PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS...
Transcript of PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS...
METODE PENENTUAN HARGA JUAL BELI
PADA AKAD MURABAHAH
DI BPRS ASAD ALIF CABANG SEMARANG
Tugas Akhir
Diajukan guna memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna
memperoleh gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syariah
Disusun oleh :
MUHAMAD ALI RIDLO
NIM: 092503042
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
Dr. Ali Murtadho, M.Ag Jalan Lemah Gempal VI.A/45 Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 3 (tiga) eks Hal : Naskah Tugas Akhir (TA) A.n. Saudara Muhamad Ali Ridlo
Kepada Yth, Dekan Fakultas Syari’ah Di tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan naskah Tugas Akhir (TA) saudari: Nama : Muhamad Ali Ridlo
NIM : 092503042
Judul : METODE PENENTUAN HARGA JUAL BELI PADA
AKAD MURABAHAH DI BPRS ASAD ALIF CABANG
SEMARANG
Dengan ini saya mohon kiranya Tugas Akhir Saudara tersebut dapat segera diujikan. Demikian harap menjadi maklum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Semarang, Mei 2012 Dosen Pembimbing
Dr. Ali Murtadho, M.Ag
NIP.19710830 1998803 1003
KEMENTRIAN AGAMARI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SYARI’AH
Jl. Prof. Dr. Hamka KM 02 Ngaliyan Telp. (024) 7601291 Semarang
iii
PENGESAHAN
Tugas Akhir : Muhamad Ali Ridlo
NIM : 092503042
Telah diujikan oleh Dewan Penguji D.III Perbankan Syari’ah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang , dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude /
baik / cukup, pada tanggal:
14 Mei 2012
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya tahun
akademik 2011/2012.
Semarang, 14 Mei 2012
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Ahmad Furqon, LC, MA Dr. Ali Murtadho, M.Ag
NIP. 19751218 200501 1 003 NIP. 19710830 199803 1 003
Penguji I, Penguji II,
Nur Fatoni, M.Ag Maria Anna Muryani, SH, MH
NIP. 19730811 200003 1 004 NIP. 19620601 199303 2 001
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ali Murtadho, M.Ag Dr.H.Mohamad Arja Imroni, M.Ag
NIP. 19710830 199803 1 003 NIP. 196890709 199703 1 002
iv
MOTTO
$ yγ •ƒr'̄≈ tƒ šÏ% ©!$# (#θãΨ tΒ# u Ÿω (#þθ è=à2 ù's? Ν ä3s9≡ uθøΒ r& Μà6 oΨ÷� t/ È≅ ÏÜ≈t6 ø9 $$ Î/ Hω Î) βr&
šχθä3s? ¸ο t≈pg ÏB tã <Ú#ts? öΝä3ΖÏiΒ 4 Ÿ........... ∩⊄∪
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.”
(QS. An-Nisa’: 29)
v
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT tuhan seluruh alam yang
telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah, dan kenikmatan kepada penulis berupa
kenikmatan jasmani maupun rohani, sehingga penulis dapat menyusun Tugas Akhir
yang dilaksanakan di PT. BPRS Asad Alif Cabang Semarang.
Dalam perjalanan hidupku, aku tak pernah bisa sendiri, aku selalu butuh orang
lain untuk berbagi suka maupun duka. Orang–orang yang selalu siap membantu dan
berdo’a untuk keberhasilanku. Dan sebagai bentuk terima kasih kepada mereka, aku
hanya sanggup mempersembahkan sebuah karya sederhana ini. Karya tulis ini ku
persembahkan kepada:
1. Bapak dan Ibuku (Umar dan Saiyah) yang sangat saya cintai. Terimakasih
untuk semuanya: pengorbanan, kesabaran, nasihat, motivasi, do’a dan
kasih sayang yang tulus dan tiada henti yang kalian berikan kepadaku.
Tiada balasan yang setimpal yang dapat saya berikan kepada kalian kecuali
istiqomah dengan selalu berdoa kepada kalian.
2. Kakek dan Nenekku (Hamidun dan Masriah) yang sangat saya hormati dan
cintai. Terima kasih untuk nasehat, doa, motivasi dan segalanya. Kalian
adalah Embah terhebat yang saya punyai.
3. Adik dan sepupu-sepupuku tercinta (Umi, Nafis, Ferry, Ulfi dan Nova),
kalian adalah adik-adikku yang hebat, tanpa pengertian kalian aku tak
mungkin bisa menyelesaikan tugas-tugasku.
vi
4. Tante dan Omku (Mbak Umul, Pak Busro, Mbak Tiwi, Lek Tho, Mbak Fir,
Mbak Jik) yang tak pernah bosan menasehatiku, memberikan motivasi dan
selalu mendukungku. Dan untuk keluarga besarku, I Love You all.
5. Teman-teman Rekan dan Rekanita IPNU-IPPNU PAC Tembalang, yang
tidak bisa saya sebutkan satu-per satu, terima kasih untuk kalian semua
yang selalu mendukung dan memotivasiku untuk melangkah optimis.
6. Seluruh anggota group “Copers” yang selalu eksis didunia nyata dan Sosial
Media, semoga jalinan persahabatan kita tetap terjaga karena kalian telah
memberi arti persahabatan yang sangat indah.
7. My Bestfriend on PBS (Maknil, Valin, Jannah, Umar dan Mr.Komting
Suyuti) terimakasih atas segala kebaikan, motivasi, dukungan dan
pengertian kalian semua kepadaku, dan memberiku persahabatan yang
begitu indah, semoga tidak berubah. Hahaha…
8. Bapak Dr. Ali Murtadho, M.Ag selaku pembimbing Tugas Akhir yang
telah berjasa membantu dalam pembuatan tugas akhir ini.
9. Bapak dan ibu dosen prodi Perbankan Syari’ah yang maaf tidak bisa
menyebutkan satu-persatu, terimakasih atas segala ilmu dan pengalaman
yang bermanfaat yang kalian berikan selama saya menuntut di IAIN
Walisongo ini.
10. Seluruh pengurus di prodi Perbankan Syari’ah, terimakasih atas segala
pelayanannya yang cukup memuaskan selama ini.
vii
11. All Friend on Twitter and Facebook, Thanks for your inspiring quotes,
tweets and status, which can make me an enthusiasm personality and be
better everyday.
12. Ardhie dan Sugi Nyonyo yang ngijinin aku untuk absen bermain dulu
selama proses pembuatan TA ini, terimakasih untuk dukungannya selama
ini. you are my bestfriend ever ☺
viii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis
menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak berisi materi yang telah ditulis
oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga Tugas Akhir ini tidak
berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat
dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.
Semarang, Mei 2012
Deklarator,
Muhamad Ali Ridlo
ix
ABSTRAK
BPRS Asad Alif sebagai lembaga pengelola keuangan masyarakat mempunyai produk unggulan yaitu murabahah. Murabahah adalah jual beli dimana penjual memberitahukan harga pokok dan keuntungan yang akan didapat kepada nasabah sesuai dengan kesepakatan. Hasil atau keuntungan dari murabahah disebut dengan margin. Penentuan harga merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pemasaran karena harga yang menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Penentuan harga termasuk penetapan besarnya margin murabahah. Perubahan metode yang digunakan oleh BPRS Asad Alif perlu dikaji,supaya kebijakan penentuan harga sekarang tidak menjadi boomerang di masa mendatang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, dimana penelitian yang dilakukan tidak membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Sedangkan teknik penelitian ini adalah dengan observasi, studi pustaka dan wawancara. BPRS Asad Alif telah melakukan perubahan kebijakan untuk menentukan harga jual beli yaitu dengan cara yang berbeda dengan bank lainnya. Di BPRS ini metode yang digunakan adalah dengan memperhatikan harga pokok, target pembiayaan dan biaya operasional selama setahun dengan Formulasi harga jual sama dengan jumlah pembiayaan ditambah dengan cost recovery dan margin. Berdasarkan formulasi terbaru tersebut, maka penelitian ini akan menganalisis mengenai keunggulan dan kelemahan penggunaan metode ini.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa penentuan harga jual Murabahah di BPRS Asad Alif memang menunjukkan ke-syariahannya, karena metode yang digunakan sangat berbeda yang digunakan oleh Lembaga Keuangan Syariah pada umumnya yang dirasa masih sama dengan cara penentuan harga jual di Lembaga Keuangan konvensional yaitu masih menggunakan suku bunga sebagai benchmark. Selain itu, harga menjadi lebih murah, tidak ada biaya administrasi dan tidak takut akan pengaruh suku bunga ketika mengalami fluktuasi. Namun, kelemahan metode ini adalah kemungkinan pendapatan Bank menurun kalau nasabah tetap bahkan lebih sedikit dari bulan sebelumnya. Nasabah yang berasal dari karyawan merasa sedikit terbebani karena perhitungan margin disamakan. Biasanya mereka mendapatkan ‘harga spesial’ dari bank, namun karena metode ini tidak ada lagi ‘harga spesial’ itu.
x
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
mencurahkan segala rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir (TA) sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Ahli
Madya di Program Studi Perbankan Syariah IAIN Walisongo Semarang.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW, Nabi pembawa Rahmat bagi mahluk sekalian alam,
keluarga, sahabat, dan tabiin serta kepada kita umatnya. Semoga kita termasuk
umat yang memperoleh syafaat di Yaumil Qiyamah nanti. Amin
Melalui pengantar ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penulisan TA ini, atas dukungan dan
motivasi yang diberikan baik secara spiritual maupun moral. Sehubungan dengan
itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo
Semarang.
2. Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang..
3. Drs.H. Wahab Zaenuri, MM selaku Kaprodi Perbankan syari’ah.
4. Drs. Ali Murtadlo, M.Ag selaku dosen pembimbing, yang telah
memberikan arahan, masukan kritikan serta bimbingan kepada penyusun
dalam penulisan TA ini.
5. Moh Asmi Munif, Amd selaku Direktur PT BPRS Asad Alif yang telah
memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian TA disini.
6. Ana Wafiyah S.Ag, MM selaku Pimpinan kantor cabang BPRS Asad Alif
Semarang beserta seluruh karyawan yang telah memberikan banyak
informasi dalam penulisan TA.
xi
7. Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang serta
semangatnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan baik.
8. Teman-teman seperjuangan terutama jurusan Perbankan Syariah angkatan
2009, terima kasih atas kerjasama, motivasi, inspirasi, dan
kekompakannya serta bantuannya dalam penulisan TA ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya TA ini. Penulis menyadari TA ini jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi perbaikan TA ini.
Semoga TA ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Semarang, Mei 2012
Penulis,
Muhamad Ali Ridlo
NIM: 092503042
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii
MOTTO ................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .................................................................................... v
DEKLARASI ........................................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Rumusan dan Batasan Masalah ......................................................... 4
1.2.1 Rumusan Masalah ..................................................................... 4
1.2.2 Batasan Masalah ....................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
1.5. Metode Penelitian .............................................................................. 7
1.5.1 Metode Penelitian ..................................................................... 7
1.5.2 Sumber Data ............................................................................. 7
1.5.3 Obyek Penelitian ....................................................................... 8
1.5.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 8
1.6. Sistematika Penulisan ........................................................................ 9
xiii
BAB II GAMBARAN UMUM PT BPRS ASAD ALIF SEMARANG
2.1. Sejarah dan Perkembangan ................................................................ 11
2.2. Visi dan MIisi .................................................................................... 15
2.3. Kepengurusan dan Struktur Organisasi .............................................. 16
2.4. Produk-Produk ................................................................................... 24
BAB III METODE PENENTUAN HARGA JUAL BELI MURABAHAH
DI BPRS ASAD ALIF
3.1. Murabahah ......................................................................................... 27
3.1.1 Pengertian Jual Beli Murabahah ................................................ 27
3.1.2 Dasar Hukum Jual Beli Murabahah ........................................... 28
3.1.3 Rukun dan Syarat Jual Beli Murabahah ..................................... 30
3.1.4 Skema Jual Beli Murabahah ...................................................... 31
3.1.5 Perbandingan Jual Beli Murabahah Antara Praktik Klasik dan
Praktik Kontemporer.......................................................................... 33
3.2. Harga ................................................................................................ 34
3.2.1 Pengertian Harga ....................................................................... 34
3.2.2 Tujuan Penentuan Harga ........................................................... 35
3.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga .................................. 36
3.2.4 Metode Penentuan Harga Jual Beli Murabahah ......................... 40
3.3. Metode Penentuan Harga Jual Beli Murabahah di BPRS Asad Alif .... 43
3.4. Analisis ............................................................................................. 47
3.4.1 Keunggulan ............................................................................... 47
3.4.2 Kelemahan ................................................................................ 48
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan........................................................................................ 49
4.2. Saran ................................................................................................. 49
4.3. Penutup ............................................................................................. 50
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bank Syariah telah berkembang di Indonesia sejak tahun 90-an.
Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat
pada tahun 1992. Setelah terbukti mampu bertahan pada krisis 1998, barulah
pemerintah mengeluarkan UU No.10 Tahun 1998 yang memperbolehkan
bank melakukan transaksi syariah (dual banking system). Sejak itulah
banyak bermunculan bank-bank syariah di Indonesia1.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat.2
Sedangkan pengertian Bank Syariah menurut UU No. 21 tahun
2008 adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.3
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Bank
Syariah adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari msyarakat
dan menyalurkan kembali kepada masyarakat melalui pembiayaan yang
berjalan sesuai dengan prinsip syariah islam untuk meningkatkan taraf
1 Wiroso. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press. Cet.ke-1.2005. Hal 1 2 UU No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, pasal 1 ayat 1 3 Ibid, pasal 1 ayat 7
2
hidup rakyat Indonesia.
Dalam penelitian ini, penulis akan mengambil obyek penilitian di
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Asad Alif Cabang Semarang.
BPRS adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lilntas pembayaran.4 Yang dimaksud dengan lalu lintas
pembayaran adalah kegiatan bank yang meliputi pencairan tunai (cek,
wesel, bilyet giro, dan draft L/C), pemindahbukuan, kliring, transfer dan
inkaso. Kegiatan itulah yang membedakan antara Bank Umum Syariah
dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. BPRS diprioritaskan untuk
mengelola dana masyarakat menengah ke bawah.
Untuk menjalankan fungsinya sebagai lembaga pengelola keuangan
masyarakat, maka BPRS Asad Alif mempunyai produk-produk yang terdiri
dari produk funding dan produk lending. Produk funding biasanya berupa
simpanan dan produk lending berupa pembiayaan. Simpanan biasanya
berupa tabungan, deposito dan sebagainya. Sedangkan pembiayaan biasanya
berupa jual beli atau murabahah, mudharabah, ijarah dan lain-lain.
Hal yang paling menentukan perolehan pendapatan bank adalah
hasil dari keuntungan bank yang berupa bagi hasil dan margin. Sedangkan
penghasil keuntungan terbanyak berasal dari produk lending. Produk
lending yang paling laris di suatu lembaga keuangan adalah produk
murabahah yang keuntungannya berupa margin.5
Sebagian besar pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah adalah
4 Ibid, pasal 1 ayat 9 5 Wiroso. Op.Cit. hal. 11
3
untuk keperluan konsumsi, salah satunya adalah untuk membeli barang.
dalam perbankan syariah akad yang berhubungan dengan jual beli adalah
akad Murabahah. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang telah disepakati
oleh penjual dan pembeli.6
Penentuan harga merupakan salah satu aspek yang sangat penting
dalam pemasaran. harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan
mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa
perbankan. Salah dalam menentukan harga akan menjadi akibat yang
sangat fatal terhadap produk yang ditawarkan. Sedangkan dalam penentuan
harga juga harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti keuntungan
atau margin yang akan diterima oleh bank.
Namun, dalam praktiknya penentuan harga yang terjadi didalam
bank syariah masih banyak yang merujuk pada suku bunga konvensional,
tingkat pesaing dan lain lain. Terlebih masih banyak asumsi masyarakat
yang masih menganggap sama dengan kredit di bank konvensional. Bahkan
penentuan margin yang diberikan lebih besar dari suku bunga konvensional.
Hal ini yang menjadikan masyarakat masih memandang sama bank syariah
sama saja dengan bank konvensional.
Dalam penentuan margin seharusnya juga mempertimbangkan
biaya operasional bank dan juga biaya lain-lain yang dibutuhkan dalam
transaksi jual beli, tidak didasarkan pada tingkat suku bunga konvensional.
6 Wiroso. Op.Cit. hal.13
4
Perubahan penentuan harga jual merupakan pengambilan
keputusan terberat dalam suatu lembaga keuangan syariah. Karena, tidak
mudah suatu perusahan melakukan perubahan tata cara sistem yang sudah
berjalan. Semua harus dipikirkan dengan matang mengenai akibat dan
pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan mencoba menelaah
mengenai cara penentuan harga jual pembiayaan Murabahah yang di BPRS
Asad Alif. Dengan mendeskripsikan “METODE PENENTUAN HARGA
JUAL BELI PADA AKAD MURABAHAH DI BPRS ASAD ALIF
CABANG SEMARANG”.
1.2. Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Metode penentuan harga jual beli Murabahah di BPRS
Asad Alif?
2. Apa keunggulan dan kelemahan metode penentuan harga jual beli
Murabahah di BPRS Asad Alif?
1.2.2. Batasan Masalah
Banyak sekali penelitian dan persepsi yang muncul di tengah
masyarakat bahwa penentuan harga jual beli dalam akad murabahah
5
di bank syariah masih sama dengan suku bunga di bank konvensional.
Namun, sedikit penelitian yang dapat memberikan sesuatu yang
berbeda sehingga mendapatkan solusi dalam penentuan harga jual
dalam perbankan syariah dengan perbankan konvensional.
Muhammad, seorang pakar ekonomi islam di Indonesia
banyak memberikan kritikan tajam terhadap praktik dalam penentuan
harga jual beli murabahah. Beliau mengatakan bahwa praktik jual beli
dalam akad murabahah yang ada dalam perbankan syariah sama
dengan perbankan konvensional, dikarenakan masih melekatnya
penggunaan prinsip-prinsip yang ada di perbankan konvensional.7
Seharusnya ada formulasi baru yang benar-benar dapat membedakan
penentuan harga jual beli murabahah bank syariah dengan harga jual
beli di bank konvensional. Penelitian ini dibatasi pada formulasi
masalah model penentuan harga jual beli yang sudah dilakukan oleh
BPRS Asad Alif beserta akibatnya.
1.3. Tujuan Penilitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui penerapan metode peenentuan harga jual murabahah di
BPRS Asad Alif.
2. Mengetahui apa saja keunggulan dan kelemahan dengan menggunakan
7 Modul Pelatihan Perbankan Syariah di BPRS Asad Alif pada bulan Februari 2012
6
metode yang digunakan oleh BPRS Asad Alif untuk menentukan harga
jual beli murabahah.
1.4. Manfaat Penilitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat
bagi pihak yang terkait, antara lain:
1. Bagi BPRS Asad Alif Cabang Dr. Cipto Semarang, hasil penelitian ini
diharapkan dapat membantu memberikan sumbangan pemikiran atau
masukan berupa saran dan kritik supaya bisa lebih berkembang serta
sebagai bahan pertimbangan kepada manajemen.
2. Bagi masyarakat dan pihak terkait, hasil penelitian ini dapat
memberikan informasi, masukan positif serta menambah khasanah
bacaan ilmiah.
3. Bagi akademik, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam mata
kuliah atau pun penelitian yang terkait dengan lembaga keuangan
syariah.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah
wawasan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari
akademik.
7
1.5. Metode Penelitian
1.5.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.8 Penelitian
bertujuan untuk membuat deskriptif mengenai situai-situasi atau
kejadian tertentu sehingga diperoleh deskriptif yang sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta9. Dimana penelitian yang dilakukan
bersifat mandiri yang bertujuan untuk menganalisis tentang penerapan
penentuan harga jual beli murabahah di BPRS Asad Alif Dr.Cipto
Semarang.
1.5.2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer berupa sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data (peneliti) atau data yang diperoleh
langsung dari lapangan (obyek data).10 Sedangkan yang dimaksud
dengan data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data atau data yang diambil
8 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Cet.ke-8,200, hlm.11 9 Sumardi Surya Brata, Metodologi Penilitian, Jakarta: PT Grafindo Persada, cet.ke-13, 2002,
Hlm.10 10 Ibid, hlm.42
8
peneliti sebagai bahan pendukung atas penelitian dari sumber-sumber
yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.11
Yaitu dengan melakukan studi pustaka melalui buku, artikel, internet,
jurnal dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
Data-data yang digunakan oleh penulis diantaranya:
1. Teori-teori yang diambil dari berbagai literatur.
2. Data-data yang diambil dari tempat penelitian yaitu di BPRS Asad
Alif Semarang.
3. Penjelasan secara lisan yang penulis terima dari kepala Kantor
Cabang dan beberapa karyawan BPRS Asad Alif Semarang.
1.5.3. Obyek Penelitian
Penelitian yang akan penulis lakukan bertempat di BPRS
Asad Alif Dr.Cipto Semarang.
1.5.4. Teknik Pengumpulan Data
Adapaun teknik penelitian yang diperlukan dalam penilitian
ini meliputi beberapa cara, diantaranya:
1. Observasi
Dimana dalam tahap ini penulis melakukan pengamatan
langsung ke lapangan terhadap praktek langsung dalam penerapan
penentuan harga jual beli murabahah yang ada di BPRS.
11 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, Cet.ke-5,2005,hlm.62
9
2. Studi Pustaka
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh penulis dalam
pengumpulan bahan penelitian ini adalah dengan studi pustaka.
Adapun cara memperoleh sumber data yang dilakukan oleh penulis
diantaranya adalah menelaah buku-buku pengetahuan, jurnal, majalah,
surat kabar, maupun penelusuran melalui internet dan literatur-literatur
lain yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti oleh penulis.
3. Wawancara/ Interview
Metode ini digunakan oleh penulis untuk memperoleh
penjelasan secara langsung tentang metode penentuan harga
murabahah di BPRS dimana informasi yang diperoleh adalah dari
internal perusahaan. Penulis melakukan wawancara langsung kepada
kepala Cabang BPRS Asad Alif Semarang dan beberapa karyawan
yang bekerja disana.
1.6. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini mencakup latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta
sistematika penilitian.
10
BAB II GAMBARAN UMUM PT. BPRS ASAD ALIF SEMARANG
Bab ini merupakan pembahasan yang terdiri dari gambaran umum
mengenai sejarah dan perkembangan BPRS Asad Alif Semarang,
struktur organisasi, Visi dan Misi, serta produk-produk yang
ditawarkan oleh BPRS Asad Alif Semarang.
BAB III METODE PENENTUAN HARGA JUAL BELI MURABAHAH
DI BPRS ASAD ALIF SEMARANG
Bab ini merupakan tinjauan kepustakaan yang berisi pembahasan
mengenai definisi jual beli murabahah, harga dan tinjauan penentuan
harga menurut syariah, penerapan metode yang digunakan BPRS
dalam menentukan harga jual beli murabahah serta hasil analisis
mengenai keunggulan dan kelemahan penggunaan metode ini.
BAB IV PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan memuat
pokok-pokok hasil penelitian. Saran berisi rekomendasi terhadap
kekurang sempurnaan dalam melakukan penelitian ini.
11
BAB II
GAMBARAN UMUM
PT. BPR SYARI’AH ASAD ALIF SEMARANG
2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. BPR Syari’ah Asad Alif
Semarang
Pada tanggal 1 Mei 1992 Bank Muamalat Indonesia menjadi bank
Islam pertama di Indonesia yang beroperasi sesuai Syari’ah. Perkembangan
perbankan Syari’ah di Indonesia mulai terlihat ketika pemerintah menyetujui
UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan. Masyarakat mulai melihat
peluang yang baik pada perkembangan bank Syari’ah, sehingga banyak
bankir di Indonesia memanfaatkan peluang bisnis tersebut. Banyak bank
umum yang mendirikan Unit Usaha Syari’ah demi peluang bisnis yang
menguntungkan.1
Peluang bisnis tersebut tentu saja tidak disia-siakan begitu saja oleh
BPR SYARI’AH (BPRS) Asad Alif. BPRS Asad Alif pada awalnya bernama
Balai Usaha Mandiri Terpadu (BMT) “Arga Putra Kencana” yang
operasionalnya berdasarkan Sertifikat Operasional Semetara No.
02001/PINBUK JATENG-00011/III/1998 Tanggal 16 Maret 1998 dan
Anggaran Dasar Kelompok Swadaya Masyarakat telah beroperasi sejak
tanggal 2 februari 1996, kemudian diperkuat dengan adanya Akte Notaris
1 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, cet.ke-1, 2005. Hlm.1
12
“Mustari Sawilin, SH” Nomor 18 tanggal 22 september 1997. Tidak hanya
itu, izin usaha dari Bank Indonesia No.31/27/DIR/UBPR/Rahasia tanggal 29
Juli 1998 ditambah dengan persetujuan Menteri Kehakiman
No.C2.11481.HT.01.01.TAHUN.97 tanggal 5 November 1997.2
Atas dasar surat keputusan dari berbagai lembaga tersebut , lembaga
keuangan yang sebelumnya bernama Kelompok Usaha Terpadu “BMT Arga
Surya Barokah” berubah menjadi “PT. BPR Syari’ah Asad Alif” dengan H.
Suhardjo, Hermawan Mardiyanto, dan Sri Mardikaningsih sebagai pemegang
saham terbesar.3
Dalam perjalananya BPRS Asad Alif mengalami banyak perubahan
yang berkaitan dengan kepengurusan dan inovasi produk berdasarkan prinsip
Syari’ah yang diikuti perubahan yang lainnya. Diantara perubahan yang
berkaitan dengan kepemimpinan yaitu mengenai pengangkatan Sugeng
Supriyadi, SE sebagai Direktur Utama yang diangkat berdasarkan pada Berita
Acara Notaris “Mohammad Hafidh, SH” No. 3 tanggal 3 Juli 2002, sekaligus
menggantikan S. Prakosa dan Desvita Nur Ismawati dari jabatan sebelumnya.
Sebagai bukti nyata telah lahirnya Lembaga Keuangan Syari’ah di Sukorejo,
BPRS Asad Alif telah membuka kantor pusat di jalan sudagaran No 20
Sukorejo Kendal.4 Berikut data singkat dari BPRS Asad Alif awal berdiri:
a) Data Perusahaan :
Nama perusahaan : PT. BPR SYARI’AH Asad Alif
Alamat : Jl. Sudagaran No.20 Sukorejo Kendal 2 Dokumentasi Profil BPRS Asad Alif 3 ibid 4 ibid
13
No.Telp : (0294) 451593
No. Fax : (0294) 451819
No. NPWP : 1.830.715.7.503
No. TDP : 11181800098
Akte Pendirian : 22 September 1997
No. / tgl Izin Prinsip : No. S-767/MK 17/1997, 15 September 1997
No. / tgl Izin Usaha : No. 31/27/DIR/UBPR/Rahasia, 29 Juli 1998,
Persetujuan menteri kehakiman No.
C2.11481.HT.01.01.TH.97, Tanggal 5 November
1997.
b) Kepengurusan :
1) Dewan komisaris
a. Komisaris utama : H. Suhardjo
b. Komisaris : Hj. Sri Mardikaningsih
c. Komisaris : Harmawan Mardiyanto, Ars
2) Dewan Pengawas Syari’ah
a. Ketua : Drs. KH Asnawi Usman
b. Anggota : KH. A. Sudiyono
c. Anggota : K. Mas’as
3) Direksi
Direktur utama : Sugeng Supriyadi, SE
14
Pengembangan dan ekspansi usaha terus dilakukan beberapa tahun
terakhir, berdasarkan surat penegasan dari Bank Indonesia No.
8/45/DPbs/PIA/Sm tanggal 6 Juli 2006 perihal pembukaan kantor kas dan
sesuai dengan rencana kerja tahunan (RKT) tahun 2006, BPRS Asad Alif
Sukorejo berhasil membuka beberapa kantor kas, salah satunya adalah kantor
kas Dr. Cipto Semarang yang berdiri pada bulan Juli tahun 2006.5 Seiring
dengan berkembangnya waktu, kantor kas lain pun juga dibuka di beberapa
tempat yang berbeda, antara lain:
1. Kantor Kas Boja
Beralamat di jalan beringin komplek pasar Boja No. 2, Kendal
Telp. (0294) 571091
2. Kantor Kas Ngadirejo
Beralamat di jalan Raya Ngadirejo Km 05 Temanggung
Telp. (0293) 591157
3. Kantor Kas Ungaran
Beralamat di jalan Semarang-Bawen Km 25 Bergas, Semarang
Telp. (024) 692209
Keempat kantor tersebut dibuka sebagai sarana untuk lebih
mengenalkan keberadaan BPRS Asad Alif kepada masyarakat luas,
khususnya masyarakat di Semarang. Keempat kantor kas memiliki fungsi
yang sama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Namun segala bentuk
5 Hasil wawancara dengan ibu Ana Wafiyah S.Ag sebagai kepala cabang BPRS Asad Alif Semarang
15
kewenangan dalam bentuk kewenangan dalam pengambilan keputusan masih
terpusat pada BPRS Asad Alif Sukorejo sebagai kantor pusat.
Di dalam BPRS Asad Alif penggolongan nasabah dibagi menjadi dua
yaitu:6
a. Karyawan, yaitu bagi mereka yang menjadi karyawan di seluruh
perusahaan yang miliki oleh pemegang saham di BPRS.
b. Nasabah Umum, yaitu nasabah yang berasal dari masyarakat biasa
yang mempunyai dana atau mempunyai pinjaman di BPRS.
2.2 Visi dan Misi BPRS Asad Alif Semarang
Adapun visi, tujuan dan misi dari BPRS Asad Alif adalah sebagai
berikut:7
a. Visi BPRS Asad Alif
Menjadi BPR Syariah yang terus berkembang sehingga dapat
mensejahterakan masyarakat, karyawan danpemilik.
b. Tujuan BPRS Asad Alif
Tujuan dari BPRS Asad Alif Adalah membangun usaha perbankan yang
berkelanjutan agar dapat meningkatkan kesejahteraan bagi pemiliknya
karyawan dan lingkungannya.
6 Ibid 7 Brosur BPRS Asad Alif
16
c. Misi PT. BPRS Asad Alif
1) Menjadi mitra usaha masyarakat dengan memberikan pelayanan
terbaik.
2) BPRS Asad Alif ingin menjadi mitra bagi masyarakat / nasabah untuk
perkembangan usaha kedua belah pihak dengan memberikan
pelayanan terbaik dalam segala hal.
2.3 Kepengurusan dan Struktur Organisasi Perusahaan
Agar memudahkan mencapai tujuan yang telah direncanakan dalam
perusahaan maka perlu disusun suatu struktur organisasi perusahaan. Struktur
organisasi adalah suatu bagian yang menunjukkan suatu aktivitas dan batas-
batas saluran kekuasaan, tanggung jawab, dan wewenang masing-masing
bagian yang ada dalam organisasi. Dengan melihat struktur organisasi maka
masing-masing bagian dalam melaksanakan tugasnya dapat mengetahui
tanggung jawab dan wewenang yang diberikan.
Setelah berjalan kurang lebih dua puluh tahun dari sejak didirikan
telah ada perubahan kepengurusan dari kepengurusan awal dan kepengurusan
sekarang di BPRS Asad Alif, bagan struktur organisasi masa kepemimipinan
sekarang dapat dilihat pada lembar terpisah.
a. Susunan Kepengurusan
Adapun struktur organisasi kepengurusan saat ini adalah :
17
1) Dewan komisaris, terdiri dari:
a) H.Sidik Dewantoro,SE
b) Hj Sri Mardikaningsih
c) Ir Harmawan Mardiyanto
2) Dewan pengawas syari’ah, terdiri dari:
a) Drs KH Asnawi Usman
b) KH A. Sudiono
c) K. Mas'as
3) Direksi :
Direktur : Moh Asmi Munif, Amd
Satuan Pengawas Intern : Tommy Hidayat
Manager Operasional : Like Setyowati, SE
Manager Marketing : Siti Zakiyah, SE
Kepala Kantor Kas Semarang : Ana Wafiyah S.Ag, MM
Marketing : Arif EW SE
CS dan Adm Umum : Edi W Amd
Teller : Nunu Nadlifatunnissyak Amd
b. Tugas Masing-Masing Jabatan
Adapun penjabaran mengenai tugas masing-masing jabatan
adalah sebagai berikut:8
8 Modul Standar Operasional Perusahaan BPRS Asad Alif
18
1) Dewan Komisaris
Tugas dan tanggung jawab :
a) Melakukan pengawasan dan memberikan pengarahan kepada
direksi dalam menjalankan perseroan.
b) Menyelenggaran rapat umum luar biasa pemegang saham/rapat
anggota luar biasa dalam hal pembebasan tugas dan kewajiban
Direksi.
c) Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan penyaluran
dana yang jumlahnya melebihi jumlah maksimum yang dapat
diputuskan oleh Direksi.
d) Memberikan penilaian atas neraca dan laporan keuangan berkala
semesteran dan tahunan yang disampaikan oleh Direksi.
e) Menandatangani surat-surat saham yang telah diberi nomor urut
sesuai dengan wewenang yang telah diberikan dalam anggaran
dasar.
2) Direksi
Fungsi utama :
a) Memimpin usaha bank sesuai dengan tujuan dan kebijakan
umum yang telah ditentukan.
b) Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan seluruh
aktifitas bank meliputi penghimpunan dan penyaluran dana serta
kegiatan-kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan
aktivitas utama bank.
19
c) Melindungi dan menjaga asset dan kekayaan perusahaan yang
berada dalam tanggung jawabnya.
d) Membina hubungan dengan pemegang saham, nasabah, dan
calon nasabah serta pihak lain yang dilayani dalam rangka
mengembangkan layanan yang baik.
e) Membina hubungan kerjasama internal dengan seluruh jajaran
manajemen dan eksternal dengan organisasi masyarakat, badan
usaha, serta sesame LKS untuk meningkatkan kemampuan
usaha.
3) Dewan Pengawas Syari’ah (DPS)
Tugas :
Dewan pengawas Syari’ah mempunyai tugas menetapkan
kebijaksanaan tentang Syari’ah, menjalankan pengawasan,
pengendalian, dan pembinaan terhadap produk-produk perbankan
agar sesuai Syari’ah islam.
Fungsi :
a) Menyusun tata cara kerja pengawasan dan pengelolaan bank
sesuai Syari’ah Islam.
b) Melakukan pengawasan atas kepengurusan bank sesuai Syari’ah
Islam.
c) Menggariskan kebijakan anggaran dan keuangan bank sesuai
Syari’at islam.
20
d) Membantu dan mendorong usaha pembinaan dan
pengembangan bank sesuai Syari’ah Islam.
e) Bila perlu dapat meminta dokumen dan penjelasan langsung dari
satuan kerja bank Syari’ah serta ikut dalam pembahasan komite
pembiayaan.
4) Satuan Pengawas Intern (SPI)
Tugas :
Satuan pengawas intern mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan intern atas kegiatan-kegiatan bank.
Fungsi :
a) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan anggaran pendapatan
dan belanja bank.
b) Mengawasi dan memberikan penilaian terhadap kegiatan
operasional bank secara berkala.
c) Melakukan audit atas administrasi keuangan dan pengelolaan
penggunaan dana seluruh kekayaan milik bank.
d) Melakukan evaluasi atas pelayanan yang diberikan nasabah.
e) Mengadakan pengecekan ulang atas agunan dan lain-lain,
jaminan yang diterima oleh bank.
f) Memberikan saran dan perimbangan tentang langkah-langkah
dan atau tindakan yang perlu diambil oleh Direksi.
21
5) Manager Marketing
Tugas :
a) Menyusun rencana bisnis, strategi pemasaran dan rencana
tindakan berdasarkan target yang harus dicapai.
b) Menyusun rencana kerja dan strategi restrukturisasi berdasarkan
target yang ditetapkan.
c) Membina hubungan dengan nasabah/ calon nasabah yang
terdapat pada wilayah kerja bank.
d) Memadu pelaksanaan aktivitas pemasaran produk-produk dan
pencairan nasabah baru yang potensial untuk seluruh produk.
e) Mereview analisa pemberian fasilitas kredit secara
komprehensif dan menyampaikan kepada direksi untuk
mendapatkan persetujuan sesuai jenjang kewenangannya.
Tanggung jawab :
a) Bertanggung jawab terhadap pembinaan hubungan baik dengan
nasabah dengan profesional dengan tujuan mengembangkan
bisnis yang saling menguntungkan.
b) Bertanggungjawab terhadap tercapainya target kualitas asset,
profitabilitas, dan ekspansi yang ditetapkan.
c) Bertanggung jawab terhadap proses mutu analisa awal
pemberian fasilitas.
22
6) Manager Operasional
Fungsi :
Mengkoordinasi, memonitoring, dan memfasilitasi kegiatan
operasional secara efisien dan efektif sesuai dengan system dan
prosedur yang berlaku.
Tanggung jawab :
a) Menjamin terpeliharanya kelancaran dan ketertibank kegiatan
untuk menunjang efektifitas pelayanan kepada nasabah.
b) Melaksanakan kegiatan operasional berdasarkan pada ketetapan
berbagai tujuan, sasaran, kebijakan, aturan dan standar.
c) Mengendalikan keamanan dan kelancaran pelaksanaan kegiatan
operasional bank serta pelaporan secara efektif dan efisien.
d) Mengatur sumber daya dan kegiatan operasional melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
e) Menyusun rencana tabungan dan merencanakan pembinaan
dengan para nasabah.
7) Kepala Kantor Kas
Tugas dan tanggung jawab :
a) Menjabarkan kebijakan umum yang telah dibuat Direksi dan
telah disetujui Dewan Komisaris.
b) Menyusun dan menghasilkan rencana kerja dan anggaran,
proyeksi finance dan non finance disampaikann kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris.
23
c) Mengkoordinasi, memonitoring, dan memfasilitasi kegiatan
operasional secara efisien dan efektif sesuai dengan system dan
prosedur yang berlaku.
d) Menjamin terpeliharanya kelancaran dan ketertiban kegiatan
untuk menunjang efektivitas pelayanan kepada nasabah di
kantor kas dan atau kantor cabang.
e) Melaksanakan dan atau memantau kegiatan operasional bank
sesuai dengan ketetapan dalam SOP di kantor kas dan di kantor
cabang.
8) Marketing
Tugas dan fungsi utama dari bagian marketing adalah melakukan
upaya penghimpunan dana serta penyaluran dana dari dan kepada
masyarakat. Dan masing-masing tugas tersebut dilaksanakan oleh
sub bagian/ unit kerja yang masing-masing menjalankan fungsi dan
tugasnya secara terpisah namun saling menunjang.
9) Administrasi
Tugas dan Tanggung jawab:
a) Memeriksa dan mengurus kelengkapan dokumen-dokumen yang
terlait dengan pembiayaan yang akan atau telah diberikan seperti
dokumen, agunan dan data lainnya.
b) Menyiapkan surat-surat perjanjian dan surat pengikatan agunan
yang terkait dengan pengajuan pembiayaan nasabah.
24
c) Mengawasi dan bertanggung jawab atas pengarsipan semua
dokumen pembiayaan nasabah, khususnya berkas jaminan
pembiayaan nasabah.
d) Menghitung, mencatat, dan melakukan pembayaran atas asuransi,
jasa, proses pengikatan atau pemblokiran jaminan nasabah kepada
pihak lain.
10) Teller
Tugas dan tanggungjawab teller:
a) Menangani segala tranksaksi yang bersifat tunai
b) Membuka dan menutup cashbox
c) Membuat laporan kas harian, mingguan dan bulanan
2.4 Produk-Produk BPRS Asad Alif
Adapun produk-prouk yang ditawarkan oleh BPRS Asad Alif adalah
sebagai berikut:9
1. Pendanaan (funding)
a) Tabungan
Tabungan adalah bentuk penghimpunan dana pihak ketiga yang
dananya dapat diambil sewaktu-waktu. Adapun jenis tabungan yang
ada di BPRS Asad Alif adalah :
9 Brosur, Op.cit
25
1) Tabungan dengan prinsip wadiah, meliputi :
a) Tabungan haji
Adalah tabungan yang dikhususkan bagi nasabah dalam rangka
memenuhi keinginannya menunaikan kewajiban ibadah haji.
b) Tabungan Qurban
Adalah simpanan dari pihak ketiga yang dikhususkan bagi
nasabah dalam rangka memenuhi keinginannya menunaikan
ibadah kurban yang penarikannya mendekati hari raya Idul
Qurban.
2) Tabungan dengan prinsip mudharabah
a) Tabungan Ummat
Adalah simpanan masyarakat di BPRS Asad Alif yang
penarikannya dapat dilakukan kapan pun tanpa ada jangka
waktu tertentu.
b) Tabungan Idul Fitri
Adalah simpanan pihak ketiga di BPRS Asad Alif yang
penarikannya dilakukan pada saat Idul Fitri atau pada saat
kondisi-kondisi tertentu sesuai dengan perjanjian antara pihak
bank dan nasabah.
b) Deposito Mudharabah
Adalah investasi melalui simpanan pihak ketiga (perorangan
maupun badan hukum) di BPRS Asad Alif yang penarikannya hanya
26
apat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara
pihak ketiga dengan bank, dengan mendapatkan imbalan bagi hasil.
2. Pembiayaan
Adapun produk yang termasuk dalam jenis pembiayaan di BPRS
Asad Alif adalah sebagai berikut:
a. Pembiayaan Murabahah, merupakan akad jual beli barang pada
harga asal dengan tambahan margin yang disepakati antara pihak bank
dan nasabah. Bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai
pembeli.
b. Pembiayaan Musyarakah, merupakan akad kerja sama antara dua
pihak atau lebih untuk usaha tertentu dengan masing-masing
menyertakan dana dan mengelola usaha dengan keuntungan dan risiko
ditanggung oleh kedua belah pihak.
27
BAB III
METODE PENENTUAN HARGA JUAL BELI
MURABAHAH DI BPRS ASAD ALIF SEMARANG
3.1. Murabahah
3.1.1. Pengertian Jual Beli Murabahah
Didalam fiqh muamalah terdapat jenis jual beli yang bernama ba’i
al-amanah, yaitu jual beli secara amanah (kepercayaan). Dalam jenis jual
beli ini, pembeli mempercayai perkataan penjual tentang harga pertama
tanpa ada bukti dan sumpah, sehingga harus terhindar dari khianat, penipuan
dan prasangka buruk. Jenis sistem jual beli sendiri ada tiga, yaitu
Murabahah, Tauliyah dan Wadi’ah. Murabahah adalah jual beli dengan
harga pertama disertai dengan tambahan keuntungan. Tauliyah adalah jual
beli dengan harga pertama tanpa ada penambahan atau pengurangan.
Wadi’ah adalah jual beli dengan harga jual lebih rendah dari harga pertama.
Dalam pembahasan ini penulis hanya akan membatasi pada aspek jual beli
murabahah saja.1
Murabahah secara bahasa adalah bentuk mutual (bermakna: saling)
dari kata ribh yang berarti keuntungan, yakni pertambahan nilai modal (jadi
artinya saling mendapatkan keutungan). Menurut terminologi ilmu fiqih,
murabahah adalah menjual dengan harga asli bersama tambahan yang
1 Wahbah Zuhaili, Fiqih Muamalah Perbankan Syariah., Jakarta: Bank Muamalat, 1999, Hlm. 5
28
jelas.2
Menurut fiqh murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu,
dimana penjual menyebutkan dengan jelas barang yang diperjual belikan
termasuk harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia
mensyaratkan atasnya laba/keuntungan dalam jumlah tertentu.3 Sedangkan
definisi menurut perbankan, murabahah adalah akad jual beli barang
sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan yang
disepakati.4
Berdasarkan akad jual beli tersebut, bank membeli barang yang
dipesan oleh dan menjualnya kepada nasabah. Harga jual bank adalah harga
beli dari supplier ditambah keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini bank
harus jujur harga pokok barang kepada nasabah beserta biaya yang
diperlukan atau biaya perolehan terkait pembelian barang tersebut.
3.1.2. Dasar Hukum Jual Beli Murabahah
Dasar hukum jual beli murabahah ditetapkan dalam Al-Qur’an
Surat Al-Baqarah ayat 275:5
.....3 ¨≅ ymr& uρ ª!$# yì ø‹t7 ø9 $# tΠ§�ymu (#4θt/ Ìh�9 $# ∩⊄∠∈∪
2 Abdullah Al-Muslihdan Shlmah Ash-Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Jakarta: Daul Haq, Cet. Ke-1 Pertama, 2004, Hlm.198 3 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta: UII Presscet. Ke-4, 2008, Hlm.103 4 Ibid 5Penjelasan Fatwa., No.4/DSN-MUI/IV/2000
29
Artinya:
“…Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba….”
Dalam ayat ini Allah mempertegas legalitas dan keabsahan jual beli
secara umum serta menolak dan melarang konsep ribawi. Berdasarkan
ketetntuan ini jual beli murabahah mendapat pengakuan dan legalitas dari
syara’ dan sah untuk dioperasionalisasikan dalam praktik pembiayaan bank
syariah karena ia merupakan salah satu bentuk jual beli dan tidak
mengandung riba.
Hadits Rosulullah SAW, yang artinya:
“dari Suhaib Ar-Rumi ra. Bahwa Rosulullah bersabda: “tiga hal yang
dialamnya terdapat keberkahan: Jual Beli secara tangguh, Muqaradhah
(Mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan
rumah, bukan untuk dijual.” (HR.Ibnu Majah)6
Hadits riwayat Ibnu Majah tersebut merupakan dalil lain
diperbolehkannya murabahah yang dilakukan secara jatuh tempo. Meskipun
Kedudukan hadits ini lemah, namun banyak ulama’ yang menggunakan dalil
ini sebagai dasar hukum akad murabahah ataupun jual beli jatuh tempo.
Ulama menyatakan bahwa arti tumbuh dan menjadi lebih baik terdapat pada
perniagaan. Terlebih pada jual beli yang dilakukan secara jatuh tempo atau
akad murabahah. Dengan menunjuk adanya keberkahan ini, hal ini
mengindikasikan diperbolehkannya praktik jual beli yang dilakukan secara
jatuh tempo. Begitu juga dengan akad murabahah yang dilakukan secara
6 Ibid, hlm. 3
30
jatuh tempo. Dalam arti, nasabah diberi jangka waktu untuk melakukan
pelunasan atas harga komoditas sesuai dengan kesepakatan.
3.1.3. Rukun dan Syarat Jual Beli Murabahah
Rukun jual beli menurut Mazhab Hanafi adalah ijab dan qabul
yang menunjukkan adanya pertukaran atau kegiatan saling member yang
menempati kedudukan ijab dan qabul7. Rukun ini dengan ungkapan lain
merupakan pekerjaan yang menunjukkan keridhaan dengan adanya
pertukaran dua harta milik, baik berupa perkataan maupun perbuatan.
Sedangkan menurut jumhur ulama (selain mazhab Hanafi) ada 3
rukun dalam jual beli, yaitu orang yang berakad (penjual dan Pembeli),
yang diakadkan (Harga dan Barang yang dihargai) dan Sighat (Ijab dan
Qabul).8
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa rukun jual
beli murabahah adalah:
1. Penjual
2. Pembeli
3. Barang yang dijual
4. Harga
5. Sighat (ijab dan qabul)
7 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, cet. Ke-1,2005, Hlm.16 8Ibid
31
Sedangkan syarat-syarat murabahah adalah sebagai berikut:
1. Harus digunakan untuk barang-barang yang halal, barang najis tidak
sah untuk diperjual belikan dan bukan barang larangan Negara.
2. Penjual memberitahukan biaya modal yang diperlukan kepada
nasabah.
3. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesduah pembelian.
5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.
6. Mengetahui besarnya keuntungan yang akan diperoleh oleh bank.
3.1.4. Skema Jual Beli Murabahah
Skema asli murabahah:9
Gambar 1.1
1 negoisasi & persyaratan
2 akad jual beli
6 bayar 5 terima brg
3 beli barang 4 kirim
9 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Bagi Bankir dan Praktek Keuangan, Bogor: Tazkia Institute, cet.ke-1, 1999, hlm.166
BANK
NASABAH
SUPPLIER
Atau
PENJUAL
32
Bank Syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli, barang
diserahkan segera dan pembayaran dapat dilakukan secara tangguh.
Skema pengembangan:10
Gambar 1.2
1 akad jual beli
2 wakalah
5 terima dokumen
4 kirim
3 beli barang
Sumber: penjelasan Fatwa No.04/DSN-MUI/IV/2000
Jika pihak bank ingin mewakilkan kepada nasabah untuk membeli
barang dari pihak ketiga (supplier) maka kedua pihak harus menandatangani
kesepakatan agensi (agency contract). Dimana pihak bank memberikan
otoritas kepada nasabah untuk menjadi agennya guna untuk membeli
komoditas dari pihak ketiga atas nama bank. Dengan kata lain, nasabah
10 Penjelasan Fatwa, Op.Cit, No.4/DSN-MUI/IV/2000
BANK
NASABAH
SUPPLIER
Atau
PENJUAL
33
menjadi wakil bank untuk membelikan komoditas. Kemudian nasabah
membeli komoditas atas nama bank dan kepemilikannya hanya sebagai
agen dari pihak bank. Selanjutnya, nasabah memeberikan informasi kepada
bank bahwa dia telah membeli komoditas. Kemudian pihak bank
menawarkan komoditas tersebut kepada nasabah, dan terjadilah kontrak jual
beli kemudian komoditas menjadi milik nasabah sepenuhnya dengan segala
resikonya. Nasabah boleh membayarnya secara kontan atau pun tangguh.
3.1.5. Perbandingan Jual Beli Murabahah Antara Praktik Klasik
dan Praktik Kontemporer
Perbandingan praktik murabahah antara cara klasik dengan cara
kontemporer disajikan dalam bentuk tabel.11
Karakteristik
pokok
Praktek klasik (dalam
transaksi umum dan ideal) Praktek kontemporer
Tujuan transaksi Kegiatan jual beli Pembiayaan dalam rangka penyediaan fasilitas dan barang
Tahapan transaksi dua tahap satu tahap Proses transaksi (i) penjual membeli
barang dari produsen (ii) penjual menjual
barang kepada pembeli
Bank selaku penjual dapat mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang kepada produsen untuk dijual kembali kepada nasabah tersebut.
Status kepemilikan barang pada saat akad
Barang telah menjadi milik penjual pada saat akad penjual dan pembeli
Barang belum jelas dimiliki penjual pada saat akad penjual dan pembeli
11 Achmad Bukhori, dkk, Standarisasi Akad Perbankan Syari’ah, Jakarta: Bank Indonesia, 2004, Hlm.48
34
dilakukan dilakukan. Perhitungan tingkat margin
(i) Perhitungan laba menggunakan biaya transaksi riil
(ii) Perhitungan laba merupakan lupsum dan wholesale
(i) Perhitungan menggunakan benchmark atas rate yang berlaku dalam pasar uang
(ii) Menggunakan persentase per anmum dan dihitung berdasarkan baki debet (OS) pembiayaan.
Sifat pemesanan barang oleh nasabah
- Tidak tertulis - Dua pendapat mengikat dan tidak mengikat
- Tertulis dan mengikat
Pengungkapan harga pokok dan margin
Harus transparan Harus transparan
Tenor Sangat pendek Jangka panjang (1-5 tahun)
Cara pembayaran transaksi jual beli
Cash dan Carry Dengan cicilan/ angsuran
Kolateral (jaminan) Tanpa kolateral Ada kolateral (jaminan tambahan)
3.2. Harga
3.2.1. Pengertian Harga
Harga adalah sesuatu yang bernilai yang harus direlakan oleh
pembeli untuk memperoleh barang atau jasa. Di dunia perbankan,
mencakup biaya-biaya transaksi, suku bunga dan saldo minimum atau
kompensasi.12
12 Setyo Soedrajat.,Manajemen Pemasaran Bank. Jakarta: PT. Ikral Mandiri Abadi, cet.ke-1, 2004, Hlm. 57-58
35
Harga jual produk mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama harga
adalah untuk memenangkan persaingan pasar. Fungsi kedua adalah sumber
keuntungan perusahaan.13
Dalam perbankan konvensional, Harga adalah bunga, biaya
adminitrasi, biaya provisi dan komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa,
biaya iuran dan biaya-biaya lainnya. Sedangkan dalam bank syariah harga
adalah bagi hasil.14
3.2.2. Tujuan Penentuan Harga
Tujuan penentuan harga secara umum adalah sebagai berikut:15
1. Untuk bertahan hidup
Artinya, dalam kondisi tertentu terutama dalam kondisi persaingan
yang tinggi. Dalam hal ini bank menentukan harga semurah mungkin
dengan maksud produk dan jasa yang ditawarkan laku di pasaran.
Contohnya untuk persentase nisbah simpanan lebih tinggi dibandingkan
dengan tingkat persentase nisbah pesaing dan persentase nisbah pembiayaan
lebih rendah tetapi dalam kondisi yang menguntungkan.
2. Untuk memaksimalkan laba
Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat
sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan
dengan harga murah atau tinggi.
13 Siswanto Sutojo,Manajemen Terapan Bank, Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo, cet.ke-1, 1997, Hlm.132 14 Kashmir.,Manajemen Perbankan , Bandung: PT Raja Grafindo Persada,cet.ke-4, 2003, Hlm.132 15 Ibid, hlm.198
36
3. Untuk memperbesar market share
Penentuan harga ini dengan harga yang murah. Sehingga dapat
diharapkan nasabah semakin meningkat dan diharapkan pula nasabah di
bank pesaing dapat beralih kepada produk yang ditawarkan. Contohnya,
penentuan persentase nisbah yang lebih tinggi dari bank pesaing ditambah
dengan kelebihan lainnya seperti hadiah.
4. Mutu produk
Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk memberikan kesan
bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang bagus dan
biasanya harga ditentukan setinggi mungkin dan persentase nisbah
simpanan semakin rendah.
5. Karena pesaing
Penentuan harga dalam hal ini bank melihat pesaing lainnya.
Tujuannya agar harga yang ditawarkan tidak melebihi harga yang
ditawarkan oleh pesaing.
3.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya suatu harga pada
umumnya adalah sebagai berikut:16
1. Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana, dalam arti simpanan sedikit,
sementara permohonan pembiayaan meningkat, maka yang dilakukan bank
16 Siswanto Sutojo, Op.Cit, hlm.133-135
37
untuk cepat menutupi kekurangan tersebut adalah dengan menaikkan
persentase nisbah simpanan. Dengan meningkatkan persentase nisbah
simpanan, maka masyarakat akan menyimpan uangnya di bank. Sebaliknya,
jika bank kelebihan dana, dimana simpanan banyak dan permohonan
pembiayaan sedikit, maka bank akan menurunkan persentase nisbah bagi
hasil simpanan. Atau dengan cara menurunkan persentase bagi hasil
pembiayaan, supaya permohonan pembiayaan meningkat.
2. Kebijaksaan pemerintah
Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan batas
maksimal atau minimal suku bunga, baik bungan simpanan atau
pembiayaan. Dengan ketentuan pembatasan tersebut simpanan atau
pinjaman tidak boleh melampaui batas yang ditetapkan pemerintah.
3. Target laba yang diinginkan
Target laba yang diinginkan merupakan besarnya keuntungan yang
diinginkan oleh bank. Jika laba yang diinginkan besar, maka nisbah bagi
hasil juga besar, sebaliknya. Oleh karena itu pihak bank harus serius dalam
penetapan persentase laba dan keuntungan yang diinginkan.
4. Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan, maka semakin rendah besar persentase
margin pembiayaan yang dibebankan. Contohnya, dengan jaminan deposito
persentase margin yang diberikan akan lebih rendah disbanding dengan
jaminan berupa sertifikat tanah. Alasannya karena hal pencairan jaminan
apabila terjadi masalah pembiayaan. Bagi jaminan yang likuid seperti
38
deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah dicairkan
apabila suatu saat terjadi masalah pembiayaan daripada sertifikat BPKB.
5. Reputasi perusahaan
Reputasi perusahaan atau bonafidas perusahaan yang akan
memperoleh pembiayaan juga akan mempengaruhi persentase margin yang
akan dibebankan nantinya. Karena perusahaan yang bonafid kemungkinan
resiko pembiayaan macet relatif lebih kecil dan sebaliknya.
6. Produk yang kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai oleh pembiayaan tersebut
laku dipasaran. Untuk produk yang kompetitif besar persentase margin
relative lebih rendah dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.
Hal ini disebabkan karena tingkat pengembalian pembiayaan akan lebih
terjamin karena produk yang dibiayai laku dipasaran.
7. Hubungan baik
Dalam praktiknya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi
dua yaitu nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder).
Penggolongan ini didasarkan pada keaktifan serta loyalitas nasabah tersebut
kepada bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan baik dengan
pihak bank, sehingga dalam penentuan besar persentase margin biasanya
juga berbeda dengan nasabah biasa.
8. Biaya total
Agar berkembang, bank harus mampu menghasilkan pendapatan
yang dapat menutup biaya total mereka serta memperoleh keuntungan.
39
Dilain pihak, pendapatan bank merupakan perkalian hasil jumlah produk
yang mereka jual dengan harga produk tersebut. Oleh karena itu jumlah
biaya yang harus ditanggung oleh bank merupakan faktor penting lain yang
wajib diperhatikan para bankir dalam menentukan harga produk bank
tersebut.
9. Derajat resiko dan jangka waktu jatuh tempo
Derajat resiko dan jangka waktu jatuh tempo pengembalian
pembiayaan berperan penting dalam penentuan besar persentase margin
yang akan diberikan. Semakin tinggi resiko pembiyaan yang akan diberikan
semakin tinggi pula besar persentase margin yang akan diberikan,
sebaliknya. Dalam hal dengan derajat resiko, biasanya bank akan
menetapkan besar margin yang lebih rendah pada pembiayaan yang
didukung oleh jaminan yang cukup. Hl yang sama juga akan dilakukan oleh
bank apabila semakin lama jangka waktu pembiayaan, maka semakin tinggi
pula persentase margin yang akan diberikan. Hal ini dikarenakan resiko di
masa mendatang yang tidak dapat diprediksi.
10. Situasi persaingan pasar
Karena bank tidak beroperasi sendirian, dalam menjalankan
bisnisnya termasuk hal menentukan harga jual mereka harus selalu
memperhatikan perkembangan situasi persaingan pasar.
40
3.2.4. Metode Penentuan Harga Jual Beli Murabahah
Untuk menentukan margin dan penentuan harga jual murabahah
ada beberapa cara, diantaranya:17
1. Bank menentukan keuntungan dari jumlah dana yang dipinjam
oleh nasabah untuk membeli barang ke bank tersebut sebesar
harga yang telah disepakati bersama.
Rumus harga jual (metode pertama)
����� ���� ����� �� ������ � ���� �� � � ������
Contoh soal:
Bank syariah menetapkan laba atas penjualan yg disepakati
sebesar 10%, jika dibayar dlm jangka 2thn maka bank syariah
akan menambahkan keuntungan lagi sebesar 10%, sehingga
margin selama 2thn = 20%.
Perhitungan:
Hrg pokok Mobil Rp.150.000.000
DP / Uang muka Rp. 50.000.000
Dibayar o/ bank Rp. 100.000.000
Margin laba bank
2x10%xRp.100.000.000 Rp. 20.000.000
Sisa angsuran Rp. 120.000.000
Maka angsuran / bln:
Rp.120.000.000:24bln = Rp. 5.000.000/bln
17Safira, Modul 7: Akuntansi Untuk Murabahah II, Jakarta: Universitas Mercu Buana, 2009. Hlm.1-2
41
2. Atas dana yang dipinjam oleh nasabah bank syariah menetapkan
keuntungan transakasi, misalnya 20%. Kemudian jika dibayar
satu atau dua tahun untuk menstabilkan daya beli uang tersebut,
maka bank dapat menambahkan dua kali inflasi dimasa
mendatang. Misal diperkirakan inflasi 5% pertahun maka faktor
stabilizer daya beli selama dua tahun sama dengan 2x5%=10%.
Jadi selama dua tahun nasabah mengangsur pokok pinjaman
ditambah dengan keuntungan dan inflasi.
Rumus harga jual (metode kedua)
����� ���� ����� �� ������ � �������� � � ������ �
�� � ������
Contoh soal:
Masih sama dengan contoh soal cara pertama, tapi bank syariah
menetapkan laba thn ke-1 10% & faktor stabilizer nilai beli uang
yg dipinjam u/ 2thn sebesar 2 x inflasi Indonesia (misal 5% x 2thn
= 10%), sehingga margin selama 2 thn = 10%+10%=20%.
Perhitungan:
Harga pokok Mobil Rp. 150.000.000
DP / Uang muka Rp. 50.000.000
Dibayar oleh bank Rp. 100.000.000
Margin laba: 10% x Rp.100.000.000 = Rp. 10.000.000
Stabilizer daya beli:
42
2Thn x 5% x Rp.100.000.000 = Rp. 10.000.000
Sisa angsuran Rp.120.000.000
Angsuran / bln :
120.000.000 : 24bln =Rp.5000.000/bln.
3. Dalam penentuan harga jual bank, bank dapat menerapkan
metode penetapan harga jual berdasarkan cost plus mark up.
Dengan menggunakan metode ini harga jual dapat dilakukan
dengan cara sebagai berilkut:
Rumus harga jual (metode ketiga)
Harga jual = jumlah pembiayaan+ cost recovery + keuntungan
cost recovery adalah bagian dari estimasi biaya operasi bank yang
dibebankan kepada harga pokok murabahah.
Rumus perhitungan cost recovery:
���� �������� ����� ����� �� ������
������� ����� �� ������� ���� ������� ����� 1 �����
Laba ditentukan sekian persen dari harga pokok pembiayaan,
misalnya 10%.
Contoh soal:
Bank syariah memperkirakan biaya operasi Rp.200 Jt dlm 1thn,
perkiraan jumlah pembiayaan Rp.5 M & markup yang ditentukan
( hanya 1x ) 10% dr pembiyaan murabahah.
43
Perhitungan:
Hitung dulu cost recoverynya
���� �������� 100.000.000
5.000.000.000�200.000.000 4.000.000
Kemudian hitung laba:
Laba = 10% x100.000.000 =10.000.000
Harga jual = 100.000.000+(2x4.000.000)+10.000.000
= 118.000.000
Pokok perbulan = 100.000.000/24 = 4.166.667
Margin perbulan = 18.000.000/24 = 750.000
Angsuran per bulan: 4.166.667+750.000 = Rp. 4.916.667
3.3. Metode Penentuan Harga Jual Beli Murabahah di BPRS
Asad Alif
Metode penentuan harga jual beli dalam akad murabahah di BPRS
Asad Alif sangat berbeda dengan metode yang digunakan oleh bank lain
pada umumnya. Metode ini digunakan oleh BPRS Asad Alif mulai pada
bulan Februari 2012.
Keputusan pengambilan keputusan penentuan harga jual beli
murabahah dinilai sangat berat. Mengingat produk yang paling laku
dipasaran saat ini adalah pembiayaan muarabahah. Namun, apabila
perubahan metode itu dinilai lebih baik dari pada metode sebelumnya, maka
tidak menjadi masalah bagi bank untuk menggunakan metode ini.
44
Cara penentuan dengan metode lama yaitu masih memperhatikan
tingkat suku bunga BI sebagai patokan utama. Hal ini dinilai bank syariah
tidak ada bedanya dengan bank konvensional. Tidak memungkiri bahwa
bank syariah juga suatu lembaga yang profit oriented, sama-sama mencari
keuntungan dan harus bersaing dengan bank lainnya termasuk dengan bank
konvensional.
Adapun cara perhitungan penentuan harga jual beli dengan metode
lama adalah sebagai berikut:
Harga pokok pembelian : 40.000.000
Biaya-biaya : Administrasi : 800.000 (2% dari plafon)
Biaya Materai : 12.000 (2 @ 6000)
Jumlah : 812.000
Jangka waktu pembiayaan : 1 tahun (12 bulan)
Mark Up : 2% x 40.000.000 = 800.000
800.000 x 12 = 9.600.000
Harga jual : 49.600.000
Sistem pembayaran : Angsuran bulanan: 4.133.333
Jika dilihat dengan metode penentuan harga jual beli diatas, maka
kebijakan BPRS Asad Alif belum sempurna. Karena asumsi masyarakat
masih menganggap sama antara bank syariah dengan bank konvensional,
dimana metode yang digunakan untuk penetapan margin dan hutang pokok
yang dibebankan setiap bulan besarnya adalah sama sampai selesai. Bahkan
45
terkadang harga jual yang diberikan oleh BPRS Asad Alif lebih mahal
daripada bank konvensional.
Dengan margin yang terlihat sangat besar tersebut, hal ini
menjadikan kurang rasional. Karena asumsi masyarakat yang menganggap
bank syariah seharusnya lebih pro rakyat, ternyata sama saja dengan bank
konvensional yang mengambil keuntungan sangat besar. Metode ini masih
belum bisa melepas perbedaan antara bank syariah dengan konvensional
adalah beda.
Dalam penggunaan metode ini, jangka waktu pembiayaan masih
dikalikan dengan margin. Hal ini menurut aturan syariah adalah Gharar.
Sedangkan dalam melakukan transaksi, bank syariah harus terlepas dari
unsur Gharar.
Karena beberapa alasan diatas, maka BPRS Asad Alif
menggunakan metode sebagai berikut:
Estimasi total pembiayaan : 1.000.000.000
Estimasi biaya operasi selama 1 tahun : 100.000.000
Keuntungan yang disepakati : 10%
Jangka waktu : 12 bulan
Harga pokok pembelian : 50.000.000
DP/uang muka : 10.000.000
Kekurangan yang harus dibayar bank : 40.000.000
Perhitungan:
���� �������� "#.###.###
$.###.###.####� 100.000.000 4.000.000
46
Laba = 10% x40.000.000 = Rp. 4.000.000
����� ���� 40.000.000 � �1�4.000.000� � 4.000.000 48.000.000
Pokok perbulan = 40.000.000/12 = 3.333.333
Margin perbulan = 8.000.000/12 =666.667
Angsuran Perbulan = Rp. 4.000.000
Berdasarkan metode diatas menunjukkan bahwa pengambilan
margin atau keuntungan yang dihasilkan lebih baik dari pada menggunakan
metode sebelumnya. Dengan menggunakan metode ini dapat didapat
keuntungan yang lebih rasional. Karena selama ini masyarakat menganggap
bank syariah yang seharusnya lebih murah dibanding dengan bank
konvensional menjadi lebih mahal daripada bank konvensional. Metode ini
menghitung target pembiayaan dan biaya operasi selama setahun tidak
hanya mengacu pada suku bunga yang ada di pasar dan terhindar dari suku
bunga yang fluktuatif.
Dengan menggunakan metode ini diharapkan masyarakat akan
melirik bank syariah dari pada bank konvensional, karena dinilai lebih
murah dibandingkan dengan bank konvensional. Selain itu masyarakat juga
akan terhindar dari hal-hal yang syubhat yang dilarang oleh agama.
Meskipun margin yang didapat lebih sedikit dari pada menggunakan metode
sebelumnya, namun hal itu bersifat relatif sesuai dengan jumlah nasabah
yang menggunakan metode ini.
47
3.4. Analisis
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menganalisis penggunaan
metode penentuan harga di BPRS Asad Alif sebagai berikut:
3.4.1. Keunggulan
Adapun keunggulan dari metode penentuan harga jual beli ini
adalah sebagai berikut:
1. Sesuai dengan prinsip syariah
Penggunaan metode ini sudah sesuai dengan prinsip syariah.
Karena metode ini jauh dari syubhat dan gharar seperti di bank
konvensional yang jelas dilarang oleh agama.
2. Lebih transparan
Dengan menggunakan metode ini, penentuan harga menjadi lebih
transparan. Nasabah mengetahui berapa presentase keuntungan
yang akan diambil oleh bank karena didasarkan pada jumlah
pembiayaan, target pembiayaan selama setahun dan biaya
operasional bank setahun.
3. Peluang untuk menarik nasabah lebih luas
Margin dari penggunaan metode ini jauh lebih murah daripada
menggunakan metode sebelumnya. Hal ini akan berdampak positif
terhadap minat masyarakat untuk mengajukan pembiayaan di Bank
tersebut. Semakin murah harganya, maka semakin besar minat
nasabah yang akan mengajukan pembiayaan di Bank ini.
48
4. Lebih adil
Penggunaan metode ini lebih adil daripada metode sebelumnya.
Karena antara nasabah yang berasal dari karyawan dan nasabah
umum besarnya pengambilan margin adalah sama. Sedangkan dulu
nasabah yang berasal dari karyawan mendapatkan harga khusus
jauh lebih rendah dibandingkan dengan nasabah umum.
5. Tidak terpengaruh oleh suku bunga yang fluktuatif.
6. Biaya administrasi lebih murah
Dengan menggunakan metode ini, biaya administrasi yang
biasanya sebesar 2% dari plafon sekarang diubah, biaya
administrasi ditetapkan sesuai dengan besar pembiayaan.
3.4.2. Kelemahan
Adapun kelemahan atau kekurangan dengan menggunakan metode
ini adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan bank lebih sedikit
Dengan percobaan perhitungan metode diatas dapat dilihat bahwa
margin atau keuntungan yang didapatkan oleh bank lebih rendah
dibandingkan dengan metode sebelumnya.
2. Nasabah karyawan merasa keberatan
Dengan adanya penentuan harga jual beli dengan metode ini,
nasabah yang berasal dari karyawan merasa keberatan. Hal ini
disebabkan karena sebelumnya mereka mendapatkan harga khusus
yang lebih rendah dengan nasabah umum.
49
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari pembahasan dan analisis diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa metode penentuan harga jual beli murabahah yang
digunakan oleh BPRS Asad Alif sangat tepat. Alasannya adalah karena
dengan menggunakan metode itu, pengambilan margin sangat rasional. Hal
itu berarti Bank Syariah yang berprinsip tidak hanya profit oriented tetapi
juga falah oriented telah terlaksana.
Selain itu, penentuan harga jual beli juga lebih transparan antara
nasabah yang berasal dari karyawan maupun umum besarnya sama sesuai
dengan jumlah plafon mereka. Meskipun nasabah yang berasal dari
karyawan merasa sedikit terbebani dan nasabah umum merasa senang
karena pembiayaan mereka lebih murah, hal itu sudah menunjukkan bahwa
Bank Syariah sudah melaksanakan prinsip keadilan dan keterbukaan.
4.2. Saran
Berdasarkan pembahasan di bab sebelumnya, maka saran yang bisa
penulis berikan adalah agar BPRS Asad Alif terus menggunakan metode
penentuan harga jual beli yang dipakai sekarang. Meskipun jumlah
pendapatan margin tidak sebesar pendapatan yang diterima dengan metode
sebelumnya, namun setidaknya BPRS ini telah menjalankan kegiatannya
50
sesuai dengan prinsip syariah.
Kemudian kualitas SDM yang baik yang dapat menjelaskan
penggunaan metode ini kepada masyarakat, agar masyarakat akan lebih
nyaman untuk bertransaksi di BPRS ini. Karena tidak ada unsur-unsur
keraguan yang dimiliki masyarakat ketika menjadi nasabah di BPRS Asad
Alif.
4.3. Penutup
Demikian Tugas Akhir ini penulis sajikan. Penulis menyadari
keterbatasan dan kekurangan pengetahuan, sehingga dalam penulisan Tugas
Akhir ini banyak terdapat kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu,kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan
demi perbaikan dan kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhirnya, tiada kata lain yang diharapkan, semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi penulis, BPRS Asad Alif serta akademik khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shawi , Abdullah Al-Muslihdan Shalmah.2004. Fikih Ekonomi
Keuangan Islam.Jakarta: Daul Haq.
Brata, Sumardi Surya.2002. Metodologi Penilitian, Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Bukhori , Achmad, dkk.2004. Standarisasi Akad Perbankan Syari’ah,
Jakarta: Bank Indonesia.
Kashmir.2003.Manajemen Perbankan. Bandung: PT Raja Grafindo
Persada.
Muhammad.2008. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah,
Yogyakarta: UII Press.
Safira.2009. Modul 7: Akuntansi Untuk Murabahah II. Jakarta:
Universitas Mercu Buana.
Soedrajat , Setyo.2004.Manajemen Pemasaran Bank. Jakarta: PT. Ikral
Mandiri Abadi.
Sugiyono.2002.Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
.2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sutajo, Siswanto.1997.Manajemen Terapan Bank. Jakarta: PT. Pustaka
Binaman Pressindo.
Wiroso.2005. Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press.
Zuhaili, Wahbah.1999.Fiqih Muamalah Perbankan Syariah. Jakarta: Bank
Muamalat.
Brosur BPRS Asad Alif
Modul Pelatihan Perbankan Syariah BPRS Asad Alif.
Modul Standar Operasional Perusahaan (SOP) BPRS Asad Alif.
Penjelasan Fatwa., No.4/DSN-MUI/IV/2000.
UU No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah.
Wawancara dengan Karyawan dan pihak yang terkait di BPRS Asad Alif.
Curriculum VitaeCurriculum VitaeCurriculum VitaeCurriculum Vitae
Education Backround
Degree Institute Length
Primary school MI Al-Muta’allimin 1997-2003
Junior High school MTs. Taqwal Ilah 2003-2006
Senior High School MAN 1 semarang 2006-2009
University IAIN Walisongo Semarang 2009-2012
Organizational Experiences
Institution Position Period
HMJ Perbankan Syariah PSDM Coordinator 2011
IPNU PAC Tembalang General Secretary 2011-2013
RGM One FM Crew 2010-2011
Semarang, Mei 2012
(Muhamad Ali Ridlo)
Personal Information
Name Muhamad Ali Ridlo
Birth of date Semarang, 07 April 1991
Current Address Kedung Winong RT.01/04 Bulusan
Tembalang Semarang
Religion Islam
Gender Male
Marital status Single
Nationality Indonesian
Phone number 024-91089977 / 083842671659
Email address [email protected]