PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ASPEK HUKUM...
Transcript of PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ASPEK HUKUM...
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
ASPEK HUKUM PERTANGGUNGJAWABAN BANK TERHADAP
NASABAH YANG MENJADI KORBAN PEMALSUAN TANDA TANGAN
OLEH PIHAK LAIN
BIDANG KEGIATAN :
PKM-AI
Diusulkan oleh :
Dyah Ayu Qori Fauziah / E0010127 / 2010
Aldhilla Rahma K / E0010016 / 2010
Novi Dharmawati / E0010254 / 2010
Prilihastya Rosadiati / E0010272 / 2010
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Kegiatan : ASPEK HUKUM PERTANGGUNGJAWABAN BANK
TERHADAP NASABAH YANG MENJADI KORBAN
PEMALSUAN TANDA TANGAN OLEH PIHAK LAIN
Bidang Kegiatan : PKM-AI
Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Dyah Ayu Qori Fauziah
b. NIM : E0010127
c. Jurusan : Hukum
d. Universitas : Universitas Sebelas Maret
e. Alamat Rumah : Jalan Melati, Gang Pelem, No. 1 Mlinjon,
Tonggalan, Klaten
f. No. Telp/Hp : 087 734 847 492
g. Alamat email : [email protected]
Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 Orang
Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Diana Tantri Cahyaningsih, S.H., M.Hum.
b. NIDN : 0017127204
c. Alamat Rumah dan No Telp./HP : Petoran RT. 1/RW. 8 Jebres, Surakarta.
Telp. 08122987111
Surakarta, 3 Maret 2014
NIDN. 0017127204
ASPEK HUKUM PERTANGGUNGJAWABAN BANK TERHADAP
NASABAH YANG MENJADI KORBAN PEMALSUAN TANDA TANGAN
OLEH PIHAK LAIN
Dyah Ayu Qori Fauziah, Aldhilla Rahma Kusumawardani,
Novi Dharmawati, Prilihastya Rosadiati
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pertanggung
jawaban bank terhadap nasabah yang menjadi korban pemalsuan tanda tangan
oleh pihak lain. Penelitian ini bersifat preskriptif yang merupakan penelitian
hukum normatif. Penggunaan bahan hukum meliputi bahan hukum primer dan
sekunder. Pendekatan penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kasus. Teknik pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan studi
kepustakaan/studi dokumen. Teknik analisis bahan hukum dalam penelitian ini
adalah dengan metode deduktif.
Berdasarkan hasil penelitian hukum disimpulkan bahwa dilatarbelakangi
adanya gugatan ke Pengadilan Negeri Y oleh nasabah kepada Bank X (seorang
direktur perusahaan) yang tidak terima dana di rekening gironya di Bank X
berkurang sejumlah Rp. 600.000.000,00 tanpa sepengetahuan nasabah.
Berkurangnya saldo rekening giro nasabah disebabkan pemalsuan tanda tangan
nasabah oleh bendaharanya dalam beberapa lembar cek dan bilyet giro yang
ditarik. Kemudian nasabah meminta pertanggungjawaban Bank X untuk
memberikan ganti rugi dengan mengembalikan saldo rekeningnya sesuai dengan
jumlah awal.
Pertanggung jawaban bank X terhadap nasabah Bank X yang menjadi
korban pemalsuan tanda tangan oleh bendaharanya tidak dapat dilakukan karena
kelalaian yang telah dilakukan oleh nasabah Bank X tersebut. Akan tetapi, Bank
sebagai lembaga perbankan diharapkan dapat meningkatkan dan melakukan
perbaikan keamanan terhadap sistem perbankannya.
Kata kunci : bank, nasabah, cek dan giro
ABSTRACT
This research aims to know the extent of the liability of bank customers
who are victims of counterfeiting signatures. This research is a prescriptive
normative legal research. The use of legal materials include primary and
secondary legal materials. Study approach used in this research is a case
approach. Techniques of collection materials in library studies conducted with
law/study documents. Legal materials analysis techniques in the study of
deductive method is.
Based on the results of the study concluded that the law backed by the
existence of a lawsuit to court the country Y by the customer to the Bank X (a
Director of the company) who do not receive the funds in the account gironya at
Bank X amount of Rp. 600.000.000 reduced fare without the knowledge of the
customer. Customer checking account balance is decreased due to customer
signature forgery by the bendaharanya in several sheets of checks and bilyet giro
drawn. Then the customer hold accountable Bank X provides for indemnification
by restoring the balance of its account in accordance with the initial amount.
Bank liability against Bank X X that became a victim of counterfeiting
signatures by bendaharanya cannot be done because of the negligence that has
been done by the customer's Bank X. However, the Bank as banking institutions
are expected to improve and perform its banking system against security fixes.
Keywords: bank, account holders, cheque and giro
PENDAHULUAN
Perbankan merupakan lembaga keuangan yang sering muncul sengketa
yang bersentuhan dengan hukum dalam menjalankan kegiatannya. Sengketa
perbankan bisa saja terjadi antar bank maupun bank dengan nasabah.
Perkembangan hukum perbankan telah menghadirkan tema perlindungan nasabah
perbankan. Wujud nyata adalah dengan lahirnya lembaga-lembaga seperti
Lembaga Penjamin Simpanan dan Otoritas Jasa Keuangan. Dengan adanya
lembaga-lembaga yang erat dengan kepentingan nasabah tersebut tentunya akan
berimplikasi pada peraturan-peraturan terhadap perbankan itu sendiri.
Bank sebagai subyek hukum juga memiliki hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan nasabah. Setiap bank mempunyai standar operasional yang
mengacu pada Peraturan Bank Indonesia dan Undang-Undang Perbankan.
Beberapa sengketa perbankan, dimana pihak bank mengaku telah menerapkan
standar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada akhirnya terjadilah benturan-
benturan kepentingan antara bank dengan nasabah yang membutuhkan peranan
hukum. Kehadiran hukum dalam masyarakat di antaranya adalah untuk
mengintegrasikan dan mengoordinasikan kepentingan-kepentingan yang bisa
bertentangan satu sama lain (M. Shidqon Prabowo, 2010: 93).
Kegiatan maupun usaha perbankan bermula dari kemauan masyarakat itu
sendiri untuk menyimpan dananya pada bank dan semata-mata dilandasi oleh
kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperoleh kembali pada waktunya dan
disertai imbalan bunga. Perbankan merupakan alat yang sangat vital dalam
menyelenggarkan transaksi pembayaran baik nasional maupun internasional.
Mengingat pentingnya fungsi ini, maka merupakan upaya untuk menjaga
kepercayaan masyarakat (Hikmanto Juwana, 1998: 86). Dalam kasus yang akan
kami paparkan, adanya gugatan ke pengadilan oleh nasabah kepada Bank X,
dilatarbelakangi oleh nasabah (seorang direktur perusahaan) yang tidak terima
dana di rekening gironya di Bank X berkurang sejumalah Rp. 600.000.000,00
tanpa sepengetahuan nasabah. Sebelum dilayangkannya gugatan tersebut, telah
diputus kasus pidana yang menjadi awal mula sengketa tersebut. Kasus pemalsuan
tanda tangan nasabah oleh bendaharanya dalam beberapa lembar cek dan bilyet
giro yang telah diputus oleh pengadilan dengan pidana 18 bulan penjara.
Penulis akan membahas dalam artikel ini, apakah Bank X mempunyai
pertanggungjawaban kepada nasabah untuk mengembalikan dana Rp
600.000.000,00 yang telah ditransaksikan melalui cek dan bilyet giro, sedangkan
telah diketahui cek dan bilyet giro yang ditransaksikan terdapat tanda tangan
palsu. Berdasarkan kasus yang terjadi, bagaimana pertanggungjawaban bank
terhadap nasabah yang menjadi korban pemalsuan tanda tangan?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis, dan
mengkaji pertanggungjawaban bank terhadap nasabah yang menjadi korban
pemalsuan tanda tangan, sehingga penelitian ini dapat menyajikan data yang
akurat dan dapat memberikan manfaat.
METODE
Di dalam penelitian ini, menggunakan jenis penelitian hukum normatif.
Ditinjau dari sifatnya, penelitian ini bersifat preskriptif karena penelitian ilmu
hukum ini bertujuan memberikan preskipsi mengenai apa yang seyogyanya
dilakukan, bukan membuktikan kebenaran hipotesis. Preskripsi itu harus timbul
dari hasil telaah yang dilakukan (Peter Mahmud Marzuki, 2013: 69). Dalam
penelitian hukum ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kasus (case
approach), yaitu kasus pemalsuan tanda tangan nasabah oleh bendaharanya dalam
beberapa lembar cek dan bilyet giro, tanpa sepengetahuan nasabah pemilik
rekening gironya di Bank X ditilik dari pertanggungjawaban bank terhadap
nasabah yang menjadi korban pemalsuan tanda tangan.
Peneliti mengambil lokasi penelitian di Bank Indonesia Kantor Perwakilan
Semarang yang dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2014 - 6 Februari 2014. Di
dalam penelitian hukum ini, peneliti menggunakan jenis dan sumber bahan hukum
sebagai berikut :
1. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang mengikat yang berupa peraturan
perundang-undangan, yaitu :
a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo. Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perbankan.
b. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2004 tentang Bank Indonesia.
c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan.
d. Peraturan Bank Indonesia No. 8/9/PBI/2006 tentang perubahan Peraturan
Bank Indonesia No.7/25/PBI/2005 tentang Sertifikasi Manajemen Risiko
Bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum.
2. Bahan hukum sekunder yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum
primer, yang terdiri dari buku-buku teks, termasuk skripsi, tesis, dan disertasi
hukum, internet, kamus hukum, dan jurnal-jurnal hukum yang terkait.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan bahan hukum yaitu studi
kepustakaan. Untuk menganalisis bahan hukum, teknik yang digunakan peneliti
adalah dengan menggunakan metode deduktif, yaitu suatu penalaran hukum yang
merupakan premis mayor adalah aturan hukum, sedangkan premis minornya
adalah fakta hukum. Dari kedua hal tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
(Peter Mahmud Marzuki, 2013: 90).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam teori hukum, adanya suatu permasalahan hukum didasarkan pada
peristiwa hukum dan hubungan hukum yang terjadi antar pihak. Hubungan hukum
di dunia perbankan dalam hubungannya dengan pelayanan jasa perbankan berada
pada dua posisi yaitu sebagai nasabah penyimpan dana dan sebagai nasabah
peminjam dana. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5 UU No. 10 Tahun 1998
hubungan antara bank dengan nasabah penyimpan dana terdapat dua hubungan,
yaitu:
1. Hubungan yang didasarkan atas kepercayaan, dan
2. Hubungan yang didasarkan perjanjian penyimpanan.
Ronny Sautma Hotma Bako mengemukakan bahwa hubungan antara bank
dan nasabah didasarkan pada 2 unsur yang saling terkait, yaitu hukum dan
kepercayaan (Ronny Sautma Hotma Bako, 1995: 32). Hubungan hukum antar
pihak akan menimbulkan hak dan kewajiaban. Hak dan kewajiban bank maupun
nasabah akan menunjukkan bagaimana keseimbangan kedudukan keduanya.
Hubungan antara bank dengan nasabah dalam menjalankan kegiatan usahanya,
menimbulkan dua sisi tanggung jawab, yaitu kewajiban yang terletak pada bank
itu sendiri dan kewajiban yang menjadi beban nasabah penyimpan dana sebagai
akibat hubungan hukum dengan bank (Munir Fuady, 1999: 52).
1. Hak dan Kewajiban Bank dan Nasabah
a. Hak dan Kewajiban Bank
Penulis menganalisis beberapa kewajiban bank yang terkait dengan
kasus diatas:
1) Kewajiban bank untuk menjaga rahasia keuangan nasabah. Berdasarkan
Pasal 1 angka 28 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, menyatakan bahwa “Rahasia Bank adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya” dan bank mempunyai kewajiban untuk merahasiakan
keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya (Pasal 40
ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan);
2) Kewajiban melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian
(Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan);
3) Kewajiban bank untuk menyediakan informasi mengenai kemungkinan
timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang
dilakukan melalui bank (Pasal 29 ayat (4) Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perbankan);
4) Kewajiban untuk menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank
yang bersangkutan (Pasal 37B ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perbankan);
5) Atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari nasabah penyimpan yang
dibuat secara tertulis, bank wajib memberikan keterangan mengenai
simpanan nasabah penyimpan pada bank yang bersangkutan kepada
pihak yang ditunjuk oleh nasabah penyimpan tersebut (Pasal 44A ayat
(1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan); dan
7) Kewajiban bank untuk mengetahui secara mendalam tentang nasabahnya.
Bank wajib meminta keterangan bukti diri dari nasabah untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari apabila seseorang akan
mengambil atau menarik uangnya dari bank yang bersangkutan.
b. Hak dan Kewajiban Nasabah
Hak nasabah dalam kasus tersebut adalah menulis cek dan bilyet giro
dengan memiliki rekening giro di bank. Bank berkewajiban untuk
menghormati semua cek dan bilyet giro yang ditandatangani oleh
nasabahnya, karena cek dan bilyet giro adalah perintah tertulis yang
ditunjukkan kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang.
Sedangkan, kewajiban nasabah meliputi :
1) Kewajiban untuk berhati-hati dalam menulis cek. Sebuah cek yang ditulis
oleh nasabah adalah pemberian suatu mandat hukum kepada bank untuk
membayar cek sesuai dengan jangka waktu berlakunya cek tersebut; dan
2) Kewajiban memberi tahu adanya pemalsuan. Dalam hal ini nasabah
harus memberi tahu bank apabila terjadi pemalsuan tanda tangan
terhadap ceknya oleh pihak lain, agar masalah pemalsuan ini dapat di
tempuh melalui jalur hukum di lembaga pengadilan.
2. Asas Kehati-Hatian Bank
Asas kehati-hatian adalah suatu asas yang menyatakan bahwa bank
dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip
kehati-hatian dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan
kepadanya. Tujuan dilakukannya prinsip kehati-hatian tidak lain adalah agar
bank selalu dalam keadaan sehat, dengan kata lain agar bank selalu dalam
keadaan liquid dan solvent. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 23 Tahun
1999 jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia yang
menyatakan bahwa ”Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur bank, Bank
Indonesia berwenang menetapkan ketentuan – ketentuan perbankan yang
memuat prinsip kehati – hatian.” Dalam penjelasan Pasal 25 ayat 1 Undang –
Undang Nomor 23 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004
tentang Bank Indonesia tersebut dijelaskan bahwa ketentuan – ketentuan
perbankan yang memuat prinsip kehati – hatian bertujuan untuk memberikan
rambu – rambu bagi penyelenggaraan kegiatan usaha perbankan guna
mewujudkan sistem perbankan yang sehat.
Berdasarkan kasus pemalsuan tanda tangan nasabah oleh bendaharanya
dalam beberapa lembar cek dan bilyet giro, tanpa sepengetahuan nasabah
pemilik rekening gironya di Bank X, juga perlu diterapkan asas kehati-hatian
oleh pihak bank untuk memperketat pelayanan transaksi dan memberikan
informasi dalam bentuk laporan kepada nasabah di setiap transaksi yang
dilakukan. Selanjutnya bank wajib memberikan laporan kepada nasabah untuk
setiap transaksi yang dilakukan oleh nasabah. Pasal 29 ayat (4) Undang-
Undang No. 10 Tahun 1998 menyatakan “untuk kepentingan nasabah, bank
wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya risiko
kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank.”
Menurut Gubernur Bank Indonesia Darmin Naution yang disampaikan
ketika Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI di Gedung DPR, Jakarta,
Selasa, 5 April 2011 bahwa kasus-kasus perbankan semacam pembobolan dana
nasabah disebabkan oleh lemahnya standar operational procedure (SOP) dan
kurangnya kehati-hatian nasabah (http://www.infobanknews.com/2011/04/bi-
lemahnya-sop-dan-kelalaian-nasabah-ciptakan-fraud/). Begitu juga yang terjadi
dengan kasus yang kami analisis, dalam hal ini unsur ketidakhati-hatian
nasabah tercermin dari praktik-praktik yang menyerahkan lembaran cek
maupun bilyet giro sepenuhnya kepada bendahara perusahaan sehingga
menyebabkan bendahara perusahaan melakukan transaksi tanpa persetujuan
nasabah. Selanjutnya Bank Indonesia mencatat, kelemahan SOP tersebut,
antara lain tidak adanya cek and ricek dalam penanganan transaksi, kurangnya
pengawasan supervisor terhadap bawahan, kurang ketatnya sistem pengawasan
internal terhadap operasional.
Pada prinsipnya hubungan antara bank dan nasabah penyimpan
dananya dilandasi hubungan kepercayaan, yang lazimnya disebut fiduciary
relation. Bank terutama bekerja dengan dana dari masyarakat yang disimpan
padanya atas dasar kepercayaan, sehingga setiap bank perlu terus menjaga
kesehatannya dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercayaan
masyarakat padanya (Djoni S. Gazali, & Rachmadi Usman, 2010: 566).
Dalam rangka meminimalisir adanya risiko bank terhadap nasabah
dalam cek dan bilyet giro yang ditransaksikan terdapat tanda tangan palsu
secara prefentif telah diatur dalam Manajemen Risiko dalam Peraturan Bank
Indonesia No. 8/9/PBI/2006 tentang perubahan Peraturan Bank Indonesia
No.7/25/PBI/2005 tentang Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi Pengurus dan
Pejabat Bank Umum. Ketentuan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum.
Dengan semakin pesatnya perkembangan lingkungan eksternal dan internal
perbankan yang akan diikuti dengan semakin kompleksnya risiko kegiatan
usaha, bank diwajibkan untuk menerapkan manajemen risiko secara efektif.
Penerapan tersebut setidaknya mencakup sistem pengendalian intern yang
menyentuh. Penerapan Manajemen risiko disesuaikan dengan tujuan, kebijakan
usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta kemampuan Bank.
Mencegah agar tidak terjadi lagi kasus sebagaimana yang telah ditulis
diatas, maka setidaknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh bank yakni:
1. Dalam hal benar-benar bank terbukti tidak menjalankan prinsip kehati-
hatian, bank wajib memberikan proses ganti rugi dalam tempo yang cepat,
sehingga bisa membangun kepercayaan masyarakat. Bank juga harus bisa
menunjukkan bahwa tidak hanya ganti rugi, tetapi juga meningkatkan dan
melakukan perbaikan keamanan dari sistem yang mereka lakukan.
2. Ganti rugi yang diberikan Bank kepada Nasabah yang mengalami kerugian
berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang
Lembaga Penjamin Simpanan. Bank Peserta LPS yang mengajukan klaim
dengan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim yang ditetapkan
oleh LPS. LPS menjamin Simpanan nasabah bank yang berbentuk giro,
deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
3. Dalam hal nasabah terbukti sebagai pihak yang lalai, maka Bank wajib
membuktikan kelalaian nasabah tersebut, sehingga membebaskan Bank
untuk melakukan ganti kerugian.
Bagi pihak nasabah pun wajib memiliki kesadaran dan kehati-hatian
agar kerugian dapat dihindari, berikut kiat-kiatnya:
1. Untuk penarikan cek dan bilyet giro sebaiknya ditandatangani oleh pihak
nasabah dan orang yang ditunjuk atau dikuasakan untuk menarik di Bank.
2. Menunjuk pihak ketiga yang mampu memberikan masukan ataupun
pendapat tambahan secara objektif selain pihak nasabah, misalkan seorang
konsultan keuangan yang terakreditasi dan bersifat independen, tidak
terafiliasi dengan institusi keuangan apapun.
3. Untuk mengantisipasi ketidakhati-hatian Bank, nasabah sebaiknya juga
melakukan pencatatan dan pengecekan terhadap setiap transaksi yang
ditarik dari rekeningnya.
Kiat-kiat diatas pada prinsipnya upaya untuk menggugah kesadaran
hukum para nasabah agar prinsip kehati-hatian juga dibutuhkan oleh nasabah
itu sendiri dalam kaitannya menjaga hak-haknya sebagai nasabah agar tidak
disalahgunakan oleh oknum pegawai bank
KESIMPULAN
Pertanggung jawaban bank X terhadap nasabah Bank X yang menjadi
korban pemalsuan tanda tangan oleh bendaharanya tidak dapat dilakukan karena
kelalaian yang telah dilakukan oleh nasabah Bank X tersebut. Berdasarkan kasus
tersebut, perlu diterapkan asas kehati-hatian oleh pihak bank untuk memperketat
pelayanan transaksi dan memberikan informasi dalam bentuk laporan kepada
nasabah di setiap transaksi yang dilakukan. Selanjutnya bank wajib memberikan
laporan kepada nasabah untuk setiap transaksi yang dilakukan oleh nasabah. Pasal
29 ayat (4) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 menyatakan “untuk kepentingan
nasabah, bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya
risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui
bank.”
Di samping itu, karena cek dan bilyet giro adalah perintah tertulis yang
dibuat oleh nasabah untuk ditunjukan kepada bank untuk membayarkan sejumlah
uang, maka nasabah juga berkewajiban untuk berhati-hati dalam melakukan
transaksi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Lukas Haryono yang telah
membimbing kegiatan magang kami di Bank Indonesia Semarang selama satu
bulan, memberikan informasi dan permasalahan hukum di perbankan. Kami
berterima kasih pula kepada Ibu Diana Tantri Cahyaningsinh, S.H., M.Hum
selaku dosen pembimbing Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Terima kasih pula kepada semua staf dan pegawai Bank Indonesia Semarang
khususnya di Unit Kliring yang telah membantu baik dalam kegiatan magang
mahasiswa maupun penulisan artikel ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
M. Shidqon Prabowo. 2010. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam
Likuidasi Bank. Semarang: Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum QISTI
Hikmanto Juwana. 1998. ”Analisis Ekonomi atas Hukum Perbankan”. Jurnal
Hukum dan Pembangunan, Edisi Nomor 1-3 Tahun XXVIII Januari-Juni
1998.
Peter Mahmud Marzuki. 2013. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Ronny Sautma Hotma Bako. 1995. Hubungan Bank dan Nasabah terhadap
Produk Tabungan dan Deposito (suatu tinjauan hukum terhadap
perlindungan deposal di Indonesia). Bandung: Citra Aditya Bakti.
Munir Fuady. 1999. Hukum Perbankan Modern Berdasarkan Undang-undang
Tahun 1998. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Paulus Yoga. 2011. BI: Lemahnya SOP dan Kelalaian Nasabah Ciptakan Fraud.
Dalam artikel http://www.infobanknews.com/2011/04/bi-lemahnya-sop-
dan-kelalaian-nasabah-ciptakan-fraud/. Diakses pada 30 Januari 2014.
Djoni S. Gazali, & Rachmadi Usman. 2010. Hukum Perbankan. Jakarta: Sinar
Grafika.
Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI
Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini:
- Nama : Dyah Ayu Qori Fauziah
- NIM : E.0010127
1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya
benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:
- Kegiatan Magang Mahasiswa (KMM) Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret di Bank Kantor Perwakilan Bank Indonesia Semarang khususnya di
Unit Kliring (Sistem Pembayaran Non-Tunai) pada tanggal 6 Januari – 6
Februari 2014 yang telah dilakukan sendiri oleh penulis bukan oleh pihak
lain.
2) Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding
maupun jurnal sebelumnya.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 5 Maret 2014
Yang Membuat Pernyataan
Mengetahui/Menyetujui
Ketua Gugus Kegiatan Magang
Mahasiswa
Pranoto, S.H., M.H
NIP. 19641219 198903 1 002
Lampiran 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dyah Ayu Qori Fauziah
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Ilmu Hukum
4. NIM E0010127
5. Tempat dan Tanggal Lahir Klaten, 4 September 1992
6. E-mail [email protected]
7. Nomor Telepon/HP 087 734 847 492
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD
Muhammadiyah
Tonggalan
SMP N 2 Klaten SMA N 1 Klaten
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010
C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 Essay “Katakan Tidak Pada Hutang
Luar Negeri” dalam lomba
Olimpiade Ekonomi
Fakultas Ekonomi
UNAIR
2009
2 Juara 2 Lomba Pidato Bahasa Jawa
Krama
Kelurhan Tonggalan,
Kabupaten Klaten
2009
3 Asisten Dosen Hukum Kontrak
Agustus - Januari 2013
Fakultas Hukum UNS 2014
4 Staf Bidang Humas Fosmi FH UNS Fakultas Hukum UNS 2011
5 Staf Bidang Penelitian dan LPM
Novum FH UNS Pengembangan
(Litbang)
Fakultas Hukum UNS 2013
6 Kepala Divisi Diskusi dan Penelitian
LPM Novum FH UNS
Fakultas Hukum UNS 2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenernya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.
Surakarta, 5 Maret 2014
Pengusul,
Lampiran 2
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Aldhilla Rachma Kusumawardhani
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Ilmu Hukum
4. NIM E0010016
5. Tempat dan Tanggal Lahir Surakarta, 6 Mei 1992
6. E-mail [email protected]
7. Nomor Telepon/HP 085293014888
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD
Muhammadiyah
1 Surakarta
SMP N 4
Surakarta
SMA
Muhammadiyah
1 Surakarta
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010
C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 Juara Lomba Geografi UMS Surakarta 2009
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenernya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.
Surakarta, 5 Maret 2014
Pengusul,
(Aldhilla Rachma K)
Lampiran 3
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Novi Dharmawati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM E0010254
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bojonegoro, 02 Juni 1993
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 085799280093
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN
Kalirejo I
SMPN 1
NGRAHO
SMAN 3
BOJONEGORO
Jurusan IPA
Tahun Masuk-
Lulus
1998-2004 2004-2007 2008-2010
C. Riwayat Organisasi
Nama Organisasi LPM NOVUM FH UNS
Tempat FAKULTAS HUKUM UNS
Tahun Aktif 2012-Sekarang
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-AI
Surakarta, 06 Maret 2014
Pengusul,
(Novi Dharmawati)
Lampiran 4
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Prilihastya Rosadiati
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Ilmu Hukum
4. NIM E0010272
5. Tempat dan Tanggal Lahir Surakarta, 30 Maret 1992
6. E-mail [email protected]
7. Nomor Telepon/HP 081329151639
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N 3 Sragen SMP N 1 Sragen SMA N 1 Sragen
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010
C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 Juara 2 Lomba Puisi Kabupaten Sragen 2003
2 Juara 3 Lomba Renang Gaya Katak Kabupaten Sragen 2004
3 Juara 3 Lomba Tari Kabupaten Sragen 2007
4 Anggota Paskibraka Kabupaten Sragen 2008
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenernya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.
Surakarta, 5 Maret 2014
Pengusul,
(Prilihastya Rosadiati)