Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As...

61
PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI PADA PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH DESA CICANTAYAN CISAAT SUKABUMI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh: ABDUL BASIT NIM. 103 053 028 732 Pembimbing Dr. Sihabudin Noor, MA NIP. 150 281 998 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009

Transcript of Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As...

Page 1: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI

PADA PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH

DESA CICANTAYAN CISAAT

SUKABUMI

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

ABDUL BASIT

NIM. 103 053 028 732

Pembimbing

Dr. Sihabudin Noor, MA

NIP. 150 281 998

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 2: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

ABSTRAK

Nama : Abdul Basit

NIM : 103053028732

Skripsi ini berjudul “Program Pemberdayaan Ekonomi pada Pondok

Pesantren As-Salafiyah Desa Cicantayan Cisaat Sukabumi” dibawah

bimbingan Dr. Sihabuddin Noor, MA.

Pesantren adalah merupakan tempat mencetak umat yang beriman dan

bertaqwa, tempat menuntut dan memperdalam ilmu agama, beribadah, umat yang

beragama dan sholeh dalam kehidupan masyarakat, menjadi umat yang bertaqwa

dan berteguh, memiliki pesantren bukan hanya yang terlihat bangunannya saja

tanpa berdampak bagi umat.

Agar kebersamaan dalam perjuangan bisa termanifestasi, persamaan

persepsi perjuangan dan strategi merupakan suatu yang harus dikerjakan. Pesantren merupakan salah satu sarana yang paling tepat untuk melakukan hal itu,

karena pesantren memiliki kedudukan yang paling dalam masalah ini, yakni sarana mencetak umat beragama shaleh dalam kehidupan masyarakat.

Pondok Pesantren As-Salafiyyah adalah salah satu pondok pesantren yang berada di daerah Sukabumi merupakan wujud nyata dari perbedaan jaman serta

kebutuhan akan beragama yang baik hadir di tengah-tengah masyarakat yang berkomunitas sebagai petani.

Pendirian pondok pesantren As-Salafiyyah, menjawab keluhan masyarakat akan minimnya lapangan kerja yang berada di daerah tersebut. Karena dengan

adanya pondok pesantren As-Salafiyyah ini, masyarakat yang minim akan

pengalaman bekerja dan tidak mempunyai riwayat hidup mampu memiliki

penghasilan tetap dengan bekerja di pondok pesantren ini dengan lapangan usaha

yang telah disediakan oleh pimpinan pondok pesantren As-Salafiyyah ini yaitu

KH. Ahmad Makki.

Dengan penempatan pondok pesantren pada pusat aktivitas ini diharapkan

dapat membantu masyarakat sekitar yang berkekurangan, khususnya para janda-

janda miskin dan para pengangguran yang tidak mempunyai pekerjaan tetap agar

mempunyai penghasilan dan memiliki kegiatan tetap dikarenakan bekerja di

pondok pesantren As-Salafiyyah ini.

Keunikan pondok pesantren As-Salafiyyah dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar yang kurang mampu adalah program percetakan kitab

kuning, pembudidayaan ikan hias, dan program santunan rutin untuk masyarakat sekitar, banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar pondok pesantren

ini.

Page 3: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya Saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang Saya gunakan dalam penulisan ini telah Saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti karya Saya merupakan jiplakan dari hasil karya

orang lain, maka Saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Februari 2009

Abdul Basit

\

Page 4: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah Swt, atas segala nikmat dan rahmat

yang telah dianugerahkan-Nya hingga skripsi ini dapat Penulis selesaikan sebagai

salah satu syarat untuk mencapai Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos I).

Salawat berserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi

Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu

setia kepadanya. Karena beliaulah yang telah membawa ummat dari jaman

Jahiliyah menuju jaman Islamiyah.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itulah

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Murodi MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

2. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA dan Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku

Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah yang telah banyak

memberikan kemudahan dan nasehat yang berharga.

3. Dr. Sihabuddin Noor, MA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi Penulis yang

tiada hentinya memberikan bimbingan serta dukungan sehingga

terselesaikannya skripsi ini.

4. Seluruh staf Perpusatakan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi yang telah memberikan fasilitas referensi.

5. Seluruh ustadz dan ustadzah Pondok Pesantren as-Salafiyah terutama pada

Pimpinan PonPes KH. Ahmad Makki yang telah memberikan izin serta

waktunya.

Page 5: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

6. Kedua orangtua Penulis, Bapak Sopandi dan Ibu Dedeh yang telah

memberikan doa serta dukungan penuh pada Penulis.

7. Teman special H. Samsir Alamsyah S.Sos.I, yang telah banyak membantu

Penulis.

8. Teman sekelas Penulis, Minang Firmansyah, S.Sos.I, Abdul Rahmatsyah,

S.Sos.I, Topik, Linda, Umi, S.Sos.I, Putri S.Sos.I, M. Yusuf S.Sos.I, serta

Alm. M. Sidup dan juga semua teman seangkatan Penulis 2003 di Jurusan

Manajemen Dakwah.

Penulis hanya bisa berdoa semoga kebaikan yang telah mereka berikan

mendapat imbalan yang setimpal dari Allah Swt. Akhirnya Penulis hanya bisa

berharap mudah-mudahan karya tulis ini menambah khazanah intelektual

pembaca. Amin.

Jakarta, 26 Februari 2009

Penulis

Page 6: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN ............................................................................ ii

KATA PENGANTAR................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah............................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................ 8

D. Metodologi Penelitian............................................................. 9

E. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 12

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................ 15

A. Program................................................................................. 15

1. Pengertian Program............................................................ 15 2. Macam-macam Program .................................................... 15

3. Tujuan Program ................................................................. 16 B. Pemberdayaan........................................................................ 17

1. Pengertian Pemberdayaan .................................................. 17 2. Tahap-tahap Pemberdayaan ............................................... 20

3. Proses Pemberdayaan......................................................... 21

C. Ekonomi ................................................................................ 22

1. Pengertian Ekonomi........................................................... 22

2. Peran Ekonomi .................................................................. 23

D. Pondok Pesantren................................................................... 25

1. Pengertian Pondok Pesantren ............................................. 25

2. Komponen-komponen Pondok Pesantren ........................... 27

3. Tipe-tipe Pondok Pesantren................................................ 29

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH

CISAAT SUKABUMI ............................................................... 32

A. Sejarah Berdirinya .................................................................. 32

B. Visi dan Misi........................................................................... 34

Page 7: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

C. Letak Geografis....................................................................... 35

D. Struktur Organisasi ................................................................. 36

E. Aktivitas.................................................................................. 38

BAB IV ANALISIS PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI

PADA PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH ................. 40

A. Analisa Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren

as-Salafiyah ........................................................................... 40 1. Program Percetakan ........................................................... 42

2. Program Kolam Ikan.......................................................... 47

3. Program Tahunan............................................................... 48

B. Faktor Penghambat dan Pendukung........................................ 49

1. Faktor Penghambat ............................................................ 49

2. Faktor Pendukung .............................................................. 50

BAB V PENUTUP.................................................................................. 51

A. Kesimpulan............................................................................. 51

B. Saran-saran ............................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 53

LAMPIRAN ................................................................................................ 55

Page 8: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum dapat dilihat bahwa pada saat ini kondisi rakyat Indonesia

sedang dihadapkan pada berbagai macam persoalan yang berantai. Seolah tidak

diketahui pangkal dan kapan akan berkunjung, salah satu dari sekian banyak

persoalan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah kemiskinan.

Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 ditandai dengan

menurunnya nilai tukar rupiah, berkurangnya pendapatan dalam negeri, turunnya

minat investasi, pengangguran yang semakin besar akibat pekerja yang di PHK

dan angkatan kerja baru yang tidak terserap, lonjakan jumlah penduduk miskin

mencapai 79,4 juta jiwa dan secara makro pembangunan merosot dengan laju

pertumbuhan 13,68% dan laju inflasi 77,68%.1

Menurut para pemikir penyebab krisis yang terjadi di Indonesia

merupakan kesalahan pemerintah dalam menetapkan mengambil kebijakan-

kebijakan. Hal ini disebabkan; Pertama, kebijakan ekonomi yang mengejar

pertumbuhan dengan menciptakan "penghela ekonomi", yaitu sekelompok elit

yang mendapat berbagai fasilitas dan privilese untuk tumbuh meraksasa.2

Para pengusaha inilah yang diharapkan akan memperbesar pertumbuhan

ekonomi yang kemudian dibagikan kepada masyarakat melalui mekanisme tricle

1 Bambang Ismawan, Pemberdayaan Masyarakat yang Berkesinambungan, (Jakarta :

Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid., h. 2

Page 9: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

down effect. Kebijakan ini sendiri juga telah diterapkan oleh beberapa Negara lain.

Pada Negara-negara tersebut fasilitas dan privelese diberikan dalam jangka waktu

tertentu dan kemudian sebagai konpensasi atas segala yang telah diterima para

penghela ekonomi tersebut akan dikenai pajak progresif. Pajak progresif ini

kemudian digunakan untuk mendukung sektor ekonomi menengah dan kecil.

Tetapi hal serupa tidak terjadi di Indonesia, di Indonesia para penghela ekonomi

terus mendapatkan berbagai fasilitas dan privelese tanpa batas bahkan sektor

ekonomi menengah dan kecil disubordinasikan oleh mereka. Secara keseluruhan

struktur ekonomi yang terbentuk menjadi rapuh karena fundamen (dasar) ekonomi

tidak tersebar luas akan tetapi sangat terbatas pada sekelompok elit yang sangat

tergantung pada berbagai fasilitas.

Kedua, terjadinya perubahan basis ekonomi pada pertengahan tahun 80-an.

Pada periode ini basis pertumbuhan ekonomi berpindah dari pertanian kepada

broad-based industry dan hi-tech industry. Pada kenyataannya kedua jenis

industri ini lebih menekankan pengembangan industri-industri berbasis inpor (foo

loose industry) yang bersumber dari relokasi industri atau perluasan pasar industri

negara lain.

Hasil akhir dari perubahan basis ini adalah diabaikannya sector pertanian

sehingga swasembada pangan yang pernah dicapai menjadi hancur, petani

menjadi tumbal dalam proses industrialisasi, dan rapuhnya sector industri karena

tidak terjadi proses deepening.3

3 Ibid. h. 2

Page 10: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

Selain itu kemiskinan biasanya terjadi karena individu tidak mampu

memberdayakan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai kesejahteraan

dalam kehidupannya secara mandiri.

Proses pemberdayaan pada intinya adalah ditujukan guna membantu klien

yang memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan

yang akan dilakukan yang terkait dengan kemapuan diri mereka, termasuk

mengurangi efek hambatan pribadi dan social dalam melakukan kegiatan. Hal ini

dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk

menggunakan daya yang masyarakat miliki antara lain, melalui daya dari

lingkungannya sendiri.4

Kemiskinan yang diderita oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas

muslim tidak hanya masalah kecerdasan, tetapi juga masalah keahlian hidup,

karena keahlian dapat membuat masyarakat atau orang menjadi survive dalam

menjalani hidup dan mencapai apa yang mereka inginkan, begitu juga sebaliknya,

tanpa keahlian hidup mereka tidak akan mendapatkan peluang untuk

memenangkan kompetisi hidup yang semakin keras.5

Dengan demikian dapat dipahami bahwa kemiskinan lebih cenderung

diakibatkan karena individu atau masyarakat tidak mampu memberdayakan

potensi yang dimiliki secara maksimal, pada hakekatnya kemiskinannya tidak

sendirinya menimbulkan keresahan, tetapi ia akan meresahkan apabila secara

kontras berhadapan langsung dengan kemewahan. Para ilmuan social menyebut

4 Isbandi Rukmiyanto, Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas Pengantar Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta : Fakultas Ekonomi UI, 2001),

h. 32 5 Nanih Mahendrawati dan Agus Ahmad Syafe’i, Pengembangan Masyarakat Islam,

(Bandung : Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-1, h. 66.

Page 11: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

situasi tersebut sebagai "deprivation", deprivasi selalu menimbulkan keresahan

social atau social unres yang pada gilirannya akan menimbulkan disintegrasi

social.6

Dalam ajaran Islam ada dua tata hubungan yang harus dipelihara oleh

umatnya yaitu hablum minalllah dan hablum minannaas, hubungan tersebut

dilambangkan dengan tali, karena ia menunjukan ikatan atau hubungan antara

manusia dengan Tuhan dan antara manusia dengan masyarakat di sekitar

lingkungannya termasuk dirinya sendiri. Islam agama yang diturunkan Allah

SWT guna membawa misi untuk menjadi rahmat bagi sekalian makhluk terutama

manusia, yang memberikan pelajaran berharga dari setiap firman-firman-Nya.

Salah satu diantaranya adalah apa yang termaktub pada Al-Qur'an surat Al-

Baqarah ayat 177 yang berbunyi :

Artinya : "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu

suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada

Allah SWT, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan

memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang

miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-

minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shala,t dan menunaikan

zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang

6 Jalaluddin Rahmat, Islam Aktual, Refleksi Sosial Seseorang Cendikiawan Muslim,

(Bandung : Mizan, 1999), Cet. Ke-2, h. 232-233

Page 12: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah

orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."

(Q.S. Al-Baqarah: 177).

Firman di atas menggambarkan bahwa Agama Islam sebagai agama yang

memuat dan mengandung ajaran yang bersifat universal, dalam ayat tersebut

diperintahkan bagaimana seorang memiliki harta harus memberikan bantuan atau

menyalurkan sebagian hartanya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin dan

peminta-minta dan perintah untuk mengeluarkan zakat. Dalam firman ini jelas

bahwa ajaran Islam pada hakikatnya mengandung unsure pemberdayaan dan

pengentasan kemiskinan yaitu melalui perintah wajib zakat.

Krisis ekonomi, diperparah lagi dengan banyak terjadinya berbagai macam

bencana, semakin menambah berat beban masyarakat yang hidup di bawah garis

kemiskinan. Pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak terjadi, melambungnya

harga bahan pangan yang kian hari kian meningkat mengakibatkan masayrakat

tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.

Kemiskinan yang melanda apabila terus dibiarkan dan tidak dicarikan

jalan keluarnya sangat potensial sekali memicu terjadinya berbagai dampak dan

akibat sampingan seperti tindakan kriminalitas penodongan, perampokan bahkan

pembunuhan. Hal ini disebabkan karena banyaknya pengangguran, anak-anak

yang putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya pendidikan yang tinggi,

sekolah hanya milik orang kaya yang punya banyak uang, sedangkan yang

keluarganya secara ekonomi tidak memadai hanya berada dibatas harapan dan

putus asa. Kondisi seperti ini sangat memilukan, terlebih di negeri yang subur

namun banyak sekali rakyatnya yang hidup dibawah garis kemiskinan, sangat

Page 13: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

ironis memang kata pepatah "tikus mati kelaparan di lumbung padi". Tetapi

memang itulah yang tengah terjadi di negeri ini.

Bangsa Indonesia yang penduduknya mayoritas adalah umat Islam secara

ekonomi terlihat begitu rapuh. Hal ini tidak lain karena umat Islam itu sendiri

belum menjalankan hidup secara Islami. Seperti membiasakan hidup hemat, tidak

konsumtif, memaksimalkan potensi yang dimiliki (produktif), lingkungan yang

edukatif, dan menuntut penguasaan life skill (keahlian hidup), juga pengembangan

dan pemberdayaan masyarakat dari berbagai segi kehidupan.

Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan akhir-akhir ini mulai

menerapkan metodologi membangun karakter (character building), membawa

angina segar bagi masyarakat. Bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan

(transfer of knowledge) akan tetapi membekali santri dan anak didik untuk

mampu memberdayakan diri sendiri dan masyarakat sekitar, bukan hanya dari

sector pendidikan tetapi juga sector yang lainnya. Peran Pondok Pesantren harus

sanggup membangun individu (charcter building) santri untuk membangun

kelompok (social) yang mempunyai potensi kuat dalam mengisi pembangunan

negeri ini.

Dengan konsepsi yang demikian itu, pondok pesantren merupakan

lembaga pendidikan yang ideal, terutama karena didalamnya memuat konsep

pendidikan yang integralistik, pragmatic, dan selain itu peranan pesantren sebagai

lembaga penguat ekonomi kerakyatan yang mempunyai akar budaya yang sangat

kental dilingkungan masyarakat.

Page 14: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

Pesantren harus mampu menempatkan dirinya sebagia transformasi,

motivator dan inovator. Kehadiran pesantren dewasa ini telah memainkan

perannya sebagai fungsi itu meskipun boleh dikata dalam taraf yang perlu

dikembangkan lebih lanjut. Sebagai salah satu komponen masyarakat, pesantren

memiliki kekuatan dan "daya tawar" untuk melakukan perubahan-perubahan yang

berarti. Komponen masyarakat yang bukan hanya melakukan perubahan dalam

sector pendidikan akan tetapi sector yang lebih luas lagi, seperti pengembangan

usaha milik pesantren, dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan berbasis pesantren.

Salah satu pesantren yang memiliki program pemberdayaan masyarakat miskin

adalah Pondok Pesantren As-Salafiyyah yang berlokasi di jalan Babakan Tipar

Desa Cicantayan Cisaat Sukabumi.

Untuk mengetahui lebih lanjut dan berpijak pada latar belakang masalah di

atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah

tersebut yang dituangkan dalam penulisan skripsi dengan judul: "Program

Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As-Salafiyyah Desa

Cicantayan Cisaat Sukabumi".

B. Batasan dan Perumusan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan tidak melebar maka penulis membatasi

penelitian ini pada kegiatan Program Pemberdayaan Ekonomi yang dilakukan

oleh pihak Pondok Pesantren As-Salafiyyah, rumusan masalahnya sebagai

berikut:

Page 15: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

1. Apa yang dilakukan oleh Pondok Pesantren As-Salafiyyah Sukabumi

dalam upaya melakukan program pemberdayaan ekonomi di Pesantren as-

Salafiah?

2. Apa saja yang menjadi factor penghambat dan pendukung dari upaya

tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan permasalahan di atas dapatlah diketahui bahwa

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pihak

Pondok Pesantren As-Salafiyyah dalam upaya melakukan program

pemberdayaan terhadap ekonomi pesantren.

b. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi factor penghambat dan

pendukung dari kegiatan tersebut.

2. Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat guna dijadikan bahan masukan

bagi instansi atau lembaga yang bergerak dibidang pemberdayaan

ekonomi.

b. Dengan mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang ditemukan

dalam melakukan upaya pemberdayaan terhadap masyarakat diharapkan

dapat dijadikan bahan analisis sehingga memudahkan dalam mengambil

Page 16: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

tindakan dan langkah-langkah yang lebih efektif dan tepat sasaran dalam

upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.

D. Metodologi Penelitian

1. Dasar Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, pendekatan ini

dimaksudkan untuk menggambarkan suatu kenyataan empiris yang terjadi, dalam

hal ini penelitian menjelaskan langkah-langkah dan bentuk-bentuk kegiatan oleh

Pondok Pesantren As-Salafiyyah Sukabumi dalam menjalankan program

pemberdayaan ekonomi masyarakat. Sedangkan metode yang digunakan adalah

metode kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku

yang dapat diamati.7

2. Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Pondok Pesantren As-Salafiyyah yang

berlokasikan di Jalan Babakan Tipar Desa Cicantayan, Kec. Cisaat, Sukabumi.

Adapun alasan memilih lokasi tersebut adalah :

a. Karena letak Pondok Pesantren mudah di jangkau oleh peneliti.

b. Karena masyarakat di sekitar Pondok Pesantren As-Salafiyah

masih banyak yang bertaraf ekonomi lemah.

7 Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya 2000), h. 3

Page 17: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

Adapun tehnik pengambilan sample yang digunakan adalah tehnik random

sampling dimana peneliti mengambil sebagian populasi sebagai sample yang

berjumlah 20 Kepala Keluarga.

3. Jenis Data

Jenis data yang dipergunakan dan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah

jenis data kualitatif. Penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan jumlah

kasus sedikit. Satu kasus tunggal pun dapat dipakai, bila secara potensial memang

sangat sulit bagi peneliti untuk memperoleh kasus lebih banyak, dan bila dari

kasus tunggal itu memang diperlukan banyak informasi yang sangat mendalam.8

4. Sumber Data

Sumber data adalah subjek utama dalam meneliti masalah di atas untuk

memperoleh data-data yang konkret. Adapun sumber data dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Sumber Data Primer

Yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah

(pengasuh/pimpinan) Ro'is pesantren dan orang-orang kepercayaan

pesantren atau orang yang dipercaya oleh pimpinan pesantren

untuk mengelola program-program pesantren dalam pemberdayaan

masyarakat sekitar pesantren yang menjadi objek pemberdayaan

pesantren.

b. Sumber Data Sekunder

8 Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Prilaku Manusia, (LPSP3,

Fak. Psikologi UI, 2001), h. 56

Page 18: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

Data sekunder adalah buku-buku dan dokumen-dokumen tertentu

dari berbagai literature yang berhubungan dan terkait dengan

penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan

cara berkomunikasi langsung atau tidak langsung yaitu dengan mempergunakan

teknik sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang diarahkan pada

kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang

muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam

hubungan tersebut.9 Yang diobservasi adalah program-program

pesantren yang berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi

masyarakat.

b. Wawancara

Wawancara adalah situasi antar pribadi bertatap muka ketika

seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan

dengan masalah penelitian, kepada seseorang yang diwawancarai

atau responden. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wawancara tak berstruktur ketika melakukan wawancara

dengan penanggung jawab program pemberdayaan yang dilakukan

9 Fred N. Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Baharigural, (Yogyakarta : UGM Press, 2000),

h. 770

Page 19: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

oleh pihak pesantren, dan wawancara berstruktur ketika peneliti

melakukan wawancara dengan masyarakat yang diberdayakan.

6. Analisa Data

Dalam menganalisa data pada penelitian kualitatif dengan menggunakan

system katagorisasi, dilanjutkan dengan penapsiran data yang salah satu tujuannya

adalah deskriptif analitik, yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis

membaca, mempelajari, memahami, dan kemudian menguraikan semua data yang

diperoleh, lalu analisis komparatif sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan

penelitian.10

Adapun dalam teknik penulisan dan transliterasi menggunakan buku

"Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta", terbitan UIN Press, Jakarta tahun 2004.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian lebih

lanjut kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka langkah awal yang

penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi terdahulu

yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Maksud

pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang

tidak sama atau berbeda dengan penelitian dari skripsi-skripsi sebelumnya.

Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis

tidak menemukan judul dan objek skripsi yang sama. Penulis menemukan judul

10

Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosda Karya, 2000), h.

197-198

Page 20: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

skripsi dari Abdul Fikri jurusan Manajemen Dakwah yang membahas tentang

"Pola Pendayagunaan Dana Zakat Pada BAZDA Kota Tangerang Dalam Upaya

Pemberdayaan Usaha Ekonomi Lemah". Judul dan objek penelitian tersebut

sangat jauh berbeda dengan yang penulis teliti, hanya dalam dalam kata

pemberdayaannya saja yang sama. Kemudian penulis menemukan judul skripsi

dari Siti Marfu’ah Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang membahas

tentang "Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM)". Judul dan objek penelitian ini pun berbeda namun pembahasannya

hampir sama yaitu membahas tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat, karena

penulis juga banyak membahas masalah pemberdayaan ekonomi masyarkat.

F. Sistematika Penulisan

Penyajian dalam skripsi ini dijabarkan atas lima bab, dimana antara bab

yang satu dengan bab yang lainnya saling berkaitan dan masing-masing bab terdiri

dari sub-sub bab. Untuk lebih jelas berikut adalah sistematikanya :

BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan teoritis, terdiri dari Pengertian Manajemen, unsur-

unsur manajemen, pengertian pemberdayaan, bentuk-bentuk

pemberdayaan, pengertian manajemen pemberdayaan, tahap-

tahap pemberdayaan masyarakat, proses pemberdayaan

Page 21: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

masyarakat, sekilas pengertian ekonomi, dan pengaruh

kemiskinan terhadap berbagai aspek kehidupan.

BAB III : Gambaran Umum Pondok Pesantren As-Salafiyyah, sejarah

berdirinya, visi dan misi berdirinya, struktur organigram

Pondok Pesantren As-Salafiyyah, dan sekilas deskriptif

program-program pemberdayaan yang dilakukan oleh Pondok

Pesantren As-Salafiyyah Sukabumi.

BAB IV : Analisis Manajemen Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di

Pondok Pesantren As-Salafiyyah Sukabumi, bentuk program

pemberdayaan ekonomi masyarakat, factor penghambat dan

pendukung program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang

dilakukan oleh Pondok Pesantren As-Salafiyyah.

BAB V : Penutup terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran.

Page 22: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PROGRAM

1. Pengertian Program

Program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dulu

ketatanegaraan, perekonomian, dsb) yang akan dijalankan.11

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga, bahkan negara. Jadi

seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara memiliki suatu

program. Suharsimi Arikunto, mengungkapkan sebagai berikut:12

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

untuk mencapai kegiatan tertentu.

2. Macam-macam Program

Macam atau jenis program dapat beragam wujud, jika ditinjau dari

berbagai aspek, program ditinjau dari:

a. Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah

seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan, dan jika

program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa

banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.

11

Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 702 12

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998),

h. 34

Page 23: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

b. Jenis, ada program pendidikan, program pemberdayaan, program koperasi,

program kemasyarakatan, dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung

dari isi program yang bersangkutan.

c. Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka

panjang.

d. Keluasan, ada program sempit dan ada program luas.

e. Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar.

f. Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting.13

3. Tujuan Program

Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses

pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut:14

Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat

perhatian oleh evaluator. Jika suatu program memiliki tujuan yang tidak

bermanfaat maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan.

Tujuan program dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan

khusus.

Tujuan umum biasanya menunjukkan output dari program jangka panjang,

sedangkan jangka khusus outputnya jangka pendek.15

13

Ibid, h. 2 14

Ibid, h. 35 15 Ibid. h. 45

Page 24: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

B. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah suatu usaha jangka panjang untuk

memperbaiki proses pemecahan masalah dan melakukan pembaharuan.

Pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai perubahan kearah yang lebih baik

dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya

meningkatkan tarap hidup ketingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah

meningkatkan kemampuan dengan rasa percaya diri untuk menggunakan daya

yang dimiliki, tentunya dalam menetukan tindakan ke arah yang lebih baik

lagi.16

Dalam pandangan Islam, agama adalah pemberdayaan,

pemberdayaan harus merupakan gerak tanpa henti. Istilah pemberdayaan

adalah terjemah dari istilah asing "empowermen". Secara leksikal

pemberdayaan berarti penguatan. Sedangkan secara teknis istilah

pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya diserupakan dengan istilah

pengembangan dan istilah ini dalam batasan-batasan tertentu dapat

dipertukarkan. Imang Mansyur Burhan mendefinisikan pemberdayaan umat

atau masyarakat adalah: sebagai upaya membangkitkan potensi umat Islam

kearah yang lebih baik dalam kehidupan sosial, politik maupun ekonomi.17

Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang ini tidak

mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan,

16

Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta: UGM Press 1999), h.

15 17 Ibid, h. 42

Page 25: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

dengan kata lain memberdayakan adalah meningkatkan kemapuan dan

meningkatkan kemandirian masyarakat.18

Setelah melihat berbagai pendapat dari para ahli mengenai

pemberdayaan, penulis mencoba mengambil suatu kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan pemberdayaan adalah:

a. Pemberdayaan adalah pengembangan diri atau masyarakat dari

keadaan yang tidak berdaya menjadi berdaya.

b. Pemberdayaan adalah upaya meningkatkan kemapuan dan

kemandirian masyarakat.

c. Pemberdayaan adalah suatu proses perubahan dengan waktu yang

cukup panjang dilakukan secara continue untuk menuju kearah

yang lebih baik.

Sedangkan masyarakat biasa diartikan kelompok manusia yang

saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk mencapai tujuan

bersama. Masyarakat adalah tempat melihat dengan jelas proyeksi individu

sebagai keluarga, keluarga sebagai prosesnya, masyarakat hasil dari

proyeksi tersebut.19

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang saling terkait oleh

sistem, adat istiadat, ritus-ritus serta hukum khas dan hidup bersama.

18

Gunawan Sumodiningrat, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, (PT.

Bina Rena Pariwara), Cet. Ke-2, h. 165 19

Murtada Mukhtshari, Masyarakat dan Sejarah, (Bandung: Mizan, 1995) cet. Ke-5, h.

15

Page 26: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

Masyarakat adalah yang terdiri dari individu-individu yang hidup secara

berkelompok.20

Dari kedua definisi tentang pemberdayaan dan masyarakat secara

terpisah maka secara sederhana pemberdayaan masyarakat adalah :

"Bagaiamana mengembangkan keadaan atau situasi dari tidak berdaya

menjadi berdaya ke arah yang lebih baik kepada individu yang hidup

secara bersama".21

Pemberdayaan masyarakat dapat juga diartikan sebagai suatu

gerakan yang dirancang untuk meningkatkan tarap hidup keseluruhan

masyarakat, atau juga diartikan proses perubahan yang dilakukan secara

terus menerus oleh individu untuk menuju kearah yang lebih baik.22

Pemberdayaan yang terjadi pada masyarakat bukanlah suatu

proses yang berhenti pada satu titik tertentu, tetapi merupakan suatu upaya

kesinambungan untuk meningkatkan daya yang ada.

Upaya pemberdayaan yang dilakukan pada masyarakat tentunya

tidak sepenuhnya berjalan dengan mulus, dalam pelaksanaannya ada

beberapa kendala yang akan dihadapi salah satunya adalah kepribadian

individu-individu dari sistem sosial.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat

adalah proses pengembangan, peningkatan tarap hidup masyarakat menuju

20

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajawali Press, 1987), Cet. Ke-1, h.75

21

Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h. 801 22

Isbandi Rukmiyanto, Pemberdayaan dan pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, Pengantar Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2001),

h. 36

Page 27: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

arah yang lebih baik atau melakukan perubahan kepada masyarakat agar

keluar dari kehidupan yang membelenggunya seperti kemiskinan dan

keterbelakangan.

2. Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat

Upaya untuk memberdayakan masyarakat terdiri dari tiga tahapan

yaitu:

a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat itu berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan

bahwa setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi (daya)

yang dapat dikembangkan.

b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Dalam

rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata, serta

pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat

masyarakat semakin berdaya dalam memanfaatkan peluang.

c. Memberdayakan juga mengandung arti menanggulangi.23

Ada tiga tahapan dalam pemberdayaan yaitu :

a. Pemberdayaan pada mitra ruhaniyyah, degradasi moral atas

pergeserannilai masyarakat Islam saat ini sangat mengguncang

masyarakat Islam. Kepribadian kaum muslimin terutama generasi

muda begitu gampang terbawa arus kebudayaan negatif barat, hal ini

juga diperparah dengan gagalnya pendidikan agama. Untuk keluar dari

23Ibid, h. 164

Page 28: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

masalah ini masyarakat Islam harus berjuang keras mendisain

kurikulum yang benar-benar berorientasi pada pemberdayaan total

ruhaniyah Islamiyah yang tidak bertentangan dengan perjuangan

kebenaran ilmiyah dan kemodernan.

b. Pemberdayaan Intelektual, umat Islam yang berada di Indonesia

bahkan dimana pun sudah terlalu jauh tertinggal dalam kemajuan dan

penguasaan teknologi. Untuk itu diperlukan berbagai upaya

pemberdayaan intelektual sebagai sebuah perjuangan besar.

c. Pemberdayaan ekonomi, masalah kemiskinan menjadi demikian

identik dengan masyarakat Islam. Dan pemecahannya merupakan

tanggung jawab masyarakat Islam itu sendiri. Situasi ekonomi

masyarakat Islam Indonesia bukan untuk diratapi melainkan untuk

dicari jalan keluarnya. Untuk keluar dari himpitan ekonomi ini

diperlukan perjuangan yang besar dan gigih dari setiap komponen

umat, bahwa seorang manusia harus mampu menguasai life skill atau

keahlian hidup.24

3. Proses Pemberdayaan Masyarakat

Proses pemberdayaan masyarakat terdiri atas lima tahapan yaitu :

a. Menghadirkan kembali pengalaman yang dapat memberdayakan

dan tidak memberdayakan.

24

Nanih Mahendrawati dan Agus Ahmad Syafe'1, Pengembangan Masyarakat Islam,

(Bandung: Rosda Karya 2001), Cet. Ke-1, h. 25

Page 29: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

b. Mendiskusikan mengapa terjadi pemberdayaan dan tidak

pemberdayaan.

c. Mengidentifikasi masalah.

d. Mengidentifikasi basis daya yang berguna.

e. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan

mengimplementasikannya.25

Dari uraian di atas bahwa pemberdayaan yang terjadi pada

masyarakat, bukanlah suatu proses yang berhenti pada suatu titik tertentu

tetapi lebih merupakan sebagai upaya kesinambungan untuk meningkatkan

daya yang ada.

C. EKONOMI

1. Pengertian Ekonomi

Pada awalnya kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos

dan Nomos. "Oikos" artinya rumah, tempat tinggal atau lingkungan hidup.

Sedangkan "Nomos" artinya aturan, norma-norma atau ilmu. Jadi ekonomi

adalah ilmu yang mengatur rumah tangga, tempat tinggal atau lingkungan

hidup. Jadi ekonomi berarti pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang

berkaitan dengan usaha manusia secara perorangan (pribadi), kelompok

(keluarga, suku, bangsa, organisasi) dalam memenuhi kebutuhan yang tidak

terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas.26

25

Ibid, h. 55 26

L.T. Sianturi dan H.K.A Moyoto, Ekonomi dan Koprasi, (Jakarta: Gunung Mulia

1992), h. 4

Page 30: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha individu dalam

ikatan pekerjaan dalam kehidupannya sehari-hari.27

Berdasarkan beberapa definisi tentang ekonomi di atas, penulis

berpendapat bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia

dalam mengatur rumah tangga, tempat tinggal, dan lingkungan untuk

memenuhi lingkungan hidup.

2. Peran Ekonomi Dalam Kehidupan

Sejak manusia hidup, tumbuh dan bergaul timbullah satu masalah

yang harus dipecahkan bersama yaitu bagaimana manusia memenuhi

kebutuhan hidup mereka masing-masing. Karena kebutuhan seseorang tidak

mungkin dapat dipenuhi oleh dirinya sendiri karena makin luas pergaulan

mereka makin bertambah kuatlah antara satu sama lainnya untuk memenuhi

kebutuhan itu.

Kebutuhan perekonomian manusia telah dihadapi sepanjang zaman

dengan berbagai kesibukan. Kesibukan manusia ditunjukan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya yang beraneka ragam. Contohnya pada manusia primitif

mereka hidup dari hasil mengambil ikan, hasil buruan, bertani, dan mengambil

hasil hutan yang diperlukan, dengan alat sederhana mereka memenuhi

kebutuhan untuk diri sendiri dan hidup dalam lingkungan. Tetapi sekarang

kesibukan manusia terdapat disegala lapangan dan berbagai macam kegiatan

27

Muhammad Al-assal Fathi dan Muhammad Abdul Karim, Sistem, Prinsip, dan Tujuan

Ekonomi Islam, (Pustaka Setia 1999), Cet, Ke-1, h. 10

Page 31: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

seperti menjual sayur, bertani, supir, pegawai kantor, guru, dokter dan lain-

lainnya.

Majunya pengetahuan tekhnologi sangat memungkinkan terbukanya

lapangan usaha baru. Terbukanya lapangan usaha baru itu akan menambah

keanekaragaman kebutuahan manusia. Dalam kehidupan perekonomian,

manusia selalu merasa hidup kekurangan, hal ini sangat nyata terlihat dari

kesibukan manusia yang tiada henti dalam berbagai lapangan usaha. Perasaan

hidup yang selalu berkekurangan ini mendorong manusia untuk melakukan

berbagai macam tindakan yang disebut sebagai tindakan ekonomi. Tindakan

ekonomi adalah segala usaha atau kegiatan manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya.28

Dengan demikian jelaslah bahwa semua segi kehidupan manusia

perlu dilakukan berbagai macam tindakan ekonomi agar tercapai kebutuhan

yang diinginkan. Dalam hal bukan kebutuhan hal hidup seseoorang saja yang

dipenuhi, tetapi kebutuhan hidup bersama, yaitu : masyarakat, Negara dan

akhirnya kebutuhan internasional yang meliputi kebutuhan manusia sedunia.

Dengan demikian sangatlah jelas bahwa urgensi dari ekonomi itu

sendiri atau berhubungan dengan uang yang semuanya itu sangat dicintai dan

berkuasa atas manusia. Ekonomi sumber segala pekerjaan, pusat dari susunan

alam dan dengan ekonomi pula manusia mencapai tingkat yang paling tinggi

dari kemajuan dan kebahagiaan.

28 L.T. Sianturi dan H.K.A Moyoto, Ekonomi dan Koprasi, h. 3

Page 32: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

D. PONDOK PESANTREN

1. Pengertian Pondok Pesantren

Secara etimologi pondok pesantren berasal dari dua kata, yaitu :

pondok dan pesantren. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata

pondok dapat diartikan sebagai "tempat belajar agama Islam".29 Di dalam

kamus Al-Munir kata pondok berasal dari bahasa arab, yaitu: (Funduuq)

yang berarti: hotel atau penginapan".30

Sedangkan kata pesantrren dapat

didefinisikan sebagai "asrama tempat suci atau tempat murid-murid belajar

mengaji".31

Sedangkan secara terminologi pondok pesantren adalah

"lembaga dakwah yang mewujudkan proses pendidikan Nasional".32

Pesantren sebagai lembaga pendidikan nasional umat islam untuk

mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan

ajaran islam dengan memberikan tekanan pada keseimbangan antara aspek

ilmu dan aspek perilaku. Pesantren dipimpin oleh seorang Kyai yang

bertanggungjawab atas seluruh proses pendidikan dalam pesantren.33

Mastuhu mendefinisikan pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional

Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan

29 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1988), h. 695 30

Ahmad Warsan Al-Munawar, Al-Munir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progrisif, 1997), h. 1073.

31 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar, h. 667

32 Nurcholis Majid, Merumuskan Kembali Tujuan Pondok Pesantren Dalam Pergaulan

Dunia Pesantren, (Jakarta: P3M, 1985), h. 3 33

Djohan Effendi, Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka,

1990), Cet. Ke-1, h. 187

Page 33: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

mengamalkan ajaran Islam dengan menekan pentingnya moral keagamaan

sebagai pedoman sehari-hari.34

Dari definisi-definisi diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa

pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Isalm yang didalamnya

terdapat murid yang disebut santri dan dipimpin oleh seorang Kyai.

2. Komponen-komponen Pondok Pesantren

Untuk lebih mendekatkan pemahaman terhadap pesantren pada

pembahasan ini akan dikemukakan komponen-komponen pondok

pesantren. Pesantren itu terdiri dari lima elemen pokok, yaitu: Kyai, santri,

masjid, pondok dan pengajaran kitab-kitab klasik.35

a. Kyai: Istilah kyai, Bindere, nun, ajengan dan guru adalah sebutan yang

semula diperuntukan bagi para ulama tradisional dipulau jawa.

Walaupun sekarang Kyai sudah digunakan secara umum bagi semua

ulama baik tradisional maupun modern, dipulau jawa maupun diluar

pulau jawa.

Kyai dapat juga dikatakan Tokoh non formal yang ucapan-ucapan dan

seluruh prilakunya akan dicontoh oleh komunitas disekitarny. Kyai

berfungsi sebagai sosok model atau teladan yang baik tidak saja bagi

santrinya, tetapi juga bagi seluruh komunitas disekitar pesantren.36

34

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), h. 6 35

Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1984), Cet. Ke-3, h. 18 36

Yasmadi, Moderenisasi Pesantren, Kritikan Nurcholis Majid Terhadap Pendidikan

Islam Tradisional, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet. H. 61

Page 34: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

a. Santri: Santri sebagai elemen kedua dari kultur pesantren yang

merupakan unsur pokok yang tidak kalah pentingnya dari keempat unsur

lain. Biasanya santri terdiri dari dua kelompok. Pertama, Santri mukim:

Ialah santri yang berasal dari daerah jauh dan menetap dalam pondok

pesantren. Kedua Santri kalong: Ialah santri-santri yang berasal dari

daerah-daerah sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap

dalam pesantren, mereka pulang kerumah masing-masing setiap selesai

mengikuti suatu pelajaran di pesantren.37

b. Masjid: Masjid sebagai unsur ketiga ialah sebagai pusat kegiatan ibadah

dan belajar mengajar. Masjid merupakan sentral sebuah pesantren karena

disinilah pada tahap awal bertumpu seluruh kegiatan dilingkungan

pesantren, baik yang berkaitan dengan ibadah, shalat berjama'ah, dzikir,

wirid, do'a, i'tikaf, dan juga kegiatan belajar mengajar.38

c. Pondok: pondok adalah asrama bagi para santri merupakan ciri khas tradisi

pesantren, yang membedakannya dengan sistem pendidikan lain. Ada

tiga alasan utama kenapa pesantren harus menyediakan asrama bagi para

santri, pertama: Kemasyhuran seorang Kyai dan kedalaman

pengetahuannya mengali ilmu dari kyai tersebut dengan baik dan teratur

serta dalam waktu yang lama, para santri harus menetap di pondok.

Kedua: mayoritas pesantren berada di desa-desa dimana tidak ada

perumahan yang cukup untuk menampung para

37

Nurcholis Majid, Kaki Langit Peradaban Islam, (Jakarta: Paramadina,1997), Cet. Ke-

1, h. 52 38 Yasmadi, Modernisasi Pesantren, h. 64

Page 35: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

d. santri, dengan demikian perlu adanya asrama khusus untuk

menampungnya. Ketiga : ada sikap timbal balik antara kyai dan santri,

para santri menganggap kyai seolah-olah sebagai bapaknya sendiri dan

juga sebaliknya. Sikap timbal balik ini menimbulkan keakraban dan

kebutuhan untuk saling terus menerus satu sama lainnya.39

e. Pengajaran kitab-kitab klasik: penggalian khazanah budaya Islam

melalui kitab-kitab klasik salah satu unsur yang terpenting dari

keberadaan sebuah pesantren dari yang membedakannya dengan

lembaga pendididkan lainnya. Pesantren sebagai lembaga pendididkan

Islam tradisional tidak dapat diragukan lagi berperan sebagai pusat

transmisi ilmu-ilmu ke Islaman, terutama yang bersipat kajian-kajian

klasik. Maka pengajaran kitab-kitab klasik telah menjadi karakteristik

yang merupakan ciri khas dari proses belajar mengajar di pesantren.40

3. Tipe-Tipe Pondok Pesantren

Berdasarkan keputusan Menteri Agama RI nomor 3/1979, ada empat

tipe pondok pesantren, yaitu : A, B, C, dan D. Pertama, pondok pesantren

tipe A, ialah pondok pesantren dimana para santri belajar dan bertempat

tinggal bersama dengan guru (kyai), kurikulumnya terserah pada para

kyainya, cara memberi pelajaran individual dan tidak menyelenggarakan

madrasah untuk belajar.

39

Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren, h. 18 40

Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam, Studi Kritis dan Refleksi Historis,

(Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997), h. 108

Page 36: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

Kedua, pondok pesantren tipe B, ialah pesantren yang mempunyai

madrasah dan kurikulum, pengajaran dan kyai dilakukan dengan cara studium

general, pengajaran pokok terletak pada madrasah yang di selenggarakannya.

Kyai memberikan pelajaran secara umum kepada para santri pada waktu yang

telah ditentukan, para santri tinggal disitu dan mengikuti pelajaran-pelajaran

dari kyai disamping mendapatkan ilmu pengtahuan agama dan umum di

madrasah.

Ketiga, pondok pesantren tipe C, yaitu: pondok pesantren yang fungsi

utamanya hanya sebagai tempat tinggal atau asrama, santri-santrinya belajar di

madrasah atau sekolah-sekolah umum, fungsi kyai disini sebagai pengawas,

pembina mental, dan pengajar agama.

Keempat, pondok pesantren tipe D, yaitu: pondok pesantren yang

menyelenggarakan sistem pondok sekaligus sistem sekolah madrasah.41

Adapun pondok pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan,

lembaga sosial, juga berfungsi sebagai pusat penyiaran agama Islam yang

mengandung kekuatan resistensi terhadap dampak modernisasi, sebagaimana

telah diperankan pada masa lalu dalam menentang penetrasi kolonisme

walaupun dengan cara uzlah atau menutup diri.42

Fungsi lainnya yaitu sebagai instrument untuk tetap melestarikan

ajaran-ajaran Islam di bumi nusantara, karena pesantren mempunyai pengaruh

yang kuat dalam membentuk dan memelihara kehidupan nasional, kultural,

41

Departemen Agama RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, (Proyek Peningkatan

Pondok Pesantren, 2000), h. 14 42

M. Dawan Raharjo, Perkembangan Masyarakat Islam dalam Persepektif Pesantren

dan Pergaulan Dunia Pesantren, (Jakarta: P3M, 1985), h. vii

Page 37: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

keagamaan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu antara fungsi poindok

pesantren dengan lembaga lainnya tidak bisa dipisahkan yakni untuk

meneruskan dan mensukseskan pembangunan nasional, karena pendidikan

dinegara kita diarahkan agar terciptanya manusia yang bertaqwa, mental

membangun dan memiliki keterampilan serta berilmu pengetahuan sesuai

dengan perkembangan zaman.

Page 38: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

BAB III

GAMBARAN UMUM

PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH CISAAT SUKABUMI

A. Sejarah Berdirinya

Pesatnya perkembangan media informasi yang berteknologi tinggi

telah menjangkau berbagai lapisan masyarakat tak terkecuali anak-anak. Tak

jarang muatan di dalamnya meninabobokan anak-anak di usia dini untuk

mengkonsumsinya, sehingga dapat dipastikan mental spiritual meeka telah

terkontaminasi dengan media hiburan yang mungkin tanpa bimbingan dan

pengawasan dari kedua orang tua. Orang tua bekerja keras diluar rumah demi

masa depan keluarga terutama anak-anaknya, sementara tak banyak waktu

bagi kedua orang tua untuk menumbuh kembangkan mental spiritual anak

mereka, sehingga sudah seyogyanya sebuah lembaga pendidikan mulai

memperhatikan masa depan anak-anak, yaitu dengan mendirikan

Pesantren As-Salafiyah mulai dirintis pada tahun 1942 oleh Mama

K.H. Abdullah Mahfudz (alm). Dulu nama pesantren ini adalah "Miftahul

"Ulum" tetapi lebih ngetrend dengan sebutan pesantren babakan, dan para

santrinya adalah warga masyarakat yang berada disekitar daerah sukabumi,

ketika nama beliau mulai dikenal dan para santri diluar kota mulai

berdatangan, pada tahun 1969 K.H. Abdullah Mahfudz meninggal dunia,

sehingga pada waktu itu terjadi kepakuman, barulah pada tahun 1977 tongkat

Page 39: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya yaitu K.H. Ahmad Makki, gerakan

pertama nama pesantren Babakan Tipar beliau ganti menjadi Pesantren As-

Salafiyah.

Kata As-Salafiyah diambil dari dalil yang artinya setiap kebaikan yang

menyelamatkan kita diakhirat haruslah mengikuti jejak Ulama Salaf. Dan

akhirnya Pesantren Babakan Tipar ini dikenal menjadi Pesantren As-Salafiyah

pada tahun itu juga bersama istrinya yang bernama HJ. Imas Syihabul Millah

beliau membangun pesantren putri pertama di Kota Sukabumi, dikenal

dengan nama Asrama Putri As-Salafiyah.43

Penyelenggaraan pendidikan non formal metodologi salafiyah. Dari

tahun ketahun terus dikembangkan dan ditingkatkan sehingga meliputi

berbagai fan ilmu (Al-Qur'an, Qiroat dan tajwid, Tafsir, Hadist, Tauhid,

Fiqih, Akhlaq, Nahwu Shorof, Mantiq, Falaq, Arud, Bilaghah dan Tasauf,.

Dengan pembagian kelas ibtida, Ausath dan Ulya, dan menggunakan sistem

atau metode Balagan, Sorogan, takhfidz dan Hafalan, Diskusi dan Praktik.44

Untuk lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia, Mama KH. Ahmad

Makki berinisiatif menerbitkan kitab terjemah dan penjelasan kitab-kitab

kuning, adapun tujuannya adalah membantu mempermudah para santri dalam

mengkaji kitab kuning. Alhamdulillah hasil terbitan As-salafiyah sudah

diterima oleh masyarakat diwilayah Jawa Barat, Banten, DKI, Lampung dan

lain-lain.

43

KH. Ahmad Makki, Ketua Umum, Wawancara Pribadi, (Pondok Pesantren As-

Salafiyah, Sukabumi, 25 Januari 2008) 44

Ust. Sufri. S.H.I, Bid Pendidikan, Wawancara Pribadi, (Pondok Pesantren As-

Salafiyah Sukabumi, 25 januari 2008)

Page 40: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

B. VISI DAN MISI PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH

Pondok Pesantren As-salafiyah merupakan pondok pesantren yang

bertanggung jawab terhadap pembinaan masyarakat yang berada di wilayah

kota suka bumi khususnya dan umumnya masyarakat Indonesia. Banyak

potensi yang dimiliki pondok Pesantren As-Salafiyah baik berupa fisik

maupun SDM, diantarannya: bangunan permanen dua tingkat, Masjid, kamar

tidur kobong atau aula, kamar mandi, pengaturan makan secara kolektif

(kost), jasa pencucian, masing-masing kamar memiliki satu pengawas

Asatidz/dzah. Intinya berdakwah mengembangkan syiar Islam sebagai mana

yang di perintahkan Allah dan Rasul-Nya.

Visi Pondok Pesantren as-Salafiyah adalah terwujudnya generasi

muda Islam yang berkualitas dan berakhlakul karimah

Sedangkan misi pondok pesantren As-Salafiyah adalah membentuk

santriwan dan santriwati yang mempunyai kepribadian yang berakhlakul

karimah, mempunyai keilmuan yang luhur, dan akhlaq yang adi luhung.

Melayani masyarakat dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan

keagamaan dan duniawi, menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial dan

pemberdayaan masyarakat dan menjadi pihak yang ikut aktif dalam gerakan

bersama seluruh komponen masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas

moral bangsa.45

45

Ust. Abdul Azis, Rois A'm, Wawancara Pribadi, (Pondok pesantren As-Salafiyah

Sukabumi, 25 Januari 2008)

Page 41: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

Dengan kata lain adalah mensejahterakan masyarakat Kota Sukabumi

khususnya dan umumnya masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang taat

dan patuh terhadap ajaran Islam, dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan

syariat Islam.

C. LETAK GEOGRAFIS

Letak Pondok Pesantren As-Salafiyah ini, di pinggir jalan utama yang

menuju ke Kota Sukabumi yang berdampingan dengan beberapa pondok

pesantren yang juga sudah kenamaan di Kota Sukabumi, seperti Pondok

Pesantren Al-Masturiyah dan Pondok Pesantren Sunanul Huda.

Pondok Pesantren As-Salafiyah luas areanya sekarang ini kurang lebih

2 hektar dengan berlokasi strategis kebeberapa tempat lembaga pendidikan

umum, baik yang mau sekolah SD, SMP, SMU, ALIYAH dan Perguruan

tinggi, Pesantren As-Salafiyah ini juga berada di jalur transit dan jalan ke

Jakarta, sehingga sangat mudah untuk mencapai lokasi.

Dari segi bangunan, Pondok Pesantren As-Salafiyah mempunyai

bangunan yang cukup baik, karena sekelilingnya terdapat persawahan yang

terbentang luas. Segala usia khususnya usia SD dan SMP, disiapkan bangunan

dengan nama Asrama Insan Kamil As-Salafiyah 1, juga menerima santri

putra-putri yang ingin sekolah di luar, dengan segala persyartan yang tentunya

sudah diatur oleh pihak Pesantren.

Pondok PesantrenAs-Salafiyah yang mempunyai bangunan permanen

dua tingkat yang terdiri dari beberapa kamar (kobong) dan aula tempat para

Page 42: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

santri menuntut ilmu agama, tak ketinggalan pula fasilitas kamar mandi yang

terdiri dari beberapa ruangan agar para santri dapat bergantian atau bersama-

sama melakukan kebersihan dengan tanpa ada rasa kecemburuan.

D. Stuktur Organisasi

Dari sega bahasa, stuktur dapat berarti cara bagaimana sesuatu disusun

atau di bangun. Sedangkan organisasi dapat berarti susunan atau aturan dari

berbagai bagian, Sehingga merupakan kesatuan yang terarur dan tersusun.46

Struktur organisasi dalam sebuah lembaga, termasuk pondok pesantren

As-Salafiyah, dimaksudkan sebagai kerangka untuk mengetahui ruang

lingkup, jalur kondisi, kegiatan dan fungsi-fungsi yang dijalankan masing-

masing bagian yang ada dalam struktur organisasi yang bersangkutan.

Soetmina mengatakan bahwa: Struktur organisasi ialah suatu kerangka

yang menunjukan semua tugas kerja untuk mencapai tujuan organisasi,

hubungan antara fungsi-fungsi tersebut, serta wewenang dan tanggung jawab

setiap anggota organisasi yang melakukan tiap-tiap tugas kerja tersebut".47

Organisasi adalah merupakan kerja sama diatara beberapa orang untuk

mencapai tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan kerja yang

menjadi ikatan kerja sama dalam organisasi itu demi mencapai tujuan secara

efektif dan efisien'.48

46

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1994/ 1995), Cet. Ke-3, h. 860 47

Soetmina, Perpustakaan, Kepustakawan dan Pustakawan, (Yogyakarta: Kanisus,1992),

Cet. Ke-1, h. 57 48

Ek. Imam Munawir, Asa-Asas Kepemimpinan Dalam Islam, (Surabaya: Usaha

Nasional), h. 96

Page 43: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

Berangkat dari kutipan diatas, Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

struktur organisasi dimaksudkan sebagai kerangka kerja sama diantara orang-

orang yang akan bertindak, menyusun tenaga kerja dan tugas-tugas dan

menyusun bagian-bagian sedemikian rupa dengan panuh rasa tanggung jawab

sehingga dalam sistem organisasi, apa yang dicita-citakan dapat terwujud.

Untuk mencapai misi yang diemban dalam pengurus pondok pesantren

As-Salafiyah maka disusunlah sebuah struktur dalam rangka pembagian kerja

untuk orang-orang yang tepat, sehingga pada gilirannya tujuan dapat tercapai

secara baik.

Adapun Stuktur dan susunan pengurus Pondok Pesantren As-Salafiyah

adalah sebagai berikut:

Page 44: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

STAF ORGANISASI AS-SALAFIYAH

Sumber: Pondok Pesantren As-Salafiyah

E. AKTIVITAS PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH

Dalam keseharian santri belajar untuk hidup disiplin dal keperibaian

dan belajar, maka pihak pesantren membuat schedule kegiatan harian dan

ROIS A'M

Ust. Abdul Aziz

WAKIL ROIS

Ust. Iwan Mulyawan S. Sos. I

BENDAHARA

Ust. Asep Abdul Rohim

SEKRETARIS

Ust. Iwan Miftahul Bisri, S. Pd. I

PENDIDIKAN

Ust. Sofyan Sauri

Ust. Wahyu Hidayatullah

Ust. Sufrihatin, S. H. I

PENDIDIKAN

Ust. Sofyan Sauri

Ust. Wahyu Hidayatullah

Ust. Sufrihatin, S. H. I

KEBERSIHAN

Ust. Harun Kabir

Ust. Ismatullah

KEAMANAN

Ust. Deden M

Ust. Khoerul Bahri

Page 45: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

kegiatan mingguan. Untuk kegiatan harian santri diajarkan pengajian kitab

kuning setiap habis shalat lima waktu.

Adapun kegiatan mingguan:

1. Malam Minggu : Latihan Muhadoroh

2. Minggu Pagi : Olah raga / Kerja bakti

3. Minggu Siang : Istirahat

4. Malam Kamis : Riyadoh

5. Malam Jum'at : Barjanji / Marhaba'an

6. Jum'at Subuh : Ziarah

7. Jum'at Sore : Latihan Marawis

Sumber : Pondok Pesantren As-Salafiyah

Page 46: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

BAB IV

PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI PADA

PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYYAH SUKABUMI

A. Analisa Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As-

Salafiyyah Sukabumi

Pemberdayaan sebagaimana diungkapkan T. Hani Handoko,

merupakan suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses pemecahan

masalah dan melakukan pembaharuan. Pemberdayaan dapat juga diartikan

sebagai perubahan kepada arah yang lebih baik dari tidak berdaya menjadi

berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya meningkatkan tarap hidup

ketingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan

dengan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki, tentunya

dalam menentukan tindakan ke arah yang lebih baik lagi.

Pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas horizon pilihan

bagi masyarakat, dalam upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang

sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini berarti masyarakat

diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi

dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat

memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilhan-pilihan.49

Selain itu pemberdayaan atau pengembangan juga berarti

menciptakan kondisi semua orang yang lemah dapat menyumbang

49

Nanih Mahendrawati dan Agus Ahmad syafe’i, Pengembangan Masyarakat Islam,

(Bandung : Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-1, h. 42

Page 47: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuannya. Pemberdayaan

dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu bersenyawa dalam

masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan,

dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan mendirikan

masyarakat.50 Pemberdayaan menurut pengertiannya adalah suatu usaha untuk

meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang (masyarakat), agar dari segi

kehidupan ekonomimya dapat sedikit meningkat dibandingkan dengan yang

sebelumnya.

Merujuk kepada definisi tersebut di atas jelas bahwa program-

program kegiatan Pondok Pesantren As-Salafiyyah yang telah dijalankan

dengan signifikan dan sejalan terhadap pengembangan dan pemberdayaan

ekonomi masyarakat, program-program yang telah berjalan di Pondok

Pesantren As-Salafiyyah adalah sebagai berikut:

1. Percetakan

2. Kolam Ikan Hias

3. Santunan Tahunan kepada masyakat yang tidak mampu.

Program-program ini telah lama di kembangkan atau dijalankan di

Pondok Pesantren As-Salafiyyah. Sebagaimana kata KH. Ahmad Makki

selaku ketua umum Pondok Pesantren As-Salafiyyah bahwasanya percetakan

dan pembudidayaan ikan sangat membantu masyarakat sekitar Pondok

50

Bambang Ruditi (ed), Akses Peran Serta Masyarakat : Lebih Jauh Memahami

Community Development, (Jakarta : ICDS, 2003), h. 153

Page 48: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

Pesantren ini dalam mensejahterakan kehidupannya sehari-hari, terutama bagi

masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan tetap atau mata pencaharian.51

Pesantren Assalafiyah adalah salah satu pondok pesantren yang ada

di Indonesia ini yang berupaya untuk memberdayakan masyarakat sekitar.

Karena kehidupan di sekitar Pondok Pesantren Assalafiyah masih sangat

sederhana, banyak pengangguran, belum lagi perempuan renta yang berjuang

sendirian di dunia ini demi menghidupi seluruh keluarganya dikarenakan sang

suami pergi ataupun telah tiada. Untuk itu KH. Ahmad Makki selaku

pimpinan Pondok Pesantren Assalafiyah berusaha keras agar dapat

memberdayakan masyarakat sekitar.

1. Program Percetakan

Berawal pada tahun 1988 dari kebiasaannya yang suka menulis, KH.

Ahmad Makki mencoba mengeluarkan beberapa kitab karangannya sendiri,

yang pada waktu itu beliau cetak di daerah Jakarta. Adapun kitab yang beliau

keluarkan diantaranya adalah Al-Fiyah, Zohar Tauhid, dan Hidayatul Azkiya.

Dari ketiga kitab cetakan beliau ini banyak permintaan masyarakat agar lebih

di perbanyak cetakannya. Adapun tujuan awal KH. Ahmad Makki

mengeluarkan cetakan ini adalah untuk para santri yang bermukim di

Pesantren Assalafiyah supaya para santri dapat lebih mudah dalam

mempelajari ilmu-ilmu yang ada di Pondok Pesantren.

51

KH. Ahmad Makki, Ketua Umum, Wawancara Pribadi, Pesantren As-Salafiyyah

Sukabumi, 25 Januari, 2008.

Page 49: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

Pada tahun 1994, KH. Ahmad Makki mendirikan sendiri percetakan

di Pondok Pesantren. Yang kemudian terkenal dengan percetakan Al-Makki.

Jadi yang pada awalnya beliau hanya mengarang kitab dan mencetaknya di

luar atau di orang lain, sekarang beliau dapat mengarang kitab dan

mencetaknya sendiri di Pondok Pesantren Assalafiyah52.

Uniknya yang bekerja di percetakan ini diperuntukan khusus bagi

masyarakat sekitar, yang belum mempunyai pekerjaan tetap terutama wanita

yang berstatus janda yang juga tidak mempunyai pekerjaan tetap. Walaupun

lokasinya berada di dalam komplek pesantren, para santri tidak berkenan atau

tidak di perbolehkan untuk bekerja di percetakan ini. Namun hasil dari

percetakan itu setelah menggaji karyawannya dana yang masuk ataupun

penghasilan dari percetakan itu sepenuhnya di salurkan ke Pesantren. Jadi

selama ini dari mulai pembangunan pesantren sampai mensejahterakan para

santrinya KH. Ahmad Makki memperoleh dana dari hasil percetakan, dan

tidak memberatkan sedikitpun kepada santri. Santri disini di khususkan hanya

mencari ilmu saja.

Adapun pekerja atau karyawan yang bekerja di percetakan yang

sekarang dikenal dengan percetakan al-Makki ini berjumlah kurang lebih 50

orang dan kesemuanya itu adalah orang-orang sekitar Pondok Pesantren As-

Salafiyyah yang mempunyai potensi dan kemampuan untuk bekerja dan

merekapun kebanyakan para wanita yang sudah tidak mempunyai suami,

namun tidak sedikit pula para pekerja yang masih muda, mereka yang tidak

52

KH. Ahmad Makki, Ketua Umum, Wawancara Pribadi, (Pesantren As-Salafiyyah

Sukabumi, Januari, 2008).

Page 50: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup untuk bisa bekerja di

perusahaan atau di pabrik-pabrik sekitar wilayah Sukabumi.

Dengan adanya program percetakan ini pemberdayaan ekonomi

masyarakat yang dilakukan di Pondok Pesantren As-Salafiyyah ini sangat

jelas terasa kepada seluruh masyarakat yang berada disekitar pondok

dikarenakan kesulitan ekonomi yang mereka rasakan dapat berkurang. Dengan

adanya percetakan ini pula masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari.

Hasil karya ataupun terbitan percetakan ini sudah sangat terkenal di

beberapa Propinsi di Indonesia, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa

Timur. Adapun yang sampai ke luar pulau Jawa yaitu Sumatra dan Sulawesi.

Bahkan sudah sampai ke luar negeri seperti Malaisyia dan Brunaidarussalam.

Dengan banyaknya permintaan masyarakat akan cetakan kitab kuning yang

dilakukan di Pondok Pesantren As-Salafiyah ini membuat pemberdayaan

masyarakat sekitar pondok menjadi semakin berkembang pesat.

Hasil dari percetakan al Makki ini adalah sebagai berikut :

DAFTAR KITAB DAN HARGA

Penerbit Assalfiyyah Sukabumi Jabar telp. (0266) 239624

No. Nama Kitab Harga Satuan (Rp) Isi hal

1. Pj. Almarjan Fii Tauhiidhih Tijan 23.000 229

2. Tj. Bidayatul Hidayah 25.000 250

3. Tj. Bulughul Marom jilid 1 34.000 342

Page 51: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

4. Tj. Bulughul Marom jilid 2 37.000 374

5. Pj. Burdah 31.000 313

6. Tj. Faidhul Qodir tt berbagai ukuran 14.000 121

7. Tj. Fathul Mu'in jilid 1 29.000 272

8. Tj. Fathul Mu'I jilid 2 30.000 295

9. Pj. Fathul Qorib jilid 1 31.000 314

10. Pj. Fathul Qorib jilid 2 32.000 317

11. Pj. Hadist Arba'in 19.000 188

12. Pj. Hikam jilid 1 26.000 257

13. Pj. Hikam jilid 2 22.000 222

14. Pj. Hisnus Sunnah jilid 1 22.000 217

15. Pj. Hisnus Sunnah jilid 2 25.000 254

16. Pj. Hidayatul Adzkiya 30.000 222

17. Tj. Irsyadul Ibad jilid 1 27.000 217

18. Tj. Irsyadul Ibad jilid 2 35.000 254

19. Tj. Irsyadul Ibad jilid 3 29.000 298

20. Tj. Irsyadul Ibad jilid 4 24.000 262

21. Pj. Jurumiyah 22.000 352

22. Pj. Jauharotu Tauhid 29.000 288

23. Tj. Kasyifatus Saja jilid 1 30.000 300

24. Tj. Kasyifatus Saja jilid 2 25.000 249

25. Tj. Kasyifatus Saja jilid 3 25.000 255

Page 52: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

26. Tj. Kasyifatus Saja jilid 4 25.000 247

27. Tj. Kafayatul Awam 14.000 119

28. Pj. Mu'awanah jilid 1 21.000 210

29. Pj. Mu'awanah jilid 2 20.000 204

30. Pj. Muchtarul Ahaadist 31.000 313

31. Tj. Nashoihul Diniyah jilid 1 27.000 264

32. Tj. Nashoihul Diniyah jilid 2 29.000 288

33. Tj. Nashoihul Diniyah jilid 3 31.000 312

34. Tj. Nashoihul Ibad jilid 1 30.000 302

35. Tj. Nashoihul Ibad jilid 2 28.000 280

36. Pj. Peranan Mantiq dan Ushul fiqh 15.000 124

37. Tj. Riyadul Badi'ah/Safinatun naja 20.000 196

38. Pj. Su'bul Iman 19.000 184

39. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 1 32.000 320

40. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 2 32.000 322

41. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 3 27.000 270

42. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 4 34.000 340

43. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 5 36.000 360

44. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 6 34.000 340

45. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 7 34.000 340

46. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 8 31.000 305

47. Tj. Tafsir Zalalaein lengkap jilid 1 44.000 320

Page 53: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

48. Tj. Tafsir Juz Amma 34.000 264

49. Tj. Tafsir Yasin 20.000 195

50. Tj. Ta'limul Muta'alim 16.000 157

51. Pj. Ta'limul Muta'alim jilid 1 20.000 184

52. Pj. Ta'limul Muta'alim jilid 2 30.000 302

53. Tj. Taqrib 16.000 145

54. Tj. Tasyriful Uzza (Kaelani) 28.000 272

55. Tj. Uqudulujein 24.000 236

56. Tj. Ushfur 23.000 223

Jumlah Total 1.501.000

Sumber: Pondok Pesantren As-Salafiyyah, Januari 2008.

2. Program Kolam Ikan

Lingkungan Pondok yang terletak di pinggir perkampungan yang

berbatasan dengan persawahan dan perkebunan, dan dikelilingi dengan kolam

atau tambak ikan ini dapat pula memberdayakan masyarakat sekitar. Dengan

adanya kolam ikan yang mengelilingi Pondok pesantren di budidayakan

dengan memelihara ikan hias dan ikan air tawar. Yang keseluruhannya

dikelola oleh ketua yayasan namun para pekerjanya kebanyakan dari

masyarakat sekitar yang setiap hari memberi makan, membersihkan dan

mengembang biakkan ikan-ikan tersebut

Selain dengan percetakan Pondok Pesantren As-Salafiyyah

memberdayakan masyarakat sekitar dengan jalan membuka lapangan usaha

Page 54: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

bagi siapa saja masyarakat yang tidak mempunyai mata pencaharian, yaitu

dengan cara menjadikan kolam ikan sebagai lapangan usaha bagi masyarakat

sekitar. Namun program kolam ikan ini dikhususkan bagi kaum lelaki saja.

Program kolam ikan ini sangat membantu masyarakat yang

mayoritas bekerja sebagai petani. Dengan adanya kolam ikan ini masyarakat

sekitar memiliki kemampuan atau potensi untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari. Sebagaimana penghasilan kolam ikan ini.53

3. Program Tahunan

Program ini merupakan program yang dirancang oleh Pondok

Pesantren As-Salafiyyah, guna memberdayakan masyarakat sekitar. Selain

mereka di pekerjakan di percetakan dan dikolam ikan, merekapun di beri

santunan setiap tahunnya. Menurut Ust. Supriyatin, banyak warga sekitar yang

tidak bekerja di percetakan dan kolam ikan tetapi mereka tetap di berdayakan

dengan cara : Pengajian rutin mingguan, untuk bapak-bapak itu bertepatan hari

Jum'at pagi, sedangkan bagi Ibu-ibu itu hari Rabu pagi, yang bertempat di

Pesantren As-Salafiyyah. Adapun bentuk program tahunannya selain

pengajian rutin yaitu: bantuan berupa bahan makanan, pakaian, dan dana yang

berupa uang tahunan dari hasil zakat percetakan dan kolam ikan54

.

Banyak para warga masyarakat sekitar yang sangat antusias

mengikuti program mingguan, bulanan bahkan tahunan ini, dikarenakan

53

Ust. Mumuh, Rois 'Am, Wawancara Pribadi, (Pesantren Assalfiyyah Sukabumi, 25

Januari, 2008). 54

Ust. Supriyatin, Wawancara Pribadi, (Pesantren Assalafiyah Sukabumi, 25 Januari

2008).

Page 55: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

mereka merasa diberdayakan dengan adanya program-program ini. Selain

menambah khazanah keilmuan, mereka pun dibekali dengan masukan-

masukan yang bersifat membangun. Yang tadinya tidak mempunyai

pengetahuan tentang percetakan merekapun mengetahuinya.

Oleh karena itu masyarakat sekitar pondok pun sangat terbantu akan

kebutuhan kehidupannya sehari-hari. Baik berupa kebutuhan ekonomi maupun

kebutuhan yang lainnya seperti kepribadian yang baik, tenggang rasa

kesesama tetangga, dan timbal balik kepesantren.

Banyak para warga masyarakat yang sengaja memberikan sedekah

kepada para santri berupa makanan, tempat dan lain-lainnya, itu semata-mata

karena ingin timbal balik kepada pesantren yang telah memberdayakan atau

mensejahterakan kehidupannya sehari-hari.

B. Faktor Penghambat dan Pendukung

Dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan ada

beberapa hal yang menjadi factor penghambat dan factor pendukung Pondok

Pesantren As-Salafiyyah dalam mengaplikasikan pemberdayaan terhadap

ekonomi masyarakat antara lain:

1. Faktor Penghambat

a. Pemahaman yang rendah akan manfaat kegiatan yang ditawarkan

oleh Pondok Pesantren As-Salafiyyah hal yang paling mendasar

disebabkan karena kurangnya kesadaran dan rendahnya tingkat

pendidikan.

Page 56: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

b. Tingkat pendidikan yang rendah, sehingga menyulitkan terhadap

upaya mensosialisasikan program-program yang telah dirancang.

Solusi yang telah diupayakan oleh pondok pesantren adalah ingin

membantu masyarakat yang berkekurangan dalam masalah

perekonomian dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

c. Kurangnya potensi dan SDM yang mahir dalam melakukan

berbagai program yang telah di rencanakan oleh pondok pesantren.

2. Faktor Pendukung

Sedangkan faktor pendukung pada program kegiatan yang dilakukan

pondok pesantren adalah:

a. Telah tersedianya infrastruktur, seperti mesin percetakan, gedung

yang cukup luas, kolam yang banyak dan luas, kantor, kendaraan

operasional dan lain-lain.

b. Kebutuhan masyarakat akan penghasilan usaha guna memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari.

c. Adanya koordinasi yang baik antara masyarakat sekitar dengan

pondok pesantren sehingga terjalin hubungan yang erat.

Page 57: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Pondok Pesantren As-Salafiyah bukan saja sebagai lembaga pendidikan

Islam yang mencetak generasi muda yang dibekali dengan pengetahuan

agama an sich, akan tetapi pondok pesantren As-Salafiyah – sebagai

lembaga sosial – telah melakukan beberapa upaya pemberdayaan

masyarakat, maupun dari segi ekonomi dan kreativitas masyarakat. Upaya

pemberdayaan yang dilakukan oleh pondok pesantren As-Salafiyah,

seperti; program percetakan kitab kuning, pembudidayaan ikan hias, dan

program santunan untuk masyarakat sekitar, banyak memberikan

kontribusi bagi masyarakat sekitar pondok pesantren.

2. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program pemberdayaan

yang dilakukan oleh Pondok Pesantren As-Salafiyyah adalah; yang

menjadi faktor pendukung yaitu, sudah tersedianya sumber daya manusia

(SDM) dari pondok untuk melakukan pembinaan, telah tersedianya

sumberdana (sudah adanya donatur tetap), telah tersedianya infrastuktur

seperti kendaraan operasional, kantor, mesin dan sebagainya. Sedangkan

yang menjadi faktor penghambat adalah; kurangnya kesadaran masyarakat

akan potensi yang dimiliki, pemahaman yang rendah terhadap manfaat

kegiatan yang ditawarkan oleh Pondok Pesantren As-Salafiyyah, tingkat

Page 58: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

pendidikan yang rendah, sehingga menyulitkan terhadap upaya sosialisasi

program-program yang telah dirancang.

B. Saran-Saran

1. Sebagian besar kita kurang pandai memanfaatkan waktu dan potensi yang

ada, sehingga kita cenderung hidup dalam kondisi yang apa adanya tanpa

adanya kemajuan dan menciptakan kondisi kehidupan yang lebih berarti.

Untuk itu semoga kita mampu mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan

dan hal-hal yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan ekonomi

masyarakat.

2. Bagi Pondok Pesantren As-Salafiyyah semoga dapat mempertahankan

dan terus meningkatkan program-program dan profesionalitas yang sudah

dibangun.

Page 59: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta : PT. Rieneka Cipta, 1991, Cet. Ke-2

Al-Assal, Muhammad, Ahmad dan Karim, Abdul, Muhammad, Fathi, Sistem,

Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, Pustaka Setia, 1999, Cet. Ke-1

Asiba’i, Husni, Mustafa, Kehidupan Sosial Menurut Islam, Bandung: CV. Diponorogo, 1993, Cet. Ke-4

Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar, Surabaya: Usaha Nasional, 1986.

Dawan, M. Raharjo, Perkembangan Masyarakat Islam dalam Persepektif

Pesantren dan Pergaulan Dunia Pesantren, Jakarta: P3M, 1985.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1988

Departemen Agama RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, Proyek

Peningkatan Pondok Pesantren, 2000

Dhofier, Zamaksyari, Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3ES, 1984

Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang. Yogyakarta: UGM Press, 1999

Effendi, Djohan, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1990, Cet. Ke-1

Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam, Studi Kritis dan Refleksi Historis,

Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997

Kartono, Kartini, Patologi Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1988, Cet. Ke-2

Kerlinger N Fred., Asas-Asas Penelitian Baharigural, Yogyakarta : UGM Press,

2000

Mahendrawati, Nanih, M.Ag, dan Syafe’I, Ahmad, Agus, M.Ag, Pengembangan

Masyarakat Islam, Bandung: Rosda Karya, 2001, Cet. Ke-1

Majid, Noerkholis, Merumuskan Kembali Tujuan Pondok Pesantren dalam

Pergaulan Dunia Pesantren, Jakarta: P3M, 1985

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994

Moeloeng, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya,

2000

Page 60: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,

Muchtarom, Zeni, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, Yogyakarta: Alami Press,

1996, Cet. Ke-1

Mukhtshari, Murtada, Masyarakat dan Sejarah, Bandung: Mizan, 1995

Munawir, Warsan, Ahmad, Kamus Arab Indonesia Al-Munawir, Krapyak

Yogyakarta: 1984

Poerwandari, Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, LPSP3, Fak. Psikologi UI, 2001

Primantoro, Bambang, Pemberdayaan Masyarakat yang Berkesinambungan,

Jakarta: Diklat Penelitian Yayasan Bina Swadaya

Rakhmat, Jalaluddin, Islam Aktual, Refleksi Cendikiawan Muslim, Bandung:

Mizan, 1999, Cet. Ke-2

Resohadiprojo, Sukanto, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 2000

Rukmiyanto, Isbandi, Perkembangan dan Pemberdayaan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas, Pengantar Pemikiran dan Pendekatan Praktis,

Jakarta: Fak. Ekonomi UI, 2001

Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia,

1998, Cet. Ke-7

Sianturi, L.T dan Moyoto, H.K.A, Ekonomi dan Koperasi, Jakarta: Gunung Mulia, 1992

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, 1987,

Cet. Ke-1

Sumodiningrat, Gunawan, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan

Masyarakat, PT. Bina Rena Pariwara, Cet. Ke-2

Syani, Abdul, Manajemen Organisasi, Jakarta: Bina Aksara, 1992

Yasmadi, Moderenisasi Pesantren, Kritikan Nurcholis Majid Terhadap

Pendidikan Islam Tradisional, Jakarta: Ciputat Press, 2002

Page 61: Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19445/1/ABDUL... · Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 1 2 Ibid.,