Proposal "Rural Rocks"

of 24 /24
RU RAL ROCKS! project proposal

Embed Size (px)

description

RURAL ROCKS! project merupakan sebuah upaya pendokumentasian desa-desa inspiratif dalam bentuk buku. Buku ini ditulis oleh para penulis relawan yang pernah melakukan perjalanan ke desa tersebut.

Transcript of Proposal "Rural Rocks"

  • RURAL ROCKS!

    project

    proposal

  • pendahuluan

    deskripsi proyek

    tim pelaksana

    timeline

    anggaran

    penawaran kerjasama

    penutup

    daftar isi

    1

    lampiran

    2

    4

    8

    9

    10

    11

    14

    15

    RURAL ROCKS!

  • pendahuluan

    Menjadi wong ndeso dalam masa kini seolah

    merupakan vonis negatif. Sebuah wi layah

    administratif bernama desa seolah menjadi tempat

    yang kurang layak untuk dimukimi jika dibandingkan

    dengan kota.

    Ya, memang diakui, kota merupakan tempat dimana

    berjubel fasilitas da-pat ditemukan secara mudah.

    N a m u n , k o t a j u g a m e n y i m p a n s e g u d a n g

    permasalahan yang cukup runyam. Di antaranya

    adalah arus urbanisasi (perpindahan penduduk dari

    desa ke kota) tak terbendung. Urbanisasi tak

    terbendung ini menelurkan berbagai permasalahan.

    Di antaranya masalah lingkungan, tata kota yang

    berantakan akibat banyak rumah-rumah tak ter-tata,

    dan lain sebagainya.

    2RURAL ROCKS!

  • RURAL ROCKS!

    pendahuluan

    Sebenarnya, jika kita sudi menyempatkan diri kita

    untuk berpelesir luar kota, kita akan menemukan

    beberapa desa yang akan membuat kita tercengang

    d e n g a n k e h e b a t a n n y a . S e b u t s a j a D e s a

    Mandalamekar di Kabupaten Tasik-malaya. Kendati

    desa ini berada di tengah rimba, namun Sistem

    Informasi Desa (SID) mereka menggunakan open

    source di komputer. Ter-dapat pula Desa Jatisura di

    Kabupaten Majalengka. Desa ini memiliki bengkel seni

    bernama Jatiwangi Art Factory (JAF). Kegiatan-

    kegiatan yang dilakukan di JAF pun unik dan beragam,

    seperti mengadakan pameran seni, konser musik mini,

    bioskop keliling, workshop video dan foto, workshop

    keramik dari genteng, dan lain sebagainya. Dua desa

    inilah yang menginspirasi proyek ini agar dapat

    mendokumentasikan desa-desa lain yang dianggap

    :keren.

    3

  • RURAL ROCKS!

    deskripsiproyek

    NAMA PROYEK

    Proyek ini diberi nama RURAL ROCKS!. Rural

    memiliki arti daerah pede-saan. Sedangkan rocks

    kami artikan sebagai ungkapan sesuatu yang keren,

    asyik, dan menarik. Jadi, secara keseluruhan, RURAL

    ROCKS! berarti daerah pedesaan yang keren, asyik,

    dan menarik.

    RURAL ROCKS! project sendiri merupakan sebuah

    upaya mendokumenta-sikan desa-desa tersebut

    dalam bentuk buku. Buku ini ditulis oleh para penulis

    relawan yang pernah melakukan perjalanan ke desa

    tersebut.

    4

  • RURAL ROCKS!

    deskripsiproyek

    TUJUAN PROYEK

    Tujuan pelaksanaan project ini antara lain:

    1. Merubah mindset masyarakat Indonesia terhadap

    desa yang seringkali dianggap terbelakang daripada

    kota;

    2. Menepis pandangan yang menyatakan bahwa

    hidup di desa itu lebih menyedihkan dibanding hidup

    di kota;

    3. Membagi inspirasi mengenai falsafah-falsafah

    kehidupan dari masing-masing desa kepada

    masyarakat;

    4. Mengajak anak muda untuk memberdayakan

    potensi lokal di daerah asalnya;

    5. Menginspirasi desa-desa lain untuk bisa maju dan

    mandiri seperti desa-desa yang dipaparkan dalam

    buku.

    5.

  • RURAL ROCKS!

    deskripsiproyek

    KRITERIA DESA

    Kriteria desa yang layak dituliskan kisahnya dalam

    buku ini antara lain:

    1. Memiliki trademark yang mudah diingat. Misal,

    ingat Desa Mandalamekar, ingat sistem informasi

    desanya yang pakai open source.

    2. Memiliki satu atau beberapa tokoh penggerak

    yang berkemauan kuat agar desanya maju dan

    mandiri.

    3. Masyarakat desanya (walaupun belum

    sepenuhnya) mulai tergiring un-tuk bangga akan

    desanya melalui beraneka proses encouraging dari

    tokoh-tokoh setempat.

    6.

  • RURAL ROCKS!

    deskripsiproyek

    KRITERIA TULISAN DAN KONTRIBUTOR

    Kriteria tulisan yang akan dimuat dalam buku ini

    antara lain:

    1. Sebuah catatan perjalanan ke suatu desa yang

    masuk kriteria KEREN.

    2. Tulisan bergaya feature/jurnalisme sastrawi;

    3. Berjumlah 3000-5000 kata;

    4. Disertai foto-foto yang menunjang.

    5. Selain tulisan utama, menyertakan tulisan

    tanya-jawab dengan tokoh sentral di desa tersebut.

    (700 kata cukup)

    Syarat kontributor buku ini sederhana, yaitu:

    1. Berkomitmen untuk menuntaskan tulisan.

    2. Pembelajar aktif.

    3. Bersedia meliput lokasi (minimal 3 hari). 7.

  • RURAL ROCKS!

    timpelaksana

    Pembina

    Andryansyah Ahdaka, S.IP.

    Pengarah

    Widiyarti, S.T., M.T.

    Salim Rusli, S.T.

    Septian Firmansyah, S.T.

    Pemimpin Proyek

    Tristia Riskawati

    Tim Fundrising

    Pravitasari

    Tim Produksi

    Oki Indra Putra

    Tim Kreatif

    Septian Firmansyah, S.T.

    8.

  • RURAL ROCKS!

    timeline

    9.

  • RURAL ROCKS!

    rencana anggaran

    10

  • RURAL ROCKS!

    penawarankerjasama

    Platinum SponsorshipBerkewajiban membiayai 100% dari keseluruhan

    rencana anggaran.

    Berhak menjadi sponsor tunggal.

    Berhak menjadikan warna logo perusahaan

    sebagai warna utama bagi perwajahan buku.

    Berhak mengklaim sebagai pendukung utama

    proyek dalam buku.

    Berhak mencantumkan logo pada sampul depan

    buku.

    Berhak memasang spanduk pada saat launching

    buku.

    Berhak mencantumkan logo pada spanduk

    launching buku.

    Berhak mengadakan promo di sela acara

    launching.

    Gold SponsorhsipBerkewajiban membiayai 75% dari

    keseluruhan rencana anggaran.

    Berhak mencantumkan logo pada sampul

    depan buku.

    Berhak memasang banner pada saat acara

    launching.

    Berhak mencantumkan logo pada spanduk

    launching buku.

    Berhak mengadakan promo di sela acara

    launching.

    11

  • RURAL ROCKS!

    penawarankerjasama

    Bronze SponsorshipBerkewajiban membiayai 25% dari

    keseluruhan anggaran biaya.

    Berhak mencantumkan logo pada sampul

    belakang buku.

    Berhak mencantumkan logo pada spanduk

    launching buku.

    Silver SponsorhsipBerkewajiban membiayai 50% dari

    keseluruhan anggaran biaya.

    Berhak mencantumkan logo pada sampul

    belakang buku.

    Berhak memasang banner pada saat acara

    launching.

    Berhak mencantumkan logo pada spanduk

    launching buku.

    12

  • RURAL ROCKS!

    penawarankerjasama

    Iron SponsorhsipBerkewajiban untuk mendanai proyek ini

    dengan jumlah uang minimal Rp20.000,00

    Berhak mendapatkan pin Synersia dan pin

    Rural Rocks!

    Berhak mendapatkan buku Rural Rocks jika

    sumbangan melebihi 30% dari harga buku.

    13

  • RURAL ROCKS!

    penutupDemikian proposal ini kami susun agar dapat digunakan

    sebagaimana mesti-nya. Besar harapan kami, Bapak/Ibu

    dapat bekerjasama untuk mewujudkan diterbitkannya

    buku ini.

    Atas perhatian Bapak/Ibu, kami sampaikan terima kasih.

    Bandung, 13 Juni 2012

    Pimpinan

    @RURALROCKS! Project,

    Tristia Riskawati

    Ketua Umum

    Synersia Foundation,

    Septian Firmanysah, S.T.

    14

  • RURAL ROCKS!

    lampiran

    Masih pakai jendela ya, Neng?

    Saya mengiyakan. Mengangguk malu. Mengenai jendela yang disebut

    pria tersebut, telah mafhum saya maksudnya. Pria itu tidak sedang

    berbicara mengenai sekadar jendela rumah. Melainkan sebuah sistem

    operasi yang telah lama malang melintang di lalu lintas para

    pengguna komputer, Windows.

    Malunya saya bukan tanpa sebab. Setelah menempuh perjalanan sukar,

    turun-naik, serta jalanan berbatu sekepal tangan dalam menyusur

    hutansaya mendapati sekelompok pegiat desa bervisi mantap. Sabtu

    (12/2) itu, saya, bersama tiga teman lain dipersilakan untuk mengikuti

    seminar bertajuk Pemanfaatan Perangkat Lunak Legal dan Open Source

    Software (OSS).

    15

    Contoh Tulisan

    Desa Mandalamekar,

    Desa Cagar Alam Berbasis Teknologi

  • RURAL ROCKS!

    lampiran

    16

    Tidak aneh jika seminar model tersebut berada di kota. Namun,

    uniknya, seminar open source ini diadakan di tengah desa IDT

    (Inpres Desa Terbelakang). Adalah Desa Mandalamekar, Kecamatan

    Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Mengundang pegiat-

    pegiat desa dari provinsi lain, bahasan siang itu berkisar seputar

    Sistem Informasi Desa (SID). Ajaib, mayoritas dari aparat desa tersebut

    telah menggunakan sistem operasi open source. Termasuk

    Mandalamekar. Telaga peradaban ini betul nyata terselip di tengah

    rimba.

    Ialah Yana Noviadi, pelaksana seminar tersebut. Sejak terpilih menjadi

    Kepala Desa tahun 2007, Yana dilimpahi sebundel masalah yang kian

    menggerogoti desanya. Mulai dari hutan penyedia air yang semakin

    tergerus, generasi muda yang lebih tertarik mengadu nasib di

    perkotaan, hingga informasi-informasi miring mengenai desanya.

  • RURAL ROCKS!

    lampiran

    17

    Sang adik, Irman Meilandi (38), dikenal publik luas sebagai pemenang

    penghargaan Seacology Prize tahun 2011. Seacology adalah organisasi

    nirlaba yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan budaya

    masyarakat lokal negara-negara kepulauan di seluruh dunia.

    Seacology bekerja sama dengan penduduk setempat untuk

    mendukung pelestarian dan perlindungan terhadap lingkungan

    hidup. Setiap tahunnya, organisasi yang bermarkas di California,

    Amerika Serikat ini selalu memberikan penghargaan khusus kepada

    orang yang berkontribusi dalam

    pelestarian alam. Pria inilah yang berceletuk kepada saya perihal

    Masihkah kamu menggunakan jendela?.

    Dari segi materi, Irman mengatakan keluarganya miskin. Tidak ada

    kosakata hura-hura dalam kamus kehidupan Irman. Sedari SMP,

    dirinya melakoni beragam pekerjaan serabutan. Mulai dari

    menolong bawaan pedagang pisang dengan menarik becak,

    mengaduk semen, hingga menjadi kernet angkot.

  • RURAL ROCKS!

    lampiran

    18

    Seusai kuliah di Universitas Sam Ratulangi, Manado, Irman kemudian

    bekerja sebagai pegiat sebuah lembaga internasional, Conversation

    International. Bekerja di lembaga tersebut mewajibkannya safari

    desa-desa terpencil di wilayah timur Indonesia. Irman mengajak

    masyarakat desa untuk

    menjaga, dan memelihara, dan mengolah sumber daya secara

    berkelanjutan. Namun, lima tahun bekerja di Conversation

    International membuatnya gerah.

    Sudah sejumlah desa yang saya berhasil dimajukan, mengapa

    kampung halaman sendiri malah dicueki?

    Pada tahun 2004, Irman Meilandi akhirnya membulatkan tekad

    untuk mulih ka desa. Pulang kampung.

    Tidak seperti sang adik yang telah melanglangbuana, Yana tetap

    mengendap di desa. Selepas tamat SMA di kota Tasikmalaya, suami

    dari Neneng Rosmayani ini tidak tertarik mengundi nasib di

    perkotaan. Yana hanya ingin tinggal di desa.

    Penduduk di sini ramah-ramah. Makanya betah tinggal di sini, papar

    Yana

  • RURAL ROCKS!

    lampiran

    19

    Konon, leluhur masa lampau Desa Mandalamekar memiliki

    kesadaran tinggi dalam hal konservasi lingkungan. Mengingat rimba

    belantara menaungi penduduk desa, leluhur membagi kawasan hutan

    ke dalam beberapa jenis.

    Terdapat harim. Harim merupakan hutan mata air yang isinya tidak

    boleh diganggu gugat. Mengingat sungai terletak cukup jauh dari

    wilayah Mandalamekar, hutan mata air merupakan satu-satunya

    sumber air bagi penduduk. Jenis wilayah hutan lain adalah hakula.

    Hakula merupakan wilayah hutan dimana penduduk dapat

    mengambil segala sumber daya yang terkandung di dalamnya.

    Pun pohon-pohon di sekitar sawah Mandalamekar haram untuk

    ditebangi seenak udel. Jika ingin menebang boleh saja, asal

    pucuknya jangan sampai terbabat.

    Namun, beriring dengan meningkatnya fluktuasi harga kayu,

    penduduk lambat laun penduduk Mandalamekar goyah. Perlahan,

    penduduk kian abai terhadap nilai-nilai konservasi tak tertulis

    peninggalan nenek moyang. Pohon-pohon ditebang serampangan.

    Fenomena tersebut mulai merongrong pada dua generasi di atas Yana

    dan Irman.

  • RURAL ROCKS!

    lampiran

    20

    Sedang Yana, yang mendambakan desanya tetap asri, benar-benar

    terusik oleh realita tersebut. Melipur keterusikannya, Yana kemudian

    merintis sebuah lembaga bernama Mitra Alam Munggaran. Didirikan

    pada tahun 2002, Mitra Alam Munggaran merupakan lembaga lokal

    yang bergiat di bidang konservasi alam.

    Miris rasanya melihat warga desa Mandalamekar sampai rebutan

    talang untuk mendapatkan air. Harus ada yang membenahi masalah

    ini, tekad Yana.

    Untuk menunjang keberjalanan dari Mitra Alam Munggaran, Yana pun

    mendirikan radio desa. Ruyuk Fm, begitu radio tersebut kerap disebut.

    Berfrekuensi 107.8 Fm, Ruyuk menyiarkan beragam varian program.

    Mulai dari pemberitahuan program-program desa hingga karaoke ceria

    di malam Minggu.

    Pun khazanah pengetahuan perihal konservasi lingkungan sering

    didengungkan.

    Dapat dikatakan, keberadaan Ruyuk dan Mitra Alam Munggaran

    saling mendukung satu sama lain, simpul Yana.

  • RURAL ROCKS!

    lampiran

    21

    Kembalinya Irman ke desa rupanya membenihkan semangat baru.

    Dibekali oleh segudang pengalaman mumpuni, Irman kemudian

    menggenjot agar berbagai forum diskusi di desa kembali

    menemukan apinya. Sedari 2004, forum diskusi Mitra Alam

    Munggaran kemudian tidak hanya berkutat mengenai bagaimana

    hutan diselamatkan. Irman menyusupkan muatan aspek ekonomi

    Mandalamekar dalam forum.

    Pendapatan tidak melulu dari kayu saja. Terdapat sejumlah lahan

    kritis di Mandalamekar. Saya dan teman-teman kemudian menginisiasi

    lahan tersebut untuk ditanami sayuran. Seperti Kebun Cabai di wilayah

    Pasirbentang, ujar Irman.

    Irman menilai produktivitas desa dalam bidang pertanian masih rendah

    pada saat ia datang. Dahulu, ibu-ibu Mandalamekar biasa nangkring

    untuk menunggu tukang sayur dari luar desa. Namun, berkat upaya

    Irman menggalakkan pemanfaatan lahan kritis, kini Mandalamekar

    mulai mandiri. Pedagang dari luar paling banter hanya menawarkan

    tahu dan tempe.

    Mandalamekar kini telah mulai memproduksi sendiri sayur-sayuran

    seperti kelewek, picung, gula aren, cabai, pisang, sayuran, gula

    kawung.. rapal Irman bangga.

  • RURAL ROCKS!

    lampiran

    22

    Banyak berita tidak benar yang membuat penduduk perantauan

    Mandalamekar enggan ke desanya. Demi menjaga agar gosip-gosip

    mengenai Mandalamekar tidak beredar, Yana pun berstrategi.

    Terpilih menjadi Kepala Desa Mandalamekar pada 2007, Yana

    berupaya keras untuk mempelajari dunia perkomputeran. Mulai

    Microsoft Office hingga internet ia tekun jamahi

    .

    Saya baru menggunakan internet sekitar tahun 2010. Tetapi itu pun

    hanya sebatas facebookan. Baru, pada tahun 2011, saya belajar internet

    untuk blogging, aku Yana.

    Untuk aktivitas internet yang lebih bermanfaat, Yana berinisiatif

    membeli iPad. Sinyal dari iPad tersebut kemudian digunakan untuk

    menyebarkan koneksi internet di Balai Desa. Blogging dinilai Yana

    merupakan aktivitas internet yang bermanfaat bagi desa.

  • RURAL ROCKS!

    lampiran

    23

    Suatu kali, ketika Yana diundang ke Cirebon, komunitas

    perkumpulan blogger sedang berkumpul. Yana tidak menyia-nyiakan

    kesempatan tersebut untuk belajar nge-blog pada mereka. Sedari itu,

    melalui portal mandalamekar.or.id berbagai informasi resmi desa

    berdasarkan data yang akurat dapat ditampilkan.

    Tidak hanya aparat desa saja yang mengisi. Warga Mandalamekar

    juga boleh ikut mengisi, pungkas Yana.

    Yana tidak ingin menggeliat sendiri. Ia pun aktif bekerja sama dengan

    komunitas blogger lain untuk saling bertukar pengetahuan. Berbagai

    pertemuan bertemakan teknologi dan informasi rajin ia jambangi.

    Pertemuan-pertemuan tersebut memperkenalkannya dengan

    komunitas IT (Information and Technology) dan blogger yang

    ternyata beraktivitas pula di desa. Mandalamekar, bahkan dijadikan

    percontohan bagi desa lain dalam pemanfaatan teknologi informasi.

    Kiranya, ini dapat menjadi jawabanatas kuasanya tersisip sebuah

    seminar mengenai sistem operasi open source di tengah hutan. [tristia]

    Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16Page 17Page 18Page 19Page 20Page 21Page 22Page 23Page 24