Program Kreativitas Mahasiswa

34
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN ENERGI ANGIN DI KETINGGIAN 600 METER UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK BALON KINCIR ANGIN BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan oleh: M. RIFALDI S NIM. D21112253 /TA: 2012 REZKI ZULQADRI NIM. D21112269 /TA: 2012 DEDY SETYA BUDI NIM. D21113011 /TA: 2013

description

contoh proposal PKM-GT

Transcript of Program Kreativitas Mahasiswa

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN ENERGI ANGIN DI KETINGGIAN 600 METER UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK BALON KINCIR ANGIN

BIDANG KEGIATAN:

PKM-GT

Diusulkan oleh:

M. RIFALDI S

NIM. D21112253/TA: 2012

REZKI ZULQADRI NIM. D21112269/TA: 2012

DEDY SETYA BUDI NIM. D21113011/TA: 2013

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan :Pemanfaatan Energi Angin di Ketinggian 600 meter untuk Pembangkit Listrik Balon Kincir Angin

2. Bidang kegiatan : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap

: M. Rifaldi S.

b. NIM

: D21112253

c. Jurusan/Fakultas

: Teknik Mesin/Teknik

d. Universitas

: Universitas Hasanuddin

e. Alamat Rumah dan No. Tel./Hp. : Jln. Poros Malino No. 50, Gowa /08987410845

4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 Orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar

:

b. NIP

:

c. Alamat Rumah dan Telp./Hp.

:

Makassar, 15 Maret 2015

Ketua Jurusan

Ketua Pelaksana

(Ir. H. Baharuddin Mire, M.T)

(M. Rifaldi S.)

NIP.19550914 198702 1 001

NIM. D21112253

Wakil Rektor III UNHAS Dosen Pembimbing

(Dr.Ir.Abd.Rasyid Jalil, M.Si)

(Raffiuddin Syam, ST., M.Eng., Ph.D.)

NIP.

NIP.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmatnya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Pemanfaatan Energi Angin di Ketinggian 600 meter untuk Pembangkit Listrik Balon Kincir Angin tepat pada waktunya. Karya ilmiah ini diajukan guna mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM- GT) 2015.

Penyusunan PKM-GT ini dapat diselesaikan atas bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Ir.Abd.Rasyid Jalil, M.Si selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan

2. Bapak Ir. H. Baharuddin Mire, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.

3. Bapak Raffiuddin Syam, ST., M.Eng., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang senatiasa memberikan arahan dan bimbingan kepada kami.

4. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan PKM-GT ini.

Semoga karya ilmiah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Kami menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Akhir kata kami berharap PKM-GT ini dapat diapresiasi sehingga dapat dimanfaatkan sebagaimana semestinya

Makassar, 15 Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULi

LEMBAR PENGESAHANiiKATA PENGANTARiiiDAFTAR ISIivDAFTAR GAMBARvDAFTAR TABELviRINGKASANviiPENDAHULUAN

- Latar Belakang1 - Tujuan2 - Manfaat2GAGASAN2KESIMPULAN8DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Potensi Energi Angin di Ketinggian6Gambar 2. Instalasi Pembangkit Listrik Balon Kincir Angin7DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ramalan Kebutuhan Energi Listrik2Tabel 2. Prakiraan Penyedian Energi Listrik di Indonesia3Tabel 3. Pemakaian bahan bakar pembangkit listrik PLN4RINGKASAN

Energi listrik merupakan kebutuhan yang tidak dapat lagi dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Hampir setiap bidang kehidupan manusia memerlukan listrik untuk keberlangsungan aktifitas manusia tersebut, baik di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, bahkan transportasi. Ketersediaan energi suatu Negara sangat mempengaruhi perkembangan Negara tersebut, karena dengan tersedianya kebutuhan listrik suatu Negara dengan baik, maka kegiatan perindustrian Negara tersebut dapat berlangsung dengan lancar, kita ketahui bahwa aktifitas perindustrian suatu Negara merupakan salah satu indicator pertumbuhan ekonomi Negara.

Setiap tahun pertumbuhan kebutuhan listrik di Indonesia mencapai 8%, hal tersebut merupakan kabar gembira dari yang kita ketahui hal tersebut merupakan indicator perkembangan ekonomi di Indonesia, akan tetapi itu juga merupakan tantangan baru bagi penyedia energi listrik Negara kita, dikarena diperlukan peningkatan sumber daya listrik setiap tahunnya sekitar 1.800 megawatt.

Jika hal ini tidak diantisipasi dengan segera dikhawatirkan semakin lama Indonesia akan mengalami krisis listrik beberapa tahun mendatang. Salah satunya solusinya yaitu dengan penambahan kapasitas listrik melalui pembangkit listrik dengan energi terbarukan, dimana hal ini juga akan mencegah terjadinya masalah lain yaitu krisis energi di Indonesia. Pada karya ilmiah ini energi listrik akan di hasilkan dengan memanfaatkan energi angin pada ketinggian 600 meter.

Metode penulisan yang digunakan yaitu kualitatif atau kajian pustaka. Pertama, mengumpulkan bahan pustaka yang relevan dengan topik yang ditulis baik dari media cetak, makalah maupun internet. Kedua, bahan bahan yang dikumpulkan kemudian ditelaah dan dianalisis lalu disaring kembali menjadi sebuah karya tulis. Ketiga, dari bahan bahan tersebut dapat diambil kesimpulan yang langsung ditarik dari rumusan masalah yaitu tentang pemanfaatan energi angin pada ketinggian 600 meter sebagai sumber pembangkit energi terbarukan. Semua data yang ada ditulis secara sistematis menurut buku pedoman penulisan. Setelah semua data dan masukan masukan dari berbagi sumber yang kompeten dan relevan, kemudian dilakukan revisi karya tulis..

Selama ini di Indonesia sumber daya minyak merupakan salah satu sebagai energi pembangkit listrik di perusahaan listrik Negara, salah satunya mesin pembangkit listrik tenaga diesel sedangkan kita ketahui sumber daya minyak seperti diesel merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, semakin lama ketersediannya akan semakin sedikit sehingga lama kelamaan akan habis. Untuk menanganinya diperlukan berbagai energi terbarukan yang dapat digunakan tanpa khawatir akan ketersediaannya sebagai energi alternatif. Salah satunya yaitu energi angin yang telah disediakan alam ini dengan berlimpah. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi listrik adalah kebutuhan yang tidak dapat lagi dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Hampir setiap bidang kehidupan manusia memerlukan listrik untuk keberlangsungan aktifitasnya tersebut. Ketersediaan energi suatu Negara sangat mempengaruhi perkembangan Negara tersebut, karena dengan tersedianya kebutuhan listrik suatu Negara dengan baik, maka kegiatan ekonomi Negara tersebut dapat berlangsung dengan lancer. Peningkatan kebuthan energi listrik suatu Negara merupakan salah satu indicator pertumbuhan ekonomi Negara.

Setiap tahun pertumbuhan kebutuhan listrik di Indonesia mencapai 8% hingga 9,96%, terlihat dari pemakaian listrik pada Mei 2013 yaitu sebesar 16,07 tera watt hour (TWh) bila dibandingkan dengan pemakaian listrik pada Mei 2012 yaitu pemakaian listrik sebesar 14,61 TWh. Maka dari itu dibutuhkan penambahan kapasitas listrik menggunakan pembangkit listrik. Saat ini banyak pembangkit listrik yang dimiliki Indonesia yang menggunakan energi diesel atau bahan bakar minyak (BBM), dimana konsumsi energi untuk pembangkit listrik PLN pada tahun 2015 mencapai 5,77 juta kiloliter BBM, gas sebanyak 475.891 BBTU dan batu bara 56,57 juta ton. Akan tetapi semua itu merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui sehingga ketersediaannya di alam lama kelamaan akan semakin berkurang hingga habis (PLN, 2014).

Maka dari itu diperlukan sumber energi terbarukan untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, dari masalah itu juga timbul ide untuk memanfaaatkan sumber energi angin yang sangat berlimpah pada ketinggian 600 meter dari permukaan bumi menggunakan kincir angin yang terpasang pada balon gas helium kemudian dihubungkan dengan penampung daya dipermukaan bumi menggunakan kabel listrik yang telah didesain dengan kuat agar dapat menahan terpaan angin hingga kecepatan tertentu.

Banyak daerah di Indonesia yang masih terisolir dan tidak terjangkau aliran listrik karena lokasinya yang jauh, terpencil, dan tidak tersedianya energi pembangkit listrik lain, akan tetapi dengan pembangkit ini bisa menjadi solusi karena proses instalasinya yang sangat instan pada lokasi terpencil, sehingga hal ini juga sangat cocok sebagai pemasok listrik sementara pada lokasi bencana yang terjadi di Indonesia.

Untuk pengembangan lebih dalam pembangkit ini juga sangat cocok untuk digunakan dalam skala rumahan, tentu saja dengan ukuran yang lebih kecil, sehingga setiap keluarga Indonesia dapat terjamin ketersediaan listriknya untuk menambah kesejahteraan bangsa Indonesia.

B. Tujuan

1. Untuk menangani masalah peningkatan kebutuhan listrik di Indonesia.

2. Untuk menangani mulai berkurangnya ketersediaan sumber energi tidak dapat di perbaharui.

3. Untuk membantu ketersediaan listrik pada daerah tepencil di Indonesia.

4. Untuk menangani ketersediaan energi listrik alternatif pada daerah terkena bencana di indonesia.

C. Manfaat

1. Bagi Negara, untuk meningkatan pertumbuhan ekonomi Negara Indonesia.

2. Bagi masyarakat, sebagai sumber energi alternatif pada daerah terpencil dan lokasi bencana .

3. Bagi penulis lain, karya ilmiah ini dapat memberikan informasi untuk melakukan kajian lebih lanjut tentang pemanfaatan energi angin pada ketinggian 600 meter sebagai sumber energi terbarukan dan alternatif untuk pembangkit listrik.

GAGASAN

Dengan memperhatikan pertumbuhan ekonomi dalam sepuluh tahun terakhir, skenario "export-import" dan pertumbuhan penduduk, pada tahun 1990 diramalkan bahwa tingkat pertumbuhan kebutuhan energi listrik nasional dapat mencapai 8,2 persen rata-rata per tahun, seperti ditunjukkan dalam table 1 berikut.

Tabel 1. Ramalan Kebutuhan Energi Listrik

Sektor199020002010

GWhpersen GWhpersen GWhpersen

Industri35.30568,084.82269,0183.38970,0

Rumah tangga9.86519.0022.239218.040.78916.0

Fasilitas umum3.6347,06.7316.012.7035.5

Komersial3.1156.08.8117,021.8698.5

Total51.919100.0122.603100.0258.747100.0

Sumber: Djojonegoro, 1992Kebutuhan energi listrik tersebut diharapkan dapat dipenuhi oleh pusat-pusat pembangkit listrik, baik yang dibangun oleh pemerintah maupun non-pemerintah. Sebagai ilustrasi, pada tahun 1990 kebutuhan energi listrik sebesar 51.919 GWh telah dipenuhi oleh seluruh pusat pembangkit listrik yang ada dengan kapasitas daya terpasang sekitar 22.000 MW. Sehingga pada tahun 2010 dari kebutuhan energi listrik, yang diramalkan mencapai 258.747 GWh per tahun, diharapkan dapat dipenuhi oleh sistem suplai energi listrik dengan kapasitas total sebesar 68.760 MW, yang komposisi sumber daya energinya seperti diperlihatkan dalam table 2.

Tabel 2. Prakiraan Penyedian Energi Listrik di Indonesia

Sumber Energi199020002010

MWpersen MWpersen MWpersen

BatubaraGasMinyakSolarPanas BumiAirBiomassLain-lain(Surya Angin)1.9303.5302.21011.0201702.850270208.816.010.050.10.813.01.20.1 10.7507.0801.9509.4106007.72029016028.418.75.224.81.320.40.80.4 28.05014.7603204.06043010.31046037035.321.50.55.90.615.00.70.5

Total22.000100.037.860100.068.760100.0

Sumber: Djojonegoro, 1992 & Wibawa, 1996.Dari tabel-2 ini tampak jelas terlihat, bahwa penggunaan minyak bumi, termasuk solar/minyak disel, sebagai bahan bakar produksi energi listrik akan sangat berkurang, sebaliknya pemanfaatan sumber-sumber daya energi baru dan terbarukan, seperti air, matahari, angin dan biomas, mengalami peningkatan yang cukup tajam. Kecenderungan ini tentu akan terus bertahan seiring dengan makin berkurangnya cadangan minyak bumi serta batubara, yang pada saat ini masih merupakan primadona banan bakar bagi pembangkit listrik di Indonesia.

Akan tetapi sejak tahun 1992 kebutuhan energi listrik nasional meningkat mencapai 18 persen rata-rata per tahun, atau sekitar dua kali lebih tinggi dari skenario yang dibuat pada tahun 1990. Hal ini disebabkan oleh tingginya pertumbuhan ekonomi nasional kaitannya dengan pertumbuhan industri dan jasa konstruksi. Jika keadaan ini terus bertahan, berarti diperlukan pula pengadaan sistem pembangkit energi listrik tambahan guna mengantisipasi peningkatan kebutuhan tersebut. Dilema yang timbul adalah bahwa di satu sisi, pusat-pusat pembangkit energi listrik yang besar tentu akan diorientasikan untuk mencukupi kebutuhan beban besar, seperti industri dan komersial. Di sisi lain perlu juga dipikirkan agar beban kecil, seperti perumahan dan wilayah terpencil, dapat dipenuhi kebutuhannya akan energi listrik. Salah satu alternatif yang dapat diupayakan adalah dengan membangun pusat-pusat pembangkit kecil sampai sedang yang memanfaatkan potensi sumber daya energi setempat, khususnya sumber daya energi baru dan terbarukan (LIPI, 2004).

Peningkatan kebutuhan energi listrik tersebut tentu saja berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi bahan bakar untuk pembangkit listrik, dimana kita ketahui sebagian besar mesin pembangkit perusahaan listrik Negara masih menggunakan sumber energi fosil yang tidak dapat diperbaharui. Dapat dilihat pada tabel 3 berikut peningkatan pemakaian bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik setiap tahunnya mengalami peningkatan Tabel 3. Pemakaian bahan bakar pembangkit listrik PLNJika kondisi ini diteruskan dengan terus mengkonsumsi bahan bakar fosil sebagai energi pembangkit listrik beberapa ahli berpendapat, bahwa dengan pola konsumsi seperti sekarang, maka dalam waktu 50 tahun cadangan minyak bumi dunia akan habis. Keadaan ini bisa diamati dengan kecenderungan meningkatnya harga minyak di pasar dalam negeri, serta ketidak stabilan harga tersebut di pasar internasional, karena beberapa negara maju sebagai konsumen minyak terbesar mulai melepaskan diri dari ketergantungannya kepada minyak bumi sekaligus berusaha mengendalikan harga, agar tidak meningkat. Sebagai contoh; pada tahun 1970 negara Jerman mengkonsumsi minyak bumi sekitar 75 persen dari total konsumsi energinya, namun pada tahun 1990 konsumsi tersebut menurun hingga tinggal 50 persen (Pinske, 1993).

Selain sumber bahan bakar fosil yang lama-kelamaan akan habis proses pembakaran energi fosil akan membebaskan Karbondioksida (CO2) dan beberapa gas yang merugikan lainnya ke atmosfir. Pembebasan ini merubah komposisi kimia lapisan udara dan mengakibatkan terbentuknya efek rumah kaca (treibhouse effect), yang memberi kontribusi pada peningkatan suhu bumi. Guna mengurangi pengaruh negatif tersebut, sudah sepantasnya dikembangkan pemanfaatan sumber daya energi terbarukan dalam produksi energi listrik. Sebagai ilustrasi, setiap kWh energi listrik yang diproduksi dari energi terbarukan dapat menghindarkan pembebasan 974 gr CO2, 962 mg SO2 dan 700 mg NOx ke udara, dari pada Jlka diproduksi dari energi fosil. Bisa dihitung, jika pada tahun 1990 yang lalu 85 persen dari produksi energi listrik di Indonesia (sekitar 43.200 GWh) dihasilkan oleh energi fosil, berarti terjadi pembebasan 42 juta ton CO2, 41,5 ribu ton SO2 serta 30 ribu ton NOx. Kita tahu bahwa CO2 merupakan salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca, SO2 mengganggu proses fotosintesis pada pohon, karena merusak zat hijau daunnya, serta menjadi penyebab terjadinya hujan asam bersama-sama dengan NOx. Sedangkan NOx sendiri secara umum dapat menumbuhkan sel-sel beracun dalam tubuh mahluk hidup, serta meningkatkan derajat keasaman tanah dan air jika bereaksi dengan SO2 (LIPI, 2004).

Makin berkurangnya ketersediaan sumber daya energi fosil, khususnya minyak bumi, yang sampai saat ini masih merupakan tulang punggung dan komponen utama penghasil energi listrik di Indonesia, serta makin meningkatnya kesadaran akan usaha untuk melestarikan lingkungan, menyebabkan kita harus berpikir untuk mencari altematif penyediaan energi listrik yang memiliki karakter;

1. Dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian energi fosil, khususnya minyak bumi

2. Dapat menyediakan energilistrik dalam skala lokal regional

3. Mampu memanfaatkan potensi sumber daya energi setempat, serta

4. Cinta lingkungan, dalam artian proses produksi dan pembuangan hasil produksinya tidak merusak lingkungan hidup disekitarnya.

Sistem penyediaan energi listrik yang dapat memenuhi kriteria di atas adalah sistem konversi energi yang memanfaatkan sumber daya energi terbarukan, seperti: matahari, angin, air, biomas dan lain sebagainya (Djojonegoro,1992).

Dengan pemanfaatan sumber daya energi terbarukan sebagai bahan baku produksi energi listrik mempunyai kelebihan antara lain;

1. Relatif mudah didapat,

2. Dapat diperoleh dengan gratis, berarti biaya operasional sangat rendah,

3. Tidak mengenal masalah limbah,

4. Proses produksinya tidak menyebabkan kenaikan temperatur bumi, dan

5. Tidak terpengaruh kenaikkan harga bahan bakar (Jarass,1980).

Seiring perkembangan waktu, Negara Indonesia mengalami berbagai perkembangan diberbagai sector, misalnya pada sector teknologi, perindustrian dan juga ekonomi, tentu saja hal itu juga beriringan dengan kebutuhan akan sumber daya listrik. Oleh sebab itu diperlukan adanya upaya untuk menanggulangi hal tersebut sehingga perkambangan positif tersebut dapat berjalan lancar tanpa adanya gangguan, maka dari itu pemanfaatan sumber daya angin pada ketinggian 600 meter sangat tepat sebagai solusi berbagai masalah di Indonesia dengan sumber energi terbarukan ini. Dikarenakan potensinya yang melimpah dapat dilihat pada ilustrasi Gambar 1 berikut

Gambar 1. Potensi Energi Angin di Ketinggian (Sumber: www.altaerosenergies.com)Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut (Lakitan,1994).Angin mempunyai asal-usul yang kompleks atau rumit,pada umumnya yang menjadi penyebab langsung adalah terjadinya perbedaan kerapatan udara sehingga menimbulkan tekanan udara yang berbeda-beda secara horizontal.Dalam klimatologi,angin mempunyai dua fungsi dasar yaitu :1. Pemindahan panas,Baik dalam bentuk yang dapat di ukur (sensible heat) maupun yang tersimpan (latent heat); dari lintang rendah ke lintang yang lebih tinggi dan akan membuat setimbang neraca radiasi surya antara lintang rendah dan tinggi.2. Pemindahan uap air yang dievaporasikan dari laut ke daratan. Di mana sebagian besar dikondensasikan untuk menyediakan kebutuhan air yang turun kembali sebagai hujan,kabut atau embun.

Udara yang mengembang menghasilkan tekanan udara yang lebih rendah. Sebaliknya, udara yang berat menghasilkan tekanan yang lebih tinggi. Angin bertiup dari tempat yang bertekanan tinggi menuju ke tempat yang bertekanan rendah. Semakin besar perbedaan tekanan udaranya, semakin besar pula angin yang bertiup. Rotasi bumi membuat angin tidak bertiup lurus. Rotasi bumi menghasilkan coriolis force yang membuat angin berbelok arah. Di belahan bumi utara, angin berbelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan angin berbelok ke kiri. Untuk keperluan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai Metereologi dan Geofisika diperlukan suatu alat yang dapat mengukur kecepatan angin dan mengukur tekanan udara. Alat tersebut sudah ada. Alat untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer dan alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer (Marthen, 2002).

Maka dari itu daerah Indonesia yang mempunyai banyak ruang terbuka yang luas sangat berpotensi untuk pemanfaatan sumber daya angin di ketinggian 600 meter. Selain itu daerah Indonesia yang rawan bencana cocok untuk pembangkit ini dengan instalasi yang fleksible dan instant. Adapun cara kerja dari pembangkit listrik tenaga angin ini yaitu,

Gambar 2. Instalasi Pembangkit Listrik Balon Kincir Angin (Sumber : www.altaerosenergies.com)awalnya energi angin memutar turbin angin yang terdapat pada balon gas helium yang diterbangkan di ketinggian 600 meter. Turbin angin disini berfungsi untuk menghasilkan listrik. Kemudian angin akan memutar sudu-sudu turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator letaknya di bagian belakang turbin angin. Generator mengubah energi putar rotor menjadi energi listrik dengan prinsip hukum Faraday, yaitu bila terdapat penghantar didalam suatu medan magnet, maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan dihasilkan beda potensial. Ketika poros generator mulai berputar, maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya dihasilkan tegangan dan arus listrik. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik yang telah didesain sedemikian rupa sehingga mampu menahan terpaan angin pada kecepatan tertentu dan didistribusikan ke penampung daya atau baterai. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC (alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.

Pihak-pihak yang diharapkan dapat membantu terealisasinya gagasan ini:

1. Dosen Pembimbing, sebagai sarana untuk berkonsultasi mengenai perencanaan, pembuatan, dan penerapan pada masyarakat.

2. Masyarakat, sebagai pihak yang dapat menerima dan menikmati manfaat pembangkit tersebut.

3. Sponsor, sebagai penyedia kebutuhan dalam proses perealisasian gagasan ini.

Langkah-langkah strategis yang dapat ditempuh guna merealisasikan gagasan ini sehingga tujuan kita dapat tercapai:

1. Penelitian, pengembangan, dan percobaan alat. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kendala apa saja yang akan dihadapi dalam implementasi gagasan hingga dapat membuat antisipasi sebelumnya.

2. Perancangan instalasi sesuai dengan kondisi daerah tersebut mulai dari kondisi angin sehingga dapat merancang kemampuan alat dapat bertahan dikondisi alam tersebut.

3. Melakukan kerjasama antar masyarakat dan sponsor sehingga dapat membantu terealisasinya gagasan sesuai yang diharapkan.

4. Melakukan proses pembangunan instalasi pda daerah yang ditetapkan.

5. Evaluasi dan revisi bertujuan untuk memperbaiki jika timbulnya masalah dalam pengoprasian alat sehingga dapat berfungsi lebih baik.

KESIMPULAN

Pemanfaatan sumber energi angin terbarukan pada ketinggian 600 meter menggunakan balon gas helium merupakan solusi untuk berbagai permasalahan di Indonesia, baik itu krisis listrik, ketersedian sumber energi fosil yang semakin berkurang, dan juga untuk membantu berjalannya proses perkembangan ekonomi Indonesia kearah lebih baik. Ketersediaan sumber energi angin sangat berlimpah di Indonesia dikarenakan luasnya wilayah Indonesia dan masih banyaknya wilayah terbuka luas yang dapat dimanfaaatkan, sehingga masalah ketersediaan listrik pada daerah terpencil dan terputusnya energi listrik pada lokasi bencana dapat diatasi dengan pembangkit listrik ini.

DAFTAR PUSTAKA

Djojonegoro,W., 1992, Pengembangan dan penerapan energi baru dan terbarukan, Lokakarya "Bio Mature Unit" (BMU) untuk pengembangan masyarakat pedesaan, BPPT, Jakarta.

Jarass, 1980, Strom aus Wind - Integration einer regenerativen EnergieQuelle, Springer-Verlag, Berlin

Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar Klimatologi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

LIPI. 2004. Pengembangan Energi Terbarukan Sebagai Energi Aditif di Indonesia.http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1101089425 (14 Maret 2015)

Marthen. 2002. Fisika Dasar. Erlangga, Jakarta

Pinske,J.D., 1993, Elektrische Energieerzeugung, 2.vollst. ueberarb. Aufl., BG.Teubner, Stuttgart

PLN. 2014. Pemakaian Listrik Tumbuh Signifikan, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menggembirakan http://www.pln.co.id/blog/pemakaian-listrik-tumbuh-signifikan-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-menggembirakan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Daftar Riwayat Hidup Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama

: M. Rifaldi S.

b. NIM

: D21112253

c. Tempat, Tanggal Lahir: Sungguminasa, 13 Juni 1994

d. Alamat

: Jln. Poros Malino No. 50 , Gowa

e. No. Telp. / Hp.

: 08987410845

f. Alamat email

: [email protected]

g. Orang Tua:

Ayah

: Suryanto Arya SE.

Ibu

: Suriati Sukrad

h. Riwayat Pendidikan:

SD

: SD Inpres Panggentungan Selatan (2000-2006)

SMP

: SMPN 1 Sungguminasa (2006-2009)

SMA

: SMAN 1 Makassar (2009-2012)

PT

: Universitas Hasanuddin (2012-sekarang)

Ketua Pelaksana

M. Rifaldi S.

NIM. D21112253

2. Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana Kegiatan

a. Nama

: Reski Zulqadri

b. NIM

: D21112269

c. Tempat, Tanggal Lahir: Cimpu, 05 Juli 1993

d. Alamat

: Jl. Manuruki 2 , Makassar

e. No. Telp. / Hp.

: 085255729736

f. Alamat email

: [email protected]

g. Orang Tua:

Ayah

: Najib

Ibu

: Paisah

h. Riwayat Pendidikan:

TK

: TK Dharma wotu (1998 -1999)

SD

: SDN 123 buanipa wotu (2000-2006)

SMP

: MTs pergis wotu(2006-2009)

SMA

: SMAN 1 burau (2009-2012)

PT

: Universitas hasanuddin (Unhas) (2012-sekarang)

Anggota Pelaksana

Reski Zulqadri

NIM. D21112269

3. Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana Kegiatan

a. Nama

: Dedy Setya Budib. NIM

: D21113011c. Tempat, Tanggal Lahir: Rappang, 27 Mei 1995d. Alamat : Jln. Poros Malino BTN Bumi Batara Mawang Permai Blok AD3/25 , Gowae. No. Telp. / Hp.

: 089673316414f. Alamat email

: [email protected]

g. Riwayat Pendidikan:

SD

: SDN 6 Panca Rijang (2001-2007)

SMP

: MTs pergis wotu (2007-2010)

SMA

: SMAN 1 burau (2010-2013)

PT

: Universitas hasanuddin (Unhas) (2013-sekarang)

Anggota Pelaksana

Dedy Setya Budi

NIM. D21113011

iiii