Program Ppi

19
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN RS SYAFIRA PEKANBARU 1. Pendahuluan Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan (Depkes RI, 2007). Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien selama dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial terjadi karena adanya transmisi mikroba patogen yang bersumber dari lingkungan rumah sakit dan perangkatnya. Akibat lainnya yang juga cukup merugikan adalah hari rawat penderita yang bertambah, beban biaya menjadi semakin besar, serta merupakan bukti bahwa manajemen pelayanan medis rumah sakit kurang bermutu (Darmadi, 2008). Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit. Angka infeksi nosokomial terus meningkat (Al Varado, 2000) mencapai sekitar

description

v

Transcript of Program Ppi

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

RS SYAFIRA PEKANBARU1. PendahuluanRumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan (Depkes RI, 2007).

Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien selama dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial terjadi karena adanya transmisi mikroba patogen yang bersumber dari lingkungan rumah sakit dan perangkatnya. Akibat lainnya yang juga cukup merugikan adalah hari rawat penderita yang bertambah, beban biaya menjadi semakin besar, serta merupakan bukti bahwa manajemen pelayanan medis rumah sakit kurang bermutu (Darmadi, 2008).

Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit. Angka infeksi nosokomial terus meningkat (Al Varado, 2000) mencapai sekitar 9% (variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia (Pedoman PPI Depkes RI, 2008)

2. Latar BelakangInfeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejdian terbanyak di Negara miskin dan Negara yang sedang berkembang karena penyakit-penyakit infeksi masih menjadi penyebab utamanya. Suatu penelitian yang dilakukan oleh WHO tahun 2006, menunjukkan bahwa sekitar 8,7 % dari 55 Rumah Sakit dari 14 negara di Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik, terdapat infeksi nosocomial, khususnya di Asia Tenggara sebanyak 10 %.Di Indonesia yaitu di sepuluh Rumah Sakit Umum Pendidikan infeksi nosokomial cukup tinggi, yaitu 6-16 % dengan rata-rata 9,8 % pada tahun 2010. Infeksi nosokomial yang paling umum terjadi adalah infeksi luka operasi (ILO).

Kejadian infeksi nosokomial di RS Syafira Pekanbaru yang sering dijumpai adalah infeksi luka infus (ILI/Phlebitis) dan infeksi luka Operasi (ILO).Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi nosokomial perlu diterapkan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Syafira.

3. Tujuan Umum dan KhususUmum

Terlaksananya identifikasi dan penurunan risiko infeksi yang didapat dan ditularkan antara pasien, staf klinis, staf non klinis, tenaga kontrak, dan pengunjung.

Khusus

a. Meningkatkan kegiatan surveilans infeksi di RSb. Meningkatkan mutu sterilisasi, hygine sanitasi dan pembersihan lainnyac. Meningkatkan penggunaan APD di RS4. Kegiatan1. Melaksanakan surveilans2. Melakukan investigasi outbreak3. Membuat Infection Control Risk Assesment (ICRA)4. Monitoring sterilisasi5. Monitoring manejemen laundry dan linen6. Monitoring peralatan kadaluarsa, single-use menjadi re-use7. Monitoring pembuangan sampah infectious, cairan tubuh dan darah8. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum9. Monitoring kegiatan pelayanan makanan dan permesinan10. Monitoring pembongkaran, pembangunan, dan renovasi11. Monitoring pelaksanaan isolasi pasien12. Monitoring hand hygine13. Monitoring kepatuhan penggunaan APDRincian kegiatan

1) Surveilans Menetapkan data surveilans yang dikumpulkan dan metode surveinya Melakukan sensus harian Membuat laporan bulanan Melakukan analisa setiap 3 bulan2) Investigasi Outbreak Mengumpulkan data Melakukan analisa Melakukan tindakan perbaikan3) ICRA Identifikasi risiko infeksi Analisa risiko infeksi Evaluasi risiko infeksi Susun langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi Monitoring pelaksanaan kebijakan, prosedur, dan pedoman-pedoman PPI Pencatatan dan pelaporan insiden pajanan4) Monitoring Susun jadwal audit Lakukan audit (oleh IPCN) Analisa hasil audit Membuat laporan audit5. Cara Melaksanakan KegiatanKegitan dilaksanakan berdasarkan hasil rapat komite PPI RS Syafira yang dilaksanakan sekali sebulan. Rincian kegiatan akan dipaparkan di keterangan selanjutnya. Melakukan audit kepatuhan terhadap PPI ke ruangan / unit kerja.6. Sasaran Kepatuhan hand hygine dan penggunaan APD mencakup seluruh staf Rumah Sakit Syafira Infeksi luka operasi (ILO) 5 Infeksi Luka Infus (ILI) / Phlebitis 10 Audit sterilisasi, manejemen laundry dan linen peralatan kadaluarsa, single-use menjadi re-use, pembuangan sampah infectious, cairah tubuh, dan darah, pembuangan benda tajam dan jarum, kegiatan pelayanan makanan dan permesinan, 1 bulan sekali7. Jadwal pelaksanaan kegiatana. Program kegiatan surveilans PPI meliputiNo.KegiatanTargetMonitoringPenanggung Jawab

1.Surveilans infeksi luka infus (ILI), terkait pemasangan kateter vena perifer. Survey lama pemakaian alat kateter vena perifer, analisa, dan pelaporan. 10 BulananTim PPI, Ka. Ruangan

2.Surveilans Infeksi Saluran Kencing terkait pemasangan keteter menetap.

Survey lama pemakaian alat urine kateter, analisa dan pelaporan

10

Bulanan

Tim PPI, Ka.Ruangan

3.Surveilans Infeksi peneumonia terkait pemasangan ventilasi mekanik. Survey lama pemakaian alat ventilator, analisa dan pelaporan 10

Bulanan

Tim PPI, Ka. ICU, PICU, NICU

4.Surveilans Infeksi luka operasi terkait pembedahan. Survey pasien yang dilakukan operasi, analisa dan pelaporan

5%

Bulanan

Tim PPI, Ka. Ruangan

5.Surveilans Infeksi Aliran darah primer terkait pemasangan keteter vena sentral : Survey lama pemakaian alat vena sentral, analisa dan pelaporan

20

BulananTim PPI, Ka. Ruangan

6.Peta pola kuman IADP, ISK, VAP, ILO Pemeriksaan kultur darah pada pasien yang menggunakan alat vena sentral Pemeriksaan kultur urine pada pasien yang menggunakan alat urine kateter Pemeriksaan kultur sputum pada pasien yang menggunakan alat ventilator Pemeriksaan kultur pada pasien operasi dan di curigai ada tanda tanda infeksi.100%TahunanTim PPI, Laboratorium

b. Program peneraan kewaspadaan isolasi, meliputiNo.Kegiatan TargetMonitoringPenanggug Jawab

1.Kebersihan Tangan

Melakukan audit kepatuhan petugas melakukan kebersihan tangan. Menyediakan sarana dan prasarana cuci tangan. Pelatihan / Sosialisasi kebersihan tangan kepada semua petugas rumah sakit. Sosialisasi tentang kebersihan tangan kepada pasien, keluarga dan pengunjung melalui media (leaflet, poster dan tv internal)

80%

100%

100%

80%

Bulanan

SemesteranSemesteran

Semesteran/ tahunanTim PPI

Tim PPI & Farmasi

Tim PPI & Diklat

Tim PPI, Ka. Ruangan dan Pemasaran

2.Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri/APD :

Melakukan audit kepatuhan petugas menggunakan APD.

Menyediakan sarana dan prasarana Alat Pelindung Diri sesuai standar disetiap ruangan.

Pelatihan/Sosialiasi kepada semua petugas tentang kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri

80%

100%

100%

Bulanan

Bulanan

Semesteran

/tahunan

Tim PPI,

Ka. Ruang /Kordinator

Tim PPI, Diklat

3.Pemerosesan alat kesehatan :

Tersedia sarana dan prasarana untuk Pemerosesan Peralatan Perawatan Pasien (Dekontaminasi, Pembersihan, Disinfeksi, Sterilisasi) yang sentral Monitoring cara dekontaminasi peralatan sebelum proses pencucian.

Pemeriksaan uji mikro /angka kuman pada alat medikasi set yang sudah disterilkan. Pelatihan/sosialisasi kepada perawat tentang Pemerosesan Peralatan Perawatan Pasien (Dekontaminasi, Pembersihan, Disinfeksi, Sterilisasi)100%

100%

100%

100%

Bulanan

Bulanan

Tahunan

Semesteran

/tahunan

RS Syafira, Ka.Ruangan, Unit Sterilisasi, Tim PPI, Unit Sterilisasi, Laboratorium, Diklat.

4.Penanganan limbah dan benda tajam : Tersedia sarana dan prasarana yang mencukupi untuk pengelolaan limbah infeksius dan non infeksius dan limbah benda tajam. Melakukan audit kepatuhan petugas membuang limbah sesuai dengan SOP yang ada. Memonitor pengelolaan limbah daur ulang.

100%100%100%SemesteranBulananBulanan

Ka.Ruangan, IPSRS, Ka.Bag Umum, Tim PPI.

5.Pengndalian lingkungan : Berkoordinasi dengan IPSRS untuk pengendalian lingkungan RS100%

Bulanan

IPSRS, Tim PPI

6.Penempatan pasien : Tersedia ruang isolasi yang mempunyai tekanan negatif atau menggunakan Hepafilter Tersedia APD khusus untuk ruang isolasi

100%100%

-

Bulanan

RS SyafirsIPSRSTim PPIKa.Ruangan

7.Pengelolaan linen ; Tersedia sarana dan prasarana yang memadai untuk pengelolaan linen infeksius dan non infeksius. Audit proses dekontaminasi linen dan pemisahan linen infeksius dan non infeksius. Pemeriksaan uji mikro pada linen.

100%80%100%-BulananTahunanRS SayfiraKa.Instalasi LaundryTim PPIKoord laundryKa.Instalasi LaundryLab Mikro

Perlindungan kesehatan karyawan : PPI melakukan investigasi jika ada laporan karyawan yang terpapar cairan pasien infeksius dan tertusuk benda tajam. Berkoordinasi dengan dokter hiperkes, SDM untuk tindak lanjut karyawan yang terpapar atau tertusuk benda tajam pasien infeksius.

100 %

100 %

BulananBulanan

Tim PPIK3 RSDr HiperkesTim PPIK3 RSDr HiperkesKa. Bag SDM

Praktek penyuntikan yang aman : Tersedia sarana dan prasarana tempat injeksi. Survey penggunaan spuit tidak dipakai ulang.

100%100%

Ka.Ruangan

Tim PPI

Kebersihan pernafasan dan etika batuk Sosialisasi etika batuk yang benar kepada petugas, pasien dan pengunjung melalui poster. Tersedia ruangan khusus untuk pasien TB paru.

100%100%

Tim PPI, pemasaran RS Syafira

c. Program pendidikan dan pelatihan meliputi :No.KegiatanTargetMonitoringPenanggung Jawab

1.Pendidikan dan pelatihan PPI kepada petugas kesehatan : dokter, perawat, penunjang medis, dan mahasiswa.

Orientasi karyawan baru tentang PPI

Sosialisasi / inhouse training kepada seluruh karyawan tentang PPI

100%

100%

Insidentil

Semesteran

/tahunan

Diklat

Tim PPI

2.Pendidikan dan pelatihan PPI kepada pasien, keluarga dan pengunjung.

Sosialisasi kepada pasien keluarga dan pengunjung melalui media (poster, leaflet, TV internal) tentang cara melakukan kebersihan tangan, cara menggunakan APD dll.

100%

Insidentil

Semesteran

/tahunan

Diklat

Tim PPI

3.Pendidikan dan pelatihan PPI kepada petugas kebersihan dan pedagang sekitar rumah sakit.Sosialisasi kepada petugas kebersihan, pedagang sekitar rs tentang pencegahan dan pengendalian infeksi100 %InsidentilSemesteran/tahunan

DiklatTim PPI

8. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan PelaporanLaporan hasil audit PPI dibuat setiap bulan oleh Komite PPI RS Syafira Pekanbaru. Begitu juga dengan laporan surveilans, dibuat setiap bulan.

9. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi KegiatanSemua kegiatan PPI dicatat sesuai jenis kegiatan dan SPO nya. Laporan surveilans disusun berdasarkan laporan dari unit kerja dan setiap bulan Komite PPI melaporkan kegiatan ke Direktur. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui rapat Komite PPI setiap bulan.Disusun olehDiketahui oleh

Anggota Tim PPIKetua Komite PPIdr. Dwi Yuriatmidr. Asrizal, Sp.PDDisetujui oleh

Direktur RS Syafira

dr. Irana Oktavia