Proposal PKL Balittro 2014

17

Click here to load reader

description

Proposal Prakter Kerja Lapang di Balittro 2014. Oleh Muhammad Ifdlial

Transcript of Proposal PKL Balittro 2014

Page 1: Proposal PKL Balittro 2014

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANG

PENGENDALIAN MUTU PROSES PRODUKSI MINYAK SEREH WANGI DI BALAI

PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN AROMATIK BOGOR

Diajukan Oleh :

Muhammad Ifdlial

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Proposal PKL Balittro 2014

i

LEMBAR PERSETUJUAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyetujui permohonan mahasiswa yang

tersebut dibawah ini:

Nama : Muhammad Ifdlial

NIM : 115100600111036

Semester : 6 (enam)

Prodi / Fakultas : Teknik Bioproses / Teknologi Pertanian

Universitas : Brawijaya

untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Balai Penelitian Tanaman Rempah

dan Aromatik Bogor pada bulan Juni-Juli 2014

Malang, 30 Juni 2014

Menyetujui, Ketua Jurusan Keteknika Pertanian

Dr. Ir. J. Bambang Rahadi Widiatmono, MS.

NIP. 19560205 198503 1 003

Mengetahui, Dosen Pembimbing PKL

Yusuf Hendrawan, STP, M. App. Life Sc., Ph. D.

NIP. 19810516 200312 1 002

Page 3: Proposal PKL Balittro 2014

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur Allah Yang Maha Agung karena atas rahmat dan

anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal Praktek Kerja Lapang yang

berjudul Proses Produksi Tepung Mocaf di Pabrik Bangkit Cassava Mandiri dengan baik.

Tidak lupa penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang tua dan segenap keluarga yang banyak memberi dukungan moril.

2. Yusuf Hendrawan, STP, M. App. Life Sc., Ph. D. dan Dr.Ir.Sumardi HS.,MS selaku dosen

pembimbing kami yang telah meluangkan waktunya dan membimbing penulis sehingga

dapat menyelesaikan proposal ini secara menyeluruh.

3. Dr. Ir. Bambang Rahadi Widiatmono,MS. selaku Ketua Jurusan Keteknikan Pertanian

Universitas Brawijaya Malang.

4. Semua teman yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal ini.

Demikian proposal yang dapat kami sampaikan, atas kerjasama Balai Tanaman Rempah

dan Aromatik kami mengucapkan terima kasih.

Malang, Juni 2014

Penulis

Page 4: Proposal PKL Balittro 2014

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................... .i

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii

DAFTAR ISI .................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Tujuan ...................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5

2.1 Sereh Wangi ........................................................... ................... 5

2.2 Minyak Atsiri ........................................................... ................... 6

2.3 Proses Penyulingan Minyak Atsiri Sereh wangi ...... ................... 9

III. METODE PELAKSANAAN ........................................................ 12

3.1. Tempat dan Waktu PKL ............................................................ 12

3.2. Metode Pelaksanaan PKL. ....................................................... 12

3.3. Jadwal Pelaksanaan ................................................................. 13

IV. PENUTUP .................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 15

Page 5: Proposal PKL Balittro 2014

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri terbesar yang

cukup penting diperdagangkan di dunia. Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan

essential oils, etherial oils, atau volatile oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis

tumbuhan yang berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga.

Setidaknya ada 150 jenis minyak atsiri yang selama ini diperdagangkan di pasar

internasional dan 40 jenis di antaranya dapat diproduksi di Indonesia. Meskipun banyak

jenis minyak atsiri yang bisa diproduksi di Indonesia, namun hanya sekitar 6 jenis minyak

yang paling menonjol di Indonesia yaitu : minyak pala, minyak nilam minyak cengkeh dan

minyak sereh wangi.

Pemanfaatan dari minyak atsiri selama ini telah banyak dilakukan, bergantung

dari jenis tumbuhan yang diambil hasil sulingannya. Minyak atsiri digunakan sebagai

bahan baku dalam perisa maupun pewangi (flavour and fragrance ingredients). Industri

kosmetik dan parfum menggunakan minyak atsiri sebagai bahan pewangi pembuatan

sabun, pasta gigi, samphoo, lotion dan parfum. Industri makanan menggunakan minyak

atsiri setelah mengalami pengolahan sebagai perisa atau menambah cita rasa. Industri

farmasi menggunakannya sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, pembunuh bakteri. Fungsi

minyak atsiri sebagai fragrance juga digunakan untuk menutupi bau tak sedap bahan-

bahan lain seperti obat pembasmi serangga yang diperlukan oleh industri bahan

pengawet dan bahan insektisida.

Dari berbagai jenis minyak atsiri yang ada di Indonesia, minyak sereh wangi

merupakan komoditi di sektor agribisnis yang memiliki prospek dan berdaya saing kuat di

pasar internasional. Tanaman sereh wangi memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi,

harga setiap Kg mencapai Rp. 150.000, dimanfaatkan sebagai bahan baku parfum dan

obat. Tanaman sereh wangi merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang dalam

perdagangannya dikenal dengan nama “Citronella Oil”. Namun selama ini, tanaman

sereh wangi belum banyak dibudidayakan dan pengolahannya belum optimal.

Pengolahan minyak atsiri sereh wangi yang dilakukan masih sederhana, belum

memenuhi standard baku sehingga mutu minyak atsiri yang dihasilkan masih tidak terlalu

bagus. Mutu yang rendah sangat erat kaitannya dengan beberapa faktor penyebab,

antara lain rendahnya kapasitas SDM sebagai petani maupun penyuling, pengelolaan

bisnis yang tradisional dengan segala keterbatasannya, dan teknologi serta teknik

produksi yang masih tradisional dan berkualitas rendah. Untuk mengatasi permasalahan

Page 6: Proposal PKL Balittro 2014

2

tersebut perlu penanganan khusus yang terdiri dari penanganan pra panen maupun

pasca panen sehingga minyak sereh wangi yang dihasilkan akan terjaga mutu dan

kualitasnya.

Citra mutu produk dapat dilakukan dengan usaha pengendalian mutu, yaitu

semua usaha dan kegiatan untuk mencapai tingkat dan konsistensi mutu sesuai dengan

citra mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan (Soekarto, 1990). Praktek Kerja

Lapang ini akan mempelajari pengendalian mutu proses produksi minyak atsiri sereh

wangi di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aromatik Bogor untuk mengetahui

standar kualitas minyak atsiri sereh wangi yang diinginkan oleh pasar.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah :

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa mengenai keadaan dalam

suatu bidang usaha untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia industri.

2. Mengetahui, mengerti, dan memahami penerapan teori-teori yang pernah diterima

selama di perkuliahan.

3. Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan jenjang pendidikan program Strata-1 di

Program Studi Teknologi Bioproses, Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

4. Memperluas wawasan pengetahuan dan mengembangkan cara berpikir praktis, logis,

dan sistematis sehubungan dengan permasalahan yang timbul dalam suatu proses

produksi.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah :

1. Mengetahui secara umum kondisi Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Obat Bogor

yang meliputi sejarah, perkembangan, struktur organisasi dan aspek peenelitian.

2. Mempelajari aspek-aspek proses produksi, pengendalian/pengawasan mutu, pemasaran,

pengemasan, serta penerapan teknologi terutama peralatan-peralatan yang digunakan.

3. Mempelajari sistem pengendalian mutu pada proses produksi minyak atsiri sereh wangi.

Page 7: Proposal PKL Balittro 2014

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sereh Wangi (Citronella oil)

Tanaman sereh wangi termasuk golongan rumput-rumputan yang disebut

Andropogon nardus atau Cymbogob nardus. Genus Cympogon meliputi hampir 80

species, tetapi hanya beberapa jenis yang menghasilkan minyak atsiri yang mempunyai

nilai ekonomi dalam perdagangan. Diantara species yang penting adalah cympogon

nardus dan cympogon winterianus atau mahapengiri dari jawa, ynag masing-masing

sumber minyak sereh wangi. Menurut Hieronymus (1992) klasifikasi tanaman sereh

wangi adalah sebagai berikut:

Divisio : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Monocotyledonae

Ordo : Graminales

Famili : Gramineae

Subfamili : Panicoidae

Tribe : Andropogineae

Genus : Cymbopogon

Species : Cympogon nardus L

Tanaman sereh wangi yang ditanam di Indonesia terdiri dari 2 jenis yaitu

Lenebatu dan mahapengiri. Jenis mahapengiri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

daunnya lebih luas dan pendek, disamping itu menghasilkan minyak dengan kadar

sitronellal dan geraniol yng tinggi. Sedangkan jenis lenabatu mengahasilkan kadar

sitronellal dan geraniol yng lebih rendah. Di Indonesia tanaman sereh terutama banyak

tumbuh di daerah Tasikmalaya, Bandung, Palembang, dan Padang (Hieronymus, 1992).

2.1.1 Manfaat Sereh Wangi

Sereh yang biasa kita kenal banyak digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai

bumbu dapur, penyedap masakan dan kue, serta sebagai pemberi bau harum pada

beberapa minuman panas. Sereh banyak digunakan dalam masakan Melayu, Indonesia

dan Thailand. Selain daunnya, sereh juga dapat diambil minyaknya yang dapat

digunakan sebagai pewangi sabun mandi atau parfum yang lebih kita kenal sebagai

minyak wangi.

Bagian-bagian dari tumbuhan tanaman sereh wangi yang berguna serta kegunaanya,

yaitu:

Page 8: Proposal PKL Balittro 2014

6

1. Daun

- Mencuci bau hanyir pada daging.

- Daun serai yang dibalut dengan besi atau batu panas digunakan untuk taman dan

bertungku pada kawasan urat saraf yang lemah, penyakit bisa otot-otot, sendi,

mengecutkan rahim yang bengkak, memecahkan lendir, darah dan angin.

- Air rebusan daun serai digunakan untuk air mandian.

2. Akar dan batang

- Membantu mengobati masalah sakit perut.

- Dapat membantu mengimbangkan kestabilan hormon.

- Menambah aroma hidangan serta membantu meringankan keadaan keracunan

pemakanan.

- Campuran dengan rempah ratus mempunyai khasiat untuk kesehatan dalam tubuh.

- Membantu melawaskan dan melancarkan pembuangan air kecil.

Gambar 1. Tanaman Sereh Wangi (

2.2 Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah salah satu hasil proses metabolisme dalam tanaman yang

terbentuk dari reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan air. Minyak tersebut

mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, berbau wangi sesuai

dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut

dalam air (Ames dan Matthews,1968).

Minyak Atsiri disebut juga minyak eteris adalah minyak yang bersifat mudah

menguap, dan diperoleh dari tanaman dengan cara penyulingan uap. Definisi ini

dimaksudkan untuk membedakan minyak atau lemak dengan minyak atsiri yang berbeda

tanaman penghasilnya. Setiap substansi dari minyak atsiri yang menguap memiliki titik

didih dan tekanan uap tertentu dan hal ini dipengaruhi oleh suhu, pada umumnya

tekanan uap ini sangat rendah untuk persenyawaan yang memiliki titik didih sangat tinggi.

Minyak atsiri mudah mengalami dekomposisi karena panas yang timbul pada suhu diatas

100ºC (Guenther, 1987).

Page 9: Proposal PKL Balittro 2014

7

2.2.1 Minyak Atsiri Sereh Wangi

Menurut Masada (1976), minyak serai wangi diperoleh dari tanaman serai wangi

yang mengandung senyawa sitronellal sekitar 32 - 45%, geraniol 10 - 12%, sitronellol 11 -

15%, geranil asetat 3 - 8%, sitronellal asetat 2 - 4% dan sedikit mengandung

seskuiterpen serta senyawa lainnya. Komponen utama minyak serai wangi adalah

sitronellal dan geraniol yang masing-masing mempunyai aroma yang khas dan melebihi

keharuman minyak serai sendiri. Komponen-komponen tersebut diisolasi lalu diubah

menjadi turunannya. Baik minyak, komponen utama atau turunannya banyak digunakan

dalam industri kosmetika, parfum, sabun dan farmasi. Kandungan sitronellal dan geraniol

yang tinggi merupa-kan persyaratan ekspor. Minyak yang kurang memenuhi persyaratan

ekspor, dijual di pasar dalam negeri sebagai bahan baku industri sabun, pasta gigi dan

obat-obatan.

Sebelum Perang dunia kedua, Indonesia merupakan negara pengekspor utama

minyak serai wangi. Namun saat ini negara produsen utama adalah RRC. Hal ini

disebabkan karena produksi minyak serai wangi Indonesia selalu menurun dan mutunya

kalah dibanding China dan Taiwan. Pada hal permintaan cukup besar, karena kebu-

tuhan pasar selalu meningkat 3 - 5% per tahun. Negara pengimpor minyak seria wangi

Indonesia yaitu Singapura, Jepang, Australia, Meksiko, India, Taiwan, Amerika Serikat,

Prancis, Inggris, Jerman dan Spanyol (Dep. Perdagangan, 2002). Konsumsi minyak serai

wangi dunia mencapai 2.000 – 2.500 ton dan baru terpenuhi 50 - 60% saja. China

sebagai negara produsen utama hanya mampu memasok 600 - 800 ton per tahun.

Sedangkan Indonesia baru dapat memenuhi 200 - 250 ton dari pemintaan minyak serai

wangi per tahun (Paimin dan Yunianti, 2002).

2.2.2 Komposisi Kimia Minyak Atsiri Sereh Wangi

Kandungan serai wangi menurut Setiawati dkk ( 2010), terdapat sitronella

(35,97%), Nerol (17,28%), sitronelol (10,03%), geraniol acetat (4,44%), elemol (4,38%),

limonene (3,98%) dan citronnellyle acetate (3,51%). Senyawa sitronella mempunyai sifat

racun dehidrasi. Racun tersebut merupakan racun kontak yang dapat mengakibatkan

kematian karena serangga akan mengalami kekurangan cairan. Tanaman ini dapat

digunakan sebagai pengganti pestisida kimia. Potensi rata-rata per hektar 3 kali panen

seraiwangi 1 : 46 ton daun segar setara dengan 469 liter minyak.

Menurut Ketaren (1985), komponen utama penyusun minyak sereh wangi adalah

sebagai berikut :

1. Geraniol ( C10

H18

0 )

Page 10: Proposal PKL Balittro 2014

8

Geraniol merupakan persenyawaan yang terdiri dari 2 molekul isoprene dan 1 molekul

air, dengan rumus bangun adalah sebagai berikut :

2. Sitronellol ( C10

H20

0 )

Sitronellol banyak terdapat pada minyak mawar dan minyak sereh. Pada suhu kamar

berupa cairan tidak berwarna dan berbau khas sereh, bersifat mudah larut dalam alkohol

dan eter, tetapi sedikit larut dalam air. Sitronellol banyak digunakan untuk kosmetik,

wangi-wangian dan pengganti bau minyak sereh.

Rumus bangunnya adalah sebagai berikut:

3. Sitronellal (C10H16O) Persenyawaan sitronellal terdapat pada minyak sereh, eucalyptus citriodora, rumput

lemon dan bunga mawar. Pada suhu kamar sitronellal berupa cairan berwarna

kekuningan yang mudah menguap, bersifat sedikit larut dalam air dan dapat larut dalam

alkohol dan ester. Berbau menyenangkan dan banyak digunakan untuk parfum pada

sabun dan sebagai bahan dasar untuk pembuatan hidroksi sitrenellal dan mentol sintesis.

Rumus bangunnya adalah sebagai berikut:

Departemen perindustrian telah menentukan syarat mutu minyak serai wangi sebagai

pedoman bagi pemulian tanaman maupun pengembangan usaha budidayanya, dimana

standar mutu minyak serai wangi sebagai berikut (Tabel 1)

Tabel 1. Syarat-syarat mutu minyak serai wangi ekspor (SNI)

Karakteristik Mutu Standar Mutu Indonesia

(SNI)

Bobot jenis,25º/25ºC Indeks bias, 25º C Putaran optik Kelarutan dalam alkohol

0,850 – 0,892 1,454 – 1,473 (0o) – (-6º) Negatif

Page 11: Proposal PKL Balittro 2014

9

80 % Kadar Sitronellal Kadar Geraniol Total Zat-zat asing : alkohol tambahan, lemak, minyak pelikan, m. Terpentin dll Rekomendasi: Bau Titik nyala

35 % 85 % Negatif Segar,khas minyak serai wangi 76º-84º

Sumber : Rusli, 1985

Dalam dunia perdagangan ada tiga tipe standar untuk minyak sereh wangi jawa,

yaitu (Guenther, 1987) :

1. Tipe minyak standar yang mengandung total geraniol tidak kurang dari 85 persen, dan

sitronellal tidak kurang dari 35 persen.

2. Minyak yang bermutu sangat tinggi, mengandung 50-60 persen sitronellal. Minyak ini

digunakan terutama sebagai bahan baku pembuatan hidroksi sitronellal dan mentol

sintetik.

3. Minyak bermutu rendah, yang mengandung 80-85 persen geraniol, dan hanya 10-20

persen sitronellal. Minyak ini digunakan dalam produk teknis untuk pewangi sabun, dan

pembuatan isolat geraniol

Gambar 2. Minyak Sereh Wangi

2.3 Proses Penyulingan Minyak Atsiri Sereh wangi

Untuk memperoleh minyak atsiri dari suatu bahan dapat dilakukan dengan

berbagai cara diantaranya penyulingan, pengepresan, ekstraksi pelarut mudah menguap

dan ekstraksi dengan lemak padat. Penyulingan dapat didefinisikan sebagai pemisahan

komponen suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaan

tekanan uap dan titik didih dari masing-masing zat tersebut. Pada proses penyulingan

minyak atsiri dikenal tiga metode penyulingan yaitu penyulingan dengan air langsung,

Page 12: Proposal PKL Balittro 2014

10

penyulingan air-uap dan penyulingan uap langsung. Masing-masing metode penyulingan

memiliki kelebihan dan kekurangan.

Sebelum melakukan penyulingan, bahan perlu perlakuan pendahuluan. Perlakuan

pendahuluan meliputi pengecilan ukuran, pengeringan atau pelayuan dan fermentasi

(pemeraman). Pengecilan ukuran dilakukan dengan merajang bahan, perajangan ini

dimaksudkan untuk memudahkan penguapan minyak atsiri dan untuk mengurangi sifat

kamba bahan olah. Pelayuan atau pengeringan ahan dilakukan untuk menguapkan

sebagian air sehingga memudahkan proses penyulingan dan untuk menguraikan zat

tidak berbau menjadi berbau wangi. Sedangkan proses pemeraman dilakukan pada

minyak-minyak tertentu untuk memecahkan sel-sel minyak pada daun (Ketaren, 1985).

Ekstraksi minyak atsiri bisa dilakukan dengan berbagai cara, misal dengan

destilasi, menggunakan lemak yang biasa digunakan untuk ekstraksi minyak atsiri dari

bunga. Adapun ekstraksi dengan destilasi dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Destilasi Air

Bahan yang akan disuling dihubungkan langsung dengan air mendidih atau

dengan kata lain merebus tanaman secara langsung.kelebihannya adalah alatnya

sederhana dan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan minyak atsiri

sebentar.sedangkan untuk kekurangannya destilasi air ini tidak ccok untuk bahan baku

yang tidak tahan uap panas dan kualitas hasil penyulingan tidak sebaik destilasi uap-air.

2. Destilasi Uap-air

Bahan yang digunakan tidak kontak lansung dengan air namun diberi sekat

antara air dan simplisia yang biasa disebut angsang.Prinsipnya air mendidih dan uap air

akan membawa partikel minyak atsiri untuk dialirkan ke kondensor kemudian ke alat

pemisah secara otomatis air dan minyak akan terpisah karena ada perbedaan berat jenis

dimana berat jenis minyak lebih kecil dibandingkan berat jenis air sehingga minyak

berada di atas dan air dibawah.

Kelebihan destilasi uap-air yaitu alatnya sederhana tetapi bisa menghasilkan

minyak atsiri dalam jumlah yang cukup banyak sehingga efisien dalam

penggunaan,minyak yang dihasilkan tidak mudah menguap karena pembawanya adalah

air yang tidak mudah menguap pada suhu kamar. Sedangkan kelemahannya metode ini

tidak cocok untuk minyak atsiri yang rusak oleh panas uap air, serta membutuhkan waktu

destilasi yang lebih panjang untuk hasil yang lebih banyak.

3. Destilasi Uap

Dalam bejana tersebut hanya terdapat simplisia. Prinsipnya uap air yang

dihasilkan oleh steam generator akan mengalir kewadah simplisia dan membawa minyak

atsiri bersama sengan uap air tesebut. Destilasi uap ini merupakan destilasi yang paling

Page 13: Proposal PKL Balittro 2014

11

baik karena dapat menghasilkan minyak atsiri dengan kualitas yang tinggi karena tidak

bercampur dengan air.

Page 14: Proposal PKL Balittro 2014

12

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu PKL

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2014

sampai dengan 8 Agustus 2014, bertempat di Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan

Obat Bogor

3.2 Metode Pelaksanaan PKL

Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara :

1. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan peninjauan secara langsung

terhadap obyek kegiatan dalam manajemen produksi di lapangan, serta survey ke lokasi

fasilitas produksi dan utilitas.

2. Wawancara

Teknik ini dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dengan pembimbing

lapang dan para pekerja yang ada di lokasi baik di fasilitas produksi maupun manajemen.

3. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan dengan cara pencarian dan pengumpulan dokumen-dokumen,

laporan-laporan, buku-buku yang berhubungan dengan obyek pembahasan. Data yang

dikumpulkan antara lain :

1. Sejarah perusahaan

2. Struktur organisasi

3. Ketenagakerjaan

4. Diagram alir proses

4. Studi kepustakaan

Teknik ini dilakukan dengan bantuan dari bermacam-macam sumber pustaka. Teknik

ini dimaksudkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan

Praktek Kerja Lapang dengan pencarian berbagai literatur yang berhubungan dengan

obyek pembahasan melalui perpustakaan.

5. Praktek Kerja

Meliputi praktek kerja pada proses produksi minyak atsiri sereh wangi, proses

pengendalian mutu hingga produk jadi yang siap dipasarkan.

Page 15: Proposal PKL Balittro 2014

13

3.3 Jadwal Pelaksanaan

Kegiatan

Juni Juli

I I

I

I

I

I

I

V I

I

I

I

I

I

I

V

Pengenalan

lingkungan

perusahaan

1. Sejarah

perusahaan

2. Ketenagakerjaan

3. Diagram alir

proses

Observasi lapangan :

Human Research and Development (HRD)

Qualiy Control (QC)

Processing

Utility

Pengambilan data

Page 16: Proposal PKL Balittro 2014

14

BAB IV

PENUTUP

Demikian proposal Praktek Kerja Lapang ini kami buat, sebagai persyaratan untuk

dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapang di Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan

Obat Bogor. Harapan kami, semoga proposal ini dapat diterima dan disetujui oleh pihak

yang bersangkutan. Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami mengucapkan terima

kasih.

Page 17: Proposal PKL Balittro 2014

15

DAFTAR PUSTAKA

Ames G.R dan W.S.A Mathews, 1968. The Destilation Oil, Trop.Sci

Dep Perindag, 2002. Data statistik eks-por/impot komoditi lain-lain (esential oil). Jakarta

Guenther, E. 1990. Minyak atsiri (terjemahan, S. Ketaren dan R Mulyono). UI Press. Jakarta.

Ketaren, S., 1985. Pengantar Teknologi minyak atsiri. PN. Balai Pustaka akarta 427 p.

Rusli, S, N. Nurdjanah, Soediarto, D. Sitepu, Ardi, S dan D.T. Sitorus. 1985. Penelitian dan

pengembang-an minyak atsiri Indonesia; Hasil pertemuan konsultasi pengembang-an

tanaman minyak atsiri. Edisi khusus penelitian Tanaman Rem-pah dan Obat No. 2. Balai Pene-

litian Tanaman rempah dan Obat. Bogor; hal 10 – 14

Paimin, F.R. dan I. Yunianti, 2002. Pasar ekspor tunggu serai wangi. Majalah Trubus No. 394.

PT. Trubus Swadaya. Jakarta : 67 – 68