Proper
-
Upload
ayu-listia-aryani-hendrysman -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of Proper
-
4
PROPER
2.1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2011
tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Undangundang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2.2. Pengertian
PROPER adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Program ini
bertujuan mendorong perusahaan taat terhadap peraturan lingkungan
hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental
excellency) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, dengan jalan
penerapan sistem manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi,
konservasi sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta
bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program
pengembangan masyarakat.
2.3. Program Kinerja Utama PROPER
-
5
PROPER merupakan kegiatan pengawasan dan program
pemberian insentif dan/atau disinsentif kepada penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan. Pemberian insentif sebagaiamana
dimaksud pada ayat (1) berupa penghargaan PROPER. Pemberian
penghargaan PROPER berdasarkan penilaian kinerja penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan dalam:
Pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup;
Pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
Penilaian kinerja berdasarkan pada kriteria penilaian PROPER
yang terdiri atas:
Kriteria ketaatan yang digunakan untuk pemeringkatan biru,
merah, dan hitam
Kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond
compliance) untuk pemeringkatan Hijau dan Emas.
2.4. Kriteria Penilaian PROPER
-
6
Penilaian kinerja penaatan perusahaan dalam PROPER
dilakukan berdasarkan atas kinerja perusahaan dalam memenuhi
berbagai persyaratan ditetapkan dalam peraturan perundang
undangan yang berlaku dan kinerja perusahaan dalam pelaksanaan
berbagai kegiatan yang terkait dengan kegiatan pengelolaan
lingkungan yang belum menjadi persyaratan penaatan (beyond
compliance).
Pada saat ini, penilaian kinerja penaatan difokuskan kepada
penilaian penaatan perusahaan dalam aspek pengendalian
pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan pengelolaan
limbah B3 serta berbagai kewajiban lainnya yang terkait dengan
AMDAL. Untuk sektor pertambangan, belum dilakukan penilaian
kinerja perusahaan terkait dengan upaya pengendalian kerusakan
lingkungan, khususnya kerusakan lahan. Sedangan penilaian untuk
aspek beyond compliance dilakukan terkait dengan penilaian terhadap
upayaupaya yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam penerapan
Sistem Manajemen Lingkungan (SML), Konservasi dan Pemanfaatan
Sumber daya, serta kegiatan Corporate Social Responsibilty (CSR)
termasuk kegiatan Community Development.
Mengingat hasil penilaian peringkat PROPER ini akan
dipublikasikan secara terbuka kepada publik dan stakeholder lainnya,
maka kinerja penaatan perusahaan dikelompokkan ke dalam
peringkat warna. Melalui pemeringkatan warna ini diharapkan
-
7
masyarakat dapat lebih mudah memahami kinerja penaatan masing
masing perusahaan. Sejauh ini dapat dikatakan bahwa PROPER
merupakan sistem pemeringkatan yang pertama kali menggunakan
peringkat warna.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa pelaksanaan PROPER
periode kali ini telah menerapkan Undang Undang 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sehingga
dalam peringkat kinerja penaatan dikelompokkan dalam 5 (lima)
peringkat warna, sehingga tidak ada lagi peringkat Biru () atau Biru
minus dan Merah () atau Merah Minus seperti pelaksanaan PROPER
yang pernah dilakukan. Masingmasing peringkat warna
mencerminkan kinerja perusahaan. Kinerja penaatan terbaik adalah
peringkat emas, dan hijau, selanjutnya biru, dan kinerja penaatan
terburuk adalah peringkat hitam.
2.5. Peringkat Kinerja PROPER
Secara umum peringkat kinerja PROPER dibedakan menjadi 5
warna dengan pengertian sebagai berikut :
1. Emas, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan
lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi
dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan
bertanggung jawab terhadap masyarakat;
-
8
2. Hijau, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari
yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui
pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan
sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse,
Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab
sosial (CSR/Comdev) dengan baik;
3. Biru, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan
yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan
perundang-undangan;
4. Merah, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya
tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan;
5. Hitam, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan
kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-
undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi.
2.6. Mekanisme Proper
-
9
Pelaksanaan PROPER diawali dengan pemilihan perusahaan
peserta, dimana perusahaan yang menjadi target peserta PROPER
adalah perusahaan yang menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan, tercatat di pasar bursa, mempunyai produk yang
berorientasi ekspor atau digunakan oleh masyarakat luas. Setelah
peserta ditetapkan, kemudian dilakukan pengumpulan data
swapantau dengan jalan mengevaluasi laporan pelaksanaan
pengelolaan lingkungan yang disampaikan perusahaan. Selain data
swapantau juga dilakukan pengumpulan data primer dengan jalan
melakukan pengawasan langsung kelapangan secara rutin yang
dilaksanakan oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH).
Informasi yang terkumpul kemudian diolah menjadi rapot sementara,
yang berisi evaluasi kinerja perusahaan dibidang pengelolaan air,
udara, limbah B3 dibandingkan kriteria penilaian PROPER yang
ditetapkan. Rapot sementara ini sudah mengindikasikan peringkat
kinerja perusahaan berdasarkan kriteria peringkat PROPER.
Rapot sementara kemudian dibahas melalui mekanisme peer
review oleh tim teknis. Hasil pembahasan dilaporkan kepada pejabat
Eselon I KLH untuk mendapat komentar dan pertimbangan. Setelah
itu rapot dilaporkan kepada Dewan Pertimbangan untuk mendapat
pendapat dan persetujuan Dewan. Rapot hasil pembahasan dengan
Dewan ini kemudian untuk ditetapkan sebagai Rapot Sementera yang
akan disampaikan kepada perusahaan dan pemerintah daerah.
-
10
Perusahaan dan pemerintah daerah diberi kesempatan untuk
menyampaikan keberatan dengan didukung data-data baru yang
sahih. Setelah masa sanggah dilewati, maka hasilnya dilaporkan
kepada Dewan Pertimbangan. Dewan akan memberikan pendapat
terakhir mengenai status kinerja perusahaan sebelum dilaporkan
kepada Menteri. Menteri memeriksa, memberikan kebijakan dan
menetapkan status peringkat kinerja perusahaan dengan
mempertimbangkan laporan dari Dewan Pertimbangan. Mekanisme
PROPER telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2011 tentang Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2.7. Peserta Proper
Pada periode 2010-2011 telah dilakukan evaluasi dan
pengawasan melalui mekanisme PROPER terhadap 1002
perusahaan. Dari sejumlah perusahaan tersebut 995 perusahaan
dilakukan pemeringkatan dan 7 (tujuh) perusahaan tidak diumumkan
karena 4 (empat) perusahaan dalam proses penegakan hukum, 2
(dua) perusahaan sedang di perintahkan untuk melaksanakan Audit
Wajib dan 1 (satu) perusahaan force majure. Ini adalah untuk pertama
kalinya pengawasan PROPER telah menembus angka psikologis
1000 perusahaan. Pada tahun tahun mendatang, jumlah ini tentu akan
-
11
terus ditingkatkan sehingga ditargetkan tahun 2014 pengawasan
PROPER akan mencakup 2000 perusahaan.
Cakupan PROPER juga telah menjangkau seluruh Provinsi di
Indonesia dan tersebar di 232 kabupaten kota. Konsentrasi terbesar
peserta PROPER berada di pulau Jawa terutama di Jawa Barat,
JawaTimur, Banten, DKI Jakarta dan Kalimantan Timur. Di Jawa Barat
sebagian besar perusahaan yang diawasi berasal dari industri tekstil,
makanan dan minuman, energi Geothermal dan Pelapisan Logam. Di
Jawa Timur sebagian besar industri yang diawasi adalah industri Gula,
kertas, makanan dan minuman, peleburan logam, kegiatan eksplorasi
dan produksi migas serta tekstil. DKI Jakarta sebagian besar
perusahaan yang diawasi berasal dari jenis kegiatan rumah sakit,
hotel dan otomotif. Sedangkan Kalimantan Timur kegiatan eksplorasi
& produksi migas, tambang batubara, industri sawit dan kayu lapis.
Jika ditinjau berdasarkan jenis industri, maka PROPER
mencakup pengawasan terhadap 82 jenis industri. Industri yang paling
banyak diawasi adalah industri sawit, disusul kegiatan Eksplorasi dan
Produksi Minyak dan Gas serta industri tekstil. Pada tahun ini terdapat
322 perusahaan baru. Sebagian besar berasal dari jenis kegiatan
rumah sakit dan perhotelan. Sektor ini telah beberapa tahun dilakukan
pengawasan namun baru tahun ini peringkatnya diumumkan.
2.8. Tingkat Ketaatan Peserta Proper
-
12
Tingkat ketaatan perusahaan terhadap peraturan pengelolaan
lingkungan hidup mencapai 66 % pada periode PROPER 2010-2011.
Tingkat ketaatan adalah perbandingan antara perusahaan yang
memperoleh peringkat Biru, Hijau dan Emas dengan total perusahaan
yang dipantau. Terjadi penurunan tingkat ketaatan sebesar 5 %
dibandingkan periode sebelumnya. Penurunan tingkat ketaatan ini
disebabkan penambahan peserta yang cukup besar, yaitu 45 %.
Peningkatan peserta periode ini jauh lebih besar dibandingkan dengan
3 periode sebelumnya yang rata-rata mengalami peningkatan 14 %
per tahun. Tingkat ketaatan perusahaan yang baru PROPER relatif
rendah yaitu baru mencapai 39 %. Berdasarkan pengalaman,
diperlukan waktu rata-rata 2 tahun bagi perusahaan untuk melakukan
perbaikan kinerja pengelolaan lingkungannya.
2.9. Tingkat Ketaatan Berdasarkan Jenis Industri
Tingkat ketaatan berdasarkan jenis industri dan dibandingkan
jumlah perusahaan yang diawasi dalam PROPER maka beberapa
jenis industri perlu ditingkatkan pengelolaan lingkungannya. Prioritas
pertama adalah untuk jenis industri makanan dan minuman, serta
rumah sakit dan hotel. Jumlah perusahaan yang bergerak dibidang ini
cukup besar, sehingga dampak terhadap lingkungan juga relatif besar.
Dari 33 perusahaan makanan dan minuman hanya 42 % yang taat
terhadap peraturan lingkungan hidup, sisanya berperingkat Merah.
-
13
Rumah sakit yang diawasi melalui PROPER berjumlah 42, hanya 33
% berperingkat Biru, sedangkan 64 % berperingkat Merah dan
sisanya 3% berperingkat Hitam. Dari sejumlah 44 hotel yang diawasi
hanya 11 % berperingkat Biru, sisanya berperingkat Merah. Sebagian
besar pelanggaran peraturan pengelolaan lingkungan hidup yang
dilakukan hotel berkaitan dengan belum tersedianya Tempat
Penampungan Sementara Limbah-limbah B3 yang dihasilkan dan
instalasi pengolahan air limbah yang belum berfungsi dengan baik.
Perusahaan Tambang Batubara yang dipantau berjumlah 32
perusahaan semuanya merupakan perusahaan besar. Dari segi
peraturan lingkungan hidup, sebagian besar perusahaan taat
terhadap peraturan. PROPER kali ini memang belum mencakup
tambang-tambang skala menengah dan kecil yang memiliki ijin KP.
Dengan adanya kerjasama pengawasan PROPER dengan
pemerintah Provinsi diharapkan pengawasan terhadap tambang skala
menengah dan kecil dapat diperluas. Perusahaan sawit merupakan
industi yang paling banyak diawasi dalam PROPER periode ini, 8 %
perusahaan sawit berperingkat Hijau, 70 % berperingkat biru, 19 %
berperingkat merah dan sisanya 3 % berperingkat Hitam. Penilaian
PROPER masih terfokus pada pabrik pengolahan sawit, belum
mencakup penilaian praktek pengelolaan lingkungan untuk kebun
sawit.
-
14
2.10. Upaya-Upaya Perusahaan Untuk Mendapatkan PROPER
Upaya untuk mendorong perusahaan melakukan upaya-upaya
sukarela dalam menginternalisasi isu lingkungan, dilakukan dengan
membuat kriteria-kriteria yang mendorong perusahaan untuk:
1. Menerapkan sistem manajemen lingkungan dengan baik.
Dibangun kesadaran dan contoh-contoh bahwa perusahaan yang
menerapkan sistem lingkungan dengan baik, risiko berusahanya
dapat diperkecil karena risiko lingkungan dan sosial sudah
diantisipasi dan di mitigasi dengan sistem manajemen lingkungan.
2. Menerapkan efisiensi energi, pengurangan pemakaian bahan
berbahaya dan beracun, menerapkan prinsip reduce reuse dan
recycle, melakukan konservasi air dan pengurangan emisi
termasuk emisi gas rumah kaca dan menjaga keanekaragaman
hayati. Dibangun kesadaran dan contoh-contoh bahwa jika
menerapkan prinsip-prinsip lingkungan perusahaan akan
memperoleh keuntungan dan disisi lain membantu mengurangai
beban pencemaran lingkungan.
3. Berbisnis secara bertanggung jawab dan mengalokasikan
sebagaian sumberdaya yang dimiliki untuk memberdayakan
masyarakat sekitarnya. Dengan menerapkan program
pemberdayaan masyarakat yang baik, maka perusahaan didorong
untuk menjadi tetangga yang baik sehingga memperoleh izin sosial
untuk beroperasi.
-
15
Perusahaan-perusahaan yang telah memenuhi tiga kriteria di
atas akan memperoleh penghargaan peringkat Hijau. Sedangkan
perusahaan yang telah secara konsisten menginternalisasi konsep-
konsep diatas, dengan ditandai memperoleh peringkat Hijau selama 3
tahun berturut-turut akan memperoleh peringkat Emas.
Kementerian Lingkungan Hidup juga mendorong perusahaan
untuk melakukan inovasi berdasarkan isu lingkungan. Sistem penilian
PROPER mendorong perusahaan untuk melakukan benchmarking
dengan industri-industri sejenis. Penilaian peringkat Hijau dilakukan
berdasarkan karakteristik masing-masing sektor industri, sehingga
dari masing-masing sektor akan muncul perusahaan yang telah
mengelola lingkungan dengan baik. Hal ini juga merespon aspirasi
dari perusahan-perusahaan yang merasa berkeberatan jika satu
industri yang ramah lingkungan harus dinilai dengan kelompok industri
yang secara karakteristik berdampak besar terhadap lingkungan.
Penilaian Hijau dan Emas didasarkan atas penilaian terhadap 3
komponen utama yaitu:
-
16
2.11. Tindak Lanjut Pengawasan PROPER
Hasil pengawasan PROPER juga di integrasikan kedalam
sistem penegakan hukum lingkungan. Sejumlah 24 perusahaan yang
berperingkat hitam pada PROPER periode 2009-2010 yang lalu telah
serahkan penanganannya kepada unit yang menangani penegakan
hukum lingkungan. Tujuh perusahaan sedang dalam proses
penyidikan karena patut diduga melakukan pelanggaran yang
memenuhi unsur pidana lingkungan. Tiga belas perusahaan
dikenakan sanksi administrasi berupa teguran tertulis dan/atau
paksaan pemerintah. Empat perusahaan karena berdasarkan hasil
pulbaket telah melakukan upaya perbaikan dikembalikan ke dalam
sistem pengawasan PROPER.
Berdasarkan Peraturan Nomor 5 Tahun 2011 tentang Program
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup perusahaan yang berperingkat hitam langsung
-
17
diserahkan kepada proses penegakan hukum sedangkan perusahaan
yang berperingkat merah akan dimasukkan dalam pembinaan untuk
perbaikan kinerja pengelolaan lingkungan.