Program Kreativitas Mahasiswa-2009

24
ABSTRAK Mekanisme Penggunaan Spray Gun . Penulisan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang Alat (gun spray) yang digunakan untuk proses pengecatan, cara penggunaannya, jenis gun spray serta mekanismenya secara umum di dalam penerapannya. Prototipe sebuah Spray Gun terdiri dari 4 bagian utama yaitu spray gun head, spray pot, hose coupling, dan sprayer tip. Sebagai sumber tenaga untuk melakukan penyemprotan digunakan angin bertekanan tinggi yang berasal dari mesin kompresor yang kemudian disalurkan menggunakan hose/selang menuju gun spray. Dalam melakukan proses pengecatan khususnya pada dunia otomotif, seorang operator pengecatan haruslah mengetahui cara kerja/mekanisme yang baik dalam meggunakan gun spray. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan pengalaman praktik yang baik agar diperoleh hasil pengecatan yang memuaskan. Untuk mendapapatkan hasil pengecatan yang baik operator harus memiliki pengetahuan penyemprotan yang meliputi; 1) Mengatur alat semprot, 2) Penggunaan alat semprot, 3) Jarak antara alat semprot dan permukaan yang akan di cat. Diharapkan dengan adanya penulisan ini bisa menjadi pengetahuan bagi operator pengecatan khususnya, dan masyarakat 1

Transcript of Program Kreativitas Mahasiswa-2009

Page 1: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

ABSTRAK

Mekanisme Penggunaan Spray Gun .

Penulisan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang Alat (gun spray) yang

digunakan untuk proses pengecatan, cara penggunaannya, jenis gun spray serta

mekanismenya secara umum di dalam penerapannya.

Prototipe sebuah Spray Gun terdiri dari 4 bagian utama yaitu spray gun head, spray

pot, hose coupling, dan sprayer tip. Sebagai sumber tenaga untuk melakukan penyemprotan

digunakan angin bertekanan tinggi yang berasal dari mesin kompresor yang kemudian

disalurkan menggunakan hose/selang menuju gun spray.

Dalam melakukan proses pengecatan khususnya pada dunia otomotif, seorang

operator pengecatan haruslah mengetahui cara kerja/mekanisme yang baik dalam

meggunakan gun spray. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan pengalaman praktik yang baik

agar diperoleh hasil pengecatan yang memuaskan.

Untuk mendapapatkan hasil pengecatan yang baik operator harus memiliki

pengetahuan penyemprotan yang meliputi; 1) Mengatur alat semprot, 2) Penggunaan alat

semprot, 3) Jarak antara alat semprot dan permukaan yang akan di cat.

Diharapkan dengan adanya penulisan ini bisa menjadi pengetahuan bagi operator

pengecatan khususnya, dan masyarakat umumnya yang ingin melakukan proses pengecatan

sehingga akan didapat hasil yang baik dan efisien.

1

Page 2: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan lajunya perkembangan industry otomotif di Indonesia dewasa ini, alih

teknologi dapat mempengaruhi bidang rekayasa khusunya di bidang pembangunan teknologi

dan industri.

Industri otomotif yang berkembang saat ini sangat pesat, terutama perkembangan di

bidang desain body sebelumnya yang kurang aero dinamis dan teknologi pengecatannya yang

terbatas hanya pada beberapa alat khususnya gun spray.

Kemudian dengan terciptanya teknologi pengecatan yang memiliki warna-warna baru

ternyata banyak diminati oleh konsumen, sehingga menimbulkan suatu persaingan untuk

merebut dunia pasar kendaraan. Faktor tersebut tidak terlepas dari teknologi alat yang dipakai

dalam melakukan proses pengecatan. Oleh sebab itu setiap perusahaan yang memproduksi

kendaraan berusaha membuat hasil dan mutu pengecatan yang baik agar tidak kalah bersaing.

Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan menggunakan tenaga-tenaga terampil di

dalam melakukan proses pengecatan.

Cat itu sendiri selain memperindah penampilan kendaraan juga melindungi kendaraan

dari karat. Arti pengecatan pada industri kendaraan ialah pelapisan cat permukaan bagian-

bagian atau kelengkapan-kelengkapan kendaraan yang dibuat dari metal ataupun bahan lain

pengganti metal.

Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik diperlukan sarana dan prasarana antara

lain; tempat pengecatan yang baik, bahan-bahan cat, peralatan pengecat, keterampilan tenaga

kerja, kelengkapan sarana yang digunakan serta kebersihan lingkungan.

Pelaksanaan pengecatan dilakukan melalui berbagai proses : berawal dari pembentukan

bodi dan disempurnakan pada proses metal finish di welding, kemudian dibersihkan atau

dirishing selanjutnya dilakukan proses pengecatan dengan pemberian cat dasar (primer),

kemudian diberikan warna yang sesuai yang diinginkan di top coat.

Pada proses pengecatan tercatat masih banyak hasil pengecatan yang mengalami

gangguan dikarenakan adanya beberapa factor salah satunya adalah kurang terampilnya

seorang operator dalam menggunakan spray gun. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang

cara penggunaan spray gun yang baik pada setiap operator agar diperoleh hasil yang

maksimal.

2

Page 3: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut; Bagaimanakah melakukan proses pengecatan yang

baik dan benar? Bagaimanakah mekanisme kerja sebuah gun spray dan cara penggunaannya?

Bagaimana menganalisis gangguan dan memperbaiki hasil pengecatan?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan ini penulis akan membahas hanya membahas sebatas mengenai

mekanisme sebuah gun spray, model gun spray, cara penggunaanya dan prosedur kerja di

dalam melakukan proses pengecatan yang baik menggunakan gun spray sehingga akan

didapat hasil yang memuaskan.

D. Perumusan Masalah

Dari latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah teknik mengecat menggunakan spray

gun yang baik dan benar?”

E. Tujuan Penelitian

Penulisan karya tulis ini secara umum mempunyai tujuan untuk turut serta dalam upaya

mencapai tujuan yang diharapkan adalah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

bidang keteknikan, adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan, memperluas dan memperdalam pengetahuan mahasiswa tentang dunia

produksi khususnya industri yang melakukan proses pengecatan agar lebih memahami

saat di lapangan sehingga memiliki nilai lebih.

2. Memberikan bahan masukan bagi mata kuliah teknologi pengecatan pada Jurusan

Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta dalam bidang pengecatan industri.

3. Sebagai panduan di dalam pembelajaran teknik mengecat saat praktik.

3

Page 4: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Spray Gun

Spray gun adalah alat yang digunakan untuk menyemprotkan cat ke permukaan bahan

yang akan di cat. Berdasarkan cara kerjanya terdapat tiga cara pengecatan dengan

menggunakan alat semprot spray gun yaitu :

1. Cara Vacum

Cara ini menggunakan pertolongan selang hampa udara yang akan menarik cat dari

kaleng cat yang berada di bawah alat semprot.

Gambar 1 : Spray Gun Dengan Vakum

2. Cara Gaya Berat

Dengan cara ini cat akan mengalir ke bawah dari kaleng cat yang berada di atas alat

semprot dengan cara gaya berat (gravitasi) dan masuk dalam alat semprot.

4

Kompresor

Page 5: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

Gambar 2 : Spray Gun Dengan Cara Berat

3. Cara Tekanan

Dengan cara ini cat akan ditekan melalui selang ke dalam alat semprot yang sebelumnya

telah dialiri udara bertekanan yang berasal dari sebuah kompresor.

Gambar 3 : Spray Gun Dengan Cara tekan

5

Kompresor

Kompresor

Paint House

Page 6: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

B. Kompresor Sebagai Tenaga Penyemprotan

Kompresor adalah suatu alat untuk melayaniudara yang bertekanan,yaitu dengan cara

menghisap udara luar dan dikompresikannya dalam suatu system atau tabung kompresor itu

sendiri. Penggunaan kompresor banyak sekali kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari,

misalnya dari alat pengisian ban, pembersih udara, penyediaan udara untuk pembakaran ketel

atau motor diesel, sirkulasi udara pada system pendingin udara, alat-alat pneumatic dan salah

satunya ialah di bidang pengecatan, serta masih banyak lagi.

Dalam dunia pengecatan, kompresor digunakan sebagai tenaga untuk penyemprotkan

cat ke permukaan benda yang akan dicat dengan dibantu sebuah gun spray. Kompresor sangat

banyak macamnya, berdasarkan cara mengkompresikan fluida (udara, gas, dan uap)

kompresor dibagi menjadi ; kompresor positif dan kompresor non positif. Yang termasuk

kompresor positif adalah kompresor-kompresor torak dan rotasi. Sedangkan yang termasuk

kompresor non positif yaitu kompresor-kompresor sentrifugal.

Gambar 4 ; Kompresor

6

Page 7: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

C. Proses Pengecatan

Adapun proses pengecatan kendaraan itu sendiri mempunyai tahapan sebagai berikut :

Gambar 5 : Diagram Proses Pengecatan

1. Persiapan dan Pembersihan

Bodi kendaraan yang telah dikerjakan oleh proses akhir bagian welding atau di metal

finish, pada umumnya mengandung kotoran, minyak atau lemak dan karet yang harus

dibersihkan sebelum pengecatan. Tujuan dari persiapan ini untuk menghasilkan permukaan

bodi kendaraan yang terbebas dari karat, minyak dan kotoran-kotoran lain.

Untuk membersihkan karat digunakan amplas, amplas yang digunakan untuk open coat

mempunyai nilai kekasaran 80 – 220. Jika memungkinkan pengerjaan pengamplasan

dilakukan dengan alat pengamplas yaitu orbiter sender.

2. Phosphating

Phosphating adalah proses pembersihan dan reaksi permukaan logam. Pada proses ini

kotoran-kotoran dan minyak yang meresap ke bodi dibersihkan dari seluruh permukaan bodi

secara sempurna dengan menggunakan sejenis deterjen, setelah itu dilanjutkan dengan proses

zinc phosphate untuk mencegah timbulnya karat dan menambah daya rekat antara logam

dengan cat. Proses phosphating terdiri dari :

a. Deagresing, fungsinya adalah untuk membersihkan bodi dari kotoran-kotoran dan

minyak dengan menggunakan larutan AlkinA+Alkafos Z.

7

Page 8: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

b. Rinshing I, fungsinya adalah untuk membersihkan bodi dari sisa-sisa proses

deagresing, yaitu dengan membilas bodi dengan air biasa yang diregenerasi secara

terus menerus.

c. Proses Pelapisan, Proses Pelapisan di sini adalah pelapisan bodi dengan zich

phosphate agar bodi menjadi tahan kara dan menambah daya rekat cat dengan

bodi.

d. Rinshing II, fungsinya adalah untukmembersihkan bodi dari proses phosphating

dan melindungi lapisan Zn-Fe Phosphate yang baru terbentuk sampai proses

pengecatan.

3. Slight Sanding

Adalah proses pengamplasan kering untuk menghilangkan defek-defek pada permukaan

bodi yang sebelumnya telah diinspeksi oleh quality Control. Untuk pengerjaan defek yang

lebar dan dalam digunakan amplas dengan grade 80-320, agar pengerjaan mudah dan hemat

waktu digunakan alat rotary sander. Sedangkan untuk pengerjaan defek yang kecil dan halus

digunakan amplas dengan grade 600-800. Setelah defek tersebut dihilangkan dengan amplas,

permukaan bodi dibersihkan dengan angin bertekanan yang bebas dari kandungan air.

Kemudian seluruh permukaan dilap dengan kain kassa yang telah diberi bahan kimia sehingga

kotoran dan debu sisa pengamplasan yang tidak terbuang oleh angin dapat melekat pada kain

kassa

4. Pendempulan

Tujuan pendempulan adalah untuk mengisi permukaan bodi yang tidak rata yang

disebabkan oleh proses slight sanding sehingga permukaan dapat rata kembali.

5. Lapisan Dasar ( Primer )

Penyemprotan lapisan dasar dilakukan selapis demi selapis serta diberikan waktu yang

cukup antara lapisan yang satu dengan lapisan yang lain untuk memberikan kesempatan bagi

sebagian pelarut cat agar menguap terlebih dahulu, juga menghindari cat dasar meleleh.

8

Page 9: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

Adapun ketebalan dalam keadaan kering sekitar 40 mikron, ini dapat diperoleh dengan

dua atau tiga lapisan penyemprotan, sedang untuk kekentalan cat, lebar pattern dan jarak

penyemprotan mengikuti prosedur petunjuk pabrik pembuat cat.

6. Wet Sanding

Adalah sistem pengamplasan basah untuk menghilangkan defek-defek yang ditimbulkan

dari proses pelapisan dasar. Sistem pengamplasan basah atau wed sanding ini dibanding

kandungan sistem pengamplasan kering, hasil yang diperoleh wet sanding lebih bersih, mulus

dan rata. Di bawah ini dapat dilihat perbandingan pengerjaan amplas kering (slight sanding)

dengan amplas basah (wet sanding).

PENGAMPLASAN BASAH KERING

Kecepatan Kerja

Pemakaian Amplas

Hasil Kerja

Pengerjaan

Debu

Sarana Yang Dibutuhkan

Pengeringan

Rendah

Sedikit

Baik

Lama

Sedikit

Saluran Air

Perlu

Tinggi

Banyak

Kurang

Cepat

Banyak

Penghisap Debu

Tidak Perlu

Tabel 1 : Perbandingan Pengamplasan Basah dengan Pengamplasan Kering

7. Pelapisan Akhir (Top Coat)

Proses pelapisan akhir ini sangat penting, karena berhasil atau tidaknya proses

pengecatan secara keseluruhan. Proses pelapisan akhir ini adalah pemberian warna yang

sesungguhnya atau proses penciptaan keindahan warna. Langkah-langkah yang dilakukan

sebelum melakukan pelapisan akhir adalah pengecekan sarana dan prasarana dalam ruangan

spray booth antara lain :

a. Kelembaban ruang spray booth berkisar antara 80-90 %.

b. Kelembaban air yang mengalir di bawah spray booth mempunyai daya tutup.

9

Page 10: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

c. Kondisi angin dalam selang spray gun tidak ada air.

d. Selang dan spray gun dalam keadaan bersih.

e. Lebar pattern (kembang penyemprotan) spray gun bebrbentuk elips.

f. Kecepatan angin di spray booth 0,3 – 0,4 m/det.

g. Kecepatan angin di Pos Tag Rack 0,2 m/det.

h. Alat grounding chek berfungsi dengan baik.

i. Tekanan angin pada spray gun.

j. Fluid delivery yang mengalir.

k. Suhu oven 160 O C.

D. Teknik Penggunaan Spray Gun

Proses pengecatan yang digunakan untuk mengecat kendaraan umumnya menggunakan

spray gun dengan dasar kerja yang dipakai adalah dengan system bertekanan dan instalasi

sistemnya dapat di lihat pada gambar di bawah ini.

Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik operator harus mengetahui pengetahuan

tentang teknik penyemprotan meliputi :

1). Mengatur Alat Semprot

2). Penggunaan Alat Semprot

3). Jarak Antara Alat Semprot dan Permukaan yang akan di cat.

1. Mengatur Alat Semprot

Penentuan Tekanan otomasi yang tepat pada penyemprotan tergantung pada jumlah dan

kepekatan dari cat yang akan digunakan. Untuk pengaturannya sebelum melakukan

pengecatan hendaknya disetel besar kecilnya aliran cat yang keluar, besar kecilnya angin yang

keluar dan besar kecilnya kembang penyemprotan (pattren) yang optimum. Bila penyetelan di

10

Page 11: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

atas tidak dilakukan dengan baik, maka hasil pengecatan tidak sempurna. Permukaan cat

menjadi tidak rata, kasar, kurang kilap, dan cacat.

Gambar 6 : Pengaturan pada Nozzle

Gambar 7 : Gambar Pattren Yang Benar

Gambar 8 : Gambar Pattren Yang Salah

2. Penggunaan Alat Semprot

Alat semprot spray gun harus digerakkan dalam arah garis sejajar tegak lurus dan datar

tehadap permukaan yang dicat. Jika spray gun tidak diatur dengan sudut yang benar terhadap

permukaan akan mengakibatkan ketebalan lapisan pada salah satu sisi. Untuk itu pergelangan

11

Page 12: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

tangan harus bergerak mengikuti sudut tembak nozzle spray gun agar tetap tegak lurus

terhadap permukaan benda yang akan dicat.

Gambar 9 : Aplikasi Yang Salah

Gambar 10 : Aplikasi Yang Benar

Gambar 11 : Arah Gerakan Pengecatan

3. Jarak antara Alat Semprot dan Permukaan Bahan Yang Akan Dicat.

Alat semprot spray gun harus dipegang pd jarak 15-20 cm dari permukaan sasarannya.

Jika jarak terlalu dekat, kekuata semburan udara dapat membentuk lingkaran-lingkaran pada

permukaan lapisan atau meleleh. Jika jarak terlalu jauh aliran cat tidak sempurna karena

12

Page 13: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

sebagian besar cairan cat dan thinner akan menguap lebih dahulu sebelum mencapai

permukaan, sehingga partikel-partikel cat menempel dalam keadaan setengah kering. Hal ini

dapat mengakibatkan pembentukan permukaan berkulit jeruk, selain itu juga jarak yang

terlalu jauh

Menyebabkan pemborosan cat.

Gambar 12 : Posisi jarak Spray Gun

BAB III

13

Page 14: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk membantu memperlancar proses

produksi bidang pengecatan sehingga di dapat mutu dan hasil pengecatan yang memuaskan

serta bisa menghemat waktu, material, dan biaya. Selain itu pula dapat dijadikan sebagai

bahan kajian untuk memperdalam ilmu keteknikan dalam bidang pengecatan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan berdasarkan praktik lapangan penulis dan teori-teori dari

beberapa sumber yang tercantum serta hasil pengamatan praktik operator pengecatan di salah

satu industri alat berat di PT Intraco Penta,Tbk.

C. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dan

eksperimen dengan rancangan penelitian. Untuk melakukan eksperimen ini, sebelumnya

dilakukan observasi guna mendapatkan informasi mengenai mekanisme penggunaan spray

gun secara tepat dan efisien.

D. Pelaksanaan Penelitian

Dalam proses penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu:

Tahap 1 : Pengumpulan data

Tahap 2 : Pelatihan di lapangan

Tahap 3 : Analisis hasil Pengecatan

Penjelasan dari tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

14

Page 15: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu :

a. Metode observasi ; digunakan untuk memperoleh data-data dari proses pengecatan

dengan melakukan pengamatan pendahuluan sehingga dapat digunakan sebagai

bahan penulisan.

b. Metode Literatur ; digunakan sebagai pedoman atau dasar teori dari data-data hasil

observasi yaitu dengan cara studi perpustakaan.

c. Metode eksperimen ; untuk membuktikan atau mengetahui hasil yang telah

diperoleh dari penelitian.

3. Analisis Hasil Pengecatan

Gangguan-gangguan yang timbul pada hasil pengecatan dilakukan terhadap hasil

observasi sehingga diperoleh beberapa gangguan yang selanjutnya data dikumpulkan dan

dianalisis untuk diperbaiki.

E. Melakukan Perbaikan

Perbaikan dilakukan dengan cara eksperimen. Hasil dari eksperimen ini yang kemudian

digunakan untuk proses pengecatan yaitu sebelum melakukan penyemprotan cat. Sebelum

menyemprot, periksalah fluid delivery yang keluar dari spray gun, stel regulator fluid delivery

untuk mendapat besar keluaran yang dikehendaki. Jarak penyemprotan yang semula dari 15-

20 cm setelah perbaikan, jarak tersebut menjadi 20-25 cm dengan over lap yang sebelumnya

¼ setelah dieksperimen berubah menjadi 1/3.

BAB IV

15

Page 16: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil Observasi yang telah dilakukan terhadap pengamatan hasil pengecatan tebukti

bahwa dengan dilakukannya proses seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dapat

mengurangi gangguan-gangguan pengecatan seperti buramnya warna dan belang-belang.

Walaupun belum dapat mencapai hasil sempurna dikarenakan adanya kendala dari

faktor yang tidak terduga sehingga kesimpulan dari hasil eksperimen ini yaiu mengenai

mekanisme penggunaan spray gun yang benar sehingga dapat mengurangi adanya gangguan-

gangguan pada hasil pengecatan.

B. Saran

Berdasarkan data-data penelitian penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Penyemprotan dilakukan dengan jarak 25 cm dan over lap 1/3.

2. Sebelum proses produksi pengecatan periksa dahulu :

a. Spray gun dalam keadaan bersih.

b. Fluid delivery yang keluar dari spray gun diukur dengan alat ukurvolume cat.

c. Lebar pattern (kembang penyemprotan) spray gun bebrbentuk elips.

d. Kecepatan angin di spray booth 0,3 – 0,4 m/det.

e. Kelembaban ruang spray booth berkisar antara 80-90 %.

f. Suhu oven 160 O C.

3. Dikarenakan perbedaan material bodi pada setiap kendaraan. Penggunaan bahan-bahan

cat disesuaikan dengan kondisi ruang pengecatan dan lingkungan industri. Karena masing-

masing cat mempunyai karakter yang berbeda-beda.

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 17: Program Kreativitas Mahasiswa-2009

Alfried, SN dan M. Syafi’ie. Petunjuk Pengecatan Kendaraan. Jakarta : PT Pacifik Adipura,

1993.

Standard Industri Indonesia. Pengecatan Umum. Jakarta : Departemen Tenaga Kerja : 1987.

Slamet Riyanto. Mutu Hasil Pengecatan. Jakarta: PT Trafindo Perkas, 1994.

--------- . Pengetahuan Dasar Cat. Jakarta: PT Gajah Tunggal Prakarsa, 1997.

17