Prom Kes Bab 1 Dely

download Prom Kes Bab 1 Dely

of 12

Transcript of Prom Kes Bab 1 Dely

  • 7/22/2019 Prom Kes Bab 1 Dely

    1/12

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus

    diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut

    harus diikuti dengan peningkatan derajat kesehatan. Menurut Blum (1974) derajat

    kesehatan manusia dipengaruhi oleh 4 faktor yang saling berhubungan yaitu faktor

    lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan. (Soekidjo

    Notoatmodjo, 2007:11)

    Salah satu upaya penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

    adalah pengelolaan masalah lingkungan fisik yang sehat bagi masyarakat. Peningkatan

    derajat kesehatan ini tidak akan tercapai bila di dalam masyarakat masih terdapat

    masalah, dalam hal ini tinja sudah jelas termasuk dalam masalah lingkungan. (Didik

    Sarudji, 2010).

    Masalah kesehatan di masyarakat umumnya disebabkan karena keadaan

    kesehatan lingkungan yang belum memenuhi syarat yaitu kurangnya penyediaan

    sanitasi dasar bagi masyarakat diantaranya adalah sarana pembuangan tinja

    masyarakat (jamban/kakus). Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan

    pokok manusia untuk memelihara lingkungannya dari pencemaran tinja.Pembuangan tinja yang memenuhi persyaratan saniter sebagian belum

    terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan terutama bagi masyarakat yang tingkat

    ekonominya rendah, sehingga biaya untuk membangun jamban keluarga menjadi

    hambatan. Faktor pegetahuan masyarakat tentang kesehatan yang masih rendah juga

    berpengaruh pada kepemilikan jamban keluarga, disamping itu faktor faktor yang

    berpengaruh adalah budaya, kondisi lingkungan dan kebiasaan masyarakat yang

    membuang tinja sembarangan. (Udin Djabu dkk, 1990/1991)

    Pembuangan tinja manusia yang tidak saniter dapat berdampak negatif bagikesehatan lingkungan maupun kesehatan manusia. Bagi kesehatan lingkungan

    pembuangan tinja yang tidak saniter dapat mencemari tanah dan sumber-sumber

    penyediaan air tanah (sumur). Sedangkan bagi kesehatan manusia, pembuangan tinja

    yang tidak saniter dapat menjadi sumber penularan penyakit. Salah satu desa yang

    kebiasaan masyarakatnya masih melakukan pembuangan tinja sembarangan adalah

    Desa Maju Jaya Kecamatan Suka Lari Kota batu dengan jumlah penduduk sebanyak

    2000 jiwa, dengan prosentase sebanyak 65% masyarakatnya masih melakukan praktek

    buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat yang terbuka, sedangkan jumlah kepemilikan jamban hanya sebesar 35%. Aktifitas seperti ini sudah dilakukan

  • 7/22/2019 Prom Kes Bab 1 Dely

    2/12

    2

    turun temurun dari masyarakat yang terdahulu. Hal ini menyebabkan rentannya

    masyarakat terjangkit penyakit akibat rendahnya sanitasi contohnya diare, kecacingan,

    desentri dan kolera. Berdasarkan data tahun 2013, angka kesakitan masyarakat akibat

    sanitasi di desa maju jaya cukup tinggi hal ini dapat dilihat dari beberapa penyakit

    seperti diare 6.711 kasus, kecacingan 1.057 kasus, disentri 1.915 kasus, kolera 2.794

    kasus. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas mengenai masyarakat

    yang suka buang air besar sembarangan dengan melakukan kegiatan promosi

    kesehatan.

    1.2 Tujuan Makalah

    Makalah ini di tulis untuk memenuhi tugas paraktikum kuliah Promosi Kesehatan.

    1.3 Ruang Lingkup Materi

    Ruang lingkup kegiatan promosi kesehatan ini di utamakan pada kegiatan yang terkait

    dengan masyarakat yang masih buang air besar sembarangan.

  • 7/22/2019 Prom Kes Bab 1 Dely

    3/12

    3

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pengertian Promosi Kesehatan

    Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan

    masyarakat melalui p r oses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat,

    agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang

    bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan

    didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri

    artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah

    dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta

    mampu pula berpe r ilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut

    terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

    Banyak masalah kesehatan yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya

    Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri.

    Sebagai contoh KLB Diare dimana penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku

    hidup bersih dan sehat seperti kesadaran akan buang air besar yang belum benar

    (tidak di jamban). Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat

    atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja,

    tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian

    promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk

    membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam

    organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan

    sebagainya).

    Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah

    perilakunya, yaitu

    1. Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang

    melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yanglebih dekat;

    2. Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam

    konteks pengetahuan lokal,

    3. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama)

    setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan

    4. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan

    untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai

    dengan potensi yang di miliki.

  • 7/22/2019 Prom Kes Bab 1 Dely

    4/12

    4

    2.2 Strategi Promosi Keseha t an

    Pembangunan sarana air bersih, sarana sanitasi dan program promosi kesehatan

    dapat dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan apabila :

    a. Program tersebut direncanakan sendiri oleh masyarakat berdasarkan atas

    identifikasi dan analisis situasi yang dihadapi oleh masyarakat, dilaksanakan,

    dikelola dan dimonitor sendiri oleh masyarakat.

    b. Ada pembinaan teknis terhadap pelaksanaan program tersebut oleh tim

    teknis pada tingkat Kecamatan.

    c. Ada dukungan dan kemudahan pelaksanaan oleh tim lintas sektoral dan tim

    lintas program di tingkat Kabupaten dan P r opinsi.

    Strategi untuk meningkatkan program promosi kesehatan, perlu dilakukan dengan

    langkah kegiatan sebagai berikut :

    2.2.1 Advokasi

    Advokasi adalah pendekatan untuk meyakinkan pembuat keputusan untuk

    mendukung program kesehatan terhadap apa yang diinginkan. Promosi

    Kesehatan dengan harapan agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa

    program kesehatan yang ditawarkan dan mereka mau untuk melakukan hal-hal

    sebagai berikut :

    a. Mendukung rencana kegiatan promosi kesehatan. Dukungan yang dimaksud

    bisa berupa dana, kebijakan politis, maupun dukungan kemitraan;

    b. Sepakat untuk bersama-sama melaksanakan program promosi kesehatan;

    serta

    c. Mengetahui peran dan fungsi masing-masing sektor/unsur terkait.

    2.2.2 Dukungan Sosial

    Dukungan Sosial adalah kegiatan untuk mencari dukungan social dari tokoh

    masyarakat untuk mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan

    meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

    2.2.3 Pemberdayaan Masyarakat

    Pemberdayaan Masyarakat adalah kegiatan mewujudkan kemampuan

    masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

    Salah satunya yaitu melakukan pembuangan tinja yang aman.

    Setelah masyarakat timbul kesadaran, kemauan / minat untuk merubah

    perilaku buang kotoran di tempat terbuka menjadi perilaku buang kotoran di

    tempat terpusat (jamban), masyarakat dapat mulai membangun sarana sanitasi(jamban keluarga) yang harus dibangun oleh masing-masing anggota rumah

  • 7/22/2019 Prom Kes Bab 1 Dely

    5/12

    5

    tangga dengan dana swadaya. Masyarakat harus menentukan kapan dapat

    mencapai aga r semua rumah tangga mempunyai jamban.

    3.1 Jamban dan Tinja

    3.1.1 Pengertian jamban

    Jamban merupakan tempat yang digunakan untuk membuang tinja atau

    kotoran manusia. Tipe jamban yaitujamban cemplung kakus, jamban cemplung

    berventilasi, jamban empang, jamban pupuk, dan septic tank.

    Berdasarkan kesimpulan diatas mengenai tinja dan jamban yaitu tinja dan

    jamban merupakan satu kesatuan yang berpengaruh terhadap kesehatan

    lingkungan dimana jamban yang berfungsi untuk tempat pembuangan tinja harus

    memenuhi syarat keberadaannya. Jika tidak diperhatikan kebersihannya, maka

    akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia karena tinja yang merupakan

    kotoran manusia mengandung bakteri e.coli yang dapat mengganggu saluran

    pencernaan manusia. Untuk mencegah kontaminasi tinja dengan manusia,

    maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, pembuangan

    kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat.

    Jamban sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat berikut (Depkes

    RI, 2004

    a. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak10-15meter dari sumber air bersih.

    b. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.

    c. Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di

    sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lantai jamban dengan

    luas minimal 1x1 meter, dengan sudut kemiringan yang cukup kearah lubang

    jamban.

    d. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya.

    e. Bebas dari serangga

    f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung dinding kedap air dan berwarna.

    g. Cukup penerangan, lantai kedap air, ventilasi cukup baik

    h. Tersedia air dan alat pembersih seperti sabun.

    3.1.2 Pengertian tinja menurut para ahli :

    a. Menurut Azwar (1995:73), menyatakan bahwa tinja atau kotoran manusia

    merupakan sesuatu yang dihasilkan olseh tubuh dan dipandang tidak

    berguna lagi sehingga perlu dikeluarkan untuk dibuang.

  • 7/22/2019 Prom Kes Bab 1 Dely

    6/12

    6

    b. Menurut Notoatmodjo (2011:182), menyatakan bahwa tinja atau kotoran

    manusia merupakan zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus

    dikeluarkan dari tubuh.

    4.1 Pembuangan Tinja Didasarkan Pada Ilmu Dan Teknologi

    Menurut Djabu dkk (1990-1991:7), bertujuan untuk :

    a. Mengurangi dan menghilangkan pengaruh buruk tinja terhadap kesehatan manusia

    dan lingkungan.

    b. Meningkatkan mutu lingkungan hidup melalui pengolahan pembuangan tinja untuk

    kepentingan hidup manusia.

    5.1 Persyaratan Sarana Pembuangan Tinja

    Menurut Djabu dkk(1990-1991:40), persyaratan sarana pembuangan tinja yaitu :

    a. Tidak mengontaminasi permukaan tanah

    b. Tidak terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin masuk ke mata air atau

    sumur

    c. Tidak terjadi kontaminasi pada air permukaan

    d. Tinja tidak dapat dijangkau oleh lalat atau kuman

    e. Bebas dari bau serta kondisi yang tidak sedap atau mengganggu estetika

    f. Pembuangan jamban menggunakan metode sederhana dan teknologi tepat guna

    6.1 Pengaruh Tinja Terhadap Kesehatan Dan Lingkungan

    Menurut Djabu dkk (1990-1991:30), menyatakan bahwa tinja dapat menjadi sumber

    infeksi bagi manusia . Tinja dapat mengontaminasi air, tangan, makanan & minuman,

    serangga & tikus, dan tanah. Bakteri bateri yang ditemukan pada tinja diantaranya

    yaitu Vibrio cholera, clostridium perfringers, Escherchia coli, Salmonella typhii, Shigella

    dysenteriae dan lain lain.

    Menurut Sarudji (2010:235), menyatakan bahwa tinja juga dapat mengganggulingkungan sekitar manusia seperti:

    a. Bau busuk yang ditimbulkan tidak sedap dan mengganggu estetika

    b. Dapat mengundang lalat yang berperan sebagai vector penyakitsaluran alat cerna

    karena bau busuk tinja

    c. Tinja merupakan sumber beberapa penyakit terutama penyakit menular melalui

    saluran alat cerna seperti Typhus abdominalis, Para typhus, Cholera, Dysentri,

    Hepatitis, dan poliomyelitis

    d. Tinja mencemari air dan tanah merupakan vehicle dalam proses penularan penyakit

  • 7/22/2019 Prom Kes Bab 1 Dely

    7/12

    7

    e. Pencemaran terhadap air atau tanah oleh tinja akan mempengaruhi ekosistem air

    dan tanah, karena tinja merupakan bahan yang mengandung bahan organic tinggi

    yang diperlukan oleh bakteri saprofik

    f. Baik tidaknya pengelolaan tinja akan berpengaruh terhadap nilai budaya suatu

    masyarakat. Masyarakat dengan pembuangan tinja di sungai atau di tempat

    tempat terbuka lainnya merupakan cermin betapa masih rendahnya kesadaran dan

    pengetahuan mereka tentang nlai nilai estetika dan norma norma.

    6.2 Macam macam Tempat Pembuangan Tinja

    Teknologi pembuangan kotoran manusia untuk daerah pedesaan sudah tentu

    berbeda dengan teknologi jamban di daerah perkotaan. Tipe tipe jamban yang sesuai

    dengan teknologi pedesaan antara lain : (Soekidjo Notoatmodjo, 2011, hal 185-189)

    a. Jamban Cemplung, kakus (pit latrine)

    Jamban cemplung tidak boleh terlalu dalam karena jika terlalu dalam dapat

    mengotori air tanah dibawahnya. Dalamnya pit latrine berkisar antara 1,53 meter saja

    dan jarak dari sumber air minum sekurang kurangnya sejauh 15 meter.

    b. Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrine = VIP latrine)

    Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung. Bedanya lebih lengkap, yakni

    menggunakan ventilasi pipa.

    c. Jamban empang (fishpond latrine)

    Jamban ini dibangun di atas empang ikan. Sistem jamban ini disebut daur-ulang

    (recycling), yakni tinja dapat langsung dimakan ikan, ikan dimakan orang, dan

    selanjutnya orang mengeluarkan tinja yang akan dimakan, demikian seterusnya.

    d. Jamban pupuk (the compost privy)

    Jamban ini seperti jamban cemplung, hanya lebih dangkal galiannya. Disamping itu

    jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang dan sampah, daun-daunan.

    e. Septic tank

    Septic tank merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan. Septic tanksedimentasi yang kedap air, dimana tinja dan air buangan masuk dan mengalami

    dekomposisi. Dalam tangki ini tinja akan berada selama beberapa hari dan selama

    waktu tersebut tinja akan mengalami proses kimiawi dan proses biologis.

  • 7/22/2019 Prom Kes Bab 1 Dely

    8/12

    8

    6.3 Faktor faktor Yang mempengaruhi Pengetahuan

    Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam diri seseorang :

    (Notoatmodjo, 2007)

    a. Pendidikan

    Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

    kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

    b. Informasi/Media Massa

    Majunya tekologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat

    mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Informasi baru

    tentang suatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya

    pengetahuan terhadap hal tersebut sehingga dapat menghasilkan perubahan atau

    peningkatan pengetahuan.

    c. Sosial Budaya dan Ekonomi

    Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan masyarakat tanpa melalui penalaranyang

    dilakukannya sudah baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga akan

    menentukan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, jadi status

    sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang.

    d. Lingkungan

    Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik,

    biologis, maupun sosial yang berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan

    ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.

    e. Pengalaman

    Pengalaman sebagai sumber pengetahuan merupakan suatu cara untuk

    memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan

    yang diperoleh dalam memecahkan suatu masalah.

    f. Usia

    Semakin bertambah usia maka semakin berkembang pula pola berpikirnya, sehingga

    seseorang yang sudah tua mempunyai banyak informasi daripada yang masih mudadan semakin banyak hal yang dikerjakan maka dapat menambah pengetahuannya.

  • 7/22/2019 Prom Kes Bab 1 Dely

    9/12

    9

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Desa Maju Jaya Kecamatan Suka Lari Kota Batu memiliki jumlah penduduk sebanyak

    2000 jiwa, dengan prosentase sebanyak 65% masyarakatnya masih melakukan praktek

    buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat yang terbuka. Aktifitas seperti

    ini sudah dilakukan turun temurun dari masyarakat yang terdahulu. Hal ini dikarenakan

    masih kurangnya pengetahuan dan kepemilikan jamban keluarga di Desa Maju Jaya. Selain

    buang air besar di sungai masyarakat juga menggunakan air untuk mandi, gosok gigi dan

    mencuci piring. Hal ini diperparah juga dengan tidak adanya sarana MCK umum sehingga

    untuk masayarakat yang tidak memiliki jamban cenderung buang air besar di sungai dan

    semak-semak belakang rumah. Sedangkan jumlah kepemilikan jamban yang baik hanya

    sebesar 35%. Dengan jenis-jenis jamban yang dimiliki seperti jamban leher angsa, jamban

    plengsengan dan jamban cemplung.

    Hal ini juga diperkuat dengan beberapa faktor yang lain yaitu:

    1. Tidak adanya penyuluhan terkait hal sanitasi secara khusus yang dilakukan pemerintah

    untuk mengurangi tingginya prosentase masyarakat yang masih buang air besar

    sembarangan.

    2. Kondisi teknis atau geografis yang mudah dijangkau untuk menuju sungai, atau sawah

    dan kebun serta terbatasnya lahan untuk membuat jamban dan tangki septic, membuat

    masyarakat cenderung memilih buang air besar sembarangan.

    3. Perilaku masyarakat yang lebih suka buang air besar sembarangan di tempat terbuka

    dari pada di jamban dengan keadaan tertutup karena mereka beranggapan

    menggunakan jamban tertutup membuat dirinya mersa gerah.

    4. Kurangnya pengetahuan mayarakat akan keperluan sanitasi bagi dirinya yang membuat

    masyarakat buang air besar sembarangan, sehingga merka tidak mengetahui dampak

    apa yang disebabkan karena mereka buang air besar sembarangan.

    5. Rendahnya sikap dari masyarakat suka maju merupakan faktor penting dari tingginyapenduduk yang tidak memeiliki jamban, hal ini didasari dengan prosentase dari jumlah

    penduduk yang tidak buang air besar sembarangan.

    6. Tingkat ekonomi yang rendah membuat masyarakat untuk malas membuat jamban,

    karena mereka beranggaan biaya untuk membuat jamban sangat mahal

    7. Kurangnya penyediaan sarana air bersih, juga memicu masyarakat desa suka maju

    untuk buang air besar sembarangan. Kurangnya penyediaan air bersih disebabkan

    karena sebagian besar masyarkatnya tidak memiliki sumur sendiri, namun sebagian

    besar warga menggunkan sumur yang dibangun secara bersama-sama, sehinggakebanyakan masyarakat membuang tinjanya di sungai.

  • 7/22/2019 Prom Kes Bab 1 Dely

    10/12

    10

    Untuk mengatasi masalah di atas makan perlu adanya kegiatan promosi kesehatan agar

    masyarakatnya dapat berperilaku yang baik dan dapat mencegah terjadinya penularan

    penyakit seperti seperti diare, kecacingan, disentri dan kolera.

    3.1 Strategi Promosi Kesehatan Untuk Desa Suka Maju3.1.1 Melakukan advokasi dan sosialisasi ke tempat dimana yang memiliki perilaku

    buang air besar sembarangan. Kegiatan ini dilakukan secara maksimal dengan

    melakukan seminar/presentasi atau perkumpulan dengan mengudang beberapa

    semua penjabat tingkat kecamatan baik dinas kesehatan, puskesmas dan tokoh

    masyarakat mulai dari Camat, Kepala Desa, Kepala Polisi Sektor, Pemegang

    Program, Kepala Puskesmas, Kepala Dinas, Petugas Kesehatan yang ada di

    Puskesmas pembantu, Polindes (poliklinik desa). Dalam pertemuan tersebut

    diharapkan adanya tanya jawab antara tokoh masyarakat yang mewakilimasyarakat dengan petugas kesehatan tentang pelayanan kesehatan dan

    sekaligus mencari solusi permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat.

    Tujuan akhir dari pertemuan tersebut bersama-sama membuat kesepakatan

    antara pejabat kepala puskesmas dan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan

    tesebut. Selain itu juga perlu adanya media yang mendukung untuk

    mengiformasikan kepada masyarakat seperti spanduk, selebaran tentang PHBS

    agar pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik.

    3.1.2 Menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanitasi. Dengan

    melakukan pemberdayaan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan

    memanfaatkan perkumpulan masyarakat seperti paguyuban, wirid dan pengajian

    dari rumah ke rumah untuk membicarakan segala masalah BABS yang ada di

    masyarakat, kemudian melibatkan masyarakat sebagai kader dalam program

    PHBS juga merupakan langkah yang cukup efektif.

    3.1.3 Melakukan strategi bina suasana yang dilakukan oleh tokoh masyarakat/tokoh

    agama dalam memberikan contoh kepada masyarakat tentang pentingnya

    membuang air besar yang baik dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dengan

    adanya contoh dari tokoh agama/panutan dalam masyarakat membuat

    masyarakat tertarik untuk melakukan buang air besar yang baik dalam kehidupan

    sehari-hari. Disamping itu tokoh masyarakat yang menerapkan PHBS harus

    menyebarluaskan informasi kepada masyarakat lainnya yang masih belum

    mengetahui tentang manfaat yang didapat dari PHBS dalam rumah tangga.

    Sehingga dapat terbentuknya opini yang baik tentang pentingnya PHBS dalam

    rumah tangga. Selain itu tokoh masyarakat harus mampu merubah opini

    masyarakat yang tidak peduli menjadi peduli akan pentingnya PHBS dalam

  • 7/22/2019 Prom Kes Bab 1 Dely

    11/12

    11

    rumah tangga. Dengan PHBS tersebut akan terwujud status kesehatan

    masyarakat yang setinggi-tingginya sehingga masyarakat dapat menikmati hidup

    sehat dan bahagia. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kunjungan rutin ke

    rumah warga oleh petugas Puskesmas. Pengawasan atau monitoring dilakukan

    agar tercipta hubungan yang baik terhadap peningkatan PHBS.

    3.1.4 Untuk mengambil hati masyarakat maka perlunya sebuah inovasi, di lapangan

    tim STBM yang harus mempunyai inovasi yang baik agar pengembangan strategi

    dalam proses penyadaran warga untuk membuat jamban dan melakukan PHBS

    dapat berjalan lancar tanpa paksaan. Contoh inovasi atau terobosan yaitu

    melibatkan anak-anak dalam monitoring atau memberikan sebuah penghargaan

    kepada masyarakat yang sudah menerapkan BAB yang baik di dalam rumah

    tangganya. Hal ini juga dapat diperkuat dengan melakukan sosialisasi di sekolah

    agar anak-anak dapat menyampaikan tetang pentingnya BAB yang baik kepada

    orang tua masing-masing sehingga terbentuk kesadaran orang tua.

    3.1.5 Penguatan kebijakan pemerintah, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara

    Pemerintahan Kota memberikan penghargaan kepada desa yang sudah bebas

    dari buang air besar sembarangan. Perlu semacam peraturan daerah yang

    mengingat supaya tahun yang akan datang semua desa bisa menjadi ODF. Jika

    strategi tersebut bisa berjalan baik, secara otomatis menghapus anggapan

    bahwa bebas buang air besar secara sembarangan hanya sebatas mimpi.

    3.1.6 Melakukan kegiatan pemeliharaan dan membersihkan tempat-tempat umum

    seperti sungai yang masih terdapat tinja atau membersihkan tempat untuk yang

    biasanya digunakan warga untuk melakukan BABS. Serta adanya kegiatan

    penghijauan di sekitar sumber air agar terbentuk suasanya yang indah dan

    nyaman dan tidak menjadikan pencemaran.

  • 7/22/2019 Prom Kes Bab 1 Dely

    12/12

    12

    BAB IV

    PENUTUP

    KESIMPULAN :

    Dari hasil pembahasan disimpulkan bahwa Desa Maju Jaya Kecamatan Suka Lari

    Kota Batu memiliki jumlah penduduk sebanyak 2000 jiwa, dengan prosentase sebanyak

    65% masyarakatnya masih melakukan praktek buang air besar sembarangan sehingga

    menimbulkan angka kesakitan masyarakat akibat sanitasi di desa maju jaya tertinggi yaitu

    diare dengan 6.711 kasus. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan promosi kesehatan

    mengenai masyarakat yang suka buang air besar sembarangan.

    SARAN :

    1. Melakukan advokasi dan sosialisasi ke tempat dimana yang memiliki perilaku buang air

    besar sembarangan.

    2. Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam program PHBS.

    3. Tokoh masyarakat/tokoh agama dapat memberikan contoh kepada masyarakat tentang

    pentingnya membuang air besar yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

    4. Melakukan sebuah inovasi, di lapangan tim STBM yang harus mempunyai inovasi yang

    baik agar pengembangan strategi dalam proses penyadaran warga untuk membuat jamban dan melakukan PHBS dapat berjalan lancar tanpa paksaan.

    5. Perlu semacam peraturan daerah yang mengingat supaya tahun yang akan datang

    semua desa bisa menjadi ODF.

    6. Melakukan kegiatan pemeliharaan dan membersihkan tempat-tempat umum.

    7. Perlu adanya kegiatan penghijauan di sekitar sumber air agar terbentuk suasanya yang

    indah dan nyaman dan tidak menjadikan pencemaran.