Proposal Seminar Revisi I

53
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN DRIBBLE BOLABASKET PADA MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS SYIAH KUALA TAHUN 2016 Proposal Skripsi diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh RIZAL DARMAWAN 1206104020069 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

description

Revisi

Transcript of Proposal Seminar Revisi I

Page 1: Proposal Seminar Revisi I

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN DRIBBLE BOLABASKET PADA

MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS SYIAH KUALA

TAHUN 2016

Proposal Skripsi

diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan

oleh

RIZAL DARMAWAN1206104020069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM, BANDA ACEH

2016

Page 2: Proposal Seminar Revisi I

1

1. Judul: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dan Panjang Tungkai Terhadap Kecepatan Dribble Bolabasket Pada Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas Syiah Kuala Tahun 2016

2. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap orang untuk

mempertahankan kesehatan dan kebugaran fisik, Berolahraga dapat membuat

bugar jasmani, bugar pemikiran, dan berprestasi dalam pekerjaan, salah satu

usaha menciptakan manusia berprestasi yaitu dengan cara pembinaan melalui

olahraga, Ada ratusan jenis-jenis cabang olahraga dunia namun hanya

setengahnya yang di pertandingkan maupun di perlombaan, Umumnya

beberapa cabang olahraga sebagai berikut: Olahraga Atletik, Olahraga

Aquatik, dan Olahraga Ketangkasan salah satu olahraga ketangkasan ialah

permainan bolabasket.

Permainan bolabasket merupakan cabang olahraga yang makin banyak

digemari oleh para masyarakat terutama oleh kalangan pelajar dan

mahasiswa, Melalui kegiatan olahraga bolabasket ini para remaja banyak

memperoleh manfaat khususnya dalam pertumbuhan fisik, mental, dan sosial.

Permainan bolabasket saat ini mengalami perkembangan yang pesat terbukti

dengan munculnya klub-klub tangguh di tanah air dan atlet-atlet bolabasket

pelajar baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi. Ditunjang lagi

dengan diadakannya turnamen-turnamen antar klub, event-event mahasiswa

dari tingkat daerah hingga nasional. Selain itu dengan bervariasinya

permainan bolabasket dengan unsur hiburan seperti streetball, three on three,

crushbone, menjadikan olahraga bolabasket menjadi olahraga yang bergengsi

Page 3: Proposal Seminar Revisi I

2

dan trend mode di kalangan anak muda. Permainan bolabasket di Indonesia

sekarang ini mulai menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, Sekarang

banyak terlihat lapangan bolabasket di berbagai kota maupun di pelosok-

pelosok tanah air, Itu tertanda bahwa masyarakat di tanah air ini mulai

menyukai permainan bolabasket.

Permainan bola basket diciptakan oleh Dr. James A Naismith, pada tahun

1891 di YMCA di Springfield, Permainan bolabasket ini sudah mulai

dipertandingkan dalam Olympiade di Jerman pada tahun 1936. Bolabasket

masuk ke Indonesia sekitar tahun 1948 yang lalu dan berkembang setelah

proklamasi kemedekaan, Pada tanggal 23 Oktober 1951 didirikanlah

Persatuan Basketball Seluruh Indonesia (PERBASI). “Dengan adanya

PERBASI ini perkembangan bolabasket di Indonesia jauh lebih maju karena

ada suatu organisasi yang bertujuan mengembangkan olahraga bolabasket

mulai dari pusat (PB Perbasi), daerah tingkat I oleh pengurus daerah (Pengda

Perbasi), sampai ke pelosok tanah air di daerah tingkat II oleh pengurus

cabang (Pengcab Perbasi)” A. Sarumpaet, (1992:202).

Perkembangan bolabasket di Aceh juga tidak mau kalah dengan daerah-

daerah lain yang sudah maju, Perkembangan bolabasket di Aceh dapat

berkembang dikarenakan adanya pembibitan-pembibitan atlet yang baik dari

klub di daerah maupun di sekolah, Dengan adanya pembibitan inilah lahir

atlet-atlet yang berpotensial untuk meningkatkan prestasi bolabasket di

daerahnya dan khususnya di Banda Aceh, Di Banda Aceh misalnya, sering

diadakan turnamen-turnamen bolabasket antar klub, pelajar, maupun antar

Page 4: Proposal Seminar Revisi I

3

mahasiswa, Hal ini bertujuan untuk mengembangkan bolabasket sekaligus

sebagai ajang untuk mencari atlet-atlet yang berbakat. Di Banda Aceh setiap

tahunnya ada pertandingan-pertandingan bolabasket yang diadakan di

berbagai daerah oleh klub bolabasket, sekolahan, maupun perguruan tinggi,

Baik yang sifatnya resmi maupun tidak resmi atau hiburan. Bahkan ada suatu

pertandingan bolabasket untuk kalangan umum seperti three on three,

Pertandingan seperti ini biasanya dilaksanakan untuk entertaiment dan juga

bisa untuk pencarian bibit-bibit atlet yang berbakat, Karena dari situlah para

bibit-bibit atlet mulai tumbuh dan berkembang.

Penguasaan teknik permainan bolabasket sangat penting terutama dalam

pengusaan teknik dasar permainan bolabasket, Penguasaan teknik dasar yang

baik harus benar-benar dikuasai oleh seorang pemain bolabasket karena

pencapaian prestasi tidak hanya ditentukan oleh kondisi fisik saja akan tetapi

lebih ditentukan oleh kemampuan teknik bermain, Penguasaan teknik dasar

bolabasket dan sebuah kondisi fisik yang baik tidaklah mudah, Perlu latihan

keras yang dimulai dari sejak dini, Jika teknik dasar telah dimiliki dengan

baik maka akan dapat bermain bolabasket dengan baik pula, Hal ini sudah

wajar untuk dimiliki oleh setiap atlet dari berbagai macam cabang olahraga.

“Pada permainan bolabasket, untuk mendapatkan gerakan efektif dan

efisien perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik. Teknik

dasar dalam permainan bolabasket dapat dibagi sebagai berikut: (1) Teknik

melempar dan menangkap (Passing), (2) Teknik menggiring bolabasket

(Dribble), (3) Teknik menembak (Shooting), (4) Teknik gerakan berporos

Page 5: Proposal Seminar Revisi I

4

(Pivot), (5) Teknik tembakan Lay up (6) Merayah (Rebound)” Imam Sodikun,

(1992:48).

Berdasarkan kutipan diatas dikemukakan bahwa banyak faktor yang

dibutuhkan untuk prestasi atlit bolabasket oleh karena itu faktor-faktor

tersebut tidak dapat diabaikan dalam mencapai prestasi dalam berolahraga

khususnya permainan bolabasket, Prestasi olahraga dapat diperoleh dengan

berbagai program latihan, dan disesuaikan dengan cabang olahraga yang ingin

dikembangkan, Salah satu yang mempengaruhi prestasi permainan bolabasket

adalah teknik menggiring bola (Dribble).

Menurut Hal Wissel, (2000:95). “Dribble adalah suatu cara membawa

bolabasket, Agar tetap menguasai bolabasket sambil bergerak, bolabasket

harus dipantulkan pada lantai, Pada awalnya, bolabasket harus lepas dari

tangan sebelum kaki diangkat dari lantai. Sementara dribble tidak boleh

menyentuh bolabasket secara bersamaan dengan dua tangan atau bolabasket

diam dalam genggaman tangan anda”. Kecepatan dalam dribble sangatlah

penting, ketika posisi pemain bebas dari penjagaan lawan, maka pemain

tersebut bisa melakukan akselerasi langsung ke zona lawan untuk mencetak

point, bahkan jika pemain tersebut terampil dalam melakukan dribble pemain

tersebut dapat melewati penjagaan lawan tanpa melakukan passing, hal ini

sependapat dengan Hal Wissel, (2000:96). “Kecepatan dribble amat berguna

ketika anda tidak dijaga ketat, ketika anda harus cepat membawa bola dalam

dalam lapangan yang kosong, dan ketika anda harus cepat mencapai

keranjang”.

Page 6: Proposal Seminar Revisi I

5

Dalam bermain permainan bolabasket dibutuhkan beberapa komponen

fisik, seperti yang disebutkan oleh Harsono, (1988:204) Menjelaskan,

“Komponen fisik beberapa anggota tubuh yang diperlukan oleh cabang

olahraga bolabasket adalah: kekuatan otot bahu, kekuatan dan daya tahan otot

lengan, kelentukan, daya tahan, kelincahan dan kekuatan otot tungkai”.

Guna mendapatkan hasil kecepatan dribble yang baik dan cepat

dibutuhkan kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai yang bekerja secara

terkoordinasi, Dari pendapat tersebut yang akan diteliti dalam penelitian ini

adalah kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai dengan kecepatan dribble

bola, Jika seseorang ingin memiliki kecepatan dribble yang bagus, maka

harus ditunjang kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai yang baik, Karena

kedua faktor tersebut sangat penting, maka harus benar-benar dimiliki oleh

seorang pemain bolabasket.

_______HUBUNGAN DENGAN MAHASISWA______

Dari pernyataan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : “Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dan Panjang

Tungkai Terhadap Kecepatan Dribble Pada Mahasiswa Angkatan 2014

Universitas Syiah Kuala Tahun 2016”.

3. Rumusan Masalah

Dalam suatu penelitian terdapat suatu permasalahan yang perlu untuk

diteliti, dianalisis dan diusahakan pemecahannya. Setelah memperhatikan

uraian di atas penulis merumuskan masalah penelitian ini penulis membatasi

permasalahan pada hasil kecepatan dribble dengan hubungannya kekuatan otot

Page 7: Proposal Seminar Revisi I

6

tungkai dan panjang tungkai. Adapun permasalahan dalam penelitian ini

adalah :

1) Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan

dribble Pada Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas Syiah

Kuala Tahun 2016?

2) Apakah ada hubungan antara panjang tungkai terhadap kecepatan dribble

Pada Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas Syiah Kuala

Tahun 2016?

3) Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai

terhadap kecepatan dribble Pada Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014

Universitas Syiah Kuala Tahun 2016?

4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui :

1. Hubungan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan dribble Pada

Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas Syiah Kuala Tahun

2016.

2. Hubungan panjang tungkai terhadap kecepatan dribble Pada Mahasiswa

Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas Syiah Kuala Tahun 2016.

3. Hubungan kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai terhadap

kecepatan dribble Pada Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014

Universitas Syiah Kuala Tahun 2016.

Page 8: Proposal Seminar Revisi I

7

5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan mafaaat peneleitian sebagai

berikut :

1) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk acuan penelitian-penelitian

selanjutnya, terutama tentang hubungan kekuatan otot tungkai, dan

panjang tungkai, terhadap kecepatan dribble dalam permainan

bolabasket.

2) Bagi mahasiswa Penjaskesrek dapat dijadikan bahan untuk menambah

wawasan dalam bidang bolabasket dan dapat dijadikan sebagai

referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

3) Bagi guru pendidikan jasmani dan pelatih, penelitian ini dapat

dijadikan sebagai sumber referensi dalam pemilihan bibit atlit

bolabasket sebagai acuan didalam upaya penunjang prestasi.

6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, Dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan

baru didasarkan pada teori dan penelitian yang relevan, belum didasarkan

pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan

permasalahan dan manfaat penelitian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

a. Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan dribble pada

Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas Syiah Kuala Tahun

2016.

Page 9: Proposal Seminar Revisi I

8

b. Ada hubungan antara panjang tungkai terhadap kecepatan dribble pada

Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas Syiah Kuala Tahun

2016.

c. Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai terhadap

kecepatan dribble pada Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas

Syiah Kuala Tahun 2016.

7. LANDASAN TEORI

7.1 Hakikat Kekuatan Otot Tungkai

Pengertian kekuatan secara umum adalah kemampuan otot atau

sekelompok otot untuk mengatasi beban atau tahanan.Pengertian secara

fisiologi, “kekuatan adalah kemampuan neuromuskuler untuk mengatasi

tahanan beban luar dan beban dalam, Tingkat kekuatan olahragawan

diantaranya dipengaruhi oleh keadaan: panjang pendeknya otot, besar

kecilnya otot, jauh dekatnya titik beban dengan titik tumpu, tingkat kelelahan,

jenis otot merah atau putih, potensi otot, pemanfaatan potensi otot, teknik dan

kemampuan kontraksi otot” Sukadiyanto, (2005:80).

Pemain bolabasket membutuhkan tenaga yang besar pada tungkai yaitu

untuk dribble bola yang timbul dari kekuatan otot tungkai, sehingga semakin

besar tenaga ayunan tungkai maka semakin jauh dan semakin cepat

langkahnya. menurut Ismaryanti, (2006:111) “Kekuatan adalah ketegangan

yang terjadi atau kemampuan otot untuk suatu ketahanan akibat suatu beban,

Beban tersebut dapat dari bobot badan sendiri atau dari luar (external

Page 10: Proposal Seminar Revisi I

9

resistance). Kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali

usaha maksimal. Usaha maksimal ini dilakukan oleh otot atau sekelompok

otot untuk mengatasi suatu tahanan”.

“Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna

membangkitkan ketegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot adalah

komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara

keseluruhan. Kekuatan otot (musculus strenght) adalah kemampuan satu otot

atau kelompok otot untuk mengerahkan daya (force) maksimal terhadap

sebuah tahanan (resistensi). Secara teknis, kekuatan adalah usaha maksimal

dalam satu kali angkat atau kerja yang sering dinyatakan dalam istilah “1

RM” atau suatu repetisi maksimal Sukadiyanto, (2005:84).

Kekuatan menurut Suharno H.P (1987:81) adalah “Kemampuan otot

untuk mengatasi tekanan atau beban dalam menjalankan aktifitas untuk

mencapai prestasi maksimal. Hal ini berarti kemampuan untuk mengatasi

tahanan atau beban dalam menjalankan aktifitas, sangat ditentukan oleh

seberapa besar kekuatan otot. Semakin besar kekuatan otot akan semakin

besar dan ringan kerja otot dalam mengatasi tahanan dan beban, semakin

kurang kekuatan otot akan semakin kecil kemampuan otot dalam mengatasi

tahanan dan beban. Dalam setiap olahraga, kekuatan merupakan unsur yang

sangat penting untuk dapat mempertinggi prestasi. Tanpa ada kekuatan yang

maksimal tidak mungkin akan dapat mencapai prestasi yang baik.

Page 11: Proposal Seminar Revisi I

10

Seperti yang dikemukakan oleh Suharno H.P (1987:81) sebagai berikut:

Strength dapat digunakan untuk mengatasi beban berat, gerakan meledak

dalam suatu irama serta kekuatan yang tinggi dalam waktu yang lama.

Berdasarkan kegunannya, strength dapat dibedakan menjadi tiga macam,

yaitu:

Maksimum strength adalah kekuatan otot dalam kontraksi maksimal pula.

Explosif power adalah kemampuan otot atau segerombol otot untuk

mengatasi tahanan atau beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu

gerakan.

Power endurance adalah kemampuan tahan lamanya kekukatan otot untuk

melawan tahanan atau beban yang tinggi intensitasnya.

Kekuatan merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik.

Disamping membutuhkan kekuatan otot tungkai untuk mencapai

keterampilan dribble juga diperlukan unsur fisik seperti tinggi badan,

khususnya panjang tungkai. Dengan mahasiswa yang memiliki kekuatan otot

tungkai yang baik diharapkan keterampilan dribble lebih memadai.

7.2 Hakikat Panjang Tungkai

Seorang olahragawan yang memiliki proporsi badan tinggi,

memungkinkan olahragawan tersebut berpotensi dan beprestasi dalam

olahraga, meskipun hal itu tidak selalu demikian. Ukuran tungkai yang

panjang tidak selalu memberikan keuntungan dalam jangkauan langkah, hal

ini dikarenakan kelincahan masih dibutuhkan komponen pendukung lain

Page 12: Proposal Seminar Revisi I

11

yang diperlukan untuk membantu dalam mencapai jangkauan langkah yang

panjang. “Anggota gerak bagian bawah terdiri dari: tulang panggul, femur,

patela, tibia, tulang-tulang kaki. Struktur otot yang berada di tungkai adalah

1) Otot-otot pangkal paha, 2) Otot-otot tungkai atas, 3) Otot-otot tungkai

bawah, 4) Otot-otot kaki.

Gerakan utama pada sendi lutut adalah fleksi dan ekstensi tungkai bawah.

Tetapi pada tungkai bawah dalam keadaan fleksi dapat pula dilakukan rotasi,

sedang pada saat ekstensi rotasi tidak dapat dilakukan di sendi lutut” (Prijo

Sudibjo, 2011: 54). Tungkai adalah bagian anggota tubuh manusia yang

terletak pada bagian bawah, karena itu sering sekali disebut anggota gerak

bawah. Tungkai mempunyai tugas penting dalam melakukan gerak atau

aktivitas tubuh, Namun untuk melakukan gerak secara sistematis perlu

adanya sistem penggerak yang meliputi tulang, otot dan sendi.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa panjang tungkai

adalah ukuran panjang tungkai seseorang mulai dari tulang mata kaki sampai

dengan tulang duduk, dan tungkai merupakan anggota gerak bagian bawah.

Pengambilan panjang tungkai menjadi salah satu variabel dalam penelitian,

karena peneliti beranggapan bahwa panjang tungkai memiliki hubungan

yang mempengaruhi dalam melakukan dribble bolabasket. kemampuan

dribble bolabasket pada Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas

Syiah Kuala tahun 2016.

Page 13: Proposal Seminar Revisi I

12

7.3 Pengertian Kecepatan

-----------------------------------------------------------

7.4 Pengertian Bolabasket

Olahraga bolabasket merupakan salah satu olahraga prestasi yang

digemari masyarakat saat ini terutama kalangan pelajar dan mahasiswa,

sehingga banyak kejuaraan bolabasket yang di selenggarakan dan diikuti oleh

masyarakat luas. Bolabasket adalah olahraga beregu yang mengendalikan

kecepatan dan ketahanan tubuh yang kuat, karena dalam permainan

bolabasket persinggungan badan pasti akan terjadi. Menurut PB PERBASI,

(2004:11). “Bolabasket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu

berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan berusaha

mencegah lawan untuk memasukkan bola atau mencetak angka dengan cara

bola dioper, digelinding, dipantulkan atau di dribble ke segala arah, sesuai

dengan peraturan yang telah ditentukan”.

Olahraga bolabasket merupakan suatu permainan beregu yang menuntut

kerjasama dari tiap anggota dalam satu tim. Kerjasama tersebut dilakukan

melalui penggunaan teknik-teknik dasar bolabasket. Olahraga bolabasket

sebagai permainan ditunjukkan dengan penggunaan alat berupa bola basket

yang dimainkan dengan cara dipantul-pantulkan dan dilempar. Menurut

Muhajir, (2006: 11) “Permainan bolabasket merupakan permainan beregu

yang terdiri dari lima pemain, permainan menggunakan bola besar dan

dimainkan dengan dua tangan. Prinsip permainan bolabasket adalah bola

Page 14: Proposal Seminar Revisi I

13

tidak boleh dibawa lari dan harus dipantulkan dengan berlari atau berjalan

dan dioperkan dengan teman seregunya”.

7.4.1 Sejarah Bolabasket

Permainan bolabasket diciptakan pada bulan Desember 1891 oleh Dr.

James Naismith, seseorang anggota Sekolah Pelatihan YMCA di Springfield

Massachusetts yang dikenal dengan Sringfield College. Permainan bolabasket

di Indonesia berasal dari pedagang dari Cina dan mulai berkembang atau

mendapat tempat di masyarakat, Mulai dari Jogja, Solo, dan sekitarnya. Pada

PON 1 tahun 1948 di Solo permainan bolabasket dipertandingkan, Untuk

mengkoordinir perkembangan bolabasket di Indonesia, dibentuklah

organisasi yang disebut PERBASI (Persatuan Basketball Seluruh Indonesia)

pada tanggal 23 Oktober 1951 dengan Tonny Wen sebagai ketua dan Win

Latumeten sebagai sekretarisnya, Pada tahun 1955 kepanjangan PERBASI

diubah menjadi Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia dengan singkatan

tetap PERBASI. Sampai sekarang PERBASI yang bertanggung jawab atas

perkembangan bolabasket di Indonesia.

Page 15: Proposal Seminar Revisi I

14

7.4.2 Lapangan Bolabasket

Menurut PB PERBASI dalam peraturan resmi bolabasket (2004:5), “lapangan

permainan harus memiliki permukaan yang rata, keras, dan bebas dari halangan.

Ukurannya adalah panjang 28 meter dan lebar 15 meter yang diukur dari sisi

dalam garis batas (gambar 1). Federasi Nasional menyetujui ukuran lapangan

yang akan dipakai untuk kompetisi dengan ukuran minimum adalah panjang 26

meter dan lebar 14 meter”.

Gambar 1Lapangan Bola Basket

Imam Sodikun, (1992:82)

Page 16: Proposal Seminar Revisi I

15

7.4.3 Papan Pantul

Kedua papan pantul terbuat dari kayu keras atau bahan tembus pandang

(transparan) dengan tebal 3 cm sesuai dengan kekerasan kayu, dengan lebar 1,80

meter dan tinggi 1,05 meter di belakang ring dibuat petak persegi panjang

dengan ukuran 59 cm dan tinggi 45 cm dengan lebar garis tepi 5 cm Imam

Sodikun, (1992:83). Lihat gambar 2

Gambar 2Papan Pantul

Sumber: Imam Sodikun, (1992:83)

7.4.4 Keranjang

“Keranjang terdiri dari keranjang atau simpai dan jala, Simpai terbuat dari

besi yang keras, berdiameter 45 cm dan berwarna jingga, Garis tengah besi 20

mm dengan sedikit tambahan lengkungan besi kecil di bawah simpai tempat

memasang jala, Jarak tepi bawah sampai dengan lantai 3,05 meter, Jarak terdekat

dengan bagian dalam tepi simpai 15 cm dari permukaan papan pantul”. (Imam

Sodikun, 1992:83).

Page 17: Proposal Seminar Revisi I

16

Jala terbuat dari tambang putih teranyam dan tergantung sedemikian rupa

sehingga menahan bola masuk ke keranjang, kemudian terus masuk ke bawah.

Panjang jala 40 cm (lihat gambar 3).

Gambar 3Keranjang

Sumber: Imam Sodikun, (1992:84)

7.4.5 Bola

“Bola yang digunakan adalah bola yang betul-betul bundar terbuat dari kulit,

karet atau sintesis. Kelilingnya antara 75-78 cm dengan berat antara 600- 650

gram. Bola dipompa secukupnya sehingga kalau dijatuhkan dari ketinggian 1,80

meter, pantulannya antara 1,20-1,40 meter”. (Imam Sodikun, 1992:84).

Page 18: Proposal Seminar Revisi I

17

7.5 Teknik Dasar Bolabasket

Teknik-teknik dasar dalam permainan bolabasket menurut Imam Sodikun

(1992:48) adalah sebagai berikut: 1) teknik passing (melempar dan

menangkap), 2) teknik dribble (menggiring bola), 3) teknik shooting

(menembak), 4) teknik pivot (gerakan berporos), 5) teknik lay up shoot, 6)

teknik rebound (merayah). Dari kelima teknik dasar tersebut jika telah dimiliki

dengan baik oleh seorang pemain, maka ia dapat bermain dengan baik pula.

7.5.1 Pengertian Teknik Passing

-------------------

7.5.2 Pengertian Teknik Dribble

-------------------

7.5.3 Pengertian Teknik Shooting

----------------------

7.5.4 Pengertian Teknik Pivot

---------------------

7.5.5 Pengertian Teknik Lay up

----------------------

7.5.6 Pengertian Teknik Rebound

7.6 Hakikat Dribble

Dribble merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bolabasket dan

penting bagi permainan individual dan tim. Seperti operan, dribble adalah

suatu cara membawa bola, Agar tetap menguasai bola sambil bergerak, anda

Page 19: Proposal Seminar Revisi I

18

harus memantulkannya pada lantai, Pada awalnya, bola harus lepas dari tangan

sebelum kaki anda diangkat dari lantai. Sementara dribble anda tidak boleh

menyentuh bola secara bersamaan dengan dua tangan atau bola diam dalam

genggaman tangan anda. Kemampuan men dribble dengan tangan lemah dan

tangan kuat adalah kunci untuk meningkatkan permainan anda. Untuk

melindungi bola, jagalah agar tubuh anda agar berada di antara bola dan lawan.

Dengan kata lain, jika anda men dribble dengan sisi tangan yang lemah, maka

lindungi dengan tubuh anda (Hal Wissel 2000:95).

Menurut Imam Sodikun (1992:58), cara melakukan dribble adalah

sebagai berikut:

a. Peganglah dengan kedua tangan secara relax, tangan kanan secara

relax, tangan kanan di atas bola, kiri di bawah menjadi tempat

terletaknya bola.

b. Berdiri seenaknya dengan kaki kiri agak sedikit ke depan dan kaki

kanan.

c. Condongkan badan ke depan mulai dari pinggang.

d. Pantulkan bola dengan tangan kanan (pada permulaaan bola dilihat).

e. Gerakan lengan hampir seluruhnya.

f. Pantulkan bola dilakukan dengan jari-jari tangan dibantu dengan

pergelangan tangan (bukan memukul dengan telapak tangan).

g. Menjinakkan bola dengan sedikit mengikuti bergeraknya bola ke

atas sebentar dengan jari-jari dan pergelangan tangan, kemudian baru

dipantulkan kembali. Setelah diratakan, watak, rahasia dan irama

Page 20: Proposal Seminar Revisi I

19

pantulan (get the feeling).

h. dengan sikap bediri di tempat maka mulailah sambil bergerak maju

atau mundur.

i. Mulailah dengan tidak melihat bola, dan percepatkanlah

gerakannya.

j. Menggiring bola dilakukan dengan agak rendah, maju mundur, kiri

kanan, berkelok-kelok dengan rintangan dan dengan lawan.

k. Kombinasikan antara mengoper, menggiring, dan menembak

sehingga dapat dilakukan dengan cepat.

Ada beberapa manfaat khusus dribble menurut Hal Wissel (2000:95)

antara lain :

a. Memindahkan bola keluar dari daerah padat penjagaan ketika operan

tidak memungkinkan (contoh ketika setelah rebound atau dijaga dua

orang).

b. Memindahkan bola ketika penerima tidak bebas penjagaan.

c. Memindahkan bola pada saat fast break karena rekan tim tidak bebas

penjagaan untuk mencetak angka.

d. Menembus penjagaan ke arah ring.

e. Menarik perhatian penjaga untuk membebaskan rekan tim.

f. Menyiapkan permainan menyerang.

g. Memperbaiki posisi atau sudut (angle) sebelum mengoper ke rekan,

dan.

h. Membuat peluang untuk menembak dan melakukan lay up.

Page 21: Proposal Seminar Revisi I

20

7.7 Analisis Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai, Dan Kecepatan

Dribble

Telah dikemukakan di atas, bahwa banyak faktor yang dapat memberikan

pengaruh untuk kecepatan dribble. Dalam teknik bolabasket, salah satu faktor

yang sangat mendukung dalam melakukan kecepatan dribble salah satunya

adalah kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai, Selain itu juga didukung oleh

teknik-teknik yang lain terutama dari segi anatomi tubuh. Menurut para pelatih

dan pakar bolabasket jika ingin mengajarkan teknik kecepatan dribble, maka

harus ditinjau kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai. Karena kekuatan otot

tungkai dan panjang tungkai berpengaruh pada prestasi terutama dalam kecepatan

dribble. Selain itu juga perlu diajarkan teknik-teknik yang lain.

7.7.1 Hubungan Kekuatan Otot Tungkai dan Hasil Melakukan Kecepatan Dribble

Kecepatan dribble dalam penelitian ini adalah menghitung kecepatan

dribble, testee melakukan dribble zig zag melewati kursi/kerucut dengan jarak

yang telah ditentukan. Dari keterangan di atas dapat suatu pengertian bahwa

melakukan kecepatan dribble yaitu dengan dribble bola melewati lawan yang

berusaha menghadang, sehingga dibutuhkan kecepatan dribble karena dalam

bolabasket gerakannya dinamis sehingga banyak sekali dribbling bolabasket

dengan melewati lawan dengan cepat.

Kekuatan otot tungkai, membantu dalam memperkuat daya tolak pada saat

melakukan dribble sehingga makin mudah dan cepat melakukan dribble zig zag

melewati kursi/kerucut dengan jarak yang telah ditentukan. Semakin terampil

Page 22: Proposal Seminar Revisi I

21

pemain melakukan kecepatan dribble bolabasket maka semakin sulit lawan

untuk menghalangi seorang pemain dalam melakukan dribble.

7.7.2 Hubungan Panjang Tungkai dan Hasil Melakukan Kecepatan Dribble

Panjang tungkai merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam dribble

bolabasket. Karena panjang tungkai sangat mendukung terhadap teknik seperti

Lay up, Slamdunk, Shooting, dan khususnya Dribble. Agar pemain dapat

melakukan gerakan dribble dengan terampil dan cepat maka harus ditinjau dari

panjang tungkai pula. Panjang tungkai merupakan salah satu modal utama

untuk bisa melakukan dribble dengan cepat dan terampil, karena panjang

tungkai menentukan jangkauan jarak pantul dribble dengan posisi tangan Jika

seseorang tidak memiliki panjang tungkai yang memumpuni atau memiliki

panjang tungkai yang berlebihan maka secara otomatis akan berpengaruh pada

kecepatan dribble.

7.5.3 Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai dan Hasil

Melakukan Kecepatan Dribble

Harsono (1988:204) menjelaskan, “komponen fisik beberapa anggota tubuh

yang diperlukan oleh cabang olahraga basket adalah: kekuatan otot bahu,

kekuatan dan daya tahan otot lengan, kelentukan, daya tahan, kelincahan dan

kekuatan otot tungkai”. Telah dikemukakan bahwa banyak faktor yang dapat

memberikan pengaruh untuk hasil kecepatan dribble, Kekuatan otot tungkai

dan hasil Panjang tungkai merupakan faktor yang memberikan pengaruh

terhadap hasil kecepatan dribble dalam permainan bolabasket.

Page 23: Proposal Seminar Revisi I

22

1. Metode penelitian

1.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan korelasi dengan dua variable

bebas yaitu kekuatan otot tungkai, dan panjang tungkai dan satu variabel

terikat yaitu kecepatan dribble. Metode yang digunakan adalah survey

dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran.

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian korelasi. Menurut

Suharsimi Arikunto (1993: 215) penelitian korelasi bertujuan untuk

menemukan ada tidaknya hubungan itu. Adapun desain dalam penelitan ini

sebagai berikut:

Keterangan:

X1= Kekuatan otot tungkai

X2= Panjang tungkai

Y = Kecepatan dribble bolabasket

1.2 Variabel Penelitian

“Variabel penelitian merupakan sesuatu yang menjadi objek sasaran

atau titik pandang dari kegiatan penelitian” (Suharsimi Arikunto, 2005 : 17).

Dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas dan satu variabel

X1

X2

Y

Page 24: Proposal Seminar Revisi I

23

terikat. Setyo Nugroho (1997: 94) menyatakan “variabel bebas merupakan

variabel eksperimental atau variabel perlakuan yang menjadi sebab terjadinya

perubahan pada variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah apa yang

diukur dan dipergunakan untuk menilai seberapa besar pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat, dan ini disebut akibat”.

1. Variabel BebasVariabel bebas dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas 1 atau X1 adalah panjang tungkai, yaitu anggota

gerak bagian bawah yang diukur mulai dari tulang Spina Illiata

Anterior Superior (SIAS) sampai dasar kaki atau permukaan

lantai. Alat ukur berupa pita ukur dengan satuan cm

b. Kekuatan otot tungkai adalah kemampuan sekelompok otot

tungkai dalam melakukan usaha gerak maupun mengatasi

beban. Kekuatan otot tungkai, secara operasional kekuatan otot

tungkai adalah angkatan terbesar yang ditunjukkan jarum pada

leg dynamometer, ketika leg dynamometer ditarik oleh

mahasiswa. “Pengukuran yang dilakukan pada kekuatan otot

tungkai menggunakan leg dynamometer, dengan satuan

kilogram” (Ismaryati, 115).

2. Variabel Terikat

Page 25: Proposal Seminar Revisi I

24

Variabel terikat pada penelitian ini adalah “kecepatan dribble

menggunakan tes menggiring cepat (dribble zig-zag), Testee menggiring

bola berkelok-kelok melewati kursi yang telah disediakan. Jarak antara

garis start dengan kursi pertama adalah 2 meter, sedang jarak antar kursi

1,5 meter. (Imam Sodikun, 1992:128)

1.3 Populasi dan Sample penelitian

9.3.1 Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk di pelajari kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,

2011:90) Dalam penelitian ini populasi penelitiannya adalah Mahasiswa

Penjaskesrek angkatan 2014 Universitas Syiah Kuala, yang berjumlah kurang

lebih 80 orang.

9.3.2 Sample

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Suharsimi

Arikunto, 2002:109). Mengenai besar kecilnya sampel dari jumlah populasi

oleh Suharsimi Arikunto (2002:112), bahwa "Apabila subyeknya kurang dari

100, lebih baik diambil semua sehingga penilitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-

15 % atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari :

a) kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

b) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek.

Page 26: Proposal Seminar Revisi I

25

c) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

Sesuai dengan pendapat tersebut maka dalam penelitian ini sampel

yang digunakan adalah Mahasiswa Penjaskesrek angkatan 2014 Universitas

Syiah Kuala sebanyak 20 orang.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011: 96) “purposive sampling

adalah teknik pentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. beberapa

ketentuan yaitu testee berjenis kelamin laki-laki, umur 18-21 tahun.

1.4 Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian, Proses

pengumpulan data ini merupakan rangkaian kegiatan penelitian yang

mempunyai peranan yang sangat penting untuk memperoleh data yang

valid. Dalam penelitian ini pengambilan data penelitian menggunakan tes

yaitu :

1.4.1 Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai

Tes Kekuatan Tungkai menurut (Ismaryati, 2008: 115).

a. Bentuk tes : menggunakan alat leg dynamometer

b. Tujuan : untuk mengetahui kekuatan otot tungkai

c. Alat leg dynamometer

d. Alat tulis.

Peralatan :

Page 27: Proposal Seminar Revisi I

26

1. Leg dynamometer

2. Formulir tes

3. Alat tulis

Pelaksanaan :

Tes kekuatan tungkai menggunakan alat leg dynamometer, dengan

cara testee menarik hendel kemudian meluruskan lutut sampai berdiri

tegak. Dilakukan sebanyak 3 kali.

1.4.2 Pengukuran Panjang Tungkai

Pengukuran dilakukan terhadap perubahan bebas panjang tungkai

menurut Ismaryati (2006: 100) yaitu dilakukan dengan pita pengukur atau

meteran, satuan pengukuran adalah sentimeter (cm).

Tujuan pengukuran untuk mengukur panjang tungkai mulai dari

pinggang/Spina Illiata Anterior Superior (SIAS) sampai permukaan

lantai. Peralatan:

1. Pita ukur

2. Permukaan lantai lurus datar dan rata

3. Formulir tes

4. Alat tulis

Pelaksanaan:

1. Testi berdiri tegak tanpa alas kaki

2. Kedua tumit sejajar lengan yang menggantung bebas

3. Mengukur dari pinggang sampai permukaan lantai menggunakan pita

ukur.

Page 28: Proposal Seminar Revisi I

27

1.4.3 Pengukuran kecepatan dribble

Tes kecepatan dribble yaitu melakukan dribble zig-zag yang diukur

dengan stopwatch. Peralatan:

1. Bolabasket

2. Stopwatch

3. Kursi/Kerucut

4. Formulir tes

Pelaksanaan:

Testee menggiring bola berkelok-kelok melewati kursi atau kerucut

sesuai dengan arah anak panah. Sesudah melewati kursi terakhir (keenam)

untuk memutarinya dan kembali ke garis finish dengan arah yang

berlawanan. Jarak antara garis start dengan kursi pertama adalah 2 meter,

sedang jarak antar kursi 1,5 meter. Lihat gambar 15

Gambar 15Tes kecepatan dribble

(Sumber Imam Sodikun, 1992:128)

1.5 Tehnik Analisis Data

Page 29: Proposal Seminar Revisi I

28

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing variable

bebas (kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai) terhadap variabel

terikat (kecepatan dribble). Maka data yang telah diperoleh melalui

tehnik pengumpulan data harus dianalisis dengan menggunakan

pendekatan statistika, adapun langkah-langkah yang akan dilakukan

adalah sebagai berikut:

1.5.1 Perhitungan Nilai rata-rata (Mean)

Nilai rata-rata merupakan tiap bilangan yang dapat dipakai sebagai

wakil dari rentetan nilai rata-rata, wujudnya hanya satu bilangan saja,

namun dengan satu bilangan itu akan dapat tercermin gambaran secara

umum mengenai kumpulan atau deretan bahan keterangan yang berupa

angka, jumlah dari keseluruhan angka yang ada, dibagi dengan banyaknya

angka bilangan tersebut. Untuk menentukan nilai mean, penulis

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:67) adapun

rumus tersebut sebagai berikut:

X = ∑ Xn

Keterangan:X = Nilai rata-rata yang dihitung∑ X = Jumlah skor Xn = Jumlah sample penelitian

1.5.2 Perhitungan Standar Deviasi (SD)

Standar deviasi merupakan cara untuk mengetahui sebaran data rata-

rata yang telah diteliti, makin kecil ssebarannya berarti nilai data semakin

Page 30: Proposal Seminar Revisi I

29

sama. Standar deviasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Sudjana (2005:94) adalah sebagai berikut:

SD=√ n∑ x2− (∑ X )2n (n−1 )

Keterangan:SD = Standar Deviasi∑ x2 = Jumlah skor X yang dikuadratkan∑ X = Jumlah skor Xn = Jumlah sampel penelitian

1.5.3 Perhitungan Nilai T-Score

Berdasarkan hasil analisis rata-rata dan standar deviasi, selanjutnya

dapat ditentukan nilai T-score untuk masing-masing variabel dengan

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:183)

Sebagai berikut:

Tscore = 50 + 10 ( X−XSD )

Keterangan:X = Data mentahX = Nilai rata-rata yang dihitungSD = Standar deviasi

1.5.4 Perhitungan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi merupakan tehnik yang digunakan untuk mencari

hubungan antara dua variabel. Untuk mencari koefisien korelasi penulis

menggunakan rumus yang dikemukakan Sugiyono (2009:206) adalah

sebagai berikut:

rxy = n (∑ XY )−(∑ X ) (∑Y )

√ {n ∑ X2−(∑ X )2 } {n∑Y 2−(∑Y ) 2}

Page 31: Proposal Seminar Revisi I

30

Keterangan:rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y∑XY = Jumlah skor X dan Yn = Jumlah sampel penelitian

1.5.5 Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda

Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya

hubungan antara dua variabel secara bersama-sama dengan variabel yang

lain. Besarnya kontribusi dua variabel X dengan variabel Y, dapat

dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2002:218) adalah sebagai berikut:

Ry x1 x2 =√ r 2 y x1+r2 y x2−2r (ry x1. ry x2) (r x1 X2)

1−r2 x1 X2

Keterangan: Ry x1 x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersamaan

dengan variabel Yry x1 = Korelasi product moment antara variabel X1 dengan Yry x2 = Korelasi product moment antara variabel X2 dengan Yr x1 X2 = Korelasi product moment antara variabel X1 dengan X2

1.5.6 Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna menunjukkan

pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel

dependen. Uji t adalah pengujian koefisien regresi masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Page 32: Proposal Seminar Revisi I

31

Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan Uji t adalah sebagai

berikut:

1) Menentukan tingkat signifikansi sebesar α = 5%

Tingkat signifikansi 0.05% atau 5% artinya kemungkinan besar hasil

penarikan kesimpulan memiliki profitabilitas 95% atau toleransi

kesalahan 5%.

2) Menghitung Uji t

t hitung=r √n−2

1−r2

Keterangan:r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel

3) Kriteria Pengambilan Keputusan

a. H0 ditolak jika t statistik < 0,05 atau t hitung > t tabel

b. H0 diterima jika t statistik > 0,05 atau t hitung < t tabel

nilai t tabel didapat dari : df = n-k-1

keterangan : n : jumlah observasi k : variabel independen

1.6 Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian

Waktu merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan,

atau keadaan berada atau berlangsung dan tempat merupakan lokasi dimana

suatu aktifitas dilakukan, Waktu dan tempat penelitian ini dilaksanakan pada

Page 33: Proposal Seminar Revisi I

32

bulan …. tahun 2016, yang bertempat di lapangan basket gelanggang

unsyiah.

2. Daftar Pustaka

Ambler, Vic. 1982. Petunjuk Untuk Para Pemain dan Pelatih Bola basket. Bandung : CV. Pionner.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : PT Rineka Cipta.

A.Sarumpaet, dkk. 1992. Permainan Besar. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Collins, D.Ray. 1978. A Comprehensive Guide to Sport Skills Tests and Measurement. U.S.A. Charles C. Thomas Publesher.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Hadi, Rubianto. 2006. Belajar Motorik. Semarang: Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. Irsyada, Machfud. 2000. Bola Basket. Jakarta: Depdikbud Dirjen

Pendidikan Dasar dan Menengah. PB. PERBASI. 2004. Peraturan Resmi Permainan Bolabasket . Jakarta :

PB PERBASI. PB. PERBASI. 2006. Bolabasket Untuk Semua Buku Pegangan Bagi

Pecinta Bolabasket. Jakarta : PB PERBASI. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : TARSITO. Sukintaka. 1979. Permainan dan Metodik. Bandung : TARATE. Sumiyarso, Dedy. 2002. Ketrampilan Bolabasket. Yogyakarta: Fakultas

Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Sodikun, Imam. 1992. Olahraga Pilihan Bola Basket . Jakarta : Depdikbud

Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Wissel, Hal. 2000. Bola Basket Dilengkapi Dengan Program Pemahiran Teknik Dan taktik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Page 34: Proposal Seminar Revisi I

33