Proposal Edit
-
Upload
ignatius-denny -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
description
Transcript of Proposal Edit
PROPOSAL TERAPI PERMAINAN PADAANAK PRESEKOLAH
Disusun Oleh
KELOMPOK 2
1. Harriadi. S2. Ignatius Denny S3. Joko Susanto4. M Rochim5. Magdalena Nur L6. Mu alim7. Noveny Ratnasari
PROGAM STUDI D III KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “
PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK USIA PRASEKOLAH “ sebagai
tugas mata kuliah Etika Keperawatan program studi D III Keperawatan semester
IV Stikes Hangtuah Surabaya tahun pelajaran 2014/2015.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam penyelesaian penulisan
makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan penulis bersedia menampung kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan
bagi para pembaca.
Surabaya, Maret 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………...............................................i
KATAPENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB 1Pendahuan…………….......................................................……………………...4
1.1 Latar Belakang……………………………………….......…...........41.2 Tujuan…………………………………………………………........7
1.3 Sasaran...............................................................................................7
BAB 2 Deskripsi Kasus.......................................................................................................8
2.1 Karakteristik kasus………………………………..........................8 2.2 Analisa kasus............……........................................................……8
2.3 Perinsip bermain……………………………...................................92.4 Karakteristik Permainan Menurut Teori..........................................9
BAB 3Metodologi Bermain …………………………………………………................10
3.1 Judul Permainan ……………………..…………..........................10 3.2 Deskripsi Permainan …………….……………............................10
3.3 Tujuan Permainan..........................................................................10
3.4 Keterampilan yang Diperlukan......................................................11
3.5 Jenis Permainan..............................................................................11
3.6 Alat yang Diperlukan.....................................................................12
3.7 Waktu Pelaksanaan........................................................................12
3.9 Antisipasi Meminimalkan Hambatan............................................12
3.10 Kriteria Evaluasi............................................................................12
3.11 Evaluasi hasil.................................................................................13
iii
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Bermain merupakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkannya dan dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan
dari luar atau kewajiban serta tidak tergantung kepada usia tetapi tergantung
kepada kesehatan dan kesenangan yang diperoleh (Hurlock, 1998). Menurut
Hughes (1999), bermain merupakan hal yang berbeda dengan belajar dan bekerja.
Selain itu bermain juga dapat bermakna sebagai kegiatan anak yang
menyenangkan dan dinikmati. Dengan demikian, pada dasarnya setiap aktivitas
bermain selalu didasarkan pada perolehan kesenangan dan kepuasan, sebab fungsi
utama bermain adalah untuk relaksasi dan menyegarkan kembali kondisi fisik dan
mental yang berada pada ambang ketegangan (Andang, 2009).
Hospitalisasi adalah suatu proses oleh karena suatu alasan yang berencana
atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi
dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Anak yang sakit dan
harus dirawat dirumah sakit akan mengalami masa sulit karena tidak dapat
melakukan kebiasaan seperti biasanya. Lingkungan dan orang-orang asing,
perawatan dan berbagai prosedur yang dijalani oleh anak merupakan sumber
utama stres, kecewa dan cemas, terutama untuk anak yang pertama kali dirawat
dirumah sakit (Nelson, 1988). Hospitalisasi selama kanak-kanak adalah
pengalaman yang memiliki efek yang lama kira-kira satu dari tiga anak pernah
mengalami hospitalisasi (Fortinas and Warrel, 1995).
Anak yang dikategorikan anak usia prasekolah adalah anak usia 3-5 tahun,
seorang ahli psikologi Hurlock mengatakan bahwa masa usia prasekolah adalah
masa emas (the golden age). Di usia ini anak mengalami perubahan baik fisik dan
mental dengan berkembangnya konsep diri, munculnya egosentris, rasa ingin tahu
yang tinggi, imajinasi yang tinggi, belajar menimbang rasa, dan mengatur
lingkungannya. Namun, anak juga dapat berperilaku buruk dengan berbohong,
mencuri, bermain curang, gagap, tidak mau pergi ke sekolah dan takut akan
monster atau hantu. Hal inilah yang membuat anak sulit berpisah dengan orangtua
sehingga saat anak dirawat di rumah sakit ia akan merasa cemas akan prosedur
rumah sakit yang tidak dipahaminya (Elfira, 2011).
Terapi bermain adalah salah satu terapi yang menggunakan segala
kemampuan bermain dan alat permainan, anak bebas memilih permainan yang ia
sukai dan perawat ikut serta dalam permainan tersebut. Dan berusaha agar anak
bebas mengungkapkan perasaannya sehingga ia merasa aman, puas dan dihargai
(Fortinash and Warrel, 1995). Terapis yang cakap menggunakan teknik ini
sebagai metode untuk mengenal gangguan emosional pada anak (Wong and
Whaley, 1996). Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu
aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan
afektif (Anonim, 2010).
Bercerita juga adalah salah satu terapi bermain yang merupakan aktivitas
yang sangat sesuai dengan perkembangan emosi anak-anak. Kebanyakan anak
kecil lebih menyukai cerita tentang orang dan hewan yang dikenalnya. Mereka
menyukai karakter ini karena kualitas pribadi atau humornya. Karena mereka
mampu mengidentifikasi diri dengan hewan, mereka memperoleh kegembiraan
yang besar dari mendengar hal-hal yang dilakukan karakter itu (Hurlock, 2005).
Penelitian tentang “Terapi Bermain dengan Tehnik Bercerita terhadap
Kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di ruang perawatan
anak RSUD Kota Yogyakarta” (Eka, 2009). Berdasarkan penelitian yang peneliti
lakukan, peneliti melihat kondisi yang baik pada perawat anak di RSUP H Adam
Malik. Perawat anak sangat memperhatikan bagaimana menyapa anak dengan
baik dan tidak menggunakan kata-kata kasar. Perawat anak memberikan sugesti
pada anak untuk bisa sembuh. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang
signifikan pada pemberian terapi bermain dengan tehnik bercerita terhadap
kecemasan akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah di ruang perawatan anak
RSUD Kota Yogyakarta.
Berdasarkan hal-hal yang dijabarkan diatas, maka saya tertarik untuk
melakukan terapi bermain dengan teknik bercerita pada anak prasekolah untuk
mengurangi dampak hospitalisasi yang timbul di Ruang Parikesit RSUD Kota
Semarang.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengurangi dampak hospitalisasi pada anak usia prasekolah
di Ruang Parikesit RSUD Kota Semarang.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani
perawatan.
2. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap
stress karena penyakit dan dirawat
3. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau
konsentrasi anak.
4. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk
mempercepat penyembuhan.
1.3 Sasaran
Pasien anak usia prasekolah dengan diagnosa DHF di Ruang Anggrek Rumah
Sakit Angkatan Laut Dr Ramelan Surabaya.
Bab 2
Deskripsi Kasus
2.1 Karakteristik Sasaran
Anak usia prasekolah berkembang dari perilaku sensorimotor sebagai alat
pembelajaran dan berinteraksi dengn lingkungan menjadi pembentuk pikiran
simbolik. Anak juga belajar untuk berpartisipasi dalam percakapan sosial. Dalam
aktifitas bermain, anak memiliki kehidupan fantasi aktif, menunjukkan
eksperimentasi dengan ketrampilan baru dan permainan, peningkatan aktifitas
bermain, anak dapat menggunakan dan mengendalikan dirinya sendiri. Menurut
Marjorie mengatakan bahwa anak prasekolah merupakan masa antusiasme,
bertenaga, aktivitas, kreativitas, otonomi, sosial tinggi dan independen.
2.2 Analisa Kasus
Berdasarkan hasil pengamatan selama praktek klinik beberapa anak
merasa takut jika didekati oleh perawat. Dampak hospitalisasi pada masa
prasekolah yaitu sering menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan,
tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan, anak sering merasa cemas,
ketakutan, tidak yakin, kurang percaya diri, atau merasa tidak cukup terlindungi
dan merasa tidak aman.
2.3 Prinsip Bermain
1. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang
sedang dijalankan pada anak.
2. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan
sederhana.
3. Permainan harus mempertimbangkan keamanan anak.
4. Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama.
5. Melibatkan orang tua
2.4 Karakteristik Permainan Menurut Teori
Karakteristik permainan anak usia prasekolah adalah :
1. Associative Play : dalam permainan ini, anak berinteraksi dengan
teman yang lain tetapi tidak terorganisasi karena tidak ada yang memimpin
permainan dan tujuan permainan tidak jelas.
2. Dramatic Play : anak bermain peran sebagai proses identifikasi
terhadap peran tertentu.
3. Skill Play : permainan yang meningkatkan ketrampilan motorik
kasar dan halus. Semakin sering berlatih, anak akan semakin terampil.
Bab 3
Metodologi Bermain
3.1 Judul Permainan
“Rahasia Kekuatan Super Beruang”
3.2 Deskripsi Permainan
Terapi bermain yang dilakukan menggunakan teknik bercerita dengan
media boneka tangan. Perawat menceritakan sebuah kisah cerita kepada anak
dengan menggunakan boneka tangan sebagai pemeran dalam tokoh cerita.
Perawat juga menggunakan suara yang berbeda-beda untuk setiap tokoh boneka
tangan.
3.3 Tujuan Permainan
Tujuan dilakukan terapi bermain dengan teknik bercerita adalah :
1. Mengurangi kejenuhan anak dalam proses hospitalisasi
2. Merangsang daya imajinasi anak
3. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi
4. Memperluas wawasan dan cara berfikir anak
5. Memacu kemampuan verbal anak
3.4 Keterampilan yang Diperlukan
1. Mendengar aktif
2. Pengendalian emosi
3. Intelegensi
4. Konsentrasi
3.5 Jenis Permainan
Kegiatan yang akan dilakukan oleh anak adalah mendengar aktif dan
menanggapi isi cerita.
3.6 Alat yang Diperlukan
Perlengkapan cerita : boneka tangan
3.7 Waktu Pelaksanaan
Terapi bermain akan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Selasa, 25 Oktober
Waktu : 09.00– 09.30 WIB
3.7 Waktu Pelaksanaan
Waktu penyajian dengan mempertimbangkan daya pikir,
kemampuan bahasa, rentang konsentrasi dan daya tangkap anak, penulis
menyimpulkan sebagai berikut; usia 4 tahun, waktu cerita hingga 7 menit
dan usia 4-8 tahun, waktu cerita hingga 10 -15 menit.
3.9 Antisipasi Meminimalkan Hambatan
1. Libatkan keluarga supaya anak kooperatif sehingga terapi bermain
dapat dilakukan.
2. Gunakan cerita tentang tokoh yang disukai oleh anak.
4.10 Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi structural
Sebelum pelaksanaan kegiatan, pre planning telah disiapkan sehari
sebelumnya.
b. Evaluasi Proses
1. Rencana pelaksanaan kegiatan sesuai yaitu 30 menit.
2. Klien yang diberikan terapi bermain adalah An. A 3,5
tahun dengan diagnosa DHF, keadaan umum baik., posisi bermain
duduk di atas tempat tidur.
3. Terapi dapat dilakukan sesuai yang telah direncanakan.
4. Pengampu melakukan terapi bermain sesuai dengan yang
telah direncanakan.
5. Peserta antusias mengikuti terapi bermain ini.
6. Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
3.11 Evaluasi hasil
Klien dapat memberikan feedback terhadap cerita yang disampaikan.