Proposal Edit 1

25
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus  benar-be nar diarahk an untuk menghasilka n manus ia yang berku alitas dan mamp u  bersain g, disa mping memilik i budi pekert i yang lu hur dan moral y ang b aik. Sei ring den ga n dibe rlak uka nny a Ku riku lum Tin gka t Sat uan Pen did ikan (KT SP) seb aga i has il pembah aru an Ku riku lum Ber bas is kompet ens i (KBK) di sekolah saat ini, yang mana diharapkan bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta namu n penga plikasian nya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya tersus un atas hal-hal sederhana yang hanya bersifat hafalan dan pemahama n, tetapi tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi dan juga sintesis. Untuk itu, guru diharapkan lebih bijaksana dan inovatif dalam menentukan model yang sesuai dan dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang lebih kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.  Namu n jika kita melihat kenyat aannya dilapang an keadaa nnya menunjukkan situasi berbeda, yang mana kegiatan pembelajaran yang seharusnya menarik, penuh aktivitas, kreativitas dan ide-ide cemerlang itu tidak terlihat, kelas

Transcript of Proposal Edit 1

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 1/25

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun

ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan

sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus

 benar-benar diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu

 bersaing, disamping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) sebagai hasil pembaharuan Kurikulum Berbasis kompetensi (KBK) di

sekolah saat ini, yang mana diharapkan bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya

tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta namun pengaplikasiannya

dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya

tersusun atas hal-hal sederhana yang hanya bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi

tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi dan juga

sintesis. Untuk itu, guru diharapkan lebih bijaksana dan inovatif dalam menentukan

model yang sesuai dan dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang lebih

kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

 Namun jika kita melihat kenyataannya dilapangan keadaannya

menunjukkan situasi berbeda, yang mana kegiatan pembelajaran yang seharusnya

menarik, penuh aktivitas, kreativitas dan ide-ide cemerlang itu tidak terlihat, kelas

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 2/25

 

2

yang ada hanyalah kelas yang pasif dan hanya terjadi pemberian informasi dari guru

kepada siswa bersifat monoton. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat hal-hal

yang dianggap penting untuk dicatat walaupun terkadang setelah diperintahkan baru

 proses pencatatan dilakukan para siswa. Dalam hal ini guru dianggap sumber 

 belajar yang paling benar dari sumber belajar lainnya. Akibatnya proses belajar 

mengajar cenderung terlihat membosankan dan hal ini menjadikan siswa malas

untuk belajar, sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak sesuai dengan yang

diharapkan.

Standart Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang ditetapkan oleh sekolah

adalah nilai 70 atau 7,0. Standar Ketuntasan Belajar Minimal merupakan target

kompetensi yang harus dicapai siswa dan acuan yang menentukan kompeten atau

tidaknya siswa.

Kurangnya variasi dalam model pembelajaran juga merupakan salah satu

factor yang mampu mengakibatkan lesunya siswa dalam mengikuti Proses Belajar 

Mengajar (PBM) sehingga berakibat pada tingkat ketuntasan belajar siswa. Tingkat

ketuntasan belajar siswa masih dibawah target yang diprogramkan oleh pihak 

sekolah. Aktivitas belajar mengajar seperti ini jelas akan menghambat tujuan

daripada pembelajaran yang tercantum dalam standar kompetensi maupun

kompetensi dasar. Jika hal ini terus menerus berlangsung maka pendidikan yang

diselenggarakan dapat dikatakan gagal karena selain tidak mengajak siswa untuk 

turut serta aktif dan kreatif juga evaluasi yang diperoleh akan selalu dibawah target.

Hal ini juga masih terjadi di SMA Swasta Brigjen Katamso, berdasarkan

wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa orang siswa dan pengamatan

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 3/25

 

3

 pada saat proses pembelajaran disekolah tersebut diperoleh informasi bahwa siswa

kesulitan dalam mengerjakan soal-soal latihan ekonomi karena pembelajaran yang

disajikan guru kurang melibatkan siswa itu sendiri.

Masalah ini banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar 

dikelas, oleh karena itu guru perlu menerapkan model pembelajaran yang bisa

membuat suasana kelas menjadi hidup dan diharapkan akan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut yang telah dikemukakan diatas,

maka perlu dicarikan formula pembelajaran yang tepat, sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi. Para guru terus

 berusaha menyusun dan menerapkan berbagai model yang bervariasi agar siswa

tertarik dan bersemangat dalam belajar ekonomi. Salah satunya dengan menerapkan

model pembelajaran Snowball Throwing .

Peneliti menyadari bahwa sejauh ini sudah banyak peneliti yang telah

menunjukkan bahwa model pembelajaran Snowball Throwing  mampu

meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti hasil penelitian Sayuti (2008) bahwa ada

 peningkatan hasil belajar siswa dari segi kerjasama, bertanya dan menjawab

 pertanyaan dengan model pembelajaran Snowball Throwing  baik dengan teknik 

Tanya jawab, berpasangan maupun dengan diskusi kelompok. Hal ini ditandai pada

siklus 1 sebanyak 46% belum mencapai KKM, sedangkan dari hasil penelitian

ulangan harian diperoleh nilai rata-rata 68,70 dan masih terdapat 20 orang siswa

mendapat nilai < 65 atau sekitar 44% belum mencapai KKM. pada siklus 2 dalam

 penilaian proses terdapat peningkatan yang sangat signifikan karena setiap

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 4/25

 

4

kelompok dapat memperoleh nilai 70 atau lebih berdasarkan skor yang

diperolehnya, sedangkan dari hasil penilaian ulangan harian 42 orang siswa telah

mencapai ketuntasan dengan nilai 65 dan 4 orang masih dibawah KKM. dari rata-

rata nilai observasi ada peningkatan 8,79 sedangkan dari hasil penilaian ulangan

harian ada peningkatan 8,37%.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk 

mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Snowball 

Throwing  Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA

Swasta Brigjen Katamso Tahun Ajaran 2010/2011”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan  latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

yang menjadi identifikasi masalah adalah:

1. Apa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas XI

SMA Swasta Brigjen Katamso?

2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI

SMA Swasta Brigjen Katamso?

3. Apakah model pembelajaran yang diterapkan guru dikelas XI SMA

Swasta Brigjen Katamso selama ini menyebabkan kurangnya aktivitas

siswa dalam mengkuti proses belajar mengajar?

4. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing 

dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 5/25

 

5

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan terarah, maka penulis

hanya membatasi masalah pada penerapan model Pembelajaran Snowball Throwing 

untuk meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI SMA Swasta Brigjen

Katamso T.P. 2010/2011.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan identifikasi masalah yang diuraikan,

maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing 

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Swasta Brigjen Katamso?”

1.5 Pemecahan Masalah

Salah  satu perubahan paradigma pembelajaran adalah orientasi

 pembelajaran yang mana semula berpusat pada guru kini telah beralih pusat pada

siswa dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tektual kini berubah

menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut di maksudkan untuk memperbaiki

mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan.

Alternatif yang dilakukan untuk menempuh paradigma tersebut dikelas

adalah menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing , yang mana

merupakan model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas

yang digulung bulat berbentuk bola yang kemudian dilemparkan secara bergiliran

diantara sesame anggota kelompok.

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 6/25

 

6

Model pembelajaran Snowball Throwing  mempunyai beberapa kelebihan

yaitu sebagai berikut:

a. Melatih kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran karena setiap

siswa akan mendapatkan lemparan bola pertanyaan dari siswa lainnya

yang harus dijawab sendiri. Sehingga siswa akan bersungguh-sungguh

mengikuti pembelajaran dikelas.

 b. Sesama siswa saling memberikan pengetahuan sehingga siswa lebih

aktif dan dapat memahami pelajaran.

c. Siswa dapat melakukan diskusi dengan bersungguh-sungguh didalam

kelompoknya

Dengan penerapan model Snowball Throwing  ini diharapkan dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Swasta Brigjen Katamso untuk 

mengikuti pelajaran ekonomi, yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya.

1.6 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang diharpkan dalam pelaksanaan penelitian ini

adalah:

“Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI SMA Brigjen

 Katamso melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing.

1.7 Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan

 pembelajaran ekonomi melalui penerapan model Snowball Throwing .

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 7/25

 

7

2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya bagi guru kelas

XI tentang suatu alternative dalam pembelajaran ekonomi untuk 

meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai

adanya kebebasan dalam belajar ekonomi secara aktif, kreatif, dan juga

menyenangkan.

4. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi civitas akademik UMSU

khususnya fakultas keguruan dan ilmu pendidikan untuk penelitian

selanjutnya.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Model Snowball Throwing 

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 8/25

 

8

Model Snowball Throwing  hakekatnya merupakan model pembelajaran

kelompok yang diwakili oleh ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru,

kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola

(kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing- masing siswa

menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Menurut Holil (2007, 20 Desember 2010) Model Snowball Throwing 

adalah:

Menurut asal katanya berarti ‘bola salju bergulir’ dapat diartikan sebagai

model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang

digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran

diantara sesama kelompok.

Kemudian Suherman (2010, 22 Januari 2011) mengatakan model Snowball 

Throwing sintaknya:

Pemberian informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas materi tertentu di kelompok,

 bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan

kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian,

 penyimpulan, refleksi dan evaluasi.

Selanjutnya Sayuti (2008, 29 Desember 2010) mengatakan “Snowball 

Throwing  merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan

 berdasarkan pendekatan kontekstual (CTL)”

Berdasarkan defenisi diatas maka model Snowball Throwing adalah model

 pembelajaran yang menggunakan bola pertanyaan yang terbuat dari kertas

kemudian dilemparkan ke sesama siswa lainnya. Dilihat dari pendekatan yang

digunakan, model Snowball Throwing  ini memadukan pendekatan komunikatif,

integratif dan keterampilan proses.

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 9/25

 

9

Kelompok melempar bola pertanyaan ini akan membuat kelompok menjadi

dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau

 berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung

kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota

kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab

 pertanyaan dari teman yang terdapat didalam bola kertas.

Hanafiah (2009:49) secara rinci mengemukakan langkah-langkah

 penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing yaitu:

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memangil masing-masing

ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-

masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru

kepada temannya.

4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas untuk 

menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudahdijelaskan oleh ketua kelompok.

5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu

siswa ke siswa lainnya selama kurang lebih 15 menit

6. Setelah siswa mendapat satu bola/ satu pertanyaan diberikan kesempatan

kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas

 berbentuk bola tersebut secara bergantian.

7. Guru memberikan kesimpulan

8. Refleksi dan Evaluasi

9. Penutup

Pamungkas (2006, 18 Desember 2010) mengemukakan beberapa kelebihan

dan kelemahan model Snowball Throwing adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan model pembelajaran Snowball Throwing 

1. Melatih kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran karena setiap

siswa akan mendapatkan lemparan bola pertanyaan dari siswa

lainnya yang harus dijawab sendiri. Sehingga siswa akan

 bersungguh- sungguh mengikuti pembelajaran dikelas.

2. Sesama siswa saling memberikan pengetahuan sehingga siswa lebih

aktif dan dapat memahami pelajaran.

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 10/25

 

10

3. Siswa dapat melakukan diskusi dengan bersungguh-sungguh

didalam kelompoknya.

b. Kelemahan model pembelajaran Snowball Throwing 1. Pengetahuan yang tidak luas hanya berbatas pada pengetahuan

sekitar siswa saja

2. Tidak efektif digunakan untuk kelas yang jumlahnya besar.

3. Menuntut guru untuk merubah cara mengajarnya yang selama ini

cenderung tradisional.

4. Kebebasan yang diberikan terhadap siswa tidak selamanya

dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa tersebut.

2.1.2 Hasil Belajar Ekonomi Siswa

Seorang siswa dikatakan telah belajar jika adanya perubahan tingkah laku

 pada siswa tersebut, yaitu perubahan tingkah laku yang menetap. Dengan demikian

dapat dikatkan bahwa perubahan tingkah laku pada siswa tersebut merupakan hasil

 belajar.

Tim Penyusun KBBI (2002:139) menyatakan “hasil adalah akibat,

kesudahan dari suatu ujian dan sebagainya.” Slameto (2003:2) mengatakan “Belajar 

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

 perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Kunandar (2007:200) menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan

siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu

kompetensi dasar”. Dimana hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan

maupun sikap.

Sementara itu Intang Baso Sappaile (2008:477) Hasil Belajar merupakan

kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar dalam

selang waktu tertentu. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah

laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 11/25

 

11

 pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya

 peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding dengan sebelumnya,

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan

sebagainya.

Hasil belajar dapat diukur dengan penelitian, evaluasi yang dapat diperoleh

dari nilai tugas, nilai submatif, nilai MID, dan nilai ujian final yang kemudian

dirata-ratakan dan disajikan dalam rapor siswa. Dengan mengukur hasil belajar 

maka akan dapat diketahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai, jika

hal ini dihubungkan dengan peningkatan hasil belajar, berarti adanya perubahan

 positif yang semakin meningkat akibat adanya pembelajaran.

Dalam proses belajar mengajar, keberhasilan guru dalam pengajaran

ditentukan oleh hasil belajar yang dicapai siswa. Oleh karena itu, pendidikan

mempunyai peranan penting dan diharapkan dapat membimbing siswa agar mereka

menguasai ilmu dan keterampilan yang berguna serta memiliki sifat positif.

Jadi hasil belajar ekonomi adalah akibat suatu aktivitas yang dapat diketahui

 perubahannya dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap

setelah melalui suatu ujian dalam bidang ilmu ekonomi.

Sedangkan menurut Bloom (dalam fajar 2005:56), perubahan perilaku yang

terjadi sebagai hasil belajar terdiri dari:

1. Domain kognitif yaitu perlakuan yang berhubungan dengan kemampuan

mengingat materi yang dipelajari dan kemampuan mengembangkan

intelegensi.

2. Domain afektif yaitu perlakuan yang berhubungan dengan sikap

kejiwaan seperti kecenderungan akan minat, motivasi dan sebagainya.

3. Domain psikomotor yaitu perlakuan yang berhubungan dengan

keterampilan (skill) atau yang berkaitan dengan fisik.

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 12/25

 

12

Mata pelajaran ekonomi mengembangkan teori-teori untuk menjelaskan

fakta secara rasional. Ekonomi didefinisikan sebagai suatu ilmu tentang organisasi

 pekerjaan. Sedangkan Richard (2006:3) meyatakan bahwa “Ekonomi adalah

metode analisis, yang membantu kita menarik kesimpulan secara langsung.” Agar 

manusia mampu membaca dan menjelaskan gejala-gejala ekonomi secara

sistematis, maka disusunlah konsep dan teori ekonomi menjadi bangunan ilmu

ekonomi. Selain memenuhi persyaratan sistematis, ilmu ekonomi juga memenuhi

 persyaratan keilmuan yang lain yaitu obyektif dan mempunyai tujuan yang jelas.

2.2 Penelitian yang Relevan

 Ningrum (2005) pernah melakukan penelitian tentang peningkatan prestasi

 belajar bahasa inggris siswa kelas II semester I Sekolah Menengah Pertama Negeri

1 Brangson Kota kendal tahun pelajaran 2004/2005 melalui pendekatan kontekstual

dengan model Snowball Throwing  dengan hasil penelitian bahwa nilai tes awal,

siswa yang memperoleh nilai minimal 6,0 sebanyak 24% meningkat pada siklus I

menjadi 68% siswa memperoleh nilai 6,0, pada siklus II meningkat pula menjadi

68% dan pada siklus III siswa yang memperoleh nilai minimal 6,0 meningkat lagi

menjadi 80%. Maka dengan pendekatan kontekstual dengan model Snowball 

Throwing , prestasi belajar bahasa inggris siswa kelas II semester I Sekolah

Menengah Pertama Negeri 1 Brangsong Kota kendal Tahun Pelajaran 2004/2005

dapat meningkat.

Selanjutnya Sayuti (2008) pernah melakukan penelitian tentang peningkatan

kemampuan siswa dalam memahami cerita pendek melalui pendekatan kontekstual

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 13/25

 

13

dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing di kelas IX SMPN 3

Bojongpicung kabupaten Cianjur dengan hasil penelitian pada siklus I masih

terdapat 21 orang siswa yang kurang aktif sehingga sebanyak 46% belum mencapai

KKM. Sedangkan dari hasil penilaian ulangan harian diperoleh nilai rata-rata 68,70

dan masih terdapat 20 orang siswa yang mendapat nilai < 65 atau sekitar 44%

 belum mencapai KKM. Pada siklus II dalam penilaian proses terdapat peningkatan

yang sangat signifikan karena setiap kelompok dapat memperoleh nilai 70 atau

lebih berdasarkan skor yangdiperoleh. Sedangkan dari hasil penilaian ulangan

harian 42 orang siswa telah mencapai ketuntasan dengan nilai 65 da 4 orang masih

dibawah KKM. Dari rata-rata nilai observasi ada peningkatan 8,79 sedangkan dari

hasil penilaian ulangan harian ada peningkatan 8,73%. Maka ada peningkatan

keaktifan belajar siswa dari segi kerjasama, bertanya dan menjawab pertanyaan

dengan model pembelajaran Snowball Throwing  baik dengan teknik tanya jawab

 berpasangan maupun dengan diskusi kelompok.

Kemudian Trimo dan Rusantiningsih (2008) pernah melakukan penelitian

tentang peningkatan hasil belajar IPS melalui Kolaborasi model quantum teaching

dan Snowball Throwing Siswa Kelas VI di SDN Anjasmono Semarang dengan hasil

 penelitan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar IPS dari siklus I sebesar 81,90

dan 87,62 pada siklus II. Sedangkan untuk pencapaian ketuntasan belajar 

individual, siklus I sebesar 76,19% dan siklus II sebesar 90,84%. Dapat

disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar IPS melalui kolaborasi model

 pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing  terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar IPS materi negara-negara Asia tenggara.

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 14/25

 

14

2.3 Kerangka Berpikir

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan

 prosedur sistematik dalam mengkoordinasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar, yang berfungsi sebagai pedoman guru dalam merancang dan

melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola lingkungan pembelajaran dan

mengelola kelas. Dengan model pembelajaran diharapkan tumbuh berbagai

kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru, dengan kata lain

terciptalah interaksi antara guru dengan siswa.

Banyak faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa terhadap pelajaran

ekonomi, salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan

suatu pokok bahasan adalah pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan

materi yang diajarkan. Untuk itu guru harus mampu menciptakan suasana belajar 

yang optimal dengan menerapkan berbagai model pembelajaran.

Model Snowball Throwing  merupakan model pembelajaran dengan

menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola

kemudian dilemparkan secara bergiliran diantara sesama anggota kelompok.

Pertanyaan yang digulung didalam bola adalah penerapan materi yang dikaitkan

dengan kehidupan nyata (sehari-hari) siswa. Kegiatan melemparkan bola

 pertanyaan ini akan membuat kelompok menjadi lebih dinamis, karena kegiatan

siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka

 juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada

siswa lainnya. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 15/25

 

15

karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang

terdapat didalam bola kertas.

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa, guru perlu

menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing  dalam mengajarkan pokok 

 bahasan ekonomi dikelas karena daya serap siswa dalam menerima materi

 pengajaran tidak sama dan hal inilah yang mempengaruhi hasil belajar yang dicapai

oleh siswa. Hasil belajar siswa merupakan tingkat penguasaan terhadap suatu nilai

yang berbeda-beda yakni ada yang memperoleh nilai yang tinggi, sedang dan

rendah.

Berdasarkan uraian diatas diduga dengan menerapkan model pembelajaran

Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Brigjen Katamso, yang terletak 

di Jl.Sunggal no. 370 Kecamatan Medan Selayang Kotamadya Medan Sumatera

Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pembelajaran 2010/2011.

3.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah satu kelas XI SMA Swasta Brigjen Katamso

T.P 2010/2011 yang berjumlah 28 orang.

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 16/25

 

16

3.3 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Snowball 

Throwing  untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa di Kelas XI SMA

Swasta Brigjen Katamso.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

a. Model Snowball Throwing 

 b. Hasil Belajar Ekonomi

3.4.2 Defenisi Penelitian

a. Model Snowball Throwing 

Snowball Throwing  merupakan Model pembelajaran kelompok yang

diwakili oleh ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-

masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan)

lalu dilempar ke siswa lain yang masing- masing siswa menjawab pertanyaan dari

 bola yang diperoleh.

 b. Hasil Belajar Ekonomi

Hasil Belajar Ekonomi adalah perubahan kemampuan belajar siswa yang

diperoleh setelah mengikuti pengajaran dalam bidang studi ekonomi.

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 17/25

 

17

3.5 Alat Pengumpul Data

Adapun alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah :

a. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

data – data tertulis tentang daftar nama siswa, jumlah siswa dan data

lain yang akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Metode

dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data nama dan jumlah

siswa SMA Swasta Brigjen Katamso kelas XI.

 b. Tes Hasil Belajar 

Tes dilakukan pada akhir pembelajaran. Tes ini digunakan untuk 

mengukur peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan

 pembelajaran Snowball Throwing  yang disusun dalam bentuk soal

objektif test berupa essay untuk meningkatkan penguasaan topik 

 pelajaran dan menilai kemampuan siswa.

c. Observasi

Observasi yaitu cara yang dilakukan untuk melihat kegiatan belajar 

siswa pada saat proses belajar dengan menerapkan model pembelajaran

Snowball Throwing .

3.6 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

 Research) yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di

dalam kelas dan sekaligus mencari jawaban atas permasalahan tersebut.

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 18/25

 

18

Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan kelas berdasarkan siklusnya

digambarkan sebagai berikut:

Perencanaa

n

SIKLUS IPelaksanaa

nRefleksi

Pengamatan

Perencanaa

n

SIKLUS IIPelaksanaa

nRefleksi

Pengamata

n

?

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 19/25

 

19

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas

(Arikunto, 2008:16)

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas untuk setiap siklusnya meliputi:

Permasalahan, Alternatif Pemecahan (perencanaan tindakan), Pelaksanaan

Tindakan, Observasi, Analisa Data dan Refleksi.” Adapun penelitian ini akan

dilakukan dalam dua siklus penelitian, siklus I diadakan dua kali pertemuan, dan

siklus II diadakan dua kali pertemuan. Akan tetapi apabila pada siklus II belum

dicapai hasil yang diharapkan, maka akan tetap dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari

empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari

tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, maka dapat ditentukan

rancangan untuk siklus kedua.

Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan

kegiatan sebelumnya apabila ditunjukkan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk 

menguatkan hasil. Akan tetapi, pada umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus

kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu

saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 20/25

 

20

ditemukan dalam siklus pertama. Secara rinci prosedur penelitian tindakan di atas

dijelaskan dalam tabel berikut ini :

Siklus I Perencanaan :

Identifikasi masalah dan

 penetapan _lternative

 pemecahan masalah

Merencanakan pembelajaran yang

akan diterapkan dalam PBM

Menentukan pokok bahasan

Mengembangkan skenario

 pembelajaran

Menyusun LKM

Menyiapkan sumber belajar 

Mengembangkan format evaluasi

Mengembangkan format observasi

 pembelajaran

Tindakan Menerapkan tindakan mengacu pada

skenario Snowball Throwing  dan

LKM

Pengamatan Melakukan observasi dengan

memakai format observasi

Menilai hasil tindakan dengan

menggunakan format LKM

Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang

telah dilakukan meliputi evaluasimutu, jumlah dan waktu dari setiap

macam tindakan

Melakukan pertemuan untuk 

membahas hasil evaluasi tentang

skenario, LKM dan lain-lain

Memperbaiki pelaksanaan tindakan

sesuai hasil evaluasi, untuk 

digunakan pada siklus berikutnya

Evaluasi tindakan I

Siklus II Perencanaan Identifikasi masalah dan penetapan

alternatif pemecahan masalahPengembangan program tindakan II

Tindakan Pelaksanaan program tindakan II

sesuai model pembelajaran

Snowball Throwing 

Pengamatan Pengumpulan data tindakan II

Refleksi Evaluasi tindakan II

Siklus-siklus berikutnya

Tabel 3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008 : 70 & 91)

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 21/25

 

21

3.8 Kegiatan Penelitian

Arikunto (2008:17) menerangkan Secara rinci kegiatan penelitian tindakan

sebagai berikut :

1. Perencanaan Pengajaran (Planning)

2. Pelaksanaan Kegiatan (Acting)

3. Observasi (Observing)

4. Refleksi (Reflecting)

1. Perencanaan Pengajaran (Planning)

Pada tahap ini peneliti bersama guru bidang studi ekonomi akan

mengadakan pembahasan tentang pelaksanaan tindakan kelas dan membuat rencana

 pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Snowball Throwing .

2.  Pelaksanaan Kegiatan (Acting)

Pada tahap ini kegiatan mengajar dilakukan oleh guru bidang studi

ekonomi. Kegiatan mengajar yang dilakukan merupakan pengembangan dan

 pelaksanaan dari program pengajaran yang telah disusun. Pada akhir tindakan

diberikan tes kepada siswa untuk melihat hasil yang dicapai melalui pemberian

tindakan.

3.Pengamatan (Observing)

Tahap observasi dilakukan pada saat tahap pelaksanaan tindakan

 pembelajaran. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan untuk merekam kegiatan

 pembelajaran yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar selanjutnya.

Peneliti sebagai observan akan merekam hasil belajar tersebut, siswa dan kelas

selama proses belajar mengajar berlangsung yaitu untuk mengetahui:

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 22/25

 

22

a. Apakah guru telah melaksanakan pembelajaran yang sesuai

dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

 b. Dimana letak kesulitan atau kendala melaksanakan

 pembelajaran.

c. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran tersebut.

d. Bagaimana interaksi guru dan siswa.

Setelah selesai observasi, dilanjutkan diskusi antara peneliti dengan guru

 bidang studi untuk memperoleh balikan. Balikan ini sangat diperlukan untuk 

memperbaiki proses pelaksanaan tindakan.

4.Refleksi (Reflecting)

Setelah tahap implementasi, pemantauan dan evaluasi tindakan dilakukan,

maka telah diperoleh gambaran tentang hasil Penerapan Model Pembelajaran

Snowball Throwing dengan instrumen yang digunakan. Semua hasil ini akan dikaji.

Berbagai kekurangan, hambatan dan kesulitan yang ditemukan saat pelaksanaan

tindakan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan

untuk perencanaan pada siklus berikutnya. Hasil refleksi ini kemudian digunakan

sebagai dasar untuk perencanaan pada siklus berikutnya.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini akan berhenti apabila siswa sudah

tuntas belajar atau sudah mencapai Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) yaitu nilai

70, sesuai dengan yang telah ditetapkan sekolah.

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 23/25

 

23

3.9 Teknik Analisa Data

3.9.1 Reduksi Data

Proses reduksi data dilakukan dengan cara menyeleksi, menyederhanakan

dan mentransformasikan data yang telah disajikan. Kegiatan reduksi ini bertujuan

untuk melihat kesalahan jawaban siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada mata

Pelajaran ekonomi serta mencari tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki

kesalahan tersebut.

3.9.2 Penyajian Data

Data kesalahan jawaban siswa yang telah direduksi kemudian disajikan

dalam bentuk paparan data kesalahan jawaban siswa.

Berdasarkan Kriteria Kelulusan Minimum (KKM) yang ditetapkan di

sekolah dan untuk mengetahui gambaran tentang hasil belajar siswa, maka seorang

siswa dinyatakan telah mencapai standar kompetensi jika mampu memperoleh skor 

70 atau 7,0 dan mencapai ketuntasan belajar jika 80% dari jumlah keseluruhan

siswa mencapai KKM yang ditetapkan.

Untuk mengukur tingkat atau persentase penguasaan materi pelajaran

digunakan rumus :

x100%maksimumskor Jumlah

siswadiperolehangkaSkor 

PDS=

Arikunto (2008)

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 24/25

 

24

Keterangan :

PDS = Persentase Daya Serap

Dengan Kriteria :

0 % ≤ PDS < 70 % siswa belum tuntas belajar 

70 % ≤ PDS ≤ 100 %siswa telah tuntas dalam belajar 

Secara individu, siswa dikatakan telah tuntas belajar apabila 70 % ≤ PDS ≤ 100 %

Selanjutnya ketuntasan secara keseluruhan dapat diketahui dengan rumus

sebagai berikut : x100% N

XD =

Keterangan :

D : Persentase kelas yang telah mencapai daya serap ≥ 70 %

X : Jumlah siswa yang telah mencapai daya serap ≥ 70 %

 N : Jumlah siswa subjek penelitian

Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, jika 80 % siswa dari jumlah

keseluruhan telah mencapai daya serap ≥ 70 % maka ketuntasan secara

keseluruhan telah terpenuhi.

3.9.3 Penyimpulan

5/16/2018 Proposal Edit 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-edit-1-55ab51641fd0e 25/25

 

25

Tahap akhir dari analisa data adalah penyimpulan. Hasil paparan data

dijadikan sebagai kesimpulan yang digunakan sebagai masukan untuk 

merencanakan perbaikan pembelajaran berikutnya.