Proposal MPA Dishub Fix

28
A. Judul Penelitian Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (Studi Kasus Tentang Strategi Dinas Perhubungan Kota Surakarta Dalam Implementasi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas) B. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah menurut UU Nomor 32 tahun 2004 memberi kewenangan seluas-seluasnya disertai dengan pemberian hak dan kewajiban kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara. Dengan kewenangan yang diberikan oleh UU Nomor 32 tahun 2004 tersebut maka pemerintah daerah dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam rangka mencapai tujuan pembangunan daerah. Untuk mencapai tujuan pembangunan daerah, transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis. Transportasi menjadi sangat penting karena transportasi merupakan sektor vital dalam proses pembangunan sebuah kota dan berpengaruh besar pada sektor-sektor lainnya. Apabila transportasi di sebuah kota bagus dan tertata rapi maka pembangunan di kota tersebut akan bisa berjalan dengan lancar, begitu pula sektor lain seperti ekonomi, pariwisata, misalnya akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pentingnya transportasi tercermin pada semakin

Transcript of Proposal MPA Dishub Fix

Page 1: Proposal MPA Dishub Fix

A. Judul Penelitian

Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (Studi Kasus Tentang Strategi Dinas

Perhubungan Kota Surakarta Dalam Implementasi Manajemen Rekayasa Lalu

Lintas)

B. Latar Belakang Masalah

Otonomi daerah menurut UU Nomor 32 tahun 2004 memberi kewenangan

seluas-seluasnya disertai dengan pemberian hak dan kewajiban kepada

pemerintah daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan

sistem penyelenggaraan pemerintahan negara. Dengan kewenangan yang

diberikan oleh UU Nomor 32 tahun 2004 tersebut maka pemerintah daerah

dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan daerah. Untuk mencapai tujuan pembangunan daerah,

transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis.

Transportasi menjadi sangat penting karena transportasi merupakan sektor

vital dalam proses pembangunan sebuah kota dan berpengaruh besar pada

sektor-sektor lainnya. Apabila transportasi di sebuah kota bagus dan tertata rapi

maka pembangunan di kota tersebut akan bisa berjalan dengan lancar, begitu

pula sektor lain seperti ekonomi, pariwisata, misalnya akan dapat tumbuh dan

berkembang dengan baik. Pentingnya transportasi tercermin pada semakin

meningkatnya kebutuhan mobilitas ke seluruh sektor dan wilayah. Transportasi

juga berperan sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak bagi pertumbuhan

daerah dalam upaya peningkatan dan pemerataan pembangunan serta hasil-

hasilnya (Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang

Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan).

Laju pertumbuhan penduduk yang pesat, tingkat pertumbuhan ekonomi,

berkembangnya perusahaan otomotif untuk memenuhi kebutuhan penduduk

akan transportasi, dan sebagainya menuntut tersedianya fasilitas jalan yang

memadai. Menyadari pentingnya peranan transportasi, maka pemerintah daerah

harus menata lalu lintas dan angkutan jalan menuju terciptanya ketertiban lalu

lintas jalan.

Page 2: Proposal MPA Dishub Fix

Perencanaan transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

perencanaan wilayah dan kota. Perencanaan kota tanpa mempertimbangkan

keadaan dan pola transportasi yang akan terjadi sebagai akibat dari

perencanaan itu sendiri, akan menimbulkan keruwetan lalu lintas di kemudian

hari, yang dapat berakibat dengan meningkatnya kemacetan lalu lintas, dan

akhirnya meningkatnya pencemaran udara.

Sementara itu, sistem jaringan jalan di Kota Surakarta terlihat masih

bias/kabur sehingga perlu dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi sistem

jaringan jalan seperti pola jaringan jalan, klasifikasi fungsi jalan, kondisi jalan,

dan bangunan pelengkap jalan yang ada. Pola jaringan jalan yang ada di Kota

Surakarta menyerupai papan petak catur (grid iron pattern) yaitu adanya

jaringan jalan utama yang membentuk papan petak catur tempat bermuaranya

jalan-jalan kecil. Pola tersebut menyebabkan jaringan jalan utama menampung

arus yang cukup besar, sehingga sering menyebabkan kemacetan dan

kesemrawutan lalu lintas.

Adapun klasifikasi berdasarkan fungsi jaringan jalan di wilayah kota

Surakarta dibedakan atas jalan arteri, kolektor, dan lokal. Berdasarkan status

pembinaan jalan di Kota Surakarta memiliki panjang : (1) jalan nasional :

13,15 km; (2) jalan propinsi : 16,33 km; (3) jalan kota : 204,32 km; dan (4)

jalan lingkungan : 471, 54 km. Kondisi fisik jalan di wilayah Kota Surakarta

sebagian besar telah mencapai umur rencana dan tidak mantap di dalam

melayani arus lalu lintas. Konstruksi jalan berupa jalan aspal sepanjang 512,20

km atau sebesar 66,83 % dari seluruh jalan yang ada dan jalan dalam kondisi

baik sepanjang 420,85 km atau 59,65 % dari seluruh jalan yang ada. Jalan

arteri/utama dengan lebar di atas 12 meter masih sedikit, yang terbanyak adalah

jalan dengan lebar 5–10 meter serta untuk jalan lingkungan dengan lebar rata-

rata 3–5 meter. Sementara pertumbuhan kendaraan setiap tahun yang mencapai

sekitar 5-7% tidak seimbang dengan pertumbuhan lebar jalan dan prasarana

yang ada, membuat lebar jalan untuk lalu lintas cenderung semakin

menyempit.

Page 3: Proposal MPA Dishub Fix

Bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan yang ada di Kota Surakarta

adalah berupa rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, lampu lalu lintas, halte,

trotoar, dan parkir. Rambu-rambu lalu lintas terdapat sepanjang jalan utama.

Marka jalan dan lampu lalu lintas yang ada di Kota Surakarta belum optimal

dalam mendukung mobilitas penduduk dalam melakukan aktivitas. Halte

terdapat pada sepanjang jalan utama atau tempat-tempat tertentu dekat dengan

pusat kegiatan perkotaan, tetapi penempatannya kurang merata. Trotoar yang

ada belum berfungsi dengan baik dan masih banyak digunakan oleh Pedagang

Kaki Lima. Keberadaan trotoar di Kota Surakarta masih belum merata di setiap

jaringan jalan. Fasilitas parkir yang tersedia sebagian besar menggunakan bahu

jalan untuk parkir. Hal ini menyebabkan lebar manfaat jalan menjadi berkurang

dan menurunkan kapasitas jalan. Kondisi ini dapat dilihat pada jaringan jalan-

jalan utama seperti jalan Slamet Riyadi, Kolonel Sutarto, Urip Sumoharjo, Ir.

Sutami, dan Kolonel Sugiono, dan ruas jalan lainnya (Propeda Kota Surakarta

Tahun 2002 – 2005).

Dinas Perhubungan (Dishub) kota Surakarta sebagai unsur pelaksana

pemerintah daerah di bidang angkutan jalan Kota Surakarta harus segera

mencari solusi alternatif, setidaknya untuk meminimalisir masalah-masalah

yang menjadi pemicu munculnya masalah transportasi di kota Surakarta,

karena Dishub dibentuk untuk memberikan pelayanan masyarakat berkaitan

dengan perkembangan kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang semakin

meningkat berdasarkan kewenangan yang ada di bidang lalu lintas dan

angkutan jalan. Dalam menghadapi perubahan lingkungan, Dishub Kota

Surakarta mempunyai sebuah media atau alat untuk merespon dinamika

perubahan tersebut, yaitu dengan menggunakan sebuah strategi dalam

melakukan implementasi manajemen rekayasa lalu lintas. Manfaat

menggunakan strategi ini adalah Dishub Kota Surakarta akan dengan mudah

merespon segala kondisi lingkungannya terutama mengenai permasalahan

transportasi yang ada di Kota Surakarta. Strategi digunakan Dishub Kota

Surakarta untuk menentukan posisinya dalam menghadapi perubahan

lingkungan serta mengarahkan apa yang harus segera dilakukan.

Page 4: Proposal MPA Dishub Fix

C. Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Mengapa

manajemen rekayasa lalu lintas yang dilakukan Dinas Perhubungan belum

dapat diimplementasikan secara optimal ?”

D. Tujuan penelitian

Mengkaji efektivitas implementasi manajemen rekayasa lalu lintas sebagai

dasar penyusunan rekomendasi kebijakan tentang strategi baru dalam

mengatasi masalah lalu lintas di Kota Surakarta yang belum terpecahkan.

E. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui implementasi manajemen rekayasa lalu lintas di Kota

Surakarta, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Memberikan rekomendasi bagi Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam

pelaksanaan manajemen rekayasa lalu lintas di Kota Surakarta.

2. Memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan

manajemen rekayasa lalu lintas di Kota Surakarta.

3. Sebagai sarana pelatihan penyusunan skripsi bagi peneliti.

F. Landasan Teori

1. Manajemen

Manajemen berasal dari kata “manage” yang berarti

mengemudikan atau mengendalikan. Manage berasal dari bahasa Perancis

“manege” yang berarti mengendalikan seekor kuda. Dalam kenyataannya,

ada kesamaan antara mengurus sebuah lembaga atau organisasi dengan

mengendalikan seekor kuda. Dalam mengendalikan seekor kuda,

seseorang harus mengawasi arahnya. Dalam mengendalikan organisasi,

arah disini dapat ditafsirkan sebagai tujuan kantor yang harus menjadi

perhatian (Moekijat).

Page 5: Proposal MPA Dishub Fix

Dann N. Suganda mengartikan manajemen sebagai pengendalian

daripada sumber-sumber untuk secara berdaya guna dan berhasil guna

diarahkan untuk mencapai tujuan. Sedangkan Mary Parker Follet

mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan

melalui orang lain.

Lain lagi dengan Stoner yang mengatakan bahwa manajemen itu

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan.

Intinya, manajemen merupakan penetapan usaha untuk mencapai

sasaran-sasaran.

2. Rekayasa

Rekayasa dalam hal ini berarti membangun atau mengadakan

sesuatu yang baru, misal pengadaan rambu-rammbu lalu lintas di tempat-

tempat yang belum ada rambu-rambunya, serta memperbaiki, dan

mengadakan pembaharuan terhadap rambu-rambu lalu lintas di tempat-

tempat tertentu.

3. Lalu Lintas

Pengertian lalu lintas menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, adalah

gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan.

Wikipedia menyebutkan ada tiga komponen terjadinya lalu lintas

yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan jalan yang saling

berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan

kelaikan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang

ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu

lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan

geometrik.

Komponen tersebut meliputi :

a. Manusia sebagai pengguna

Page 6: Proposal MPA Dishub Fix

Manusia sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi atau

pejalan kaki yang dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan

kesiagaan yang berbeda-beda (waktu reaksi, konsentrasi dan lain-

lain). Perbedaan-perbedaan tersebut masih dipengaruhi oleh keadaan

fisik dan psikologi, umur serta jenis kelamin dan pengaruh-pengaruh

luar seperti cuaca, penerangan/lampu jalan dan tata ruang.

b. Kendaraan

Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang

berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan

muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk

bisa bermanuver dalam lalu lintas.

c. Jalan

Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan

bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki.

Jalan tersebut direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu

lintas dengan lancar dan mampu mendukung beban muatan sumbu

kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan

lalu-lintas.

4. Rekayasa Lalu Lintas

Dasar hukum Rekayasa Lalu Lintas adalah Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2005 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

Di Kota Surakarta. Rekayasa lalu lintas meliputi perencanaan;

pembangunan; pengadaan; pemasangan; dan pemeliharaan rambu-rambu,

marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, serta alat pengendali dan

pengaman pemakai jalan.

5. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

Pengertian Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas menurut

Undang-Undang No 22 Tahun 2009 adalah serangkaian usaha dan

kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan,

dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan Jalan dalam rangka mewujudkan,

Page 7: Proposal MPA Dishub Fix

mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan

kelancaran Lalu Lintas.

Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dilaksanakan untuk

mengoptimalkan penggunaan jaringan Jalan dan gerakan Lalu Lintas

dalam rangka menjamin Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan

Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dilakukan dengan:

a. Penetapan prioritas angkutan massal melalui penyediaan lajur atau

jalur atau jalan khusus;

b. Pemberian prioritas keselamatan dan kenyamanan Pejalan Kaki;

c. Pemberian kemudahan bagi penyandang cacat;

d. Pemisahan atau pemilahan pergerakan arus Lalu Lintas berdasarkan

peruntukan lahan, mobilitas, dan aksesibilitas;

e. Pemaduan berbagai moda angkutan;

f. Pengendalian Lalu Lintas pada persimpangan;

g. Pengendalian Lalu Lintas pada ruas Jalan; dan/atau

h. Perlindungan terhadap lingkungan.

Kegiatan perencanaan lalu lintas menurut Perda Surakarta No 6

Tahun 2005, meliputi :

a. Inventarisasi dan evaluasi tingkat pelayanan;

b. Penetapan tingkat pelayanan ruas jalan;

c. Perumusan pemecahan permasalahan lalu lintas.

d. Penyusunan rencana dan program pelaksanaannya.

Pengaturan lalu lintas menurut Perda Surakarta No 6 Tahun 2005,

meliputi:

a. Penetapan jaringan transportasi jalan daerah;

b. Penetapan kinerja jaringan jalan daerah untuk jaringan jalan yang

baru dibangun dan peningkatan pelayanan jalan yang telah ada;

c. Penetapan jaringan trayek angkutan penumpang umum;

Page 8: Proposal MPA Dishub Fix

d. Penetapan rencana angkutan dalam berbagai moda;

e. Penetapan jaringan lintas angkutan jalan;

f. Penetapan rencana kebutuhan terminal penumpang dan terminal

barang;

g. Penetapan lokasi terminal lokal;

h. Penetapan kecepatan maksimum pada jalan tertentu;

i. Penetapan rambu, papan tambahan, marka jalan, alat pemberi isyarat

lalu lintas, serta alat pengendali dan pengaman pemakai jalan;

j. Penetapan lokasi dan pengelolaan tempat penyeberangan;

k. Penetapan lokasi pemberhentian (halte) bagi angkutan umum;

l. Penetapan pengaturan sirkulasi lalu lintas dalam wilayah kota;

m. Penetapan pembatasan lalu lintas pada jalan-jalan tertentu;

n. Penetapan pangkalan taksi;

o. Mengusulkan rencana lokasi untuk jaringan jalan negara dan jalan

propinsi serta jaringan trayek Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) /

Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) kepada Menteri dan Gubernur;

p. Mengusulkan penunjukan lokasi terminal kepada Menteri dan

Gubernur untuk ditetapkan sebagai terminal tertunjuk AKAP dan

terminal tertunjuk AKDP.

Pengawasan dan pengendalian lalu lintas menurut Perda Surakarta

No 6 Tahun 2005, dilakukan dengan cara :

a. Pemberian rekomendasi penggunaan jalan untuk keperluan tertentu

selain untuk kepentingan lalu lintas;

b. Pemberian rekomendasi pembangunan atau pengembangan suatu

kawasan kegiatan yang menimbulkan tarikan dan bangkitan

perjalanan;

c. Pemberian rekomendasi bagi kendaraan angkutan penumpang

maupun angkutan barang yang beroperasi melalui jalan yang tidak

sesuai peruntukkannya maupun batas erat muatannya;

d. Kegiatan pengawasan laik jalan di jalan dan di terminal;

Page 9: Proposal MPA Dishub Fix

e. Pemantauan dan penilaian pelaksanaan kebijakan lalu lintas;

f. Tindakan korektif atas pelaksanaan kebijakan terhadap kegiatan

pengaturan lalu lintas;

g. Pemberian arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan kebijakan

terhadap kegiatan pengaturan lalu lintas;

h. Pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat

mengenai hak dan kewajiban masyarakat dalam pelaksanaan

kebijakan lalu lintas.

e. Dinas Perhubungan Kota Surakarta

Pengertian dinas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002)

adalah bagian kantor pemerintah yang mengurus pekerjaan tertentu atau

segala sesuatu yang berkaitan dengan jawatan (pemerintah), bukan swasta.

(KBBI, 2002: 265) Selanjutnya, menurut J.S. Badudu (1990), dinas

diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan

jawatan pemerintah.

Dinas Perhubungan merupakan instansi pemerintah yang

mempunyai kewenangan sebagai unsur pelaksana pemerintah daerah di

bidang lalu lintas angkutan jalan berkaitan dengan perkembangan kegiatan

lalu lintas dan angkutan jalan yang semakin meningkat berdasarkan

kewenangan yang ada di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. Dinas

Perhubungan Kota Surakarta dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah Kota Surakarta yaitu

Walikota.

Visi Dinas Perhubungan adalah terwujudnya budaya lalu lintas dan

angkuta jalan yang tertib, lancar, aman, nyaman serta efisien sebagai

pendorong, penggerak dan penunjang pertumbuhan ekonomi, sosial dan

budaya.

Sedangkan misi dari Dinas Perhubungan antara lain :

Menyelenggarakan manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta

memberikan keselamatan dan ketertiban lalu lintas.

Page 10: Proposal MPA Dishub Fix

Meningkatakan kesadaran masyarakat dalam menjaga sarana dan

prasarana transportasi serta melaksanakan usaha tertib lalu lintas.

Menyelenggarakan pelayanan pengujian kendaraan bermotor dan

perbengkelan.

Menyelenggarakan pelayanan angkutan umum yang nyaman dan

terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Menyelenggarakan pelayanan moda angkutan umum, penumpang,

sarana dan prasarana terminal tirtonadi.

Menyelenggarakan pelayanan aktivitas, sarana dan prasarana

perparkiran.

Menggali potensi serta meningkatkan pendapatan asli daerah.

Menyelenggarakan administrasi keuangan, sdm, sarana dan

prasarana perkantoran.

f. Strategi Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam Manajeman

Rekayasa Lalu Lintas

Strategi Dinas Perhubungan dalam Manajeman Rekayasa Lalu

Lintas merupakan strategi yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan untuk

memecahkan atau meminimalisir masalah-masalah yang menjadi pemicu

munculnya masalah transportasi di kota Surakarta, karena Dinas dibentuk

untuk memberikan pelayanan masyarakat berkaitan dengan

perkembangan kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang semakin

meningkat berdasarkan kewenangan yang ada di bidang lalu lintas dan

angkutan jalan.

G. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Dinas Perhubungan Kota Surakarta yang

tepatnya berada di Jalan Menteri Supeno No. 7 Kota Surakarta, Provinsi

Jawa Tengah. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut dengan

pertimbangan sebagai berikut.

Page 11: Proposal MPA Dishub Fix

a. Dinas Perhubungan merupakan instansi pemerintah yang mempunyai

kewenangan sebagai unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang lalu

lintas angkutan jalan berkaitan dengan perkembangan kegiatan lalu

lintas dan angkutan jalan yang semakin meningkat berdasarkan

kewenangan yang ada di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.

b. Memungkinkan peneliti mendapatkan data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini.

c. Ada izin dari Dinas Perhubungan untuk mengadakan penelitian di lokasi

tersebut.

2. Jenis penelitian

Dalam penelitian ini kami menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

jenis data kualitatif, dengan tujuan untuk menjelaskan suatu fakta atau

realita fenomena sosial tertentu sebagaimana adanya dan memberikan

gambaran secara objektif tentang keadaan atau permasalahan yang mungkin

dihadapi. Hal ini sesuai dengan jenis penelitian yang dimaksudkan yaitu

untuk memberikan gambaran strategi yang digunakan oleh Dinas

Perhubungan Kota Surakarta dalam Manajemen Rekayasa Lalu Lintas.

3. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Data Primer

Data Primer merupakan data atau informasi yang diperoleh secara

langsung dari orang-orang yang dipandang mengetahui masalah yang

akan dikaji dan bersedia memberi data atau informasi yang diperlukan

(informan). Data atau informasi tersebut diperoleh melalui wawancara

terhadap pihak-pihak yang terkait dengan strategi Dishub Kota

Surakarta dalam melakukan manajemen rekayasa lalu lintas.

Wawancara dilakukan kepada Kepala Dinas Perhubungan, Kepala

Bagian Sub Dinas Lalu Lintas dan bagian Unit Pelaksana Teknis Dinas.

Page 12: Proposal MPA Dishub Fix

Wawancara dilakukan kepada Kepala Dinas Perhubungan, Kepala

Bagian Sub Dinas Lalu Lintas dan bagian Unit Pelaksana Teknis Dinas.

Data sekunder

Data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh dari

sumber-sumber lain selain data primer yang terdiri dari catatan-catatan,

arsip, agenda, hasil rapat, dan dokumen-dokumen yang berkaitan

dengan penelitian. Data yang digunakan adalah Rencana Strategis

Dinas Perhubungan, Dokumen tentang implementasi manajemen

rekayasa lalu lintas dan data-data lain yang menunjang.

4. Teknik Pengumpulan Data

a) Wawancara mendalam

Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan teknik

wawancara, yang dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan

dalam bentuk wawancara mendalam dengan cara mengajukan

pertanyaan langsung kepada informan. Wawancara mendalam terhadap

pihak-pihak yang terkait dengan strategi Dinas Perhubungan Kota

Surakarta dalam melakukan manajemen rekayasa lalu lintas. Adapun

pihak-pihak tersebut adalah Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta

dan Bagian Sub Dinas Lalu Lintas.

b) Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dari sumber data yang

berupa tulisan, angka, gambar, atau grafik serta rekaman gambar yang

dilakukan melalui pengamatan langsung di lokasi selama penelitian.

Obervasi dilakukan dengan teknik observasi berperan pasif dimana

observasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung

terhadap kondisi/keadaan jalan di beberapa titik keramaian.

c) Studi dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dilakukan dengan

cara mencatat data-data yang berkaitan dengan obyek penelitian yang

Page 13: Proposal MPA Dishub Fix

diambil dari beberapa sumber demi kesempurnaan penelitian.

Dokumentasi ini diperoleh dari dokumen-dokumen administratif,

keputusan dan ketetapan resmi, dan kesimpulan rapat, seperti

Keputusan Walikota Surakarta Nomor 20 tahun 2001, Peraturan

Daerah Nomor 6 tahun 2001, Undang-undang Nomor 14 tahun 1992,

dan data-data dan informasi lain yang menunjang.

5. Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

interaktif dari Miles dan Huberman (dalam H.B. Sutopo, 2002: 91-93) dengan

tiga komponen, yaitu :

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan bagian dari analisis data yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting

dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat

dilakukan.

2. Sajian data

Sajian data merupakan rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam

bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat

dilakukan. Sajian data merupakan rakitan kalimat yang disusun secara

logis dan sistematis, sehingga bila dibaca akan mudah dipahami

berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat

sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya

tersebut.

3. Penarikan simpulan dan Verifikasi

Dari sajian data yang telah disusun kemudian dapat dilakukan

penarikan simpulan, yaitu kegiatan merumuskan kesimpulan yang dapat

diverifikasikan selama penelitian berlangsung sehingga data dapat diuji

validitasnya dan kesimpulan yang diambil lebih kokoh dan lebih bisa

dipercaya.

Page 14: Proposal MPA Dishub Fix

Untuk lebih jelasnya proses analisa data interaktif dapat dilihat pada

bagan berikut ini :

Gambar 1. Bagan Proses Analisa Data Interaktif

Sumber : H.B. Sutopo, 2002: 96

Dari model analisa tersebut, menunjukkan bahwa pengumpulan

data dibuat, lalu melakukan proses reduksi data dan melakukan proses

sajian data dengan maksud semua data yang dikumpulkan dapat dipahami

secara mendalam kemudian disusun secara sistematis. Bila pengumpulan

data sudah berakhir, maka dilakukan penarikan simpulan berdasarkan pada

semua hal yang terdapat pada reduksi data dan sajian data. Jika simpulan /

verifikasi yang dihasilkan dirasa tidak / kurang mantap karena kurangnya

rumusan dalam reduksi maupun sajian datanya, maka peneliti wajib

melakukan kegiatan pengumpulan data untuk mencari pendukung

simpulan yang ada.

Reduksi Data Sajian Data

Pengumpulan Data

Penarikan Simpulan/ Verifikasi

Page 15: Proposal MPA Dishub Fix

H. Jadwal Pelaksanaan

NoAktivitas

Pekan ke-

Output1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan

Proposal penelitian

Surat izin penelitian

Penyusunan proposal penelitian

Penyusunan isntrumen penelitian

Pengurusan izin penelitian

2. Pelaksanaan Penelitian:

Data

Pengumpulan data primer dan sekunder

Wawancara Observasi Studi

dokumentasi

3. Analisis data

Hasil analisis data

Merancang rekomendasi strategi

Penyusunan draft laporan penelitian

4. Penyusunan laporan penelitian

Laporan penelitian

Artikel ilmiah

Penyusunan artikel ilmiah

Seminar hasil penelitian dan rekomendasi kebijakan

Page 16: Proposal MPA Dishub Fix

I. Rincian Biaya Kegiatan

Jenis Belanja Rincian Biaya Jml Anggaran

(Rp)Volume Frekuensi Harga

Biaya Langsung

Pembuatan proposal penelitian

1 unit 1 kali 150.000,- 150.000,-

Rapat koordinasi 6 orang 3 kali 110.000,- 1.980.000,-

Transportasi dan akomodasi selama penelitian

6 orang 2 bulan 210.000,- 2.520.000,-

Laporan penelitian 1 unit 1 kali 200.000,- 200.000,-

ATK 1 paket 1 kali 150.000,- 150.000,-

Jumlah Biaya 5.000.000,-

Terbilang (Lima juta rupiah)

Page 17: Proposal MPA Dishub Fix

DAFTAR PUSTAKA

H.B. Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori Dan Terapannya

Dalam Penelitian. Surakarta: Pusat Penelitian Universitas Sebelas Maret.

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2005 tentang Lalu Lintas Dan

Angkutan Jalan Di Kota Surakarta

Propeda Kota Surakarta Tahun 2002 – 2005

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah

http://dishub-surakarta.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Lalu_lintas

Page 18: Proposal MPA Dishub Fix

PROPOSAL PENELITIAN

MANAJEMEN REKAYASA LALU LINTAS

(Studi kasus tentang Strategi Dinas Perhubungan Kota Surakarta Dalam

Implementasi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas)

Ditujukan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Metode Penelitian Administrasi

Pengampu: Dr. Ismi Dwi Astuti N, M.Si

Disusun Oleh:

Salikah (D0107017)

Aditya Agus DP (D0107025)

Dyah Listiawati (D0107047)

Gunawan Prihatmoko (D0107059)

Nurul Indriani (D0107083)

Satrio Putro N (D0107091)

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010