Proposal Edit

18
PROPOSAL TERAPI PERMAINAN PADA ANAK PRESEKOLAH Disusun Oleh KELOMPOK 2 1. Harriadi. S 2. Ignatius Denny S 3. Joko Susanto 4. M Rochim 5. Magdalena Nur L 6. Mu alim 7. Noveny Ratnasari

description

proposal

Transcript of Proposal Edit

Page 1: Proposal Edit

PROPOSAL TERAPI PERMAINAN PADAANAK PRESEKOLAH

Disusun Oleh

KELOMPOK 2

1. Harriadi. S2. Ignatius Denny S3. Joko Susanto4. M Rochim5. Magdalena Nur L6. Mu alim7. Noveny Ratnasari

PROGAM STUDI D III KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

2015

i

Page 2: Proposal Edit

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunianya sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK USIA PRASEKOLAH “ sebagai

tugas mata kuliah Etika Keperawatan program studi D III Keperawatan semester

IV Stikes Hangtuah Surabaya tahun pelajaran 2014/2015.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh

pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam penyelesaian penulisan

makalah ini.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

dan penulis bersedia menampung kritik dan saran dari para pembaca.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan

bagi para pembaca.

Surabaya, Maret 2015

Penulis

ii

Page 3: Proposal Edit

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………...............................................i

KATAPENGANTAR…………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii

BAB 1Pendahuan…………….......................................................……………………...4

1.1 Latar Belakang……………………………………….......…...........41.2 Tujuan…………………………………………………………........7

1.3 Sasaran...............................................................................................7

BAB 2 Deskripsi Kasus.......................................................................................................8

2.1 Karakteristik kasus………………………………..........................8 2.2 Analisa kasus............……........................................................……8

2.3 Perinsip bermain……………………………...................................92.4 Karakteristik Permainan Menurut Teori..........................................9

BAB 3Metodologi Bermain …………………………………………………................10

3.1 Judul Permainan ……………………..…………..........................10 3.2 Deskripsi Permainan …………….……………............................10

3.3 Tujuan Permainan..........................................................................10

3.4 Keterampilan yang Diperlukan......................................................11

3.5 Jenis Permainan..............................................................................11

3.6 Alat yang Diperlukan.....................................................................12

3.7 Waktu Pelaksanaan........................................................................12

3.9 Antisipasi Meminimalkan Hambatan............................................12

3.10 Kriteria Evaluasi............................................................................12

3.11 Evaluasi hasil.................................................................................13

iii

Page 4: Proposal Edit

Bab 1

Pendahuluan

 

1.1 Latar Belakang

Bermain merupakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang

ditimbulkannya dan dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan

dari luar atau kewajiban serta tidak tergantung kepada usia tetapi tergantung

kepada kesehatan dan kesenangan yang diperoleh (Hurlock, 1998). Menurut

Hughes (1999), bermain merupakan hal yang berbeda dengan belajar dan bekerja.

Selain itu bermain juga dapat bermakna sebagai kegiatan anak yang

menyenangkan dan dinikmati. Dengan demikian, pada dasarnya setiap aktivitas

bermain selalu didasarkan pada perolehan kesenangan dan kepuasan, sebab fungsi

utama bermain adalah untuk relaksasi dan menyegarkan kembali kondisi fisik dan

mental yang berada pada ambang ketegangan (Andang, 2009).

Hospitalisasi adalah suatu proses oleh  karena suatu alasan yang berencana

atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi

dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Anak yang sakit dan

harus dirawat dirumah sakit akan mengalami masa sulit karena tidak dapat

melakukan kebiasaan seperti biasanya. Lingkungan dan orang-orang asing,

perawatan dan berbagai prosedur yang dijalani oleh anak  merupakan  sumber

utama stres, kecewa dan cemas, terutama untuk anak yang pertama kali dirawat

dirumah sakit (Nelson, 1988). Hospitalisasi selama kanak-kanak adalah

Page 5: Proposal Edit

pengalaman yang memiliki efek yang lama kira-kira satu dari tiga anak pernah

mengalami hospitalisasi (Fortinas and Warrel, 1995).

Anak yang dikategorikan anak usia prasekolah adalah anak usia 3-5 tahun,

seorang ahli psikologi Hurlock mengatakan bahwa masa usia prasekolah adalah

masa emas (the golden age). Di usia ini anak mengalami perubahan baik fisik dan

mental dengan berkembangnya konsep diri, munculnya egosentris, rasa ingin tahu

yang tinggi, imajinasi yang tinggi, belajar menimbang rasa, dan mengatur

lingkungannya. Namun, anak juga dapat berperilaku  buruk dengan berbohong,

mencuri, bermain curang, gagap, tidak mau pergi ke sekolah dan takut akan

monster atau hantu. Hal inilah yang membuat anak sulit berpisah dengan orangtua

sehingga saat anak dirawat di rumah sakit ia akan merasa cemas akan prosedur 

rumah sakit yang tidak dipahaminya (Elfira, 2011).

Terapi bermain adalah salah satu terapi yang menggunakan segala

kemampuan bermain dan alat permainan, anak bebas memilih permainan yang ia

sukai dan perawat ikut serta dalam permainan tersebut. Dan berusaha agar anak

bebas mengungkapkan perasaannya sehingga ia merasa aman, puas dan dihargai

(Fortinash and Warrel, 1995). Terapis yang cakap menggunakan teknik ini

sebagai metode untuk mengenal gangguan emosional pada anak (Wong and

Whaley, 1996). Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan,

memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu

aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan

afektif (Anonim, 2010).

Page 6: Proposal Edit

Bercerita juga adalah salah satu terapi bermain yang merupakan aktivitas

yang sangat sesuai dengan perkembangan emosi anak-anak. Kebanyakan anak

kecil lebih menyukai cerita tentang orang dan hewan yang dikenalnya. Mereka

menyukai karakter ini karena kualitas pribadi atau humornya. Karena mereka

mampu mengidentifikasi diri dengan hewan, mereka memperoleh kegembiraan

yang besar dari mendengar hal-hal yang dilakukan karakter itu (Hurlock, 2005).

Penelitian  tentang “Terapi Bermain dengan Tehnik Bercerita terhadap

Kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di ruang perawatan

anak RSUD Kota Yogyakarta”  (Eka, 2009). Berdasarkan penelitian yang peneliti

lakukan, peneliti melihat kondisi yang baik pada perawat anak di RSUP H Adam

Malik.  Perawat anak sangat memperhatikan bagaimana menyapa anak dengan

baik dan tidak menggunakan kata-kata kasar. Perawat anak memberikan sugesti

pada anak untuk bisa sembuh. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang

signifikan pada pemberian terapi bermain dengan tehnik bercerita terhadap

kecemasan akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah di ruang perawatan anak

RSUD Kota Yogyakarta.

Berdasarkan hal-hal yang dijabarkan diatas, maka saya tertarik untuk

melakukan terapi bermain dengan teknik bercerita pada anak prasekolah untuk

mengurangi dampak hospitalisasi yang timbul di Ruang Parikesit RSUD Kota

Semarang.

  

Page 7: Proposal Edit

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengurangi dampak hospitalisasi pada anak usia prasekolah

di Ruang Parikesit RSUD Kota Semarang.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani

perawatan.

2. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap

stress karena penyakit dan dirawat

3. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau

konsentrasi anak.

4. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk

mempercepat penyembuhan.

 

1.3 Sasaran

Pasien anak usia prasekolah dengan diagnosa DHF di Ruang Anggrek Rumah

Sakit Angkatan Laut Dr Ramelan Surabaya.

 

Page 8: Proposal Edit

Bab 2

Deskripsi Kasus

 

2.1 Karakteristik Sasaran

Anak usia prasekolah berkembang dari perilaku sensorimotor sebagai alat

pembelajaran dan berinteraksi dengn lingkungan menjadi pembentuk pikiran

simbolik. Anak juga belajar untuk berpartisipasi dalam percakapan sosial. Dalam

aktifitas bermain, anak memiliki kehidupan fantasi aktif, menunjukkan

eksperimentasi dengan ketrampilan baru dan permainan, peningkatan aktifitas

bermain, anak dapat menggunakan dan mengendalikan dirinya sendiri. Menurut

Marjorie mengatakan bahwa anak prasekolah merupakan masa antusiasme,

bertenaga, aktivitas, kreativitas, otonomi, sosial tinggi dan independen.

 

2.2 Analisa Kasus

Berdasarkan hasil pengamatan selama praktek klinik beberapa anak

merasa takut jika didekati oleh perawat.  Dampak hospitalisasi pada masa

prasekolah yaitu  sering menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan,

tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan, anak sering merasa cemas,

ketakutan, tidak yakin, kurang percaya diri, atau merasa tidak cukup terlindungi

dan merasa tidak aman.

 

Page 9: Proposal Edit

2.3 Prinsip Bermain

1. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang

sedang dijalankan pada anak.

2. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan

sederhana.

3. Permainan harus mempertimbangkan keamanan anak.

4. Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama.

5. Melibatkan orang tua

 

2.4 Karakteristik Permainan Menurut Teori

Karakteristik permainan anak usia prasekolah adalah :

1. Associative Play : dalam permainan ini, anak berinteraksi dengan

teman yang lain tetapi tidak terorganisasi karena tidak ada yang memimpin

permainan dan tujuan permainan tidak jelas.

2. Dramatic Play : anak bermain peran sebagai proses identifikasi

terhadap peran tertentu.

3. Skill Play : permainan yang meningkatkan ketrampilan motorik

kasar dan halus. Semakin sering berlatih, anak akan semakin terampil.

 

 

 

Page 10: Proposal Edit

Bab 3

Metodologi Bermain

 

 

3.1 Judul Permainan

“Rahasia Kekuatan Super Beruang”

 3.2 Deskripsi Permainan

Terapi bermain yang dilakukan menggunakan teknik bercerita dengan

media boneka tangan. Perawat menceritakan sebuah kisah cerita kepada anak

dengan menggunakan boneka tangan sebagai pemeran dalam tokoh cerita.

Perawat juga menggunakan suara yang berbeda-beda untuk setiap tokoh boneka

tangan.

 

3.3 Tujuan Permainan

Tujuan dilakukan terapi bermain dengan teknik bercerita adalah :

1. Mengurangi kejenuhan anak dalam proses hospitalisasi

2. Merangsang daya imajinasi anak

3. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi

4. Memperluas wawasan dan cara berfikir anak

5. Memacu kemampuan verbal anak

 

Page 11: Proposal Edit

3.4 Keterampilan yang Diperlukan

1. Mendengar aktif

2. Pengendalian emosi

3. Intelegensi

4. Konsentrasi

 

3.5 Jenis Permainan

Kegiatan yang akan dilakukan oleh anak adalah mendengar aktif dan

menanggapi isi cerita.

 

3.6 Alat yang Diperlukan

Perlengkapan cerita : boneka tangan

 

3.7 Waktu Pelaksanaan

Terapi bermain akan dilaksanakan pada:

Hari/tanggal    : Selasa, 25 Oktober

Waktu             : 09.00– 09.30 WIB

 

3.7 Waktu Pelaksanaan

Waktu penyajian dengan mempertimbangkan daya pikir,

kemampuan bahasa, rentang konsentrasi dan daya tangkap anak, penulis

Page 12: Proposal Edit

menyimpulkan sebagai berikut; usia 4 tahun, waktu cerita hingga 7 menit

dan usia 4-8 tahun, waktu cerita hingga 10 -15 menit.

 

3.9 Antisipasi Meminimalkan Hambatan

1. Libatkan keluarga supaya anak kooperatif sehingga terapi bermain

dapat dilakukan.

2. Gunakan cerita tentang tokoh yang disukai oleh anak.

 

4.10 Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi structural

Sebelum pelaksanaan kegiatan, pre planning telah disiapkan sehari

sebelumnya.

b. Evaluasi Proses

1. Rencana pelaksanaan kegiatan sesuai yaitu 30 menit.

2. Klien yang diberikan terapi bermain adalah An. A 3,5

tahun dengan diagnosa DHF, keadaan umum baik., posisi bermain

duduk di atas tempat tidur.

3. Terapi dapat dilakukan sesuai yang telah direncanakan.

4. Pengampu melakukan terapi bermain sesuai dengan yang

telah direncanakan.

5. Peserta antusias mengikuti terapi bermain ini.

6. Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

Page 13: Proposal Edit

3.11 Evaluasi hasil

Klien dapat memberikan feedback terhadap cerita yang disampaikan.