Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

27
1 PKM 2010/2011 1 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA “Efek Atispermatogenik dan Antifertilitas Piperine yang terkandung di dalam Infusa Lada Hitam (Piper Nigrum) terhadap Parameter Sperma dan Berat Organ Reproduksi Mencit Putih (Mus musculus) Jantan” BIDANG KEGIATAN: PKMP Diusulkan oleh: Ketua Kelompok : Ditia Gilang Shah Putra Rahim (130110060159) Anggota Kelompok : Indra Permana Surachman (130110060110) Syahpikal Sahana (130110060061) Arif Rahman Hakim (130110070170) Aditya Arbi (130110070079) UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2009

Transcript of Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

Page 1: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

1

PKM 2010/2011

1

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“Efek Atispermatogenik dan Antifertilitas Piperine yang terkandung di

dalam Infusa Lada Hitam (Piper Nigrum) terhadap Parameter Sperma dan Berat

Organ Reproduksi Mencit Putih (Mus musculus) Jantan”

BIDANG KEGIATAN:

PKMP

Diusulkan oleh:

Ketua Kelompok : Ditia Gilang Shah Putra Rahim (130110060159)

Anggota Kelompok : Indra Permana Surachman (130110060110)

Syahpikal Sahana (130110060061)

Arif Rahman Hakim (130110070170)

Aditya Arbi (130110070079)

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2009

Page 2: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

2

PKM 2010/2011

2

FORMAT HALAMAN PENGESAHAN USUL PROGRAM KREATIVITAS

MAHASISWA

1. Judul Kegiatan : “Efek Atispermatogenik dan Antifertilitas Piperine

yang terkandung di dalam Infusa Lada Hitam (Piper Nigrum) terhadap

Parameter Sperma dan Berat Organ Reproduksi Mencit Putih (Mus

musculus) Jantan”

2. Bidang Kegiatan : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian

( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa

( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora

( ) Pendidikan

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama : Ditia Gilang Shah Putra Rahim

b. NIM : 130110060159

c. Jurusan : Kedokteran/Pendidikan Dokter

d. Universitas : Universitas Padjadjaran

e. Alamat Rumah : WISMA GALUH Jln. Lapang Bola-Ciawi

RT.02 RW.06 Cikeruh-Jatinangor

Kabupaten Sumedang

f. No. Tel/HP : 081394304708

g. Alamat Email : [email protected]

4. Anggota pelaksana Kegiatan : 4 orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Andri Rezano, dr. Mkes

b. NIP : 19801204 200812 1 001

c. Alamat : Kompleks Polri No.08 Kelurahan Cipedes

Kecamatan Sukajadi Kota Bandung 40162

d. HP/ No. Telepon : 08122103116 / 02291557108

6. Biaya Kegiatan Total

Dikti : Rp. 6.351.000,00

7. Jangka waktu pelaksanaan : 4 bulan

Page 3: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

3

PKM 2010/2011

3

Jatinangor, 14 Oktober 2009

Menyetujui,

Ketua Jurusan/Program studi /

Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa

(Januarsih Iwan, dr., MS)

NIP.19510127198012001

Ketua pelaksana Kegiatan

(Ditia Gilang Shah Putra Rahim)

NPM. 130110060159

Pembantu atau Wakil Rektor Bidang

Kemahasiswaan

(Trias Nugrahadi, dr. ,Sp. KN)

NIP.196107041991031002

Dosen Pendamping

(Andri Rezano, dr. Mkes)

NIP. 198012042008121001

Page 4: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

4

PKM 2010/2011

4

PROPOSAL PENELITIAN

A. JUDUL

“Efek Atispermatogenik dan Antifertilitas Piperine yang terkandung di

dalam Infusa Lada Hitam (Piper Nigrum) terhadap Parameter Sperma dan Berat

Organ Reproduksi Mencit Putih (Mus musculus) Jantan”

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Jumlah populasi penduduk yang semakin bertambah, akan membawa

dampak terhadap berbagai bidang kehidupan seperti menambah kepadatan

penduduk dan kebutuhan akan berbagai sarana dan prasarana umum meningkat

karena tidak sebandingnya jumlah penduduk dengan fasilitas pelayanan umum

yang disediakan pemerintah.

Untuk menanggulangi berbagai masalah kependudukan, pemerintah telah

menggalakan program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1953

yang diprakarsai oleh sekelompok masyarakat dari kalangan kesehatan. Upaya ini

kemudian berkembang pada tahun 1957 menjadi organisasi masyarakat bernama

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Dengan adanya program

KB, diharapkan angka kenaikan jumlah penduduk dapat terkontrol, sehingga

dapat menghindari dampak negatif yang tidak diinginkan akibat kepadatan

penduduk yang tinggi tersebut. Namun, program KB bukan semata-mata

bertujuan mengatasi masalah kependudukan, tetapi juga perlu untuk

meningkatkan kesehatan dan menerapkan hak reproduksi masyarakat (Sundari,

1994).

Menyadari dampak negatif yang akan timbul dengan banyaknya jumlah

penduduk, maka pemerintah mulai memikirkan cara untuk menekan pertambahan

jumlah penduduk. Namun, pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB)

tersebut tidak akan berhasil tanpa adanya peran aktif dari masyarakat.

Melaksanakan KB adalah fungsi dan tanggung jawab suami istri (Yatim, 1994).

Dari hasil SDKI (Survey Dasar Kesehatan Indonesia) 1997, proporsi perempuan

pasangan usia subur (15-49 tahun) yang menggunakan kontrasepsi naik dari 48%

pada tahun 1987 menjadi 57% pada tahun 1997.

Page 5: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

5

PKM 2010/2011

5

Keikutsertaan kaum pria dalam program KB jelas jauh tidak seimbang

dibandingkan dengan kaum wanitanya. Banyak faktor yang menyebabkan kaum

pria kurang aktif, diantaranya karena kompleksnya masalah reproduksi pria.

Selain itu KB kurang dipraktekkan oleh kaum pria karena terbatasnya pilihan

kontrasepsi pria (Tadjudin, 1984). Menyadari hal itu, maka pemerintah melakukan

berbagai upaya untuk memperkenalkan program KB pria kepada seluruh lapisan

masyarakat, misalnya melalui Puskesmas maupun bidan-bidan di desa.

Berbagai kelemahan inilah yang semakin mendorong pencarian alat,

bahan, atau metode kontrasepsi yang paling efektif yaitu harus aman, reversible,

mudah digunakan, cepat kerjanya, cocok untuk akseptor, dan tanpa akibat buruk

bagi potensi seks dan libido.

Tanaman tradisional, selain sudah banyak dikenal masyarakat, mudah

diperoleh, harganya relatif murah, juga pada umumnya mempunyai toksisitas

yang cukup rendah dan efek samping yang minimal (Sutardjadi, 1996).

Beberapa tanaman yang dikenal masyarakat yang mempunyai efek

antifertilitas di antaranya: biji jarak (Ricinus communis), tepung biji saga manis

(Abrus precatorius), daun dan buah kecubung (Datura metel), akar ki encok

(Plumbago zeylanica), buah dan biji labu air atau waluh bodas (Langinaria

sicerarid), biji kapas (Gossypium sp.), kembang sepatu (Hibiscus Rosarsinensis).

(BKKBN, 2006).

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber Dr.Duke's

Phytochemical and Ethnobotanical Database ditemukan bahwa Piperine yang

terkandung di dalam lada hitam (Piperine nigrum) memiliki efek Antifertilitas. Di

dalam Piper nigrum, terkandung 17,000 - 90,000 ppm Piperine. Artinya

terkandung 17,000-90,000 mg piperine di dalam 1 kg buah Piper nigrum atau 17-

90 gr/kg Piper nigrum.

Selain itu menurut penelitian lain (Shereen Cynthia D'Cruz, et.al, 2008)

juga ditemukan bahwa Piperine ini memiliki efek Apoptosis terhadap Testis

mencit (Mus musculus).

Berdasarkan penelitian diatas, kami akan meneliti lebih jauh efek

antifertilitas senyawa piperine yang terkandung di dalam Infusa Piper nigrum ini

terhadap Parameter sperma dan berat organ reproduksi mencit jantan.

Page 6: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

6

PKM 2010/2011

6

C. PERUMUSAN MASALAH

Penggunaan alat kontrasepsi di kalangan pria belum membudaya seperti

halnya pada kaum perempuan. Namun, pemerintah berusaha keras untuk

meningkatkan kesetaraan ini agar populasi penduduk Indonesia dapat kembali

ditekan. Program Keluarga Berencana (KB) yang pernah sukses besar, beberapa

tahun terakhir justru terlihat lesu darah. dengan cara ini diharapkan program KB

dapat bergairah kembali. Selain rendahnya kesadaran serta minat kaum pria untuk

menggunakan kontrasepsi, persoalan lain adalah kenyataan kontrasepsi modern

tak jarang mengundang efek samping. Bahkan, kampanye penggunaan kondom

dirasa kurang mampu mendongkrak minat kaum Adam untuk memakainya,

dengan alasan kurang asyik. Sementara teknik medis masih belum juga diminati.

(BKKBN, 2006).

Telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu tumbuhan yang bersifat

Antifertilitas adalah Lada Hitam (Piper nigrum). Piper nigrum L. yang lebih

dikenal dengan lada hitam memiliki beberapa manfaat dalam bidang kesehatan. Di

dalam kitab Ayuverda, buah tumbuhan ini digunakan sebagai terapi asthma,

bronchitis, batuk, dysentri dan sebagainya. Belakangan ini ditemukan bahwa di

dalam Piper Nigrum terkandung Piperine yang memiliki efek antifertilitas (Dr.

Dukes Phytochemical and Ethnobotanical Database).

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian terhadap:

1. Efek dari bubuk Piper Nigrum pada Parameter sperma dan berat organ

reproduksi mencit jantan.

2. Membandingkan waktu yang diperlukan untuk memberikan efek

antifertilitas terhadap mencit (Mus musculus) jantan dalam dua dosis

yang berbeda.

Pada penelitian sebelumnya (Shereen Cynthia D'Cruz, et. al,

Pondicherry University, India) di dapatkan bahwa pada pemberian

serbuk Piper nigrum sebanyak 10 dan 100 mg/kg/hari selama 30 hari,

telah terjadi apoptosis pada testis mencit percobaan. Selain itu, pada

penelitian tersebut, Piper nigrum dijadikan serbuk dan diberikan secara

langsung kepada mencit. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan

sekarang Piper nigrum diberikan secara Infusa.

Page 7: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

7

PKM 2010/2011

7

Penelitian lain (Raghav Kumar Misra & Shio Kumar Singh, 2008)

yang menggunakan dosis 25 mg/kg/hari dan 100 mg/kg/hari masing-

masing selama 20 hari dan 90 hari, menunjukkan bahwa Piper nigrum

baru memberikan perubahan pada organ reproduksi mencit, setelah

diberikan Piper nigrum selama 90 hari. Lalu bagaimana dengan

rentang waktu antara 20 hari hingga 90 hari?

Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian efek Infusa Piper nigrum

terhadap fertilitas mencit (Mus musculus) dengan dosis 25 mg/kg/hari

dan 100mg/kg/hari masing-masing selama 45 hari dan 60 hari.

Waktu diubah untuk mengetahui apakah Piper nigrum ini sudah

memberikan efek terhadap fertilitas setelah 45 hari dan 60 hari

pemberian atau memang harus diberi selama 90 hari baru

menimbulkan efek.

3. Menguji seberapa cepat reversibilitas efek Antifertilitas Piperine di

dalam lada hitam (Piper nigrum) dalam 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu

setelah pemberian perlakuan terakhir.

Gambar 1. Buah segar Piper nigrum Gambar 2. Buah kering Piper nigrum

D. TUJUAN

Penelitian ini bertujuan mengetahui:

1. Efek Piperine yang terkandung di dalam Piper nigrum terhadap

Parameter sperma dan berat organ reproduksi mencit (Mus musculus)

jantan.

Page 8: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

8

PKM 2010/2011

8

2. Waktu optimum yang dibutuhkan untuk memberikan efek Antifertilitas

terhadap mencit putih (Mus musculus) jantan

3. Menguji seberapa cepat reversibilitas efek Antifertilitas Piperine di

dalam lada hitam (Piper nigrum) setelah 1 minggu, 2 minggu, 3

minggu setelah pemberian perlakuan terakhir

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Penelitian ini akan menghasilkan sebuah karya yang bersifat informatif

dan inovatif. Perubahan terhadap Parameter sperma dan berat organ reproduksi

mencit setelah diberi Infusa Piper nigrum ini, nantinya diharapkan akan ada

penelitian lanjutan mengenai efek Piper nigrum ini terhadap manusia. Sehingga,

obat yang berasal dari Piper nigrum ini dapat dipatenkan sebagai alat kontrasepsi

herbal yang mampu menggantikan alat kontrasepsi konvensional yang ada

sekarang ini dengan terciptanya sebuah sediaan baru bagi alat kontrasepsi yang

aman, praktis, dan efektif yang dapat digunakan masyarakat luas.

F. KEGUNAAN

Penelitian ini memiliki dua kegunaan, yaitu :

1. Guna Ilmiah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk

penelitian-penelitian selanjutnya terhadap Piper nigrum.

2. Guna laksana

Menjembatani dan mengarahkan penelitian selanjutnya sehingga pada

akhirnya Piper nigrum dapat dijadikan sebagai alat kontrasepsi pria

yang efektif dan aman serta bersifat reversible apabila digunakan

dengan dosis yang tepat.

G. TINJAUAN PUSTAKA

1. Lada Hitam (Piper nigrum l.)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Page 9: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

9

PKM 2010/2011

9

Order : Piperales

Family : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper nigrum

Nama daerah : Lada hitam

Pada tahun 2008, Vietnam adalah negara penghasil lada hitam

terbesar didunia (34%). Diikuti oleh Indonesia (9%), India (19%), Brazil

(13%), Malaysia (8%), Sri Lanka (6%), Thailand (4%), dan China (6%).

Lada hitam merupakan tanaman menjalar yang dapat tumbuh

setinggi 4 meter. Daunnya memiliki panjang antara 5-10 cm dan lebarnya

3-6 cm. Bunganya kecil, berkelompok seperti anggur dengan panjang

tangkai hingga 15 cm ketika buahnya matang. Lada hitam tumbuh di tanah

yang lembab dan kaya dengan bahan organik. Tumbuhan ini tumbuh

hingga panjang 40-50 cm untuk kemudian merambat pada pohon lain.

Lada hitam biasanya digunakan baik sebagai bumbu dapur maupun

sebagai obat-obatan. Di dalam kitab Ayuverda, Siddha dan Unani lada

hitam digunakan sebagai obat berbagai penyakit, seperti konstipasi, diare,

nyeri telinga, gangrene, penyakit jantung, hernia, serak, gangguan

pencernaan, gigitan serangga, insomnia, nyeri sendi, penyakit liver,

penyakit paru, oral abcess, sunburn, dan sakit gigi.

Di dalam lada hitam terkandung berbagai senyawa, diantaranya

adalah piperine. Piperine ini dapat meningkatkan absorpsi selenium,

vitamin B, beta-carotene dan curcumin.

Selain Piperine, di dalam lada hitam juga terdapat safrole dalam

jumlah kecil yang dapat bersifat mild carcinogenic. Lada hitam juga harus

dihindari pada pasien yang memiliki tukak ataupun setelah operasi di

daerah abdominal. Karena memiliki efek iritan terhadap usus.

Page 10: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

10

PKM 2010/2011

10

Gambar 3 Pohon Piper Gambar 4 buah Piper

2. Piperine

Piperine merupakan senyawa kimia yang besifat Alkaloid. Alkaloid

merupakan suatu molekul nitrogenous organic yang memiliki

pharmacological effect terhadap manusia serta hewan. Alkaloid

merupakan senyawa yang mengandung nitrogen, biasanya merupakan

derivat dari asam amino, rasanya pahit, berbentuk kristal putih (kecuali

nikotin). Selain itu senyawa alkaloid bersifat basa dan umumnya bereaksi

dengan asam membentuk garam yang larut dalam air

(www.friedli.com/herbs/phytochem/alkaloids).

Gambar 5 Struktur bangun Piperine

Di dalam biji lada mengandung beberapa senyawa alkaloid, seperti

piperine, piperanine, piperidine, piperettine. Mengingat kegunaan suatu

senyawa alkaloid yang sangat luas cakupannya, maka diperlukan berbagai

Page 11: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

11

PKM 2010/2011

11

pendekatan proses yang memungkinkan untuk diaplikasi dalam produksi

komersial.

Piperine merupakan salah satu senyawa alkaloid yang dapat

dijumpai dalam tanaman lada (Piper sp.). Menurut Dr. Dukes

Phytochemical and Ethnobotanical Database terdapat 17,000 hingga

90,000 ppm Piperine di dalam lada hitam (Piper nigrum).

Rumus molekul dari piperine adalah C17H19NO3 dan memiliki

melting point 128oC – 132

oC.

Piperine merupakan trans-trans stereoisomer dari 1-

piperoylpiperidine. Piperine juga dikenal sebagai (E, E)-1-

piperoylpiperidine dan (E, E)-1-[5-(1, 3-benzodioxol-5-y1)-1-oxo-2, 4-

pentdienyl] piperidine (www.pdrhealth.com).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, di dapat

bahwa Piperine ini dapat mengaktivasi aktivitas Apoptosis pada testis

mencit (Shereen Cynthia D'Cruz, S. Vaithinathan, B. Saradha, P. P.

Mathur, 2008). Selain itu juga ditemukan bahwa, Piper nigrum mampu

menyebabkan perubahan pada organ reproduksi mencit setelah diberi

selama 90 hari (Raghav Kumar Misra & Shio Kumar Singh, 2008)

3. Taksonomi Mencit Putih

Mencit yang digunakan sebagai hewan percobaan, memiliki

taksonomi sebagai berikut

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

Sinonim : Tikus putih, tikus laboratorium.

4. Karakteristik

Mus musculus berasal dari daerah Mediteranian sampai Cina, tapi

sekarang sudah didistribusikan ke seluruh dunia dan hidup bersama

manusia melalui hubungan komensalisme.

Page 12: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

12

PKM 2010/2011

12

Mus musculus memiliki waktu reproduksi yang mengagumkan,

beranak sepanjang tahun, walaupun tikus liar memiliki waktu reproduksi

selama bulan April sampai bulan September. Siklus birahi selama 4-6 hari,

umur hidup rata-rata 2 tahun, tapi ada juga yang hidup selama 6 tahun, di

alam bebas kebanyakan hidup tidak lebih dari 12 – 18 bulan (Moeloek,

1994)

5. Alat reproduksi

Alat reproduksi mencit jantan (Mus musculus) terdiri dari:

a. Genitalia Interna, terdiri dari:

Testis, Tubulus Seminiferus, Tubulus Rektus, Rete Testis, Vasa

Eferensia, Duktus Epididimis, Vasa Deferensia, Urethra, Kelenjar

Prostat, Vesika Seminalis, Kelenjar Bulbourethral

b. Genitalia Eksterna, terdiri dari:

Penis dan Skrotum

6. Testis mencit

Pada hewan jantan terdapat testis yang terletak dalam rongga

scrotum yang merupakan perluasan kulit ganda dari rongga abdomen di

sebelah bawah atau muka anus. Antara rongga scrotum dan abdomen

terdapat saluran penghubung yang disebut Canalis Inguinalis.

Testis terbentuk dari lengkungan–lengkungan Tubulus seminiferus

yang bergelung, yang dindingnya merupakan tempat pembentukan

spermatozoa dari sel-sel germinativum primitive (spermatogenesis). Kedua

ujung masing-masing lengkungan disalurkan ke dalam duktus di caput

epididimis. Dari sini spermatozoa tersalur melalui korpus epididimis ke

kauda epididimis menuju vas deferens. Saluran ini bersama-sama

pembuluh darah dan saraf pada Canalis inguinalis membentuk Funiculus

spermaticus masuk dalam rongga abdomen.

Kedua vasa deferensia pada akhirnya masuk dasar urethra

membentuk saluran umum urogenitalis melalui penis yang akan

mentransfer sperma ke dalam vagina hewan betina pada saat kopulasi

(Yatim, 1988)

Page 13: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

13

PKM 2010/2011

13

Terdapat dua kelenjar yakni glandulae prostate yang terletak di

dasar urethra dan glandulae bulbourethralis atau glandulae cowperi yang

terletak juga pada sekitar urethra pangkal penis. Kedua kelenjar itu

mengeluarkan zat yang sifatnya memudahkan dalam transfer sperma.

Kecuali kedua macam kelenjar tersebut beberapa jenis mamalia memiliki

glandulae seminal dan glandulae inguinale yang terletak pada pangkal

penis; kelenjar itu mengeluarkan getah berbau yang merangsang hewan

betina (Moeloek, 1994)

Testis adalah sepasang gonad yang berada dalam scrotum dan

memiliki kapsul yang terdiri dari dua lapisan yaitu tunika vaginalis atau

lapisan terluar kapsul (berbentuk kantung, terdiri dari selapis sel

mesothelium, berasal dari selaput peritoneum yang ikut terbawa ketika

testis turun ke dalam scrotum), dan tunika albuginea (berupa jaringan ikat

dan sel-sel otot polos). Keduanya dipisahkan oleh lamina basalis yang

tumbuh dari jaringan ikat. Bagian dalam dari tunika albuginea terdapat

tunika vasculosa berupa jaringan ikat renggang yang mengandung jalinan

pembuluh darah serta mempunyai hubungan dengan jaringan interstitial

dalam testis, dan lewat lapisan ini darah keluar masuk testis.

Tunika albuginea menebal di bagian belakang (posterior) testis dan

menjadi landasan bangunan testis sendiri yang disebut mediastinum testis.

Dari mediastinum ini, saluran keluar sementara dari testis berpangkal

(moeloek, 1994).

Pada manusia, testis sendiri terbagi atas kurang lebih 250 kamar

bentuk pyramid yang puncaknya berada di mediastinum. Kamar-kamar ini

disebut lobula testis, dipisahkan satu sama lain oleh sekat jaringan ikat

septula testis. Tiap lobula testis terdiri atas 1-3 tubuli seminiferi (saluran

penghasil mani) yang bergulung-gulung. Di antar tubuli terdapat jaringan

ikat yang disebut jaringan interstitial (Yatim, 1988)

Testis diletakkan ke dasar scrotum oleh suatu ligament yang

merupakan sisa dari gumpalan sel mesenkim pada masa embrio yang

disebut gubernakulum testis.

Page 14: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

14

PKM 2010/2011

14

Fungsi testis adalah sebagai alat eksokrin yang menghasilkan sel-

sel spermatozoa. Selain itu, berfungsi juga sebagai alat endokrin yang

menghasilkan hormon testosterone yang berperan dalam proses

spermatogenesis, menentukan sifat seks sekunder, rangsang seks, juga

untuk perkembangan dan pemeliharaan saluran serta kelenjar kelamin

(moeloek, 1994)

Mencit jantan dewasa mempunya testis yang berbentuk bulat

lonjong sebesar kacang tanah dengan ukuran rata-rata 0,9 x 0,5 x 0,5 cm.

Di dalam testis terdapat tubulus seminiferus berupa suatu saluran yang

berlilit-lilit, dan di antaranya terdapat jaringan interstitial yang didalamnya

mengandung sel Leydig (Moeloek, 1994)

Spermatogenesis terjadi di dalam tubulus seminiferus sedangkan di

dalam sel leydig terjadi steroidogenesis (produksi testosterone).

7. Spermatogenesis

Spermatogenesis merupakan suatu proses pembentukan

spermatozoa, mencakup spermasitogenesis dan spermiogenesis (Dorland,

2002). Spermatogenesis ini berlangsung pada epitel germinal di dalam

tubulus seminiferus. Spermatogenesis ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:

spermasitogenesis, meiosis, dan spermiogenesis.

Gambar 6 spermatogenesis: proses spermatogenesis (Junqueira,2005)

Page 15: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

15

PKM 2010/2011

15

a. Spermatogenesis

Dimulai dengan proliferasi spermatogonia asal yang disebut

spermatogonium tipe A yang berinti lonjong dan nukleus di pinggir,

menjadi spermatogonium tipe B yang berinti bundar dan

bernukleus agak di tengah. Spermatogonium tipe B inilah yang

akan berkembang menjadi spermatosit I (primer). Spermatosit I

berada di lapisan kedua tubulus kearah lumen (Tortora &

Derrickson, 2006).

Pada setiap spermatogonium, salah satu dari pasangan

kromosom membawa informasi genetik yang menentukan seks dari

turunan terakhir. Pasangan ini terdiri dari satu kromosom “X” dan

kromosom “Y”. (Tortora & Derrickson, 2006)

b. Meiosis

Spermatosit I hasil spermasitogenesis ini kemudian

menjauh dari lamina basalis dan sitoplasmanya semakin banyak.

Spermatosit I mengalami meiosis I, sehingga terbentuk spermatosit

II. Spermatosit II ini kemudian mengalami meiosis II untuk

membentuk spermatid. Pada meisosis I, spermatosit I mengalami

subfase leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis dari

profase, disusul metaphase, anaphase, dan telofase.

Pada meiosis II, ia juga menempuh profase, metaphase,

anaphase, dan telofase. Cytokinesis pada meiosis I dan II tidak

membagi sel benih secara lengkap namun terpisah oleh interseluler

bridge. Melalui jembatan ini, berlangsung komunikasi antar sel

bertetangga. Meiosis I menghasilkan spermatosit II yang berinti

lebih gelap yang kemudian mengalami meiosis II untuk

membentuk spermatid yang berinti lonjong runcing, mempunyai

ekor halus dan pendek dalam sitoplasmanya (Tortora &

Derrickson, 2006).

c. Spermiogenesis

Spermiogenesis adalah perkembangan dari spermatid

haploid menjadi sperma. Tidak ada pembelahan sel yang terjadi

Page 16: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

16

PKM 2010/2011

16

pada tahap spermiogenesis. Setiap spermatid menjadi satu sel

sperma. Selama proses ini, spermatid berubah menjadi sperma

yang panjang dan ramping, sebuah akrosom membentuk tutup dari

nukleus yang berkondensasi dan memanjang, flagella berkembang,

dan mitokondria membelah. Proses spermatogenesis ini

berlangsung di sel sertoli, ketika sel sertoli terdisposisi karena

adanya kelebihan sitoplasma yang terkelupas, maka sel sertoli

beserta sperma yang ada ikut keluar, proses ini dinamakan

spermiasi. Sperma kemudian masuk ke lumen tubulus semineferus.

Cairan di sekresikan oleh sel sertoli mendorong sperma masuk ke

saluran di testis.

8. Spermatozoa

Spermatozoa merupakan sel germinal jantan matang, yang

merupakan unsur generative semen yang mengadakan fertilisasi ovum dan

mengandung informasi genetik untuk dihantarkan ke zigot oleh yang

jantan.

Menurut strukturnya, spermatozoa dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu yang berflagela dan yang tidak berflagela. Pada hewan

umumnya termasuk kelompok yang berflagela.

Pada manusia, pergerakan dan fertilitas sperma dimungkinkan

karena gerakan flagel melalui medium cairan dengan kecepatan mendekati

1 sampai 4 mm per menit. Lebih jauh lagi, sperma normal cenderung

untuk bergerak lurus daripada gerakan berputar-putar. Aktifitas sperma

lebih meningkat pada medium netral dan sedikit basa seperti yang terdapat

pada semen ejakulasi, tetapi akan sangat ditekan dalam medium yang agak

asam dan medium yang saangat asam dapat mematikan sperma. Aktifitas

sperma akan meningkat dengan peningkatan suhu, demikian juga halnya

kecepatan metabolisme, meyebabkan hidup sperma dapat dipersingkat.

(Guyton, 2006)

Gambar 7 morfologi spermatozoa manusia

Page 17: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

17

PKM 2010/2011

17

Bentuk spermatozoa normal pada mencit, memiliki bagian kepala

yang berbentuk sabit, leher yang pendek dan ekor yan halus dan panjang

(Yatim, 1988). Sedangkan pada manusia kepalanya berbentuk bundar.

Spermatozoa dapat berbentuk abnormal baik pada individu fertil maupun

infertil. Hanya saja, ada batas minimum persentase morfologi abnormal

terhadap normal. Menurut Yatim (1994), semen dianggap normal apabila

jumlah spermatozoa yang abnormal hanya 30-40%. Sedangkan literatur

lain menyatakan bahwa batas normal adalah bila jumlah spermatozoa yang

normal lebih besar dari 50%. Jadi, kalau persentase morfologi spermatozoa

abnormal lebih banyak daripada batas-batas tersebut, maka bisa

menyebabkan suatu keadaan infertil.

H. METODE PELAKSANAAN

Penelitian dilakukan secara Eksperimental Prospektif.

1. Alat-alat dan Bahan

Bahan penelitian:

a. Mencit putih (Mus musculus) jantan dewasa (berusia 12-15 minggu)

galur Webster dengan berat 32-34 g sebanyak 30 ekor yang dibagi

menjadi 6 kelompok masing-masing 5 ekor per kelompok

b. Mencit putih (Mus musculus) betina dewasa (berusia 12-15 minggu)

galur Webster dengan berat 32-34 g sebanyak 36 ekor. Dibagi menjadi

6 kelompok, 6 ekor per kelompok. Dimana mulai minggu I hingga

minggu III pemberian terakhir infusa dijodohkan 2 ekor mencit betina

ke 2 ekor mencit jantan di masing-masing kelompok.

c. Zat-zat yang digunakan dalam Penelitian

i. Larutan PBS (Phosphate Buffered Saline) larutan fisiologis

sebagai bahan untuk pertahanan hidup sperma sebelum diperiksa.

ii. Aquadest

iii. Chloroform

iv. Lada hitam

d. Alat penelitian

i. Object glass

ii. Cover slip

Page 18: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

18

PKM 2010/2011

18

iii. Kotak mencit ukuran besar

iv. Kotak mencit ukuran kecil (sebagai tempat kawin)

v. Kapas

vi. Makanan mencit

vii. Sonde oral

viii. Alas kotak mencit (sekam jerami)

ix. Botol minuman mencit yang berselang kaca

x. Alat bedah minor

xi. Timbangan milligram

xii. Mikroskop

xiii. Papan fiksasi

xiv. Kompor listrik

xv. Becker glass

2. Bahan Perlakuan dan Cara Pembuatan

Bahan perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah

lada hitam (Piper nigrum) yang didapat dari toko penjualan bumbu dapur.

Sebelum diberikan, Piper nigrum dibuat menjadi bentuk infusa.

Cara pembuatan infusa lada hitam (Piper nigrum) (Farmakope, 1995):

Biji lada hitam (Piper nigrum) kering dibersihkan dari kotoran.

Biji yang kering ini kemudian di giling hingga halus.

Serbuk lada hitam kering ini kemudian di simpan dalam wadah kering

kedap udara di dalam suhu ruangan.

Serbuk yang telah dihaluskan kemudian ditakar berdasarkan kebutuhan

untuk kemudian dimasukkan ke dalam panci 100 ml air layak minum

Panci tersebut dimasukkan ke dalam panci yang lebih besar yang telah

mendidih airnya (900C) dan ditunggu selama 15 menit sambil sesekali

diaduk

Suspensi tadi disaring untuk diambil sari Piper nigrum

Hasilnya dimasukkan ke dalam botol berwarna coklat dan disimpan di

tempat yang sejuk tidak terkena sinar matahari langsung. Infusa ini

dibuat setiap 5 hari sekali terkecuali bila terjadi perubahan warna atau

bau, infusa segera dibuang dan diganti dengan yang baru.

Page 19: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

19

PKM 2010/2011

19

3. Binatang percobaan

Binatang percobaan adalah 30 ekor mencit putih (Mus musculus)

jantan, yang diperoleh dari Biofarma Bandung.

Sebelum perlakuan dimulai, selama satu minggu mencit-mencit ini

dibiarkan tanpa perlakuan dengan maksud agar terjadi adaptasi terhadap

lingkungan yang baru.

Mencit dibagi dalam 2 kelompok kontrol dan 4 kelompok

perlakuan, masing-masing terdiri dari 5 ekor. Mencit di tempatkan pada

kandang yang terbuat dari kotak plastik yang ditutupi dengan kawat. Alas

kandang yang menggunakan sekam padi diganti 2-3 hari sekali. Pada siang

hari, kandang diletakkan dalam ruangan yang terkena sinar matahari dan

cukup ventilasi. Pada malam hari, ruangan disinari dengan cahaya lampu.

Makanan mencit berupa dedak yang dibentuk seperti pelet (bulat),

sedangkan air minum yang diberikan adalah air yang telah dimasak yang

ditempatkan dalam botol gelas dan disambung dengan pipa plastik. Botol

dan pipa gelas dibersihkan minimal sekali dalam seminggu. Makanan dan

botol ini diletakkan pada kawat penutup. Setiap kandang harus dijaga agar

tidak kekurangan makanan dan minuman.

Mencit secara random dikelompokkan kedalam 6 grup ( Grup I dan

IV sebagai kontrol dan Grup II, III, V, VI sebagai kelompok perlakuan)

ditaruh dalam kandang yang terbuat dari polypropilethylen dan

diperlakukan sebagai berikut:

Grup I : kontrol, hanya diberi aquades selama 45 hari

Grup II : diberi P.Nigrum 25 mg/kg berat badan/hari selama 45 hari

Grup III : diberi P.Nigrum 100 mg/kg berat badan/hari selama 45

hari

Grup IV : Kontrol, hanya diberi aquades selama 60 hari

Page 20: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

20

PKM 2010/2011

20

Grup V : diberi P Nigrum 25 mg/kg berat badan/hari selama 60 hari

Grup VI : diberi P.Nigrum 100 mg/kg berat badan/hari selama 60

hari

Buah P. nigrum kering berkualitas baik di dapat dari toko swalayan

yang menjual bumbu dapur. Buah kering ini kemudian di giling sampai

halus dan disimpan di dalam wadah kedap udara pada suhu ruangan.

Kemudian bubuk P.Nigrum dibuat dalam bentuk infusa, kemudian

diberikan kepada mencit setiap hari secara oral dengan menggunakan

sonde oral. Pemberian bahan perlakuan ini dilakukan setiap hari dalam

interval waktu yang kurang lebih sama.

Setelah 45 hari, masing-masing 3 ekor diambil dari Grup II dan III

untuk dieutanasia dan dibedah setelah 24 jam perlakuan terakhir untuk

kemudian dilakukan penimbangan terhadap berat organ reproduksinya dan

pengukuran terhadap parameter spermanya.

Sedangkan 2 ekor sisa dari grup II dan III, digunakan sebagai

sampel untuk menguji reversibilitas fertilitas mencit jantan dalam waktu 1

minggu, 2 minggu dan 3 minggu. Caranya adalah dengan memasangkan

masing-masing individu dengan seekor betina dalam masa subur selama

satu malam untuk kemudian diamati apakah terjadi perkawinan dan

selanjutnya diketahui apakah ada kehamilan atau tidak.

Begitu juga dengan kelompok V dan VI, Setelah 60 hari, masing-

masing 3 ekor diambil dari Grup V dan VI untuk dieutanasia dan dibedah

setelah 24 jam perlakuan terakhir untuk kemudian dilakukan penimbangan

terhadap berat organ reproduksinya dan pengukuran terhadap parameter

spermanya.

Sedangkan 2 ekor sisa dari grup V dan VI, digunakan sebagai

sampel untuk menguji reversibilitas fertilitas mencit jantan dalam waktu 1

minggu, 2 minggu dan 3 minggu. Caranya adalah dengan memasangkan

masing-masing individu dengan seekor betina dalam masa subur selama

satu malam untuk kemudian diamati apakah terjadi perkawinan dan

selanjutnya diketahui apakah ada kehamilan atau tidak.

Page 21: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

21

PKM 2010/2011

21

4. Cara Kerja

a. Tahap pertama

Buah P. nigrum kering berkualitas baik di dapat dari toko swalayan

yang menjual bumbu dapur. Buah kering ini kemudian di giling sampai

halus dan disimpan di dalam wadah kedap udara pada suhu ruangan.

Kemudian bubuk P.Nigrum dibuat menjadi sediaan infusa sesuai

dengan cara-cara yang telah disebutkan sebelumnya. Kemudian infusa

Piper nigrum ini diberikan kepada mencit setiap hari secara oral dengan

menggunakan alat yang telah ditentukan. Sedangkan kontrol (grup I dan

IV) hanya diberikan aquades sebanyak.

b. Tahap kedua

Timbang berat badan akhir semua tikus yang diberi perlakuan

sesuai dengan durasinya masing-masing setelah 24 jam pemberian

P.nigrum terakhir kali. Kemudian bandingkan dengan kelompok kontrol.

Seusai masa pemberian bahan perlakuan, mencit dibunuh dengan

cara dimasukkan kedalam becker glass yang telah diberi kapas

bercloroform dan ditutup rapat. Mencit yang telah mati segera diambil dan

ditaruh diatas papan bedah, kemudian dengan menggunakan jarum

dilekatkan dalam posisi terlentang dan kemudian dilakukan pembedahan

dari pangkal penis ke arah proksimal secukupnya (kurang lebih setengah

badan).

Testis, epididmis, seminal vesicle di ambil untuk kemudian

ditimbang beratnya. Kemudian gunakan kelompok kontrol sebagai

pembanding

Saat di eutanasia, 3 ekor tikus dari masing-masing kelompok

secara random diambil, spermatozoa diambil secara random dari caudae

epididimis, pertahankan suhunya menjadi 37oC. Epididimis diambil dan

dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi larutan PBS, kemudian

epididimis ini dihancuran dengan menggunakan gunting mata. Hasil akhir

adalah berupa suspensi epididimis yang mengandung sperma.

Page 22: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

22

PKM 2010/2011

22

c. Tahap ketiga (Pemeriksaan Parameter Sperma)

i. Cara pemeriksaan aktivitas dan morfologi sperma

Suspensi sperma dalam larutan PBS diambil dengan pipet

kemudian diteteskan sebanyak satu tetes pada object glass.

Kemudian di tutup dengan cover slip.Setelah itu, dilihat dibawah

mikroskop cahaya tentang aktivitas dan morfologinya.

Kemudian bandingkan sperma kontrol dengan sperma

mencit yang diberi perlakuan.

ii. Cara pemeriksaan jumlah sperma

Suspensi sperma dalam larutan PBS diambil dengan pipet

kemudian diteteskan sebanyak satu tetes pada hemocytometer

neubauer. Sperma ditunggu sampai mati, kemudian dilihat

menggunakan mikroskop cahaya dan dihitung jumlahnya.

Perhitungan berdasarkan jumlah sperma yang terdapat pada 16

kotak mikro bilik hitung, yang setara dengan jumlah sperma per

0,1 mm3.

Rumus untuk menghitung jumlah sperma:

½ x (N1+N2) x 10000 x volume pengenceran = …….

spermatozoa/ml

N= jumlah spermatozoa pada 16 kotak mikro bilik hitung

Neubaeur

Kemudian bandingkan antara kelompok kontrol dengan

kelompok yang mendapat perlakuan.

d. Cara pengujian reversibilitas fertilitas mencit setelah diberi perlakuan

Dua ekor mecit dari masing-masing kelompok, masing-

masingnya kemudian dipasangkan dengan seekor mencit betina yang

berada dalam masa subur.

Sepasang tikus ini dibiarkan dalam satu kandang dalam waktu

satu malam. Keesokan harinya perhatikan apakah terjadi perkawinan

atau tidak. Jika ada perkawinan ditandai dengan adanya vaginal plug

pada mencit.

Page 23: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

23

PKM 2010/2011

23

Kemudian biarkan mencit mengalami kehamilan, hingga

kemudian melahirkan.

I. JADWAL KEGIATAN

Penelitian ini dilakukan di bagian Biologi Medik Fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan. Dengan

perincian waktu kegiatan sebagai berikut:

Tabel 1 Jadwal Kegiatan

Rencana Kegiatan Bulan ke-

1 2 3 4

Persiapan kegiatan (minggu I)

Pengumpulan alat dan bahan

(minggu I)

Pengadaptasian mencit (minggu II)

Pemberian perlakuan terhadap

mencit (minggu III-minggu X)

Pemeriksaan parameter sperma

dan berat organ reproduksi mencit

jantan (minggu XI)

Pengujian reversibilitas fertilitas

mencit jantan (minggu XI-XIII)

Analisi data dan pembuatan laporan

akhir (minggu XI-XVI)

Page 24: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

24

PKM 2010/2011

24

J. RANCANGAN BIAYA

Tabel 2 Rancangan Biaya

Jenis Bahan Spesifikasi Kemasan Harga Pemesanan + PPN 15% Pembulatan Harga

1. Bahan Habis Pakai : a. Larutan PBS

b. Aquades c. Makanan untuk

hewan percobaan d. Chloroform

e. Lada hitam (Piper

nigrum)

f. Toples

g. Kertas HVS 1 rim

h. Kapas

i. Hewan percobaan

j. Alas kotak mencit

Dedak berbentuk

pelet

Untuk Eutanasia

mencit

Buah kering

Mencit putih jantan dewasa (berusia 12-15

minggu) dengan berat

32-34 g Mencit putih betina dewasa (berusia 12-15 minggu) dengan berat 32-34 g Jerami kering

100 ml 6 L 10 kg 100 ml 1 kg 2 buah Rim 2 pack 30 ekor 36 ekor 20 kg

1 x Rp 200.000,00 = Rp 200.000,00 6 x Rp. 6.000,00 = Rp 36.000,00 10x Rp. 15.000,00 = Rp. 150.000,00 1 x Rp. 50.000,00 = Rp 50.0000,00 1 x Rp. 50.000,00 = Rp. 50.000,00 2 x Rp. 20.000,00 = Rp 20.000,00 1 x Rp. 30.000,00 = Rp. 30.000,00 2 x Rp. 15.000,00 = Rp. 15.000,00 30xRp. 20.000,00 = Rp. 600.000,00 36xRp.25.000,00= Rp. 900.000,00 20xRp. 4.000,00= Rp. 80.000,00

Rp 200.000,00 Rp 36.000,00 Rp 150.000,00

Rp. 50.000,00

Rp. 50.000,00

Rp. 20.000,00

Rp. 30.000,00

Rp. 15.000,00

Rp. 600.000,00 Rp. 900.000,00 Rp. 80.000,00

2. Peralatan Penunjang a. Objek glass

b. Cover slip

c. Sonde oral

d. Botol minuman

mencit

e. Alat bedah minor

- - - - -

2 pack 2 pack 2 bh 8 bh 2 set

2x Rp. 15.000,00 = Rp. 30.000,00 2 x Rp. 10.000,00 = Rp 20.000,00 2 x Rp. 287. 500,00 = Rp575.000 ,00 8 x Rp. 25.000,00 = Rp 200.000,00 2x Rp. 250.000,00 = Rp. 500.000,00

Rp. 30.000,00

Rp. 20.000,00

Rp. 575.000,00

Rp. 200.000,00

Rp. 500.000,00

Page 25: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

25

PKM 2010/2011

25

K. DAFTAR PUSTAKA

Concentration of Chemicals in Plants with Antifertility Activity. Dr. Dukes

Phytochemical and Ethnobotanical Database

Shereen Cynthia D'Cruz, S. Vaithinathan, B. Saradha, P. P. Mathur, 2008.

Department of Biochemistry & Molecular Biology, School of Life

Sciences, Pondicherry University, India

Raghav Kumar Mishra & Shio Kumar Singh, 2008. Department of Zoology,

Banaras Hindu University, India.

Anonim, 2009. Lada. http://www.id.wikipedia.org (diakses tanggal 11 Oktober

2009)

Anonim, 2009. Piper nigrum. http://www.wikipedia.org (diakses tanggal 11

oktober 2009)

f. Penyewaan alat timbang milligram

g. Penyewaan

mikroskop

h. Papan fiksasi

i. Penyewaan kompor listrik

j. Panci pembuatan

infusa

k. Becker glass

l. Kotak mencit ukuran besar

m. Kotak mencit

ukuran kecil

n. Penyewaan hemocytometer neubauer

Biaya perawatan

1 bh 5 bh 5 bh 1 bh 2 bh 2 bh 6 bh 10 bh 3 bh

1xRp. 100.000,00=Rp. 100.000,00 5xRp. 25.000,00=Rp. 125.000,00 5xRp. 20.000,00= Rp 100.000,00 1xRp. 50.000,00=Rp 50.000,00 2xRp.25.000,00=Rp 50.000,00 2xRp.90.000,00=Rp 90.000,00 6xRp.320.000,00=Rp 180.000,00 10xRp. 15.000,00=Rp. 150.000,00 3xRp. 20.000,00= Rp. 60.000,00

Rp. 100.000,00 Rp.125.000,00 Rp. 100.000,00 Rp. 50.000,00 Rp. 50.000,00 Rp. 180.000,00 Rp. 180.000,00 Rp. 150.000,00 Rp. 60.000,00

o. Biaya untuk petugas penjaga mencit

p. Biaya untuk pengujian parameter sperma

3 bulan

3xRp. 200.000,00 Rp. 500.000,00

Rp.600.000,00

Rp. 500.000,00

3.Dokumen dan ATK 4.Transportasi

Rp. 300.000,00 Rp. 500.000,00

Total Rp. 6.351.000,00

Page 26: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

26

PKM 2010/2011

26

Dorland, W.A. Newman, 2002. Kamus Kedokteran Dorland., Buku Kedokteran

EGC, edisi 29, Jakarta

Farmakope Indonesia edisi IV. 1995. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta. Hal. 9.

Guyton, Arthur C, 2006. Textbook of Medical Physiology, Eleventh edition,

Elsevier Saunders. Pennsylvania

Junqueira,Carlos dan Jose Carneiro. 2005. Basic Histology “text and atlas”.

McGraw-Hill Medical.

Moeloek, N. 1994. Sistem Reproduksi Jantan/Pria. Dalam Syahrun,

M.H.Kamaludin & A. Tjokronegoro: Reproduksi dan Embriologi: Dari

Satu Sel Menjadi Organisme. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.

Sundari, Sri. 1994. Informasi Gerakan Keluarga Berencana Nasional selama

Pembangunan Jangka Panjang I. Depkes RI. Jakarta

Tadjudin, M.K. 1984. Tujuan Kontrasepsi pada Pria; Oligospermia, Azoospermia,

Asternospermia. Majalah Kedokteran Indonesia, vol. 693 No. 15

Tortora,G.J dan Bryan Derrickson. 2006. Principles of Anatomy and Physiology.

11th

edition. Wiley. USA.

Yatim, W. 1988. Efek Antifertilitas Gossipol dan Gula Berkhlor terhadap Tikus

Wister (Rattus norvegicus) dan Implikasi Prospeknya sebagai

Kontrasepsi Pria. Disertasi Doktor. Bandung: Universitas Padjadjaran, 32

- 42; 61 – 64

Yatim, W. 1994.Reproduksi dan Embryologi. Tarsito, Bandung

L. LAMPIRAN

Nama Dan Biodata Ketua Serta Anggota Kelompok

8. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama : Ditia Gilang Shah Putra Rahim

b. NIM : 130110060159

c. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

d. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran

e. Waktu untuk kegiatan PKM : 7 jam/minggu

9. Anggota pelaksana I

a. Nama : Indra Permana Surachman

b. NIM : 130110060110

Page 27: Proposal Pkmp Efek Antispermatogenik Ditia Gilang 2010

27

PKM 2010/2011

27

c. Fakultas/Program Studi : Kedokteran / Pendidikan Dokter

d. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran

e. Waktu untuk kegiatan PKM : 7 jam/minggu

10. Anggota pelaksana II

a. Nama : Syahpikal Sahana

b. NIM : 130110060061

c. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

d. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran

e. Waktu untuk kegiatan PKM : 7 jam/minggu

11. Anggota pelaksana III

a. Nama : Arif Rahman Hakim

b. NIM : 130110070170

c. Fakultas/Program Studi : Kedokteran / Pendidikan Dokter

d. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran

e. Waktu untuk kegiatan PKM : 7 jam/minggu

12. Anggota pelaksana IV

a. Nama : Aditya Arbi

b. NIM :130110070079

c. Fakultas/Program Studi : Kedokteran / Pendidikan Dokter

d. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran

e. Waktu untuk kegiatan PKM :7 jam/minggu

Nama dan Biodata Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar : Andri Rezano, dr. Mkes

b. Golongan Pangkat dan NIP : 19801204 200812 1 001

c. Jabatan Fungsional : Dosen pada Fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran

d. Jabatan Struktural : -

e. Fakultas/Program Studi : Kedoteran/Pendidikan Dokter

f. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran

g. Bidang Keahlian : Master Kesehatan di bidang ilmu

kedokteran dasar, bidang kajian utama mikrobiologi parasitologi

h. Waktu untuk kegiatan PKM : 7 jam/minggu