PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU...
Transcript of PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU...
PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN KIMIA BERBASIS
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATERI KIMIA
UNSUR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi
Prasyarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh :
Asti Syakila
11140162000020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019/1441 H
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
v
ABSTRAK
Asti Syakila, “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Contextual
Teaching and Learning pada Materi Kimia Unsur”. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Buku suplemen adalah buku tambahan di luar buku pelajaran untuk membantu
siswa dalam memahami materi secara luas dan mendalam. Penggunaan buku
suplemen masih minim di sekolah, selain itu buku yang terdapat di sekolah masih
kurang dalam mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan buku suplemen kimia berbasis contextual
teaching and learning pada materi kimia unsur. Buku suplemen kimia berbasis
CTL ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi dan
kaitannya dengan kehidupan. Metodologi yang digunakan yaitu penelitian dan
pengembangan menggunakan model ADDIE (analyze, design, develop,
implement, dan evaluate) yang disederhanakan hanya sampai tahap implementasi.
Tahapan yang dilakukan yaitu tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan,
dan tahap implementasi. Hasil uji coba yang didapatkan dalam tahap
implementasi pada 4 aspek penilaian kelayakan buku yaitu, aspek materi 87,6%,
aspek bahasa 83,2%, aspek sajian 81,3% dan aspek kegrafisan 80,45%.
Kata Kunci : Buku Suplemen, Contextual Teaching and Learning,
Pengembangan Buku, Kimia Unsur
vi
ABSTRACT
Asti Syakila. “Development of Chemical Supplement Book Based on Contextual
Teaching and Learning in Elemental Chemistry’s Subject”. Thesis, Programme
of Study in Chemistry Education, Department of Natural Sciences Education,
Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta, 2019.
The Supplement Book is an additional book outside the textbook to help students
in understand the material broadly and deeply. The use of supplement book in
school is not still optimal, beside that the use of books in school were still lacking
to link the subject with daily life. The object of this research is to develop a
chemical supplement book based on contextual teaching and learning in
elemental chemistry’s subject. A chemical supplement book based on CTL is
expected to help students understanding in chemical subject and its relation to
daily life. The methodology used in this research is research and development
according to ADDIE (analyze, design, develop, implement, and evaluate) which is
simplifed into implement’s step. The research steps were analyze, design, develop,
and implement. The result obtained after the trial 4 aspects of the assessment in
the test of worthiness book were material aspects 87,6%, language aspects 83,2%,
persentation aspect 81,3%, and graphic aspects 80,45%.
Keywords : Contextual Teaching and Learning, Development of book,
Elemental Chemistry, Suplement Book
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrohim
Alhamdulillahirabil’alamin, Puji Syukur Kehadirat Allah Subhanahuu Wa
Ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul
“Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Contextual Teaching and
Learning pada Materi Kimia Unsur”. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam beserta keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dengan ikhlas, dan rendah hati penulis menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Dr. Sururin M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Burhanuddin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
beberapa Madrasah Aliyah Kota Tangerang Selatan.
3. Munasprianto Ramli, Ph.D, selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, memberikan ilmu, bimbingan, motivasi, dan semangat
serta saran kepada penulis dengan penuh kesabaran dan penuh keikhlasan
dalam penyusunan skripsi ini hingga akhir.
4. Dewi Murniati, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktu, memberikan ilmu, bimbingan, motivasi, dan semangat serta saran
kepada penulis dengan penuh kesabaran dan penuh keikhlasan dalam
penyusunan skripsi ini hingga akhir.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, Khususnya dosen Program Studi
Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama menjadi mahasiswa di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
6. Orang Tua tercinta yaitu Bapak Asmadi dan Neneng Hermawati yang selalu
memberikan kasih sayang, doa, bimbingan, dan motivasi dalam penyusunan
skripsi ini juga dukungan baik moril atau pun materil.
7. Adik Tersayang yaitu Dika Hermawan dan Kayyasah Adzra yang selalu
memberikan doa, dukungan, dan motivasi serta menjadi penyemangat penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
8. Ibu Mela selaku Guru Kimia di SMAN 5 Tangerang selatan dan 2 siswanya
yang telah bersedia menjadi narasumber penulis dalam pembuatan skripsi.
9. Nanda Saridewi, M.Si; Dedi Irwandi, M.Si; Dr. Baiq Hana Susanti, M.Sc;
dan Munasprianto Ramli, Ph.D yang bersedia menjadi validator dalam
pembuatan buku suplemen.
10. Keluarga besar Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa kepada penulis
agar sukses dan sehat selalu.
11. Teman – teman seperjuangan di Pendidikan Kimia 2014 yang saling
memberikan motivasi selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi
12. Nahaary, Suci, Devita dan Auliya yang telah sabar dan ikhlas menjadi teman
seperjuangan selama 5 tahun.
13. Teman – teman bimbingan skripsi Pak Munas dan Bu Dewi yang sudah
berbagi waktu, kesabaran, semangat, dan motivasi dalam menyelesaikan
skripsi.
14. Teman – teman seperjuangan PPKT yang sampai saat ini masih saling
memotivasi dalam pengerjaan skripsi.
15. Teman – teman akhwat squad yaitu Riesya, Ismi dan Firdha yang selalu
memberikan do‟a, dukungan dan motivasi dalam pembuatan skripsi.
16. Keluarga besar SMA C2 baik itu Kepala sekolah, guru, karyawan, siswa/i
yang telah memberikan do‟a dan motivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
17. Mahasiswa pendidikan kimia tahun 2018 yang telah bersedia menjadi
responden dalam penelitian skripsi
18. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu –
persatu.
ix
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan, kritik,
dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi banyak pihak yang menggunakannya.
Wassalamu’alaikum Wr, Wb.
Jakarta, 13 September 2019
Asti Syakila
NIM. 11140162000020
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........ Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Batasan Masalah........................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ............................... 6
A. Kajian Teori ................................................................................................. 6
1. Bahan Ajar ................................................................................................... 6
a. Pengertian Bahan Ajar.............................................................................. 6
b. Sekuens Bahan Ajar ................................................................................. 7
2. Buku Suplemen ............................................................................................ 8
a. Karakteristik Buku Suplemen .................................................................. 8
b. Komponen Buku Suplemen .................................................................. 10
3. Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual (CTL)..................................... 10
a. Filosofi CTL ........................................................................................... 10
b. Pengertian CTL ...................................................................................... 12
c. Karakteristik CTL................................................................................... 13
d. Pengaitan CTL terhadap mata pelajaran ................................................ 14
xi
4. Materi Kimia Unsur ................................................................................... 15
a. Unsur Golongan Utama .......................................................................... 15
b. Unsur Transisi Periode 4 ........................................................................ 17
5. Metode Penelitian dan Pengembangan ...................................................... 18
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 19
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 23
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 23
B. Metode Penelitian....................................................................................... 23
C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 23
D. Desain Penelitian ........................................................................................ 24
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 27
F. Instrumen Penelitian................................................................................... 27
G. Teknik Pengolahan Data ............................................................................ 32
H. Jenis Data ................................................................................................... 34
I. Teknik Analisis Data .................................................................................. 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 35
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 35
1. Tahap Analisis ........................................................................................ 35
2. Tahap Desain .......................................................................................... 44
3. Tahap Pengembangan ............................................................................. 45
4. Tahap Implementasi ............................................................................... 52
B. Pembahasan ................................................................................................ 57
1. Tahap Analisis ........................................................................................... 57
2. Tahap Desain ............................................................................................. 62
3. Tahap Pengembangan ................................................................................ 62
4. Tahap Implementasi ................................................................................... 70
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 75
A. Kesimpulan ................................................................................................... 75
B. Saran ............................................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Buku Teks dan Buku Nonteks ............................................... 9
Tabel 3.1 Kompetensi Dasar ................................................................................. 24
Tabel 3.2 Indikator Wawancara ............................................................................ 28
Tabel 3.3 Lembar Analisis Buku Teks .................................................................. 28
Tabel 3.4 Lembar Validasi Ahli Materi ................................................................ 28
Tabel 3.5 Lembar Validasi Ahli Media................................................................. 30
Tabel 3.6 Kisi-kisi Anget Respon Uji Coba Buku Suplemen ............................... 31
Tabel 3.7 Skala Lembar Validasi Ahli Materi ...................................................... 33
Tabel 3.8 Skala Lembar Validasi Ahli Media ....................................................... 33
Tabel 3.9 Skala Likert ........................................................................................... 33
Tabel 3.10 Interval Penilaian Buku Suplemen ...................................................... 34
Tabel 4.1 Hasil Wawancara Siswa ........................................................................ 38
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Guru ......................................................................... 40
Tabel 4.3 Hasil Analisis Buku Teks Kimia ........................................................... 41
Tabel 4.4 Rancangan Buku Supelemen berbasis CTL .......................................... 44
Tabel 4.5 Revisi Buku Suplemen .......................................................................... 50
Tabel 4.6 Hasil Validasi Ahli Materi .................................................................... 51
Tabel 4.7 Hasil Validasi Ahli Media..................................................................... 52
Tabel 4.8 Hasil Uji Coba Buku Suplemen ............................................................ 53
Tabel 4.9 Hasil Respon Uji Coba Buku Suplemen Kimia Berbasis CTL ............. 56
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 22
Gambar 3.1 Alur Penelitian................................................................................... 26
Gambar 4.1Sampul Buku Suplemen Kimia berbasis CTL ................................... 46
Gambar 4.2 Indentitas Buku Suplemen Kimia berbasis CTL ............................... 46
Gambar 4.3 Kata Pengantar dan Daftar Isi pada Buku Suplemen Kimia berbasis
CTL ....................................................................................................................... 47
Gambar 4.4 Bagian Isi Buku Suplemen Kimia berbasis CTL .............................. 48
Gambar 4.5 Bagian Isi Buku Suplemen Kimia berbasis CTL .............................. 48
Gambar 4.6 Bagian Isi Buku Suplemen Kimia berbasis CTL .............................. 48
Gambar 4.7 Daftar Pustaka dan Sumber Gambar pada Buku Suplemen Kimia
berbasis CTL ......................................................................................................... 49
Gambar 4.8 Biodata Penulis Buku Suplemen Kimia berbasis CTL ..................... 50
Gambar 4.9 Grafik Penilaian Aspek Materi .......................................................... 54
Gambar 4.10 Grafik Penilaian Aspek Bahasa ....................................................... 54
Gambar 4.11 Grafik Penilaian Aspek Sajian ........................................................ 55
Gambar 4.12 Grafik Penilaian Aspek Kegrafisan ................................................. 55
Gambar 4.13 Gambar sebelum revisi (a) dan gambar setelah revisi (b) ............... 65
Gambar 4.14 Materi sebelum revisi (a) dan materi setelah revisi (b) ................... 66
Gambar 4.15 Materi sebelum revisi (a) dan materi setelah revisi (b) ................... 67
Gambar 4.16 Materi sebelum revisi (a) dan materi setelah revisi (b) ................... 68
Gambar 4.17 Materi sebelum revisi (a) dan materi setelah revisi (b) ................... 69
Gambar 4.18 Margin sebelum revisi (a) dan margin setelah revisi (b) ................. 70
Gambar 4.19 Gambar sebelum revisi (a) dan gambar setelah revisi (b) ............... 73
Gambar 4.20 Gambar sebelum revisi (a) dan gambar setelah revisi (b) ............... 74
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skrip Wawancara Siswa ................................................................... 82
Lampiran 2 Skrip Wawancara Guru ..................................................................... 85
Lampiran 3 Validasi Ahli Materi .......................................................................... 86
Lampiran 4 Validasi Ahli Media........................................................................... 97
Lampiran 5 Data Respon Siswa ............................................................................ 97
Lampiran 6 Rancangan Buku Suplemen Kimia berbasis CTL ........................... 102
Lampiran 7 Daftar Revisi Buku Suplemen Kimia berbasis CTL ....................... 109
Lampiran 8 Lembar Uji Referensi ...................................................................... 115
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini telah mengatur tujuan
pendidikan nasional yang tertuang dalam UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 3
yang berisi agar peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Oleh sebab itu untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, pemerintah
mewajibkan anak untuk mendapatkan pendidikan selama 12 tahun. Pendidikan
wajib yang harus ditempuh anak di Indonesia ada 3 jenjang yaitu jenjang
Sekolah Dasar yang ditempuh selama 6 tahun, jenjang Sekolah Menengah
Pertama selama 3 tahun, dan jenjang Sekolah Menengah Atas selama 3 tahun.
Setiap anak yang menempuh pendidikan akan mengikuti Ujian tingkat
Nasional atau UN sebagai tahap akhir dari setiap jenjang sekolah. Pada setiap
jenjang mempunyai muatan mata pelajaran yang berbeda untuk diujikan dalam
UN. Pada jenjang SD muatan ujian mata pelajaran yaitu matematika, bahasa
indonesia dan IPA. Begitu pula pada jenjang SMP muatan mata pelajaran yang
diujikan yaitu matematika, bahasa indonesia, IPA ditambah dengan mata
pelajaran bahasa inggris. Pada jenjang SMA yang membedakan muatan ujian
pada jenjang SMP yaitu adanya penambahan mata pelajaran IPA atau IPS yang
dibagi menjadi 3 konsentrasi. Pada jurusan IPA terdapat kimia, fisika dan
biologi, sedangkan pada jurusan IPS terdapat ekonomi, geografi dan sosiologi.
Muatan ujian pada jenjang SMA menjadi 6 mata pelajaran yaitu pada jurusan
IPA matematika, bahasa indonesia, bahasa inggris, kimia, fisika dan biologi,
sedangkan jurusan IPS matematika, bahasa indonesia, bahasa inggris, geografi,
ekonomi dan sosiologi (BSNP, 2018).
Pada tahun 2018 pemerintah mengeluarkan kebijakan baru untuk siswa
SMA dalam mengikuti UN. Siswa SMA tidak perlu memngikuti ujian semua
2
mata pelajaran IPA ataupun IPS, melainkan memilih salah satu mata pelajaran
IPA atau IPS yang diminati. Berdasarkan data siswa pada jurusan IPA di SMA
X Tangerang selatan ternyata lebih banyak siswa memilih mata pelajaran fisika
dan biologi dibandingkan dengan kimia. Fakta tersebut membuktikan kimia
kurang diminati oleh siswa SMA. Minat siswa sangat berpengaruh besar dalam
proses pembelajaran, jika siswa tidak minat dengan kimia berarti siswa kurang
tertarik dengan mata pelajaran kimia (Haryati, 2015).
Kurangnya minat siswa pada kimia ada banyak faktor salah satunya
materi kimia dianggap sulit untuk dipahami dan tidak menarik untuk dipelajari.
Hal ini karena pada materi kimia sebagian besar bersifat abstrak, saling
berhubungan antara materi satu dengan lainnya, lalu ilmu kimia mengkaji
materi yang luas, bukan sekedar memecahkan soal, tetapi mempelajari fakta,
teori, istilah-istilah, dan lain sebagainya (Yakina, Kurniati & Fadhilah, 2017).
Kurangnya minat itulah yang membuat siswa sulit memahami materi kimia.
Pada dasarnya materi kimia sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari yang
dapat membuat siswa tertarik untuk mempelajari dan dapat memahami materi
dengan baik. Pada proses pembelajaran kurangnya pengaitan materi kimia
dalam kehidupan sehari-hari membuat siswa merasa materi kimia sulit untuk
dipahami (Yunisfu, 2014).
Pada proses pembelajaran ada beberapa metode yang dapat digunakan
agar siswa dapat mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-
hari, salah satu metode yang dapat digunakan yaitu pembelajaran dan
pengajaran kontekstual atau contextual teaching and learning. CTL ini adalah
salah satu cara untuk mengaitkan materi yang dipelajari dan hubungan dengan
kehidupan sehari-hari (Berns & Erickson, 2001). Selain itu, pembelajaran dan
pengajaran kontekstual merupakan cara untuk memperkenalkan konten kimia
menggunakan berbagai teknik pembelajaran aktif dan untuk membangun
pengetahuan baru yang dapat membantu siswa dalam belajar (Hudson &
Whisler, 2007). Pembelajaran dan pengajaran kontekstual membuat siswa
terlibat dalam kegiatan belajar dan siswa dapat memahami materi yang sedang
dipelajari sehingga tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai (Davtyan, 2014).
3
Sebagian besar materi kimia dapat berhubungan langsung dengan
kehidupan sehari-hari, sebagai contoh materi kimia unsur. Pada hakikatnya
materi kimia unsur ini mudah dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari, karena
hampir semua yang ada di alam tersusun oleh unsur-unsur kimia. Materi kimia
dapat lebih mudah dipahami jika dilakukan pembelajaran dan pengajaran
kontekstual (Yunisfu 2014). Hal ini karena pembelajaran dan pengajaran
kontekstual bukan hanya mempelajari konten tetapi mempelajari konteks,
sehingga pembelajaran menjadi bermakna (Johnson, 2009).
Materi kimia unsur adalah materi kimia kelas 12 tingkat sekolah
menengah atas pada jurusan ilmu pengetahuan alam atau IPA. Berdasarkan
hasil analisis buku teks kimia saat ini, pada materi kimia unsur hanya beberapa
unsur yang disertakan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian unsur hanya di jelaskan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari secara
umum, seperti unsur magnesium digunakan pada kembang api dan reduktor.
Pada penjelasan tersebut, tidak dijelaskan secara mendalam konteks tersebut
berfungsi untuk apa dalam kembang api. Selain itu, materi kelimpahan unsur
dituliskan secara umum dan tidak dijelaskan kegunaan unsur tersebut sebagai
penyusun dari bumi.
Pada buku terdapat sedikit materi kontekstual yang dijelaskan dengan
gambar. Ada beberapa konsep kontekstual yang tidak disertai gambar,
sehingga konsep kontekstual belum tersampaikan dengan maksimal, sebagai
contoh unsur fosfor terdapat pada korek api. Pada buku pembaca hanya sebatas
mengetahui kegunaan konteks secara umum, tetapi tidak mengetahui unsur
fosfor yang dimaksud berada dimana pada korek api. Fungsi gambar dapat
mendukung dan membuat siswa tertarik dalam membaca buku dan memahami
materi yang disampaikan. Hakikatnya gambar digunakan sebagai alat penuntun
dan penarik perhatian kepada informasi penting yang ingin disampaikan
(Arsyad, 2011).
Buku dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang berperan untuk
membuat siswa dalam memahami dan manarik perhatian siswa. Sumber belajar
atau dalam hal ini buku akan menjadi bermakna bagi siswa apabila sumber
4
belajar dibuat dengan memanfaatkan lingkungan alam sekitar, benda, dan
orang (Majid, 2008). Buku atau bahan ajar sangat berperan penting dalam
proses pembelajaran. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
bahan ajar adalah sejauh mana materi dalam bahan ajar dapat diterima,
dimengerti dan dipahami oleh siswa. Bahan ajar yang benar yaitu
memperhatikan aspek softskill dan mengarahkan siswa bukan hanya menguasai
materi tetapi dapat memahami materi dengan baik dan dapat menghubungkam
materi pembelajaran dengan wawasan lingkungan siswa (Rizqiana, Widodo, &
Supardi, 2017).
Berdasarkan uraian di atas dibutuhkan buku tambahan pada materi kimia
unsur yang dapat mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Oleh sebab
itu perlu adanya inovasi dalam pembuatan bahan ajar yang dapat membantu
siswa dalam memahami materi kimia, sehingga peneliti mengambil judul
“Pengembangan Buku Suplemen Kimia berbasis Contextual Teaching and
Learning pada Materi Kimia Unsur”.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan
pada penelitian ini yaitu:
1. Pelajaran kimia yang kurang diminati siswa karena dianggap sulit untuk
dipahami
2. Buku yang ada masih sedikit yang mengaitkan materi kimia unsur dalam
kehidupan sehari-hari disertai dengan gambar yang mendukung.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan tidak meluas dan terarah, maka peneliti
membatasi permasalahan yaitu, Pengembangan buku suplemen kimia berbasis
CTL pada Materi Kimia Unsur menggunakan metode pengembangan model
ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, and Evaluation)
yang dikembangkan oleh Robert Branch, tahapan pengembangan dibatasi
hanya sampai tahap Implementation.
5
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana pengembangan
buku suplemen kimia berbasis Contextual Teaching and Learning pada materi
kimia unsur ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk menghasilkan buku suplemen
kimia berbasis CTL pada materi kimia unsur.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukan penelitian ini yaitu:
1. Bagi siswa
Siswa dapat memahami konsep berdasarkan konteks sehingga menjadi
pembelajaran bermakna.
2. Bagi Guru
Sebagai tambahan bahan ajar untuk mengajarakan materi kimia Unsur yang
berbasis CTL
3. Bagi Peneliti
Mengetahui bagaimana mengembangkan Buku Suplemen Kimia berbasis
CTL pada Materi Kimia Unsur.
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah bahan yang dapat digunakan dalam membantu
guru pada pelaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan tersebut bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan penggunaan
bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi
atau kompetensi dasar secara runut dan sistematis sehingga mampu
menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar
berperan sebagai informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktor
dalam perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Majid,
2018).
Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara
sistematis sehingga tercapai lingkungan yang dapat memungkinkan siswa
belajar dengan baik. Bentuk bahan ajar dikelompokkan menjadi empat
yaitu bahan ajar cetak (printed) antara lain buku handout,, modul, lembar
kerja siswa dan lain sebagainya; bahan ajar dengar (audio) seperti kaset,
radio, piringan hitam, dan compact disk audio; Bahan ajar pandang
dengar (audio visual) seperti video, compact disk, film; bahan ajar
interaktif (interactive teaching material) seperti compact disk interaktif
(Majid, 2008).
Bahan ajar cetak dapat disajikan dalam berbagai macam bentuk.
Bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan jika disusun secara
baik diantaranya:
Bahan ajar dalam bentuk cetak yang biasanya menampilkan daftar isi,
sehingga memudahkan guru untuk menunjukkan kepada peserta didik
bagian mana yang sedang dipelajari.
7
Biaya dalam pengadaannya relatif sedikit,
Bahan ajar tertulis cepat digunakan dan dapat dengan mudah dipindah-
pindahkan.
Memberikan kemudahan secara luas dan kreativitas untuk individu.
Bahan tertulis relatif lebih ringan dan dapat dibaca dimana saja.
Bahan ajar yang baik dapat memotivasi pembacanya untuk melakukan
aktivitas, seperti menandai, mecatat, membuat sketsa.
Bahan tertulis dapat dinikmati oleh pembaca sebagai sebuah dokumen
yang bernilai besar.
Pembaca dapat mengatur tempo secara individu (Majid, 2008).
b. Sekuens Bahan Ajar
Bahan ajar yang diberikan pada peserta didik perlu disesuaikan
dengan tingkat perkembangan peserta didik. Hal ini dilakukan dengan
pengemasan pada penyajian (package) dengan menarik supaya dapat
membangun minat (interest building) dan membangun motivasi
(motivation building) peserta didik dalam belajar. Adapun penyusunan
penyajian bahan ajar dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Sekuens kronologis, penyusunan bahan ajar bagi siswa bedasar
urutan waktu, seperti peristiwa sejarah, perkembangan historis suatu
institusi, atau kronologis penemuan ilmiah.
2. Sekuens kasual, penyusunan bahan ajar di mana siswa dihadapkan
untuk mempelajari sesuatu sebab (casual) sehingga menemukan
sesuatu akibat.
3. Sekuens struktural, bahan ajar disusun/disajikan berdasarkan struktur
keilmuan, misalnya belajar angka 1-10, selanjutnya tambah, kurang,
kali, bagi, dan seterusnya.
4. Sekuens logis, bahan ajar disusun dari bagian menuju keseluruhan;
dari nyata ke abstrak; atau dari sederhana menuju kompleks.
5. Sekuens psikologis, bahan ajar disusun dari keseluruhan ke bagian,
atau dari kompleks ke sederhana.
8
6. Sekuens spiral, bahan ajar dipusatkan pada topik atau pokok bahasan
tertentu (populer dan sederhana), kemudian diperluas, diperdalam
dan kompleks.
7. Rangkaian ke belakang (backward chaining), belajar dimulai dari
langkah terakhir dan mundur ke belakang.
8. Sekuens berdasarkan hierarki belajar dengan prosedur, di antaranya:
a. tujuan khusus dalam pembelajaran analisis;
b. kemudian dicari suatu hierarki urutan bahan ajar untuk mencapai
tujuan;
c. hierarki tersebut dapat menggambarkan urutan perilaku apa yang
mula-mula harus dikuasai siswa sampai dengan urutan perilaku
terakhir (Hanafiah & Cucu, 2009).
2. Buku Suplemen
Buku suplemen atau buku tambahan berfungsi sebagai bacaan
pengayaan bagi siswa. Pembuatan buku suplemen dipergunakan sebagai
pendamping buku teks utama (Kurniasari, Rusilowati, & Subekti, 2012).
Buku suplemen dibutuhkan untuk menambah pengetahuan dan kreativitas
peserta didik. Pada proses pembelajaran membutuhkan banyak sumber agar
pengetahuan peserta didik berkembang, tidak hanya aspek pengetahuan tapi
juga aplikasi dan penerapannya dalam aspek keterampilan (Rizki, Irwandi,
& Bahriah, 2016). Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 pasal
1 ayat 5 mengatakan buku pengayaan adalah buku yang memuat materi
yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah, dan
perguruan tinggi.
a. Karakteristik Buku Suplemen
Buku suplemen termasuk ke dalam buku nonteks pelajaran. Adapun
ciri-ciri buku nonteks pelajaran yang dijadikan sebagai ketentuan adalah
sebagai berikut.
1) Buku nonteks pelajaran bukan merupakan buku pegangan pokok bagi
peserta didik atau pendidik dalam mengikuti/menyampaikan mata
9
pelajaran tertentu.
2) Bagian isi buku tidak dilengkapi dengan instrumen evaluasi dalam
bentuk pertanyaan, tes, ulangan, LKS, atau lainnya.
3) Buku tidak disajikan secara serial berdasarkan tingkat kelas dan/atau
semester.
4) Isi buku terkait dengan sebagian lingkup materi dan tingkat
kompetensi standar isi, baik secara langsung maupun tidak.
5) Khusus untuk panduan pendidik materi/isi buku harus terkait dengan
Standar Kompetensi Pendidik.
6) Isi buku cocok untuk dijadikan sebagai, bahan pengayaan, atau
referensi (rujukan), atau panduan pendidik, atau spesifikasi lain
(Puskurbuk, 2014).
Adapun karakteristik perbedaan antara buku teks dengan buku
nonteks yaitu.
Tabel 2.1 Perbedaan Buku Teks dan Buku Nonteks
No Karakteristik Buku Teks Buku Nonteks
1. Target Terdiri dari materi
yang dipahami siswa
dalam satuan
pendidikan
Menambah wawasan
siswa dan guru
dalam satuan
pendidikan
2. Kegunaan dalam
satuan pendidikan
Sumber utama Bukan sumber
utama, hanya
sebagai pelengkap
3. Kedudukan dalam
satuan pendidikan
Wajib Sebagai pendukung
sumber utama
4. Kegunaan sebagai
alat pendukung
Tinggi Tidak tinggi
5. Keterangan
Penulisan
Berkaitan dengan
Kurikulum
Tidak terkait dengan
kurikulum (mata
pelajaran sains,
kebutuhan hidup,
perencanaan atau
perkembangan
zaman, pengalaman
hidup)
10
6. Anatomi buku Berisi materi
Pelajaran lengkap
-
(Puskurbuk, 2014)
b. Komponen Buku Suplemen
Buku-buku yang sudah memenuhi ketentuan dasar dan ciri-ciri buku
nonteks pelajaran dilanjutkan pada pemeriksaan pemenuhan persyaratan
komponen dasar struktur buku. Buku harus memenuhi komponen dasar
atau bagian-bagian buku sebagai berikut.
1) Bagian Awal
Pada bagian ini terdapat struktur dasar buku yang harus terdapat
dalam buku yaitu, judul buku yang menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, kecuali seluruh isi buku tersebut merupakan
buku nonteks pelajaran yang boleh menggunkan selain bahasa
Indonesia. Selain itu terdapat halaman Hak Cipta (copyrights), kata
pengantar atau prakata, dan terdapat daftar isi buku.
2) Bagian Materi atau Isi
Pada bagian ini terdapat uraian materi atau isi buku yang
memenuhi ketentuan dasar jumlah halaman.
3) Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini, daftar pustaka yang wajib ada , kecuali
buku fiksi, dan untuk atlas diharuskan menggunakan indeks. Selain
itu, pada bagian akhir dilengkapi pula dengan glosarium dan lampiran
sesuai dengan kebutuhan (Puskurbuk, 2014).
3. Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual (CTL)
a. Filosofi CTL
CTL dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang digagas oleh
Mark Baldwin dan dikembangkan oleh Jean Piaget. Menurut filsafat
konstruktivisme, proses belajar merupakan proses mengkosntrusksi
pengetahuan melalui pengalaman, bukan hanya sekedar menghafal. Pada
pembelajaran kontekstual, pengetahuan akan bermakna jika dibangun
11
sendiri oleh siswa. Oleh sebab itu, pembelajaran kontekstual ini dapat
membentuk struktur kognitif pada anak (Sanjaya, 2016).
CTL berakar pada sebuah pandangan baru mengenai penemuan
terbaru dalam ilmu pengetahuan modern mengenai otak, dan prinsip-
prinsip dasar tertentu yang membantu semua sistem kehidupan dan
keseluruhan alam semesta; menjadi dasar bagi pembelajaran dan
pengajaran kontekstual. Penemuan ilmiah terbaru saat ini memberi tahu
kita bahwa justru hubungan antara bagian-bagian tersebutlah yaitu
konteks yang memberikan makna (Johnson, 2009).
Ahli fisika teoritis dan kosmolog matematikal, Brian Swimme
beserta temannya, Thomas Berry, menekankan pola hubungan ini dengan
mengatakan, “Ada berarti berhubungan karena hubungan adalah inti dari
keberadaan. Setiap partikel di alam semesta terhubung dengan partikel
lain di dalam semesta. Tidak satu benda pun berdiri sendiri tanpa adanya
yang lain”. Ahli biologi bernama Lynn Margilus dan Dorion Sagan
memperkuat pola hubungan tersebut. Meraka menjelaskan bahwa segala
sesuatu yang ada di bumi merupakan bagian dari sebuah pola hubungan.
Alam adalah kesaling-bergantungan; alam terbentuk berasal dari banyak
pola hubungan. Oleh sebab itu, kata konteks dipahami sebagai pola
hubungan-hubungan yang ada di dalam lingkungan seseorang secara
langsung (Johnson, 2009).
CTL dipengaruhi oleh pandangan abad ke-20, sebagai sebuah
sistem mengajar yang didasarkan pada gagasan bahwa makna akan
muncul dari hubungan antara isi dan konteksnya. Konteks akan
memberikan makna pada isi. Jika semakin banyak keterkaitan yang
ditemukan oleh siswa dalam suatu konteks yang luas, maka semakin
bermaknalah isinya bagi siswa. Sama halnya jika semakin banyak makna
yang mereka dapatkan, maka siswa akan mengerti makna dari
pengetahuan dan keterampilan yang menuntun mereka pada penguasaan
keterampilan dan pengetahuan (Johnson, 2009).
12
b. Pengertian CTL
CTL ialah sebuah sistem yang dapat merangsang otak dalam
menyusun pola-pola yang dapat mewujudkan makna. CTL adalah sistem
pengajaran yang cocok dengan otak yang akan menghasilkan makna
dengan menghubungkan pelajaran dengan konteks dalam kehidupan
sehari-hari siswa. CTL berhasil karena membuat siswa bertindak dengan
cara alamiah. Cara alamiah itu sesuai dengan kegunaan otak, psikologi
dasar manusia, dan tiga prinsip alam semesta yang ditemukan para
fisikawan dan ahli biologi modern (Johnson, 2009).
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan
antara materi yang akan diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik
dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan pengaplikasiannya dalam kehidupan mereka sehari-
hari. CTL menekankan pada berpikir tingkat lebih tinggi, transfer
pengetahuan lintas disiplin, serta pengumpulan, penganalisisan dan
pensitesisan informasi dan data dari berbagai pandangan dan sumber.
Berikut enam unsur kunci CTL yaitu.
1) Pembelajaran bermakna yaitu pemahaman, relevansi dan penghargaan
pribadi siswa bahwa ia berpengaruh terhadap konten yang harus
dipelajari. Pembelajaran dipresepsi relevan dengan hidup mereka;
2) Penerapan pengetahuan yaitu kemampuan siswa untuk melihat
bagaimana materi yang diterapkan dalam susunan lain dan fungsi-
fungsi pada masa sekarang dan yang akan datang;
3) Berpikir tingkat tinggi yaitu siswa dilatih dalam berpikir kritis dan
kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu, atau
memecahkan suatu masalah;
4) Kurikulum dikembangkan berdasarkan standar merupakan konten
pengajaran berhubungan dengan suatu rentang dan beragam standar
lokal, negara bagian, nasional, asosiasi, dan/atau industri;
13
5) Responsif terhadap budaya yaitu sebagai pendidik harus memahami dan
menghormati nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan
siswa, sesama rekan pendidik dan masyarakat tempat mereka mendidik;
6) Penilaian autentik yaitu penggunaan berbagai macam strategi penilaian
yang secara valid mencerminkan hasil belajar yang diharapkan dari
siswa. Strategi-strategi ini dapat meliputi penilaian atas proyek dan
kegiatan siswa, penggunaan portofolio, rubrik, check list, dan panduan
pengamatan yang dapat memberikan peluang kepada siswa turut aktif
dan berperan serta dalam menilai pembelajaran mereka sendiri (Trianto,
2009).
c. Karakteristik CTL
Proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Activiting knowledge atau proses pengaktifan pengetahuan yang sudah
ada artinya pengetahuan yang akan dipelajari siswa tidak terlepas dari
pengetahuan yang sudah ia dipelajari, dengan demikian pengetahuan
yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang
memiliki keterkaitan satu sama lain.
2) Acquiring knowledge atau belajar dalam rangka memperoleh dan
menambah pengetahuan baru. Pengetahuan baru diperoleh dengan
cara deduktif yang artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari
secara umum atau keseluruhan, kemudian memerhatikan secara
khusus atau detailnya.
3) Understandig knowledge atau pemahaman pengetahuan artinya
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihapalkan tetapi untuk
diyakini dan dipahami, misalnya dengan cara meminta tanggapan
tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan
tersebut barulah pengetahuan itu dapat dikembangkan.
4) Applying knowledge atau penerapan pengetahuan dan pengalaman
tersebut artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya
14
harus dapat diterapkan dalam kehidupan siswa, sehingga muncul
perubahan perilaku siswa.
5) Reflecting knowledge atau melakukan refleksi terhadap strategi
pengembangan pengetahuan. Hal tersebut dilakukan sebagai umpan
balik dalam proses perbaikan dan penyempurnaan strategi
pengembangan pengetahuan (Sanjaya, 2016).
d. Pengaitan CTL terhadap mata pelajaran
Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung dari
pembelajaran dan pengajaran kontekstual. Ketika siswa dapat
mengaitkan isi dari mata pelajaran seperti matematika, ilmu pengetahuan
alam, atau sejarah dengan pengalaman mereka sendiri, mereka
menemukan makna, dan makna memberi mereka alasan untuk belajar.
Mengaitkan pembelajaran dalam kehidupan seseorang membuat proses
belajar menjadi hidup dan keterkaitan inilah inti dari pembelajaran dan
pengajaran kontekstual (Johnson, 2009).
Cara mengaitkan pengajaran dan pembelajaran diikuti dengan
contoh-contoh. Ada enam motode yaitu: Pertama, ruang kelas tradisional
yang dapat mengaitkan materi dengan konteks yang terdapat pada siswa.
Kedua, memasukkan materi yang sedang dipelajari dengan bidang lain di
dalam kelas. Ketiga, mata pelajaran yang tetap terpisah, tetapi mencakup
topik-topik yang saling berhubungan satu dengan lainnnya. Keempat,
mata pelajaran gabungan yang dapat menyatukan dua atau lebih disiplin
ilmu. Kelima, menggabungkan sekolah dan pekerjaan seperti,
pembelajaran berbasis pekerjaan, jalur karir dan pengalaman kerja
berbasis sekolah. Keenam, model kuliah kerja nyata atau penerapan
terhadap hal-hal yang dipelajari di sekolah dan diaplikasikan ke
masyarakat (Johnson, 2009).
CTL didasarkan pada pengetahuan bahwa mengaitkan merupakan
kegiatan alami manusia. Tepatnya, hal itu disebabkan oleh CTL sesuai
dengan fungsi otak dan prinsip-prinsip alam. Oleh karena itu, CTL suatu
15
cara yang tepat untuk mempersiapkan para pemuda kita dalam
menghadapi tantangan era reformasi, perubahan instan, dan kehadiran
teknologi dimana-mana. Membangun keterkaitan untuk menemukan
makna dapat meningkatkan pengetahuan dan memperdalam wawasan
(Johnson, 2009).
4. Materi Kimia Unsur
a. Unsur Golongan Utama
Pada unsur golongan utama mempunyai kelimpahan,
kecenderungan sifat fisika dan kimia, manfaat, dan proses pembuatan
unsur-unsur yang berbeda-beda setiap golongan. Golongan utama
terdapat delapan golongan diantaranya alkali atau golongan IA, alkali
tanah golongan IIA, boron atau golongan IIIA, karbon atau golongan IV
A, nitrogen atau golongan VA, oksigen atau golongan VIA, halogen atau
golongan VIIA dan gas mulia atau golongan VIIIA.
Pada golongan alkali atau IA terdapat unsur-unsur, litium (Li),
natrium (Na), kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs) dan Fransium
(Fr). Golongan alkali bersifat logam, biasanya logam mempunyai
rapatan massa tinggi dan tidak reaktif. Namun dalam kenyataannya
golongan alkali mempunyai rapatan yang rendah dan sangat reaktif.
Kereaktifan golongan alkali semakin bertambah diikuti dengan kenaikan
nomor atom (Sugiyarto & Suyanti, 2010).
Pada golongan alkali tanah atau IIA terdapat, berilium (Be),
magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium
(Ra). Pada golongan ini ada yang bersifat logam, semilogam dan
radioaktif. Semakin bertambahnya nomor atom sifat logam pada
golongan alkali tanah semakin berkurang. Unsur Be, Mg, Ca dan Sr
merupakan logam, sedangkan Ba adalah semilogam dan Ra merupakan
usnur radioaktif (Sugiyarto & Suyanti, 2010).
Pada golongan boron atau III A terdiri dari, boron (B), aluminium
(Al), galium (Ga), indium (In), dan talium (Tl). Pada golongan III, hanya
boron yang bersifat nonlogam dan diklasifikasina pada usnur semilogam.
16
Titik leleh pada golongan ini tidak teratur seperti halnya titik didihnya
yang semakin rendah diikuti dengan bertambahnya nomor atom
(Sugiyarto & Suyanti, 2010).
Pada golongan karbon atau IVA terdapat 5 unsur diantaranya,
karbon (C), silikon (Si), germanium (Ge), timah (Sn), timbal (Pb).
Golongan III ini semunya bersifat logam, timah dan timbal yang
mempunyai sifat logam lebih dibanding ketiga unsur lainnya. Timah dan
timbal logam yang mempunyai sifat lunak, tidak kuat dan mempunyai
titik leleh yang rendah (Sugiyarto & Suyanti, 2010).
Pada golongan nitrogen atau V A terdiri dari unsur, nitogen (N),
posfor (P), arsen (As), antimon (Sb), dan bismut (Bi). Nitrogen dan
posfor merupakan kedua unsur yang elektronegatif dan dapat membentuk
ikatan kovalen dengan unsur lain yang bersifat elektronegatif. Senyawa
nitrogen yang penting yaitu amonia yang merupakan bahan baku
pembuatan urea (Syukri, 1999).
Pada golongan oksigen atau VI A terdapat unsur-unsur, oksigen
(O), sulfur/belerang (S), selenium (Se), telurium (Te), dan polonium
(Po). Pada golongan ini terdiri dari logam dan nonlogam. Unsur yang
bersifat nonlogam diantaranya oksigen dan belerang, sedangkan
selebihnya logam. Oksigen dan sulfur kedua unsur tersebut dapat
membetuk senyawa ionik dengan unsur bersifat logam dan dapat
membentuk senyawa kovalen jika berikatan dengan unsur nonlogam
(Petrucci, 2011).
Pada golongan halogen atau VII A terdiri dari unsur-unsur, flor (F),
klor (Cl), brom (Br), iodin (I), dan astatin (At). Nama halogen berasal
dari bahasa Yunani yang artinya „pembentuk garam‟, hal ini karena
senyawa halogen dapat membetuk garam. Halogen berada sebagai
molekul diatom dengan simbol X2, dengan X merupakan atom halogen.
Titik leleh dan titik didih golongan semakin meningkat dengan
bertambahnya nomor atom. Lain halnya dengan kereaktifan golongan
17
halogen semakin kecil nomor atom, kereaktifannya semakin meningkat
(Petrucci, 2011).
Pada golongan utama terakhir yaitu golongan gas mulia atau VIII A
terdiri dari unsur-unsur, helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr),
xenon (Xe), dan radon (Rn). Semua unsur dalam gas mulia bewujud gas
dan mempunyai elektron valensi penuh sesuai hukum oktet. Berdasarkan
elektron valensinya, gas mulia cenderung tidak menerima atau
melepaskan elektron sehingga dapat dikatakan golongan ini tidak dapat
membentuk senyawa dengan unsur lain. Tetapi penelitian selanjutnya
menemukan unsur gas mulia yang bersenyawa dengan atom lain yaitu
xenon (Syukri, 1999).
b. Unsur Transisi Periode 4
Pada golangan transisi terdapat 8 golongan dan 3 periode yaitu
periode 4 ,5 dan 6. Unsur transisis periode ke 4 diantaranya Sc, Ti, V,
Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, Zn. Berikut beberapa penjelasan mengenai
unsur golongan transisi periode 4:
1) Titanium (Ti)
Titanium merupakan unsur transisi terbanyak ke sembilan di
dalam kerak bumi. Logam titanium lebih banyak dimanfaatkan
dibandingkan logam zirkonium dan hafnium. Titanium sangat vital
bagi industri pertanahan, namun jumlah yang sangat besar dari bijih
tambang titanium ini dimanfaatkan untuk pembuatan bahan pigmen
cat (Sugiyarto & Suyanti, 2010).
2) Vanadium (V)
Vanadium dalam kerak bumi diduga terdapat sekitar 136ppm dan
merupakan unsur transisi terbanyak ke 5 setelah besi, titanium,
mangan, dan zirkonium. Langkah pertama ekstraksi logam ini adalah
mendapatkan betuk oksidanya, dari bijihnya melalui mcam proses dan
reaksi (Sugiyarto & Suyanti, 2010).
18
3) Ferum (Fe)
Besi telah dikenal sejak ~4000 BC dan sangat banyak digunakan
untuk berbagai macam keperluan industri. Besi lebih reaktif daripada
kedua logam anggota golongan 8 lainnya, ataupun golongan triad-
triad lainnya. Misalnya, besi bereaksi dengam asam monooksidator
maupun asam oksidator. Oksida logam besi secara perlahan oleh
oksigen udara dikenal sebagai proses pengaratan (Sugiyarto &
Suyanti, 2010).
5. Metode Penelitian dan Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang
terkait dengan produk. Produk yang dimaksud bisa berupa alat (Mobil,
Pesawat terbang, Handphone, Alat Pengangkat, Mesin perkakas, Alat-alat
kedokteran, dan lain-lain), obat-obatan, makanan, kebijakan, program
pembangunan, sistem kerja, buku ajar, media pembelajaran, kurikulum,
model pembelajaran, model evaluasi, model kepemimpinan, model
manajemen, model uji kompetensi, dan lain-lain (Sugiyono, 2016).
Model pengembangan ADDIE merupakan singkatan dari analyze
(analisis), design (desain), develop (pengembangan), implement
(implementasi), dan evaluate (evaluasi) (Branch, 2009). Berikut penjabaran
mengenai tahapan model pengembangan ADDIE.
a. Analyze (Tahap Analisis)
Tahap analisis bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan
penyebab atau masalah. Terdapat enam tahapan umum yang dilakukan
pada tahap analisis yaitu analisis kesenjangan kinerja, merumuskan
tujuan instruksional, mengidentifikasi karakteristik siswa,
mengidentifikasi sumber-sumber yang diperlukan untuk pengembangan
bahan ajar, menentukan strategi pembelajaran yang tepat, dan menyusun
rencana proses pengembangan.
b. Design (Tahap Desain)
Tahapan desain ini bertujuan tahap ini yakni memverifikasi konten
yang diharapkan sesuai dengan metode. Terdapat 4 tahapan umum yang
19
dilakukan yaitu membuat daftar tujuan, menyususn tujuan, melakukan
pengujian konten yang digunakan, mendapatkan hasil pengujian yang
dilakukan.
c. Develop (Tahap Pengembangan)
Tahap pemgembangan bertujuan untuk menghasilkan produk dan
memvalidasinya. Terdapat 6 tahapan umum yang dilakukan yaitu
membuat konten, memilih dan mengembangkan media pendukung,
mengembangkan panduan untuk siswa, mengembangkan panduan untuk
guru, melakukan revisi, melakukan uji konten.
d. Implement (Tahap Implementasi)
Kegiatan pada tahap ini adalah mempersiapkan dan menggunakan
buku yang telah disiapkan ke target pembelajaran. Pada tahap ini
penggunaan produk dimaksudkan agar apa yang telah diasumsikan pada
tahap desain, diuji ketepatannya.
e. Evaluation (Tahap Evaluasi)
Evaluasi bertujuan untuk menilai kualitas produk pembelajaran dan
proses yang terjadi baik sebelum dan sesudah implementasi. Sebelum
tahap implementasi evaluasi pada setiap tahap pengembangan, baik revisi
maupun validasi serta perbaikan yang disarankan oleh validator. Evaluasi
yang dilakukan setelah implementasi dilakukan menggunakan angket
respon.
B. Penelitian yang Relevan
1. Pengembangan handout berbasis kontekstual pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksimenggunakan model penelitian pengembangan
ADDIE yaitu tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan, tahap
implementasi dan tahap evaluasi (Salfrika & Adlim, 2015)
2. Bahan ajar berbasis kontekstual yang dihasilkan dikembangkan dengan
metode penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall yang
disederhanakan dalam 5 tahap yaitu, analisis kebutuhan, tahap
pengembangan produk, uji coba ahli materi dan ahli media kemudian revisi,
20
uji coba kelompok kecil pada siswa dan guru kemudian revisi dan uji coba
kelompok besar pada siswa dan guru kemudian revisi (Stephanie, Slamet, &
Purwanto, 2011).
3. Buku suplemen yang dikembangkan oleh Setyanto, Amin, & Lestari (2016)
menggunakan model pengembangan Borg and Gall dalam 5 tahapan.
Tahapan tersebut antara lain (1) penelitian dan pengumpulan informasi
(research and information collecting), (2) perencanaan (planning), (3)
pengembangan bentuk awal produk (develop preliminary form of product),
(4) uji lapangan awal (preliminary field testing), dan (5) revisi produk utama
(main product revision).
4. Penelitian pengembangan berdasarkan model yang dikembangkan oleh Borg
dan Gall. Prosedur pengembangan penelitian ini meliputi: (1) Penelitian dan
megumpulkan informasi, (2) Perencanaan, (3) Pengembangan draft produk,
(4).Uji coba lapangan awal, (5) Merevisi hasil uji coba lapangan awal, dan
(6) Uji coba lapangan utama (Arlitasari, Pujayanto, & Budiharti, 2013).
5. Menurut Mufidah (2013), Proses pengembangan yang digunakan dalam
pengembangan modul pembelajaran menggunakan model pengembangan
dengan pendekatan 4-D atau bisa disebut 4-P, yaitu pendefinisian (define),
perancangan(design), pengembangan (develop), dan penyebaran
(disseminate),tetapi hanya samapi 3-D karena keterbatasan peneliti.
6. Proses pengembangan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi
masyarakat pada materi kimia polimer terdapat tiga tahap, yaitu: tahap
perancangan menghasilkan indikator buku suplemen kimia yang telah
diintegrasikan dengan lima ranah STM, tahap produksi menghasilkan buku
suplemen dan tahap evaluasi ialah tahap untuk memperoleh data respon atau
penilaian terhadap buku suplemen kimia berbasis STM pada materi kimia
polimer (Rizki dkk., 2016)
7. Penelitian pengembangan Bahan Ajar Kimia SMK Teknologi Kelas X
Berbasis Kontekstual dilakukan melalui 4 (empat) tahapan penting yang
masing-masing memilki karakteristik berbeda namun saling berhubungan
21
dan saling mendukung. Keempat tahapan tersebut adalah tahap analisis,
desain, pengembangan, dan evaluasi (Asliyani, Rusdi, & Asrial, 2014)
C. Kerangka Berpikir Pada tahun 2018 pemerintah membuat peraturan mengenai UN tingkat
SMA. Peraturan terbaru tersebut, menunjukkan kurangnya minat terhadap
kimia karena siswa yang memilih UN kimia paling sedikit dibanding fisika
dan biologi. Kurangnya minat siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
satunya siswa merasa kesulitan dalam memperlajari kimia. Agar siswa lebih
memahami dalam mempelajari kima digunakan pembelajaran dan pengajaran
kontekstual. Peneliti melakukan survey mengenai bahan ajar yang digunakan
di SMA Negeri X di daerah Tangerang Selatan. Peneliti menemukan bahan
ajar yang digunakan di sekolah masih belum mengaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari disertai gambar yang mendukung. Sumber belajar akan
bermakna jika dapat memanfaatkan lingkungan alam sekitar. Materi yang
dapat bersumber dari alam yaitu, materi kimia unsur. Permasalahan yang ada
dapat diberikan solusi dengan membuat pengembangan bahan ajar berupa
buku suplemen yang berbasis CTL pada materi kimia unsur. Diharapkan
Buku suplemen berbasis CTL ini dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
22
Gambar 2.1 Kerangka Berpikr
Buku tek
s yan
g m
asih sed
ikit m
engaitk
an m
ateri den
gan
keh
idu
pan
sehari-h
ari
Pelajaran
kim
ia yan
g k
uran
g d
imin
ati siswa k
arena d
ianggap
sulit d
ipah
ami
Ino
vasi d
alam P
embuatan
Bah
an A
jar
Pen
gem
ban
gan
Buku S
uplem
en K
imia b
erbasis
Contextu
al T
each
ing a
nd L
earn
ing
pad
a Materi K
imia
Unsu
r
Sum
ber b
elajar dap
at mem
anfaatk
an lin
gkun
gan
alam
sekitar
Materi K
imia
Un
sur
Co
ntextu
al
Tea
chin
g a
nd
Lea
rnin
g
Bu
ku
Suplem
en K
imia b
erbasis C
TL
pad
a Materi K
imia U
nsu
r
23
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri X Tangerang Selatan pada tahun
pelajaran 2017/2018 dan UIN Jakarta pada tahun pelajaran 2018/2019. Waktu
penelitian dilakukan pada bulan Mei 2018 hingga Mei 2019 yang dibagi
menjadi beberapa tahapan antara lain:
Tahap Analisis : Mei 2018
Tahap Desain : Juni 2018
Tahap Pengembangan : Agustus 2018 – April 2019
Tahap Implementasi : Mei 2019
B. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam penelitian ini yaitu penelitian dan
pengembangan (research and development). Metode penelitian dan
pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan atau memvalidasi produk yang digunakan dalam
pembelajaran dan pendidikan (Sugiyono, 2017).
C. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek dan objek pada penelitian ini yaitu:
1. Subjek penelitian pada penelitian pengembangan ini ialah:
a. 2 Ahli/pakar konten kimia dan 2 Ahli/pakar media
b. Siswa yang telah mengalami mata pelajaran kimia materi kimia unsur
untuk uji coba Buku Suplemen
2. Objek penelitian pada penelitian ini yaitu Buku Suplemen Kimia berbasis
CTL pada materi Kimia Unsur.
24
D. Desain Penelitian
Penulis menggunakan model pengembangan ADDIE. Penulis dalam hal
ini mempunyai keterbatasan waktu penelitian, oleh karena itu peneliti
melakukan 4 tahapan (Branch, 2009):
1. Tahap Analisis
a. Analisis Kebutuhan Buku Suplemen berbasis CTL
Analisis kebutuhan buku suplemen digunakan untuk mengetahui
pentingnya pembuatan buku suplemen. Analisis kebutuhannya dilakukan
dengan wawancara kepada guru dan siswa di sekolah menengah atas.
Selain itu dilakukan analisis buku teks yang terdapat di sekolah
menengah atas.
b. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Analisis kompetensi inti dan kompetansi dasar untuk mengetahui
capaian materi untuk tingkat SMA. Kompetensi Dasar yang digunakan
dalam penelitian ini terdapat dalam tabel 3.1 yaitu:
Tabel 3.1 Kompetensi Dasar
3.7 Menganalisis kelimpahan,
kecenderungan sifat fisika dan
kimia, manfaat, dan proses
pembuatan unsur-unsur golongan
utama (gas mulia, halogen, alkali,
dan alkali tanah)
4.7 Menyajikan data hasil
penelusuran informasi sifat dan
pembuatan unsur-unsur
golongan utama (halogen, alkali,
dan alkali tanah)
3.8 Menganalisis kelimpahan,
kecenderungan sifat fisika dan
kimia, manfaat, dan proses
pembuatan unsur-unsur periode 3
dan golongan transisi (periode 4)
4.8 Menyajikan data hasil
penelusuran informasi sifat dan
pembuatan unsur-unsur Periode
3 dan unsur golongan transisi
(periode 4)
(Permendikbud Tahun 2016 No.24)
2. Tahap Desain
a. Tahap Perancangan Buku Suplemen berbasis CTL
Pada tahapan ini dilakukan analisis kurikulum dan materi untuk
mengetahui cakupan materi yang akan terdapat dalam Buku Suplemen
berbasis CTL sesuai KI dan KD yang harus dicapai siswa pada materi
25
Kimia Unsur. Pada tahapan ini juga dilakukan perencanaan software
yang digunakan dalam penyusunan buku suplemen berbasis CTL.
b. Tahap Penyusunan Buku Suplemen berbasis CTL
Tahap ini dilakukan untuk menetapkan judul, bab yang terdapat
dalam buku, dan subbab berbasis CTL. Tahapan selanjutnya yaitu
validasi judul, indikator dan subbab.
3. Tahap Pengembangan
a. Tahap Pembuatan Buku Suplemen berbasis CTL
Tahapan yang sudah divalidasi dalam perencanaan produk
selanjutkan dilakukan penulisan buku suplemen berbasis CTL. Pada
tahapan ini dilakukan pembuatan buku suplemen berbasis CTL.
b. Tahap Validasi Buku Suplemen
Pengecekan dilakukan oleh ahli/pakar untuk uji validasi bahan
ajar. Aspek yang di validasi yaitu kelayakan materi, penyajian, bahasa
dan grafika.
c. Tahap Revisi Buku Suplemen
Revisi dilakukan setelah dilakukan validasi berdasarkan masukan
dari validator ahli. Peneliti melakukan penyempurnaan buku berdasarkan
validator dan selanjutnya akan dilakukan tahap implentasi.
4. Tahap Impelmentasi
Pada tahap ini yaitu dilakukan uji coba buku Suplemen berbasis CTL
yang dilakukan pada siswa yang telah mengalami mata pelajaran kimia
khususnya materi kimia unsur. Peneliti memilih mahasiswa semester 2
jurusan pendidikan kimia. Uji coba dilakukan kepada 25 orang mahasiswa
yang telah mengalami pelajaran kimia unsur pada kelas XII IPA. Responden
diminta untuk merespon buku suplemen melalui pengisian angket. Produk
yang telah diuji coba dilakukan revisi kembali untuk menghasilkan produk
berupa buku suplemen kimia berbasis CTL pada materi kimia unsur. Berikut
alur penelitian terdapat pada gambar 3.1.
26
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tahap Implentasi
Kesimpulan
Analisis Data
Tahap
Pengembangan
Penulisan
Buku
Tahap Desain Perancangan
Buku
Tahap Analisis
Wawancara
Analisis Buku dan KD
Revisi Produk
Validasi
Produk
Revisi
Produk
Peyusunan
Buku
27
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu:
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data data secara lisan dan
langsung untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam (Darmadi, 2011).
Wawancara dilakukan untuk mengetahui analisis awal mengenai kebutuhan
bahan ajar.
2. Analisis Buku Teks Kimia
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui materi yang terdapat dalam
buku sudah atau belum mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari
disertai dengan gambar yang mendukung. Analisis yang didapatkan untuk
membantu penulis membuat buku suplemen kimia berbasis CTL pada
materi kimia unsur.
3. Validasi
Validasi dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui penilaian
kevalidan dari buku suplemen (Puskurbuk, 2014). Hasil validasi akan
dijadikan pertimbangan bagi peneliti untuk merevisi bahan ajar. Setelah
bahan ajar dianggap valid maka dilakukan uji coba produk.
4. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data yang berisi daftar pertanyaan
yang berhubungan dengan penelitian dan disebarkan kepada responden
untuk memperoleh informasi (Darmadi, 2011). Angket akan diberikan
kepada responden untuk menilai kualitas buku suplemen yang dibuat
peneliti.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar berupa
Buku Suplemen berbasis Contextual Teaching and Learning pada Materi
Kimia Unsur“ diperlukan tiga instrumen yang perlu dibuat. Instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini, yaitu:
1. Pedoman wawancara untuk analisis kebutuhan buku suplemen berupa
lembar analisis kebutuhan buku suplemen sebagai tahap pendahuluan.
28
Berikut indikator wawancara yang digunakan peneliti terdapat dalam tabel
3.2.
Tabel 3.2 Indikator Wawancara
No. Indikator
1. Keadaan buku paket yang digunakan di sekolah
2. Bagaimana guru menjelaskan materi kimia unsur
3. Buku paket di sekolah sudah atau belum memuat kontekstual atau
mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari
4. Pentingnya pembuatan buku suplemen/tambahan materi kimia
unsur yang kontekstual
2. Instrumen untuk menganalisis buku teks kimia berupa lembar analisis
kebutuhan buku suplemen sebagai tahap pendahuluan. Berikut tabel 3.3
mengenai lembar analisis buku teks.
Tabel 3.3 Lembar Analisis Buku Teks
Unsur Kimia
Penjelasan menganai sudah atau belum buku
teks mengaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari disertai gambar yang mendukung
Buku Teks Kimia
3. Instrumen untuk menilai buku suplemen disusun berdasarkan 4 aspek, yaitu
materi, bahasa, penyajian, dan grafika (Puskurbuk, 2014). Pada proses
validasi oleh para ahli/pakar terbagi menjadi dua yaitu validator ahli materi
dan validator ahli media. Berikut lembar validasi untuk ahli materi pada
tabel 3.4 dan lembar validasi untuk ahli media tabel 3.5 yang berisi aspek
penilian dan indikator dari masing-masing aspek penilaian .
Tabel 3.4 Lembar Validasi Ahli Materi
Aspek Indikator
Materi Materi mendukung pencapaian tujuan pendidikan
nasional.
29
Materi tidak bertentangan dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Materi merupakan karya orisinil (bukan hasil plagiat),
tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak
diskriminasi gender.
Materi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan
perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih,dan akurat.
Materi mencakup keterkaitan antara ilmu kimia yang
diperoleh di sekolah dengan kehidupan sehari-hari.
Materi yang disampaikan dapat menambah wawasan
siswa mengenai penerapan ilmu kimia dalam kehidupan
sehari-hari.
Penyajian materi buku pengayaan runtut, bersistem,
lugas, mudah dipahami.
Penyajian materi buku suplemen mengembangkan sikap
sosial masyarakat.
Penyajian materi mengembangkan pengetahuan kimia
yang berkonteks pada kehidupan sehari-hari dapat
menumbuhkan motivasi untuk berpikir lebih jauh.
Penyajian materi mengembangkan pengetahuan kimia
yang berkonteks pada kehidupan sehari-hari dapat
memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi.
Penyajian materi yang berkonteks pada kehidupan
sehari-hari memotivasi untuk berkreasi, berinovasi dan
menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan
sehari-hari dalam masyarakat.
Bahasa Bahasa buku suplemen yang digunakan etis,estetis dan
komunikatif (sesuai dengan tingkat pemahaman
pembaca sasaran), fungsional, kontekstual, efektif dan
efesien.
Bahasa (ejaan, tanda baca, kosakata,
kalimat dan paragraf) sesuai dengan
kaidah dan istilah yang digunakan baku.
30
Kegrafisan Kulit buku pengayaan: Ilustrasi mewakili isi, jenis huruf
mewakili keterbacaan tinggi, menarik, komposisi
seimbang dan harmonis anatara kulit depan, punggung
dan belakang.
Tata letak konsisten dan sesuai antara kulit buku (cover)
dengan isi buku.
Jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi
buku konsisten.
Ilustrasi sesuai dengan materi dan memperjelas isi.
Tabel 3.5 Lembar Validasi Ahli Media
Komponen Indikator Komponen
Performa
Terbuat dari bahan yang kokoh dan tidak mudah rusak
Mampu menarik perhatian
Maintainable (kemudahan pemeliharaan, pengelolaan,
dan penyimpanan)
Usability (Kemudahan penggunaan/ pengoperasian)
Finishing touch tampak rapih
Warna dan
Tekstur
Variatif
Kontras
Meningkatkan realism
Menciptakan harmoni atau keterpaduan antar elemen
visual
Memberi kesan professional
Penyajian
Unsur Teks
Bahasa yang digunakan komunikatif
Mendorong siswa berpikir kritis
Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
Pemilihan kata dan kalimat mudah dipahami
Dibuat dalam kalimat pendek (pointers)
Simbol visual memiliki bentuk yang menarik (unik,
31
Penyajian
Simbol
Visual
tampil beda, dan kreatif)
Simbol visual tertata secara proporsional (tidak rumit,
prinsip, kesederhanaan)
Simbol visual menampilkan key message yang jelas
(penekanan)
Simbol visual realistis
Simbol visual kontekstual
Kegrafisan
Tata letak konsisten
Ilustrasi mewakili isi
Jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku
konsisten
Jenis huruf mewakili keterbacaan tinggi
Komposisi seimbang dan harmonis antara cover depan,
punggung, dan belakang.
4. Instrumen untuk mengukur kualitas bahan ajar berupa angket respon siswa
sebagai uji coba buku suplemen. Angket disusun dengan 4 aspek yaitu
kelayakan isi, bahasa, penyajian dan grafika. Berikut kisi-kisi lembar respon
siswa pada tabel 3.6 yang berisi aspek penilaian, indikator dan jumlah
pertanyaan yang digunakan.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Anget Respon Uji Coba Buku Suplemen
Aspek
Penilaian Indikator
Pernyataan no
Pernyataan
positif
Pernyataan
negative
Materi
Manfaat dalam
kehidupan 1 5
Manfaat untuk
menambah wawasan
pengetahuan
2 3
Kesesuaian materi
dengan konteks dalam
kehidupan
4 6
Bahasa Mudah dibaca/dipahami 7 8
32
Aspek
Penilaian Indikator
Pernyataan no
Pernyataan
positif
Pernyataan
negative
Kejelasan informasi 9 11
Penggunaan/pemilihan
kata 10 12
Sajian
Penyajian materi 13 14
Kelengkapan informasi 15 16
Kemenarikan dalam
dibaca 17 19
Pemberian dalam
motivasi 18 20
Kegrafisan
Penggunaan huruf
(jenis dan ukuran),
spasi, dan paragraph
21,22 23,24
Kesesuaian
layout/tataletak 25 26
Kesesuaian ilustrasi,
gambar, dan foto 27 28
Kesesuaian warna 29 30
Banyak pernyataan 15 15
G. Teknik Pengolahan Data
1. Data Wawancara
Data hasil wawancara dalam analisis buku suplemen ini diolah untuk dapat
melanjutkan tahap pembuatan buku suplemen.
2. Data Analisis Buku Teks Kimia
Data hasil analisis buku teks kimia diolah untuk dapat melanjutkan tahap
pembuatan buku suplemen.
3. Data Lembar Validasi
Data lembar validasi akan digunakan untuk menilai buku suplemen
dengan angket skala Guttman yang memiliki 2 alternatif jawaban yaitu “ya”
dan “tidak” (Riduwan, 2007) untuk lembar validasi ahli materi. Pada lembar
validasi ahli media dengan skala 4 alternatif jawaban (Puskurbuk, 2014).
Berikut skala yang digunakan pada lembar validasi ahli materi pada tabel
33
3.7 dan skala yang digunakan pada lembar validasi ahli media pada tabel 3.8
yang berisi kriteria dan skor penilaian.
Tabel 3.7 Skala Lembar Validasi Ahli Materi
No Jawaban Alternatif Skor
1. Ya 1
2. Tidak 0
Tabel 3.8 Skala Lembar Validasi Ahli Media
Skor 3 Jika indikator yang diamati muncul dengan nyata dan
sesuai dengan aspek atau kriteria.
Skor 2 Jika indikator yang diamati muncul cukup nyata dan cukup
sesuai dengan aspek atau kriteria
Skor 1
Jika indikator yang diamati kurang nyata dan kurang sesuai
dengan aspek atau kriteria
Skor 0 Jika indikator yang diamati tidak nyata dan tidak sesuai
dengan aspek atau kriteria.
4. Data Angket Uji Coba Produk
Data angket ini digunakan untuk uji coba produk dengan angket skala
likert yang mempunyai 5 alternatif jawaban yaitu (Riduwan, 2007):
Berikut tabel 3.9 yang berisi jawaban alternatif dari skala likert dan skor
yang didapatkan.
Tabel 3.9 Skala Likert
No Jawaban Alternatif Skor
Pertanyaan (+) Pertanyaan (-)
1 Sangat Setuju 5 1
2 Setuju 4 2
3 Cukup Setuju 3 3
4 Tidak Setuju 2 4
5 Sangat Tidak Setuju 1 5
34
H. Jenis Data
Dalam penelitian ini ada beberapa jenis data yang diperoleh yaitu:
1. Data kualitatif mengenai proses penyusunan Bahan Ajar berupa Buku
Suplemen berbasis CTL pada materi Kimia Unsur. Data ini berupa data
dalam bentuk kualitatif (uraian naratif) yang terdiri dari lima tahap yaitu
tahap analisis awal produk, tahap perencanaan produk, tahap pengembangan
produk, tahap uji coba produk, dan tahap revisi produk.
2. Data kuantitatif mengenai kualitas bahan ajar, berupa data angket sebagai
uji validasi dan uji coba produk.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif mengenai proses pengembangan buku suplemen.
Data yang diperoleh dari angket respon siswa selanjutnya akan dilakukan
pencarian persentase kemudian dianalisis dengan rumus berikut (Ashri &
Hasanah, 2016):
Analisis data yang sudah ada disederhanakan dalam bentuk yang lebih
mudah untuk dibaca dan diintepretasikan untuk memperoleh kesimpulan
mengenai pengembahan bahan ajar berupa buku suplemen berbasis CTL pada
materi kimia unsur termasuk dalam kategori sangat baik, baik, cukup, kurang,
atau sangat kurang, seperti tabel berikut (Riduwan, 2007): Berikut interval
penilaian buku suplemen beserta kategori dari setiap interval pada tabel 3.10.
Tabel 3.10 Interval Penilaian Buku Suplemen
No Interval Kategori
1. 81-100% Sangat Baik
2. 61-80% Baik
3. 41-60% Cukup
4. 21-40% Kurang
5. 0-20% Sangat Kurang
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dalam mengembangkan
buku suplemen kimia berbasis CTL pada materi kimia unsur dilakukan dengan
lima tahapan, yaitu tahap analisis , tahap perancangan, tahap pengembangan,
dan tahap implementasi, maka diperoleh kesimpulan yaitu:
a. Tahap analisis dilakukan dengan analisis kebutuhan produk yaitu
wawancara guru mata pelajaran kimia dan siswa kelas XII IPA dihasilkan
belum tersedianya buku suplemen yang dapat mengaitkan materi kimia
unsur dengan kehidupan sehari-hari. Siswa dan guru setuju dalam
pembuatan buku suplemen kimia berbasis CTL. Selain itu, buku teks yang
terdapat di sekolah masih sedikit yang mengaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari disertai dengan gambar yang mendukung. Analisis Kompetensi
Dasar dengan materi kimia yang dipilih untuk dikembangkan yaitu kimia
unsur dan selanjutnya dibuat indikator yang diturunkan dari Kompetensi
Dasar.
b. Tahap desain yang dilakukan yaitu menganalisis indikator pada buku
suplemen, serta analisis konten isi/materi yang menghasilkan penjabaran
materi dari indikator buku suplemen. Selanjutnya menentukkan judul, bab
dan subbab pada buku suplemen.
c. Tahap pengembangan dilakukan dengan proses penyusunan buku hingga
dihasilkan buku suplemen berbasis CTL yang baik dan layak digunakan
menurut para ahli dari segi materi, bahasa, sajian, dan grafika.
d. Tahap implementasi digunakan untuk memperoleh data respon siswa
terhadap buku suplemen berbasis CTL pada materi kimia unsur.
Berdasarkan pengolahan data angket hasil uji coba terbatas buku suplemen
kimia mendapat kriteria sangat baik dengan persentase total 83,14%, dengan
rincian materi sebesar 87,6%, kemudian aspek bahasa 83,2%, aspek sajian
81,3%, dan aspek grafik yaitu sebesar 80,45%.
76
B. Saran
Peneliti memberikan saran sebagai perbaikan untuk penelitian selanjutnya
diantaranya:
1. Bagi penelitian selanjutnya hendaknya melakukan penelitian untuk
mengetahui efektivitas penggunaan buku suplemn ini dalam pembelajaran
di kelas.
2. Bagi penelitian selanjutnya hendaknya mengembangkan buku suplemen
kimia berbasis CTL untuk materi kimia lainnya.
77
DAFTAR PUSTAKA
A‟yun, Q., Harjito, & Nuswowati, M. (2018). Analisis Miskonsepsi Siswa
Menggunakan Tes Diagnostic Multiple Choice Berbantukan CRI
(Certainly of Response Index). Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,
12(1), 2108-2117.
Arikunto, Suharmisi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arlitasari, O., Pujayanto, & Budiharti, R. (2013). Pengembangan Bahan Ajar IPA
Terpadu Berbasis Salingtemas dengan Tema Biomassa Sumber Energi
Alternatif Terbarukan. Jurnal Pendidikan Fisika, 1(1), 81-89. ISSN:
2338-0691.
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Ashri, N. & Hasanah, L. (2016). Uji Keterpahaman dan Kelayakan Bahan Ajar
IPA Terpadu. Edusains, 8(2), 144-148. E-ISSN: 2443-1281
Asliyani, Rusdi, M., & Asrial. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Kimia SMK
Teknologi Kelas X Berbasis Kontekstual. Edu Sains, 3(2), 1-7
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2018). Prosedur Operasional Standar
Penyelenggara Ujian Nasional. Jakarta: BSNP
Berns, R. G., & Erickson, P. M. (2001).Contextual Teaching and Learning:
Preparing Students for The New Economy. No.5
Branch, Robert Marie. (2009). Instructional Design: The ADDIE Approach. USA:
Springher Dordrecht Heidelberg London
Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Davtyan, Ruzanna. (2014). Contextual Learning. ASEE Zone I Conference
University of Bridgeport. Bridgeport: USA
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Tujuan Pendidikan Nasional Nomor
20 Pasal 3. Jakarta: Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Buku Nomor 2. Jakarta: Depdiknas
Ernawati, I., & Sukardiyono, T. (2017). Uji Kelayakan Media Pembelajaran
Administrasi Server. Jurnal Elinvo (Electronics, Informatics, and
Vocational Education), 2(2), 204-210.
78
Fahma, A. I., Cholissodin, I., & Perdana, R. S. (2018). Identifikasi Kesalahan
Penulisan Kata (Typographical Error) pada Dokumen Berbahasa
Indonesia Menggunakan Motode N-garam dan Levenshtein Distance.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 2(1),
53-62. E-ISSN: 2548-964X.
Hanafiah, N., & Cucu, S. (2008). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:
Refika Aditama
Haryati, Nanik. (2015). Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas V SD Se-Gugus Wonokerto Turi Sleman
Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Penelitian Guru Sekolah Dasar, 13,
1-11
Hudson, C. C., & Whisler, V. R. (2007). Contextual Teaching and Learning for
Practitioners. Systematic Cyebernetics and Information, 6(4), 54-58.
ISSN: 1690-4524
Jamilah. (2017). Penggunaan Bahasa Baku dalam Karya Ilmiah Mahasiswa.
Jurnal Tarbiyah (Jurnal Ilmiah Kependidikan), 6(2), 41-51. E-ISSN:
2548-8376.
Johnson, Elaine B. (2009). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan
Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna, Terjemahan
Ibnu Setiawan. Bandung: MLC
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan
Menengah Nomor 24. Jakarta: Kemendikbud
Kurniasari, D. A. D., Rusilowati, A., & Subekti, N. (2012). Pengembangan Buku
Suplemen IPA Terpadu dengan Tema Pendengaran Kelas VIII. Unnes
Science Education Journal, 3(4), 462-467
Kustandi, C., & Sutjipto, B. (2013). Media Pembelajaran Manual dan Digital.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Latifah, Lanny. (2018). Analisis Kelayakan Penyajian Buku Teks Bahasa
Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik SMA/SMK Kelas X Edisi
Revisi 2014.
79
Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung, TP Rosdakarya
Mufidah, C. I. (2013). Pengembangan Modul Pembelajaran pada Kompetensi
Dasar Hubungan Masyarakat Kelas X APK di SMKN 10 Surabaya.
Jurnal Universitas Negeri Surabaya, 1-17.
Petrucci, Ralph H. 2011. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi
Kesembilan Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Pusat Perbukuan. (2014). Pedoman Penilaian Buku Nonteks Pelajaran. Jakarta:
Kemendikbud RI
Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta (hlm. 16-17)
Rizki, M., Irwandi, D., & Bahriah, E. S. (2016). Pengembangan Buku Suplemen
Kimia berbasis Sains Teknologi Masyarakat pada Materi Kimia
Polimer. Jurnal Tadris Kimiya, 1(2), 47-57. doi:
http://dx.doi.org//10.15575/jta.v1i2.1233
Rizqiana, F. A., Widodo, A. T., & Supardi, K. I., (2017). Pengembangan Bahan
Ajar Kimia Berbasis Pendekatan Investigasi untuk Meningkatkan
Kompetensi Siswa pada Materi Koloid. Journal of Innovative Science
Education, 6(1), 75-84. ISSN: 2252-6412
Salfrika, T & Adlim. (2015). Pengembangan Handout Berbasis Kontekstual pada
Materi Faktorfaktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi untuk
SMA/MA Kelas XI IPA. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia
(JIMPK), 1(3), 17-26.
Sanjaya, Wina. (2016). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Setyanto, A. H., Amin, M., & Lestari, U. (2016). Pengembangan Buku Suplemen
Pendekatan Molekular Taksonomi Hewan Vertebrata. Jurnal
Pendidikan: Teori Penelitian dan Pengembangan, 1(6), 1180-1184.
EISSN: 2502-471X
Sinaga, M., & Situmorang, M. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
Kontekstual unruk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa pada
80
Pengajaran Reaksi Redoks. Prosiding SEMIRATA bidang MIPA BKS
PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak
Stephanie, M. M., Slamet, R., & Purwanto, A. (2011). Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Kontekstual pada Materi Larutan Penyangga sebagai Media
Pembelajaran SMA IPA Kelas XI. Jurnal Riset Pendidikan, 1(2), 1-
12. ISSN: 2252-5378.
Sugiyarto, K. H., & Suyanti, R. D. (2010). Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung : Alfabeta
Syukri.(1999). Kimia Dasar 2. Bandung: ITB
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep
Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Yakina, Kurniati, Tuti., & Fadhilah, R. (2017). Analisis Kesulitan Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X di SMA Negeri Sungai
Ambwang. Ar-razi Jurnal Ilmiah, 5(2), 287- 297. ISSN: 2503-4448.
Yunisfu. (2014). Pembelajaran Kimia Unsur Menggunakan Konteks Keunggulan
Lokal Tambang Timah di Pulau Bangka dan Pengaruhnya pada
Literasi Sains SMA Kelas XII. Jurnal Pengajaran MIPA, 19(2), 248-
256.