Proposal Ptk
-
Upload
scholastika20 -
Category
Documents
-
view
56 -
download
0
description
Transcript of Proposal Ptk
JUDUL : PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
FISIKA BERBASIS SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE)
7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA
SISWA KELAS X SMA GEMBALA BAIK PONTIANAK
PADA MATERI GERAK LURUS BERATURAN (GLB) DAN
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu standar yang harus
dikembangkan adalah standar proses. Standar proses untuk pendidikan
sekolah dasar dan menengah juga dipertegas melalui Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia, yaitu Permendiknas
RI Nomor 41 tahun 2007 (Anonim, 2007).
Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada
satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hokum Negara
Kesatuan Republik Indonesia (PP Nomor 19 tahun 2005). Standar proses
meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran
(Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007) agar terlaksananya pembelajaran
yang efektif dan efisien.
Adanya pengembangan pada proses pembelajaran, tidak terlepas dari
perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum
2013 yang memberikan kesempatan kepada guru untuk menerapkan proses
5M dalam pembelajaran (Mengamati, Menaya, Mengeksplorasi,
Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan). Oleh karena itu, guru dapat
mengembangkan proses pembelajaran terutama sumber belajar yang mampu
mengekspos ide – ide siswa menjadi sesuatu yang berharga dan bermanfaat
bagi dirinya.
1
2
Sumber belajar memiliki peran yang amat penting dalam proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Dari sumber belajar, dapat diperoleh
berbagai macam kebutuhan media pembelajaran. Dengan adanya media
pembelajaran, diharapkan peserta didik mampu memahami materi pelajaran
yang sedang dipelajari. Satu diantara media pembelajaran yang umumnya
digunakan adalah lembar kegiatan siswa (LKS). Namun pada kenyatannya,
LKS yang digunakan dalam pembelajaran adalah LKS konvensional, yaitu
LKS yang telah ada pada buku teks tanpa upaya untuk merencanakan,
menyiapkan, dan menyusun sendiri (Prastowo, 2012 : 18). Pembelajaran
dengan menggunakan LKS konvensional memiliki keterbatasan dalam
meningkatkan kompetensi peserta didik.
Materi, pertanyaan – pertanyaan, dan prosedur kegiatan pada LKS
harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan kontekstual. Sebab
fungsi adanya LKS adalah untuk membantu meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam menafsirkan dan menjelaskan objek serta peristiwa yang
dipelajari khususnya pada pelajaran fisika. Pembuatan LKS berdasarkan
Kurikulum 2013 harus memiliki unsur mengamati, menanya, mengekplorasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasi. Pengembangan LKS berbasis siklus
pembelajaran (learning cycle) 7E yang merupakan model pembelajaran
dengan pendekatan konstruktivis diharapkan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas X SMA Gembala Baik Pontianak pada materi gerak
lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
B. Masalah Penelitian
Masalah penelitian yang diajukan adalah “Apakah pengembangan
LKS berbasis siklus pembelajaran (learning cycle) 7E efektif untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas X SMA Gembala Baik
Pontianak pada materi gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah
beraturan (GLBB)?” Submasalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah LKS Fisika berbasis learning cycle 7E layak diterapkan pada
pembelajaran fisika di SMA?
3
2. Apakah penerapan LKS Fisika berbasis learning cycle 7E dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik?
3. Seberapa besar tingkat efektifitas penggunaan LKS Fisika berbasis
learning cycle 7E pada materi gerak lurus beraturan (glb) dan gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) di kelas X SMA Gembala Baik Pontianak?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui
efektifitas penggunaan LKS Fisika berbasis learning cycle 7E pada materi
gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) di
kelas X SMA Gembala Baik Pontianak. Secara khusus, tujuan dari peneltian
ini adalah :
1. Menghasilkan LKS yang memenuhi kriteria LKS yang baik berdasarkan
Kurikulum 2013.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar dari penerapan LKS berbasis
learning cycle 7E pada materi gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak
lurus berubah beraturan (GLBB) di kelas X SMA Gembala Baik
Pontianak.
3. Mengetahui besar tingkat efektivitas penggunaan LKS berbasis learning
cycle 7E pada materi gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) di kelas X SMA Gembala Baik Pontianak.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan pada pengembangan LKS
berbasis learning cycle 7E untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas
X SMA Gembala Baik Pontianak pada materi gerak lurus beraturan (GLB)
dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
SMA Gembala Baik Pontianak pada materi gerak lurus beraturan (GLB)
dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB), dan mengembangkan
4
kreativitas guru dalam penyusunan lembar kegiatan siswa (LKS) sebagai
media pembelajaran yang layak secara baik dalam proses pembelajaran
Fisika.
2. Bagi Sekolah
Meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dan memotivasi guru lain
untuk mengembangkan lembar kegiatan siswa berbasis model
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah pengembangan LKS
berbasis learning cycle 7E efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa
kelas X SMA Gembala Baik Pontianak pada materi gerak lurus beraturan
(GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
F. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitan mengenai permasalahan yang akan
diteliti terdiri dari beberapa variabel penelitian yang mencakup :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan
menggunakan pengembangan LKS berbasis Learning Cycle 7E.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil
belajar siswa kelas X SMA Gembala Baik Pontianak pada materi gerak
lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kehadiran siswa
pada saat proses pembelajaran.
5
II. KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Pembelajaran Fisika
Menurut Abruscato dalam Indriyani (2013 : 27 – 28), secara
terstruktur sains dapat didefinisikan (1) sains sebagai proses yang
mengarahkan pada penemuan, (2) sains sebagai pengetahuan meliputi
kumpulan fakta, hal yang umum atau konsep untuk menyatukan seluruh
fakta dan kumpulan prinsip yang digunakan untuk membuat prediksi, dan
(3) sains terdiri dari keterampilan proses dan berbagai isi komponen.
Sedangkan hakikatnya sains merupakan (1) sebagai proses ilmiah, semua
kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan maupun untuk
menemukan pengetahuan baru serta dipergunakan untuk mengembangkan
produk sains dengan aplikasi yang melahirkan teknologi baru sehingga
dapat memberikan kemudahan bagi kehidupan, (2) sebagai produk
merupakan proses berupa pengetahuan konsep yang diajarkan di dalam
sekolah maupun di luar sekolah ataupun bacaan dari upaya penyebaran
ilmu pengetahuan dan upaya manusia untuk memahami berbagai gejala
alam, dan (3) sebagai sikap menekankan pada kegiatan dan pola pikir yang
dilakukan dan diharapkan dapat menjadi sikap yang tetap dilakukan dalam
aktivitas kehidupan atau mengubah cara pandang manusia terhadap alam
semesta dari sudut pandang metologis menjadi sudut pandang ilmiah.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perancangan
strategi pembelajaran sains harus dapat menciptakan situasi belajar yang
mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, berpikir kreatif,
dan menciptakan suatu produk sains. Berdasarkan level Taksonomi Bloom
yang telah direvisi pada ranah kognitif versi Kreathwohl dalam Retno
Utari dan Widyaiswara Madya (TT : 17) mencakup enam level, yaitu :
a. Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat)
b. Pada level 2, comprehension diubah menjadi understanding
(memahami).
6
c. Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan)
d. Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis)
e. Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi
dengan perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta)
f. Pada level 6, evaluation posisinya berubah menjadi level 5 dengan
sebutan evaluating (menilai).
Sehingga ranah kognitif terbaru versi Kreathwohl menjadi enam level
yang mencakup remembering (mengingat), understanding (memahami),
applying (menerapkan), analyzing (menganalisis), evaluating (menilai),
dan creating (mencipta).
Dengan demikian, proses pembelajaran sains khususnya di
bidang fisika menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar membantu peserta didik untuk
memperoleh pengalaman dan pemahaman sehingga menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah, serta berkomunikasi
sebagai aspek penting.
2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
LKS merupakan lembar – lembar berisi tugas yang isinya
mencakup petunjuk untuk penyelesaian yang harus dikerjakan oleh peserta
didik sebagai kegiatan peserta didik dalam proses pembelajaran dan
mengarahkan peserta didik untuk dapat menemukan konsep – konsep
melalui aktivitasnya dalam kelompok kerja. Selain itu LKS dapat diartikan
sebagai materi ajar yang telah dikemas sedemikian rupa sehingga peserta
didik diharapkan mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri
(Prastowo, 2012 : 204).
Seperti yang diungkapkan Depdiknas dalam Indriyani (2013 : 30
– 31) mengungkapkan alternatif tujuan pengemasan materi pembelajaran
dalam bentuk LKS adalah :
a. LKS membantu peserta didik untuk menemukan konsep,
7
b. LKS membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan,
c. LKS berfungsi sebagai penuntun belajar,
d. LKS berfungsi sebagai penguat,
e. LKS berfungsi sebagai petunjuk praktikum.
Menurut Arsyad (2012 : 38 – 39) penggunaan LKS dalam
proses pembelajaran memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
a. Peserta didik dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing –
masing sehingga peserta didik diharapkan dapat menguasai materi
pelajaran tersebut.
b. Di samping dapat menguasai materi dalam media cetakan, peserta didik
akan mengikuti urutan pikiran secara logis.
c. Memungkinkan adanya perpaduan antara teks dan gambar yang dapat
menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi
yang disajikan.
d. Khusus pada teks terprogram, peserta didik akan berpatisipasi dengan
aktif karena harus member respon terhadap pertanyaan dan latihan.
e. Materi dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan
mudah.
Darmodjo dan Kaligis dalam Indriyani (2013 : 31 – 34)
menjelaskan dalam penyusunan LKS harus memenuhi berbagai
persyaratan, yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis.
a. Syarat Didaktik
Syarat didaktik berarti LKS harus mengikuti asas – asas
pembelajaran efektif, yaitu :
1) Memperhatikan adanya perbedaan individu sehingga dapat
digunakan oleh seluruh peserta didik yang memiliki kemampuan
berbeda.
2) Menekankan pada proses untuk menemukan konsep – konsep
sehingga berfungsi sebagai petunjuk bagi peserta didik untuk
mencari informasi bukan alat pemberitahu informasi.
8
3) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan
peserta didik sehingga dapat memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menulis, bereskperimen, praktikum, dan
sebagainya.
4) Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,
moral, dan estetika pada diri anak, sehingga tidak hanya ditunjukan
untuk mengenal fakta – fakta dan konsep – konsep akademis
maupun juga kemampuan sosial dan psikologis.
5) Menentukan pengalaman belajar dengan tujuan pengembangan
pribadi peserta didik bukan materi pelajaran.
b. Syarat Konstruksi
Syarat konsktruksi adalah syarat yang berkenaan dengan
penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan
kejelasan dalam LKS. Adapun syarat – syarat konstruksi, yaitu :
1) LKS menggunakan bahasa yang sesuai tingkat kedewasaan anak
2) LKS menggunakan struktur kalimat yang jelas
3) LKS memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa, artinya dalam hal – hal yang sederhana menuju
hal yang lebih kompleks.
4) LKS menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka
5) LKS mengacu pada buku standar dalam kemampuan keterbatasan
peserta didik
6) LKS menyediakan ruang yang cukup untuk member keluasan pada
peserta didik untuk menulis maupun menggambarkan hal – hal
yang peserta didik ingin sampaikan
7) Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek
8) LKS lebih banyak menggunakan ilustrasi daripada kata – kata
9) LKS dapat digunakan untuk anak – anak yang lamban maupun
cepat.
10) LKS memiliki tujuan belajar yang jelas dan sebagai sumber
motivasi
9
11) LKS mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya
c. Syarat Teknis
Syarat teknis dalam LKS mencakup :
1) Tulisan
Tulisan dalam LKS diharapkan memperhatikan hal – hal berikut :
LKS menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf
latin/romawi.
LKS menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik
LKS menggunakan minimal 10 kata dalam satu baris
LKS menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah
dengan jawaban siswa.
LKS menggunakan perbandingan antara huruf dengan gambar
dengan serasi
2) Gambar
Gambar yang baik adalah gambar yang menyampaikan pesan
secara efektif pada pengguna LKS.
3) Penampilan
Penampilan LKS harus dibuat menarik
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah LKS
dapat mengubah proses pembelajaran teacher centered menjadi student
centered sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan konsep materi
dapat tersampaikan secara kontekstual.
3. Learning Cycle 7E
Proses pembelajaran menggunakan learning cycle 7E ini mencakup
7 langkah yang terdiri dari :
a. Elicit (mendatangkan pengetahuan awal siswa)
Fase untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan awal siswa
terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan
– pertanyaan yang merangsang pengetahuan peserta didik agar timbul
respon dari pemikiran peserta didik.
10
b. Engaged (ide, rencana pembelajaran, dan pengalaman)
Peserta didik dan guru saling memberikan informasi dan
pengalaman tentang pertanyaan – pertanyaan awal tadi,
memberitahukan peserta didik tentang ide dan rencana pembelajaran
sekaligus memotivasi peserta didik agar lebih berminat untuk
mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar.
c. Explore (menyelidiki)
Memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang
berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari.
d. Explain (menjelaskan)
Ajakan terhadap peserta didik untuk menjelaskan konsep –
konsep dan definisi – definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase
eksplorasi.
e. Elaborate (menerapkan)
Membawa peserta didik menjelaskan definisi – definisi, konsep
– konsep, dan keterampilan – keterampilan pada permasalahan yang
berkaitan dengan contoh dari pelajaran yang dipelajari.
f. Extend (memperluas)
Berfikir, mencari, menemukan, dan menjelaskan contoh
penerapan konsep yang telah dipelajari bahkan kegiatan ini dapat
merangsang peserta didik untuk mencari hubungan konsep yang mereka
pelajari.
g. Evaluate (menilai)
Strategi penilaian formal dan informal.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan baru dan perubahan tingkah
laku yang diperoleh setelah peserta didik belajar berupa keterampilan
intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, keterampilan,
psikomotorik (Sudjana, 2002:3). Dalam penelitian ini, hasil belajar yang
diteliti hanya pada ranah kognitif saja. Adapun ranah kognitif yang ditelit
11
adalah ranah kognitif yang telah dikemukan oleh Benyamin Bloom.
Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran
berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan
sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yakni evaluasi. Kawasan kognitif
terdiri dari 6 tingkatan yang secara hierarkis berurut dari yang paling
rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling tinggi (evaluasi) dan dapat
dijelaskan sebagai berikut (Hamzah dan Nurdin, 2013: 56 – 57) :
a. Tingkat pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
menghafal, mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan
yang pernah diterimanya.
b. Tingkat pemahaman (comprehension)
Pemahaman diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu
dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang diterimanya.
c. Tingkat penerapan (application)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari – hari.
d. Tingkat analisis (analysis)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari – hari.
e. Tingkat sintesis (synthesis)
Sintesis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan
dan menyatukan berbagai elemen dan unsure pengetahuan yang ada
sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
f. Tingkat evaluasi (evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat
perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan criteria atau
pengetahuan yang dimilikinya.
12
B. RENCANA TINDAKAN
Prosedur penelitian ini mencakup 4 tahap, yaitu tahap pendefinisian
(define), tahap rencana (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap
penyebaran (disseminate). Langkah – langkah yang dilakukan dalam keempat
tahap tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini.
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Gambar 2.1 Diagram Tahap Pendefinisian (Define)
2. Tahap Rencana (Design)
Gambar 2.2 Diagram Tahap Rencana (Design)
13
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Gambar 2.3 Tahap Pengembangan (Develop)
4. Tahap Penyebaran (Disseminate)
14
Gambar 2.4 Diagram Tahap Penyebaran (Disseminate)
15
III. METODE PENELITIAN
A. SETTING PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di kelas X yang berjumlah lima kelas, yaitu
kelas X-A hingga X-E SMA Gembala Baik Pontianak pada materi gerak lurus
beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Penelitian
dilaksanakan pada jam pelajaran fisika. Kelas yang menjadi sampel
merupakan kelas X SMA Gembala Baik Pontianak yang merupakan kelas
heterogen tanpa pengelompokan berdasarkan prestasi akademik, gender,
sosial, ataupun ekonomi. Adapun karakteristik dari kelas yang menjadi sampel
adalah sebagai berikut :
1. Kelas X-A
Berjumlah 36 peserta didik yang terdiri dari 21 peserta didik
perempuan dan 15 peserta didik laki – laki. Sistem pembagian tempat
duduk selang – seling antara perempuan dan laki – laki, terdiri dari 6 baris
tempat duduk, tiap bangku ditempati oleh 1 orang, dan tiap baris terdiri dari
6 peserta didik.
2. Kelas X-B
Berjumlah 39 peserta didik yang terdiri dari 17 peserta didik
perempuan dan 22 peserta didik laki – laki. Sistem pembagian tempat
duduk selang – seling antara perempuan dan laki – laki, terdiri dari 6 baris
tempat duduk dimana tiap bangku ditempati oleh satu orang, dan pada baris
pertama hingga kelima masing – masing berjumlah 6 peserta didik,
sedangkan pada baris keenam berjumlah 9 peserta didik.
3. Kelas X-C
Berjumlah 42 peserta didik yang terdiri dari 21 peserta didik
perempuan dan 21 peserta didik laki – laki. Sistem pembagian tempat
duduk selang – seling antara perempuan dan laki – laki, terdiri dari 6 baris
tempat duduk dimana tiap bangku ditempati oleh satu orang, dan tiap baris
terdiri dari 7 orang peserta didik.
4. Kelas X-D
16
Berjumlah 40 peserta didik yang terdiri dari 22 peserta didik
perempuan dan 18 peserta didik laki – laki. Sistem pembagian tempat
duduk selang – seling antara perempuan dan laki – laki, terdiri dari 6 baris
tempat duduk dimana tiap bangku ditempati oleh satu orang, pada baris
pertama sampai baris keempat masing – masing terdiri dari 7 orang peserta
didik dan baris kelima sampai keenam masing – masing terdiri dari 6 orang
peserta didik.
5. Kelas X-E
Berjumlah 39 peserta didik yang terdiri dari 18 peserta didik
perempuan dan 20 peserta didik laki – laki. Sistem pembagian tempat
duduk selang – seling antara perempuan dan laki – laki, terdiri dari 6 baris
tempat duduk dimana tiap bangku ditempati oleh satu orang, pada baris
pertama sampai kelima masing – masing baris terdiri dari 6 orang dan pada
baris keenam berjumlah 8 orang.
Jadwal pelaksanaan penelitian dilakukan pada saat jam pelajaran
fisika seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Jadwal Proses Belajar – Mengajar Fisika Di Kelas X
JAM
PELAJARAN
KE -
WAKTU
HARI
SENI
NSELASA KAMIS JUMAT SABTU
1 07.00 – 07.45 WIB X-A X-D X-E
2 07.45 – 08.30 WIB X-A X-B X-A X-D X-E
3 08.30 – 09.15 WIB X-A X-B X-C
4 09.15 – 10.00 WIB X-D X-C X-E
ISTIRAHAT
5 10.15 – 11.00 WIB X-B X-D X-E
6 11.00 – 11.45 WIB X-B
ISTIRAHAT
7 12.00 - 12.45 WIB
8 12.45 – 13.30 WIB
17
Total peserta didik yang menjadi sampel adalah 196 peserta didik.
Jumlah jam pelajaran untuk tiap kelas adalah 4 jam pelajaran, jadi total jam
pelajaran untuk lima kelas adalah 20 jam pelajaran.
B. FAKTOR YANG DISELIDIKI
1. Kegiatan Input
Guru yang bertindak sebagai peneliti adalah guru fisika kelas X
SMA Gembala Baik Pontianak, Maris Stella Scholastika, S.Pd. Pada
penelitian ini alat pengajaran dan alat peraga yang digunakan selama
penelitian berlangsung adalah :
a. Alat pengajaran :
Papan tulis
Spidol
Lembar kerja siswa (LKS)
Laptop
Infocus
b. Alat peraga :
Pita kertas
Kereta dinamika
Rel presisi
Sambungan rel presisi
Pita ketik
Kabel penghubung
Power supply
2. Kegiatan Proses
Kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas
menggunakan pendekatan scientific dan cooperative learning. Peserta
didik akan belajar bersama kelompok belajar dan bekerja selama proses
pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
simulasi, diskusi, dan eksperimen. Model pembelajaran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model siklus belajar (learning cycle) 7E.
18
3. Kegiatan Output
Pada kegiatan output, peneliti akan membandingkan hasil belajar
(pada ranah kognitif) antara sebelum dan sesudah penerapan learning
cycle 7E. Perubahan hasil belajar dapat dilihat dari rata – rata nilai akhir
peserta didik pada materi gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) dengan analisis effect size (ES). Tingkat
efektifitas diukur menggunakan prinsip “ruas jari”. Jika harga ES kurang
dari 0,3 dianggap rendah, jika diantara 0,3 – 0,7 dianggap sedang, dan jika
diatas 0,7 dianggap tinggi (Sutrisno, 2010).
C. RENCANA PENELITIAN
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Pada tahap ini, peneliti menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan
– kebutuhan proses pembelajaran yang mencakup kurikulum yang berlaku,
tingkat atau tahap pengembangan peserta didik, dan kondisi sekolah.
Terdapat 5 langkah dalam tahap ini, yaitu :
a. Analisis permasalahan
Permasalahan pada proses pembelajaran di kelas X SMA
Gembala Baik Pontianak pada materi GLB dan GLBB adalah (1) LKS
yang digunakan sekolah masih LKS konvensional, (2) materi dalam
LKS konvensional sering kali tidak sesuai dengan kompetensi dasar
dan indikatornya sehingga peserta didik tidak dapat memperoleh
pengetahuan baru, dan (3) pembelajaran masih berpusat pada guru.
b. Analisis peserta didik
Menelaah karakteristik peserta didik yang mencakup
keseluruhan pola perilaku pada peserta didik kelas X pada pola
berpikir.
c. Analisis tugas
Hasil dari analisis tugas yang tertuang di dalam LKS sebagai
perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Penyusunan
19
LKS berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar Kurikulum
2013.
d. Analisis konsep
Mengidentifikasi konsep – konsep utama yang akan diajarkan
dan menyusun secara sistematis serta mengaitkan konsep dengan
konsep yang relevan sehingga membentuk suatu peta konsep.
e. Analisis tujuan pembelajaran
Hasil analisis tugas dan konsep digunakan untuk merumuskan
indicator pencapaian dan tujuan pembelajaran.
2. Tahap Perencanaan (Design)
a. Pemilihan Media
Pemilihan media disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang
digunakan seperti yang dijabarkan pada kegiatan input.
b. Pemilihan Format
Format perangkat pembelajaran berdasarkan sintaks learning cycle 7E
yang disesuaikan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar
Kurikulum 2013
c. Rancangan Awal LKS
Rancangan awal LKS mencakup (1) merumuskan judul, (2)
menentukan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran
berdasarkan kompetensi inti, (3) prosedur yang harus dilakukan peserta
didik pada LKS mencakup sintaks pada learning cycle 7E.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Tahap pengembangan ini mencakup validasi pada instrumen yang
akan digunakan pada penelitan sebelum digunakan di lapangan yang
mencakup (1) validasi oleh ahli (misalnya dosen), (2) validasi oleh kepala
sekolah, (3) validasi oleh teman sejawat.
4. Tahap Penyebaran (Disseminate)
20
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah
dikembangkan dalam penelitian, yaitu LKS berbasis learning cycle 7E
setelah melalui proses validasi.
D. DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA
1. Jenis Data
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang berbasis pengembangan media pembelajaran, maka
data yang diperoleh terdiri dari 2 jenis data, yaitu :
a. Data primer, yaitu data tentang kualitas kelayakan lembar kegiatan
peserta didik (LKS) hasil pengembangan. Data yang dikumpulkan
merupakan validasi yang telah dilakukan meliputi skor penilaian dari
aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian, aspek
kegrafikan, dan aspek gambar.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran.
Data tersebut merupakan data hasil belajar peserta didik dari aspek
kognitif yang diproleh dari kegiatan setelah pembelajaran
menggunakan LKS hasil pengembangan.
2. Sumber Data
Adapun sumber data dari penelitian ini adalah peserta didik kelas X
SMA Gembala Baik yang berjumlah 5 kelas. Sumber data yang akan
diambil adalah nilai ulangan peserta didik.
3. Instrumen
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
meliputi :
a. Angket/kuisioner
Kuisioner sebagai lembar penilaian produk digunakan untuk
mendapatkan data tentang kelayakan LKS hasil pengembangan
ditinjau dari aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian,
dan aspek kegrafikan. Lembar kuisioner mengacu pada syarat didaktik,
konstruksi, dan teknis.
21
b. Tes hasil belajar
Tes hasil belajar yang digunakan berbentuk pilihan ganda yang
memiliki tiga tingkat pertanyaan (three – tier test). Tingkat pertama
merupakan soal pilihan ganda biasa mengenai materi gerak lurus
beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB), tingkat
kedua menampilkan alasan jawaban pada tingkat pertama, dan tingkat
terakhir berupa pertanyaan keyakinan peserta didik atas jawaban yang
telah mereka berikan pada tingkat pertama dan kedua (Pesman, 2005 :
20).
c. Lembar observasi
Lembar observasi merupakan lembar penilaian yang digunakan
untuk mendapatkan data tentang kemampuan berpikir peserta didik
yang ditinjau dari kemampuan mengidentifikasi asumsi yang
diberikan, kemampuan merumuskan pokok – pokok permasalahan,
kemampuan menentukan akibat dari suatu ketentuan yang diambil,
kemampuan mengidentifikasi, kemampuan menyelesaikan masalah,
dan kemampuan mengevaluasi argumen yang relevan dalam
penyelesaian suatu masalah.
E. TIM PENELITI
Tim peneliti yang melakukan penelitian ini adalah guru mata pelajaran
fisika SMA Gembala Baik Pontianak.
1. Nama : Maris Stella Scholastika, S.Pd.Gr.
NIP : F03111009
Golongan : IVA
Alamat : Jalan Mempawah Nomor 2 Komplek Untan
Ranah kerja : Membuat lembar validasi LKS, pengolah data
observasi.
2. Nama : Ruth Yesica Simanungkalit, S.Pd.Gr.
NIP : F03111014
22
Golongan : IVA
Alamat : Jalan Tabrani Ahmad
Ranah kerja : Menyusun jadwal penelitian, pengoreksi
3. Nama : Apriliani Sri Selina, S.Pd.Gr.
NIP : F03111038
Golongan : IVA
Alamat : Jalan Sungai Raya Dalam Komplek Taman Sungai
Raya Asri
Ranah kerja : Membuat rencana anggaran, seksi dokumentasi
4. Nama : Irena Titin, S.Pd.Gr
NIP : F03111021
Golongan : IVA
Alamat : Jalan Paris I
Ranah kerja : Menyusun jadwal persiapan dan rapat, pengoreksi
23
IV. JADWAL PENELITIAN
NO. KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN PERBULAN (DALAM MINGGU)
JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
IRapat awal untuk perancangan
penelitianx
II
Tahap Pendefinisian :
1. Analisis permasalahan
2. Analisis siswa
3. Analisis tugas
4. Analisis konsep
5. Analisis tujuan pembelajaran
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
III
Tahap Perencanaan :
1. Pemilihan media
2. Pemilihan format
3. Rancangan awal LKS
x
x
x x
IV Tahap Pengembangan :
1. Validasi oleh ahli (misalnya dosen)
2. Validasi oleh kepala sekolah
x
x
x
x
24
NO. KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN PERBULAN (DALAM MINGGU)
JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
3. Validasi oleh teman sejawat
4. Melakukan perbaikan LKS
berdasarkan hasil validasi
x x x
V Tahap penyebaran x x x x x x
VIMengumpulkan data dan menganalisis
datax x x x x x x x
VII Menyusun laporan x x x
VIII Rapat re-view laporan x
IX Seminar x
25
V. RENCANA ANGGARAN
NO TAHAPAN KEGIATAN JENIS ANGGARAN HARGA SATUAN JUMLAH
1.Rapat awal untuk
perancangan penelitianKonsumsi untuk rapat 4 orang @Rp10.000,00 Rp40.000,00
2. Tahap Pendefinisian - - -
3.
Tahap Perencanaan
a. Pemilihan media
b. Pemilihan format
c. Rancangan awal LKS
Spidol 1 kotak @Rp30.000,00 Rp30.000,00
Pita kertas 1 gulung @Rp5.000,00 Rp5.000,00
Pita ketik 5 lembar @Rp1.000,00 Rp5.000,00
Kertas HVS 3 rim @Rp45.000,00 Rp135.000,00
Tinta printer 4 botol @Rp26.000,00 Rp104.000,00
4.
Tahap Pengembangan
a. Validasi oleh tim ahli Lembar validasi - -
b. Validasi oleh Kepala
SekolahLembar validasi -
c. Validasi oleh teman
sejawatLembar validasi - -
5. Tahap Penyebaran
Fotocopy
Angket/kuisioner
2 lembar × 196 murid =
392 lembar, @Rp200,00Rp78.400,00
Fotocopy soal tes5 lembar × 196 murid =
980 lembar, @Rp200,00Rp196.000,00
Fotocopy lembar
observasi
5 lembar × 196 murid =
980 lembar, @Rp200,00Rp196.000,00
Fotocopy LKS
7 lembar × 196 murid =
1372 lembar,
@Rp200,00
Rp274.400,00
6. Penyusunan laporan Konsumsi 4 orang @Rp10.000,00 Rp40.000,00
7. Rapat re-view laporan Konsumsi 4 orang @Rp10.000,00 Rp40.000,00
8. Seminar Konsumsi 10 orang @Rp10.000,00 Rp100.000,00
TOTAL PENGELUARAN Rp1.203.800,00
DAFTAR PUSTAKA
26
Anonim. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007
Tentang Standar Proses. Jakarta : Depdiknas.
Prastowo. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta :
Diva Press.
Indriyani, Irma Rosa. 2013. Pengembangan LKS Fisika Berbasis Siklus Belajar
(Learning Cycle) 7E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Siswa Kelas X Pokok
Bahasan Elektromagnetik. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan.
Utari, Retno dan Widyaiswara Madya. TT. Taksonomi Bloom, Apa dan
Bagaimana Menggunakannya. (online). (http://766-1.TaksonomiBloom-
Retno-ok-mima.pdf.com, diakses pada 13 Juni 2014).
Arsyad. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohamad. 2013. Belajar Dengan Pendekatan
PAILKEM : Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif,
Menarik. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya.