PROGRAM TAYANGAN Televisi dan...

2
I(OMPAS PROGRAM TAYANGAN Televisi dan Cermin Wajah Seperti apakah gambaran kehidupan masyarakat kita dewasa inl? Lihatlah program-program yang ditayangkan di televisi. Itulah cermin kondisi kehidupan kita saat ini. Televisi memang bisa menjadi tempat yang paling gampang untuk.melihat kondisi masyarakat kita yang sesungguhnya. la telah menjadi cermin dari wajah-wajah kita di dalamnya. Oleh karena itu, ketika berbagai pihak menuding televisi sebagai penyebar nilai-nilai keburukan dan ketidakbaikan norma-norma, kita sebenarnya sedang menunjuk ke arah muka kita sendiri . Oleh DEDE MULKAN S ebagai sebuah industri krea- tif, saat ini televisi telanjur berada dalam iklim kompeti- si yang "kurang sehat". Industri ini tumbuh begitu pesat dengan nilai investasi yang besar sehingga me- lahirkan etos kerja: bagaimana agar modal cepat bisa dikembali- kan. Jumlah stasiun televisi yang melebihi kebutuhan masyarakat, terbatasnya sumber daya terampil pada industri televisi, dan adanya tekanan rating, mengakibatkan kesuksesan industri televisi tidak lagi didasarkan atas kerja profe- sional. Kehadiran program-program televisi di tengah ruang keluarga kita tidak bisa dilepaskan dari ke- hadiran kita sebagai penontonnya Televisi (broadcasters) sebagai se- buah industri di satu sisi, dan pe- nonton (audience) sebagai bagian yang menghidupi industri itu di si- si lain telah membentuk sebuah segitiga sama sisi, dengan pema- sang iklan (advertiser) di sisi lain. Ketiganya memiliki "kekuatan" yang sama dalam menghidupkan keberadaan media televisi sebagai sebuah lembaga industri kreatif. Tergantung penonton Jika kita mau mengambil pilih- an, mana di antara ketiga elemen itu yang paling menentukan "na- sib" sebuah stasiun televisi, posisi penonton menjadi kata kuncinya Pemasang iklan akan sangat ber- gantung kepada penonton dari se- buah program (acara). Begitujuga pengelola stasiun televisi akan memperlakukan penonton di atas segalanya Di sinilah barangkali konsep (teori) agenda setting mulai meng- ambil perannya Media massa akan selalu berpikir dan mernikir- kan seperti apa yang dipikirkan khalayak (masyarakat). Begitu ju- ga sebaliknya, apa yang selalu dipi- kirkan khalayak, itulah yang ke- mudian akan diangkat ke layar ka- ea, Oleh karena itu, "perdebatan" mengenai kekuatan mana yangpa- ling menonjol, antara "apa yang di- pikirkan khalayak tentang media" dan "apa yang dipikirkan media mengenai khalayak" sepertinya ti- dak akan pernah tuntas. Situasinya "mengalir" begitu sa- ja sampai-sampai kita tidak per- nah menyadari bahwa apa yang muncul di layar kaca dan menjadi santapan keseharian kita sebenar- nya merupakan cermin dari buda- ya dan karaktek kehidupan kita sendiri. Di sinilah diperlukan keje- lian pengelola media dalam meng- angkat tema-tema aktual yang ter- jadi dan berkembang di masyara- kat. Unsur proximity (kedekatan) telah menjadi daya tarik tersendiri Kliping Humas Unpad 2010

Transcript of PROGRAM TAYANGAN Televisi dan...

I(OMPAS

PROGRAM TAYANGAN

Televisi danCermin WajahSeperti apakah gambaran kehidupan masyarakat kitadewasa inl? Lihatlah program-program yang ditayangkandi televisi. Itulah cermin kondisi kehidupan kita saat ini.Televisi memang bisa menjadi tempat yang palinggampang untuk.melihat kondisi masyarakat kita yangsesungguhnya. la telah menjadi cermin dari wajah-wajahkita di dalamnya. Oleh karena itu, ketika berbagai pihakmenuding televisi sebagai penyebar nilai-nilai keburukandan ketidakbaikan norma-norma, kita sebenarnyasedang menunjuk ke arah muka kita sendiri .

• Oleh DEDE MULKAN

Sebagai sebuah industri krea-tif, saat ini televisi telanjurberada dalam iklim kompeti-

si yang "kurang sehat". Industri initumbuh begitu pesat dengan nilaiinvestasi yang besar sehingga me-lahirkan etos kerja: bagaimanaagar modal cepat bisa dikembali-kan. Jumlah stasiun televisi yangmelebihi kebutuhan masyarakat,terbatasnya sumber daya terampilpada industri televisi, dan adanyatekanan rating, mengakibatkankesuksesan industri televisi tidaklagi didasarkan atas kerja profe-sional.

Kehadiran program-programtelevisi di tengah ruang keluargakita tidak bisa dilepaskan dari ke-hadiran kita sebagai penontonnyaTelevisi (broadcasters) sebagai se-buah industri di satu sisi, dan pe-nonton (audience) sebagai bagianyang menghidupi industri itu di si-si lain telah membentuk sebuahsegitiga sama sisi, dengan pema-sang iklan (advertiser) di sisi lain.Ketiganya memiliki "kekuatan"yang sama dalam menghidupkankeberadaan media televisi sebagaisebuah lembaga industri kreatif.

Tergantung penontonJika kita mau mengambil pilih-

an, mana di antara ketiga elemenitu yang paling menentukan "na-sib" sebuah stasiun televisi, posisi

penonton menjadi kata kuncinyaPemasang iklan akan sangat ber-gantung kepada penonton dari se-buah program (acara). Begitujugapengelola stasiun televisi akanmemperlakukan penonton di atassegalanya

Di sinilah barangkali konsep(teori) agenda setting mulai meng-ambil perannya Media massaakan selalu berpikir dan mernikir-kan seperti apa yang dipikirkankhalayak (masyarakat). Begitu ju-ga sebaliknya, apa yang selalu dipi-kirkan khalayak, itulah yang ke-mudian akan diangkat ke layar ka-ea, Oleh karena itu, "perdebatan"mengenai kekuatan mana yangpa-ling menonjol, antara "apa yang di-pikirkan khalayak tentang media"dan "apa yang dipikirkan mediamengenai khalayak" sepertinya ti-dak akan pernah tuntas.

Situasinya "mengalir" begitu sa-ja sampai-sampai kita tidak per-nah menyadari bahwa apa yangmuncul di layar kaca dan menjadisantapan keseharian kita sebenar-nya merupakan cermin dari buda-ya dan karaktek kehidupan kitasendiri. Di sinilah diperlukan keje-lian pengelola media dalam meng-angkat tema-tema aktual yang ter-jadi dan berkembang di masyara-kat.

Unsur proximity (kedekatan)telah menjadi daya tarik tersendiri

Kliping Humas Unpad 2010

yang membuat penonton televisibetah berjam-jam berada di depanlayar kaea. Mengapa kita mau "di-hipnotis" begitu saja agar rela du-dukmanisdidepanpesawattelevi-si karena sebenarnya kita tengahmenyaksikan keberadaan kehi-dupan kita sendiri. Siapa yang ti-dak betah menyaksikan ra-gam sandiwaras kehi-dupan di mana kitaberperan sebagai pe-main di dalam-nya

masyarakat penonton sebagai pi-hak yang akan menikmati sebuahprogram di televisi memiliki posisiyang sangatpenting dan menentu-kan atas keberlangsungan sebuahprogram. Penonton memiliki posi-si tawar (bargainingposition) yangeukup menentukan terhadap ta-

yang . ti-daknya

Bagi industri televisi, tentu ti-dak mudah melahirkan sebuahprogram yang harus memiliki ke-dekatan dengan masyarakat pe-mirsanya agar ditonton oleh mere-ka. Ketika sudah ada "kesepakat-an" antara pemirsa dan pengelola,tentang program yang akan dita-yangkan, masih ada pihak lainyang juga harus diambil kesepa-hamannya, yakni pemasang iklan.Inilah nyawa sebuah programyang akan menghidupi tayangantelevisi. Lalu kepada siapa pema-sang iklan akan berpedoman keti-ka mereka akan mendukung se-buah program? Jawabannya kem-bali kepada pemirsa, masyarakatpenonton yang ada dalam karakte-ristik sasaran program.

Dengan demikian, sebenarnya

sebuah acara di televisi. Artinya,penonton pula yang memiliki po-sisi penting atas baik buruknyaprogram televisi kita. Jika tayang-an program televisi dikategorikanjelek, secara tidak langsung hal itudihasilkan dari sumbangan ma-syarakat pemirsanya.

Gerakan masyarakatSejarah kehadiran televisi diya-

kini sebagai penemuan teknologiyang telah mampu mengumpul-kan anggota keluarga di ruang ke-luarga. Oleh karena itu, sejak awal-nya televisi telah menjadi mimbardunia yang dikonsumsi keluarga.

Bagi kebanyakan keluarga, tarn-paknya menonton televisi meru-pakan kegiatan kolektif daripadakegiatan yang bersifat individual.

Sebuah survei yang pernah dilaku-kan menunjukkan bahwa tidaksampai satu dari sepuluh respon-den yang tidak pernah menontontelevisi bersama keluarga. Selebih-nya punya acara-aeara favorit yangselalu ditonton bersama anggotakeluarga. Artinya, pola menontontelevisi masyarakat kita dilakukansecara bersama-sama di tengah-tengah ruang keluarga. .

Oleh karena itu, jika dewasa iniprogram televisi sering mendapatkecaman dari berbagai pihak, se-benarnya keeaman itu lebih ditu-jukan kepada diri kita, anggota ke-luargakita, sebagai masyarakat pe-nontonnya.

Untuk menghasilkan programtelevisi yang baik, sepertinya me-mang harus diadakan semaeamgerakan bersama tentang penting-nya masyarakat menuntut prog-ram berkualitas dari pengelola te-levisi. Gugatan ini tidak hanya di-tujukan kepada pengelola prog-ram, tetapi juga harus ditujukankepada pemasang iklan.

Gugatan ini harus dimulai darilingkup yang paling keeil, yaknilingkungan anggota keluarga kitaCara yang paling mudah untuk"menggugat" program televisiyang tidak berkualitas adalah de-ngan tidak menonton program te-levisi seperti itu. Inilah bentukprotes kita kepada siapa pun pe-ngelola stasiun televisi yang tidakmemerhatikan kualitas programyang ditayangkan.

Bila gerakan ini telah mengakardan membudaya di masyarakat,lambat laun pengelola program si-aran akan lebih hati-hati dalammembuat sebuah program yangakan ditayangkan. Pemasang iklanjuga akan berhati-hati ketika akanmensponsori sebuah program.

Jika ini terjadi, tentu kendalikualitas program siaran televisi se-penuhnya berada di tangan masya-rakat. Mungkinkahhal ini terjadi?

DEDEMULKANDosendi

Jurusan Ilmu JurnalistikFakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Padjadjaran

r