dan persebarannya)

b. Analisis potensi dan masalah kecamatan

1) Analisis kondisi fisik dasar Kecamatan Ponjong

a) Analisis kondisi topografi dan kemiringan lahan

b) Analisis kondisi geologi dan jenis tanah

c) Analisis kondisi hidrologi

d) Analisis kondisi klimatologi

e) Potensi dan masalah fisik dasar Kecamatan Ponjong

6

Page 7: Isi Proposal studio proses perencanaan

2) Analisis kondisi fisik binaan dasar kecamatan

a) Analisis kondisi penggunaan lahan

b) Analisis kondisi sistem transportasi

c) Analisis kondisi prasarana kecamatan

d) Analisis kondisi sarana/fasilitas kecamatan

3) Analisis kependudukan di Kecamatan Ponjong

a) Analisi kecenderungan perkembangan dan proyeksi jumlah penduduk

b) Analisis kondisi kepadatan (brutto dan netto) dan distribusi penduduk

c) Analisis kondisi karakteristik penduduk

d) Analisis kondisi sosial budaya dan adat istiadat Kecamatan Ponjong

4) Analisis perekonomian kecamatan

a) Analisis PDRB kecamatan

b) Analisis sektor basis dan non basis

c) Analisis distribusi penduduk menurut tingkat kesejahteraan

d) Analisis jumlah penduduk miskin

e) Analisis prospek industri Rumah Tangga

5) Hasil ringkasan potensi dan masalah kawasan

D. Gambaran Umum Wilayah

7

Page 8: Isi Proposal studio proses perencanaan

1. Letak Wilayah

Kecamatan Ponjong, merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten

Gunungkidul, yang terletak di bagian paling timur kabupaten Gunungkidul. Secara

geografis di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Semin, sebelah timur

berbatasan dengan Kecamatan Wonogiri, sebelah selatan berbatasan dengan

Kecamatan Rongkop dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Semanu dan

Kecamatan Karangmojo.

2. Luas Wilayah

Kecamatan Ponjong mempunyai luas wilayah 451,0000 Ha. Dari luas itu terdiri

dari 105,5000 Ha areal pemukiman, 34,6750 Ha areal bangunan umum, 163,3110 Ha

areal persawahan, 100,2430 Ha areal ladang tegalan, 2,9210 Ha areal perkebunan

rakyat, 4,5100 Ha areal padang rumput, 25,500 Ha areal hutan , 2,1400 Ha areal sarana

dan prasarana olah raga, 7,6250 Ha areal perikanan air tawar dan 5,0000 Ha

merupakan daerah tangkapan air (catchmant area). Desa-desa di Kecamatan Ponjong

semuanya merupakan desa swakarya. Dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 1

Keterangan Desa di Kecamatan Ponjong

Sumber : http://www.gunungkidulkab.go.id

8

Desa Dusun RW RT

Gombang 9 11 27

Sidorejo 19 19 90

Bedoyo 9 9 34

Karang Asem 9 9 36

Ponjong 11 11 46

Genjahan 11 12 58

Sumber Giri 11 11 45

Kenteng 9 9 31

Tambakromo 11 11 56

Sawahan 10 10 44

Umbulrejo 10 10 52

Total 119 120 519

Page 9: Isi Proposal studio proses perencanaan

3. Tata Guna Lahan

9

Page 10: Isi Proposal studio proses perencanaan

Kecamatan Ponjong memiliki daerah seluas 451,000 Ha, dengan penggunaan

lahan bervariasi. Penggunaan lahan tersebut meliputi untuk lahan persawahan,

perkebunan, hutan rakyat, perumahan dan perkantoran. Luas lahan persawahan

adalah 163,3110 Ha, luas tegalan 100,2430 Ha, luas padang rumput 4,5100 Ha dan

luas hutan rakyat 2,9210 Ha. Kecamatan Ponjong merupakan lumbung pangan di daerah

Gunungkidul sebab sebagian besar dari Kecamatan Ponjong merupakan areal

persawahan yang menghasilkan bahan pangang berupa beras. Sebagaian besar

masyarakat Kecamatan Ponjong bermata pencaharian sebagai petani. Dari monografi

2001 luas areal persawahan lebih luas dibandingkan luas lahan untuk kepentingan yang

lain.

Luas desa dirinci menurut penggunaan lahan di Kecamatan Ponjong :

Tabel 2

Penggunaan Lahan di Kecamatan Ponjong

DesaTanah

Sawah

Tanah

KeringBangunan

Hutan

Rakyat

Hutan

Negara

Lain-

lainJumlah

Gombang - 433 100 - - 108 641

Sidorejo - 875 396 - - 55 1315

Bedoyo - 771 93 - - 126 990

Karang Asem - 598 96 - - 198 792

Ponjong 32 324 184 - - 87 627

Genjahan 149 37 256 - - 21 463

Sumber Giri 51 848 242 - - 67 1208

Kenteng - 606 120 - - 185 911

Tambakromo 99 871 141 - - 33 1144

Sawahan 132 700 115 - - 24 973

Umbulrejo 161 689 264 - - 271 1385

Total 624 6751 1960 - - 1175 10449

Sumber : http://www.gunungkidulkab.go.id

4. Kondisi Hidrologi

10

Page 11: Isi Proposal studio proses perencanaan

Sumber air Kecamatan Ponjong adalah air tanah dan air hujan atau air sungai.

Untuk memenuhi kebutuhan air minum menggunakan sumber air tanah yang dibuat

sumur-sumur pompa, sedangkan untuk keperluan irigasi menggunakan air sungai. Sungai

yang dipakai untuk memenuhi keperluan irigasi adalah Sungai Umbulrejo melalui

Bendung Simo.

5. Potensi Wilayah

Kecamatan Ponjong memiliki potensi alam yang sangat menarik antara lain: bahan

galian kapur atau pertambangan batu kapur yang terletak di beberapa desa seperti, Desa

Kenteng, Desa Gombang, Desa Sidorejo, Desa Bedoyo dan Desa Karangasem. Ada juga

beberapa tempat wisata yang menarik seperti Goa Wisata Saptorenggo yang terletak di

Desa Sawahan, Goa Paesan yang terletak di Desa Tabakromo, Goa Lawa di desa

Umbulrejo dan Kolam Renang Gunung Kendil.

6. Sarana dan Prasarana

Tranportasi merupakan sarana utama dalam menghubungkan dua daerah dalam

pengembangan perekonomian daerah. Jaringan jalan di Kecamatan Ponjong belum

memenuhi standar dan banyak yang mengalami kerusakan pada badan jalan, salah

satunya adalah menyempurnakan fasilitas jaringan jalan menuju beberapa obyek wisata

seperti Kolam Renang Gunung Kendil, Goa Wisata Saptorenggi di Desa Sawahan dan

beberapa tempat obyek wisata lainnya. Drainase sudah ada kurang kontrol dari

pemerintahan setempat sehingga mengalami kerusakan yaitu air tersumbat, dan

mengakibatkan pembuangan sampah tidak pada tempatnya.

E. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

11

Page 12: Isi Proposal studio proses perencanaan

Pada tahap ini dilakukan tahapan-tahapan guna memperoleh data-data yang

lengkap sehingga dapat mendukung penyusunan data studi. Tahapan ini meliputi

beberapa proses kegiatan antara lain :

1. Persiapan

Tahap awal dari kegiatan studi dimana proses pembuatan proposal Studio Proses

Perencanaan di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul serta pembuatan

surat perijinan dari Sekolah Tinggi Teknologi Nasional di Yogyakarta.

2. Survei

Tahapan pengambilan data yang akan digunakan dalam mengidentifikasi dan

menganalisis Kecamatan Ponjong menggunakan metode survei yang dilakukan

secara :

a. Primer

Survei ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan,

melihat berbagai potensi dan masalah yang ada serta dengan wawancara dan

menyebarkan questioner pada masyarakat.

b. Sekunder

Pada survey ini dilakukan dengan mencari data dari Badan Pusat Statistik

(BPS), BAPPEDA, KIMPRASWIL serta kantor kelurahan yang berada di

wilayah studi.

12

Page 13: Isi Proposal studio proses perencanaan

13

Page 14: Isi Proposal studio proses perencanaan

14

Page 15: Isi Proposal studio proses perencanaan

3. Kompilasi Data

Dalam pelaksanaan kegiatan studi identifikasi potensi dan masalah di Kecamatan

Ponjong memerlukan data-data yang dapat mendukung kegiatan tersebut, antara

lain :

a. Kondisi Fisik Dasar Kecamatan Ponjong

Kebutuhan data mencakup data-data letak geografis dan batasan administrasi

Kecamatan Ponjong, kondisi topografi dan kemiringan lahan, kondisi geologi

dan jenis tanah, kondisi hidrologi, kondisi klimatologi

b. Kondisi Kependudukan Kecamatan Ponjong

Mencakup data-data kondisi jumlah dan perkembangan penduduk (5 tahun

terakhir), kondisi kepadatan (brutto dan netto) dan distribusi penduduk, kondisi

rumah tangga (jumlah kk dan rata-rata anggota kk), kondisi karakteristik

penduduk, karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin,

karakteristik penduduk menurut tingkat pendidikan, karakteristik penduduk

menurut mata pencaharian, karakteristik penduduk menurut agama, kondisi

sosial budaya dan adat istiadat Kecamatan Ponjong

c. Kondisi Perekonomian Kecamatan Ponjong

Mencakup data-data PDRB Kecamatan Ponjong, distribusi penduduk menurut

tingkat kesejahteraan, jumlah penduduk miskin, kegiatan industri rumah

tangga (jenis, jumlah dan persebarannya).

d. Kondisi Sarana dan Prasarana Kecamatan Ponjong

Kondisi sarana mencakup data-data kondisi fasilitas permukiman/hunian,

kondisi fasilitas pendidikan, kondisi fasilitas peribadatan, kondisi fasilitas

kesehatan, kondisi fasilitas perdagangan, kondisi fasilitas perkantoran, kondisi

fasilitas rekreasi dan olahraga, kondisi fasilitas pemakaman. Sedangkan

kondisi prasarana mencakup data-data kondisi sistem penyediaan air bersih,

kondisi sistem penyediaan jaringan listrik, kondisi sistem penyediaan jaringan

telepon, kondisi sistem pembuangan air hujan (saluran drainase), kondisi

sistem pembuangan air limbah dan sanitasi lingkungan, kondisi sistem

persampahan.

15

Page 16: Isi Proposal studio proses perencanaan

4. Analisis

Pada tahapan ini semua data dan informasi yang didapat dari hasil survei

lapangan dianalisis oleh tim kerja terkait potensi dan masalah yang ada di

kawasan studi. Semua aspek yang menyangkut tentang kondisi fisik dasar, kondisi

kependudukan dan sosial budaya, kondisi perekonomian, serta kondisi sarana dan

prasarana dianalisis secara menyeluruh sehingga dapat mengidentifikasikan

potensi, masalah, dan prospek pengembangan di Kecamatan Ponjong.

Metode analisis hasil survey akan dilakukan dengan perhitungan-perhitungan

pada tiap-tiap aspek data sebagai berikut:

a. Kependudukan

Jumlah Penduduk

Untuk proyeksi jumlah penduduk lima tahun yang akan datang, digunakan

rumus:

Sumber : Modul Teknik Analisis Regional, 2000

Dimana:

Pn = Jumlah penduduk tahun n.

Po = Jumlah penduduk tahun awal.

r = Angka rata-rata pertumbuhan penduduk.

n = Selisih tahun.

Sumber : Modul Teknik Analisis Regional, 2000

16

Pn=Po(1+r )n r=Y 1+Y 1+Y 3+Yn

n

Y = Jumlah penduduk tahun awal – Jumlah penduduk tahun akhi r Jumlah penduduk tahun akhir

Page 17: Isi Proposal studio proses perencanaan

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Sumber : Modul Teknik Analisis Regional, 2000

Dimana:

Pxn= Jumlah penduduk kelompok umur x pada tahun n.

Xo = Jumlsh penduduk kelompok umur pada tahun awal.

Po = Jumlah mula-mula penduduk.

Pn = Jumlah penduduk tahun n.

b. Ekonomi

Perhitungan Perkembangan (Growth)

Sumber : Modul Teknik Analisis Regional, 2000

Perhitungan perkembangan

Sumber : Modul Teknik Analisis Regional, 2000

Keterangan: A = Jumlah Produksi

B = Jumlah Total Produksi

17

Pxn=(Xo :Po) xPn

Produksi tahun sekarang - produksi tahun sebelumnyaProduksi tahun sebelumnya

AB x 100%

Page 18: Isi Proposal studio proses perencanaan

c. Fasilitas

Dalam perhitungan aspek fasilitas menggunakan eksisting dan standar PU

untuk pendidikan, kesehatan dan fasilitas umum.

Fasilitas Hunian

Sumber : Modul Teknik Analisis Regional, 2000

Fasilitas Pendidikan

Sumber : Modul Teknik Analisis Regional, 2000

18

Jumlah PendudukDaya Tampung 1 rumah

Jumlah penduduk berdasarkan usia sekolahDaya Tampung per kelas

Page 19: Isi Proposal studio proses perencanaan

F. Organisasi Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan studio ini merupakan kegiatan yang bersifat multidisplin. Mengingat

identifikasi potensi, masalah, dan prospek pengembangan merupakan kegiatan yang

membutuhkan kerjasama antar kelompok dan mampu teroganisir dengan baik. Untuk itu,

kegiatan studio ini menghendaki pembagian tugas setiap anggota kelompok kerja sebagai

berikut :

BAGAN ORGANISASI KELOMPOK

19

KONSEPTORMuhammad Irfan

BENDAHARAMaria Zephora

Nahak

SURVE I LAPANGAN Hyronimus Doni

Meran

PERLENGKAPANDaniel T. Pareira

KOMPILASI DATAA.M Dhimas

Saputra

PEMETAANRiswan Muhamad

KOORDINATORNicodemos Fernandes

De lima

SEKRETARISNoncy Antonia

Abanit