Profil Peternak Madu

3
Profil Peternak Madu: Edy Tri Yuliana Jibi Minggu, 20/11/2011 15:00 WIB Madu Reuters Oleh Adam A. Chevny Madu (reuters)Kebutuhan madu di pasar domestik tidak pernah turun, baik untuk campuran minum jamu/obat, suplemen, minuman maupun lainnya. Potensi pasar yang terbuka, mendorong sejumlah pengusaha lokal untuk mengembangkan bidang usaha tersebut. Salah satu wirausahawan yang menggeluti bisnis madu adalah Edy Tri Yuliana, 51 tahun, yang memulai usaha ini sejak 1986 dengan bendera Usaha Ternak Lebah Madu “Madu Jaya”. Lelaki bertubuh gempal yang berdomisili di Desa Sekoto, Kec. Pare, Kab. Kediri, Jawa Timur, itu sempat jatuh bangun, tetapi lebih dari 10 tahun terakhir dapat merasakan manisnya usaha ternak lebah madu. Volume produksinya berkisar 5 hingga 8 ton madu per tahun. Lebah yang diternakkan Edy jenis unggul apis mellifera dengan jumlah kotak (tempat koloni lebah madu) sebanyak 200 unit, dimana seekor ratu lebah dikerumuni ribuan ekor lebah pekerja per kotak. “Sebenarnya sebanyak 100 kotak lebah sudah merupakan skala usaha yang ideal,” ujar Edy saat ditemui Bisnis di Desa Sekoto, belum lama ini.

description

h

Transcript of Profil Peternak Madu

Page 1: Profil Peternak Madu

Profil Peternak Madu: Edy Tri Yuliana Jibi Minggu, 20/11/2011 15:00 WIB

Madu Reuters

Oleh Adam A. Chevny

Madu (reuters)Kebutuhan madu di pasar domestik tidak pernah turun, baik untuk campuran minum jamu/obat, suplemen, minuman maupun lainnya. Potensi pasar yang terbuka, mendorong sejumlah pengusaha lokal untuk mengembangkan bidang usaha tersebut.

Salah satu wirausahawan yang menggeluti bisnis madu adalah Edy Tri Yuliana, 51 tahun, yang memulai usaha ini sejak 1986 dengan bendera Usaha Ternak Lebah Madu “Madu Jaya”.

Lelaki bertubuh gempal yang berdomisili di Desa Sekoto, Kec. Pare, Kab. Kediri, Jawa Timur, itu sempat jatuh bangun, tetapi lebih dari 10 tahun terakhir dapat merasakan manisnya usaha ternak lebah madu. Volume produksinya berkisar 5 hingga 8 ton madu per tahun.

Lebah yang diternakkan Edy jenis unggul apis mellifera dengan jumlah kotak (tempat koloni lebah madu) sebanyak  200 unit, dimana seekor ratu lebah dikerumuni ribuan ekor lebah pekerja per kotak.

“Sebenarnya sebanyak 100 kotak lebah sudah merupakan skala usaha yang ideal,” ujar Edy saat ditemui Bisnis di Desa Sekoto, belum lama ini.

Dia membuat sendiri ratu lebah, yang kalau beli seharga Rp2,5 juta per ekor lebah impor, sehingga Edy bisa menghemat dana investasi cukup besar. Adapun biaya pembuatan kotak lebah Rp75.000 per unit.

Selama 25 tahun memiliki peternakan lebah madu, Edy mampu menghasilkan madu sepanjang tahun tanpa henti. Pola yang diterapkannya adalah berternak secara berpindah-pindah.

Seperangkat alat budidaya diangkut dengan truk dan dipindahkan dari satu kebun ke kebun/hutan lain antar kabupaten bahkan antar provinsi. Daerah operasionalnya antara lain Kab. Ngawi, Sragen, Jember, bahkan hingga Gunung Agung, Bali, guna memburu bunga mente.

Page 2: Profil Peternak Madu

Dia telah hafal jadwal dan lokasi yang harus dituju. Sebagai contoh, pada Mei – Juli adalah musim berbunga pohon randu, Juli – Agustus bunga mangga, Agustus – September bunga karet dan seterusnya.

“Kami selalu mengikuti musim bunga dan pada penghujan saat ini kotak-kotak ditaruh di areal perkebunan kopi, kami menyerahkan pengoperasian kotak dan penyebaran/penggembalaan lebah kepada 2 karyawan,” kata Edy, pekan lalu.

Radius penggembalaan lebah dalam mencari serbuk bunga sekitar 3 kilo meter. Sementara jangka peletakan kotak di setiap lokasi selama 1,5 bulan, maka Edy menempati areal kebun atau hutan dengan menyewa kepada perusahaan pengelola yakni PT Perkebunan Nusantara dan Perum Perhutani.

Pemrosen madu

Dalam jangka 45 hari madu dapat dipanen, dan Edy lantas membawa alat pemroses madu ke lokasi dengan melibatkan 25 pekerja borongan. Sebanyak 100 kotak mampu menghasilkan panen 5 – 7 kuintal madu.

Pola peternakan lebah madu secara berpindah-indah bukannya tanpa kendala, dimana problem yang dihadapi Edy justru berupa non-teknis seperti sikap tidak ramah dari sebagian kecil penduduk di sekitar kebun.

“Umumnya penghambat usaha kami adalah para ‘jagoan’ desa, dimana kami pernah mengalami kerugian besar berupa kematian seluruh lebah akibat disemprot dengan obat pembasmi serangga,” paparnya mengenang peristiwa pahit yang menimpanya.

Kendala lainnya bersifat internal yakni hambatan dari karyawan Edy. Karyawan pun kerap berganti-ganti, karena setelah memahami ilmu berternak lebah lantas membuka usaha sendiri, sehingga Edy harus mencari karyawan baru dan mengajarinya terlebih dulu.

Untuk mengatasi kendala eksternal dilakukan dengan pendekatan yang tepat kepada para ‘penguasa’ perkampungan. Adapun kendala internal diantisipasi melalui pengawasan di lapangan.

Agar produknya lebih diminati konsumen, sejak dua tahun terakhir dia mengemasnya dalam botol dengan merk dagang Honey, sehingga nilai tambahnya tinggi. Botol-botol berbagai ukuran diperoleh dari para pengepul, sedangkan tutupnya dibeli di kawasan bisnis Bongkaran, Surabaya.

Penjualan madu-madu tersebut ditujukan ke toko-toko di wilayah Kab. Kediri dan kabupaten lain dengan sistem konsinyasi. Edy enggan memasukkan madu ke swalayan, karena persyaratannya rumit yakni diwajibkan menyewa etalase dan pembayarannya sebulan lebih dengan cek mundur. Namun, dia juga menjual madu di rumahnya yang berada di jalan raya jurusan Kediri – Surabaya.

“Volume madu yang laku setiap bulan mencapai 1.000 botol berbagai ukuran, dan kami juga menjual royal jelly dan beepollen. Usaha ini dapat menghasilkan keuntungan cukup lumayan,” papar ayah dari tiga putra itu.

Page 3: Profil Peternak Madu

Menurut Edy, prospek usaha madu cukup bagus, dan dia merencanakan pengemasan madu dalam botol plastik dengan harga jual hanya Rp2.000 per botol. Pendistribusiannya akan melibatkan para penjual sayur keliling