Proposal Balanced Scorecard Dengan Aplikasi Analytical Network Process - Damar Dwiyadi Pratama

download Proposal Balanced Scorecard Dengan Aplikasi Analytical Network Process - Damar Dwiyadi Pratama

of 19

description

Proposal penelitian Balanced Scorecard dengan metode pembobotan menggunakan Analytical Network Process

Transcript of Proposal Balanced Scorecard Dengan Aplikasi Analytical Network Process - Damar Dwiyadi Pratama

PROPOSAL TUGAS AKHIRANALISIS KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN KONSEP BALANCED SCORECARD DENGAN PENGAPLIKASIAN ANALYTICAL NETWORK PROCESS PADA PT. XYZ

Diajukan Oleh:DAMAR DWIYADI PRATAMA3333101066JURUSAN TEKNIK INDUSTRIFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA2014BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPelaksanaan ASEAN Economic Community pada awal tahun 2015 dan berlangsungnya kesepakatan China-ASEAN Free Trade Area menimbulkan persaingan bisnis yang ketat dan mengharuskan setiap perusahaan membuat strategi agar dapat bersaing dan memenangkan persaingan. Strategi menurut Andrews (1980) dan Chaffe (1985) adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya yang baik secara langsung maupun tidaklangsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Pada pelaksanaannya suatu strategi pada perusahaan dikatakan berhasil apabila strategi tersebut membuat perusahaan menghasilkan profit yang sebesar-besarnya. Hal ini merupakan pandangan secara tradisional mengenai konsep laba. Laba didefinisikan sebagai perbedaan antara penghasilan dan biaya yang dikeluarkan (Husein Umar, 2002).Merujuk pada era modernisasi, tolak ukur dalam menentukan suatu strategi perusahaan telah tercapai atau tidak, bukan hanya dilihat dari laba saja. Untuk menentukan kinerja perusahaan saat ini dapat dilihat melalui aspek finansial dan juga aspek nonfinansial. Aspek finansial menjelaskan mengenai prestasi keuangan yang didapatkan perusahaan. Sedangkan aspek nonfinansial merujuk pada besarnya pangsa pasar dan tingkat pertumbuhannya, kemampuan perusahaan menghasilkan produk atau jasa yang digemari oleh konsumen, pengembangan dan penilaian karyawan, citra perusahaan di masyarakat, tingkat ketepatan waktu perusahaan untuk menepati jadwal yang telah ditetapkan, persentasi defect pada produk atau layanan jasa, banyaknya keluhan pelanggan dan pemberian garansi pada pelanggan. (Yuwono, 2003)Untuk dapat mengukur kinerja perushaan berdasarkan aspek finansial dan aspek nonfinansial adalah dengan menggunakan sistem balanced scorecard. Sistem balanced scorecard yang mula-mula hanya diterapkan dalam pengukuran kinerja perusahaan, sejak tahun 1993 telah mulai diterapkan di Amerika sebagai basis atau inti dari model manajemen strategis diterapkan di setiap tahapan manajemen strategis (Husein Umar, 2002). Balanced scorecard merupakan kerangka kerja komprehensif untuk menerjemahkan visi dan misi serta strategi perusahaan dalam seperangkat ukuran kinerja yang terpadu, tersusun dalam empat perspektif, yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal,serta pembelajaran dan pertumbuhan.Metode yang selama ini digunakan didalam pembobotan dalam pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard adalah Analytic Hierarchy Process (AHP). Kondisi ini tidak mencerminkan strategi Map dari Balance scorecard, oleh karena itu perlu diaplikasikan metode pembobotan lain yang memperhatikan saling keterkaitan antara strategi objektif yang satu dengan yang lain. (Juliza, 2012). Aplikasi pembobotan dengan metode Analytic Network Process (ANP) adalah suatu metode yang memperhatikan keterkaitan antara strategi objeklif yang satu dengan yang lain. Keterkaitan dalam Analytic Network Process (ANP) ada dua jenis yaitu keterkaitan dalam perspektif yang sama (finansial - finansial, pelanggan -pelanggan, proses bisnis internal-proses bisnis intemal, dan proses belajar dan pertumbuhan proses belajar dan pertumbuhan) dan keterkaitan antara perspektif yang berbeda.1.2 Rumusan MasalahPerumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah1. Apakah kinerja PT. XYZ telah dapat dikategorikan baik berdasarkan konsep balanced scorecard?

2. Apakah ada perbedaan antara pengukuran kinerja secara tradisional dengan konsep balanced scorecard?1.3 Tujuan PenelitianBerdasarkan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan1. Mengetahui bagaimana jika konsep balanced scorecard diterapakan pada PT. XYZ2. Mengetahui perbedaan antara pengkuran kinerja secara tradisional dengan konsep balanced scorecard.1.4 Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini yaitu terbentuknya sebuah system pengukuran kinerja yang sesuai bagi PT. XYZ sehingga dapat digunakan untuk mengukur performansi dan kinerja secara tepat yang nantinya akan menjadi sebuah tools untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan.

1.5 Batasan MasalahBatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan pengamatan merupakan perusahaan profit di bidang jasa atau manufaktur.2. Metode yang digunakan adalah dalam membangun sistem pengukuran kinerja adalah metode Balanced Scorecard.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 PendahuluanBalanced Scorcard merupakan konsep manajemen yang diperkenalkan Robert Kaplan tahun 1992, sebagai perkembangan dari konsep pengukuran kinerja (performance measurement) yang mengukur perusahaan. Robert Kaplan mempertajam konsep pengukuran kinerja dengan menentukan suatu pendekatan efektif yang seimbang (balanced) dalam mengukur kinerja strategi perusahaan.

Pendekatan tersebut berdasarkan 4 perspektif yaitu financial, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran serta pertumbuhan. Keempat perspektif ini menawarkan suatu keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, hasil yang diinginkan (Outcome) dan pemicu kinerja (performance drivers) dari hasil tersebut, dan tolok ukur yang keras dan lunak serta subjektif.

Pada awalnya Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang berfokus pada aspek keuangan. Selanjutnya Balanced Scorecard mengalami perkembangan dalam implementasinya, tidak hanya sebagai alat pengukur kinerja eksekutif, namun meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategis. Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis melampaui rangkuman ukuran finansial. Para eksekutif perusahaan sekarang dapat mengukur seberapa besar berbagai unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang, dan seberapa banyak perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi di dalam sumber daya manusia, sistem dan prosedur yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja yang akan datang.Balanced Scorecard mencakup berbagai aktivitas penciptaan nilai yang dihasilkan oleh para partisipan perusahaan yang memiliki kemampuan dan motivasi tinggi, sementara tetap memerhatikan kinerja jangka pendek yaitu melalui perspektif finansial. Balanced Scorecard dengan jelas mengungkapkan berbagai faktor yang menjadi pendorong tercapainya kinerja finansial dan kompetitif jangka panjang yang superior.

Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran tersebut memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Empat perspektif ini memberi kerangka kerja bagi Balanced Scorecard.2.2 Pengertian Balanced ScorecardBalanced Scorecard terdiri dari dua kata, yaitu scorecard dan Balanced. Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya.

Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek yaitu aspek keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Oleh karena itu, jika kartu skor personel digunakan untuk merencanakan skor. yang hendak diwujudkan di masa depan, personel tersebut harus memperhitungkan keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan non keuangan, antara kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang, serta antara kinerja yang bersifat intern dan ekstern.

Jadi, Balanced Scorecard merupakan contemporary management tool yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan. Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan.2.3 Kerangka Balanced ScorecardSeperti apa yang diutarakan di atas bahwa ada 4 perspektif untuk membentuk kerangka kerja balanced scorecard. (Robert & Norton, 1996). Gambar 2.1 menggambarkan mengenai Balanced Scorecard sebagai kerangka kerja untuk menerjemahkan strategi ke dalam kerangka operasional.2.3.1 Perspektif Finansial

Ukuran finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran kinerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi, dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba perusahaan. Tujuan finansial biasanya berhubungan dengan profitabilitas melalui pengukuran laba operasi, return on capital employed (ROCE) atau economic value added. Tujuan finansial lainnya mungkin berupa pertumbuhan penjualan yang cepat atau terciptanya arus kas.

Gambar 2.1 Balanced Scorecard Sebagai Kerangka Kerja

2.3.2 Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard, manajemen perusahaan harus mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar di mana unit bisnis tersebut akan bersaing dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis di dalam segmen sasaran. Perspektif ini biasanya terdiri atas beberapa ukuran utama atau ukuran generik keberhasilan perusahaan dari strategi yang dirumuskan dan dilaksanakan dengan baik. Ukuran utama tersebut terdiri atas kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru, profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar di segmen sasaran. Selain, perspektif pelanggan seharusnya juga mencakup berbagai ukuran tertentu yang menjelaskan tentang proposisi nilai yang akan diberikan perusahaan kepada pelanggan segmen pasar tertentu merupakan faktor yang penting, yang dapat mempengaruhi keputusan pelanggan untuk berpindah atau tetap loyal kepada pemasoknya. Sebagai contoh, pelanggan mungkin menghargai kecepatan (lead time) dan ketepatan waktu pengiriman atau produk dan jasa inovatif yang konstan atau pemasok yang mampu mengantisipasi kebutuhan dan kapabilitas yang berkembang terus dalam pengembangan produk dan pendekatan baru yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Perspektif pelanggan memungkinkan para manajer unit bisnis untuk mengartikulasikan strategi yang berorientasi kepada pelanggan dan pasar yang akan memberikan keuntungan finansial masa depan yang lebih besar.2.3.3 Perspektif Bisnis Internal

Perspektif proses bisnis internal mengungkapkan dua perbedaan ukuran kinerja yang mendasar antara pendekatan tradisional dengan pendekatan Balanced Scorecard. Perbedaan yang pertama adalah, bahwa pendekatan tradisional berusaha memantau dan meningkatkan proses bisnis yang ada saat ini. Pendekatan ini mungkin melampaui ukuran kinerja finansial dalam hal pemanfaatan alat ukur yang berdasar kepada mutu dan waktu. Tetapi semua ukuran itu masih berfokus pada peningkatan proses bisnis saat ini. Sedangkan pendekatan scorecard pada umumnya akan mengidentifikasi berbagai proses baru yang harus dikuasai dengan baik oleh perusahaan agar dapat memenuhi berbagai tujuan pelanggan dan finansial. Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin menyadari perlunya mengembangkan suatu proses untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau memberikan layanan yang dinilai tinggi oleh pelanggan sasaran. Tujuan proses bisnis internal Balanced Scorecard akan menyoroti berbagai proses penting yang mendukung keberhasilan strategi perusahaan tersebut, walaupun beberapa di antaranya mungkin merupakan proses yang saat ini sama sekali belum dilaksanakan. Perbedaan yang kedua adalah pendekatan Balanced Scorecard memadukan berbagai proses inovasi ke dalam perspektif proses bisnis internal, sedangkan sistem pengukuran kinerja tradisional berfokus kepada proses penyampaian produk dan jasa perusahaan saat ini kepada pelanggan saat ini. Sistem tradisional digunakan dalam upaya untuk mengendalikan dan memperbaiki proses saat ini yang dapat diumpamakan sebagai gelombang pendek penciptaan nilai. Gelombang pendek penciptaan nilai dimulai dengan diterimanya pesanan produk (atau jasa) perusahaan dari pelanggan dan berakhir dengan penyerahan kepada pelanggan.

Perusahaan menciptakan nilai dengan memproduksi, menyerahkan, dan memberikan produk dan layanan kepada pelanggan dengan biaya di bawah harga yang dibayar oleh pelanggan. Sedangkan perspektif proses bisnis internal Balanced Scorecard terdiri atas tujuan dan ukuran bagi siklus gelombang panjang inovasi maupun siklus gelombang pendek operasi. Yang dimaksud dengan proses inovasi gelombang panjang penciptaan nilai adalah proses penciptaan produk dan jasa yang sama sekali baru untuk memenuhi kebutuhan yang terus tumbuh dari pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang. Oleh karena itu, kemampuan mengelola dengan sukses proses jangka panjang pengembangan produk atau pengembangan kapabilitas untuk menjangkau kategori pelanggan yang baru lebih penting daripada kemampuan mengelola operasi saat ini secara efisien, konsisten, dan responsif.2.3.4 Perspektif Pembelajaran dan PertumbuhanPerspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan mengidentifikasi infra struktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Sumber utama pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan adalah manusia, sistem, dan prosedur perusahaan. Untuk mencapai tujuan perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis internal, maka perusahaan harus melakukan investasi dengan memberikan pelatihan kepada karyawannya, meningkatkan teknologi dan sistem informasi, serta menyelaraskan berbagai prosedur dan kegiatan operasional perusahaan yang merupakan sumber utama perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.2.4 Konsep Dasar Analytical Hierarcy ProcessMetode Analytic Network Process (ANP) merupakan pengembangan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ANP mampu memperbaiki kelemahanAHP berupa kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternatif (Saaty, 1999). Keterkaitan pada metode ANP ada 2 jenis yaitu keterkaitan dalam satu set elemen (inner dependence) dan keterkaitan antar elemen yang berbeda (outer dependence). Adanya keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP lebih kompleks disbanding metode AHP.Pembobotan dengan ANP membutuhkan model yang merepresentasikan saling keterkaitan antar kriteria dan subkriteria yang dimilikinya. Ada 2 kontrol yang perlu diperhatikan didalam memodelkan sistem yang hendak diketahui bobotnya. Kontrol pertama adalah kontrol hierarki yang menunjukkan keterkaitan kriteria dan sub kriterianya. Pada kontrol ini tidak membutuhkan struktur hierarki seperti pada metode AHP. Kontrol lainnya adalah kontrol keterkaitan yang menunjukkan adanya saling keterkaitan antar kriteria atau cluster (Saaty, 1996).Jika diasumsikan suatu sistem memiliki N cluster dimana elemen-elemen dalam tiap cluster saling berinteraksi atau memiliki pengaruh terhadap beberapa atau seluruh cluster yang ada. Jika cluster dinotasikan dengan Ch, dimana h = 1, 2, , N, dengan elemen sebanyak nh yang dinotasikan dengan eh1, eh2, , ehnh. Pengaruh dari satu set elemen dalam suatu cluster pada elemen yang lain dalam suatu sistem dapat direpresentasikan melalui vektor prioritas berskala rasio yang diambil dari perbandingan berpasangan.Bila dilihat dari jenis jaringan sistem Strategy Map pada BSC menujukkan berjenis hiernet atau Feedback Nerwork. Jaringan ini memiliki kompleksitas yang tinggi dibanding dengan jenis lain, karena adanya fenomena feedback dari cluster satu ke cluster lain atau dengan cluster-nya sendiri. Perspektif pada BSC dinyatakan sebagai cluster sedangkan elemen dan sub elemennya merupakan strategi objektif dengan KPI-KPI-nya. Pada Gambar 2.2, memperlihatkan salah satu contoh jaringan hiernet dengan sistem Stategy Map dengan BSC.

Gambar 2.2 Feedback NetworkSetelah model dibuat, maka dilakukan pentabelan dari hasil data pairwaise

comparison dengan menggunakan tabel supermatrik. Pada Gambar 4 diperlihatkan format dasar tabel supermatrik.

Gambar 2.3 Format Dasar Tabel SupermatriksDimana blok i, j dari matriks ini adalah:

Gambar 2.3 Matrik blok i dan j2.5 Pemodelan Strategic Map dengan ANPHasil Strategy Map perlu dievaluasi kembali untuk mengetahui jenis hubungan dengan konteks metode ANP. Evaluasi dengan metode ANP menggunakan 3 jenis hubungan yaitu: hubungan sebab akibat, faktor pendorong kinerja, dan keterkaitan dengan finansialnya. Strategy Map pada suatu perusahaan menunjukkan adanya hubungan saling ketergantungan untuk perspektif (cluster) yang bersangkutan (innerdependence) pada perspektif Finansial, Proses Bisnis dan Tumbuh dan Belajar. Adapun ketergantungan antar perspektif juga ditemui seperti pada perspektif Finansial dengan perspektif Konsumen, perspektif Finansial dengan perspektif Proses Bisnis. Fenomena hubungan indepedence tidak terjadi pada perspektif Konsumen karena konsumen memiliki kebebasan untuk loyal atau tidak loyal terhadap suatu perusahaan atau produk. Atau dengan kata lain konsumen tidak bisa mempengaruhi dirinya sendiri untuk loyal atau tidak terhadap suatu perusahaan atau produk. Juga sering ditemui pada Strategy Map suatu perusahaan fenomena saling keterkaitan secara searah (unidirectional) seperti pada perspektif Tumbuh dan Belajar dengan perspektif Proses Bisnis. Saling ketergantungan antar perspektif pada Strategy Map suatu perusahaan dapat dimodelkan dengan konsep ANP pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Hubungan Antar Perspektif pada Strategy MapDengan teridentifikasi model Strategy Map dan modelnya dalam konteks ANP, maka dilakukan pembobotan menggunakan metode ANP. Algoritma perhitungan pembobotan yang dilakukan dimulai dari data dengan bentuk pairwaise comparison sampai dihasilkan bobot tiap indikator kinerjanya. Detail algoritma ditunjukkan pada Gambar 2.5. Data yang digunakan adalah hasil kuesioner dengan bentuk perbandingan berpasangan (pairwise comparison) yang disebarkan kepada pihak manajemen PT. X yang berkompeten.

Gambar 2.5 Algoritma Perhitungan Bobot Menggunakan ANPStrategi objektif yang memiliki hanya satu KPI, secara otomatis nilai bobot strategi objektifnya sama dengan KPInya. Sedangkan strategi objektif yang memiliki lebih dari satu KPI, maka bobot strategi objektifnya diakomodasikan pada KPI-KPI yang dimilikinya. Keterkaitan yang ada akan menjadi dasar penyusunan formasi supermatriknya.BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Flowchart PenelitianBerikut ini adalah flowchart penelitian menggunakan konsep Balanced Scorecard dengan pengaplikasian Analytical Network Process

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian

3.2 Deskripsi Flowchart PenelitianBerikut ini adalah deskripsi dari flowchart penelitian mengenai pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard dengan pengaplikasian Analytical Network Process.

1. Mulai

Penelitian dimualai dengan menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk memudahkan jalannya penelitian

2. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan pengumpulan informasi-informasi baik melalui penelitian-penelitian dengan tema yang sama yang telah dilakukan sebelumnya ataupun juga teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dapat digunakan dalam pengukuran kinerja perusahaan. Tahap ini bertujuan untuk memberikan kerangka berfikir sehingga diperoleh pegangan atau kajiankajian ilmiah yang diperlukan selama penelitian dan juga sebagai bahan referensi ataupun sebagai titik tolak pembanding terhadap hasil penelitian.

3. Identifikasi Masalah

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam usaha perbaikan secara berkelanjutan dalam sistem kinerja perusahaan.

4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerjemahkan visi dan misi perusahaan kedalm 4 perspektif dalam Balanced Scorecard yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang didapat dengan melakukan observasi langsung. Data sekunder adalah data yang didapat dengan melakukan wawancara kepada narasumber yang memiliki kapabilitas.

6. Perancangan Balanced Scorecard

Dalam melakukan riset, standar metode pegembangan Balanced Scorecard akan menempuh langkah-langkah berikut:

Gambar 3.1 Menerjemahkan Strategi Menggunakan Balanced ScorecardDari gambar 3.1 diatas, langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut

a. Menjabarkan visi dan misi strategi perusahaan

b. Menetapkan strategi objektif untuk tiap perspektif

c. Menetapkan Key Performance Indicator dari setiap strategi objektif

d. Menetpkan pengukuran kinerja dari setiap strategi objektif7. Pembobotan Dengan Analytical Network Process

Metode Analytic Network Process (ANP) merupakan pengembangan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode Analitycal Hierarki Process (AHP) adalah metode pembobotan yang sering digunakan dalam merancang sistem pengukuran kinerja. Metode ini menggunakan asumsi bahwa strategi objektif di setiap perspektif saling independent satu sama lain yang direpresentasikan sengan struktur hierarki sistempengukuran kinerjanya. Asumsi ini secara tidak langsung mengabaikan adanya keterkaitan pada strategy map yang telah dirancang. Kebutuhan akan metode pembobotan yang mampu mempertimbangkan saling keterkaitan antara strategi objektif yang ditunjukkan apda strategy map menjadi penting untuk diteliti.8. Menetapkan Pengukuran Kinerja Dari Setiap Perspektif

Setelah diketahui Key Performance Indicator dari setiap strategi objektif, dan telah didapat nilai bobot dari perhitungan Analytical Network Process maka nilai kinerja dari setiap perspektif dapat ditetapkan.9. Analisis Balanced Scorecard

Pada tahap ini dilakukan analisis Balanced Scorecard berdasarkan dari hasil pengukuran kinerja dari setiap strategi objektif10. Kesimpulan dan Saran

Tahap ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis untuk dapat dilakukan perbaikan secara berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKAHidayati, Juliza. 2012. Penerapan Analytical Network Process (Anp) Pada Sistem Pengukuran Kinerja Di Kebun Sidamanik Pematang Siantar. J@TI Undip. Vol VII, No 1, Januari 2012, hal 51-60Vanany, Iwan. 2003. Aplikasi Analytical Network Process (ANP) Pada Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja (Studi Kasus pada PT. X). Jurnal Teknik Industri. Vol 5, No 1, Juni 2003, hal 50-62Budiarti, Isniar. 2010. Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Dan Alat Pengendali Sistem Manajemen Strategis. Majalah Ilmiah Unikom. Vol 6, hal 51-59 EMBED Visio.Drawing.11

_1460748323.vsdMulai

Studi Pendahuluan

Identifikasi Masalah

Tujuan Penelitian

Pengumpulan Data

Perancangan Balanced Scorecard1. Penjabaran Visi dan Misi2. Menetapkan Strategi Objektif Untuk Tiap Perspektif3. Menetapkan KPI Untuk Tiap Perspektif

Pembobotan dengan Analytical Network Process

Menetapkan Pengukuran Kinerja dari Setiap Perspektif

Analisis Balanced Scorecard

Kesimpulan dan Saran

Selesai