Proposal Fina

60
1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MATERI PRISMA DAN LIMAS PADA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 2 KAMANG MAGEK PROPOSAL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Metodologi Penelitian Disusun oleh: ALFINA NIM.2411.032 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI 2013 M/ 1434 H

description

proposal

Transcript of Proposal Fina

Page 1: Proposal Fina

1

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MATERI PRISMA

DAN LIMAS PADA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK PESERTA

DIDIK KELAS VIII SMPN 2 KAMANG MAGEK

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Disusun oleh:

ALFINA

NIM.2411.032

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

2013 M/ 1434 H

Page 2: Proposal Fina

2

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi dilandasi oleh

perkembangan matematika. Matematika adalah salah satu mata pelajaran

yang dipelajari mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai ketingkat

perguruan tinggi. Matematika mempunyai peranan penting, yaitu untuk

membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis,

kreatif dan kemampuan berdiskusi. Penguasaan ilmu ini sangat dibutuhkan

oleh siswa, baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan sehari-

hari, karena banyak aktivitas mereka yang melibatkan matematika.

Mengingat begitu besarnya peranan matematika dalam kehidupan dan

perkembangan ilmu pendidikan, maka pemerintah telah berupaya untuk

meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran matematika. Salah satu upaya

nyata yang telah dilakukan pemerintah terletak pada penyempurnaan

kurikulum yaitu penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kurikulum tingkat satuan pendidikan pada mata pelajaran matematika

mempunyai tujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami konsep

matematika, menggunakan penalaran pada pola dan sikap, mampu

memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, serta

kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, untuk memperjelas

Page 3: Proposal Fina

3

keadaan atau masalah. Pembelajaran matematika juga bertujuan agar siswa

memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

Tujuan pembelajaran matematika tersebut dapat tercapai dengan baik

bila setiap unsur yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran

matematika di sekolah memahami maknanya. Untuk memahami makna dari

tujuan mata pelajaran tersebut, maka diperlukan pemahaman tentang

karakteristik materi matematika. Karakteristik matematika tersebut menuntut

pemahaman guru mata pelajaran matematika. Dengan pemahaman tersebut,

guru mata pelajaran dapat menghubungkan karakteristik matematika dengan

tujuan pelajaran matematika yang akan dicapai dan implikasikan supaya hasil

belajar siswa dapat tercapai secara optimal.

Umumnya hasil belajar siswa tidak tercapai secara optimal di duga

penyebabnya adalah rencana pembelajaran yang dirancang guru kurang

mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan kurang memperlihatkan

keterkaitan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa yang dapat

menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran matematika.

Selain itu, pelaksanaan pembelajaran yang masih monoton dan soal-

soal yang diberikan guru matematika yang terlalu kaku, yaitu siswa lebih

banyak mengerjakan soal yang diekspresikan dalam bahasa dan simbol

matematika yang diset dalam konteks yang jauh dari realita. Akibatnya siswa

kurang tertarik pada pembelajaran matematika dan tidak mampu menerapkan

teori yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-

Page 4: Proposal Fina

4

hari. Sehingga tujuan pembelajaran matematika yang diharapkan tidak

tercapai secara optimal.

Permasalahan dalam pembelajaran matematika juga terlihat pada

daerah yang ada di Kabupaten agam, yaitu pada SMPN 2 Kamang Magek.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, terlihat bahwa guru mata pelajaran

matematika kelas VIII di sekolah tersebut telah memiliki perangkat

pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran yang telah di rancang

adalah perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP), namun RPP yang telah

dirancang guru matematika kelas VIII belum sesuai dengan kurikulum KTSP

yang ditetapkan pemerintah. Karena masih banyak bagian dari pengembangan

RPP berdasarkan KTSP yang tidak terlihat pada RPP yang dirancang oleh

guru matematika kelas VIII. Diantaranya terlihat dari kegiatan pembelajaran

yang belum di kelompokkan pada kegiatan eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi. RPP yang dirancang oleh guru matematika kelas VIII pada materi

bangun ruang tidak menggunakan pendekatan ataupun strategi pembelajaran.

Sehingga, perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang dimiliki guru, belum

mampu mengakomodasikan kebutuhan siswa untuk belajar secara aktif dalam

proses pembelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran, di peroleh

informasi bahwa waktu yang tersedia untuk pembelajaran bangun ruang

tersebut sangat minim sekali. Karena pelajaran bangun ruang adalah pelajaran

terakhir pada kelas VIII semester dua. Maka pelaksanaan pembelajaran

banyak mendapatkan gangguan yang menyebabkan jam pelajaran untuk

Page 5: Proposal Fina

5

materi bangun ruang tersebut banyak terpakai untuk kegiatan lain. Sehingga,

diperlukan kemampuan guru untuk merancang suatu kegiatan pembelajaran,

yang menuntut siswa mengidentifikasi sendiri bangun ruang yang berbentuk

prisma dan limas yang ada dalam kehidupan sehari-hari mereka, sebelum

melaksanakan proses pembelajaran.

Selain itu, fasilitas pendukung untuk mempelajari matematika di

SMPN 2 Kamang Magek juga terlihat masih kurang, yaitu terlihat dari buku

yang digunakan guru maupun siswa sebagai buku pegangan dalam

pembelajaran masih kurang bervariasi. Sehingga siswa hanya terpaku pada

soal-soal yang ada pada buku pegangan saja. Buku yang digunakan guru

maupun siswa tersebut juga belum memberikan langkah-langkah kerja untuk

membantu siswa menemukan dan mengkonstruksi sendiri konsep materi

pembelajaran. Akibatnya, siswa merasa malas untuk membaca dan

memahami buku pegangan yang mereka miliki, sehingga siswa lebih

cenderung menerima informasi dari guru saja tanpa memahami buku

pegangan yang mereka miliki.

Melihat permasalahan yang ada di SMPN 2 Kamang Magek

diperlukan suatu terobosan baru yang menuntut kemampuan guru untuk dapat

menciptakan suatu perangkat pembelajaran yang mampu memotivasi sikap

positif siswa terhadap pembelajaran matematika, dan mampu mendorong

siswa untuk mengidentifikasi sendiri materi pelajaran tanpa harus

mengandalkan penjelasan dari guru. Selain itu, guru juga dituntut untuk dapat

menggunakan suatu pendekatan atau strategi yang mampu menciptakan

Page 6: Proposal Fina

6

lingkungan belajar yang berpusat pada siswa dan strategi yang dapat

meningkatkan kemampuan visual siswa dengan belajar dari lingkungan

sehari-hari siswa yang lebih nyata, sehingga hasil pembelajaran lebih

bermakna bagi siswa. Salah satu pendekatan yang mampu menciptakan

lingkungan belajar yang berpusat pada siswa dan dapat membantu siswa

menemukan hubungan pembelajaran dengan kehidupan sehari adalah

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

Dalam pendekatan CTL pembelajaran berlangsung alamiah dalam

bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan

dari guru ke siswa. Dimana, Contextual Teaching and Learning ini

merupakan suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang

dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata siswa yang

mampu mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan mereka

sehari-hari. Sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan lebih bermakna

bagi siswa.

Pelaksanaan pendekatan kontekstual menuntut guru untuk menyusun

perangkat pembelajaran yang memuat prinsip-prinsip CTL. Dimana,

perangkat pembelajaran merupakan salah satu wujud persiapan yang

dilakukan oleh guru sebelum melakukan proses pembelajaran. Perencanaan

dan persiapan yang matang sebelum melakukan proses pembelajaran akan

mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan dalam pembelajaran. Selain

menuntut guru untuk merancang dan menyusun perangkat pembelajaran,

Page 7: Proposal Fina

7

pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk dapat membuat bahan ajar

berupa buku pegangan siswa yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu

penelitian yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam proses

pembelajaran, mendorong siswa untuk memahami sendiri materi pelajaran

dan memotivasi sikap positif siswa terhadap pembelajaran matematika, serta

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika,

yaitu dengan mengembangkan perangkat pembelajaran yang memuat

komponen-komponen CTL. Maka dilakukan penelitan dengan judul

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Contextual Teaching

and Learning (CTL) Materi Prisma dan Limas pada Pelajaran

Matematika untuk siswa kelas VIII SMPN 2 Kamang Magek”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah validitas dari perangkat pembelajaran berbasis CTL pada

materi prisma dan limas di kelas VIII SMPN 2 Kamang Magek?

2. Bagaimanakah praktikalitas dari perangkat pembelajaran berbasis CTL

pada materi prisma dan limas di kelas VIII SMP 2 Kamang Magek?

Page 8: Proposal Fina

8

C. Definisi Operasional

Judul penelitian ini adalah “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL)

Materi Prisma dan Limas pada Pelajaran Matematika untuk siswa kelas

VIII SMPN 2 Kamang Magek”. Untuk lebih memperjelas dan menghindari

kesalahan dalam memahami variabel ini maka peneliti mencoba menjelaskan

istilah-istilah berikut:

1. Pengembangan adalah penyempurnaan yang menghasilkan suatu produk

tertentu, yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah menghasilkan

produk berupa perangkat pembelajaran matematika

2. Perangkat pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan yang

dilakukan oleh guru sebelum melakukan proses pembelajaran. Adapun

perangkat pembelajaran yang peneliti maksud adalah RPP dan Buku

Siswa.

3. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang

membantu guru menghubungkan antara materi pembelajaran yang

diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Perangkat pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning

merupakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan prinsip

CTL dan memuat komponen-komponen CTL dalam pengembangannya.

Adapun perangkat pembelajaran berbasis CTL yang peneliti maksud

Page 9: Proposal Fina

9

adalah RPP yang memuat komponen-komponen CTL dan buku siswa

yang memiliki komponen-komponen CTL. Dimana buku siswa ini adalah

buku yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan,

yang mana buku siswa yang penulis maksud adalah pengembangan

materi ajar yang akan dipelajari, yang mana tidak sama dengan

pembuatan buku teks yang ada dipasaran.

5. Pembelajaran matematika adalah proses pembentukan dan perubahan

tingkah laku yang dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam

berpikir dan bernalar untuk memecahkan suatu permasalahan

matematika.

D. Tujuan Pengembangan

Secara umum penelitian pengembangan ini bertujuan untuk

menghasilkan perangkat pembelajaran berbasis CTL yang dapat

menumbuhkan sikap positf siswa terhadap pembelajaran matematika dan

membuat siswa menjadi tahu akan hubungan pembelajaran matematika dalam

kehidupan nyata mereka. Adapun tujuan khusus dari penelitian

pengembangan ini adalah:

1. Untuk menentukan validitas dari perangkat pembelajaran berbasis CTL

pada materi prisma dan limas di kelas VIII SMPN 2 Kamang Magek.

2. Untuk mengetahui praktikalitas dari perangkat pembelajaran berbasis

CTL pada materi prisma dan limas di kelas VIII SMPN 2 Kamang

Magek.

Page 10: Proposal Fina

10

E. Pentingnya Pengembangan

Pentingnya pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1. Pengembangan perangkat pembelajaran ini dapat memecahkan masalah

keterbatasan pengetahuan siswa tentang keterkaitan pembelajaran

matematika dalam kehidupan sehari-hari siswa

2. Perangkat pembelajaran berbasis CTL yang dikembangkan dapat

dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi guru matematika untuk

mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan membuat siswa

menjadi tertarik dan termotivasi untuk mempelajari pembelajaran

matematika

F. Asumsi dan Fokus Pengembangan

1. Asumsi

Beberapa asumsi yang melandasi pengembangan perangkat

pembelajaran berbasis CTL, yaitu:

1) Pembelajaran matematika materi prisma dan limas menjadi lebih

baik dengan menggunakan perangkat pembelajaran berbasis CTL

2) Siswa lebih termotivasi dalam belajar matematika, jika siswa

mengetahui kaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari

siswa.

Page 11: Proposal Fina

11

2. Fokus Pengembangan

1) Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Buku Siswa

2) Materi pelajaran yang dikembangkan pada perangkat pembelajaran

adalah materi prisma dan limas

G. Spesifikasi Produk

Perangkat pembelajaran matematika berbasis Contextual Teaching

and Learning (CTL) pada materi prisma dan limas untuk siswa kelas VIII

SMP memiliki spesifikasi yaitu:

1. RPP berbasis Contextual Teaching and Learning

RPP berbasis Contextual Teaching and Learning memiliki ciri-

ciri:

a. Identitas mata pelajaran berisi nama sekolah, mata pelajaran, kelas /

semester, tahun pelajaran dan alokasi waktu.

b. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) di ambil dari

kurikulum matematika SMP.

c. Indikator dikembangkan dari Kompetensi Dasar (KD) yang telah

ditentukan pada kurikulum matematika SMP materi prisma dan

limas. Kemudian peneliti menguraikannya menjadi 8 indikator

pembelajaran.

Page 12: Proposal Fina

12

d. Tujuan pembelajaran yang dirancang menggambarkan hasil belajar

yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa sesuai kompetensi yang

ada.

e. Materi pokok berisi uraian materi yang akan dipelajari pada

pertemuan tersebut

f. Strategi pembelajaran berisi pendekatan dan metode yang digunakan

guru dalam proses pembelajaran. Adapun pendekatan yang

digunakan pada RPP ini adalah pendekatan CTL dengan metode

diskusi dan penemuan.

g. Kegiatan pembelajaran di awali dengan masalah-masalah yang

kontekstual yang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.

h. Bagian inti dari kegiatan pembelajaran menuntun siswa untuk

menkonstruksi sendiri pengetahuan yang di milikinya

i. Selanjutnya siswa berkelompok dan bekerjasama dalam pemahaman

materi

j. Kegiatan pembelajaran di akhiri dengan siswa menyimpulkan sendiri

materi pembelajaran yang baru selesai di pelajari.

k. Alat / Sumber Belajar berisi nama-nama alat dan nama buku yang

digunakan dalam menunjang proses pembelajaran

l. Penilaian pada RPP yang dirancang berisi jenis tagihan, bentuk

tagihan dan ada beberapa pertemuan yang dilengkapi dengan soal

dan penskoran.

Page 13: Proposal Fina

13

2. Buku siswa berbasis Contextual Teaching and Learning

Buku siswa berbasis Contextual Teaching and Learning memiliki

ciri-ciri:

a. Setiap sub bab dirancang untuk satu kali pertemuan. Setiap sub bab

pada buku siswa diawali dengan gambar-gambar kontekstual yang

sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.

b. Setiap gambar pada buku siswa diletakkan dalam kolom yang

memiliki garis pinggir dengan warna yang berbeda dan dilengkapi

dengan pemberitahuan gambar yang ke berapa di dalam kolom

dengan warna yang disesuaikan dengan warna garis kolom. Agar

gambar-gambar yang terdapat pada buku siswa terlihat lebih menarik

bagi siswa.

c. Buku siswa dituliskan dengan huruf Comic Sans MS dengan ukuran

14 agar jelas dan menarik bagi siswa SMP kelas VIII

d. Materi ditulis secara tidak lengkap pada buku siswa, dengan diberi

bagian kosong (diberi titik-titik) untuk dilengkapi siswa dengan

tujuan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan

menuntun siswa untuk menemukan sendiri konsep materi yang

dipelajari.

e. Materi disajikan dalam bentuk pertanyaan dan ilustrasi-ilustrasi yang

menuntun siwa untuk menkonstruksi sendiri materi pelajaran yang

dipelajari. Hasil konstruksi tersebut ditulis pada kolom kesimpulan

yang terdapat pada buku siswa berbasis CTL, dimana kolom tersebut

Page 14: Proposal Fina

14

berbentuk surat kerajaan dengan garis yang bewarna agar terlihat

indah dan menarik bagi siswa SMP kelas VIII.

f. Untuk pengertian prisma, pengertian limas, rumus luas permukaan

prisma dan limas, serta rumus volume prisma dan limas ditulis dalam

kolom yang berbentuk awan yang diberi warna agar terlihat indah

dan menarik bagi siswa SMP kelas VIII.

g. Sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang telah

dirancang sebelumnya, maka siswa diberi tugas kelompok yang

sudah ada pada buku siwa berbasis CTL, pada setiap bagian atas dari

tugas kelompok pada buku siswa diberi gambar siswa yang sedang

bekerja bersama kelompoknya yang di ikuti dengan materi

pembelajaran.

h. Untuk tugas mandiri yang terdapat pada buku siswa memiliki bentuk

bagian atas yang berbeda dari tugas kelompok. Dimana gambarnya

berbentuk siswa yang sedang belajar dan memanfaatkan banyak

buku untuk menyelesaikannya, serta gambarnya memiliki warna

yang menarik bagi siswa.

i. Soal-soal yang terdapat pada tugas kelompok dan tugas mandiri

siswa dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik yang sering

ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Serta dengan ilustrasi

yang sesuai dengan gambar yang ada.

Page 15: Proposal Fina

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Matematika

Secara umum belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses

interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin

berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Belajar juga dapat

dikatakan sebagai perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengalami,

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya1.

Sedangkan menurut Good dan Brophy, belajar merupakan suatu

proses atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh

sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari

pengalaman itu sendiri. Selain itu, Galloway menyatakan belajar sebagai

suatu perubahan perilaku seseorang yang relatif cenderung tetap sebagai

akibat adanya penguatan2.

Maka dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh hal baru yang didapat dari

pengalaman, yang berpengaruh pada perubahan perilaku seseorang yang

bersifat relatif menetap, sebagai akibat adanya proses interaksi belajar

1 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 20

2 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukuran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 15

Page 16: Proposal Fina

16

terhadap suatu objek, atau melalui suatu penguatan dalam bentuk

pengalaman terhadap suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar.

Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses yang dinamis,

berkembang secara terus menerus sesuai dengan pengalaman siswa.

Semakin banyak pengalaman yang dimiliki siswa, maka akan semakin

kaya, luas, dan sempurna pengetahuan mereka3. Adapun menurut

sisdiknas, pembelajaran adalah pross interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar4. Dalam

konteks pembelajaran, tujuan utama mengajar adalah membelajarkan

siswa. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan proses pembelajaran tidak

diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, akan

tetapi diukur dari sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar5.

Jadi pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan,

keterampilan atau sikap seorang individu berinteraksi dengan informasi

dan lingkungan. Dalam pembelajaran siswa dipandang sebagai titik

sentral atau menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Guru

harus dapat mengusahakan sistem pembelajaran sedemikian rupa seperti

pemilihan pendekatan yang tepat, metode yang sesuai, media yang

menarik dan lain sebagainya sehingga dalam pembelajaran siswa dapat

menguasai materi pelajaran secara optimal dengan hasil yang maksimal .

3 Wina San jaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Jakarta: Kencana, 2008), h.195 4 Sisdknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

SISDIKNAS, (Bandung: Fokusmedia,2006), h. 4 5 Wina Sanjaya, Ibid, h.78-79

Page 17: Proposal Fina

17

Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang diperoleh

dengan bernalar. Sedangkan James dalam kamus matematikanya

menyatakan bahwa, matematika adalah suatu ilmu tentang logika

mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang

berhubungan satu dengan yang lainnya, dengan jumlah yang banyak

yang terbagi dalam ketiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.

Matematika juga dikenal dengan ilmu tentang struktur yang bersifat

deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak, dan ketat6.

Adapun tujuan dari pembelajaran matematika adalah

pembentukan sikap, yaitu pola berpikir kritis dan kreatif. Dari tujuan

pembelajaran matematika tersebut, dapat dinyatakan kalau pembelajaran

matematika merupakan proses pembentukan dan perubahan tingkah laku

yang dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam berpikir dan

bernalar untuk memecahkan suatu permasalahan matematika.

2. Perangkat Pembelajaran

Dalam penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

perangkat pembelajaran menjadi bagian yang penting di dalam proses

pembelajaran. Dimana, perangkat pembelajaran merupakan salah satu

wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melakukan proses

pembelajaran. Selain itu, perangkat pembelajaran juga dapat

memberikan bantuan kepada guru dalam pelaksanaan proses

6 Erman Suherman , Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), h.16

Page 18: Proposal Fina

18

pembelajaran serta dapat memberikan kontribusi dalam pemberian

motivasi kepada peserta didik. Dengan demikian, perangkat

pembelajaran adalah suatu unit alat atau paket pembelajaran yang

berkenaan dengan satu pokok bahasan dari suatu mata pelajaran yang di

dalamnya memuat panduan dalam mengajarkan suatu materi pelajaran.

Perangkat pembelajaran yang dapat dikembangkan dalam proses

pembelajaran terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan

buku siswa. Dimana, buku siswa memuat tentang uraian materi dan

latihan-latihan.

a. Silabus

Silabus merupakan rancangan program pembelajaran pada

suatu kelompok mata pelajaran yang berisi tentang standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa,

pokok materi yang harus dipelajari oleh siswa, serta bagaimana cara

mempelajarinya dan bagaimana cara untuk mengetahui pencapaian

kompetensi dasar yang telah ditentukan.

Silabus dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran, pada setiap kali melaksanakan

pembelajaran. Sebagai rancangan program pembelajaran silabus

memuat berbagai macam hal yang berkaitan dengan pengembangan

kurikulum, yaitu menjawab persoalan tentang:

Page 19: Proposal Fina

19

1) Tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa melalui proses

pembelajaran?

2) Materi apa yang harus dipelajari siswa sehubungan

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

harus dicapai?

3) Bagaiman cara yang dapat dilakukan agar standar

kompetensi dan kompetensi dasar itu dapat tercapai?

4) Bagaimana menentukan keberhasilan siswa dalam

pencapaian kompetensi?7

Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam

pengembangan pembelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan

rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan

pengambangan sistem penilaian. Di dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP), pengembangan silabus diserahkan

sepenuhnya kepada setiap satuan pendidikan sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan masing-masing. Dalam mengembangkan silabus ada

beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:

1) Ilmiah, yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yang

menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara keilmuan

7 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) , (Jakarta: Pernada Media Group, 2009), h. 167

Page 20: Proposal Fina

20

2) Relevan, yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran

dan urutan penyajian materi dalam sialbus sesuai dengan

tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,

emosional, dan spritual peserta didik

3) Sistematis, yaitu komponenkomponen silabus saling

berhubungan secara fungsional dalam mencapai

kompetensi

4) Konsisten, yaitu adanya hubungan yang konsisten antara

kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman

belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian

5) Memadai, yaitu cakupan indikator, materi pokok,

pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian

cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar

6) Aktual dan kontekstual, yaitu cakupan indikator, materi

pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem

penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi

dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa

yang terjad

7) Fleksibel, yaitu keseluruhan komponen silabus dapat

mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, dan

dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan

masyarakat

Page 21: Proposal Fina

21

8) Menyeluruh, yaitu komponen silabus mencakup

keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan

psikomotor)8

Pengembangan silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

1) Mengisi kolom identitas

2) Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi

Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi mata

pelajaran dengan memperhatikan beberapa hal, yaitu:

a) Urutan tidak harus sesuai dengan urutan yang ada

dalam stadar isi, melainkan berdasarkan hirarki

konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan bahan.

b) Keterkaitan antara standar kompetensi dan

kompetensi dasar dalam mata pelajaran

c) Keterkaitan antara standar kompetensi dan

kompetensi dasar antar mata pelajaran

3) Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar

Hal yang diperhatikan dalam mengkaji dan menentukan

kompetensi dasar mata pelajaran sama dengan hal yang

diperhatikan dalam mengkaji dan menganalisis standar

kompetensi mata pelajaran

8 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), h. 245-246

Page 22: Proposal Fina

22

4) Mengidentifikasi materi standar

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam

mengidentifikasi materi standar, yaitu:

a) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional,

sosial, dan spritual peserta didik

b) Kebermanfaatan bagi peserta didik

c) Struktur keilmuan

d) Kedalaman dan keluasan materi

e) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan

tuntutan lingkungan

f) Alokasi waktu

5) Mengembangkan pengalaman (standar proses)

6) Merumuskan indikator pencapaian kompetensi

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

merumuskan indikator yaitu:

a) Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi

dasar yang menunjang tanda-tanda, perbuatan dan

respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta

didik

b) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik

satuan pendidikan,potensi daerah dan peserta didik

c) Indikator dirumuskan dalam kata kerja yang

operasional yang dapat di ukur dan diobservasi ,

Page 23: Proposal Fina

23

sehingga dapat digunakan sebagai dasar menyusun

alat penilaian.

7) Menentukan jenis penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik

dilakukan berdasarkan indikator.

8) Alokasi waktu

9) Menentukan sumber belajar9

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya

merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau

memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran.

Dengan demikian, RPP merupakan upaya untuk memperkirakan

tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran atau

persiapan yang dilakukan guru sebelum mengajar.

Rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi sebagai acuan

bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (kegiatan

pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan

efisien. Agar RPP yang kita buat dapat berfungsi sesuai yang

diharapkan, maka ada unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam

penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu:

9E.Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendididikan, (Bandung: PT Remaja Doskarya,

2009), h. 203

Page 24: Proposal Fina

24

1) Mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang

harus dikuasai siswa, serta materi dan submateri

pembelajaran, pengalaman belajar yang telah

dikembangkan di dalam silabus

2) Menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan

materi yang memberikan kecakapan hidup (life skills)

sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari

3) Menggunakan metode dan media yang sesuai, yang

mendekatkan siswa dengan pengalaman langsung

4) Penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan

berkelanjutan didasarkan pada sistem pengujian yang

dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus10

Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus

memperhatikan karakteristik peserta didik terhadap materi standar

yang dijadikan bahan kajian. Oleh karenan itu, ada beberapa prinsip

yang harus diperhatikan dalam pengembangan RPP, yaitu:

1) Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran harus jelas

2) Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan

fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan

10

Kunandar, Op.Cit, h. 264

Page 25: Proposal Fina

25

pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta

didik

3) Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran harus menunjang, dan sesuai

dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan

4) Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan

harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya

5) Harus ada koordinasi antar komponen pelaksanaan

program di sekolah, agar tidak menganggu jam-jam

pelajaran yang lain11

Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran memiliki

langkah-langkah dalam penyusunan sebagai berikut:

1) Identitas mata pelajaran berisi nama mata pelajaran,

kelas, semester, dan alokasi waktu.

2) Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar di tulis sesuai

dengan standar isi yang ada.

3) Indikator

Pengembangan indikator dilakukan dengan beberapa

pertimbangan yaitu:

d) Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator

11

E.Mulyasa, Op.Cit, h. 219

Page 26: Proposal Fina

26

e) Indikator menggunakan kata kerja operasional yang

dapat di ukur

f) Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau

setara dengan kata kerja dalam KD maupun SK.

g) Prinsip pengembangan indikator adalah urgensi,

kontinuitas, relevansi dan kontekstual.

h) Keseluruhan indikator dalam satu KD merupakan

tanda-tanda dan perilaku untuk pencapaian

kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap,

berfikir, dan bertindak secara konsisten

4) Tujuan pembelajaran. Dalam tujuan pembelajaran di

jelaskan akan apa tujuan dari pembelajaran. Tujuan

pembelajaran diambil dari indikator.

5) Materi pelajaran. Dalam menetapkan dan

mengembangkan materi perlu diperhatikan hasil dari

pengembangan slabus, pengalaman belajar.

6) Strategi dan skenario pembelajaran memuat rangkaian

kegiatan yang harus dilakukan oleh guru secara beruntun

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

7) Sarana dan sumber pembelajaran. Saran ini lebih

ditekankan pada media atau alat peraga.

8) Penilaian dan tindakan lanjut12

12

Kunandar, Op.Cit, h. 265-271

Page 27: Proposal Fina

27

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

pengembangn rencana pelaksanaan pembelajaran terdiri dari

beberapa langkah, yaitu:

1) Mengisi kolom identitas mata pelajaran

2) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk

pertemuan yang telah ditetapkan

3) Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar,

serta indikator yang akan digunakan yang terdapat pada

silabus yang telah disusun

4) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar

kompetensi dan kopetensi dasar, serta indikator yang

telah ditentukan

5) Mengidentifikasi materi standar atau uraian dari materi

pokok / pembelajaran yang terdapat dalam silabus.

6) Menentukan metode pembelajaran yanga akan digunakan

7) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri

dari kegiatan awal, inti, dan akhir

8) Menentukan sumber belajar yang digunakan

Page 28: Proposal Fina

28

9) Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh

soal, dan teknik penskoran13

c. Buku siswa

Buku merupakan rangkaian dari perangkat pembelajaran

yang mampu memberi manfaat kepada guru maupun siswa. Buku

adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan dan buah

fikiran dari pengarangnya. Buku yang baik adalah buku yang di tulis

dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah di mengerti,

disajikan secara menarik, dilengkapi dengan gambar-gambar dan

keterangan keterangan.

Pusat perbukuan nasional menentukan standar penilaian buku

pelajaran matematika berlandasan pada pendekatan komunikatif

yang dijabarkan kedalam empat aspek penilaian yaitu aspek materi,

aspek penyajian, aspek bahasa dan keterbacaan serta aspek grafik

atau fisik buku

Untuk pengembangan buku siswa berbasis kontekstual, aspek

yang digunakan sebagai indikator penilaian buku siswa adalah aspek

materi, aspek penyajian, serta aspek bahasa dan keterbacaan.

Adapun indikator-indikator penilaian pada setiap aspek adalah

13

E.Mulyasa, Op.Cit, h. 223

Page 29: Proposal Fina

29

1) Aspek materi

a) Materi memuat penjelasan, contoh dan soal-soal untuk

menunjang konsep

b) Materi memunculkan aspek keterkaitan

c) Konsep-konsep dipertegas dengan gambar, tabel, grafik,

skema dan cerita atau ilustrasi

d) Materi memunculkan masalah kontekstual

2) Aspek penyajian

a) Memuat indikator pembelajaran dan urutan penyajian materi

b) Menyajikan materi dan kemampuan prasyarat yang telah

dimiliki siswa

c) Penyajian memunculkan proses pembentukan pengetahuan

matematika

d) Penyajian materi melibatkan siswa secara aktif menemukan

konsep matematika

e) Memotivasi siswa untuk bertanya dan membentuk

masyarakat belajar

f) Penyajian materi dapat membahasakan gagasan yang ingin

disampaikan

g) Penyajian memungkinkan untuk mengetahui perkembangan

belajar siswa melalui penilaian sebenarnya

h) Penyajian gambar jelas dan menarik

i) Gambar yang disajikan adalah gambar yang dikenal siswa

Page 30: Proposal Fina

30

3) Aspek bahasa dan keterbacaan

a) Kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa

indonesia

b) Kalimat-kalimat melibatkan kemampuan berfikir logis

c) Struktur kalimat sesuai dengan intelektual siswa

d) Kalimat yang digunakan komunikatif

e) Menggunakan bentuk dan ukuran huruf yang sesuai dengan

tingkat perkembangan siswa

3. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Dewasa ini pembelajaran kontekstual telah berkembang di

negara-negara maju dengan berbagai nama. Di negara Belanda disebut

dengan istilah Realistic Mathematics Education (RME) yang

menjelaskan bahwa pembelajaran matematika harus dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari peserta didik. Di Amerika disebut dengan istilah

Contextual Teaching and learning (CTL) yang intinya membantu guru

untuk mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan

memotivasi peserta didik untuk mengaitkan pengetahuan yang

dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari mereka14

.

Adapun beberapa pendapat para ahli tentang pengertian

Contextual Teaching and learning yaitu:

14

Kunandar, Op.Cit, h. 295

Page 31: Proposal Fina

31

1) Johnson (2002) mengartikan pembelajaran kontekstual adalah

suatu peroses pendidikan yang bertujuan membantu siswa

melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari

dengan cara menghubungkan dengan konteks kehidupan

mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan

pribadinya, sosialnya, dan budayanya.

2) The Washington State Consortium for Contextual Teaching

and learning (2001) mengartikan pembelajaran kontektual

adalah pengajaran yang memungkinkan siswa memperkuat,

memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan

akademisnya dalam berbagai latar sekolah dan diluar sekolah

untuk memecahkan seluruh persoalan yang ada dalam dunia

nyata. Pembelajaran kontekstual terjadi ketika siswa

menerapkan dan mengalami apa yang diajarkan dengan

mengacu pada masalah riil

3) Center on Education and Work at the University of

Wisconsin Madison (2002) mengartikan pembelajaran

kontekstual adalah suatu konsepsi belajar mengajar yang

membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi

dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan-

hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam

kehidupan siswa15

.

15

Kunandar, Ibid, h. 295-296

Page 32: Proposal Fina

32

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah

konsep belajar yang membantu guru menghubungkan dan mengaitkan

antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Adapun karakteristik pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL,

yaitu:

a. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan

pengetahuan yang sudah ada (activiting knowledge)

b. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajara dalam rangka

memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring

knowledge)

c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) yang

diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan

diyakini

d. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebutdalam

kehidupan nyata siswa.

Page 33: Proposal Fina

33

e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi

pengembangan pengetahuan16

Pembelajaran kontekstual memilki 7 komponen utama yang

mendasar, yaitu:

1) Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme (Constructivism) merupakan landasan

berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan

yang dibangun sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau

kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Tetapi manusia

harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna

melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk

memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi

dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.

Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahan

kepada siswa. Atas dasar itu pembelajaran harus dikemas

menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan.

Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri

pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses

16

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2008), h. 256

Page 34: Proposal Fina

34

belajar dan mengajar. Jadi siswalah yang menjadi pusat

kegiatan, bukan guru.

Dalam pandangan konstruktivisme, strategi memperoleh

lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa

memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru

adalah memfasilitasi proses tersebut, yaitu:

a) Dengan menjadikan pengetahuan bermakna dan

relevan bagi siswa.

b) Memberi kesempatan kepada siswa menemukan dan

menerapkan idenya sendiri.

c) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi

mereka sendiri dalam belajar17

.

2) Bertanya (Questioning)

Bertanya (Questioning) merupakan strategi utama

pembelajaran yang berbasis pendekatan kontekstual. Dalam

proses pembelajaran CTL, guru tidak menyampaikan informasi

begitu saja, akan tetapi memancing siswa agar dapat

menemukan sendiri. Oleh karena itu peran bertanya sangat

penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat

17

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan

Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 88

Page 35: Proposal Fina

35

membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap

materi yang dipelajarinya.

Dalam suatu pembelajaran yang produktif, kegiatan

bertanya berguna untuk:

a) menggali informasi, baik administrasi maupun

akademis

b) mengecek pemahaman siswa

c) membangkitkan respon pada siswa

d) mengetahui sejauh mana keingin tahuan siswa

e) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa

f) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang

dikehendaki guru

g) Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan

dari siswa

h) untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa18

kegiatan bertanya dapat diterapkan antara siswa dengan

siswa, dan antara siswa dengan guru, antara siswa dengan orang

lain yang didatangkan ke kelas. Aktivitas bertanya dapat

ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok,

ketika menemui kesulitan, ketika mengamati dan sebagianya.

3) Menemukan (Inqury)

18

Syaiful Sagala, Ibid, h. 88-89

Page 36: Proposal Fina

36

Menemukan (Inqury) merupakan bagian inti dari

kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan

kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh

siswa diharapkan bukan hanya sekedar dari hasil mengingat

seperangkat fakta-faka saja, tetapi diperoleh dari hasil penemuan

mereka sendiri.

Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui

beberapa langkah, yaitu:

a) Merumuskan masalah

b) Mengumpulkan data melalui observasi dan

pengamatan

c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan,

gambar, laporan, bagan, tabel dan lain sebagainya

d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya

pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiens

yang lain

e) Mengevaluasi hasil temuan bersama19

Penerapan langkah-langkah ini dalam proses

pembelajaran CTL, dimulai dari adanya kesadaran siswa akan

masalah yang jelas yang ingin dipecahkan. Oleh karena itu,

dalam proses perencanaan guru bukanlah mempersiapkan

19

Kunandar, Op.Cit, h. 309

Page 37: Proposal Fina

37

sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan

sendiri materi yang harus dipahami.

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar (Learning Community) dalam

CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui

kerjasama20

. kerjasama dapat dilakukan dalam berbagai bentuk,

baik dalam kelompok belajar formal maupun dalam lingkungan

yang terjadi secara alamiah.

Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan

orang lain, antara teman, antara kelompok dimana kelompok ini

anggotanya bersifat heterogen sehingga, yang sudah tahu dapat

memberi tahu teman yang belum tahu, yang cepat menangkap

mendorong temannya yang lambat dan lain sebagainya.

5) Pemodelan (Modeling)

Modeling merupakan asa yang sangat penting dalam

pembelajaran CTL, sebab melalui modeling siswa dapat

terhindar dari pembelajaran yang teoritis atau abstrak yang dapat

memungkinkan terjadinya verbalisme. Adapun yang dimaksud

dengan asa modeling adalah proses pembelajaran dengan

20

Wina Sanjaya, Op.Cit, h. 267

Page 38: Proposal Fina

38

memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh

setiap siswa21

. Proses modeling tidak terbatas pada guru saja,

akan tetapi guru dapat memanfaatkan siswa yang dianggap

memiliki kemampuan.

6) Refleksi (Refelction)

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru

dipelajari atau berpikir ke belakang, tentang apa-apa yang sudah

dipelajari dimasa lalu. Refleksi merupakan gambaran terhadap

kegiatan atau pengetahuan yang baru saja diterima. Melalui

proses refleksi, pengalaman belajar akan dimasukkan dalam

struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian

dari pengetahuan yang dimilikinya.

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL,

setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk merenung atau mengingat

kembali apa yang telah dipelajari. Guru memberikan kebebasan

kepada siswa untuk menafsirkan pengalamannya sendiri,

sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman

belajarnya.

7) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment)

21

Wina Sanjaya, Ibid, h. 267-268

Page 39: Proposal Fina

39

Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data

yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa22

.

Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh

guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses

pembelajaran dengan benar. Penilaian yang sebenarnya

(Authentic Assesment) adalah kegiatan menilai siswa yang

menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses

maupun hasil dengan berbagai instrumen pengetahuan.

4. Materi Prisma dan Limas

a. Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang

berhadapan yang sama dan sebangun atau (kongruen) dan sejajar,

serta bidang-bidang lain yang berpotongan menurut rusuk-rusuk

yang sejajar. Adapun bidang-bidang diagonal pada suatu prisma

adalah berbentuk persegi panjang23

.

b. Limas

Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah

segitiga ataupun segibanyak sebagai alas dan beberapa buah bidang

berbentuk segitiga sebagai bidang tegak yang bertemu pada satu titik

22

Kunandar, Op.Cit, h. 315 23

Cholik Adinawan, Matematika SMP Jilid 2B Kelas VIII Berdasarkan Standar Isi

2006, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 119 & 121

Page 40: Proposal Fina

40

puncak. Adapun bidang-bidang diagonal pada suatu limas adalah

berbentuk segitiga24

.

24

Cholik Adinawan, Ibid, h. 120 &122

Page 41: Proposal Fina

41

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

B. Jenis Penelitian

Mengacu pada tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka

penelitian ini tergolong pada penelitian pengembangan (development

research). Dalam hal ini penelitian pengembangan digunakan untuk

mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis Contextual Teaching and

Learning Materi Prisma dan Limas pada SMPN 2 Kamang Magek. Adapaun

perangkat pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari panduan guru berupa

RPP dan buku siswa yang terdiri dari materi pelajaran dan latihan.

Penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan

menguji keefektifan produk tersebut25

. Selain itu, penelitian pengembangan

juga merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan

suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada, yang dapat

dipertanggungjawabkan26

.

25

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 407 26

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 164

Page 42: Proposal Fina

42

C. Rancangan dan Prosedur Penelitian

Rancangan penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yaitu:

1. Analisis muka-belakang (front-end analysis)

2. Tahap prototipe (prototype)

Rancangan penelitian di atas digambarkan dalam prosedur yang dapat

dilihat pada bagan berikut:

Page 43: Proposal Fina

43

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Ya

Hasil Studi Pendahuluan

Proses pembelajaran masih

berlangsung satu arah

Buku paket belum

bervariasi dan belum dapat

membantu siswa dalam

memahami pelajaran

matematika

Belum ada perangkat

pembelajaran berbasis

CTL di SMPN 1 Junjung

Sirih

Analisis Kebutuhan

Wawancara dengan

guru

Analisis perangkat

pembelajaran

Analisis literatur

tentang CTL

Merancang prototipe perangkat

pembelajaran berbasis CTL

Validasi Experts

pendidikan matematika

Revisi Valid

Implementasi terbatas di SMPN 1 Junjung

Sirih

Praktikal Revisi

Perangkat pembelajaran berbasis CTL

yang valid, dan praktis

Page 44: Proposal Fina

44

Berikut uraian prosedur di atas:

1. Tahap Analisis Muka-Belakang

Tahap analisis muka-belakang dilakukan untuk mendapatkan

gambaran kondisi di lapangan. Tahap ini bisa disebut sebagai tahap

analisis kebutuhan (need assesment). Pada tahap ini dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Melakukan wawancara dengan guru

Wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMPN 2

Kamang Magek bertujuan untuk mengetahui masalah dan

hambatan apa saja yang dihadapi di lapangan yang berkaitan

dengan pembelajaran matematika.

b. Menganalisis perangkat pembelajaran matematika

Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah perangkat

yang biasa digunakan oleh guru telah menurut KTSP atau

tidak. Selain itu juga melihat kegiatan pembelajaran yang

telah direncanakan, apakah bersifat teacher centered atau

student centered.

c. Analisis literatur tentang CTL

Proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat

pembelajaran berbasis CTL yang dirancang hendaknya

membuat siswa dapat memahami pelajaran matematika

dengan mudah dan bisa mengaplikasikannya dalam

kehidupan nyata mereka.

Page 45: Proposal Fina

45

2. Tahap Prototipe

Hasil dari analisis muka-belakang digunakan untuk merancang

prototipe perangkat pembelajaran berbasis Contextual Teaching and

Learning pada pembelajaran matematika materi prisma dan limas.

Perangkat pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning

terdiri atas 2 macam, yaitu: (1) buku panduan guru berupa RPP dan (2)

buku siswa yang terdiri dari materi pelajaran dan latihan.

Setelah prototipe selesai dirancang kemudian dilakukan tahap

validasi dan tahap praktikalitas. Berikut uraian masing-masing tahap:

a. Tahap validasi

Ada 2 macam validasi yag digunakan pada perangkat

pembelajaran, yaitu:

1) Validasi isi yaitu apakah perangkat pembelajaran

berbasis CTL yang telah dirancang sesuai dengan KTSP.

2) Validasi konstruk yaitu kesesuaian komponen-komponen

perangkat pembelajaran dengan indikator-indikator yang

telah ditetapkan.

Perangkat pembelajaran yang sudah dirancang

dikonsultasikan dan didiskusikan dengan pakar pendidikan

matematika. Kegiatan validasi dilakukan dalam bentuk

mengisi lembar validasi perangkat pembelajaran dan diskusi

sampai diperoleh perangkat pembelajaran berbasis

Contextual Teaching and Learning yang valid dan layak

Page 46: Proposal Fina

46

untuk digunakan. Aspek-aspek yang divalidasi dapat dilihat

dari Tabel 1.

Tabel 1. Validasi Perangkat Pembelajaran Berbasis CTL

No Aspek

Metode

Pengumpulan Data

Instrumen

1 Materi Diskusi dengan

pakar pendidikan

matematika

Lembar

validasi 2 Penyajian

3 Bahasa dan

Keterbacaan

b. Tahap praktikalitas

Pada tahap ini dilakukan ujicoba terbatas di satu kelas

yaitu kelas VIII SMPN 2 Kamang Magek. Uji coba dilakukan

untuk melihat praktikalitas atau keterpakaian perangkat

pembelajaran yang telah dirancang. Adapun komponen yang

diteliti dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Praktikalitas Perangkat Pembelajaran Berbasis CTL

No Aspek

Metode

Pengumpulan Data

Instrumen

1 Pelaksanaan

pembelajaran

dengan

menggunakan

Observasi Lembar

observasi

Page 47: Proposal Fina

47

perangkat

pembelajaran

berbasis CTL

2 Kemudahan

dalam

penggunaan

perangkat

pembelajaran

berbasis CTL

Angket respon Angket

praktikalis

asi

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis27

. Dalam

penelitian ini observasi bertujuan untuk mengetahui praktikalitas

penggunaan perangkat pembelajaran berbasis CTL. Alat pengumpul data

yang digunakan untuk mengobservasi adalah lembar observasi.

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada

27

Sugiyono, Op.Cit, h. 203

Page 48: Proposal Fina

48

responden untuk dijawab28

. Dalam penelitian ini angket yang akan

diberikan ada 2 yaitu: 1) angket tanggapan guru yang bertujuan untuk

mengetahui kepraktisan RPP berbasis CTL, 2) angket tangaapan siswa

yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang kepraktisan

perangkat pembelajaran berupa buku siswa berbasis CTL

D. Pengembangan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

validasi, lembar observasi, dan angket.

1. Lembar validasi

Lembar validasi digunakan untuk mengetahui apakah perangkat

pembelajaran yang telah dirancang valid atau tidak. Lembar validasi pada

penelitian ini terdiri atas 2 macam yaitu:

a. Lembar validasi perangkat pembelajaran

Lembar validasi perangkat pembelajaran berisi aspek-

aspek yang telah dirumuskan pada Tabel 1. Skala penilaian

untuk lembar validasi perangkat pembelajaran menggunakan

skala likert yaitu: untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau

gejala sosial29

.

b. Lembar validasi angket respon

Lembar validasi angket respon bertujuan untuk

mengetahui apakah angket yang telah dirancang valid atau

28

Sugiyono, Ibid, h. 199 29

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Muda,

(Bandung: Alfabeta, 2005), h. 87

Page 49: Proposal Fina

49

tidak. Aspek penilaian meliputi format angket, bahasa yang

digunakan dan butir pernyataan angket. Skala penilaian untuk

angket respon adalah skala Likert

2. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk melihat praktikalitas

perangkat pembelajaran berbasis CTL dalam pembelajaran. Lembar

observasi berisi pernyataan tentang keterlaksanaan pembelajaran

dengan perangkat pembelajaran berbasis CTL. Observer memberikan

pengamatan dari hasil pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran

dengan menggunakan perangkat pembelajaran berbasis CTL.

3. Angket

Angket disusun untuk meminta tanggapan guru terhadap RPP

berbasis CTL dan tanggapan siswa tentang kepraktisan perangkat

pembelajaran berupa buku siswa berbasis CTL.

Langkah-langkah penyusunan instrumen penelitian ini adalah :

a. Merancang tujuan dari masing-masing instrumen penelitian

b. Membuat kisi-kisi dari lembar validasi dan angket

Tabel 3. Kisi-kisi lembar validasi RPP berbasis CTL

No Aspek Indikator

1. Format RPP Memenuhi tahap-tahap pembelajaran

Memenuhi bentuk baku Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

2. Isi RPP Kesesuaian dengan standar kompetensi

Page 50: Proposal Fina

50

Kebenaran isi materi

Indikator mengacu kepada kompetensi dasar

Kesesuaian urutan materi

Kesesuaian alokasi waktu

Indikator mudah diukur

Indikator mengandung kata-kata operasional

Kegiatan guru dan siswa dirumuskan dengan

jelas

3 Bahasa yang

digunakan

Kebenaran tata bahasa

Kesederhanaan struktur kalimat

Tabel 4. Kisi-kisi angket tanggapan guru terhadap RPP berbasis CTL

No Indikator Nomor Butir Pernyataan

1. Isi 1,2,3 dan 4

Tabel 5. Kisi-kisi lembar validasi buku siswa berbasis CTL

No Aspek Indikator

1. Materi Materi memuat penjelasan, contoh dan soal-

soal untuk menunjang konsep

Materi memunculkan aspek keterkaitan

Konsep-konsep dipertegas dengan gambar dan

cerita atau ilustrasi

Page 51: Proposal Fina

51

Materi memunculkan masalah kontekstual

2. Penyajian Memuat indikator pembelajaran dan urutan

penyajian materi

Menyajikan materi dan kemampuan prasyarat

yang telah dimiliki siswa

Penyajian memunculkan proses pembentukan

pengetahuan matematika

Penyajian materi melibatkan siswa secara aktif

menemukan konsep matematika

Memotivasi siswa untuk bertanya dan

membentuk masyarakat belajar

Penyajian materi dapat membahasakan gagasan

yang ingin disampaikan

Penyajian memungkinkan untuk mengetahui

perkembangan belajar siswa melalui penilaian

sebenarnya

Penyajian gambar jelas dan menarik

Gambar yang disajikan adalah gambar yang

dikenal siswa

3. Bahasa dan

Keterbacaan

Kalimat yang dipergunakan sesuai dengan

kaidah bahasa indonesia

Kalimat-kalimat melibatkan kemampuan

berfikir logis

Page 52: Proposal Fina

52

Struktur kalimat sesuai dengan intelektual

siswa

Kalimat yang digunakan komunikatif

Menggunakan bentuk dan ukuran huruf yang

sesuai dengan tingkat perkembangan siswa

Tabel 6. Kisi-kisi angket tanggapan siswa terhadap buku siswa berbasis

CTL

No Indikator Nomor Butir Pernyataan

1. Petunjuk 1

2. Isi 2,3,4,5,6,7,8 dan 9

3. Bahasa 10

c. Memvalidasi instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang divalidasi untuk lembar validasi

perangkat pembelajaran berbasis CTL terdiri dari validasi isi dan

validasi konstruk. Validasi isi adalah kesesuaian antara perangkat

pembelajaran berbasis CTL yang telah dirancang dengan

kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang telah

ditetapkan, sedangkan validasi konstruk adalah kesesuaian antara

perangkat pembelajaran berbasis CTL yang telah dirancang dengan

unsur-unsur pengembangan yang telah ditetapkan.

Page 53: Proposal Fina

53

Instrumen penelitian untuk lembar validasi dan lembar

observasi tidak mempunyai lembar validasi yang akan divalidasi

oleh pakar dibidang pendidikan matematika, tetapi hanya

didiskusikan dengan pembimbing. Untuk instrumen penelitian

berupa angket tanggapan guru terhadap RPP berbasis CTL dan

tanggapan siswa terhadap buku siswa berbasis CTL mempunyai

lembar validasi yang divalidasi oleh pakar di bidang pendidikan

matematika.

Lembar validasi angket tanggapan guru terhadap RPP

berbasis CTL dapat dilihat pada Lampiran 4. Sedangkan untuk

hasil validasi angket tanggapan guru terhadap RPP berbasis CTL

dapat dilihat pada Lampiran 8. Rekapitulasinya terdapat pada tabel

7 berikut:

Tabel 7. Data hasil validasi angket tanggapan guru terhadap RPP

berbasis CTL

N

o

Aspek yang

divalidasi

Validator

Jml

Skor

Mak

s

kes

1 2 3

1 Format Angket 4 4 3

11 15 73.

33

Valid

2 Bahasa yang

digunakan

8 8 8 24 30 80 Valid

Page 54: Proposal Fina

54

3 Butir

pernyataan

angket

8 8 7 23 30 76.

66

Valid

Jumlah

20 20 18 58 75 73.

33

Valid

Berdasarkan Tabel 7 dapat dikatakan bahwa format angket,

bahasa yang digunakan dalam angket dan butir pernyataan angket

respon guru telah valid, dan secara keseluruhan angket respon guru

telah valid. Sesuai dengan saran validator, dilakukan revisi

terhadap angket respon guru. Secara umum perubahan yang

dilakukan adalah:

1) Membuat kisi-kisi angket

2) Memperbaiki bahasa di dalam angket

3) Memperbaiki dan mengganti pertanyaan yang kurang tepat

yang terdapat dalam angket

Adapun lembar validasi angket tanggapan siswa terhadap

buku siswa berbasis CTL dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasil

validasi angket tanggapan siswa dapat dilihat pada Lampiran 9.

Rekapitulasinya terdapat pada tabel 8 berikut:

Tabel 8. Data Hasil Validasi Angket Respon Siswa

No

Aspek yang

divalidasi

Validator

Jml Skor

Mak

kes

1 2 3

Page 55: Proposal Fina

55

s

1 Format

Angket

4 4 4 12 15 80 Valid

2 Bahasa yang

digunakan

8 8 6 22 30 73,

33

Valid

3 Butir

pernyataan

angket

8 8 6 22 30 73,

33

Valid

Jumlah

20 20 16 56 75 74,

66

Valid

Berdasarkan Tabel 8 dapat dikatakan bahwa secara

keseluruhan angket respon siswa telah valid. Format angket, bahasa

yang digunakan dan butir pernyataan angket respon siswa telah

valid. Sesuai dengan saran validator, dilakukan revisi terhadap

angket respon siswa. Secara umum perubahan yang dilakukan

adalah:

1) Membuat kisi-kisi angket respon siswa

2) Memperbaiki bahasa yang kurang tepat di dalam angket

E. Teknik Analisis Data

1. Lembar Validasi

Data hasil validasi yang terkumpul kemudian ditabulasi. Hasil

tabulasi tiap tagihan dicari persentasenya dengan rumus:

Page 56: Proposal Fina

56

Berdasarkan hasil presentase, setiap tagihan dikategorikan pada:

Tabel 9. Kategori validasi perangkat pembelajaran berbasis CTL30

(%) Kategori

0-20 Tidak valid

21-40 Kurang valid

41-60 Cukup valid

61-80 Valid

81-100 Sangat valid

2. Lembar Observasi

Data yang diperoleh dari observer dianalisis secara deskriptif.

Dimana analisa dilakukan untuk menggambarkan data hasil observer

mengenai praktikalitas perangkat pembelajaran berbasis CTL.

3. Angket

Data hasil tanggapan siswa melalui angket yang terkumpul,

kemudian ditabulasi. Hasil tabulasi tiap tagihan dicari persentasenya

dengan rumus

Berdasarkan hasil presentase, setiap tagihan dikategorikan pada:

30

Riduwan, Ibid, h. 89

Page 57: Proposal Fina

57

Tabel 10. Kategori praktikalitas perangkat pembelajaran berbasis CTL31

(%) Kategori

0-20 Tidak praktis

21-40 Kurang praktis

41-60 Cukup praktis

61-80 Praktis

81-100 Sangat praktis

31

Riduwan, Ibid, h. 89

Page 58: Proposal Fina

58

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Cholik Adinawan. 2007. Matematika SMP Jilid 2B Kelas VIII Berdasarkan

Standar Isi 2006. Jakarta: Erlangga

Depdiknas. 2010. Pengembangan Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajara. BSNP

Erman Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

E.Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan. Bandung : PT Remaja

Doskarya

Hamzah B. Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukuran. Jakarta : Bumi Aksara

Isra Nurmai Yenti. 2008. Pengembangan Buku Kerja Berbasis Konstruktivis pada

Perkuliahan Kalkulus I di STAIN Batusangkar, Tesis tidak diterbitkan. Padang :

Pascasarjana UNP

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Rajagrafindo

Persada

Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :

Remaja Rosdakarya

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Muda. Bandung : Alfabeta

Page 59: Proposal Fina

59

Salmiah. 2008. Analisis Buku Teks Matematika SD Kelas IV Semester I di Kota

Padang. Tesis tidak diterbitkan, Padang: Paskasarjana UNP

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta

Wina Sanjaya. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Pernada

Media Group

Wina Sanjaya. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta : Kencana

Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana

Sisdknas. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang SISDIKNAS. Bandung: Fokusmedia

Page 60: Proposal Fina

60