Proper

14
4 PROPER 2.1. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. 2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2011 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3. Undangundang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2.2. Pengertian PROPER adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Program ini bertujuan mendorong perusahaan taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellency) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, dengan jalan penerapan sistem manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konservasi sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat. 2.3. Program Kinerja Utama PROPER

description

Proper

Transcript of Proper

  • 4

    PROPER

    2.1. Dasar Hukum

    1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

    2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2011

    tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam

    Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    3. Undangundang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

    Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    2.2. Pengertian

    PROPER adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja

    Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Program ini

    bertujuan mendorong perusahaan taat terhadap peraturan lingkungan

    hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental

    excellency) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan

    berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, dengan jalan

    penerapan sistem manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi,

    konservasi sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta

    bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program

    pengembangan masyarakat.

    2.3. Program Kinerja Utama PROPER

  • 5

    PROPER merupakan kegiatan pengawasan dan program

    pemberian insentif dan/atau disinsentif kepada penanggung jawab

    usaha dan/atau kegiatan. Pemberian insentif sebagaiamana

    dimaksud pada ayat (1) berupa penghargaan PROPER. Pemberian

    penghargaan PROPER berdasarkan penilaian kinerja penanggung

    jawab usaha dan/atau kegiatan dalam:

    Pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;

    Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan

    hidup;

    Pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

    Penilaian kinerja berdasarkan pada kriteria penilaian PROPER

    yang terdiri atas:

    Kriteria ketaatan yang digunakan untuk pemeringkatan biru,

    merah, dan hitam

    Kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond

    compliance) untuk pemeringkatan Hijau dan Emas.

    2.4. Kriteria Penilaian PROPER

  • 6

    Penilaian kinerja penaatan perusahaan dalam PROPER

    dilakukan berdasarkan atas kinerja perusahaan dalam memenuhi

    berbagai persyaratan ditetapkan dalam peraturan perundang

    undangan yang berlaku dan kinerja perusahaan dalam pelaksanaan

    berbagai kegiatan yang terkait dengan kegiatan pengelolaan

    lingkungan yang belum menjadi persyaratan penaatan (beyond

    compliance).

    Pada saat ini, penilaian kinerja penaatan difokuskan kepada

    penilaian penaatan perusahaan dalam aspek pengendalian

    pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan pengelolaan

    limbah B3 serta berbagai kewajiban lainnya yang terkait dengan

    AMDAL. Untuk sektor pertambangan, belum dilakukan penilaian

    kinerja perusahaan terkait dengan upaya pengendalian kerusakan

    lingkungan, khususnya kerusakan lahan. Sedangan penilaian untuk

    aspek beyond compliance dilakukan terkait dengan penilaian terhadap

    upayaupaya yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam penerapan

    Sistem Manajemen Lingkungan (SML), Konservasi dan Pemanfaatan

    Sumber daya, serta kegiatan Corporate Social Responsibilty (CSR)

    termasuk kegiatan Community Development.

    Mengingat hasil penilaian peringkat PROPER ini akan

    dipublikasikan secara terbuka kepada publik dan stakeholder lainnya,

    maka kinerja penaatan perusahaan dikelompokkan ke dalam

    peringkat warna. Melalui pemeringkatan warna ini diharapkan

  • 7

    masyarakat dapat lebih mudah memahami kinerja penaatan masing

    masing perusahaan. Sejauh ini dapat dikatakan bahwa PROPER

    merupakan sistem pemeringkatan yang pertama kali menggunakan

    peringkat warna.

    Seperti telah disebutkan di atas bahwa pelaksanaan PROPER

    periode kali ini telah menerapkan Undang Undang 32 tahun 2009

    tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sehingga

    dalam peringkat kinerja penaatan dikelompokkan dalam 5 (lima)

    peringkat warna, sehingga tidak ada lagi peringkat Biru () atau Biru

    minus dan Merah () atau Merah Minus seperti pelaksanaan PROPER

    yang pernah dilakukan. Masingmasing peringkat warna

    mencerminkan kinerja perusahaan. Kinerja penaatan terbaik adalah

    peringkat emas, dan hijau, selanjutnya biru, dan kinerja penaatan

    terburuk adalah peringkat hitam.

    2.5. Peringkat Kinerja PROPER

    Secara umum peringkat kinerja PROPER dibedakan menjadi 5

    warna dengan pengertian sebagai berikut :

    1. Emas, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau

    kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan

    lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi

    dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan

    bertanggung jawab terhadap masyarakat;

  • 8

    2. Hijau, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau

    kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari

    yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui

    pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan

    sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse,

    Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab

    sosial (CSR/Comdev) dengan baik;

    3. Biru, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau

    kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan

    yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan

    perundang-undangan;

    4. Merah, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau

    kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya

    tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam

    peraturan perundang-undangan;

    5. Hitam, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau

    kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan

    kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan

    lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-

    undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi.

    2.6. Mekanisme Proper

  • 9

    Pelaksanaan PROPER diawali dengan pemilihan perusahaan

    peserta, dimana perusahaan yang menjadi target peserta PROPER

    adalah perusahaan yang menimbulkan dampak penting terhadap

    lingkungan, tercatat di pasar bursa, mempunyai produk yang

    berorientasi ekspor atau digunakan oleh masyarakat luas. Setelah

    peserta ditetapkan, kemudian dilakukan pengumpulan data

    swapantau dengan jalan mengevaluasi laporan pelaksanaan

    pengelolaan lingkungan yang disampaikan perusahaan. Selain data

    swapantau juga dilakukan pengumpulan data primer dengan jalan

    melakukan pengawasan langsung kelapangan secara rutin yang

    dilaksanakan oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH).

    Informasi yang terkumpul kemudian diolah menjadi rapot sementara,

    yang berisi evaluasi kinerja perusahaan dibidang pengelolaan air,

    udara, limbah B3 dibandingkan kriteria penilaian PROPER yang

    ditetapkan. Rapot sementara ini sudah mengindikasikan peringkat

    kinerja perusahaan berdasarkan kriteria peringkat PROPER.

    Rapot sementara kemudian dibahas melalui mekanisme peer

    review oleh tim teknis. Hasil pembahasan dilaporkan kepada pejabat

    Eselon I KLH untuk mendapat komentar dan pertimbangan. Setelah

    itu rapot dilaporkan kepada Dewan Pertimbangan untuk mendapat

    pendapat dan persetujuan Dewan. Rapot hasil pembahasan dengan

    Dewan ini kemudian untuk ditetapkan sebagai Rapot Sementera yang

    akan disampaikan kepada perusahaan dan pemerintah daerah.

  • 10

    Perusahaan dan pemerintah daerah diberi kesempatan untuk

    menyampaikan keberatan dengan didukung data-data baru yang

    sahih. Setelah masa sanggah dilewati, maka hasilnya dilaporkan

    kepada Dewan Pertimbangan. Dewan akan memberikan pendapat

    terakhir mengenai status kinerja perusahaan sebelum dilaporkan

    kepada Menteri. Menteri memeriksa, memberikan kebijakan dan

    menetapkan status peringkat kinerja perusahaan dengan

    mempertimbangkan laporan dari Dewan Pertimbangan. Mekanisme

    PROPER telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Negara

    Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2011 tentang Program Penilaian

    Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    2.7. Peserta Proper

    Pada periode 2010-2011 telah dilakukan evaluasi dan

    pengawasan melalui mekanisme PROPER terhadap 1002

    perusahaan. Dari sejumlah perusahaan tersebut 995 perusahaan

    dilakukan pemeringkatan dan 7 (tujuh) perusahaan tidak diumumkan

    karena 4 (empat) perusahaan dalam proses penegakan hukum, 2

    (dua) perusahaan sedang di perintahkan untuk melaksanakan Audit

    Wajib dan 1 (satu) perusahaan force majure. Ini adalah untuk pertama

    kalinya pengawasan PROPER telah menembus angka psikologis

    1000 perusahaan. Pada tahun tahun mendatang, jumlah ini tentu akan

  • 11

    terus ditingkatkan sehingga ditargetkan tahun 2014 pengawasan

    PROPER akan mencakup 2000 perusahaan.

    Cakupan PROPER juga telah menjangkau seluruh Provinsi di

    Indonesia dan tersebar di 232 kabupaten kota. Konsentrasi terbesar

    peserta PROPER berada di pulau Jawa terutama di Jawa Barat,

    JawaTimur, Banten, DKI Jakarta dan Kalimantan Timur. Di Jawa Barat

    sebagian besar perusahaan yang diawasi berasal dari industri tekstil,

    makanan dan minuman, energi Geothermal dan Pelapisan Logam. Di

    Jawa Timur sebagian besar industri yang diawasi adalah industri Gula,

    kertas, makanan dan minuman, peleburan logam, kegiatan eksplorasi

    dan produksi migas serta tekstil. DKI Jakarta sebagian besar

    perusahaan yang diawasi berasal dari jenis kegiatan rumah sakit,

    hotel dan otomotif. Sedangkan Kalimantan Timur kegiatan eksplorasi

    & produksi migas, tambang batubara, industri sawit dan kayu lapis.

    Jika ditinjau berdasarkan jenis industri, maka PROPER

    mencakup pengawasan terhadap 82 jenis industri. Industri yang paling

    banyak diawasi adalah industri sawit, disusul kegiatan Eksplorasi dan

    Produksi Minyak dan Gas serta industri tekstil. Pada tahun ini terdapat

    322 perusahaan baru. Sebagian besar berasal dari jenis kegiatan

    rumah sakit dan perhotelan. Sektor ini telah beberapa tahun dilakukan

    pengawasan namun baru tahun ini peringkatnya diumumkan.

    2.8. Tingkat Ketaatan Peserta Proper

  • 12

    Tingkat ketaatan perusahaan terhadap peraturan pengelolaan

    lingkungan hidup mencapai 66 % pada periode PROPER 2010-2011.

    Tingkat ketaatan adalah perbandingan antara perusahaan yang

    memperoleh peringkat Biru, Hijau dan Emas dengan total perusahaan

    yang dipantau. Terjadi penurunan tingkat ketaatan sebesar 5 %

    dibandingkan periode sebelumnya. Penurunan tingkat ketaatan ini

    disebabkan penambahan peserta yang cukup besar, yaitu 45 %.

    Peningkatan peserta periode ini jauh lebih besar dibandingkan dengan

    3 periode sebelumnya yang rata-rata mengalami peningkatan 14 %

    per tahun. Tingkat ketaatan perusahaan yang baru PROPER relatif

    rendah yaitu baru mencapai 39 %. Berdasarkan pengalaman,

    diperlukan waktu rata-rata 2 tahun bagi perusahaan untuk melakukan

    perbaikan kinerja pengelolaan lingkungannya.

    2.9. Tingkat Ketaatan Berdasarkan Jenis Industri

    Tingkat ketaatan berdasarkan jenis industri dan dibandingkan

    jumlah perusahaan yang diawasi dalam PROPER maka beberapa

    jenis industri perlu ditingkatkan pengelolaan lingkungannya. Prioritas

    pertama adalah untuk jenis industri makanan dan minuman, serta

    rumah sakit dan hotel. Jumlah perusahaan yang bergerak dibidang ini

    cukup besar, sehingga dampak terhadap lingkungan juga relatif besar.

    Dari 33 perusahaan makanan dan minuman hanya 42 % yang taat

    terhadap peraturan lingkungan hidup, sisanya berperingkat Merah.

  • 13

    Rumah sakit yang diawasi melalui PROPER berjumlah 42, hanya 33

    % berperingkat Biru, sedangkan 64 % berperingkat Merah dan

    sisanya 3% berperingkat Hitam. Dari sejumlah 44 hotel yang diawasi

    hanya 11 % berperingkat Biru, sisanya berperingkat Merah. Sebagian

    besar pelanggaran peraturan pengelolaan lingkungan hidup yang

    dilakukan hotel berkaitan dengan belum tersedianya Tempat

    Penampungan Sementara Limbah-limbah B3 yang dihasilkan dan

    instalasi pengolahan air limbah yang belum berfungsi dengan baik.

    Perusahaan Tambang Batubara yang dipantau berjumlah 32

    perusahaan semuanya merupakan perusahaan besar. Dari segi

    peraturan lingkungan hidup, sebagian besar perusahaan taat

    terhadap peraturan. PROPER kali ini memang belum mencakup

    tambang-tambang skala menengah dan kecil yang memiliki ijin KP.

    Dengan adanya kerjasama pengawasan PROPER dengan

    pemerintah Provinsi diharapkan pengawasan terhadap tambang skala

    menengah dan kecil dapat diperluas. Perusahaan sawit merupakan

    industi yang paling banyak diawasi dalam PROPER periode ini, 8 %

    perusahaan sawit berperingkat Hijau, 70 % berperingkat biru, 19 %

    berperingkat merah dan sisanya 3 % berperingkat Hitam. Penilaian

    PROPER masih terfokus pada pabrik pengolahan sawit, belum

    mencakup penilaian praktek pengelolaan lingkungan untuk kebun

    sawit.

  • 14

    2.10. Upaya-Upaya Perusahaan Untuk Mendapatkan PROPER

    Upaya untuk mendorong perusahaan melakukan upaya-upaya

    sukarela dalam menginternalisasi isu lingkungan, dilakukan dengan

    membuat kriteria-kriteria yang mendorong perusahaan untuk:

    1. Menerapkan sistem manajemen lingkungan dengan baik.

    Dibangun kesadaran dan contoh-contoh bahwa perusahaan yang

    menerapkan sistem lingkungan dengan baik, risiko berusahanya

    dapat diperkecil karena risiko lingkungan dan sosial sudah

    diantisipasi dan di mitigasi dengan sistem manajemen lingkungan.

    2. Menerapkan efisiensi energi, pengurangan pemakaian bahan

    berbahaya dan beracun, menerapkan prinsip reduce reuse dan

    recycle, melakukan konservasi air dan pengurangan emisi

    termasuk emisi gas rumah kaca dan menjaga keanekaragaman

    hayati. Dibangun kesadaran dan contoh-contoh bahwa jika

    menerapkan prinsip-prinsip lingkungan perusahaan akan

    memperoleh keuntungan dan disisi lain membantu mengurangai

    beban pencemaran lingkungan.

    3. Berbisnis secara bertanggung jawab dan mengalokasikan

    sebagaian sumberdaya yang dimiliki untuk memberdayakan

    masyarakat sekitarnya. Dengan menerapkan program

    pemberdayaan masyarakat yang baik, maka perusahaan didorong

    untuk menjadi tetangga yang baik sehingga memperoleh izin sosial

    untuk beroperasi.

  • 15

    Perusahaan-perusahaan yang telah memenuhi tiga kriteria di

    atas akan memperoleh penghargaan peringkat Hijau. Sedangkan

    perusahaan yang telah secara konsisten menginternalisasi konsep-

    konsep diatas, dengan ditandai memperoleh peringkat Hijau selama 3

    tahun berturut-turut akan memperoleh peringkat Emas.

    Kementerian Lingkungan Hidup juga mendorong perusahaan

    untuk melakukan inovasi berdasarkan isu lingkungan. Sistem penilian

    PROPER mendorong perusahaan untuk melakukan benchmarking

    dengan industri-industri sejenis. Penilaian peringkat Hijau dilakukan

    berdasarkan karakteristik masing-masing sektor industri, sehingga

    dari masing-masing sektor akan muncul perusahaan yang telah

    mengelola lingkungan dengan baik. Hal ini juga merespon aspirasi

    dari perusahan-perusahaan yang merasa berkeberatan jika satu

    industri yang ramah lingkungan harus dinilai dengan kelompok industri

    yang secara karakteristik berdampak besar terhadap lingkungan.

    Penilaian Hijau dan Emas didasarkan atas penilaian terhadap 3

    komponen utama yaitu:

  • 16

    2.11. Tindak Lanjut Pengawasan PROPER

    Hasil pengawasan PROPER juga di integrasikan kedalam

    sistem penegakan hukum lingkungan. Sejumlah 24 perusahaan yang

    berperingkat hitam pada PROPER periode 2009-2010 yang lalu telah

    serahkan penanganannya kepada unit yang menangani penegakan

    hukum lingkungan. Tujuh perusahaan sedang dalam proses

    penyidikan karena patut diduga melakukan pelanggaran yang

    memenuhi unsur pidana lingkungan. Tiga belas perusahaan

    dikenakan sanksi administrasi berupa teguran tertulis dan/atau

    paksaan pemerintah. Empat perusahaan karena berdasarkan hasil

    pulbaket telah melakukan upaya perbaikan dikembalikan ke dalam

    sistem pengawasan PROPER.

    Berdasarkan Peraturan Nomor 5 Tahun 2011 tentang Program

    Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan

    Lingkungan Hidup perusahaan yang berperingkat hitam langsung

  • 17

    diserahkan kepada proses penegakan hukum sedangkan perusahaan

    yang berperingkat merah akan dimasukkan dalam pembinaan untuk

    perbaikan kinerja pengelolaan lingkungan.