PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE...

56
PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan bidang farmasi Disusun oleh : NURLISA PURNAMAWATI P2.31.39.0.07.039 JURUSAN FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES 1

Transcript of PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE...

Page 1: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK

DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU

RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

KARYA TULIS ILMIAHDiajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Ahli Madya Kesehatan bidang farmasi

Disusun oleh :

NURLISA PURNAMAWATI

P2.31.39.0.07.039

JURUSAN FARMASIPOLITEKNIK KESEHATAN DEPKES

JAKARTA II2010

1

Page 2: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

TANDA PERSETUJUAN KTI

NAMA : NURLISA PURNAMAWATI

NIM : P2. 31. 39. 0. 07. 039

JURUSAN : FARMASI

JUDUL KTI : PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI

GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU

RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI – MARET

2010

Telah disetujui oleh pembimbing Karya Tulis Ilmiah untuk di ujikan pada Ujian

Akhir Program Jurusan Farmasi Politektik Kesehatan Jakarta II.

Jakarta,April 2010

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Dra. Gloria Murtini. Tanzil, M.Si, Apt) (Dra. Tati Suprapti, Apt)

NIP. 195609.15.1990022001 NIP. 195510.06.1991032001

Pembimbing Lapangan

(Dra.Debby Daniel, Apt, M.Epid)

NIP. 19620217.198903.2.003

2

Page 3: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

POLTEKKES DEPKES JAKARTA II JURUSAN FARMASINURLISAPURNAMAWATI ( P2.31.39.0.07.039 )

PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI –MARET 2010

ix + VI BAB +29 hal, 7 tabel + 2 lampiran

ABSTRAK

Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti jamur atau bakteri. Penyakit infeksi dapat diobati dengan antibiotik. Salah satu tempat yang sering menggunakan antibiotik adalah ruang rawat intensif yaitu Intensive Care Unit (ICU), Neonatal Intensive Care Unit (NICU)/ Pediatric Intensive Care Unit (PICU), suatu unit pelayanan yang memberikan perawatan intensif pada pasien dewasa, bayi dan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil peresepan antibiotik di Instalasi Gawat Darurat ruang ICU, NICU/PICU RSUP Fatmawati Periode Januari-Maret 2010. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data primer yang berasal dari lembar resep pada Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat ruang ICU, NICU/PICU RSUP Fatmawati periode Januari-Maret 2010.

Hasil yang didapat adalah persentase pasien yang mendapatkan antibiotik di ICU, NICU/PICU adalah 93,89%, 66,67% dan 75,86%. Golongan antibiotik yang terbanyak diresepkan adalah sefalosporin. Persentase peresepan antibiotik terbanyak di ruang ICU adalah nama dagang sebesar 51,11% Persentase antibiotik dengan nama dagang dan nama generik di ruang NICU sebesar 50%. Persentase antibiotik terbanyak di ruang PICU adalah dengan nama generik sebesar 65.85%. Persentase bentuk sediaan antibiotik terbanyak di ruang ICU,NICU/ PICU adalah injeksi masing-masing sebesar 98,69%, 92,86% dan 100%. Antibiotik yang paling banyak di gunakan di ruang ICU dan PICU adalah ceftriaxone sebesar 39,37% dan 21,95%. Antibiotik yang terbanyak digunakan di ruang NICU adalah cefotaxim natrium sebesar 21,43%.

Kata Kunci : peresepan antibiotik, ruang ICU,NICU/PICU, RSUP FatmawatiDaftar acuan : 13 ( 1995– 2010 )

3

Page 4: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah , puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T

yang telah memberikan kemudahan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

(KTI) dengan judul “ Profil Peresepan Antibiotik di Instalasi Gawat Darurat

Ruang ICU, NICU/PICU RSUP Fatmawati Periode Januari-Maret 2010“.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Ahli Madya Farmasi. Dalam penyusunan KTI penulis mendapat dukungan moral

maupun materil serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam

kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Dra.Debby Daniel, Apt, M.Epid selaku Kepala Instalasi Farmasi RSUP Fat-

mawati dan pembimbing lapangan yang selalu memberikan izin untuk

melakukan penelitian dan membimbing penulis menyelesaikan KTI ini.

2. Dra. Tati Suprapti, Apt, selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Depkes

Jakarta II dan pembimbing kedua penulis yang telah memberikan dukungan

moral dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan KTI ini.

3. Dra. Gloria Murtini. Tanzil, M.Si, Apt selaku pembimbing peratama yang

telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sehingga penulis da-

pat menyelesaikan KTI ini.

4. Orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan secara moril maupun

materil dan selalu mendoakan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

KTI ini.

5. Teman-teman tercinta ( rie, ree, tich, put dan rei) serta teman-teman satu lokal

(inge, apit, lita, fredy, dwi, dhenny dan dian) yang telah memberikan seman-

4

Page 5: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

gat, dukungan dan selalu siap sedia membantu penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan KTI ini.

6. Yanvierdy Mandhela yang telah berpartisipasi dan memberikan semangat

baik berupa tenaga dan waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan KTI ini.

7. Rekan – rekan seperjuangan dan seluruh civitas Poltekkes Depkes Jakarta II

Jurusan Farmasi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

8. Seluruh staf dan karyawan RSUP Fatmawati khususnya di Depo Instalasi

Gawat Darurat (Ibu, Retna) yang telah memberikan izin dan membimbing

penulis untuk melakukan penelitian ini.

Semoga semua kebaikannya mendapat balasan yang berlipat ganda

dari Allah S.W.T dan kita semua selalu mendapatkan rahmat dan karuniaNya.

Penulis berharap KTI ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

khususnya bagi penulis.

Jakarta, Juli 2010

Penulis

5

Page 6: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …….…………………………………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………....... ii

ABSTRAK …………………………………………………………………….. iii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… iv

DAFTAR ISI …………………………………………………………………... vi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… viii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………... ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah………..……………………………………….. 3

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………… 3

1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Antibiotik ……………………………………………….. 5

2.2 Klasifikasi Antibiotik …..……………………………………….. 5

2.3 PenggolonganAntibiotik .……...………………………………… 6

2.4 Efek Samping Antibitoik...………………………………………. 9

2.5 Sediaan di Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat

RSUP Fatmawati………………………………..………...……... 10

2.6 Kebijakan Pemerintah Tentang Kewajiban Menggunaakan Obat

Generik……………………………………………………………. 11

2.7 Definisi Operasional………………………………………………. 11

6

Page 7: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENGAMBILAN DATA

3.1 RSUP Fatmawati …………………………………………………. 12

3.2 ICU (Intensive Care Unit)………… ………..……………………. 12

3.3 NICU (Neonatal Intensive Care Unit)/ PICU

(Pediatric Intensive care Unit)………….……..…………………... 12

3.4 Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat……..……………………. 13

BAB IV METODE PENETILITIAN

4.1 Desain Penelitian ………………………………………………. 15

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………….. 15

4.3 Populasi dan Sampel ………………………………………….. 15

4.4 Cara Pengumpulan Data ………………………………………. 16

4.5 Cara Pengolahan dan Analisis Data …………………………... 16

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pengamatan ……………………………………………… 18

5.2 Pembahasan ……………………………………………………. 22

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ……………………………………………………. 27

6.2 Saran …………………………………………………………… 28

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 29

LAMPIRAN - LAMPIRAN

7

Page 8: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Pasien yang Mendapatkan Antibiotik

di Ruang ICU, NICU/ PICU RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010 ........18

Tabel 5.2 Peresepan Antibiotik Berdasarkan Golongan

di Ruang ICU,NICU/PICU RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010 ..........19

Tabel 5.3 Peresepan Antibiotik Berdasarkan Nama Generik dan Nama Dagang

di Ruang ICU, NICU/ PICU RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010 …....19

Tabel 5.4 Peresepan Antibiotik Berdasarkan Bentuk Sediaan

di Ruang ICU, NICU/ PICU RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010 ……20

Tabel 5.5 Peresepan Antibiotik Terbanyak Berdasarkan Zat Aktif

di Ruang ICU RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010 ………………….. 20

Tabel 5.6 Peresepan Antibiotik Terbanyak Berdasarkan Zat Akif

di Ruang NICU RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010 ……………….. 21

Tabel 5.7 Peresepan Antibiotik Terbanyak Berdasarkan Zat Aktif

di Ruang PICU RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010 ……………….. 21

8

Page 9: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Antibiotik Nama Generik dan Nama Dagang

Lampiran 2 : Antibiotik Berdasarkan Zat Aktif

9

Page 10: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit infeksi merupakan masalah yang sering muncul di negara-negara

berkembang termasuk Indonesia. Penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri atau

jamur yang masuk ke dalam tubuh melalui udara, air, tanah dan makanan.

Penyakit infeksi tersebut diobati dengan menggunakan antibiotik.

Antibiotik adalah zat – zat kimia yang dihasilkan oleh jamur atau bakteri

yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman

sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Keberhasilan Dr. Alexander

Fleming menemukan antibiotik Penicillin pada tahun 1928, telah membuka

lembaran dimulainya penemuan antibiotik baru, baik kombinasi maupun tunggal.

Sekarang sudah ada beberapa golongan antibiotik antara lain sefalosporin,

tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida, dll (Tjay & Rahardja, 2007 ). Hal inilah

yang menimbulkan kepercayaan dan harapan besar masyarakat terhadap antibiotik

untuk selalu berhasil mebunuh kuman dan menyembuhkan penyakit infeksi.

Rumah sakit merupakan tempat yang paling banyak menggunakan

antibiotik. Lebih dari seperempat anggaran rumah sakit dikeluarkan untuk biaya

penggunaan antibiotik (Regional Health Forum WHO South-East Asia,2009). Di

negara yang sudah maju 13-37 % dari seluruh penderita yang dirawat di rumah

sakit mendapatkan antibiotika secara tunggal ataupun kombinasi, sedangkan di

negara berkembang 30-80 % penderita yang dirawat di rumah sakit mendapatkan

antibiotika (Hadi, 2005).

101

Page 11: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

Penggunaan antibiotik tersebut diharapkan dapat berdampak positif, akan

tetapi penggunaan yang tidak rasional dapat berdampak negatif, antara lain

muncul dan berkembangnya resistensi bakteri. Resistensi bakteri dapat

menyebabkan infeksi yang lebih berat sehingga pengobatan menjadi lebih lama,

biaya pengobatan lebih mahal dan dapat menurunkan kualitas pelayanan rumah

sakit (www.kalbe.co.id/cdk).

Masalah penggunaan antibiotik sudah berlangsung sejak lama, salah

satunya adalah di ruang rawat inap intensif. Ruang peawatan intensif merupakan

suatu unit pelayanan yang memberikan penanganan dan perawatan terhadap

kasus-kasus dengan sakit kritis yang memerlukan monitoring, tindakan dan terapi

yang intensif pada pasien (www.fatmawatihospital.com).

Rumah sakit Umum Pusat Fatmawati merupakan unit pelayanan kesehatan

yang menyediakan ruang perawatan intensif antara lain ruang Intensive Care Unit

(ICU), Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dan Pediatric Intensive Care Unit

(PICU). Suatu unit pelayanan intensif untuk pasien dewasa, bayi dan anak.

Pasien-pasien yang dirawat di ruang tersebut sering mendapatkan terapi antibiotik

sehingga profil tentang peresepan antibiotik di ruang ICU, NICU/PICU sangat

dibutuhkan salah satu cara dalam program monitoring, evaluasi penggunaan,

pengadaan dan pemakaian antibiotik secara tepat, aman dan efektif. Oleh karena

itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Profil Peresepan

Antibiotik di Instalasi Gawat Darurat Ruang ICU,NICU/PICU RSUP Fatmawati

Periode Januari-Maret 2010.

11

Page 12: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah bagaimana

profil peresepan antibiotik di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Ruang ICU, NICU/

PICU RSUP Fatmawati periode Januari – Maret 2010?

I.3 Tujuan Penelitian

I.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui profil peresepan antibiotik Instalasi Gawat Darurat (IGD)

ruang ICU, NICU/ PICU RSUP Fatmawati Jakarta periode Januari – Maret 2010.

I.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui jumlah:

1. Pasien yang mendapat antibiotik.

2. Peresepan antibiotik berdasarkan golongan.

3. Peresepan antibiotik dengan nama generik dan nama dagang.

4. Peresepan antibiotik berdasarkan bentuk sediaan

5. Peresepan antibiotik 5 terbanyak berdasarkan zat aktif

I.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Rumah Sakit

Dapat dijadikan pertimbangan dalam program monitoring, evaluasi

penggunaan, perencanaan dan pengadaan antibiotik pada periode selanjutnya di

RSUP Fatmawati Jakarta.

1.4.2 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk mendapatkan pengalaman yang sesungguhnya

tentang pola peresepan antibiotik dan menerapkan ilmu yang diperoleh selama

pendidikan.

12

Page 13: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

1.4.3 Bagi Akademik

Sebagai referensi dalam pembuatan KTI selanjutnya dan sebagai informasi

tentang pola peresepan antibiotik.

13

Page 14: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Antibiotik

Antibiotik adalah senyawa kimia yang khas yang dihasilkan oleh

organisme hidup, termasuk turunan senyawa dan struktur analognya yang dibuat

secara sintetik dan dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam

kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme ( Soekardjo, 2000 ).

2.2. Klasifikasi Antibiotik

Antibiotik diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerja, daya kerja dan

luas aktivitasnya terhadap bakteri, terdiri dari:

1. Berdasarkan mekanisme kerja antibiotik

a. Menghambat metabolisme sel mikroba. Contohnya adalah sulfonamid,

trimetoprim, asam p-aminosalisilat (PAS) dan sulfon.

b. Menghambat sintesis dinding sel mikroba. Contohnya adalah penisilin,

sefalosporin, basitrasin, vankomisin dan sikloserin.

c. Mengganggu keutuhan membran sel mikroba. Contohnya adalah

polimiksin.

d. Menghambat sintesis protein sel mikroba. Contohnya adalah golongan

aminoglikosid, linkomisin, tetrasiklin, dan kloramfenikol.

e. Menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba. Contohnya

adalah rifampisin dan golongan kuinolon. (FKUI, 2007)

145

Page 15: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

2. Berdasarkan daya kerja

a. Zat-zat bakterisid, yang pada dosis biasa berkhasiat mematikan kuman.

Obat-obat ini dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu :

a) Zat-zat yang bekerja terhadap fase tumbuh misalnya penisilin,

sefalosporin, polipeptida, rifampisin dan kuinolon-kuinolon.

b) Zat-zat yang bekerja terhadap fase istirahat misalnya aminoglikosid,

nitrofurantoin, INH, kotrimoksazol, dan polipeptida.

b. Zat-zat bakteriostatik, yang pada dosis biasa terutama berkhasiat

menghentikan pertumbuhan dan perbanyakan kuman. Contohnya adalah

kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida dan linkomisin (Tjay & Rahardja,

2007).

3. Berdasarkan luas aktivitas

a) Antibiotik narrow-spectrum (spektrum sempit). Obat-obat ini terutama aktif

terhadap beberapa jenis kuman saja, misalnya Penisilin-G dan Penisilin-V,

eritromisin, klindamisin yang hanya bekerja terhadap kuman gram positif

sedangkan streptomisin, gentamisin, polimiksin-B, dan asam nalidiskat yang

aktif khusus hanya pada kuman gram-negatif.

b) Antibiotik broad-spectrum (spektrum luas) bekerja terhadap lebih banyak

kuman baik gram-positif maupun gram-negatif antara lain sulfonamida,

ampisilin, sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin dan rifampisin (Tjay &

Rahardja, 2007).

2.3. Penggolongan Antibiotik

Penggolongan antibiotik secara umum yaitu :

15

Page 16: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

1. Antibiotik golongan beta laktam

a. Penisilin

Penisilin-G dan turunannya bersifat bakterisid terhadap terutama kuman

gram-positif (khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman gram negatif. Penisilin

termasuk antibiotik spektrum-sempit, begitu pula Penisilin-V dan analognya.

Contohnya benzilpenisilin, metisilin, ampisilin, amoksisilin, tikarsilin (Tjay &

Rahardja, 2007).

b. Sefalosporin

Sefalosporin termasuk antibiotik beta-laktam dengan struktur, khasiat dan

sifatnya banyak mirip penisilin. Spektrum kerjanya luas dan meliputi banyak

kuman gram-positif dan negatif termasuk E. Coli, Klebsiella, dan Proteus.

Contohnya seftriakson dan sefiksim (Tjay & Rahardja, 2007).

c. Carbapenem

Carbapenem merupakan golongan antibiotik betalaktam lain yang struktur

kimianya berbeda dengan penisilin dan sefalosporin. Mekanisme kerja dan

spektrum bakteri mengikat PBP2 dan menghambat sintesis dinding sel kuman.

Berkhasiat bakterisid, obat ini berspektrum sangat luas termasuk kuman Gram

positif dan gram-negatif. Sangat aktif terhadap kokus gram-positif termasuk

stafilokok, streptokok, pneumokok dan E.faecalis. Contohnya imepenem dan

meropenem.

2. Antibiotik golongan Aminoglikosida

Spektrum kerjanya luas dan meliputi terutama banyak bacilli gram-

negatif. Obat ini juga aktif terhadap gonococci dan sejumlah kuman gram-positif.

Aktifitasnya adalah bakterisid, berdasarkan dayanya untuk menembus dinding

16

Page 17: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Contohnya streptomisin,

kanamisin, gentamisin, neomisin dan framisetin (Tjay & Rahardja, 2007).

3. Antibiotik golongan Tetrasiklin

Khasiatnya bersifat bakteriostatis, hanya melalui injeksi intravena dapat

dicapai kadar plasma yang bakterisid lemah. Mekanisme kerjanya berdasarkan

diganggunya sintesa protein kuman. Spektrum antibakterinya luas dan meliputi

banyak cocci gram positif dan gram negatif serta kebanyakan bacilli kecuali

Pseudomonas dan Proteus. Contohnya tetrasiklin, oksitetrasiklin, dan doksisiklin

(Tjay & Rahardja, 2007).

4. Antibiotik golongan Makrolida

Bekerja bakteriostatis terhadap terutama bakteri gram-positif dan

spektrum kerjanya mirip Penisilin-G. Mekanisme kerjanya melalui pengikatan

reversibel pada ribosom kuman, sehingga sintesa proteinnya dirintangi. Bila

digunakan terlalu lama atau sering dapat menyebabkan resistensi. Contohnya

eritromisin, roksitromisin dan azitromisin (Tjay & Rahardja, 2007).

5. Antibiotik golongan Linkomisin

Khasiatnya bakteriostatis dengan spektrum kerja lebih sempit daripada

makrolida, terutama terhadap kuman gram positif dan anaerob. Berhubung efek

sampingnya hebat kini digunakan bila terdapat resistensi terhadap anti mikroba

lain. Contohnya linkomisin (Tjay & Rahardja, 2007).

6. Antibiotik golongan Kuinolon

Senyawa-senyawa kuinolon berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan

kuman, berdasarkan inhibisi terhadap enzim DNA-gyrase kuman, sehingga

sintesis DNAnya dihindarkan. Golongan ini hanya dapat digunakan pada infeksi

17

Page 18: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

saluran kemih (ISK) tanpa komplikasi, sedangkan fluorkuinolon lebih luas

kawasan indikasinya berkat kadarnya dalam darah mencapai nilai lebih tinggi.

Contohnya siprofloksasin dan levofloksasin (Tjay & Rahardja, 2007).

8. Antibiotik golongan Kloramfenikol

Kloramfenikol mempunyai spektrum luas. Berkhasiat bakteriostatis

terhadap hampir semua kuman gram positif dan sejumlah kuman gram negatif.

Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman.

Contohnya kloramfenikol (Tjay & Rahardja, 2007).

9. Golongan lain

a. Vankomisin

Berkhasiat bakterisid terhadap bakteri gram-negatif dan gram-positif aerob

dan anaerob termasuk stafilokok yang resisten terhadap metisilin (MRSA). Obat

ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk penisilin atau sefalosporin.

Contohnya vancomycin.(Tjay & Rahardja, 2007)

b. Metronidazol

Berkhasiat kuat teradap semua bentuk Entamoeba, juga terhadap protozoa

patogen anaerob lainnya seperti Trichomonas dan Giardia. Obat ini juga aktif

terhadap semua cocci dan basil anaerob gram-positif dan gram-negatif, tetapi

tidak aktif terhadap kuman aerob. Berkhasiat amebisid jaringan kuat dan

amebisid jaringan lemah. Contohnya metronidazol. (Tjay & Rahrdja, 2007)

2.4 Efek Samping Antibiotik

Penggunaan antibiotik yang sembarangan dan tidak tepat dosis, dapat

menggagalkan terapi pengobatan yang sedang dilakukan. Selain itu dapat

menimbulkan bahaya seperti resistensi, sensitasi, dan suprainfeksi.

18

Page 19: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

a. Resistensi, yaitu suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh

antibiotik yang merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup.

Hal ini dapat terjadi apabila antibiotik digunakan dengan dosis yang terlalu

rendah atau masa terapi kurang lama.

b. Sensitasi, yaitu suatu keadaan dimana obat yang digunakan menimbulkan

kepekaan berlebihan, menyebabkan pemakai menjadi hipersensitif terhadap

obat tersebut dan dapat menyebabkan reaksi alergi.

c. Suprainfeksi, yaitu infeksi sekunder yang timbul ketika pengobatan terhadap

infeksi primer sedang berlangsung dimana jenis dan infeksi yang timbul

berbeda dengan infeksi primer (Tjay & Rahardja, 2007).

2.5 Sediaan Antibiotik di Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat di RSUP

Fatmawati

Sediaan farmasi sangat jarang digunakan dalam bentuk bahan aktif murni,

tetapi hampir selalu diberikan dalam suatu formula tertentu dengan mengunakan

berbagai bahan tambahan atau eksipien dan dengan teknologi manufacturing yang

tepat sehingga dihasilkan suatu sediaan farmasi yang berkualitas. (Ansel, 1989)

1. Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang

keras atau lunak yang dapat larut (Anonim, 1995).

2. Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa

bahan pengisi (Anonim, 1995).

3. Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang

harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang

disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit

atau selaput lendir (Syamsuni, 2006).

19

Page 20: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

4. Krim adalah bentuk sediaan setengan padat mengandung satu atau lebih ba-

han obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Anonim,

1995).

2.6 Kebijakan Pemerintah Tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik

Ketersediaan obat generik dalam jumlah dan jenis yang cukup, terjangkau

oleh masyarakat serta terjamin mutu dan keamanannya, perlu digerakkan dan

didorong penggunaannya di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah agar

penggunaan obat generik dapat berjalan efektif dengan menetapkan kewajiban

menuliskan resep dan/atau menggunakan Obat Generik di fasilitas pelayanan

kesehatan pemerintah dengan peraturan Menteri Kesehatan (Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MenKes/068/1/2010).

2.7 Definisi Operasional

1. Profil peresepan adalah gambaran atau ringkasan mengenai fakta dalam

proses peresepan ( surat perintah dari dokter spesialis kepada apoteker untuk

menyerahkan sejumlah obat kepada pasien ).

2. Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mematikan atau menghambat

pertumbuhan kuman kepada pasien yang dirawat di ruang ICU,NICU/PICU.

3. Depo farmasi Instalasi Gawat Darurat adalah depo farmasi yang melayani

pasien yang mengalami perawatan intensif di RSUP Fatmawati.

4. Ruang ICU, NICU,PICU adalah unit pelayanan intensif yang memberikan

penanganan dan perawatan terhadap kasus-kasus dengan sakit kritis yang

memerlukan pemantauan, tindakan dan terapi yang intensif pada pasien

dewasa, balita/ anak.

20

Page 21: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

BAB III

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENGAMBILAN DATA

3.1 Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati

Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati (RSUP) Fatmawati terletak di

wilayah Jakarta Selatan Kecamatan Cilandak dengan luas bangunan 57.457.5000

m2 dan luas tanah 13 hektar. RSUP Fatmawati merupakan rumah sakit tipe B yang

berfungsi sebagai pusat rujukan bagi daerah Jakarta Selatan dan berfungsi sebagai

rumah sakit pendidikan.

3.2 ICU (Intensive Care Unit)

Suatu unit pelayanan intensif yang memberikan penanganan dan

perawatan terhadap kasus-kasus dengan sakit kritis yang memerlukan

pemantauan, tindakan dan terapi yang intensif dengan tujuan menekan angka

kematian (mortalitas) dan angka kecacatan (morbiditas). Lokasi nya terletak di

Gedung Instalasi Rawat Darurat Lantai 2 yang terdiri dari ruang perawatan

medical dan 2 kamar isolasi dengan kapasitas 8 tempat tidur, ruang perawatan

surgical dengan kapasitas 4 tempat tidur.

3.3 NICU (Neonatal Intensive Care Unit) / PICU (Pediatric Intensive Care

Unit)

Suatu unit pelayanan intensif yang memberikan penanganan dan

perawatan terhadap kasus-kasus dengan sakit kritis yang memerlukan

pemantauan, tindakan dan terapi yang intensif pada balita dan anak.. Lokasi nya

2112

Page 22: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

terletak di Gedung Instalasi Rawat Darurat lantai 2. Fasilitas : ruang perawatan

dengan kapasitas masing-masing 2 (dua) tempat tidur..

3.4 Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat

Depo farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan bagian dari

Instalasi Farmasi yang bertugas melayani pasien dari ruang perawatan Intensive

Care Unit (ICU), Neonatal Intensive Care Unit (NICU) / Pediatric Intensive Care

Unit (PICU) baik pasien umum, pasien jaminan kantor, dan pasien asuransi,

pasien Askes dan pasien Gakin. Depo ini terdiri dari tenaga kerja berjumlah 15

orang terdiri dari 9 orang asisten apoteker, 5 juru resep dan 1 orang Apoteker.

Depo ini bekerja 24 jam setiap harinya.

Alur penerimaan resep di Depo IGD terdiri dari dua macam yaitu rawat

inap dan rawat jalan. Alur penerimaan resep rawat inap : keluarga, teman/ kerabat

pasien datang membawa resep unit dose kepada Asisten Apoteker penanggung

jawab ruangan lalu diserahkan obat perharinya kepada perawat ruangan.

Pemakaian obat akan dirinci setiap lima hari. Jika pasien sudah boleh pulang

maka pasien harus membayar pemakain obat di kasir. Sisa pemakain obat yang

tidak digunakan pada pasien pulang di retur atau di kembalikan oleh perawat ke

Asisten Apoteker untuk digunakan kembali.

Alur penerimaan resep rawat jalan: pasien datang membawa resep ke

bagian perincian. Lalu setelah obat dirinci pasien membayar ke kasir kemudian

pasien diberi nomor antrian, resep masuk ke bagian etiket, ditempelkan label obat

sesuai dengan sifat obat. Bila ada obat racikan, obat diracik kemudian obat

dimasukan ke dalam kemasan, obat diserahkan ke bagian penyerahan yang

sebelumnya telah dilakukan pengecekan terlebih dahulu. Obat diserahkan kepada

22

Page 23: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

pasien oleh asisten apoteker berdasarkan nomor urut antrian beserta penjelasan

cara pemakaian dan penggunaan obat.

Depo Farmasi IGD juga membuat laporan seperti laporan daftar

pelunasan, laporan analisa penjualan, laporan rekapitulasi, setoran harian, laporan

penggunaan obat generik dan non generik dan laporan penggunaan Narkotik.

23

Page 24: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

KTI ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan

pengambilan data primer yang berasal dari lembar resep pada Depo Farmasi

Instalasi Gawat Darurat Ruang ICU, NICU/PICU RSUP Fatmawati periode

Januari – Maret 2010

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Tempat dan Penelitian

Penelitian dilakukan di Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat ruang ICU,

NICU/PICU RSUP Fatmawati.

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama hari kerja dimulai Mei-Juni 2010

dengan mengambil data resep di Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat ruang

ICU, NICU/PICU RSUP Fatmawati periode Januari – Maret 2010.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi Penelitian

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh lembar resep

yang dilayani di Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat RSUP Fatmawati Periode

Januari - Maret 2010.

2415

Page 25: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

4.3.2 Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah resep yang

mengandung antibiotik di Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat Ruang ICU,

NICU/PICU RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010.

4.4 Cara Pengumpulan Data

1. Mengumpulkan data primer yang berasal dari lembar resep di Depo Insta-

lasi Gawat Darurat RSUP Fatmawati ruang ICU, NICU/PICU periode Jan-

uari - Maret 2010.

2. Mencatat jumlah pasien yang mendapatkan antibiotik.

3. Mencatat antibiotik yang digunakan pada pasien kemudian mengelom-

pokan berdasarkan golongan.

4. Mencatat antibiotik yang digunakan pada pasien kemudian mengelom-

pokan berdasarkan nama generik dan nama dagang.

5. Mencatat antibiotik berdasarkan bentuk sediaan yang diresepkan kepada

pasien.

6. Mencatat antibiotik yang di gunakan pasien kemudian mengelompokkan

peresepan 5 tebanyak berdasarkan zat aktif.

4.5 Cara Pengolahan dan Analisa Data

Untuk mengetahui peresepan antibiotik di Instalasi Gawat Darurat ruang

ICU, NICU/PICU RSUP Fatmawati periode Januari – Maret 2010 ,maka langkah–

langkah yang dilakukan adalah :

1. Menghitung jumlah pasien yang menggunakan antibiotik di ruang

ICU,NICU/PICU periode Januari-Maret 2010

25

Page 26: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

2. Mengamati dan mambahas jumlah peresepan antibiotik berdasarkan go-

longan obat.

3. Mengamati dan mambahas jumlah peresepan antibiotik berdasarkan nama

generik dan nama dagang.

4. Mengamati dan membahas bentuk sediaan antibiotik yang banyak diresep-

kan.

5. Mengamati dan membahas 5 antibiotik yang terbanyak diresepkan

berdasarkan zat aktifnya.

6. Membuat tabel dari data yang diperoleh.

7. Menyimpulkan data.

26

Page 27: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

BAB V

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

5.1 HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan yang penulis lakukan sejak Mei - Juni tentang

peresepan antibiotik di Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat Ruang ICU,

NICU/PICU RSUP Fatmawati periode Januari – Maret 2010, adalah sebagai

berikut :

Tabel 5.1 Pasien yang Mendapatkan Antibiotik di Ruang ICU, NICU/ PICU

RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010

No Resep

ICU NICU PICUJumla

h %Jumla

h %Jumlah

%(orang) (orang) (orang)

1Mendapatkan

169 93.89 6 66.67 22 75.86Antibiotik

2Tidak mendapatkan 11 6.11 3 33.33 7 24.14Antibiotik

Total 180 100 9 100 29 100Keterangan : % = Persentase

Tabel 5.1 menjelaskan bahwa jumlah pasien yang mendapatkan antibiotik

di ruang ICU adalah sebanyak 169 orang atau 93,89% dan jumlah pasien yang

tidak mendapatkan antibiotik sebanyak 11 orang atau 6,11%, di ruang NICU

sebanyak 6 orang atau 66,67% dan jumlah pasien yang tidak mendapatkan

antibiotik sebanyak 3 orang atau 33,33% sedangkan di ruang PICU sebanyak 22

orang atau 75,86% dan jumlah pasien yang tidak mendapatkan antibiotik

sebanyak 7 orang atau 24,14%.

27

18

Page 28: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

Tabel 5.2

Peresepan Antibiotik Berdasarkan Golongan di Ruang ICU, NICU/ PICU RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010

NoGolongan Antibiotik

ICU NICU PICUJumlah

%Jumlah

%Jumlah

%(R/) (R/) (R/)

1 Beta-Laktam a.Penisilin

             20 5.25 2 14.29 4 9.76  b.Sefalosporin 191 50.13 5 35.71 18 43.90  c.Carbapenem 23 6.04 - - 2 4.88

2 Aminoglikosida 9 2.36 4 28.57 4 9.763 Kuinolon 54 14.17 - - 1 2.444 Makrolid 3 0.79 - - - -5 Kloramfenikol 2 0.52 - - 6 14.636 Golongan lain 79 20.73 3 21.43 6 14.63

Total 381 100 14 100 41 100Keterangan : R/ = peresepan, %= persentase

Tabel 5.2 menjelaskan bahwa antibiotik yang paling banyak diresepkan di

Ruang ICU, NICU/PICU adalah Sefalosporin dengan jumlah masing-msing di

ruang ICU sebanyak 191 resep atau 50,13 %, di ruag NICU sebanyak 5 resep atau

35,71 % dan PICU sebanyak 18 resep 43,90 % .

Tabel 5.3 Peresepan Antibiotik Berdasarkan Nama Generik dan Nama Dagang

di Ruang ICU, NICU/ PICU RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010

NoJenis

Antibiotik

ICU NICU PICUJumlah

%Jumlah

%Jumlah

%(R/) (R/) (R/)

1 Generik 186 48.79 7 50 27 65.852 Nama Dagang 195 51.11 7 50 14 34.15

Total 381 100 14 100 41 100Keterangan : R/ = peresepan, %= persentase

Tabel 5.3 menjelaskan bahwa antibiotik yang terbanyak diresepkan di

Ruang ICU adalah antibiotik dengan nama dagang sebanyak 195 resep atau

28

Page 29: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

51,11%, di ruang NICU peresepan antibiotik dengan nama generik dan nama

dagang sama sebanyak 7 resep atau 50%, sedangkan di ruang PICU antibiotik

yang terbanyak diresepkan adalah antibiotik dengan nama generik sebanyak 27

resep atau 65,85%.

Tabel 5.4 Peresepan Antibiotik Berdasarkan Bentuk Sediaan

di Ruang ICU, NICU/ PICU RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010

No Bentuk SediaanICU NICU PICU

Jumlah%

Jumlah%

Jumlah%

(R/) (R/) (R/)1 Injeksi 376 98.69 13 92.86 41 1002 Tablet 3 0.79 - - - -3 Kapsul 2 0.52 - - - -4 Krim - - 1 7.14 - -

Total 381 100 14 100 41 100Keterangan : R/ = peresepan, %= persentase

Tabel 5.4 menjelaskan bahwa bentuk sediaan antibiotik yang terbanyak

diresepkan di ruang ICU, NICU/PICU adalah injeksi dengan jumlah masing-

masing di ruang ICU sebanyak 376 resep atau 98,69%, di ruang NICU sebanyak

13 resep atau 92,86% dan di ruang PICU sebanyak 41 resep atau 100% .

Tabel 5.5 Peresepan Antibiotik Terbanyak Berdasarkan Zat Aktif di Ruang ICU

RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010

No Zat AktifJumlah Peresepan Antibiotik

di Ruang ICU (R/)Jan Feb Maret Jumlah %

1 Ceftriaxone 45 43 62 150 39.372 Metronidazole 12 17 23 52 13.653 Levofloxacin 9 9 12 30 7.874 Ciprofloxacin 10 7 8 25 6.565 Fosfomycin 10 4 11 25 6.56

Keterangan : R/ = peresepan; %= persentase

29

Page 30: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

Tabel 5.5 menjelaskan bahwa peresepan antibiotik terbanyak berdasarkan

zat aktif di ruang ICUadalah Ceftriaxone sebanyak 150 resep atau 39,37%.

Tabel 5.6Peresepan Antibiotik Terbanyak Berdasarkan Zat Aktif di Ruang NICU

RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010

No Zat AktifJumlah Peresepan Antibiotik

di Ruang NICU (R/)Jan Feb Maret Jumlah %

1 Cefotaxim Na 1 1 1 3 21.432 Amikasin sulfat - 1 1 2 14.283 Gentamycin sulfat - - 2 2 14.284 Ampicilin + sulbactam 1 - 1 2 14.285 Ceftriaxone 1 - - 1 7.14

Keterangan : R/ = peresepan, %= Persentase

Tabel 5.6 menjelaskan bahwa peresepan antibiotik terbanyak berdasarkan

zat aktif di ruang NICU adalah Cefotaxim Na sebanyak 3 resep atau 21,43%

. Tabel 5.7

Peresepan Antibiotik Terbanyak Berdasarkan Zat Aktif di Ruang PICU RSUP Fatmawati Periode Januari – Maret 2010

No Zat AktifJumlah Peresepan Antibiotik

di Ruang PICU (R/)Jan Feb Maret Jumlah %

1 Ceftriaxone 3 2 4 9 21.952 Cefotaxim Na 2 5 - 7 17.073 Kloramfenikol 1 4 1 6 14.634 Metronidazol 3 1 - 4 9.765 Meropenem - 3 - 3 7.32

Keterangan : R/ = peresepan, %= persentase

Tabel 5.7 menjelaskan bahwa peresepan antibiotik terbanyak berdasarkan

zat aktif di ruang PICU adalah Ceftriaxone sebanyak 9 resep atau 21,95%

30

Page 31: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

5.2 Pembahasan

Dari data yang diperoleh pada table 5.1, jumlah pasien yang mendapatkan

antibiotik di ruang ICU sebanyak 169 orang atau 93,89% sedangkan jumlah

pasien yang tidak mendapatkan antibiotik sebanyak 11 orang atau 6,11%, jumlah

pasien yang mendapatkan antibiotik di ruang NICU sebanyak 6 orang atau

66,67% sedangkan yang tidak mendapatkan antibiotik sebanyak 4 orang atau

33.33% dan jumlah pasien yang mendapatkan antibiotik di dan di ruang PICU

sebanyak 22 orang atau 75,86% sedangkan jumlah pasien yang tidak

mendapatkan antibiotik sebanyak 7 orang atau 24.14%, sehingga pasien yang

mendapatkan antibiotik di ruang ICU, NICU/PICU lebih banyak dibandingkan

dengan pasien yang tidak mendapatkan antibiotik. Pasien-pasien yang di rawat di

ICU, NICU/PICU merupakan pasien-pasien dengan keadaan penyakit berat yang

memiliki pertahanan tubuh yang lemah atau tidak sadar, biasanya pasien tersebut

memiliki resiko tinggi terkena infeksi dibandingkan pasien yang dirawat di

ruangan lainnya. Pemberian antibiotik selain untuk mengobati penyakit infeksi

pasien itu sendiri dapat juga di berikan guna mencegah adanya sepsis atau

timbulnya infeksi nosokomial pada pasien yang dirawat di ruang ICU,

NICU/PICU tersebut.

Jumlah data peresepan antibiotik pada tabel 5.2 tidak sama dengan jumlah

data pasien yang di rawat di ruang ICU, NICU/PICU pada tabel 5.1. Jumlah

peresepan di ruang ICU, NICU/PICU sebanyak 381 resep, 14 resep dan 41 resep

sedangkan jumlah pasien yang dirawat di ruang ICU, NICU/PICU sebanyak 180

orang, 9 orang dan 29 orang sehingga jumlah pesepan antibiotik lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah pasien yang di rawat di ruangan di ruang ICU,

31

Page 32: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

NICU/PICU. Hal ini disebabkan pasien yang di rawat tidak hanya mendapatkan 1

jenis antibiotik tetapi lebih dari 1 jenis antibiotik tergantung pada tingkat

keparahan atau jenis penyakit yang di derita oleh pasien itu sendiri.

Pada tabel 5.2 diperoleh penggunaan antibiotik berdasarkan golongan

yang paling banyak digunakan di ruang ICU, NICU dan PICU periode Januari –

Maret 2010 adalah antibiotik golongan Sefalosporin dengan jumlah masing-msing

di ruang ICU sebanyak 191 resep atau 50,13 %, di ruag NICU sebanyak 5 resep

atau 35,71 % dan PICU sebanyak 18 resep 43,90 %. Sefalosporin merupakan

golongan antibiotik yang mekanisme kerjanya lebih luas dan meliputi banyak

kuman gram-positif dan negatif. Efek sampingnya juga lebih ringan

dibandingkan antibiotik lainnya yaitu kurangnya reaksi alergi yang jarang terjadi

(Tjay & Rahardja, 2007).

Dari hasil pengamatan tersebut menunjukkan peresepan antibiotik

terendah di ruang ICU adalah golongan Kloramfenikol yaitu sebanyak 2 resep

atau 0,52%. Penggunaan antibiotik golongan ini lebih banyak digunakan per oral,

namun sudah jarang digunakan karena memiliki efek resiko anemia aplastis yang

fatal dan hanya digunakan pada beberapa jenis infeksi misalnya infeksi tifus

(Salmonella typi), oleh karena itu peresepan antibiotik ini jarang diberikan pada

pasien di ruangan tersbeut. Sedangkan di ruang NICU peresepan antibiotik

terendah adalah golongan Penisilin yaitu sebanyak 2 resep atau 14,26%. Penisillin

merupakan antibiotik spektrum sempit yang bersifat bakterisid terhadap kuman

gram-positif (khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman gram-negatif.

Golongan ini sudah jarang digunakan karena masalah resistensi dan reaksi alergi.

Peresepan antibiotik terendah di ruang PICU adalah antibiotik golongan kuinolon

32

Page 33: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

sebanyak 1 resep atau 2.44%. Golongan antibiotik ini hanya dapat digunakan pada

infeksi saluran kemih (ISK) yang jarang ditemukan pada pasien anak. Selain itu,

antibiotik golongan ini tidak boleh diberikan pada anak diawah usia 16 tahun

karena dapat menyebabkan penyimpangan pada tulang rawan (Tjay & Rahardja,

2007).

Pada table 5.3 diperoleh jumlah peresepan antibiotik terbanyak

berdasarkan nama dagang dan nama generik di ruang ICU adalah antibiotik

dengan nama dagang sebanyak 194 resep atau sebesar 52,26%. Tingginya jumlah

peresepan antibiotik dengan nama dagang dapat disebabkan adanya kepercayaan

para dokter untuk menggunakan antibiotik dengan nama dagang yang dirasakan

lebih efektif dibandingkan dengan antibiotik dengan nama generik. Oleh karena

itu, peresepan antibiotik dengan nama dagang lebih banyak diresepkan

dibandingkan dengan nama generik. Berbeda dengan ruang NICU perespan

antibiotik dengan nama generik dan nama dagang adalah sama sebanyak 7 resep

atau 50%, sedangkan antibiotik yang terbanyak diresepkan di ruang PICU adalah

antibiotik dengan nama generik sebanyak 27 resep atau 65,85%. Hal ini

menujukkan bahwa jumlah peresepan obat generik masih merupakan pilihan

pertama. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor HK.02.02/MenKes/068/1/2010 tentang kewajiban menggunakan obat

generik di pelayanan kesehatan pemerintah.

Pada table 5.4 diperoleh jumlah peresepan antibiotik berdasarkan bentuk

sediaan yang terbanyak di ruang ICU, NICU/PICU adalah bentuk sediaan injeksi

dengan jumlah masing-masing di ruang ICU sebanyak 376 resep atau 98,69%, di

ruang NICU sebanyak 13 resep atau 92,86% dan di ruang PICU sebanyak 41

33

Page 34: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

resep atau 100%. Hal ini disebabkan karena pasien-pasien ICU,NICU/PICU

merupakan pasien-pasien yang tidak sadar dan lemah sehingga memerlukan

perawatan dan penanganan intensif. Pemberian antibiotik dengan injeksi dapat

memberikan efek yang lebih cepat dibandingkan dengan cara lain, karena absorbsi

obat baik sehingga kadar obat dalam darah menjadi optimum untuk dicapai dan

ketepatan yang tidak mungkin didapat dengan cara lain. Cara pemberian injeksi

berguna dalam pengobatan pasien yang tidak mau bekerja sama, kehilangan

kesadaran atau sebaliknya tidak dapat menerima oral atau tidak efektif terhadap

pemberian dengan cara lain (Ansel,1989).

Pada tabel 5.5 jumlah peresepan antibiotik terbanyak berdasarkan zat aktif

di ruang ICU dan PICU adalah Ceftriaxone sebanyak 150 resep atau 39,37% dan

9 resep atau 21.95%. Ceftriaxone merupakan antibiotik golongan Sefalosporin

generasi ketiga dengan sifat anti laktamase dan anti kuman gram-negatif kuat,

kecuali Pseudomonas. (Tjay & Rahrdja, 2007)

Pada tabel 5.6 diperoleh jumlah peresepan antibiotik terbanyak

beradsarkan zat aktif di ruang NICU adalah Cefotaxim Na sebanyak 3 resep atau

21.43%. Cefotaxim merupakan antibiotik golongan Sefalosporin yang juga

mempunyai sifat anti-laktamse kuat dan anti Pseudomonas sedang. Obat ini

efektif untuk pengobatan meningitis oleh kuman gram-negatif. Cefotaxim juga

merupakan antibiotik golongan Sefalosporin yang aman untuk bayi sehingga

banyak digunakan di ruangan tersebut. (Tjay & Rahardja, 2007)

Pada tabel 5.7 diperoleh jumlah peresepan antibiotik terbanyak

berdasarkan zat aktif di ruang PICU adalah Ceftriaxone sebanyak 9 resep atau

21.95%. Ceftriaxone merupakan antibiotik golongan Sefalosporin generasi ketiga

34

Page 35: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

dengan sifat anti laktamase dan anti kuman gram-negatif kuat, kecuali

Pseudomonas. (Tjay & Rahrdja, 2007)

35

Page 36: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Hampir semua pasien yang di rawat di ruang ICU, NICU/PICU menggu-

nakan antibiotik dengan jumlah masing-masing sebanyak 169 orang atau

93,98%, 6 orang atau 66,67% dan 22 orang atau 75,86%

2. Pola kuman yang ada di ruang ICU, NICU/PICU adalah kuman yang sen-

sitif terhadap golongan Sefalosporin dengan jumlah peresepan sebanyak

191 resep atau 49,87%, 5 resep atau 35,71%, dan 18 resep atau 43,90%.

3. Jumlah peresepan antibiotik terbanyak di ruang ICU adalah antibiotik den-

gan nama dagang sebanyak 194 resep atau 52,26% sedangkan peresepan

antibiotik di ruang NICU adalah sama, sebanyak 7 resep atau 50 % dan

peresepan antibiotik terbanyak di ruang PICU adalah antibiotik dengan

nama generik sebanyak 27 resep atau 65.85%

4. Hampir semua pasien yang dirawat di ruang ICU, NICU/PICU menggu-

nakan bentuk sediaan injeksi sebanyak 376 resep atau 98,69%, 13 resep

atau 92,86 resep dan 41 resep atau 100%.

5. Jumlah peresepan antibiotik tebanyak berdasarkan zat aktif di ruang ICU

dan PICU adalah ceftriaxone sebanyak 150 resep atau 39,37% dan 9 resep

atau 21.95%., sedangkan peresepan antibiotik terbanyak diruang NICU

adalah cefotaxim natrium sebanyak 3 resep atau 21,42%.

6.2 SARAN

36

627

Page 37: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

1. Peresepan antibiotik terbanyak periode Januari-Maret 2010 pada table 5.5,

table 5.6 dan table 5.7 mungkin dapat dijadikan acuan dalam pengadaan

antibiotik.

2. Pemilihan obat generik sebagai pilihan utama harus menjadi prioritas se-

bagaimana Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.02.02/MenKes/068/1/2010 yang mewajibkan fasilitas pelayanan

kesehatan pemerintah menggunakan obat generik sehingga penggunaan

antibiotik dapat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat terutama

masyarakat menengah kebawah.

DAFTAR PUSTAKA

37

Page 38: PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUANG ICU, NICU/PICU RSUP FATMAWATI PERIODE JANUARI-MARET 2010

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta.

______, 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima, FKUI, Jakarta.

______, 2007, Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 42, Ikatan Sarjana

Farmasi Indonesia, Jakarta.

Ansel, Howard C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat.

Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Hadi,2005, Studi Penggunaan Antibiotika Pada Penderita Rawat Inap

Pneumonia: Penelitian di Sub Departemen Anak Rumkital Dr. Ramelan

Surabaya, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

Mutschler, Ernst, 1999, Dinamika Obat,. Edisi kelima, ITB, Bandung

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

Hk.02.02/Menkes/068/I/2010. Kewajiban Menggunakan Obat Generik Dl

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah.

Soekardjo, Bambang, dkk, 2000, Kimia Medisinal,. Edisi kedua, Universitas

Airlangga, Surabaya.

Syamsuni, 2006, Ilmu Resep.Penenrbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Tjay, T. H. dan Kirana, R., 2007, Obat – Obat Penting, Elex Media Komputindo,

Jakarta.

Widodo., D, Kebijakan Penggunaan Antibiotik Bertujuan Meningkatkan Kualitas

Pelayanan Pasien dan Mencegah Peningkatan Resistensi Kuman, Cermin

Dunia Kedokteran. Februari 2010.

38