Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

32
PENERAPAN MODEL PAIKEM GEMBROT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI YAYASAN SAHABAT ANAK JALAN JAKARTA Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah Metodelogi Penelitian semester 100 Penyusun : Nama : Dien Silvia Bustami NIM : 151512044 Pendidikan Luar Sekolah

description

ini contoh proposal skripsi

Transcript of Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

Page 1: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

PENERAPAN MODEL PAIKEM GEMBROT UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI YAYASAN SAHABAT ANAK

JALAN JAKARTA

Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah

Metodelogi Penelitian semester 100

Penyusun :

Nama : Dien Silvia Bustami

NIM : 151512044

Pendidikan Luar Sekolah

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Jakarta

2014

Page 2: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

KATA PENGANTARPuji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala petunjuk dan

rida-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian yang

berjudul “Penerapan model PAIKEM GEMBROT untuk meningkatkan

motivasi belajar terhadap anak jalanan di yayasan sahabat anak jalanan

jakarta”. sebagai bentuk tanggung jawab penyelesaian tugas UAS pada

mata kuliah metode penelitian.

Dalam proses penulisan proposal skripsi ini tidak banyak kendala, meskipun

diakui dalam penyusunan proposal skripsi ini membutuhkan waktu yang

relative lama . Namun berkat rahmat Allah SWT dan usaha, Proposal skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan proposal skripsi ini tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada dosen mata kuliah metode penelitian yang telah membimbing

dan mengarahkan untuk pembuatan proposal ini, orang tua yang senan tiasa

mendukung dan mendoakan, dan teman-teman yang selalu membantu dan

menghibur. Kepada semua pihak tersebut, semoga amal baik yang diberikan

kepada penulis mendapat limpahan balasan dari Allah SWT.

Akhirnya penulis hanya bisa berharap,bahwa dibalik ketidaksempurnaan

penulisan dan penyusunan proposal ini adalah ditemukan sesuatu yang

dapat memberika manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca, dan

bagi seluruh mahasiswa-mahasiswa Universitas Negeri Jakarta. Amiin ya

Rabbal’alamin.

Jakarta, Juni 2014

Dien Silvia Bustami

1515120044

Page 3: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I............................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................1

B. Identifikasi Masalah...............................................................................3

C. Pembatasan Masalah.........................................................................3

D. Perumusan Masalah...........................................................................3

E. Kegunaan Penelitian..............................................................................4

BAB II KAJIAN TEORITIK............................................................................5

A. Hakikat Model Pembelajaran.................................................................5

B. Hakikat PAIKEM GEMBROT.................................................................5

C. Hakikat motivasi..................................................................................9

D. Hakikat Anak Jalanan.......................................................................11

E. Hasil Penelitian yang Relevan.............................................................13

F. Hipotesis Penelitian..............................................................................13

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................14

1. Pendekatan Penelitian.........................................................................14

2. Metode Penelitian................................................................................14

3. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................15

4. Populasi Penelitian..............................................................................15

5. Sampel Penelitian................................................................................16

6. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data...........................................16

7. Teknik Analisis Data.............................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20

Page 4: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah segala daya upaya dan semua usaha untuk membuat

masyarakat dapat mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki

kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan

sebagai anggota masyarakat dan warga negara.1

Bendara Raden Tumenggung Harya Suwardi Soerjaningrat yang lebih

dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara (1961: 2) mengatakan dalam

bukunya bahwa usaha-usaha pendidikan (tari) ditujukan pada (a) halusnya

budi, (b) cerdasnya otak dan (c) sehatnya badan. Ketiga usaha itu akan

menjadikan lengkap dan laras bagi manusia. Dengan demikian pendidikan

merupakan usaha untuk membentuk manusia yang utuh lahir dan batin, yaitu

cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur. Ki Hadjar Dewantara juga

menegaskan bahwa pendidik harus memiliki konsep 3 kesatuan sikap yang

utuh, yakni ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri

handayani. Pengertiannya, bahwa sebagai pendidik harus mampu menjadi

tauladan bagi peserta didiknya, pendidik juga mampu menjaga

keseimbangan, juga dapat mendorong, dan memberikan motivasi bagi

peserta didiknya. Trilogi pendidikan ini diserap sebagai konsep

“kepemimpinan Pancasila”.2

1 Satmoko, Retno Sriningsih. 2000. Landasan Kependidikan, Pengantar ke arah ilmuPendidikan Pancasila. Semarang: IKIP Semarang Press.2 Dewantara, Ki Hadjar. 1961. Karya Ki Hadjar. Yogyakarta: Taman Siswa.

1

Page 5: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

Pendidikan luar sekolah menurut Philip H.Coombs adalah semua kegiatan

pendidikan yang terorganisasi, sistematis dan dilaksanakan di luar sistem

pendidikan formal, yang menghasilkan tipe-tipe belajar yang dikehendaki oleh

kelompok orang dewasa maupun anak-anak. Russel Kleis, dalam bukunya

Non-formal Education mengemukakan bahwa pendidikan luar sekolah adalah

usaha pendidikan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis. Biasanya

pendidikan ini berbeda dengan pendidikan tradisional terutama yang

menyangkut waktu, materi, isi dan media. Pendidikan luar sekolah

dilaksanakan dengan sukarela dan selektif sesuai dengan keinginan serta

kebutuhan peserta didik yang ingin belajar dengan sungguh-sungguh.3

Ada begitu banyak anak-anak yang belum dapat mengenyam pendidikan

formal, walaupun begitu ada beberapa alternative yang disediakan berupa

pendidikan non formal yang biasa diselenggarakan oleh pemerintah maupun

swasta. Disuatu lembaga swasta yang hanya berfokus untuk menangani

anak-anak yang tidak bersekolah khususnya anak-anak jalanan yang masih

memiliki motivasi yang rendah untuk belajar karena banyak hal yang harus

mereka kerja seperti mereka harus bekerja untuk membantu orang tuanya

sehingga mereka tidak dapat pergi kesekolah.

Banyak lembaga swasta yang telah menangani ini tetapi dalam peningkatan

motivasi belajar mereka dengan keadaan tutor yang cukup mini, disini tutor

yang masih bersedia untuk menjadi relawan pengajar harus memiliki cara

mengajar yang inovatif dan kreatif. Dalam proposal ini peneliti tertarik untuk

mengujikan model pembelajaran “PAIKEM GEMROT” yang baru-baru ini

sudah sangat terkenal dan dapat mengatasi probelmatik mengajar dan

mengatasi motivasi belajar pada anak.

3 http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/194612161973041-MAMAN_HILMAN/PLS/Bab_2_Jadi.pdf. diunduh pada tanggal 5 juni 2014. Pukul 19.45 WIB

2

Page 6: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

Dengan begitu penelitian akan membahas penelitian ini dengan proposal

yang berjudul “ PENERAPAN MODEL PAIKEM GEMBROT UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI YAYASAN

SAHABAT ANAK JALANAN JAKARTA.

B. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah pada penelitian ini, yaitu :

1. Motivasi belajar untuk mengikuti kelas anak-anak yang terdaftar masih

rendah, hanya 1- 3 orang yang hadir dalam pertemuan.

2. Metode belajar yang masih bersifat konvensional.

C. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalah yang ada, yaitu :

1. Penerapan model pembelajaran PAIKEM GEMBROT.

2. Pencampaian motivasi belajar pada anak – anak jalanan.

D. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah

maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah penerapan PAIKEM GEMBROT dapat digunakan untuk

pembelajaran pada yayasan sahabat anak jalanan ?

2. Apakah penerapan PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan

motivasi belajar pada peserta didik di yayasan sahabat anak

jalanan ?

3

Page 7: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

E. Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah :

1. Mengetahui bagaimana penerapan PAIKEM pada proses

pembelajaran di yayasan sahabat anak jalanan.

2. Untuk mengetahui penambahan motivasi belajar dengan model

PAIKEM GEMBROT pada proses pembelajaran .

4

Page 8: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Hakikat Model Pembelajaran    

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

perangkat pembelajaran termasuk diantaranya buku-buku, film, komputer,

kurikulum, dan lain-lain.4. 

   Menurut Kardi dan Nur istilah model pembelajaran mempunyai makna yang

lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran

mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau

prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah :

1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai);

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan degan berhasil; dan

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.5

B. Hakikat PAIKEM GEMBROT

  PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif

Menyenangkan dan Berbobot) adalah sebuah program / model pembelajaran

terpadu yang bertujuan meningkatkan mutu dan efisiensi pengelolaan

pendidikan dengan mengembangkan praktik-praktik yang sudah ada.

4 http://www.nimhindia.org/MODELS%20OF%20TEACHING.pdf. Diunduh pada tanggal, 5 Juni 2014. Pukul 20.00 WIB

5 Iif Khoiru Ahmadi, M.Pd dan Sofam Amri, S.Pd. PAIKEM GEMBROT, Prestasi pustaka raya. 2011. Hal. 8.

5

Page 9: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

       Secara garis besar PAIKEM GEMBROT dapat digambarkan sebagai

berikut :

1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. 

2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.

4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.6

      Program pembelajaran seperti ini harus disertai dengan kemampuan dan

wawasan guru yang cukup baik, karena guru dituntut mampu menciptakan

kondisi belajar yang baik di dalam maupun di luar kelas. Sedang siswa

secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan

menemukan konsep keilmuan.

a. Teori Belajar yang Melandasi Paikem Gembrot

   Banyak teori belajar yang menjadi landasan model PAIKEM GEMBROT

diaantaranya adalah Teori Jean Piaget, Teori Konstruktivisme, Teori

Vygotsky, Teori Bandura dan Teori Bruner. Berikut akan dijelaskan beberapa

teori yang melandasi model pembelajaran ini.

1.  Teori Perkembangan Jean Piaget

6 Ibid.,hal. 1.

6

Page 10: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

 Menurut Jean Piaget seorang anak maju melalui empat tahap

perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu : tahap sensorimotor,

pra operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal. Pola perilaku atau

berfikir yang digunakan anank dan orang dewasa dalam menangani obyek-

obyek di dunia disebut skemata. Selanjutnya menurut Piaget bahwa anak

membangun sendiri skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan

lingkungannya. Di sini peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan

sebagai pemberi informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan yang

kondusif bagi para siswanya.7

     

     Jelas teori piaget tersebut menegaskan bahwa guru harus mampu

menciptakan keadaan pembelajar yang mampu belajar mandiri. Artinya guru

tidak sepenuhnya mengajarkan suatu bahan ajar kepada pembelajar, tetapi

guru dapat membangun pembelajar yang mampu belajar dan terlibat aktif

dalam belajar.

2.   Teori Bandura

Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang

dikembangkan oleh Albert Bandura. Menurut Bandura sebagian besar

manusia belajar melalui pengamatan secara selektif mengingat tingkah laku

orang lain.

      Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah

laku orang lain (model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan

cara menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya

atau mengulang-ulang kembali. Berdasarkan pola perilaku ini, selanjutnya

Bandura mengklasifikasikan empat fase belajar dari pemodelan, yaitu fase

perhatian, fase retensi, fase reproduksi, dan fase motivasi.

7 Ibid.,hal. 49.

7

Page 11: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

3.   Teori Bruner

   Jerome Bruner, seorang ahli psikologi Havard adalah salah satu seorang

pelopor pengembangan kurikulum terutama dengan teori yang dikenal

dengan pembelajaran penemuan (Inkuiri). Aplikasi ide-ide Bruner dalam

pembelajaran menurut Woolfolk,Memberikan contoh dan bukan contoh dari

konsep yang dipelajari;

1. Membantu siswa mencari hubungan antar konsep;2. Mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa mencoba menemukan

sendiri jawabannya; dan3. Mendorong siswa untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif.8

b.  Implementasi Model Pembelajaran Paikem Gembrot Dalam Pembelajaran

     Pelaksanaan PAIKEM GEMBROT setiap hari dilakukan dengan

menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukan, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan

pembukaan lebih kurang 5-10 % waktu pelajaran yang disediakan, kegaiatan

inti lebih kurang 80 % waktu pelajaran yang telah disediakan, sedangkan

kegiatan penutup dilaksanakan dengan alokasi waktu lebih kurang 10-15 %

dari waktu pelajaran yang sudah disediakan.

C. Hakikat motivasi

a. Pengertian Motivasi

8 Ibid., hal. 57.

8

Page 12: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu

timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia

atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri.

Sardiman menjelaskan motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat

non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan

gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Banyak peserta didik

yang tidak berkembang dalam belajar karena kurangnya motivasi yang dapat

mendorong semangat peserta didik dalam belajar. Martinis juga berpendapat

bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri

seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah

ketrampilan, pengalaman9.

Oemar Hamalik menjelaskan motivasi dapat berupa dorongan-dorongan

dasar atau internal dan intensif diluar individu atau hadiah. Motivasi adalah

proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat.

Pendapat lain mengenai motivasi juga dikemukakan oleh Dimyati dan

Mudjiono yang mengatakan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan

mental yang menggerakkan dan pengarahkan perilaku manusia, termasuk

perilaku belajar. Berdasarkan pengertian mengenai motivasi di atas dapat

disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang dimiliki

seseorang untuk melakukan sesuatu, dan juga sebagai pemberi arah dalam

tingkah lakunya, salah satunya dorongan seseorang untuk belajar.10

b. Jenis-jenis Motivasi

Motivasi dapat dibedakan berdasarkan jenis-jenisnya. Ada jenis motivasi

yang terjadi karena keinginan seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu.

9 Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, hal. 59.

10 Ibid., hal. 67.

9

Page 13: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

Jenis motivasi lain yaitu motivasi yang yang terjadi karena seseorang

tersebut ingin mengejar target yang telah ditentukan agar berhasil sesuai

dengan apa yang diharapkan. Biggs dan Telfer dalam Sugihartono, dkk

menjelaskan jenis-jenis motivasi belajar dapat dibedakan menjadi empat

macam, antara lain: (1) Motivasi instrumental;(2) Motivasi sosial, peserta

didik belajar untuk penyelenggarakan tugas;(3) Motivasi berprestasi;(4)

Motivasi instrinsik. 11

Motivasi Instrumental merupakan dorongan yang membuat peserta didik

belajar karena ingin mendapatkan hadiah. Motivasi social menjadikan peserta

didik lebih terlibat dalam tugas. Peserta didik belajar untuk meraih

keberhasilan yang telah ditentukan, karena peserta didik memiliki motivasi

berprestasi, dan peserta didik memiliki rasa ingin belajar dengan

keinginannya sendiri karena mendapatkan dorongan dari motivasi instrinsik.

Ngalim Purwanto menyebutkan bahwa motivasi mengandung tiga komponen

pokok : “(1) Menggerakan;(2) Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan

tingkah laku;(3) Menopang dan menjaga tingkah laku”.12

c. Indikator orang termotivasi

Orang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada pada diri orang tersebut.

Ciri-ciri orang termotivasi antara lain tidak mudah putus asa dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan, selalu merasa ingin membuat prestasinya

semakin meningkat. Sardiman mengemukakan motivasi yang ada pada

setiap orang itu memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

“(1) Tekun menghadapi tugas; (2) Ulet menghadapi kesulitan; (3) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah; (4) Lebih senang bekerja mandiri;

11 Ibid., hal. 68.12 Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Prngukurannya. Jakarta: Bumi Aksara . 2009. hal, 79.

10

Page 14: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

(5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; (6) Dapat mempertahankan pendapatnya; (7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu; (8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal”.13

Nana Sudjana (2002: 61) berpendapat motivasi siswa dapat dilihat dari

beberapa hal, antara lain :

“(1) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran; (2) Semangat siswa untuk

melakukan tugas-tugas belajarnya; (3) Tanggungjawab siswa dalam

mengerjakan tugas-tugas belajarnya; (4) Reaksi yang ditunjukkan siswa

terhadap stimulus yang diberikan guru; (5) Rasa senang dan puas dalam

mengerjakan tugas yang diberikan”.14

D. Hakikat Anak Jalanan Anak jalanan merupakan kelompok anak yang sering ditemui di

jalanan oleh masyarakat. Penanganan anak jalanan dan pemenuhan hak-hak

anak oleh pemerintah belum melekat dalam diri anak jalanan. Sementara

razia-razia yang dilakukan oleh petugas secara nyata melanggar hak anak

untuk mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan. Kebijakan yang ada

untuk menangani anak jalanan tidak terjadi diskriminasi dan marginalisasi

anak jalanan yang semakin menjauhkan mereka dari hak-hak yang

semestinya mereka peroleh. UU No. 23 Tahun 2002 Pasal 4 Tentang

Perlindungan Anak Pasal 4 menegaskan setiap anak berhak untuk dapat

hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan

harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari

kekerasan dan diskriminasi.

13. Sardiman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011. Hal. 59.14 Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.2004. hal. 63

11

Page 15: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

Tiga istilah untuk mengkelompokkan anak jalanan yang

mengambarkan tingkat keterlibatan anak-anak dengan jalanan, Menurut

Asmoro dalam Klasifikasi Anak Jalanan yaitu:

1. Anak-Anak Jalanan Adalah mereka yang seluruh eksistensinya bergantung pada sumber-sumber yang mereka dapati di jalanan, dan mereka tinggal disana 24 jam setiap hari. Yang dapat disebut para pengamen “tulen”. Mereka sering memperkenalkan dirinya sebagai anak jalanan sejati. Mereka biasanya membuat wilayah-wilayah kekuasaan dan etika sendiri yang berlaku dikalangan mereka sendiri. Hukumnya adalah siapa yang kuat itulah yang menang dan mempunyai kekuasaan daerah yang luas (hukum rimba).

2. Anak-Anak yang Ada di Jalanan Mereka adalah anak-anak yang mungkin mempunyai rumah atau bahkan bersekolah seperti anak-anak biasanya, akan tetapi mereka rata-rata menghabiskan waktunya di jalanan atau hanya sekedar mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Anak-anak ini biasanya disebut sebagai anak-anak jalanan “nafkah”, yaitu anak-anak yang sengaja turun kejalanan untuk mencari uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Ada sebagian mereka yang disuruh oleh orang tuanya, ada yang karena kemauannya sendiri, dan ada yang dipaksa oleh orang tuanya. Untuk sekarang ini menurut kami sebagai LSM yang bergerak di jalanan, anak-anak demikianlah yang paling banyak ada di jalanan.

3. Anak-Anak Pra Jalanan Mereka adalah anak-anak yang tidak terus-menerus berada di jalanan, akan tetapi melihat keadaan mereka dan keluarga mereka, serta latar belakang keluarganya, ada kemungkinan besar mereka akan turun ke jalanan. Biasanya untuk memulai kegiatan ini mereka hanyalah sekedar iseng, atau diajak teman yang biasanya ada di jalanan. Mereka mengamen atau melakukan hal yang lain sekedar menambah uang jajan saja. Mereka mempunyai tempat tinggal yang pasti dan bahkan mempunyai orang tua yang lengkap serta keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan. Namun ada kemungkinan mereka dapat mengalami keadaan yang buruk atau “kepepet” sehingga salah satu cara yang pasti akan diambil untuk bertahan hidup adalah mengamen atau mengemis di jalanan. Anak jalanan yang demikian kami sering menyebutnya sebagai anak jalanan “jajan”. Mereka inilah yang sebenarnya membutuhkan pelayanan secara serius supaya mereka dicegah atau diupayakan untuk tidak terlanjur turun kejalanan seperti kelompok anak-anak jalanan sebelumnya. 15

15 http://www.minsipelmasgbi.org. diunduh pada tanggal 5 Juni 2014. Pukul. 20.30 WIB.

12

Page 16: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini dilihat dari hasil penelitian yang berjudul : “Aplikasi PAKEM

( Pembelajaran, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) untuk mrningkatkan

hasil belajar biologi kelas VII B SMP Negeri I Ambarawa”. Yang diteliti oleh

Pratiyan Isnaeni.

F. Hipotesis PenelitianAdapun hipotesis penelitian Hipotesis (Ha) :

“Ada hubungan antara penerapan model PAIKEM GEMBROT terhadap peningkatan motivasi belajar pada anak jalanan di yayasan sahabat anak jalanan.”

Hipotesis (Ho) :

“tidak ada hubungan antara penerapan model PAIKEM GEMBROT terhadap peningkatan motivasi belajar pada anak jalanan di yayasan sahabat anak jalanan.”

13

Page 17: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan PenelitianPendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Menurut Sugiyono data penelitian pada pendekatan kuantitatif

berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Alasan peneliti

menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti bermaksud untuk

menghilangkan subjektifitas dalam penelitian.16

2. Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen

kuasi dengan pola nonequivalent control group design (pretest-postest

yang tidak ekuivalen). Eksperimen itu sendiri adalah observasi di bawah

kondisi buatan (artificial condition) di mana kondisi tersebut dibuat dan

diatur oleh si peneliti. Sedangkan penelitian eksperimental adalah

penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek

penelitian serta adanya control.

Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen karena suatu eksperimen

dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu

tindakan terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya pengaruh

tindakan itu. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment yang artinya

pemberian kondisi yang akan dinilai pengaruhnya.

Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif sehingga kedua variabel

mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati sama. Yang

membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi

treatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol diberikan 16 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta. Jakarta. hal. 13.

14

Page 18: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

treatment seperti keadaan biasanya. Dengan pertimbangan sulitnya

pengontrolan terhadap semua variabel yang mempengaruhi variabel yang

sedang diteliti maka peneliti memilih eksperimen kuasi. Dasar lain peneliti

menggunakan desain eksperimen kuasi karena penelitian ini termasuk

penelitian sosial.

Untuk itu, dalam Sutrisno Hadi disebutkan (1) Pre eksperiment

measurenment (pengukuran sebelum perlakuan), (2) Treatment

(tindakan pelaksanaan eksperimen), dan (3) Post eksperiment

measurenment (pengukuran sesudah eksperimen berlangsung).17

3. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di yayasan sahabat anak Jakarta yang berada di

manggarai. Yayasan ini merupakan organisasi pencinta anak jalanan yang

telah memiliki kegiatan belajar mengajar pada anak jalanan.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester ganjil (101) sampai tengah

semester ganjil 2014.

4. Populasi PenelitianMenurut Suharsimi Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Nurul Zuriah mengemukakan bahwa populasi merupakan seluruh

data yang menjadi perhatian peneliti. Jadi, populasi penelitian dapat

disimpulkan sebagai subjek penelitian yang mengenainya dapat diperoleh

dari data yang dipermasalahkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

teman-teman peserta belajar. 18

17 Sutrisno Hadi, Metodologi Research. Yogyakarta: yayasan penerbit fakultas psikologi UGM, 1987. Hal. 468-469.18 Arikunto,Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. 2006. Hal. 151.

15

Page 19: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

5. Sampel Penelitian Sampel usia 8-12 tahun yang berjumlah orang di yayasan sahabat anak

Jakarta. Peneliti menggunakan semua subjek penelitian, peneliti membagi

dua kelompok A, sebagai kelompok eksperimen dan kelompok B sebagai

kelompok control. Selanjutnya peneliti akan mempelajari karakteristik dari

kedua kelompok tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya.

6. Instrumen dan Teknik Pengumpulan DataSebelum peneliti membuat instrumen penelitian, terlebih dahulu yang perlu

disusun kisi-kisi umum yaitu sebuah tabel yang menunjukkan kaitan antara

variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil,

metode, dan instrumen yang akan digunakan (Suharsimi Arikunto,

2006 :151).

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai metode dan instrumen

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Observasi

Berdasarkan instrumen pengamatan yang digunakan , maka peneliti

melakukan observasi langsung dengan menggunakan observasi tidak

terstruktur, ( Sugiyono, 2007 : 205) yakni observasi yang tidak menggunakan

instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.

Adapun rambu-rambu pengamatan dalam pelaksanaan observasi dapat

dilihat dalam tabel yang berisi kisi-kisi pedoman observasi.

16

Page 20: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Observasi.

No. Indikator Skor Keterangan

1.` Perhatian

1,2,3,4

4 : Sangat Baik

3 : Baik

2 : Cukup Baik

1 : Kurang Baik

2. Kesenangan

3. Interaksi

4. Keaktifan

Berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah tersusun, maka langkah

selanjutnya peneliti membuat daftar pedoman observasi rating scale.

2. Tes

Menurut Sukardi (2007:138) tes merupakan prosedur sistematik di mana

individual yang dites direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban

mereka yang dapat menunjukkan ke dalam angka. Dalam tes telah

direncanakan sesuai dengan pilihan hati dan pikiran subjek guna

menggambarkan respons yang kemudian diolah oleh peneliti secara

sistematis menuju suatu arah kesimpulan yang menggambarkan tingkah laku

dari subjek tersebut. Tes merupakan pengumpul informasi adalah

serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelas.

a. Uji Validitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 219) validitas adalah keadaan yang

menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur

apa yang akan diukur. Sedangkan menurut Sugiyono (2007 : 173) valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

17

Page 21: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

seharusnya diukur. Pada uji validitas instrumen dalam penelitian ini

menggunakan validitas konstrak (construct validity) sebagai pengukur tingkat

validitasnya. Menurut Sugiyono (2007 : 177), mengemukakan bahwa untuk

menguji validitas konstrak, dapat menggunakan pendapat dari ahli.

b. Uji reliabilitas instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 178) reliabilitas menunjuk pada satu

pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan

data-data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai

dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, hasilnya tetap akan

sama.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik reliabilitas internal yaitu

dengan rumus Alpha. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:196),

mengemukakan bahwa rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal dalam

bentuk uraian. Adapun Rumus r11 sebagai berikut

Keterangan :r11 = reliabilitas instrumen.

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.

Σ𝑜𝑏2 = jumlah varian butir.𝑜21 = varians total.

18

Page 22: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

Proses perhitungan realibilitas ini dilakukan dengan bantuan program SPSS

16 for windows dan diperoleh koefisien alpha sebesar 0,781. Penafsiran

koefisien realibilitas ini bepedoman pada penggolongan Suharsimi Arikunto

(2006: 276), yaitu:

Tabel . Interpretasi nilai r

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0, 00 sampai dengan 0,200

Tinggi

Cukup

Agak rendah

Rendah

Sangat rendah (tak berkorelasi)

Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien alpha yang diperoleh berada

pada tingkat intrepetasi cukup tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa

instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data

penelitian.

7. Teknik Analisis Data

Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2007 : 207) bahwa, analisis data

adalah kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan jenis responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan.

DAFTAR PUSTAKAAhmadi, Abu dan Widodo Supriyono, 2004, Psikologi Belajar, Jakarta: PT

Rineka Cipta,

19

Page 23: Proposal Skripsi Penerapan model PAIKEM GEMBROT pada Anak Jalanan

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta.

Dewantara, Ki Hadjar. 1961. Karya Ki Hadjar. Yogyakarta: Taman Siswa.

Iif Khoiru Ahmadi, M.Pd dan Sofam Amri, S.Pd. 2011. PAIKEM GEMBROT,

Prestasi pustaka raya.

Sardiman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. 2011. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Satmoko, Retno Sriningsih. 2000. Landasan Kependidikan, Pengantar ke

arah ilmu

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta.

Jakarta.

Sutrisno Hadi, 1987. Metodologi Research. Yogyakarta: yayasan penerbit

fakultas psikologi UGM.

Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi dan Prngukurannya. Jakarta: Bumi

Aksara .

http://www.minsipelmasgbi.org. diunduh pada tanggal 5 Juni 2014. Pukul.

20.30 WIB.

http://www.nimhindia.org/MODELS%20OF%20TEACHING.pdf. Diunduh

pada tanggal, 5 Juni 2014. Pukul 20.00 WIB

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/

194612161973041-MAMAN_HILMAN/PLS/Bab_2_Jadi.pdf. diunduh

pada tanggal 5 juni 2014. Pukul 19.45 WIB

20