Proposal Min Yak Nil Am 24

39
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kabupaten Tasikmalaya berada di Propinsi Jawa Barat dengan luas kurang lebih 2.680,4 km 2 , dan jumlah penduduk pada tahun 2004 sebanyak 2.049.688 jiwa. Dari jumlah tersebut sekitar 80% berprofesi petani yang bermukim di pedesaan. Kondisi daerah pada umumnya bergelombang (undulating ground) dengan ketinggian antara 0 s/d 2000 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan cukup tinggi. Untuk daerah-daerah yang tidak bisa dijangkau oleh pengairan pada umumnya hanya ditanami tanaman keras atau tanaman campuran sehingga belum memberikan nilai tambah yang signifikan untuk kepentingan hidup petani di pedesaan. Pada tahun 1997 terjadi krisis ekonomi dan moneter secara Nasional sehingga laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya mengalami penurunan sangat drastis sampai minus 13,21% serta diperburuk oleh tingkat inflasi mencapai 73,55%. Dampak dari krisis ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Kabupaten Tasikmalaya dicirikan dengan jumlah pengangguran (yang kehilangan lapangan kerja) 1

Transcript of Proposal Min Yak Nil Am 24

Page 1: Proposal Min Yak Nil Am 24

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kabupaten Tasikmalaya berada di Propinsi Jawa Barat dengan luas

kurang lebih 2.680,4 km2, dan jumlah penduduk pada tahun 2004 sebanyak

2.049.688 jiwa. Dari jumlah tersebut sekitar 80% berprofesi petani yang

bermukim di pedesaan.

Kondisi daerah pada umumnya bergelombang (undulating ground)

dengan ketinggian antara 0 s/d 2000 meter di atas permukaan laut dengan

curah hujan cukup tinggi. Untuk daerah-daerah yang tidak bisa dijangkau oleh

pengairan pada umumnya hanya ditanami tanaman keras atau tanaman

campuran sehingga belum memberikan nilai tambah yang signifikan untuk

kepentingan hidup petani di pedesaan.

Pada tahun 1997 terjadi krisis ekonomi dan moneter secara Nasional

sehingga laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya mengalami

penurunan sangat drastis sampai minus 13,21% serta diperburuk oleh tingkat

inflasi mencapai 73,55%. Dampak dari krisis ini dapat dirasakan oleh seluruh

masyarakat Kabupaten Tasikmalaya dicirikan dengan jumlah pengangguran

(yang kehilangan lapangan kerja) mencapai 283.000 orang, dan ini belum

termasuk tingkat masyarakat Sejahtera I dan Pra Sejahtera yang jumlahnya

sebelum krisis moneter mencapai 92.266 KK, dan pada Bulan Maret Tahun

2004 menjadi 221.154 KK, tidak menutup kemungkinan akan bertambah,

apabila tidak ada usaha jalan keluarnya.

Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah pada tanggal 1 Januari 2001,

maka Pemerintah Daerah berkewajiban untuk menciptakan lapangan kerja

yang seluas-luasnya dengan menggali potensi daerah secara optimum yang

memberikan peningkatan nilai tambah cukup signifikan kepada masyarakat,

serta memberikan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), untuk

kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

1

Page 2: Proposal Min Yak Nil Am 24

Salah satu upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten

Tasikmalaya melalui pembangunan agrobisnis yang diarahkan pada upaya

peningkatan sumberdaya secara optimal untuk membentuk sikap kemandirian

guna mengembangkan usaha yang efisien, produktif dan berdaya saing.

Pembudidayaan tanaman nilam serta pembangunan pabrik penyulingan

di daerah merupakan alternatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat

petani serta untuk menggalakan ekspor non migas.

Usaha untuk meningkatkan produksi minyak nilam dengan cara

pengembangan tanaman nilam terbuka lebar. Hal ini ditunjang juga oleh

semakin banyaknya permintaan konsumen akan minyak nilam, karena semakin

berkembangnya industri kosmetika dan parfum (wangi-wangian) baik di luar

maupun di dalam negeri.

2. Maksud dan Tujuan

a. Meningkatkan mutu minyak nilam hasil industri petani agar memenuhi

persyaratan ekspor, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

b. Meningkatkan penghasilan para petani agar bisa hidup layak, dengan

adanya peningkatan mutu dan hasil rendemennya yang baik.

c. Menambah dan meningkatkan pengetahuan petani mengenai budidaya

tanaman nilam dan pengetahuan proses penyulingan (destilasi) daun nilam

yang baik, sekaligus menambah income perkapita daerah Tasikmalaya.

3. Lokasi

Pengembangan budidaya tanam pohon nilam tersebar di kecamatan dan

desa di wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang disesuaikan dengan kondisi

ketinggian tanah yang menjadi persyaratan pertumbuhan pohon nilam. Untuk

pembangunan pabrik/penyulingan minyak nilam direncanakan pada

lokasi/sentra produksi yang tingkat produksi dan lahan perkebunan terluas.

2

Page 3: Proposal Min Yak Nil Am 24

BAB II

TINJAUAN UMUM

TANAMAN NILAM DAN MINYAK NILAM

Nilam yang sering disebut Pogostemon patchoulli Pelet atau dilem wangi

(Jawa), merupakan tanaman yang belum banyak dikenal oleh masyarakat. Nilam

banyak ditanam orang untuk diambil minyaknya. Minyak nilam merupakan salah

satu dari beberapa jenis minyak atsiri. Minyak ini banyak digunakan oleh industri

kosmetika dan banyak dicari konsumen dari luar negeri.

Minyak atsiri atau dikenal orang dengan nama minyak eteris atau minyak

terbang (essential oil, volatile) dihasilkan oleh tanaman tertentu. Minyak tersebut

mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa

getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya. Minyak tersebut

pada umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Pada

tanaman minyak atsiri mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu : membantu proses

penyerbukan beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan tanaman

oleh serangga, dan sebagai makanan cadangan bagi tanaman. Minyak atsiri pada

industri banyak digunakan sebagai bahan pembuat kosmetik, parfum, antiseptik,

dan lain-lain. Minyak atsiri sendiri merupakan salah satu hasil proses metabolisme

pada tanaman, yang terbentuk karena reaksi berbagai persenyawaan kimia dengan

adanya air.

Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 –

200 species tanaman, antara lain yang termasuk dalam famili Pinanceae, Labrate,

Compositoe, Lauraceae, Mytaceae, dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri ini dapat

bersumber dari setiap bagian tanaman yaitu daun, bunga, buah, biji, batang, kulit,

dan akar. Untuk tanaman nilam, minyak atsirinya banyak diambil dari daunnya.

Minyak nilam memberikan sumbangan yang paling besar dalam

menghasilkan devisa negara diantara minyak atsiri lainnya. Kebutuhan minyak

atsiri dunia untuk keperluan industri kosmetik, setiap tahunnya mencapai 2.000

ton. Sementara kemampuan pasokan minyak atsiri sampai saat ini baru terpenuhi

3

Page 4: Proposal Min Yak Nil Am 24

kurang dari 5% (lima persen) saja. Padahal untuk memenuhi kebutuhan industri

lokal saja, diperlukan tidak kurang 300 – 400 ton per tahun. Melihat dari data-data

di atas tadi jelas budidaya nilam maupun proses produksi minyak nilam/minyak

atsiri menunjukkan prospek yang cukup menggembirakan. Namun pada tahun-

tahun terakhir ini ekspor Indonesia dari minyak nilam menunjukan kecenderungan

yang menurun. Adapun penyebab penurunan tersebut adalah kemampuan produksi

Indonesia akan minyak nilam yang terbatas (terbatas luas areal tanamannya dan

kualitas minyaknya masih rendah).

Mutu minyak nilam bergantung pada proses destilasinya. Destilasi uap

dengan menggunakan pembangkit uap yang letaknya terpisah dari ketel

penyulingan merupakan cara destilasi minyak nilam yang paling baik. Daun nilam

mengandung komponen yang bertitik didih tinggi yang merupakan komponen

yang paling bernilai dalam menentukan mutu minyak, maka perlu memperpanjang

waktu destilasi. Waktu destilasi yang baik berkisar antara 12 – 36 jam tergantung

pada tekanan dan jumlah uap yang digunakan. Destilasi uap yang digunakan dalam

penyulingan daun nilam dari daerah-daerah petani nilam yang sudah ada masih

sangat sederhana.

Untuk memperoleh hasil minyak dengan mutu yang optimal, perlu

dirancang sistem pembangkit uap dan perangkat destilasi uap yang lebih baik. Hal

ini membutuhkan dana yang sangat besar dan di luar kemampuan para penyuling.

Dalam usaha meningkatkan mutu minyak nilam hasil industri petani agar

memenuhi persyaratan ekspor, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi,

maka perlu perbaikan distribusi uap dalam ketel. Hal ini dilakukan dengan cara

menambah pipa-pipa uap yang terbuat dari pipa stainless steel, selain itu dinding

ketel yang terbuat dari besi juga perlu dilapisi dengan lembaran stainless steel.

Perbaikan sistem pendingin dengan memperpanjang koil pendingin, diikuti dengan

pembuatan saluran destilat ke dalam ketel yang berguna untuk menyalurkan

kembali destilat ke dalam ketel sehingga rendemen proses penyulingan dapat

meningkat.

4

Page 5: Proposal Min Yak Nil Am 24

BAB III

BUDIDAYA TANAMAN NILAM

1. Panduan Dasar Budidaya Tanaman Nilam

a. Jenis Tanaman Nilam

- Pogostemon Cablin Benth Bent

Nama lainnya pogostemon patchouli atau pogostemon metha. Jenis ini

sering juga disebut nilam Aceh dan diusahakan secara komersial. Nilai

jenis ini jarang berbunga, oleh karena itu kandungan minyaknya tinggi

yaitu 2,5 – 5 %, banyak diminati di pasaran.

- Pogostemon heyneanus

Sering juga dinamakan nilam jawa atau nilam hutan. Jenis ini sering

berbunga, karena itu kandungan minyaknya rendah yaitu 0,5 – 1,5%.

Kurang diminati di pasaran

- Pogostemon hortensis

Disebut juga nilam sabun. Jenis ini hanya terdapat di Banten.

Kandungan minyaknya 0,5 – 1,5%. Komposisi minyak yang dihasilkan

jelek, sehingga untuk jenis nilam ini kurang mendapatkan pasaran

dalam perdagangan.

b. Data Botani Tanaman Nilam

Tanaman nilam merupakan jenis tanaman dengan ciri-ciri sebagai berikut :

Akar : Serabut

Bentuk daun : Bulat dan lonjong

Batang : Berkayu dengan diameter 10 – 20 mm.

Sistem percabangan banyak dan bertingkat mengelilingi batang antara (3-5

cabang pertingkat). Setelah tanaman berumur 6 bulan, tingginya dapat

mencapai 1 meter dengan radius cabang selebar lebih kurang 60 cm.

c. Ekologi Tanaman Nilam

Tanaman nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti herba

lainnya. Untuk memperoleh produksi yang tinggi, maka dalam

pengelolaannya perlu memperhatikan beberapa hal. Pengelolaan ini juga

bertujuan agar produksi yang dilakukan dapat optimal dan menguntungkan.

5

Page 6: Proposal Min Yak Nil Am 24

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

- Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun pada dataran

tinggi yang mempunyai ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut,

dan berproduksi tinggi pada ketinggian tempat 10 – 400 meter di atas

permukaan laut.

- Curah hujan yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman nilam berkisar

antara 2.500-3.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.

- Sedangkan suhu yang baik untuk tanaman ini adalah 24 0C – 28 0C

dengan kelembaban lebih dari 75%.

- Agar pertumbuhan optimal, tanaman nilam memerlukan intensitas

penyinaran matahari yang cukup.

- Tanah yang subur dan gembur serta kaya akan humus sangat diperlukan

oleh tanaman nilam.

- Pada tanah yang kandungan airnya tinggi, perlu dilakukan sistem

drainase yang baik dan insentif.

d. Cara Penanaman Nilam

- Ada 2 cara penanaman nilam, yaitu penanaman langsung dan tidak

langsung. Penanaman langsung ialah menanam stek nilam langsung di

areal pertanaman. Cara ini hanya sesuai untuk penanaman nilam di

lahan sempit. Sedang untuk areal yang luas sebaiknya menggunakan

cara penanaman tidak langsung. Karena dengan cara ini kemungkinan

bibit hidup lebih besar, sehingga jumlah bibit yang diperlukan tidak

terlalu banyak.

- Stek dapat langsung ditanam di kebun yang sudah diolah tanahnya.

Namun yang lebih bagus adalah stek ditanam dahulu di bedeng

persemaian supaya akar telah terbentuk sebelum tanaman dipindah ke

kebun pembesaran.

- Stek ditaman dalam posisi miring, bersudut 450 sedalam 10 cm, dengan

jarak tanam 10 x 10 cm. Setelah 3 – 4 minggu, tanaman sudah

mempunyai cukup akar, tunasnya sudah tumbuh dan berdaun.

- Sebelum bibit ditanam, kebun sudah disiapkan sedemikian rupa agar

penanaman mengikuti cara yang dianjurkan.

6

Page 7: Proposal Min Yak Nil Am 24

e. Penanaman

- Tanaman nilam membutuhkan tanah yang lembab pada masa

pertumbuhannya, oleh karena itu penanaman sangat baik dilakukan

pada awal musim hujan. Di areal miring atau berlereng, waktu

penanaman harus disesuaikan dengan intensitas tinggi, sebaiknya

tanaman sudah mampu menahan tanah. Dengan demikian tidak terjadi

erosi, hujan deras sesaat setelah penanaman juha bisa sia-sia.

Waktu tanam juga harus diatur sedemikian rupa sehingga waktu panen

dari satu areal dapat dilakukan secara bertahap. Cara demikian bukan

hanya dapat menjamin kelangsungan penyulingan yang kontinue, tetapi

dapat juga mencegah agar tanah tidak erosi.

- Penanaman secara tidak langsung

Bibit stek setelah dicabut dari persemaian pasti telah berakar. Bila

akarnya terlalu panjang sebaiknya dipotong, sebab dalam penanaman

nanti akar panjang ini akan berlipat-lipat. Dan lipatan-lipatan akar ini

dalam tanah bisa terserang penyakit busuk akar. Setiap lubang akar

ditanami 1 – 2 bibit stek.

- Penanaman secara langsung

Untuk setiap lubang tanam diperlukan 2 – 3 stek. Stek sebanyak ini

dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan ada stek yang mati.

Kebutuhan stek yang banyak inilah, maka cara ini tidak disarankan

diterapkan di perkebunan.

f. Jarak Tanam

Jarak tanam nilam bervariasi sesuai dengan tingkat kesuburan tanah.

Dataran rendah yang tanahnya subur, jarak tanam 100 x 100 cm,

sedangkan pada tanah yang kandungan liatnya tinggi, jarak tanamnya

50 x 100 cm.

Pada tanah lipatit, jarak tanamnya 75 x 75 cm.

Pada tanah berbukit dengan mengikuti garis contour adalah 50 x 100 cm

atau 30 x 100 cm.

7

Page 8: Proposal Min Yak Nil Am 24

2. Pemeliharaan

Dalam usaha budidaya nilam, pemeliharaan merupakan salah satu faktor

yang penting. Hal ini untuk diperhatikan agar usaha untuk mencapai hasil yang

optimal dari tanaman dapat tercapai.

Adapun pemeliharaan tanaman nilam antara lain meliputi :

a. Pemupukan

Pemupukan sangat penting untuk diperhatikan. Karena hasil yang

diharapkan dari tanaman nilam adalah daun dan batangnya, maka faktor

kesuburan tanaman merupakan suatu hal yang perlu diusahakan

pertumbuhan vegetatif tanaman dapat semaksimal mungkin. Untuk

pertumbuhan yang maksimal perlu dilakukan pemupukan, baik dalam

bentuk pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau,

maupun untuk pupuk anorganik seperti Fertab. Cara pemberian pupuk

tanaman nilam biasanya dilakukan dengan cara dibenamkan sedalam 10 –

15 cm di sekitar pangkal tanaman nilam. Adapun jumlah pemberian pupuk

maupun macamnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

DOSIS PUPUK FERTAB UNTUK TANAMAN NILAM

Jenis PupukDosis/Kg/

Ha/x pemupukan

Keterangan

Fertab 90 Pupuk PMLT Fertab adalah pupuk yang mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro. Oleh karena itu perlu dipakai dalam pemupukan nilam untuk mempercepat pertunasan dan menyerap kandungan minyak dari beberapa unsur hara yang ada di dalam tanah.

b. Penyulaman

Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati atan tanaman yang

tertekan pertumbuhannya. Pekerjaan ini dikerjakan kurang lebih satu bulan

setelah penanaman, karena pada waktu itu telah diketahui bibit yang mati

8

Page 9: Proposal Min Yak Nil Am 24

atau pertumbuhannya kurang normal. Sehingga dengan dilakukannya

penyulaman akan didapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam.

c. Penyiangan

Setelah tanaman berumur 2 bulan atau saat tanaman mencapai tinggi 20-30

cm dan mempunyai cabang bertingkat dengan radius 20 cm, areal

pertanaman perlu disiangi. Penyiangan selanjutnya dilakukan secara

periodik, yaitu setiap tiga bulan sekali.

d. Pemangkasan

Setelah tanaman nilam berumur 3 bulan, tanaman ini telah

membentuk perdu yang rimbun dan saling menutupi satu sama lain. Untuk

itu perlu dilakukan pekerjaan penjarangan dan pemangkasan. Tujuannya

adalah agar sinar matahari dapat menyinari seluruh bagian tanaman,

sehingga proses fotosintesa dapat berlangsung dengan sempurna.

Disamping itu sinar matahari juga dapat berfungsi untuk menghindari

tanaman dari serangan hama dan penyakit.

Daun yang banyak mengandung minyak adalah tiga pasang daun

yang termuda, sehingga kita harus dapat menciptakan daun muda ini

sebanyak mungkin dengan cara melakukan pemangkasan.

e. Pembumbunan

Cara ini sebagai suatu sistem pemindahan vegetasi tanpa

pemindahan areal tanaman. Pembumbunan biasanya dilakukan setelah

panen. Adapun caranya adalah seagai berikut : Cabang-cabang yang

ditinggalkan sesudah panen dan letaknya dengan tanah ditimbun dengan

tanah dekat ujungnya setinggi 10-15 cm. Sedangkan cabang-cabang yang

letaknya jauh dari tanah dipatahkan dibagian ujungnya, tetapi tidak terputus

dari barangnya, sesudah itu bagian yang patah ditimbun dengan tanah.

Dengan pembumbunan ini, maka akan terbentuk rumpun tanaman nilam

yang padat dengan anaknya.

3. Penanggulangan Hama dan Penyakit

Dalam usaha meningkatkan produksi, maka perlindungan terhadap

serangan hama dan penyakit mempunyai peranan yang sangat penting dan

9

Page 10: Proposal Min Yak Nil Am 24

menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari usaha tani. Hal ini penting

karena usaha pengendalian hama dan penyakit memberikan jaminan bahwa

produksi yang diharapkan dari penggunaan bibit yang baik (varietas unggul),

pemupukan, pengairan, dan perbaikan cara bercocok tanam dapat diatasi.

Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman nilam antara lain

serangga perusak daun, nemtoda, penyakit buduk, gejala lodoh, busuk batang,

kua batang dan gejala defisiensi. Adapun serangan hama dan penyakit erat

sekali hubungannya dengan faktor keberhasilan kebun, cara penanaman, cara

pemanenan, serta keadaan tanah dan iklim.

Cara untuk mengatasi serangan hama dan penyakit antara lain dengan

cara bercocok tanam yang baik, pengendalian secara mekanik pada serangan

seawal mungkin, serta pengendalian dengan cara kimiawi yaitu menggunakan

insektisida sesuai dengan anjuran penggunaannya.

Adapun spesifikasi dari hama-hama tersebut adalah sebagai berikut :

a. Ulat penggulung daun

Ulat penggulung daun merupakan jenis hama yang dapat digolongkan hama

perusak daun.

b. Belalang (Orthoptera)

Tanda-tanda serangan :

Daun nilam dimakannya, yang kadang-kadangan menyebabkan

tanaman menjadi gundul.

Pada tingkat serangan berat, batangpun dimakannya sehingga tanaman

menjadi mati.

c. Criket pemakan daun (Grylldae)

Tanda-tanda serangan :

Hama ini memakan daun yang masih muda, sehingga daun menjadi

berlubang-lubang.

Pada keadaan kritis, criket juga menyerang daun yang tua.

Criket tidak mematikan tanaman, tetapi dapat menurunkan produksi.

10

Page 11: Proposal Min Yak Nil Am 24

Cara penanggulangan hama :

Untuk menekan dan memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman

nilam dapat dilakukan tindakan sebagai berikut :

- Bercocok tanam yang baik.

Bercocok tanam yang baik dapat menaikkan produksi disamping itu dapat

pula mengurangi serangan hama tanaman. Pemakaian jarak tanam yang

teratur dan menjaga kebersihan dari rerumputan/tanaman pengganggu

lainnya sangat membantu dalam mencegah serangan hama. Disamping

pergiliran tanaman dan penanaman serempak tak kalah pentingnya, karena

cara ini dapat memutuskan siklus hidup hama dan sekaligus menurunkan

populasinya.

- Penanggulangan secara mekanik

Penanggulanga secara mekanik dilakukan pada serangan awal (gejala

serangan), yaitu dengan mencari dan mengumpulkan hama perusak daun

pada bagian tanaman atau ditempat persembunyian lainnya, kemudian

dimusnahkan dengan membakarnya.

- Penanggulangan secara kimiawi

Penanggulangan secara kimiawi dilakukan apabila penanggulangan cara

lain tidak memungkinkan, mengingat areal yang luas dan terbatasnya

tenaga kerja. Penanggulangan dengan cara ini dilakukan dengan

menggunakan pestisida. Penyakit yang sering ditemukan pada tanaman

nilam adalah penyakit budok (hopropep) yang disebabkan oleh virus.

4. Panen dan Pasca Panen

Tanaman nilam yang tumbuh dan terpelihara dengan baik, sudah dapat

dipanen pada umur 6 sampai 8 bulan setelah penanaman. Pemanenan

dilakukan dengan memangkas atau memotong cabang-cabang, ranting-ranting

dan daun-daun tanaman nilam. Sebaiknya pada setiap panen dibiarkan satu

cabang tumbuh untuk mempercepat tumbuhnya tunas baru.

11

Page 12: Proposal Min Yak Nil Am 24

Untuk teknis pemanenan atau pemetikan daun nilam sebaiknya

dilakukan pada saat bagi hari atau dapat juga dilakukan menjelang malam hari.

Satu hal yang perlu untuk diperhatikan bahwa pemetikan daun jangan

dilakukan pada siang hari. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga daun agar tetap

mengandung minyak atsiri yang tinggi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan pasca panen :

- Alat Panen

Alat yang digunakan untuk panenan tanaman nilam adalah sabit,

gunting, atau parang yang tajam. Yang harus diperhatikan adalah

kebersihan dari alat-alat tersebut.

- Cara Panen

Pada panen pertama, bagian yang boleh dipangkas dari tanaman

nilam adalah cabang-cabang dari tingkat dua ke atas, sedangkan cabang-

cabang dari tingkat pertama ditinggalkan. Setelah selesai pemanenan

pertama, pekerjaan selanjutnya adalah pembumbunan atau menumbut

cabang pertama tadi. Pembumbunan cabang tersebut sistem pemindahan

vegetasi tanpa pemindahan areal.

- Perlakuan daun nilam sebelum disuling

Pamanenan daun-daun nilam dipotong-potong sepanjang 3-5 cm,

kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Cara menjemur hasil panenan

yang baik adalah dengan menggelarnya di atas tikar atau tempat lainnya

atau juga di lantai semen yang bersih dan bebas dari daun tanaman lain.

Penjemuran dilakukan selama 4 jam (10.00 – 14.00). Setelah dijemur

dianginkan di tempat yang sejuk/teduh (dalam ruangan) dengan tebal

lapisan 50 cm. Lapisan ini harus dibalik 2-3 kali sehari selama 3-4 hari,

sehingga diperoleh kadar air bahan 15%. Setelah itu sudah dapat dimulai

disuling.

Hindarilah pengeringan yang terlalu cepat atau terlalu lambat.

Pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan daun terlalu rapuh dan

sulit untuk disuling. Sedangkan pengeringan yang terlalu lambat

menyebabkan daun menjadi lembab dan mudah diserang jamur, akhirnya

rendemen atau mutu minyak yang dihasilkan akan menurun.

12

Page 13: Proposal Min Yak Nil Am 24

13

Page 14: Proposal Min Yak Nil Am 24

BAB IV

ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

Minyak nilam yang dihasilkan ini tidak dipergunakan untuk keperluan

lokal, tetapi untuk ekspor biaya penyuling menjual hasilnya ke agen-agen eksportir

yang ada di kota kecamatan. Selanjutnya eksportir melakukan pengetesan terhadap

warna, bau, dan kelarutan dalam alkohol. Cara pengetesan yang paling sederharna

adalah membakar kertas sigaret yang telah ditetesi minyak nilam. Cara yang lebih

modern lagi adalah dengan menggunakan alat baume, yaitu untuk menentukan

derajat Baurmenya.

Standar mutu minyak nilam ini masih belum seragam untuk seluruh dunia.

Masing-masing negara baik penghasil maupun pengimpor menentukan standar

mutu minyak nilam sendiri: standar minyak nilam Indonesia telah ditetapkan oleh

Direktorat Standarisasi dan Pengembangan Mutu, Departemen Perdagangan.

Suatu hal yang menguntungkan dari minyak nilam adalah sampai saat ini

belum ada sintetiknya. Negara tujuan ekspor adalah Singapura, India, USA, Uni

Kingdom, Belandan dan Prancis.

Secara klinis minyak atsiri, sampai saat ini belum bisa diganti dengan

minyak sintesis. Sehingga penanaman pohon nilam, memiliki prospek yang sangat

baik untuk jangka waktu cukup lama. Karena komoditas perkebunan ini, selain

untuk memenuhi industri komestik domestik, juga sangat dibutuhkan industri

dunia. Padahal tanaman ini hanya tumbuh baik di daerah tropis yang salah satu

diantaranya ialah Indonesia.

1. Analisis Usaha Tani Budidaya Tanaman Nilam

Analisis usaha, luas 1 hektar tanpa sewa lahan :

a. Biaya Produksi

- Bibit 15.000 pohon @ Rp. 350,-/pohon Rp. 5.250.000,-

- Biaya pengolahan tanah Rp. 1.960.000,-

- Biaya tanam dan biaya pemeliharaan Rp. 980.000,-

- Pemupukan : Fertab 90 Kg x @ Rp. 5.000,- Rp. 450.000,-

- Biaya panen pertama Rp. 300.000,-

- Biaya tak terduga Rp. 175.000,-

Total Biaya Produksi Rp. 9.115.000,-

14

Page 15: Proposal Min Yak Nil Am 24

b. Nilai Produksi

Dari lahan 1 hektar minimal menghasilkan 20 ton daun nilam basah atau 4

ton daun nilam kering dengan harga jual Rp. 500,-/Kg basah.

c. Pendapatan

- Hasil Panen Pertama 20.000 Kg x Rp. 500,- = Rp. 10.000.000,-

- Biaya produksi panen pertama = Rp. 9.115.000,-

Keuntungan bersih panen pertama = Rp. 885.000,-

Biaya produksi periode ke-2 (jarak 3 bulan setelah panen ke-1)

a. Biaya produksi ke-2

- Biaya pemeliharaan Rp. 1.960.000,-

- Pemupukan : Fertab 90 kg x @ Rp. 5.000,- Rp. 450.000,-

- Biaya panen Rp. 300.000,-

- Biaya tak terduga Rp. 150.000,-

Total biaya produksi ke-2 Rp. 2.860.000,-

b. Pendapatan :

- Hasil panen kedua, 20.000 kg x Rp. 500 Rp. 10.000.000,-

- Biaya produksi kedua Rp. 2.860.000,-

Keuntungan bersih panen kedua Rp. 7.140.000,-

Biaya produksi ke 3 (jarak 3 bulan setelah panen ke-2)

a. Total biaya produksi ke-3 Rp. 2.860.000,-

b. Pendapatan dari panen ketiga, 20.000 kgx Rp.500Rp. 10.000.000,-

Keuntungan bersih panen ketiga Rp. 7.140.000,-

Biaya produksi ke 4 (jarak 3 bulan setelah panen ke-3)

a. Total biaya produksi ke-3 Rp. 2.860.000,-

b. Pendapatan dari panen ketiga, 20.000 kgx Rp.500Rp. 10.000.000,-

Keuntungan bersih panen keempat Rp. 7.140.000,-

Biaya produksi ke 5 (jarak 3 bulan setelah panen ke-4)

a. Total biaya produksi ke-3 Rp. 2.860.000,-

b. Pendapatan dari panen ketiga, 20.000 kgx Rp.500Rp. 10.000.000,-

Keuntungan bersih panen kelima Rp. 7.140.000,-

15

Page 16: Proposal Min Yak Nil Am 24

Biaya produksi ke 6 (jarak 3 bulan setelah panen ke-5)

a. Total biaya produksi ke-3 Rp. 2.860.000,-

b. Pendapatan dari panen ketiga, 20.000 kgx Rp.500Rp. 10.000.000,-

Keuntungan bersih panen keenam Rp. 7.140.000,-

Biaya produksi ke 7 (jarak 3 bulan setelah panen ke-6)

a. Total biaya produksi ke-3 Rp. 2.860.000,-

b. Pendapatan dari panen ketiga, 20.000 kgx Rp.500Rp. 10.000.000,-

Keuntungan bersih panen ketujuh Rp. 7.140.000,-

Biaya produksi ke 8 (jarak 3 bulan setelah panen ke-7)

a. Total biaya produksi ke-3 Rp. 2.860.000,-

b. Pendapatan dari panen ketiga, 20.000 kgx Rp.500Rp. 10.000.000,-

Keuntungan bersih panen kedelapan Rp. 7.140.000,-

Jumlah keuntungan bersih panen pertama sampai keenam (selama 2 tahun)

sebesar Rp. 50.865.000, atau rata-rata per bulan Rp. 2.119.375,-/ha.

Setelah berumur 2 tahun atau 8 kali panen, maka tanaman nilam perlu

diremajakan.

2. Analisa Usaha Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Nilam

a. Investasi :

- Tanah : seluas 100 bata Rp. 75.000.000,-

- Bangunan :

Kantor Rp. 30.000.000,-

Tempat destilasi Rp. 270.000.000,-

Gudang Rp. 60.000.000,-

Lantai jemur Rp. 25.000.000,-

Sarana PLN 2.000 watt Rp. 4.500.000,-

Genset Rp. 25.000.000,-

Jumlah Rp. 489.500.000,-

- Pembuatan 1 (satu) unit perangkat alat destilasi kapasitas 1 ton per kali

proses senilai Rp. 700.000.000,-

16

Page 17: Proposal Min Yak Nil Am 24

Terdiri dari :

Tangki air cadangan Pompa 3 buah Tangki bahan bakar Boiler 1000 liter Regulator Tangki distilasi Separator Chiller Colling tower Pipa-pipa Cerobong boiler Sertifikat Satu limsum total

Jumlah biaya investasi Ro. 489.500.000,- + Rp. 700.000.000,-

= Rp. 1.189.500.000,-

b. Perkiraan Pengembalian Modal

Dalam pengolahan daun nilam, dari satu kali penyulingan untuk

mendapatkan 1 ton daun nilam kering memerlukan 5 ton daun nilam basah,

dengan biaya produksi :

- Pembelian daun nilam basah 5.000 Kg x @ Rp. 500,-= Rp. 2.500.000,-

- Biaya proses penyulingan = Rp. 1.000.000,-

Jumlah biaya produksi = Rp. 3.500.000,-

Hasil penyulingan dari 1 ton daun nilam kering menghasilkan minyak

sebanyak 30 kg selama 1 bulan dapat dilakukan penyulingan sebanyak 24

kali, karena waktu yang diperlukan satu kali penyulingan selama 6 jam.

Hasil minyak selama 1 bulan, 30 kg x 26 kali = 780 kg

Hasil penjualan @ Rp. 160.000,- x 780 kg = Rp. 124.800.000,-

Pengeluaran per bulan :

- Biaya produksi 24 x Rp. 3.500.000,- Rp. 84.000.000,-

- Quality Control dan Analisa Produk Rp. 600.000,-

- Packing Rp. 2.400.000,-

- Listrik dan telepon Rp. 1.500.000,-

- Transportasi dan ongkos-ongkos Rp. 900.000,-

- Lain-lain Rp. 1.200.000,-

Jumlah Rp. 90.600.000,-

Analisa keuntungan per bulan :

17

Page 18: Proposal Min Yak Nil Am 24

- Hasil penjualan Rp. 124.800.000,-

- Pengeluaran Rp. 90.600.000,-

- Laba sebelum pajak Rp. 34.200.000,-

- Pajak 10 % Rp. 3.400.000,-

Laba bersih Rp. 30.800.000,-

Rencana pinjaman modal investasi

- Tanah dan bangunan Rp. 489.500.000,-

- Alat destilasi Rp. 700.000.000,-

- Budidaya tanaman nilam Rp. 911.500.000,-

Jumlah Rp. 2.101.000.000,-

Analisa kemampuan angsuran per bulan :

- Laba bersih Rp. 30.800.000,-

- Jasa usaha kelompok Rp. 11.000.000,-

- Penyusutan Rp. 3.000.000,-

- Dana pengembangan dan sosial Rp. 1.800.000,-

Rp. 15.800.000,- (-)

Kemampuan pengembalian pinjaman/bulan Rp. 15.000.000,-

Perhitungan jangka waktu pengembalian investasi :

Grash periode (pembangunan, pemasangan alat dan uji coba) 6 bulan

jangka waktu pengembalian = 79 + 6 bulan = 85 bulan

Untuk mencapai kebutuhan bahan dasar minyak nilam agar proses produksi

dapat berjalan lancar optimal, maka membutuhkan budidaya tanaman nilam

seluas 100 Ha. Apabila kebutuhan biaya budidaya tanaman nilam per

hektar sebesar Rp. 9.115.000,-, maka dana yang dibutuhkan untuk lahan

seluas 100 Ha sebesar Rp. 911.500.000,-

Mekanisme pemberian dana untuk pembudidayaan tanaman nilam kepada

para petani adalah melalui sistem pengairan (revolving) sedangkan dana

untuk pembangunan pabrik penyulingan minyak nilam koperasi atau salah

satu PT.

BAB VKESIMPULAN

18

Page 19: Proposal Min Yak Nil Am 24

1. Pengembangan budidaya tanaman nilam memiliki prospek yang sangat baik, karena tanaman ini hanya dapat tumbuh baik di daerah tropis dan peluang pasar komoditas minyak nilam memenuhi kebutuhan industri kosmetik baik di dalam maupun di luar negeri masih sangat besar.

2. Analisa usaha budidaya tanaman nilam seluas 1 Ha selama 2 tahun :a. Pendapatan

- Hasil Panen I = Rp. 10.000.000,-- Hasil Panen II = Rp. 10.000.000,-- Hasil Panen III = Rp. 10.000.000,-- Hasil Panen IV = Rp. 10.000.000,-- Hasil Panen V = Rp. 10.000.000,-- Hasil Panen VI = Rp. 10.000.000,-- Hasil Panen VII = Rp. 10.000.000,-- Hasil Panen VIII = Rp. 10.000.000,-

Jumlah = Rp. 80.000.000,-b. Pengeluaran

- Biaya Produksi Panen I = Rp. 9.115.000,-- Biaya Produksi Panen II = Rp. 2.860.000,-- Biaya Produksi Panen III = Rp. 2.860.000,-- Biaya Produksi Panen IV = Rp. 2.860.000,-- Biaya Produksi Panen V = Rp. 2.860.000,-- Biaya Produksi Panen VI = Rp. 2.860.000,-- Biaya Produksi Panen VII = Rp. 2.860.000,-- Biaya Produksi Panen VIII = Rp. 2.860.000,-

Jumlah = Rp. 29.135.000,-c. Keuntungan/laba bersih selama 2 tahun sebesar Rp. 50.865.000,- atau rata-

rata/bulan Rp. 2.119.375,-/bulan3. Analisa Usaha Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Nilam :

a. Rencana pinjaman modal investasi - Tanah dan bangunan Rp. 489.500.000,-- Alat destilasi Rp. 700.000.000,-

Jumlah Rp. 1.789.500.000,-b. Pendapatan :

- Hasil minyak selama 1 bulan, 30 kg x 26 kali Rp. 780 kg- Hasil penjualan @Rp. 160.000,- x 780 kg Rp. 124.800.000,-

c. Pengeluaran per bulan :- Biaya produksi 24 x Rp. 3.500.000,- Rp. 84.000.000,-

19

Page 20: Proposal Min Yak Nil Am 24

- Quality Control dan Analisa Produk Rp. 600.000,-- Packing Rp. 2.400.000,-- Listrik dan telepon Rp. 1.500.000,-- Transportasi dan ongkos-ongkos Rp. 900.000,-- Lain-lain Rp. 1.200.000,-

Jumlah Rp. 90.600.000,-d. Analisa keuntungan per bulan :

- Hasil penjualan Rp. 124.800.000,-- Pengeluaran Rp. 90.600.000,-

Laba sebelum pajak Rp. 34.200.000,-- Pajak Rp. 3.400.000,-

Laba bersih Rp. 30.000.000,-e. Analisa kemampuan angsuran per bulan :

- Laba bersih Rp. 30.800.000,-- Jasa usaha kelompok Rp. 11.000.000,-- Penyusutan Rp. 3.000.000- Dana pengembangan dan sosial Rp. 1.800.000,-

Rp. 15.800.000,- (-)Kemampuan pengembalian pinjaman/bulan Rp. 15.000.000,-

- Perhitungan jangka waktu pengembalian investasi :

grash periode (pembangunan, pemasangan alat dan uji coba) 6 bulan jangka waktu pengembalian = 79 + 6 bulan = 85 bulan (7 tahun)

4. Biaya yang diperlukan untuk pengembangan budidaya tanaman nilam dan pembuatan Pabrik Penyulingan Minyak Nilam :a. Pengembangan lahan seluas 100 Ha :

100 Ha x Rp. 9.115.000,- = Rp. 911.500.000,-b. Biaya investasi :

- Tanah dan bangunan = Rp. 489.500.000,-- Alat destilasi = Rp. 700.000.000,-

Jumlah = Rp. 2.101.000.000,-5. Pengembangan Budidaya Tanaman Nilam dan Pabrik Penyulingan Minyak

Nilam direncanakan berlokasi di Kabupaten Tasikmalaya.6. Bantuan dana diberikan kepada para petani/kelompok tani tanaman nilam dan

koperasi melalui sistem perguliran/revolving.

20

Page 21: Proposal Min Yak Nil Am 24

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1

1. Latar Belakang .............................................................. 1

2. Maksud dan Tujuan ....................................................... 2

3. Lokasi ............................................................................ 2

BAB II TINJAUAN UMUM TANAMAN NILAM DAN

MINYAK NILAM .............................................................. 3

BAB III BUDIDAYA TANAMAN NILAM .................................... 5

1. Panduan Dasar Budidaya Tanaman Nilam .................... 5

2. Pemeliharaan ................................................................. 8

3. Penanggulangan Hama dan Penyakit ............................ 9

4. Panen dan Pasca Panen .................................................. 11

BAB IV ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN ........................... 12

1. Analisa Usaha Tani Budidaya Tanaman Nilam ............ 12

2. Analisa Usaha Pembangunan Pabrik Penyulingan ........ 15

BAB V KESIMPULAN ................................................................... 18

21

ii

i

Page 22: Proposal Min Yak Nil Am 24

PROPOSAL

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA

TANAMAN NILAM SERTA PEMBANGUNAN SARANA

PENGOLAHAN/PENYULINGAN MINYAK NILAM

DI KABUPATEN TASIKMALAYA

2004

22

Page 23: Proposal Min Yak Nil Am 24

100 bata

5.000 batang x Rp. 1.000,- Rp. 5 Jt

Pupuk + Biaya Pengolahan (6 bulan) 4 Jt

Total 9 Jt

Panen I

5.000 btng @ 3 Kg x Rp. 1.500

nilam aceh

nilam bengkulu

nilam jawa

nilam super

23