Proposal ptk new

44
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS DALAM MENDESKRIPSIKAN KENAMPAKAN ALAM MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN PETUNGREJO NGUNTORONADI MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2012/213 Oleh RIS KE SUSANTI NPM 09141185 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN 1

Transcript of Proposal ptk new

Page 1: Proposal ptk new

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS DALAM

MENDESKRIPSIKAN KENAMPAKAN ALAM MELALUI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PADA SISWA KELAS IV SDN PETUNGREJO

NGUNTORONADI MAGETAN

TAHUN PELAJARAN 2012/213

Oleh

RIS KE SUSANTI

NPM 09141185

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI MADIUN

2013

1

Page 2: Proposal ptk new

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih mulia selain mengucap puji syukur kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia – Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusuna skripsi yang berjudul Upaya Peningkatan Prestasi

Belajar IPS Dalam Mendeskripsikan Kenampakan Alam Melalui Pembelajaran

Kooperatif Tipe Make a-Match Pada Siswa Kelas IV SDN Petungrejo

Nguntoronadi Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013.

Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarganya, keturunanya, sahabat serta siapa saja yang

selalu mengikuti sunah tauladannya.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari dorongan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu

penulis menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.H. Parji, M.Pd, selaku rektor di IKIP PGRI Madiun.

2. Bapak Drs. Vitalis Djarot Sumarwoto,M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Pendidikan.

3. Bapak Drs.H.Ibadullah Malawi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Bapak Drs. Edy selaku dosen yang selalu membimbing dengan penuh

kesabaran, walaupun beliau sibuk namun tetap bertanggung jawab dan

professional dalam membimbing dan mengarahkan penulis sampai penullisan

skripsi ini terselesaikan.

2

Page 3: Proposal ptk new

5. Bapak Hariyanto Utomo, S.Pd, selaku kepala sekolah serta bapak dan ibu guru

SDN Petungrejo Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan.

6. Teman-teman PGSD 7E yang selalu membantu, bekerjasama dan sumbang

saran dalam penyelesaian proposal ini.

Penulis menyadari proposal ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis tetap mengharapkan kritik dan saran untuk kebaikan penulisan ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Amin.

3

Madiun, Januari 2013

Penulis

Page 4: Proposal ptk new

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah...................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian....................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ............................ 8

A. Kajian Teori................................................................................... 8

B. Kerangka Berfikir......................................................................... 20

C. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 22

A. Obyek Tindakan ...................................................................... 22

B. Setting, Lokasi dan Subyek Penelitian.......................................... 27

C. Pengumpulan Data ....................................................................... 28

D. Analisis Data ................................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 31

4

Page 5: Proposal ptk new

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran

pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,

terbuka dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus

selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi

perkembangan dan perwujudan dari individu, terutama bagi pembangunan

bangsa dan Negara. Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan

lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat

dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya

dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan

kebutuhan masyarakat.

Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan guna meningkatkan kualitas

hasil pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dapat

dilakukan dengan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran yang

efektif dikelas, serta lebih memberdayakan potensi siswa.

Dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa sekolah dasar

memberikan suatu tantangan yang lebih tinggi bagi para guru. Ini disebabkan

tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar tidak bisa lepas

dari tujuan pendidikan dasar yang memberikan bekal kemampuan dasar

kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi,

anggota masyarakat, warga negara dan umat manusia serta mempersiapkan

peserta didik untuk mengikuti pendidikan ke tingkat selanjutnya. Pelajaran

Ilmu Pendidikan Sosial dirancang berdasarkan lingkungan kehidupan yang

nyata, yang dialami oleh peserta didik sehari-hari.

Dengan materi yang dirancang seperti di atas mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial di sekolah diharapkan dapat memberi kesempatan yang

cukup kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan bernalar

5

Page 6: Proposal ptk new

guna memperoleh konsep-konsep mengenai berbagai peristiwa dalam

masyarakat yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial harus selalu berubah hal ini seiring dengan

perubahan yang terjadi di masyarakat.

Dari uraian yang diatas maka sumber bahan untuk pembelajaran Ilmu

Pengetahuan di sekolah dasar dapat diambil dari ilmu-ilmu sosial, fenomena-

fenomena yang terjadi di sekitar peserta didik, baik fenomena fisik maupun

fenomena sosial.

Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI/SDLB yang berasal dari ilmu-ilmu

sosial akan berupa seperangkat, peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang

berasal dari geografi, sejarah, sosiologi, ekonomi. Sedangkan dari lingkungan

fisik maupun sosial di sekitar peserta didik adalah lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Adapun mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dimaksudkan untuk

mengembangkan (1) Keterampilan mental (terkait dengan sikap, simpati,

empati kepada sesama, pengembangan nilai, moral dan sikap yang sesuai

6

Page 7: Proposal ptk new

dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat di Indonesia yang

berdasarkan nilai), (2) Keterampilan personal (memiliki keteguhan dalam

bersikap dan berkepribadian), (3) Keterampilan sosial (kemampuan

berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain).

Untuk mencapai tujuan dan standar kompetensi lulusan dapat tercapai

secara optimal, maka proses belajar mengajarnya mulai saat ini semua

pengajar harus merancang dengan sebaik-baiknya. Misalnya dalam pemilihan

strategi model, metode, teknik, media dan penilaiannya.

Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengharuskan adanya kesiapan

intelektual bagi yang mempelajarinya, serta menuntut adanya penalaran dan

kemampuan berpikir dan tidak hanya sekedar menghafal. Hal ini menjadikan

Ilmu Pengetahuan Sosial sering ditakuti atau bahkan dibenci anak-anak.

Selain itu dalam pelaksanaan pembelajaran IPS, guru hanya menggunakan

model pembelajaran konvensional yaitu ceramah untuk menyampaikan materi

yang diajarkan. Pembelajaran hanya berpusat pada guru dan siswa cenderung

pasif hanya duduk diam mendengarkan materi yang diajarkan guru. Meskipun

demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak

memerlukan alat dan bahan praktik, guru cukup menjelaskan konsep-konsep

yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Dimana pada hakikatnya IPS

lebih menekankan pada nalar–nalar sosial dan kemampuan mencari

alternatif–alternatif pemecahan masalah sosial. Dengan hal tersebut, IPS

menjadi mata pelajaran yang sulit di pahami, selain itu penggunaan model

pembelajaran yang monoton dan kurang efektif mengakibatkan kurangnya

ketertarikkan siswa dalam mata pelajaran IPS. Sehingga tujuan dalam

pembelajaran tidak tercapai secara optimal dan prestasi belajar siswa menjadi

rendah. Akibatnya, siswa kurang mendapat pengalaman dalam proses

pembelajaran dan tidak dapat memaksimalkan dalam mengeksplorasikan

potensi yang ada dalam diri siswa.

Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yang tepat dan baik

serta menarik agar dapat membangkitkan minat siswa belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial dan serta meningkatkan hasil belajar siswa. Ada banyak

Page 8: Proposal ptk new

model pembelajaran yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam

pelaksanaan kurikulum. Diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif

tipe make a- match dengan model pembelajaran ini siswa dapat melatih

kreatif, aktif dalam proses pembelajaran. Menurut rusman (2011:223)

mengatakan salah satu keunggulan model pembelajaran ini adalah siswa

mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam

suasana yang menyenangkan.

Sehubungan dengan itu, penulis ingin mengangkat sebuah pembelajaran

yang efektif, efisien dan menyenangkan yaitu pembelajaran Kooperatife tipe

Make a-Match. Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang telah di

paparkan maka penulis terdorong untuk melaksanakan penelitian tindakan

kelas yang berjudul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPS Dalam

Mendeskripsikan Kenampakan Alam Melalui Pembelajaran Kooperatif

Tipe Make a- Match Pada Siswa Kelas IV SDN Petungrejo Nguntoronadi

Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013’’.

B. Identifikasi Masalah

Hasil pengamatan yang dilakukan dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial di kelas IV SDN Petungrejo menunjukkan bahwa :

1. Pembelajaran masih berpusat pada guru sebagai satu – satunya sumber

belajar.

2. Komunikasi yang terjalin hanya satu arah sehingga siswa pasif.

3. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi sehingga

pembelajaran terkesan sangat monoton.

4. Siswa kurang berani mengutarakan pendapat.

5. Sebagian siswa kurang berani bertanya jika mengalami kesulitan dalam

memahami kesulitan dalam memahami materi.

Dari identifikasi masalah-masalah diatas maka dapat disimpulkan

bahwa kualitas dan hasil belajar masih rendah. Hal ini disebabkan metode

pembelajaran kurang menarik.

Page 9: Proposal ptk new

C. Rumusan Masalah

Bagaimana peningkatan prestasi belajar IPS dalam mendeskripsikan

kenampakan alam melalui pembelajaran Kooperatife Tipe Make a-Match

pada siswa kelas IV SDN Petungrejo Nguntoronadi Magetan Tahun

Pelajaran 2012/2013?

D. Tujuan Penelitian

“Mendiskripsikan peningkatan Prestasi Belajar IPS Dalam

Mendeskripsikan Kenampakan Alam melalui Pembelajaran Kooperatif

Tipe Make a- Match pada siswa Kelas IV SDN Petungrejo Nguntoronadi

Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013”.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang akan dilakukan tentang kualitas pendidikan

atau pembelajaran diharapkan akan memberikan kontribusi bagi guru di

sekolah, siswa dan juga peneliti. Kontribusi komponen dijelaskan sebagai

berikut :

1. Bagi Guru

Penggunaan Pembelajaran Kooperatife Tipe Make a- Match

adalah hal yang jarang dilakukan oleh seorang guru. Oleh sebab itu hasil

penelitian dapat memberikan tambahan suatu pengalaman pada guru

Ilmu Pengetahuan Sosial yang terlibat dalam penelitian. Dengan

penggunaan Pembelajaran Kooperatife Tipe Make a- Match diharapkan

dapat meningkatkan prestasi kreativitas dalam pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial di sekolah menjadi lebih baik.

2. Bagi Siswa

Penggunaan Pembelajaran Kooperatife Tipe Make a- Match

dalam memahami konsep pembelajaran memberikan suatu tambahan

pengalaman pada siswa dalam kegiatan belajar kalau dulu siswa belajar

hanya menggunakan metode ceramah saja, maka dengan adanya metode

Page 10: Proposal ptk new

ini diharapkan prestasi belajr dan kreativitas siswa dapat berkembang

sesuai yang diharapkan.

3. Bagi Peneliti

Dengan melakukan penelitian langsung peneliti memperoleh

pengalaman dan wawasan tentang penggunaan Pembelajaran Kooperatife

Tipe Make a- Match di sekolah. dari hasil pengalaman dan pengamatan

langsung tersebut peneliti dapat melakukan kajian-kajian lebih lanjut

untuk menyusun suatu rancangan pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Page 11: Proposal ptk new

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Kooperatif

a. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

Rusman (2011:202) mengemukakan pembelajaran kooperatife

merupakan bentuk pembelajran dengan siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok- kelompok kecil secra kolaboratif yang anggotanya terdiri dari

empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang heterogen.

Pada dasarnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja

kelompok dalam pembelajran ini akn tercipta sebuah ineraksi yang luas,

yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa,

siswa dengan siswa, siswa dan guru.

Sanyaja (dalam Rumus 2011:203) mengutarakan pembelajaran

kooperatif merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan secara

berkelompok. Model pembelajran kelompok adalah rangkaian kegiatan

belajar yang dilakukan oleh siswa dalm kelompok- kelompok tertentu

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Daryanto dan Mulyo Rahardjo(2012:241) mengemukakan bahwa

bahwa model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam

menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan

keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, semua model

pembelajaran ditandai dengan adanya stuktur tugas, stuktu tujuan dan

stuktur penghargaan.

Rusman (2011:206) mengatakan bahwa ada komponen

pembelajaran kooperatif, yakni: (1) cooperative tesk atau tugas kerja

sama dan (2) cooperative incentive structure atau stuktur insentif kerja

sama.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Page 12: Proposal ptk new

Sanjaya (dalam Rusman 2011:206) menyatakan bahwa pembelajran kooperatif dapat dijelaskan dalam beberapa perspektif, yaitu: 1) Perspektif motivasi artinya penghargaan yang diberikan kepada kelompok yang dalm kegiatannya saling membantu untuk memperjuangkan keberhasilan kelompok. 2) perspektif sosial artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar. 3) Perspektif perkembangan kognitif artinya dengan adanya interaksi antar kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berfikir mengolah berbagai informasi.

Karakteristik atau ciri- ciri pembelajaran kooperatif sebagai

berikut:

1. Pembelajaran secara tim

2. Didasarkan pada manajemen kooperatif

3. Kemauan untuk bekerja sama

4. Keterampilan bekerja sama

Daryanto dan Mulyo Rahardjo (2012:242) mengatakan bahwa

ciri- ciri pembelajaran sebagai berikut: 1) siswa dalm kelompok secara

kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang

akan dicapai. 2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki

kemampuan yang berbeda- beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang

dan rendah. 3) penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada

masing- masing individu.

Dalam pembelajaran kooperatif dkembangkan diskusi dan

komunikasi denggan tujuan agar siswa saling berbagai kemampuan,

saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling

memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu

belajar, saling menilai kemampuan dan peranan dirisendiri maupun

teman lain.

c. Prinsip- prinsip Pembelajaran Kooperatif

Nur (dalam Daryanto dan Mulyo rahardjo 2012:242) mengatakan bahwa prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

Page 13: Proposal ptk new

(1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

(2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

(3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

(4) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.(5) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagai kepimpinan

dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

(6) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan secra individual materi yang ditanggapi dalamkelompok kooperatif.

d. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Rusman (2011:212) mengatakan bahwa prosedur atau langkah-

langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat

tahap, yaitu:

1. Penjelasan materi

2. Belajar kelompok

3. Penilaian

4. Pengakuan tim

Rusman (211:11) mengatakan Urutan langkah-langkah perilaku

guru menurut model pembelajaran kooperatif adalah sebagaimana terlihat

pada tabel berikut ini:

Tahap Tingkah laku

Tahap 1:

Menyampaikan

tujuan dan

memotivasi siswa.

Guru menyampaikan semua tujuan

pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi

siswa belajar.

Guru menyajikan informasi kepada

Page 14: Proposal ptk new

Tahap 2:

Menyajikan

informasi.

siswa dengan demonstrasi atau lewat

bahan bacaan.

Tahap 3:

Mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok-

kelompok belajar.

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien.

Tahap 4:

Membimbing

kelompok bekerja

dan belajar.

Guru membimbing kelompok-

kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas.

Tahap 5:

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Tahap 6:

Memberikan

penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar

individu kelompok.

2. Model Make a Match

Model Make a Match (membuat pasangan) merupakan salah satu

jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini

dikembangkan oleh Lorna Curran (1994).

Menurut rusman (2011:223) mengatakan salah satu keunggulan

model pembelajaran ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar

mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

Penerapan model pembelajaran ini dimulai dengan teknik, yaitu

siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal

sebelum batas waktunya, siswa yang dapt mencocokan kartunya diberi

poin.

Page 15: Proposal ptk new

a. Prosedur model pembelajaran Make a Match

Rusman (2011:223) mengatakan langkah- langkah pembelajaran

Make a Match sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa

konsep/ topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu

berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban).

2. Setiap siswa mendapatkan kartu dan memikirkan jawaban

atau soal dari kartu yang dipegang.

3. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya (kartu soal/ kartu jawaban).

4. Siswa yang dapt mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin.

5. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa

mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian

seterusnya.

6. Kesimpulan.

Langkah- langkah model pembelajaran Make a Match sebagai berikut:1.  Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau

topic yang cocok untuk review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2.  Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok 1 mendapat kartu soal dan kelompok 2 mendapat kartu jawaban sedangkan kelompok 3 berfungsi sebagai penilai.

3.   Tiap peserta didik mendapatkan satu kartu yang berisi pertanyaan atau jawaban.

Page 16: Proposal ptk new

4. Setiap peserta didik mencari pasangan yang cocok dengan kartunya (Pasangan pertanyaan-jawaban)

5.   Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin oleh penilai.

6.    Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

7.   Setelah semua siswa mendapatkan pasangannya kemudian siswa yang berperan sebagai penilai berganti peran menjadi pemegang kartu pertanyaan dan sebagian memegang kartu jawaban. Sedangkan siswa pada kelompok 1 dan 2 sebelumnya berganti peran sebagai penilai.

8.      Kemudian lakukan kegiatan seperti langkah pada nomor 4 dan 5. 9.      Kesimpulan dan penutup.(Istarani.2011 dalam http://007indien.blogspot.com/2012/10/model-

pembelajaran-make-match-mencari.html, diakses 25 Desember 2012)

b. Kelebihan Model Pembelajaran Make-A Match

1) Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan

kepadanya melalui kartu.

2) Meningkatkan kreativitas belajar siswa.

3) Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti  kegiatan belajar

mengajar.

4) Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media

pembelajaran yang dibuat oleh guru.

c. Kekurangan Model Pembelajaran Make-A Match

1) Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus

sesuai dengan materi palajaran.

2) Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran

3) Siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang ingin

disampaikan karena siswa hanya merasa sekedar bermain saja.

4) Sulit untuk membuat siswa berkonsentrasi.

Page 17: Proposal ptk new

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi belajar

Bambang Budi Wiyono (2008:73) mengemukakan bahwa prestasi

belajar adalah Hasil belajar yang dicapai siswa, baik berupa

pengetahuan,ketrampilan atau sikap.

Reni Akbar (2004:168) menyatakan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil penilain pendidikan terhadap proses belajar dan hasil

belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi

pelajaran dan perilaku yang diharapkan oleh siswa.

Acep Yoni (2010 : 158) mengemukakan bahwa prestasi adalah

hasil yang dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar sehingga ada

perubahan – perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,ketrampilan dan

sikap siswa.

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar

Hamid Darmadi (2010:187) menyatakan bahwa faktor – faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat

antara lain:

a. Bahan atau materi yang dipelajari

b. Lingkungan

c. Faktor instrumental

d. Kondisi peserta didik

Mirinda dan Winkel (dalam Reni Akbar, 2004:168) menyatakan

bahwa prestasi belajar siswa ditentukan oleh faktor berikut:

1. Faktor – faktor yang ada pada siswa

a) Taraf intelegensi, b) Bakat intelengensi, c) Taraf pengetahuan

yang dimiliki, d) Taraf pengetahuan, e) Motovisi, f) Kepribadian, g)

Perasaan, h) Sikap, i) Minat, j) Konsep diri k) kondisi fisik dan

psikis (termasuk cacat fisik dan kelainan psikologis.

2. Faktor – faktor yang ada pada lingkungan sekolah

1) hubungan antar orang tua

Page 18: Proposal ptk new

2) hubungan orang tua anak

3) jenis pola asuh

4) keadaan sosial ekonomi keluarga

3. Faktor – faktor yang ada dilingkungan sekolah

a) Guru, b) Kurikulum, c) Organisasi sekolah, d) Sistem social di

sekolah, e)Fasilitas pendidikan, f) Hubungan sekolah dengan

orang tua kurikulum, g) Lokasi sekolah

kurikulum, h) Lokasi sekolah.

4. Faktor – faktor pada lingkungan sosial yang lebih luas

1) Keadaan social politik dan ekonomi

2) Keadaan fisik cuaca dan iklim

Dari urain diatas menunjukan bahwa prestasi belajar

bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri,tetapi merupakan hasil berbagai

faktor yang melatar belakangi. Dengan demikian untuk memahami

tentang prestasi belajar perlu didalami faktor – faktor yang

mempengaruhinya.

a. Pengaruh faktor eksternal

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

peserta didik dapat digolongkan kedalam faktor sosial dan non-

sosial.

b.Pengaruh faktor internal

1) Intelegensi

2) Minat (interst)

3) Sikap

4) Waktu (time) dan kesempatan (engagement)

4. Pembelajaran IPS

a. Pengertian Pembelajaran

Bambang Warsita (2004:85) mengemukakan bahwa pengertian

Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat pesrta

didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik,

Page 19: Proposal ptk new

dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi

agar terjadi kegiatan belajar.

Dimyati (2009:39) menggemukakan bahwa pengertian

Pembelajaran adalah upaya mengubah masukan berupa siswa yang

belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki

pengetauhan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan.

Degeng (dalam Tanwey Gerson Ratumanan, 2002:3)

menggemukakan bahwa Pembelajaran merupakan upaya untuk

membelajarkan siswa.

b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial.

Sapriya (2009 :7) IPS merupakan dua istilah yang seiring

diucapkan atau dituliskan dalam berbagai karya akademik secara

tumpang tindih (overlaping ) .

Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu

nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan SD. Mata

pelajaran IPS merupakan sebuh nama mata pelajaran Sejarah,Geogrifi,

dan ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.Ciri khas IPS

sebagai mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

adalah sifat terpadu ( integrated) dari sejumlah mata pelajaran ini lebih

bermakna bagi peserta didik sehinnga pengorganisasioan materi/ bahan

pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik dan kebutuhan

peserta didik.

c. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial di SD

Ruang lingkup pengajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar dibatasi

sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi

dan sejarah, terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari – hari

yang ada pada lingkungan hidup murid – murid SD tersebut. Ruang

lingkup tersebut dari tahun ke tahun harus kita kembangkan, mulai dari

ruang lingkup gejala dan masalah kehidupan yang ada di sekitar tempat

Page 20: Proposal ptk new

tinggal dan sekolah, kemudian ke tingkat desa, kecamatan, kabupaten,

provinsi, negara, dan akhirnya ke negara tetangga, terutama yang

berkenaan dengan hubungan kerjasama ekonomi, sosial, dan budaya di

wilayah – wilayah yang bersangkutan.

d. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Etin Solihatin (2007:15) menggemukakan bahwa tujuan IPS antara

lain sebagai berikut:

1) Untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa menggunakan

penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang

dihadapi.

2) Untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada

siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat , minat,

kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bakal bagi siswa

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Tujuan pembelajaran menurut Departemen Pendidikan Nasional

(dalam Nurhadi 2004: 203) adalah

1) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.

2) Mengembangkan aktifitas kreatif.

3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4) Mengembangkan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan

gagasan.

f. Standar Kompetensi dan Kompetensi Standar

Kelas IV semester I

Page 21: Proposal ptk new

Standar

Kompetensi

Memahami

sejarah,

kenampakan

alam dan

keragaman

suku bangsa

di lingkungan

kabupaten/

kota dan

provinsi.

Kompetensi Dasar

mendeskripsikan kenampakan alam

lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi

serta hubungannya dengan keragaman sosial

dan budaya.

B. Kerangka berfikir

Masalah – masalah yang ada setelah melakukan penelitian di SDN Petungrejo,

Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan adalah pembelajaran masih berpusat

pada guru dan siswa kurang aktif .Selama pembelajaran, guru tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau mengutarakan pendapatnya, sehingga

siswa tidak memperhatikan yang disampaikan olh guru.

Untuk meningkatkan prestasi belajar perlu digunakan suatu inovasi

baru, inovasi tersebut adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

make a match. Tujuan perbelajaran model ini ini adalah siswa mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana

yang menyenangkan. Dengan tujuan seperti diatas siwa akan menjadi aktif

dan senang karena model pembelajaran ini memadukan antara permainan dan

Page 22: Proposal ptk new

belajar. Selain itu karakteristik siswa kelas SD suka bermain dengan adanya

model pembelajran ini maka pembelajaran akan lebih bermakna.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah suatu jawaban bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Andrews, et al dalam Sangadji dan Sopiah, 2010: 90). Sedangkan menurut

Setyosari (2012: 110) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian, yang kebenarannya masih perlu diuji secara empiris. Berdasarkan

kedua pendapat tentang pengertian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa

hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah

penelitian, yang tingkat kebenaranya masih lemah sehingga masih perlu diuji

secara empiris melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka penulis merumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ada peningkatan prestasi belajar IPS dalam mendeskripsikan kenampakan

alam melalui pembelajaran kooperatif tipe Make a-Match pada siswa kelas

IV SDN Petungrejo Ngunttoronadi Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013.

Page 23: Proposal ptk new

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek Tindakan

1. Rancangan Penelitian

Wina Sanjaya, (2009:26) mengemukakan bahwa penelitian ini

menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas “Penelitian tindakan

kelas merupakan suatu proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam

kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah

tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam

situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Suharsimi Arikunto, (2006:16) mengemukakan bahwa dalam

penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan, yaitu tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi.

Gb 3.1 Model tahapan penelitian tindakan kelas

Agar lebih jelas penulis maka harus diperhatikan hal – hal berikut ini:

a. Tahap perencanaa (planning)

Menurut Suharsimi Arikunto, (2006: 17) Dalam tahap ini

dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan

bagaimana tindakan tersebut dilakukan. PTK dilakukan secara

berpasangan atau kolaborasi. Pihak pertama melakukan tindakan dan

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perncanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

?

Page 24: Proposal ptk new

pihak kedua yang mengamati proses jalannya tindakan

b. Tahap pelaksanaan (acting)

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi

rancangan. Selama melaksanakan tindakan, guru sebagai pelaksana

tindakan harus mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan

disepakati

c. Tahap pengamatan (observing)

Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:19) Tahap pengamatan

berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan tindakan. Kegiatan

pengamatan dilakukan oleh pengamat atau observer

d. Refleksi (reflecting )

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru

pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan

dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan

tindakan

SIKLUS I

1. Tahap Perencanaan (planning)

Tahap perencanaan (planning) meliputi sebagai berikut :

a. Melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat

penelitian.

b. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas.

c. Menentukan pokok bahasan.

d. Menyusun silabus dan RPP.

e. Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data seperti : soal – soal

IPS, pedoman penilain, format penilaian..

2. Tahap Pelaksanaan (actuating)

Pertemuan I

Page 25: Proposal ptk new

a Kegiatan awal

1) Gruru membuka pelajaran (memberi salam dan presensi)

2) Guru memberikan apersepsi (melakukan tanya jawab berkaitan

dengan materi yang akan diajarkan)

b. Kegiatan inti

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau

topic yang cocok untuk review, satu bagian kartu soal dan bagian

lainnya kartu jawaban.

2) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok 1 mendapat kartu soal

dan kelompok 2 mendapat kartu jawaban sedangkan kelompok 3

berfungsi sebagai penilai.

3) Tiap peserta didik mendapatkan satu kartu yang berisi pertanyaan

atau jawaban.

4) Setiap peserta didik mencari pasangan yang cocok dengan kartunya

(Pasangan pertanyaan-jawaban)

5) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum

batas waktu diberi poin oleh penilai.

6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya

7) Setelah semua siswa mendapatkan pasangannya kemudian siswa

yang berperan sebagai penilai berganti peran menjadi pemegang

kartu pertanyaan dan sebagian memegang kartu jawaban.

Sedangkan siswa pada kelompok 1 dan 2 sebelumnya berganti

peran sebagai penilai.

Page 26: Proposal ptk new

8) Guru menyimpulkan materi yang sudah dibahas.

9) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang dapat

mendapat point yang baik.

c. Kegiatan akhir

1) Guru memberikan pesan moral

2) Guru menutup pelajaran (salam)

Pertemuan II Pada Siklus II

a. Kegiatan awal

1) Guru membuka pelajaran (memberi salam dan presensi)

2) Guru memberikan apersepsi (melakukan tanya jawab berkaitan

dengan materi yang akan diajarkan)

b. Kegiatan inti

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topic

yang cocok untuk review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu

jawaban.

2) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok 1 mendapat kartu soal dan

kelompok 2 mendapat kartu jawaban sedangkan kelompok 3 berfungsi

sebagai penilai.

3) Tiap peserta didik mendapatkan satu kartu yang berisi pertanyaan atau

jawaban.

4) Setiap peserta didik mencari pasangan yang cocok dengan kartunya

(Pasangan pertanyaan-jawaban)

5) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum

batas waktu diberi poin oleh penilai.

Page 27: Proposal ptk new

6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya

7) Setelah semua siswa mendapatkan pasangannya kemudian siswa

yang berperan sebagai penilai berganti peran menjadi pemegang

kartu pertanyaan dan sebagian memegang kartu jawaban.

Sedangkan siswa pada kelompok 1 dan 2 sebelumnya berganti

peran sebagai penilai.

8) Guru menyimpulkan materi yang sudah dibahas.

9) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang dapat

mendapat point yang baik.

c. Kegiatan akhir

1.Guru memberikan pesan moral

2.Guru menutup pelajaran (salam)

3.Tahap Pengamatan (observing)

Observasi dilakukan secara kolaboratif antara pihak I (peneliti) dan

pihak II (guru). Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan dengan

pengamatan disertai pencatatan secara teratur terhadap obyek yang

diteliti. Data yang diamati adalah pencapaian prestasi siswa

4.Refleksi

Dalam tahap ini peneliti menganalisa hasil pengamatan yang diperoleh

untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya

apabila ditemukan kelemahan maupun temuan-temuan lain yang

menyebabkan kesulitan pada siklus yang bersangkutan.

SIKLUS II

Tahapan dalam siklus II pada prinsipnya sama dengan

tahapan dalam siklus I yang meliputi tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi. Tindakan pada siklus II

akan mengalami beberapa perubahan, didasarkan atas analisis

Page 28: Proposal ptk new

perubahan dan analisis refleksi pada siklus I. Perubahan yang dilakukan

pada siklus II ini dilakukan dengan harapan agar terjadi peningkatan

prestasi belajaran siswa.

B. Setting, Lokasi, dan Subyek Penelitian

1. Setting dan Lokasi

Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan terhitung mulai bulan Februari

hingga bulan Juni tahun 2012. Tempat penelitian ini dilakukan di SDN

Petungrejo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Magetan. Alasan penulis

memilih sekolah ini karena :

a. Di tempat penelitian tersebut terdapat masalah yang

mencerminkan karakteristik masalah yang akan diteliti.

b. Sejauh ini belum ada penelitian serupa yang dilakukan di

tempat penelitian tersebut, sehingga hasil penelitian ini akan

mengungkap sesuatu yang baru.

2. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Petungrejo,

Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, semester 1, tahun

pelajaran 2012/2013. Dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Terdiri dari

13 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.

C. Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang valid, diperlukan suatu metode

atau alat pengumpulan data yang tepat. Pengumpulan data adalah prosedur

yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan

ketepatan penggunaan. Pengumpulan data sangat ditentukan oleh jenis

data pada penelitian yang akan dikumpulkan.

Dalam penelitian ini dilalukan beberapa macam teknik pengumpulan

data:

a. Tes

Page 29: Proposal ptk new

Test merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data kognitif yaitu

melalui tes secara individu.

b. Observasi.

Dalam penelitian ini dilakukan observasi terhadap siswa untuk

memperoleh data peningkatan prestasi belajar siswa. Pengumpulan data

dilakukan dengan lembar observasi berbentuk cheklist.

E. Analisis Data

Data yang sudah terkumpul selama penelitian, selanjutnya

dianalisis sebagai berikut:

a. Tes

Tes digunakan untuk memperoleh data kognitif berupa data

prestasi belajar siswa. Tes diberikan dalam bentuk soal. Ketuntasan

belajar siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 18)

Nilai = ∑skor yang diperoleh x 100%

∑ skor maksimal

Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai ≥ 70

sesuai dengan Standart Ketuntasan Belajar di SDN Petungrejo

b. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh data psikomotor

dan afektif, yaitu data mengenai unjuk kerja siswa dalam kegiatan

kelompok dan sikap siswa. Lembar observasi berbentuk checklist, data

unjuk kerja siswa dihitung dengan rumus:

Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 23)

Nilai unjuk kerja siswa = ∑skor yang diperoleh x 100%

∑ skor maksimal

Page 30: Proposal ptk new

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Budi Wiyono. 2009. Penelitian Tindakan kelas dan Penulisan Karya

Ilmiah. Malang: UM Press

Dimyati & Mujdiono. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan Bekerjasam Dengan Rineka Cipta

Daryanto & Mualyo Rahardjo.2012. Model Pembelajaran Inovatif. Malang: Gava

Media

Etin Solihatin, dkk. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran

IPS. PT Bumi Aksara: Jakarta

Istarani.2011 dalam http://007indien.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-

make-match-mencari.html, diakses 25 Desember 2012

Reni Akbar, dkk. 2004. Akselerasi. PT Grasindo Anggota Ikapi: Jakarta

Rusman.2010. Model- Model Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian, Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka

Cipta

Wina Sanjaya. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Kencana Predana Media Group:

Jakarta