Program Kreativitas Mahasiswa

16
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Pemanfaatan Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr) sebagai Bahan Baku Minuman Bersuplemen BIDANG KEGIATAN : PKMGT Diusulkan oleh : Shelly Rahmania G84080016 2008/2009 Azizah Hikma Safitri G84080057 2008/2009 Elvita Citrawani G84080066 2008/2009 INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal kegiatan mahasiswa bidang gagasan tertulis dengan judul Pemanfaatan Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr) sebagai Bahan Baku Minuman Bersuplemen. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari semua pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan karya tulis ini. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Laksmi Ambarsari M.Si., yang telah membimbing dan memberi motivasi kepada penulis. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak dan memberikan sumbangan yang berarti untuk menyelamatkan lingkungan hidup. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk karya tulis berikutnya yang lebih baik.

Transcript of Program Kreativitas Mahasiswa

Page 1: Program Kreativitas Mahasiswa

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Pemanfaatan Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr) sebagai Bahan Baku Minuman Bersuplemen

BIDANG KEGIATAN :

PKMGT

Diusulkan oleh :

Shelly Rahmania            G84080016    2008/2009

Azizah Hikma Safitri     G84080057    2008/2009

Elvita Citrawani             G84080066    2008/2009

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal kegiatan mahasiswa bidang gagasan tertulis dengan judul Pemanfaatan Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr) sebagai Bahan Baku Minuman Bersuplemen. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari semua pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan karya tulis ini. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Laksmi Ambarsari M.Si., yang telah membimbing dan memberi motivasi kepada penulis.

Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak dan memberikan sumbangan yang berarti untuk menyelamatkan lingkungan hidup. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk karya tulis berikutnya yang lebih baik.

Bogor, 18 April 2010

Shelly Rachmania

Azizah Hikma Safitri

Elvita Citrawani

Page 2: Program Kreativitas Mahasiswa

RINGKASANDaun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr) merupakan salah satu kekayaan flora di Indonesia yang biasa digunakan sebagi tanaman hias atau tanaman pagar, walaupun dapat ditemukan tumbuh liar di ladang dan tepi sungai. Mangkokan di sini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat tumbuh pada ketinggian 1 – 200 m dp1. Perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 1- 3 m. Batang berkayu, bercabang, bentuknya bulat, panjang, dan lurus. Daun tunggal, bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi bergigi, diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua. Bunga majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras, dan berwama cokelat.

Manfaat daun mangkokan adalah mengobati radang payudara, rambut rontok, sukar kencing, bau badan, luka; pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI serta dapat digunakan sebagai makanan seperti lalap, urapan mentah dan gulai.

Effervesence merupakan salah satu minuman bersuplemen yang dikemas dalam bentuk tablet yang sangat praktis dan mudah digunakan. Aktivitas antioksidan effervescent formula terpilih diukur dan dibandingkan dengan aktivitas antioksidan tetinggi yang mampu dicapai minuman komponen tunggalnya.

PENDAHULUANDaun mangkokan merupakan salah satu kekayaan flora di Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh dengan mudah dan dapat hidup dimana saja. Biasanya tumbuhan ini dijadikan tanaman hias dan tanaman pagar.

Sebenarnya, tanaman ini tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias saja. Menurut penelitian, tanaman ini dapat mengobati berbagai macam penyakit, tetapi masyarakat belum mengetahui banyak tentang khasiat tanaman ini. Jaman dahulu dalam keadaan darurat daun mangkokan digunakan sebagai tempat piring atau mangkok, dari kejadian ini maka munculah nama daun mangkokan, Seperti yang dilihat sekarang daun mangkokan hanya dapat kita lihat di jalan-jalan saja sebagai tanaman hias  padahal di balik bentuknya yang unik itu terdapat banyak manfaat bagi kesehatan, sebagai contoh dalam mengobati penyakit, daun mangkokan dapat menyembuhkan radang payudara, melancarkan pengeluaran ASI, rambut rontok, sukar kencing, bau badan, sukar BAK dan luka. Bagian yang dapat dimanfaatkan dari tanaman ini adalah daun dan batangnya, Di daerah Sumatera Barat daun mangkok ini digunakan sebagai salah satu bumbu untuk gulai.

Selain minimnya pengetahuan masyarakat tentang  kegunaan daun mangkokan, masyarakat juga tidak dapat mengolah dengan baik hasil dari daun mangkokan tersebut. Perlu suatu teknik khusus dari pengolahan daun tersebut sehingga dapat menambah daya guna dan daya jual dari tanaman mangkokan itu sendiri.

Page 3: Program Kreativitas Mahasiswa

Menanggapi hal tersebut penulis ingin membuat alternatif baru untuk memaksimalkan pemanfaatan daun mangkokan dengan mengemas daun mangkokan tersebut dalam bentuk effervesence tanpa mengurangi zat-zat yang berguna dari mangkokan tersebut akan tetapi menambah nilai mutu dari daun mangkokan tersebut. Untuk menambah nilai mutu ditambahkan pula ekstrak jahe dan madu yang bermanfaat bagi kesehatan.

TELAAH PUSTAKADaun Mangkokan merupakan salah satu jenis tanaman yang tergolong ke dalam jenis tanaman hias. Daun ini biasa tumbuh dipekarangan rumah dan dipinggir jalan. Banyak ibu rumah tangga memberdayakan tanaman ini sebagai penambah aksentual halaman rumahnya. Tetapi tidak jarang juga anak-anak kecil juga ikut memanfaatkan daun ini sebagai bahan dari mainan mereka.

Melihat fenomena dari daun mangkokan tersebut banyak sisi lain dari daun manghkokan yang ditemukan hidup secara liar. Karena keberadaannya yang liar di sekitr kita itulah, banyak yang tidak mengetahui bahwa daun ini sebenarnya mempunyai khasiat yang banyak, misalnya untuk bahan makanan, kesehatan dan juga kecantikan. Daun mangkokan ini mempunyai bentuk yang unik yaitu seperti  mangkuk, berwarna hijau, dan berada dalam jumlah yang banyak disekitar kita. Oleh karena itu sayang sekali jika daun penuh khasiat ini tidak dimanfaatkan dengan baik untuk menjaga kesehatan dan juga kecantikan.

Klasifikasi Daun Mangkokan

Daun mangkokan memiliki banyak nama dalam berbagai bahasa daerah di Indonesia, di antaranya di Sunda disebut mamanukan, di Jawa disebut godong mangkokan, di Madura disebut puring, di  Nusa Tenggara disebut lanido, di Pulau Roti disebut ndari, di Manado (Sulawesi) disebut daun mangkok,  di Makssar disebut mangko-mangko, di Maluku disebut ai lohoi, di Ambon disebut d. papeda, di Halmahera disebut sawoko,di Ternate disebut rau paroro, dan di daerah Melayu disebut pohon mangkok.

Klasifikasi daun mangkokan adalah berasal dari kingdom plantae (tumbuhan), subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), super divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji), dan divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga). Sementara kelas dari daun mangkokan yaitu berasal dari kelas Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) dan sub kelas Rosidae. Ordo dari tanaman ini yaitu Apiales, teramsuk ke dalam family Araliaceae dan genus Nothopanax. Lebih spesifik nama dari spesies daun mangkokan yaitu Nothopana scutellarium Merr.

Morfologi Tanaman

Daun mangkokan memiliki morfologi yang khas dan unik, berwarna hijau dengan urat daun terlihat jelas disini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat tumbuh pada ketinggian 1-200 m dpl. Daun Mangkokan ini termasuk perdu tahunan, tumbuh tegak dengan tinggi 1-3 m. Memiliki batang berkayu, berkayu, bentuknya bulat, panjang dan lurus. Daunnya tunggal, bertangkai, agak tebal, dan mempunyai bentuk daun bulat dengan tepi menekuk ke atas hingga menyerupai mangkuk, karenanya orang menyebut sebagai daun mangkokan dan pada zaman dahulu orang sering menggunakan sebagai pengganti wadah makanan. Morfologi yang lain dari daun ini adalah mempunyai pangkal daun berbentuk jantung, tepi bergerigi, diameter 6-12 cm,

Page 4: Program Kreativitas Mahasiswa

pertulangan menyirip, warnanya hijau tua. Jika mempunyai bunga, bunganya majemuk, bentuk payung, dan warnanya hijau. Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras, dan berwarna cokelat.

Tanaman ini sering kita temui sebagai tanaman pagar. Menanamnya pun tergolong mudah, hanya perlu potongan batang lalu tanam di tanah hingga masuk beberapa cm. Selain sebagai tanaman hias, daun mangkokan (Nothopanax Scutellarium) banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur. Daunnya yang muda enak dimakan dan beraroma khas.

Kandungan Kimia dan Khasiat Daun Mangkokan

Kandungan kimia dari daun mangkokan adalah pada bagian batang dan daun mengandung kalsium oksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor, besi, lemak, protein, serta vitamin A, B1, dan C.

Banyak sekali penyakit yang dapat diobati dengan memanfaatkan khasiat dari daun mangkokan ini. Penyakit tersebut diantaranya adalah radang payudara,  pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI,  rambut rontok,  sukar kencing, bau badan, dan luka. Masing-masing penyakit tersebut mempunyai tipe yang berbeda-beda. Sehingga bahan yang harus dikombinasikan juga harus sesuai agar zat yang terkandung dalam daun Mangkokan dapat bekerja efektif dalam mencegah penyakit – penyakit tersebut. Penyakit-penyakit tersebut merurpakan penyakit yang sangat sering dialami oleh masyarakat.

Radang payudara (mastitis). Mastitis merupakan suatu kondisi terjadinya peradangan pada payudara. Adanya luka pada kelenjar susu merupakan salah satu faktornya. Ditandai dengan adanya rassa nyeri dan bengkak paada payudara. Penyebab umum radang payudara adalah bakteri staphylococci atau streptococci. Selain itu, terjadinya sumbatan pada jaringan payudara juga dapat memicu peradangan payudara

Sukar kencing. Sukar buang air kecil atau disebut juga dysuria adalah penyakit dengan rasa nyeri saat buang air kecil atau sangat sukar untuk buang air kecil. Gangguan ini bisa dialami oleh semua orang, tetapi akan lebih rentan pada pria paruh baya. Gangguan ini awalnya dirasakan seperti sering bolak-balik ke kamar mandi, merasa buang air kecil tidak tuntas, dan harus menunggu ketika akan buang air kecil. Hal ini bisa disebabkan karena salah mengonsumsi obat, adanya kista dalam kandung kemih, atau adanya gangguan kelenjar prostat.

Teknik Pengolahan Daun Mangkokan

Effervescent

Effervescent didefinisikan sebagai bentuk  sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan (Mohrle, 1989). Gas yang dihasilkan umumnya adalah karbondioksida meskipun pada beberapa formulasi, gas yang dihasilkan adalah oksigen.

Flavored beverage effervescent adalah sediaan effervescent yang digunakan untuk membuat minuman ringan secara praktis, yaitu dengan mencampurkan serbuk atau tablet effervescent ke dalam air (Repta dan Higuchi, 1969). Gas yang dihasilkan saat pelarutan effervescent memberikan efek sparkle (rasa seperti soda). Reaksi yang terjadi pada pelarutan effervescent

Page 5: Program Kreativitas Mahasiswa

adalah reaksi antara senyawa asam dan senyawa karbonat untuk menghasilkan gas karbondioksida. Reaksi ini dikehendaki terjadi secara spontan ketika effervescent dilarutkan ke dalam air. Oleh karena itu kadar air bahan baku dan kelembaban lingkungan perlu dikendalikan tetap rendah untuk mencegah penguraian atau ketidakstabilan produk. Sekali terinisiasi, reaksi akan terus berlangsung terus secara cepat karena hasil reaksinya adalah air (Mohrle, 1989). Oleh karena itu bahan baku yang dipilih dalam bentuk anhidrat atau dalam bentuk hidrat yang stabil. Penggunaan bahan baku dalam bentuk anhidrat memiliki kelebihan daripada bentuk hidrat yang stabil karena dapat berperan sebagai penyerap uap air.

Senyawa asam yang lebih banyak digunakan dalam bentuk serbuk atau tablet effervescent adalah asam sitrat karena  tersedia berlimpah di alam, bentuk granular atau serbuknya dapat diperoleh secara komersial dan harganya relatif murah dibandingkan asam makanan lain. Ada dua bentuk sediaan asam sitrat di pasaran yaitu bentuk anhidrat dan bentuk monohidrat. Penanganan dan penyimpanan asam sitrat memerlukan perhatian khusus karena bersifat sangat higroskopis. Senyawa karbonat yang banyak digunakan dalam formulasi effervescent adalah garam karbonat kering karena kemampuannya untuk menghasilkan karbondioksida.

Pembuatan effervescent memerlukan kondisi lingkungan yang khusus, yaitu ruangan ber-RH maksimal 25 % dan temperatur maksimal 25ºC yang dimaksudkan untuk menjaga kestabilan produk effervescent. Pada RH dan temperatur yang lebih tinggi, sediaan effervescent bersifat kurang stabil karena dapat menyerap uap air dari lingkungan sehingga memicu terjadinya reaksi effervescing yang tidak dikehendaki. Selain itu, kadar air  juga merupakan titik kritis dalam pembuatan effervescent, oleh karena itu kadar air setiap bahan penyusun sediaan effervescent harus cukup rendah sebelum dicampur untuk mencegah terjadinya reaksi effervescing yang tidak dikehendaki.

Setelah proses pencampuran selesai, produk effervescent harus segera dikemas primer dengan kemasan yang hermetis (kedap uap air dan gas). Penyimpanan produk effervescent dapat dilakukan pada ruangan yang ber-RH dan temperatur rendah.

Bahan campuran

Ada beberapa bahan campuran yang digunakan untuk menambah cita rasa dan daya guna dari daun mangkokan. Bahan tersebut diantaranya adalah jahe dan madu. Jahe dan madu mempunyai khasiat yang cukup tinggi yang dapat melengkapi dari khasiat dari daun mangkokan.

Jahe (zingiber officinale)

Jahe (Zingiber officinale) sudah dikenal sejak dulu sebagai bumbu masak dan obat. Tanaman ini diduga berasal dari Cina dan India. Berdasarkan taksonomi tanaman, jahe termasuk divisi Pteridophyta, subdivisi Angiosperma, kelas Monocotyledoneae, ordo Scitaminee, family Zingiberaceae, dan genus Zingiber. Jahe merupakan terna tahunan yang tumbuh merumpun, dengan cirri-ciri berbatang semu, berdaun sempit, berbunga seperti gada, dan rimpang gemuk bercabang. Berdasarkan bentuk, ukuran, dan warna rimpangnya, dikenal 3 varietas, yaitu jahe besar (sering disebut jahe gajah, jahe badak), jahe kecil (jahe emprit), dan jahe merah (jahe sunti). Diantara ketiga varietas tersebut, yang banyak digunakan sebagai obat adalah jahe merah karena kandungan minyak atsirinya lebih banyak.

Page 6: Program Kreativitas Mahasiswa

Bagian jahe yang banyak digunakan adalah rimpangnya. Karena memiliki kandungan kimia, yaitu mengandung minyak atsiri berkisar 1,12%-3,92%. Selain itu, rimpang jahe juga mengandung karbohidrat, vitamin, dan mineral

Selain itu, jahe juga bermanfaat sebagai stimulant pemulih tenaga dan pereda nyeri. Senyawa gingerol sebagai kandungan utama dalam rimpang jahe adalah suatu antioksidan kuat yang efektif mengatasi radang. Jahe memiliki kandungan besi dan kalsium yang tinggi, bahkan studi mutakhir menemukan bahwa jahe mampu menghentikan mual dan muntah, mencegah penyakit pembuluh darah dan membantu kesehatan pada kondisi radang sendi, dan borok usus karena infeksi bakteri. Juga membantu pada masalah gangguan pencernaan. Selain itu, jahe menunjukan efektivitas untuk membantu menghambat pertumbuhan kanker, mengatasi migrain, dan rematik. Efek hangatnya mampu membakar kalori untuk menurunkan berat badan.

Madu

Madu mengandung banyak mineral seperti natrium, kalsium, magnesium, aluminium, besi, fosfor dan kalium. Vitamin-vitamin yang terdapat dalam madu adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), asam askorbat (C), piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat, biotin, asam folat, dan vitamin K.

Sedangkan enzim yang penting dalam madu adalah enzim diastase, invertase, glukosa oksidase, peroksidase, dan lipase. Enzim diastase adalah enzim yang mengubah karbohidrat komplek (polisakarida) menjadi karbohidrat yang sederhana (monosakarida). Enzim invertase adalah enzim yang memecah molekul sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Sedangkan enzim oksidase adalah enzim yang membantu oksidasi glukosa menjadi asam peroksida. Enzim peroksidase melakukan proses oksidasi metabolisme. Semua zat tersebut berguna untuk proses metabolism.

Asam utama yang terdapat dalam madu adalah asam glutamate. Sementara itu, asam organic yang terdapat dalam dalam madu adalah asam asetat, asam butirat, format, sukinat, glikolat, malat, proglutamat, sitrat, dan piruvat. Dalam madu juga terdapat hormon gonodtropin yang merangsang alat reproduksi lebah ratu dan membantu proses pematangan telur.

Tabel kandungan madu

Kandungan Rata-rata Kisaran Standar DeviasiFruktosa/ Glukosa 1.23 0.76-1.86 0.126Fruktosa% 38.38 30.91-44.26 1.77Glukosa% 30.31 22.89-44.26 3.04Maltosa,% (Sakarida tereduksi)

7.3 2.7-16.0 2.1

Sukrosa% 1.31 0.25-7.57 0.87Gula% 83.72%Mineral(abu)% 0.169 0.020-1.028 0.15Asam Bebas (Asam Glukonat)

0.43 0.13-0.92 0.16

Nitrogen 0.041 0.000-0.133 0.026Air% 17.2 13.4-22.9 1.5

Page 7: Program Kreativitas Mahasiswa

pH 3.91 5.426-6.01Total Keasaman 29.12 8.68-59.49 10.33Protein mg/100g 168.6 57.7-56.7 70.9

Aspek Citarasa (flavor) dan Warna

Citarasa (flavor) merupakan kompleks sensasi yang ditimbulkan dari rasa oleh indra pencecap, aroma oleh indra penghidu, sensasi pain (seperti panas, dingin, pedas), dan mouthfeel (Taylor dan Linforth, 1998). Definisi lain dari citarasa adalah suatu atribut dari makanan maupun minuman yang dihasilkan dari rangsangan terhadap indera pada saat makanan masuk ke dalam saluran makanan dan pernafasan, terutama atribut rasa dan aroma (Dordland dan Rogers, 1977). Tiga sensasi utama yang ditimbulkan citarasa pada indera kita adalah rasa, bau, dan tekstur.

Di dalam Traditional Chinese Pharmacology dikenal empat macam sifat dan lima macam citarasa tumbuhan obat, yang merupakan bagian dari cara pengobatan tradisional timur. Adapun keempat macam sifat tumbuhan obat itu adalah dingin, panas, hangat, dan sejuk. Tumbuhan obat yang sifatnya panas dan hangat digunakan untuk pengobatan sindroma dingin, seperti pasien yang takut dingin, tangan dan kaki dingin, lidah pucat, atau nadi lambat. Tumbuhan obat yang bersifat dingin dan sejuk digunakan untuk pengobatan sindroma panas, seperti demam, rasa haus, warna kencing kuning tua, lidah merah, atau denyut nadi cepat (Dalimartha, 1999).

Lima macam citarasa dari tumbuhan obat adalah pedas, manis, asam, pahit, dan asin. Citarasa ini digunakan untuk tujuan tertentu karena selain berhubungan dengan organ tubuh, juga mempunyai khasiat dan kegunaan tersendiri. Misalnya rasa pedas mempunyai sifat menyebar dan merangsang. Rasa manis berkhasiat tonik dan menyejukkan. Rasa asam berkhasiat mengawetkan dan pengkelat. Rasa pahit dapat menghilangkan panas dan lembab. Sementara rasa asin melunakkan dan sebagai pencahar. Kadang-kadang ada pakar yang menambahkan ciatarasa yang keenam, yaitu netral atau tawar yang berkhasiat sebagai peluruh kencing (Dalimartha, 1999).

Rimpang jahe berasa pedas dan bersifat hangat karena mengandung minyak atsiri. Oleoresin pada jahe juga menimbulkan rasa pedas atau pungent (Sutarno et al., 1999). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Firmansyah (2003), minuman 100% jahe memiliki warna kuning kemerahan cerah dengan ketajaman warna yang rendah.

Herba daun mangkokan rasanya sedikit pahit, sifatnya sejuk. Kandungan kimia yang terkandung pada daun mangkokan adalah pada bagian batang dan daun mengandung kalsiumoksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor, besi, lemak, protein, serta vitamin A, B1, dan C.

METODE PENULISAN

Metode yang digunakan dalam menyusun karya tulis ini berupa studi pustaka. Studi pustaka dilakukan dengan mencari literatur yang berkaitan dengan judul karya tulis ini. Literatur yang digunakan berupa jurnal, skripsi, hasil penelitian, media elektronik, dan buku-buku yang tersedia di Perpustakaan Pusat IPB.

Page 8: Program Kreativitas Mahasiswa

Pemikiran karya tulis ini didahului oleh keinginan penulis untuk memanfaatkan daun mangkokan berkhasiat yang masih belum dimanfaatkan oleh masyarakat luas untuk mengobati penyakit. Banyak masyarakat yang menyia-nyiakan keberadaan tanaman berkhasiat ini. Berdasarkan pengamatan penulis, banyak penduduk Indonesia yang telah mengidap penyakit radang payudara. Selain itu penyakit ringan seperti rambut rontok dan bau badan serta luka juga masih menjadi maalah besar bagi sebagian penduduk Indonesia. Walaupun bukan penyakit berstadium tinggi, apabila tidak segera diobati maka akan berdampak buruk pada kesehatan manusia. Meskipun kesehatan bukan segalanya akan tetapi tanpa kesehatan manusia tidak berarti apa-apa. Oleh karena itu, penulis memberikan gagasan untuk membuat inovasi baru untuk membuat suatu produk berbahan baku daun mangkokan dalam bentuk kemasan effervescent yang mudah dikonsumsi masyarakat luas. Tanaman herbal lain yang penulis gunakan sebagai kombinasi yaitu jahe. Selain itu penulis juga memanfaatkan madu sebagai bahan kombinasi yang juga berkhasiat tinggi. Penulis kemudian melakukan studi pustaka untuk mencari data yang mendukung gagasan tersebut.

ANALISIS DAN SINTESIS

Analisis

Tradisi masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi tumbuhan obat atau rempah-rempah dalam bentuk ramuan jamu tradisional telah dikenal dan diakui secara luas oleh masyarakat dunia. Hal ini untuk maksud pemeliharaan kesehatan dan kebugaran jasmani, pencegahan penyakit, pengobatan, maupun pemulihan kesehatan. Namun sayangnya tidak semua masyarakat menyukai ramuan jamu tradisional karena citarasa jamu yang diidentikkan dengan aroma tajam dan rasa pahit sehingga menurunkan nilai palatabilitas minuman tersebut.

Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati terbesar kedua setelah Brazil dengan lebih dari 28.000 spesies tanaman. Meskipun demikian, baru sekitar 1.000 spesies tanaman yang terdaftar dalam Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang telah digunakan untuk memproduksi pangan fungsional, terutama untuk jamu (Pradono et al., 2006). Sumber daya alam yang melimpah ini merupakan keunggulan komparatif untuk mengembangkan produk pangan fungsional.

Tanaman mangkokan yang tumbuh liar di lingkuangan sekitar banyak yang belum diberdayakan, padahal tanaman tersebut memiliki banyak khasiat. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana agar tanaman berkhasiat dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat luas dengan cara pemanfaatan yang efektif dan efisisien. Dengan pemanfaaatan tanaman berkhasiat tersebut maka kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan dengan maksimal.. Berdasarkan penelitian yang sudah ada, banyak tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai obat pencegah radang payudara, pelancar ASI, susah kencing, bau badan, dan kerontokan rambut. Oleh karena itu penulis menggagas daun mangkokan sebagai bahan baku untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut.

Daun mangkokan banyak ditemukan tumbuh secara liar di sekitar kita. Daun Mangkokan disini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat tumbuh pada ketinggian 1-200 m dpl. Daun Mangkokan ini termasuk perdu tahunan, tumbuh tegak dengan tinggi 1-3 m. Memiliki batang

Page 9: Program Kreativitas Mahasiswa

berkayu, berkayu, bentuknya bulat, panjang dan lurus. Daun mangkokan juga mempunyai pangkal daun berbentuk jantung, tepi bergerigi, diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua. Jika mempunyai bunga, bunganya majemuk, bentuk payung, dan warnanya hijau. Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras, dan berwarna cokelat. Sosoan tanaman ini mempunyai bentuk mirip mangkok. Daun mangkokan ini dapat ditemukan dengan mudah diseluruh daerah di Indonesia.

Sintesis

Kandungan daun mangkokan pada bagian batang dan daun mengandung kalsiumoksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor, besi, lemak, protein, serta vitamin A, B1, dan C. Masing-masing zat yang terkandung dalam tanaman obat tersebut memiliki khasiat yang fungsional dalam tubuh manusia.

Daun mangkokan dikemas menjadi sebuah produk minuman dalam bentuk effervescent. Effervescent dianggap efektif karena mudah dalam cara pengkonsumsian dan harga yang terjangkau untuk semua kalangan. Kemasan dibuat sedemikian rupa. Lalu ditambahkan cita rasa yang khas agar produk ini dapat ditima masyarakat luas dan masyarakat dapat mengkonsumsinya untuk kesehatan. Produk ini dapat dipilih sebagai alternatif yang tepat untuk mencegah penyakit berbahaya sedari dini demi kesehatan masa kini dan masa depan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Manfaat dan potensi daun mangkokan ((Nothopanax scutellarium Merr) sudah tidak perlu diragukan lagi dalam mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit. Khasiatnya bermacam-macam, terkait dengan penyakit berbahaya dan penyakit ringan. Kandungan akar dan daunnya terdiri atas kalsiumoksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor, besi, lemak, protein, serta vitamin A, B1, dan C. Kandungan tersebut telah diketahui berkhasiat tinggi.

Saran

Mendukung penelitian yang telah dilakukan mengenai daun mangkokan, perlu dikembangkan lebih lanjut penelitian dan teknologi mengenai tanaman herbal lain selain tanaman herbal yang tumbuh di kawasan subtrofik seperti Indonesia. Selain itu hendaknya dikembangkan suatu teknik untuk menambah daya guna dari suatu bahan yang akan dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKABourne GH.1964. Cytologi and Cellphsiology. Ed Ke-3. London: Academic press New York.

Bruce A. 1994. Biologi Molekuler Sel. Ed ke-2. Jakarta : Gramedia.

Suranto,Adji. 2007. Terapi Madu. Jakarta: Penebar Swadaya.

Page 10: Program Kreativitas Mahasiswa

Syamsuni, H. 2005. Farmasetika dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: Buku kedokteran EGC

Wijayakusuma,Hembing. Penyembuhan dengan terong. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

LAMPIRAN 1Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Pelaksana

1. Ketua PKM

Nama Lengkap            :    Shelly Rahmania

TTL                             :    Jakarta, 6 Agustus 1990

Jenis kelamin               :    Perempuan

Agama                         :    Islam

Status                          :    Belum menikah

Pendidikan terakhir     :    SMA

Alamat asal                  :    Jakarta

Telp./HP                      :    08989470735

Email                           :   [email protected]

1. Anggota PKM

Nama Lengkap            :    Azizah Hikma Safitri

TTL                             :    Rembang, 1 Mei 1990

Jenis kelamin               :    Perempuan

Agama                         :    Islam

Status                          :    Belum menikah

Pendidikan terakhir     :    SMA

Alamat asal                  :    Rembang, Jawa Tengah

Page 11: Program Kreativitas Mahasiswa

Telp./HP                      :    085711163074

Email                           :    [email protected]

Nama Lengkap            :    Elvita Citrawani

Tempat/Tanggal lahir   :    Jakarta, 20 Agustus 1990

Jenis kelamin               :    Perempuan

Agama                         :    Kristen Protestan

Status                          :    Belum menikah

Pendidikan terakhir     :    SMA

Alamat asal                  :    Depok, Jawa Barat

Telp./HP                      :    085694560221

Email                           :    [email protected]

LAMPIRAN 2

Metode Pembuatan

I. Pembuatan serbuk ekstrak

Proses pembuatan ekstrak air daun magkokan

Ekstrak daun mangkokan dibuat dengan cara perebusan  menggunakan air mendidih dengan perbandingan 1 : 5 selama 10-15 menit. Sebelum dilakukan perebusan, daun mangkokan terlebih dahulu diblansir dengan air mendidih selama 3 menit. Setelah dilakukan perebusan, kemudian disaring dan ampasnya dibuang. Cairan ekstrak daun mangkokan yang diperoleh kemudian ditambahkan bahan pengisi yaitu maltodekstrin sebanyak 10 % (b/b) dan dilakukan pengeringan menggunakan alat pengering vakum sehingga diperoleh ekstrak kering. Ekstrak kering kemudian dihaluskan menjadi serbuk ekstrak.

Proses pembuatan ekstrak jahe

Ekstrak jahe diperoleh dari rimpang jahe segar yang sudah dicuci bersih. Proses pembuatan ekstrak jahe dilakukan dengan cara menghancurkan jahe menggunakan blender dengan sedikit penambahan air. Hancuran jahe kemudian disaring sehingga diperoleh air sari jahe., kemudian didekantasi selama satu malam untuk mengendapkan pati. Pati yang mengendap kemudian dibuang. Sari jahe yang diperoleh kemudian ditambah bahan pengisi maltodekstrin sebanyak 10 % (b/v). Setelah dicampur sampai merata kemudian dilakukan pengeringan menggunakan alat pengering vakum sampai diperoleh ekstrak kering jahe. Ekstrak kering tersebut kemudian dihaluskan menjadi serbuk ekstrak.

II. Formulasi Tablet Effervescent

Page 12: Program Kreativitas Mahasiswa

Proses pembuatan produk effervescent ini dilakukan dengan cara trial and error. Perbandingan jumlah natrium bikarbonat, asam sitrat dan asam tartrat yang digunakan didasarkan pada kaidah stokhiometri.

Pada Gambar 1 disajikan diagram alir pembuatan tablet effervescent, Pada tahap pertama, natrium bikarbonat sebanyak seperempat bagian dari jumlah keseluruhan yang digunakan dicampurkan dengan asam sitrat dan asam tartrat. Pada tahap kedua, hasil pencampuran pertama dicampurkan dengan campuran kedua. Campuran kedua berisi natrium bikarbonat tiga perempat bagian, serbuk ekstrak mangkokan, serbuk ekstrak jahe, madu, pemanis rendah kalori, asam malat dan flavour orange. Kemudian dicampur sampai merata pada sebuah loyang di atas penangas air dengan suhu 34 – 40ºC sehingga berbentuk granul. Kemudian segera dicetak bentuk tablet dan dikemas dengan allumunium foil lalu