Proposal Ptk Bmti
-
Upload
agus-riyanto -
Category
Documents
-
view
852 -
download
2
description
Transcript of Proposal Ptk Bmti
1
PROPOSAL PTK
MENINGKATKAN KETRAMPILAN SISWA DALAM
PRAKTEK KOMPETENSI DASAR PELAKSANAAN
PROSEDUR PENGELASAN DENGAN METODE
PEMBELAJARAN TEMAN SEBAYA PADA
KELAS X TOA SMK N 2 WONOGIRI
TAHUN DIKLAT 2009/2010
Disusun Oleh :
Agus Riyanto, S.Pd NIP. 19790822 200801 1 013
SMK NEGERI 2 WONOGIRI
2009
Diklat Vokasi : KTI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pembelajaran yang sekarang ini menuntut siswa mempunyai
kompetensi ketrampilan individual yang tinggi, khususnya pada pendidikan
kejuruan atau SMK setiap siswa dituntut memiliki kemampuan praktek yang
benar-benar professional.
Sistem pembelajaran menggunakan team teaching sebenarnya sangat
membantu untuk melayani siswa dalam pembelajaran praktek sehingga setiap
siswa memiliki kesempatan untuk mendapatkan bimbingan dan pengarahan
dari guru sebagai instruktur dalam pelaksanaan pelajaran praktek, namun tidak
semua sekolah kejuruan memiliki jumlah guru produktif yang memadai untuk
membentuk team teaching sehingga hal yang seperti diharapkan oleh setiap
siswa belum dapat dipenuhi.
Dengan jumlah siswa yang relative banyak jika dibandingkan dengan
keterbatasan guru maka walaupun peralatan praktek telah memenuhi batas
jumlah minimal tetapi hasil pembelajara praktek belum dapat maksimal karena
kurangnnya pengawasan dan bimbingan guru sehingga hal ini menjadi suatu
masalah yang harus diselesaikan agar didapat hasil belajar yang lebih baik,
dengan alasan yang terurai diatas peneliti merasa perlu untuk melakukan suatu
penelitian mengenai “ Meningkatkan ketrampilan siswa dalam praktek
kompetensi dasar pelaksanaan prosedur pengelasan dengan metode
pembelajaran teman sebaya pada kelas X SMK N 2 Wonogiri”
1
3
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalah mengenai kemampuan praktek
siswa pada kompetensi dasar pelaksanaan prosedur pengelasan di atas, penulis
mengidentifikasikan masalah yang disajikan dalam bentuk kalimat pertanyaan
sebagai berikut:
1. Mengapa siswa belum memiliki kemampuan praktek yang bagus dalam
kompetensi dasar pelaksanaan prosedur pengelasan ?
2. Teknik atau metode apa yang dapat dipergunakan oleh guru untuk
meningkatkan kemampuan praktek kompetensi dasar pelaksanaan
prosedur pengelasan siswa ?
3. Bagaimana upaya guru untuk memompa motivasi siswa yang agar bisa
memiliki ketrampilan praktek pelaksanaan prosedur pengelasan yang
baik ?
4. Apakah media yang menarik dapat membangkitkan kemampuan
praktek kompetensi dasar pelaksanaan prosedur pengelasan?
5. Bagaimana peran teman yang memiliki kemampuan praktek
pengelasan baik kepada teman yang kemampuan prakteknya kurang?
6. Apakah kiat-kiat yang harus diberikan agar siswa mampu memiliki
ketrampilan praktek pelaksanaan prosedur pengelasan pengelasan
dengan baik?
7. Bagaimanakah bentuk bimbingan yang diberikan kepada siswa yang
memiliki ketrampilan praktek pelaksanaan prosedur pengelasan
rendah?
C. Batasan Masalah
Identifikasi masalah di atas yang disajikan dalam bentuk kalimat tanya,
masih terlalu luas cakupannya untuk diteliti, karena keterbatasan kemampuan
dari penulis. Oleh karena itu, identifikasi masalah di atas perlu dibatasi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pertanyaan khusus yang
4
dikemukakan adalah: “Apakah penggunaan metode pembelajaran teman
sebaya dapat meningkatkan kemampuan praktek pada kompetensi dasar
pelaksanaan prosedur pengelasan? Sedangkan sub pertanyaan yang akan
menjadi fokus penelitian adalah:
1. Bagaimana guru mengelola perencanaan dan aktivitas siswa selama
berlangsungnya pembelajaran praktek kompetensi Pelaksanaan
prosedur pengelasan pematrian pemotongan panas dan pemanasan
khususnya pada kompetensi dasar pengelasan ?
2. Bagaimana hasil test kemampuan praktek kompetensi dasar
pelaksanaan prosedur pengelasan dengan metode pembelajaran teman
sebaya di kelas X TOA SMK Negeri 2 Wonogiri tahun diklat
2009/2010 ?
3. Bagaimana peran siswa yang lebih mampu bagi siswa lain yang
mempunyai kemampuan praktek pelaksanaan prosedur pengelasan
kurang ?
D. Tujuan Penelitian
Kegiatan penelitian dengan PTK ini ialah untuk memberikan gambaran
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran praktek
prosedur pengelasan dengan metode teman sebaya di kelas X TOA SMKN 2
Wonogiri tahun diklat 2009/2010. Secara khusus penelitian ini berusaha
mendeskripsikan :
1. Meningkatkan kemampuan praktek dalam pembelajaran pelaksanaan
prosedur pengelasan dengan metode tutor teman sebaya di kelas X TOA
SMKN 2 Wonogiri tahun diklat 2009/2010.
5
2. Mengelola perencanaan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
pelaksanaan prosedur pengelasan dengan metode tutor teman sebaya di
kelas X TOA SMKN 2 Wonogiri tahun diklat 2009/2010
3. Memperoleh hasil yang optimal dari pembelajaran praktek pelaksanaan
prosedur pengelasan dengan metode tutor teman sebaya di kelas X TOA
SMKN 2 Wonogiri tahun diklat 2009/2010.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru dan
siswa Sekolah SMK Negeri 2 Wonogiri, sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan dalam mengelola dan merencanakan
pembelajaran praktek kejuruan.
2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa kelas X SMK Negeri 2
Wonogiri pembelajaran praktek atau produktif.
3. Membuat model pembelajaran tutor teman sebaya dalam pembelajaran
praktek produktif untuk meningkatkan kemampuan praktek siswa.
6
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Ketrampilan praktek
Ketrampilan praktek adalah ketrampilan yang dilatihkan kepada
peserta didik yang berupa pengembangan aspek kemampuan siswa dalam
melaksanakan kompetensi pada mata pelajaran produktif. Pada saat ini
kurikulum yang digunakan di SMKN 2 Wonogiri adalah kurikulum KTSP
spektrum dimana setiap kompetensi terbagi menjadi beberapa kompetensi
dasar yang lebih rinci.
B. Pengertian Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah bagian terkecil dari kompetensi yang
merupakan pelaksanaan dari KTSP 2006. dimana dalam hal ini pada
standar kompetensi : Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian,
pemotongan dengan panas dan pemanasan terbagi menjadi empat
kompetensi dasar yaitu :
1. Pelaksanaan prosedur pengelasan.
2. Pelaksanaan prosedur pematrian
3. Pelaksanaan prosedur pemotongan dengan panas.
4. Pelaksanaan prosedur pemanasan.
Pada penelitian ini peneliti hanya melakukan penelitian pada
kompetensi dasar pelaksanaan prosedur pengelasan. Dimana terdapat dua
macam pekerjaan yaitu pada pengelasan dengan busur listrik dan
pengelasan dengan las oxy-asetiline.
C. Pelaksanaan Prosedur Pengelasan
Pelaksanaan prosedur pengelasan adalah salah satu kompetensi
dasar yang berada pada kompetensi prosedur pelaksanaan proses
7
pengelasan pematrian pemotongan panas dan pemanasan, merupakan
salah satu materi produktif yang diajarkan di SMK, mengelas merupakan
proses penyambungan logam dengan pada temperature tertentu dengan
menggunakan bahan tambah. Mengelas menurut sumber energi panas yang
digunakan dibagi atas beberapa macam yaitu las tempa yaitu las yang
energi panasnya berasal dari panas yang berasal dari arang atau api, las
Asetiline adalah las yang energi panasnya berasal dari pembakaran gas
asetiline (C2 H 2) dengan oksigen, las listrik adalah las yang energi
panasnya berasal dari loncatan busur listrik yang terjadi pada ujung
elektroda dan benda kerja, Las TIG (Tungsten Inner Gas) adalah las yang
energi panasnya berasal dari reaksi dari gas, dan las MIG ( Merged Inner
Gas) las yang energi panasnya berasal dari campuran gas tertentu. Dari
jenis las tersebut yang diajarkan di SMK hanyalah untuk las listrik dan las
oksi asetiline.
Materi pengelasan ini diajarkan secara teori dan dilatihkan secara
praktek dengan silabus dan rencana pembelajaran sebagai berikut :
8
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI WAKTU SUMBER
BELAJAR TM PS PI
1. Pelaksanaan
prosedur
pengelasan
� Prosedur pengelasan
dilaksa-nakan tanpa
menyebabkan kerusakan
terhadap kompo-nen
atau sistem lainnya � Informasi yang benar di-
akses dari spesifikasi
pabrik dan dipahami.
� Seluruh kegiatan
pengelasan dilaksanakan berdasarkan SOP
(Standard Operation
Procedures), undang-undang K 3
(Keselamatan dan Kese-
hatan Kerja), peraturan
perundang-undangan
dan prosedur/kebijakan
perusahaan.
� Prosedur pengelasan
(Oxy,Asitilen )
� Penggunaan peralatan
dan perlengkapan yang
sesuai � Undang-undang
tentang K3
� Persyaratan
keselamatan kerja
� Mempelajari prosedur
pengelasan oksigen dan
asitilin dengan cara mengali
imformasi dari Modul.
� Mempelajari cara pengunaan peralatan/perengkapan las
dengan cara mengali
imformasi dari modul.
� Mempelajari macam macam
bahan pengelasan dengan cara menggali imformasi dari
modul.
� Menggunakan peralatan dan peralatan pengelasan dan
keselamatan kerja sesuai SOP
� Melaksanakan prosedur cara
cara pengelasan sesuai
SOP,K3 dan LH
� Melaksanakan kalibrasi
campuran untuk penge-lasan
sesuai SOP
� Melaksanakan pengelasan
dasar berdasarkan SOP ,K3
dan LH
Test Tertulis
Test lisan
Observasi
6 12(24)
Modul las oxsi,
busur listrik dan
patri.
Job sheet
Peralatan las
asetiline, las busur
listrik
Wall Chartper
atak keselamatan
kerja
9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Wonogiri
Mata Diklat : Produktif Otomotif
Kelas : X /2
Pertemuan ke : 1 dan 4
Alokasi Waktu : 24 x 45 menit
A. Standart Kompetensi Pelaksanaan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan panas dan Pemanasan
B. Kompetensi Dasar Melaksanakan Prosedur Pengelasan
C. Indikator - Mampu melaksanakan Prosedur Pengelasan Asetiline
- Mampu Melaksanakan Prosedur Pengelasan Busur Listrik
- Prosedur pengelasan dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan
terhadap kompo-nen atau sistem lainnya
- Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
- Seluruh kegiatan pengelasan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard
Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-
hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan
perusahaan
D. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat Melaksanakan Prosedur Pengelasan Asetiline
- Siswa dapat Melaksanakan Prosedur Pengelasan Busur Listrik
E. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal/pendahuluan(15 menit)
- Pembukaan, Absensi dan penyampaian beberapa hal yang dapat
mengarahkan perhatian dan pikiran siswa pada materi pembelajaran
tentang pengelasan Asetiline . .
2. Kegiatan Inti
- Menjelaskan tentang pengertian pengelasan
- Menjelaskan tentang alat-alat las asetiline dan fungsi serta
perawatannya.
- Menjelaskan tentang prosedur dalam kerja las asetiline
- Pelaksanaan Praktek pengelasan oxy-asetiline.
- Menjelaskan tentang las busur listrik.
- Menjelaskan tentang peralatan las busur listrik dan cara penggunaan
dan perawatannya.
- Menjelaskan tentang prosedur dalam kerja las busur listrik
3. Pelaksanaan Praktek Pengelasan busur listrik.Kegiatan akhir atau
penutup (15 Menit)
PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 WONOGIRISMK NEGERI 2 WONOGIRISMK NEGERI 2 WONOGIRISMK NEGERI 2 WONOGIRI
Alamat : Jl. Raya Wonogiri – Ngadirojo km 3, Bulusari,Bulusulur Wonogiri Telp. (0273) 323837
10
- Evaluasi pelaksanaan pembelajaran dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya jika masih ada hal yang belum
dipahami.
- Memberikan tanggapan atau pernyataan dan motivasi bagi siswa
F. Materi Pembelajaran a. Las Asetilne
- Pengertian pengelasan
- Pengertian las Oxy- asetiline
- Peralatan las asetiline
- Langkah kerja las asetiline.
- Pelaksanaan praktek.
b. Las Busur Listrik
- Pengertian Las Busur listrik
- Peralatan las busur listrik
- Langkah kerja las busur listrik
- Pelaksanaan praktek
G. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran a. Modul Pelaksanaan Pengelasan, Pematrian , pemotongan panas dan
pemanasan.
b. Job Sheet kerja las
c. LCD proyektor
d. Benda kerja
e. Peralatan las
f. Peralatan keselamatan kerja
H. Penilaian
Norma Penilaian :
Sikap : 10%
Ujian teori : 20 %
Ujian Praktek : 70 %
Ujian Teori
SOAL :
1. Apa definisi dari pengelasan secara umum
2. Apa fungsi Generator Asetiline
3. Pembakar (torch)
4. Bagaimana cara ( prosedur) menyalakan, mengatur dan mematikan api
las asetiline
5. Apa yang dimaksud dengan Tack weld
6. Apa definisi dari las busur listrik.
7. Sebutkan fungsi selaput pada elektroda (5)
8. Apa saja yang mempengaruhi hasil pengelasan pada busur listrik
9. Apa arti kode elektroda las berikut ini E 6010
10. Apa yang dimaksud dengan distorsi pada pengelasan dan berikan 3
contoh saja
JAWABAN :
1. Pengelasan adalah proses penyambungan logam dengan menggunakan
energi panas untuk melelehkan sebagian logam dan bahan tambah.
2. Generator : berfungsi untuk tempat mereaksikan calsium karbida dan
air untuk menghasilkan gas asetiline untuk pengelasan dan menyimpan
sementara dalam tekan sebelum digunakan
11
3. Pembakar berfungsi untuk mencampur oksigen dan asetiline dan
membakarnyauntuk proses pengelasan.
4. Putar/buka katup pemgatur asetiline di pembakar dan dekatkan dengan
sumber api, kemudian atur nyala asetiline yang terjadi hingga netral
dengan cara mengatut/membuka katup oksigen pembakar secara
perlahan-lahan.
5. Tackweld atau las titik adalah pengelasan mula yang berfungsi sebagai
pengikat benda kerja sebelum pengelasan sebenarnya agar tidak
bergeser atau berubah posisi.
6. Las busur listrik adalah las yang energi panasnya berasal dari busur
listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja.
7. Fungsi selaput elektroda adalah : sebagai pelindung elektroda agar
tidak berkarat, membentuk gas pelindung busur listrik, memudahkan
pemyalaam elektroda, mengangkat kotoran pengelasan, membentuk
terak, memberikan sifat khusus pada hasil pengelasan.
8. Besarnya arus, kecepatan pengelasan, jenis elektroda, tebal-tipisnya
bahan dll.
9. E : elektroda las listrik, 60 : besarnya kekuatan tarik maksimal hasil
pengelasan dalam 1000 psi, 1 : Pengelasan segala posisi , 0 : bahan
selaput Rutil kalium.
10. Distorsi adalah perubahan bentuk atau posisi hasil pengelasan karena
panas yang berlebih pada proses pengelasan.
I. Tindak lanjut - Memberikan program remidi bagi siswa yang tidak kompeten
- Memberikan pengayaan bagi siswa yang sudah kompeten
Wonogiri, Juli 2009
Guru Mata Diklat
Agus Riyanto, S.Pd
NIP. 19790822 200801 1 013
WKS 1
Drs. Bob Prabantoro
NIP. 19630913 198903 1 016
Mengetahui
Kepala Sekolah
SMK N 2 Wonogiri
Ir. Drs. H. Dikin
NIP. 19550304 198103 1 011
12
LEMBAR PENILAIAN UJI KOMPETENSI
KOMPETENSI : Pelaksanaan prosedur pengelasan pematrian dan pemotongan panas dan
Pemanasan
NAMA :
KELAS :
NO :
ASPEK PENILAIAN SKOR
MAX
Tanggal
lulus
SKOR
PEROLEHAN
A. Sikap (10%) Siswa guru
3 4 5 3 4 5
1 Minat
2 Perhatian
3 Disiplin
SUB 100
B. Teori (20%)
SUB 100
B. KETRAMPILAN ( Job Sheet )
Ketr
am
pil
an
( 7
0%
)
Las
Bsu
sr l
istr
ik Persiapan 5
Menyalakan Busur listrik 5
Mengelas Titik 5
Mengelas Rigi 5
Tugas Akhir 10
Las
Ase
tili
ne
Persiapan 5
Menyalakan mengatur dan mematikan 5
Mengelas Titik 5
Mengelas Rigi 5
Tugas Akhir 10
Pem
atri
a
n Persiapan 5
Pematrian 5
Las
Po
tong
Persiapan 5
Menyalakan mulut motong 5
Melakukan pemotongan 10
Pem
anas
an
Persiapan 5
Pelaksanaan Pemanasan 5
SUB 100
Nilai Akhir Kompetensi (10%xSub A +20%xSub B +70%x Sub C)
13
Dari lembar penilaian diatas dapat penulis simpulkan beberapa
penilaian yang dapat menggambarkan kemampuan praktek ( Job Sheet)
siswa dalam prosedur pengelasan adalah :
a. Untuk las Busur listrik
1. Langkah persiapan
2. Menyalakan Busur listrik
3. Mengelas Titik
4. Mengelas Rigi
5. Membuat Benda kerja
b. Untuk praktek las Asetiline
1. langkah persiapan
2. Menyalakan, mengatur dan mematikan api las
3. Mengelas Titik
4. Mengelas Rigi
5. Membuat benda kerja
D. Metode Pembelajaran teman sebaya
Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang
terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam
melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik
dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai
sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu
mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan
pada saat mengajar. Salah satu metode mengajar adalah metode
pembelajaran tutor sebaya merupakan salah satu model dari pembelajaran
interaktif
Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk
membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan
14
kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina
di antara peserta didik yang bekerja bersama.
Tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar
dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah
dipelajari dan diperoleh atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Ketika mereka belajar dengan “tutor sebaya”, peserta didik juga
mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan,
berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang
bermakna. Penjelasan tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan
berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara
yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan
bahasa yang lebih akrab.
Dalam penelitian ini penulis menerapkan cara pembelajaran
dengan tutor sebaya namun karena materi pembelajaran yang diajarkan
adalah materi praktek maka model dari tutor sebaya yang digunakan tentu
saja membutuhkan beberapa modifikasi, sehingga dapat terlaksana dengan
baik. Dalam hal ini tutor sebaya yang digunakan diambil dari teman satu
kelas sendiri (bukan dari siswa yang telah menerima pelajaran sebeumnya)
sehingga kemungkinan siswa tersebut memeiliki pengetahuan yang masih
sama dengan teman-temannya, namun karena penulis sebagai guru yang
telah lama mengenal beberapa siswa yang memiliki kelebihan dalam hak
kemampuan praktek sehari-harinya maka peneliti menentukan beberapa
siswa dengan kriteia tertentu untuk diberi latihan terlebih dahulu tentang
materi praktek dan diberi kesempatan beberapa kali untuk melakukan
praktek pada materi tersebut. Sehingga dari beberapa siswa ini akan
ditentukan sejumlah tutor sebaya yang diperlukan untuk proses
pembelajaan.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
dengan menggunakan penilaian kualitatif. Dilakukan demikian disebabkan
oleh hal-hal berikut, yakni 1) data yang dikumpulkan berupa data verba; dan
tingkah laku subjek terteliti, 2) kedua jenis data yang dimaksud dikumpulkan
secara langsung dari lingkungan nyata (alamiah) dengan peneliti sebagai
instrumen utama, 3) data yang sudah terkumpul dianalisis secara induktif baik
pada saat maupun segera setelah data terkumpul, dan 4) hasil analisis data
dinyatakan dalam deskripsi fenomena bukan perhitungan angka-angka
(Bogdan Biklen, 1982:1982; Miles dan Huberman, 1992 dalam Suwignyo,
1997). Penelitian ini merupakan upaya-upaya yang dilakukan peneliti secara
terencana, sistematis, dan terarah terhadap permasalahan yang timbul dan
dihadapi secara langsung oleh peneliti guna memperoleh pemecahan dan
jawaban terhadap permasalahannya.
Metode penelitian ini sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat feflektif
oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas, serta
memperbaiki kondisi di mana pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk
mewujudkan tujuan-tujuan tersbut PTK dalam pelaksanaannya melalui proses
pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri atas empat tahapan, yaitu
merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan merefleksi. Mc.Taggart
dalam Ruswandi (2000:1) menyatakan bahwa: “Penelitian Tindakan Kelas
adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pengajaran dengan cara
16
melanjutkan perubahan-perubahan dan mempelajari akibat dari perubahan-
perubahan itu, jenis dan sifat perubahan tersebut dapat terjadi sebagai hasil
mengajar reflektif.”
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan kerangka berpikir
sebagai berikut :
Agar lebih jelas alur PTK dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas (adaptasi dari Hopkins,
1993)
Rencana
Refleksi
Tindakan &
Observasi
Rencana
Tindak Lanjut
Refleksi
Tindakan &
Observasi Rencana Tindak
Lanjut
Optimalisasi ketrampilan
siswa siswa
KONDISI
AWAL
Guru:Belum mengoptimalkan
metode pembelajaran Siswa:
Ketrampilan praktek siswa
biasa saja
TINDAKAN Pembelajaran praktek
menggunakan metode teman
sebaya
SIKLUS I
Metode pemebelajaran
praktek teman sebaya
SIKLUS II
Perbaikan pembelajaran KONDISI
AKHIR
17
Alur Desain Penelitian
Prosedur penelitian seperti tergambar dalam bagan di atas, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Refleksi
1. Analisis kemampuan
praktek
2. Analisis kegiatan siswa
Pelaksanaan Siklus 1
1. Melaksanakan praktek tanpa
metode teman sebaya
Rencana Tindakan
1. Memperbaiki kekurangan pada
Siklus I
2. melakukan pengamatan
kegiatan siswa
Pelaksanaan Siklus II
1. Melaksanakan praktek
dengan metode teman
sebaya
2. Melakukan evaluasi
Penjelasan tentang hasil
praktek dengan metode teman
sebaya
18
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan dilakukan berdasarkan studi awal di SMK Negeri 2
Wonogiri guru dan siswa menyiapkan pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran dengan teman sebaya meningkatkan kualitas pembelajaran
terutama dalam meningkatkan kemampuan praktek siswa yang dirumuskan
rancangan tindakan penelitian yang mencakup:
a. menetapkan indikator-indikator pembelajaran yang meliputi: 1)
identifikasi kemampuan teori siswa siswa 2) landasan pembelajaran
menggunakan metode atau teknik pembelajaran 3) strategi pembelajaran
dan prosedur penilaian.
b. Menyusun rancangan tindakan desain pembelajaran yang di dalamnya
meliputi: 1) kompetensi dasar, 2) indikator hasil belajar, 3) dampak
pengiring, 4) metode dan sumber pembelajaran, 5) peralatan praktek dan
6) lembar penilaian.
c. Menyusun alat dalam penelitian yang terdiri atas catatan lapangan, catatan
dokumentasi, dan rekaman foto. Fungsi setiap alat tersebut dinyatakan
secara rinci dalam teknik pengumpulan data.
d. Menyusun perencanaan teknik analisis data, dalam hal ini data yang sudah
terkumpul dianalisis secara kualitatif.
Setelah masalah dianalisis dan dikaji maka perlu dicarikan
pemecahannya. Cara yang ditempuh dalam melaksanakan tindakan kelas ini
ialah mengubah pendekatan dalam proses belajar mengajar. Dalam tahapan
pertama guru membuat persiapan mengajar.
19
Dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, yang menjadi
sasarannya ialah peningkatan kemampuan praktek siswa pada kompetensi
dasar pelaksanaan prosedur pengelasan dengan menggunakan metode
pembelajaran teman sebaya..
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, guru melaksanakan tindakan sesuai dengan
perencanaan yang telah dirumuskan. Melakukan pengamatan terhadap
tindakan pembelajaran secara sistematis, kritis dan objektif. Pengamatan
dilakukan secara terus-menerus oleh peneliti dan mitra untuk memantau
dan merekam gejala-gejala yang muncul baik yang sifatnya mendukung
atau menghambat proses pembelajaran.
3. Tahap Observasi
Tahap observasi pada pelaksanaannya dilakukan bersamaan
dengan tahap pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti yang sedang
melaksanakan tindakan dengan sesegara mungkin, untuk mengenali,
merekam dan mendokumentasi seluruh indikator proses dan hasil yang
dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang diakibatkan oleh tindakan
terencana maupun dampak pengiring, bahkan efek lanjutan dan
intervensi proses pembelajaran.
Dari hasil observasi ini diharapkan dapat diketahui sedini
mungkin gejala yang timbul baik ketidakberhasilan atau kesalahan
20
dalam rancangan pembelajaran menggunakan kantung bilangan dapat
diatasi dengan sesegera mungkin untuk dicari pemecahannya dan
dipikirkan kembali rancangan tindakan selanjutnya dengan secepat
mungkin.
Pada tahap ini, isntrumen yang dikembangkan untuk melihat
pelaksanaan setiap kegiatan berupa lembar obersvasi, pedoman
wawancara, soal evaluasi siswa sebelum diberi tindakan dan soal setelah
diberi tindakan.
4. Tahap Perefleksian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan
analisis sintetis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua
informasi yang diperoleh (Kasobah, 1998/1999 dalam Ruswandi),
sehingga data yang tercatat maupun yang tidak tercatat tetapi sempat
terekam oleh peneliti, dikonfirmasikan dan dianalisis serta dievaluasi
untuk dimaknai supaya dapat diketahui pelaksanaan tindakan yang telah
disebut dapat dicapai atau belum agar peneliti mendapatkan kejelasan
tindakan baru yang akan dilakukan kemudian. Kegiatan refleksi,
merupakan kegiatan untuk menemukan hal-hal tertentu untuk kemudian
dilanjutkan membuat perencaaan baru untuk melakukan tindakan baru.
Bila ada hal-hal yang perlu perubahan atau penyempurnaan, maka akan
dirumuskan bagian mana dari rancangan tindakan yang membutuhkan
21
perubahan atau perbaikan tersebut sehingga aspek-aspek yang sudah
baik akan menjadi lebih baik lagi, dan aspek yang belum baik akan
diupayakan supaya menjadi baik. Penyempurnaan ke arah perbaikan
tindakan selanjutnya dirumuskan untuk dituangkan ke dalam rencana
tindakan baru.
B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ialah SMK Negeri 2 Wonogiri. Waktu
pelaksanaan kegiatan penelitian ini ialah selama empat bulan, dari bulan
Maret hingga Juni 2010 . hal ni disesuaikan dengan program rencana
pembelajaran yang telah disusun sebelumnya pada SMK Negeri 2
Wonogiri.
JADWAL KEGIATAN PTK 2010
NO
RENCANA
KEGIATAN PTK
MARET APRIL MEI JUNI
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyerahan proposal
2 Tindakan I & refleksi
3 Tindakan II & refleksi
4 Penyusunan laporan
5 Penyempurnaan laporan
6 Penyerahan laporan
7 Penulisan artikel
8 Penyerahan artikel
22
PENGESAHAN PROPOSAL
PROGRAM DIKLAT VOKASI : KTI
1. Judul Penelitian : Meningkatkan ketrampilan siswa
dalam praktek kompetensi dasar
pelaksanaan prosedur pengelasan
dengan metode pembelajaran
teman sebaya pada kelas X TOA
SMKN 2 Wonogiri Tahun Diklat
2009/2010
2. Bidang Studi : Teknik Otomotif
3. Peneliti
a. Nama Lengkap : Agus Riyanto, S.Pd
b. NIP : 19790822 200801 1 013
c. Sekolah : SMK Negeri 2 Wonogiri
d. Alamat Rumah : Geneng Rt.03/XI, Purwosari, Wonogiri
57651
e. E-mai : [email protected]
4. Anggota Peneliti : Muhammad Aryadi, S.Pd
5. Pembimbing
a.Nama : Tardi, S.Pd
b. NIP : 19680305 200501 1 013
6. Jangka Waktu Penelitian : Bulan September s/d April 2009
Mengetahui
Kepala Sekolah
SMK N 2 Wonogiri
Ir. Drs. H. Dikin
NIP. 19550304 198103 1 011
Wonogiri, September 2009
Peneliti
Agus Riyanto, S.Pd
NIP. 19790822 200801 1 013
Pembimbing,
Tardi, S.Pd
NIP.19680305 200501 1 013
23
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 2
C. Batasan Masalah ..................................................................... 2
D. Tujuan Penelitian ................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 4
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Ketrampilan Praktek .............................................. 5
B. Pengertian Kompetensi Dasar ................................................. 5
C. Pelaksanaan Prosedur Pengelasan .......................................... 5
D. Metode Pembelajaran Teman Sebaya ...................................... 12
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian ................................................................. 14
B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
24
DAFTAR PUSTAKA
A.R.Syamsudin.1991.Studi Wacana, Teori-Analisis-Pengajaran. Bandung:
Mimbar Pendidikan Bahasa dan Seni FPBS IKIP
Kasbolah.1997. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Proyek
Pengembangan Guru Sekolah Dasar Direktorat Pendidikan
Tinggi Depdikbud.
Muhibbin Syah.1995.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru. Bandung:
Rosda karya
Prianto.2001. Peranan Minat dalam Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Sujana, Nana. Dr.1989.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya
25
KATA PENGANTAR
SMK merupakan tempat pendidikan yang mengutamakan tamatan yang
memiliki keahlian ketrampilan dan kompetensi yang professional, oleh karena itu
siswa-siswa SMK harus dilatih dan dididik untuk mampu mengembangkan
potensinya secara maksimal, cara atau metode pendidikan sangat diperlukan
sehingga siswa dapat menggali kemampuannya secara mandiri, hambatan dan
kelemahan dalam proses pembelajaran harus diminimalisir sehingga hasil
pembelajran akan sesuai dengan yang diharapkan.
Tidak semua siswa SMK memiliki kemampuan ketrampilan atau skill
yang sama karena memang setiap manusia diciptakan oleh Allah dengan
kelebihan dan kekurangannya masing–masing. Ada beberapa anak yang mungkin
pandai dalam hal teori dan pemahaman soal akan tetapi kurang dalam pelaksanaan
prakteknya tau malah sebaliknya, sehingga perlu suatu metode pembelajaran yang
sesuai untuk mengatasi hal tersebut. Siswa-siswa yang memiliki kemampuan lebih
dalam hal praktek dapat digunakan untuk pembimbingan siswa yang lain
demikian pula siswa yang mempunyai kemampuan lebih dalam hal teori dapat
dimanfaatkan untuk memacu semangan dengan membantu teman sebayanya,
sehingga diharapkan setiap siswa memiliki kemampuan yang sesuai atau lebih
tinggi dari batas kelulusan minimal.
Metode teman sebaya ini juga akan membantu pelaksanaan pembelajaran
praktek jika sebuah kelas belum memiliki jumlah guru praktek yang cukup,
sehingga pembelajaran tidak hanya tergantung dari bimbingan guru, selain itu
siswa yang diberi tugas membimbing siswa lainya akan lebih termotivasi.
Harapan penulis, laporan penelitian tindakan kelas (PTK) ini memberikan
manfaat bagi penulis sendiri, siswa, sekolah, masyarakat negara, bangsa dan
agama. Amin.
Wonogiri, September 2009
Peneliti
AGUS RIYANTO, S.Pd
NIP. 19790822 200801 1 013
iii