Profil Keuangan 2010 - adb.org · modal domestik maupun internasional. Surat utang yang dikeluarkan...

42
PROFIL KEUANGAN 2010

Transcript of Profil Keuangan 2010 - adb.org · modal domestik maupun internasional. Surat utang yang dikeluarkan...

PROFILKEUANGAN

2010

PROFILKEUANGAN

2010

ii

Daftar Isi

Profil Keuangan ADB 2010 1

ADB di Wilayah Asia dan Pasifik 2

Operasi ADB 4

Hasil Kegiatan dan Hal-hal Penting 2009 6

Fundamental Kredit 7

Kegiatan Pinjaman 16

Produk Keuangan 22

Dana Khusus 26

Anggota ADB 33

Direktori 34

ADB Online 37

Singkatan dan Akronim 38

© 2010 Bank Pembangunan Asia

Segala upaya telah dilakukan guna menjamin akurasi data yang digunakan dalam publikasi ini. Perbedaan data dalam publikasi Bank Pembangunan Asia (ADB) seringkali disebabkan oleh waktu penerbitan yang berbeda, walaupun mungkin juga disebabkan oleh perbedaan sumber dan interpretasi data. ADB tidak bertanggungjawab atas akibat yang dapat terjadi karena penggunaan data-data tersebut.

Dengan menunjuk atau mengacu pada suatu wilayah geografis tertentu, atau dengan menggunakan istilah “negara” dalam dokumen ini, ADB tidak bermaksud memberikan pandangan tertentu terhadap status hukum atau lainnya dari wilayah tersebut.

Dalam tulisan ini, $ mengacu pada dolar AS.

April 2010

Dokumen ini telah diterjemahkan dari Bahasa Inggris untuk menjangkau pengguna yang lebih luas. Meskipun ADB telah berusaha untuk memastikan ketepatan dari penerjemahan, namun, bahasa resmi Asian Development Bank (ADB) adalah Bahasa Inggris dan hanya dokumen asli yang ditulis dalam Bahasa Inggris yang merupakan teks yang otentik (resmi dan otoritatif). Segala sitiran harus mengacu ke dokumen aslinya dalam Bahasa Inggris.

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

1

Profil Keuangan ADB tahun 2010

Bank Pembangunan Asia (ADB) adalah bank pembangunan multilateral yang didukung dengan modal kuat yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di wilayah Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan dan ramah lingkungan serta integrasi regional.

Bank Pembangunan Asia (ADB) didirikan pada tahun 1966 sesuai dengan Perjanjian Pendirian Bank Pembangunan Asia (Piagam), yang mengikat negara-negara anggota sebagai pemegang sahamnya. Sampai 31 Desember 2009, ADB mempunyai 67 anggota, 48 di antaranya berasal dari wilayah Asia dan Pasifik. Duapuluh tiga anggota ADB juga merupakan anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

ADB bermarkas di Manila, Filipina dan mempunyai kantor perwakilan di seluruh dunia termasuk Amerika Utara (Washington, DC), Eropa (Frankfurt), dan Jepang (Tokyo).

Sampai 31 Desember 2009, staf ADB berjumlah 2.602 orang dari 58 negara anggota, yang berjumlah 67.

Prof

il K

euan

gan

201

0

2

ADB di Wilayah Asia dan Pasifik

Visi ADB adalah “wilayah Asia dan Pasifik yang bebas dari kemiskinan.”

Misi ADB adalah membantu negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kondisi serta kualitas kehidupan mereka

ADB bertekad memberikan sumbangan yang berarti terhadap visi tersebut dengan memfokuskan diri untuk memberikan bantuan dalam tiga agenda strategis: pertumbuhan inklusif, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dan integrasi regional.

Sejalan dengan kerangka strategis jangka panjang ADB yang diadopsi pada tahun 2008, ADB menentukan peran dan arah strategisnya sebagai pedoman bagi kegiatannya sampai tahun 2020, dan meningkatkan relevansi serta efektifitasnya dalam membantu negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya.

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

3

Tabel 1: Sekilas ADB sampai 31 Desember ($ juta)

2009 2008 2007 2006

Persetujan Pinjaman OCR

Pinjaman Dengan Jaminan Pemerintah 10.577 6.839 6.972 5.542

Pinjaman Sektor Publik Tanpa Jaminan Pemerintah 134 300 10 75

Pinjaman Sektor Swasta Tanpa Jaminan Pemerintah 309 1.222 640 375

Pencairan Pinjaman OCR

Pinjaman Dengan Jaminan Pemerintah 7.449 5.878 4.743 4.061

Pinjaman Sektor Publik Tanpa Jaminan Pemerintah – 54 30 1

Pinjaman Sektor Swasta Tanpa Jaminan Pemerintah 449 540 461 358

Hibah 1.113 809 673 530

Penjaminan 397 – 251 125

Program Fasilitas Pendanaan Perdagangan 850 – – –

Penyertaan Modal 220 123 80 231

Hibah Bantuan Teknis 267 273 251 240

Pembiayaan Bersama

Kegiatan Pinjaman Dengan Jaminan Pemerintah 2.768 665 121 565

Kegiatan Pinjaman Tanpa Jaminan Pemerintah 396 425 200 405

Modal Dasar 166.179 54.890 55.978 53.169

Modal Disetor

Modal Siap Panggil 56.641 51.029 52.041 49.429

Modal Disetor 4.110 3.861 3.937 3.740

Pendapatan Ditahan 11.500 11.492 10.413 9.490

Pinjaman Tahunan 10.359 9.372 8.854 5.576

Total Pinjaman (sebelum swap) 42.123 35.672 31.569 27.601

Pendapatan Operasional pra-ASC 815/825a 420b 700b 711 706

– = nil. a ASC 825 berlaku hanya untuk 2008–2009.b Mulai September 2009, pendapatan pra-ASC 815/825 didefinisikan sebagai pendapatan operasional.

Jumlah total belum tentu tepat karena pembulatan.

Sumber: Laporan Tahunan Bank Pembangunan Asia berjudul “The Record,” kecuali mengenai Pendapatan Ditahan dan Pendapatan Operasional Pra-ASC 815/825.

Prof

il K

euan

gan

201

0

4

Operasi ADB

Untuk mencapai misinya, ADB mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya melalui berbagai kegiatan dan inisiatif.

ADB membiayai proyek-proyek pinjaman di wilayah negara-negara berkembang yang menjadi aggotanya. ADB juga menyediakan bantuan teknis, hibah, penjaminan dan penyertaan modal.

ADB juga memfasilitasi dialog-dialog kebijakan, menyediakan layanan konsultasi, dan memobilisasi sumber-sumber keuangan melalui kegiatan pembiayaan bersama yang berasal dari sumber-sumber pemerintah, komersial dan kredit ekspor. Hal ini memaksimalkan dampak bantuan yang diberikan. Kegiatan dibiayai dari sumber dana komersial (OCR) dan Dana-dana Khusus (Special Funds).

Piagam ADB mensyaratkan agar OCR dan Dana-dana Khusus selalu disimpan dan digunakan secara terpisah satu sama lain.

Sumber Dana Komersial

Kegiatan ADB yang didanai OCR sangat beragam, meliputi sumber daya alam dan pertanian; pendidikan; energi; keuangan; perlindungan kesehatan dan sosial; industri dan perdagangan; pengelolaan sektor publik; transportasi dan informasi serta teknologi informasi; multi-sektor; penyediaan air bersih dan layanan serta infrastruktur daerah lainnya. Pinjaman OCR biasanya diberikan kepada negara-negara berkembang anggota ADB yang telah mencapai tingkat pembangunan ekonomi yang lebih tinggi.

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

5

Sejak didirikan sampai 31 Desember 2009, ADB telah menyetujui pinjaman, secara bersih setelah penghentian dan pengurangan pinjaman, sebesar $117.402 juta dalam kegiatan biasanya. Jumlah pinjaman yang belum dibayar dan komitmen pinjaman OCR sampai 31 Desember 2009 berjumlah $64.610 juta.

Sekitar 94,5% dari total komitmen pinjaman OCR ADB merupakan pinjaman dengan jaminan pemerintah, yang ditujukan untuk sektor publik (negara-negara anggota, dengan jaminan dari negara anggota bersangkutan, lembaga pemerintah atau lembaga publik lainnya). Sekitar 5,5% merupakan pinjaman tanpa jaminan pemerintah, yang ditujukan untuk perusahaan dan lembaga keuangan swasta dan lembaga sektor publik tertentu tanpa jaminan pemerintah.

ADB membuat Fasilitas Bantuan Kontra Siklikal (Countercyclical Support Facility ) sebesar $3 milyar pada bulan Juni 2009 untuk menyediakan bantuan tambahan dalam jangka waktu tertentu bagi negara-negara anggota ADB yang terimbas krisis keuangan global. Kewenangan untuk memberikan pinjaman dengan fasilitas ini akan berakhir 31 Desember 2010. ADB sampai 31 Desember 2009 telah menyetujui lima pinjaman dengan jaminan pemerintah sejumlah $2,5 milyar.

Dana OCR Sumber pendanaan bagi pinjaman OCR termasuk dana dari setoran modal, pendapatan ditahan (cadangan) dan hasil dari pinjaman. Untuk membiayai kegiatan pinjaman OCR, ADB meminjam dari pasar modal domestik maupun internasional.

Surat utang yang dikeluarkan ADB mendapatkan peringkat investasi tertinggi dari lembaga-lembaga peringkat internasional.

Tabel 2: Peringkat Investasi Lambaga Peringkat

Moody’s Investors Service Aaa

Standard & Poor’s AAA

Fitch AAA

Prof

il K

euan

gan

201

0

6

Hasil Kegiatan dan Hal-hal Penting 2009 (Angka-angka 2008 dalam tanda kurung)

Kinerja Historis yang Konsisten

ADB telah mencapai kinerja yang konsisten setiap tahun semenjak lembaga ini didirikan dengan tingkat gagal bayar yang sangat rendah. Bahkan dengan suku bunga yang menurun pada tahun 2009, pendapatan operasional ADB pra-ASC 815/825 berjumlah $420 juta ($700 juta).

Pinjaman—OCR: ADB menyetujui pinjaman OCR berjumlah $11.020 juta pada tahun 2009 ($8.705 juta), termasuk $443 juta ($1.780 juta) kepada peminjam non-negara tanpa jaminan pemerintah.

Penyertaan Modal—OCR: ADB menyetujui pinjaman dalam bentuk investasi penyertaan modal sejumlah $220 juta ($123 juta).

Pinjaman: ADB mendapatkan sejumlah $10.359 juta ($9.372 juta) dalam bentuk dana jangka menengah dan panjang serta $340 juta ($2.867 juta) dalam dana jangka pendek.

Utang dan Swap Mata Uang Lokal: Pada tahun 2009, ADB untuk kedua kalinya menerbitkan obligasi CNY 1,0 milyar dalam mata uang Republik Rakyat Cina dan juga menggalang dana melalui swap mata uang untuk memenuhi persyaratan pendanaan dalam mata uang lokal rupee India, rupiah Indonesia dan peso Filipina.

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

7

Fundamental Kredit

Struktur modal ADB memberikan keamanan tertinggi bagi investor berpendapatan tetap

Neraca Keuangan yang Kuat, Didukung oleh Pemegang Saham Negara

Modal yang ditempatkan terdiri dari modal yang disetor dan modal yang siap panggil atau ditarik sewaktu-waktu.

Modal disetor merupakan porsi ekuitas dari modal yang tersedia untuk kegiatan pinjaman OCR ADB. Ini ditambah dengan dengan pendapatan ditahan dan diperkuat oleh hasil dari pinjaman ADB.

Modal yang dapat ditarik sewaktu-waktu tersedia untuk melindungi kreditor ADB—terutama investor dari obligasi ADB dan pemilik penjaminan ADB—untuk mengantisipasi kemungkinan kecil terjadinya gagal bayar dalam skala besar oleh peminjam ADB. ADB belum pernah menarik modal yang dapat ditarik ini.

Pemegang saham ADB terdiri dari 48 negara anggota, baik negara maju maupun berkembang, di wilayah Asia dan Pasifk, serta 19 negara dari luar wilayah tersebut. Setiap pemegang saham mempunyai perwakilan dalam Dewan Gubernur, yang mempunyai kewenangan pengambilan keputusan tertinggi di ADB. Sampai 31 Desember 2009, Jepang dan Amerika Serikat merupakan dua pemegang saham terbesar, yang masing-masing menyumbang 14,2% dari total modal yang ditempatkan dan mempunyai 11,7% hak pemberian suara. Anggota ADB yang juga merupakan anggota OECD menyumbang 58,8% dari total modal yang ditempatkan dan mempunyai 53,9% dari hak suara.

Prof

il K

euan

gan

201

0

8

Kenaikan Setoran Modal Kelima

Pada tanggal 29 April 2009, mayoritas dari 67 negara anggota ADB menyetujui kenaikan setoran modal yang kelima (GCI V), hal ini meningkatkan modal dasar ADB tiga kali lipat dari $55 milyar menjadi $165 milyar. Kenaikan 200% tersebut merupakan kenaikan tertinggi dan pertama sejak ADB menaikkan modal 100% pada tahun 1994. GCI V memberikan keleluasaan kepada ADB untuk melaksanakan Strategi 2020, dan untuk mengejar prioritas-prioritas pembangunan berjangka lebih panjang. Dari jumlah total kenaikan modal tersebut, 4% diantaranya merupakan tambahan saham yang disetor dan 96% lainnya merupakan tambahan saham yang bisa ditarik sewaktu-waktu. Tenggat waktu untuk menyetor adalah 31 Desember 2010. Sampai 31 Desember 2009, ADB telah menerima modal disetor dari empat negara anggota berjumlah $4,2 milyar dan pada tanggal 5 Maret 2010, setoran dari empat negara anggota lainnya berjumlah $12,5 milyar menjadi efektif.

Tabel 3: Kapitalisasi sampai 31 Desember ($ juta)

2009 2008 2007 2006Modal Ditempatkan 60.751 54.890 55.978 53.169Modal Siap Tarik 56.641 51.029 52.041 49.429Modal Disetor 4.110 3.861 3.937 3.740Kurang: Penyesuaian-penyesuaian Lain 292 84 95 87Modal Disetor Bersih 3.818 3.777 3.842 3.653Pendapatan Ditahan 11.500 11.492 10.413 9.490Total 15.318 15.269 14.255 13.143Total Pinjaman Yang Belum Dibayar (setelah swap) 40.709 36.709 30.537 27.116Total Kapitalisasi 56.027 51.978 44.792 40.259

Tabel 4: Pemegang Saham ADB sampai 31 Desember 2009

Anggota OECD % Negara Berkembang Anggota ADB %Jepang 14,2 Pakistan 5,9Amerika Serikat 14,2 Republik Rakyat Cina 5,9Australia 5,3 India 5,8Kanada 4,8 Indonesia 5,0Republik Korea 4,6 Thailand 3,7Jerman 3,9 Bangladesh 2,8Prancis 2,1 Malaysia 2,5Inggris 1,9 Negara-negara lain di kawasan regional 9,6Itali 1,6Selandia Baru 1,4Negara-negara lain diluar kawasan regional 4,8Total 58,8 Total 41,2

OECD = Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan.

Jumlah total belum tentu tepat karena pembulatan.

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

9

Fundamental Kredit

ADB berhasil mempertahankan reputasi tertinggi sebagai peminjam di pasar keuangan karena tata kelola yang baik dan pengelolaan keuangan yang konservatif.

Pengelolaan Keuangan Konservatif

Dua prinsip fundamental yang mendasari kekuatan ADB:

• Pembatasan Pemberian Pinjaman Dalam kebijakan pemberian pinjaman ADB yang disetujui Desember 2008, jumlah total utang dicairkan, penyertaan modal yang disetujui, dan jumlah maksimal yang dapat diminta dari ADB sesuai dengan portofolio penjaminanya tidak boleh melebihi seluruh jumlah modal ditempatkan, cadangan dan surplus ADB.

• Pembatasan Pinjaman Dalam kebijakan pinjaman ADB yang disetujui Desember 2008, jumlah kotor pinjaman ADB yang belum dibayar tidak boleh melebihi jumlah total modal yang dapat ditarik dari negara anggota bukan peminjam, modal disetor dan cadangan (termasuk surplus).

Kebijakan pengelolaan keuangan ADB yang konservatif telah secara konsisten menekan jumah utang dan pinjamannya dibawah batas-batas tadi. Sampai 31 Desember 2009, jumlah total utang yang dicairkan, penyertaan modal yang disetujui dan jumlah maksimal yang dapat diminta dari ADB sesuai dengan portofolio penjaminannya adalah sebanding dengan 59,1% dari batas atas pinjaman yang bisa diberikan sedangkan total pinjaman kotor ADB adalah sebanding dengan 87,7% dari batas atas pinjaman.

Tujuan utama dari strategi investasi ADB adalah untuk memastikan tingkat likuiditas dan modal bisa dipertahankan secara optimal. Untuk tujuan

Prof

il K

euan

gan

201

0

10

tersebut, ADB selalu berusaha mendapatkan hasil maksimal dari investasi-investasinya. Hasilnya, likuiditas ADB selalu dikelola dengan hati-hati dan konservatif. Aset-aset likuid disimpan dalam instrumen utang pemerintah atau lembaga pemerintah, deposito berjangka, dan surat utang bank dan lembaga keuangan yang bereputasi tinggi, serta, dalam batasan tertentu, dalam surat utang perusahaan swasta, surat berharga berbasis pinjaman perumahan dan surat berharga dengan jaminan aset yang mempunyai kualitas kredit tertinggi.

Likuiditas terdiri dari 21 mata uang yang dikelola dalam portofolio dengan tujuan khusus. Tujuan portofolio modal kerja ini (portofolio kas operasional dan portofolio dana untuk berjaga-jaga) adalah untuk mengelola kebutuhan kas dalam jangka pendek ADB dan untuk menahan hasil dari transaksi pinjaman sebelum pencairannya. Portofolio likuiditas ini dibiayai oleh utang dan ditujukan untuk menyediakan fleksibilitas dalam menjalankan program pembiayaan ADB dengan cara meminjam sebelum ada kebutuhan aliran kas, menghindari risiko refinancing akibat dari pemusatan sejumlah besar pinjaman dan melancarkan keberadaan pasar modal. Likuiditas portofolio yang dibiayai secara hati-hati oleh ekuitas memastikan bahwa ADB dapat mencapai kebutuhan minimum kas bersihnya dengan mempertahankan aliran pasokan dana secara terus menerus selama 18 bulan, baik dalam keadaan normal ataupun luar biasa.

Tabel 5: Neraca Akhir Tahun dan Hasil dari Portofolio Likuiditas Neracaa Akhir Tahun

($ juta)Imbal Hasil Tahunan

(%)

2009 2008 2009 2008

Portofolio Likuiditas Pruden 10.063 9.605 3,83 6,43

Portofolio Likuiditas Opsional 1.246 2.622 0,34b 0,44b

Portofolio Kas Operasional 202 298 0,14 2,03

Portofolio Kas untuk Berjaga-jaga 1.953 2.606 0,92 2,59

Portofolio Lain 495 626 4,14 2,83

Total 13.959 15.757a Komposisi dari portofolio tersebut dapat berubah dari tahun ke tahun sebagai bagian dari pengelolaan likuiditas yang sedang

berjalan.b Penyebaran biaya pendanaan sampai 31 Desember.

Jumlah total belum tentu tepat karena pembulatan.

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

11

Fundamental Kredit

Manajemen risiko adalah disiplin utama yang memainkan peran besar dalam semua keputusan kebijakan maupun tindakan eksekutif ADB.

Manajemen Risiko Komprehensif

ADB mempertahankan kebijakan dan prosedur risiko untuk mengukur, memantau dan mengendalikan risiko bagi pengelolaan keseluruhan resiko kredit, pasar, operasional dan likuiditas. ADB menilai kelayakan kredit dari semua transaksi non-negara (tanpa jaminan pemerintah). Secara khusus, ADB menjalankan penilaian risiko dari transaksi-transaksi baru, menyediakan pemantuan independen setelah dimulai, dan jika dibutuhkan mengambil tanggungjawab bagi penyelesaian transaksi bermasalah. ADB juga memantau risiko pasar dan keuangan, seperti kualitas kredit dari pihak lain, risiko suku bunga, dan risiko nilai tukar. Untuk seluruh portofolio, ADB memantau batas dan konsentrasi, menghitung persyaratan cadangan untuk kerugian utang dan menilai kecukupan modal.

Kantor Manajemen Risiko (ORM) bertanggungjawab terhadap keseluruhan pengelolaan resiko kredit, pasar dan operasional ADB. Institusi penting lainnya terkait dengan manajemen risiko ADB termasuk Komite Audit dari Dewan Direksi, yang menerima laporan dari ORM setiap kwartal mengenai perkembangan profil risiko ADB, Komite Risiko, yang memberikan pandangan menyeluruh tingkat tinggi mengenai risiko ADB dan memberikan rekomendasi kebijakan dan tindakan penanganan risiko kepada Presiden ADB, dan Komite Manajemen Aset dan Liabilitas, yang juga menyediakan pandangan tingkat tinggi mengenai aset dan pengelolaan kewajiban dan kegiatan perbendaharaan ADB.

Dalam menjalankan misinya, ADB berhadapan dengan berbagai risiko yang dapat menyebabkan kerugian: (i) risiko kredit, (ii) risiko pasar, (iii) risiko likuiditas, dan (iv) risiko operasional.

Prof

il K

euan

gan

201

0

12

Risiko Kredit—Negara

Resiko kredit negara adalah suatu risiko ketika sebuah negara peminjam dapat gagal membayar kewajiban utang atau jaminannya. ADB mengelola risiko ini melalui pencadangan kerugian utang dan persyaratan kecukupan modal yang konservatif. ADB hanya mengalami sedikit kasus gagal bayar, dan ketika negara gagal membayar, mereka secara umum telah mengembalikan utang mereka secara akrual sehingga ADB tidak pernah dalam posisi untuk menghapuskan utang negara yang dibiayai dari OCR.

ADB mempunyai persediaan untuk mengkompensasi kerugian yang diketahui dan mungkin terjadi dalam transaksi tertentu dan cadangan kerugian utang untuk mengkompensasi rata-rata kerugian yang mungkin diderita ADB dalam periode kegiatan peminjamannya. Jumlah persediaan dan cadangan kerugian utang sesuai dengan perkiraan kerugian ADB.

Risiko Kredit dan Ekuitas—Non-negara

Komite Investasi dan Komite Risiko mengawasi risiko portofolio non-negara. Komite Investasi meninjau semua transaksi non-negara dari sisi kelayakan kreditnya dan diketuai oleh seorang Wakil Presiden untuk operasional. Komite Risiko memonitor risiko keseluruhan portofolio dan masing-masing transaksi yang telah mengalami penurunan dalam hal kelayakan kreditnya. Komite ini juga menyetujui perubahan kebijakan dalam pengelolaan risiko dan menyetujui pencadangan bagi transaksi tertentu yang bermasalah. Direktur Jendral Pelaksana mengetuai Komite Risiko.

ORM banyak terlibat dalam mengelola risiko kredit non-negara. Secara independenkantor ini menilai proyek-proyek baru pada tahap konsep dan kemudian sebelum persetujuan pinjaman. Setelah persetujuan, ORM melihat semua paparan resiko paling tidak setiap tahun. Kantor ini meninjau secara lebih sering paparan resiko yang lebih rentan terhadap gagal bayar atau atau telah mengalami, gagal bayar. Dalam setiap tinjauanya, ORM menilai apakah telah terjadi perubahan profil risiko dari paparan tersebut, kemudian merekomendasikan tindakan untuk mengurangi risiko dan mengkonfirmasi atau menyesuaikan peringkat risiko, dan, untuk investasi ekuitas, meninjau ulang nilainya. Jika dibutuhkan, ORM menilai pencadangan khusus terhadap investasi. Atas rekomendasi ORM, investasi yang dianggap bermasalah dapat dialihkan dari departemen operasional kepada unit pemulihan korporasi (masih dalam ORM) untuk mengelola restrukturasi dan pemulihannya.

Investasi penanaman modal juga dikelola dalam portofolio non-negara. Untuk saham yang diperdagangkan oleh publik, ADB menilai investasinya

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

13

setiap hari. Untuk investasi saham swasta langsung, ADB memperkiraka nilai wajar dari investasinya paling tidak setiap tahun. Untuk dana ekuitas swasta, ADB memvalidasi nilai bersih dari aset dana tersebut paling tidak setiap tahun. Piagam ADB membatasi investasi ekuitas/saham 10% dari seluruh modal disetor bersih, cadangan, dan surplus dikurangi cadangan khusus. Sebagai tambahan, untuk tujuan manajemen risiko, investasi ADB dalam dana ekuitas swasta dibatasi 5% dari jumlah tersebut.

ADB menggunakan pembatasan untuk negara, sektor industri, kelompok korporasi, peminjam, dan transaksi perseorangan untuk mengelola risiko konsentrasi dalam portofolio non-negara.

Risiko Kredit—Portofolio Keuangan

Gagal bayar dan risiko pihak lain dalam perjanjian pinjaman adalah risiko kredit yang mempengaruhi portofolio pendapatan. Risiko gagal bayar adalah risiko di mana penerbit dari suatu kewajiban utang dapat gagal dalam memenuhi pembayaran bunga atau pokok utang. Risiko pihak lain adalah risiko di mana pihak lain dalam transaksi tersebut dapat gagal memenuhi kewajiban kontraknya kepada ADB.

Untuk mengendalikan risiko kredit tersebut, ADB hanya bertransaksi dengan lembaga dengan kondisi keuangan yang kuat dengan peringkat paling tidak dari dua badan peringkat yang bereputasi tinggi. Juga, portofolio ini secara umum diinvestasikan dengan konservatif, dalam aset seperti instrumen pasar uang dan surat-surat berharga pemerintah. Selain itu, ADB telah menetapkan batasan paparan secara berhati-hati untuk investasi korporasinya, hubungan deposito, dan investasi lainnya.

Untuk mengurangi risiko kredit dari pihak lain melalui transaksi derivatif, ADB mempunyai kriteria kelayakan pihak lain yang ketat. Secara umum, ADB hanya akan mengadakan transaksi swap dengan pihak yang memenuhi syarat minimal peringkat kredit pihak lain, dan menjalankan perjanjian yang dikenal dengan International Swaps and Derivatives Association Master Agreement dan tambahan perlindungan kredit. Dalam hal tambahan perlindungan kredit ini, derivatif dalam posisi marked-to-market setiap hari dan hasil paparannya dijamin oleh uang dalam dolar US dan sekuritas US Treasury. ADB juga menetapkan batasan paparan untuk pihak lain dalam masing-masing swap dan memantau batasan-batasan tersebut terhadap potensi paparan. ORM menggunakan jaminan harian sesuai kebutuhan untuk memastikan bahwa para pihak memenuhi kewajiban pernjaminannya.

Prof

il K

euan

gan

201

0

14

Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko kerugian instrumen keuangan dikarenakan perubahan harga pasar. ADB secara prinsip menghadapi tiga bentuk risiko pasar: risiko harga saham/ekuitas (seperti yang disampaikan dalam Risiko Kredit dan Ekuitas—non-negara), suku bunga dan risiko nilai tukar mata uang.

Risiko Pasar—Suku Bunga

Risiko suku bunga dalam portofolio operasi sepenuhnya dijamin melalui hedging (perlindungan risiko) karena dasar dari pembayaran suku bunga peminjam disetarakan dengan pengeluaran pinjaman ADB. Karena itu, peminjam harus melakukan perlindungan terhadap risiko bergeraknya suku bunga di mana margin ADB selalu konstan.

ADB bisa dihadapkan pada risiko suku bunga terutama melalui portofolio keuangan. ADB memantau dan mengelola risiko suku bunga dalam portofolio keuangan dengan menerapkan berbagai metoda kuantitatif. ADB menetapkan semua posisi kepada pasar, dan juga memantau matriks risiko suku bunga, dan menerapkan uji tekanan serta analisa skenario.

ADB menggunakan durasi dan value-at-risk (VaR) suku bunga untuk mengukur risiko suku bunga dalam portofolio keuangan. Durasi adalah perkiraan perubahan persentase dalam nilai portofolio seebagai tanggapan atas perubahan paralel 1% dalam suku bunga. VaR suku bunga adalah pengukuran potensi kerugian dalam tingkat kepercayaan tertentu dalam waktu tertentu dikarenakan perubahan suku bunga. ADB menggunakan 95% tingkat kepercayaan dan rentang waktu satu tahun. Dengan kata lain, ADB akan memperkirakan kerugian paling tidak dalam jumlah tersebut sekali dalam 20 tahun yang disebabkan oleh perubahan suku bunga.

Risiko Pasar—Nilai Tukar Mata Uang

ADB memastikan bahwa kegiatannya mempunyai paparan minimal terhadap risiko nilai tukar. Baik dalam kegiatan maupun portofolio pendapatannya, ADB diharuskan menyetarakan utang dan investasinya dengan mata uang yang sama dalam pendanaannya. Uang yang dipinjam atau dana yang akan diinvestasikan hanya dapat dikonversi ke dalam mata uang lain setelah jumlah tersebut dijamin melalui swap lintas mata uang atau perjanjian penukaran berjangka (forward exchange). Tetapi, karena kegiatannya yang berkaitan dengan berbagai mata uang, ADB

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

15

dihadapkan pada fluktuasi dalam hasil dolar US karena penyesuaian selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan.

Risiko Likuiditas

Risiko ini dapat muncul jika ADB tidak mampu mengumpulkan dana untuk memenuhi komitmen keuangan dan operasionalnya. ADB menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola likuiditas untuk menjaga kekurangan likuiditas apabila akses ADB terhadap pasar modal untuk sementara ditolak. Tingkat likuiditas dan kas dipantau terus menerus dan dilaporkan kepada Dewan Direksi setiap kwartal.

Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau kurang tepatnya proses internal, orang dan sistem, atau oleh kejadian eksternal. ADB dihadapkan pada banyak jenis risiko operasional, yang dimitigasi melalui control internal yang kuat. ADB menerapkan proses yang teliti dalam menyetujui transaksi untuk mengurangi kesalahan dalam fungsi pinjamannya. ADB telah juga memperkuat kelangsungn bisnisnya, dan terutama teknologi informasi, untuk mengurangi akibat dari berbagai gangguan.

Prof

il K

euan

gan

201

0

16

Kegiatan Pinjaman

ADB yang merupakan peminjam triple-A di pasar internasional mengumpulkan dana secara teratur melalui pasar modal domestik dan internasional.

Pengumpulan dana yang efisien sangatlah penting bagi ADB dalam melaksanakan misinya untuk mengurangi kemiskinan di wilayah Asia dan Pasifik.

Program pinjaman tahunan ADB secara hati-hati disusun untuk memenuhi kriteria kegiatan pinjamannya, pengurangan utangnya, dan kebijakan likuiditas dalam konteks lingkungan pasar yang dinamis.

Perkiraan pinjaman ADB dalam tiga tahun kedepan dalam kisaran $15,0 milyar sampai $17,0 milyar per tahun.

Tujuan

Tujuan utama pinjaman ADB adalah untuk memastikan ketersediaan dana jangka panjang dengan biaya yang paling stabil dan semurah mungkin untuk keuntungan para peminjam OCR. Untuk tujuan ini, ADB selalu memperluas sumber-sumber dananya melalui berbagai pasar, instrumen dan jangka waktu jatuh tempo.

Untuk mencapai tujuan pinjaman tersebut, ADB menerapkan strategi

• menerbitkan obligasi acuan yang likuid untuk mempertahankan keberadaannya di pasar obligasi mata uang utama; dan.

• mengumpulkan dana melalui transaksi penempatan modal ke sektor swasta yang bersifat oportunis dan efisien dari segi biaya.

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

17

ADB juga berusaha mengembangkan pasar modal domestik di negara-negara berkembang anggotanya melalui pinjaman mata uang lokal dan aktivitas derivatif.

Tabel 6: Pinjaman sampai 31 Desember ($ juta)

2009 2008 2007 2006

Total Pinjaman

(sebelum swap) 42.123 35.672 31.569 27.601

Pinjaman Jangka Menengah dan Panjang

Penawaran Publik 7.644 4.794 4.023 3.210

Penempatan Modal Swasta 2.715 4.578 4.831 2.187

Jumlah Transaksi

Penawaran Publik 9 11 10 8

Penempatan Modal Swasta 35 102 84 43

Jumlah Mata Uang

(sebelum swap) Penawaran Publik 4 4 8 5

Penempatan Modal Swasta 4 6 9 10

Pinjaman Jangka Pendek 340 2.867 3.139 1.643

Prof

il K

euan

gan

201

0

18

Kegiatan Pinjaman

ADB meminjam dalam berbagai mata uang, instrumen, pasar, dan waktu jatuh tempo, hal ini merefleksikan kebijakannya untuk diversifikasi ragam pinjamannya dan meningkatkan basis investornya.

Intrumen Pembiayaan

Pada tanggal 31 Desember 2009, ADB mempunyai jumlah pinjaman pokok yang belum dibayar sebesar $42.123 juta dan rata-rata jatuh tempo dalam 3,8 tahun.

Pada tahun 2009, ADB mendapatkan sekitar $10.359 juta dalam bentuk pinjaman jangka menengah dan panjang melalui 44 transaksi dibandingkan dengan $9.372 juta pada tahun 2008. Dari jumlah ini, $7.644 juta didapatkan melalui sembilan penawaran publik, termasuk dua penerbitan obligasi global dalam mata uang US global dan penerbitan satu obligasi mata uang lokal. Sejumlah $2.715 juta didapatkan melalui 35 penempatan modal swasta. ADB juga mendapatkan dana jangka pendek sejumlah $340 juta pada tahun 2009, dibandingkan dengan $2.867 juta pada tahun 2008.

Obligasi global ADB diterbitkan menggunakan proses pencarian harga yang menjangkau investor seluas mungkin, baik jenis investor atau wilayah geografis. Obligasi global ADB yang besar dan secara global tersebar luas membantu mempertahankan tingkat likuiditas pasar sekunder yang tinggi dalam setiap penerbitannya.

ADB melaksanakan sebagian besar pinjamannya melalui program Surat Berharga Jangka Menengah Global (GMTN). Fleksibilitas program ini memungkinkan ADB untuk mengumpulkan dana dengan cepat melalui transaksi penempatan modal swasta. Penempatan modal ini dapat diatur strukturnya untuk memenuhi keinginan investor dalam hal jatuh tempo dan

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

19

kupon suku bunga serta dapat ditujukan baik kepada investor pengecer maupun institusional, dengan kupon berpendapatan tetap atau dikaitkan dengan nilai kurs mata uang asing atau suku bunga, dan dapat meliputi call options, caps, floors, dan fitur lain yang diinginkan investor. ADB juga mengadakan program surat berharga jangka menengah di Australia dan Selandia Baru. Jumlah yang dapat dikumpulkan dari program ini per tahunnya tergantung dari penentuan pinjaman global tahunan bagi ADB sebagaimana ditentukan oleh Dewan Direksi.

Untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek, ADB juga mengoperasikan program Surat Berharga Komersial Euro (ECP) senilai $8,0 milyar. Program ECP ini menyediakan pendanaan fleksibel, jangka pendek (7–365 hari) untuk menjembatani kekurangan arus kas apabila terjadi kondisi yang tidak kondusif dalam penerbitan obligasi jangka panjang.

Derivatif

ADB menggunakan derivatif keuangan untuk mengumpulkan mata uang yang dibutuhkan untuk operasional dengan biaya yang efisien, biasanya melakukan swap suku bunga dan mata uang secara simultan dengan penerbitan obligasi. Transaksi-transaksi tersebut sepenuhnya dijamin (hedged) untuk menghilangkan risiko mata uang dan suku bunga. Dampak transaksi tersebut terhadap komposisi mata uang dan struktur suku bunga pinjaman total ADB diperlihatkan dalam Diagram 1 dan 2 dibawah ini.

Komposisi Mata Uang dari Total Pinjaman

(Sebelum Swap)

Komposisi Mata Uang dari total Pinjaman

(Setelah Swap)

Mata Uang Laina

38,2%

Yen Jepang 8,3%

Dolar US 53,5%

Yen Jepang10,6%

Mata Uang Lainb

1,0%

Dolar US 88,4%

a Mata uang lain termasuk dolar Australia, dolar Kanada, yuan, euro, dolar Hong Kong, rupee India, tenge Kazakhstan, ringgit Malaysia, peso Meksiko, dolar New Taiwan, dolar Selandia Baru, peso Filipina, poundsterling, dolar Singapura, rand Afrika Selatan, franc Swiss, baht Thailand, dan lira Turki.

b Mata uang lain termasuk yuan, rupee India, tenge Kazakhstan, peso Filipina, poundsterling, dan franc Swiss.

Diagam 1: Dampak terhadap Komposisi Mata Uang Sampai 31 Desember 2009

Prof

il K

euan

gan

201

0

20

Diagram 2: Dampak terhadap Struktur Suku Bunga Sampai 31 Desember 2009

Struktur Suku Bunga dari Total Pinjaman

(Sebelum Swap)

Struktur Suku Bunga dari Total Pinjaman

(Setelah Swap)

Variabel7,6%

Tetap92,4%

Tetap10,7%

Variabel89,3%

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

21

Kegiatan Pinjaman

ADB berkomitmen untuk mengembangkan pasar modal domestik dalam DMC.

Pinjaman Mata Uang Lokal

ADB terus berusaha mencapai tujuannya untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan pasar obligasi regional dan menyediakan pendanaan mata uang lokal yang sesuai bagi peminjam. Pada tahun 2009, ADB berhasil menerbitkan untuk kedua kalinya obligasi CNY1,0 milyar di Republik Rakyat Cina. Hasil dari penerbitan ini dialokasikan untuk proyek-proyek pinjaman di Republik Rakyat Cina. Selain itu, ADB juga mengumpulkan pendanaan dalam rupee India, rupiah Indonesia, dan peso Filipina melalui swap mata uang dengan biaya yang efektif.

ADB telah mengadakan program Surat Berharga dalam Mata Uang Asia (ACN) dan Surat Berharga Jangka Menengah dalam Ringgit Malaysia (MYRMTN). Jumlah dana yang dapat dikumpulkan melalui program ACN dan MYRMTN ini tergantung kepada penentuan pinjaman global tahunan bagi ADB sebagaimana disetujui oleh Dewan Direksi.

Tabel 7: Rata-Rata Jatuh Tempo dari Pinjaman Baru 2009 2008 2007 2006

Rata-Rata Jatuh Tempo Final 5,2 tahun 4,4 tahun 9,4 tahun 6,7 tahun

Rata-rata Jatuh Tempo First Call (Tarikan Pertama) 3,8 tahun 3,5 tahun 5,2 tahun 5,9 tahun

Prof

il K

euan

gan

201

0

22

Produk Keuangan

Pembiayaan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Yang Berkelanjutan

Pinjaman OCR

Portofolio pinjaman OCR yang belum dibayar mencakup beragam produk utang (Tabel 8). Sejak 1 Juli 2001, sebagian besar utang baru OCR ADB merupakan utang berbasis LIBOR (LIBOR-Based Loan). Bentuk lainnya seperti pool-based multi currency loans atau sumber pinjaman dalam berbagai mata uang, sumber pinjaman dalam satu mata uang, dan utang berbasis pasar tidak digunakan lagi dengan diperkenalkannya LBL.

LBL products give borrowers a high degree of flexibility through

• Produk LBL memberi peminjam fleksibilitas yang lebih tinggi melalui pilihan mata uang dan basi penentuan suku bunga,

• opsi pembayaran, • kemampuan untuk merubah syarat utang kapan saja sepanjang masa

berlakunya utang, • dan opsi untuk membeli cap atau collar.

Denominasi LBL adalah dalam euro, yen atau dolar US dengan suku bunga tetap atau mengambang. Tambahan mata uang untuk pinjaman dapat ditawarkan kepada peminjam dari waktu ke waktu. Pada mulanya, LBL merupakan suku bunga mengambang yang terdiri dari suku bunga dasar (LIBOR) ditambah spread pinjaman. Tetapi, peminjam mempunyai opsi untuk merubah basis penentuan suku bunga setiap saat selama masa berlakunya utang. Diberlakukan margin yang efektif sesuai kontrak sebesar 0,20% untuk semua pinjaman negara yang dinegosiasikan pada atau setelah 1 Oktober 2007 sampai 30 Juni 2010. Pada tanggal 12 April 2010, Dewan Direksi menyetujui margin kontrak efektif sebesar 0,30% untuk semua pinjaman negara yang dinegosiasikan dari 1 Juli 2010 sampai dan termasuk 30 Juni 2011, dan margin kontrak efektif

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

23

0,40% untuk semua pinjaman negara yang dinegosiasikan setelah 1 Juli 2011. Untuk utang non-negara, margin utang ditentukan dengan basis kasus per kasus untuk menutupi paparan risiko ADB terhadap peminjam dan proyek tertentu.

Untuk terus memenuhi kebutuhan keuangan peminjam, ADB memperkenalkan produk pinjaman dalam mata uang lokal (LCL) pada bulan Agustus 2005. Perusahaan sektor swasta dan badan publik tertentu termasuk pemerintah daerah dan perusahaan sektor publik dapat memperoleh keuntungan dari LCL. LCL bertujuan untuk mengurangi kesenjangan (mismatch ) mata uangdi negara-negara berkembang anggota ADB. Dalam LCL, peminjam mempunyai opsi merubah basis suku bunga dari LCL setiap waktu selama berlakunya pinjaman dengan meminta konversi suku bunga dari/ke tetap atau tidak tetap, setelah mendapat persetujuan sesuai dengan peraturan dan tersedianya peluang pasar swap bagi ADB di pasar lokal.

Produk Manajemen Utang

Dewan Direksi pada bulan November 2006 menyetujui diperkenalkannya produk manajemen utang kepada negara anggota dan lembaga-lembaga yang sepenuhnya dijamin oleh negara anggota sehubungan dengan kewajiban mereka kepada pihak ketiga mereka. Dalam menawarkan produk manajemen utang untuk kewajiban pada pihak ketiga, ADB mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara anggotanya dengan membuat anggota atau lembaga yang dijamin tersebut memperbaiki manajemen utangnya, dengan demikian berpotensi mengurangi volatilitas ekonomi, mengurangi biaya utang, meningkatkan

Aktifitas Pembangunan Non-negara

Pada tahun 2009, ADB menyetujui pinjaman non-negara sebesar $443 juta dan investasi penanaman modal/saham sebesar $220 juta, $72 juta dalam bentuk penjaminan, $276 juta dalam bentuk utang B, dan suatu perubahan besar dalam cakupan dan jumlah batas paparan Program Fasilitasi Perdagangan sebesar $850 juta atau dari $150 juta menjadi $1 milyar. Sampai 31 Desember 2009, total portofolio non-negara (investasi penanaman saham, pinjaman dan penjaminan) berjumlah $4,5 milyar. Pada bulan Oktober 2009, ADB menyetujui kebijakan dalam manajemen paparan untuk kegiatan non-negara (NSO), dengan menetapkan batasan jangka menengah bagi paparan non-negara yang setara dengan sekitar 15% dari perkiraan operasional secara keseluruhan dalam periode yang sama dan yang secara bertahap disejajarkan dengan pertumbuhan NSO.

Prof

il K

euan

gan

201

0

24

akses terhadap pasar modal, dan sumber keuangan yang terbatas bisa digunakan bagi pembangunan ekonomi. Produk yang ditawarkan ADB ini termasuk swap mata uang, termasuk swap mata uang lokal dan swap suku bunga.

Investasi penanaman saham

ADB menyediakan bantuan dalam bentuk investasi saham, sebagai tambahan terhadap utang tanpa jaminan pemerintah, dan skema pendanaan lain. Piagam ADB memungkinkan penggunaan OCR bagi investasi saham sejumlah paling tinggi 10% dari seluruh modal disetor ADB bersama dengan cadangan dan surplus, tidak termasuk cadangan khusus. Portofolio investasi saham secara total—baik untuk investasi saham yang belum dibayarkan atau telah disetujui tetapi belum dicairkan—berjumlah $1.046.0 juta pada tanggal 31 Desember 2009. Jumlah tersebut merefleksikan sekitar 68,0% dari batas atas yang ditetapkan Piagam ADB.

Pada tahun 2009, lima investasi saham berjumlah $220 juta disetujui, dibandingkan dengan tujuh investasi saham sejumlah $123 juta pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, ADB mencairkan sejumlah $59 juta investasi saham, yang merupakan penurunan sekitar 53,3% dari $126 juta yang dicairkan pada tahun 2008, dan menerima total $27 juta dari divestasi dan distribusi modal, baik sepenuhnya ataupun sebagian, dari 23 proyek. Divestasi tersebut dijalankan sesuai dengan praktik bisnis yang baik, setelah peran pembangunan ADB dalam melakukan investasi telah dipenuhi, dan tanpa menimbulkan ketidakstabilan pada perusahaan bersangkutan.

Penjaminan

Untuk menjadi katalisator aliran modal masuk ke dan dalam negara-negara berkembang anggota ADB untuk proyek proyek yang memenuhi syarat, ADB menyediakan penjaminan bagi proyek-proyek yang memenuhi syarat yang memungkinkan mitra pendanaan ADB mengalihkan risiko tertentu yang tidak bisa mereka hadapi atau kendalikan sendiri dengan mudah kepada ADB. Penjaminan ADB membantu proyek infrastruktur, institusi keuangan, investor pasar modal dan penyedia dana perdagangan, serta mencakup banyak ragam instrumen utang. Penjaminan tersebut dapat memberikan perlindungan secara keseluruhan (resiko keuangan) atau sebagian resiko termasuk risiko politik.

Penjaminan tersebut dapat disediakan ketika ADB berpartisipasi secara langsung atau tidak langsung dalam suatu proyek atau sektor terkait, melalui pinjaman, investasi saham atau bantuan teknis. Tenor untuk penjaminan

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

25

tersebut didasarkan pada kebutuhan dari proyek tersebut dan dapat diminta ketika peristiwa yang mendapatkan penjaminan terjadi. Instrumen saham tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan perlindungan penjaminan.

ADB menawarkan dua produk penjaminan utama—penjaminan risiko politik dan penjaminan kredit—keduanya ditujukan untuk mengurangi paparan risiko dari mitra pendanaan.

Sindikasi

Sindikasi memungkinkan ADB untuk mengalihkan sebagian atau semua risiko yang berhubungan dengan pinjaman dan penjaminan langsung ADB kepada mitra pendanaan sehingga mengurangi paparan kreditnya. Sindikasi, termasuk pengaturan fronting, reinsurance dan sell-down, digunakan oleh ADB untuk mengurangi dan diversifikasi profil risiko dari portofolio non-negaranya. Pada tahun 2009, ADB menyediakan dana sebesar $276,2 juta melalui sindikasi, semuanya dilakukan melalui utang B untuk mendanai tiga proyek berbeda.

Tabel 8: Portofolio Utang OCR Berdasarkan Produk Pinjaman Per 31 Desember ($ juta)

Negara Non-negara2009 2008 2009 2008

Pinjaman berbasis LIBOR Belum Dibayar 28.189 23.419 1.309a 1.138a

Belum Dicairkan 20.824 18.596 1.241a 1.504a

Pinjaman Berbasis Pasar Belum dibayar 449 482 79 115

Belum Dicairkan – – – –Kelompok Pinjaman SCLb-JPY Belum Dibayar 2.615 3.203 – – Belum Dicairkan – – – –Kelompok Pinjaman SCLb-US$ Belum Dibayar 6.482 7.054 – – Belum Dicairkan – 2 – –Fasilitas Bantuan Kontra Siklikal Belum Dibayar 2.000 – – – Belum Dicairkan 500 – – –Pinjaman Mata Uang Lokal Belum Dibayar – – 578 405 Belum Dicairkan – – 314 546Lainnya Belum Dibayar 19 22 12 12 Belum Dicairkan – – – –Total Belum Dibayar 39.754 34.181 1.978 1.670 Belum Dicairkanc 21.324 18.599 1.554 2.050

– = nol. a Termasuk pinjaman tanpa jaminan negara kepada badan usaha milik negara. b Pinjaman dalam mata uang tunggal. c Saldo pinjaman yang belum dicairkan termasuk pinjaman yang sudah efektif yang belum dicairkan dan pinjaman yang belum efektif.

Jumlah total belum tentu tepat karena pembulatan.

Prof

il K

euan

gan

201

0

26

Dana Khusus (sampai 31 Desember 2009)

Dana Khusus ADB terpisah dari dan merupakan tambahan bagi dana yang tersedia untuk inisiatif pembangunan melalui OCR. Dana tersebut dipertanggungjawabkan, dan digunakan, sepenuhnya terpisah satu sama lain dan dari OCR.

Dana tersebut digunakan untuk beragam kegiatan termasuk pinjaman lunak, hibah, dan bantuan teknis, dengan tujuan utama untuk mengurangi kemiskinan di wilayah Asia dan Pasifik.

Semua proses persetujuan dan administrasi untuk Dana Khusus ini akan menggunakan standar yang ketat sebagaimana berlaku bagi pinjaman OCR.

Dana Pembangunan Asia

Dana Pembangunan Asia (ADF) adalah bentuk pendanaan yang bersifat lunak/konsesi dari ADB bagi negara-negara berkembang anggota ADB yang memiliki produk nasional bruto per kapita yang rendah dan mempunyai keterbatasan dalam kapasitas membayar utang. Dana ini adalah satu-satunya sumber bantuan lunak yang bersifat multilateral yang khusus ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan untuk meningkatkan kualitas hidup di wilayah Asia dan Pasifik. Tiga puluh dua negara anggota donor ADB (regional dan non-regional) telah memberikan sumbangan untuk dana ini. Pendanaan bersama dengan mitra pembangunan bilateral dan multilateral menambah sumber dana ADF bagi ADB.

Pada bulan Agustus 2008, Dewan Gubernur ADB mengadopsi sebuah resolusi yang memungkinkan pengisian kembali Dana ADF yang kesembilan (ADF X) dan pengisian kembali secara reguler Dana Khusus Bantuan Teknis (TASF) yang ke empat. Hal ini mulai berlaku sejak 16 Juni 2009. Resolusi tersebut memungkinkan pengisian kembali dana dalam jumlah besar pada ADF untuk mendanai program-program bantuan lunak/konsesi ADB untuk periode 4 tahun dimulai pada Januari 2009, dan untuk pengisian kembali dana TASF bersamaan dengan pengisian

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

27

kembali dana ADF untuk mendanai operasi bantuan teknis TASF. Pada bulan Juni 2009, Dewan Direksi menyetujui tambahan bantuan $400 juta untuk negara yang hanya mendapatkan bantuan ADF saja. Jumlah total pengisian kembali dana dalam SDR7,4 milyar ($11,8 milyar), meliputi SDR7,2 milyar untuk ADF X dan SDR0,2 milyar untuk TASF. Sekitar 37% dari pengisian dana tersebut akan didanai dari kontribusi dari donor baru sejumlah SDR2,7 milyar (setara $4,2 milyar).

Pada tahun 2009, disetujui 45 pinjaman ADF sejumlah $2,2 milyar dibandingkan dengan 36 pinjaman berjumlah $1,8 milyar pada tahun 2008. Pencairan dana pada tahun 2009 berjumlah $2,2 milyar, meningkat sebesar 7,7% dari $2,0 milyar pada 2008. Pada akhir 2009, pencairan dana secara kumulatif dari sumber-sumber ADF sebesar $29,3 milyar. Pembayaran utang selama 2009 berjumlah $845,4 juta. Pada akhir 2009, jumlah keseluruhan utang ADF yang belum dibayar sebesar $28,0 milyar.

Dengan dimulainya pendanaan hibah pada pengisian kembali dana ADF yang kedelapan, pada tahun 2009 disetujui 27 hibah sejumlah $911,3 juta, pada tahun 2007 sebanyak 27 hibah dan pada tahun 2008 disetujui dana hibah sebesar $707,4 juta. Sementara 32 hibah berjumlah $952,5 juta berlaku efektif pada tahun 2009 sebelumnya pada tahun 2008, sebanyak 27 hibah berlaku efektif dengan jumlah $539,8 juta. Pada tahun 2009, digalang dana sebesar $140,3 juta dari sumber eksternal dalam pendanaan bersama pinjaman untuk tujuh proyek pinjaman senilai $279,5 juta.

Dana Khusus Bantuan Teknis

TASF merupakan sumber pendanaan hibah penting bagi kegiatan bantuan teknis (TA) ADB. Pada bulan Agustus 2008, Dewan Gubernur mengadopsi resolusi yang memungkinkan ADF X dan pengisian kembali secara reguler dana TASF yang keempat. Dengan mempertimbangkan perkiraan permintaan sumber dana dan ketersediaan dana dari sumber lain, para donor setuju memberikan kontribusi 3% dari seluruh pengisian kembali dana untuk pengisian kembali dana TASF yang keempat. Pengisian kembali dana tersebut akan meliputi periode 4-tahun dari 2009 hingga 2012. Sampai 31 Desember 2009, 26 donor telah berkomitmen memberikan dana sejumlah $288,0 juta untuk TASF, sebagai bagian dari ADF X dan pengisian kembali secara reguler dana TASF yang keempat. Dari total komitmen tersebut, $70,9 juta telah diterima.

Komitmen bantuan teknis (yang telah disetujui dan efektif) dinaikkan dari $108,2 juta pada 2008 manjadi $117,2 juta pada tahun 2009 untuk 174 proyek bantuan teknis (TA) yang menjadi efektif pada tahun tersebut. Komitmen yang belum dicairkan untuk TA naik menjadi $258,9 juta per 31 Desember 2009 ($222,7 juta per 31 Desember 2008). TASF mendanai 51,2% dari total kegiatan TA yang disetujui tahun 2009.

Prof

il K

euan

gan

201

0

28

Dana Khusus Jepang

Dana Khusus Jepang (JSF) dibentuk pada tahun 1988 untuk membantu negara-negara berkembang anggota ADB merestrukturisasi ekonomi mereka dan memperluas peluang untuk investasi baru, terutama melalui kegiatan TA. Sampai 31 Desember 2009, kontribusi kumulatif Jepang untuk dana ini sejak dibentuk pada tahun 1988 berjumlah ¥112,9 milyar (setara dengan sekitar $973,7 juta) terdiri dari kontribusi reguler ¥94,8 milyar (setara $822,9 juta) dan kontribusi tambahan ¥18,1 milyar (setara $150,8 juta). Dana yang belum ditetapkan penggunaannya, termasuk TA yang telah disetujui, sampai 31 Desember 2009 berjumlah $40,0 juta.

Hibah TA yang didanai JSF terus membantu kegiatan ADB yang bertujuan mengurangi kemiskinan. Pada tahun 2009, 42 proyek TA sejumlah $41,6 juta disetujui dan 38 proyek senilai $42,3 juta menjadi efektif. Sisa komitmen dana yang belum dicairkan berjumlah $94,1 juta per 31 Desember 2009 dibandingkan dengan $95,8 juta per 31 Desember 2008. Pada tahun 2009, JSF mendanai 16% dari total operasi TA yang disetujui ADB, termasuk 28% dari total jumlah persiapan proyek TA selama tahun tersebut.

Dana Khusus Institut ADB

Institut ADB dibentuk 1996 sebagai cabang lembaga dari ADB, yang bertujuan untuk mengidentifikasi strategi pembangunan yang efektif dan perbaikan kapasitas agar pembangunan dapat dikelola dengan baik di negara-negara berkembang anggota ADB. Biaya operasional Institut ADB dipenuhi dari Dana Khusus Institut ADB yang dikelola oleh ADB sejalan dengan peraturan dari Institut ADB. Pada tahun 2009, Jepang berkomitmen memberikan kontribusinya yang ke-14 sejumlah ¥0,74 milyar (setara $8,0 juta), yang dilaporkan sebagai kewajiban dari penyumbang.

Sampai 31 Desember 2009, kontribusi kumulatif berjumlah ¥17,2 milyar (setara sekitar $149,3 juta) tidak termasuk penyesuaian selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan. Dari total kontribusi yang diterima, $142,2 juta telah digunakan sampai akhir tahun terutama untuk riset dan aktifitas pengembangan kapasitas termasuk mengadakan simposium, forum, dan pelatihan; membuat laporan riset, publikasi, dan situs web; dan untuk biaya administratif. Saldo aktiva bersih (tidak termasuk properti, perabotan, dan peralatan) yang tersedia untuk proyek dan program masa depan berjumlah $7,1 juta.

Dana Tsunami Asia

Dana Tsunami Asia (ATF) dibentuk Februari 2005 sebagai tanggapan terhadap kondisi khusus di negara-negara berkembang anggota ADB yang terkena dampak tsunami 26 Desember 2004. ADB memberikan kontribusi sebesar

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

29

$600 juta kepada ATF, dan dari jumlah itu $50 juta dana tidak terpakai dan ditransfer kembali kepada OCR ($40 juta pada November 2005 dan $10 juta pada Juni 2006) dan ditransfer ke Dana Tanggapan Bencana Asia Pasifik ($40 juta pada bulan Mei 2009). Selain itu, Australia menyumbang $3,8 juta, dan Luxembourg, $1,0 juta. Sampai 31 Desember 2009, total sumber dana ATF berjumlah $586,8 juta, dan $582,3 juta diantaranya telah digunakan, sehingga terdapat sisa anggaran sebesar $4,5 juta ($46,4 juta pada 2008).

Tidak ada TA atau hibah yang disetujui atau efektif selama 2009. Sisa komitmen anggaran yang belum dicairkan sampai 31 Desember 2009 berjumlah $116,8 juta, dibandingkan dengan $248,3 juta pada akhir 2008.

Dana Gempa Bumi Pakistan

Dana Gempa Bumi Pakistan (PEF) dibentuk November 2005 sebagai tanggapan atas kebutuhan khusus Pakistan setelah terjadinya gempa bumi pada Oktober 2005. PEF berfungsi sebagai dana khusus untuk pembiayaan hibah darurat untuk proyek investasi dan bantuan teknis untuk membantu rekonstruksi, rehabilitasi dan kegiatan pembangunan sejenisnya secara cepat. ADB berkontribusi $80 juta bagi PEF. Selain itu, Australia, Belgia, Finlandia, dan Norwegia masing-masing menyalurkan $15,0 juta, $14,3 juta, $12,3 juta, dan $20,0 juta. Sampai 31 Desember 2009, sumber total PEF berjumlah $143,9 juta, dari jumlah itu $140,6 juta telah digunakan, sehingga sisa anggaran sebesar $3,3 juta.

Tidak ada TA atau hibah yang disetujui atau efektif selama 2009. Neraca komitmen yang belum dicairkan sampai 31 Desember 2009 berjumlah $49,4 juta, dibandingkan dengan $66,2 juta pada akhir 2008.

Dana Integrasi dan Kerja Sama Regional

Dana Integrasi dan Kerja Sama Regional (RCIF) dibentuk Februari 2007 sebagai tanggapan atas meningkatnya permintaan untuk kerja sama regional dan kegiatan integrasi sesama anggota ADB di wilayah Asia dan Pasifik. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kerja sama regional dan integrasi (RCI) di wilayah Asia dan Pasifik dengan memfasilitasi pengumpulan dan penyediaan sumber dana dan pengetahuan tambahan untuk membantu kegiatan RCI. ADB menyumbang $40 juta untuk RCIF sebagai bagian dari alokasi pendapatan bersih OCR 2006. Sampai 31 Desember 2009, sumber dana dari RCIF secara keseluruhan berjumlah $42,9 juta, $30,4 juta di antaranya telah digunakan, sehingga terdapat sisa anggaran $12,5 juta ($24,6 juta per 31 Desember 2008).

Pada tahun 2009, 12 TA dan satu tambahan TA berjumlah $12,1 juta mulai berlaku efektif (13 TA berjumlah $10,5 juta pada 2008). Sisa

Prof

il K

euan

gan

201

0

30

komitmen yang belum dicairkan per 31 Desember 2009 berjumlah $23,1 juta, dibandingkan dengan $16,6 juta sampai akhir 2008.

Dana Perubahan Iklim

Dana Perubahan Iklim (CCF) dibentuk April 2008 untuk memfasilitasi investasi yang lebih besar di negara-negara berkembang anggota ADB untuk mengatasi penyebab dan akibat dari perubahan iklim bersamaan dengan bantuan ADB sendiri dalam berbagai sektor terkait. ADB menyediakan kontribusi awal $40,0 juta pada Mei 2008, sebagai bagian dari alokasi pendapatan bersih OCR 2007. Sampai 31 Desember 2009, sumber dana berjumlah $40,9 juta, $14,2 juta diantaranya telah digunakan, sehingga sisa anggaran sebesar $26,7 juta ($37,4 juta pada tahun 2008).

Pada tahun 2009, 12 TA dan hibah berjumlah $10,7 juta (satu TA senilai $3,0 juta – 2008) telah disetujui dan menjadi efektif. Sisa komitmen yang belum dicairkan sampai 31 Desember 2009 berjumlah $13,0 juta, dibandingkan dengan $3,0 juta sampai akhir 2008.

Dana Tanggapan Bencana Asia Pasifik

Dana Tanggapan Bencana Asia Pasifik (APDRF) dibentuk April 2009, untuk menyediakan secara tepat waktu sumber dana hibah bagi negara-negara berkembang anggota ADB yang terkena dampak bencana alam. Dana awal $40,0 juta ditransfer dari ATF pada bulan Mei 2009. Dengan pendapatan akumulasi dari investasi dan sumber lain sejumlah $0,1 juta, sumber total APDRF sampai 31 Desember 2009 adalah $40,1 juta, dan $7,0 juta di antaranya telah digunakan, sehingga sisa anggaran berjumlah $33,1 juta.

Tiga hibah disetujui tahun 2009, sisa komitmen yang belum dicairkan per 31 Desember 2009 berjumlah $7,0 juta.

Pendanaan Bersama Hibah (per 31 Desember 2009)

Trust fund (dana amanah) dan hibah khusus untuk proyek merupakan instrumen yang sangat penting untuk memobilisasi dan menyalurkan hibah dari sumber eksternal untuk mendanai TA dan komponen dari proyek investasi. Dana-dana ini memainkan peran penting dalam melengkapi sumber dana dari ADB sendiri untuk memenuhi kebutuhan untuk pengembangan kapasitas dan permintaan khusus lainnya dari negara-negara berkembang anggota ADB. Mitra ADB dari lembaga multilateral, bilateral, dan sektor swasta telah memberikan kontribusi hibah sekitar $3,0 milyar bagi kegiatan ADB. Tahun 2009, terdapat dana senilai $218,2 juta dalam bentuk pendanaan bersama

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

31

hibah bagi proyek yang disetujui ADB terdiri dari $64,1 juta untuk 86 proyek TA dan $154,1 juta sebagai komponen hibah untuk 23 proyek investasi.

Pada akhir 2009, terdapat 37 trust fund dalam administrasi aktif ADB yang terdiri dari trust fund dengan 22 donor tunggal, 13 multidonor, dan 2 multilateral donor untuk mendanai kegiatan di berbagai sektor atau untuk tema-tema khusus, termasuk pengentasan kemiskinan, tata kelola pemerintahan, gender dan pembangunan, pengelolaan hasil pembangunan, HIV/AIDS, air, iklim, energi, pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi, serta perdagangan dan keuangan.

Pada awalnya, trust fund didirikan melalui perjanjian penyaluran pendanaan yang khusus berdasarkan donor, untuk berbagai sektor, yang difokuskan terutama pada pendanaan operasi bantuan teknis. Baru-baru ini, untuk mendukung sektor-sektor yang menjadi prioritas dalam Strategi 2020 dan juga sejalan dengan upaya-upaya harmonisasi dan strategi kemitraan pembiayaan ADB, maka ADB telah mendirikan trust fund berdasarkan perjanjian yang sama dengan dengan mitra-mitra pembangunan dan pembiayaan melalui instrumen kontribusi. Semua ini dibentuk dalam sebuah payung fasilitas dari kemitraan pendanaan yang berfokus kepada tema dan sektor, dan bantuan teknis serta komponen hibah dari proyek investasi. Pada saat ini, terdapat empat fasilitas pendanaan kemitraan yang membantu proyek dalam sektor air, energi bersih, kerja sama dan integrasi regional, dan pendanaan pengembangan kota.

Tahun 2009, komitmen terhadap trust fund yang baru ini berjumlah $126,0 juta. Bulan Juli, ADB dan Lembaga Global Carbon Capture and Storage Institute yang bermarkas di Canberra, Australia, menandatangani perjanjian untuk mendirikan Carbon Capture and Storage Fund sesuai dengan Fasilitas Kemitraan Pembiayaan Energi Bersih (Clean Energy Financing Partnership Facility). Dalam perjanjian ini, Global Carbon Capture and Storage Institutemenyediakan sekitar $17,2 juta untuk membantu pemisahan dan penangkapan serta penyimpanan emisi karbon yang kian meningkat di Asia. Pada bulan November, Inggris bersama-sama dengan ADB menandatangani kemitraan strategis baru selama 5-tahun (2009–2013) untuk kemitraan yang strategis guna memerangi kemiskinan di India dan memberikan kontribusi sebesar $23,0 juta bagi kemitraan itu. Suatu fasilitas multidonor, Fasilitas Kemitraan Pembiayaaan Urban (Urban Financing Partnership Facility ), didirikan bulan Desember dan dibawah fasilitas ini dibentuk Dana Infrastruktur Lingkungan Urban (Urban Environmental Infrastructure Fund) dan Swedia berkomitmen untuk memberikan hibah sejumlah $13,8 juta dan kapasitas penjaminan sebesar $72,0 juta. Selain itu, juga disetujui pendirian Dana Teknologi Bersih ADB (ADB Clean Technology Fund ) dan Dana Perubahan Iklim Yang Strategis ADB (ADB Strategic Climate Fund ) yang dikelola oleh ADB dan untuk itu akan ditransfer sekitar $700 juta dari dana investasi iklim World Bank.

Tahun 2009, sejumlah $70,3 juta dimobilisasi dalam bentuk kontribusi dan pengisian kembali dana yang sudah ada dari Australia, Jepang, Luxemburg, dan Spanyol. Juga, Belgia, Finlandia, Republik Korea dan Swedia merupakan

Prof

il K

euan

gan

201

0

32

kontributor pertama bagi Future Carbon Fund,1 masing-masing berkomitmen sebesar $20 juta.

Dana Perwalian Yang Dikelola oleh ADB

Program Beasiswa Jepang

Program Beasiswa Jepang (JSP), didanai oleh Pemerintah Jepang, didirikan 1988 untuk menyediakan kesempatan bagi penduduk negara-negara berkembang anggota ADB yang berkualitas untuk menjalani pendidikan lanjutan dalam bidang ekonomi, manajemen, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bidang pembangunan lainnya di lembaga-lembaga pendidikan terpilih di kawasan tersebut.

Saat ini, ada 20 lembaga di 10 negara yang berpartisipasi dalam JSP. Antara 1988 dan 2009, Jepang menyumbang $107,5 juta. Sejumlah 2.551 beasiswa telah diberikan kepada penerima dari 35 negara anggota. Dari jumlah itu, 2.216 telah menyelesaikan pendidikannya. Sejumlah 878 beasiswa diberikan kepada perempuan. Rata-rata 158 beasiswa diberikan setiap tahun.

Dana Jepang Untuk Pengurangan Kemiskinan

Pemerintah Jepang mendirikan Dana Jepang untuk Pengurangan Kemiskinan (JFPR) bulan Mei 2000 untuk membantu pengentasan kemiskinan dan kegiatan pembangunan sosial lainnya yang terkait yang dapat banyak memberikan nilai tambah pada royek-proyek yang didanai ADB. Sampai saat ini, dana tersebut telah menerima kontribusi sebesar $392,9 juta, 132 proposal hibah senilai $335,6 juta telah disetujui, dan 16 proyek bernilai $35,3 juta telah disetujui pada tahun 2009.

Pada waktu Pertemuan Tahunan ADB pada bulan Mei 2009, Jepang mengumumkan akan menyediakan $100 juta dari JFPR untuk membantu proyek dan TA yang akan mengatasi dampak krisis keuangan. Tanggal 6 Oktober 2009, Dewan menyetujui kerangka yang sudah diperbaharui bagi JFPR, menggabungkan proyek hibah Jepang dengan bantuan TA dalam satu payung, dan memuluskan jalan bagi pendekatan yang lebih komprehensif dalam penggunaan dana-dana tersebut dalam mengatasi kemiskinan, membangun sumber daya manusia, dan memperkuat lembaga dan masyarakat di kawasan ini. Hal ini menempatkan JFPR sebagai kendaraan utama bagi bantuan teknis dan bantuan hibah dari Jepang.

1 Didirikan oleh ADB tahun 2008 untuk menyediakan sumber pendanaan baru untuk proyek-proyek yang dijalankan oleh negara-negara berkembang anggota ADB, yang membantu dan mendorong proyek efeisiensi energi dan energi terbarukan serta proyek-proyek lainnya yang memberikan keuntungan dalam pengurangan gas rumah kaca dalam jangka panjang setelah 2012.

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

33

Anggota ADB (sampai 31 Desember 2009)

AfghanistanArmenia Australia* Azerbaijan BangladeshBhutanBrunei DarussalamKambojaRepublik Rakyat Cina Kepulauan Cook Kepulauan Fiji GeorgiaHong Kong, CinaIndiaIndonesia Jepang*KazakhstanKiribatiRepublik Korea*Republik Kirgistan Republik Demokrasi Rakyat Laos MalaysiaMaladewa Kepulauan Marshall

Negara Federasi Mikronesia MongoliaMyanmar NauruNepalSelandia Baru*Pakistan PalauPapua NuginiFilipinaSamoaSingapura Kepulauan SolomonSri Lanka Taipei,Cina Tajikistan Thailand Timor-Leste TongaTurkmenistanTuvaluUzbekistan Vanuatu Viet Nam

Nonregional

Austria* Belgia* Kanada* Denmark* Finlandia* Perancis* Germany* Irlandia* Itali* Luxembourg*

Belanda* Norwegia*Portugal*Spanyol*Swedia*Swiss*Turki* Inggris* Amerika*

Regional

* Anggota OECD.

Prof

il K

euan

gan

201

0

34

Direktori

Asian Development Bank

6 ADB Avenue, Mandaluyong City 1550, Metro Manila Philippines

Tel +63 2 632 4444 Fax +63 2 636 2444 E-mail [email protected]: ASDBPHMM

Kantor Presiden Presiden Haruhiko KurodaWakil Presiden (Operasi 1) Xiaoyu ZhaoWakil Presiden (Operasi 2) C. Lawrence Greenwood, Jr.Wakil Presiden (Pengelolaan Pengetahuan dan Pembangunan Berkelanjutan) Ursula Schaefer-PreussWakil Presiden (Keuangan dan Administrasi) Bindu N. LohaniDirektur Jendral Pelaksana Rajat M. Nag

Departemen Perbendaharaan

Kantor Perbendaharaan Mikio Kashiwagi +63 2 632 4700Bendahara [email protected]

Jingdong Hua +63 2 632 6514Wakil Bendahara [email protected]

Divisi Pendanaan Kazuki Fukunaga +63 2 632 4713Asisten Bendahara [email protected]

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

35

Pendanaan Dalam Mata Uang Utam Maria A. Lomotan +63 2 632 4478 [email protected]

Ana A. Kotamraju +63 2 632 4737 [email protected]

Yue Shen +63 2 632 5548 [email protected]

Simon Chan +63 2 632 5749 [email protected]

Pendanaan Dalam Mata Uang Lokal Monish Mahurkar +63 2 632 6811 [email protected]

Michael L. de los Reyes +63 2 632 5647 [email protected]

Fax Langsung +63 2 632 4120

Divisi InvestasiMichael T. Jordan +63 2 632 4712 Asisten Bendahara [email protected]

Managemen Portofolio Yukihiro Nishimiya +63 2 632 4776 [email protected]

Masashi Kuronuma +63 2 632 4788 [email protected]

Woo Suk Chang +63 2 632 4678 [email protected]

Strategi dan Analitis KuantitatifChun Du +63 2 632 4524 [email protected]

Fax Langsung +63 2 632 4707

Prof

il K

euan

gan

201

0

36

Divisi Kebijakan dan Perencanaan Keuangan Tobias C. Hoschka +63 2 632 4701Asisten Bendahara [email protected]

Managemen Aset dan Kewajiban Chai Sun Kim +63 2 632 4782 [email protected]

Anthony M. Ostrea +63 2 632 4371 [email protected]

Kebijakan dan Perantaraan Rajesh Poddar +63 2 632 4714 [email protected]

Im-em Unkavanich +63 2 632 4704 [email protected]

Lili Zou +63 2 632 4752 [email protected]

Pelayanan KlienDeepak Taneja +63 2 632 4616 [email protected]

Fax langsung +63 2 636 2631

Divisi Layanan PerbendaharaanBenjamin Lee +63 2 632 4730Asisten Bendahara [email protected]

Managemen Obligasi dan Derivatif Jose Morales +63 2 632 4277 [email protected]

Bond and Derivatives ManagementChanghan Lee +63 2 632 5395 [email protected]

Pengelolaan UangSukhumarn Phanachet +63 2 632 5476 [email protected]

Bank Pembangunan Asia (AD

B)

37

Pembayaran untuk Pinjaman, Bantuan Teknis dan Pengeluaran Administrasi Nuzhat Khan +63 2 632 4793 [email protected]

Penyelesaian Transaksi InvestasiAsad Alamgir +63 2 632 4732 [email protected]

Dukungan system dan managemen data Ayite Gaba +63 2 632 4106 [email protected]

Direct Fax +63 2 636 2635

ADB Online

Informasi Umum www.adb.org

Informasi Finansial www.adb.org/finance

Pantauan Ekonomi Asia www.aric.adb.org

Prof

il K

euan

gan

201

0

38

Singkatan dan Akronim

ACN Asian currency note (surat berharga dalam mata uang Asia)ADB Asian Development Bank (Bank Pembangunan Asia)ADF Asian Development Fund (Dana Pembangunan Asia)APDRF Asia Pacific Disaster Response Fund (Dana Tanggapan

Bencana Asia Pasifik)ASC Accounting Standards Codification (Kodifikasi Standar

Akuntansi)ATF Asian Tsunami Fund (Dana Tsunami Asia)AUD Australian dollar (Dolar Australia)CCF Climate Change Fund (Dana Perubahan Iklim)DMC developing member countries (Negara-negara berkembang

anggota ADB)ECP Euro-commercial Paper (Surat Berharga Komersial Euro)GMTN global medium-term note (Surat Berharga Jangka Menengah

Global)JFPR Japan Fund for Poverty Reduction (Dana Jepang untuk

Pengurangan Kemiskinan)JSF Japan Special Fund (Dana Khusus Jepang)JSP Japan Scholarship Program (Program Beasiswa Jepang)LBL LIBOR-based loan (Pinjaman berbasis LIBOR)LCL local currency loan (Pinjaman dalam Mata Uang Lokal)LIBOR London Interbank Offered Rate (Tingkat Suku Bunga yang

Ditawarkan Antarbank di London)MYRMTN Malaysian Ringgit Medium-Term Note (Surat Berharga

Jangka Menengah dalam Ringgit Malaysia)OCR ordinary capital resources (sumber dana komersial ADB)OECD Organisation for Economic Co-operation

and Development (Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan)

ORM Office of Risk Management (Kantor Manajemen Risiko)PEF Pakistan Earthquake Fund (Dana Gempa Bumi Pakistan)RCIF Regional Cooperation and Integration Fund (Dana Integrasi

dan Kerja Sama Regional)SCL single currency loan (pinjaman dalam mata uang tunggal)TA technical assistance (bantuan teknis)TASF Technical Assistance Special Fund (Dana Khusus Bantuan

Teknis)

Tentang Asian Development Bank

Visi ADB adalah kawasan Asia dan Pasifik yang bebas dari kemiskinan. Misinya adalah membantu negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya mengurangi kemiskinan secara signifikan dan memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat mereka. Meskipun telah tercapai banyak kemajuan di kawasan ini namun kawasan ini masih dihuni oleh sepertiga dari penduduk miskin dunia, 1,8 milyar orang yang hidup dengan kurang dari $2 per hari dan 903 juta orang mengalami kesulitan hidup dengan kurang dari $1,25 per hari. ADB berkomitmen mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dengan lingkungan yang berkelanjutan dan integrasi regional.

ADB berkedudukan di Manila dan dimiliki oleh 67 negara termasuk 48 negara dari kawasan. Instrumen utamanya untuk membantu negara-negara anggotanya dalam dialog kebijakan, pinjaman, investasi penyertaan modal, penjaminan, hibah dan bantuan teknis.

Asian Development Bank6 ADB Avenue, Mandaluyong City1550 Metro Manila, Philippineswww.adb.orgPublication Stock No. ARM112982